resume asistensi

6
Laboratorium Makropaleontologi 2012 Resume Asistensi 1. Pengenalan Fosil Fosil adalah sisa, jejak kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah, berumur lebih tua dari Holosen (10.000 tahun). Fosil berasal dari kata fodere, yang berarti menggali, atau sesuatu yang terpendam. Fosilisasi adalah semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau tumbuhan dalam sedimen yang terakumulasi serta mengalami pengawetan, baik seluruh atau sebagian maupun jejak-jejaknya. Tidak setiap makhluk hidup yang tertimbun bisa disebut fosil, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi agar dapat dikatakan sebagai fosil, yaitu : Organisme segera terhindar dari perusakan. Agar menjadi fosil, organisme tidak boleh rusak ataupun terurai. Organisme harus segera tertutupi oleh material pelindung. Agar menjadi fosil, organisme harus tertutupi oleh lapisan yang kedap oksigen dikarenakan tidak akan ada bakteri ataupun pengurai lainnya yang dapat hidup di tempat yang kedap oksigen, selain itu agar organisme tidak terurai oleh oksigen. Organisme memiliki bagian tubuh yang resisten. Luthfian Azmi Ibadi 111.110.104 Plug 6 Page 1

description

makropal

Transcript of resume asistensi

Page 1: resume asistensi

Laboratorium Makropaleontologi 2012

Resume Asistensi

1. Pengenalan Fosil

Fosil adalah sisa, jejak kehidupan purba yang terawetkan secara

alamiah, berumur lebih tua dari Holosen (10.000 tahun). Fosil berasal dari

kata fodere, yang berarti menggali, atau sesuatu yang terpendam. Fosilisasi

adalah semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau tumbuhan

dalam sedimen yang terakumulasi serta mengalami pengawetan, baik

seluruh atau sebagian maupun jejak-jejaknya. Tidak setiap makhluk hidup

yang tertimbun bisa disebut fosil, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi

agar dapat dikatakan sebagai fosil, yaitu :

Organisme segera terhindar dari perusakan.

Agar menjadi fosil, organisme tidak boleh rusak ataupun terurai.

Organisme harus segera tertutupi oleh material pelindung.

Agar menjadi fosil, organisme harus tertutupi oleh lapisan yang kedap

oksigen dikarenakan tidak akan ada bakteri ataupun pengurai lainnya

yang dapat hidup di tempat yang kedap oksigen, selain itu agar

organisme tidak terurai oleh oksigen.

Organisme memiliki bagian tubuh yang resisten.

Agar menjadi fosil, organisme harus memiliki bagian tubuh yang kuat

seperti tulang dan gigi sehingga dapat meninggalkan sisa walaupun

tubuhnya telah hilang.

2. Asal Usul Fosil

Biocoenoses

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 6 Page 1

Page 2: resume asistensi

Laboratorium Makropaleontologi 2012

Tempat terjadinya pemfosilan tetap berada di lingkungan hidup

organisme tersebut.

Thanatocoenoses

Tempat terjadinya pemfosilan bukan berada di lingkungan hidup

organisme tersebut, dengan kata lain organisme tersebut telah

berpindah ketikan hidup.

Reworked Fosil

Fosil yang berada di lapisan yang berumur lebih muda dari fosil

tersebut.

Displaced Fosil

Fosil yang belum terlithifikasi lalu tertransport (akibat erosi, dan

semacamnya) ke tempat lain lalu terlithifikasi di tempat itu.

3. Jenis Pemfosilan

Fosil yang tidak termineralisasikan

Terjadi bisa karena salju, amber, kondisi kering dengan kelembaban

sangat kecil, salinitas tinggi dan aspal. Adapun proses destilasi yang mana

kandungan gas dan air pada organisme menguap dan meninggalkan residu

carbon.

Fosil yang termineralisasikan

Penambahan, pengurangan atau penggantian seluruh atau sebagian

zat-zat penyusun organisme saat pefosilan terjadi. Beberapa jenis fosil yang

temineralisasikan, yaitu :

Replacement

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 6 Page 2

Page 3: resume asistensi

Laboratorium Makropaleontologi 2012

Penggantian total dari material penyusun rumah organisme

dengan mineral-mineral asing, misal : kalsit, aragonite, phospat, silika,

dan lainnya.

Histometabasis

Penggantian total tiap-tiap molekul dari jaringan pada tumbuh-

tumbuhan oleh mineral-mineral asing yang meresap kedalam jasad

tumbuh-tumbuhan ketika jasad tersebut telah terpendam dalam tanah.

Permineralisasi

Proses pengisian oleh mineral-mineral asing kedalam tiap-tiap

lubang kecil (pori-pori) yang terdapat pada kulit kerang.

Pemfosilan yang lain

Impression : fosil yang hanya meninggalkan bentukan atau cetakan

bentuk organisme.

Fosil jejak : fosilyang berupa jejak kaki, bekas lingkungan hidup, feses,

krikil yang termakan.

4. Kegunaan Mempelajari Fosil

a. Fosil Sebagai Indikator Lingkungan Pengendapan.

Dalam menentukan lingkungan pengendapan, fosil sangat berperan

penting yang mana fosil dapat menunjukan lingkungan atau keadaan tempat

pengendapan fosil tersebut ditemukan. Fosil tidak mungkin terbentuk di

sembarang tempat. Fosil dapat menunjukkan lingkungan pengendapan baik

asam maupun basa.

b. Fosil Sebagai Indikator Paleogeografi.

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 6 Page 3

Page 4: resume asistensi

Laboratorium Makropaleontologi 2012

Fosil berguna dalam mempelajari bentuk fisik suatu daerah di masa

lampau. Fosil dapat merekonstruksi suatu daerah ke zaman umur fosil

ditemukan. Dengan ditemukannya fosil tersebut, geolog dapat mengetahui

bentuk daerah tersebut di masa lampau.

c. Fosil Sebagai Indikator Umur Geologi.

Penentuan umur geologi dapat dilakukan dengan meneliti fosil.

Lapisan yang mana fosil ditemukan dapat menjadi indikator umur fosil.

Dengan mengetahui umur fosil, geolog dapat memperkirakan umur suatu

batuan maupun lapisan.

d. Fosil Sebagai Indikator Proses Sejarah Geologi.

Fosil dapat menunjukkan proses geologi suatu wilayah. Ditemukannya

fosil dapat mengidentifikasi aktivitas tektonik lempeng daerah tesebut

maupun proses geologi lainnya yang mengubah bentuk fisik daerah

tersebut. Penemuan fosil akan mengidentifikasi jika fosil tersebut telah

tertransport ataupun telah berpindah ke lapisan lainnya, sehingga geolog

dapat mengetahui proses geologi yang telah terjadi.

e. Fosil Sebagai Indikator Evolusi dan Migrasi.

Fosil yang ditemukan di suatu daerah tidak selalu fosil organisme

native (asli) yang menduduki daerah tersebut. Terkadang ditemukan fosil

organisme yang bukan merupakan organisme yang berhabitat di daerah itu.

Ini menunjukkan bahwa adanya migrasi suatu organisme. Disamping itu fosil

juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya evolusi yang terjadi di daerah

ditemukannya fosil tersebut.

f. Fosil Sebagai Indikator Tektonik.

Fosil akan ditemukan di lapisan-lapisan tertentu. Fosil dapat dijadikan

indikator pergerakan lempeng tektonik. Ditemukannya fosil di lapisan yang

tidak semestinya dapat menjadi indikasi adanya pergerakan lempeng

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 6 Page 4

Page 5: resume asistensi

Laboratorium Makropaleontologi 2012

tektonik yang membuat lapisan fosil berubah (terangkat maupun turun)

ataupun mentransport fosil ke lapisan yang tidak semetinya (jika disesuaikan

dengan umur fosil).

g. Fosil Sebagai Indikator Iklim.

Fosil dapat dijadikan sebagai penentu iklim di masa lampau. Fosil yang

ditemukan di lapisan tertentu akan menunjukkan iklim yang pernah terjadi di

masa lampau.

h. Fosil Sebagai Sumber Energi dan Berharga.

Fosil merupakan bahan yang akan menjadi minyak bumi. Sumber

energi yang kita dapat dari bahan bakar fosil sangatlah penting untuk

menunjang kehidupan manusia. Fosil merupakan kotak hitam yang dapat

membawa kita ke masa lalu, hal ini yang menjadikan fosil sangatlah

berharga.

Luthfian Azmi Ibadi111.110.104Plug 6 Page 5