Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
-
Upload
yunie-octavia -
Category
Education
-
view
350 -
download
4
Transcript of Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antara Peserta Didik
A. Sejarah Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama – sama dengan saling membantu satu
sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama
untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan
siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain ataupun siswa yang
agresif dan tidak peduli pada yang lain.
Dalam prakteknya pembelajaran kooperatif di ruang –ruang kelas,
yang akan menumbuhkan rasa persahabatan dan perdamaian, karena
pembelaran kooperatif ini memandang siswa sebagai makhluk sosial.
Beberapa ciri pembelajaran kooperatif:
a. Setiap anggota memilliki peran
b. Terjadinya hubungan interaksi langsung antara siswa
c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan
juga teman – teman sekelompoknya
d. Guru membantu mengembangkan keterampilan – keterampilan
interpersonal kelompok
e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan
Setelah pembelajaran kooperatif dilaksanakan, guru haruss
berusaha menanamkan dan membina sikp demokrasi di antara para
siswanya. Hal ini di maksudkan agar suasana sekoolah khususnya suasana
kelas dapat menumbuhkan kepribadian siswa yang demokratis dan dapat
diharapkan suasana terbuka dengan kebiasaan – kebiasaan kerja sama,
terutama dalam memecahkan kesulitan – kesulitan.
B. Sasaran Pembelajaran Kooperatif
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif membutuhkan
partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Tujuan utama
dalampenerapan model belajar mengajar pembelajarann kooperatif adalah
agar peserta didik dapat belajar secara kelompok bersama teman –
temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
Terdapat 3 konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran
kooperatif sebagaimana dikemukakan Slavin, yaitu penghargaan
kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama
untuk berhasil. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pengetahuanm, kemampuan, dan keterampilan secara
penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis.
Selanjutnya Jaroline dan Parker (1993) mengatakan keunggulan
yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah:
a. Saling ketergantungnya yang positif
b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
d. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa
dan guru
f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan
pengalaman emosi yang menyenangkan
Sedangkan kelemahannya bersumber pada dua faktor, yaitu
faktor intern dan ektern. Faktor dari dalam adalah
a. Guru harus mempersiapakan pembelajaran secara matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan
waktu
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka
dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup
memadai
c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada
kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas
meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini
mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif
Pada dasarnay model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai setidak – tidaknya 3 tujuan pembelajaran penting yang
dirangkum Ibrahim, et al(2000)
a. Hasil belajar akademik
b. Penerimaan perbedaan individu
c. Pengembangan keterampilan sosial
C. Kerangka Pembelajaran Kooperatif
Dalam membentuk kefahaman siswa, pembelajaran secara
pemebelajaran kooperatif juga dapat digunakan untuk pelajar faham
tentang sesuatu konsep dan ide yang lebih jelas apabila mereka terlibat
secara langsung dalam pembinaan pengetahuan baru. Terdapat berbagai
teori dalam kita mempelajari pembelajaran kooperatif tiga diantaranya
sebagaimna disebutkan:
a. Teori Ausubel
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan.
Menurutnya bahan pelajaran yang dipelajari haruslah bermakna.
Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi
baru pada konsep – konsep relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Struktur kognitif adalah fakta –fakta, konsep –
konsep, dan generalisasi – generalisasi yang telah dipelajari dan
diingat siswa.
b. Teori Piagert
Menurut Piaget (1996), setiap individu mengalami tingkat – tingkat
perkembangan intelektual. Dalam hubungannya dengan pembelajaran,
teori ini mengacu kepada kegiatan pembelajaran yang harus
melibatkan partisipasi peserta didik. Sehingga menurut teori ini
pengetahuan tidak hanya sekedar dipindahkan secara verbal tetapi
harus dikonstruksi dan direkontruksi peserta didik. Sebagai realisasi
teori ini, maka dalam kegiatan oembelajaran peserta didik haruslah
bersifat aktif. Pembelajaran kooperatif adalah sebuah model aktif dan
partisipasi
c. Teori Vygotsky
Vygotsky (1997) mengemukakan pembelajaran merupakan suatu
perkembangan pengertian. Ia membedakan adanya dua pengetian yang
spontan dan yang ilmiah. Pengertian yang spontan adalah pengertian
yang didapatkan dan pengalaman anak sehari – hari. Pengertian ilmiah
adalah pengertian yang didapat diruang kelas, atau yang diperoleh dan
pelajaran di sekolah. Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan
pada bakat sosiokultural dalam pembelajaran. Menurutnya
pembelajaran terjadi saat anak bekerja dalam zona perkembangan
proksima. Zona proksima adakah tingka perkembangan sedikit di atas
tingkat perkembangan seseorang pada saat ini.
D. Ciri – Ciri Pembelajaran Kooperaatif
Bennet (1995) menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat
membedakan pembelajaran kooperatif denhan kerja kelompok:
a. Positive interdepedence
b. Interaction face to face
c. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam
anggota kelompok
d. Membutuhkan keluwesan
e. Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan
masalah
Dalam pembelajan kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja,
tetapi siswa atau peserta didik juga harus pelajari ketrampilan –
keterampilan khusus yang disebut keterampilan koperatif. Keterampilan
ini berfungsi untuk memperlancar hubungan kerja dan tugas. Keterampilan
– keterampilan selama koperatif tersebut antara lain:
1. Keterampilan kooperatf tingkat awal
a. Menggunakan kesepakatan
b. Menghargain kontribusi
c. Mengambil giliran dan berbagi tugas
d. Berada dalam kelompok
e. Berada dalam tugas
f. Mendorong partisipasi
g. Mengundang orang lain
h. Menyelesaikan tugas dalam waktunya
i. Menghormati perbedaan individu
2. Keterampilan tingkat menengah
3. Keterampilan tingkat mahir
E. Bentuk – Bentuk Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperaif terdapat beberapa variasi model
yang dapat diterapkan:
a. Student Team Achievement Division (STAD)
Tipe ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif STAD melalui lima
tahapan yang meliputi:
1. Tahap penyajian materi
2. Tahap kegiatan kelompok
3. Tahap tes individu
4. Tahap penghitungan skor perkembangan individu
5. Tahap pemberian penghargaan kelompok
b. Jigsaw
Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi
yang maksimal. Model jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap
level dimana siswa telah mendapatkan keterampilan akademis dari
pemahaman, membaca maupun keterampilan kelompok untuk belajar
bersama.
c. Tearns – Games – Tournaments (TGT)
TGT adalah satu tipe pembelajaran kooperatif yang nemempatkam
siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggitakan 5
sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan
suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa
bekerja dalam kelompok mereka masing – masing. Dalam kerja
kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang
diberikan dikerjakan bersama –sama dengan anggota kelompok yang
ridak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok
lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau
menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru.
d. Group Investigation
Model ini merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks
karena memadukan anatar prinsip belajar kooperatif dengan
pembelajaran berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran
demokrasi. Model ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri.
e. Rotating Trio Exchange
Pada model ini, kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri
dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat
kelompok lainnya dikirinya dan dikanannya, berikan pada setiap trio
tersebut pertanyaan yang sama untuk didiskusikan
f. Group Resume
Model ini menjadikan interakksi antara siswa lebih baik, kelas dibagi
kedalam kelompok – kelompok, setiap kelompk terdiri 3 – 6 siswa.
Berikan penekanan bahwa mereka adalah kelompok yang bagus, baik
bakat ataupun kemampuannya di kelas.
F. Pemebalajaran Kooperatif dan Posisi Guru
Dalam model pembelajaran kooperatif guru harus mampu
menciptakan kelas sebagai laboratorium demokrasi, supaya pesertad didik
terlatih dan terbiasa berbeda pendapat. Peran guru dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif adalah fasilitator, mediator, director – motiivator,
dan evaluator.sedangkan dalam pengelolaan kelas, model pembelajaran
kooperatif ada tiga yang perlu diperhatikan:
a. Pembentukan kelompok
Pada pembentukan kelompok guru membuat kelompo yang
heterogen. Pembentukan kelompok dibentuk dengan
memperhatikan kemampuan akademis. Pada umumnya masing
– masing kelompok beranggotakan 4 orang yang terdiri satu
orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang
dan satu orang berkemampuan rendah
b. Pemberian semangat kelompok
Agar kelompok bisa bekerja secara efektif dalam proses
pembelajaran kooperatif maka masing – masing kelompok
perlu memiliki semangat kelompok. Pemberian semangat ini
sangat penting agar kelompok dapat bekerja lebih baik.
c. Penataan ruang
Penataan ruang sangat dipengaruhi oleh filsafat dan metode
pembelajaran yang dipakai di kelas. Pada umumnya penataan
ruang kelas diatur secara klasikal, karena hal ini sangat sesuai
dengan metode ceramah. Dalam metode ini guru berperan
sbagai narasumber yang utama atau mungkin satu –satunya
narasumber.
Guru mempunyai peranan penting terumata pada saat proses
belajar mengajar berlangsung seperti halnya penentuan topik,
permasalahan apa saja yang akan didiskusikan, memberikan saran – saran
dan juga kalau sudah selesai guru haruslah memberikan pujian terutama
bagi mereka yang telah menyelesaikan tugasnya paling cepat, tepat dan
benar.
Beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan guru terutama
dalam melaksanakan pembelajaran dikemukakan Stahl (1994) yaitu: a.
Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, b. Penerimaan siswa secara
menyeluruh tentang tujuan belajar, c. Saling membutuhkan diantara
sesama anggota, d. Keterbukaan dalam interaksi pembelajaran, e.
Tanggungjawab individu, f. Heterogenitass kelompok, g. Sikap dan
perilaku sosial yang postif, h. Depriefing (refleksi), dan i. Kepuasan dalam
belajar.
G. Metode Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran ini, terdapat beberapa teknik yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas, yaitu:
1. Teknik mencari pasangan
2. Teknik bertukar pasangan
3. Teknik berpikir pasangan berempat
4. Berfikir salam dan soal
5. Kepala bernomor
6. Kepala benomor terstruktur
7. Dua tinggal dua tamu
8. Keliling kelompok
9. Kancing gemerincing
10. Keliling kelas
11. Lingkaran kecil lingkaran besar
12. Tari bambu
13. Bercerita berpasangan
Abdulhak (2001) menjelaskan, langkah – langkah pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan secara jelas yang harus dicapai peserta belajar
b. Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang paling tepat
c. Menjelaskan secara detail proses pembelajaran kooperatif,
yaitu mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang
diharapkan
d. Memberikan tugas yang paling tepat dalam pembelajaran
e. Menyiapkan bahan belajar yang memudahkan peserta belajar
dengan baik
f. Melaksanakan pengelompokkan peserta belajar
g. Mengembangkan sistem pujian untuk kelompok atau
perotrangan peserta belajar
h. Memberikan bimbingan yang cukup kepada peserta belajar
i. Menyiapkan instrumen penilaian yang tepat
j. Mengembangkan sistem pengarsipan data kemajuan peserta
belajar, baik perorangan atau kelompok
k. Melaksanakan refleksi
Keseluruhan aspek kooperatif yang dilakukan siswa selama
pembelajaran yang berorientasi kooperaitf merupakan bagian dari
pendidikan akhlak atau moral kepada peseta didik. Dan apabila
keterampilan – keterampilan kooperatif terus dilatihkan kepada siswa
selama pembelajaran maka cermin siswa yang akhlak mulia yang
ditunjukkan dengan sikap positif daat tercapai.
H. Uji Coba Pembelajaran Kooperatif
Ravenscroft,dkk (1995) menemukan peningkatan dalam prsetasi aktual
yang dicapai siswa yang mendapatkan nilai berdasarkan pembelajaran
koperatif dan group control yang mendapatkan nilai berdasarkan belajar
tradisional.
1. Pelaksanaa penelitian
2. Variabel bebas, percobaan laboratorium menggunakan satu variabel,
diama setiap dosen diberikan pembelajaran sebgai berikut,a. Versi belajar
pasif(perkuliahan tradisional), b. Belajar aktif(belajar kooperatif model
jigsaw)
3. Variabel terikat, variabel terikat terdiri dari:a. Keinginan kelas atau sikap
terhadap teman sekelas, b. Keinginan dosesn, atau sikap terhadap dosen, c.
Motivasi siswa, d. Prestasi yang dipertahankan dan e. Prestasi aktual.
4. Prosedru percobaan, percobaan ini membutuhkan waktu 75 menit untuk
melengkapinya. Selama 20 menit dosen atau sampel
mempresentasikanperkuliahan dengan sistem belajar kooperatif dimana
dosen yang berperan sebagai peserta mengikuti dnegan menggunakan foto
kopian yang telah disediakan.
5. Hasil, percobaan ini mengindikasi bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan keinginan kelas, prestasi yang dipertahankan dan prestasi
aktual.
6. Respon tingkah laku, a. Keinginan kelas, menukur sikap dosen terhadap
keinginan kelas, setiap peserta diminta untuk merespon pertanyaan –
pertanyaan, b. Keinginan dosen, fihak fakultas juga diminta untuk
merespon pertanyaan, c. Motivasi, para peserta merespon pertanyaan, d.
Prestasi yang dipertahankan, akhirnya pengukuran terhadap prestasi yang
dipertahankan dengan mengambil respon dari pertanyaan, e. Prestasi
aktual, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengukuran prestasi
aktual ini mengindikasikan bahwa peserta belajar kooperatif dibandingkan
dengan belajar pasif.