Resiprositas Dan Perimbangan Pertukaran (255-274)

download Resiprositas Dan Perimbangan Pertukaran (255-274)

of 2

description

Moral Ekonomi Petani

Transcript of Resiprositas Dan Perimbangan Pertukaran (255-274)

  • Resiprositas dan Perimbangan Pertukaran

    Melihat tatanan sosial di masyarakat petani dapat ditemui sebuah prinsip

    moral yang mengakar, resiprositas, dimana secara sederhana gagasan ini

    mengenai balas budi jasa. Contoh pola sistem ini bisa ditemui di masyarakat

    petani Asia Tenggara, semisal saat masyarakat akan panen hasil pertaniannya

    pastinya membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikannya. Sehingga

    bentuk gotong royong disini begitu kental, diperkuat lagi secara ritual dengan

    sebuah acara selamatan.

    Kebutuhan akan resiprositas akan selalu tumbuh dalam suatu masyarakat

    bila suatu pertukaran jasa yang diberikan sebanding nilai-nilainya. Di dalam

    masyarakat petani yang belum mengenal pemisahan antar kelas tata hubungan

    biasanya berbentuk ikatan patron dan klien. Bentuk pertukaran barang maupun

    jasa yang dipertukarkan berbeda antara keduanya karena didasarkan atas

    kebutuhan masing. Patron biasanya akan bertugas memberi kemudahan bagi

    klien, contoh nyatanya berupa pemilik tanah. Sedangkan klien akan membutuhkan

    perlindungan dari patron, contoh nyatanya penyewa tanah. Sehingga pola

    hubungan antara pihak-pihak yang kurang seimbang sering menuju ke arah

    eksploitasi. Akan tetapi selama hubungan resiprositas ini terjadi antar golongan

    yang berkedudukan sama maka pertukaran yang dilakukan akan cenderung stabil

    dan seimbang.

    Persoalan dalam membahas proses pertukaran barang dan jasa berinti pada

    tentang sepadan atau tidaknya nilai yang ditukarkan. Sehingga mempengaruhi tata

    hubungan antar masyarakat.

    Subsistensi sebagai Hak Sosialisasi

    Selain prinsip moral resiprositas yang ditemukan aktif dalam tradisi kecil

    masyarakat kecil, terdapat prinsip moral hak atas subsistensi. Hak subsistensi

    merupakan hak bagi masyarakat komunitas setempat untuk mendapat nafkah

    hidup selama sumber-sumber kekayaan memungkinkan.

    Secara jauh, hak ini merupakan tuntutan minimal individu dari

    masyarakatnya, sehingga hak ini memiliki kekuatan moral yang begitu besar. Bila

    melihat dari sisi resiprositas terlihat kentara bagaimana bentuk perimbangan yang

  • tidak sepadan atau dominasi eksploitasi oleh kaum elit. Hal ini pada suatu titik

    akan menimbulkan pergolakan pada masyarakat kecil. Sehingga masyarakat

    berhak atas subsistensi ini, semisal bantuan subsistensi saat gagal panen atau

    keadaan sakit.

    Tradisi dan Gangguan dalam Pertukaran yang Stabil

    Dalam hal perimbangan resiprositas, pertukaran tradisional lebih memiliki

    kekuatan moral yang dihubungkan. Hal ini disebabkan dalam perimbangan

    seringkali resiprositas dinilai tidak sepadan atau seimbang sehingga perlu adanya

    aturan yang lebih adil yakni menggunakan aturan tradisi.

    Segala bentuk norma-norma yang memberikan perlindungan dan jaminan

    dasar akan dijaga baik-baik terhadap pelanggaran yang mencoba merugikan.

    Sehingga ketika ada usaha-usaha yang berusaha merugikan kaum tani dianggap

    sebagai pelanggaran terhadap tradisi.

    Kaum tani dalam mempertahankan resiprositas yang tradisonal, bertindak

    tidak dalam tindakan yang serampangan. Karena mereka dilandasi oleh rasa takut

    manakala perubahan dalam perimbangan dapat merugikan mereka. Sehingga

    timbul perlawanan yang terjadi, semisal di Inggris dan Perancis.