RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

21
RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA TRANSPORTASI BERBASIS ONLINE DI PT. GOJEK MALANG JURNAL ILMIAH Disusun Oleh : Hamzah Syahid Ramadhan 145020301111087 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

Transcript of RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

Page 1: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA TRANSPORTASI

BERBASIS ONLINE DI PT. GOJEK MALANG

JURNAL ILMIAH

Disusun Oleh :

Hamzah Syahid Ramadhan

145020301111087

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...
Page 3: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA TRANSPORTASI

BERBASIS ONLINE DI PT. GOJEK MALANG

Hamzah Syahid Ramadhan, Bambang Hariadi, M. Ec., Ak.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai macam resiko kecurangan driver transportasi

online yang terjadi di PT. Gojek Malang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif. Proses penelitian ini mencakup pengidentifikasian terhadap bentuk-bentuk kecurangan dan

sistem pengendalian. Pengumpulan data serta informasi penelitian dilakukan dengan teknik wawancara,

observasi, dokumentasi serta dukungan data primer lainnya, untuk mengindentifikasi bagaimana bentuk

penyimpangan dan kecurangan yang terjadi serta sistem pengendaliannya. Hasil penelitian yang diperoleh

dalam penelitian ini adalah terdeteksi adanya beberapa bentuk kecurangan serta penyimpangan di PT.

Gojek Malang, sistem pengendalian PT. Gojek Malang yang sudah cukup baik dengan beberapa

perbaikannya serta tindaklanjutnya dalam mengatasi dan mencegah kecurangan dan penyimpangan

tersebut.

Kata Kunci: Transportasi Online, Kecurangan, Pengendalian Internal

A. PENDAHULUAN

Transportasi merupakan salah satu bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan

masyarakat Indonesia. Pentingnya peranan transportasi ini menyebabkan sistem tatanan transportasi harus

diperhatikan secara terpadu dan mampu menyediakan jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat

kebutuhan dan pelayanan angkutan yang tertib, nyaman, cepat dan hemat biaya. Manusia sebagai makhluk

sosial memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Adanya

kemungkinan bahwa seluruh kegiatan atau kebutuhan tidak dapat terpenuhi di satu lokasi, sehingga manusia

memerlukan transportasi untuk melakukan pemindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat yang

lain dengan menggunakan transportasi (Salim, 2000).

Seiring dengan berjalannya waktu di era perkembangan teknologi ini, budaya transportasi juga ikut

berkembang. Perubahan transportasi dari yang awalnya menggunakan tenaga hewan seperti kuda, kerbau,

sapi, lalu ada becak hingga sampai sekarang sudah menggunakan mesin berbahan bakar seperti motor,

mobil, kereta, pesawat dan lainnya. Perkembangan teknologi ini juga memicu inovasi dalam bidang

transportasi, yaitu yang sekarang kita kenal dengan sebutan transportasi online yang belakangan ini sudah

menjadi pilihan bagi masyarakat untuk solusi transportasi. Transportasi online adalah sistem transportasi

yang menawarkan jasa layanannya dengan melalui internet dan pemesanan menggunakan sebuah aplikasi

di smartphone. Sebenarnya cara kerjanya sama namun yang berbeda adalah pada cara pemesanannya dan

tarifnya.

Transportasi konvensional dalam pelaksanaanya customer menemui driver yang biasanya ada

disuatu pangkalan, sedangkan pada transportasi online, customer menghubungi drivernya dengan

menggunakan aplikasi. (Andika, 2016). Penggunaan aplikasi inilah yang ditawarkan oleh transportasi

online kepada para pengguna atau masyarakat yang diharapkan dapat membantu memudahkan untuk

mencari ojek atau driver secara mudah dan cepat. Aplikasi ini juga diharapkan tidak hanya membantu

Page 4: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

masyarakat pengguna saja, namun juga dapat membantu para driver untuk mendapatkan customer dengan

lebih mudah juga, sehingga tidak perlu berlama-lama lagi menunggu customer di pangkalan ojeknya.

Masyarakat dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari pasti akan memilih transportasi yang lebih

efektif untuk mobilisasinya. Salah satunya adalah dengan memilih ojek, karena dirasa dengan ojek bisa

menghindari kemacetan yang mungkin terjadi di jalan daripada menggunakan mobil. Seperti yang sudah

disinggung sebelumnya, pada ojek awalnya customer harus menuju pangkalan ojek jika ingin menggunakan

jasanya dan untuk tarif biasanya antara customer dan driver bisa saling tawar menawar, namun bagi

masyarakat yang kurang paham mengenai tarif ojek konvensional biasanya bisa menjadi korban dari para

pengendara nakal yang memberikan tarif lebih tinggi. (Handayani, 2018)

Transportasi online menawarkan berbagai macam kemudahan dengan inovasinya. Dalam hal ini,

Gojek hadir sebagai pelopor ojek online di Indonesia. Menurut peneliti, kota malang cukup layak untuk

menjalankan bisnis transportasi online ini, mengingat jumlah penduduk kota malang yang mulai cukup

padat dan ditambahnya lagi oleh para pendatang yang berasal dari luar kota malang. Salah satu bisnis yang

berkembang saat ini adalah bisnis jasa transportasi ini. Perbandingan pada awalnya, ojek dikelola secara

manual atau sendiri, sekarang hadir Gojek menyediakan jasa transportasi online yang dikelola secara

professional. Semakin banyaknya jenis transportasi umum dan pribadi yang beroperasi di kota malang

menyebabkan semakin bertambahnya kemacetan. Beberapa jenis transportasi umum yang beroperasi dikota

malang yaitu, ojek pangkalan, angkutan umum, becak, taxi dan lainnya. Beberapa jenis transportasi tersebut

bagi masyarakat masih dianggap belum terlalu memadai. Namun, di kota seperti malang ini juga memiliki

peluang besar untuk terus mengembangkan kualitas transportasinya menjadi lebih baik.

Hadirnya ojek online berupa Gojek ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi kehidupan

masyarakat. Gojek menawarkan berbagai macam layanan selain mengantar penumpang. Ada layanan

pengiriman barang, belanja, pemesanan makanan dan lainnya yang mempermudah kegiatan masyarakat

sehari-hari. Bagi driver, adanya gojek ini mempermudah mereka karena transportasi ini berbasis aplikasi

dalam mencari customer yang biasanya mereka harus menunggu berjam-jam di pangkalan, tapi dengan

adanya gojek bisa mempersingkat waktu kosong mereka hanya dengan menggunakan aplikasi, sehingga

customer bisa menghubungi mereka kapan pun. Customer hanya perlu memesan lewat aplikasi dan driver

akan datang ke alamat customer tersebut.

Transportasi online saat ini dirasa sudah memberikan manfaat bagi masyarakat, namun fenomena

yang terjadi dengan adanya gojek ini menuai respon negatif dari beberapa ojek konvensional. Hal ini

menyebabkan perselisihan antara gojek sebagai ojek online dengan para ojek pangkalan sebagai ojek

konvensional. Fenomena ini menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial antara ojek konvensional dengan

ojek online. Para pengemudi ojek online merasa bahwa kehadiran ojek online merebut sumber pendapatan

ekonomi mereka. Sejak munculnya gojek ini, para ojek konvensional merasa pelanggan nya menjadi sepi

karena para konsumennya lebih memilih menggunakan ojek online. Tidak heran jika para ojek

konvensional melakukan penolakan atau demo terhadap ojek online bahkan sampai ada yang berujung

dengan kekerasan. Padahal dalam hal ini, gojek hadir untuk memperbaiki sistem layanan transportasi untuk

menjadi lebih baik lagi. Gojek hadir bukan untuk menjadi pesaing melainkan untuk mengajak para ojek

untuk bergabung dengan sistem kelola yang teratur.

Gojek saat ini selain memberi kenyamanan bagi pelanggan, sebenarnya gojek juga memberi

keuntungan bagi driver dengan adanya sistem bonus yang dijalankan oleh gojek. Adanya perkembangan

dan kecanggihan sistem inilah yang membuat gojek unggul. Kontribusi dan hal-hal positif memang bisa

dirasakan oleh pengguna gojek, namun dilain sisi, gojek juga masih memiliki beberapa kelemahan dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya. Adanya sistem bonus di gojek yang diharapkan bisa memotivasi para

driver justru malah disalahgunakan oleh para oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab untuk mencari

keuntungan secara illegal. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan peneliti untuk menentukan tema

penelitian mengenai gojek. Peneliti juga mengutip berita seputar gojek yang mengindikasikan masih adanya

kelemahan dalam sistem gojek itu sendiri.

Page 5: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

Polisi bagian cybercrime Polda Metro Jaya berhasil menangkap 4 orang pelaku order fiktif pada

aplikasi transportasi online. Pelaku tersebut dalam hal ini menggunakan kegiatan curangnya melalui

aplikasi gojek. Cara kerjanya seakan-akan pelaku melakukan order dan direkayasa sedemikian rupa

sehingga terlihat ada riwayat perjalanannya yang sebenarnya tidak terjadi. Pelaku menggunakan alat-alat

yang mereka punya untuk memanipulasi data seolah-olah ontentik untuk mengelabui operator. Diduga

setiap pelaku meraup keuntungan 7 hingga 10 juta per hari nya. Tentunya dengan terjadinya hal tersebut

merugikan masyarakat, pihak gojek dan driver lainnya yang masih jujur. ( wartakota.tribunnews.com )

Dapat kita ketahui dari sumber berita diatas bahwa ternyata masih ada kelemahan sistem yang

dialami oleh gojek itu sendiri. Adanya kemungkinan terjadinya kecurangan atau fraud yang mungkin bisa

dilakukan oleh beberapa oknum baik itu mungkin berasal dari para pekerja driver maupun dari manajemen

gojek itu sendiri. Sebagai contoh dari sumber diatas, karena bisnis ini menggunakan aplikasi smartphone,

beberapa driver gojek bisa melakukan selforder di aplikasi gojek atau temannya yang melakukan order

sehingga terkesan adanya pelanggan yang melakukan pemesanan. Mungkin masih ada bentuk-bentuk

kecurangan lainnya baik itu dari pihak driver maupun dari pihak manajemen. Hal ini tentunya menjadi

bahan pertimbangan dan evaluasi bagi manajemen gojek itu sendiri, untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan

atau program-program yang telah dijalankan, ketika memang masih ada hal-hal yang dapat merugikan

perusahaan salah satunya dengan terjadinya kecurangan seperti berita tadi ataupun kecurangan -kecurangan

lain yang masih belum diketahui. Pengendalian internal perusahaan dalam hal ini sangat penting untuk

mengidentifikasi dan mendeteksi hal-hal apa saja yang sekiranya bisa menyebabkan terjadinya kecurangan

baik dari pihak manajemen gojek itu sendiri maupun dari pihak drivernya.

Pengendalian internal itu sendiri adalah suatu proses yang dijalankan oleh manajemen untuk

memberikan keyakinan terkait dengan efektifitas operasi serta kepatuhan hukum dan peraturan yang

berlaku. Pengendalian merupakan tanggapan dari suatu ancaman, maka dari itu langkah bagi manajemen

saat mengevaluasi rancangan pengendalian dengan menentukan resiko yang perlu dicegah serta

memastikan bahwa pengendalian yang dirancang dapat mencegah resiko atau ancaman tersebut.

(Sukrisno,2012). Adapun sesuai dengan tujuannya, jika memang nantinya ditemukan aktivitas-aktivitas

yang menyebabkan terjadinya resiko tersebut, pengendalian internal diharapkan dapat mendeteksi serta

menanggulangi secara tepat untuk menghindari kerugian perusahaan.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Fraud

Fraud (kecurangan) didalam literatur akuntansi atau auditing, diterjemahkan sebagai praktik

kecurangan dan fraud sering diartikan sebagai irregularity atau ketidakteraturan dan penyimpangan

(Priantara,2013). Terdapat banyak definisi dan pengertian mengenai fraud beberapa diantaranya yaitu :

1. Definisi menurut Black Law Dictionary (8th Ed)

“ Suatu perbuatan sengaja untuk menipu atau membohongi, suatu tipu daya atau cara-cara yang

tidak jujur untuk mengambil atau menghilangkan uang, harta, hak yang sah milik orang lain, baik karena

suatu tindakan atau dampak yang fatal dari tindakan itu sendiri “

2. Definisi menurut Standard the Institute of Internal Auditors tahun 2013

“ Segala perbuatan yang dicirikan dengan pengelabuan atau pelanggaran kepercayaan untuk

mendapatkan uang, asset, jasa atau mencegah pembayaran atau kerugian atau untuk menjamin keuntungan

/ manfaat pribadi dan bisnis. “

Page 6: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

3. Definisi menurut Wikipedia

“ Kecurangan merupakan penipuan yang dibuat untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk

merugikan oranglain. Dalam hukum pidana, kecurangan adalah kejahatan atau perbuatan yang dengan

sengaja menipu orang lain dengan maksud untuk merugikan mereka, biasanya untuk memiliki sesuatu/harta

benda atau jasa ataupu keuntungan dengan cara tidak adil/curang. Kecurangan dapat tercapai melalui

pemalsuan terhadap barang atau benda. Dalam hukum pidana disebut dengan pencurian dengan penipuan,

pencurian dengan tipu daya muslihat, pencurian dengan penggelapan dan hal serupa lainnya “

Dapat kita pahami dari beberapa definisi diatas bahwa fraud merupakan sesuatu yang disebabkan

oleh keinginan seseorang yang teraplikasi dalam bentuk perilakunya untuk melakukan suatu tindakan yang

menyalahi aturan.

Resiko fraud ada resiko yang dialami oleh suatu perusahaan atau institusi karena faktor terjadinya

tindakan fraud atau kecurangan yang disengaja, baik kerugian secara materi maupun non-materi, dimana

kerugian materi diukur dari segi finansial dengan mengacu pada mata uang dan kerugian no-materi

menyangkut dengan yang bersifat non-keuangan seperti menurunnya kepercayaan publik pada perusahaan.

Fraud dan Errors

Perbedaan antara fraud dan errors didasarkan pada kesengajaan dan ketidaksengajaannya. Fraud

merupakan kesalahan yang sengaja dilakukan oleh individu atau kelompok misalnya oleh manajemen atau

karyawan perusahaan yang mengakibatkan kesalahan material terhadap penyajian laporan keuangan

ataupun memanipulasi sistem sedemikian rupa, untuk mencari keuntungan secara illegal. Sedangkan Errors

merupakan kesalahan yang timbul akibat tindakan tidak disengaja yang dilakukan oleh individu atau

kelompok misalnya manajemen atau karyawan perusahaan yang mengakibatkan kesalahan teknis

perhitungan, pemindah bukuan, human errors dan lain-lain.

Unsur Fraud

Adapun unsur-unsur fraud yang harus ada di setiap kasus fraud sebab jika tidak ada, maka kasus

itu baru dalam tahap error atau kelalaian, pelanggaran etika atau pelanggaran komitmen pelayanan. Dengan

kata lain seluruh unsur-unsur dari kecurangan harus ada. Beberapa unsur tersebut diantaranya yaitu :

1. Terdapat pernyataan yang dibuat salah atau menyesatkan ( misrepresentation ) yang dapat berupa suatu

laporan, data atau informasi ataupun bukti transaksi.

2. Merupakan perbuatan yang melanggar peraturan, standar, ketentuan, dan dalam situasi tertentu

melanggar hukum.

3. Terdapat penyalahgunaan kedudukan atau jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi

4. Meliputi masa lampau karena terkait dengan kejadian yang sudah terjadi.

5. Didukung fakta yang bersifat material (material fact), artinya mesti didukung oleh bukti objektif dan

sesuai dengan hukum

6. Kesengajaan perbuatan atau ceroboh yang disengaja, apabila kesengajaan itu dilakukan terhadap suatu

data atau informasi untuk pihak lain terpengaruh atau tertipu dalam membaca atau memahami data.

7. Ada pihak yang menderita kerugian, dan sebaliknya ada pihak yang mendapatkan keuntungan secara

tidak sah baik dalam bentuk uang, harta, ataupun dalam bentuk keuntungan ekonomis lainnya.

Penyebab terjadinya Fraud

1. Segitiga Fraud ( fraud triangle )

Page 7: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

Konsep fraud triangle saat ini digunakan secara luas dalam praktik Akuntan Publik pada Statement

of Auditing Standard (SAS) No.99. Konsep ini bertumpu pada riset Donald Cressey (1953) yang

menyimpulkan bahwa fraud mempunyai tiga sifat umum, yaitu :

1. Tekanan ( incentive/pressure )

Tekanan disini adalah dorongan seseorang untuk melakukan fraud. Pada umumnya tekanan muncul

karena kebutuhan atau masalah finansial, tapi ada juga karena terdorong keserakahan. Misalnya

penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya yang sedang membutuhkan keuangan yang mendesak.

2. Peluang/Kesempatan ( opportunitiy )

Adanya peluang yang memungkinkan terjadinya fraud. Para pelaku fraud percaya bahwa aktivitas

mereka tidak akan terdeteksi. Pada dasarnya ada dua faktor yang dapat meningkatkan adanya peluang atau

kesempatan untuk berbuat fraud, yaitu sistem pengendalian internal yang lemah dan tata kelola organisasi

yang buruk.

3. Rasionalisasi ( rationalization )

Terjadi karena seseorang mencari pembenaran atas aktifitasnya yang mengandung fraud. Para

pelaku fraud meyakini bahwa tindakannya bukan merupakan suatu fraud tetapi adalah sesuatu yang

memang merupakan haknya dan merasa wajar bila dilakukan. Misalnya dalam beberapa contoh pelaku

tergoda untuk melakukan fraud karena rekan kerjanya juga melakukan hal yang sama, serta tidak menerima

sanksi atas tindakannya tersebut.

2. Berlian Fraud ( diamond theory )

Adapun menurut David T Wolfe dan Dana Hermanson, ada faktor keempat yang dapat

dipertimbangkan dalam seseorang untuk melakukan fraud. Selain tekana, kesempatan, dan rasionalisasi,

yaitu kemampuan individu ( capability )

Jenis-Jenis Fraud

Klasifikasi fraud menurut Association of Certified Fraud Examiners ( ACFE ) membagi menjadi

3, yaitu :

1. Penyimpangan atas asset ( asset misappropriation )

Meliputi penyalahgunaan, penggelapan, atau pencurian asset atau harta perusahaan oleh pihak

didalam dan pihak di luar perusahaan.

2. Pernyataan atau pelaporan yang menipu atau dibuat salah ( fraudulent statement )

Seringkali diidentikan dengan management fraud atau kecurangan yang dilakukan oleh manajemen

sebab mayoritas pelaku memang berada pada tingkat atau jabatan manajerial, eksekutif atau senior.

3. Korupsi ( corruption )

Jenis kecurangan ini sulit dideteksi karena menyangkut kerjasama dengan pihak lain atau kolusi,

karena sama-sama menikmati keuntungannya. Adapun didalamnya seperti penyalahgunaan wewenang,

penyuapan, penerimaan yang tidak sah, dan pungutan liar.

Adapun klasifikasi jenis-jenis fraud lainnya yaitu,

1. Employee fraud

Page 8: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

Kecurangan yang dilakukan oleh pegawai untuk menguntungkan dirinya sendiri. Misalnya seperti

office boy yang memainkan bon pembelian makanan serta pegawai yang memasukan pengeluaran pribadi

untuk keluarganya sebagai biaya perusahaan.

2. Customer fraud

Seperti pelanggan tidak membayar barang yang dibeli, atau mendapatkan sesuatau tanpa apa-apa,

menipu perusahaan untuk mendapatkan sesuatu yang seharusnya tidak ia dapatkan.

3. Cybercrime

Kecurangan jenis ini dibidang teknologi informasi, komunikasi dan multimedia. Kecanggihan

teknologi digunakan oleh para pelaku untuk melakukan kecurangannya.

4. white collar crime

Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang berdasi, maksudnya kalangan atas misalnya seperti

mafia tanah, paksaan secara halus untuk merger dan lain-lain

Pencegahan Fraud

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, fraud timbul selain karena adanya niat pelaku, juga karena

adanya kesempatan yang dapat dieksploitasi oleh pelaku. Oleh karena itu, menurut (Albrecht,2012), tahap

awal pencegahan fraud adalah menghilangkan kesempatan atau peluang melakukan fraud dengan

membangun pengendalian internal dan tata kelola perusahaan yang baik serta menciptakan lingkungan

budaya yang sehat, jujur, terbuka dan saling tolong menolong

Adapun 4 faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan lingkungan budaya yang baik, yaitu

:

1. Menyusun dan mengkomunikasikan kode etik yang mudah dipahami dan dihormati, yang selanjutnya

adalah memantau keefektifan implementasi kode etik dan menegakkan aturan bila ada yang melanggar.

2. Memilih mempekerjakan orang-orang yang jujur melalui penyaringan latar belakang perilaku dan

riwayat penyimpangan serta mendidik pegawai tentang kesadaran bahaya fraud dan program anti-fraud di

perusahaan.

3. Menyediakan program yang membantu masalah finansial, psikologi, atau sosial pegawai.

4. Menciptakan lingkungan kerja yang positif sehingga mengurangi adanya potensi kearah yang tidak

diinginkan seperti fraud.

Adapun faktor yang perlu diperhatikan juga dalam membangun pengendalian internal dan tata

kelola perusahaan yang baik, yaitu :

1. Menerapkan pengendalian internal yang baik untuk mencegah dan mendeteksi fraud

2. Mencegah terjadinya kolusi, yaitu fraud yang dilakukan secara berkelompok yang mana bisa

menyebabkan kerugian yang lebih besar.

3. Mendorong pihak ketiga ( pemasok dan pelanggan ) untuk mematuhi kebijakan perusahaan

4. Memantau dan mengenal pegawai khususnya perilaku yang menyimpang sehingga dapat lebih dini

membina pegawai tersebut

5. Sistem pelaporan atau pengaduan fraud

Page 9: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

6. Hukuman. Ketakutan pelaku dan pelaku potensial akan hukuman yang jelas dan tegas menghalangi

terjadinya fraud .

Tujuan Pencegahan Fraud.

Pencegahan fraud yang efektif memiliki lima tujuan, yaitu :

1. Prevention, Mencegah terjadinya fraud secara nyata pada semua lini organisasi

2. Deterrence, Menangkal pelaku potensial bahkan tindakan yang bersifat coba-coba karena pelaku

potensial meliat sistem pengendalian resiko fraud efektif berjalan dan telah memberi sanksi tegas dan tuntas

sehingga membuat jera para pelaku potensial.

3. Disruption, Mempersulit gerak langkah pelaku fraud sejauh mungkin

4. Identification, Mengidentifikasi kegiatan beresiko tinggi dan kelemahan pengendalian

5. Civil action prosecution, Melakukan tuntutan dan penjatuhan sanksi yang setimpal atas perbuatan curang

pada pelakunya.

Pengendalian Internal

IAPI (2011:319) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijalankan oleh

dewan komisaris,manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan

memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini yaitu, keandalan pelaporan keuangan,

efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Adapun pendapat mengenai pengendalian dari salah satu ahli Valery G. Kumaat (2011:15)

mendefinisikan bahwa pengendalian internal adalah suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi dan

mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan

(fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud ( seperti

reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang ).

Secara umum dan keseluruhan, pengendalian internal bisa dipahami sebagai prosedur dan proses

yang digunakan perusahaan untuk melindungi asset perusahaan, mengelola informasi secara akurat, serta

memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus

memperhatikan pengendalian internalnya supaya berjalan dengan baik.

Tujuan Pengendalian Internal

Pengendalian internal tentunya harus memiliki tujuan yang jelas agar dapat berjalan dengan baik

sesuai harapan. Adanya pengendalian internal akan membuat tata kelola perusahaan menjadi baik untuk

mencapai tujuan perusahaan. Adapun menurut (Sukrisno 2012:100) bahwa ada tiga tujuan umum dalam

pengendalian internal, yaitu :

1. Keandalan Laporan Keuangan

Manajemen memiliki tanggungjawab untuk membuat laporan keuangan dan memiliki tanggungan

hukum serta professional untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan dengan wajar dan sesuai dengan

ketentuan pelaporan.

2. Efisiensi dan Efektifitas Kegiatan Operasi

Pengendalian internal suatu perusahaan akan membuat penggunaan sumber daya perusahaan secara

efisien dan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Keteepatan informasi yang ada tentang keuangan

Page 10: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

dan non keuangan mengenai kegiatan perusahaan bisa berguna untuk pertimbangan dalam pengambilan

keputusan.

3. Peraturan yang berlaku serta ketentuan hukum yang ada harus dipatuhi oleh perusahaan ataupun

organisasi

Komponen Pengendalian Internal

Pengendalian internal memiliki lima elemen dasar yang saling terkait dalam menjalankan

fungsinya,(Priantara 2013:197) yaitu,

1. Lingkungan Pengendalian

Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.

Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengndalian internal, menyediakan

disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup integritas dan nilai estetika, komitmen terhadap

kompetensi, partisipasi dewan komisaris atau komite audit, filosofi dan gaya operasi manajemen, struktur

organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, dan kebijakan praktik manusia

2. Penaksiran resiko

Identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,

membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola. Resiko dapat timbul atau

berubah karena perubahan dalam lingkungan operasi, personil baru, sistem informasi yang baru, teknologi

baru, lini produk, produk atau aktivitas baru, operasional diluar negeri, standar atau regulasi yang baru.

3. Pengendalian aktivitas

Kebijakan dari prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

Kebijakan dan prosedur yang dimaksud berkaitan dengan penelaahan terhadap kinerja, pengolahan

informasi, pengendalian fisik, pemisahan tugas dan fungsi.

4. Informasi dan komunikasi

Identifikasi, pengumpulan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk yang memungkinkan

orang melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Sistem informasi mencakup sistem akuntansi.

Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual

berkaitan dengan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.

5. Pemantauan

Proses memastikan mutu, kinerja dan pengendalian internal sepanjang waktu. Hal ini mencakup

penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini

dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan

berbagai kombinasi dari keduanya.

C. METODE PENELITIAN

Jenis Data dan Sumber Data

Jenis Data

Penentuan dalam mengumpulkan data dipengaruhi oleh jenis dan sumber data penelitian yang

dibutuhkan. Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif maka jenis data yang nantinya

Page 11: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

dikumpulkan dan dianalisis berupa kata-kata baik itu secara lisan maupun tulisan dan perbuatan atau

perilaku manusia. Peneliti tidak menghitung data kualitatif karena tidak menganalisis angka-angka.

Sumber Data

Sumber data yaitu dari mana data itu diperoleh. Dalam penelitian ini, sumber data yang diperoleh

merupakan data primer yaitu, data yang diperoleh langsung nantinya dari objek penelitian secara

pengamatan langsung serta wawancara atau pengajuan pertanyaa terhadap pihak manajemen gojek itu

sendiri, driver, serta masyarakat sekitar yang berkaitan dengan penelitian.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Malang pada PT.Gojek Malang yang berlokasi di Jalan Laksamana

Martadinata No. 04-06, Sukoharjo, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.

Instrumen Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam mengumpulkan

informasi yang diperlukan didalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, oleh karena

itu untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini, berikut metode pengumpulan yang

akan dilakukan peneliti :

1. Dokumentasi

Mencari data-data mengenai literatur berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

dokumen-dokumen dan sebagainya (Arikunto,1993:117). Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data

yang sifatnya tertulis seperti profil perusahaan, struktur organisasi, kepengurusan dan lainnya.

2. Observasi

Pengamatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Metode ini mengamati secara

langsung terhadap informasi-informasi yang mendukung penelitian . Seperti mengamati segala kegiatan

driver, terhadap masyarakat mengenai adanya transportasi online, manajemen gojek yang berkaitan dengan

penelitian.

3. Wawancara

Metode ini dengan melakukan tanya jawab untuk mendapatkan informasi langsung di lapangan

dari beberapa orang yang berkaitan atau relevan dengan penelitian. Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan informasi yang valid terkait dengan tujuan penyelidikan, biasanya dalam proses tanya jawab

ada dua orang atau lebih (Sutrisno, 1983:193). Dalam pelaksanaanya peneliti melakukan tanya jawab

langsung kepada pihak manajemen gojek, terhadap driver, dan juga masyarakat sekitar.

Teknik Analisis Data

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik untuk memeriksa keabsahan data yang diambil, maka menurut peneliti perlu untuk

melakukan triangulasi. Triangulasi itu sendiri adalah penggunaan dua atau lebih sumber untuk mendapatkan

gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena yang akan diteliti (Herdiansyah,2010:201), dalam

penelitian itu yang digunakan adalah triangulasi data, yaitu teknik dengan menggunakan lebih dari satu

metode pengumpulan data dalam suatu kasus. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, penelitian

kualitatif ini menggunakan metode pengumpulan data berupa dokumensati, observasi, serta wawancara

untuk meneliti suatu fenomena atau kasus.

Teknik Analisis Data

Page 12: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

Analisis data dari penelitian ini merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi, serta wawancara yang telah dilakukan dan

diorganisasikan kedalam kategori, penjabaran, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan

akan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2016:333).

Pada penelitian ini menggunakan tiga tahapan dalam menganalisis data penelitian kualitatif menggunakan

model Miles dan Huberman, yaitu :

1. Proses Reduksi Data

Tahapan proses ini merupakan kegiatan meringkas atau merangkum informasi-informasi pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan mencari tema polanya. Data atau informasi yang direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan untuk melakukan pengumpulan data. Proses

reduksi ini dilakukan dengan cara observai yang mendalam sehingga ditemukan hal-hal yang peneliti

anggap penting.

2. Proses Penyajian Data

Proses pengumpulan informasi-informasi yang tersusun sehingga memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan

pemahaman kasus sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis data. Penyajian

data yang peneliti dapatkan merupakan hasil dari sumber-sumber data yang ada serta hasil kutipan

wawancara dari informan.

3. Proses Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan ini merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian

berdasarkan hasil analisis data. Kesimpulan awal yang dikemukakan sementara bisa berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan yang

dikemukakan diawal jika didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka, kesimpulan yang

dikemukakan bersifat terpercaya (Sugiyono,2016:252)

Data-data penelitian yang sudah berhasil diikumpulkan akan diklasifikasi sesuai sub pembahasan

dan kemudian dianalisa secara kualitatif, karena data-data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat yang

berasal dari informan atau narasumber sehingga nantinya disusun menjadi kalimat yang mudah dimengerti

dan dipahami.

Page 13: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Hasil Penelitian

Hadirnya gojek di kota malang memberikan dampak yang baik bagi masyarakat kota malang.

Layanan-layanan yang ditawarkan gojek setidaknya mampu untuk memudahkan masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan serta menjalani kehidupan sehari-hari. Masalah yang timbul adalah ketika awal gojek

muncul dengan layanan sistem transportasi baru yang mungkin dirasa asing bagi beberapa kalangan

masyarakat kota malang, mengakibatkan adanya pro-kontra mengenai kehadiran Gojek sebagai transportasi

online di kota malang.

Munculnya gojek ini akhirnya secara tidak langsung mempengaruhi perubahan sistem transportasi

umum di kota malang. Gojek sesuai dengan visi nya menghadirkan inovasi-inovasi transportasi online

untuk menjadikan layanan transportasi lebih baik lagi dengan menggunakan kemajuan teknologi.

Perubahan-perubahan tersebut dapat kita lihat di tabel berikut,

Tabel 4.1

Inovasi Ojek Online

No. Transportasi umum ( sebelum ada ojek

online )

Adanya Ojek Online

1 Pemesanan nya masih secara manual

Pemesanan ojeknya sudah bisa menggunakan

aplikasi, tinggal menunggu dijemput driver dan

diantar

2 Tempat dan waktu bagi operasi transportasi

umum terbatas

Siap sedia 24 jam

3 Untuk beberapa transportasi seperti roda dua

atau lebih mudah terkena macet

Bisa menjadi alternative pilihan saat macet

4 Keamanan transportasinya kurang memadai Ojek online memiliki jaminan keamanan yang

baik

5 Pekerjaan tukang ojek masih di pandang

rendah

Profesi ojek online merupakan pekerjaan yang

terjamin dan bergengsi

6 Tidak ada regulasi atau peraturan yang baku

pada pelayanan jasa transportasi

Memiliki standar pedoman pelayanan yang

ramah, bersih, rapih dan menjamin keamanan

kendaraan

7 Masih belum menggunakan teknologi

komunikasi internet dalam bisnis

transportasi nya.

Menggunakan teknologi komunikasi internet

untuk mempermudah pemasanan layanan jasa.

Dari tabel diatas dapat kita pahami bahwa dengan adanya ojek online sebenarnya membantu

masyarakat dalam memesan layanan trasnportasi menjadi lebih praktis hanya dengan menggunakan

Page 14: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

aplikasi, lalu ojek online juga bisa menjadi pilihan jika jalanan sedang macet, lalu ojek online memiliki

jaminan keamanan yang baik. Mungkin ini salah satu alasan juga mengapa konsumen lebih memilih ojek

online ketimbang ojek konvensional ketika gojek hadir. Karena sudah dikelola secara professional maka

ojek online sudah bisa dianggap sebagai profesi yang menjanjikan dan tentunya mengutamakan

kenyamanan pelanggan sesuai dengan standar pelayanan yang ada.

4.2.1 Bentuk Kecurangan Driver yang Terjadi di PT. Gojek Malang

Kecurangan merupakan penipuan yang dibuat untuk mendapatkan keuntungan pribadi serta

merugikan orang lain. Sebelum hadirnya transportasi online gojek dimalang, sebenarnya praktik

kecurangan driver oleh ojek konvensional juga sudah terjadi. Hal ini dapat kita perhatikan dalam sistem

skema tarif yang dikenakan oleh para ojek konvensional. Mereka tidak memiliki ukuran tertentu dalam

menetapkan ongkos terhadap penumpangnya. Penetapan ongkosnya ditentukan dengan perkiraan jarak

ataupun dengan bernegosiasi dengan penumpang. Beberapa penumpang sudah memahami sistem

penentuan ongkos ini, namun bila ada beberapa penumpang lain yang tidak begitu paham mengenai ongkos

ojek konvensional biasanya menjadi korban dari praktik-praktik ojek yang nakal sehingga penumpang yang

tidak paham tersebut dikenai ongkos yang tinggi. Disitulah praktik kecurangannya terjadi. Hal terkait juga

disampaikan oleh salah satu driver yang sempat peneliti wawancarai yaitu bapak Rete, beliau mengatakan,

“ Waktu saya masih di pangkalan itu ada sistem ngojek nya ngantri dulu dek karna yang mangkal

bukan saya aja, kalo ongkos saya sih uma ngira-ngira aja, jadi kalo misalnya deket ya paling saya ongkosin

10 sampe 15 ribuan, kalo udah yang sekiranya jauh-jauh saya bisa ongkosin 20 sampe 50 ribuan. “ (

Wawancara di Indomaret Kalpataru Malang )

Gojek pun hadir dengan inovasinya menawarkan jasa layanan transportasi online dengan kemajuan

teknologinya. Sesuai dengan visinya gojek ingin memperbaiki struktur transportasi di Indonesia. Salah

satunya yaitu memperbaiki sistem skema tarif yang ada pada ojek. sehingga praktik-praktik yang ada pada

ojek konvensional tadi tidak terjadi lagi. Bapak Irsan Lazuardi selaku Lead Operational Officer di PT.

Gojek Malang memberi penjelasan mengenai skema tarif di gojek,

“ Jadi skema pemberian tarif di gojek itu seperti ini dek, ongkos ditentukan sesuai dengan jarak

yang terdeteksi di sistem aplikasi, misalnya adek mau pulang dari kampus ke kos dan di aplikasi tertera

misalnya ongkos Rp. 8000,- maka, adek hanya perlu membayar sesuai yang tertera di aplikasi, tidak perlu

negosiasi harga lagi” ( Wawancara di Kantor Gojek Malang )

Dari penjelasan diatas dapat kita pahami bahwa gojek memiliki skema tarif yang bersifat tetap

disesuaikan dengan aplikasi sehingga driver tidak bisa melakukan praktik nakal seperti di ojek

konvensional tadi.

Contoh diatas menjelaskan bagaimana inovasi teknologi yang dibawa oleh gojek itu sendiri mampu

memperbaiki praktik yang tidak baik. Namun, dengan perkembangan teknologi yang ada justru praktik

nakal dibidang transportasi ini juga berkembang. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Irsan Lazuardi selaku

Lead Operational Officer di PT. Gojek Malang, bahwa

“ Karena kita ini kan perusahaan jasa layanan transportasi online yang memanfaatkan kemajuan

teknologi ya, jadi ancaman yang ada sekarang juga dari pihak yang menggunakan teknologi, di gojek sendiri

banyak terjadi kasus pelanggaran dan kecurangan, yang paling sering terjadi bahkan sampai sekarang pun

masih terjadi yaitu kasus order fiktif yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab

bahkan ada juga dari pihak driver gojek itu sendiri”

( Wawancara di PT. Gojek Malang )

Page 15: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa masih ada praktik nakal seiring dengan

berkembangnya teknologi gojek, dilain sisi berkembang pula praktik ancaman terhadap gojek. Beberapa

informasi praktik kecurangan di kota malang yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan Bapak

Irsan Lazuardi selaku Lead Operational Officer PT. Gojek Malang diantaranya :

1. Order Fiktif

Order fiktif itu sendiri pada awal kemunculannya adalah adalah pemesanan palsu yang dilakukan

oleh beberapa oknum, oknum yang satu berperan sebagai pemesan, oknum satunya sebagai driver.

Pemesanan dilakukan seolah-olah terjadi pengantaran padahal tidak. Order fiktif ini dilatarbelakangi dari

adanya sistem bonus dalam gojek itu sendiri, sehingga jika seorang driver semakin banyak melakukan

order maka semakin banyak juga mendapat bonus. Hal inilah yang dimanfaatkan para oknum untuk meraup

keuntungan secara illegal

2. Penggunaan Aplikasi lain selain aplikasi dari Gojek

Pada Kasus ini, seorang pelaku menggunakan aplikasi khusus dalam menjalankan praktik jahatnya.

Ia menggunakan aplikasi seperti fake GPS untuk mengelabui sistem gojek. Cara kerjanya pelaku

menggunakan dua smartphone, hape yang 1 digunakan sebagai pemesan yang satunya digunakan sebagai

driver. Jadi aplikasi ini membebaskan si pelaku menaruh posisi baik itu posisi driver maupun posisi

customer. Ketika order dijalankan sang pelaku hanya tinggal menggeser posisi driver di peta lokasi

smartphone dangan jari sehingga seakan-akan sang driver melakukan perjalanan antar jemput.

Para pelaku dalam melakukan praktik kejahatannya pasti memiliki tujuan dan motif. Tujuan

utamanya tidak lain adalah untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Seperti yang sudah dibahas

sebelumnya fraud atau kecurangan bisa terjadi karena hal-hal seperti adanya tekanan, kesempatan atau

peluang, rasionalisasi dan juga ada yang namanya kemampuan individu terkait dengan praktik

kecurangannya. Jika dihubungkan dengan teori tersebut maka dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Tekanan

Pada kasus gojek ini, driver mendapat tekanan dari segi sistem skema perhitungan bonus dengan

pencapaian poin tertentu, sehingga jika ingin mendapat bonus dan keuntungan yang banyak, maka harus

sering melayani order maka dilakukanlah order fiktif yang mana bisa mengahasilkan order yang banyak

dengan jalan pintas.

2. Kesempatan / Peluang

Kecurangan terjadi karena adanya kesempatan atau celah yang bisa dimanfaatkan untuk mencari

keuntungan. Dalam kasus gojek ini, para pelaku melihat ada celah kelemahan sistem keamanan gojek pada

aplikasinya sehingga dimanfaatkan oleh para pelaku memanipulasi sistemnya untuk mendapatkan

keuntungan

3. Rasionalisasi

Pada kasus ini, para pelaku menganggap kasus order fiktif ini sudah ada dari awal gojek muncul.

Makan muncullah didalam pemikirannya bahwa praktik ini merupakan hal yang biasa. Pendapat lain

dikemukan oleh salah satu driver yang peneliti wawancarai yaitu Ibu Vetri,

“ pernah sih dek tapi udah lama dulu, waktu itu emang saya lagi kepepet banget butuh uang, karena

saya udah punya anak juga jadi saya ikut temen saya bikin order fiktif supaya dapet orderan banyak “ (

Wawancara di teras Ayam Geprek Kak Ros Malang )

Dari penjelasan ibu vetri diatas dapat kita pahami bahwa beliau melakukan kecurangan karena

kondisi ekonomi butuh uang untuk keluarganya. Jadi hal tersebut dijadikan dasar pembenaran bagi beliau

untuk melakukan praktik kecurangan tersebut.

Page 16: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

4. Kemampuan Individu

Pada kasus gojek ini, pelaku yang melakukan kecurangan order fiktif atau penggunaan aplikasi

selain gojek memiliki pehaman dibidang teknologi. Namun, pemahaman teknologinya itu pelaku gunakan

untuk melakukan praktik kecurangan. Dengan kemampuannya itu, pelaku bisa meraup keuntungan secara

illegal.

4.2.2 Bentuk Pengendalian Internal PT. Gojek Malang dalam Mengatasi Kecurangan.

Pengendalian internal merupakan aspek yang berperan penting bagi suatu perusahaan. Salah satu

perannya yaitu untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya fraud atau kecurangan serta melindungi sumber

daya organisasi Valery G. Kumaat (2011:15). Pengendalian internal dalam hal ini sangat berperan penting

bagi gojek untuk mengatasi dan membasmi kecurangan-kecurangan tersebut. Selaras dengan hal tersebut

Bapak Irsan Lazuardi juga menjelaskan bahwa,

“ Setiap adanya pelanggaran atau kecurangan yang dilakukan oleh driver sebenarnya sudah

terdeteksi dari aplikasi gojek, gojek memiliki sistem Suspend kepada para driver yang terdeteksi melakukan

hal-hal tersebut, kami dari pihak manajemen juga ingin melindungi para driver lain yang jujur. Suspend

ini ada yang bersifat sementara sebagai peringatan dan ada juga yang bersifat permanen sebagai bentuk

hukuman yang diharapkan memberi efek jera bagi pelaku” ( Wawancara di Kantor Gojek )

Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa PT.Gojek Malang sudah memiliki pengendalian

internalnya dalam mengatasi kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi yaitu dengan sistem Suspend.

Adapun sistem Suspend ini dibagi menjadi 2 yaitu,

1. Auto Suspend, biasanya terhadap pelanggaran atau kecurangan driver yang terdeteksi secara automatis

di aplikasi gojek

2. Manual Suspend, biasanya terhadap pelanggaran atau kecurangan driver yang berasal dari laporan, baik

itu pihak customer maupun masyarakat.

Adapun sistem auto suspend dan manual suspend yang ada di PT. Gojek Malang bisa kita lihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Auto Suspend

NO. Bentuk Pelanggaran / Kecurangan Bentuk Tindakan / Sanksi

1 Praktik Order Fiktif Pemutusan mitra kerja gojek serta dikenai denda

sebesar Rp. 300.000

2 Penggunaan Aplikasi lain selain aplikasi

dari Gojek atau Penggunaan aplikasi untuk

memanipulasi sistem.

Pemutusan mitra kerja gojek serta dikenai denda

dengan sisa deposit yang pada saat itu ada di

aplikasi driver

3 Adanya jumlah order yang tidak wajar

dilakukan driver

Pemutusan mitra kerja gojek serta dikenai denda

sesuai dengan sisa deposit yang pada saat itu ada

di aplikasi driver

4 Terdeteksi terlalu sering melakukan

penyelesaian order dengan customer yang

sama.

Dikenakan Suspend, apabila terindikasi order

fiktif maka sanksi yang dikenakan sama dengan

order fiktif

5 Driver mendapat rating yang rendah Dikenakan Suspend, dalam hal ini driver bisa

melakukan protes banding jika memang ada

alasan tertentu mengenai rating rendahnya.

Page 17: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

6 Praktik manipulasi data/order pada saat

menjalankan order

Dikenakan Suspend, apabila terindikasi order

fiktif maka sanksi yang dikenakan sama dengan

order fiktif.

( Sumber : Data PT. Gojek Malang )

Tabel 4.3

Manual Suspend

NO. Bentuk Pelanggaran / Kecurangan Bentuk Tindakan / Sanksi

1 Berperilaku atau berbicara dengan bahasa yang

mengarah ke pelecehan seksual dengan lisan

maupun tulisan

Pemutusan mitra kerja gojek dan sisa deposit

driver yang ada di aplikasi dikembalikan.

2 Terjadinya tindak criminal Pemutusan mitra kerja gojek dan sisa deposit

driver yang ada di aplikasi dikembalikan

3 Keterlambatan saat menjemput pelanggan. Diberi peringatan melalui aplikasi, jika

kejadian berulang bisa dikenakan suspend

selama 1 hari.

4 Driver tidak mematuhi lalu-lintas Dikenakan Suspend selama 1 hari, apabila

kejadian berulang bisa dikenakan tambahan

suspend selama 3 hari

5 Driver merokok, helm untuk penumpang kotar

dan lainnya yang menyebabkan customer

menjadi tidak nyaman

Diberi peringatan melalui aplikasi, jika

kejadian berulang bisa dikenakan suspend

selama 1 hari.

6 Menyuruh customer untuk membatalkan

pesanan.

Diberi peringatan melalui aplikasi, jika

kejadian berulang bisa dikenakan suspend

selama 1 hari.

7 Driver tidak menjalankan pemesanan tanpa

memberi penjelasan kepada customer

Dikenakan Suspend selama 1 hari, apabila

kejadian berulang bisa dikenakan tambahan

suspend selama 3 hari.

8 Driver merusak barang pesanan customer Dikenakan suspend, serta 2 kali peringatan dan

melakukan ganti rugi pelanggan. Apabila

kejadian berulang bisa berlanjut ke pemutusan

mitra kerja gojek

9 Driver menurunkan pelanggan tidak ditempat

tujuannya

Dikenakan Suspend, serta 2 kali peringatan,

jika kejadian berulang bisa berlanjut ke

pemutusan mitra kerja gojek

10 Driver tidak menggunakan atribut dengan

lengkap

Dikenakan Suspend selama 1 hari, jika keadian

berulang bisa dikenakan tambahan suspend

selama 3 hari.

Page 18: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

11 Nomor plat yang ada pada kendaraan tidak

sama dengan yang ada di aplikasi atau yang

didaftarkan

Dikenakan Suspend, serta 2 kali peringatan,

jika kejadian berulang bisa berlanjut ke

pemutusan mitra kerja gojek

12 Customer tidak diberi perlengkapan Go-jek

seperti, helm, masker ataupun penutup kepala

untuk keamanan

Diberi peringatan melalui aplikasi, jika

kejadian berulang bisa dikenakan suspend

selama 1 hari

13 Driver menggunakan kendaraan yang tidak

layak untuk menjalankan kegiatan gojek

Diberi peringatan, jika kejadian berulang bisa

dikenakan suspend selama 1 hari

14 Driver mengantarkan barang yang tidak sesuai

dengan pesanan pelanggan

Dikenakan Suspend selama 1 hari, jika

kejadian berulang bisa dikenakan tambahan

suspend selama 3 hari

( Sumber : Data PT. Gojek Malang )

Tabel 4.3 memaparkan jenis-jenis pelanggaran atau kecurangan yang terjadi yang terdeteksi secara

otomatis dalam aplikasi gojek. Tabel 4.4 memaparkan jenis-jenis pelanggaran atau kecurangan yang terjadi

dengan adanya laporan dari pihak luar baik itu dari customer maupun masyarakat. Pengendalian internal

ini dirancang sedemikian rupa karena gojek ingin melindungi konsumen setianya serta melindungi driver

gojek lain yang jujur. Gojek juga ingin memberikan citra yang baik terhadap masyarakat sehingga

pengendalian ini diharapkan bisa dijadikan informasi atau pedoman untuk driver dalam memberikan

pelayanan terbaiknya. Namun, pengendalian internal gojek suspend juga dirasa masih belum begitu

sempurna, begitupun juga seperti yang dijelaskan oleh Bapak Irsan Lazuardi selaku Lead Operational

Officer PT. Gojek Malang.

“ Karena perusahaan ini berbasis aplikasi, pengendalian kita terhadap beberapa pelanggaran dan

modus kecurangan yang terjadi juga kita coba deteksi dan cegah dengan sistem aplikasi yang sudah kita

rancang, kita juga membuat sistem lapor banding kepada para driver yang menjadi salah sasaran dari deteksi

sistem atau laporan yang tidak valid “ ( Wawancara di Kantor Gojek )

Bapak Irsan menjelaskan bahwa gojek juga memiliki sistem lapor banding untuk mendampingi

kekurangan yang ada pada sistem suspend. Selama perjalanannya, beberapa driver ada yang terdeteksi

melakukan kecurangan padahal tidak, begitupun juga dengan laporan dari pihak luar yang belum tentu

valid.

Adapun sistem lapor banding itu adalah misalnya untuk contoh kasus driver tidak sengaja mendapat

pelanggan yang sama, lalu oleh aplikasi terdeteksi bahwa sang driver terindikasi melakukan kecurangan

yang bisa menyebabkan driver di suspend. Seorang driver bisa mengajukan protes atau banding ke kantor

gojek untuk klarifikasi bahwa kejadian tersebut terjadi tanpa kesengajaan. Hal yang sama dengan kasus

yang berbeda juga terjadi pada seorang driver yang sempat peneliti wawancarai yaitu Bapak Anam, beliau

bercerita bahwa,

“ Pernah dek waktu itu saya dapat pelanggan, saya dapet bintang 1 trus dilaporkan ke kantor, gara-

gara waktu itu saya jemput customer terlambat, itu pun juga karena tidak sengaja waktu itu lagi ada

perbaikan jalan “ ( Wawancara di Warung Nasi Bu Ratih Malang )

Bapak Anam dalam kasus ini mengajukan banding ke kantor gojek untuk klarifikasi agar akun

gojeknya tidak di suspend dan beliau bisa melanjutkan orderan kembali.

Pengendalian internal dengan sistem suspend ini diharapkan bisa mencegah para driver gojek

untuk melakukan praktik kecurangan. Jadi dapat dipahami disini, pengendalian internal ini selain untuk

Page 19: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

melindungi konsumen setia gojek kami juga melindungi driver sebagai mitra gojek untuk memberikan

pelayan kepada masyarakat, karena mitra driver memegang peran penting dalam Gojek ini.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengidentifikasian yang telah peneliti lakukan mengenai resiko

dan pengendalian kecurangan driver pada transportasi berbasis online di PT. Gojek Malang, maka peneliti

menarik kesimpulan sebagai berikut :

Bentuk-bentuk kecurangan utama yang terjadi di PT.Gojek Malang yaitu ada 2 jenis bentuk

kecurangan :

1. Order Fiktif

2. Penggunaa Aplikasi lain selain Aplikasi dari Gojek

Adapun imbas dari adanya kedua bentuk kecurangan tersebut menimbulkan buntut bentuk-bentuk

kecurangan lain di PT. Gojek Malang, diantaranya yaitu :

1. Driver melakukan order dengan jumlah yang tidak wajar

2. Driver melakukan penyelesaian order dengan customer yang sama

3. Driver melakukan praktik manipulasi data/sistem pada saat menjalankan order customernya

Sebagai tanggapan dari adanya bentuk-bentuk kecurangan tersebut, PT. Gojek Malang juga

memiliki pengendalian internal dalam rangka untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya fraud atau

kecurangan serta pelanggaran yang dilakukan oleh driver PT. Gojek Malang. Setidaknya ada 2 sistem yang

dilakukan dalam PT. Gojek Malang, diantaranya yaitu :

1. Dengan menerapkan sistem Suspend yang terbagi menjadi 2, yaitu :

a. Auto Suspend, yaitu tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran atau kecurangan yang

terdeteksi secara otomatis

b. Manual Suspend, yaitu tindakan yang dilakukan terhadap pelanggaran atau kecurangan yang

berasal dari laporan pihak luar baik itu customer maupun masyarakat.

2. Penerapan sistem Lapor Banding

Sistem ini diterapkan untuk mendampingi sistem suspend dalam pengendalian segala bentuk-

bentuk pelanggaran maupun kecurangan yang tejadi di PT. Gojek Malang.

Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dengan hasil yang telah dipaparkan, peneliti dapat

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi PT. Gojek Malang dan Driver PT. Gojek Malang

Page 20: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

PT. Gojek Malang bisa terus berinovasi dan memberikan layanan terbaiknya untuk kebutuhan

masyarakat luas. Terkait dengan penelitian, Gojek bisa terus mengupayakan pengembangan dan perbaikan

dibidang pengendalian terhadap kecurangan dan pelanggaran yang ada agar tidak ada lagi pihak yang

dirugikan. Untuk driver harus memiliki kejujuran dan integritas dalam bekerja, jangan lagi mencoba-coba

untuk melakukan praktik curang, karena sudah jelas konsekuensi nya.

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat setelah melihat dan mengetahui fenomena ini diharapkan bisa membantu pihak

manajemen Gojek dalam memberantas oknum-oknum driver yang nakal, jika memang masyarakat

mendapati oknum-oknum tersebut bisa langsung melaporkan ke pihak gojek agar oknum tersebut bisa

segera di tindaklanjuti.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyarankan untuk para peneliti yang ingin meneliti dengan tema yang sama mungkin

bisa ditambah informasi mengenai dampaknya terhadap keuangan perusahaan dengan cara mencari atau

meminta izin dulu kepada pihak-pihak terkait jika memungkinkan, sehingga data-data yang nantinya akan

dipaparkan bisa lebih lengkap lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W., Albrecht O., Albrecht C., & Zimbelman, F. (2012). Fraud Examination.

(edisi4) ISBN /978-0-538-47084-1.

Andika, W. (2016). Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online. Jakarta:PT. Sinar Grafika

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. (2019). Kajian Literatur tentang Upaya

Pencegahan Fraud. Diakses dari http://www.bpkp.go.id/puslitbangwas/konten/1999

Gufandri, A. (2016). PENGENDALIAN INTERN : Pengertian, Struktur, Jenis-Jenis Tujuan

Siklus dan Alat. Diakses dari http://www.rankingkelas.net/2016/08

Handayani, P. (2018). Analisis Fraud Diamond dalam Mendeteksi Kecurangan Tranportasi

Online. Jurusan Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha, Yogyakarta

Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta:Salemba Humanika

IBK. Bayangkara. (2015). Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi.

Jakarta:Salemba Empat

Kumaat, Valery G. (2011). Internal Audit. Jakarta:Penerbit Erlangga

Malau, B. (2019). 4 Pelaku Order Fiktif Aplikasi Transportasi Online Dibekuk Petugas Polda

Metro Jaya. Diakses dari http://www.wartakota.tribunnews.com/2019/02/13/4

Moleong, Lexy J. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi

Bandung:Rosda

Priantara, D. (2013). Fraud Auditing & Investigation. Jakarta:Penerbit Mitra Wacana Media

Page 21: RESIKO DAN PENGENDALIAN KECURANGAN DRIVER PADA ...

Salim, A. (2000). Manajemen Transportasi. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Santoso, A. (2014). Analisis Perilaku Kecurangan Akademik pada Mahasiswa Akuntansi dengan

Menggunakan Konsep Fraud Triangle. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB vol.2, no.2

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta

Sukrisno, A. (2014). Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan. Edisi 4

Sutrisno, H. (1983). Metodologi Research II. Yogyakarta: Badan Penerbit Psikologi UGM

Utomo, Agus Prasetyo (2006). Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Proses

Auditing dan Pengendalian Internal. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Volume XI (No. 2),

Hal: 66-74

Yos, Feto Daan. (2010). Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai untuk Meningkatkan

Pengendalian Intern pada PT. Gendish Mitra Kinarya. Fakultas Ekonomi,

Universitas Gunadarma