RESEPTOR
-
Upload
qurrotul-ayun -
Category
Documents
-
view
173 -
download
5
description
Transcript of RESEPTOR
RESEPTOR
Proses mengindera dimulai pada sel-sel reseptor di dalam organ indera. Suatu reseptor
dapat berupa bagian dari sel saraf aferen dan sel-sel khusus yang berhubungan baik dengan ujung
periferal sel-sel saraf aferen. Setiap tipe reseptor sangat sensitif terhadap stimulus khusus dari
pada stimulus yang lain. misalnya reseptor-reseptor pada mata sangat sensitif terhadap cahaya,
reseptor dalam telinga sangat sensitif terhadap gelomabang bunyi dst. Kita tidak dapat melihat
dengan telinga atau mendengar dengan mata, karena perbedaan sensivitas reseptor trhadap
stimulus khususnya, sehingga disebut dengan prinsip “hukum kekhususan energi saraf”.
Ada beberapa reseptor dapat merespon (walau secara lemah) stimulus di luar stimulus
khususnya. Satu satunya cara reseptor reseptor menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat
hanya dalam bentuk potensial aksi yang dirambatkan melalui serabut saraf, maka reseptor harus
mengubah berbagai bentuk energi stimulus menjadi energi listrik (potensial aksi). Proses
pengubahan energi stimulus menjadi energi listrik ini dikenal sebagai transduksi. Proses ini
melalui proses depolarisasi reseptor yang menghasilkan perubahan potensial membran. Potensial
membran dikenal sebagai potensial reseptor pada reseptor sel khusus, dan disebut potensial
generator bila reseptor merupakan ujung saraf eferen.
Pengubahan dari potensial reseptor dan potensial pembangkit menjadi potensial aksi
Stimulasi pada suatu reseptor akan mengubah permeabilitas membrannya, melalui suatu
pembukaan non selektif dari semua saluran-saluran ion kecil. Karena gradien elektrokimia Na+
akan berdifusi masuk ke dalam sel, mendepolarisasi membran. Depolarisasi lokal ini akan
mengubah potensial membran pada reseptor menjadi potensial reseptor, dan potensial generator.
Potensial reseptor maupun potensial generator merupakan suatu potensial bertingkat yang
amplitudo dan durasinya dapat bervariasi, tergantung pada kekuatan stimulus dan kecepatan
pemindahan stimulus. Kekuatan stimulus berbanding lurus dengan perubahan permeabilitas dan
potensial reseptor. Semua potensial bertingkat tidak memiliki periode refraktori, sehingga
memungkinkan terjadi penjumlahan respon terhadap stimuli yang cepat. Karena daerah reseptor
memiliki ambang yang sangat tinggi, maka potensial aksi tidak terjadi pada reseptor. Untuk
transmisi jarak jauh, potensial reseptor harus dirubah menjadi potensial aksi yang dapat
dirambatkan sepanjang saraf aferen.
Pada reseptor yang berupa sel khusus, suatu potensial reseptor akan memicu pembebasan
neurotransmitter yang kemudian berdifusi melintasi celah yang memisahkan reseptor dari ujung
saraf eferen, mirip pada suatu sinaps. Interaksi neurotransmitter dengan protein reseptor pada
ujung saraf aferen akan membuka saluran Na+, yang menyebabkan masuknya ion Na+ ke dalam
neuron aferen sehingga terjadilah depolarisasi untuk memulai potensial aksi yang akan
dirambatkan pada neuron aferen.
Dalam hal potensial generator aliran arus lokal dari ujung reseptor yang diaktifkan ke
membran sel yang berdekatan menyebabkan terbukanya saluran Na+ berpintu voltase di daerah
tersebut. Sekali potensial ambang dicapai, suatu potensial aksi dimulai dan dirambatkan
sepanjang serabut saraf, (selanjutnya potensial reseptor dan potensial generator akan disebut
sebagai potensial reseptor). Jadi suatu reseptor dapat berfungsi sebagai pengubah (transducer)
bentuk energi, yaitu mengubah energi stimulus khususnya menjadi energi elektrokimia impils
saraf, atau sebagai pembangkit potensial aksi. Apabila stimulus yang mengenai reseptor tidak
cocok, maka reseptor tidak akan merespon, artinya tidak akan terjadi potensial reseptor yang
selanjutnya tidak terjadi potensial aksi yang dirambatkan pada saraf aferen.
Reseptor berdasarkan bentuk energi stimulus khususnya diklasifikasikan menjadi:
a. Kemoreseptor: reseptor yang sensitif terhadap zat-zat kimia khusus.
b. Mekanoreseptor: reseptor yang sensitif terhadap energi mekanik
c. Fotoreseptor: reseptor yang sensitif terhadap energi cahaya
d. Termoreseptor: reseptor yang sensitif terhadap suhu
e. Nosiseptor: reseptor yang sensitif terhadap kerusakan jaringan