RESEPTOR

4
RESEPTOR Proses mengindera dimulai pada sel-sel reseptor di dalam organ indera. Suatu reseptor dapat berupa bagian dari sel saraf aferen dan sel-sel khusus yang berhubungan baik dengan ujung periferal sel-sel saraf aferen. Setiap tipe reseptor sangat sensitif terhadap stimulus khusus dari pada stimulus yang lain. misalnya reseptor-reseptor pada mata sangat sensitif terhadap cahaya, reseptor dalam telinga sangat sensitif terhadap gelomabang bunyi dst. Kita tidak dapat melihat dengan telinga atau mendengar dengan mata, karena perbedaan sensivitas reseptor trhadap stimulus khususnya, sehingga disebut dengan prinsip hukum kekhususan energi saraf”. Ada beberapa reseptor dapat merespon (walau secara lemah) stimulus di luar stimulus khususnya. Satu satunya cara reseptor reseptor menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat hanya dalam bentuk potensial aksi yang dirambatkan melalui serabut saraf, maka reseptor harus mengubah berbagai bentuk energi stimulus menjadi energi listrik (potensial aksi). Proses pengubahan energi stimulus menjadi energi listrik ini dikenal sebagai transduksi. Proses ini melalui proses depolarisasi reseptor yang menghasilkan perubahan potensial membran. Potensial membran dikenal sebagai potensial reseptor pada reseptor sel khusus, dan disebut potensial generator bila reseptor merupakan ujung saraf eferen.

description

anfisman

Transcript of RESEPTOR

Page 1: RESEPTOR

RESEPTOR

Proses mengindera dimulai pada sel-sel reseptor di dalam organ indera. Suatu reseptor

dapat berupa bagian dari sel saraf aferen dan sel-sel khusus yang berhubungan baik dengan ujung

periferal sel-sel saraf aferen. Setiap tipe reseptor sangat sensitif terhadap stimulus khusus dari

pada stimulus yang lain. misalnya reseptor-reseptor pada mata sangat sensitif terhadap cahaya,

reseptor dalam telinga sangat sensitif terhadap gelomabang bunyi dst. Kita tidak dapat melihat

dengan telinga atau mendengar dengan mata, karena perbedaan sensivitas reseptor trhadap

stimulus khususnya, sehingga disebut dengan prinsip “hukum kekhususan energi saraf”.

Ada beberapa reseptor dapat merespon (walau secara lemah) stimulus di luar stimulus

khususnya. Satu satunya cara reseptor reseptor menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat

hanya dalam bentuk potensial aksi yang dirambatkan melalui serabut saraf, maka reseptor harus

mengubah berbagai bentuk energi stimulus menjadi energi listrik (potensial aksi). Proses

pengubahan energi stimulus menjadi energi listrik ini dikenal sebagai transduksi. Proses ini

melalui proses depolarisasi reseptor yang menghasilkan perubahan potensial membran. Potensial

membran dikenal sebagai potensial reseptor pada reseptor sel khusus, dan disebut potensial

generator bila reseptor merupakan ujung saraf eferen.

Pengubahan dari potensial reseptor dan potensial pembangkit menjadi potensial aksi

Page 2: RESEPTOR

Stimulasi pada suatu reseptor akan mengubah permeabilitas membrannya, melalui suatu

pembukaan non selektif dari semua saluran-saluran ion kecil. Karena gradien elektrokimia Na+

akan berdifusi masuk ke dalam sel, mendepolarisasi membran. Depolarisasi lokal ini akan

mengubah potensial membran pada reseptor menjadi potensial reseptor, dan potensial generator.

Potensial reseptor maupun potensial generator merupakan suatu potensial bertingkat yang

amplitudo dan durasinya dapat bervariasi, tergantung pada kekuatan stimulus dan kecepatan

pemindahan stimulus. Kekuatan stimulus berbanding lurus dengan perubahan permeabilitas dan

potensial reseptor. Semua potensial bertingkat tidak memiliki periode refraktori, sehingga

memungkinkan terjadi penjumlahan respon terhadap stimuli yang cepat. Karena daerah reseptor

memiliki ambang yang sangat tinggi, maka potensial aksi tidak terjadi pada reseptor. Untuk

transmisi jarak jauh, potensial reseptor harus dirubah menjadi potensial aksi yang dapat

dirambatkan sepanjang saraf aferen.

Pada reseptor yang berupa sel khusus, suatu potensial reseptor akan memicu pembebasan

neurotransmitter yang kemudian berdifusi melintasi celah yang memisahkan reseptor dari ujung

saraf eferen, mirip pada suatu sinaps. Interaksi neurotransmitter dengan protein reseptor pada

ujung saraf aferen akan membuka saluran Na+, yang menyebabkan masuknya ion Na+ ke dalam

neuron aferen sehingga terjadilah depolarisasi untuk memulai potensial aksi yang akan

dirambatkan pada neuron aferen.

Dalam hal potensial generator aliran arus lokal dari ujung reseptor yang diaktifkan ke

membran sel yang berdekatan menyebabkan terbukanya saluran Na+ berpintu voltase di daerah

tersebut. Sekali potensial ambang dicapai, suatu potensial aksi dimulai dan dirambatkan

sepanjang serabut saraf, (selanjutnya potensial reseptor dan potensial generator akan disebut

sebagai potensial reseptor). Jadi suatu reseptor dapat berfungsi sebagai pengubah (transducer)

bentuk energi, yaitu mengubah energi stimulus khususnya menjadi energi elektrokimia impils

saraf, atau sebagai pembangkit potensial aksi. Apabila stimulus yang mengenai reseptor tidak

cocok, maka reseptor tidak akan merespon, artinya tidak akan terjadi potensial reseptor yang

selanjutnya tidak terjadi potensial aksi yang dirambatkan pada saraf aferen.

Reseptor berdasarkan bentuk energi stimulus khususnya diklasifikasikan menjadi:

a. Kemoreseptor: reseptor yang sensitif terhadap zat-zat kimia khusus.

b. Mekanoreseptor: reseptor yang sensitif terhadap energi mekanik

c. Fotoreseptor: reseptor yang sensitif terhadap energi cahaya

d. Termoreseptor: reseptor yang sensitif terhadap suhu

e. Nosiseptor: reseptor yang sensitif terhadap kerusakan jaringan