Resensi Qultum
description
Transcript of Resensi Qultum
![Page 1: Resensi Qultum](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080920/563db8df550346aa9a97bd6b/html5/thumbnails/1.jpg)
Tes masuknya susah. Kuliahnya ketat. Magangnya di rumah sakit. Tampilannya keren, pake jas
putih plus stetoskop. Masa depannya pun cerah. Mahasiswa kedokteran emang kece abis!
Kalau dilihat orang, mahasiswa kedokteraan memang keren abis. Gimana nggak keren coba,
jurusannya aja passing grade-nya tinggi. Sebelum masuk musti berebutan sama banyak orang dulu
via Ujian Masuk. Kuliahnya pun serius nan sibuk. Sehabis lulus menjadi co-assistant kece serta
magang di rumah sakit. Proses panjang dan melelahkan sampai diambil sumpah jadi dokter. Keren
banget nggak tuh?
Tapi, mahasiswa kedokteran juga manusia. Dibalik tampilan keren sebagai seorang calon
dokter, terkadang hal-hal konyol dan kocak juga harus mereka lalui. Simak pengakuan Tazkia
Fatimah yang harus kembang kempis kuras keringat demi melewati masa Co-Assistent alias Koas.
Tazkia menceritakan pengalamannya selama menjadi koas dalam Cenat-Cenut Calon Dokter.
Hal-hal kocak menimpa Tazkia selama menjadi koas. Dari di-request mijitin pasien sakit perut sampai
diam megang martabak saat kondisi ruang IGD sedang heboh. Nggak hanya pengalaman kocak,
Tazkia juga banyak mengajak kita semua merenung. Dibalik sakit yang diderita pasiennya, Tazkia juga
mengajak pembaca untuk kembali memikirkan kuasa Allah SWT., kembali memikirkan hakikat
manusia hidup di dunia.
Simak juga bagaimana Tazkia harus menjelajahi Pakistan-Iran-Turki-Lebanon-Jordan demi
menjalani misi kemanusiaan di Palestina.
Buat kamu yang ingin tahu lebih dekat kehidupan calon dokter, Cenat-Cenut Calon Dokter pas
banget buat dijadiin bacaan serta renungan. Seru penulisnya. Lucu ceritanya. Dalam isinya. So, mau
tunggu apa? Yuk baca bukunya! :D