Resensi Novel

4
RESENSI NOVEL Judul Buku : The Truth About Forever Penulis : Orizuka Kota Tempat Terbit : Jakarta Selatan Cetakan : Pertama, 2008 Halaman : 282 “LEPASIN GUEEE!!!!!!!!!!!!” sahut Yogas sekuat tenaga, sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman dua orang besar yang ada di sampingnya. Namun, cengkraman mereka malah bertambah kuat. “DIEM LO!!!” sahut seseorang di depan Yogas lalu menonjoknya dengan sekuat tenaga dan membuat pelipisnya berdarah. “MAU APA LO!!!” sahut Yogas, melirik Joe sahabatnya yang berada di belakang lelaki yang menamparnya. Ekspresinya aneh, dan tak dapat di tebak. “Joe, apa maksud lo,hah??!!” “Gas nggak sakit kok,” kata Joe sambil membawa suntikan, “Cuma sekali doank nggak bikin ketagihan kok”. “Joe! Loe apa-apaan?! Buang!!” seru Yogas, tapi Joe seperti tidak punya pilihan. Sepenggal cerita di atas merupakan karangan Orizuka yang menceritakan tentang kehidupan seorang cowok bernama Yogas, yang merasa kesepian karena divonis tidak berumur panjang akibat obat terlarang. Yogas mengidap penyakit HIV aids. Suatu hari Yogas pergi ke Yogyakarta diam-diam tanpa diketahui oleh orang tuanya untuk mencari orang yang menularkan penyakit mematikan itu. Di Yogyakarta dia tinggal di sebuah kost-kostan cewek, karena pemilik kost membutuhkan uang ia menerima Yogas untuk menyewa kost-kostannya. Saat itulah Yogas bertemu dengan gadis bernama Kana. Kana gadis yang ceria, dia seorang mahasiswi yang suka menulis novel, dan berharap suatu saat novel yang dibuatnya menjadi Best-Seller. Setiap hari Yogas dibantu oleh temannya Eno, menyatroni kampus UGM untuk mencari orang yang telah membuatnya sakit parah. Namun, tak kunjung berhasil. Semakin lama semakin dalam dendam yang disimpannya selama bertahun-tahun itu. Hari-hari yang dilalui Yogas mulai berbeda sejak adanya Kana yang selalu mengusik hidupnya. Terkadang Yogas

description

jhdjfshjdhjsdhsjhd

Transcript of Resensi Novel

Page 1: Resensi Novel

RESENSI NOVEL

Judul Buku : The Truth About ForeverPenulis : OrizukaKota Tempat Terbit : Jakarta SelatanCetakan : Pertama, 2008Halaman : 282

“LEPASIN GUEEE!!!!!!!!!!!!” sahut Yogas sekuat tenaga, sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman dua orang besar yang ada di sampingnya. Namun, cengkraman mereka malah bertambah kuat. “DIEM LO!!!” sahut seseorang di depan Yogas lalu menonjoknya dengan sekuat tenaga dan membuat pelipisnya berdarah. “MAU APA LO!!!” sahut Yogas, melirik Joe sahabatnya yang berada di belakang lelaki yang menamparnya. Ekspresinya aneh, dan tak dapat di tebak. “Joe, apa maksud lo,hah??!!” “Gas nggak sakit kok,” kata Joe sambil membawa suntikan, “Cuma sekali doank nggak bikin ketagihan kok”. “Joe! Loe apa-apaan?! Buang!!” seru Yogas, tapi Joe seperti tidak punya pilihan.

Sepenggal cerita di atas merupakan karangan Orizuka yang menceritakan tentang kehidupan seorang cowok bernama Yogas, yang merasa kesepian karena divonis tidak berumur panjang akibat obat terlarang. Yogas mengidap penyakit HIV aids. Suatu hari Yogas pergi ke Yogyakarta diam-diam tanpa diketahui oleh orang tuanya untuk mencari orang yang menularkan penyakit mematikan itu. Di Yogyakarta dia tinggal di sebuah kost-kostan cewek, karena pemilik kost membutuhkan uang ia menerima Yogas untuk menyewa kost-kostannya. Saat itulah Yogas bertemu dengan gadis bernama Kana. Kana gadis yang ceria, dia seorang mahasiswi yang suka menulis novel, dan berharap suatu saat novel yang dibuatnya menjadi Best-Seller.

Setiap hari Yogas dibantu oleh temannya Eno, menyatroni kampus UGM untuk mencari orang yang telah membuatnya sakit parah. Namun, tak kunjung berhasil. Semakin lama semakin dalam dendam yang disimpannya selama bertahun-tahun itu. Hari-hari yang dilalui Yogas mulai berbeda sejak adanya Kana yang selalu mengusik hidupnya. Terkadang Yogas merasa jengkel dengan tingkah laku Kana. Ternyata Kana mempunyai perasaan terhadap Yogas, namun Yogas tidak menggubris perasaan Kana dan mengatakan kalau mereka tidak punya masa depan. Kana merasa bingung dengan sikap aneh Yogas dan mencari tahu mengapa Yogas begitu.

Rahasia yang disimpan oleh Yogas ternyata diketahui oleh Kana. Saat itu Kana tidak sengaja menemukan sebuah belati tajam di dalam ransel milik Yogas, dan juga menemukan botol bertuliskan AZT. AZT adalah obat antiretroviral untuk HIV positif. Kana merasa hancur saat melihat obat itu, dia terus memikirkan kenapa Yogas bisa memliki penyakit itu, yang akhirnya terjawab sendiri dari mulut Yogas, dari hubungan seks sesama jenis. Kana semakin tidak kuasa mendegar perkataan Yogas. Ternyata semua perkataan Yogas tidak benar saat Kana bertemu dengan mantan pacar Yogas bernama Wulan dan menjelaskan semuanya, bahwa Yogas mengidap penyakit itu karena menerima suntikan yang

Page 2: Resensi Novel

dipaksa oleh komplotan temannya Joe, sahabatnya yang terbaik yang tidak menggubris komplotan preman-preman itu dan membiarkan mereka menyuntikkan jarum suntik itu ke tubuh Yogas. Kana merasa terjatuh ke dalam jurang yang paling dalam saat mendengar perkataan Wulan. Namun kesedihannya tidak membuatnya goyah ternyata Kana tidak ingin meninggalkan Yogas, dia ingin membantunya, dan tidak ingin dia kesepian. Yogas merasa ada secercah harapan saat tahu Kana akan selalu ada disampingnya dan tidak akan meninggalkannya. Di saat Yogas merasa sakit akibat pengaruh penyakit itu, Kana selalu membantunya. Serta impian Yogas ingin menjadi sutradara, Kana yang membangkitkan kembali keinginan yang sudah tersimpan sejak lama itu. Ada satu keinginan yang diutarakan oleh Kana kepada Yogas, agar Yogas tidak mencari-cari Joe dan tidak membunuhnya. Beberapa minggu Kana terus memperbaiki hidup Yogas, dan akhirnya berhasil, Yogas menerima telepon dari orangtuanya yang meminta maaf akan semua yang sudah terjadi selama ini dan memintanya pulang. Yogas pun menurutinya dan ingin melanjutkan pendidikannya yang tertinggal. Namun saat diperjalanan tidak sengaja Yogas mendengar percakapan dua mahasiswa yang menyebut nama Joe, insting Yogas kembali bekerja saat mendengar nama itu disebutkan dengan sigap Yogas mengikuti mereka dan bertanya pada salah satu mahasiswa sambil mencengkram lehernya, dan akhirnya dia mendapat informasi dimana Joe berada. Di kampus UPN, Yogas pun mencarinya dan menemukannya di ruangan teknik Kimia. Dendam mulai mengalir saat Yogas melihatnya dan menyeretnya ke belakang kampus, terjadi perang mulut antar Yogas dan Joe. Saat Yogas mengeluarkan belatinya, Joe langsung menangis dan mengatakan bahwa suntikan yang diterima oleh Yogas telah dipakai sebelumnya oleh dirinya. Pisau itu pun jatuh, Yogas terpaku dan terduduk mendengarnya. Dendam itu akhirnya berakhir, namun sakit yang mereka rasakan tidak aken pernah berakhir.

Yogas akhirnya berhasil menjadi seorang sutradara dan Kana berhasil membuat novel yang benar-benar Best-seller. Mereka punya keinginan jika suatu hari mereka berhasil dengan cita-cita mereka, mereka harus bertemu dan menunjukkan hasil kerja mereka, namun keinginan terakhir itu tidak terkabul. Kana mendengar kabar dari orangtua Yogas bahwa Yogas sudah meninggal. Kana menangis sejadi-jadinya di depan wajah Yogas yang sudah dingin. Hanya sayang pesan Yogas bahwa dia sayang pada Kana.

Orizuka memberikan tampilan novel yang sangat menyentuh hati. Dia mampu memberikan novel yang berisi ‘isu’yang menarik. Ia mengangkat satu isu yang banyak terjadi di Indonesia, dan mampu membuka sedikit mata para pembaca. Sayangnya di dalam novel tersebut ditemukan nama tokoh yang hampir mirip, yang mampu membuat pembaca sedikit terkecoh dengan tokoh yang sebagai anak kecil dan tiba-tiba tokoh menjadi mahasisiwi, padahal tokoh yang dimaksudkan berbeda. Bahasa yang ditampilkan juga tidak berbelit-belit, sehingga pembaca mampu menerima setiap kalimat-kalimat di dalamnya. Alur dan plot cerita yang dibuat sangat menarik sehingga mencapai maksud disetiap paragrafnya, meskipun ada setting yang tidak jelas, seperti salah satu universitas yang tidak dicantumkan secara jelas, namun keseluruhan cerita mampu menarik simpati pembaca.

Page 3: Resensi Novel

TENTANG PENULIS

Okke Rizka Septania atau biasa dipanggil Orizuka lahir di Palembang, 14 September 1986.

Mahasisiwi yang sedang sibuk dengan kuliahnya di Ilmu Komunikasi UGM ini, sudah menulis sejak

masih duduk di bangku sekolah. Cewek yang masih berstatus single ini membuat novelnya berdasarkan

‘isu’ yang banyak terjadi di Indonesia. Karena isu inilah yang membuat gagas media menerbitkan novel

yang sangat menyentuh hati ini. Novel ini tidak kalah dengan novel-novel lainnya. Sesuai dengan

harapannya novel ini akhirnya bisa diterbitkan di gagas media dan merupakan novel pertama di gagas

media setelah muncul novel-novelnya yang di terbitkan di puspa swara dan tanda baca. Novel pertama

miliknya adalah Me and My Prince Charming (puspa swara, 2005), novel kedua Summer Breeze (Puspa

swara, 2006), dan masih ada 9 novel lainnya serta novel berjudul The Truth about Forever ini.

Cewek palembang yang hobi online ini, sudah merilis 10 novel. Saat ini salah satu novel

debutnya yaitu The Shaman yang diperankan oleh Dirly Idol, yang telah diterbitkan gagas media telah

menjadi film perdana di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.