PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN...
Transcript of PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN...
PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING-GLUING ) DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS RESENSI NOVEL (Sebuah Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XII
SMA Plus Khadijah Islamic School Cilandak Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2010-2011)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(S.Pd)
Dewi Yanti 106013000294
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
i
ABSTRAK
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang memerlukan latihan agar dapat dikuasai dengan baik. Menulis juga memerlukan keterampilan yang cukup banyak seperti pilihan kata, keterkaitan paragraf, gaya bahasa, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pembelajaran menulis harus mendapatkan perhatian lebih agar keterampilan menulis yang dianggap kompleks dan rumit dapat dikuasai dengan mudah.
Pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam sastra, dikenal adanya menulis resensi. Menulis resensi merupakan kegiatan menulis yang memerlukan ingatan yang berintegrasi dengan kegiatan membaca karena seseorang harus cerdas membaca terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan meresensi. Menulis resensi buku, selain akan mengefektifkan kegiatan membaca, juga akan membuat diri kita dapat berlatih mengungkapkan pemahaman kita terhadap sebuah gagasan secara tertulis.
Kegiatan pembelajaran menulis resensi novel yang diberikan kepada siswa kelas XII ini menggunakan teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing). Teknik ini diberikan kepada siswa karena menurut peneliti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik ini cukup menarik dan dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk menyenangi kegiatan menulis resensi. Teknik cutting-gluing dilakukan dengan cara “memotong” dan “merekatkan” materi yang ada di dalam buku. Dengan kegiatan ini diharapkan tidak ada lagi siswa yang bersantai dalam kegiatan menulis. Berdasarkan uraian tersebut, penulis telah melakukan penelitian. Dalam skripsi ini, penulis mengajukan hipotesis diantaranya, penulis mampu mengajarkan pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) pada siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School, siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School mampu menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan, dan teknik memotong dan merekatkan tepat digunakan dalam pembelajaran menulis resensi novel pada siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan Penulis mampu mengajarkan pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) pada siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School. Hal ini didukung berdasarkan hasil penilaian siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School terhadap tingkah laku guru dalam mengajar. Dengan nilai persentase rata-rata 91,2 % dengan kategori A (sangat baik), siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School mampu menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan. Hal ini terbukti dari hasil pretest dengan rata-rata 5,97 dan setelah mengikuti posttest mencapai rata-rata 9,53. Perbedaan ini menunjukkan peningkatan sebesar 19,7%, Teknik memotong dan merekatkan tepat digunakan dalam pembelajaran menulis resensi novel pada siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School. Hal ini terbukti berdasarkan uji statistik, diketahui t hitung t tabel yaitu 0,89 0,20 dalam tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan 17.
Dari fakta-fakta di atas, penulis menyimpulkan bahwa semua hipotesis yang penulis rumuskan dalam penelitian ini dapat diterima.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Swt semata, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan rohani dan jasmani. Juga atas izin dan kasih-Nya penulis diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Menulis Resensi Novel dengan Menggunakan Teknik Memotong dan Merekatkan (cutting-gluing) Sebuah Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School Cilandak-Lebak Bulus Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011”. Shalawat dan salam semoga terlimpahcurahkan kepada sang utusan Allah Swt, yang menghindarkan kita dari jalan kegelapan yaitu Nabi Muhammad Saw.
Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Sekaitan dengan hal itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini belumlah sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan rintangan. Tanpa bantuan dan peran serta berbagai pihak, karya ini tidak mungkin terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan FITK UIN Jakarta. 2. Bapak Drs. E. Kusnadi “bapaknya anak-anak PBSI” (mantan Kajur PBSI 2006
hingga 2010), bapak yang terlihat keras luarnya, namun lembut hatinya. Bapak yang selalu memberikan semangat pada penulis selama menjadi mahasiswa hingga meraih gelar sarjana. (terima kasih tak terhingga untuk jasamu);
3. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., “bundaku sayang” selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sosok ibu penyayang yang juga dosen yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis selama ini (terima kasih bundaku, kasih sayangmu, kelembutanmu, dan senyummu yang memancarkan cinta dan ketenangan menghantarkanku mengenakan toga ini);
iii
4. Ibu Rosida Erowati, M. Hum., selaku dosen pembimbing dan dosen Sastra yang sangat berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini, juga telah mengenalkan dan membangkitkan kecintaan penulis pada dunia sastra. (terima kasih untuk arahan, bimbingan, dan semangatmu untuku bunda);
5. Ibu Dra. Elvi Susanti, M.Pd., selaku dosen PBSI yang telah memberikan ilmu, motivasi, dan semangat kepada penulis hingga penyelesaian skripsi ini;
6. Bapak Dr. Alek, S.S, M.Pd., selaku Dosen PBSI yang telah memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
7. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan;
8. Papa Yusuf Tuahuns dan Mama Nur Siauta tercinta, yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis untuk terus maju, dan selalu memberikan kasih sayangnya sampai detik ini (mama, papa, ini persembahan untukmu LOVE YOU FULL);
9. Adik-adik tersayang, Rahmadani, Fazrin Yusuf, Zulfi Wilda, Nazwa Yusuf, dan Jasya Yusuf yang selalu menemani hari-hari indahku dengan canda tawa, dan tangisan nakal mereka. (Adik-adiku kakak sayang kalian, kalian penyemangat hidupku, kakak akan terus kuat dan bertahan, berusaha untuk masa depan kalian, Love You All);
10. Nenek Farida Tuahuns/Lumintang dan Alm. Kakek Purnawirawan Achmad Tuahuns yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tulus untuk penulis. (nenek, kakek kakak sayang kalian, tanpa kalian kakak tak mungkin dapat seperti sekarang ini…kakeku…engkau pasti tersenyum dari sana melihat cucumu ini dapat menyelesaikan semuanya dengan baik, ini untukmu kakekku…”kaka sayang tete paskali” ((bahasa daerah Ambon= kakak sangat sayang kakek));
11. Alfred “jantung hatiku” terima kasih atas dukungan dan semangat penuh yang diberikan untuk penulis hingga saat ini. (terima kasih abangku, engkau memiliki kekuatan besar yang mampu menyihirku menjadi sangat bersemangat dan bergairah dan dalam menjalani hari-hariku, termaksud dalam menyelesaikan skripsi ini, kau jadi inspirasiku, semangat hidup, dikala aku sedih, dikala ku dihina kau akan tetap membela, kau bintang di hatiku);
iv
12. Seluruh pihak SMA Plus Khadijah Islamic School yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
13. Nunung Nurjanah Widya “sahabat sejatiku” terima kasih untuk dukungan dan semangatmu. (kau satu-satunya sahabat sejati yang ku miliki, kita jalani susah-senang bersama, canda tawa dan tangisan mengiringi persahabatan kita. Akhirnya terwujud sudah cita-cita kita untuk menyelesaikan skripsi dan mengenakan toga dalam waktu yang sama. Wie sayang oeng….);
14. Putri Minda dan Isroyati terima kasih untuk bantuan, semangat dan dukungan penuh atas terselesaikannya skripsi ini. (put,….terima kasih ya…);
15. Keluarga besar BEM-J PBSI terima kasih atas semangat yang telah kalian berikan padaku;
16. Seluruh mahasiswa/mahasiswi PBSI angkatan 2006 “teman-temanku seperjuangan” terima kasih atas dukunganya;
17. Bapak Sapri selaku pengurus tata usaha PBSI, yang selalu bersabar melayani mahasiswanya termasuk penulis;
18. dan untuk berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga semua bantuan, dukungan, dan partisipasi yang diberikan kepada
penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Serta diberikan balasan setimpal dari Allah Swt. Amin.
Akhirnya, penulis pun berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Jakarta, Desember 2010.
Penulis,
v
DAFTAR ISI halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5 D. Rumusan Masalah Penelitian ...................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 G. Hipotesis ..................................................................................... 6
BAB II ACUAN TEORETIS A. Pengertian Menulis ..................................................................... 7 B. Pengertian Resensi Buku ............................................................ 9 C. Novel .......................................................................................... 15 D. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing).................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 28 B. Metode Penelitian ....................................................................... 28 C. Subjek Penelitian ........................................................................ 31 D. Desain Penelitian ........................................................................ 31 E. Instrumen Tindakan Kelas .......................................................... 33 F. Persiapan Pembelajaran .............................................................. 37 G. Instrumen Penelitian ................................................................... 38
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA Plus Khadijah Islamic school ................ 40 B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi
Tindakan ..................................................................................... 42 C. Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................................... 50 D. Deskripsi dan Analisis Data Hasil pretest dan posttest
Pembelajaran Menulis Resensi Novel. ........................................ 51 E. Analisis Data Hasil Pembelajaran Menulis Resensi Novel.......... 73 F. Interpretasi Hasil Analisis ........................................................... 79 G. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................. 80
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .................................................................................... 90 B. Saran .......................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 94 RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat permohonan ijin penelitian Lampiran 2 : Surat persetujuan penelitian dari SMA Plus Khadijah Islamic School Lampiran 3 : Daftar nama siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School Lampiran 4 : Struktur organisasi SMA dan data guru SMA Plus Khadijah Islamic School Lampiran 5 : Instrumen pretest dan Posttest Lampiran 6 : Format Kriteria penilaian resensi novel Lampiran 7 : Format penilaian resensi novel Lampiran 8 : Kategori Pemerolehan skor dalam resensi novel Lampiran 9 : Format observasi tingkah laku siswa dalam pembelajaran Lampiran 10 : Format observasi tingkah laku guru dalam pembelajaran Lampiran 11 : Format jurnal siswa Lampiran 12 : Format angket Lampiran 13 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 14 : Skenario pembelajaran Lampiran 15 : Format penilaian resensi novel Lampiran 16 : Kriteria penilaian resensi novel Lampiran 17 : Format penilaian teman sebaya (Peer Assessment) Lampiran 18 : Hasil observasi tingkakh laku guru dalam mengajar Lampiran 19 : Hasil jurnal siswa pertemuan pertama, kedua, dan ketiga Lampiran 20 : Hasil Angket Lampiran 21 : Hasil Penialain teman sebaya (Peer Assessment) Lampiran 22 : Hasil Pretest dan Posttest siswa Lampiran 23 : Foto kegiatan penelitian menulis resensi novel dengan menggunakan tenik memotong dan merekatkan di SMA Plus Khadijah Islamic School
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial selalu memiliki ketergantungan terhadap
orang lain. Untuk memfasilitasi ketergantungan tersebut manusia pun melakukan
proses komunikasi. Manusia melakukan komunikasi dengan menggunakan suatu
alat yang dinamakan bahasa. Alat komunikasi ini digunakan manusia untuk
bertukar pikiran, mengutarakan perasaan, serta menyampaikan gagasan. Agar
gagasan dan perasaan yang disampaikan seseorang dapat diterima oleh pihak lain,
manusia harus memiliki keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yaitu, menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Dalam keterampilan berbahasa tersebut, aspek
yang digunakan untuk berkomunikasi bukan hanya aspek berbicara, menulis pun
dapat digunakan sebagai salah satu alat komunikasi yang efektif karena dengan
tulisan seseorang dapat menyampaikan gagasannya ke setiap orang tanpa dibatasi
waktu.
Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi
berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi menyimak,
berbicara, dan membaca.1 Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, baik
sekolah negeri maupun swasta, siswa dituntut untuk terampil menulis. Adanya
kompetensi menulis akan membuat siswa menjadi terlatih untuk menuangkan
ide/pikiran dan informasi dalam wacana tulis berbentuk teks deskripsi, narasi,
eksposisi, persuasi dan argumentasi, ringkasan/rangkuman, laporan, karya ilmiah,
makalah, ataupun berbagai bentuk surat. Tarigan berpendapat bahwa keterampilan
menulis erat sekali hubungannya dengan keterampilan lain. Apabila kita melihat
pendapat tersebut, memang keterampilan menulis tidak bisa dipisahkan dari
keterampilan lainnya seperti keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.2
1 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm.
422. 2 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1994), hlm. 2.
2
Sama halnya dengan keterampilan berbahasa yang lain, menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang memerlukan latihan agar dapat dikuasai
dengan baik. Menulis juga memerlukan keterampilan yang cukup banyak seperti
pilihan kata, keterkaitan paragraf, gaya bahasa, dan sebagainya. Oleh sebab itu,
pembelajaran menulis harus mendapatkan perhatian lebih agar keterampilan
menulis yang dianggap kompleks dan rumit dapat dikuasai dengan mudah. Fakta
menunjukkan bahwa menulis dianggap sebagai kegiatan yang membosankan.
Pembelajaran menulis di sekolah dianggap sebagai pengisi waktu kosong jika
guru mata pelajaran bahasa Indonesia sedang ada keperluan lain atau tidak dapat
masuk untuk mengajar. Biasanya siswa diperintahkan menulis spontan tanpa
dibekali pengetahuan yang memadai tentang menulis.
Nurgiyantoro menyatakan bahwa banyak yang gagal dan menyerah dalam
menulis, karena menulis dianggap melelahkan dan sulit. Hal ini bukan berarti ada
siswa yang tidak memiliki potensi untuk mampu menulis, tetapi dapatkah seorang
guru bahasa dan sastra Indonesia membangkitkan minat siswa untuk menulis?
Apa yang menyebabkan siswa enggan menulis? Cara apa yang digunakan guru
untuk membangkitkan minat siswa dalam menulis? Metode apa yang tepat untuk
dipergunakan agar siswa dapat mengembangkan minat menulisnya?
Berbagai pertanyaan yang muncul tersebut di atas harus dijadikan motivasi
seorang pendidik untuk mengubah paradigma siswa tentang menulis. Seorang
guru harus kreatif dalam melaksanakan pengajaran dan memberikan motivasi
belajar yang baik sehingga minat menulis siswa dapat lebih tergali. Oleh karena
itu, variasi metode dan teknik pembelajaran menulis perlu diperhatikan, agar
siswa benar-benar memperoleh kompetensi atau keterampilan menulis tersebut.
Mengenai materi menulis pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam sastra, dikenal adanya menulis resensi. Menulis resensi merupakan kegiatan menulis yang memerlukan ingatan yang berintegrasi dengan kegiatan membaca karena seseorang harus cerdas membaca terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan meresensi. Menulis resensi buku, selain akan mengefektifkan kegiatan membaca, juga akan membuat diri kita dapat berlatih mengungkapkan pemahaman kita terhadap sebuah gagasan secara tertulis.3
3 Hernowo. Quantum Reading, (Bandung: MLC, 2005). hlm. 194.
3
Meskipun kegiatan meresensi buku dapat meningkatkan dua aspek keterampilan berbahasa sekaligus, pada kenyataannya kegiatan meresensi buku tidak disenangi oleh siswa. Padahal, meresensi buku dapat membantu siswa untuk mengingat isi dan manfaat buku yang telah dibacanya. Menulis resensi dianggap membosankan karena siswa harus melakukan dua kegiatan sekaligus, yaitu membaca kemudian menuliskan kembali bagian-bagian penting dari isi bacaan. Dengan demikian, guru harus memberikan pembelajaran yang menarik dengan mengembangkan atau memanfaatkan strategi, metode, teknik, serta media pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa. Hal inilah yang membangkitkan motivasi penulis untuk melakukan penelitian dengan memberikan pembelajaran menulis yang menarik kepada siswa.
Pembelajaran menulis resensi yang diajukan dalam penelitian ini dan diberikan kepada siswa adalah pembelajaran menulis resensi novel. Peneliti memilih novel sebagai media pembelajaran karena disesuaikan dengan tingkatan pendidikan dan usia objek penelitian yang akan menerima kegiatan pembelajaran ini. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School Cilandak, Jakarta Selatan. Pada umumnya anak yang sedang menempuh pendidikan di kelas XII merupakan anak remaja yang beranjak dewasa yang mulai menyenangi bacaan-bacaan yang tidak lagi ringan seperti cerpen, melainkan novel-novel yang bercerita tentang dunia dan gaya hidup anak remaja seusia mereka. Kegiatan pembelajaran menulis resensi novel yang diberikan kepada siswa kelas XII ini menggunakan teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing). Teknik ini diberikan kepada siswa karena menurut peneliti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik ini cukup menarik dan dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk menyenangi kegiatan menulis resensi. Teknik cutting-gluing dilakukan dengan cara “memotong” dan “merekatkan” materi yang ada di dalam buku. Dengan kegiatan ini diharapkan tidak ada lagi siswa yang bersantai dalam kegiatan menulis. Siswa akan disibukkan dengan pencarian hal-hal yang menarik bagi siswa dalam hal isi novel yang telah dibacanya. Kegiatan ini tidak berhenti ketika siswa selesai menemukan hal menarik dan penting. Selanjutnya siswa harus melakukan kegiatan “merekatkan” hal-hal menarik dan penting tersebut sehingga menjadi sebuah tulisan yang mudah dibaca dan dipahami oleh orang yang membaca tulisannya. Dengan penggunaan
4
teknik ini diharapkan dapat merangsang dan memotivasi siswa untuk menuliskan sebuah pemahaman dari bacaan dengan sungguh-sungguh.
Untuk mengetahui keberhasilan penggunaan teknik memotong dan
merekatkan dengan pembelajaran menulis resensi ini, peneliti bermaksud
mengangkat permasalahan tersebut melalui sebuah penelitian yang berjudul
“Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam Pembelajaran Menulis Resensi Novel Pada Siswa Kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School Cilandak, Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2010-2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yang terdapat pada ketidakberhasilan pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia, di antaranya yaitu :
1. Banyak siswa yang masih belum terampil dalam menulis, antara lain menulis
resensi novel.
2. Banyak guru bahasa Indonesia yang tidak memiliki kualifikasi sebagai tenaga
pengajar bahasa Indonesia.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran menulis resensi novel kurang
sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan, sehingga hasilnya kurang
optimal.
4. Kurangnya media dalam pembelajaran menulis resensi novel.
5. Kurangnya pengetahuan siswa tentang teknik penulisan resensi novel.
6. Kurangnya motivasi pada siswa untuk terus berlatih menulis.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan suatu masalah dalam penelitian sangatlah penting. Hal ini
dimaksudkan agar permasalahan yang akan diteliti lebih terarah serta tidak terjadi
penyimpangan dari suatu permasalahan. Pembatasan permasalahan tersebut di
antaranya;
1. Penulis akan menggunakan teknik memotong dan merekatkan dalam
pembelajaran menulis resensi novel.
5
2. Penelitian tersebut dilakukan untuk dapat mengetahui keberhasilan teknik
memotong dan merekatkan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran menulis resensi novel.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Dari latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menulis resensi dengan menggunakan
teknik memotong dan merekatkan?
2. Bagaimana tanggapan siswa dalam proses pembelajaran menulis resensi novel
dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan?
3. Bagaimanakah teknik memotong dan merekatkan yang diterapkan efektif
untuk pembelajaran menulis resensi novel?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui hal-hal sebagai
berikut.
1. Hasil penerapan teknik memotong dan merekatkan dalam pembelajaran
menulis resensi novel.
2. Nilai rata-rata kemampuan siswa dan peningkatan siswa dalam menulis resensi
novel mulai dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga.
3. Ada atau tidak perbedaan signifikan antara hasil tes menulis resensi novel
setelah menyelesaikan tugas dari pertemuan-pertemuan tersebut.
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan manfaat penelitian di atas, Penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada berbagai pihak sebagai berikut. 1. Peneliti dapat mengetahui bagaimana keterampilan menulis resensi novel dan
teknik memotong dan merekatkan dapat menjadi model pembelajaran menulis. 2. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan masukan dan upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis resensi karya sastra (novel). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif dalam pembelajaran menulis
6
resensi novel. Guru pun dapat membandingkan teknik memotong dan merekatkan dengan metode yang selama ini dipakai untuk upaya peningkatan kemampuan dan motivasi belajar siswa.
3. Bagi pengembangan teori, penelitian ini dapat memberikan tambahan kekayaan materi pada teori pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis resensi novel.
4. Pembaca dapat menambah pengetahuan dan sebagai motivator untuk melakukan penelitian selanjutnya demi perbaikan mutu pendidikan.
Selain itu, tujuan penelitian dengan teknik memotong dan merekatkan ini agar siswa memperoleh hasil belajar yang lebih mantap, membuktikan kemampuan siswa dalam menulis resensi novel dan meningkatkan minat belajar siswa.
G. Hipotesis Dalam penelitian ini, hipotesis yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: 1. Penulis mampu mengajarkan pembelajaran menulis resensi novel dengan
menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) pada siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School.
2. Siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School mampu menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan.
3. Teknik memotong dan merekatkan tepat digunakan dalam pembelajaran menulis resensi novel pada siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School.
4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest di dalam pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan.
7
BAB II
ACUAN TEORETIS
A. Pengertian Menulis
Tarigan dalam buku Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain.1
Dalam buku yang sama, Tarigan mengungkapkan bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu.2
Menulis dalam buku Keterampilan Bahasa Indonesia diartikan sebagai
suatu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif.3 Menulis yang
diungkapkan Nurgiyantoro adalah aktivitas produktif, aktivitas pengungkapan
bahasa, menulis adalah aktivitas mengungkapan gagasan melalui media bahasa.4
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa dan kegiatan komunikasi tidak
langsung dengan melukiskan lambang yang menggambarkan ide atau gagasan
yang dipahami seseorang dalam bahasa tulis.
1. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa
Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menulis merupakan salah
satu alat untuk berkomunikasi. Seseorang dapat menginformasikan ide dan
gagasannya melalui kegiatan menulis. Kegiatan menulis adalah kegiatan aktif
produktif. Menulis dikatakan produktif karena dengan menulis, penulis dapat
menghasilkan sesuatu, yaitu sebuah pikiran yang telah dikarangnya,
1 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1994), hlm. 3. 2 Ibid. hlm. 21. 3 Siti Sahara dkk, Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN, 2009), hlm. 1. 4 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm.
425.
8
diorganisasikan dengan sistematis dan logis, sehingga menjadi karya tulis yang
dapat diterima oleh pembaca. Penulis harus menguasai bahasa yang
dipakainya sebagai media. Ia harus mampu menulis kata-kata yang benar
menurut kaidah bahasa, mampu menggunakan kata-kata yang tepat, menyusun
kalimat yang efektif, dan menyusun paragraf yang memenuhi syarat sehingga
makna yang terkandung dalam tulisannya dapat dipahami pembaca.
2. Tujuan Menulis
Tujuan dari kegiatan menulis dikemukakan oleh Tarigan sebagai berikut.
a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif (informative discource).
b. Tulisan yang bertujuan meyakinkan atau mendesak disebut wacana
persuasif (persuasive discource).
c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang
mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau
literary discourse).
d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat dan beraapi-
api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).5
3. Manfaat Menulis
Menulis adalah sebuah aktivitas manusia yang alami, salah satu nilai yang bisa diberikan adalah membantu kita memadukan dan menata kehidupan yang kompleks. Banyak manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan menulis di antaranya dikemukakan Sabarti Akhadiat sebagai berikut. a. Dengan kegiatan menulis, dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi
diri. Selain itu, dapat mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan tentang suatu topik.
b. Dengan kegiatan menulis, dapat mengembangkan berbagai gagasan. c. Dengan kegiatan menulis, dapat lebih banyak menyerap serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang tulis. d. Dengan kegiatan menulis, dapat memecahkan permasalahan yaitu dengan
menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang konkret.6
5 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1994), hlm. 24.
9
B. Pengertian Resensi Buku
Dalam buku The Oxford to the English Literature, kata resensi berasal dari bahasa Perancis revue, sedangkan dalam istilah bahasa Inggris disebut review. Resensi ialah: 1) penelitian secara umum mengenai berbagai hal, 2) artikel yang biasa ada di koran, majalah, atau terbitan-terbitan berkala lain yang menawarkan kritik penilaian tentang sebuah buku, gambar artikel, drama (biasanya pertunjukkan langsung di radio atau televisi), film atau produk-produk elektronik lain. Dalam konteks ini istilah resensi dan kritik biasanya sama, 3) majalah-majalah atau jurnal yang mencetak hanya tentang resensi atau sebagian besar resensi.
Menurut Gorys Keraf dalam buku Komposisi, resensi dalam arti sempit, yaitu suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Sedangkan dalam arti yang lebih luas, yaitu pertimbangan-pertimbangan terhadap karya-karya seni lainnya, seperti drama, film, sebuah pementasan, dan sebagainya.7
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia resensi merupakan pertimbangan
atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku.8 Pendapat lain mengenai resensi
dikemukakan oleh Widjono dalam buku Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Menurut Widjono resensi
adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil karya, buku, film produk teknologi, dan
lain-lain. Penilaian ini menyajikan kualitas sebuah karya, baik yang berhubungan
dengan kualitas yang terkait dengan keunggulan maupun kekurangan-
kekurangannya.9
Mukhsin Ahmadi menggunakan istilah revidu dalam arti yang berarti sama
dengan resensi. Ia memberikan istilah revidu dalam arti yang khusus dan yang
lebih umum. Dalam arti khusus revidu adalah suatu uraian informatif tentang isi
dan kualitas suatu buku atau karangan, seperti novel, cerpen, drama atau lakon,
6 Sabarti Akhadiah, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pramata, 1988), hlm. 1. 7 Gorys Keraf, Komposisi, (Flores: Nusa Indah, 1984), hlm. 274. 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (cetakan ketiga).
(Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 951. 9 Widjono HS, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi, (Jakarta:Grasindo, 2007), hlm. 297.
10
lukisan atau bentuk-bentuk karya seni lainnya. Dalam arti yang umum suatu
revidu boleh saja berupa uraian tentang suatu peristiwa.
Resensi menurut Eka Budianta merupakan bentuk artikel yang paling
sederhana. Kurniawan Djunaedi dalam Ensiklopedia Pres Indonesia mengungkapkan bahwa resensi adalah suatu pendapat subjektif yang lebih
merupakan kupasan tentang suatu hasil penelitian.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis mencoba memberikan
simpulan bahwa resensi buku adalah suatu tulisan atau ulasan yang memberikan
pertimbangan dan penilaian terhadap suatu buku, yang mengemukakan
pertimbangan keunggulan dan kekurangan dari karya/buku tersebut.
1. Tujuan Resensi Buku
Tujuan penulisan resensi menurut Keraf adalah menyampaikan kepada
para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat
sambutan dari masyarakat atau tidak.10
Menurut Widjono resensi bertujuan menyampaikan informasi kepada
pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya yang diresensikan itu layak
mendapat sambutan masyarakat atau tidak.11
Kritikus Romawi Horace memberikan dua kriteria yang dapat
dipergunakan secara relatif untuk menilai karya seni atau karya sastra, yaitu:
a. Resensi harus membuat penilaian tentang apakah karya sastra atau seni
setelah dipertimbangkan akan memberikan kesenangan atau menarik
pembaca.
b. Peresensi bisa melakukan pemisahan antara seni yang serius dengan seni
yang populer, memisahkan karya besar dengan karya yang biasa (Crosby
dan Carter, 1986). Berdasarkan pendapat Horace di atas, maka tujuan
resensi bisa ditafsirkan sebagai berikut:
1) Kewajiban untuk menunjukkan atau memberikan pertimbangan suatu
karya seni itu akan memberikan kesenangan kepada pembaca.
10Gorys Keraf, Komposisi, (Flores: Nusa Indah, 1984), hlm. 274. 11Widjono HS, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi, (Jakarta:Grasindo, 2007), hlm. 298.
11
2) Untuk menunjukkan kepada pembaca karya sastra, seni mana yang
pantas dianggap sebagai karya sastra dan mempunyai nilai seni besar
atau karya yang biasa-biasa saja, sehingga layak untuk dinikmati
pembaca.
Daniel Samad dalam Dasar-Dasar Meresensi Buku (1997),
mengemukakan bahwa pemuatan resensi buku sekurang-kurangnya
mempunyai lima tujuan, kelima tujuan itu sebagai berikut:
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa
yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, mendiskusikan lebih
jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pernyataan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas
mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru
terbit, seperti :
1) Siapa pengarangnya?
2) Mengapa ia menulis buku itu?
3) Apa pernyataannya?
4) Bagaimanaa hubungannya dengan buku-buku sejenis karya
pengarangnya yang sama?
5) Bagaimanaa hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan
oleh pengarang-pengarang lain?
e. Membimbing pembaca dalam memilih buku, mencocokkan isi buku
dengan yang ditulis dalam resensi, serta menjadi alternatif bacaan jika
pembaca tidak memiliki banyak waktu untuk membaca.12
2. Pola Tulisan Resensi
Menurut Daniel Samad terdapat tiga pola tulisan resensi buku, yaitu
meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
a. Meringkas
12 Daniel Samad, Dasar-Dasar Meresensi Buku, (Jakarta: Grasindo,1997), hlm. 2.
12
Meringkas berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat
dan jelas. Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-
persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah
masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian.
b. Menjabarkan (deskripsi)
Menjabarkan atau mendeskripsikan hal-hal menonjol dari sinopsis
yang sudah dilakukan. Bila perlu bagian-bagian yang mendukung uraian
itu dikutip.
c. Mengulas
Mengulas berarti menyajikan ulasan, isinya antara lain:
1) Isi peryataan atau materi buku yang sudah didapatkan dan dijabarkan
kemudian diulas (diinterpretasikan).
2) Organisasi atau kerangka buku.
3) Bahasa.
4) Kesalahan cetak.
5) Membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya
pengarang sendiri maupun orang lain.
6) Menilai, mencangkup kesan peresensi terhadap buku, terutama yang
berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.13
3. Langkah Meresensi Buku Langkah-langkah meresensi buku menurut Daniel Samad adalah sebagai
berikut. a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi
1) Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku. 2) Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana
diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga harga. 3) Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan
prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis hingga mengapa ia sampai menulis buku itu.
13 Ibid. hlm. 5.
13
4) Buku itu termaksud golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat sinopsis atau intisari yang akan diresensi. e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut ini:
1) Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimanaa dinamikanya.
2) Isi pernyataan: bagaimana bobot idenya, bagaimana analisisnya, bagaimana penyajian datanya, dan bagaimana kreativitas pemikirannya.
3) Bahasa: bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, bagaimana kerapian dan kebersihan, serta pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak)
f. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-dasar dan kriteria-kriteria yang kita tentukan sebelumnya.14
4. Unsur-unsur resensi Unsur-unsur yang membangun resensi buku menurut Daniel Samad
adalah sebagai berikut.
a. Judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau
inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat
sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan
keseluruhan isi resensi.
b. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
1) Judul buku (jika buku tersebut termasuk hasil terjemahan, kalau
demikian tuliskan juga judul aslinya).
14 Daniel Samad, Dasar-Dasar Meresensi Buku, (Jakarta: Grasindo,1997), hlm. 7.
14
2) Pengarang (jika ada, tuliskan juga penerjemah, editor, atau penyunting
seperti yang tertera dalam buku)
3) Penerbit.
4) Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan keberapa).
5) Tebal buku.
6) Harga buku
c. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal di bawah ini.
1) Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya dan prestasi apa saja
yang telah diperolehnya.
2) Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh
pengarang sendiri maupun pengarang lain.
3) Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
4) Memaparkan keunikan buku
5) Merumuskan tema buku
6) Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku
7) Mengungkap kesan terhadap buku
8) Memperkenalkan penerbit
9) Mengajukan pertanyaan
10) Membuka dialog
d. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah
ini:
1) Sinopsis atau isi buku secara kronologis
2) Keunggulan buku
3) Kelemahan buku
4) Rumusan kerangka buku
5) Tinjauan bahasa
6) Adanya kesalahan cetak
e. Penutup Resensi
15
Bagian penutup biasanya berisi pernyataan tentang buku tersebut
penting atau cocok dibaca oleh siapa dan mengapa.15
C. Novel
1. Pengertian Novel
Novel pada mulanya dikatakan sebagai cerita yang bertopikkan masalah
percintaan, sedangkan kini yang ditekankan ialah perkembangan alur yang
tertentu panjangnya. Di sisi lain novel dianggap sebagai jenis sastra yang sedikit
banyak memberikan gambaran tentang masalah kemasyarakatan.16 Oleh karena
itu, cukup logis bila Wellek dan Warren (dalam R. Panca Pertiwi) menyatakan,
bahwa novel juga dianggap sangat berjasa mengungkapkan kehidupan batin
tokoh-tokohnya.
Novel dalam buku 9 Jawaban Sastra Indonesia merupakan cerita rekaan,
lazimnya mengungkapkan unsur-unsurnya secara mendalam. Oleh karena itu,
perkembangan tokoh, pengungkapan tema, dan uraian mengenai keadaan latar
ceritanya, berjalan bertahap, bahkan tidak jarang sangat rinci dan jelas.17
Novel secara konvensional dikemukakan oleh Ian Miligan (dalam R.
Panca Pertiwi) yakni satu bentuk fiksi, yang paling sedikit memuat lima puluh
ribu kata, ditulis dalam prosa, sementara itu Clarab Reeve dalam Wellek dan
Warren(1990), menyatakan novel adalah gambaran dan perilaku dari kehidupan
yang nyata, dari zaman pada saat novel itu ditulis.
Beberapa pandangan pakar di atas, masing-masing mengajukan pikirannya yang beragam, ada yang melihat pengertian novel dari sisi bentuk, isi, sifat atau kesan, maupun strukturnya. Untuk mendapatkan pengertian yang bulat, maka dalam hal ini akan ditarik pengertian novel dari kelima sudut tersebut, yaitu bentuk pengutaraan, jenis pemilihan karangan, isi sebagai muara makna cerita, sifat yang membedakan teks ini dengan teks lainnya, serta struktur yang memuat serta unsur-unsur yang membangun novel itu sendiri.
15 Daniel Samad, Dasar-Dasar Meresensi Buku, (Jakarta: Grasindo,1997), hlm. 7. 16 R. Panca Pertiwi, Teori Apresiasi Prosa Fiksi, (Bandung: FKIP UNPAS, 2006), hlm. 9. 17 Maman S. Mahayana, 9 Jawaban Sastra Indonesia, (Jakarta: Bening Publishing, 2005),
hlm. 135.
16
Pertama berdasarkan bentuk, tampaklah adanya kesepakatan, bahwa novel diwujudkan dalam bentuk karangan prosa, dan tidak menutup kemungkinan unsur puitik masuk di dalamnya sepanjang unsur tersebut menyangkut bahasanya. Kedua dilihat dari segi jenisnya, novel lebih cenderung menampilkan jenis narasi, karena dalam novel lebih mengutamakan unsur ‘penceritaan’ dalam menggambarkan perilaku para pelaku ceritanya. Ketiga, isi novel pada dasarnya mengetengahkan gambaran hidup dan kehidupan lahir batin tokohnya dalam mengarungi ‘dunianya’, ‘masyarakatnya’. Keempat, oleh sebab unsur utama dari novel adalah cerita atau kisah, maka sudah jelas, bahwa novel berkesan fiktif, khayalan. Dan terakhir, sebagai suatu karya, novel memiliki struktur, dan struktur yang utama adalah plot, penokohan, dan peristiwa. Struktur itu tersusun secara kronologis.
2. Unsur –unsur Novel
Novel merupakan karya fiksi yang terdiri dari unsur-unsur pendukungnya. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu kesatuan yang utuh dan lengkap. Adapun unsur-unsur tersebut adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik terdiri dari tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, amanat, gaya, suasana, dan unsur ekstrinsik terdiri dari biografi, psikologi, pandangan masyrakat, dan gaya hidup suatu bangsa.
Kaitanya dengan penggunaan teknik memotong dan merekatkan, penulis merasa yang hendak menunjang pembelajaran menulis resensi novel hanyalah unsur intrinsiknya saja, berikut uraian mengenai unsur intrinsik. a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik menurut Nurgiantoro adalah unsur-unsur yang membangun
karya sastra itu sendiri yang menyebabkan karya sastra itu hadir. Unsur intrinsik
terdiri dari tema, alur/plot, penokohan, latar, gaya, suasana, sudut pandang dan
amanat.
Untuk lebih jelasnya, unsur intrinsik akan dipaparkan lebih lanjut di
bawah ini.
1) Tema
Menurut Jakob Sumardjo dan Saini K.M. dalam buku Apresiasi
Kesusastraan menyatakan bahwa tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang
17
dalam menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tetapi mau mengatakan
sesuatu kepada pembaca. Sesuatu yang mau dikatakan itu bisa suatu masalah
kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini, atau komentar
terhadap kehidupan ini. Kejadian dan tokoh cerita, semuanya didasari oleh ide
pengarang tersebut. Sebuah cerita novel harus mengatakan sesuatu, yaitu
pendapat pengarang tentang hidup ini, sehingga orang lain dapat mengerti
hidup ini lebih baik.
Tema adalah gagasan pertama atau pikiran pokok. Tema suatu karya
sastra imajinatif merupakan pikiran yang akan ditemui oleh setiap pembaca
yang cermat sebagai akibat dari membaca karya sastra tersebut. Tema biasanya
merupakan komentar mengenai kehidupan.18 Tema juga dapat diartikan
sebagai suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan
dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut.19
Tema pada sebuah cerita baru dapat diketahui setelah pembaca
mengetahui isi keseluruhan cerita. Pembaca harus mampu menafsirkan terlebih
dahulu unsur-unsur intrinsik lainnya, karena tidaklah mudah menemukan tema
suatu cerita.
Tema biasanya tidak dicantumkan secara eksplisit oleh pengarang.
Sumardjo dan Saini K.M, menyatakan bahwa di dalam cerpen yang berhasil,
tema justru tersamar dalam sebuah elemen. Pengarang memakai dialog para
tokohnya, jalan pikirannya, perasaannya, kejadian, latar cerita untuk
mempertegas atau menyamarkan isi temanya. Pengarang biasanya menyatakan
tema secara sembunyi-sembunyi dalam suatu potongan dialog tokohnya, atau
dalam suatu adegan cerita.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah ide cerita
yang merupakan dasar pengembangan sebuah cerita dan menjiwai seluruh
bagian cerita itu.
2) Alur
Pada setiap peristiwa yang terjadi selalu memiliki permulaan,
pertengahan, dan kemudian sampailah pada sebuah akhir peristiwa, begitu pula
18 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1994), hlm. 167.
19 Gorys Keraf, Komposisi, (Flores: Nusa Indah,1994), hlm.108.
18
dengan cerita fiksi dan novel. Dalam sebuah cerita, peristiwa yang terjadi itu
disebut sebagai alur. Alur biasanya diidentikkan dengan jalan cerita, padahal
alur tidak sama dengan jalan cerita. Perbedaan antara alur dan jalan cerita/ plot
ialah, bahwa penekanan alur terletak pada adanya hubungan sebab-akibat
(kausal), sedangkan jalan cerita/plot, tidak.20
Banyak ahli bahasa yang mengemukakan pengertian alur. Abdul Rozak
Zaidan dalam Kamus Istilah Sastra menyatakan bahwa alur merupakan unsur
struktur yang berwujud jalinan peristiwa di dalam karya sastra, yang
memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang diwujudkan antara lain
oleh hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atau ketiganya .21
Alur merupakan sebuah interrelasi fungsional antara unsur-unsur dalam
suatu cerita yang timbul dari tindak-tanduk, karakter, suasana hati (pikiran)
dan sudut pandang, serta ditandai oleh klimaks-klimaks dalam rangkaian
tindak-tanduk itu, yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam
keseluruhan cerita. 22
Inti alur adalah konflik, namun sebuah konflik dalam cerita tidak
dipaparkan begitu saja, plot itu harus ada dasarnya. Maka dari itu, alur sering
dikupas menjadi elemen-elemen berikut.
a) Pengenalan.
b) Timbulnya konflik.
c) Konflik memuncak.
d) Klimaks.
e) Pemecahan masalah.
Lebih lanjut, Sumardjo dan Saini menjelaskan bahwa dalam sebuah
cerita, konflik digambarkan sebagai pertarungan antara protagonis dan
antagonis. Protagonis adalah pelaku utama cerita, sedangkan antagonis adalah
20 Maman S. Mahayana, 9 Jawaban Sastra Indonesia, (Jakarta: Bening Publishing, 2005),
hlm. 153. 21 Abdul Rozak Zaidan, dkk, Kamus Istilah Sastra, (Jakarta: Balai Pustaka,2007), hlm. 26. 22 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003),
hlm.147
19
tokoh lawan protagonis. Tokoh-tokoh tersebut bertemu dan terjadilah
perbenturan yang membangun cerita.
Berdasarkan kriteria urutan waktu, alur dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
plot lurus dan plot sorot balik. Sebuah novel dikatakan memiliki plot lurus jika
peristiwa-peristiwa yang diceritakan bersifat kronologis, peristiwa pertama
diikuti oleh peristiwa berikutnya. Situasi dimulai dari tahap awal, tengah,
sampai tahap akhir. Sedangkan, novel dikatakan memiliki plot sorot balik
(flashback), jika urutan kejadian ceritanya tidak bersifat kronologis, cerita
tidak dimulai dari awal, melainkan dari tahap tengah, atau mungkin dari tahap
akhir, baru kemudian ke awal cerita.
Berdasarkan padat atau tidaknya cerita, plot dibagi menjadi 2, yaitu plot
rapat dan plot longgar Sebuah cerita dikatakan memiliki plot rapat jika
hubungan antara peristiwa dijalani secara erat, dan pembaca seolah-olah selalu
dipaksa untuk terus- menerus mengikutinya. Sedangkan, cerita dikatakan
memiliki plot longgar jika hubungan antara peristiwa tidak terlalu erat, artinya
peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain diselipi dengan peristiwa
tambahan.
3) Penokohan
Setiap novel tentu memiliki tokoh yang sengaja diciptakan untuk
mengusung sebuah cerita. Penciptaan tokoh dengan sengaja diciptakan untuk
mengusung sebuah cerita. Penciptaan tokoh dengan segala perwatakan dan
berbagai jati dirinya disebut sebagai penokohan.
Tokoh cerita merupakan orang yang ditampilkan dalam suatu karya
sastra naratif, atau drama yang oleh pembacanya ditafsirkan memiliki kualitas
moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan
dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Istilah penokohan oleh Sudjiman diartikan sebagai penciptaan cerita di
dalam karya sastra. Tokoh tersebut diciptakan oleh pengarang secara
meyakinkan sehingga pembaca merasa seolah-olah berhadapan dengan
manusia sebenarnya.
20
Tarigan mengungkapkan bahwa yang dimaksud tokoh atau karakterisasi
adalah proses yang dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menciptakan
tokoh-tokoh fiksinya. Sedangkan untuk melukiskan tokoh dalam cerita bisa
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a) Melukiskan bentuk lahir dari pelakon.
b) Melukiskan jalan pikiran pelakon atau apa yang terlintas dalam pikirannya.
c) Melukiskan bagaimanaa reaksi pelakon itu terhadap kejadian-kejadian.
d) Pengarang langsung menganalisis watak pelakon.
e) Pengarang melukiskan keadaan sekitar pelakon, misalnya dengan
melukiskan keadaan kamar pelakon (biasanya keadaan kamar seseorang
mencerminkan wataknya).
f) Pengarang melukiskan bagaimanaa pandangan-pandangan pelakon lain
dalam suatu cerita terhadap pelakon utama itu.
g) Mempergunakan pelakon-pelakon lain yang memperbincangkan keadaan
pelakon utama.23
Kualitas sebuah cerita atau novel banyak ditentukan oleh kepandaian
pengarang dalam menghidupkan watak para tokohnya. Jika watak tokohnya
lemah, maka menjadi lemahlah keseluruhan cerita. Oleh karena itu, watak atau
karakter tokoh di dalam sebuah novel harus digambarkan oleh pengarang
secara tersirat, sehingga dapat ditangkap oleh pembaca.
Jadi, dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penokohan
adalah seseorang yang berperan dalam sebuah cerita dan mengalami peristiwa-
peristiwa yang terdapat dalam cerita itu, dengan memiliki watak atau karakter
sendiri, terutama dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian yang
dialaminya.
4) Latar
Latar merupakan gambaran waktu dan tempat terjadinya lakuan di
dalam karya sastra.24 Nurgiantoro, dengan mengutip pendapat Abrams,
23 Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa, 1985), hlm.
133. 24 Abdul Rozak Zaidan, dkk, Kamus Istilah Sastra, (Jakarta: Balai Pustaka,2007), hlm.
118.
21
mendefinisikan ‘latar sebagai landasan tumpu menyarankan pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa
yang diceritakan’. Sumardjo dan Saini K.M. mengemukakan bahwa latar
dalam sebuah novel bukan hanya menunjukan tempat dan waktu terjadinya
suatu peristiwa, melainkan juga hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, sampai
pada macam debunya, pemikiran rakyatnya, kegiatan mereka, gaya hidup
mereka dan sebagainya.
Lebih lanjut Sumardjo dan Saini menjelaskan bahwa dalam sebuah cerita
yang baik, latar harus benar-benar mutlak menggarap tema dan karakter cerita,
sehingga dari latar wilayah tertentu akan menghasilkan perwatakan tokoh
tertentu pula. Andaikata sebuah novel latarnya dapat diganti dengan tempat
mana saja tanpa mengubah atau mempengaruhi watak tokoh-tokoh dan tema
novelnya, maka latar yang demikian kurang integral.
Kedudukan latar dalam novel sangat penting karena dapat memberikan
kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-
olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Pembaca merasa dipermudah
mengoperasikan daya imajinasinya, di samping memungkinkan berperan
secara kritis sehubungan dengan pengetahuannya tentang latar. Pembaca pun
dapat merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan dan aktualisasi latar yang
diceritakan sehingga merasa lebih akrab. Pembaca seolah-olah menemukan
dalam cerita itu sesuatu yang menjadi bagian dirinya. Hal ini akan terjadi jika
latar mampu mengangkat suasana setempat, warna lokal, lengkap dengan
perwatakannya ke dalam novel.
5) Sudut Pandang /Point of view
Sudut pandang, yaitu tempat atau titik dari mana seorang melihat objek
deskripsinya. Sudut pandang dalam suatu cerita menyatakan bagaimana fungsi
seorang pengisah (narator) dalam cerita, apakah ia mengambil bagian
langsung dalam seluruh rangkaian kejadian (yaitu sebagai participant), atau
22
sebagai pengamat (observer) terhadap obyek dari seluruh aksi atau tindak-
tanduk dalam cerita. 25
Sudut merupakan gaya pengarang dalam bercerita. Dalam hal ini,
pencerita tidaklah sama dengan pengarang. Pencerita adalah tokoh yang
menyampaikan cerita yang dapat dilakukan melalui pencerita orang pertama
(aku) atau orang ketiga (dia). Oleh karena itu pencerita bisa dibedakan
berdasarkan siapa penceritanya. Jika orang pertama, disebutlah pencerita
akuan (first person narrator) dan jika orang ketiga, disebutlah pencerita diaan
(third person narrator).26
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995) menyatakan bahwa sudut pandang
bersarang pada cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut pandang merupakan cara
atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sasaran untuk
menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk
cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Dengan demikian sudut
pandang pada hakikatnya merupakan sebuah strategi atau teknik yang sengaja
dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Segala sesuatu
yang dikemukakan dalam karya fiksi memang milik pengarang, pandangan
hidup dan tafsirnya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya
fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh atau kacamata tokoh tersebut.
Sudut pandang pada dasarnya merupakan visi pengarang, artinya sudut
pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Dalam
hal ini, harus dibedakan dengan pandangan pengarang sebagai pribadi, sebab
sebuah karya sebenarnya merupakan pandangan pengarang terhadap
kehidupannya. Suara pribadi pengarang jelas akan masuk ke dalam karyanya
dan ini lazim disebut gaya pengarang. Sedangkan sudut pandang menyangkut
teknis bercerita, yaitu soal bagaimanaa pandangan pribadi pengarang akan bisa
diungkapkan sebaik-baiknya.
Hal senada diungkapkan oleh Booth (dalam Nurgiyantoro, 1995) yang
mengatakan bahwa sudut pandang bagaimanaapun merupakan sesuatu yang
25 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm.190.
26 Maman S. Mahayana, 9 Jawaban Sastra Indonesia, (Jakarta: Bening Publishing, 2005), hlm. 157
23
menyarankan pada masalah teknis, sarana untuk menyampaikan maksud yang
lebih besar daripada sudut pandang itu sendiri. Sudut pandang merupakan
teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan
makna karya artistiknya untuk dapat sampai dan berhubungan dengan
pembaca. Dengan teknik yang dipilihnya itu, diharapkan pembaca dapat
menerima dan menghayati gagasan pengarang.
Sudut pandang menurut Sumardjo dan Saini dibagi menjadi empat
macam, yaitu:
a) Omniscient Point of View (Sudut Penglihatan yang Berkuasa)
Di sini, pengarang bertindak sebagai pencipta segala. Ia bisa
menciptakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya,
sehingga memperoleh efek cerita yang diinginkannya.
b) Objective Point View
Dalam teknik ini, pengarang bekerja seperti dalam teknik
Omniscient, hanya pengarang tidak memberi komentar apapun. Pembaca
hanya disuguhi “pandangan mata”. Pengarang hanya menceritakan apa
yang terjadi, seperti menonton pementasan sandiwara. Pengarang sama
sekali tidak masuk ke dalam pikiran para pelaku.
c) Point of View Orang Pertama
Gaya ini bercerita dengan sudut pandang “aku”. Jadi, seperti orang
yang sedang menceritakan pengalamnnya sendiri. Dengan teknik ini,
pembaca diajak ke pusat kejadian, melihat dan merasakan melalui mata
dan kesadaran orang yang langsung bersangkutan.
d) Point of View Peninjau
Dalam teknik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk
bercerita. Seluruh kejadian/cerita kita lalui bersama tokoh ini. Tokoh ini
bisa bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri, tetapi kepada
tokoh lain ia hanya bisa memberitahukan kepada kita seperti apa yang ia
lihat saja.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
sudut pandang adalah kedudukan pengarang di dalam sebuah cerita yang
24
dikarangnya. Pusat pengisahannya adalah penentuan dari sisi mana
pengarang meninjau para tokoh dalam ceritanya.
6) Amanat
Dalam membuat cerita, setiap pengarang pasti ingin menyampaikan amanat kepada pembacanya. Seperti halnya tema, amanat biasanya disampaikan pengarang secara implisit (tersirat). Maka dari itulah pembaca harus mampu menemukan amanat dari karya sastra yang dibacanya.
Panuti Sudjiman mengatakan bahwa amanat yang terdapat dalam sebuah karya sastra bisa secara implisit maupun eksplisit. Dikatakan implisit jika jalan keluar atau jalan moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang cerita berakhir. Eksplisit jika pengarang menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita itu yang disampaikan pada bagian tengah atau akhir cerita. Amanat biasanya berupa ajaran moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia.
Pembaca akan dapat menangkap amanat yang terdapat dalam novel jika mampu menghayati novel tersebut dengan sungguh-sungguh.
7) Gaya/Style Setiap pengarang pasti memiliki ciri khas tersendiri dalam
mengungkapkan ceritanya dan tergambar pada hasil karyanya. Artinya, cara bagaimanaa seorang pengarang memilih tema, persoalan dan menceritakannya dalam sebuah karya sastra, tentunya setiap pengarang memiliki gaya bercerita yang berbeda dengan pengarang lainnya. Gaya tersebut biasanya dipengaruhi oleh latar belakang pengarang itu sendiri, misalnya latar belakang pendidikan,
latar belakang profesi, atau latar belakang lingkungan tempat ia tinggal. Gaya dalam sebuah karya sastra juga biasanya ada hubungannya dengan penggunaan bahasa. Hal ini ditegaskan oleh pendapat Aminuddin (dalam Hendrayati, 1990) bahwa gaya mengandung pengertian cara seseorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis, serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Penggunaan media bahasa meliputi penggunaan kalimat, penggunaan kata, penggunaan bentuk bahasa figuratif, dialog dan sebagainya.
25
Abdul Rozak Zaidan memaparkan beberapa pengertian gaya yang diungkapkan dalam Kamus Istilah Sastra sebagai berikut: a) Cara menyampaikan pikiran dan perasaan dengan kata-kata. b) Cara khas dalam penyusunan dan penyampaian pikiran dan perasaan
dalam bentuk tulisan dan lisan. c) Ciri-ciri suatu kelompok karya sastra berdasarkan bentuk perbuatannya
(ekspresinya) dan bukan kandungan isinya. Gaya terutama ditentukan oleh diksi dan struktur kalimat. Kesimpulannya, gaya adalah ciri khas setiap pengarang dalam
menyajikan karyanya, di mana antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lainnya tidak memiliki gaya yang sama persis. Mempelajari gaya bercerita pengarang akan membantu kita untuk lebih memahami pribadi yang kreatif daripada membaca biografinya yang ditulis oleh orang lain. Yang pasti, gaya karangan yang diciptakan mencerminkan jiwa pengarangnya.
8) Suasana Dalam suatu peristiwa tertentu, pasti ada suasana yang mewarnainya.
Misalnya, sedih, gembira, mengharukan, memancing emosi kemarahan, dan ekspresi jiwa lainnya. Dengan gambaran suasana yang naratif dan emotif inilah keasikan dari pembaca akan timbul. Demikian halnya dengan unsur-unsur intrinsik lainnya, unsur suasana akan menjadi lebih baik apabila didukung oleh unsur-unsur intrinsik lainnya seperti tokoh, latar, tema, dan sebagainya.
Abdul Rozak Zaidan dalam Kamus Istilah Sastra, mengemukakan bahwa “Suasana adalah suasana hati yang ditimbulkan oleh latar dan cakapan.” Sedangkan, Harianto G.P. mengemukakan bahwa “Suasana adalah hawa (udara atau kesadaran sesuatu) di suatu lingkungan, keadaan suatu peristiwa, atau keadaan perasaan yang ada dalam suatu peristiwa.”
Sebenarnya untuk menjelaskan suasana memang agak sulit, walaupun bisa dilihat dan dirasakan. Namun yang jelas, suasana merupakan warna dasar cerita itu atau merupakan pesona sebuah cerita.
26
d) Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam Resensi
1. Pengertian Teknik memotong dan merekatkan (Cutting-Gluing)
Hernowo dalam Quantum Reading mengatakan bahwa teknik Cutting-
Gluing adalah teknik membuat resensi dengan cara memotong dan merekatkan
potongan-potongan materi yang ada dalam buku yang menarik perhatian kita.
Bagian yang dipotong adalah bagian-bagian yang merupakan gagasan-gagasan
inti yang disampaikan oleh penulis.27 Teknik memotong dan merekatkan ini
merupakan teknik yang paling mudah dan sederhana dalam membuat resensi yang
sekaligus merupakan teknik berlatih menulis yang paling elementer.
2. Teknik Memotong dan merekatkan (Cutting-Gluing) dalam Resensi
Teknik Cutting-Gluing bisa diistilahkan sebagai teknik “memotong dan
merekatkan”. Ini merupakan cara meresensi buku yang dapat dilakukan oleh
seorang pemula. Manfaat meresensi buku seperti ini adalah dapat memberikan
peluang sangat besar kepada seseorang untuk berlatih menulis dengan bantuan
“bahasa“ orang lain. Ini juga yang dapat membuat seseorang melakukan kegiatan
membaca buku secara efektif (ada efeknya terhadap pengembangan diri).
Teknik memotong dan merekatkan ini dilakukan dengan cara memotong
materi yang ada di dalam buku yang menarik perhatian peresensi. Peresensi
tinggal menyalin kalimat-kalimat menarik yang mencerminkan isi buku yang
ditulis oleh penulis yang dibaca peresensi. Peresensi dapat “memotong” bagian
depan, tengah, belakang, atau di bagian manapun yang mengandung bagian
penting yang menarik perhatian peresensi dan merupakan gagasan-gagasan inti
yang disampaikan penulis.
Setelah merasa cukup untuk mengumpulkan”potongan”, peresensi kemudian
memilih potongan yang lebih sesuai kemudian mengaitkan “potongan-potongan”
itu. Inilah tahap “merekatkan” atau menempelkan. Dalam menempelkan
potongan-potongan tersebut peresensi tidak boleh asal menempel. Peresensi perlu
waspada ketika mengaitkan “potongan” yang satu dengan “potongan” yang lain.
Usahakan agar tetap si penulis sendiri yang berbicara. Peran peresensi dalam
27 Hernowo. Quantum Reading, (Bandung: MLC,2005). hlm. 197.
27
resensi ini hanya dalam konteks menyambungkan, mengalirkan, dan mengaitkan
gagasan yang satu dengan gagasan yang lain.
3. Langkah-Langkah Menerapkan Teknik Memotong dan Merekatkan
(Cutting-Gluing) dalam Meresensi Novel
Beberapa langkah yang dilakukan untuk menulis resensi novel dengan
menggunakan teknik memotong dan merekatkan adalah sebagai berikut.
a. Membaca naskah asli
Penulis resensi harus membaca novel seluruhnya bila perlu sampai
beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang serta
sudut pandangnya.
b. Memotong (Cutting)
Langkah yang kedua, yaitu menandai, menggaris bawahi atau mencatat
semua gagasan utama atau gagasan penting dalam novel. Penandaan atau
pencatatan tersebut dilakukan untuk dua tujuan, yaitu 1) untuk tujuan
penggambaran agar memudahkan penulis dalam meneliti kembali apakah
pokok-pokok yang telah ditandai atau dicatat merupakan bagian yang penting;
2) untuk dijadikan dasar bagi pengelolah resensi selanjutnya.
c. Merekatkan (Gluing)
Merekatkan atau menggabungkan kembali gagasan-gagasan utama yang
telah dicatat dalam langkah kedua. Dengan menandai dan mempergunakan
catatan-catatan sebagaimanaa yang diperoleh pada langkah kedua dan kesan
umum yang diperoleh pada langkah pertama, maka penulis sudah siap untuk
menulis resensi. Hal yang harus diperhatikan dalam merekatkan adalah
peresensi mampu menyusun kalimat-kalimat baru, merangkai seluruh gagasan
ke dalam suatu wacana yang jelas dan menggambarkan kembali isi novel yang
diresensi.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada pertengahan semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011, pada tanggal 4, 5, dan 11 Oktober 2010 di SMA Plus Khadijah Islamic School, Jl. Batan No. 12 Cilandak- Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 12440.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Pada hakikatnya tidak ada metode yang baik atau buruk. Metode itu sifatnya netral, karena baik buruknya suatu metode bergantung pada guru itu sendiri yang memakainya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menggunakan metode memotong dan merekatkan (Cutting-Gluing) yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis, khususnya dalam menulis resensi sebuah novel.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kegiatan dimulai dari kesadaran guru akan adanya sesuatu yang kurang maksimal dalam hasil pembelajaran. Hal tersebut mungkin terjadi karena beberapa faktor, di antaranya siswa kurang memahami apa yang dikemukakan guru, atau mungkin disebabkan oleh suasana kelas yang tidak kondusif. Hal ini kemudian dievaluasi untuk pertimbangan dan penyusunan perencanaan tindakan perbaikan, serta evaluasi tindakan perbaikan.
Ada empat jenis penelitian tindakan kelas menurut Chein dalam M. Mega.
N dan Kharina Islami Dewi (2009) di antaranya :
1. PTK Diagnostik
Adalah penelitian yang dirancang untuk menuntun peneliti ke arah
suatu tindakan. Dalam hal ini, peneliti mendiagnosa dan memasuki situasi
yang terdapat di dalam latar penelitian.
2. PTK Partisipan
29
Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan, apabila peneliti
terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan
pembuatan laporan.
3. PTK Empiris
Ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan suatu tindakan, kemudian
membukukannya. Pada prinsipnya, proses penelitian ini berkenaan dengan
penyimpanan catatan dengan pengumpulan pengalaman peneliti dalam
pekerjaannya sehari-hari.
4. PTK Eksperimental
Ialah apabila PTK dilaksanakan sebagai upaya menerapkan berbagai
teknik dan strategi secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan belajar mengajar
yang diterapkannya, PTK ini peneliti dapat menentukan cara mana yang
paling efektif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.1
Berdasarkan keempat jenis PTK di atas, model PTK yang dipilih untuk
penelitian ini adalah paritisipan. Model ini sesuai dengan model penelitian yang
akan dilaksanakan dalam pembelajaran menulis resensi novel dengan teknik
memotong dan merekatkan, di mana peneliti akan ikut serta secara langsung
dalam proses tersebut hingga akhir penyusunan laporan.
Alim Umar dan Nurbaya Kaco (2008) mengungkapkan ciri-ciri perbedaan
penelitian tindakan kelas dengan penelitian lain adalah sebagai berikut.
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru
bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas memiliki masalah yang
perlu diselesaikan.
2. Self Reflective Inquiry, yaitu penelitian melalui refleksi diri. PTK
mempersyaratkan guru mengumpulkan data praktiknya sendiri melalui refleksi
diri. Ini berarti guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakannya di
kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan kemudian memikirkan
mengapa dampaknya seperti itu. Guru mencoba menemukan kelemahan dan
kekuatan dari tindakan yang dilakukannya, dan kemudian mencoba
1 M. Mega. N dan Khania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Tregina,
2009), hlm.
30
memperbaiki kelemahan dan mengulanginya bahkan menyempurnakan
tindakan yang sudah dianggap baik.
3. Penelitian tindakan kelas dilakukan di kelas, sehingga fokus penelitian adalah
kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi.
4. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan
penelitian dilakukan.
5. Dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan, berupa pola: perencanaan-
pelaksanaan-observasi-refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan satu siklus
atau satu daur. Oleh karena itu, setiap tahap akan berulang kembali, hasil dari
refleksi akan menjadi masukan pada perencanaan kembali untuk siklus
berikutnya seperti pada gambar berikut ini.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPS SMA Plus
Khadijah Islamic School Cilandak, Jakarta Selatan yang berjumlah 18 orang.
Observasi
Permasalahan Rencana Tindakan 1
Refleksi 1 Analisis Data Observasi
Belum Rencana Tindakan II
Refleksi II Analisis Data II Observasi
Belum Siklus
31
D. Desain Penelitian
Pemilihan metode ini berdasarkan pada pendapat para ahli yang menyatakan
bahwa metode tersebut ditujukan untuk memperdalam terhadap tindakan yang
dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-
kelemahan dalam proses pembelajaran tersebut dan juga untuk mewujudkan
tujuan-tujuan dalam proses pembelajaran. Pada pelaksanaannya, penelitian
tindakan kelas mempunyai empat tahap dasar yang harus dilaksanakan, yaitu (1)
perencanaan, (2) tindakan (3) observasi, dan (4) refleksi.
1. Perencanaan
Peneliti melakukan studi pendahuluan sebagai sebuah awal bertujuan
mengungkapkan permasalahan penting yang berkaitan dengan pembelajaran
menulis resensi novel. Pada tahap pendahuluan ini penulis melakukan
observasi untuk mengetahui kondisi awal yang akan dijadikan bahan dalam
merencanakan tindakan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, peneliti memberikan
suatu alternatif pemecahan masalah, yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran memotong dan merekatkan dalam pembelajaran menulis resensi.
Setelah menemukan masalah serta alternatif pemecahannya, peneliti mulai
dengan tahap pertama, yaitu tahap perencanaan (planning). Pada tahap ini
peneliti merencanakan kegiatan dan menetapkan waktu serta cara penyajian.
Peneliti menyiapkan tindakan yang akan dilaksanakan di kelas, menyusun
tahap-tahap tindakan tiap siklus, menyiapkan media dan teknik analisis data.
2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran menulis resensi adalah
dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan, dengan langkah-
langkah yakni membaca naskah asli, memotong bagian dari novel,
merekatkan potongan-potongan bagian novel, menulis resensi, dan menilai
hasil resensi siswa.
32
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model Peer Assessment
(penilaian teman sebaya) yakni sebuah proses di mana seorang pelajar
menilai hasil belajar teman atau pelajar lainnya yang berada se-level.
Maksudnya jika dua orang atau lebih berada dalam level kelas yang sama
atau subjek pelajaran yang sama. Model peer dapat mendorong keterlibatan
dan rasa tanggung jawab yang lebih besar, mendorong siswa untuk
menganalisis secara kritis kerja yang dilakukan oleh orang lain, membentuk
suatu kerangka yang lebih jelas dan mempromosikan keunggulan, perhatian
langsung ke keterampilan dan belajar, memberikan umpan balik,
meningkatkan serta membantu memperjelas kriteria penilaian.2
Sebelum melaksanakan PTK, peneliti melakukan persiapan-persiapan
sebagai berikut.
a. Membuat RPP dan skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan
berdasarkan identifikasi permasalahan pada tahap perencanaan yang
mencangkup pemilihan bahan pembelajaran, media, cara, dan alat
evaluasi;
b. Menyiapkan contoh resensi
c. Menyusun lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dalam
pembelajaran;
d. Menyusun lembar observasi penilaian siswa terhadap tingkah laku guru
dalam pembelajaran.
e. Menyusun angket dan penilaian teman sebaya yang diisi siswa untuk
mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Observasi
Selama pembelajaran berlangsung, penulis melakukan pengamatan terhadap semua aktifitas di kelas. Objek yang diamati ialah peristiwa-peristiwa yang menjadi indikator keberhasilan atau ketidakberhasilan pemecahan masalah. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan apakah tindakan yang diberikan telah mampu memecahkan masalah atau belum. Observasi yang
2http://www.keele.ac.uk/depts/aa/landt/lt/docs/bost_peer_assessment.htm.
33
dilakukan memberikan pengaruh pada penyusunan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
4. Refleksi
Data yang terkumpul dari tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil observasi akan terlihat berhasil atau tidaknya kegiatan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis resensi dengan teknik pembelajaran memotong dan merekatkan. Hasil dari refleksi dapat dijadikan acuan untuk merencanakan siklus selanjutnya. Jika siklus sebelumnya dinilai atau dipandang belum memecahkan permasalahan yang ada. Dari refleksi muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian yang pada gilirannya perlu dilakukan siklus berulang sampai suatu permasalahan dapat dianggap teratasi.
E. Instrumen Tindakan Kelas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan, lembar observasi, jurnal siswa, angket, dan catatan lapangan.
1. Tes Kemampuan
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok3. Nurgiyantoro mendefinisikan tes sebagai sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel.4
Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis resensi novel. Tes yang digunakan mencangkup pretest yang dilakukan untuk mengetahui hasil pelajaran menulis resensi novel sebelum perlakuan, dan posttest yang dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran resensi novel setelah mendapatkan perlakuan.
3 Riduan, Dasar- Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 57. 4 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm.
105.
34
2. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk
mengukur atau melihat aktivitas siswa dan peneliti dilihat dari keterampilan kooperatif dan memotivasi siswa selama kegiatan belajar mengajar. Alat yang digunakan adalah lembar observasi yang diisi guru sebagai pencatat lapangan.
Aktivitas peneliti yang diamati adalah keterampilan mengajar, mulai dari
membuka pelajaran sampai pada menutup pembelajaran. Aktivitas siswa yang
diamati mencakup perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran,
seperti bertanya, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas, dan perilaku
lainnya menunjang proses kegiatan belajar mengajar.
3. Jurnal Siswa
Jurnal siswa diberikan pada setiap akhir pembelajaran. Jurnal ini diberikan
untuk mengetahui apa yang diperoleh siswa setelah pembelajaran berlangsung
dan untuk memperoleh gambaran mengenai tanggapan siswa terhadap
pembelajaran yang diterapkan di kelas. Hal ini akan digunakan untuk
melakukan perbaikan pada tindakan pembelajaran berikutnya.
4. Angket
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden.5 Dalam penelitian ini responden diberi instrumen angket yang
berisi beberapa pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Dalam
penelitian ini, angket yang penulis gunakan berisi tentang dua hal utama yakni
bagaimana respon siswa atas metode teknik memotong dan merekatkan yang
digunakan dalam pembelajaran menulis resensi, serta substansi mengenai
pembelajaran menulis resensi novel.
5 Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2008), hlm. 219.
35
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah temuan selama pembelajaran yang diperoleh
peneliti, yang tidak ternamai dalam lembar observasi. Bentuk temuan ini
berupa aktivitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran
berlangsung.
F. Persiapan Pembelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran, penulis membuat perencanaan-
perencanaan untuk pengajaran di kelas. Hal ini dimaksudkan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan lancar sehingga tujuan yang telah direncanakan tercapai.
“Kegiatan ini merupakan langkah awal yang harus ditempuh guru dalam
melaksanakan kegiatan interaksi belajar mengajar di kelas. Sebagai realisasi
langkah awal guru tersebut, dalam hal ini penulis melakukan persiapan pengajaran
yang meliputi enam kegiatan, yaitu:
1. Perumusan Tujuan
Tujuan dapat dijadikan tolak ukur pencapaian hasil belajar. Dalam
pengajaran disebut Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK), yaitu “…perumusan
tingkah laku atau kemampuan-kemampuan yang kita harapkan dari para anak
didik setelah mengikuti pengajaran yang diberikan…”
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) yang lengkap memiliki unsur-
unsur di dalamnya, yaitu:
a. Unsur siswa atau audience (A);
b. Unsur perilaku atau behavior (B);
c. Unsur kondisi atau condition (C);
d. Unsur standar atau degree (D).
R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2003) menyatakan bahwa penjabaran
dari Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) ke TPK harus memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Spesifik atau khusus, dalam arti bahwa perilaku yang terkandung di
dalamnya sudah dibatasi lingkupnya.
36
b. Operasional, dalam arti bahwa perilaku yang terkandung di dalamnya
konkret dan dapat diamati.
c. Dapat diukur, dalam arti bahwa terwujud atau tidaknya perilaku yang
dimaksud dalam diri siswa dapat diukur melalui alat ukur yang ada.6
Kata-kata kerja yang diajukan untuk digunakan dalam rumusan TPK
adalah kata-kata kerja yang konkret atau operasional seperti menyebutkan,
menjelaskan, memilih, menguraikan, membedakan, menentukan,
menghitung, membandingkan, dan menyusun.
Berpedoman pada kriteria diatas, dalam penelitian tindakan kelas ini,
penulis menyusun TPK sebagai berikut.
a. Siswa dapat menjelaskan pengertian resensi buku dengan tepat.
b. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang harus ada dalam sebuah resensi
buku dengan benar.
c. Siswa dapat menyusun resensi buku dengan baik
2. Pemilihan Bahan
Bahan yang penulis pilih sebagai sumber materi resensi adalah buku
paket Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas XII (Tim Edikatif,
Erlangga). Selain itu, penulis juga menggunakan buku-buku lain yang
menunjang materi resensi tersebut, serta memberikan sebuah contoh hasil
resensi kepada siswa dengan sebuah novel yang berjudul “Asmara Berselimut
Kabut” karya Sam Abede Pareno.
3. Penentuan Urutan
Semua bahan pelajaran yang sudah dipilih tidak mungkin diajarkan
sekaligus. Oleh karena itu, penulis harus menentukan bahan pembelajaran.
Untuk itu selanjutnya, pemilihan bahan untuk penelitian tindakan kelas ini
diuraikan dalam persiapan mengajar yang lebih lanjut disebut sebagai satuan
pelajaran.
4. Penetapan Waktu
Penentuan waktu ini sangat diperlukan untuk mengefektifkan dan
mengefisiensikan waktu. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan
6 Nana Syaodih Sukmadinata dan R. Ibrahim, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2003), hlm. 80.
37
penelitian tindakan kelas ini adalah 3 kali pertemuan, 6 jam pelajaran, dengan
perincian sebagai berikut.
a. Pertemuan ke-1, akan memakan waktu selama 2X40 menit. Pada
pertemuan ini, penulis memberikan pengarahan dan penerangan kepada
siswa tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan resensi sebuah
buku atau novel. Pada tahap ini, penulis juga memberitahukan kepada
siswa tentang bagaimana proses penelitian yang akan dilakukan
selanjutnya, yaitu dengan menggunakan metode “memotong dan
merekatkan (cutting-gluing).
Selanjutnya, penulis mengkondisikan siswa dan menentukan pasangannya
berdasarkan absen sebagai bentuk dari penilaian teman sebaya, kemudian
menugaskan mereka untuk menulis resensi dari novel yang telah diberikan
sebelumnya sebagai tahap pertama dalam tindakan I.
b. Pertemuan ke-2, akan menghabiskan waktu selama 2X40 menit. Digunakan
sebagai tahap kedua tindakan I, yaitu dengan urutan guru menerapkan
teknik memotong dan merekatkan sebagai sebuah alternatif yang dapat
mempermudah siswa dalam meresensi novel. Selanjutnya, siswa
ditugaskan kembali menulis resensi dengan menggunakan teknik yang
telah diterapkan dari novel yang sama dengan menggunakan teknik
memotong dan merekatkan.
c. Pertemuan ke-3, akan menghabiskan waktu selama 2X40 menit. Pada
pertemuan yang terakhir ini digunakan oleh guru bersama-sama dengan
siswa melakukan pembahasan dengan membandingkan hasil pretest dan
posttest mereka yang telah dinilai oleh guru. Dalam pertemuan ini siswa
dan guru melakukan refleksi atas pembelajaran menulis resensi novel dari
pertemuan pertama dan kedua.
d. Jika hasil analisis data menunjukan tidak tercapainya KKM sebesar 70,
maka penulis akan menerapkan siklus kedua sebagai treatment selanjutnya.
e. Penyusunan Model Satuan Pelajaran
Persiapan lain yang penulis lakukan sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas adalah menyusun model satuan pelajaran.
5. Merumuskan alat evaluasi.
38
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Instrumen Pengumpulan Data
a. Tes
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tulis. Tes tulis ini
diberikan dalan dua tahap, yaitu pretest dan posttest. Instrumen tes dan
kriteria penilaian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 3.1 dan 3.3 (terlampir). Berdasarkan kriteria penilaian, adapun format
penilaian meresensi novel dan kategori pemerolehan skornya dalam
penelitian ini juga dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5 (terlampir).
b. Observasi
Format observasi yang digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa dan
guru dalam pembelajaran pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.6
dan 3.7 (terlampir).
c. Jurnal Siswa
Bentuk jurnal siswa pada setiap akhir pembelajaran pada penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 3.8 (terlampir).
d. Angket
Angket yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui respons siswa
terhadap pembelajaran menulis resensi novel dan metode memotong dan
merekatkana yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.9 (terlampir).
e. Penilaian Teman Sebaya (Peer Assessment)
Format penilaian peer assessment dalam penelitian ini dapat dilihat pada
3.14 (terlampir).
f. Catatan Lapangan
Adapun format yang akan digunakan peneliti untuk menuliskan hasil
catatan lapangan yang ditemukan selama proses belajar mengajar
berlangsung pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.10 (terlampir).
39
2. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong
dan merekatkan. Pelaksanaan perlakuan dalam penelitian ini disusun dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup semua hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. RPP yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.11 (terlampir).
40
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA Plus Khadijah Islamic
School Cilandak-Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 4, 5, dan 11 November 2010. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini,
yakni kelas XII IPS dengan jumlah siswa 18 orang. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah siswa tersebut. Data yang penulis
peroleh dari kegiatan penelitian berupa hasil pretest dan posttest siswa dalam
menulis resensi. Data tersebut dianalisis, melalui tiga tahap, yaitu
pengidentifikasian data, pengelolaan data, dan penafsiran. Data yang akan diolah
selanjutnya merupakan skor akhir penelitian yang telah dirata-ratakan.
A. Gambaran Umum SMA Plus Khadijah Islamic school
SMA Plus Khadijah Islamic School berdiri di bawah Yayasan Amal
Pendidikan Sosial Islam (YAPSI) merupakan sekolah entrepreneur khusus
muslimah yang berasal dari kalangan dhuafa yang berprestasi dengan metode
pendidikan Project Based Learning (PBL) yang menjadi andalan dalam
melakukan kegiatan belajar. Project Based Learning (PBL) adalah sistem
pembelajaran melalui proyek atau studi kasus. Dalam konsep PBL, siswa
dihadapkan pada masalah atau tantangan di dalam kehidupan. SMA Plus
Khadijah Islamic School menawarkan salah satu alternatif yang akan membentuk
siswa selain unggul dalam intelektual tetapi juga mempunyai skill dan berjiwa
entrepreneur.
Visi
Memberikan pendidikan yang berkualitas bagi kalangan dhuafa untuk
melahirkan generasi berjiwa pemimpin yang berkarakter islami, cerdas, terampil,
mandiri, dan berguna bagi diri dan masyarakat.
Misi
41
1. Membina akhlak, keislaman, keimanan, dan ketakwaan siswa.
2. Mengembangkan potensi intelektual dan penguasaan IPTEK siswa.
3. Menggali dan meningkatkan pemikiran yang kreatif dan inovatif siswa.
4. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan jiwa manusia.
Keadaan Guru
Guru merupakan salah satu faktor penting yang mendukung tercapainya
cita-cita Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Batang Tubuh UUD 1945, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu seorang guru dituntut untuk
mengemban tugasnya dengan sebaik mungkin. Setiap lembaga pendidikan
berupaya memilih tenaga pengajar yang relevan dengan pengembangan mata
pelajaran di sekolah. Sama halnya dengan SMA Plus Khadijah Islamic School
selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini dibuktikan
dengan tenaga-tenaga pendidik yang profesional dengan latar belakang
pendidikan S1 dan S2 yang sesuai dengan bidang dan keahlian disiplin ilmunya
masing-masing.
Tabel. 4.1
Keadaan Siswa SMA Plus Khadijah Islamic school Tahun Pelajaran 2010-2011
No. Kelas Jumlah 1 X 21 2 XI 23 3 XII 18
Jumlah 62 Sumber: Tata Usaha SMA Plus Khadijah Islamic School
Dilihat dari gambaran umum sekolah, SMA Plus Khadijah Islamic School
memiliki kualifikasi yang menurut penulis, tepat sebagai tempat penelitian.
Melalui metode pendidikan Project Based Learning (PBL) yang menjadi andalan
dalam melaksanakan kegiatan belajar di sekolah ini, telah tercetak siswa-siswa
yang terbiasa dengan sistem belajar yang mandiri dan bertanggung jawab. Dengan
alasan inilah penulis merasa yakin bahwa penelitian menulis resensi novel dengan
menggunakan teknik memotong dan merekatkan dapat berlangsung baik dengan
hasil yang memuaskan.
42
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/ Hasil Intervensi Tindakan
Penentuan lokasi penelitian ini dilaksanakan karena penulis juga
merupakan pengajar bidang studi Bahasa Indonesia di sekolah tersebut. Tentu saja
hal ini sangat mempermudah penulis dalam melaksanakan penelitian, sehingga
telah mengetahui situasi dan kondisi sekolah. Selain itu, penulis telah mengetahui
kapasitas siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia khususnya pelajaran menulis
resensi.
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada, maka
penulis melakukan penelitian di kelas XII IPS. Siswa kelas XII IPS yang
seluruhnya muslimah ini berjumlah 18 orang, merupakan siswa-siswa yang sangat
bersemangat dan penuh keceriaan dalam menerima pembelajaran. Dalam jumlah
yang ideal ini menjadikan fokus pembelajaran sangat terarah. Guru dapat lebih
memperhatikan perkembangan belajar siswa, dan siswa pun menjadi lebih fokus
menerima pembelajaran yang diberikan guru.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya siswa terlihat sangat
bersemangat, karena sebagai guru bidang studi penulis menerapkan sistem belajar
yang menjadi model pendidikan di sekolah ini, yakni Project Based Learning
(PBL). Siswa diarahkan untuk belajar dengan terus melakukan eksperimen-
eksperimen menarik, sehingga mereka tidak merasa jenuh dalam pembelajaran.
Selain itu, siswa ditanamkan dari awal pertemuan bahwa guru merupakan mitra
belajar bagi mereka, sehingga siswa tidak merasa kaku dalam menghadapi guru
dan pembelajaran yang diberikan.
Sebelum memulai penelitian, penulis beberapa kali memberitahukan
kepada siswa bahwa akan diadakan penelitian tentang kemampuan mereka dalam
membuat resensi. Hal ini dimaksudkan agar mereka siap dan mengetahui prosedur
penelitian yang akan digunakan. Kegiatan penelitian ini dilakukan sebanyak tiga
kali pertemuan, yang masing-masing dengan alokasi waktu 2X40 menit.
Dari deskripsi data hasil pengamatan efek/ hasil intervensi tindakan yang
terurai di atas, mempertegas alasan peneliti memilih SMA Plus Khadijah Islamic
School sebagai tempat penelitian. Selain faktor model pembelajarannya, jumlah
siswa yang ideal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, penulis merupakan salah
43
satu guru pengajar di sekolah tersebut, dan siswa-siswanya yang sangat bergairah
dan bersemangat dalam menerima pembelajaran menjadikan peneliti yakin untuk
melaksanakan penelitian di SMA Plus Khadijah Islamic School .
1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4, 5, dan 11 November 2010.
Setelah menetapkan kelas dan waktu penelitian, peneliti menyusun rencana
kegiatan yang akan dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode yang
digunakan dalam pembelajaran menulis resensi ini adalah metode ceramah, tanya
jawab, penugasan, serta memotong dan merekatkan (Cutting-gluing).
Berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dibuat, perencanaan
pembelajaran pada pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga adalah sebagai
berikut.
a. Mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar mengajar
(mengucapkan salam, menyapa siswa, dan mengecek kehadiran siswa)
b. Melalui tanya jawab, guru mengaitkan mareri yang akan dipelajari siswa
dengan pengetahuan awal yang telah dimilikinya dengan tujuan memotivasi
siswa agar siswa terkondisikan untuk siap menerima materi.
c. Siswa mengetahui indikator pencapaian hasil belajar dari materi yang akan
dipelajarinya setelah memperhatikan penjelasan guru.
d. Siswa mengungkapkan pengetahuan dan pemahamannya mengenai resensi.
e. Guru menyimpulkan pendapat-pendapat dan pemahaman-pemahaman siswa
mengenai resensi.
f. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang resensi karya sastra (novel).
g. Guru memilih pasangan siswa sebagai bentuk peer assessment berdasarkan
daftar hadir, kemudian menugaskan siswa untuk membuat resensi dari novel
yang telah dibagikan sebelumnya, berjudul “Pudarnya Pesona Cleoparta”
karya Habiburrahman El Shirazy.
h. Siswa mengingat kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
pertemuan sebelumnya.
i. Guru membagikan hasil resensi siswa pada pertemuan sebelumnya. Siswa
mengamati kesalahan-kesalahn yang yang telah dikoreksi dan ditandai oleh
44
guru, kemudian guru menanyakan kendala apa saja yang dihadapi dalam
membuat resensi pada pertemuan sebelumnya berdasarkan hasil yang telah
diperoleh siswa tersebut.
j. Siswa menyimak dengan baik informasi yang diberikan guru mengenai teknik
memotong dan merekatkan yang dapat membantu penulisan resensi novel.
k. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai teknik memotong dan
merekatkan.
l. Guru memberikan contoh memotong bagian intrinsik (latar) novel dan cara
bagaimana menempelkannya.
m. Siswa ditugaskan untuk membuat resensi dari novel yang sama, yakni
“Pudarnya Pesona Cleoparta” (karya Habiburrahman El Shirazy dengan
menerapkan teknik memotong dan merekatkan.
n. Siswa dibimbing oleh guru dalam proses memotong bagian-bagian penting
dan menempelkan bagian-bagian tersebut sehingga menjadi sebuah resensi
yang baik.
o. Siswa bersama guru mengingat kembali mengenai pembahasan menulis
resensi novel.
p. Guru membagikan hasil resensi siswa. Dan siswa memperhatikan hasil yang
dicapai pada hasil pertama dan kedua, kemudian melakukan perbandingan.
q. Siswa dan guru mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar.
r. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau mengungkapkan kesan-
kesannya.
s. Guru memberikan penilaian secara umum dari materi pelajaran yang telah
berlangsung.
t. Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Berdasarkan skenario pembelajaran di atas, maka pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut.
2. Pelaksanaan Tindakan (Action) Pertemuan Pertama
Pada awal pembelajran ini, guru mulai melaksanakan skenario
pembelajaran dan melaksanakan yang tertera pada RPP yang telah dibuat.
Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 X 40 menit, guru mengarahkan siswa
45
melaksanakan indikator yang telah ditetapkan diantaranya, siswa menentukan
unsur-unsur yang diresensi dari karya sastra (novel), kemudian menulis resensi
novel dengan memperhatikan unsur-unsur resensi diantaranya, identitas novel,
kepengarangan, keunggulan, dan kelemahan novel. Tugas pada pertemuan ini
merupakan bentuk pretest.
Pada pertemuan pertama ini, peneliti menemukan beberapa kendala dalam
melaksanakan penelitian, hal ini dapat dilihat pada catatan lapangan yang
diperoleh pada setiap pertemuan. Dalam catatan lapangan pertemuan pertama ini
menunjukan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang bertanya urutan unsur-
unsur yang akan dituliskan dalam resensi, siswa kembali bertanya mengenai
unsur-unsur intrinsik, beberapa siswa merasa sulit untuk merangkaikan kalimat
menjadi sebuah kalimat baik dan sempurna, dan alokasi waktu yang tidak cukup
bagi siswa dalam menyelesaikan pretest pada pertemuan tersebut.
Kendala yang dihadapi guru dalam penelitian ini selain terlihat dalam
catatan lapangan (tabel 4.4), juga tertera pada jurnal siswa (terlampir, no.19) yang
diisi pada setiap kali pertemuan. Dalam jurnal siswa yang ditulis, beberapa siswa
menyatakan bahwa membuat resensi novel merupakan pengalaman pertama yang
cukup mengesankan. Namun karena merupakan pengalaman pertama sehingga
masih mengalami kesulitan baik dalam menuliskan unsur-unsur resensinya,
hingga merangkaikan kalimat pada bagian-bagian tertentu seperti sinopsis.
Selain catatan lapangan dan jurnal siswa, guru juga mengacu pada penilaian peer assessment untuk menilai kelemahan pembelajaran yang berlangsung pada pertemuan pertama tersebut. Berdasarkan hasil penilaian siswa terhadap peer-nya menunjukan masih terdapat beberapa siswa yang mendapatkan poin rendah pada beberapa bagian resensi, di antaranya pada bagian identitas novel, teknik penulisan dan pilihan kata, sekitar 50% hasil penilaian teman sebaya ini berkisar antara poin 2 dan 3, hanya beberapa orang yang mencapai poin 4.
3. Pengamatan (Observation) Pertemuan Pertama Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru
selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilakukan peneliti secara langsung karena model PTK partisipanlah yang digunakan oleh peneliti, yakni di mana peneliti terlibat langsung dari awal hingga akhir penelitian dilaksanakan.
46
Sebelum pembelajaran berakhir, guru menugaskan siswa untuk menulis kesan dan opininya terhadap pembelajaran yang telah berlangsung di dalam jurnal siswa yang telah disediakan untuk mengetahui perkembangan dan pendapat mereka. Jurnal ini berisi dua pertanyaan mengenai pembelajaran yang telah mereka dapatkan. Selain jurnal siswa, guru melakukan observasi berupa penilaian tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut. a. Antusiasme siswa dalam mengikuti KBM berlangsung dengan cukup baik. b. Ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. c. Beberapa siswa aktif mengajukan pertanyaan. d. Kebanyakan siswa cenderung pasif, dan harus diberikan rangsangan terlebih
dahulu agar mereka lebih aktif dalam pembelajaran. e. Masih banyak siswa yang bertanya-tanya urutan unsur-unsur resensi yang
akan ditulis, meski telah dijelaskan sebelumnya. 4. Refleksi Pertemuan Pertama
Sesuai dengan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama, peneliti mengidentifikasi data yang diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan, jurnal siswa dan hasil penilaian peer. Berdasarkan penemuan pada pelaksanaan tindakan di atas, maka refleksi pada pertemuan pertama ini, di antaranya guru mengulang kembali pembahasan mengenai unsur-unsur resensi novel, mengarahkan siswa membuka kembali catatan mereka mengenai unsur intrinsik novel dan guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan kembali bagian manakah dari unsur-unsur tersebut yang belum dipahami, siswa kemudian diarahkan untuk memilih diksi-diksi sederhana yang hendak dijadikan satu kalimat dalam menuliskan sinopsis ataupun unsur intrinsik yang lainnya.
Dalam RPP dan skenario pembelajaran, alokasi waktu yang dibutuhkan
dalam pertemuan yang ke-1 ini ialah 2 X 40 menit, namun di lapangannya, alokasi
waktu tersebut tidak memenuhi. Kendala pada pertemuan ini dapat teratasi
dikarenakan ada guru yang tidak hadir, dengan ijin dari pihak sekolah, peneliti
dapat memberikan penambahan waktu pada siswa untuk menyelesaikan
pretestnya.
5. Pelaksanaan Tindakan (Action) Pertemuan Kedua
47
Proses kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua ini dilaksanakan
mengacu pada RPP yang telah dibuat, adalah memperkenalkan teknik memotong
dan merekatkan kepada siswa, disertai contoh resensi yang telah dibuat dengan
teknik memotong dan merekatkan, menerangkan kepada mereka bagaimana cara
memotong bagian-bagian yang dianggap penting kemudian direkatkan dengan
rangkain kalimat yang baik. Kemudian siswa diarahkan untuk melaksanakan
posttest dengan menjadikan hasil pretest yang telah dikoreksi dan dikembalikan
sebagai bahan acuan dalam menulis, memperhatikan ejaan, tanda baca, unsur-
unsur resensi, pembahasan umum dan saran.
Dalam pelaksanaan pertemuan kedua ini, penulis juga menemui kendala-
kendala dalam proses pembelajaran yang tercantum dalam catatan lapangan di
antaranya, siswa masih bingung bagian novel manakah yang harus dipotong, dan
beberapa siswa ada yang merasa sulit untuk merangkaikan hasil potongan-
potongan tersebut dengan kalimat-kalimat yang baru.
Kendala yang dihadapi guru dalam penelitian ini selain terlihat dalam
catatan lapangan, juga tertera pada jurnal siswa yang diisi pada setiap kali
pertemuan. Dalam beberapa jurnal siswa yang ditulis pada pertemuan yang kedua
ini (terlampir, no.19), beberapa siswa menyatakan bahwa teknik memotong dan
merekatkan sangat menarik minat dan semangat siswa dalam membuat resensi,
namun pada dasarnya meresensi novel merupakan pengalaman pertama, kendala
yang sama dengan pertemuan pertama ialah bagaimana merangkaikan potongan-
potongan cerpen dan dirangkaikan menjadi sebuah kalimat sempurna.
6. Pengamatan (Observation) Petemuan Kedua
Pada kegiatan observasi ini, guru melihat bagaimana aktifitas siswa di
dalam kelas, di antaranya yaitu melihat bagaimana antusias siswa pada pertemuan
kedua ini, yakni meliputi keberanian untuk mengungkapkan pendapat, pertanyaan,
kerjasama dengan peer-nya untuk pemecahan suatu masalah, hingga bagaimana
perkembangan siswa dalam mengerjakan posttest yang diberikan. Sebelum
pembelajaran berakhir, guru menugaskan siswa untuk menulis kesan dan opininya
terhadap pembelajaran yang telah berlangsung di dalam jurnal siswa yang telah
disediakan untuk mengetahui perkembangan dan pendapat mereka. Jurnal ini
48
berisi dua pertanyaan mengenai pembelajaran yang telah mereka dapatkan. Selain
jurnal siswa, guru melakukan observasi berupa penilaian tingkah laku siswa
selama pembelajaran berlangsung, serta melakukan penilaian terhadap pasangan
yang menjadi peer-nya pada format penilaian yang telah disediakan.
7. Refleksi Pertemuan kedua
Sesuai dengan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini, peneliti
mengidentifikasi data yang diperoleh dari hasil observasi tingkah laku siswa dan
guru dalam pembelajaran, catatan lapangan, jurnal, penilaian teman sebaya, serta
hasil pekerjaan siswa untuk melihat sejauh mana kemampuan mereka dalam
meresensi novel.
Berdasarkan pada tindakan yang telah diterapkan guru, maka refleksi pada
pertemuan ini adalah guru mengajarkan dengan perlahan bagian-bagian novel
manakah yang hendak dipotong, dan memberikan contoh bagian yang telah
dipotong, contohnya potongan pada bagian latar, kemudian potongan tersebut
dirangkai dengan kata-kata sendiri, pada bagian ini, guru mengarahkan kepada
siswa agar pemilihan diksi untuk merangkai potongan menjadi sebuah kalimat
sempurna tidak perlu menggunakan diksi-diksi yang terlalu berat, dengan tujuan
mempermudah mereka dalam merangkaikan kalimat.
8. Pelaksanaan Tindakan (Action) Pertemuan Ketiga
Pada awal pembelajaran, guru mengkondisikan siswa agar siap menerima
pelajaran. Setelah itu mempresensi kehadiran siswa. Pada pertemuan ini siswa
dibagikan hasil posttest yang dikerjakan pada pertemuan sebelumnya, masing-
masing siswa mengamati kembali letak kesalahan yang telah ditandai oleh guru,
baik teknik penulisan, pilihan kata, ejaan dan lain-lain.
Pada kegiatan inti, siswa dan guru bersama-sama membahas kembali
urutan-urutan serta unsur-unsur yang wajib ada pada pembelajaran resensi kali ini.
Pada pertemuan ini siswa dipancing untuk mengungkapkan bagaimana
pendapatnya mengenai pembelajaran menulis resensi novel, dan kesulitan apa saja
yang dihadapi selama pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan catatan lapangan yang diperoleh penulis, siswa pada
pertemuan terakhir ini terlihat sangat antusias dan bergembira, hal ini disebabkan
49
nilai hasil posttest mereka yang mengalami perkembangan yang sangat pesat
dibanding pretest yang dikerjakan pada pertemuan pertama. Hal senada juga
diungkapkan siswa dalam jurnal siswa pertemuan ketiga (terlampir no.19),
beberapa siswa menuliskan merasa puas dengan hasil posttest yang diterima,
adapula yang menuliskan meresensi novel merupakan pengalaman pertama yang
sangat mengesankan, dengan teknik memotong dan merekatkan sangat
mempermudah dalam membuat resensi.
Sebelum menutup pembelajaran, guru bersama siswa mengingat kembali
mengenai materi tujuan meresensi sebuah buku fiksi dengan tujuan agar siswa
tidak merasa apa yang dikerjakan bukanlah suatu pembelajaran menulis yang
tidak memiliki tujuan dan peran yang penting, namun sebaliknya.
9. Pengamatan (observation) Pertemuan Ketiga
Pada kegiatan observasi ini, guru melihat bagaimana pemahaman siswa
mengenai resensi novel melalui pertanyaan yang dilontarkan guru dan pendapat-
pendapat yang disampaikan siswa. Dalam kegiatan observasi terakhir ini, guru
membagikan angket dan lembar observasi tingkah laku guru dalam mengajar yang
harus diisi oleh siswa dengan melakukan penilaian yang objektif atas proses yang
dijalani dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.
10. Refleksi Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ini guru dan siswa sama-sama melakukan refleksi atas
proses pembelajaran yang berlangsung, di mana letak kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran dari pertemuan pertama sampai ketiga. Guru pun mengungkapkan pujian dan ungkapan kebanggaan atas peningkatan hasil evaluasi menulis resensi novel yang dicapai siswa.
Siswa terlihat sangat antusias dan bergembira mengikuti pembelajaran pertemuan terakhir tersebut. Kepuasan tergambarkan ketika mereka menerima hasil posttest yang dibagikan. Evaluasi hasil kemampuan siswa dalam resensi berupa posttest menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa sudah mampu menulis resensi novel dengan baik. Hal ini terlihat dan ditunjukkan oleh hasil pekerjaan mereka berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
Dari deskripsi pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan pertemuan pertama sampai ketiga, pengamatan pertemuan pertama sampai ketiga, dan
50
refleksi pertemuan pertama sampai ketiga di atas, dapat terlihat bahwa deskripsi pelaksanaan tindakan yang telah dirancang penulis berdasarkan skenario pembelajaran telah terlaksana dengan cukup baik, meski terdapat beberapa pelaksanaan tindakan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Ketidak sesuaian yang tertulis pada pelaksanaan pertama sampai ketiga di atas dapat diatasi dengan baik, sehingga tidak mengganggu jalannya penelitian dan proses pembelajaran, hal ini terlihat pada refleksi pertemuan pertama sampai ketiga.
Dalam penelitian ini tahap pengamatan yang dilakukan peneliti berpatokan pada pengamatan langsung melalui catatan lapangan guru, jurnal siswa, pengamatan tingkah laku siswa dan guru dalam pembelajaran, angket, dan penilaian teman sebaya. Tahap-tahap pengamatan inilah yang membantu peneliti dalam melakukan refleksi pada setiap pertemuan.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data Tes kongnitif yang dilaksanakan untuk melihat peningkatan hasil belajar
penguasaan/pemahaman yang terdiri dari pretest, yaitu tes yang dilakukan sebelum penerapan teknik yang akan digunakan guru yakni teknik memotong dan merekatkan dan posttest, yaitu tes yang dilakukan setelah teknik memotong dan merekatkan diterapkan pada siswa. Jika hasil analisis data menunjukkan tidak tercapainya KKM sebesar 70, maka penulis akan menerapkan siklus kedua sebagai treatment selanjutnya.
Untuk mengetahui perkembangan siswa dalam menulis resensi novel, maka dilakukan observasi, yaitu tes unjuk kerja berdasarkan aspek penilaian yang telah ditentukan. Pada kegiatan observasi ini penulis langsung berperan sebagai observer, karena jenis PTK partisipan yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan demikian penulis langsung menilai sendiri tingkah laku siswa dalam pembelajaran.
Selain itu untuk mengetahui pendapat/tanggapan siswa mengenai penerapan pembelajaran, maka siswa diberikan jurnal siswa dan lembar penilaian tingkah laku guru setiap akhir pembelajaran berlangsung, dan angket pada akhir pertemuan ketiga.
51
D. Deskripsi dan Analisis Data Hasil pretest dan posttest Pembelajaran
Menulis Resensi Novel.
Tabel 4.2 Data Hasil Pretest Menulis Resensi Novel
Siswa Kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School
Nama : Ana Maftuhatus Salamah Nomor absen : 01 Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot Skala Skor
Skor Maksimal Skor Siswa 1 2 3 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Identitas novel Pembahasan umum novel Penilaian novel Saran dan komentar Teknik penulisan Penggunaan bahasa Pilihan kata Penggunaan ejaan
4 4 4 4 4 4 4 4
16 16 16 16 16 16 16 16
16 8 8 8
12 12 8
12 Total 128 84
Nama : Anita Humayra
Nomor absen : 02
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai Bobot Skala Skor
Skor Maksimal Skor Siswa 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
8
12
12
16
12
12
12
Total 128 100
52
Nama : Ayu Wandira
Nomor absen : 03
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
4
4
4
8
8
4
8
Total 128 56
Nama : Dwi Jayanti
Nomor absen : 04
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
12
8
12
8
12
12
12
16
Total 128 92
53
Nama : Dwi Lestari
Nomor absen : 05
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
8
16
12
12
12
Total 128 104
Nama : Efri Cahyanti
Nomor absen : 06
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
12
8
8
8
8
8
8
12
Total 128 72
54
Nama : Eva Muslihatun
Nomor absen : 07
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
4
8
4
12
12
12
16
Total 128 84
Nama : Irma Safitri
Nomor absen : 08
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
12
8
8
4
12
12
12
12
Total 128 80
55
Nama : Mar’atun Tarbiah
Nomor absen : 09
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
12
4
12
12
12
12
Total 128 92
Nama : Nisaul Mujtahidah
Nomor absen : 10
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
8
8
4
8
12
8
4
Total 128 68
56
Nama : Nur Halimah
Nomor absen : 11
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
8
8
4
8
8
8
8
Total 128 68
Nama : Qonita Luthfiyah
Nomor absen : 12
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
4
4
12
16
12
16
Total 128 96
57
Nama : Ratna Jenita
Nomor absen : 13
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
8
8
4
8
8
8
8
Total 128 68
Nama : Reutno Tiara
Nomor absen : 14
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
4
8
8
8
8
8
8
8
Total 128 60
58
Nama : Rohanah
Nomor absen : 15
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
8
8
4
8
8
8
8
Total 128 68
Nama : Rohimah
Nomor absen : 16
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
8
8
4
4
8
8
8
8
Total 128 56
59
Nama : Siti Rokuyah
Nomor absen : 17
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
8
8
8
8
8
8
8
Total 128 72
Nama : Syarifatul Husnah
Nomor absen : 18
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
8
8
4
4
8
8
8
8
Total 128 56
60
Tabel 4.3
Data Hasil Pretest Menulis Resensi Novel pada Siswa Kelas XII
SMA Plus Khadijah Islamic School
No. Nama Aspek Penilaian Skor
Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Ana Maftuhatus
Salamah 16 8 8 8 12 12 8 12 84 6,56
2. Anita Humayra 16 8 12 12 16 12 12 12 100 7,81
3. Ayu Wandira 16 4 4 4 8 8 4 8 56 4,37
4. Dwi Jayanti 12 8 12 8 12 12 12 16 92 7,19
5. Dwi Lestari 16 16 12 8 16 12 12 12 104 8,12
6. Efri Cahyanti 12 8 8 8 8 8 8 12 72 5,62
7. Eva Muslihatun 16 4 8 4 12 12 12 16 84 6,56
8. Irma Safitri 12 8 8 4 12 12 12 12 80 6,25
9. Mar’atun Tarbiah 16 12 12 4 12 12 12 12 92 7,19
10. Nisaul Mujtahidah 16 8 8 4 8 12 8 4 68 5,31
11. Nur Halimah 16 8 8 4 8 8 8 8 68 5,31
12. Qonita Luthfiyah 16 16 4 4 12 16 12 16 96 7,5
13. Ratna Jenita 16 8 8 4 8 8 8 8 68 5,31
14. Reutno Tiara 4 8 8 8 8 8 8 8 60 4,69
15. Rohanah 16 8 8 4 8 8 8 8 68 5,31
16. Rohimah 8 8 4 4 8 8 8 8 56 4,37
17. Siti Rukoyah 16 8 8 8 8 8 8 8 72 5,62
18. Syarifatul Husnah 8 8 4 4 8 8 8 8 56 4,37
Jumlah 1376 107,1
Rata-rata 76,4 5,95
Dari nilai pretest yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan mulai
dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutan data nilai terendah
sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut:
61
Tabel 4.4
Urutan Nilai Pretest Terendah Sampai Tertinggi
Siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School
Berdasarkan tabel di atas nilai pretest terendah hingga tertinggi adalah
nilai 4,37 ada 3 orang, nilai 4,69 ada 1 orang, nilai 5,31 ada 4 orang, nilai 5,62 ada
2 orang, nilai 6,25 ada 1 orang, nilai 6,56 ada 2 orang, nilai 7,19 ada 2 orang, nilai
7,5 ada 1 orang, nilai 7,81 ada 1 orang, dan nilai 8,12 ada 1 orang. Dari data di
atas, diketahui bahwa nilai terendah pretest 4,37 sebanyak 3 orang, dan nilai yang
paling tinggi 8,12 sebanyak 1 orang. Sedangkan rata-rata yang diperoleh adalah
5,97. Dari hasil pretest menulis resensi novel di atas, siswa kelas XII IPS
termasuk ke dalam kategori cukup.
Tabel 4.5
Data Hasil Posttest Menulis Resensi Novel pada Siswa Kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School
Nama : Ana Maftuhatus Salamah
Nomor absen : 01
Kelas : XII IPS
4,37 4,37 4,37 4,69 5,31 5,31
5,31 5,31 5,62 5,62 6,25 6,56
6,56 7,19 7,19 7,5 7,81 8,12
62
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Total 128 128
Nama : Anita Humayra
Nomor absen : 02
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai Bobot Skala Skor
Skor Maksimal Skor Siswa 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
16
16
16
16
Total 128 124
63
Nama : Ayu Wandira
Nomor absen : 03
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Total 128 128
Nama : Dwi Jayanti
Nomor absen : 04
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
12
16
12
12
12
16
Total 128 108
64
Nama : Dwi Lestari
Nomor absen : 05
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Total 128 128
Nama : Efri Cahyanti
Nomor absen : 06
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Total 128 128
65
Nama : Eva Muslihatun
Nomor absen : 07
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
16
12
16
16
16
16
Total 128 120
Nama : Irma Safitri
Nomor absen : 08
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
12
16
Total 128 120
66
Nama : Mar’atun Tarbiah
Nomor absen : 09
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
Total 128 124
Nama : Nisaul Mujtahidah
Nomor absen : 10
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
12
12
12
12
12
Total 128 104
67
Nama : Nur Halimah
Nomor absen : 11
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
12
12
12
Total 128 112
Nama : Qonita Luthfiyah
Nomor absen : 12
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
12
16
16
16
16
Total 128 120
68
Nama : Ratna Jenita
Nomor absen : 13
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Total 128 128
Nama : Reutno Tiara
Nomor absen : 14
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Total 128 128
69
Nama : Rohanah
Nomor absen : 15
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Total 128 128
Nama : Rohimah
Nomor absen : 16
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Total 128 128
70
Nama : Siti Rukoyah
Nomor absen : 17
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
12
Total 128 120
Nama : Syarifatul Husnah
Nomor absen : 18
Kelas : XII IPS
No. Aspek yang Dinilai
Bobot
Skala Skor Skor Maksimal Skor Siswa
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Identitas novel
Pembahasan umum novel
Penilaian novel
Saran dan komentar
Teknik penulisan
Penggunaan bahasa
Pilihan kata
Penggunaan ejaan
4
4
4
4
4
4
4
4
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
12
12
16
16
16
16
Total 128 120
71
Tabel 4.6
Data Hasil Posttest Menulis Resensi Novel
dengan Menggunakan Teknik Memotong dan Merekatkan
(Cutting-Gluing) Pada Siswa Kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School
No. Nama Aspek Penilaian Skor
Total Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Ana Maftuhatus
Salamah 16 16 16 16 16 16 16 16 128 10,0
2. Anita Humayra 16 16 16 12 16 16 16 16 124 9,69
3. Ayu Wandira 16 16 16 16 16 16 16 16 128 10,0
4. Dwi Jayanti 16 12 12 16 12 12 12 16 108 8,44
5. Dwi Lestari 16 16 16 16 16 16 16 16 128 10,0
6. Efri Cahyanti 16 16 16 16 16 16 16 16 128 10,0
7. Eva Muslihatun 16 12 16 12 16 16 16 16 120 9,38
8. Irma Safitri 16 16 16 16 16 12 12 16 120 9,38
9. Mar’atun Tarbiah 16 16 16 16 16 16 16 12 124 9,69
10. Nisaul Mujtahidah 16 16 12 12 12 12 12 12 104 8,12
11. Nur Halimah 16 16 16 16 12 12 12 12 112 8,75
12. Qonita Luthfiyah 16 16 12 12 16 16 16 16 120 9,38
13. Ratna Jenita 16 16 16 16 16 16 16 16 128 10,0
14. Reutno Tiara 16 16 16 16 16 16 16 16 128 10,0
15. Rohanah 16 16 16 16 16 16 16 16 128 10,0
16. Rohimah 16 16 16 16 16 16 16 16 128 10,0
17. Siti Rukoyah 16 16 16 16 16 16 12 12 120 9,38
18. Syarifatul Husnah 16 16 12 12 16 16 16 16 120 9,38
Jumlah 2196 171,59
Rata-rata 122 9,53
72
Dari nilai posttest yang dicapai oleh siswa kemudian penulis urutkan
mulai dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutan data nilai
terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Urutan Nilai Posttest Terendah Sampai Tertinggi
Siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School
Berdasarkan tabel di atas nilai pretest terendah hingga tertinggi adalah
nilai 8,12 ada 1 orang, nilai 8,44 ada 1 orang, nilai 8,75 ada 1 orang, nilai 9,38 ada
5 orang, nilai 9,69 ada 2 orang, dan nilai 10 ada 8 orang. Dari data di atas,
diketahui bahwa nilai terendah pretest 8,12 sebanyak 1 orang, dan nilai yang
paling tinggi 10 sebanyak 8 orang. Sedangkan rata-rata yang diperoleh adalah
9,53. Dari hasil posttest menulis resensi novel di atas, siswa kelas XII IPS
termasuk ke dalam kategori sangat baik.
E. Analisis Data Hasil Pembelajaran Menulis Resensi Novel
Analisis hasil evaluasi pembelajaran terdiri dari analisis pretest dan
posttest, penganalisisan tersebut penulis lakukan untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School sebelum diberi
perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Pada tahapan analisis data ini, pertama-
tama penulis membuat tabel distribusi frekuensi yang diperoleh dari tabel 3 dan 8.
Hal tersebut penulis lakukan untuk menghitung nilai rata-rata pretest dan posttest
yang diperoleh siswa. Adapun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
8,12 8,44 8,75 9,38 9,38 9,38
9,38 9,38 9,69 9,69 10,0 10,0
10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0
73
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi Nilai Pretest Siswa kelas XII
SMA Plus Khadijah Islamic School
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi rata-rata pretest di atas, selanjutnya
penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut.
Rumus mencari rata-rata nilai pretest:
NXF
X)(
X = 18
46,107
X = 5,97
No. Skor (F) X F(X)
1. 4,37 3 13,11
2. 4,69 1 4,69
3. 5,31 4 21,24
4. 5,62 2 11,24
5. 6,25 1 6,25
6. 6,56 2 13,12
7. 7,19 2 14,38
8. 7,5 1 7,5
9. 7,81 1 7,81
10. 8,12 1 8,12
N= 18 ∑F(X)= 107,46
74
Tabel 4.9
Distribusi frekuensi Nilai Posttest Siswa kelas XII
SMA Plus Khadijah Islamic School
Berdasarkan tabel distribusi frekuesi rata-rata posttest di atas, selanjutnya
penulis mencari nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut.
Rumus mencari rata-rata nilai posttest:
NXF
X)(
X = 18
59,171
X = 9,53
Tahapan kedua, penulis mencari selisih nilai rata-rata pretest dan posttest.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penulis dalam
melaksanakan pembelajaran menulis resensi novel dengan teknik memotong dan
merekatkan. Berdasarkan nilai rata-rata pretest dan posttest di atas, maka dapat
diperoleh selisih nilai sebagai berikut.
Selisih nilai = X posttest – X pretest
= 9,53 – 5,97
= 3,56
No. Skor (F) X F(X)
1. 8,12 1 8,12
2. 8,44 1 8,44
3. 8,75 1 8,75
4. 9,38 5 46,9
5. 9,69 2 19,38
6. 10,0 8 80,0
N= 18 ∑F(X)= 171,59
75
Tahapan ketiga, penulis mencari persentase peningkatan nilai dengan
menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Presentase peningkatan nilai = 00%1Nnilai
Selisih
= 100% 1856,3
= 19,7 %
Berdasarkan analisis data di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai yang
diperoleh siswa dari pretest ke posttest mengalami peningkatan sebanyak 19,7 %.
Tahap keempat, penulis mencari perbedaan yang signifikasi antara lain
pretest dan posttest dengan menggunakan rumus t tes
t tes =
)1(
)( 22
NNNd
d
Md
Dengan rumus tersebut, dapat diketahui koefesien t yang akan
menunjukkan berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar. Taraf signifikansi
sebesar 5 % pada tingkat kepercayaan 95%.
Langkah-langkah penggunaan t tes sebagai berikut.
1) Mencari mean dari perbedaan hasil pretest dan posttest
Md = N
d
2) Mencari kuadrat deviasi
Nd
dXd 2
22 )(
3) Mencari t pada tabel dengan taraf signifikan 5 % dan taraf kepercayaan 95
%.
4) Menguji signifikan koefesien t dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima.
Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak.
76
Keterangan:
Md : Mean dari perbedaan pretest dan posttest
D : Gain (posttest-pretest)
2xd : Jumlah kuadrat deviasi
Db : Ditentukan oleh N-1
Tabel 4.10
Data Pretest dan Posttest Siswa kelas XII
SMA Plus Khadijah Islamic School
No. Nama Siswa Pretest (X1)
Posttest (X2)
d (X2-X1) d²
1. Ana Maftuhatus Salamah 6,56 10,0 3,44 11,83 2. Anita Humayra 7,81 9,69 1,88 3,53 3. Ayu Wandira 4,37 10,0 5,65 31,69 4. Dwi Jayanti 7,19 8,44 1,25 1,56 5. Dwi Lestari 8,12 10,0 1,88 3,53 6. Efri Cahyanti 5,62 10,0 4,38 19,2 7. Eva Muslihatun 6,56 9,38 2,82 7,95 8. Irma Safitri 6,25 9,38 3,13 9,79 9. Mar’atun Tarbiah 7,19 9,69 2,5 6,25 10. Nisaul Mujtahidah 5,31 8,12 2,81 7,89 11. Nur Halimah 5,31 8,75 3,44 11,83 12. Qonita Luthfiyah 7,5 9,38 1,88 3,53 13. Ratna Jenita 5,31 10,0 4,69 21,9 14. Reutno Tiara 4,69 10,0 5,31 28,19 15. Rohanah 5,31 10,0 4,69 21,9 16. Rohimah 4,37 10,0 5,63 31,69 17. Siti Rukoyah 5,62 9,38 3,76 14,13 18. Syarifatul Husnah 4,37 9,38 5,01 25,10
Total 100,9 171,59 64,15 261,49
Rata-rata ∑X1= 5,60 ∑X2= 9,53 ∑d= 3,56 ∑d²= 14,53
Dari data yang terdapat dalam tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan t
tes sebagai berikut:
1) Menghitung mean dari perbedaan hasil pretest dan posttest
Md = N
d
77
= 1856,3
= 0,19
2) Mencari kuadrat deviasi
Nd
dXd 2
22 )(
= 14,53 - 18
)56,3( 2
= 14,53 - 18
67,12
= 14,53-0,70
= 13,83
3) Mencari koefesien dengan rumus sebagai berikut:
t tes =
)1(
)( 22
NNNd
d
Md
=
)118(1818
)56,3(53,14
19,02
=
)17(1818
67,1253,14
19,0
=
30670,053,14
19,0
=
30683,13
19,0
= 045,019,0
78
= 0212
19,0
= 0,89
4) Melihat nilai t pada tabel dengan taraf signifikasi 5 % = 0,05 pada tahap
kepercayaan 95 % t = t
211 terlebih dahulu dengan menetapkan db
dengan rumus sebagai berikut.
db = N – 1
= 18 – 1
= 17
5) Menguji signifikasi koefesien t
Berdasarkan analisis di atas, diperoleh derajat kebebasan yaitu 17 dalam
tingkat kepercayaan 95 %.
t tabel = t
211 (db)
= t )17(05,0211
= t (1 – 0,025) (17)
= t (0,975) (17) = 0,206
Setelah data dihitung dengan menggunakan t tes, maka diperoleh t tabel =
0,20 dan t hitung = 0,89. Untuk menguji signifikan koefesien t, maka menggunakan
ketentuan sebagai berikut.
Jika t hitung t tabel, hipotesis diterima
Jika t hitung t tabel, hipotesis ditolak.
Ternyata t hitung t tabel yaitu 0,89 0,20. Artinya perbedaan pretest dan
posttest siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa teknik memotong dan merekatkan dalam pembelajaran
menulis resensi novel dapat dipergunakan karena memberikan hasil yang baik.
79
F. Interpretasi Hasil Analisis
Dalam skripsi ini, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut.
1. Penulis mampu mengajarkan pembelajaran menulis resensi novel dengan
menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) pada
siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School.
2. Siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School mampu menulis
resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan.
3. Teknik memotong dan merekatkan tepat digunakan dalam pembelajaran
menulis resensi novel pada siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic
School.
1. Hipotesis pertama diterima. Hal ini didukung berdasarkan hasil penilaian
siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School terhadap tingkah laku
guru dalam mengajar. Dengan persentase nilai rata-rata 91,2 % dengan
kategori A (sangat baik).
Hipotesis kedua diterima. Hal ini terbukti dari hasil pretest dengan
rata-rata 5,97 dan setelah mengikuti posttest mencapai rata-rata 9,53.
Perbedaan ini menunjukkan peningkatan sebesar 19,7%. Berdasarkan analisis
hasil evaluasi membuktikan bahwa siswa kelas XII SMA Plus Khadijah
Islamic School mampu menulis resensi novel dengan menggunakan teknik
memotong dan merekatkan dengan sangat baik.
Hipotesis ketiga diterima. Hal ini terbukti berdasarkan uji statistik,
diketahui t hitung t tabel yaitu 0,89 0,20 dalam tingkat kepercayaan 95 %
dan derajat kebebasan 17. Dengan demikian, teknik memotong dan
merekatkan tepat digunakan dalam pembelajaran menulis resensi novel pada
siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School.
Demikianlah data dari hasil evaluasi yang telah penulis analisis di atas,
menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan semuanya dapat diterima.
G. Pembahasan Temuan Penelitian
1. Deskripsi Pengelolaan Data Observasi Tingkah Laku Guru Dalam
Pembelajaran
80
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh siswa kelas XII SMA Plus
Khadijah Islamic School pada pertemuan ketiga, dalam observasi ini siswa
ditugaskan untuk melakukan penilaian secara objektif atas tingkah laku guru
dalam pembelajaran dari pertemuan pertama hingga terakhir. Hasil dari
observasi yang dilaksanakan siswa terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. 11
Hasil Persentase Observasi Tingkah Laku Guru Dalam Pembelajaran
No. Aspek yang diamati Hasil Persentase (%)
1.
Guru memberikan penjelasan secara terperinci mengenai materi pembelajaran menulis resensi.
87,9 %
2. Guru menguasai dengan baik materi pembelajaran menulis resensi.
96,3 %
3. Guru menggunakan media yang mendukung terkait pembelajaran menulis resensi novel.
89,2 %
4. Guru menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran menulis resensi novel.
90,8%
5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan pembelajaran menulis resensi.
95,3 %
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat mengenai materi yang disampaikan.
88,6 %
7. Guru memberikan tugas sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan 94,2 %
8.
Guru memperhatikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan membantu mengarahkan siswa yang menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas meresensi novel.
87,8 %
9. Guru memberikan motivasi kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 89,7 %
10. Guru membuka dan menutup pembelajaran dengan baik dan mengesankan. 92,2 %
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan siswa terhadap tingkah laku
guru dalam mengajar di atas, dapat diuraikan sebagai berikut:
81
1. Sebanyak 87,9% siswa menyatakan bahwa guru telah memberikan penjelasan
secara terperinci mengenai materi pembelajaran menulis resensi.
2. Guru menguasai dengan baik materi pembelajaran menulis resensi, pernyataan
ini mendapatkan persentase sebesar 96,3 %.
3. Sebanyak 89,2% siswa menyatakan bahwa guru telah menggunakan media
yang mendukung terkait pembelajaran menulis resensi novel yang
disampaikan.
4. Guru telah menggunakan metode yang tepat terkait pembelajaran menulis
resensi novel. Untuk pernyataan ini memperoleh persentase sebesar 90,8%.
5. Sebanyak 95,3% siswa menyatakan bahwa guru telah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan pembelajaran menulis
resensi.
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapat
mengenai materi yang disampaikan, pernyataan ini mendapatkan persentase
sebesar 88.6%.
7. Sebanyak 94,2 % siswa menyatakan bahwa guru telah memberikan tugas
sesuai dengan materi pembelajaran yang diberikan.
8. Guru memperhatikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung,
dan membantu mengarahkan siswa yang menemui kesulitan dalam
mengerjakan tugas meresensi novel. Untuk pernyataan ini, mendapatkan
persentase sebesar 87,8%.
9. Sebanyak 89,7% siswa menyatakan bahwa guru telah memberikan motivasi
kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
10. Sebanyak 92,2 % siswa menyatakan bahwa guru membuka dan menutup
pembelajaran dengan baik dan mengesankan.
Dari deskripsi data hasil observasi siswa terhadap tingkah laku guru dalam
mengajar di atas menunjukkan nilai persentase paling kecil yang diperoleh guru
adalah pada pernyataan guru memperhatikan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan membantu mengarahkan siswa yang menemui
kesulitan dalam mengerjakan tugas meresensi novel, dengan persentase sebesar
82
87,8%. Nilai persentase terbesar yakni 96,3% siswa menyatakan bahwa guru
menguasai dengan baik materi pembelajaran menulis resensi.
Tekait dengan penelitian ini yakni pembelajaran menulis resensi dengan
menggunakan teknik memotong dan merekatkan, dapat disimpulkan bahwa bahwa
guru telah melaksanakan tugasnya dengan sangat baik, serta telah berhasil
menerapkan teknik memotong dan merekatkan dalam pembelajaran meresensi
novel. Hal ini terlihat dari hasil penghitungan rata-rata penilaian siswa dengan
persentase yang tinggi yakni 96,3% siswa menyatakan bahwa guru menguasai
dengan baik materi yang terkait dengan pembelajaran menulis, 90,8% siswa
menyatakan bahwa guru menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran
menulis resensi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil tingkah laku guru dalam
pembelajaran menulis resensi novel berdasarkan penilaian yang dilakukan siswa
kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School dikategorikan sangat baik.
2. Deskripsi Pengelolaan Data Angket
Untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran menulis resensi
novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan, siswa diberi lima
pertanyaan terkait dengan pembelajaran menulis resensi novel, dan lima
pertanyaan terkait dengan teknik memotong dan merekatkan.
Berikut paparan respons siswa terhadap pembelajaran menulis resensi
novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan.
83
Tabel 4. 12
Persentase Respons Siswa Terhadap Pembelajaran Menulis Resensi Novel
dengan Menggunakan Teknik Memotong dan Merekatkan
No. Komponen dan Aspek Yang Diamati
Hasil Persentase Pengamatan
Sangat setuju Setuju Tidak
setuju
Sangat tidak setuju
I Pembelajaran Menulis Resensi Novel
1.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pokok pembahasan menulis sangat menarik minat siswa.
11 % 72 % 17% 0%
2.
Saya pernah belajar menulis resensi novel sebelumnya. 5,5% 33,3% 33,3% 17%
3. Saya pernah meresensi sebuah karya sastra. 5,5% 22,2% 38,8% 27,7%
4. Menulis resensi novel tidak sulit apabila dikerjakan dengan sungguh-sungguh. 55,5% 27,7% 0% 5,5%
5.
Menulis resensi sangat membangkitkan semangat belajar Bahasa Indonesia, dan membuka wawasan serta memberikan tambahan pengetahuan.
66,6% 33,3% 0% 0%
II Teknik memotong dan Merekatkan
6. saya merasa teknik memotong dan merekatkan sangat mudah dan menarik. 55,5% 44,4% 0% 0%
7. Saya sangat merasa senang menulis resensi dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan.
22,2% 72,2% 5,5% 0%
8. Menulis resensi dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan dapat meningkatkan motivasi
44,4% 55,5% 0% 0%
9.
Saya merasa kemampuan menulis resensi karya sastra (novel) mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis resensi dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan.
44,4% 50% 5,5% 0%
10.
Saya tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan.
22,2% 44,4% 22,2% 0%
Dari tabel data, dapat dilihat bahwa hasil angket yang penulis dapatkan
dari siswa adalah sebagai berikut.
84
1. Untuk komponen pokok pembahasan menulis didapatkan sebanyak 72 %
siswa menyatakan setuju, 17% menyatakan tidak setuju dan 11,1%
menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pokok
pembahasan menulis dapat menarik menarik minat siswa, terlihat dari jumlah
persentasenya sebesar 72%.
2. Untuk pengalaman siswa dalam menulis resensi, didapatkan sebanyak 5,5%
siswa menyatakan sangat setuju, 33,3% setuju, 33,3% tidak setuju, dan 17%
menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian terdapat keseimbangan antara
siswa yang pernah berlatih menulis resensi sebelumnya dan belum pernah
menulis resensi sebelumnya.
3. Untuk pengalaman siswa dalam menulis resensi sebuah karya diperoleh 5,5%
siswa menyatakan sangat setuju, 22,2% siswa menyatakan setuju, 38,8 %
menjawab tidak setuju, dan 27,7% siswa menjawab sangat tidak setuju.
Dengan demikian dari hasil tersebut menunjukkan lebih banyak siswa yang
belum pernah meresensi sebuah karya sastra.
4. Dalam menulis resensi tidak sulit jika dikerjakan sungguh-sungguh. Dari
pernyataan ini 5,5% siswa menjawab setuju, 27,7% menjawab sangat setuju,
dan 5,5% menjawab tidak setuju. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
menulis resensi tidak sulit jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
5. Dalam menulis resensi sangat membangkitkan semangat belajar Bahasa
Indonesia, dan membuka wawasan serta memberikan tambahan pengetahuan.
Dari pernyataan ini, 66,6% siswa menjawab sangat setuju, dan 33,3%
menjawab setuju. Dengan demikian siswa menyatakan bahwa pernyataan
tersebut sangat tepat.
6. Teknik memotong dan merekatkan sangat mudah dan menarik. Dari
pernyataan ini diperoleh 55,5% menjawab sangat setuju, 44,4% menjawab
setuju. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa merasa teknik
memotong dan merekatkan yang digunakan mudah dan dapat menarik
perhatian mereka.
7. Siswa merasa senang dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan
dalam pembelajaran menulis resensi novel. Hal ini terlihat dari 22,2% siswa
85
menjawab sangat setuju, 72,2% siswa menjawab sangat setuju, dan hanya
5,5% menjawab tidak setuju.
8. Siswa merasa sangat termotivasi dalam menulis resensi novel dengan
menggunakan teknik memotong dan merekatkan. Hal ini terlihat dari 44,4 %
menjawab sangat setuju, dan 55,5% menjawab setuju.
9. Siswa merasa kemampuan mereka dalam menulis resensi novel mengalami
peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis resensi dengan
menggunakan teknik memotong dan merekatkan. Hal ini terlihat dari 44,4%
menjawab sangat setuju, 50% menjawab setuju, dan hanya 5,5% yang
menyatakan tidak setuju.
10. Siswa tidak menemui kesulitan dalam pembelajaran menulis resensi novel
dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan. Dalam pernyataan
ini 22,2% mejawab sangat setuju, 44,4 % menjawab setuju, dan 22,2%
menjawab tidak setuju. Dengan demikian dari hasil persentase terbanyak
yakni 44,4% siswa tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis
resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan.
3. Deskripsi Pengelolaan Data Aktifitas Siswa dan Catatan Lapangan Guru
Pertemuan Pertama sampai Ketiga
Tabel 4.13
Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama
No. Aspek yang Diamati Persentase Rata-rata % 1. Siswa memberikan respon positif
terhadap pembelajaran menulis. 100
2. Siswa memberi perhatian terhadap penjelasan guru.
85
3. Siswa mengajukan pertanyaan. 70 4. Siswa mengajukan pendapat. 60 5. Siswa menjawab pertanyaan guru. 70 6. Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan serius. 100
7. Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir.
100
86
Pada tabel di atas menginformasikan bahwa keseriusan siswa dalam
mengerjakan pretest sudah cukup baik. Ini terbukti dari hasil persentase yang
besar. Mereka dapat menunjukkan respon positif terhadap pembelajaran menulis
sebesar 100%. Hasil tersebut merupakan hasil yang sangat baik. Selain itu,
mereka pun telah mampu untuk melaksanakan tugasnya dengan sungguh-
sungguh, tidak ada di antara mereka yang tidak mengerjakan tugas itu terlihat dari
persentase siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru yakni 100%. Namun
seperti biasa, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau berpendapat
masih kurang baik. ini terlihat dari persentasenya yakni 70% dan 60%. Kegiatan
bertanya dan mengajukan pendapat lebih sering terlontar ketika banyak siswa
yang menjawab secara bersamaan.
Tabel 4.14
Catatan Lapangan Pembelajaran Pertemuan Pertama
No Catatan lapangan Kendala/ kesulitan guru
Solusi/ sarana perbaikan
1 Masih ada siswa yang bertanya urutan unsur-unsur resensi yang akan ditulis.
Harus kembali ke pembahasan yang telah dilewati.
Mengulas kembali secara singkat mengenai unsur-unsur resensi.
2 Banyak siswa yang kembali
bertanya permasalahan unsur intrinsik.
Sedikit memperlambat pembelajaran akibat harus mengulas lagi pembahasan unsur intrinsik yang telah di bahas pada pertemuan 2 minggu sebelumnya
Dengan perlahan mengarahkan mereka dengan memerintahkan membuka kembali catatan yang telah diberikan pada pertemuan 2 minggu sebelumnya, kemudian memberikan kesempatan untuk bertanya bagian manakah yang belum dipahami.
3 Siswa merasa sulit dalam memilih kata-kata yang hendak dirangkaikan menjadi kalimat sempurna dalam resensinya.
Banyak yang mengalami kesulitan pada bagian ini jadi agak sedikit sulit dalam membuat mereka mengerti.
Siswa diarahkan pada pemilihan kata-kata yang sederhana, tidak memaksakan diri untuk mempergunakan diksi yang bervariasi dan berat.
87
4 Alokasi waktu yang kurang untuk siswa dapat menyelesaikan pretest pada hari ini.
Keterbatasan waktu yang hanya 80 menit tersedia, sedangkan targetnya adalah hasil pretest harus dikumpulkan pada hari ini juga agar pada pertemuan selanjutnya dapat dilaksanakan posttest.
Secara kebetulan pada jam pelajaran berikutnya, guru mata pelajarannya tidak dapat hadir, dan tidak juga menitipkan tugas, dengan ijin guru piket hari ini, siswa diperbolehkan mengisi jam kosong dengan menyelesaikan pretestnya, sehingga dapat dikumpulkan pada hari ini juga.
Tabel 4.15
Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua No. Aspek yang Diamati Persentase Rata-rata
% 1. Siswa memberikan respon
positif terhadap pembelajaran menulis.
100
2. Siswa memberi perhatian terhadap penjelasan guru.
95
3. Siswa mengajukan pertanyaan. 85 4. Siswa mengajukan pendapat. 70 5. Siswa menjawab pertanyaan
guru. 70
6. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius.
100
7. Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir.
100
Tabel di atas memperlihatkan bahwa sikap siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua ini mengalami peningkatan,
seperti yang terlihat pada peningkatan perhatian siswa dalam mendengarkan
penjelasan yang disampaikan guru. Pada pertemuan pertama persentase rata-rata
siswa memperhatikan yang disampaikan guru yakni sebesar 85% meningkat pada
pertemuan kedua menjadi 95%.
Proses belajar mengajar pada pertemuan kedua ini berjalan dengan lancar.
Siswa sangat termotivasi untuk memperbaiki hasil pretest pada pertemuan
sebelumnya. Mereka terlihat bergairah menerima teknik memotong dan
88
merekatkan yang diterapkan, sebagai salah satu teknik yang dapat mempermudah
dalam membuat resensi.
Adapun hasil catatan lapangan yang ditemukan selama proses belajar
mengajar berlangsung diantaranya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.16
Catatan Lapangan Pembelajaran Pertemuan Kedua
No. Catatan lapangan Kendala/ kesulitan guru Solusi/ sarana perbaikan
1. Beberapa siswa masih bingung bagian isi novel yang manakah yang harus dipotong.
Siswa tersebut menjadi terhambat dalam menyelesaikan resensinya.
Menerangkan langsung kepada siswa yang bertanya, dan disertai satu contoh bagian yang hendak di potong.
2. Beberapa siswa ada yang merasa sulit untuk merangkaikan hasil potongan-potongan tersebut dengan kalimat-kalimat yang baru.
Siswa menjadi terhambat dan sedikit tertinggal dari teman-teman lain.
Memberikan contoh bagian yang telah di potong, contohnya potongan pada bagian latar, kemudian potongan tersebut dirangkai dengan kata-kata sendiri. Namun, siswa yang mengalami kesulitan pada bagian ini diarahkan untuk memilih kata-kata yang sederhana untuk mudah dirangkai menjadi sebuah kalimat sempurna.
Tabel 4.17
Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga
No. Aspek yang Diamati Persentase Rata-rata %
1. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran
100
2. Siswa memberi perhatian terhadap penjelasan guru. 100 3. Siswa mengajukan pertanyaan. 90 4. Siswa mengajukan pendapat. 90 5. Siswa menjawab pertanyaan guru. 85 6. Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir. 100
89
Tabel di atas memperlihatkan bahwa sikap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ketiga ini mengalami peningkatan, seperti yang terlihat pada peningkatan perhatian siswa dalam mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru. Pada pertemuan kedua persentase rata-rata siswa memperhatikan yang disampaikan guru yakni sebesar 95% meningkat pada pertemuan kedua menjadi 100%. Selain itu pada bagian siswa mengajukan pertanyaan, mengajukan pendapat, dan menjawab pertanyaan guru juga mengalami penigkatan.
Proses belajar mengajar pada pertemuan ketiga ini berjalan dengan lancar. Siswa sangat bergembira dan bersemangat melihat hasil posttest yang dibagikan guru. Seluruh siswa memperoleh hasil yang meningkat dari hasil posttest sebelumnya.
Adapun hasil catatan lapangan yang ditemukan selama proses belajar mengajar berlangsung di antaranya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.18 Catatan Lapangan Pembelajaran Pertemuan Ketiga
No. Catatan lapangan Kendala/ kesulitan guru Solusi/ sarana perbaikan
1. Siswa pada pertemuan terakhir ini bersemangat untuk mengungkapkan pendapat mereka mengenai pembelajaran menulis resensi novel.
Penulis juga ikut merasakan kebahagian, siswa yang rata-rata pertama kali belajar menulis resensi novel dengan 2X pertemuan telah mampu menguasai pembahasan resensi novel dan mengerjakan tugasnya dengan baik dan hasil yang memuaskan.
2. Siswa terlihat bergembira dengan hasil posttest yang dicapai, sehingga membuat mereka lebih bergairah dan percaya diri, bahkan ada salah seorang siswa yang mengungkapkan “ingin lagi membuat sebuah resensi novel”
Melihat gairah siswa yang bangkit dalam pembelajaran menulis resensi, membuat penulis yang juga guru mata pelajaran Bahasa Indonesia bagi mereka ingin menggalih potensi mereka di bidang menulis, tidak hanya menulis resensi novel.
Dengan demikian, dari deskripsi data observasi tingkah laku guru,
pengelolaan data angket, deskripsi pengelolaan data aktifitas siswa dan catatan
lapangan guru pertemuan pertama sampai ketiga di atas dapat terlihat bahwa siswa
mengalami perkembangan yang baik selama proses pembelajaran berlangsung.
90
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Dilihat dari gambaran umum sekolah, SMA Plus Khadijah Islamic School
memiliki kualifikasi yang menurut penulis, tepat sebagai tempat penelitian.
Melalui metode pendidikan Project Based Learning (PBL) yang menjadi
andalan dalam melaksanakan kegiatan belajar di sekolah tersebut, mencetak
siswa-siswa yang terbiasa dengan sistem belajar yang mandiri dan bertanggung
jawab. Dengan alasan inilah penulis merasa yakin bahwa penelitian menulis
resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan (cutting-
gluing) dapat berlangsung baik dengan hasil yang memuaskan.
2. Keberhasilan yang dicapai dalam penelitian ini juga didukung oleh instrumen-
instrumen yang telah dipersiapkan penulis sebelum pelaksanaan penelitian.
Instrumen yang dipersiapkan dimulai dari RPP, instrumen tes yang berupa
pretest dan posttest hingga instrumen pengamatan yang disesuaikan dengan
tujuan pencapaian pembelajaran dalam menulis resensi novel. Pelaksanaan
pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong
dan merekatkan dalam penelitian ini telah terlaksana dengan baik, hal tersebut
terlihat pada deskripsi pelaksanaan tindakan (perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi pertemuan pertama hingga ketiga) dan evaluasi yang
telah dilaksanakan oleh peneliti dengan hasil yang memuaskan.
3. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan guru, respon siswa dalam
pembelajaran menulis resensi novel dengan teknik memotong dan merekatkan
dapat dikategorikan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis resensi novel
pertemuan pertama sampai ketiga yakni 100% siswa memberikan respon
91
positif terhadap pembelajaran menulis. Siswa memberi perhatian penuh pada
penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius.
Dari hasil observasi tersebut dapat dilihat bahwa pembelajaran menulis resensi
novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan adalah
pembelajaran aktif dan kreatif. Selain itu, respon positif siswa terhadap
pembelajaran dapat dilihat dari hasil angket yang diberikan kepada siswa. Dari
setiap pertanyaan yang diajukan kepada siswa, lebih dari 50% siswa memberi
jawaban positif. Seperti pada pernyataan nomor 9, sebanyak 44,4% siswa
menjawab sangat setuju, dan 50% menjawab bahwa kemampuan mereka
dalam menulis resensi karya sastra (novel) mengalami peningkatan setelah
mengikuti pembelajaran menulis resensi dengan menggunakan teknik
memotong dan merekatkan. Berdasarkan hasil tersebut maka pembelajaran
menulis resensi novel dengan menggunakan teknik memotong dan merekatkan
adalah pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
4. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menulis
resensi novel selain melalui hasil pengamatan tingkah laku siswa dan angket,
penulis juga melakukan observasi berdasarkan jurnal siswa yang dibagikan
pada setiap akhir pertemuan. Dalam jurnal siswa tersebut rata-rata anak
menuliskan pengalaman pertama yang mengesankan bagi mereka dalam
menulis resensi novel, merasa senang meski mengalami sedikit kesulitan,
mereka juga menyatakan bahwa dengan teknik memotong dan merekatkan
mempermudah mereka dan menjadikan pembelajaran meresensi novel yang
awalnya dianggap sulit menjadi mudah dan sangat menarik, bahkan ada yang
menuliskan “aku ingin lagi membuat resensi dari novel-novel yang lain”.
5. Hasil penelitian dari teknik tes menunjukkan bahwa kemampuan menulis
resensi novel siswa kelas XII IPS SMA Plus Khadijah Islamic School tahun
pelajaran 2010-2011 sebelum menggunakan teknik memotong dan merekatkan
masih rendah. Berbeda dengan kemampuan menulis resensi novel setelah
penerapan teknik memotong dan merekatkan. Setelah menggunakan teknik
92
memotong dan merekatkan, nilai rata-rata posttest siswa lebih tinggi
dibandingkan nilai rata-rata pretest siswa, yaitu 5,97 menjadi 9,53.
6. Dari hipotesis yang penulis ajukan yakni teknik memotong dan merekatkan
tepat digunakan dalam pembelajaran menulis resensi novel pada siswa kelas
XII SMA Plus Khadijah Islamic School dapat diterima, hal ini terbukti
berdasarkan penghitungan hipotesis dengan menggunakan rumus uji t
menghasilkan nilai t hitung t tabel yaitu 0,89 0,20 dalam tingkat
kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan 17. Berdasarkan penghitungan
tersebut maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima. Hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil pretest dan
posttest di dalam pembelajaran menulis resensi novel dengan menggunakan
teknik memotong dan merekatkan juga diterima, hal ini terbukti dari hasil
pretest dengan rata-rata 5,97 dan setelah mengikuti posttest mencapai rata-rata
9,53. Perbedaan ini menunjukkan peningkatan yang signifikan yakni sebesar
19,7%.
B. Saran
1. Berdasarkan penelitian ini, peneliti mengajukan saran terhadap pembelajaran
menulis terutama pembelajaran menulis resensi, yakni siswa hendaknya
lebih banyak mendapatkan pembelajaran dengan teknik dan media yang
bervariasi, sehingga tidak timbul kesan monoton bagi siswa.
2. Pemilihan teknik tersebut harus disertai dengan kreativitas guru dalam
memilih teknik yang sesuai dengan suatu pembelajaran. Kreativitas guru
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan menciptakan suasana belajar
yang lebih kondusif, sehingga perhatian siswa terpusat pada pembelajaran.
3. Teknik memotong dan merekatkan sangat efektif digunakan dalam
pembelajaran menulis resensi novel. Oleh karena itu, peneliti menyarankan
93
teknik tersebut dapat diterapkan sebagai alternatif dalam pembelajaran
menulis resensi sastra baik cerpen ataupun novel.
4. Untuk sekolah, peneliti menyarankan model Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini dapat digunakan guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa. Model penelitian tindakan ini tidak hanya dapat dilakukan oleh guru
saja, namun kepala sekolah, pengawas, bahkan siapa saja yang berniat
melakukan tindakan dalam rangka perbaikan hasil kerjanya.
5. Penulisan resensi novel hendaknya menggunakan novel yang sesuai dengan
usia dan tingkatan subjek yang diteliti. Pada penelitian ini subjek yang
diteliti adalah anak SMA kelas XII yang berusia sekitar 17-18 tahun. Siswa
pada usia tersebut merupakan anak remaja yang beranjak dewasa yang mulai
menyenangi bacaan-bacaan yang tidak lagi ringan seperti cerpen, melainkan
novel-novel yang bercerita tentang dunia dan gaya hidup anak remaja seusia
mereka dengan tema-tema yang dekat dengan kehidupan mereka.
RIWAYAT HIDUP
Dewi Yanti adalah anak pertama dari enam
bersaudara. Ia lahir di kota yang disebut “Manis”
Ambon, 26 Desember 1986, dari pasangan Bapak
Yusuf Tuahuns dan Ibu Nur Siauta. Wanita bermata
bulat dan memiliki senyum manis yang khas ini hidup
dan dibesarkan dalam lingkungan Islam yang penuh
dengan kesederhanaan dan sampai saat ini tinggal di
Jl. Suka Karya Rt/07 Rw/02 No.8 Kelurahan Sarua
Kecamatan Ciputat-Tangerang Selatan.
Pendidikannya dimulai pada tahun akademik
1992/1993 di TK Pertiwi II Ambon, dan pada tahun 1993 di SDN 18 Ambon dan
hijrah bersama orang tua pada tahun 1999, dan melanjutkan di SDN 1 Kebon
Duren-Ciputat. Kemudian, melanjutkan ke SLTP Negeri 2 Ciputat, dan lulus
tahun akademik 2001/2002. Lulus dari SLTP, ia melanjutkan ke SMA Negeri 1
Pondok Aren, pada tahun 2004 kembali ke kota kelahiranya dan lulus pada tahun
2004/2005 di SMAN 11 Ambon.
Setelah lulus SMA, wanita yang pernah bercita-cita menjadi seorang
POLWAN ini kembali ke ibu kota Negara dan melanjutkan kuliah pada Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2006.
Dengan dukungan penuh dari keluarga besar terutrama kakek tercintanya Alm.
Purnawirawan Achmad Tuahuns nona manis ini menjalankan kuliahnya dengan
baik. Pada tahun 2007 ia mendapatkan beasiswa penuh dari FITK, dan pada tahun
2008 hingga 2010 sampai mengenakan toga, ia membiayai kuliahnya dengan
keringatnya sendiri dari hasil berdagang dan mengajar.
Selama kuliah, ia aktif di organisasi kemahasiswaan, sebagai anggota
Bid. Seni dan budaya BEM-J PBSI (Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) 2006/2007 pada tahun yang sama ia juga
menjabat sebagai ketua Kampoeng Seni PBSI. Pada tahun berikutnya ia dipercaya
sebagai Menteri Seni dan Budaya BEM- FITK (Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan).
Selain aktif di organisasi kemahasiswaan, kecintaannya pada seni
menggiringnya tergabung dengan POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah) dan tercatat
sebagai anggota PST (Paduan Suara Tarbiyah) hingga saat ini. HMI (Himpunan
Mahasiswa Islam) menjadi organisasi ekstra yang memayunginya.
Janganlah engkau selalu melihat ke atas, tapi teruslah melihat ke
bawah, maka akan engkau rasakan limpahan Rahmat dan Anugerah ALLAH SWT
yang telah diberikan kepadamu telah menjadi motto hidup wanita bersuara merdu
ini. Dengan mottonya ini ia ingin berpesan bahwa manusia tidak akan pernah
merasa puas dengan apa yang ALLAH berikan ketika selalu melihat orang yang
lebih mampu, tapi apabila kita melihat ke bawah, banyak orang yang belum tentu
seberuntung kita, dengan demikian kita akan dapat merasakan nikmat dan
indahnya bersyukur.
Gelar sarjana pendidikan (S.Pd) yang diraihnya dengan IPK Cumloud ini
merupakan persembahan untuk kedua orang tua, adik-adik, Nenek tercinta, dan
Alm. Kakek kebanggaannya, serta merupakan sebuah persembahan dan tanggung
jawab besar untuk mencerdasakan seluruh anak Negeri.