RESENSI 99 CAHAYA
-
Upload
desifebriyani -
Category
Documents
-
view
72 -
download
0
Transcript of RESENSI 99 CAHAYA
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
1/36
http://fandagri.blogdetik.com/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-karya-hanumrais/
MENJELAJAHI JEJAK ISLAM DI EROPA
Judul : 99 Cahaya di Langit Eropa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Hanum Salsabila Rais, Rangga Almahendra
Kategori : Novel Islami
Tebal : 412 Halaman
Harga : Rp. 69.000,-
Buku ini adalah catatan perjalanan atas sebuah pencarian. Pencarian cahaya Islam di Eropa yang kini sedang
tertutup awan salingcuriga dan kesalahpahaman. Untuk pertama kalinya dalam 26 tahun, penulis merasakan
hidup di suatu negara dimana Islam menjadi minoritas. Sebuah pengalaman yang makin memperkaya spiritual
untuk lebih mengenal Islam dengan cara yang berbeda.
Tinggal di Eropa selama 3 tahun merupakan arena menjelajah Eropa dan segala isinya. Hingga akhirnya, penulis
menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart,
Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Pencarian ini pun telah
mengantarkan putri kesayangan Bapak M. Amien Rais ini pada daftar tempat-tempat ziarah baru di Eropa.
Dirinya tak menyangka jika sesungguhnya Eropa juga menyimpan sejuta misteri tentang Islam.
Eropa dan Islam. Keduanya pernah menjadi pasangan serasi. Kini hubungan keduanya penuh pasang surut
prasangka dengan berbagai dinamikanya. Penulis pun merasakan adamanusia-manusia dari kedua pihak yang
terus bekerja untuk memperburuk hubungan keduanya ini.
Buku 99 Cahaya di Langit Eropa : Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa ini bermula dari pertemuan penulis
dengan seorang perempuan muslim bernama Fatma Pasha. Seorang imigran Turki yang tinggal di Wina, Austria.
Sebagai seorang Turki di Austria, Fatma mencoba menebus kesalahan kakek moyangnya yang gagal meluluhkan
Eropa dengan menghunus pedang dan meriam. Kini, Fatma mencobanya lagi dengan cara yang lebih elegan,
yaitu dengan lebarnya senyum dan dalamnya samudra kerendahan hati.
Hanum dan Fatma lalu mengatur rencana. Keduanya mengarungi jejak-jejak Islam dari barat hingga ke timur
Eropa. DariAndalusiaSpanyol hingga ke Istanbul Turki. Hingga akhirnya perjalanan pertama ini justru
mengantarkannya ke Kota Paris, pusat ibukota peradaban di Eropa.
Di Paris, Hanum bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World
Institute Paris. Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam.
Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Penjelasan Marion ini telah
membukakan mata hati penulis dan membuatnya jatuh cinta lagi dengan agamanya, Islam. Islam sebagai
sumber pengetahuan yang penuh kasih dan damai.
Ditulis dengan gaya bertutur personal, buku yang ditulis oleh Hanum Salsabila Rais dan sang suami tercinta,
Rangga Almahendra ini akan membawa kita ke dalam lingkungan hidup yang riil. Penuh dengan nuansa dan
gemuruh perjalanan sejarah peradaban Islam Eropa, baik pada masa silam maupun pada saat ini. Cara
penyampaiannya pun sangat jelas, ringan, dan lancar mengalir. Lewat kisah menarik ini juga, penulis akan
http://fandagri.blogdetik.com/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-karya-hanumrais/http://fandagri.blogdetik.com/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-karya-hanumrais/http://fandagri.blogdetik.com/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-karya-hanumrais/ -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
2/36
membuka mata kita akan pernak-pernik kehidupan Islam di Eropa dan merefleksikannya untuk memperkuat
keimanan.
Berbeda dari buku-buku traveling sebelumnya, akhir dari perjalanan penulis selama 3 tahun di Eropa ini justru
mengantarkannya pada titik awal pencarian makna dan tujuan hidup. Makin mendekatkan diri pada sumber
kebenaran abadi yang Maha Sempurna, Allah SWT.
http://as-syauqii.faa.im/resensi-novel-99-cahaya-langit-di-eropa.xhtml
Resensi Novel: 99 Cahaya Langit di EropaPosted by Neng Admin on 03:35 PM, 22-May-13 Under:Resensi
Kesempatan kali ini eneng mau share resensi novel yang puengen buanget neng
baca, nah pas di daerah surabaya eneng nemu ni buku... Simak ya.!!!
http://as-syauqii.faa.im/resensi-novel-99-cahaya-langit-di-eropa.xhtmlhttp://as-syauqii.faa.im/resensi-novel-99-cahaya-langit-di-eropa.xhtmlhttp://as-syauqii.faa.im/category/resensi-4/1.xhtmlhttp://as-syauqii.faa.im/category/resensi-4/1.xhtmlhttp://as-syauqii.faa.im/category/resensi-4/1.xhtmlhttp://as-syauqii.faa.im/category/resensi-4/1.xhtmlhttp://as-syauqii.faa.im/resensi-novel-99-cahaya-langit-di-eropa.xhtml -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
3/36
Judul Buku : 99 Cahaya di Langit Eropa
Penulis : Hanum Salsabila Rais, Rangga Almahendra
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Kelima, Desember 2012
Tebal : 392 hal
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
4/36
Buku 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan suaminya
Rangga Almahendra memiliki tema menapak jejak islam di Eropa. Buku ini berisi
kisah-kisah perjalanan kedua penulis selama berada di Eropa. Hanum dan Rangga
tinggal selama 3 tahun di Eropa saat Rangga mendapat beasiswa program doktoral
di Universitas di Austria. keduanya berkesempatan menjelajahi eropa dan
menemukan keindahan eropa yang tidak sekadar hanya Menara Eiffel, Tembok
Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau
gondola-gondola di Venezia. Namun, mereka menemukan keindahan lain dari
Eropa, mereka menjelajah sejarah dan menemukan bahwa Islam pernah berjaya di
tanah itu. Eropa dan islam pernah menjadi pasangan serasi. Namun, ketamakan
manusia membuat dinasti itu runtuh. melalui buku ini, penuli ingin menceritakantentang beberapa tempat dimana Islam mempunyai kisah yang cukup menarik
didalamnya. kisah-kisah dari beberapa tempat didalamnya yang bisa membuat
penulis dan pembaca enggan untuk melakukan kesalahan yang sama. tempat itu
antara lain Wina (austria), Paris (Perancis), Granada dan Cordoba
(andalusia/Spanyol), dan Istanbul (turki).
Selama kursus itulah Hanum berkenalan dengan Fatma, wanita asal Turki yang
berhasil menggugah jiwa kelana Hanum untuk menyusuri jejak Islam di Eropa.
Fatma yang notabene hanya seorang ibu rumah tangga ternyata memiliki wawasan
luas tentang sejarah Islam di Eropa. Bukan hanya itu, kebesaran hati seorang
Fatma yang menerima cerca dari kalangan non muslim menyadarkan Hanum,
bahwa Islam seharusnya dimaknai luar dan dalam. Bukan sekedar casing yang
Islam, namun jiwa dan pikiran kaum bar-bar. Sayangnya Fatma tiba-tiba
menghilang setelah mereka mengikat janji akan berkelana bersama menapaki jejak
Islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan Turki yang pernah berjaya pada masanya.
Demi memenuhi janji itu Hanum kemudian mulai menjelajah sendiri bersama
suami.
Tempat kedua yang diceritakan penulis adalah Paris, Perancis. kota ini dikenal City
of lights, yang berarti pusat peradaban Eropa. Di Paris, Hanum bertemu dengan
seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World
Institute Paris. Marion menunjukkan kepada penulis bahwa Eropa adalah pantulan
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
5/36
cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar
biasa berharganya. Seperti kufic-kufic pada keramik yang berada di musse louvre.
Yang lebih mencengangkan Hanum, pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus,
hijab yang dipakai Bunda Maria bertakhtakan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallah.
Selain benda-benda 'kecil' didalam musee louvre, Marion juga memberi tahu
tentang Voie Triomphale atau Jalan kemenangan yang dibuat Napoleon Bonaparte,
tempat dua gerbang kemenangan (arc du triomphe) yang sangat megah. menurut
Marion, bila ditarik garis lurus imajiner maka akan menghadap arah kiblat.
Mungkin akan menjadi konspirasi apabila Eropa mengakui Napoleon beragama
Islam, tp kedekatan beliau dengan Islam tak terbantahkan. Selain itu, Jenderal
kepercayaan Napoleon, Francois Menou mengucapkan Syahadat setelahmenaklukan mesir dan syariat- syariat islam juga menginspirasi Napoleonic Code.
Setelah ke Paris, mereka selanjutnya menjelajahi Cordoba dan Granada. Dua kota
di andalusia yang menurut beberapa ahli adalah True City of Lights. Cordoba
merupakan ibukota Andalusia dimana peradaban Eropa dimulai. pada kota ini
berkembang ilmu pengetahuan dan menginspirasi kota-kota lain di Eropa. Pada
masa keemasan itu, Cordoba bukan negara islam seluruhnya, namun toleransi antar
agama menjadi suatu landasan kuat hingga menjadi kota yang sangat dikagumisekaligu membuat iri kota- kota lai. di Cordoba terdapat Mezquita, yaitu masjid
besar yang menjadi Kathedral setelah jatuh ke tangan Raja Ferdinand dan ratu
Isabela. Sementara itu Granada adalah kota terkahir dimana islam takluk di daratan
Eropa. di Granada terdapat benteng megah yang menjelaskan betapa megahnya
Islam di masa keemasan. Selanjutnya mereka berkesempatan menjelajahi Istanbul.
Istanbul/ kontatinopel adalah saksi sejarah dimana Islam pernah memiliki masa
keemasan. Pada masa itu, luas wilayah Islam lebih luas dari kerajaan Romawi.Namun, di Turki tidak ditinggalkan istana yang megah, bukan karena tidak mampu
melainkan karena Sultan mereka mencontohkan kesederhanaan. Sesuatu hal yang
mulai dilupakan pemimpin-pemimpin saat ini. di Turki juga terdapat Hagia Sophia,
bekas gereja besar dan sempat dijadikan masjid. Namun kini telah dijadikan
museum oleh pemerintah Turki.
Kelebihan :
-Membaca buku 99 Cahaya di Eropa, serasa ikut mengembara langsung ke Eropa
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
6/36
dan sekaligus belajar sejarah Islam di Eropa yang begitu membanggakan dan
mengharukan.
-Mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang
mencerminkan Islam, lewat contoh tokoh yang bernama Fatma.
Kelemahan :
-Pemotongan sub bab dalam buku terkesan dipaksakan. Ketika telah sampai pada
akhir sub bab, tiba-tiba kita masuk kembali pada rangkaian cerita sebelumnya yang
terputus. Bagian awal epilog yang kurang memberikan kesan.
Saran :
-Pemotongan sub bab agar diperhatikan sehingga tidak membuat pembaca terjebak
pada akhir kalimat menggantung, namun kemudian kalimat berlanjut pada sub bab
berikutnya.
-Pada bagian Epilog, akan terasa lebih berkesan jika epilog langsung masuk ke sub
bab Kabah, the cube tanpa embel-embel cerita lain, meski bagian tersebut
merupakan penjelas mengapa penulis ingin berhaji.
Kehancuran Islam di Eropa adalah karena setitik nila perang saling menguasaiyang menyebabkan trauma berkepanjangan. Jika proses masuknya Islam terus
konsisten melalui cara damai seperti di Indonesia tentulah, Eropa hingga kini
masih bercahaya sebagaimana Cordoba berhasil menerangi abad gelap di Eropa.
Kini minoritas Islam di Eropa harus berjuang untuk mengembalikan citra Islam
yang keras menjadi lembut, seperti Fatma yang tetap santun meski mendengar
hujatan dari orang-orang Eropa non muslim. Itulah sejatinya Islam, agama yang
cinta damai. Sayang, selalu dan masih saja ada yang memaknai Islam harusditegakkan dengan jalan yang keras, menebar teror melalui hembusan jihad, atau
demo yang berujung anarkhis seperti di Indonesia. Sudah saatnya umat Islam
belajar dari kegagalan Islam berjaya di Eropa. Nafsu untuk menjadi lebih, nafsu
untuk menguasai, dan nafsu merasa paling benar atas nama agama hanya akan
memperburuk citra Islam di mata dunia.
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
7/36
http://sabanalibrary-novel.blogspot.com/2012/03/judul-buku-99-cahaya-di-langit-eropa.html
Resensi Novel Islami '99 Cahaya Islam di Langit Eropa'
Judul Buku : 99 Cahaya di Langit EropaPenulis : Hanum Salsabila Rais, Rangga AlmahendraPenerbit : Gramedia Pustaka UtamaCetakan : Kelima, Desember 2012Tebal : 392 hal
Sinopsis Cerita :Hanum menyusul suaminya ke Wina, Austria yang mendapat beasiswa studi doktoral.
Kemampuan bahasa Jerman yang minim membuat Hanum menjalani kursus bahasa
Jerman. Selama kursus itulah Hanum berkenalan dengan Fatma, wanita asal Turki yang
berhasil menggugah jiwa kelana Hanum untuk menyusuri jejak Islam di Eropa.
http://sabanalibrary-novel.blogspot.com/2012/03/judul-buku-99-cahaya-di-langit-eropa.htmlhttp://sabanalibrary-novel.blogspot.com/2012/03/judul-buku-99-cahaya-di-langit-eropa.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-yzyo1NL_kW4/T1gCndRMOYI/AAAAAAAAA5s/J88sn0Y5HO0/s1600/99.jpghttp://sabanalibrary-novel.blogspot.com/2012/03/judul-buku-99-cahaya-di-langit-eropa.html -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
8/36
Fatma yang notabene hanya seorang ibu rumah tangga ternyata memiliki wawasan luas
tentang sejarah Islam di Eropa. Bukan hanya itu, kebesaran hati seorang Fatma yang
menerima cerca dari kalangan non muslim menyadarkan Hanum, bahwa Islam
seharusnya dimaknai luar dan dalam. Bukan sekedar casing yang Islam, namun jiwa
dan pikiran kaum bar-bar.
Sayangnya Fatma tiba-tiba menghilang setelah mereka mengikat janji akan berkelana
bersama menapaki jejak Islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan Turki yang pernah
berjaya pada masanya. Demi memenuhi janji itu Hanum kemudian mulai menjelajah
sendiri bersama suami.
Paris the Light of City, kota yang paling terang cahayanya di Eropa. Kota yang menjadi
pusat peradaban paling maju di Eropa. Kota yang pertama kali Hanum kunjungi untukmengendus keberadaan Islam pada jaman dulu.
Hanum sungguh tercengang ketika mengunjungi Museum Louvre, museum dengan
koleksi paling lengkap di dunia, museum yang menyimpan lukisan Monalisa yang
terkenal itu. Bagi Hanum, Monalisa dengan senyum misterius kalah menarik dengan
lukisan Bunda Maria yang ujung kain kerudungnya terdapat tulisan kalimat tauhid atau
piring-piring hias bertulis Arab Kufic.
Marion Latimer seorang pemandu yang baik, seorang Perancis yang memeluk Islam.
Seorang peneliti di Arab Institut Paris berhasil menjawab rasa penasaran Hanum akan
berbagai hal dalam museum yang mengandung nafas Islam, termasuk makna tulisan
pada hijab Maria dan arti kata pada piring-piring bertuliskan Arab Kufic.
Bukan hanya itu, Marion juga menunjuki sebuah kenyataan yang tak bisa dipungkiri
bahwa bangunan pada masa Napoleon Bonaparte berkuasa mulai dari La Defense, Arc
du Triomphe de Ietoile, Champ Elyses, Obelisk, Arc du Triomphe du Carrousel, Louvrejika ditarik garis lurus imajiner akan menembus langsung ke arah Kabah.Timbul sebuah praduga, mungkinkah Napoleon Bonaparte seorang muslim?
Cordoba di Spanyol merupakan kunjungan kedua Hanum untuk melihat Mezquita.
Sebuah masjid yang beralih fungsi menjadi gereja dengan nama The Mosque
Cathedral. Siapa sangka Cordoba dulu adalah kota seribu cahaya. Kota yang
menginspirasi banyak orang di Eropa. Kota yang menerangi abad kegelapan di Eropa.
Kota yang memiliki ilmu pengetahuan dan keharmonisan antar umat beragama pada
masanya. Kota yang melahirkan the double truth doctrinedari seorang filsul Ibnu Rushdatau Averroes, dua kebenaran yang tidak terpisahkan antara agama dan ilmu
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
9/36
pengetahuan/sains.
Sayangnya orang Eropa menjadi trauma karena agama yang mereka anut sebelumnya
menyebabkan kegelapan pada masa kekuasaan gereja bersifat mutlak. Sekarang, orang
Eropa lebih percaya sains. Seperti ajang balas dendam siapa yang lebih menguasai siapa.
Jika dulu agama khususnya Kristen menguasai sains, kini giliran sains yang
memberangus agama. Tak heran jika kini mayoritas masyarakat Eropa menganut paham
sekuler yang melahirkan golongan ateis.
Belum lengkap rasanya jika ke Spanyol tanpa mengunjungi Granada, Istana Al-Hambra.
Tempat terakhir Islam bertahan di Eropa. Sayang,the royal couple, Isabella-Ferdinand
yang memiliki kekuasaan besar berhasil membuat Granada jatuh ke tangannya untuk
kemudian melakukan pembaptisan masal orang-orang muslim yang menjadi mayoritasmasyarakat Granada.
Sebuah email mengejutkan datang dari Fatma membuat Hanum ingin segera
mengunjungi imperium Islam terakhir pada masa Dinasti Usmaniyah atau Ottoman di
Turki sekaligus menengok kawan lama Fatma Pasha. Ini menjadi perjalanan terakhir
Hanum dalam mengarungi samudera peradaban Islam di Eropa.
Pada akhirnya, kata-kata Paulo Coelho dalam buku The Alchemist, Pergilah untuk
kembali, mengembaralah untuk menemukan jalan pulang. Sejauh apa pun kakimu
melangkah, engkau pasti akan kembali ke titik awal. Membawa Hanum menjejak ke
titik awal dari sebuah perjalanan panjang Islam di sebuah kota Mekah di satu titik pusat
Kabah. Di mana kalimat tauhid masih bergema dari jutaan manusia pencari cahaya.
Kelebihan :-Membaca buku 99 Cahaya di Eropa, serasa ikut mengembara langsung ke Eropa dan
sekaligus belajar sejarah Islam di Eropa yang begitu membanggakan dan mengharukan.-Mengajak kita untuk mengamalkan Islam secara total melalui perilaku yang
mencerminkan Islam, lewat contoh tokoh yang bernama Fatma.
Kelemahan :-Pemotongan sub bab dalam buku terkesan dipaksakan. Ketika telah sampai pada akhir
sub bab, tiba-tiba kita masuk kembali pada rangkaian cerita sebelumnya yang terputus.-Bagian awal epilog yang kurang memberikan kesan.
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
10/36
Saran :-Pemotongan sub bab agar diperhatikan sehingga tidak membuat pembaca terjebak
pada akhir kalimat menggantung, namun kemudian kalimat berlanjut pada sub bab
berikutnya.-Pada bagian Epilog, akan terasa lebih berkesan jika epilog langsung masuk ke sub bab
Kabah, the cube tanpa embel-embel cerita lain, meski bagian tersebut merupakan
penjelas mengapa penulis ingin berhaji.
Kesimpulan :Kehancuran Islam di Eropa adalah karena setitik nila perang saling menguasai yang
menyebabkan trauma berkepanjangan. Jika proses masuknya Islam terus konsisten
melalui cara damai seperti di Indonesia tentulah, Eropa hingga kini masih bercahayasebagaimana Cordoba berhasil menerangi abad gelap di Eropa.Kini minoritas Islam di Eropa harus berjuang untuk mengembalikan citra Islam yang
keras menjadi lembut, seperti Fatma yang tetap santun meski mendengar hujatan dari
orang-orang Eropa non muslim. Itulah sejatinya Islam, agama yang cinta damai.
Sayang, selalu dan masih saja ada yang memaknai Islam harus ditegakkan dengan jalan
yang keras, menebar teror melalui hembusan jihad, atau demo yang berujung anarkhis
seperti di Indonesia.Sudah saatnya umat Islam belajar dari kegagalan Islam berjaya di Eropa. Nafsu untuk
menjadi lebih, nafsu untuk menguasai, dan nafsu merasa paling benar atas nama agama
hanya akan memperburuk citra Islam di mata dunia.
http://media.kompasiana.com/buku/2012/08/27/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-
489063.html
Resensi Buku: 99 Cahaya di Langit EropaOPINI| 27 August 2012 | 12:02 Dibaca: 6028 Komentar: 3 1
http://media.kompasiana.com/buku/2012/08/27/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-489063.htmlhttp://media.kompasiana.com/buku/2012/08/27/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-489063.htmlhttp://media.kompasiana.com/buku/2012/08/27/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-489063.htmlhttp://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://media.kompasiana.com/buku/2012/08/27/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-489063.htmlhttp://media.kompasiana.com/buku/2012/08/27/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-489063.html -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
11/36
99 Cahaya di Langit Eropa(Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)Oleh Hanum Salsabiela Rais dan Rangga AlmahendraPenerbit Gramedia Pustaka UtamaCetakan VIII, Mei 2012Tebal 412 halamanISBN 978-979-22-7274-1
Eropa dan Islam. Terlepas dari on and off relationshipkeduanya selamasatu dekade terakhir ini, mereka sangatlah erat dan serasi di masa lalu.
Eropa, sungguh, lebih dari sekadar Menara Eiffel, Colosseum Roma, atau
Tembok Berlin.
Mengutip kata-kata George Santayana: Those who dont learn fromhistory are doomed to repeat it. Barang siapa melupakan sejarah, dia pastiakan mengulanginya. Banyak di antara umat Islam kini yang tidakmengenali sejarah kebesaran Islam pada masa lalu.(hlm. 4)
99 Cahaya di Langit Eropa adalah sebuah novel yang ditulis berdasarkankisah nyata mengenai perjalanan spiritual Hanum Salsabiela Rais dansuaminya, Rangga Almahendra, dalam mengulik sejarah Islam selama 3tahun mereka menetap di bumi Eropa. Dalam buku ini, perjalanan mereka
terbagi menjadi empat rute utama: Wina (Austria), Paris (Prancis),Cordoba dan Granada (Spanyol), serta Istanbul (Turki).
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
12/36
Petualangan mereka dimulai dari Rangga yang mendapat beasiswa
untuk studiS3 di WU Vienna dan memboyong serta istrinya, Hanum, yang
menyusul 4 bulan kemudian. Selanjutnya, Hanum bekerja untuk
proyek video podcastExecutiveAcademy di kampus suaminya. Di tengah-
tengah kesibukannya mengerjakan projek tersebut, Hanum pun mengikutikursus bahasa Jerman. Dan di tempat itulah ia menjalin persahabatandengan Fatma Pasha, seorang Muslimah asal Turki.
Melalui penuturan Fatma, kita pun paham bahwa menjadi seorang Muslimdi negara yang umat Islamnya menjadi minoritas bukanlah hal mudah.Fatma berkali-kali ditolak bekerja di berbagai perusahaan karena iaberhijab. Belum lagi kesulitan menemukan ruang ibadah di tempat umum.Meskipun demikian, Fatma telah bertekad untuk menjadi agen Muslimyang baik di tempatnya berada. Seperti ketika sekelompok turis asing
mengolok-olok Turki dengan croissant, yang merupakan roti untukmerayakan kalahnya Turki di Wina, ia justru membayari makan turistersebut dan mengajaknya berteman supaya ia dapat belajar bahasaInggris darinya.
Bersama tiga kawannya: Latife, Ezra, dan Oznur, Fatma menetapkan tigapoin penting dalam syiar Islamnya di Austria: tebarkan senyum indahmu,kuasai bahasa Jerman dan Prancis, serta jujur dalam berdagang. Terbukti,salah satu kawannya jatuh cinta pada Islam karena mengenal keramahandan senyum Latife, hingga kemudian ia menjadi mualaf. Subhanallah.
Fatma membukakan mata bahwalimapilar inti ajaran agama Islam juga
harus tersuguh dengan akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari,bukan hanya dimaknai sebagai tata cara beribadah. Fatma menghadapitantangan lebih beratdi tengah penduduk nonmuslimyaitu di Eropayang umatnya semakin bangga melepas semua atribut agama,mengabaikan keniscayaan terhadap Tuhan alias ateis. Sama sekali bukan
perkara mudah. Akan tetapi, dia percaya keteladanan berbicara lebih kerasdari kata-kata.(hlm. 63)
Buku ini pun tak lepas dari kunjungan penulis ke tempat-tempatbernafaskan sejarah Islam di Eropa. Seperti Museum Wina dan kisahtentang Kara Mustafa Pasha, panglima perang khalifah Ottoman.Kemudian Museum Louvre di Paris, yang menyimpan berbagai buktisejarah jayanya Islam di abad pertengahan. Siapa yang menyangka bahwapenemu lensa kamera serta peta antariksa pertama adalah ilmuwanMuslim? Atau pinggiran hijab Bunda Maria yang ternyata bertuliskankalimat tauhidLaa Ilaaha Illalah? Belum lagi, fakta bahwa di masa Masjid
Agung Paris pernah menyelamatkan puluhan warga Yahudi dari kejaran
tentara Nazi Jerman.
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
13/36
Aku merasa imam masjid ini, siapa pun dia, juga mempertaruhkan nyawauntuk menyelamatkan orang-orang yang sama sekali tak ada hubungandengan dirinya. Namun, ia yakin akan perintah Allah dalam Alqurantentang kewajiban menyelamatkan jiwa umat manusia yang lain, apa pun
agama mereka, apa pun kepercayaan mereka. Karena dengan demikiandia sama saja menyelamatkan seluruh manusia di bumi.(hlm. 193)
Begitupun halnya dengan Hagia Sophia di Istanbul, bangunan yang
dulunya adalah sebuah Katedral Byzantium terbesar di Eropa yangkemudian menjadi masjid. Masjid itu memajang kaligrafi Allah, Muhammad,serta ayat-ayat suci Alquran, tetapi tetap membiarkan lukisan-lukisanYesus dan Bunda Maria serta elemen kekristenan lainnya berada di sana.Berkebalikan dengan bangunan Mezquita Cordoba di Spanyol, yangdulunya adalah masjid, tetapi kini menjadi katedral. Dan masih banyak
cerita lainnya yang menggugah kita untuk memelajari Islam labih dalamlagi.
Sungguh, saya merasa belajar banyak hal seusai membaca buku ini. Tidakhanya tentang sejarah kejayaan Islam di Eropa pada masa lalu. Namun
juga tentang bagaimana menjadi Muslim yang baik, tentang bagaimanaagama dan ilmu adalah saling menguatkan, tentang hakikat sebuahperjalanan, tentang mensyukuri sebuah keyakinan, tentang bagaimanapada akhirnya, kita pergi dan kembali hanyalah untuk-Nya.
Buku ini pun dilengkapi peta penjelajahan penulis ke tempat-tempatbernafaskan sejarah Islam di Eropa serta halaman lux berwarna di bagianbelakang, lengkap dengan foto tempat-tempat yang disinggahi penulisselama berpetualang di Eropa.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang begitu lancar mengalir dan mudahdipahami. Meskipun ditulis dengan gaya novel, tetap tak mengurangiesensinya sebagai buku yang sarat akan ilmu dan pengetahuan agama.Saya amat menyukai buku ini dan sejauh ini sudah tiga kali dibaca ulang.
Sayangnya, setelah dibaca beberapa kali, bercak-bercak hitambermunculan pada pinggiran kertas buku ini. Padahal buku ini belumpernah mengalami kecelakaan apa pun selama saya baca (jatuh, terkenaair, noda makanan, dsb.)
Akhir kata, 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan bacaan yang layak bagimereka yang ingin memelajari sejarah Islam dengan mudah. Tidak salahbila buku ini menjadi salah satu bestseller Penerbit Gramedia dan sudahdicetak ulang sebanyak delapan kali dalam kurang dari satu tahun.
Tentang Penulis
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
14/36
Hanum Salsabiela Rais, adalah putri Amien Rais, lahir dan menempuhpendidikan dasar Muhammadiyah di Yogyakarta hingga mendapat gelarDokter Gigi dari FKG UGM. Mengawali karir menjadi jurnalis dan presenterdi TRANS TV.
Hanum memulai petualangannya di Eropa selama tinggal di Austriabersama suaminya Rangga Almahendra dan beke rja untuk
proyek videopodcastExecutive Academy di WU Vienna selama 2 tahun.
Ia juga tercatat sebagai koresponden detik.com bagi kawasan Eropa dansekitarnya.
Tahun 2010, Hanum menerbitkan buku pertamanya, Menapak Jejak AmienRais: Persembahan Seorang Putri untuk Ayah Tercinta.Sebuah novelbiografi tentang kepemimpinan, keluarga dan mutiara hidup.
Rangga Almahendra, suami Hanum Salsabiela Rais, teman perjalanansekaligus penulis kedua buku ini. Menamatkan pendidikan dasar hinggamenengah di Yogyakarta, berkuliah di Institut Teknologi Bandung,kemudian S2 di Universitas Gadjah Mada, keduanya lulus cumlaude.
Memenangi beasiswa dari Pemerintah Austria untuk studi S3 di WUVienna, Rangga berkesempatan berpetualang bersama sang istrimenjelajah Eropa. Pada 2010 ia menyelesaikan studinya dan meraih gelardoktor di bidang International Business & Management.
Saat ini ia tercatat sebagai dosen di Johannes Kepler University danUniversitas Gadjah Mada. Rangga sebelumnya pernah bekerja di PT AstraHonda Motor dan ABN AMRO Jakarta.
Untuk mengontak penulis, silakan mengirim email [email protected] atau [email protected]. Kunjungi juga situsresmi buku ini diwww.hanumrais.com
http://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-
cahaya-di-langit-eropa
RESENSI BUKU : 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA
http://hanumrais.com/http://hanumrais.com/http://hanumrais.com/http://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropahttp://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropahttp://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropahttp://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropahttp://www.mediatadulako.com/index.php/component/mailto/?tmpl=component&template=media_tadulako&link=ca2a57ee1615303f530c5d828e78e0d7711f514ahttp://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa?tmpl=component&print=1&page=http://www.mediatadulako.com/index.php/component/mailto/?tmpl=component&template=media_tadulako&link=ca2a57ee1615303f530c5d828e78e0d7711f514ahttp://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa?tmpl=component&print=1&page=http://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropahttp://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropahttp://www.mediatadulako.com/index.php/2012-10-23-17-27-33/kreativitas/137-resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropahttp://hanumrais.com/ -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
15/36
Perjalanan Menapak Jejak Islam di EropaJudul : 99 Cahaya di Langit EropaPenulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga AlmahendraPenerbit : PT Gramedia Pustaka UtamaCetakan : Pertama, Juli 2011Tebal : x + 412 halaman
Buku yang ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais bersama sang suami Rangga
Almahendra ini menceritakan tentang kisah perjalanan wisata ruhani keduanya di
dataran Eropa . Perjalanan wisata ruhani tersebut bukan tujuan utama mereka pergi
ke Eropa melainkan untuk menyelesaikan program doktoral yang diterima oleh
Rangga melalui beasiswa. Di sela-sela perkuliahan mereka berwisata ruhani yang
terkadang dilakukan oleh Hanum dan beberapa teman yang baru ia kenal ketika diEropa.
Buku ini berlatar belakang berbagai tempat bersejarah di Eropa, dimana
Hanum dan Rangga menceritakan secara detail tentang tempat-tempat yang mereka
kunjungi seperti museum Louvri, Katedral Mezquito Cordoba, Mesjid Agung Paris,
Museum Wien Stadt hingga Hagia Sophia. Diceritakan pula mengenai seorang toko
yang bernama Kara Mustafa Pasha dan dakwah para muslimin yang merupakan kaum
minoritas di dataran Eropa.Cerita dalam buku ini dikemas apik sehingga para pembaca mampu
membayangkan apa yang dilihat oleh Hanum dan Rangga ketika mereka berada di
Eropa. Rute perjalanan mereka bermula di Wina berlanjut ke Paris, Cordoba,Granada hingga Istanbul Turki. Dalam buku ini diuraikan pula bukti-bukti kejayaan
Islam yang tertuang secara detail mulai dari bangunan, lukisan Kara Mustafa Pasha
hingga mantel Raja Roger II yang berkaligrafi arab sehingga tidak terbantahkan
bahwa Islam pernah cahaya di langit Eropa.
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
16/36
http://indosinema.com/2013/11/sinopsis-99-cahaya-di-langit-eropa/
99 Cahaya di Langit Eropa menceritakan pengalaman nyata sepasang mahasiswa Indonesiayang
kuliah di Eropa. Bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan berbagai sahabat hingga akhirnya
menuntun mereka kepada rahasia besar Islam di benua Eropa.
Sebuah film yang diangkat dari novel laris karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra,
film ini mengambil lokasi di 4 negara yaitu di Vienna(Austria), Paris (Perancis), Cordoba (Spanyol)
dan Istanbul (Turki).
Film produksi ke-40 Maxima Pictures dan akan ditayangkan pada hari jadi ke tujuhnya yang jatuh
pada tanggal5 Desember 2013.
Genre : Drama
Produksi : Maxima Pictures
Pemain : Acha Septriasa, Abimana Ariasatya, Nino Fernandez, Dewi Sandra , Raline Shah,
Marissa Nasution, Alex Abbad, Hanum Salsabiela
Sutradara : Guntur Soeharjanto
REMAJA
http://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.html
Genre: Drama
Tanggal Rilis : 05 Desember 2013
Produksi : MaximaPictures
PEMAIN & CREW
Sutradara: Guntur SoeharjantoPenulis Naskah: Hanum Salsabila Rais, Rangga AlmahendraPemeran: Acha Septriasa, Abimana Aryasatya, Raline Shah, Dewi Sandra, NinoFernandez, Fatin Shidqia Lu bis, Marissa Nasution, Alex Abbad, Gecchae
RATING FILM
http://indosinema.com/2013/11/sinopsis-99-cahaya-di-langit-eropa/http://indosinema.com/2013/11/sinopsis-99-cahaya-di-langit-eropa/http://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.htmlhttp://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.htmlhttp://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.htmlhttp://indosinema.com/2013/11/sinopsis-99-cahaya-di-langit-eropa/ -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
17/36
0
Rating : 8
Sinopsis FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA
Film 99 Cahaya di Langit Eropa menceritakan perjalanan dari Hanum Rais (Acha Septriasa)
serta sang suami Rangga Almahendra (Abimana Aryasatya) dalam memperoleh cahaya Islam
ketika menjelajahi benua Eropa. Tinggal di Eropa sepanjang tiga thn. untuk menemani sang
suami yang sedang memperdalam ilmu pengetahuan, dua anak manusia itu malah menemukan
beberapa hal menarik.
Bukan hanya meneemukan keindahan dari Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart,
Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma, atau gondola gondola di Venezia. Tetapi Hanum
serta Rangga meneemukan sangat banyak area di Eropa yang menaruh sejuta misteri perihal
Islam.
Dalam perjalananya menjajaki area ziarah di benua Eropa, mengantarkan Hanum bersua
dengan wanita muslim asal Turki diAustriabernama Fatma Pasha (Raline Shah) yang
memberikan luasnya kedamaian Islam. Di Paris, Hanum bersua dengan seseorang mualaf,
Marion Latimer (Dewi Sandra) yang bekerja untuk ilmuwan di ArabWorld InstituteParis. Marion
tunjukkan bahwasanya Eropa juga yaitu pantulan cahaya kebesaran Islam. Sama halnya dengan
sang suami, Rangga Almahendra tiga thn menunut ilmu pengetahuan di benua Eropa
membuatnya jadi lebih cinta dengan Islam. Rangga sadar bahwasanya Eropa banyak menaruh
juga Eropa menaruh harta karun histori Islam yang mengagumkan berharganya.
Terlebih ketika dia mesti belajar bertoleransi waktu belajar berbarengan wanita non muslim
bernama Marjaa (Marissa Nasution), seseorang teman dekat yg tidak mempunyai agama
bernama Stefan (Nino Fernandez). Sampai belajar memdalami Islam dari seseorang rekan asal
Pakistan bernama Khan (Alex Abbad).
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.htmlhttp://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.htmlhttp://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3149667043968906560 -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
18/36
Fatin di 99 Cahaya Di Langit Eropa
Selain penampilan beberapa pemeran 99 Cahaya di Langit Eropa tersebut, ada juga penampilan
khusus dari designermuslimah, Dian Pelangi, dan juara X FactorIndonesia, Fatin Shidqia
Lubis.
Seanjutnya bagaimana perjalanan Hanum Rais serta Rangga Almahendra dalam mencari 99
cahaya kesempurnaan Islam dibenua Eropa? Bagaimana Eropa buka mata mereka untuk jadi
seseorang agen muslim yang baik?
Dapatkan jawabannya dalam film99 Cahaya di L angit Eropayang segera dapat disaksikan
dibioskop kesayangan Anda pada tanggal 5 Desember 2013 yang akan datang.
Trailer Film 99 Cahaya Di Langit Eropa
Pada tanggal 30 Oktober 2013 hari ini secara resmi Official Trailer Film 99 Cahaya Di Langit
Eropatelah diluncurkan, bagaimana cuplikan film tersebut? Saksikan dalan Trailer 99 Cahaya Di
Langit Eropa yang berdurasi 2 menit 38 detik berikut ini.
http://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.htmlhttp://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.htmlhttp://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-i4jm6h8I-Q4/UnDg8dqjMNI/AAAAAAAADMI/oKcNPObigho/s1600/fatin99_min.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-i4jm6h8I-Q4/UnDg8dqjMNI/AAAAAAAADMI/oKcNPObigho/s1600/fatin99_min.jpghttp://www.masanwar.com/2013/10/Sinopsis.dan.Trailer.Film.99.Cahaya.Di.Langit.Eropa.html -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
19/36
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
20/36
http://keykokeyo.wordpress.com/2012/07/27/resensi-novel-99-cahaya-di-langit-eropa/
Resensi Novel : 99 Cahaya di Langit EropaBY KIESTIKO SARI ON 27 JULY 2012
Detail Novel:
http://keykokeyo.wordpress.com/2012/07/27/resensi-novel-99-cahaya-di-langit-eropa/http://keykokeyo.wordpress.com/2012/07/27/resensi-novel-99-cahaya-di-langit-eropa/http://keykokeyo.wordpress.com/2012/07/27/resensi-novel-99-cahaya-di-langit-eropa/ -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
21/36
Judul: 99 Cahaya di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)
ISBN: 978-979-22-7274-1
Penulis: Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit: PT. Gramedia, Jakarta
Terbit: Juli 2011
Isi: 392 halaman
Sinopsis Novel 99 Cahaya di Langit Eropa
99 Cahaya di langit Eropa adalah sebuah novel perjalanan ditulis oleh putri Amien Rais yang
bernama Hanum Salsabiela Rais bersama teman perjalanan sekaligus suaminya, Rangga
Almahendra. Hanum yang lahir dan menempuh pendidikan di Yogyakarta hingga mendapat
gelar Dokter Gigi dari FKG UGM ini memulai petualangan di Eropa selama tinggal
diAustriamenemani sang suami, lulusan cumlaude di ITB Bandungdan UGM (S2), menempuh
beasiswa S3 dari Pemerintah Austria di WU Vienna.
Sepintas lalu, novel ini seperti novel travellingkebanyakan yang mencoba menceritakan tempat-
tempat dan bangunan indah pun menarik perhatian seantero dunia, namun setelah dibaca lebih
lanjut ternyata novel perjalanan ini menguak hal-hal yang mungkin selama ini tidak pernah kita,
sebagai muslim, bayangkan dan duga sebelumnya adadi ranah Eropa. Dengan kata lain, novel
ini mencoba menunjukkan bahwa Eropa menyimpan misteri peradaban luhur sejarah Islam, tak
hanya terbatas pada Eiffel atau Colosseum belaka.
Novel ini bercerita tentang perjalanan Hanum menjelajah Eropa yang terbagi dalam 4 bagian
besar tempat-tempat yang dikunjungi Hanum, yaitu Vienna (Wina)Austria, Paris, CordobaGranada, dan Istanbul. Terselibnya cerita pertemuan dan persahabatan Hanum dengan
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
22/36
saudara-saudara muslim di tempat itu seakan mengajak pembaca untuk turut merasakan
persahabatan pun kebersamaan selama perjalanan spiritual ini.
Wina
Magst du Schokolade
Maukah kau coklat ini?
Pada waktu itu Hanum mencoba cara yang lebih menarik dalam berkenalan dengan seorang
muslimah asal Turki yang bernama Fatma Pasha dalam kelas bahasa Jermannya di Austria.
Karena perasaan sesama muslimah itulah yang makin mendekatkan mereka dalam
persahabatan di negara mayoritas non muslim tersebut.
Perjalanan pertama Hanum berkeliling Wina adalah karena ajakan Fatma untuk melihatkeindahan kota Wina dari atas bukit Kahlenberg. Dari atas bukit ini, Hanum dapat melihat
dengan jelas Kota Wina seutuhnya, termasuk sebuah sungai terkenal, Donauatau Danube,
yang membelah dua Kota Wina. Tanpa dinyana oleh Hanum, ternyata di tepi Sungai Danube itu
berdiri sebuah bangunan berwarna hijau dengan kubah blendukdan minaret, Masjid
Vienna Islamic CenterPusat Peribadatan umat Islam terbesar di Wina.
Di bukti inilah Hanum pertama kali belajar memahami konsep Fatma tentang bagaimana menjadi
agen muslim yang baik di Eropa. Selain itu juga mengetahui sejarah Islam bahwa Turki pernah
hampir menguasai Eropa Barat sebelum akhirnya dipukul mundur oleh gabungan Jerman dan
Polandia di atas bukit Kahlenberg.
Bersama Fatma, Hanum merencanakan mengunjungi beberapa tempat peradaban Islam di
Eropa. Namun kemudian, Fatma menghilang secara tiba-tiba sehingga rencana tersebut sulit
diwujudkan.
Paris
Percaya atau tidak, pinggiran hijab Bunda Maria itu bertahtakan kalimat Laa Ilaaha Illallah
Perjalanan Hanum di Paris dilakukan bersama mualaf Muslimah Prancis, Marion Latimer, lulusan
Studi Islam Abad Pertengahan dari Universitas Sorbornne. Bersama Marion, Hanum menjelajahi
Museum Louvre dengan koleksinya yang terlengkap di dunia mencakup hasil karya maestro-
maestro dunia dan tentu saja lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci yang sangat tersohor.
Di Museum ini jualah terdapat lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus dengan penemuan yang
mengejutkan.
Tak kalah menarik adalah misteri Axe Historique, garis lurus imajiner yang tepat membelah kota
Paris dimana bangunan-bangunan penting Paris tepat berdiri di garis tersebut (monument
Obelisk Luxor Mesir, Jalan ChampsElysses, dan berujung di Monumen Arc de Triomphe delEtoile) dalam kaitannya dengan arah Kiblat di Mekkah. Di Paris ini juga Hanum mendapat
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
23/36
kesempatan menunaikan ibadah sebagai seorang muslim di Masjid Besar Paris, Le Grande
Mosquee de Paris serta mengetahui sejarah Islam lainnya di Eropa.
Cordoba dan Granada
yang lebih penting kau harus mengunjungi 2 tempat spesial di Eropa
The true city of lights. Kota seribu cahaya, Cordoba. Di kota ini kita diajak oleh Hanum dan
Rangga mengunjungi The Mosque Cathedral yang berarti masjid atau Mesquita dalam bahasa
Spanyol, namun bangunan ini kini telah dialih fungsi menjadi gereja. Dalam perjalanannya
mengelilingi Mesquita dengan dipandu oleh pensiunan tour guide mesquita, kita diajak untuk
memahami lebih dalam betapa Cordoba pernah menorehkan masa keemasan Islam.
Perjalanan dilanjutkan ke Istana Al Hambra dengan latar belakang Pegunungan Sierra Nevada
yang berwarna putih salju di Gordoba. Istana yang diserahkan oleh Mohammad Boabdil (sultanterakhir di Granada) kepada Isabella dan Ferdinand, the royal couple yang menorehkan sejarah
kelam bagi Islam di Spanyol.
Sebuah istana dengan tiga ruangan berbeda yaitu benteng pertahanan Alcazaba, Pertamanan
Generalife dan istana utama The Nasrid Palace. Nasrid Palace lah yang menjadi daya tarik Al
Hambra karena menyuguhkan sebuah pemandangan menakjubkan berupa ukiran-ukiran
kalligrafi Qurani kayu dan dinding yang menyerupai helai-helai kain berbordir halus dan berbelit-
belit.
Istanbul
Disini, Hanum mengajak kita untuk melihat lebih dekat tentang Hagia Sophia, sebuah bangunan
yang bernasib hampir sama dengan Mezquita di Spanyol. Musem yang pada awalnya adalah
sebuah gereja namun dialih fungsi sebagai masjid setelah kejatuhan Byzantium ke tangan Turki
Ottoman. Dilanjutkan dengan Blue Mosque, Masjid Sultan Ahmed yang berdiri tepat di depan
Hagia Sophia.
Di Istanbul pulalah, Hanum akhirnya bertemu kembali dengan Fatma yang mengajak mereka
mengunjungi Topkapi Palace. Istana ini menggambarkan kesedarhanaan kehidupan sultan-
sultan Turki serta bangunan-bangunan asimetris yang tidak lazim dijumpai.
Karena, menurut Sultan, kesempurnaan itu hanya milik Allah (hlm 350)
Perjalanan dengan Hanum, Rangga dan Fatma di Istanbul menorehkan filosofi dan pengetahuan
baru mengenai peradaban Islam di Turki dan menguak beberapa hal yang akan membuat kita,
umat muslim, merasa bangga.
Kelebihan
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
24/36
Cerita yang disampaikan begitu santai dengan bahasa yang lugas dan sederhana sehingga
seakan mengajak pembaca turut serta dalam perjalanan spiritual yang dilakukan.
Manfaat
Memberikan gambaran baru tentang Eropa selain keindahan dan kemegahan bangunan yang
masyur di seantero dunia.
Dengan membaca novel ini kita dapat mengetahui perkembangan Islam di Eropa sehingga dapat
menjadi agenda wajib apabila kita diberi kesempatan untuk menginjakkan kaki kesana.
Satu kalimat Hanum yang begitu close to homebuat saya:
Hakikat sebuah perjalanan bukanlah sekedar menikmati keindahan dari satu tempat ke
tempat lain. Bukan sekedar mengagumi dan menemukan tempat-tempat unik di suatu
daerah dengan biaya semurah-murahnya. Makna sebuah perjalanan harus lebih besar dari
itu. Perjalanan harus bisa membawa pelakunya naik ke derajat yang lebih tinggi,
memperluas wawasan sekaligus memperdalam keimanan. (hlm 6-7)
http://cencen.guru-indonesia.net/artikel_detail-40458.html
MENJELAJAHI JEJAK ISLAM DI EROPA
Judul : 99 Cahaya di Langit EropaPenerbit : Gramedia Pustaka UtamaPenulis : Hanum Salsabila Rais, Rangga Almahendra
Kategori : Novel Islami
Tebal : 412 HalamanHarga : Rp. 69.000,-
Buku ini adalah catatan perjalanan atas sebuah pencarian. Pencarian cahaya Islamdi Eropa yang kini sedang tertutup awan salingcuriga dan kesalahpahaman. Untuk
pertama kalinya dalam 26 tahun, penulis merasakan hidup di suatu negara dimana
Islam menjadi minoritas. Sebuah pengalaman yang makin memperkaya spiritual
untuk lebih mengenal Islam dengan cara yang berbeda.Tinggal di Eropa selama 3 tahun merupakan arena menjelajah Eropa dan segala
isinya. Hingga akhirnya, penulis menemukan banyak hal lain yang jauh lebih
menarik dari sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion
Sepakbola San Siro, Colloseum Roma atau gondola-gondola di Venezia. Pencarian
ini pun telah mengantarkan putri kesayangan Bapak M. Amien Rais ini pada daftar
http://cencen.guru-indonesia.net/artikel_detail-40458.htmlhttp://cencen.guru-indonesia.net/artikel_detail-40458.htmlhttp://cencen.guru-indonesia.net/artikel_detail-40458.html -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
25/36
tempat-tempat ziarah baru di Eropa. Dirinya tak menyangka jika sesungguhnya
Eropa juga menyimpan sejuta misteri tentang Islam.
Eropa dan Islam. Keduanya pernah menjadi pasangan serasi. Kini hubungankeduanya penuh pasang surut prasangka dengan berbagai dinamikanya. Penulis
pun merasakan adamanusia-manusia dari kedua pihak yang terus bekerja untuk
memperburuk hubungan keduanya ini.
Buku 99 Cahaya di Langit Eropa : Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa ini
bermula dari pertemuan penulis dengan seorang perempuan muslim bernama
Fatma Pasha. Seorang imigran Turki yang tinggal di Wina, Austria. Sebagai
seorang Turki di Austria, Fatma mencoba menebus kesalahan kakek moyangnya
yang gagal meluluhkan Eropa dengan menghunus pedang dan meriam. Kini, Fatma
mencobanya lagi dengan cara yang lebih elegan, yaitu dengan lebarnya senyum
dan dalamnya samudra kerendahan hati. Ia menyebarkan misi menjadi agenmuslim yang baik , meluruskan arti jihad sebenarnya bukan dengan gencatansenjata dan berperang namun lebih luas dengan perantaraan kalam ( pengetahuan ).
Hanum dan Fatma lalu mengatur rencana. Keduanya mengarungi jejak-jejak Islam
dari barat hingga ke timur Eropa. Dari AndalusiaSpanyol hingga ke Istanbul
Turki. Hingga akhirnya perjalanan pertama ini justru mengantarkannya ke KotaParis, pusat ibukota peradaban di Eropa.
Di Paris, Hanum bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja
sebagai ilmuwan di Arab World InstituteParis. Marion menunjukkan kepada
penulis bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpanharta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Penjelasan Marion ini telahmembukakan mata hati penulis dan membuatnya jatuh cinta lagi dengan
agamanya, Islam. Islam sebagai sumber pengetahuan yang penuh kasih dan damai.Ditulis dengan gaya bertutur personal, buku yang ditulis oleh Hanum SalsabilaRais dan sang suami tercinta, Rangga Almahendra ini akan membawa kita ke
dalam lingkungan hidup yang riil. Penuh dengan nuansa dan gemuruh perjalanan
sejarah peradaban Islam Eropa, baik pada masa silam maupun pada saat
ini. Carapenyampaiannya pun sangat jelas, ringan, dan lancar mengalir. Lewat
kisah menarik ini juga, penulis akan membuka mata kita akan pernak-pernik
kehidupan Islam di Eropa dan merefleksikannya untuk memperkuat keimanan.Berbeda dari buku-buku traveling sebelumnya, akhir dari perjalanan penulis
selama 3 tahun di Eropa ini justru mengantarkannya pada titik awal pencarianmakna dan tujuan hidup. Makin mendekatkan diri pada sumber kebenaran abadiyang Maha Sempurna, Allah SWT.
Posted byCindrakasih~Astrie at21:01
http://hiburan.kompasiana.com/film/2013/12/05/resensi-film-99-cahaya-di-langit-eropa-615902.html
http://www.blogger.com/profile/01745087028972298881http://www.blogger.com/profile/01745087028972298881http://astriekacindrakasih.blogspot.com/2012/02/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa.htmlhttp://astriekacindrakasih.blogspot.com/2012/02/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa.htmlhttp://astriekacindrakasih.blogspot.com/2012/02/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa.htmlhttp://hiburan.kompasiana.com/film/2013/12/05/resensi-film-99-cahaya-di-langit-eropa-615902.htmlhttp://hiburan.kompasiana.com/film/2013/12/05/resensi-film-99-cahaya-di-langit-eropa-615902.htmlhttp://hiburan.kompasiana.com/film/2013/12/05/resensi-film-99-cahaya-di-langit-eropa-615902.htmlhttp://hiburan.kompasiana.com/film/2013/12/05/resensi-film-99-cahaya-di-langit-eropa-615902.htmlhttp://hiburan.kompasiana.com/film/2013/12/05/resensi-film-99-cahaya-di-langit-eropa-615902.htmlhttp://astriekacindrakasih.blogspot.com/2012/02/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa.htmlhttp://www.blogger.com/profile/01745087028972298881 -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
26/36
Resensi Film 99 Cahaya di LangitEropa
OPINI| 05 December 2013 | 16:17 Dibaca: 1414 Komentar: 3 3
Film99 Cahaya di Langit Eropa yang tayang mulai 5 Des
Jujur saja saya tertarik menonton film ini,langsung di hari pertamapenayangannya tanggal 5 Desember 2013, adalah karena saya telahmenamatkan novelnya yang dikarang oleh putri Amien Rais salah seorangpolitikus ternama negeri ini yang pernah mendobrak kejenuhan iklim politikdiktator rejim Soeharto 15 tahun lalu.
Tak disangka, tak dinyana, putri beliau, Hanum Salsabiela Rais dibantusuaminya Rangga Almahendra adalah penulis novel berbakat. Tulisan
Hanum sebagaimana dalam novel 99 Cahaya Langit Eropa menjadi novelOrangIndonesiaBertualang Di Eropa ketiga yang sukses menjadi best
seller lalu difilmkan, setelah Laskar Pelangi Edensor karya Andrea Hiratayang filmnya juga akan tayang tanggl 19 Desember 2013 lalu Negeri 5Menara nya A. Fuadi yang filmnya tayang tahun 2012 lalu.
http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/ -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
27/36
Buku
Dari novel best seller yang inspiratif itulah rasa penasaran saya akan filmini pun membuncah, sehingga bela-belain cari bioskop terdekat darikantor,.tepat di hari pertama penayangannya di Indonesia.
Oke, kita mulai resensi nya.
Film ini dibuka dengan adegan kota Wina,Austriayang menjadi tempat
tinggal pasangan muda Rangga (diperankan oleh Abimana Aryasatya) danHanum (diperankan oleh Acha Septriasa) di tahun 2008. Rangga adalahseorang mahasiswa Magister dari Indonesia yang mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan kuliah di negerinya Mozart tersebut, dan Hanum yangsaat itu adalah reporter Trans TV, mau tak mau meninggalkanpekerjaannya untuk ikut serta mendampingi sang suami kuliah di Eropa.
Suami kuliah, maka istri pun jalan-jalan daripada bengongsendirian diapartemen, apalagi di negeri yang bahasa ibu nya tidak kita pahami.
Yap..di awal film itu, dikisahkan bahwa Hanum harus
mengambil kursusbahasa Jerman yang merupakan bahasa ibu di negara
Austria, agar ia dapat berkomunikasi dengan penduduk sekitar selamapetualangannya hidup mendampingi suami di sana.
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
28/36
Dari kelas kursus bahasa Jerman inilah, Hanum berkenalan denganseorang wanita Turki bernama Fatma Pasha yang dalam film inidiperankan oleh (Raline Shah, aktris yang terkenal dengan film 5 cm) ,yang setiap berjalan-jalan dengan Hanum, hampir selalu
tak lupamenjemput dari sekolah dan mengajak serta putri kecilnya Ayse(diperankan oleh pendatang cilik yang memukau akting nya, GecchaQeaghaventa).
Teman-teman Rangga di kampus diperankan juga secara menarik yaitu
mahasiswa Muslim dari Indiabernama Khan (Alex Abbad) seorang Muslim
fanatik yang bahkan rela tak lulus ujian demi ikut sholat Jumat, Steffan(Nino Fernandez) seorang agnostik/atheis yang terus mencecar Ranggadengan pertanyaan logika seputar Apakah Tuhanitu ada?..lalu sosokMaarja (Marissa Nasution) yang merupakan seorang gadis cantik Eropa
Timur yang menaruh hati dengan Rangga tak peduli bahwa Rangga tealhberistri.
Menarik di sini adalah akting Alex Abbad yang sering tampil sebagaibajingan bejatdalam film-film sebelumnya, terutama film Merantau nyaIko Uwais yang membuat namanya go international, pun dikenal sebagaiVJ MTV yang jahil di akhir tahun 90-an. Dalm film ini tampil begitu dingin,begitu tenang, dan terlihat mampu memerankan seorang Muslim Indiayang fanatik,.kebetulan secara fisik dia memang keturunan TimurTengah.heheheno mean to be racist dude.
Sementara dari teman-teamnnya Hanum, selain Fatma di atas, ada teman-teman Turki nya yang juga tinggal di Osterreich, yang di dalam novelsebenarnya adalah teman-teman pengajian Fatma, yaitu Latife dan Ezra.
Menarik tokoh Ezra dalam film ini diperankan oleh Hanum Rais sendiri.Dan aktingya pun lumayan, sampai-sampai saya bertanya-tanya kok, gaksekalian saja si Hanum memerankan dirinya sendiri?
Wajahnya pun belum terlalu jauh berbeda dengan Hanum tahun 2008sebagaimana di novel ini. Mungkin Rangga asli keberatan jika Hanum asliharus memerankan adegan kecup kening yang kerap dilakukan oleh
Abimana dan Acha dalam film ini.hehehe.yo wis, koe bojo nekarepmu mas
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
29/36
Rangga dan Hanum asli (detik.com)
Ketika pasangan ini bertualang ke Paris, mereka juga bertemu seorang
tokoh menarik dan simpatik yaitu Marion Latimer yang diperankan olehaktris Dewi Sandra dengan lumayan berkarakter.
Dan jika Raline saya rasa secara fisik kurang bule untuk memerankanwanita Turki, maka Dewi saya rasa tampang nya cukup bule untukmemerankan seorang mualaf Prancis.
Tak kalah menarik, kehadiran cameo(tokoh yang bermain filmmemerankan dirinya sendiri), Fatin Shidqia bintang X-Factor yang dalamfilm ini, diceritakan sedangshootingvideo clip terbarunya.
Rangga dan Hanum bertemu Fatin di Paris (detik.com)
Dari segi gambar, film ini cukup baik dalam mengambil settingkeindahankota-kota Wina dan Paris. Bahkan adegan Rangga adzan Maghrib di atasmenara Eiffel, dengan background kota Paris di senja yang matahrinyamasih terang benderang, cukup menyentuh.
Tapi dari segi cerita.saya agak sedikit kecewa dengan Sutradara GunturSoeharjanto.
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
30/36
Ia seperti memperlakukan semua penonton film ini, adalah orang sepertisaya, yang telah tamat baca novel 99 Cahaya di Langit Eropa
Sehingga, beberapa scenediambil dengan kurang mendetil.
Contoh:
1) Adegan dua warga bule Austria menceritakan asal muasal RotiCroissant yang mereka makan
Dalam novel diceritakan dengan jelas, si bule bercerita kepada temannya,bahwa penamaan roti Croissant adalah berdasarkan sejarah kemenanganpasukan Eropa dalam mengalahkan invasi pasukan Muslim KesultananOttoman Turki. Sedemikian dendamnya masyarakat Eropa yang non
Muslim, sehingga mereka membuat roti berbentuk bulan sabit untukdimakan, bukan untuk dihormati.
Bulan Sabit adalah lambang negara Turki, yang awalnya sebelum jamanAttaturk malah merupakan simbol kekaisaran Islam Eropa di bawahkekuasaan Turki. Dan memang salah satu simbol agama Islam pulabersama bintang. Attaturk menghilangkan lambang bintang nya dalambendera Turki saat ini, karena ia anti atribut Islam.
Dalam film hanya diceritakan bahwa roti Croissant adalah berasal dari
lambang bendera Turki. Lahsaya jamin 80% warga Indonesia yangmenonton film ini mungkin belum terlalu hafal dengan bendera Turki, bisasaja salah menerjemahkan dialog dalam film itu..sehingga mereka jikamelihat adegan ini bisa bertanya, Memang nya lambangbendera Turkiberbentuk Roti ya? atau berbentu Roti Croissant ya?.padahal yangbenar bentuk bulan sabit nya yang harus dijelaskan, bukan langsung dariroti dikaitkan dengan bendera Turki.
Dalam film tiba-tiba saja, Fatma menahan Hanum untuk membalas secaraemosional omongan mereka yang dianggap menghina Islam.menghina
dari mananya ya?kata sepasang penonton yang duduk di sebelah saya.
Wong cuma ngomong bendera Turki, kok langsung dikaitkan denganmenghina Islam?
2) Berkali-kali dalam film ini disebut-sebut nama Kara MustaphaPasha. Tapi tidak pernah benar-benar dijelaskan siapa diasebenarnya, kecuali hanya sedikit di bagian awal film.
Bahkan ada sebuah adegan Hanum, Fatma dan Ayse sedang berkunjung
ke Museum Kota Wina, tiba-tiba Fatma terlihat sedih memandangi lukisan
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
31/36
Kara Mustapha. Tapi di film hanya dijelaskan bahwa Fatma sedih karenaKara adalah nenek moyang nya. Namun alih-alih menjadi pahlawan Turki,ia malah membawa aib bagi bangsa Turki. Kenapa?
Tidak dijelaskan secara detil dalam film ini, walau di sebelah lukisannyaterlihat jelas lukisan dinding besar menggambarkan pertempuran pasukanKara melawan pasukan Austro-Hongaria-Prusia. Namun penonton sepertidisuruh menerjemahkan sendiri apa arti lukisan tersebut. Saya jugatahunya jika itu lukisan perang era Kara Mustapha, karena telah baca novelnya, sulit untuk merejemahkan sendiri dari film, karena gambarnya hanyasekilas.
Tapi tidak pernah dijelaskan siapa dia, kecuali bahwa ia adalah seorangPanglima Perang Turki yang pernah bertempur di Austria, lalu mati dalam
keadaan menyesal. Menyesal kenapa?
Dalam novel diceritakan, bahwa penyerangan Kara Mustapha sekitar 400tahun lalu ke kota Wina, berakhir dengan kegagalan, karena ia telahmeremehkan pasukan musuhnya, salah strategi, dan akhirnya pasukannyakalah. Sudahlah kalah perang, bukannya dilindungi oleh Sultan Turki, tapiia malah akhirnya dihukum mati di Beograd yang sekarang menjadi ibukotanegara Serbia.
Terus terang, jika kita terbiasa dengan film-filmnya Hanung Bramantyo, Riri
Riza, atau sutradara tahun 80-an yang pernah membuat film-film kisahorang Indonesia di Eropa seperti Arifin C. Noer atau Syumandjaya, kualitascerita Guntur masih kalah jauh.
Dan jangan kecewa, jika pada akhir film ini, ternyata pasangan Ranggadan Hanum belum sampai ke Cordoba dan Istanbul yang merupakanbagian akhir dari novel nya. Juga keduanya belum sampai bertemu lagidengan Fatma taoi filmnya telah usai.
Karena ternyata, eh ternyata.judi itu haraaaam(hehehe ini sih nyanyian
Bang Haji Rhoma Irama)
Ternyata sceneyang tidak ada di atas itu semua, baru akan tampil dalamlanjutan film 99 Cahaya di Langit Eropa yang baru akan tampil di bioskoptahun 2014 mendatang.hahahaha.
Oiya ada sedikit kaitan menarik antara film 99 Cahaya di Langit Eropa
dengan film LaskarPelangi3: Edensor.
Ketiganya sama-sama ada settingdi kota Paris dalam waktu yang cukuplama, dan detil adegan yang bermain di sekitar iconnya kota Paris, yaitu
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
32/36
Menara Eiffel, Gerbang Arc de Triomphe, Museum Louvre..yang kurangdari film 99 Cahaya di Langit Eropa dibandingkan film Laskar Pelangi 3:Edensor adalah tidak adanya adegan kuliah di Universitas Sorbonne Parisyang terkenal sebagai Harvard nya Eropa itu.
Satu lagi kaitannya adalah penampilan aktor Abimana Aryasatya yangdalam 99 Cahaya di Langit Eropa memerankan tokoh pendampingHanum yaitu Rangga, maka dalam film Laskar Pelangi 3: Edensor iamemerankan Arai, temannya Ikal.
Sang aktor sedang ketiban rejeki nomplok, dalam setahun memerankandua film Indonesia yang mengambil setting keliling Eropa, dan salahsatunya di kota Paris yang melegenda itu.
Secara keseluruhan, jika Anda bukan seorang penikmat film yang senangdetil adegan, karena takut detil bisa bikin pusing kepala, maka film 99Cahaya di Langit Eropa ini sudah cukup menghibur.
Dan, cukup menyampaikan pesan mengenai menyebarkan citra baik Islamdengan tetap bertoleransi dengan agama lain, walau menurut saya masihkurang menyentuh jika dibandingkan film Ayat-Ayat Cinta.
http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.html
Resensi buku 99 cahaya di LangitEropa
OPINI| 22 April 2012 | 16:33 Dibaca: 780 Komentar: 1 0
Judul buku : 99 cahaya di Langit Eropa
Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa
Pengarang : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 412 Halaman
Tahun : Cetakan pertama Juli 2011
Buku kali ini diluar dugaan , aku beli pas liat sampul belakang, dan kebetulan diskon !
memang cari yang diskonan J
Tidak disangka ternyata buku best seller, sudah cetakan ke 6 ( telat juga ya bacanya ), dan
pengarangnya anak dari seorang tokoh terkenal, Amien Rais.
http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.htmlhttp://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.html -
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
33/36
Buku ini berkisah tentang perjalanan di eropa, tepatnya Wina, Austriadimana penulis
sempat merasakan serunya melanglang buana ke negeri orang.
Yang membuat kisah ini berbeda, yaitu memperkenalan sejarah eropa islam kepada para
pembacanya. Pembaca diajak mengenal historis kejayaan Islam yang massif saat itu di eropa.
Selain menceritakan seluk beluk kota Wina, tempat ibadah di Wina, keindahan danpanoramakota, juga banyak membahas isi museum dari berbagai tempat, juga kota lainnya
di eropa.
Nah, ini yang membuatnya semakin menarik, ternyata penulis juga berkesempatan
mengunjungi kota lain yang tak jauh dari Wina. Seperti mengunjungi Paris, Spanyol
tepatnya Cordoba, Granada, IstanbulTurki dan yang terakhir mengunjungi Kota Suci
Mekkah, Arab Saudi.
Secara tak langsung buku ini juga tanpa bermaksud mengajari, diselipi dengan
mengenalkan ajaran islam yang rahmatan lil alamin. Yaitu membalas penghinaan dengancara yang tak terbayangkan. Emosi dan perasaan tersinggung terkadang terlalu kelam dalam
diri menutupi cara berpikir membalas dendam dengan cara luar biasa elok, elegan , dan
jauh lebih berwibawa daripada sekedar membalas dengan perbuatan atau sikap antipati. Cara
menahan diri yang belum tentu bisa dilakukan sembarang orang.
Perjuangan menjadi agen islam yang damai, teduh, indah yang membawa
keberkahan dikomunitas non muslim juga tak luput disampaikan penulis. Dengan
perkawanan 4 saudara muslim dari Negara yang berbeda, para agen musli ini juga mencatat
mimpimimpi yang akan mereka capai bersama. Diantaranya yaitu :
Syiar muslim di Austria :
1. Tebarkan senyum indahmu
2. Kuasai bahasa Jerman dan Inggris
3. Jujur dalam berdagang
Dimana citacita ini seperti menembus keinginan kakek buyut Kara Mustafa yang kandas
Juga mimpi untuk mengunjungi tempattempat bersejarah yang meninggalkan jejakkebesaran Islam.
Berikut nama tempattempat yang dikunjungi penulis
Kahlenberg adalah sebuah bukit / pegunungan di winna yang masih menjadi bagian kecil
dari gugusan Alpen yang mengitari 7 negara Eropa.Kahldalam bahasa jerman berarti
telanjang, sementara bergpegunungan. Maksudnya orang bisa menelanjangi kota winna
tanpa batas dari sini. 1 jam dari pusat kota.
Donau/ Danube adalah sungai yang membelah kota winna jadi dua
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
34/36
Restoran Der Wiener Deewan ( restoran ala pakistan ) All you can eat. Pay as you wish .
Letaknya di jantung kota Wina yang bernama Schottentor. Restoran dengan konsep ikhlas
memberi dan menerima. Makan sepuasnya bayar seikhlasnya.
Istana ikon di Wina, Schoenbrunn tandingan Versailles di Paris, Perancis
Wien Stadt Museum
Vienna Islamic Center
Museum Harta kerajaan, istana Hofburg . Schatzkammer, Wien
Stasiun Saint Michel > patung malaikat mikail
Place de la Sourbonne
Pantheon : kuburan orang terkenal seperti Voltailr, marie curie, Braille
Museum Louvre : museum dengan koleksi terlengkap di dunia . Mona Lisa, karya Michel
angelo, rembrant. Ada section Islamic art gallery. Lukisan bunda maria dan bayi yesus. Ada
inskrpsi Arab di kain hijab bunda maria.
Jardin des Tuileries, taman besar tepat ditengah kota paris yang bersebelahan dengan
kompleks Louvre.
Monumen Arc de triomphe du Carrousel
Le Grande Mosquee de Paris
Sungai Seine
Kota pertama di eropa yang dibangun oleh imperium islam
The Mosque Cathedral / mezquita
Juderia _ komplek orangorang Yahudi
Jembatan Puente Romano
Sungai Guadalquivir
Patung Averroes
Dinasti islam terakhir yang bertahan di Spanyol
Istana Al hambra
Kota yang berada di 2 benua, eropa dan asia
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
35/36
Museum Hagia Sophia, dulu gereja termegah pada zamannya yang kemudian berubah
menjadi masjid raya yang menjadi ikon kemenangan Dinasti Usmaniyah atas Byzantium
Romawi.
Blue Mosque, masjid Sultan Ahmed
Topkapi
***
Pergilah, jelajalihilah dunia, lihatlah dan carilah kebenaran dan rahasiarahasia hidup ;
niscaya jalan apapun yang kau pilih akan mengantarkanmu menuju titik awal. Sumber
kebenaran dan rahasia hidup akan kau temukan di titik nol perjalananmu. Perjalanan
panjangmu tidak akan mengantarkanmu ke ujung jalan, justru akan membawamu kembali ke
titik permulaan.
Pergilah untuk kembali, mengembaralah untuk menemukan jalan pulang. Sejauh apapunkakimu melangkah, engkau pasti akan kembali ke titik awal ( Paulo Coelho )
***
Baru kusadari ternyata menulis resensi sebuah buku seusai kita membacanya jadi sedemikian
penting. Mengapa?
1. Karena secara tak sengaja kita merangkum isi buku yang telah kitabaca, mengetik ulang versi kita ( yang kita anggap penting )
2. Karena buku ini akan saya putar , karena sayang kalau cuma jadipajangan di rak buku saya saja. Agar lebih bermanfaat akan saya berikankepada taman bacaan agar semua orang juga dapat membaca danmengambil manfaat dari buku ini, yang dengan begitu kita dapat passivepahala yaitu mendapat pahala terus dari buku yang sudah saya hibahkan.Karena buku ini tidak mungkin akan kembali kepada saya lagi, makanyasupaya bisa kita baca lagi ya dengan cara meresensi-nya sendiri.
3. Halhal penting yang sudah kita tandai tadi bisajadi acuan kita
untuk melakukan hal yang sama untuk mengejar impian kita kelak :)Amiiiiiiiin
-
7/14/2019 RESENSI 99 CAHAYA
36/36
Laporkan Tanggapi
Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/o
http://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2012/04/22/resensi-buku-99-cahaya-di-langit-eropa-456599.html