Research Article tan ICT dalam Tersedia Pemasaran Produk ...

9
18 Volume 1, Nomor 2, 2020, E-ISSN: 2721-2343 Diterima: 22 Oktober 2020 Direvisi: 23 Oktober 2020 Tersedia online: 02 November 2020 Citation: Surya,T.E.W.H et al (2020). Tantangan dan Peluang Pemanfaatan ICT dalam Pemasaran Produk, Klaster UMKM di Kabupaten Temanggung. Bhumiphala: Jurnal Pengembangan Daerah, 1(2), 18-26 Research Article Tantangan dan Peluang Pemanfaatan ICT dalam Pemasaran Produk Klaster UMKM di Kabupaten Temanggung Surya Tri Esthi Wira Hutama1, Deny Aditya Puspasari2, M indra Hadi Wijaya2 1 Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia 2 PSDKU UNDIP, Departmen of PTRWK, Diponegoro University, Kampus UNDIP Kajen, Pekalongan, Indonesia *Corresponding author: [email protected] Abstract: MSMEs have an important role in absorbing labor, driving the local economy and contributing to economic growth. This is a reason for MSMEs to continue to develop by adjusting to the era of globalization. One of the efforts to adapt MSMEs is to follow technological developments through the use of ICT (Information and Communication of Technology). The development of ICT in all sectors of life, especially in the trade sector, will certainly provide opportunities and challenges for MSMEs to develop their businesses. This paper aims to identify how the opportunities and challenges of MSMEs in Temanggung Regency in utilizing ICT in marketing their products. This study was conducted through a descriptive approach to the distribution of MSMEs that had been carried out by the Temanggung Regency Government. The data collection process was carried out by using a purposive sampling approach for MSMEs (carrying out processing activities) which formed clusters in each village / kelurahan in Temanggung Regency. This paper produces findings related to profiles and challenges related to the use of ICT by the MSME cluster in Temanggung Regency in marketing products. Keywords: ICT, MSMEs, Marketing, Challenges, Opportunities Abstrak: UMKM memiliki peran penting dalam penyerapan tenaga kerja, menggerakan ekonomi lokal hingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut menjadi alasan bagi UMKM untuk tetap berkembang dengan menyesuaikan diri di era globalisasi. Salah satu upaya adaptasi UMKM adalah dengan mengikuti perkembangan teknologi melalui penggunaan ICT (Information and Communication of Technology). Berkembangnya ICT diseluruh sektor kehidupan, terutama pada sektor perdagangan, tentu akan memberikan peluang dan tantangan bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya. Paper ini bertujuan mengidentifikasi bagaimana peluang dan tantangan UMKM di Kabupaten Temanggung dalam memanfaatkan ICT dalam memasarkan produknya. Kajian ini dilakukan melalui pendekatan deskriptif pada persebaran UMKM yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. Proses pengambilan data dilakukan dengan pendekatan purposive sampling untuk UMKM (melakukan aktivitas pengolahan) yang membentuk klaster di setiap desa/kelurahan di Kabupaten Temanggung. Paper ini menghasilkan temuan terkait profil dan tantangan terkait pemanfaatan ICT oleh klaster UMKM di Kabupaten Temanggung dalam memasarkan produk. Kata kunci : ICT, UMKM, Pemasaran, Tantangan, Peluang Pendahuluan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan industry pada suatu negara. Pentingnya peranan UMKM, sehingga perlu untuk memastikan kinerja dari UMKM agar terus berkembang, dikarenakan peranannya yang krusial dalam pertumbuhan ekonomi. Melalui kondisi tersebut, sehingga perlu untuk memastikan kerangka kerja sistem pasar UMKM dapat bekerja dengan optimal, mulai dari tahap penyediaan bahan baku, pemrosesan hingga pemasaran. Sebagai salah satu tahapan dari kerangka kerja sistem pasar, pemasaran berperan penting dalam menghubungkan permintaan dan suplai. Pemasaran merupakan permasalahan yang cenderung dan sering dihadapi para pelaku usaha, hal tersebut dikarenakan UMKM terkadang tidak memahami keinginan pasar, pasar yang akan dilayani dan berdagang dengan pasar. UMKM seringkali terbatas dalam menyentuh dan berinteraksi dengan pasar global, sehingga diperlukan upaya untuk menjawab permasalahan tersebut (Untari & Sanjaya, 2011). Hal yang dapat menjawab kebutuhan UMKM di era globalisasi dengan penggunaan ICT (Information and Communication of Technology). Melalui pemanfaatan internet dalam pengembangan Usaha kecil dan menengah (UMKM) diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya. Meskipun ICT memiliki berbagai manfaat dengan berbagai cara, namun perkembangan UMKM selalu menemukan kendala. Beberapa kendala yang menghambat kondisi tersebut adalah infrastruktur telekomunikasi yang buruk,

Transcript of Research Article tan ICT dalam Tersedia Pemasaran Produk ...

18

Volume 1, Nomor 2, 2020, E-ISSN: 2721-2343

Diterima: 22 Oktober 2020 Direvisi: 23 Oktober 2020 Tersedia online: 02 November 2020

Citation: Surya,T.E.W.H et al (2020). Tantangan dan Peluang Pemanfaatan ICT dalam Pemasaran Produk, Klaster UMKM di Kabupaten Temanggung. Bhumiphala: Jurnal Pengembangan Daerah, 1(2), 18-26

Research Article

Tantangan dan Peluang Pemanfaatan ICT dalam Pemasaran Produk

Klaster UMKM di Kabupaten Temanggung Surya Tri Esthi Wira Hutama1, Deny Aditya Puspasari2, M indra Hadi Wijaya2

1Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan,

Lampung, Indonesia 2 PSDKU UNDIP, Departmen of PTRWK, Diponegoro University, Kampus UNDIP Kajen, Pekalongan,

Indonesia

*Corresponding author: [email protected]

Abstract: MSMEs have an important role in absorbing labor, driving the local economy and contributing to economic growth. This is a reason for MSMEs to continue to develop by adjusting to the era of globalization. One of the efforts to adapt MSMEs is to follow technological developments through the use of ICT (Information and Communication of Technology). The development of ICT in all sectors of life, especially in the trade sector, will certainly provide opportunities and challenges for MSMEs to develop their businesses. This paper aims to identify how the opportunities and challenges of MSMEs in Temanggung Regency in utilizing ICT in marketing their products. This study was conducted through a descriptive approach to the distribution of MSMEs that had been carried out by the Temanggung Regency Government. The data collection process was carried out by using a purposive sampling approach for MSMEs (carrying out processing activities) which formed clusters in each village / kelurahan in Temanggung Regency. This paper produces findings related to profiles and challenges related to the use of ICT by the MSME cluster in Temanggung Regency in marketing products. Keywords: ICT, MSMEs, Marketing, Challenges, Opportunities

Abstrak: UMKM memiliki peran penting dalam penyerapan tenaga kerja, menggerakan ekonomi lokal hingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut menjadi alasan bagi UMKM untuk tetap berkembang dengan menyesuaikan diri di era globalisasi. Salah satu upaya adaptasi UMKM adalah dengan mengikuti perkembangan teknologi melalui penggunaan ICT (Information and Communication of Technology). Berkembangnya ICT diseluruh sektor kehidupan, terutama pada sektor perdagangan, tentu akan memberikan peluang dan tantangan bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya. Paper ini bertujuan mengidentifikasi bagaimana peluang dan tantangan UMKM di Kabupaten Temanggung dalam memanfaatkan ICT dalam memasarkan produknya. Kajian ini dilakukan melalui pendekatan deskriptif pada persebaran UMKM yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. Proses pengambilan data dilakukan dengan pendekatan purposive sampling untuk UMKM (melakukan aktivitas pengolahan) yang membentuk klaster di setiap desa/kelurahan di Kabupaten Temanggung. Paper ini menghasilkan temuan terkait profil dan tantangan terkait pemanfaatan ICT oleh klaster UMKM di Kabupaten Temanggung dalam memasarkan produk. Kata kunci : ICT, UMKM, Pemasaran, Tantangan, Peluang

Pendahuluan

UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) memiliki peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan industry pada suatu negara. Pentingnya peranan UMKM, sehingga perlu untuk memastikan kinerja dari UMKM agar terus berkembang, dikarenakan peranannya yang krusial dalam pertumbuhan ekonomi. Melalui kondisi tersebut, sehingga perlu untuk memastikan kerangka kerja sistem pasar UMKM dapat bekerja dengan optimal, mulai dari tahap penyediaan bahan baku, pemrosesan hingga pemasaran. Sebagai salah satu tahapan dari kerangka kerja sistem pasar, pemasaran berperan penting dalam menghubungkan permintaan dan suplai. Pemasaran merupakan permasalahan yang cenderung dan sering dihadapi para pelaku usaha, hal tersebut dikarenakan UMKM terkadang tidak memahami keinginan pasar, pasar yang akan dilayani dan berdagang dengan pasar. UMKM seringkali terbatas dalam menyentuh dan berinteraksi dengan pasar global, sehingga diperlukan upaya untuk menjawab permasalahan tersebut (Untari & Sanjaya, 2011). Hal yang dapat menjawab kebutuhan UMKM di era globalisasi dengan penggunaan ICT (Information and Communication of Technology). Melalui pemanfaatan internet dalam pengembangan Usaha kecil dan menengah (UMKM) diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya. Meskipun ICT memiliki berbagai manfaat dengan berbagai cara, namun perkembangan UMKM selalu menemukan kendala. Beberapa kendala yang menghambat kondisi tersebut adalah infrastruktur telekomunikasi yang buruk,

19

ketidakmampuan untuk mengintegrasikan ICT ke dalam proses bisnis, tingginya biaya peralatan ICT, peraturan pemerintah yang tidak lengkap untuk e-commerce dan pemahaman yang buruk tentang dinamika ekonomi pengetahuan (Kotelnikov, 2007).

Berkembangnya ICT secara nyata ditunjukkan dengan lebih dari 40% populasi global memiliki akses internet dan berinisiatif untuk menghubungkan mereka yang berada di pedesaan wilayah negara berkembang (Deichmann et al., 2016). Kondisi tersebut merupakan peluang yang harus dijawab oleh UMKM sebagai upaya memperkuat pemasaran UMKM dengan menggunakan ICT. Hal ini yang mendasari perlunya untuk melakukan identifikasi terhadap pemanfaatan ICT dalam metode pemasaran UMKM. Kajian ini melakukan Identifikasi pemanfaatan ICT pada klaster UMKM di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Temanggung memiliki potensi aktivitas ekonomi yang menggunakan bahan baku lokal dengan berbasis komoditas pertanian yang masih tinggi. Terdapat beberapa sektor unggulan UMKM yang diidentifikasi antara lain klaster UMKM Makanan Ringan, Kayu, Kopi, Batik & Kerajinan, Pariwisata dan Tembakau. Jenis data yang digunakan adalah klaster disetiap desa dimana didalamnya terdapat sejumlah pelaku UMKM. Hal ini merupakan factor pendorong untuk mengetahui tantangan dan peluang bagi UMKM untuk menggunakan ICT (Information and Communication of Technology) dalam memasarkan produk.

Manfaat ICT dalam Pemasaran Produk Klaster UMKM

Pentingnya dukungan sistem informasi, sangat dibutuhkan oleh UMKM untuk mendukung bisnisnya di era global. Penggunaan ICT akan merubah paradigma yang bersifat fisik, sehingga ruang fisik perusahaan UMKM dan letak secara geografis tidak lagi hal yang signifikan. Pada UMKM, pemanfaatan ICT akan berdampak pada transparansi internal yang lebih besar, praktek berkoordinasi dan penggunaan pada eksternal yang lebih baik (Street & Meister, 2004). Pemanfaatan ICT yang pelaksanaannya tidak terlalu berisiko, dapat melakukan pembuktian dan proses yang lebih formal dalam menilai risiko mereka dalam memberikan kredit kepada UMKM. Perkembangan era globalisasi melalui penggunaan ICT menawarkan peluang mendapat keuntungan dari aset unik di pasar global yang semakin meluas, sehingga memungkinkan para pelaku usaha keluar dari kendala kondisi ekonomi lokal yang tidak menguntungkan (Karlsson et al., 2008). Dampak lain dari pemanfaatan ICT adalah hilangnya factor penentu tradisional baru berupa lokasi industri – akses ke bahan baku, jaringan transportasi, ketersediaan tenaga kerja yang digantikan keterampilan baru berupa pemanfaatan teknologi, pengetahuan, bakat wirausaha dan modal ventura (modal awal dari investor). Dalam upaya mencapai efektivitas UMKM dalam memanfaatkan ICT, terdapat empat langkah akses ke teknologi digital yaitu motivasi, materi, keterampilan, dan penggunaannya (van Dijk & van Deursen, 2014). Dalam mewujudukannya, perlu kepentingan khusus dalam penyediaan keterampilan ICT, Teknologi ICT, Pengetahuan ICT, Layanan ICT, Kewirausahaan berbasis ICT dan Modal usaha kompeten ICT (Johansson et al., 2006). Salah satunya dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang harus meningkat dengan cepat mengikuti kecepatan pembelajaran yang luar biasa (Development, 2015).

Perkembangan UMKM di Jawa Tengah, salah satunya di Kabupaten Temanggung pada umumnya dikembangkan secara tradisional yang menyerap konteks lokal, seperti bahan baku, kearifan lokal dan budaya masyarakat. Pengembangan usaha lokal merupakan pilihan menarik untuk ekonomi berkelanjutan pembangunan karena menggunakan sumber daya dan bakat lokal untuk mewujudkannya, sehingga memberi energi pada aktivitas ekonomi lokal (Marchese & Potter, 2010). Hal tersebut menjadi salah satu factor terbentuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Proses klasterisasi UMKM dapat terjadi pada situasi aglomerasi bisnis terkait yang merupakan kerjasama dan interaksi timbal balik untuk menjalankan kinerja bisnis kolektif (Phelps & Wijaya, 2016). Klaster UMKM adalah tempat yang potensial bagi entrepreneur pedesaan untuk berkembang dan berdampak bagi ekonomi lokal, sehingga pemilihan klaster sebagai objek kajian adalah hal yang strategis. Klaster usaha di pedesaan akan berperan menumbuhkan bibit dalam perkembangan UMKM pedesaan baik secara parsial maupun secara umum (Weijland, 1999). Keberadaan lokasi dengan kepadatan usaha dengan terbentuknya klaster, akan memfasilitasi penyebaran pengetahuan baru yang mendasari penciptaan dan imitasi produk baru, sehingga akan muncul cara baru untuk menghasilkan produk (Carlino et al., 2001). Pada kajian ini penentuan klaster disesuaikan dengan operasional dokumen Pemetaan Klaster UMKM di Kabupaten Temanggung. Klaster UMKM ditinjau dengan jumlah usaha dengan kesamaan bahan baku dan produk dengan jumlah minimal 3 usaha di setiap desa. Dalam melakukan pemetaan, pelaku usaha di sesuaikan dengan sektor unggulan Kabupaten Temanggung yaitu makanan ringan, batik & kerajinan, kayu, kopi, pariwisata dan tembakau. Hasil akumulasi persebaran klaster dapat ditinjau

20

pada peta persebaran kalster UMKM di Kabupaten Temanggung (gambar.1). Salah satu persebaran klaster UMKM di Kabupaten Temanggung yang paling tinggi justru berada di sekitar gunung sumbing dan sindoro. Hal ini dikarenakan tingginya jumlah aktivitas UMKM Pengolahan Tembakau di Kabupaten Temanggung.

Gambar 1. Peta Persebaran UMKM di Kabupaten Temanggung

Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

Pemanfaatan ICT dalam Pemasaran Produk Klaster UMKM di Kabupaten Temanggung

Pemanfaatan ICT bagi Pengusaha UMKM dapat digunakan untuk tujuan informasi, komunikasi, transaksi, atau hiburan. Penggunaan bisnis internet dibutuhkan untuk berhubungan dengan pelanggan, berhubungan dengan pemasok, dan menjalankan operasi internal perusahaan. Pemasaran berperan penting dalam Pemetaan dan identifikasi terhadap metode pemasaran dilakukan pada Klaster UMKM yang merupakan produk unggulan di Kabupaten Temanggung. Klaster UMKM yang diidentifikasi yaitu klaster UMKM Makanan Ringan, Pengolahan Kayu, Pengolahan Kopi, Batik & Kerajinan, Pariwisata dan Tembakau (Gambar 2.). UMKM yang diidentifikasi merupakan UMKM yang melakukan pengolahan hingga pemasaran produk. Melalui data pemetaan klaster UMKM Kabupaten Temanggung dapat diketahui persentase klaster UMKM yang memanfaatkan ICT dalam memasarkan produk (Gambar 2).

Gambar 2. Persentase Klaster (%) (Gambar a) dan Peta persebaran Jumlah Usaha (Gambar b)

UMKM Makanan Ringan yang Memasarkan Produk Secara Online Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

Klaster UMKM Makanan ringan merupakan salah satu produk unggulan dari Kabupaten Temanggung, didalamnya terdapat berbagai bahan baku olahan, yaitu olahan singkong, talas, buah – buahan, kacang – kacangan, daging hingga produk minuman. Jumlah klaster UMKM Makanan Ringan cukup tinggi dengan mencapai 573 klaster UMKM yang tersebar di seluruh desa/kelurahan di Kabupaten Temanggung. Klaster UMKM Makanan Ringan di Kabupaten Temanggung masih sebagian kecil klaster UMKM yang memasarkan produk memanfaatkan ICT dengan 10,73% dari keseluruhan klaster UMKM. Mayoritas dari para pelaku usaha

0

50

100

MakananRingan

Batik danKerajinan

Kopi Kayu Pariwisata Tembakau

Sudah Memanfaatkan ICT 10.73 9.69 12.8 1.38 10.38 0

Belum Memanfaatkan ICT 89.27 90.31 87.2 98.6 89.62 100

21

di Klaster UMKM Makanan Ringan masih memasarkan produk secara offline atau langsung. Metode pemasaran langsung yang dilakukan para pelaku klaster UMKM di Kabupaten Temanggung adalah dengan menjual kepada konsumen maupun kepada distributor dan rekan konsinyasi usaha. Aktivitas pemasaran menggunakan ICT, dilakukan klaster UMKM Makanan ringan dilakukan pada produk yang siap dikonsumsi langsung (Gambar 3).

Gambar 3. Alur Pengolahan UMKM Makanan Ringan di Kabupaten Temanggung

Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

Kondisi lain ditunjukkan klaster UMKM Batik dan Kerajinan, dimana klaster UMKM yang menggunakan ICT masih terbatas, dengan porsi hanya mencapai 9,69% dari keseluruhan klaster (Gambar 2.a). Hal ini menggambarkan bagaimana kondisi kesadaran UMKM dalam menggunakan ICT dalam memasarkan produk dari batik dan Kerajinan. Pada kerangka kerja UMKM olahan batik dan kerajinan, pemanfaatan ICT dilakukan langsung oleh Sebagian pelaku usaha dengan berbagai produk (Gambar.4). Hal ini menunjukkan bahwa usaha Klaster UMKM Batik dan Kerajinan di Kabupaten Temanggung memiliki produk yang siap digunakan langsung, sehingga akan lebih berpeluang Ketika memanfaatkan ICT untuk memasarkan produk mereka.

Gambar 4. Alur Pengolahan UMKM Batik dan Kerajinan di Kabupaten Temanggung

Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

Pada klaster UMKM Pengolahan Kopi menunjukkan fenomena yang berbeda, dimana jumlah paritisipasi dalam pemanfaatan ICT cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan klaster lainnya. Hal itu ditunjukkan dengan 12,80% dari klaster UMKM Kopi telah menggunakan ICT dalam metode pemasaran produk (gambar 2). Hal lain yang menarik ditunjukkan dari kerangka kerja sistem pasar klaster yang menggunakan ICT dalam metode pemasaran klaster UMKM Kopi. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan ICT dapat dilakukan pada setiap tahapan proses pengolahan kopi, hal ini dikarenakan terdapat minat yang terbentuk secara segmented terhadap produk dari output setiap tahapan olahan kopi (gambar 5).

Gambar 5. Alur Pengolahan UMKM Pengolahan Kopi di Kabupaten Temanggung

Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

Salah satu sektor lain yang merupakan identitas dari Kabupaten Temanggung adalah industri pengolahan

Kayu. Berkembangnya industry Kayu merupakan latar belakang terbentuknya klaster UMKM yang ikut terlibat mendukung industry atau perusahaan pengolahan kayu. Aktivitas pemasaran dan penjualan langsung dari UMKM menuju pabrik merupakan factor dari rendahnya pemanfaatan ICT klaster UMKM pengolahan kayu yang hanya mencapai 1,38% (gambar 6). Hal ini dikarenakan produk yang dihasilkan perusahaan merupakan produk yang

22

langsung mendukung perusahaan atau industry kayu, sehingga para pelaku usaha tidak lagi merasa perlu melakukan pemasaran produk menggunakan ICT. Secara spasial persebaran UMKM Pengolahan kayu yang memanfaatkan ICT berada di Kecamatan Kedu, Temanggung dan Kranggan yang cenderung tidak dekat dengan industry pengolahan kayu.

Gambar 6. Alur Pengolahan UMKM Pengolahan Kayu di Kabupaten Temanggung

Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

Kondisi geografi Kabupaten Temanggung yang berada disekitar Kawasan alam pegunungan, menjadi salah satu potensi untuk mengembangkan aktivitas pariwisata. Potensi tersebut yang menjadi latar belakang munculnya UMKM di bidang pariwisata (perhotelan, homestay, jasa,dll) Dalam pemanfaatannya, Klaster UMKM masih cukup rendah dalam menggunakan ICT untuk melakukan pemasaran produk. Hal ini ditunjukkan dengan persentase para pelaku klaster UMKM pariwisata yang mencapai 10,38% (Gambar 2). Berkembangnya berbagai e-commerce pada beberapa sektor usaha (perhotelan dan perjalanan) dapat menjadi peluang bagi para pelaku UMKM Pariwisata untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan ICT.

Gambar 7. Alur UMKM Usaha Jasa Pariwisata di Kabupaten Temanggung

Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

Karakter dan identitas dari Kabupaten Temanggung tentu sangat melekat dengan komoditas tembakau. Hal tersebut membentuk aktivitas pengolahan yang dilakukan oleh UMKM dalam mendukung aktivitas dari komoditas tembakau. Output dari pengolahan UMKM Tembakau biasanya secara langsung disetorkan pada Gudang tembakau perusahaan rokok. Selain itu hasil olahan juga langsung disetorkan pada para pelaku usaha cerutu, meskipun hanya sebagian kecil yang terserap. Hal ini yang menyebabkan UMKM pengolahan tembakau tidak ada yang menggunakan ICT dalam metode pemasaran (Gambar 8). Tingginya perkembangan olahan tembakau di Temanggung, berakibat pada perubahan aktivitas yang tidak hanya sebagai produsen tembakau, saat ini sudah menjadi pasar tembakau. Keberadaan perusahaan besar skala nasional yang akhirnya meletakkan Gudang tembakau di Kabupaten Temanggung menarik berbagai petani tembakau diluar temanggung untuk masuk. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi para pelaku UMKM Tembakau dikarenakan persaingan produk tembakau lokal Temanggung dengan produk tembakau dari luar Kabupaten Temanggung.

Gambar 8. Alur Pengolahan UMKM Usaha Pengolahan Tembakau di Kabupaten Temanggung

Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

23

Dari keseluruhan pemanfaatan ICT pada kerangka kerja sistem pasar, menunjukkan bahwa terdapat berbagai peluang, permasalahan dan tantangan dalam mengembangkan Klaster UMKM. Secara spasial persebaran pelaku usaha klaster UMKM yang menggunakan ICT sudah menyebar pada beberapa desa/kelurahan di Kabupaten Temanggung (gambar 9). Secara spasial dapat dilihat bahwa pada desa yang memiliki jumlah UMKM yang signifikan justru tidak diikuti dengan jumlah pengguna ICT yang linier. Hal ini menjadi indicator bahwa pemanfaatan ICT dalam masih sangat minim dan tidak linier pada jumlah usaha pada klaster UMKM.

Gambar 9. Peta UMKM yang menggunakan ICT dalam melakukan Pemasaran Produk di Kabupaten Temanggung

Sumber : Hasil Survei Pemetaan Klaster UMKM Kabupaten Temanggung, 2019

Permasalahan yang dihadapi Pemasaran Klaster UMKM di Kabupaten Temanggung Dalam kajian pemetaan klaster UMKM di Kabupaten Temanggung juga menangkap informasi terkait

permasalahan yang dihadapi UMKM. Secara umum dalam proses kegiatan pemasaran klaster UMKM di Kabupaten Temanggung, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha klaster UMKM makanan ringan antara lain sebagai berikut: a. Jangkauan / jaringan pemasaran dan promosi produk masih terbatas;

Para pelaku UMKM masih memiliki jaringan dan jangkauan pemasaran yang sangat terbatas, sehingga berdampak pada minimnya peluang dan target pasar. Hal ini salah satunya dikarenakan masih minimnya aktivitas promosi produk klaster UMKM.

b. Permintaan pasar tidak menentu

Salah satu hal yang menjadi permasalahan dari klaster UMKM adalah masih belum menentunya permintaan pasar terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya dikarenakan persaingan usaha.

c. Persaingan usaha yang kompetitif (kualitas dan harga)

Persaingan usaha merupakan salah satu hal yang menjadi permasalahan pada klaster UMKM di Kabupaten Temanggung. Kompetitif usaha dirasa menjadi tantangan para pelaku klaster UMKM, terutama bagi produk yang belum terakui secara administrasi dengan kekuatan hukum tertentu.

d. Ketersediaan transportasi pendukung usaha terbatas;

24

Sirkulasi dan aksesbilitas dari produk UMKM dirasa sebagai salah satu permasalahan. Hal ini dikarenakan transportasi dirasa memiliki berbagai keterbatasan, sehingga tidak dapat terjangkau para pelaku UMKM.

e. Rendahnya inovasi untuk pemasaran (masih individual dan metode konvensional)

Minimnya inovasi menyebabkan pelaksanaan kegiatan pemasaran produk UMKM masih bersifat mulut ke mulut atau masih bersifat konvensional. Hal ini menyebabkan jangkauan pemasaran produk kurang meluas dan hanya berkembang di Kabupaten Temanggung. Keterbukaan terhadap teknologi dan kenyamanan dengan metode pemasaran konvensional menjadi salah satu pemicu dari rendahnya inovasi pemasaran produk.

f. Posisi tawar petani/pelaku usaha masih rendah dalam menentukan harga

Rendahnya nilai tawar dari pelaku usaha, dirasa menjadi salah satu permasalahan fundamental dari klaster UMKM. Hal ini dikarenakan nilai tawar yang rendah, akan berdampak pada hasil penjualan dan menghambat aktivitas produksi UMKM. Hal ini dipicu dari masih belum adanya standarisasi dari produk dan inovasi pada pemasaran yang masih terbatas, sehingga cenderung tidak memiliki banyak pilihan.

Tantangan dan Peluang Pemanfaatan ICT pada Klaster UMKM di Kabupaten Temanggung

Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan pada klaster UMKM dalam melakukan pemasaran dengan memanfaatkan ICT. Dapat ditemui berbagai tantangan yang dihadapi oleh pelaku klaster UMKM dalam pemasaran produk, diantaranya: 1. Kurangnya inovasi dalam jaringan pemasaran secara online pada klaster UMKM Kayu dan Tembakau, hal ini

dikarenakan pada pada proses pengolahan bahan jadi sudah banyak di distribusikan kepada industri besar. Hal ini dikarenakan telah terbentuk ketergantungan antara aktivitas industry besar terhadap klaster UMKM, sehingga berdampak pada minimnya usaha untuk meningkatkan inovasi pemasaran produk.

2. Penggunaan merk dagang dan standarisasi produk yang belum banyak dikenal oleh masyarakat secara luas.

Hal ini menjadi tantangan bagi para pelaku klaster UMKM untuk memasarkan produk dan berkompetisi dengan produk lainnya di pasar global.

3. Permintaan pasar yang tidak menentu, merupakan tantangan yang perlu diperhatikan bagi para pelaku

klaster UMKM. Salah satu factor dari permintaan pasar yang tidak menentu adalah para pelaku UMKM tidak saling terintegrasi melalui sistem, sehingga terjadi berbagai konflik kepentingan antar pelaku UMKM.

Selain tantangan pengembangan dalam kegiatan pemasaran, terdapat beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan dalam pengembangan kegiatan pemasaran dengan memanfaatkan ICT, sebagai berikut: 1. Menambah luasnya segmen pasar produk klaster UMKM di Kabupaten Temanggung. Pemanfaatan ICT dapat

memberikan peluang semakin luasnya pemasaran produk. Kontinuitas dan updating dalam pelaksanaan pemasaran dengan menggunakan media online dapat bermanfaat pada hasil penjualan kedepan.

2. Peluang lain dari pemanfaatan ICT dalam pemasaran produk adalah untuk menjaga distribusi dari produk

lokal Temanggung. Hal ini dapat dicontohkan pada produk UMKM Kayu dan Tembakau yang telah merubah Kabupaten Temanggung menjadi pasar dari produk kayu dan tembakau. Pemanfaatan ICT akan memastikan produk petani lokal dapat terbeli maksimal.

3. Pelaku klaster UMKM dapat memahami permintaan pasar terhadap produk UMKM. Hal ini merupakan

peluang yang baik bagi para pelaku UMKM untuk mengetahui bagaimana respon dari segmen pasar yang lebih luas terhadap produk UMKM yang dihasilkan. Hal ini diindikasikan dari produk UMKM Kopi dengan identitas yang sangat kuat, sehingga dapat menjual produk kopi dari tahap green bean, rosting hingga sudah menjadi produk kopi bubuk.

4. Penguatan jejaring antar pelaku UMKM, Hal ini merupakan peluang yang sangat memberikan keuntungan

bagi para pelaku UMKM. Kondisi ini dikarenakan para pelaku UMKM dapat terintegrasi, sehingga meminimalisir tumpeng tindih kepentingan dan aktivitas perdagangan. Diharapkan kedepannya dapat saling

25

bekerjasama dan bertukar ilmu mengenai cara pemasaran secara online melalui e commerce dan media sosial dengan begitu akan memudahkan dalam peningkatan jumlah SDM yang dapat memahami proses pemasaran tersebut.

5. Peluang lain adalah menghapus stigma usaha secara fisik dan konvensional. Hal ini memberikan sudut

pandang yang berbeda bagi para konsumen untuk menjangkau produk yang secara geografi tidak efektif untuk dicapai.

Berdasarkan penjelasan tantangan dan peluang tersebut dapat di simpulkan bahwa minimnya penggunaan

akses teknologi informasi sangat bergantung akan menjadi sangat bermanfaat di tangan yang tepat. Dalam menyelesaikan tantangan dan menjawab peluang dari pemanfaatan ICT sesuai dengan yang dikemukakan oleh Johansson (2006), perlu melakukan penyediaan keterampilan ICT, Teknologi ICT, Pengetahuan ICT, Layanan ICT, Kewirausahaan berbasis ICT dan Modal usaha dan SDM yang kompeten dalam bidang ICT. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat banyaknya peluang yang akan didapatkan pelaku klaster UMKM bila secara efektif memanfaatkan ICT dalam memasarkan produk. Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pelaku klaster UMKM secara umum dapat terjawab dengan pemanfaatan ICT dalam pemasaran produk. Salah satunya adalah dengan memberikan peluang terbukanya pasar produk yang lebih luas, sehingga berdampak pada peningkatan penjualan produk. Selain itu, keterbukaan produk klaster UMKM melalui pemanfaatan ICT akan menghapuskan sudut pandang konsumen terhadap indicator usaha secara konvensional yang terikat ruang fisik. Diharapkan kedepan, klaster UMKM tidak lagi terhambat dengan ruang fisik, jarak dan kondisi geografis, sehingga klaster UMKM dapat memiliki peluang yang lebih untuk meningkatkan pemasaran produknya. UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih untuk Pemerintah Kabupaten Temanggung dan Pusat Pelayanan Perencanaan Pembangunan Partisipatif Universitas Diponegoro yang telah mendukung dan menyediakan data dalam melaksanakan penulisan artikel ini.

26

Daftar Pustaka Carlino, G., Chatterjee, S., & Hunt, R. (2001). Knowledge Spillovers and the new economy of cities. Working

Paper, September, 1–30.

Deichmann, U., Goyal, A., & Mishra, D. (2016). Will digital technologies transform agriculture in developing

countries? Agricultural Economics (United Kingdom), 47(May), 21–33. https://doi.org/10.1111/agec.12300

Development, H. (2015). Imbalances in paid and unpaid work. Chapter 4 Human Development Report 2015

Work for Human Development. www.undp.org

Johansson, B., Karlsson, C., & Stough, R. R. (2006). Entrepreneurship, clusters and policy in the emerging digital

economy. Advances in Spatial Science, 9783540344872, 1–19. https://doi.org/10.1007/3-540-34488-8_1

Karlsson, C., Maier, G., Trippl, M., Siedschlag, I., Owen, R., & Murphy, G. (2008). ICT Diffusion, Innovation

Systems, Globalisation and Regional Economic Dynamics: Theory and Empirical Evidence. 233.

http://econpapers.repec.org/paper/esrwpaper/wp233.htm%5Cnhttp://www.esri.ie/UserFiles/publications

/20080415144209/WP233.pdf

Kotelnikov, V. (2007). Small and Medium Enterprises and ICT. In Asia-Pacific Development Information

Programme.

Marchese, M., & Potter, J. (2010). Entrepreneurship, SMEs and Local Development in Andalusia, Spain. Oecd,

November. https://doi.org/10.1787/5kgdt917nvs5-en

Phelps, N. A., & Wijaya, H. B. (2016). Joint action in action? Local economic development forums and industry

cluster development in Central Java, Indonesia. International Development Planning Review, 38(4), 425–

448. https://doi.org/10.3828/idpr.2016.24

Street, C. T., & Meister, D. B. (2004). Small business growth and internal transparency: The role of information

systems. MIS Quarterly: Management Information Systems, 28(3), 473–506.

https://doi.org/10.2307/25148647

Untari, R., & Sanjaya, R. (2011). Upgrading SME ’ s Business by ICT. International Journal of the Computer, the

Internet and Management, SP1(June), 42.1-42.6.

http://ijcim.th.org/SpecialEditions/v19nSP1/02_42_10C_Rustina Untari_[6].pdf

Van Dijk, J. A. G. M., & van Deursen, A. J. A. M. (2014). Digital Skills. In Digital Skills.

https://doi.org/10.1057/9781137437037

Weijland, H. (1999). Microenterprise Clusters in Rural Indonesia : Industrial Seedbed and Policy Target. 27(9).