REPRESENTASI STREOTIP ETNIS BATAK DALAM HUMOR STAND … · Stand Up Comedy (Affan, 2012:12). Acara...
Transcript of REPRESENTASI STREOTIP ETNIS BATAK DALAM HUMOR STAND … · Stand Up Comedy (Affan, 2012:12). Acara...
REPRESENTASI STREOTIP ETNIS BATAK DALAM HUMOR STAND UP COMEDY
Rizki Kautsar Sani¹, Maylanny Christin², S.s.msi³
¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Objek Penelitian
Stand Up Comedy Show adalah sebuah acara komedi yang
ditayangkan oleh Metro TV. Acara ini mulai ditayangkan kepada
penonton pada tanggal 13 September 2011. Acara ini ditayangkan pada
hari selasa dan kamis, pukul 22.30 WIB. Stand Up Comedy merupakan
salah satu jenis dari pertunjukkan komedi. Para komedian atau Comic
ini biasanya memberikan beragam cerita humor, kritikan berupa
sindiran dengan menggunakan bahasa yang humoris. Para penampil ini
biasa disebut sebagai Comic, Stand Up Comic, Stand Up Comedian,
atau hanya Stand Up.
Stand Up Comedy merupakan salah satu jenis di dalam komedi
memberikan berbagai macam pendapat, pengalaman pribadi,
mengangkat kenyataan dalam kehidupan sosial dengan menggunakan
bahasa yang humoris dalam menyampaikan humor tersebut.
Stand Up Comedy mungkin hanya melibatkan seorang komedian,
biasanya disebut dengan istlah One Man, Woman Show atau tampil
hanya dengan seorang diri di depan para penonton. Meskipun disebut
Stand Up Comedy, seorang Comic tidak harus selalu tampil secara
berdiri, beberapa Comic ada yang melakukan dengan hanya duduk di
sebuah bangku.
Beberapa dari Comic ada yang menggunakan Property atau alat
bantu seperti musik atau trik sulap untuk membantu dalam
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
2 pertunjukkan mereka saat menghibur di depan penonton, tetapi itu
merupakan hanya perkembangan dari Stand Up Comedy yang pada
umumnya tanpa menggunakan peralatan. Begitu mudah bentuk
pertunjukkan ini bahkan dalam hal penampilan, pertunjukkan komedi
ini tidak terlalu sulit untuk mengaturnya, seorang komedian pada saat
tampil dalam Stand Up comedy bisa hanya dengan memakai T-shirt
dan celana pendek.
Stand Up Comedy biasa diselengarakan dalam Comedy Clubs,
Bars, gedung pertunjukkan, kampus-kampus, dan gedung teater, tetapi
tidak ada batasan dimana seharusnya pertunjukan Comedy ini
diselenggarakan. Stand Up Comedy adalah suatu seni pertunjukan yang
bertujuan untuk langsung membuat penonton tertawa, tidak seperti
komedi lain yang menciptakan sebuah cerita melalui drama.
Stand Up Comedy mungkin hanya melibatkan seorang komedian,
biasanya disebut dengan istlah One Man, Woman Show atau tampil
hanya dengan seorang diri di depan para penonton. Meskipun disebut
Stand Up Comedy, seorang Comic tidak harus selalu tampil secara
berdiri, beberapa Comic ada yang melakukan dengan hanya duduk di
sebuah bangku.
1.1.1 Sejarah Stand Up Comedy di Dunia
Sejarah adanya Stand Up Comedy dimulai pada tahun 1880 di
Amerika. Pertunjukkan pertama adalah teater, pada saat di Amerika
ada sebuah teater bernama The Minstrel Show yang diselenggarakan
oleh seorang komedian bernama Thomas Dartmouth “Daddy Rice”
(Affan, 2012:11).
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
3
Gambar 1.1 The Minstrel Show
Sumber: www.library.illinois.edu
Acara komedi The Minstrel Show ini dimulai tepat sebelum Civil
War atau perang saudara di Amerika. Acara ini walaupun masih dalam
bentuk humor yang biasa, tetapi mendapat perhatian yang besar dari
warga Amerika pada saat itu terutama dari warga Amerika dengan
kalangan menengah ke atas. Akan tetapi acara ini mengandung unsur
rasisme, contohnya seperti beberapa para Comic dengan sengaja
menghitamkan muka mereka yang bertujuan untuk menyindir warga
Amerika yang berkulit hitam. Pada saat itu mikrofon belum ditemukan
Comic tersebut melucu dengan cara Slapstick yang dikenal dengan
istilah Physical Joke atau lelucon fisik, acara ini bertahan hingga
memasuki abad ke-20 (Nugroho, 2012:8).
Perkembangan acara The Minstrel Show mengarah ke teater
musikal bertema komedi pada acara pertamanya. Pada acara kedua ada
sebuah acara yang disebut The Olio yang dibawakan oleh Group
berjumlah dua orang bernama The Endmen yang dalam aksi mereka
melakukan seperti pidato bersifat menyindir para politisi atau hanya
sekedar mengangkat kehidupan sehari-hari, inilah dimulainya awal
Stand Up Comedy (Affan, 2012:12).
Acara The Minstrel Show mulai tidak diminati penonton,
kemudian lahir sebuah teater yang bernama Vaudeville. Vaudeville
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
4 merupakan komedi dengan format acara yang mirip dengan The
Mistrel Show, yang mejadi perbedaanya adalah acara Vaudeville
menggunakan berbagai macam hiburan seperti musik, sulap, dan lain-
lain, namun ada satu perbedaan diantara acara Vaudeville dengan The
Minstrel Show yaitu para komedian Vaudeville melakukan One Man
Show meskipun masih menggunakan dengan tampil secara Slapstick
karena pada saat itu belum ada mikrofon yang membuat para penonton
mendengar apa yang diucapkan oleh para Comic (Affan, 2012:13).
Gambar 1.2 Vaudeville
Sumber: www.darkartsmedia.com
Pada saat yang sama ada sebuah Show tandingan untuk Vaudeville
yang bernama Burlesque yang lebih mengarah kepada kalangan
menengah ke bawah sedangkan Vaudeville lebih mengarah kepada
kalangan menengah ke atas. Burlesque meniru Segmen The Olio dari
The Mistrel Show, dimana komedian menggunakan monolog dan
pidato sebagai bentuk dari humor dengan panggung yang kecil agar
lebih dekat dan bersahabat kepada penonton (Nugroho, 2012:10).
Perkembang teknologi yang semakin maju maka pada saat itu
ditemukanlah mikrofon dan acara Vaudevile kembali hadir melalui
Comic bernama Will Rogers, dimana salah satu komedian pertama
yang menjadi Political Stand Up, tetapi dengan adanya radio dan
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
5 televisi, komedi dengan format Stand Up mulai dikenal secara luas
akan tetapi penonton mulai meninggalkan untuk mononton jenis
komedi ini, hal ini terjadi karena pada saat itu lebih menikmati acara
musik Live dan Night Club. Pada akhirnya Vaudeville maupun
Burlesque mulai meninggalkan komedi ini (Affan, 2012:14).
Komedi dengan jenis Stand Up ini mulai kembali dilakukan oleh
beberapa Comic, mereka kembali memulai melakukan komedi melalui
Café dan sejenisnya. Pada akhirnya ada beberapa stasiun televisi yang
berminat untuk membuat sebuah acara dengan format Stand Up
Comedy seperti The Ed Sullivan Show, The Tonight Show, hingga pada
akhirnya pada tahun 1959 lahirlah sebuah acara The Steve Allen Show
yang menampilkan seorang Comic bernama Lenny Bruce (Nugroho,
2012:11).
Gambar 1.3 Steve Allen Show
Sumber: pdxretro.com
George Carlin yang pada masa itu juga menjadi seorang
komedian terbesar terinspirasi dari seorang Comic bernama Lenny
Bruce. Stand Up ini mulai dikenal sebagai Stand Up Comedy dan
untuk para komedian disebut dengan istilah Comic baru dimulai pada
tahun 1966 yang ditemukan dari Universitas Oxford (Nugraha,
2012:13).
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
6
Gambar 1.4 Lenny Bruce
Sumber: thefearthatdefeatsanddreamsare.typepad.com
Gambar 1.5 George Carlin
Sumber: classicgeorgecarlin.tumblr.com
1.1.2 Sejarah Stand Up Comedy di Indonesia
Stand Up Comedy di Indonesia dimulai saat Ramon Papana dan
temannya bernama Harry de Fretes, menyelenggarakan lomba komedi
secara tunggal di Cafe yang bernama Boim Café pada tahun 1992.
Mungkin ada perlombaan komedi tunggal yang diselenggarakan di
Indonesia, tetapi yang dilakukan Ramon papana berbeda dengan
komedi-komedi lain pada saat itu, karena mengharuskan humor yang
menceritakan pengalaman atau kehidupan pribadi dari sudut pandang
komedi tersebut (Papana, 2012:9).
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
7
Lomba komedi secara tunggal ini tunggal ini terus dilakukan
oleh Ramon Papana di tahun-tahun berikutnya, meskipun Ramon
Papana telah meninggalkan Boim Cafe dan membuka Comedy Cafe di
Indonesia pada tahun 1997. Pada tahun tersebut juga dimulai acara
Open Mic ketika itu dinamakan acara “Bintang Baru” yang
mempersilahkan siapapun tampil di panggung untuk melucu.
Memasuki tahun 2000, Comedy Cafe pindah ke area Taman Ria
Remaja Senayan dan tetap menyelanggarakan acara Stand Up Comedy
di tahun-tahun, meskipun kurang diminati oleh penonton (Papana,
2012:11).
Perlombaan komedi tunggal ini kembali diselenggarakan pada
tanggal 25 agustus 2003 di Comedy Café Indonesia bekerja sama
dengan majalah dari kompas Gramedia Group. Memasuki tahun 2004,
seorang penggemar fanatik Stand Up Comedy yang sudah mulai
melakukan Stand Up Comedy sejak tahun 1998, bernama Iwel Sastra
menyelanggarakan Show secara tunggal Stand Up Comedy pada
tanggal 6 maret 2004 di gedung kesenian Jakarta dan tercatat sebagai
Comic Indonesia pertama yang menyelenggarakan Show tunggal
(Papana, 2012:12).
Kembali di tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 yang pada
saat itu kegiatan Stand Up Comedy di Indonesia sudah mulai dikenal
dengan mulai banyaknya penonton yang hadir di acara Comedy
Workshop di Comedy Cafe. Setelah sekian lama Stand Up Comedy
tidak berkembang, pada awal tahun 2011, ketika Comedy Cafe pindah
ke daerah Kemang Jakarta Selatan disana sudah mulai banyak
dikunjungi oleh penonton (Papana, 2012:14).
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
8
Sejarah panjang perjalanan Stand Up Comedy mulai diminati
banyak penonton, dimulai pada tanggal 13 juli 2011 dengan datangnya
peserta Stand Up Comedy kompas TV dan beberapa Comic Indonesia
seperti Raditya Dika, Pandji, Ernest Prakasa, Ryan Adriandhy dan lain-
lain tampil dalam acara di Comedy Café dan dengan dimulainya acara
Stand Up Comedy di kompas TV maupun acara Stand Up Comedy
Show Di Metro TV, sejak saat itu Stand Up Comedy Indonesia mulai
diminati masyarakat luas (Papana, 2012:16).
1.1 Latar Belakang Penelitian
Komunikasi merupakan suatu proses tindakan oleh satu orang atau
lebih untuk mengirim dan menerima pesan, dalam berkomunikasi ada
serangkaian tanda, yakni sesuatu yang digunakan untuk mewakili
maksud tertentu, misalnya tanda yang bersifat verbal merupakan
berupa kata-kata sedangkan tanda yang terdapat pada nonverbal yakni
menggunakan gerakan tubuh dan lainnya. Semua tanda yang
dihasilkan dari pesan verbal maupun nonverbal tentunya mempunyai
suatu makna dibalik suatu tanda. Tanda yang ditimbulkan oleh
manusia dapat dibedakan atas yang bersifat verbal dan bersifat
nonverbal (Pateda dalam Sobur, 2009:122).
Media komunikasi yang termasuk komunikasi massa salah
satunya adalah televisi. Pada masa awal televisi, jaringan menyediakan
versi Video dari acara radio, kebanyakan berupa komedi dan Variety
Shows (Vivian, 2008:244). Fungsi televisi sama dengan fungsi media
massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan
membujuk, tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
9 (Ardianto et al, 2009:137). Salah satu fungsi televisi adalah membuat
suatu acara yang dapat menghibur penonton, salah satunya adalah
dengan adanya acara komedi.
Komedi menjadi salah satu pilihan acara hiburan yang tepat bagi
masyarakat untuk dapat menghilangkan beban pikiran akibat dari
aktivitas pekerjaan yang telah dijalani sehari-hari, karena dengan
menonton acara komedi salah satunya kita dapat tertawa untuk
menghilangkan sejenak perasaan beban pikiran tersebut. Semakin
banyak program acara komedi di televisi yang ada di Indonesia, untuk
menciptakan hal baru dalam program acara komedi, kemudian
membuat salah satu stasiun televisi swasta akhirnya menampilkan jenis
komedi yaitu Stand Up Comedy kedalam sebuah acara televisi yang
ditayangkan di Metro TV dengan program acara bernama Stand Up
Comedy Show.
Jenis komedi seperti ini sebenarnya sudah ada sejak lama yang
pada saat itu Stand Up Comedy hanya dilakukan dalam sebuah kafe,
tetapi pada saat itu jenis komedi ini belum dikenal luas oleh
masyarakat karena belum ada yang menayangkan dalam sebuah acara
televisi secara Show sehingga masyarakat belum ada yang mengetahui
adanya jenis komedi seperti ini, dengan munculnya Stand Up Comedy
yang ditayangkan di Metro TV ini bisa menjadi alternatif hiburan
ditengah banyaknya film maupun komedi di Indonesia dan Stand Up
Comedy bisa menjadi salah satu pilihan acara dari berbagai macam
hiburan lain. Acara Stand Up Comedy Show Metro TV menjadi salah
satu acara Stand Up Comedy Show Case pertama yang ada di televisi
(Papana, 2012:16).
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
10 Stand Up Comedy sangat berbeda dengan seni pertunjukan lain,
bahkan juga sangat berbeda dengan jenis komedi yang sudah ada
sebelumnya di Indonesia maupun yang ditayangkan di berbagai saluran
acara televisi. Banyak diantara acara televisi yang menyajikan acara
komedi dan diantara acara komedi tersebut terkadang terlalu
mengeksploitasi fisik, meskipun hal itu dilakukan secara Akting tetapi
akan berdampak kurang baik jika perbuatan itu ditiru, serta dalam
komedi yang ditampilkan tersebut tidak ada suatu pesan yang ingin
disampaikan kepada penonton melalui humor yang dilakukan para
komediannya, acara komedi tersebut hanya ingin membuat orang yang
menonton bisa tertawa dengan menggunakan berbagai cara agar dapat
bisa menghibur tanpa mengetahui pengaruh yang ditimbulkan ketika
perbuatannya ditiru oleh penonton saat menonton acara tersebut.
Humor merupakan suatu yang menghibur, ini salah satu persepsi
akan mengatakan bahwa humor itu sesuatu yang lucu dan
menyenangkan, tetapi dalam humor tidak hanya harus melucu,
menghibur, dan menyenangkan, melainkan juga sebagai kritik dalam
kehidupan sosial. Humor merupakan suatu kecaman atau kritik, yang
terselubung sebagai hiburan, dan diarahkan kepada target yang
spesifik, humor harus terdiri dari kebenaran dan sesuatu yang dibesar-
besarkan atau dilebih-lebihkan (Helitzer dalam Nugroho, 2012:114).
Humor berisi pesan yang berhubungan dengan permasalahan yang
ada di masyarakat, baik itu mengenai masalah sosial, politik, ekonomi,
budaya, dan lainnya. Fenomena yang terjadi dalam masyarakat tersebut
digambarkan dengan menggunakan bahasa yang humoris baik dengan
kata-kata verbal maupun dengan nonverbal, dalam hal ini terdapat di
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
11 dalam humor Stand Up Comedy. Komedi erat kaitannya dengan
kegiatan seni melibatkan representasi dalam wujud yang berdisiplin
dan mengandung keahlian, yang memerlukan sebuah cara dalam
memandang dunia (Danesi, 2010:230).
Satu hal yang menjadi ciri khas humor dalam Stand Up Comedy
dibandingkan dengan komedi lain adalah dalam materi humor
mengangkat fenomena sosial yang ada di kehidupan sehari-hari
maupun sebagai kritik sosial yang ditampilkan dari sudut pandang
komedi. Jenis komedi Stand Up ini memberikan berbagai macam
pendapat, pengalaman pribadi, mengangkat kenyataan dalam
kehidupan sosial dengan menggunakan bahasa yang humoris dalam
menyampikan humor tersebut (Pragiwaksono, 2012:21).
Pada saat tampil, Comic dalam Stand Up Comedy mempunyai
pesan yang ingin disampaikan melalui penyampaian humor yang
dibuatnya, sehinga setiap humor yang dibawakan itu memiliki makna.
Inilah yang menjadi daya tarik serta ciri khas jenis komedi Stand Up
Comedy dibandingkan dengan komedi lain.
Seperti yang dilakukan oleh seorang Comic atau istilah bagi
komedian dalam Stand Up Comedy bernama Boris Thompson
Manullang yang berasal dari Batak. Boris adalah seorang Comic yang
telah mempunyai ciri khas selalu menampilkan identitas sebagai orang
Batak dan untuk mengingatkan penampilannya kepada penonton saat
tampil, Boris selalu membawa handuk yang selalu dibawanya lalu
diletakkan di bahu dan handuk kecil tersebut selain untuk menjadikan
ciri khas dari Boris namun dari sisi lain mempunyai suatu pesan.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
12
Sementara seorang “Comic” asal Batak, Boris, suka membawa
handuk kecil di bahunya layaknya para sopir dan kernet angkutan
umum di Jakarta yang memang banyak berasal dari Batak.
Pertanyaannya, mengapa mereka begitu ingin menampilkan
identitas kesukuan sekedar untuk berkomedi tunggal?
Kompasiana. 2012, Stand Up Comedy SARA dan Pluralisme
Indonesia. Diakses pada www.sosbud.kompasiana.com (16 Mei
2012, 18:40).
Pada saat tampil dan menyampaikan humor kepada penonton
Boris selalu menggunakan intonasi suara khas seakan-akan seperti
orang Batak, materi humor pun berfokus mengenai penilaian-penilaian
masyarakat terhadap orang Batak yang kemudian Boris gambarkan
penilaian tersebut melalui serangkaian kalimat humor dan beberapa
gerakan-gerakan. Penilaiannya Boris dalam humor ini dipandangnya
dari sudut pandang komedi dengan menggunakan serangkaian bahasa
yang humoris. Ini semua dilakukan Boris saat tampil dalam Stand Up
Comedy, inilah yang menjadi perbedaan Comic Boris Thompson
Manullang dibandingkan dengan Comic lain dalam Stand Up Comedy
di Indonesia yang memiliki ciri khas masing-masing saat berhumor.
Boris ini salah satu Comic yang memilih karakteristik
primodalisme daerah sebagai bawaan dia, dalam hal ini orang
Batak. Sebenernya secara dunia komedi memilih Positioning
bereksyen Batak kan bukan dia yang pertama, cukup banyak
sebelum-sebelumnya juga, ada Kimung, dulu ada Indro Warkop
pernah melakukan, pokoknya banyak lah beberapa komedian yang
pernah melakukan eksyen Batak. Hanya yang membedakan Boris,
pertama, bahwa dia bener-bener anak Tapanuli, anak Batak, jadi
dia anak Batak yang menggunakan eksyen Batak, itu yang jarang.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
13
Komedi-komedi yang dulu itu bukan orang Batak Pure biasanya,
mereka orang Jawa yang bereksyen Batak, orang apa bereksyen
Batak, kalo Boris bedanya dia benar-benar orang Batak
(wawancara dengan Agus Mulyadi, produser acara Stand Up
Comedy Show Metro TV. Pada 30 Juli 2012 bertempat di ruang
kerja Produser Metro TV).
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai beragam
latar belakang budaya yang berbeda-beda. Pada umumnya suatu
budaya mempunyai bahasa dan mempunyai identitas kebudayaannya
masing-masing yang berlainan sehingga tidak semua budaya dapat
mengetahui satu sama lain. Berbagai macam latar belakang budaya
tersebut membuat keberagaman ini menimbulkan suatu penilaian-
penilaian terhadap etnis lainya, karena keberagaman budaya ini
membuat berbagai macam etnis tidak memahami satu sama lain
kebudayaan masing-masing dan pada akhirnya akan mengakibatkan
suatu penilaian antara berbagai macam etnis dengan etnis lainnya
sehingga ada anggapan bahwa orang yang dilihatnya dapat mewakili
etnis tersebut.
penilaian seperti ini hanya berdasarkan atas apa yang dilihatnya
saja tanpa mengetahui latar belakang budayanya masing-masing yang
membentuk suatu identitas budaya, salah satunya penilaian ini
ditujukkan kepada etnis Batak. Namun secara terbiasa halak sileban
(orang luar Batak) telah mengidentifikasi orang Batak itu sebagai
orang kasar, bicaranya keras, tukang makan babi, dan tukang berkelahi
(Sinar dalam Simanjuntak, 2011:136).
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
14
Kebanyakan orang Batak berpenampilan lugas, terus
terang/spontan, pemberani, agresif, preman, suka main catur,
berdendang sambil bermain gitar, terbuka, dan berkomunikasi
dengan nada suara tinggi beraksen kental serta ceplas-ceplos
(Tinambunan, 2012:7).
Adanya penilaian seperti ini ditujukkan kepada etnis Batak yang
diberikan berbagai macam penilaian oleh masyarakat atau orang yang
bukan berasal dari etnis Batak. Sama halnya dengan etnis lainnya, etnis
Batak merupakan salah satu etnis yang sudah tersebar keseluruh kota
besar yang ada di Indonesia, orang Batak telah dikenal secara luas dan
berkehidupan sosial di masyarakat, tetapi masih saja ada yang
beranggapan mengenai memberikan suatu penilaian terhadap orang
Batak. Berbagai macam penilaian terhadap orang Batak namun dalam
hal ini, identitas lain yaitu bahwa orang Batak suka kerja keras (Sinar
dalam Simanjuntak, 2011;136).
Bagi orang luar yang baru pertama sekali mendengar bahasa
Batak, mungkin orang yang bersangkutan akan langsung mencap
bahwa orang Batak tergolong suku yang berkepribadian kasar,
dan itulah kesan pertama muncul saat pertama kali seseorang
berkenalan dengan orang Batak (Gultom, 2010:44).
Selain adanya penilaian seperti itu, ada suatu penilaian lainnya
yang dikaitkan dengan berbagai macam profesi, seperti dalam hal ini
salah satunya profesi yang dikaitkan dengan orang Batak, yaitu profesi
yang dihubungkan sebagai seorang Lawyer atau pengacara. Penilaian
seperti ini dianggap masyarakat atau orang yang bukan berasal etnis
Batak bahwa profesi tersebut seakan-akan berhubungan dengan
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
15 seseorang yang berasal dari etnis Batak. Penilaian mengenai profesi
seperti itu juga terdapat dalam humor Stand Up Comedy pada episode
ini oleh Boris, selain itu Boris menceritakan kembali berbagai macam
profesi lainnya dengan menggunakan kalimat dan perilaku yang
humoris seakan-akan dalam humor tersebut akan dihubungkan dengan
profesi yang dianggap masyarakat berhubungan dengan orang Batak.
Bagaimanapun juga, dunia advokat identik dengan orang Batak.
Benar tidaknya ungkapan ini berpulang pada penilaian masing-
masing, namun fakta menunjukkan hagemoni pengacara Batak di
pengadilan nasional begitu kental sulit dibantah. Tak heran bila
para pengacara Batak mendapat julukan Pendekar Pencak Kata.
Profesi pengacara memang banyak jadi pilihan hidup orang Batak,
di perantauan.
Kompasiana. 2011, Batak dan Dunia Advokat.
Diakses pada www.sosbud.kompasiana.com (18 Juli 2012, 14:57).
Seperti itu salah satu berbagai macam penilaian masyarakat
terhadap orang Batak dibandingkan dengan etnis lain di Indonesia,
dalam proses menyampaikan pesan kepada penonton Comic ini yakni
Boris selalu melakukan humor mengenai orang Batak yang materi
humor salah satunya melalui fenomena sosial terhadap etnis tersebut.
Proses mengirim pesan dalam komunikasi dapat menciptakan
sebuah makna yang terdapat dalam suatu pesan, seperti yang dilakukan
oleh komedian tersebut, agar komunikasi mempunyai makna, maka
pesan dibuat dalam bentuk serangkaian tanda yakni bahasa dan kata-
kata serta gerakan-gerakan untuk melakukan humor.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
16 Pesan tersebut mempunyai suatu makna untuk mengekspresikan
segala bentuk penilaian yang dihasilkan dari masyarakat salah satunya
bersumber dari kehidupan sosial dikemas dalam bentuk humor, tetapi
terkadang humor tersebut juga memiliki fungsi untuk menggambarkan
realitas yang ada maupun hanya untuk menghibur tanpa ada maksud
untuk menyakiti hati orang lain.
Tanda-tanda verbal maupun nonverbal dalam humor Stand Up
Comedy seperti yang diungkapkan Comic tersebut dalam humor
terhadap etnis Batak, tidak terlepas dari makna apa yang terkandung
didalam pesan humor tersebut. Pesan adalah sebuah konstruksi dari
tanda-tanda, yang akan memproduksi makna melalui interaksi dengan
penerima (Fiske, 2012:5). Pesan yang dibuat berfungsi untuk
menciptakan sebuah makna dalam pesan.
Mengapa etnis Batak bisa dinilai seperti itu oleh masyarakat dan
benarkah mitos yang selama ini berkembang memang seperti itu
adanya?. Dari pesan humor komedian tersebut dapat dilihat dari
humor yang disampaikan berupa pesan verbal maupun nonverbal saat
melakukan humor dalam Stand Up Comedy yang merepresentasikan
streotip terhadap etnis Batak.
Hal-hal tersebut yang kemudian membuat peneliti tertarik untuk
memahami dan mengungkapkan mitos seperti apa yang menyebabkan
adanya penilaian seperti itu serta mengetahui pesan serta tanda-tanda
apa yang terdapat dalam humor yang merepresentasikannya dari sudut
pandang komedi saat ditampilkan penilaian tersebut oleh komedian
bernama Boris Thompson Manullang dalam acara Stand Up Comedy
Show episode 14 Maret 2012 di Metro TV.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
17 1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana representasi streotip terhadap etnis Batak dalam humor
Stand Up Comedy pada program acara Stand Up Comedy Show Metro
TV episode Rabu, 14 Maret 2012 ?
1.3.1 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, permasalahan yang ingin diangkat oleh
peneliti adalah:
1. Bagaimana makna denotasi pada humor Stand Up Comedy dalam
merepresentasikan streotip terhadap etnis Batak ?
2. Bagaimana makna konotasi pada humor Stand Up Comedy dalam
merepresentasikan streotip terhadap etnis Batak ?
3. Bagaimana mitos pada humor Stand Up Comedy dalam
merepresentasikan streotip terhadap etnis Batak ?
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui
bagaimana representasi streotip terhadap etnis Batak dalam humor
Stand Up Comedy Show Metro TV.
1.4.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana makna denotasi pada humor
Stand Up Comedy dalam merepresentasikan streotip
terhadap etnis Batak ?
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
18
2. Untuk mengetahui bagaimana makna konotasi pada humor
Stand Up Comedy dalam merepresentasikan streotip
terhadap etnis Batak ?
3. Untuk mengetahui bagaimana mitos pada humor Stand Up
Comedy dalam merepresentasikan streotip terhadap etnis
Batak ?
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Aspek teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
khususnya dalam kajian ilmu komunikasi dan dapat menambah
kontribusi penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis
semiotika untuk mengkaji suatu makna dibalik sebuah tanda yang
terdapat dalam suatu pesan verbal dan nonverbal.
1.5.2 Aspek praktis
Secara praktis penelitian ini bertujuan untuk menambah
wawasan dan menumbuhkan kesadaran akan adanya tanda-tanda
yang dimunculkan dalam sebuah pesan verbal dan nonverbal
sehingga menghasilkan sebuah makna yang kemudian
mengungkapkan sebuah mitos yang melatarbelakangi penilaian
terhadap suatu budaya khususnya terhadap etnis Batak.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran
umum tentang penelitian yang dilakukan:
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
19 BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan uraian mengenai latar belakang, rumusan
masalah, fokus penelitian, maksud dan tujuan penelitian,
kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisikan mengenai teori-teori yang menjadi landasan
pokok permasalahan pada penyusunan skripsi.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisikan mengenai jenis penelitian, tahapan
penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji keabsahan
data, dan teknis analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan mengenai simpulan dan saran hasil analisis.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
201
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Makna denotasi merupakan makna sebenarnya yang terdapat pada
kalimat atau narasi maupun gambar melalui apa yang terlihat
secara visual. Makna sebenarnya yang dimaksud adalah makna
harfiah atau makna sesungguhnya, maka dalam hal ini makna
denotasi yang dihasilkan dalam sebuah humor pada acara Stand
Up Comedy episode 14 maret 2012 oleh komedian Boris
Thompson Manullang yaitu pesan komonikasi verbal melalui
pernyataan lisan berupa kata-kata maupun adanya suatu aksen
dalam hal pengucapan melalui humor tersebut.
2. Makna konotasi merupakan penafsiran makna yang bukan
sesungguhnya dan merujuk pada hal yang lain atau makna yang
bukan arti sebenarnya, dalam hal ini makna konotasi yang
terdapat dalam humor episode ini yakni terdapat dari setiap
gerakan tubuh (Body Language) bahasa tubuh dalam pesan
nonverbal seperti beberapa gerakan tangan serta gerakan kaki
maupun adanya suatu penekanan pada intonasi suara dan aksen
dalam pengucapan yang dapat mempengaruhi sebuah makna.
Makna tersebut mempunyai suatu pesan dalam setiap gerakan
humor yang telah disampaikan serta pesan nonverbal tersebut
akan melengkapi dari pesan verbal berupa pernyataan lisan berupa
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
202
kata-kata serta adanya aksen pengucapan intonasi suara yang
nantinya melalui pesan verbal dan nonverbal tersebut dalam
makna konotasi berhubungan dengan suatu mitos.
3 Berbagai macam mitos mengenai etnis Batak telah dihasilkan dari
acara komedi Stand Up Comedy Show Metro TV episode 14
Maret 2012 yang dibawakan oleh salah satu Comic Stand Up
Comedy bernama Boris Thompson Manullang. Humor tersebut
menceritakan mengenai adanya beberapa penilaian yang beraneka
ragam terhadap etnis Batak yang dipandangnya dari sudut
pandang humor. Berikut merupakan beberapa adegan yang
menghasilkan mitos tersebut:
a) Pada adegan pertama adalah adanya beberapa orang Batak
ada yang mempunyai suatu logat bahasa Batak yang berbeda
dibandingkan dengan etnis lain sehingga menjadikan suatu
ciri khas dalam pengucapan yang masih digunakan dan
dimiliki karena itu merupakan bahasa lokal daerah yang
dimilikinya, serta juga istilah untuk memanggil seseorang
dalam bersosialisasi dengan sesama orang Batak. Beberapa
istilah dalam kekerabatan berdasarkan atas kunci pelaksanaan
falsafah Batak yaitu Dalihan Natolu. Etnis Batak merupakan
salah satu etnis yang mempunyai sistem kekerabatan yang
sangat erat satu sama lain dikarenakan adanya Dalihan
Natolu yaitu suatu sikap dan perilaku yang dimiliki Etnis
Batak yang merupakan cerminan dalam berinteraksi, hal ini
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
203
dilakukan untuk menghormati satu sama lain agar
menciptakan kekerabatan sesama etnis Batak.
b) Pada adegan kedua yang menceritakan mengenai adanya
tampilan fisik beberapa orang Batak yang dianggap
mempunyai ciri khas yang berbeda, salah satunya adalah
memiliki bentuk rahang seakan-akan seperti berbentuk
persegi, hal ini dikarenakan adanya kemungkinan faktor
biologis dilihat dari asal usul keberadaan nenek moyang
orang Batak tersebut, dalam hal ini ada yang berasal dari
keturunan Proto Melayu Tua, sehingga ada kemungkinan
keturunannya tersebut menyerupai tampilan fisik leluhurnya.
c) Pada adegan ketiga terdapat beberapa humor yang
menceritakan bagaimana akan adanya suatu penilaian
penampilan yang dimiliki oleh beberapa orang Batak seperti
mengenai cara berinteraksi, dalam hal ini ada yang
mengatakan adanya orang Batak berinteraksi atau
berpenampilan seakan-akan kasar dilihat dari nada suara dan
ini merupakan suatu penilaian yang tidak benar adanya dan
bukan berarti orang yang berinteraksi tersebut adalah orang
yang memiliki sifat dan berperilaku kasar, melainkan
penilaian diartikan sebagai beberapa orang Batak tersebut
berbicara dan bertindak secara tegas. Serta dalam hal ini
tidak semua subetnis Batak memiliki aksen nada suara yang
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
204
kental, melainkan ada beberapa subetnis lainnya berbicara
dengan nada suara yang halus, aksen suara mereka tidak
sevokal Batak Toba. Serta mengenai nada suara yang
terkesan tinggi ini salah satunya dikarenakan orang Batak asli
pada zaman dahulu memiliki rumah yang sedikit dan juga
letak geografis yang berjauhan satu sama lain setiap rumah
sehingga jika ingin berkomunikasi menggunakan nada suara
yang tinggi dan kebiasaan orang Batak zaman dahulu ini
masih ada beberapa orang Batak yang menggunakannya
sehingga menggunakan nada suara seperti itu menjadi suatu
kebiasaan dimana faktor lingkungan dan kebiasaan hidup
sehari-hari mempengaruhi cara berkomunikasi.
d) Pada adegan keempat mengenai mitos adanya orang Batak
yang menghubungkan dengan mengapa ada beberapa orang
Batak yang berprofesi sebagai kondektur, hal ini dikarenakan
adanya faktor lingkungan maupun beberapa falsafah-falsafah
Batak sebagai suatu pengharapan atau cita-cita hidup orang
Batak yang diusahakan diwujudkan selama hidup ini yang
menjadikan mereka mempunyai prinsip selalu bekerja keras
dengan gigihnya mencari materi meski hanya berprofesi
sebagai kondektur yang merupakan profesi seperti ini suatu
profesi yang sangat berat dijalankan, tetapi karena kegigihan
mereka untuk mencari suatu materi demi kebutuhan hidup
maupun untuk pendidikan anak-anaknya tetap dijalankan
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
205
meski hanya berprofesi sebagai kondektur serta mengenai
adanya orang Batak yang berprofesi sebagai pengacara salah
satunya karena mempunyai ketegasan dalam berkomunikasi
karena sebagai seorang pengacara ketegasan ini diperlukan
untuk menyelesaikan masalah suatu kasus hukum maupun
adanya beberapa falsafah Batak yang menjelaskan mengenai
aturan-aturan hukum yang harus dipatuhi dalam kehidupan
kesehariannya pada dahulu sehingga dengan adanya falsafah
tersebut sudah terbiasa menerapkannya dalam kasus hukum
saat sudah menjadi seorang pengacara.
e) Selanjutnya pada adegan kelima, humor yang menceritakan
mengenai makanan dan minuman yang dimiliki oleh orang
Batak yakni saksang dan tuak. Keduanya tersebut merupakan
makanan dan minuman khas etnis Batak salah satunya ada
yang menjadikan keduanya tersebut dalam berbagai upacara
adat Batak seperti tuak yang berasa manis maupun
dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari serta tuak yang
berasa manis tersebut mempunyai berbagai macam manfaat
dan dapat diolah menjadi bahan makanan.
5.2 Saran
1. Penelitian mengenai etnis merupakan suatu hal yang sangat
sensitif, untuk itu diharapkan penelitian ini dapat memberikan
pesan moral bahkan penyatuan etnis kebangsaan Indonesia
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
206
khususnya mengenai budaya yang beraneka ragam dapat terwujud
jika seluruh bangsa Indonesia dapat menerima kenyataan bahwa
adanya berbagai macam budaya dalam masyarakat di Indonesia
dan harus dapat saling menghargai apapun latar belakang
kebudayaan suku, agama, ras, dan antar golongan bahkan asal-
usulnya darimanapun mereka berasal. Sehingga perlu
dikembangkan penelitian lanjutan terhadap budaya di Indonesia
khususnya yang terkait dengan tema etnis Batak dengan tidak
ditinjau dari sudut pandang komedi yang di analisis dengan
menggunakan semiotika, yaitu untuk mengetahui makna di balik
setiap pesan humor tersebut, tetapi dalam hal ini secara langsung
ditinjau dari kebudayaan etnis Batak. Maka dari itu dalam
penelitian selanjutnya perlu dikembangkan dalam kajian
mengenai kebudayaan etnis Batak. Penelitian mengenai hal
tersebut menjadi penting dilakukan untuk memberikan
penggambaran yang lebih jelas mengenai kebudayaan etnis Batak
secara keseluruhan.
2. Sebaiknya semua lapisan masyarakat yang mempunyai berbagai
macam latar budaya yang dimiliki, jika ingin menilai dan
menyimpulkan ciri khas suatu etnis tentunya tidak berdasarkan
atas apa yang dilihatnya saja dan tidak bisa secara umum menilai
menggeneralisasikan etnis yang dilihatnya dapat mewakili etnis
tersebut, tentunya mereka harus memahami dan mempelajari latar
belakang budaya etnis yang akan dinilainya terlebih dahulu jika
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
207
ingin menilai suatu etnis yang ingin dinilainya, serta dalam hal ini
perlu suatu pemahaman antar budaya di setiap pendidikan
sehingga dapat terhindar dari sikap menstreotipkan suatu etnis
yang dapat mengakibatkan kurangnya sikap saling menghormati
satu sama lain diantara perbedaan keanekaragaman adat istiadat
budaya di Indonesia.
3. Bagi perkembangan dunia komedi harus dapat menciptakan suatu
humor yang cerdas bertujuan untuk mendidik masyarakat saat
menonton acara tersebut. Meskipun pada dasarnya tujuan dari
komedi merupakan suatu hal untuk menciptakan kelucuan serta
unsur pesan tidak begitu ditampilkan, tetapi dalam hal ini jika ada
suatu humor mengandung pesan yang mendidik dilakukan para
komedian, tentunya humor-humor khususnya di Indonesia akan
dapat memberikan kesan yang lebih baik dan dapat mendidik
masyarakat karena adanya pesan moral yang akan diangkat
kedalam humor. Hal ini perlu dilakukan agar perkembangan
komedi baik itu jenis komedi yang sudah maupun jenis komedi
dalam Stand Up Cemedy tidak hanya menampilkan kelucuan
melainkan ada suatu pesan moral yang ingin disampaikan.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA
antonius Simanjuntak, Bungaran. (2011). Pemikiran Tentang Batak
Setelah 150 Tahun Agama Kristen di Sumatera Utara. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ardianto, elvinaro. Komala, Lukiati, & Karlinah, Siti. (2009).
Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. (2nd ed.).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arifin, Eva. (2010). Broadcasting to be Broadcaster. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
adi Tri, Sarwoko. (2011). Sukses Melawak Cara Jitu Mempersiapkan
Kreatif Komedi Hingga Performance. Yogyakarta: C Andi
Offset.
asa Berger, Arthur. (2010). Pengantar Semiotika Tanda-Tanda Dalam
Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Affan. (2012). Stand Up Comedy. Yogyakarta: Immortal Publisher.
Bungin, Burhan. (2010). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. (4nd ed.). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Danesi, Marcel. (2010). Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta:
Jalasutra.
Fiske, John. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. (3nd ed.). Jakarta:
PT Raja Grafindo.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Gultom, Ibrahim. (2010). Agama Malim di Tanah Batak. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
jaronghi Marpaung, Philipus dan Pasaribu, Bien. (2009). Ruma Gorga
Sosok Pribadi Orang Batak. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Liliweri, Alo. (2009). Prasangka dan konflik Komunikasi Lintas
Budaya Masyarakat Multikultur (2nd ed.). Yogyakarta: Lkis
__________. (2009). Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. (4nd
ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyana, Deddy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma
Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. (7nd ed.).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_____________. (2008). Komunikasi Humoris Belajar Komunikasi
Lewat Cerita dan Humor. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
_____________. (2007). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (11nd
ed.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nugroho, Panji. (2012). Potret Stand Up Comedy Strategi Menjadi
Comedian Handal. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Papana, Ramon. (2012). Kiat Tahap Awal Belajar Stand Up Comedy
Indonesia. Jakarta: Media Kita.
Pragiwaksono, Pandji. (2012). Merdeka Dalam Bercanda. Yogyakarta:
Bentang.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Rakhmat, Jalaluddin. (2011). Retorika Modern Pendekatan Praktis.
(16nd ed.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sobur, Alex. (2009). Semiotka Komunikasi. (4nd ed.). Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
_____________. (2009). Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk
Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (5nd
ed.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Siahaan, Bisuk. (2011). Batak Satu Abad perjalanan Anak Bangsa.
Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. (7nd ed.).
Bandung: Alfabeta.
Tinambunan, Djapiter. (2010). Orang Batak Kasar? Membangun Citra
dan Karakter. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas
Gramedia.
Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa. (8nd ed.). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
wahyu Wibowo, Indiwan S. (2011). Semiotika Komunikasi Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Sumber skripsi:
Angelika, Ria. (2012). Analisis Semiotika Tindak Tutur Presenter Just
Alvin. Retrieved from Digilib.mercubuana.ac.id.
Fajrini Nuramanah, Dhika E. (2008). Representasi Etnis Tionghoa
dalam Iklan Combi Versi Obat Batuknya Semua. Retrieved
from Lib.fikom.unpad.ac.id.
Hami pratiwi, Ajeng. (2009). Representasi Perempuan Pengacau
dalam Lirik Lagu Wanita Racun Dunia The Changcuter.
Retrieved from Elibrary.unisba.ac.id.
Kurnia, Ari. (2012). Representasi Kritik Sosial Terhadap Rancangan
Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta. Retrieved from
Digilib.mercubuana.ac.id.
Merliana, Manda. (2009). Komunikasi Non Verbal dalam Lakon
Pementasan Teater Kulihat Tamanku. Retrieved from
Elibrary.unisba.ac.id.
Martina, Wina. (2010). Representasi Kekerasan dalam Serial Kartun
Naruto Shippuuden. Retrieved from Elibrary.unisba.ac.id.
Nur Kometa, Aulivia (2009) . Analisis Semiotika Lirik Lagu Mosi
Tidak Percaya Karya Band Efek Rumah Kaca. Retrieved from
Pustaka.budiluhur.ac.id.
Paramita, Adista. (2009). Representasi feminisme dalam film
Perempuan Berkalung Sorban. Retrieved from
Dewey.petra.ac.id.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tripuspita Rini. Hana. (2010). Kekerasan dalam Komedi Opera Van
Java Analisis Semiotika. Retrieved from Eprints.undip.ac.id.
Sumber jurnal:
angelia Wibisono, Ria. (2008). Representasi Nasionalisme dalam Iklan
Korporat PT Gudang Garam Tbk. Retrieved from
Dewey.petra.ac.id.
bima Wicandra, Obed. (2007). Representasi Perempuan pada Lukisan
Bak Truk. Retrieved from Dewey.petra.ac.id.
Bakker, Hans. (2009). Peirce Pragmaticism and Public Sociology
Translating an interpretation into Praxis Semiotic Analysis.
Retrieved from Emerald.com.
Catellani, Andrea. (2011). Environmentalists NGOs and The
Construction of The Culprit Semiotic Analysis. Retrieved from
Emerald.com.
duto Hartanto. Deddi. (2009). Visual Image Kartun Benny & Mice
Versi Bluetooth. Retrieved from Dewey.petra.ac.id.
duto Hartanto. Deddi. (2007). Representasi Streotype Perempuan
dalam Iklan Layanan Masyarakat Sahabat Peduli Anti
Kekerasan dalam Rumah Tangga. Retrieved from
Dewey.petra.ac.id.
Irawan, Yusup. (2011). Misteri Gayus di Bali Semiotik Tanda Visual
dan tanda Lingual Sampul Majalah Tempo. Retrieved from
isjd.pdii.lipi.go.id.
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
jaya Perdana, Ngurah G dan Susilastuti. (2009). Diskriminasi dan
Rasialisme dalam Film Australia Studi Analisis Semiotik Film
Australia. (7nd ed.). Retrieved from Jurnal ilmu komunikasi.
nur Vidyarinin, Titi. (2007). Representasi Kecantikan dalam Iklan
Kosmetik The Face Shop. Retrieved from Dewey.petra.ac.id.
Vannini, Philip. (2007). Interpreting George W Bush A Socio Semiotic
Iillustration And A Performative Extension. Retrieved from
Emerald.com.
Watts, Reginald. (2008). Application of Social Semiotic Theory To
Visual Elements Within Corporate Positioning Material And
The Development of A Viable Methodology. Retrieved from
Emerald.com.
Perinbanayagam, Robert. (2011). The Coinage of The Self Money
Signs and The Social Self. Retrieved from Emerald.com.
Kessous, Aure´lie and Roux, Elyette. (2008). A semiotic Analysis of
Nostalgia as a Connection To The Past. Retrieved from
Emerald.com.
Nöth, Winfried. (2011). Representation and Reference According to
Peirce. Retrieved from igi-global.com.
Queiroz, João and Loula, Angelo. (2011). Self Organization and
Peirces Notion of Communication and Semiosis. Retrieved
from igi-global.com
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Sumber Internet:
Kompasiana. 2012, Stand Up Comedy SARA dan Pluralisme
Indonesia. Diakses pada www.sosbud.kompasiana.com (16 Mei
2012, 18:40).
Kompasiana. 2012, Batak dan Dunia Advokat.
Diakses pada www.sosbud.kompasiana.com (18 Juli 2012, 14:57).
Detikcom. 2011, Saksang Ayam pedas Andaliman yang
menggigit. Diakses pada www.food.detik.com (5 September
2012, 15.40).
BudayaIndonesia. (2012). Saksang. Diakses pada www.budaya-
indonesia.org (6September2012, 16:46).
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2012
Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi