repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web...

131
PENGARUH SPIRITUAL QUOTIENT TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN ( Di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang ) Oleh : Lusiana Nuryanti 15.321.0069 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG i

Transcript of repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web...

Page 1: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

PENGARUH SPIRITUAL QUOTIENT TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN

( Di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang )

Oleh :

Lusiana Nuryanti

15.321.0069

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2019

i

Page 2: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

PENGARUH SPIRITUAL QUOTIENT TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN

(Di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang

Lusiana Nuryanti

15.321.0069

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2019

ii

Page 3: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

iii

Page 4: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

iv

Page 5: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

v

Page 6: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

vi

Page 7: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bojonegoro, Jawa Timur pada tanggal 06 Agustus 1996 dari Ibu

Wantinah. Penulis merupakan anak pertama.

Pada tahun 2003 penulis lulus dari TK Tunas Bangsa, pada tahun 2009 penulis lulus dari

SDN Sambeng 1, pada tahun 2012 penulis lulus dari SMP Negeri 1 Kasiman, pada tahun

2015 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kasiman, dan pada tahun 2015 penulis masuk STIKES

Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program studi S1 Keperawata dari lima

pilihan program studi yang ada di STIKES ICMe Jombang.

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

vii

Jombang, 26 Juli 2019

Yang menyatakan

Lusiana Nuryanti

153210069

Page 8: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

PERSEMBAHAN

Puji syukurku pada-Mu Allah SWT. Tuhan semesta alam yang menciptakan dengan

bekal yang begitu teramat sempurna. Rahmat dan hidayah-Mu telah memberikan ku

kekuatan, keehatan, semangat pantang menyerah dan memberkatiku dengan ilmu

pengetahuan. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya tugas ini dapat

terselesaikan, serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW.

Kupersembahkan tugas akhir ini untuk orang-orang tercinta dan tersayang :

Pertama untuk ibuku tersayang Ibu Wantinah dan Ibu Murtini yang telah memberikan

dukungan dari segi apapun sampai saat ini. Terima kasih telah mendukungku dengan iklas

dan juga membimbingku dengan penuh kesabaran.

Kedua untuk orang yang disemogakan telah menemani, memberikan semangat, motivasi,

kesabaran yang berlebih dalam pengerjaan skripsi ini, terimakasih telah bersabar dalam

berbagai hal.

Terakhir untuk teman-temanku se-angkatan S1 Keperawatan terima kasih telah memberikan

dukungan dan motivasi dalam pengerjaan skripsi, semoga kebikan kalian akan mendapatkan

balasan yang baik pula.

viii

Page 9: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmatnya

sehingga skripsi penelitian dengan judul “Pengaruh Spiritual Quotient terhadap tingkat

depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamtan Perak Kabupaten

Jombang” dapat terselesaikan sesuai waktunya.

Peneliti menyakini dan percaya bahwa dalam penyusunan skripsi penelitian ini tidak

akan terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, maka peneliti menyampaikan banyak terima

kasih kepada: H.Imam Fatoni, SKM., MM., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika Jombang, sekaligus sebagai pembimbing 1 dan Anita Rahmawati,

S.Kep., Ns., M.Kep., selaku pembimbing 2 telah bersedia membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam memberikan motivasi sehingga terselesainya skripsi penelitian

ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi penelitian ini masih belum

sempurna, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki, maka dengan kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi penelitian ini. Peneliti berharap supaya skripsi

penelitian ini bermanfaat baik bagi semua khalayak umum.

Jombang, 26 Juli 2019

Peneliti

ix

Page 10: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

x

Page 11: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

PENGARUH SPIRITUAL QUOTIENT TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA USIA 60 – 74 TAHUN

DI DESA GADINGMANGU KECAMATAN PERAK KABUPATEN JOMBANG

Oleh:

Lusiana Nuryanti

ABSTRAK

Depresi pada lanjut usia merupakan gangguan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut usia, biasanya masalah tersebut ditandai perasaan sedih yang mendalam dan berdampak pada masalah interaksi sosial sehingga tingkat kemampuan yang pernah mereka miliki mengalami menurun dan dapat menyebabkan tingkat spiritualnya menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Jenis penelitian ini menggunakan pre-eksperimental dengan desain penelitian one grup pre-post test design. Populasi pada penelitian ini adalah lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang 384 orang, dengan jumlah sampel sebesar 30 responden, dan pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Sementara variabel independent adalah spiritual quotient dan variabel dependennyat adalah depresi. Pengambilan data depresi menggunakan kuesioner DASS-21.

Hasil penelitian hampir seluruh responden sebelum dilakukan spiritual quotient mengalami depresi sedang (56,7%) dan setelah dilakukan spiritual quotient hampir setengah responden mengalami depresi ringan (43,3%). Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon menunjukan ρ-value sebelum dan sesudah dilakukan spiritual quotient adalah (0,000) dengan nilai α=0,05 yang bearti ada pengaruh spiritual quotient terhadap tingakat depresi pada lansia usia 60-74 tahun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia uasi 60-74 tahun.

Kata kunci : Depresi, Lansia, Spiritual quotient.

xi

Page 12: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

THE EFFECT OF SPIRITUAL QUOTIENT ON DEPRESSION LEVELS IN ELDERLY AGES 60-70 YEARS

In Gadingmangu, Perak, Jombang District

 By:Lusiana Nuryanti

 ABSTRACT

Depression in the elderly is a psychological problem that occurs a lot in the elderly, usually the problem is characterized by deep feelings of sadness and an impact on the problem of social interaction so that the level of ability they have had decreased and can cause his spiritual level to decline. The purpose of this study was to analyze the effect of spiritual quotient on the level of depression in the elderly aged 60-74 years in Gadingmangu, Perak, Jombang District

The design of this study was pre-experimental with one group pre-post test design.the population in this study were elderly aged 60-74 tahun in Desa Gadingmangu Kecamatan Perak, Jombang The number of samples is 30 respondents. Sampling using consecutive sampling The variable independent of the research is the spiritual quotient. The variable of the dependent study is depression.. The number of samples is 30 respondents. Retrieval of depression data using the DASS-21 questionnaire.

The results of the study of almost all respondents before the spiritual quotient had moderate depression (56.7%) and after spiritual quotient almost half of the respondents experienced mild depression (43.3%). The results of statistical tests using the test Wilcoxon show ρ-value before and after the spiritual quotient is (0,000) with a value of α = 0.05 which means there is ainfluence spiritual quotient on the level of depression in the elderly aged 60-74 years.

Keywords: Depression, Elderly, Spiritual quotient.

xii

Page 13: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR...........................................................................................................i

SAMPUL DALAM ......................................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ......................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................v

DAFTAR ISI ...............................................................................................................vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................11.2 Rumusan Masalah......................................................................................31.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................31.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Lansia................................................................................5

2.2 Konsep Depresi.......................................................................................10

2.3 Konsep Dasar Spiritual Quotient............................................................17

2.4 Pengaruh Penelitian ...............................................................................23

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep....................................................................................25

3.2 Hipotesis Penelitian................................................................................26

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian........................................................................................274.2 Desain Penelitian.....................................................................................274.3 Waktu Dan Tempat Penelitian.................................................................284.4 Populasi, Sampel Dan Sampling..............................................................284.5 Kerangka Kerja........................................................................................30

xiii

Page 14: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

4.6 Identifikasi Variabel ...............................................................................314.7 Definisi Operasional................................................................................324.8 Pengumpulan Dan Analisa Data..............................................................334.9 Etika Penelitian.......................................................................................37

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian ............................................................................395.2 Pembahasan .................................................................................44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN6.1 Kesimpulan .................................................................................496.2 Saran ...........................................................................................49

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN

xiv

Page 15: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

DAFTAR TABEL

Halaman

1.

2.

2.1. Tabel Depression Anxienty Stress Scale(DASS)……..………………...………….163.

4.

4.1. Tabel One Group Pre-Post Test Design ...................................................................27

4.2. Tabel Definisi operasional pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi

pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten

Jombang

………………………………………………………………………….32

5.

5.1. Tabel karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019

...………………………………………………………………………………….40

5.2. Tabel karakteristik responden berdasarakan pendidikan di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli

2019………………………………………………………………………………40

5.3. Tabel karakteristik responden berdasarakan pekerjaan di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli

2019………………………………………………………………………………41

5.4. Tabel karakteristik responden berdasarkan tingkat depresi pada lansia usia 60-74

tahun sebelum dilakukan intervensi spiritual quotient di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019.

...………………………………………………………………………………….41

5.5. Tabel karakteristik responden berdardasarkan tingkat depresi pada lansia usia 60-

74 tahun sesudah diberikan intervensi spiritual quotient di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019.

...………………………………………………………………………………….42

xv

Page 16: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

5.6. Tabel tabulasi silang analisis pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi

pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten

Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli

2019………………………………………………………………………………43

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.

2.

3.

4.

5.

5.1. kerangka konsep pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi

pada lansia di posyandu lansia di Desa Gadingmangu Kecamatan

Perak Kabupaten Jombang.......................................................................

6.

6.1. Kerangka kerja pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi

pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang....................................................

xvi

Page 17: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar pernyataan judul

Lampiran 2 : Surat izin penelitian

Lampiran 3 : Lembar permohonan menjadi responden

Lampiran 4 : Lembar pernyataan menjadi responden

Lampiran 5 : Lembar kuesioner dan kisi-kisi

Lampiran 6 : Lembar SOP

Lampiran 7 : Lembar surat telah melakukan penelitian

Lampiran 8 : Tabulasi

Lampiran 9 : Hasil SPSS

Lampiran 10 : Lembar konsultasi bimbingan

xvii

Page 18: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

α : Tingkat signifikansi

% : Persentase

< : Kurang dari

> : Lebih dari

f : Jumlah jawaban ya

K : Responden dengan BPH

O : Obsevasi sebelum intervensi

I : Intervensi

O1 : Observasi setelah intervensi

SOP : Standar Operasional Prosedur

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICMe : Insan Cendekia Medika

DASS-21 : Depression Anxiety an Stress Scale-21

WHO : World Health Organization

DINKES : Dinas Kesehtan

RISKESDES : Riset Kesehatan Dasar

xviii

Page 19: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Depresi merupakan gangguan masalah psikologis yang banyak terjadi

pada lanjut usia, biasanya masalah tersebut ditandai perasaan sedih yang

mendalam dan berdampak pada masalah interaksi sosial. Gejala depresi

mengalami perubahan psikologi short them memory, frustasi kesepian dan

takut kehilangan, takut menghadapi kematian, kecemasan, dan depresi

(Maryam et al., 2016). Depresi pada lanjut usia diangkap sebagai akibat

proses dari penuaan dan penyakit kronis yang dialami lanjut usia, padahal

deteksi dan penanganan yang tepat dapat memperbaiki dan meningkatkan

kualitas hidup lanjut usia (Dewi, 2014). Kebanyakan lanjut usia tingkat

kemampuan yang pernah mereka miliki mengalami perubahan fisik seperti

memutihnya rambut, munculnya kerutan di wajah, berkurangnya ketajaman

penglihatan dan daya ingat yang menurun, serta beberapa masalah kesehatan

fisik lainnya (Wong, 2016), sehingga dapat menyebabkan tingkat spiritualnya

menurun seperti beribadah tidak dijalankan, tidak mau mengikuti acara

pengajian di masyarakat.

Gangguan psikologis diperkirakan terjadi pada 5% penduduk lansia

didunia (WHO, 2017). Di India bahwa terdapat 218 lanjut usia yang diteliti,

dan ada 64 orang (29,36%) yang mengalami depresi (Pracheth et al., 2015).

Kementerian kesehatan tahun 2017 menyatakan bahwa di Indonesia jumlah

1

Page 20: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

2

lansia sebesar 23,66 juta jiwa penduduk yang mengalami depresi.

Provinsi Jawa Timur sebagian besar lansia yang mengalami depresi sebesar

12,25. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menunjukan bahwa

jumlah lansia yang mengalami depresi sebesar 156.132 penduduk. Menurut

DINKES data lansia tertinggi berada di Perak. Hasil study pendahuluan yang

telah dilakukan di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten

Jombang, jumlah keseluruhan terdapat 384 orang. Dari hasil wawancara yang

dilakukan ke 10 orang bahwa 6 orang mengalami gangguan spiritual dan 4

orang tidak mengalami spiritual.

Depresi pada lanjut usia memiliki dampak yang menyebabkan faktor

fisik, psikologis dan sosial yang saling berinteraksi secara merugikan dan

memperburuk kualitas hidup dan produktifitas kerja pada lanjut usia. Faktor

fisik yang dimaksud adalah penyakit fisik yang diderita lanjut usia. Faktor

psikologis meliputi kondisi sosial ekonomi, sedangkan faktor sosial yang

berpengaruh adalah berkurangnya interaksi sosial atau dukungan sosial dan

kesepian yang dialami lanjut usia. Perasaan ini terjadi akibat terputusnya atau

hilangnya interaksi sosial yang merupakan salah satu faktor pencetus

terjadinya depresi pada lansia (Sumirta, 2017). Spiritual berpengaruh besar

terhadap kesehatan fisik dan mental pada lanjut usia. Lanjut usia yang

imannya rendah akan cenderung menderita depresi karena tidak memiliki

semangat hidup. Hal tersebut menjadikan bahwa lanjut usia merasa tersisih

dan menjadi tertekan (Wulandari, 2016).

Page 21: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

3

Lanjut usia pada umumnya membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan

masalah dalam hidupnya, memiliki harga diri dan serta siap untuk

menghadapi kematian agar tidak terjadi hal-hal yang buruk dapat dilakukan

dengan cara Spiritual Quotient yaitu kecerdasan yang biasa digunakan untuk

mengatasi masalah hidup yang sedang dihadapi, manusia dituntut untuk

kreatif mengubah penderitaan menjadi semangat atau motivasi hidup yang

tinggi sehingga dapat berubah menjadi kebahagiaan hidup dan mampu

menemukan makna kehidupanya (Onah, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada

lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten

Jombang?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi

pada lansia usia 60-74 di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten

Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat depresi lansia usia 60-74 tahun sebelum

dilakukan spiritual quotient di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak

Kabupaten Jombang.

Page 22: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

4

2. Mengidentifikasi tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun setelah

dilakukan spiritual quotient di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak

Kabupaten Jombang.

3. Mengidentifikasi pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi

pada Lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak

Kabupaten Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Memberikan kontribusi wawasan keilmuan tentang pengaruh

spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan agar dapat mendorong lansia supaya lebih

aktif dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih

mengefektifkan pengetahuan lansia, sehingga dapat memberi pengalaman

bagi penulis dalam melaksanakan penelitian serta mengaplikasikan

berbagai teori dan konsep yang didapat dibangku kuliah ke dalam bentuk

penelitian ilmiah.

Page 23: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Lansia

2.1.1 Pengertian Lansia

Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua

orang yang dikaruniai usia Panjang, terjadinya tidak bias dihindari oleh

siapapun, namun manusia dapat upaya untuk menghambat dapat berupaya

untuk menghambat kejadiannya ( Bandiyah, 2009).

Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan

manusia, periode dimana oerganisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran

fungsi dan juga telah menunjukan kemunduran sejalan dengan waktu (WHO,

2009).

2.1.2 Batasan-Batasan Lansia

WHO (2002) membagi lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi:

1. Usia pertengahan (Midle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

2. Lanjut usia (Elderly) yaitu antara 60 sampai 74 tahun.

3. Lanjut usia tua (old) yaitu antara 75 sampai 90 tahun.

4. Usia sangat tua (very old) yaitu antara usia diatas 90 tahun (Bandiyah,

2009).

Mohamad (2008), membagi periodisasi biologis perkembangan manusia

sebagai berikut :

1. 0-1 tahun = masa bayi.

5

Page 24: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

2. 1-6 tahun = masa pra sekolah.

3. 6-10 tahun = masa sekolah.

6

Page 25: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

6

4. 10-20 tahun = masa pubertas.

5. 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)

6. 65 tahun keatas = masa lanjut usia (senium) (Bandiyah, 2009).

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998

tentang kesejahteraan Lanjut menurut Suardiman (2011), sebagai

berikut:

Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang No. 13 tahun 1998 tersebut

dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang

yang berusia 60 tahun keatas. Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa batasan lanjut usia (khususnya secara umum

di Indonesia) dapat dimulai dari usia kronologis setelah dewasa akhir,

yang dimulai dari usia 60 tahun.

Departemen Kesehatan RI (2010) pengelompokan lanjut usia menjadi:

1. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang

menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59).

2. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki

masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun).

3. Lansia beresiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit

degeratif (usia 65-74 tahun).

2.1.3 Faktor-faktor yang memengaruhi ketuaan

Faktor-faktor yang memengaruhi ketuaan menurut Bandiyah (2009)

adalah

Page 26: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

7

1. Keturunan

2. Nutrisi

3. Status kesehatan

4. Pengalaman hidup

5. Lingkungan

6. Stress

2.1.4 Perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia menurut Bandiyah (2009)

1. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya.

b. Lebih besar ukuranya.

c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan

intraseluler.

d. Menurunya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati,

e. Jumlah sel otak menurun.

f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.

g. Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5-10%.

2. Sistem pernafasan

a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya

dalam setiap harinya).

b. Cepat menurunya hubungan persyarafan.

c. Lembar dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan

stress.

d. Mengecilnya saraf panca indra.

Page 27: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

8

e. Berkurangnya pengelihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya

syaraf pencium dan perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu

dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

f. Kurangnya sensitive terhadap sentuhan.

3. Sintem pendengaran

a. Hilangnya kemampuan daya pendengaran pada telingan dalam

terutama terhadap bunyi atau suara nada tingi, suara yang tidak jelas,

sulit mengerti kata-kata 50% terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.

b. Membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.

c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami

ketengangan jiwa atau stress.

4. Sistem pengelihatan

a. Stringter pupil sklereosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea

lebih berbentuk sferis (bola).

b. Lensa lebih suram (kekerutan pada lensa) menjadi katarak, dapat

menyebabkan gangguan penglihatan.Meningkatkan ambang, daya

adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam

cahaya gelap.

c. Hilangnya daya akomodasi.

d. Menurunya tingkat pandangan, berkurangnya luas pandangan.

e. Menurunya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala

(Bandiyah, 2009).

Page 28: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

9

2.1.5 Ciri-ciri Lansia

Ciri-ciri orang lanjut usia menurut Hurlock (2010) yaitu:

1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

Kemunduran pada lansia kebanyakan dari faktor fisik dan factor

psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.

Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.

Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila motivasinya rendah,

sebaliknya jika motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama

terjadi.

2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas

Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagian akibat dari

sikap sosial yang kurang menyenangkan pada orang lanjut usia dan

dapat diperkuat oleh pendapat klise yang jelek terhadap lansia.

Pendapat klise itu seperti: lansia lebih senang mempertahankan

pendapatnya sendiri dari pada pendapat orang lain.

3. Menua membutuhkan perubahan peran

Perubahan peran tersebut bisa dilakukan karena lansia mulai

mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan lansia sebaiknya

dilakukan atas dasar keinginan dirinya sendiri bukan dari tekanan

lingkungan sekitar.

4. Penyesuaian yang buruk pada lansia

Perlakuan yang buruk pada orang lanjut usia membuat lanjut usia

cenderung mengembangkan konsep diri yang akan menjadi buruk.

Page 29: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

10

Lansia akan lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena

perlakuan yang bruk akan semakin membuat diri lansia menjadi buruk.

2.2 Konsep Depresi

2.2.1 Pengertian konsep depresi

Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada

lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam

yang berdampak pada gangguan interaksi sosial. Tidak jarang gejala

depresi juga berupa gangguan fisik seperti insomnia dan berkurangnya

napsu makan. Depresi seringkali tidak terdeteksi pada lanjut usia karena

dianggap sebagai akibat dari proses penuaan dan penyakit kronis yang

dialami oleh lanjut usia. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat

terhadap depresi dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup bagi

lanjut usia (Dewi, 2014).

Depresi adalah gangguan mood yang terjadi pada emosional

seseorang, biasanya gangguan ini terjadi dalam bentuk depresi yang

ekstrem, biasanya ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan

berkelanjut sampai hilangnya semangat hidup, tidak mengalami gangguan

menilai realitas (reality testing ability atau RTA masih baik), kepribadian

ini tetap untuh (tidak ada splitting of personality), biasanya perilaku dapat

terganggutetapi dalam batas-batas normal (Hawari, 2011).

Page 30: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

11

2.2.2 Epidemiologi

WHO memperkirakan pada tahun 2020 gangguan depresi berat

merupakan kelainan umum dengan prevalensi sepanjang umur sekitar 15%

dan sekitar 25% pada wanita. Insiden gangguan depresi berat sebesar 10%

pada pasien rawat jalan dan 15% pada pasien rawat inap (Kaplan dan

sadock, 2010).

2.2.3 Penyebab depresi

Faktor- faktor penyebab depresi menurut Durand dan Barlow (2010)

sebagai berikut:

1. Faktor Biologis

Prevalensi keluarga yang memiliki anggota pernah mengalami depresi

ada kemungkinan dialami oleh keluarga yang lain.

2. Faktor Psikologis

a) Peristiwa lingkungan yang sterssfull

b) Learned Helpnessless, orang menjadi cemas dan depresi ketika

membuat atribusi bahwa mereka tidak memiliki kontrol atas stess

dalam kehidupanya.

c) Negative Cognitive Style, adanya pikiran negatif atas sesuatu

fenomena yang sudah terpola atau menjadi gaya hidup.

3. Faktor sosial kultural

Meliputi berbagai masalah sosial misalnya hubungan interpersonal,

hubungan dengan keluarga, dukungan sosial dan pengaruh budaya

setempat. Pada dasarnya faktor penyebab depresi dapat ditinjau dari

Page 31: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

12

beberapa segi baik fisik (biologis), psikologis, ataupun sosial

(lingkungan/kultural) yang ketiganya tidak berdiri sendiri tetapi

saling mempengaruhi.

2.2.4 Gejala depresi

Gejala depresi meliputi trias depresi, yang terdiri dari mood yang

terdepresi, hilangnya minat dan kegembiraan, serta berkurangnya

energi yang ditandai dengan keadaan yang mudah lelah dan

berkurangynya aktivitas.

Gejala tambahan lainya meliputi:

1. Konsentrasi dan perhatian berkurang.

2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.

3. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna.

4. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri.

5. Pandangan masa depan yang suram dan pesimitis.

6. Tidur terganggu.

7. Nafsu makan berkurang.

Tingkat depresi yang muncul merupakan gambaran dari banyaknya

gejala serta tambahanya (Hawari, 2011).

2.2.5 Ciri-ciri depresi

Ciri-ciri depresi menurut American Psychologi Assosiation-APPA

(2011) adalah:

1. Mood depresi yang hamper sepanjang hari dan hamper setiap hari,

biasanya berupa mood yang mudah tersinggung.

Page 32: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

13

2. Penurunan kesenangan atau keinginan secara drastis dalam seluruh

aktivitasnya.

3. Suatu kehilangan atau pertambahan berat badan yang signifikan

(15% dari tubuh dalam sebulan) atau suatu peningkatan atau

penurunan selera makan yang drastis.

4. Agistasi yang berlebihan atau melambatnya respon gerakan

hamper setiap hari.

5. Perasaan lelah atau kehilangan energi setiap hari.

6. Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau berfikir

jernih atau untuk membuat keputusan.

7. Pikiran yang muncul berulang tentang kematian atau bunuh diri.

Depresi merupakan suatu gangguan jiwa yang biasanya merasa

sedih, merasa sendiri, putus asa, rendah hati, disertai perlambatan

psikomotorik, atau kadang malah agistasi, menarik diri dari

hubungan sosial, dan terdapat gangguan vegetative seperti

anoreksia serta insomnia (Kaplan, 2010).

Orang-orang yang rentang terkena depresi menurut Hawari (2011)

biasanya mempunyai ciri-ciri:

1. Pemurung, sukar untuk bias merasa bahagia.

2. Pesimis menghadapi masa depan.

3. Memandang diri rendah.

4. Mudah merasa bersalah.

5. Mudah mengalah.

Page 33: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

14

6. Mudah merasa sedih, haru, dan menangis.

7. Gerakanya lemah, lamban, lesu, kurang energik.

8. Tidak percaya diri.

9. Merasa tidak mampu.

10. Merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan ataupun studi.

11. Sulit mengambil keputusan.

12. Suka mencela, mengkritik, konvesional.

13. Lebih suka menyendiri, tidak suka bergaul.

14. Mudah tersinggung.

15. Menghindari hal-hal yang menyenangkan.

2.2.6 Jenis-jenis depresi

Tingkatan depresi menurut PPDGJ-III dibagi dalam tiga tingkatan

yaitu ringan, sedang, berat, dimana perbedaan antara episode depresif

ringan, sedang,dan berat terletak pada penilaian klinis yang kompleks

yang meliputi jumlah,bentuk dan keparahan gejala yang ditemukan.

1. Depresi ringan

Tingkatan depresi ringan memiliki tanda-tanda yaitu sekurang-

kurangnya harus ada dua dari gejala utama depresi seperti tersebut

diatas, ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala yang lain,

tidak boleh ada gejala berat diantaranya, lamanya seluruh episode

berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua minggu, hanya

sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa

Page 34: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

15

dilakukan. Pada umunya depresi ringan akan mengalami keadaan

resah, serta sukar untuk melakukan pekerjaan dan kegiatan sosial.

2. Depresi sedang

Depresi sedang memiliki tanda-tanda yaitu sekurangkurangnya

harus ada dua dari gejala utama depresi seperti pada episode

depresi ringan, ditambah sekurang-kurangnya tiga dan sebaiknya

empat dari gejala lainya, lamanya seluruh episode berlangsung

minimum 2 minggu, menghadapi kesulitan nyata untuk

meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.

3. Depresi berat

Depresi berat memiliki tanda-tanda yaitu semua tiga dari tiga

gejala depresi harus ada, ditambah sekurang-kurangnya empat dari

gejala lainya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat,

bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi

psikomotor) yang jelas, maka pasien tidak mau atau tidak mampu

untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci dalam hal

demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresif

berat masih dapat dibenarkan, episode depresif biasanya harus

berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala

amat berat dan terjadi sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk

menegakkan diagnosis dalam kurun waktu dalam 2 minggu,

sangat tidak mungkin pasien akan mampu melanjutkan kegiatan

Page 35: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

16

sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada tingkat

yang sangat terbatas (Depkes, 2000).

2.2.7 Alat ukur derajat Depresi

Skala Depression Anxienty Stress Scale (DASS)

Keterangan:

0 = Tidak saya alami.

1 = Saya mengalami beberapa tingkat, atau beberapa.

2 = Saya sering mengalami.

3 = Saya selalu menglami.

2.1 Tabel Depression Anxienty Stress Scale (DASS)

Pernyataan Skor

0 1 2 3

1 Saya tidak dapat merasakan perasaan positif sama sekali

2 Saya merasa sulit untuk bekerja inisiatif untuk melakukan

hal-hal

3 Saya merasa bahwa saya tidak mempunyai apa-apa lagi

untuk menantikan

4 Saya merasa sedih dan biru

5 Saya tidak dapat menjadi antusias tentang apapun

6 Saya merasa saya tidak layak menjadi orang

7 Saya merasa bahwa hidup saya tidak bearti

Sumber: Saryono (2010).

Page 36: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

17

Penilaian berdasarkan DASS

Ringan : 7-9

Sedang : 10-14

Berat : 15-19

Extrim : 20+

2.3 Konsep Dasar Spiritual Quotient

2.3.1 Pengertian konsep spiritual quotient

Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk memecahkan makna

dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa

tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan orang

lain. Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kesadaran dalam diri kita yang

membuat kita menemukan dan mengembangkan bakat-bakat (Ahyadi, 2015).

2.3.2 Aspek-aspek kecerdasan spriritual

Tanda- tanda dari kecerdasan spiritual yang telah berkembang dengan

baik menurut Zohar dan Marshall (2000) adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan bersikap fleksibel

Kemampuan seseorang untuk bersikap adaptif secara spontan dan aktif,

memiliki pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan di saat

mengalami dilematis.

Page 37: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

18

2. Tingkat kesadaran diri yang tinggi

Kemampuan seseorang yang mencakup usaha untuk mengetahui batas

wilayah yang nyaman untuk dirinya, agar mendorong seseorang untuk

merenungkan apa yang dipercayai dan apa yang dianggap bernilai,

berusaha untuk memperhatikan segala macam kejadian dan peristiwa

dengan berpegang pada agama yang diyakininya.

3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

Kemampuan seseorang dalam menghadapi penderitaan dan menjadikan

penderitaan yang dialami sebagai motivasi untuk mendapatkan kehidupan

yang lebih baik di kemudian hari.

4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit

Kemampuan seseorang dimana di saat dia mengalami sakit, individu akan

menyadari keterbatasan dirinya, dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan

dan yakin bahwa hanya Tuhan yang akan memberikan kesembuhan.

5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

Kualitas hidup seseorang yang didasarkan pada tujuan hidup yang pasti

dan berpegang pada nilai-nilai yang mampu mendorong untuk mencapai

tujuan tersebut.

6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu

Seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi mengetahui

bahwa ketika individu merugikan orang lain, maka berarti individu

tersebut merugikan dirinya sendiri sehingga enggan untuk melakukan

kerugian yang tidak perlu.

Page 38: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

19

7. Berpikir secara holistik

Kemampuan seseorang untuk melihat dan memahami hikmah dari

keterkaitan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada individu.

8. Kecenderungan untuk bertanya mengapa dan bagaimana jika untuk

mencari jawaban-jawaban yang mendasar.

Kemampuan seseorang untuk menanyakan pada diri sendiri mengenai

peristiwa-peristiwa dasar dalam kelanjutan kehidupan manusia.

9. Menjadi pribadi mandiri

Kemampuan seseorang yang memilki kemudahan untuk bekerja melawan

konvensi dan tidak tergantung dengan orang lain.

2.3.1 Langkah-langkah praktis kecerdasan spiritual

Tujuh langkah praktis mendapatkan kecerdasan spiritual yang lebih

baik menurut Zohar (2008) antara lain:

1. Menyadari dimana saya sekarang.

2. Merenungkan apakah pusat saya sendiri dan apakah motivasi saya

yang paling dalam.

3. Menetapkan hati saya pada sebuah jalan.

4. Merasakan dengan kuat bahwa saya ingin berubah.

5. Menemukan dan mengatasi rintangan.

6. Menggali banyak kemungkinan untuk melangkah maju.

7. Tetap menyadari bahwa ada banyak jalan.

Page 39: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

20

2.3.2 Fungsi kecerdasan spiritual

Fungsi kecerdasan spiritual menurut Marshall (2005), yaitu:

1. Kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya. Sehingga manusia menadi

kreatif, luwes, berwawasan luas, berani, optimis dan fleksibel.

Karena ia terkait langsung dengan problem-prblem eksistensi yang

selalu ada dalam kehidupan. Kecerdasan yang digunakan dalam

masalah eksistensialis, yaitu ketika kita secara pribadi merasa

terpuruk, terjebak oleh kebiasaan.

2. Kekhawatiran dan masa lalu akibat penyakit dan kesedihan.

Kecerdasan menjadikan kita sadar bahwa kita memiliki masalah

eksintensial dan membuat kita mampu mengatasinya,karena

kecerdasan spiritual memberi kita semua rasa yang dalam

menyangkut perjuangan hidup.

3. Kecerdasan spiritual sebagai landasan bagi seseorang untuk

memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Karena kecerdasan

spiritual merupakan puncak kecerdasan manusia.

4. Kecerdasan yang membuat manusia mempunyai pemahaman

tentang siapa dirinya dan apa makna segala sesuatu baginya dan

bagaimana semua itu memberikan tempat didalam dunia kepada

orang lain dan makna-makna mereka.

Page 40: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

21

5. Kecerdasan spiritual memungkinkan kita untuk menyatukan hal-hal

yang bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani

kesenangan antara diri dan orang lain.

6. Kecerdasan yang dapat memberikan rasa moral, kemampuan

menyesuaikan aturan kaku dibarengi dengan pemahaman sampai

batasnya. Karena dengan memiliki kecerdasan spiritual

meningkatkan seseoraang bertanya apakah saya ingin berada

disituasi ini atau tidak. Intinya kecerdasan spiritual berfungsi untuk

mengarahkan situasi.

7. Kecerdasan yang dapat menjadikan lebih cerdas secara spiritual

dalam beragama. Sehingga seseorang memiliki kecenderungan

spiritual tinggi tidak berpikiran ekslusif, fanatik dan berprasangka.

2.3.3 Ciri-ciri kecerdasan spiritual

Ciri-ciri orang yang cerdas secara spiritual menrut Rakmad (2000),

yaitu:

1. Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan materi.

Karakteristik yang pertama, disebut sebagai komponen inti kecerdasan

spiritual, contohnya yaitu seorang anak yang merasakan kehadiran

Tuhan atau makhluk ruhaniyah di sekitarnya mengalami transendensi

fisikal dan material, ini yang disebut segai tahap awal memasuki dunia

spiritual.

Page 41: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

22

2. Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak.

Karakteristik yang kedua juga disebut sebagai lanjutan inti

karakteristik yang pertama, yaitu ketika seorang anak sudah

mengalami transendensi fisikal dan material. Sebagai tahap awal dari

dunia spiritual, kemudian mencapai kesadaran kosmis yang

menggabungkan dia dengan seluruh alam semesta. Ia merasa bahwa

alamnya tidak terbatas pada apa yang disaksikan dengan alat-alat

indranya.

3. Kemampuan menggunakan sumber-sumber spiritual untuk

menyelesaikan masalah.

Maksud ciri yang keempat yaitu orang yang cerdas secara spiritual

tidak memecahkan persoalan hidup hanya secara rasional atau

emosional saja.Ia menghubungkannya dengan makna kehidupan

secara spiritual yaitu melakukan hubungan dengan pengatur

kehidupan.

Page 42: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

23

2.4 Pengaruh penelitian spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada

lansia usia 60-74

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat religiusitas

dengan tingkat depresi. Penelitian ini dilaksanakan pada lansia di Panti

Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan dengan desain penelitian cross

sectional. Responden berjumlah 61 orang yang diambil dengan

menggunakan Teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk

mengukur tingkat depresi menggunakan kuesioner Geriatric Depresion scale

30 item dan untuk mengukur tingkat religiusitas menggunakan kuesioner 22

item. Analisis data menggnakan Analisa uvariat dan Analisa bivariat (Uji

Korelasi Spreaman Rank). Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk tingkat

religiusitas 11,0% termasuk dalam kategori baik 65,6% kategori sedang dan

16,4% kategori buruk. Sedangkan untuk tingkat depresi, 60,7 termasuk

kategori normal, 27,9% depresi ringan, dan 11,5% depresi berat. Ada

hubungan tingkat religiusitas dengan tingkat depresi lansia di PSTW Budi

Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan (P value= 0,000, r = 0,558).

Penelitian ini bertujuan untuk hubungan dukungan sosial keluarga

dengan kejadian depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung

Desa Bandung Kecamatan Bandung Kabupaten Jombang. Desain penelitian

ini adalah analitik korelasional dengan metode cross sectional. Populasinya

semua di Dusun Bandung Desan Bandung Kecamatan Diwek Kabupaten

Jombang sejumlah 36 orang. Teknik sampling dengan menggunakan simple

Page 43: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

24

random sampling dengan sampelnya sejumlah 42 orang. Intrumen peneitian

menggunakan lembar kuesioner dengan pengolahan data editing, coding,

scoring, tabulating dan uji stastiktik menggunakan uji rank spreaman. Hasil

penelitian hamper setengah responden (47,2%) dengan dukungan keluarga

baik sejumlah 17 orang, sebagian besar responden (66,7%) adalah 24 orang

tidak depresi. Uji rank spreaman menunjukkan bahwa nilai signifikansi

P=0,000 α (0,05), sehinggan Ho ditolak. Penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa hubungan sosial dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada

lansia usia 60-74 tahun di Dusun Bandung Desa Bandung Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang. Dapat memberikan edukasi dan informasi yang adekuat

bagi lansia dan keluarga seperti gaya hidup, pola kehidupan dan cara

adaptasi sehari-hari, kekuatan kepribadian dan minat.

Page 44: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

25

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka konseptual

Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu model konseptual yang

berkaitan dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau

menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk

masalah (Hidayat, 2015)

: Variabel yang tidak diteliti.

: Variabel yang diteliti.

: Memengaruhi.

25

Depresi

Sedang Ringan Berat

Faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual:

1. Tahap perkembangan2. Keluarga3. Pengalaman hidup4. Krisis dan perubahan

Kecerdasan spiritualFaktor yang mempengaruhi

1. Genetik2. Biologis3. Sosial

kultular

Page 45: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

Gambar 3.1 kerangka konsep pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

3.2. Penjelasan kerangka konseptual

Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa kecerdasan spiritual

merupakan upaya untuk memecahkan masalah dalam hidup, faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual meliputi tahap perkembangan,

pengalaman hidup, krisis dan perubahan. Depresi yaitu masalah psikologis

yang banyak terjadi pada lanjut usia, faktor yang mempengaruhi depresi

meliputi faktor genetik, faktor biologis, faktor sosial kultural dan dapat diukur

dengan menggunakan DASS dengan kriteria ringan, sedang, berat.

3.3. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu dugaan sementara dari jawaban rumusan

masalah penelitian (Sujarweni, 2014). Dari kajian diatas maka dalam penelitian

ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Ada pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia

60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Page 46: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu
Page 47: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental dengan pre-

eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dengan adanya keterlibatan

penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam,

2016).

4.2. Desain penelitian

Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu

penelitian, yang memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2016).

Penelitian ini menggunakan desain penelitian one grup pre-post test

design, dimana penelitian akan mengungkapkan pengaruh antara variabel

dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek akan

diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi kembali

setelah dilakukan intervensi (Nursalam, 2016).

Tabel 4.1 One group pre-post test designSubjek Pre Perlakuan Post

O X 1

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan :

K : Subyek x

27

Page 48: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

28

O : Observasi (sebelum).

I : Intervensi.

O1 : Observasi (Nursalam, 2016)

4.3. Waktu dan tempat penelitian

4.3.1 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2019.

4.3.2 Tempat penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan Desa Gadingmangu Kecamatan

Perak Kabupaten Jombang.

4.4. Populasi, sampel dan sampling

4.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang meliputi objek atau subjek,

yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2014). Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh lansia yang berusia 60-74 tahun di Desa

Gadingmangu, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang dengan jumlah populasi

384 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian populasi yang akan di teliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010). Pada

penelitian ini sampelnya adalah sebagian lansia di posyandu lansia di Desa

Page 49: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

29

Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang yang mengalami depresi

dengan jumlah 30 orang.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada

populasi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2013). Kriteria

inklusi :

a. Lansia yang berusia 60-74 tahun.

b. Bersedia menjadi responden.

c. Mampu berkomunikasi dengan baik.

2. Kriteria Eksklusi

Krtireria eksklusi adalah mengeluarkan sebagian subyek yang

memenuhi inklusi dari penelitian karena sebagai sebab ( Nursalam,

2013). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Lansia yang tidak menderita cacat fisik, gangguan mental dan

demensia.

b. Lansia dengan tingkat kemandirian ADL (Activities Daily Living)

kurang.

4.4.3 Sampling

Sampling merupakan teknik pengambilan sample. Teknik pengambilan

sample pada penelitian ini adalah non probability dengan jenis Consecutive

Sampling. Consecutive sampling yaitu dengan menetapkan subjek yang

memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun

waktu tertentu, (Sastroasmoro & Ismail, 1995).

Page 50: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

30

4.5. Kerangka kerja

Kerangka kerja adalah langkah-langkah dalam aktivitas ilmiah, mulai dari

penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal

dilaksanakannya penelitian (Nursalam, 2016).

Gambar 4.1 Kerangka kerja pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Analisa data Uji Wilcoxon

Penyusunan Proposal

PopulasiJumlah seluruh lansia di posyadu lansia di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak

Kabupaten Jombang berjumlah 384 orang.

Sampling Consecutive sampling

Sampel Sebagian lansia di posyandu lansia di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak

Kabupaten Jombang berjumlah 30 orang.

Pengumpulan dataObservasi

Pengolahan data Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Identifikasi masalah

Intervensi Spiritual quotient

Pre eksperimentDepresi pada lansia

Post eksperimentDepresi pada lansia

Penyusunan laporan akhir

Page 51: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

31

4.6 Identifikasi variabel

4.6.1 Identifikasi variabel

Variabel adalah perilaku atau karekteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu ( benda, manusia, dan lain-lan).

1. Variabel independent (bebas)

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruh atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat)

(Nursalam, 2016). Variabel independent dalam penelitian ini adalah

spiritual quotient.

2. Variabel dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau ada

tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2016).

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tingkat depresi.

Page 52: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

32

1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7. Definisi operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut

(Nursalam, 2016).

5.

6.

7.

7.1.

7.2.

7.3.

7.4.

7.5.

7.6.

Page 53: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

33

Tabel 4.2 Definisi operasional pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Variabel Definisi Operasional

Parameter Alat ukur Skala Skor/kriteria

Variabel independentSpiritual quotient

Penilain terhadap sesuatu untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptanya utuk menerapkan nilai positif.

1. Kemampuan berfikir kritis.

2. Kemampuan menemukan dan menciptakan makna.

3. Kemampuan menggali aspek aspek spiritual.

4. Kemampuan mengembangkan praktek spiritual.

SOP - -

Variabel dependent Depresi

Penilaian terhadap suatu respon emosional sebagai perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, yang sangat tidak menyenangkan, yang ditandai dengan rasa khawatir, tidak menentu, kabur tentang sesuatu yang akan terjadi

1. Dysphoria 2. Keputusan 3. Devaluasi

kehidupan4. Penghentian

diri5. Kurangnya

minat atau keterlibatan

6. Anhedonia dan inersia

KuesionerDASS

Ordinal Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS-21)Dengan penilaian angka 0-3, yang artinya :0 : Tidak terjadi gejala1 : Gejala jarang2 : Gejala sering3 : Sejala sangat seringKriteria skor :0-7 : Normal8-9 : Ringan10-14 : Sedang15-19 : Berat20+ : Sangat beratSaryono (2010)

4.8 Pengumpulan dan Analisa data

1.

2.

Page 54: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

34

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.8.1 Instrumen penelitian

Instrumen adalah alat ukur pengumpulan data (Hidayat, 2010). Untuk

mengukur depresi dengan Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS-21).

Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS-21) merupakan satu set dari tiga

skala laporan diri yang dirancang untuk mengukur kondisi emosional depresi,

kecemasan, dan stres. Masing-masing dari tiga skala DASS-21 berisi 7 item,

dibagi menjadi subskala dengan konten serupa.

4.8.2 Prosedur penelitian

Dalam melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan hasil

dari objek yang diteliti, terdapat prosedur-prosedur yang perlu dilakukan,

sebagai berikut:

1. Mengurus perizinan surat pengantar penelitian dari Ketua STIKes ICMe

Jombang.

Page 55: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

35

2. Mengurus perizinan penelitian kepada Dinas Kesehatan

3. Memilih responden yang sesuai dengan kriteria sampel.

4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani inform consent.

5. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden, kemudian mengisi

kuesioner.

6. Peneliti akan membacakan kuesioner pada responden.

7. Selanjutnya kuesioner di isi dan diarahkan oleh peneliti.

8. Setelah semua data terkumpul maka peneliti melakukan analisa data.

9. Penyusunan laporan hasil penelitian.

4.8.3 Pengolahan data

Setelah data terkumpul dari responden, selanjutnya dilakukan

pengolahan data dengan cara sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuosioner (Notoadmojo, 2012). Melakukan pemeriksaan

terhadap kebenaran kuesioner hubungan spiritual quotient dengan tingkat

depresi pada lansia.

2. Coding

Kegiatan mengklarifikasi data atau pemberian kode-kode pada

setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama, yang diperoleh dari

sumber data yang telah diperiksa kelengkapanya .

Page 56: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

36

Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf

yang akan memberikan petunjuk atau identitas pada informasi atau data

yang akan dianalisis.

1) Data umum

a. Jenis kelamin

Laki-laki =L

Perempuan =P

b. Pendidikan

Tidak sekolah = P0

SD = P1

SMP = P2

SMA = P3

Perguruan Tinggi = P4

c. Pekerjaan

Petani = K1

Buruh = K2

Wiraswasta = K3

Swasta = K4

PNS = K5

2) Data khusus

a. Depresi

Normal = D0

Depresi ringan = D1

Page 57: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

37

Depresi sedang = D2

Depresi berat = D3

Depresi berat sekali = D4

3. Scoring

Scoring adalah penentuan jumlah skor. Dalam penelitian ini

menggunakan skala ordinal (Notoadmodjo, 2012).

1) Variabel depresi

0 - 7 = Normal

8 – 9 = Depresi ringan

10 – 14 = Depresi sedang

15 – 19 = Depresi berat

20+ = Depresi sangat berat

4. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoadmodjo, 2012).

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan

menggunakan skala kumulatif (Arikunto, 2010) sebagai berikut :

100% = Seluruhnya.

76% - 99% = Hampir seluruh.

51% - 75% = Sebagian besar dari responden.

50% = Setengah responden.

26% - 49% = Hampir dari setengah.

1% - 25% = Sebagian kecil dari responden.

Page 58: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

38

0% = Tidak ada satupun dari responden.

4.8.4 Analisa data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat

tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean

atau rata – rata, median dan standar deviasi (Notoadmodjo, 2012).

Analisis univariat bertujuan menggambarkan distribusi dan presentasi

dari variabel data usia, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi.

P=F/N x 100%

Keterangan :

P = presentase kategori

F = frekuensi kategori

N = Jumlah responden

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berpengaruh (Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini

analisa bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh spiritual

quotient terhadap tingkat depresi pada lansia.

Untuk mengetahui hubungan variabel, dilakukan uji statistik

Wilcoxon. Datanya berbentuk ordinal (Sugiono, 2013). Dengan α −5%

(0.05) di p-value <α (0,05), yang bearti Ho ditolak dan H1 diterima

maka ada pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada

Page 59: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

39

lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak

Kabupaten Jombang.

1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3.

4.4.

4.5.

4.6.

4.7.

4.8.

4.9. Etika penelitian

4.9.1 Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

mengetahui dampaknya.

4.9.2 Anonimity (tanpa nama)

Page 60: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

40

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian, dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4.9.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

1.

2.

3.

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

3.5.

3.6.

3.7.

3.8.

3.9.

Page 61: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

41

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menyajikan hasil penelitian dari Pengaruh Spiritual Quotient

Terhadap Tingkat Depresi pada Lansia Usia 60-74 Tahun di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang. Data yang disajikan dalam bab ini meliputi

gambaran umum dan lokasi penelitian, data umum meliputi, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, sedangkan data khusus meliputi tingkat depresi pada lansia

usia 60-74 tahun sebelum dan sesudah diberikan intervensi spiritual quotient. Data

tersebut didapat dari hasil analisa dan interprestasi tingkat depresi pada lansia usia

60-74 dengan pemberian kuesioner pada responden sebelum dan sesudah diberikan

intervesi spiritual quotient. Pegumpulan data dilaksanakan di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang yang dimulai pada tanggal 30 juni sampai 6

juli 2019, didapatkan 30 responden yang memenuhi kriteria penelitian. Sebelumnya

responden diberi penjelasan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian kemudian

Page 62: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

42

prosedur penelitian yang dilakukan, selanjutnya penelitian meminta persetujuan

menjadi responden kepada responden.

5.1 Hasil penelitian

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Lokasi penelitian “Pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada

lansia usia 60-74 tahun” ini dilaksanakan di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak

Kabupaten Jombang. Lokasi di Jombang di jln.raya Desa Gadingmangu Kecamatan

Perak Kabupaten Jombang, dengan luas 29,05 km2, dengan luas kepadatan 1.393

jiwa/km2.

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin selengkapnya dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019.

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki -laki 9 30,0Perempuan 21 70,0

Total 30 100.0Sumber: Data Primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 responden (70,0%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 5.2 dibawah ini :

Page 63: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

43

Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarakan pendidikan di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019.

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 Tidak sekolah 11 36,72 SD 11 36,73 SMP 5 16,74 SMA 3 10,05 Perguruan tinggi 0 0

Total 30 100,0Sumber : Data primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa hampir setengah responden

berpendidikan SD dan tidak sekolah yaitu sama sebanyak 11 responden

(36,7%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan selengkapnya dapat dilihat pada

tabel 5.3 dibawah ini:

Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019.

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)1 Petani 17 56.72 Buruh 11 36.73 Wiraswata 1 3.34 Swasta 1 3.35 PNS 0 0

Total 30 100,0Sumber : Data primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa hampir setengah responden

bekerja sebagai petani sebanyak 17 responden (56,7%).

5.1.3 Data khusus

1. Karakteristik responden berdasarkan tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun

sebelum dilakukan intervensi spiritual quotient di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Page 64: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

44

Karakteristik responden berdasarkan tingkat depresi pada lansia usia 60-74

tahun sebelum dilakukan intervensi spiritual quotient dapat dilihat pada tabel

dibawah :

Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun sebelum dilakukan intervensi spiritual quotient di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019.

No.

Tingkat depresi Frekuensi Persentase (%)

1 Normal 0 0,02 Ringan 4 13.33 Sedang 17 56.74 Berat 9 30.05 Berat sekali 0 0,0

Total 30 100,0 Sumber : Data primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa lansia usia 60-74 tahun sebelum

dilakukan intervensi spiritual quotient mengalami depresi sedang yaitu sebanyak

17 responden (56,7%).

2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun

sesudah dilakukan intervensi spiritual quotient di Desa Gadingmangu Kecamatan

Perak Kabupaten Jombang.

Tabel 5.5 Karakteristik responden berdardasarkan tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun sesudah diberikan intervensi spiritual quotient di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019.

No.

Tingkat depresi Frekuensi Presentase (%)

1 Normal 11 36.72 Ringan 13 43.33 Sedang 5 16.74 Berat 1 3.35 Sangat berat 0 0,0

Total 30 100,0Sumber : Data primer, 2019.

Page 65: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

45

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa hampir setengah responden

mengalami tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun sesudah dilakukan

intervensi spiritual quotient mengalami depresi ringan yaitu berjumlah 13

responden (43,3%).

3. Analisis pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74

tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Tabulasi silang analisis pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi

pada lansia di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang dapat

dilihat pada tabel 5.6 dibawah :

Tabel 5.6 Tabulasi silang analisis pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Juni-6 Juli 2019.

No. Tingkat Depresi

Hasil Pengukuran

Sebelum SesudahFrek-uensi

Persen-tase (%)

Frek-uensi

Persen-tase (%)

1 Normal 0 0,0 11 36,7

2 Ringan 4 13,3 13 43,3

3 Sedang 17 56,7 5 16,7

4 Berat 9 30,0 1 3,3

5 Sangat berat 0 0,0 0 0,0

Total 30 100,0 30 100,0

Ρ= 0.000, maka α ,< 0,05

Sumber : Data primer, 2019.

Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 30 responden di Desa

Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang yang mengalami tingkat depresi

sebelum dilakukan intervensi mengalami tingkat depresi sedang sebayanya 17

responden (56,7%), dan sesudah dilakukan intervensi spiritual quotient selama 25

Page 66: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

46

menit hampir setengah responden tingkat depresi menjadi ringan, yaitu 13 responden

(43,3%).

Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon signed ranks test p value = 0,000 dengan nilai

α = 0,05. Sehingga nilai ρ=0,000<0,05, maka H₀ ditolak dan H₁ diterima, yang

berarti ada pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74

tahun.

5. 2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun sebelum diberikan intervensi

spiritual quotient di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten

Jombang.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 21 responden (70,0%). Menurut peneliti jenis

kelamin perempuan cenderung mengalami depresi karena adanya hormon estrogen,

hormon ini dapat penanda tingkat estrogen pada wanita yang telah memasuki masa

menopause, pada saat memasuki menopause wanita mulai kehilangan sedikit demi

sedikit hormon estrogen yang melindungi pembuluh darah dari kerusakan.

Menurut Jacoby (2010) secara umum perempuan tidak dapat lepas dari

perubahan fisik, biologis, maupun anatomi akibat proses menua. Perempuan

memungkikan menderita depresi lebih besar karena perubahan hormone estrogen

penuruanan estrogen sangat berpengaruh pada keseimbangan emosi, sehingga lansia

Page 67: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

47

perempuan mengalami penurunan self esteem yang lebih besar disbanding laki-laki,

maka dari itu munculah rasa kehilangan kepercayaan diri sertagangguan

interpersonal dan diperparah jika ada masalah keluarga.

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa hampir setengah responden

mengalami tingkat depresi sedang sebanyak 17 responden (56,7%). Menurut

peneliti tingginya prevalensi yang ditemukan lansia di Desa Gadingmangu

Kecamatan Perak Kabupaten Jombang, sangat erat dikaitkan dengan faktor antara

lain umur lansia yang semakin bertambah dan tidak memiliki persiapan khusus

dalam menghadapi masa tua, sehingga para lansia menyerahnya hidupnya pada

anak-ananya, namun akibat pergeseran budaya, banyak anak-anak yang justru

tinggal jauh dari orang tua karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup akibat

keterbatasan ekonomi. Salah satu bentuk faktor yang menyebabkan terjadinya

depresi adalah kurangnya dukungan dari keluarga karena dukungan keluarga itu

sangat penting bagi para lansia.

Menurut Hawari (2011) depresi adalah gangguan mood yang terjadi pada

emosional seseorang, biasanya gangguan ini terjadi dalam bentuk depresi yang

ekstrem, sementara depresi biasanya ditandai dengan perasaan sedih yang

mendalam dan berkelanjut sampai hilangnya semangat hidup, tidak mengalami

gangguan menilai realitas (reality testing ability atau RTA masih baik). Kepribadian

ini tetap utuh (tidak ada splitting of personality), biasanya perilaku dapat terganggu

tetapi dalam batas-batas normal.

5.2.2 Tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun sesudah diberikan intervensi

spiritual quotient di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Page 68: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

48

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa hampir setengah responden

mengalami tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun sesudah dilakukan intervensi

spiritual quotient mengalami depresi ringan yaitu berjumlah 13 responden (43,3%).

Menurut peneliti jenis kelamin perempuan setelah diberikan intervensi spiritual

quotient tingkat depresi menjadi depresi ringan cenderung karena adanya hormon

kortisol, karena produksi kortisol dikendalikan oleh tiga organ dalam tubuh. Bila

kadar kortisol dalam darah menurun akan memicu produksi kortisol, faktor lain

seperti stress, depresi atau aktivitas fisik yang dilakukan juga memengaruhi proses

produksi kortisol.

Menurut Ahyadi (2015) depresi dapat menurun maksimal dengan pemberian

perlakuan spiritual quotient (kecerdasan spiritual) karena dapat memecahkan makna

dan nilai, yaitu kecerdasan untuk mendapatkan perilaku dan hidup dalam konteks

makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan spiritual untuk menilai bahwa tindakan

atau jalan hidup seseorang lebih bermakna disbanding orang lain. Kecerdasan

spiritual merupakan kesadaran dalam diri kita yang membuat kita menemukan dan

mengembangkan bakat-bakat.

Hasil data tersebut menunjukan bahwa setelah diberikan intervensi spiritual

quotient (kecerdasan spiritual) tingkat depresi cenderung menurun dari depresi

sedang menurun menjadi depresi ringan bahkan tidak ada depresi (normal). Dengan

pemberian spiritual quotient (kecerdasan spiritual) selama 15-25 menit memberikan

dampak positif bagi responden. Spiritual quotient ( kecerdasan spiritual) dapat

mengetahui batas wilayah nyaman untuk dirinya, agar mendorong seseorang untuk

merenungkan apa yang dipercayai dan apa yang dianggap dinilai sehingga dapat

Page 69: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

49

memotivasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Dengan

berfikir secara holistik seseorang dapat melihat dan memahami hikmah dari

keterkaitan peristiwa yang terjadi pada individu dan dapat menjadi pribadi yang

mandiri seseorang yang memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi dan

tidak tergantung dengan orang lain.

5.2.3 Analisa pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-

74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

Setelah responden diberikan intervensi spiritual quotient selama 15-20 menit

didapatkan hasil penelitian bahwa hampir setengah responden mengalami depresi

ringan yaitu sebanyak 13 responden (43,3%), dan juga hampir setengah responden

tidak ada depresi yaitu sebanyak 11 responden (36,7%). Sebelum pemberian

intervensi spiritual quotient hampir seluruh responden yaitu sebanyak 17 responden

(56,7%) mengalami depresi sedang. Data ini menunjukan bahwa terjadi penurunan

yang signifikan terhadap depresi yang dialami responden.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon signed ranks test p value

= 0,000 dengan nilain α = 0,05. Sehingga nilain ρ0,000<0,05, maka H₀ ditolak dan

H₁ diterima, yang berarti ada pengaruh spiritual quotient terhadap tingkat depresi

pada lansia usia 60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten

Jombang.

Responden yang mengalami depresi sedang terjadi penurunan yaitu sbelum

dilakukan intervensi spiritual quotient (kecerdasan spiritual) sebanyak 17 responden,

dan setelah dilakukan spiritual quotient (kecerdasan spiritual) depresi responden

mengalami penurunan menjadi depresi ringan yaitu sebanyak 13 responden (43,3%),

Page 70: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

50

dan juga hampir setengah responden tidak ada depresi yaitu sebanyak 11 responden

(36,7%). Data tersebut menunjukan bahwa spiritual quotient berpengaruh terhadap

tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun. Hasil penelitian yang didapat dilai dari

kuesioner sebelum dilakukan spiritual quotient responden merasakan depresi sedang,

dan khawatir akan dirinya. Setelah diberikan spiritual quotient dan dengan kuesioner

hampir setengah responden mengalami penurunan depresi. Saat dilakukan spiritual

quotient responden merasa lebih luas dan kaya dalam menempatkan hidup,

bersemangat menjalani hidup. Hal tersebut menyatakan bahwa spiritual quotient

dapat menurunkan depresi pada lansia usia 60-74 tahun.

Menurut peneliti setelah diberikan intervensi spiritual quotient dilakukan oleh

peneliti menunjukan bahwa depresi pada lansia berada pada kategori ringan. Hasil ini

berarti memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi tetapi mereka juga masih mengalami

depresi, karena kemampuan memiliki prinsip dan tujuan hidup sesuai kehendak

Tuhan rendah dengan diberikan intervensi spiritual quotient lansia mampu

mendorong untuk mencapai tujuan dengan sering mendekatkan dirinya pada tuhan

hal ini dapat menjadikan mereka individu yang kuat dalam menjalani hidup dengan

seperti itu lansia dapat memaknai suatu masalah yang dialaminya dan tidak mudah

menyerah karena keadaan. Sehingga lansia yang mengalami depresi dapat mencari

solusi dan kemampuan menghadapi masalah atau kesulitan yang tinggi tentu

memiliki keinginan yang tinggi untuk dapat bisa terbebas dari masalah ataupun

kesulitan.

Menurut Hawari (2011) depresi menyebabkan perubahan suasana hati,

penurunan minat atau kesenangan dalam beraktifitas, penghentian diri. Respon

Page 71: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

51

tersebut menyebabkan seseorang konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan

kepercayaan berkurang, pandangan masa depan yang suram dan pesimitis , tidur

terganggu, dan nafsu makan berkurang.

Menurut Ahyadi (2015) kecerdasan spiritual berhubungan dengan

menempatkan hidup yang lebih bermakna untuk dapat menilai bahwa jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.

Menurut Zohar (2010) kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan

perilaku dan hidup kita dalam konteksmakna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Depresi pada lansia usia 60-74 tahun sebelum dilakukan tindakan spiritual

quotient di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang hampir

seluruhnya adalah depresi sedang.

2. Depresi pada lansia usia 60-74 tahun setelah dilakukan tindakan spiritual quotient

di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang hampir setengahnya

adalah depresi ringan.

Page 72: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

52

3. Ada pengaruh antara spiritual quotient terhadap tingkat depresi pada lansia usia

60-74 tahun di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi lansia

Untuk lansia kejadian depresi dapat diturunkan dengan mengikuti berbagai

aktivitas yang diadakan oleh kader, karena aktifitas ini dapat menghibur dan

merangsang fungsi kognitif lansia.

2. Bagi kader

Diharapkan pada kader sebagai tenaga penggerak, lebih optimal untuk

mensosialisasikan kegiatan yang melibatkan lansia seperti diberikan perlakuan

spiritual quotient melalui kegiatan-kegiatan yang ada ditengah masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-

faktor lain seperti, kondisi psikologis, fungsi kognitif dan dukungan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Ahyadi, 2010. Psikologi Agama Kepribadian Pancasila. Bandung: Sinar Baru.

Bandiya. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Nuha Medika.

DEPKES. RI. 2000. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ-III). Direktorat Kesehatan Jiwa Depkes RI.

Dewi, Sofia Rhosma. Buku Anjar Keparawat Gerontik, Yogyakarta : Deepublis, 2014.

Dinas Kesehatan Jombang. 2016. Jumlah lansia di Jombang.

Page 73: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

53

Hawari, D. 2002. Manajemen Stres, Cemas, Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Isaacs, 2002. Keperawatan kesehatan jiwadan psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jacoby, R.M., 1992. Acute Myocardial Infarction in the Diabetic Patient: Pathophysiology Clinical and Prignisis. J am coll caedio.pp. 736-44

Kaplan, G & Sandock, B. J. 1997. Sinopsis Psikiatri (Alih Bahasa) Edisi. VII. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kaplan, H.I., Sadock, B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri. Alih bahasa oleh Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kaplan & Sadock, 2010. Depresi sebagai suatu diadnosa gangguan jiwa.http://coe.ac.uk/download/files.pdf. Diakses 23/02/2017.

Maryam & Siti. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metedologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta. Salemba Medika.

Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 4, Salemba Medika, Jakarta.

Padila. 2013. Buku Anjar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Nuha Medika.

Stuart, G.W., and sundeenn, S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemah). Profesional. Jakarta: EGC.

Suardiman, 2011. Batasan usia lansia. Http:digilib.unila.ac.id/6613/15.pdf. diankes 30/03/2016.

Sehanto. Hubungan Interaksi Sosial dengan Tingkat Depresi Pada Lanjut Usia di Desa Leyangan, skripsi, progam strata 1, STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, 2013.

Setyohadi, 2010. Depresi Pada Lansia. http://repository.unej.ac.id/bitstream. diakses 19/03/2016

Page 74: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

54

Sudiyanto, 2010. Pengertian Depresi. http://eprints.ums.ac.id/22446/14. Diakses 25/02/2017.

Wawan, 2010. Teori dan Pengukuran, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika

WHO. 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) di Indonesia III, Cetakan I. Depatermen Kesehatan R.I., Direktorat Jendral Pelayanan Medik.

WHO. 2009. Lansia. http://eprints.undip.ac.id/12804. Diakses 23/02/2017.

WHO. 2015. Jumlah lansia di duni.http://eprints.undip.ae.id.12804. Diakses 20/02/2017.

Wiguna. 2010. Depresi pada lansia. http://eprints.undip.ac.id/12804. Diakses 23/02/2017.

Wulandari. 2003. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Depresi Pada Lansia Yang Tinggal Di Panti Sosial Tresna Wredha Yogyakarta Unit Abiyoso, Skripsi. Yogyakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran UGM.

Zohar, Danah dan Marshall. 2000. SQ (Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Penerbit Mizan

Page 75: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

55

Page 76: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

56

Page 77: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

57

Page 78: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

58

Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Bapak / Ibu Calon Responden

Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini mahasiswa Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang, dengan :  

Nama : Lusiana Nuryanti

Nim : 15.321.0069

Alamat : Ds. Sambeng Kec. Kasiman Kab. Bojonegoro

Hendak melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Spiritual Quotient terhadap

tingkat Depresi pada lansia di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang.”.

Bahwa penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden.

Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian. Jika Bapak/Ibu tidak bersedia menjadi responden tidak ada ancaman

maupun sanksi bagi Bapak/Ibu. Jika Bapak/Ibu telah menjadi responden dan terjadi hal

merugikan, boleh mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi dalam penelitian. Saya sebagai

peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi responden

dalam penelitian ini.

Peneliti

Lusiana Nuryanti

Page 79: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

59

Page 80: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

60

Lampiran 4

LEMBAR PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Judul : Pengaruh Spiritual Quotient terhadap tingkat depresi pada lansia di Desa

Gadingmangu Kecamtan Perak Kabupaten Jombang.

Peneliti : Lusiana Nuryanti

NIM : 15.321.0069

Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam skripsi ini sebagai responden

dengan mengisi angket yang telah disediakan oleh penulis

Sebelumnya saya telah diberikan penjelasan tujuan skripsi ini dan saya telah

mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun informasi yang saya

berikan. Apabila ada pernyataan yang diajukan menimbulkan ketidak nyamanan bagi saya,

peneliti akan menghentikan pada saat ini dan saya berhak mengundurkan diri.

Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa ada unsur

pemaksaan dari siapapun, saya menyatakan:

Bersedia

Menjadi responden dalam skripsi

Jombang .................................

Peneliti Responden

Page 81: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

61

Lampiran 5

KUESIONER DEPRESI

Petunjuk pengisian:

1. Berikan tanda (√) pada setiap nomor soal yang anda rasakan pada diri anda.2. Setiap nomor memiliki tanda gejala masing- masing, yang memiliki nilai yaitu:

0 = Tidak terjadi gejala.1 = Saya sering mengalami beberapa tingkat, atau beberapa kali.2 = Saya sering menaglami.3 = Saya selalu mengalami.

No. Pertanyaan Nilai

0 1 2 31. Saya tidak dapat merasakan perasaan positif sama

sekali2. Saya merasa sulit bekerja inisiatif untuk

melakukan aktifitas3. Saya merasa bahwa saya tidak punya apa-apa lagi

untuk saya nantikan4. Saya merasa sedih dan bingung5. Saya tidak dapat menjadi antusias tentang apa pun

6. Saya merasa saya tidak layak sebagai orang7. Saya merasa bahwa hidup ini tidak berarti

Jumlah

Jenis depresi : tidak depresi

Depresi ringan

Depresi sedang

Depresi berat

Depresi sangat berat

Page 82: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

62

KUESIONER TINGKAT DEPRESSION, ANXIENTY AND STRESS SCALE (DASS)

Berilah tanda (√) pada setiap jawaban dari pertanyaan dibawah ini

A. Data umum

1. No responden :

2. Jenis kelamin :

3. Umur : 60 – 74 Tahun

4. Pendidikan : Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan: Petani

Buruh

Wiraswasta

Swasta

PNS

Page 83: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

63

Lampiran 6

SOP SPIRITUAL QUOTIENT

Topik : Spiritual

Sub topik : Spiritual Quotient

Sasaran : Lansia

Tempat : Di Posyandu lansia di desa Gadingmangu Kecamatan Perak

Kabupaten Jombang

Waktu : 25 menit

A. TUJUAN

1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)

1. Setelah melakukan kegiatan spiritual, agar dapat menggali kekuatan batin ( mental

spiritual dan jiwa ) pasien untuk membantu mengurangi tngkat depresi pada

lansia ,diharapkan lansia dapat semangat menjalani proses hidupnya dan lansia dapat

beradaptasi dengan lingkungan sekita agar tidak sering murung dan bersedih.

2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)

a. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

b. Mengembangkan kemampuan menemukan dan menciptakan makna.

c. Mengembangkan untuk mengenali aspek-aspek spiritual.

d. Mengembangkan kemampuan praktek spiritual.

B. PERENCANAAN

1. Jenis Progam Spiritual Quotient

Page 84: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

64

Memabantu untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna kehidupan.

2. Karakteristik Spiritual Quotient

a. Hubungan dengan Tuhan.

b. Hubungan dengan diri sendiri.

c. Hubungan dengan orang lain.

d. Hubungan dengan alam.

3. Karakteristik Peserta

a. Usia lansia 60-74 tahun.

b. Keadaan umum baik.

Page 85: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

65

C. STRATEGI PELAKSANAAN

No. Kegiatan Waktu Media 1. Persiapan

o Menyiapkan kuesionero Menyiapkan peserta

2 menit

2. Pembukaan o Beri salam pembukao Memperkenalkan dirio Menjelaskan maksud dan tujuan

5 menit

3. Kegiatan Spiritual Quotiento Membangun lansia untuk tidak

memilik sifat keras kepala, membantu lansia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru dan mampu menerima perubahan menjadi lebih baik.

o Memotivasi lansia agar dapat memahami tinggi rendahnya permasalah yang sedang dihadapi (seperti bersabar atas cobaan)

o Memotivasi agar lansia tidak mudah putus asa pada setiap masalah yang datang (seperti bersabar dan memberi keyakinan bahwa allah itu membantu kita)

o Membantu lansia agar dapat mampu mengambil hikmah dari setiap masalah.

o Memotivasi lansia agar mampu memotivasi dirinya sendiri untuk membangkitkan semangat dengan cara sering mendengarkan ceramah atau bisa juga mengikuti pengajian.

o Mampu mengetahui pentingnya bersabar dan dapat mengintropeksi diri sendiri.

o Memotivasi lansia agar mampu memahami tujuan hidup, memiliki nilai positif dalam hidup dan mampu berkembang lebih baik (seperti melakukan sholat 5 waktu, berdzikir

15 menit

Page 86: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

66

4. Penutupan o Beri salam penutup

3 menit

Lampiran 10

Page 87: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

67

Page 88: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

68

Page 89: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu

69

Page 90: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2445/2/bab 1-6 APLUT 100%.docx · Web viewterhadap tingkat depresi pada lansia usia 60-74 tahun di Posyandu lansia Desa Gadingmangu