renungan kekhawatiran

16
PUDJIANTO BERUSAHA HIDUP DAMAI DI DALAM TUHAN MASALAH KEKUATIRAN (Matius 6:25-34) Hal yang tidak bisa dipungkiri di dalam menjalani hidup ini adalah masalah kekuatiran. Setiap orang, bisa dikatakan demikian memiliki rasa kuatir akan sesuatu. Seorang hamba Tuhan mengatakan bahwa sebenarnya di dalam kehidupan manusia itu ada 3 kekuatiran yang sering terjadi di dalam kehidupannya. Yang pertama adalah kekuatiran akan kematian. Banyak orang tahu bahwa kematian adalah suatu keadaan yang tidak pernah diharapkan setiap manusia. Siapapun manusia itu, kedudukannya bagaimana manusia itu, siapapun manusia dari tingkat kedudukan yang paling rendah sampai yang paling tinggi, dari anak kecil sampai orang tua tidak bisa menghindari apa yang disebut kematian ini. Setiap orang ada rasa kekuatiran berkaitan dengan kematian ini. Walaupun disadari bahwa kematian itu akan datang, namun kalau bisa semua tanggungan di dalam hidup ini supaya sudah selesai. Namun, itulah kematian kadang-kadang datang ketika semua belum siap. Yang berikutnya, kekuatiran yang berkaitan dosa yang telah dilakukan. Kebanyakan orang sangat kuatir bahwa dosa yang telah dilakukan ketahuan orang lain. Maka untuk menjaga supaya dosa itu tidak ketahuan, maka orang akan berupaya memasang pagar rapat-rapat. Tujuannya adalah supaya dosa itu tidak diketahui orang lain. Yang terakhir adalah, kekuatiran yang bersangkut paut dengan kehidupan yang dijalani setiap hari. Bisa jadi hubungan dengan sesama, bisa jadi keputusan yang telah diambil, bisa jadi menyangkut pekerjaan dan kehidupan setiap hari, dsb. Dari kenyataan yang dihadapi manusia demikian sampai Tuhan Yesus di dalam kotbahnya di bukit menyinggung masalah ini. Matius 6:34, Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Masih menurut hamba Tuhan tadi bahwa kekuatiran itu menurut bahasa sananya bisa diterjemahkan terbagi atau terpecah. Artinya orang tersebut pikirannya terbagi, tidak bisa fokus terhadap masalah yang dihadapi. Kalau pikirannya sudah terbagi maka ia tidak memiliki kemampuan yang maksimal untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata di dalam 6:24, Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Artinya, kalau memang kita sudah percaya Allah, maka fokus kekuatan dan fokus kehidupan kita disandarkan kepada Allah, tidak kepada yang lain. Menyimak berkaitan dengan kekuatiran yang disinggung Tuhan Yesus dalam kotbah di bukit Matius 6:25, ada beberapa penjelasan yang perlu disimak. Khususnya di dalam ayat 25, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula

Transcript of renungan kekhawatiran

Page 1: renungan kekhawatiran

PUDJIANTO BERUSAHA HIDUP DAMAI DI DALAM TUHANMASALAH KEKUATIRAN (Matius 6:25-34)

Hal yang tidak bisa dipungkiri di dalam menjalani hidup ini adalah masalah kekuatiran. Setiap orang, bisa dikatakan demikian memiliki rasa kuatir akan sesuatu. Seorang hamba Tuhan mengatakan bahwa sebenarnya di dalam kehidupan manusia itu ada 3 kekuatiran yang sering terjadi di dalam kehidupannya.Yang pertama adalah kekuatiran akan kematian. Banyak orang tahu bahwa kematian adalah suatu keadaan yang tidak pernah diharapkan setiap manusia. Siapapun manusia itu, kedudukannya bagaimana manusia itu, siapapun manusia dari tingkat kedudukan yang paling rendah sampai yang paling tinggi, dari anak kecil sampai orang tua tidak bisa menghindari apa yang disebut kematian ini. Setiap orang ada rasa kekuatiran berkaitan dengan kematian ini. Walaupun disadari bahwa kematian itu akan datang, namun kalau bisa semua tanggungan di dalam hidup ini supaya sudah selesai. Namun, itulah kematian kadang-kadang datang ketika semua belum siap.Yang berikutnya, kekuatiran yang berkaitan dosa yang telah dilakukan. Kebanyakan orang sangat kuatir bahwa dosa yang telah dilakukan ketahuan orang lain. Maka untuk menjaga supaya dosa itu tidak ketahuan, maka orang akan berupaya memasang pagar rapat-rapat. Tujuannya adalah supaya dosa itu tidak diketahui orang lain.Yang terakhir adalah, kekuatiran yang bersangkut paut dengan kehidupan yang dijalani setiap hari. Bisa jadi hubungan dengan sesama, bisa jadi keputusan yang telah diambil, bisa jadi menyangkut pekerjaan dan kehidupan setiap hari, dsb.Dari kenyataan yang dihadapi manusia demikian sampai Tuhan Yesus di dalam kotbahnya di bukit menyinggung masalah ini. Matius 6:34, Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."Masih menurut hamba Tuhan tadi bahwa kekuatiran itu menurut bahasa sananya bisa diterjemahkan terbagi atau terpecah. Artinya orang tersebut pikirannya terbagi, tidak bisa fokus terhadap masalah yang dihadapi. Kalau pikirannya sudah terbagi maka ia tidak memiliki kemampuan yang maksimal untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata di dalam 6:24, Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Artinya, kalau memang kita sudah percaya Allah, maka fokus kekuatan dan fokus kehidupan kita disandarkan kepada Allah, tidak kepada yang lain.Menyimak berkaitan dengan kekuatiran yang disinggung Tuhan Yesus dalam kotbah di bukit Matius 6:25, ada beberapa penjelasan yang perlu disimak. Khususnya di dalam ayat 25, "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?Berdasarkan ayat tersebut maka bisa dijelaskan Tuhan Yesus menghendaki orang-orang yang percaya kepadanya membuang rasa kuatir itu dari hatinya. Dari ayat itu ada beberapa penjelasan yang perlu diperhatikan.Pertama, kekuatiran menghalangi kita di dalam menikmati apa yang menjadi milik kita. Tuhan Yesus mengatakan, “Hidup itu lebih penting dari makanan, dan tubuh itu lebih penting dari pakaian, tetapi ketika kamu menjadi kuatir akan makanan dan pakaian kamu menjadi lupa bahwa kamu sebenarnya sudah punya sesuatu yang lain yang lebih berharga, hidup dan tubuhmu sendiri yang lebih berharga dari makanan dan pakaianmu”Yang kedua, kekuatiran membuat kita lupa akan nilai dan harga diri kita. (Matius 6:26). Oleh karena kekuatiran yang menguasai hidup ini sehingga kita merasa tidak penting, kita

Page 2: renungan kekhawatiran

merasa dilupakan, merasa tidak berdaya, dan kita merasa tidak berharga sama sekali. Tuhan Yesus berkata nilai kita adalah lebih dari burung-burung di udara itu.Yang ketiga kekuatiran itu sendiri tidak ada gunanya (ay 27) Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dengan kekuatiran yang kita pelihara di dalam hidup kita, maka tidak akan bisa mengubah apapun terhadap hidup kita.Yang ke empat, kekuatiran itu akan menjadi penyebab terhapusnya janji Allah dari pikiran kita. (ay 30-31). Orang yang dikuasai kekuatiran, ia bisa lupa segala janji Tuhan yang tadinya dipercaya. Kalau melihat bahwa Allah tidak menyayangkan anaknya yang dikasihi, masak Tuhan tidak memberikan pertolongan kepada kita yang harga persoalan kita ini sangat jauh lebih rendah dari pada apa yang telah dikorbankan Tuhan Yesus Kristus. (Rom 8:21-32).Yang ke lima, kekuatiran adalah merupakan ciri orang yang tidak mengenal Allah (Mat 6:32).

Bagaimana mengatasi kekuatiran tersebut.Tuhan Yesus berkata dalam Matius 6:33, Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Dari ayat ini, maka jikalau ada kekuatiran yang mulai masuk ke dalam hati kita, kita tepis kuat-kuat dan kita mulai mencari Kerajaan Allah. Kita fokuskan perhatian kita kepada apa yang dikatan Tuhan kepada kita. Ini yang pertama.Lantas yang kedua, (Mat 6:34) “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."- cukuplah untuk kebutuhan sehari. Yang untuk besok kita serahkan kepada TuhanSebagai kesimpulan dari semua yang dikatakan Tuhan Yesus:Pertama, ketika kekuatiran sudah mulai menggoda kita, ingatlah bahwa Allah hadir di dalam hidup kita.Kedua, selalulah ingat akan janji Tuhan. Janji itu tertulis di dalam Alkitab, penting membaca Alkitab setiap hari.Ketiga, betapa pentingnya memelihara kehidupan doa di dalam menjalani kehidupan ini.

TIDAK ADA ALASAN UNTUK KUATIRApakah kuatir itu ? Mengapa banyak orang mengijinkan hal ini menguasai hidup mereka? Mengapa kekuatiran ini juga menguasai hidup orang Kristen? Kekuatiran ada di sekeliling manusia selama manusia hidup. Ini merupakan salah satu masalah yang paling mendesak dalam hidup kita. Bahkan ini boleh dikatakan  merupakan emosi yang wajar dalam hidup manusia, ini merupakan penyebab dari semua sakit saraf dan dapat meresap menjadi gejala psikologi dalam hidup manusia. Walaupun kecemasan sudah se-umur dengan manusia, namun kerumitan dan langkah hidup modern mengharuskan kita untuk bersiap-siap menghadapi hal tersebut dan bahkan juga terhadap pengaruhnya.            Kecemasan dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan keprihatinan yang dalam, rasa khawatir dengan dorongan fisik yang tinggi.            Kecemasan yang normal datang saat ada ancaman atau situasi yang berbahaya. Kecemasan itu sebanding dengan bahaya tersebut (semakin besar ancaman itu semakin besar pula kecemasan tersebut). Ini tidak dapat diketahui dan dikurangi, khususnya ketika keadaan di luar berubah. Hari ini kita akan melihat apa yang dikatakan Alkitab tentang hal ini.            Dalam Alkitab kecemasan mengandung dua hal yaitu sebagai kekesalan atau kekhawatiran dan sebagai keprihatinan yang wajar. Pertama marilah kita mengingat kecemasan sebagai kekesalan dan kekhawatiran, dalam khotbah Yesus di gunung, Yesus mengajarkan bahwa kita tidak perlu cemas (khawatir) tentang keperluan hidup yang pokok, seperti makanan, pakaian  atau tentang masa depan. Kita mempunyai Bapa surgawi yang mengetahui apa yang kita perlukan dan Dia akan menyediakan semuanya untuk kita. Dalam Perjanjian Baru kedua rasul, Petrus dan Paulus mengulangi kesimpulan ini. “Hentikan kekhawatiran meskipun hanya dalam satu hal.” Kita membaca dalam Filipi, bahwa  orang

Page 3: renungan kekhawatiran

Kristen adalah orang yang membawa permintaan mereka kepada Allah, dengan suatu sikap  mengucap syukur, mengharap untuk mengalami “kedamaian dari Allah yang melampaui pengertian”. Kita dapat menyerahkan kegelisahan kita kepada Tuhan karena kita tahu bahwa Ia mempedulikan kita.            Saudara-saudara, kecemasan yang artinya resah atau khawatir datang karena kita meninggalkan Allah, bahkan kedaulatan dan keutamaan Allah. Kita telah memindahkan beban hidup kita kepada diri kita sendiri dan beranggapan bahwa kita sendirian dalam memecahkan masalah yang kita hadapi. Ketika manusia berbalik dari Allah dan menjadi allah bagi diri sendiri, maka kecemasan tak dapat dihindarkan. Kalau begitu, mungkin hal ini tidak mengherankan, pada saat kita semakin jauh dari Allah maka kecemasan kita juga bertambah.            Sebenarnya, kecemasan dalam bentuk suatu keprihatinan yang nyata, tidak salah atau tidak dilarang.  Walaupun rasul Paulus dapat menulis bahwa dia tidak gelisah (maksudnya khawatir) tentang kemungkinan akan dipukul, dingin, lapar atau dalam bahaya, dia mengatakan bahwa ia gelisah (itu keprihatinan) tentang keselamatan gereja-gereja. Perhatian yang sungguh-sungguh terhadap sesama ini menempatkan “tekanan tiap hari” pada kecemasan Paulus dan Timotius yang sungguh-sungguh.Oleh sebab itu menurut Alkitab tidak salah untuk menyatakan dan mencoba menghadapi masalah hidup. Mengabaikan bahaya adalah bodoh dan salah. Tetapi juga salah membiarkan kekhawatiran yang berlebihan. Kekhawatiran yang demikian harus dihilangkan dalam doa kepada Allah, yang dapat melepaskan kita dari ketakutan atau kecemasan yang melumpuhkan, dan membebaskan kita untuk menghadapi keperluan dan kesejahteraan kita secara realistis, baik untuk sesama kita maupun untuk diri kita sendiri.            Bagaimanapun juga tidak dapat disangkal, bahwa hal ini tidaklah mudah untuk menghentikan kekhawatiran yang terus menerus ada dalam hidup kita. Sulit bagi kita untuk menyerahkan beban kita kepada Allah, untuk percaya bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan kita, dan untuk menunggu pertolongan-Nya. Orang yang  cemas sering tidak sabar, mereka perlu pertolongan dalam menyelesaikan tekanan hidup mereka secara realistis. Orang-orang yang demikian ini perlu mengetahui janji-janji Allah dan membiarkan janji-janji Allah itu mempengaruhi hidup mereka setiap hari, mereka perlu mengambil tindakan hanya pada saat yang tepat.            Saudara-saudara, kita tahu bahwa kekhawatiran tidak pernah menghentikan masalah apapun dalam hidup seseorang. Allah memberitahukan kepada kita dalam           I Korintus 10:13 bahwa, “Pencobaan-pencobaan yang kami alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan Karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”  Saudara-saudara Allah mengatakan jangan khawatir tentang apapun juga yang terjadi padamu. Dia bersama dengan saudara dan akan memberikan kepadamu jalan ke luar padamu untuk menanggungnya. Karena pencobaan dan masalah datang dalam hidup saudara, kita perlu menyerahkan semuanya kepada Allah. I Petrus 5:7 mengatakan pada kita “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” Saudara-saudara, ini adalah salah satu dari janji-janji yang sangat besar dalam Alkitab, Allah memelihara saudara dan ingin agar saudara mempersilahkan Dia memelihara saudara. Dia adalah yang mengatur segala sesuatu, bukan kita.             Saudara-saudara, saya percaya kekhawatiran akan menghancurkan hidup seseorang dan oleh sebab itu kekhawatiran ini perlu dibatasi. Jika saudara ingin bebas dari kekhawatiran maka dengarkanlah, saya akan memberikan kepada saudara beberapa hal yang menarik.Pertama Saya percaya jika seseorang melakukan prinsip-prinsip ini dalam hidupnya, maka ia akan dapat bebas dari kecemasan (atau kekhawatiran).            Ke-dua, nyatakanlah suatu keinginan kepada Allah untuk patuh kepada perintah-perintah-Nya dalam Filipi 4:6, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Ingatlah bahwa suatu masalah yang kecil yang tidak bisa dihadapi

Page 4: renungan kekhawatiran

dapat menjadi kekhawatiran. Roma 13:14 mengatakan, “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan kenginanmu.”  Bersungguh-sungguhlah dengan Allah, dan jangan dengarkan suaramu, jangan membuat pencobaan terhadap dirimu sendiri.             Kita sebagai anak-anak Allah perlu untuk selalu mengingat tentang              Filipi 4:6. Saudara-saudara firman Tuhan ditulis  untuk menolong kita untuk dapat menghadapi hidup ini, semakin banyak kita membaca dan belajar firman Allah, maka hidup kita juga akan semakin mudah. Mazmur 119:11 mengatakan,  “Dalam hatiku aku menyimpan janjimu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau”. Jika saudara mengerti firman Allah, maka saudara akan semakin diperlengkapi untuk berdiri teguh ketika masalah datang dalam hidup saudara.             Ke-tiga, saudara perlu kedua hal tersebut tadi supaya kita sadar bahwa kekhawatiran tidak mengubah hal-hal dalam menyelesaikan masalah, bahkan hal itu akan membuat masalah semakin buruk. ILLUS---Saya mendengar sebuah cerita di Amerika tentang orang yang selalu khawati, kalau  dia akan dimakan buaya. Karena buaya tidupnya di air, maka orang ini tidak akan pergi dekat air. Kemudian diceritakan, suatu hari orang ini pergi berburu, dan kakinya terluka, maka dia duduk di sebuah tunggul pohon dan melepas sepatunya, ketika sedang duduk di sana, seekor buaya yang besar datang dan memakan orang itu.Saudara-saudara, saya tidak tahu pasti apakah cerita itu benar atau tidak, tetapi satu hal yang pasti, kita membawa banyak persoalan ke dalam hidup kita dan khawatir sebelum persoalan-persoalan itu terjadi.            Ke-empat, Saudara perlu mendengarkan musik rohani yang menyejukkan. Ketika kekhawatiran dan kegelisahan datang dalam jalan hidup saudara, dan saudara mendengarkan musik-musik duniawi, maka musik ini hanya akan menjengkelkan saja, bahkan membuat masalah kita semakin buruk. Salah satu cara terbaik untuk mengendurkan pikiran kita adalah dengan meninggalkan hal-hal dunia dan datang kepada Allah. Saudara-saudara, anda tidak dapat melakukan hal itu dengan musik duniawi. Saudara perlu tahu bahwa salah satu cara yang terbesar yang dimiliki Iblis untuk menarik hati manusia adalah dengan musik. Apa yang saudara tangkap atau mengerti adalah apa yang akan terjadi. Musik Iblis ini disesuaikan dengan masalah-masalah dalam hidup kita. Senuanya berbicara tentang obat bius, seks, dan setiap hal dosa yang dapat dipikirkan manusia. Musik seperti itu tidak membuat anda merasa lebih baik, ini direncanakan untuk membawa manusia ke dalam dosa, sebab Iblis tahu jika manusia hidup dalam dosa maka Mereka tidak akan melayani Allah.             Ke-lima, Saudara  perlu untuk tetap memelihara tugas dalam pelayanan saudara, sebab Iblis mengejar orang-orang yang sedang bermalas-malasan. Ingatlah nasihat orang-orang tua kita, “pikiran yang nganggur atau kosong akan digunakan Iblis untuk bekerja.” Iblis akan bekerja dalam pikiran yang sedang menganggur. Dia akan membisikkan hal-hal yang tidak baik untuk membuat saudara khawatir ketika saudara sedang bermalas-malasan. Dalam II Samuel, diceritakan sebuah cerita tentang seseorang  raja yang sangat mengasihi Allah. Suatu saat sang raja seharusnya  ada dalam perang, tetapi dia memilih tinggal di rumah. Saat malam ketika  sang raja sedang bermalas-malasan, Iblis mulai bekerja dalam diri raja tersebut. Karena kemalasannya dia jatuh ke dalam dosa dan cerita itu akhirnya sangat menyedihkan. Raja itu adalah raja Daud, Alkitab menceritakan bahwa dia seorang yang sudah seperti hati Allah sendiri, tetapi dia meninggalkan penjaganya dan Iblis mulai bekerja dalam diri raja Daud. Saudara-saudara, salah satu cara yang terbaik untuk menghancurkan kekhawatiran adalah jangan memberi tempat padanya untuk bertumbuh, usahakanlah terus melakukan pekerjaan maka kekhawatiran tidak dapat melemahkan saudara.             Ke-enam, banyaklah latihan atau berolah-raga untuk menghadapi masalah-masalah saudara, usahakan saudara terus sibuk dengan latihan atau berolah-raga yang saudara sayangi. Mungkin saudara mengatakan bahwa saudara tidak menyukaiberolah-raga, baiklah, saya tahu banyak orang seperti itu, tetapi hal itu tidak menghentikan orang untuk melakukan kegiatan. Saudara tidak harus berlari pelan-pelan atau berenang, tetapi dapat

Page 5: renungan kekhawatiran

juga hanya berjalan.  Ada banyak bentuk olah raga yang dapat membuat pikiran saudara sibuk, dan pada saat yang sama akan menjadi hal yang menyenangkan.             Ke-tujuh, Tidur yang cukup akan membuat pikiran saudara selalu siap atau waspada. Hal ini akan membuat saudara kuat ketika Iblis datang pada saudara. Saudara akan dapat mengalihkan pikiran saudara kepada Allah dan hal-hal lain dalam hidup saudara, yang akan membuat hidup saudara lebih baik. Bahkan kekhawatiran akan hilang dan  saudara akan dapat bergembira dengan mengucap syukur kepada Allah.             Ke-delapan, Saudara-saudara, anda perlu mencari penyebab kekhawatiran saudara dan menghadapinya secepatnya, dengan menyatakannya kepada Allah. Sebagai kesimpulan, anda perlu tahu orang yang dapat membebaskan anda dari kekhawatiran. Dia berjanji akan memenuhi keperluan-mu setiap hari. “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Filipi 4:19.             Dia mengatakan bahwa Dia adalah yang mengatur kesehatanmu, “Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa maka dosanya itu akan diampuni.” Yakobus 5:15. Allah juga membebaskan saudara dari ketakutan terhadap kematian, Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal.” Saudara-saudara, ini merupakan janji yang indah, dimana kita dapat berpikir ketika Iblis membawa kekhawatiran dalam hidup saudara. Iblis ingin saudara khawatir sebab dia tahu bahwa hal itu akan menjauhkan saudara dari Allah. Khawatir akan menjadikan kesehatan anda menurut perlahan-lahan. Kita tahu bahwa kecemasan dapat mengakibatkan bisul, sakit kepala, kulit gatal-gatal, sakit punggung dan masih banyak masalah fisik lainnya. Hampir semua orang mengalami sakit perut (gugup), sesak napas,   susah tidur, kelelahan dan kehilangan nafsu makan. Saudara-saudara, orang tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya dengan masalah-masalah tersebut. Jika hal-hal tersebut tidak dapat menghentikan kekhawatiran seseorang maka kita perlu melihat pada sisi rohani. Kita tahu bahwa kecemasan dapat memotivasi kita untuk mencari pertolongan rohani tetapi hal ini juga dapat membawa kita jauh dari Allah pada saat Ia sangat kita perlukan dalam hidup kita. Karena kekhawatiran, orang yang saleh tahu bahwa ia perlu waktu yang cukup untuk berdoa, juga waktu untuk membaca Alkitab, sebagai mana seharusnya. Saudara tahu mungkin saudara telah mengurangi minat untuk melayani dalam gereja. Saudara menjadi tidak sabar dan kadang-kadang  tidak senang dengan keheningan sorga.  Saudara-saudara, hal yang perlu saudara ingat adalah                 Filipi 4:19, ketika dunia ini menjadi gelap dan suram, saudara-saudara yang terkasih, anda dapat bersuka cita di dalam Tuhan. Hal ini karena janji Yesus bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan saudara. Yesus mengatakan Dia akan memberi anda kedamaian.             Saudara-saudara yang terkasih, HIDUP HARI INI JANGAN BIARKAN KUATIR AKAN HARI ESOK Matius 6:34, “Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok akan mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” Luangkan waktu untuk tertawa dari pada untuk mengkhawatirkan maka hidup saudara akan menjadi lebih bahagia.             Berdoa dan temuilah Allah setiap hari dan serahkan semua kesusahan dan kekhawatiran-mu kepada Allah, I peduli kapada Anda. Jika saudara mendengarkan saya, serahkanlah hidup saudara pada Allah kemudian berdoa dan minta kepada-Nya dalam hatimu hari ini, sebab Allah yang penuh kasih peduli kepada anda juga. Itulah mengapa ia mengutus Anak-Nya untuk mati bagi dosa-dosa kita, agar kita dapat bersama-sama dengan Dia. Saudara-saudara pendengar yang terkasih, jika saudara belum pernah mengalami kemenangan atas kekhawatiran, maka saudara perlu Yesus sebagai penanggung beban. Jika saudara menginginkan kemenangan, maka tirukanlah doa ini; “Tuhan Yesus saya minta kepada-Mu untuk mengampuni saya dari dosa-dosa saya, masuklah dalam hidup saya dan jadilah Tuhan dan Juru Selamat. Dalam Nama Yesus Saya berdoa, Amin.”             Saudara-saudara jika saudara bersungguh-sungguh dalam doa saudara tadi dan saudara sungguh-sungguh ingin hidup bagi Allah, maka Ia telah memberimu hidup yang kekal. Sekarang saudara dapat menyerahkan segala kesusahanmu pada-Nya. 

Page 6: renungan kekhawatiran

Masalah KhawatirIsi: Mengapa ada orang yang begitu mudah khawatir? Ternyata jawabannya tidaklah sesederhana, "Dia kurang beriman!" Ada beberapa penyebab yang membuat orang mudah khawatir.

1. Ada orang yang secara fisik lebih mudah khawatir, misalnya jantungnya lemah dan cepat berdebar atau susah berkonsentrasi.

2. Ada orang yang secara emosional terkondisi untuk khawatir akibat pengalaman masa lalunya, misalnya ia dibesarkan di lingkungan keluarga yang penuh dengan ketegangan atau ia pernah mengalami trauma yang membuatnya merasa tidak aman lagi, misalnya tragedi atau musibah.

3. Ada orang yang memiliki kepekaan yang tinggi dan ini membuatnya merasakan segalanya dengan lebih kuat, termasuk kekhawatiran.

4. Ada orang yang sukar mempercayakan hidupnya kepada Tuhan dan memiliki konsep bahwa Tuhan tidak memelihara hidupnya.

Sebetulnya, apakah kekhawatiran itu? 1. Kekhawatiran adalah upaya untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam.2. Kekhawatiran adalah alarm untuk memberi peringatan bahwa ada bahaya yang

sedang mendatangi kita.3. Kekhawatiran adalah tindakan untuk mengantisipasi ketidakberdayaan kita

mengatasi ancaman yang datang.Dengan kata lain, kekhawatiran timbul oleh karena dua unsur: Bahaya yang mengancamKetidakberdayaan kitaCara Mengatasinya:

1. Kehawatiran tidak untuk dihilangkan melainkan untuk dilawan.2. Alkitab menawarkan solusi yang berbeda dengan cara yang manusia kenal:

Bukannya mengendalikan situasi, melainkan menyerahkan situasi kepada Tuhan (bukan berserah kepada situasi). "Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya sebab Ia yang memelihara kamu." 1 Petrus 5:7

Singkirkan Kuatirmu Dan BerdoalahFilipi 4:6-7 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”Mengapa kita harus berdoa?Ada banyak hal yang bisa saya katakan sebagai tanggapan dari pertanyaan ini, tetapi ini adalah salah satu alasan penting mengapa kita harus berdoa.Doa adalah cara di mana Allah membantu kita untuk mengatasi kecemasan dan kekhawatiran kita.Kita semua tahu bahwa hidup ini penuh masalah. Kita semua bergumul dengan kekhawatiran tentang

Page 7: renungan kekhawatiran

kesehatan kita, keselamatan diri kita, keluarga kita, keuangan, dll. Dalam kenyataan ini, apa yang harus kita lakukan? Jawabannya adalah, Berdoa!Sering dikatakan, “Jika lutut Anda gemetar, berlututlah! Jadi, waktu berikutnya. Anda tiba-tiba dicengkeram oleh rasa khawatir, Anda dapat mengubahnya menjadi doa.”Rasul Paulus mengingatkan kita, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segalaakal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)Perhatikan bahwa Paulus tidak mengatakan, “Berdoalah tentang segala hal… Jika Anda melakukan ini, masalah Anda akan hilang.”Sebaliknya, dia mengatakan, “Jika Anda melakukan ini, Anda akan mengalami damai sejahtera Allah, yang jauh lebih indah daripada yang dapat dimengerti oleh pikiran manusia.”Namun  ini tidak berarti bahwa Allah tidak dapat atau tidak akan menghapus masalah-masalah Anda, karena kadang-kadang Dia akan langsung melakukannya. Namun seringkali, Dia akan memberikan kita kekuatan-Nya dan kedamaian di tengah-tengah masalah.Dengan kata lain, kita mampu meletakkan segala sesuatu ke dalam perspektif yang tepat.Jika Anda memiliki “Tuhan yang besar”, dalam arti bahwa Anda melihat Tuhan sebagaimana benar-benar Dia sebagai Tuhan, maka Anda akan memiliki “masalah-masalah kecil”.Sederhananya, jika Anda melihat masalah-masalah Anda besar, maka Anda melihat Tuhan Anda kecil.Jika Anda melihat Tuhan yang besar, maka Anda akan melihat masalah-masalah Anda adalah kecil.Salah satu hal yang disampaikan berulang kali oleh Tuhan adalah pesan jangan khawatir dan serahkanlah segala kekhawatiran Anda pada Tuhan.

Mamon vs Kekhawatiran

Janganlah khawatir! Demikianlah nasihat Yesus kepada para pendengar-Nya. Sebagian besar orang Kristen pasti setuju dengan pesan Sang Guru dari Nazaret ini. Dengan tegas mereka berkata, ”Kalau masih khawatir, itu artinya nggak punya iman. Kita ini orang Kristen. Punya Tuhan! Masak kita masih khawatir?”Yang lainnya, meski setuju bahwa hidup manusia ada di tangan Tuhan, namun tak mudah bagi mereka mengaminkan pesan Yesus itu. Mereka menyatakan sembari mengeluh, ”Masak sih nggak boleh khawatir. Kita ini ’kan masih manusia” keluh mereka.

Allah atau MamonLalu, sikap manakah yang tepat? Agaknya, banyak orang lupa bahwa khawatir itu sendiri merupakan salah satu rasa yang sering tiba-tiba datang tanpa permisi. Menurut guru saya, GMA Nainggolan, perasaan itu sesuatu yang di luar manusia. Dia menghampiri manusia. Dia tiba-tiba menyergap, yang membuat seseorang akhirnya takut. Jadi, khawatir sendiri merupakan hal alami. Tak ada bukan di antara kita yang pernah merencanakan sebuah kekhawatiran? Ah, besok saya mau khawatir!Khawatir merupakan hal manusiawi, yang memang berasal dari luar diri kita. Jika khawatir berasal dari luar diri kita, tak pernah kita rencanakan, maka yang penting ialah bagaimana kita agar tidak dikuasai oleh kekhawatiran. Itu berarti kita harus mengendalikan perasaan khawatir itu! Oleh karena itu, sebelum bicara soal hal kekhawatiran, Yesus mengingatkan para pendengar-Nya akan bahaya mamon. Mamon berasal dari bahasa Aram yang berarti harta benda. Yesus menegaskan: ”Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang

Page 8: renungan kekhawatiran

lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”Dalam bukunya, Khotbah di Bukit, John Stott menyatakan ada saja orang yang tidak setuju dengan ucapan Yesus ini. Mereka menolak dihadapkan pada pemilihan yang begitu gamblang. Mereka akui bahwa itu hanyalah soal pengelolaan waktu belaka dan itu mereka buktikan dalam praktik. Mereka mengatakan bahwa mereka bisa mengabdi kepada Allah pada hari Minggu dan mengabdi pada mamon pada hari lainnya.Namun itu bukanlah yang dimaksud Yesus. Di sini Yesus tidak bicara soal dua majikan. McNeile pernah berkata: ”Manusia memang bisa bekerja untuk dua majikan, tetapi tidak ada satu orang hamba yang memiliki dua tuan. Sebab kemilikan tunggal dan kesiapsiagaan selama 24 jam adalah tuntutan mutlak perhambaan. Jadi setiap orang yang membagi kesetiaannya antara Allah dan mamon, pada dasarnya telah memberikan keseluruh kesetiaannya kepada mamon. Sebab kepada Allah, orang hanya dapat mengabdi dengan kesetiaan yang utuh, menyeluruh, dan mantap. Sedikit contoh, jika kita bekerja di perusahaan jasa, maka sejatinya majikan kita itu banyak, yakni pelanggan kita. Tetapi, kita sama-sama tahu bahwa mereka memilih kita karena di mata mereka kita dapat dipercaya. Nah, persoalannya ialah apakah kita memang sungguh-sungguh dapat dipercaya.Dan kalau sudah begini kita sungguh-sungguh tahu bahwa jika kita berfokus hanya kepada keuntungan belaka, dan mulai mengurangi kualitas, maka pelanggan kita berangsur-angsur akan pergi meninggalkan kita. Sejatinya, di tempat kerja pun pilihannya tetap apakah kita mengabdikan diri kepada Allah atau kepada mamon.

Jangan KhawatirDengan perkataan lain, jatuhnya pilihan kita secara asasi pada siapa kita mengabdi: Allah atau mamon, akan mempengaruhi sikap kita terhadap keduanya. Karena itu, demikian Yesus menasihati para pendengarnya, ”Karena itu, Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir pula tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai.” (Mat. 6:25).Sejatinya, Yesus tidak menganggap sepele ketiga kebutuhan primer tadi—makanan, pakaian, dan perumahan. Kenyataannya semua itu merupakan ciptaan Allah juga. Dan Ia berupaya memenuhinya. Bukankah sebelumnya Yesus mengajarkan para pendengar-Nya berdoa: ”Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Lalu apa yang Dia maksudkan di sini?Pertama, Sang Guru dari Nazaret ingin memperlihatkan bahwa betapa mubazirnya jika seluruh perhatian kita disita oleh kesibukan mencari kepuasan badani. Yesus mencoba memperlihatkan bagaimana logika merupakan salah satu cara terbaik untuk mengendalikan rasa khawatir. Perhatikan kalimat-kalimat retoris yang dikemukakan-Nya:”Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh lebih berharga daripada burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? Mengapa kamu khawatir mengenai pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika demikian Allah

Page 9: renungan kekhawatiran

mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?” (Mat. 6:25-30).Ya, bukankah hidup itu lebih penting dari makanan dan tubuh itu lebih penting dari pakaian? Persoalannya sering kali memang di sini, kesehatan manusia modern lebih lebih diakibatkan bukan karena kekurangan makan, tetapi karena kebanyakan makan—terlebih makanan yang mengandung kolesterol. Ironis memang. Banyak orang sakit karena makan enak! Dan Yesus menekankan bahwa hidup itu lebih penting dari makanan. Kedua, Yesus menekankan bahwa kita lebih berharga dari burung dan bunga bakung. Dan Yesus menekankan bahwa kita adalah anak-anak Bapa yang di surga. Hubungan kekeluargaan inilah yang seharusnya membuat perhatian anak-anak Allah tidak disibukkan oleh hal-hal tadi.Ketiga, kekhawatiran tidak akan membuat umum kita lebih panjang, lebih pendek malah mungkin. Setidaknya, kekhawatiran akan membuat paras kita tampak lebih tua dari yang seharusnya. Khawatir akan membuat otot-otot wajah kita tegang; bedakan dengan kala kita tersenyum. Sehingga, Yesus menekakan, kalau memang umur kita tidak bertambah panjang, lalu mengapa harus khawatir?Keempat, Yesus mengingatkan: ”Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu.” Allah Bapa mengetahui apa yang kita perlukan. Di sini kita memang harus sungguh membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Allah memahami kebutuhan kita! Bukankah kita anak-anak-Nya?Alasan Yesus sederhana, dan sangat logis, Bapa-Mu tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu! Dalam nubuat Yesaya, Allah digambarkan sebagai seorang Ibu. Perhatikan: ”Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.” (Yes. 49:15-16)Namun, demikian itu tidak berarti bahwa kita tinggal duduk berpangku tangan saja. Saya selalu ingat puisi Arswendo: Tebarkanlah jalamu karena ikan tak melenggang ke dalam penggorengan. Memang burung tak kelaparan sampai mati. Tetapi burung perlu terbang ke tempat padi tumbuh sebab sejak semula padi tak dicipta tumbuh di ujung paruh. Manusia memang harus bekerja dan mengusahakan semuanya itu. Dan Tuhan Yesus memang tidak melarang orang untuk merencanakan apa yang kita makan, minum, dan pakai, melainkan mengkhawatirkannya. Jadi bukan karena memikirkannya, tetapi menjadi susah akibat memikirkannya. Uskup Ryle pernah berkata: ”Persiapan bijaksana untuk hari esok adalah baik; yang salah ialah kekhawatiran yang meletihkan, merongrong, dan membuat kita tidak bahagia.”Lagi pula, jangan sampai saking khawatirnya akan masa depan membuat kita melupakan keindahan hari ini. Jangan sampai, keceriaan hari ini menjadi sirna karena kita terlalu khawatir akan hari esok. 

Allah vs Berkat-berkat-NyaSehingga Yesus langsung menasihati: ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat. 6:33-34).Persoalannya, manusia sering berkonsentrasi pada hal-hal yang akan ditambahkan itu. Manusia lebih berkonsentrasi kepada berkat Allah, malah melupakan Allah itu sendiri. Kan repot jadinya? Apa yang kita harapkan: Allah atau

Page 10: renungan kekhawatiran

berkat-berkat Allah? Lebih menitikberatkan pada berkat Allah akan membuat kita dikuasai oleh berkat Allah itu dan akhirnya kita malah melupakan Allah! Ingatlah nasihat pertama Yesus pada awal khotbah ini: ”Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Allah tentu lebih utama dari berkat-berkatnya. Sehingga Martin Luther dengan tegas berkata, ”Ke neraka pun aku mau asal bersama Tuhan!” Ya, apa artinya berkat Allah, namun kita kehilangan Tuhan sendiri?

Lagi pula, apa artinya tempat tidur empuk, jika kita tidak bisa tidur nyenyak. Bagi saya, tidur nyenyak pun merupakan anugerah Allah. Apa artinya makanan enak, jika kita tidak bisa menikmatinya? Rasa nikmat, rasa syukur, semuanya itu adalah anugerah Allah. Allah lebih penting dari berkat-berkat Allah. Berkat-berkat Allah jika tidak kita kelola dengan baik malah bisa menguasai kita. Berkat-berkat Allah bersifat sementara, sedangkan Allah sendiri bersifat kekal. Tak heran, pemazmur menasihati: ”Berharaplah kepada Tuhan hai Israel dari sekarang sampai selama-lamanya” (Mzm

BAHAYA KEKHAWATIRAN

Renungan HarianSarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus

Tanggal: Jumat, 11 Januari 2008Bacaan : Matius 6:25-34Setahun: Kejadian 31-33

Nats: Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? (Matius 6:27)Judul:BAHAYA KEKHAWATIRANBelum lama ini saya bertemu seorang teman lama. Saya hampir tidak mengenalinya. Wajahnya sangat berubah, terlihat lebih tua dari usia sebenarnya. Kami bercakap-cakap tentang banyak hal. Ketika saya bertanya mengapa ia tampak kurus dan tua, padahal saya dua tahunlebih tua darinya, ia menceritakan banyak masalah. Dari perbincangan yang cukup panjang, saya mendapat satu kesimpulan: ia selalu mengkhawatirkan masa depan. Masa depan keluarga-istri dan putrinya. Masa depan pabrik tempatnya bekerja. Hal itu terus mengganggu pikirannya dan akhirnya bermuara pada penampilan fisiknya* terlihat kurus dan tua.Yesus adalah Allah yang memahami kebutuhan manusia secara utuh. Matius 5-7 dimasukkan di bawah judul Khotbah di Bukit. Banyak orang berpikir jika Yesus yang berkhotbah, tentu yang dibicarakan-Nya masalah surga. Namun, Khotbah di Bukit menyadarkan kita bahwa Yesuspun memahami persoalan yang erat dengan hidup manusia-kekhawatiran.Sepintas, kekhawatiran merupakan hal lazim karena semua orang mengalaminya. Namun, Yesus berkata ada bahaya besar di balik kekhawatiran. Matius 6:27 menjelaskan bahwa kekhawatiran tidak dapat menambah sehasta pada jalan hidup manusia. Dengan kata lain, kekhawatiran memperpendek usia manusia. Secara medis hal ini dapat dijelaskan. Ada sejenis hormon dalam tubuh kita yang tidak

Page 11: renungan kekhawatiran

dapat bekerja apabila seseorang tidak tenang. Semakin lama tidak tenang,semakin lama khawatir, semakin lama pula hormon itu tidak bekerja.Akibatnya, kesehatan pun memburuk. Ingin sehat? Buanglah kekhawatiran* MZ KEKHAWATIRAN MENIMBULKAN MASALAH SUKACITA MEMBAWA BERKAT

Ayat Alkitab:Matius 6:25-3425. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamupakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Bebas Dari Kekuatiran (Matius 6:25-34)

PENDAHULUAN :Setiap orang pasti pernah merasa kuatir. Orang bisa kuatir akan masa depannya, kuatir akan anak-anaknya, akan usaha dan pekerjaannya, dan hal-hal lainnya (Luk.10:41).Apakah ”kuatir” itu? Kuatir adalah ”takut akan sesuatu hal yang belum terjadi”. Dan hal yang dikuatirkannya tersebut bisa terjadi tetapi bisa juga tidak terjadi.Apabila seseorang dikuasai kekuatiran, maka ia adalah orang yang paling rugi karena sudah membuang energi terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi dalam hidupnya. Oleh sebab itu firman Tuhan mengajarkan kita agar kita tidak kuatir (1 Kor. 7:32)Katakan: “Saya tidak perlu kuatir tentang apapun.”  (“Janganlah kamu kuatir!”).

Page 12: renungan kekhawatiran

ISI: Mengapa kita tidak boleh kuatir?I. KARENA PERINTAH TUHAN (AYAT 25-26)Tuhan memberikan perintah kepada kita untuk tidak kuatir. Berulang-ulang Ia mengingatkan kita akan perintah tersebut (Baca: Filipi 4:6).  Tuhan mengajarkan agar kita menyerahkan segala keinginan kita kepadaNya dalam doa dan permohonan  dengan ucapan syukur.Ketika saudara sedang kuatir, perintah siapa yang saudara turuti? Suara hati sendiri atau suara Tuhan? Taatilah perintah Tuhan pasti akan membuat hidup kita tenang.Illustrasi: Seorang ibu sedang mengkuatirkan anaknya yang sedang ke luar kota terjadi sesuatu yang tidak baik karena selama 3 hari tidak ada khabar berita. Ternyata anaknyabaik-baik saja. Ia tidak menghubungi dirinya karena HP nya hilang sehingga tidak bisa menghubungi ibunya.Ucapkan: “Saya akan mentaati perintah Tuhan”.  (Taatilah perintah Tuhan).II.  KARENA KEKUATIRAN TIDAK ADA GUNANYA ( AYAT 27 )Kekuatiran itu sama sekali tidak ada gunanya. Firman Tuhan mengatakan bahwa kekuatiran tidak akan bisa menambah umur seseorang, yang terjadi justru sebaliknya.Meskipun banyak orang tahu kekuatiran itu tidak ada gunanya, tetapi banyak orang tetap saja kuatir dan dikuasai oleh perasaan tersebut.Apa ang harus kita lakukan? Buanglah kekuatiran dari hidup kita!!!Illustrasi: Seorang ibu kuatir karena anak gadisnya hingga umur 32 tahun belum ada laki-laki yang mendekatinya. Ternyata waktu umur 33 tahun ia menemukan pasangan hidupnya. Kemudian ia berkata: ”Kalau tahu begini gak perlu kuatir selama 7 tahun ini”.Ucapkan: ”Kekuatiran itu tidak ada gunanya”. (Kuatir itu tidak ada gunanya)

III. KARENA TUHAN YANG MEMELIHARA HIDUP KITA (AYAT 32-34)Tuhan menggambarkan diri-Nya sebagai Bapa bagi kita. Bapa di dunia saja tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya apalagi Bapa kita yang di sorga.Tuhan tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Apa yang sedang saudara butuhkan hari-hari ini? Datanglah dan sampaikanlah kepada Tuhan, maka Dia lah yang akan memenuhi kebutuhan saudara (Filipi 4:19).Illustrasi: Pengkhotbah bisa mencari illustrasi sendiri atau kesaksian pribadi yang pernah dialaminya.Ucapkan: “Saya percaya Tuhan pasti sanggup memelihara hidupku. (Tuhanpasti memelihara hidupmu).KESIMPULAN: Apakah saudara sedang kuatir? Serahkanlah hidup dan masa depan saudara kepada Tuhan maka Ia-lah yang akan memelihara hidup saudara. Ia adalah Bapa yang baik yang tidak akan pernah meninggalkan anak-anak-Nya. Amin.SUARA GEMBALA  MINGGU INI :

Page 13: renungan kekhawatiran

”Anda bisa sedih bila melihat ke belakang bahkan kuatir bila melihat sekeliling, tapi Anda akan kuat bila dengan iman melihat ke atas, kepada Tuhan” (Ibrani 11:6)