Renstra Perwakilan Bkkbn provinsi bali 2020-2024
Transcript of Renstra Perwakilan Bkkbn provinsi bali 2020-2024
PERWAKILAN
BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL
PROVINSI BALI
2020 - 2024
RENCANA STRATEGIS
i | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
KATA PENGANTAR
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pada Pasal 56
Ayat (1), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
memiliki tugas melaksanakan Pengendalian Penduduk dan
menyelenggarakan Keluarga Berencana. Kemudian untuk melaksanakan
tugas tersebut, pada Pasal 56 ayat (2) BKKBN mempunyai fungsi antara
lain a). perumusan kebijakan nasional; b). penetapan Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria (NSPK); c). pelaksanaan advokasi dan koordinasi; d).
penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi; e). penyelenggaraan
pemantauan dan evaluasi; dan f ). pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi
di Bidang Pengendalian Penduduk dan penyelenggaraan Keluarga
Berencana.
Dalam melaksanakan fungsi perumusan kebijakan nasional, BKKBN
mengacu pada Dokumen Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, dimana
sasaran-sasaran yang harus dicapai dalam Pembangunan Bidang
Pengendalian Penduduk dan KB telah ditetapkan. Sasaran RPJMN tersebut
harus dapat diterjemahkan ke dalam kebijakan dan strategi
implementasinya melalui berbagai output, indikator, komponen dan sub
komponen pada Rencana Strategis (Renstra) BKKBN tahun 2020 -2024 yang
juga dimasukkan ke dalam Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2020-
2024.
Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2020-2024 merupakan dokumen
perencanaan yang memuat mandat/tugas dan fungsi, kewenangan, peran,
perkembangan kondisi/isu strategis, potensi dan permasalahan yang harus
diatasi, arah kebijakan dan strategi, program dan kegiatan prioritas yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai oleh seluruh jajaran di lingkungan
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun
kedepan. Renstra ini diharapkan juga dapat menjadi salah satu panduan
ii | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
dalam penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program maupun anggaran,
serta pengembangan kebijakan dan kegiatan prioritas kesekretariatan
kedepan.
Seluruh Unit Kerja, Pimpinan maupun Staf, di lingkungan Perwakilan
BKKBN Provinsi Bali harus dapat mengimplementasikan Renstra ini dengan
berorientasi pada peningkatan kinerja yang lebih baik (better performance)
untuk menjamin keberhasilan dalam memberikan pelayanan Program
Bangga Kencana secara maksimal.
Akhir kata, kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam proses
penyusunan Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2020-2024 ini, kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Dalam penyusunan Renstra
ini tentu masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, mari kita terus
tingkatkan koordinasi dan sinergitas baik dilingkungan Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali maupun dengan Mitra Kerja, sehingga kita semua dapat
melaksanakan seluruh program dan kegiatan prioritas Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali secara lebih terarah, efektif, efisien, dan akuntabel.
Denpasar, Juni 2020
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi Bali,
iii | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
1.1. KONDISI UMUM .............................................................................................................. 1
1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN ............................................................................. 10
BAB II ............................................................................................................................................... 16
TUGAS POKOK, FUNGSI, ARAH KEBIJAKAN, DAN STRATEGI .................................... 16
2.1. VISI, MISI, DAN TUJUAN .............................................................................................. 16
2.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ...................................................................................... 17
2.3. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ........................................................................... 18
BAB III .............................................................................................................................................. 22
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN ............................................................................................................................ 22
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL .................................................. 22
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BKKBN ........................................................ 24
3.3 KERANGKA REGULASI ............................................................................................... 30
3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN .................................................................................... 37
BAB IV .............................................................................................................................................. 39
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ........................................................... 39
4.1 TARGET KINERJA ........................................................................................................ 40
4.2 KERANGKA PENDANAAN .......................................................................................... 43
4.3 PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS BERBASIS
KEWILAYAHAN .......................................................................................................................... 45
BAB V ............................................................................................................................................... 50
PENUTUP ......................................................................................................................................... 50
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 52
MATRIKS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) ..................................................................... 53
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024 ........................................................... 53
1 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. KONDISI UMUM
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan kepada
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali untuk melaksanakan Program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga
Kencana) di Bali. Lebih lanjut, Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2020-2024 memberi mandat kepada Perwakilan BKKBN Provinsi Bali untuk
berkontribusi secara langsung terhadap dua dari tujuh Agenda
Pembangunan/Prioritas Nasional (PN), yaitu “Meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing”, dan “Mendukung revolusi
mental dan pembangunan kebudayaan”.
Dalam rangka meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing, terdapat
tiga Program Prioritas (PP) yang diemban oleh Perwakilan BKKBN Provinsi
Bali, yakni:
1) Perlindungan sosial dan tata kelola kependudukan, dengan Kegiatan
Prioritas (KP):
(1) Integrasi sistem administrasi kependudukan.
(2) Pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk.
2) Penguatan pelaksanaan perlindungan sosial, dengan KP: kesejahteraan
sosial.
3) Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dengan KP:
(1) Peningkatan kesehatan ibu, anak, Keluarga Berencana (KB), dan
kesehatan reproduksi.
(2) Percepatan perbaikan gizi masyarakat.
Program Prioritas Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dalam revolusi mental
dan pembangunan kebudayaan adalah revolusi mental dan pembinaan
2 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
ideologi Pancasila untuk memperkukuh ketahanan budaya bangsa dan
membentuk mentalitas bangsa yang maju, modern, dan berkarakter.
Kegiatan Prioritasnya adalah revolusi mental dalam sistem sosial untuk
memperkuat ketahanan, kualitas, dan peran keluarga, serta masyarakat
dalam pembentukan karakter.
Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2020-
2024 disusun sebagai penjabaran Agenda Pembangunan Prioritas Nasional
(PN) beserta PP dan KP yang diemban. Dokumen ini dilengkapi Indikator
Sasaran Program/Indikator Kinerja Utama (IKU), Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK), Indikator Output Kegiatan, Komponen, dan Subkomponen dengan
target yang memperhitungkan hasil proyeksi capaian target pada RPJMN
2020-2024 dan hasil evaluasi pencapaian program/kegiatan pada RPJMN
dan Renstra periode sebelumnya.
Secara umum penduduk mempunyai tiga matra pokok, yaitu aspek
kuantitas, kualitas, serta mobilitas penduduk. Di samping ketiga matra ini,
ada aspek pendukung lainnya yaitu masalah administrasi kependudukan
yang berkenaan dengan ketiga matra tersebut. Di Indonesia, keempat aspek
kependudukan ini masih menghadapi kendala dan tantangan yang
cukup berat.
Dari sisi kuantitas, penduduk Bali berjumlah cukup besar jika
dibandingkan dengan luas wilayah yang hanya 5.632,86 Km2. Berdasarkan
data Provinsi Bali Dalam Angka Tahun 2020 (BPS) jumlah penduduk Provinsi
Bali sebesar 4.336.900 jiwa dengan angka laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,21%. Indikator keberhasilan pembangunan di suatu wilayah juga
diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia. Indeks Pembangunan
Manusia (IPM). IPM merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan
dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan
bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. IPM
Provinsi Bali Tahun 2019 adalah 75,38. Angka ini lebih tinggi 0,61 poin atau
tumbuh sebesar 0,82 persen dibanding keadaan tahun 2018 (Tabel 1.1.).
Sedangkan IPM Indonesia Tahun 2019 adalah 71,92. Jika dibandingkan
3 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
dengan provinsi lain di Indonesia IPM Bali nampaknya sudah berada pada
posisi yang menggembirakan, yaitu berada pada ranking ke-5. Selama
periode 2018 hingga 2019, seluruh kabupaten/kota mengalami
peningkatan IPM. Pada periode ini, Kota Denpasar tercatat mengalami
peningkatan IPM paling lambat. Meski sebagai kabupaten/kota dengan IPM
tertinggi Provinsi Bali, Kota Denpasar tercatat hanya mengalami
peningkatan 0,46 persen. Di posisi sebaliknya, walaupun Kabupaten
Karangasem menempati peringkat terakhir IPM kabupaten/kota Provinsi
Bali, namun mampu menjadi kabupaten dengan peningkatan IPM paling
tinggi, yaitu 1,28 persen. Fenomena ketiga adalah masalah persebaran
penduduk di Provinsi Bali. Dari sisi persebaran dan mobilitas penduduk,
dijumpai ketimpangan persebaran penduduk yang tidak merata dan
terkonsentrasi di tiga kabupaten/kota yaitu : Denpasar, Gianyar dan
Badung. Hal ini berimplikasi pada kemampuan daya tampung dan daya
dukung lingkungan, yang pada gilirannya dapat menurunkan derajat
hidup dan permasalahan lingkungan hidup bagi penduduk.
Keberhasilan pembangunan kependudukan dan keluarga berencana dalam
menurunkan angka fertilitas dan peningkatan usia harapan hidup di
Provinsi Bali selama ini telah menghasilkan transisi demografi. Transisi
demografi tersebut ditandai dengan menurunnya angka kelahiran dan
kematian dan disertai peningkatan angka harapan hidup telah
mengubah struktur umur penduduk dengan meningkatnya proporsi
penduduk usia kerja (15-64 tahun). Hal ini mengakibatkan angka
ketergantungan mengalami penurunan yang disebut dengan bonus
demografi. Peluang emas tersebut perlu dimanfaatkan untuk memicu
pertumbuhan ekonomi Bali dalam rangka untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Namun demikian, peluang emas tersebut harus
diimbangi dengan kebijakan-kebijakan seperti : (1) peningkatan
kualitas sumber daya manusia sehingga mempunyai kompetensi dan daya
saing tinggi apalagi Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA); (2) menyediakan kesempatan kerja produktif agar penduduk
usia kerja yang jumlahnya besar dapat bekerja untuk meningkatkan
4 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
tabungan rumah tangga; (3) tabungan tersebut selanjutnya dapat
diinvestasikan kembali untuk menciptakan kesempaan kerja produktif;
dan (4) pemberdayaan perempuan perlu ditingkatkan untuk mendorong
mereka memasuki pasar kerja.
Berdasarkan proyeksi penduduk Bali tahun 2010-2035 jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk Provinsi
Bali akan semakin meningkat dengan laju pertumbuhan penduduk yang
semakin menurun (metode komponen). Hasil perhitungan proyeksi
penduduk tingkat kabupaten/kota dan kecamatan di Bali juga
menunjukkan peningkatan jumlah penduduk namum dengan laju
pertumbuhan penduduk yang semakin menurun (metode matematik).
Provinsi Bali diproyeksikan sepuluh tahun mendatang mengalami
peningkatan yaitu dari 3.907, 4 ribu jiwa pada tahun 2010 menjadi 4.380,
ribu jiwa pada tahun 2020 (Tabel 1.1) dan menjadi 4.765,4 ribu jiwa pada
tahun 2030. Namun demikian, pertumbuhan rata-rata pertahun penduduk
Bali dalam periode 2010-2035 menunjukkan kecenderungan menurun.
Dalam periode 2010-2015 dan 2015-2020 laju pertumbuhan penduduk
turun dari 1,23 persen menjadi 1,07 persen pertahun (Tabel
1.2).Sedangkan, dari 2020 – 2025 dan 2025 – 2030 LPP Bali turun dari 0,92
menjadi 0,77. Bahkan berdasarkan Proyeksi, di tahun 2030 – 2035 PLL Bali
turun lagi menjadi 0,61. Turunnya laju pertumbuhan penduduk ini
ditentukan oleh turunnya tingkat kelahirandan dan kematian. Tingkat
penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada tingkat penurunan
karena kematian. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR) turun
dari sekitar 17,0 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 14,7 per
1000 penduduk tahun 2020. Sedangkan, di tahun 2035, Angka Kelahiran
Kasar (Crude Birth Rate/CBR) diproyeksikan menjadi 12.5 Di lain pihak,
Angka Kematian Kasar (Crude Dead Rate)/CDR turun dari 7,5 per 1000
penduduk menjadi 7,4 per 1000 penduduk dalam kurun waktu 2010 –
2020 dan diproyeksikan akan mengalami kenaikan di tahun 2020 – 2035
menjadi 9,4.
5 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bali Tahun 2019
Sumber : BPS 2019
Tabel 1.2 Proyeksi Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi BaIi, 2010-2020
(Ribuan)
Kab/Kota
2010 2015 2020'
L P TotaI L P TotaI L P TotaI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Jembrana 130.4 132.2 262.6 134.8 136.8 271.6 138.7 140.9 279.6
Tabanan 209.6 212.7 422.3 216.5 219.4 435.9 222.4 225.6 448.0
Badung 278.8 267.9 546.7 314.3 302.1 616.4 348.4 334.8 683.2
Gianyar 238.0 233.6 471.6 249.9 245.2 495.1 260.6 255.7 516.3
Klungkung 84.6 86.5 171.1 86.9 88.8 175.7 89.0 90.9 179.9
Bangli 109.3 106.8 216.1 112.6 110.0 222.6 115.5 112.9 228.4
Karangasem 198.9 198.9 397.8 204.4 204.3 408.7 209.4 209.1 418.5
Buleleng 311.9 314.3 626.2 321.9 324.3 646.2 330.7 333.3 664.0
Denpasar 404.7 388.3 793.0 449.7 430.9 880.6 491.5 471.4 962.9
Jumlah 1.966.2 1.941.2 3.907.4 2.091.0 2.061.8 4.152.8 2.206.2 2.174.6 4.380.8
Sumber: BPS-BKKBN, 2014
6 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Salah satu karakteristik penduduk Bali sebagai daerah tujuan migran
adalah persebaran antar kabupaten/kota yang tidak merata. Hasil proyeksi
penduduk tahun 2020 penduduk Bali tinggal di Kota Denpasar mencapai
20,9 persen dan diproyeksikan penduduk Bali yang tinggal di Kota
Denpasar mencapai 21,98 persen, padahal luas Kota Denpasar hanya
sekitar 2,27 persen dari wilayah Bali. Sementara itu kabupaten lainnya di
Bali menguasai wilayah yang jauh lebih besar.
Kabupaten Badung menunjukkan laju pertumbuhan penduduk tertinggi di
Bali berada di atas laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar, namun
dari sisi luas wilayah mencapai sekitar 7,42 persen dari wilayah Bali dan
menamping penduduk dengan kontribusi sebesar hampir 14 persen
pada tahun 2010 dan diperkirakan mencapai 15,6 persen di tahun 2020
dari jumlah penduduk Bali.
Tabel 1.3 Proyeksi Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Bali,
2010 - 2020
Kabupaten/Kota 2020 - 2015 2015 - 2020 2010 - 2020
(1) (2) (3) (4)
Jembrana 0,68 0,58 0,63
Tabanan 0,64 0,55 0,59
Badung 2,43 2,08 2,25
Gianyar 0,98 0,84 0,91
Klungkung 0,53 0,47 0,50
Bangli 0,59 0,52 0,56
Karangasem 0,54 0,48 0,51
Buleleng 0,63 0,54 0,59
Denpasar 2,21 1,80 1,96
Jumlah 1,23 1,07 1,15
Sumber: BPS-BKKBN, 2014
7 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Hasil proyeksi penduduk Bali secara nasional diperkirakan akan mengalami
aging population (sebagai provinsi penduduk tua), terjadi pada tahun 2035
mendatang dengan persentase penduduk 65 tahun ke atas sebesar 12,1
persen. Namun demikian, susunan umur setiap kabupaten/kota dari hasil
proyeksi juga mengalami perubahan yang berbeda menurut komposisi umur
penduduk. Susunan umur penduduk di beberapa kabupaten sedikit lebih
tua dari kabupaten lainnya, artinya penduduk yang berusia lanjut 65
tahun keatas telah lebih tinggi daripada tahun 2020. Dua kabupaten
dengan persentase penduduk 65 tahun keatas yang paling besar pada
tahun 2020 adalah Klungkung sebesar 11,2 persen, diikuti Tabanan sebesar
11,0 persen. Dengan kata lain jumlah penduduk umur 65 tahun keatas
di kabupaten tersebut telah mencapai lebih dari 10 persen (Tabel 1.4).
Jadi Kabupaten Klungkung dan Tabanan pada tahun 2020 sudah bisa
dikategorikan sebagai kabupaten penduduk tua. Proyeksi penduduk
menurut kelompok umur harus juga menjadi referensi dalam menyusun
kebijakan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga baik pada Renstra BKKBN 2020-2024 maupun pada penyusunan
Renstra SKPD-KB Kabupaten/Kota.
Pada daerah-daerah yang akan mengalami aging population tentunya akan
memperbanyak program-program Keluarga Sejahtera yang diperuntukkan
bagi para lansia antara lain seperti Bina Keluarga Lansia (BKL). Demikian
pula, pemerintah daerah tentunya lebih banyak menyiapan sarana dan
prasana yang ramah lansia. Sementara itu, pada daerah-daerah yang
proporsi penduduk 0-14 tahun cukup banyak tentunya lebih banyak
mengembanpkan program GenRe.
8 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Tabel 1.4 Proyeksi Proporsi Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Menurut Kelompok
Umur Produktif Provinsi Bali, 2010·2020 (Ribuan)
Kab/Kota
0-14 15·65 65+
2010 2015 2020 2010 2015 2020 2010 2015 2020
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Jembrana 26,1 25,0 23,0 67,6 68,3 69,5 6,3 6,8 7,5
Tabanan 20,0 20,9 19,1 68,5 69,1 69,9 9,5 10,0 11,0
Badung 25,6 24,7 23,1 69,6 70,2 71,0 4,8 5,1 5,9
Gianyar 24,7 23,7 21,9 68,0 68,5 69,5 7,3 7,8 8,6
Klungkung 25,2 24,0 22,0 64,9 65,7 66,8 9,8 10,2 11,2
Bangli 26,3 25,1 23,2 65,1 65,7 66,8 8,6 9,2 10,0
Karangasem 27,7 26,4 24,4 63,8 64,5 65,6 8,5 9,1 10,0
Buleleng 27,5 26,3 24,4 65,4 66,2 67,3 7,1 7,5 8,3
Denpasar 25,1 24,4 23,0 72,1 72,7 73,8 2,7 2,9 3,2
Jumlah 25,6 24,5 22,8 68,0 68,7 69,8 6,5 6,8 7,4
Sumber: BPS-BKKBN, 2014
Perlu juga menjadi perhatian kepada para stakeholder dan perencanaan
pembanguan adalah melihat rasio ketergantungan (depedency ratio). Rasio
ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara
banyaknya penduduk usia non-produktif dengan jumlah penduduk usia
produktif. Dengan demikian, rasio ketergantungan dapat menggambarkan
banyaknya penduduk yang harus ditanggung oleh penduduk usia kerja.
Rasio ketergantungan secara kasar dapat digunakan sebagai indikator yang
dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu wilayah apakah tergolong maju
atau sedang berkembang.
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk kabupaten/kota, terlihat angka rasio
ketergantungan pada tahun 2020 yang paling rendah terdapat di Kota
Denpasar sebesar 35,56 persen, disusul Kabupaten Badung dengan angka
40,84 persen dan Kabupaten Tabanan sebesar 42,99% (Tabel 1.4). Angka
rasio ketergantungan penduduk ketiga daerah tersebut lebih rendah jika
dibandingkan dengan rasio ketergantungan penduduk Bali.
9 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Tabel 1.5 Depedency Ratio Menurut Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Bali,
2010·2020
Kabupaten/Kota 2010 2015 2020
(1) (2) (3) (4)
Jembrana 48,03 46,49 43,98
Tabanan 45,97 44,67 42,99
Badung 43,64 42,49 40,84
Gianyar 47,01 45,92 43,98
Klungkung 54,01 52,12 49,79
Bangli 53,59 52,15 49,67
Karangasem 56,68 55,10 52,46
Buleleng 52,99 51,12 48,55
Denpasar 38,64 37,49 35,56
Jumlah 47,17 45,61 43,36
Sumber: BPS-BKKBN, 2014
Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar yang kewenangannya secara konkuren menjadi kewenangan
pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam Undang-undang ini secara tegas
dijelaskan 4 (empat) Sub Urusan yang menjadi kewenangan bersama, yaitu;
1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga Berencana (KB), 3) Keluarga
Sejahtera, dan 4) Standarisasi Pelayanan KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh
KB (PKB/PLKB).
Terkait dengan hal-hal tersebut diatas, maka perlu segera dilakukan
penyempurnaan kelembagaan BKKBN termasuk Perwakilan BKKBN Provinsi
untuk menjabarkan tugas dan fungsi yang diamanatkan oleh Undang-undang
nomor 23 tahun 2014. Untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2020-2024 mengacu pada dokumen Renstra
BKKBN 2020-2024, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024 dan dokumen RPJMD Provinsi Bali 2013-2018.
Sementara itu, untuk menjabarkannya ke dalam struktur program dan
10 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
anggaran Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2020-2024 masih
mengacu pada struktur program dan anggaran seperti pada Renstra BKKBN
2020-2024.
1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN
Ada berbagai isu strategis yang berkembang saat ini, yang perlu mendapat
perhatian dalam merumuskan arah kebijakan, strategi, dan kebijakan
program/kegiatan pada Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2020-2024.
Isu-isu strategis tersebut dikelompokkan kedalam tiga kategori:
1) Pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola kependudukan:
(1) Bonus Demografi
Angka ketergantungan (dependency ratio) di Bali berada dibawah 50
pada rentang tahun 2020-2035 (BPS, 2013). Angka ketergantungan
terendah terjadi pada tahun 2025-2030, dimana setiap 100 orang
penduduk usia produktif (15-64 tahun) hanya menanggung 42.2 orang
penduduk usia nonproduktif. Kondisi ini disebut sebagai jendela
kesempatan (windows of opportunity). Demografer menyebutnya sebagai
“bonus demografi” dengan harapan bahwa jumlah penduduk usia
produktif yang dua kali lebih banyak dibanding jumlah penduduk usia
nonproduktif akan memacu pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.
Syarat utama terjadinya bonus demografi adalah penduduk usia
produktif harus berkualitas sehingga memiliki daya saing.
(2) Aging Population (penduduk menua)
Rendahnya angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) menyebabkan
perubahan struktur penduduk sehingga terjadi jendela kesempatan.
Dalam jangka panjang, TFR yang tetap berada di level yang rendah
(kurang dari 2 anak per Wanita Usia Subur/WUS) dikombinasikan
dengan perbaikan pelayanan kesehatan, akan menyebabkan timbulnya
penduduk menua (aging population). Suatu masyarakat dikatakan
mengalami aging population tatkala proporsi penduduk lanjut usia (lebih
11 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
dari 64 tahun) mencapai 10 persen dari total populasi. Bali diperkirakan
akan memasuki aging population pada tahun 2035 (BPS, 2013).
(3) Pendekatan siklus hidup berbasis perencanaan hidup berkeluarga
Kebijakan pembangunan manusia di Bali haruslah didasarkan pada
pendekatan siklus hidup, mulai dari konsepsi (pembuahan), 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK, sejak janin terbentuk hingga anak usia 2
tahun), anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia (lansia).
(4) Satu data kependudukan
Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
mengamanatkan agar tata kelola data pemerintah menghasilkan data
yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya sehingga menjadi dasar perencanaan pembangunan yang
berkesinambungan dan tepat sasaran. Diharapkan Pendataan Keluarga
(PK) yang merupakan kewenangan BKKBN dapat diintegrasikan dengan
data Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) serta data Sensus
Penduduk (SP) sehingga terwujud satu data yang lengkap guna
mendukung perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
Program Bangga Kencana di Bali.
2) Pemenuhan layanan dasar:
(1) Penurunan Angka Kelahiran Totoal (Total Fertility Rate/TFR)
Hasil SDKI 2017 menunjukkan angka fertilitas total (Total Fertility Rate
atau TFR) sebesar 2,1 anak per 1 wanita, yang berarti seorang wanita di
Indonesia rata-rata melahirkan 2,1 anak selama hidupnya. Jika
dibandingkan dengan nasional, Angka TFR Provinsi Bali tahun 2017
berada di bawah angka TFR Nasional 2017 yaitu sebesar 2,4. Angka TFR
Provinsi Bali sejak SDKI 2007 hingga SDKI 2017 selalu berada di bawah
angka TFR Nasional.
Akan tetapi berdasarkan hasil Survey Kinerja Akuntabilitas Program
(SKAP) Tahun 2019, terjadi kenaikan TFR di Bali dari tahun sebelumnya,
yaitu dari 2,2 di tahun 2018 menjadi 2,3 di tahun 2019. Adanya
12 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
perbedaan angka dari hasil SDKI dan SKAP 2019 ini menunjukkan
bahwa Provinsi Bali masih perlu melakukan kajian lanjutan mengenai
TFR ini.
(2) Penurunan penggunaan kontrasepsi modern (modern Contraceptive
Prevalence Rate/mCPR)
Penggunaan kontrasepsi modern di Provinsi Bali mengalami penurunan
dari 60% persen pada tahun 2012 menjadi 55 persen di tahun 2017.
Sementara penggunaan kontrasepsi tradisional meningkat dari 7 persen
(SDKI 2012) menjadi 12.5 persen (SDKI 2017). Masih rendahnya
pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS), khususnya PUS muda,
mengenai kesehatan reproduksi dan kurangnya akses terhadap
informasi yang akurat dan terpercaya mengenai alat kontrasepsi (alkon)
modern merupakan dua hal yang mungkin menyebabkan penurunan
penggunaan alkon modern di Bali.
(3) Prevalensi stunting
Stunting (gagal tumbuh) merupakan ancaman terhadap kualitas SDM
dan kemampuan daya saing bangsa. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan
prevalensi stunting di Provinsi Bali mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2013 sebesar 10,9%. Hasil Riskesdas 2013 sebesar 32,6% dan
pada tahun 2018 sebesar 21,7%. Akan tetapi angka ini masih perlu
untuk diturunkan. Hal ini membutuhkan peran serta lintas program dan
lintas sektor dalam upaya penurunan stunting di Provinsi Bali.
Berdasarkan SK MenPPN/Kepala Bappenas No.
42/M.PPN/HK/04/2020, terdapat 3 (tiga) Kabupaten yang menjadi
Lokus Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2021,
yaitu Kabupaten Gianyar, Bangli dan Buleleng. Selain itu, terdapat
penambahan 2 (dua) Kabupaten/Kota yang menjadi perluasan Lokus
Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2021 yaitu Kabupaten
Badung dan Kota Denpasar.
13 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Pembangunan kebudayaan dan karakter bangsa:
(1) Penguatan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
tentang Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang pelaksanaannya masih
dihadapkan dengan beberapa permasalahan antara lain: (1) belum
optimalnya komitmen dan dukungan stakeholders terhadap program
KKBPK, yaitu terkait penganggaran di kabupaten/kota; (2)
pelaksanaan advokasi dan KIE belum efektif, yang ditandai dengan
pengetahuan tentang KB dan alat kontrasepsi sangat tinggi (99% dari
Pasangan Usia Subur/PUS), namun tidak diikuti dengan perilaku untuk
menjadi peserta KB modern yang hanya mencapai 55% (SDKI 2017).
(3) masih terjadinya kesenjangan dalam memperoleh informasi tentang
program KKBPK antara wilayah perdesaan-perkotaan maupun antar
tingkat pendidikan dan pengeluaran keluarga, terbukti dengan adanya
kesenjangan TFR antara perdesaan dan perkotaan di Bali (TFR
Perdesaan : 2,5 dan TFR Perkotaan:1,9 , SDKI 2017); (4) muatan dan
pesan dalam advokasi dan KIE belum dipahami secara optimal; dan (5)
peran tenaga lapangan KB dalam konseling KB belum optimal.
Berdasarkan data SDKI 2012, hanya sebesar 1 persen wanita kawin
yang dikunjungi petugas lapangan KB dan berdiskusi tentang KB.
(2) Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata untuk dapat
mengatasi permasalahan pelayanan KB, antara lain: (1) Rendahnya
kesertaan KB Pria, yaitu sebesar 2,0 persen (SDKI 2012 dan 2017); (2)
kualitas pelayanan KB (supply side) belum sesuai standar, yaitu
berkaitan dengan ketersediaan dan persebaran fasilitas
kesehatan/klinik pelayanan KB, ketersediaan dan persebaran tenaga
kesehatan yang kompeten dalam pelayanan KB, kemampuan bidan dan
dokter dalam memberikan penjelasan tentang pilihan metode KB secara
komprehensif termasuk mengenai efek samping alokon dan
penanganannya, serta komplikasi dan kegagalan. Selanjutnya yang
berkenaan dengan ketersediaan dan distribusi alokon di fasilitas
kesehatan (faskes)/klinik pelayanan KB (supply chains); (3) Jaminan
14 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
pelayanan KB belum seluruhnya terpetakan pada fasilitas pelayanan
KB, terutama dalam rangka pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) Kesehatan.
(3) Peningkatan pemahaman dan kesadaran remaja mengenai kesehatan
reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga sangat penting dalam
upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan menurunkan resiko
kematian Ibu melahirkan. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja
antara lain: (1) Tingginya perilaku seks pra-nikah di sebagian kalangan
remaja yang berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan masih
tinggi; Berdasarkan hasil SKAP 2019, Persentase Remaja yang sudah
pernah berhubungan Seks pranikah melebihi presentase Nasional ( Bali
: 3,2 persen, Nasional 1,2 persen) ; (2) Pengetahuan remaja mengenai
kesehatan reproduksi s u d a h c u k u p b a g u s akan tetapi
pengetahuan mengenai perilaku beresiko masih rendah. Berdasarkan
hasil SKAP 2019, Indeks Pengetahuan Remaja tentang KRR berada pada
angka 54,4 persen, sedangkan Persentase Pengetahuan Remaja
mengenai remaja perempuan dapat hamil hanya dalam sekali
berhubungan seksual adalah sebesar 21,7 persen ; dan (3) Cakupan dan
peran Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK R/M)
belum optimal.
(4) Pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga yang ditandai dengan peningkatan pemahaman
dan kesadaran fungsi keluarga. Dalam rangka pembinaan ketahanan
dan kesejahteraan keluarga yang meliputi juga pembinaan kelestarian
kesertaan ber-KB masih dihadapkan pada beberapa permasalahan
antara lain: (1) Pengetahuan orang tua mengenai cara pengasuhan anak
yang baik dan tumbuh kembang anak masih rendah; (2) Partisipasi,
pemahaman dan kesadaran keluarga/orang tua yang memiliki remaja
dalam kelompok kegiatan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga masih rendah; (4) Kualitas hidup lansia dan kemampuan
15 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
keluarga dalam merawat lansia masih belum optimal; (5) Terbatasnya
akses keluarga dan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan
konseling ketahanan dan kesejahteraan keluarga; (6) Pelaksanaan
program ketahanan dan kesejahteraan keluarga akan peran dan fungsi
kelompok kegiatan belum optimal dalam mendukung pembinaan
kelestarian kesertaan ber-KB. Disamping itu juga Kelompok
Kegiatan/Poktan, yang terdiri dari: Bina Keluarga Balita (BKB), Bina
Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) belum optimal
dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat akan pentingnya
ber-KB/pelestarian Peserta KB Aktif (PA); dan (7) Terbatasnya materi
program KKBPK dalam kelompok kegiatan serta terbatasnya jumlah dan
kualitas kader/tenaga kelompok kegiatan.
(5) Data dan Informasi Kependudukan, KB dan KS belum dapat digunakan
secara optimal dalam pengawasan, pemantauan, pengendalian dan
evaluasi program KKBPK, dikarenakan sistem pengolahan data masih
kurang berkualitas.
Beberapa permasalahan diatas harus dijadikan fokus dalam merumuskan
arah kebijakan dan strategi dalam Rencana Strategis Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali 5 (lima) tahun kedepan (2020-2024).
16 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
BAB II
TUGAS POKOK, FUNGSI, ARAH KEBIJAKAN, DAN STRATEGI
2.1. VISI, MISI, DAN TUJUAN
Visi BKKBN adalah “Mewujudkan keluarga berkualitas dan pertumbuhan
penduduk yang seimbang guna mendukung tercapainya Indonesia Maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.” Visi ini
mengandung pengertian:
1) Keluarga berkualitas, yaitu tenteram, mandiri, dan bahagia.
2) Kebijakan pengendalian penduduk dilaksanakan untuk mewujudkan
Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dan menghasilkan bonus demografi.
Untuk mencapai kondisi ini, angka kelahiran total (TFR) diturunkan secara
nasional menjadi 2,26 pada tahun 2020 sampai dengan 2,1 di tahun 2024.
3) Pengaturan kelahiran melalui berbagai kegiatan prioritas Bidang Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) yang komprehensif dan
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) untuk menurunkan TFR serta
meningkatkan kesehatan ibu dan anak guna membangun manusia
berkualitas dan berdaya saing.
4) Pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai siklus hidup sebagai
upaya meningkatkan kualitas keluarga yang berketahanan dan
berkarakter.
Misi BKKBN untuk mencapai visi diatas adalah:
1) Mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam rangka menjaga kualitas
dan struktur penduduk seimbang.
2) Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi secara
komprehensif.
3) Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang holistik integratif sesuai
siklus hidup.
17 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
4) Membangun kemitraan, jejaring kerja, peran serta masyarakat, dan
kerjasama global.
5) Memperkuat inovasi, teknologi, informasi, dan komunikasi.
6) Membangun kelembagaan, meningkatkan kapasitas, dan kesejahteraan
SDM aparatur.
Tujuan BKKBN selama periode Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024:
1) Mewujudkan keluarga berkualitas.
2) Mengendalikan struktur penduduk menuju Penduduk Tumbuh Seimbang
(PTS) dengan SDM yang berkualitas sehingga terwujud bonus demografi
yang bermanfaat bagi pembangunan.
2.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali bertugas melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana
di Bali (Perka BKKBN Nomor 82 Tahun 2011 pasal 2). Fungsi Perwakilan
BKKBN Provinsi Bali adalah:
1) Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan nasional
di Bidang Pengendalian Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan
Keluarga.
2) Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di Bidang Pengendalian Penduduk,
Penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Keluarga
Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
3) Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di Bidang Pengendalian
Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
4) Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi, penggerakan
hubungan antarlembaga, bina lini lapangan, serta pengelolaan data dan
informasi di Bidang Pengendalian Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga
18 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan
Pemberdayaan Keluarga.
5) Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
Bidang Pengendalian Penduduk, Penyelenggaraan Keluarga Berencana dan
Kesehatan Reproduksi, Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga.
6) Pelaksanaan tugas administrasi umum.
7) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya.
2.3. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Arah kebijakan dan strategi Perwakilan BKKBN Provinsi Bali mengacu pada
arah kebijakan BKKBN yang tertuang dalam Renstra BKKBN 2020-2024.
Lima arah kebijakan dan strategi Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun
2020-2024 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik
integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter di
keluarga melalui strategi:
(1) Penguatan pemahaman 8 fungsi keluarga.
(2) Optimalisasi pola asuh dan pendampingan balita dan anak, serta
pembentukan dan penguatan karakter sejak dini melalui keluarga.
(3) Peningkatan pola asuh dan pendampingan remaja, peningkatan
kualitas dan karakter remaja, serta penyiapan kehidupan berkeluarga
bagi remaja.
(4) Peningkatan kemandirian ekonomi bagi keluarga, dengan sasaran
khusus keluarga-keluarga akseptor KB Lestari, keluarga peserta MKJP
khususnya MOP dan MOW, serta peserta KB mandiri di wilayah
Kampung KB.
(5) Peningkatan ketahanan dan kemandirian keluarga rentan.
(6) Penguatan pelayanan ramah lansia melalui tujuh dimensi lansia
tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia,
(7) Peningkatan kemitraan pembangunan keluarga.
19 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
2) Memperkuat pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian
penduduk melalui strategi:
(1) Pengembangan Grand Desain Pembangunan Kependudukan (GSPK).
(2) Penguatan sinergitas kebijakan penyelenggaraan pengendalian
penduduk.
(3) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan.
(4) Peningkatan sinkronisasi dan pemanfaatan data/informasi
kependudukan.
3) Meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang
komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran
melalui strategi:
(1) Penguatan kapasitas fakses dan jaringan/jejaring yang melayani KBKR.
(2) Penguatan kemitraan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
KBKR.
(3) Peningkatan jangkauan pelayanan KBKR di wilayah dan sasaran
khusus.
(4) Peningkatan KB pria.
(5) Penguatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi berdasarkan
siklus hidup, pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), dan
peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan (KB PP).
(6) Peningkatan kemandirian PUS dalam ber-KB.
4) Meningkatkan advokasi dan penggerakan Program Bangga Kencana sesuai
karakteristik wilayah dan segmentasi sasaran, yang dapat diwujudkan
melalui strategi:
(1) Peningkatan penyebarluasan materi KIE Program Bangga Kencana
sesuai segmentasi sasaran dan wilayah.
(2) Peningkatan kinerja tenaga Penyuluh KB/PLKB dan pemberdayaan
masyarakat melalui penggerakan kader PPKBD/Sub-PPKBD.
5) Memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi, dengan strategi:
20 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
(1) Peningkatan kualitas dan pemanfaatan data/informasi Program
Bangga Kencana berbasis teknologi informasi di seluruh tingkatan
wilayah.
(2) Pengembangan smart technology/smart program untuk memperkuat
pengelolaan Program Bangga Kencana.
Arah kebijakan dan strategi tersebut diatas perlu didukung oleh:
1) Aspek Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Program Bangga Kencana
Bidang Pelatihan dan Pengembangan bertugas untuk meningkatkan
kualitas SDM, memanfaatkan hasil penelitian, dan pengembangan inovasi,
yang dapat diwujudkan melalui strategi:
(1) Peningkatan kualitas SDM Program Bangga Kencana melalui
pendidikan dan pelatihan yang terstandarisasi berbasis teknologi
informasi.
(2) Peningkatan kualitas, pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan
inovasi Program Bangga Kencana sebagai input/masukan bagi
rumusan kebijakan.
2) Aspek Dukungan Manajemen
Sekretariat memberikan dukungan manajemen terhadap Program Bangga
Kencana melalui strategi:
(1) Sosialisasi landasan hukum kependudukan dan KB, serta pengelolaan
organisasi dan tatalaksana.
(2) Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan BMN.
(3) Penguatan perencanaan program dan anggaran.
(4) Peningkatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian dan
pengembangan SDM aparatur.
(5) Penyediaan pelayanan administrasi perkantoran dan
kerumahtanggaan yang berkualitas.
3) Aspek Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan Program Bangga Kencana guna
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui strategi:
21 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
(1) Pembinaan pengelolaan keuangan secara tertib, taat pada peraturan
perundangan, ekonomis, efektif, dan efisien.
(2) Pembinaan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
dan pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) secara efektif dan efisien di
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.
(3) Monitoring terhadap kebijakan Kepala BKKBN dan Kepala Perwakilan
BKKBN Provinsi Bali agar dilaksanakan secara konsisten.
(4) Pemantauan pencapaian sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi
Bali secara efektif dan efisien.
22 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL
Agenda pembangunan nasional selama 20 tahun telah di tuangkan di dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, yang
merupakan acuan, arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang
dilakukan secara bertahap dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
nasional dan keberlanjutan dari pembangunan sebelumnya. Saat ini
Indonesia memasuki periode terakhir RPJMN IV tahun 2020-2024, dimana
visi dan misi pembangunan dalam RPJPN menjadi landasan sasaran
pembangunan jangka menengah 2020-2024 untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui
percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas dan berdaya saing.
Lebih lanjut sebagaimana tertera dalam Lampiran I Peraturan Presiden
Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2020-2024, Presiden telah menetapkan 5 (lima) arahan utama
sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran
Visi Indonesia 2045. Kelima arahan tersebut mencakup 1) Pembangunan
Sumber Daya Manusia, 2) Pembangunan Infrastruktur, 3) Penyederhanaan
Regulasi, 4) Penyederhanaan Birokrasi, dan 5) Transformasi Ekonomi.
RPJPN 2005-2025, Visi Indonesia 2045, Visi Misi dan 5 (lima) arahan utama
Presiden menjadi landasan utama RPJMN 2020-2024, yang selanjutnya
23 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan (Prioritas Nasional/PN).
Dalam hal ini, BKKBN diberi mandat untuk turut berkontribusi secara
langsung pada PN “Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas
dan Berdaya Saing”, dan PN “Revolusi Mental dan Pembangunan
Kebudayaan”, dengan penjabaran sebagai berikut:
a. Prioritas Nasional (PN) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Berkualitas dan Berdaya Saing;
1) Program Prioritas (PP) Perlindungan Sosial dan Tata Kelola
Kependudukan, dengan KP; 1) Integrasi Sistem Administrasi
Kependudukan, dan 2) Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan
Pengendalian Penduduk.
2) PP Penguatan Pelaksanaan Perlindungan Sosial, dengan KP;
Kesejahteraan Sosial.
3) PP Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dengan KP;
1) Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi, dan 2) Percepatan Perbaikan Gizi
Masyarakat.
Dari Program Prioritas tersebut, BKKBN memiliki kontribusi terhadap KP
Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi,
dengan fokus strategi untuk:
a) Peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya
pengasuhan, tumbuh kembang anak dan gizi.
b) Perluasan cakupan KB dan kesehatan reproduksi berkualitas sesuai
karakteristik wilayah melalui penguatan kemitraan dengan
pemerintah daerah.
c) Peningkatan pengetahuan dan akses layanan kesehatan reproduksi
bagi remaja dan praremaja yang responsif gender.
d) Peningkatan kompetensi PKB/PLKB.
e) Penguatan jejaring dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
khususnya praktik mandiri bidan, dokter swasta dan organisasi
profesi.
24 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
f) Penguatan advokasi, komunikasi, informasi, edukasi (KIE) Program
Bangga Kencana serta konseling KB dan Kesehatan Reproduksi
secara komprehensif.
b. Prioritas Nasional (PN) Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;
PP Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk
Memperkukuh Ketahanan Budaya Bangsa dan Membentuk Mentalitas
Bangsa yang Maju, Modern, dan Berkarakter, dengan KP Revolusi
mental dalam sistem sosial untuk memperkuat ketahanan, kualitas dan
peran keluarga dan masyarakat dalam pembentukan karakter sejak
usia dini. Dari KP tersebut, BKKBN berkontribusi melalui beberapa
fokus strategi, diantaranya:
1) Peningkatan pemahaman peran keluarga yang memiliki anak
remaja dalam pengasuhan dan pembentukan karakter remaja.
2) Peningkatan penyampaian informasi dan edukasi pada remaja
dalam pembentukan karakter.
3) Peningkatan pemahaman keluarga dalam pola pengasuhan dan
pendampingan anak sejak usia dini.
4) Penguatan pemberdayaan ekonomi keluarga guna meningkatkan
kualitas keluarga.
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BKKBN
Arah kebijakan dan strategi BKKBN secara umum mengacu pada arah
kebijakan dan strategi nasional yang dijabarkan dalam RPJMN 2020-2024,
terutama dalam menerjemahkan Prioritas Nasional melalui Program Prioritas
(PP) dan Kegiatan Prioritas (KP) yang menjadi arahan Presiden RI sebagai
fokus penggarapan Pembangunan Nasional Indonesia periode 2020-2024.
Adapun arah kebijakan dan strategi BKKBN adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang holistik dan
integratif sesuai siklus hidup, serta menguatkan pembentukan karakter
di keluarga melalui strategi:
1) Penguatan pemahaman 8 fungsi keluarga.
25 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
2) Optimalisasi pola asuh dan pendampingan balita dan anak, serta
pembentukan dan penguatan karakter sejak dini melalui keluarga.
3) Peningkatan pola asuh dan pendampingan remaja, peningkatan
kualitas dan karakter remaja, serta penyiapan kehidupan
berkeluarga bagi remaja.
4) Peningkatan kemandirian ekonomi keluarga.
5) Peningkatan ketahanan dan kemandirian keluarga rentan.
6) Penguatan pelayanan ramah lansia melalui 7 (tujuh) dimensi lansia
tangguh dan pendampingan perawatan jangka panjang bagi lansia.
7) Peningkatan kemitraan pembangunan keluarga.
b. Menguatnya pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian
penduduk melalui strategi:
1) Pengembangan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK).
2) Penguatan sinergitas kebijakan penyelenggaraan pengendalian
penduduk.
3) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan.
4) Peningkatan sinkronisasi dan pemanfaatan data/informasi
kependudukan.
c. Meningkatkan akses dan kualitas penyelenggaraan KBKR yang
komprehensif berbasis kewilayahan dan fokus pada segmentasi sasaran
melalui strategi:
1) Penguatan kapasitas faskes dan jaringan/jejaring yang melayani
KBKR.
2) Penguatan kemitraan kualitas pelayanan KBKR.
3) Peningkatan jangkauan pelayanan KBKR di wilayah dan sasaran
khusus.
4) Peningkatan KB Pria.
5) Penguatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi
berdasarkan siklus hidup, pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD) dan peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan
(KB PP).
6) Peningkatan kemandirian PUS dalam ber-KB.
26 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
d. Meningkatkan Advokasi dan Penggerakan Program Bangga Kencana
sesuai dengan karakteristik wilayah dan segmentasi sasaran, yang dapat
diwujudkan melalui strategi:
1) Peningkatan penyebarluasan materi KIE Program Bangga Kencana
sesuai segmentasi sasaran dan wilayah.
2) Peningkatan kinerja tenaga Penyuluh KB/PLKB dan pemberdayaan
masyarakat melalui penggerakan kader PPKBD/Sub PPKBD.
e. Memperkuat sistem informasi keluarga yang terintegrasi, dengan strategi:
1) Peningkatan kualitas dan pemanfaatan data/informasi Program
Bangga Kencana berbasis teknologi informasi di seluruh tingkatan
Wilayah.
2) Pengembangan Smart Technology/Smart Program untuk
memperkuat pengelolaan Program Bangga Kencana.
Berbagai arah kebijakan dan strategi BKKBN sebagaimana tersebut diatas
tentunya memerlukan dukungan untuk membantu agar operasionalisasi
Program Bangga Kencana dapat berjalan dengan baik, diantaranya:
1) Dari sisi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Program Bangga
Kencana, arah kebijakan yang diambil diantaranya untuk
meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Pemanfaatan
Hasil Penelitian dan Pengembangan Inovasi, serta Penguatan
Kerjasama Global Program Bangga Kencana, yang dapat diwujudkan
melalui strategi:
a. Peningkatan kualitas SDM Program Bangga Kencana melalui
pendidikan dan pelatihan yang terstandarisasi berbasis teknologi
informasi.
b. Peningkatan kualitas, pemanfaatan hasil Penelitian dan
Pengembangan Inovasi Program Bangga Kencana sebagai
input/masukan atas rumusan kebijakan.
c. Peningkatan kemitraan dan kerjasama global di bidang pendidikan,
pelatihan, dan pengembangan untuk memperkuat kelembagaan.
27 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
2) Dari sisi Dukungan Manajemen, Sekretariat Utama memiliki arah
kebijakan untuk dukungan manajemen yang berkualitas dalam
mendukung Penyelenggaraan Program Bangga Kencana, yang dapat
diwujudkan melalui strategi:
a. Penyediaan dan sinkronisasi landasan hukum Kependudukan dan
KB, serta Pengelolaan Organisasi dan Tatalaksana.
b. Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan BMN.
c. Penguatan Perencanaan Program dan Anggaran.
d. Peningkatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian dan
Pengembangan SDM Aparatur.
e. Penyediaan pelayanan administrasi perkantoran dan kerumah-
tanggaan yang berkualitas.
3) Dari sisi pengawasan dan peningkatan akuntabilitas, Inspektorat
Utama memiliki arah kebijakan untuk meningkatkan Akuntabilitas
Pengelolaan Program Bangga Kencana guna mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik, yang akan diwujudkan melalui strategi:
a. Mendorong pengelolaan keuangan BKKBN secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, dan efektif.
b. Mendorong pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), Reformasi Birokrasi dilaksanakan secara efektif dan efisien
oleh seluruh Unit Kerja Eselon I dan Perwakilan BKKBN Provinsi.
c. Mendorong seluruh kebijakan yang ditetapkan Kepala BKKBN
dilaksanakan secara konsisten oleh seluruh Unit Kerja Eselon I dan
Perwakilan BKKBN Provinsi.
d. Mendorong pencapaian sasaran strategis BKKBN secara efektif dan
efisien.
Dalam menjabarkan arah kebijakan dan strategi BKKBN sebagaimana tertera
diatas, terutama dalam implemetasinya, BKKBN akan terus memperhatikan
perkembangan situasi/kondisi dan isu strategis nasional serta prioritas
strategi pembangunan nasional. Salah satu strategi pembangunan nasional
yang perlu mendapat perhatian adalah Pengarusutamaan Gender yang telah
28 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
diamanatkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) No: 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Pengarusutamaan
Gender merupakan isu lintas sektor yang tanggung jawab implementasinya
harus didukung baik oleh Pemerintah Pusat (lintas K/L) maupun oleh
Pemerintah Daerah. BKKBN berkomitmen untuk memastikan setiap orang
(laki-laki dan perempuan) mendapatkan hak yang sama dalam pelayanan
Program Bangga Kencana serta memperhatikan konsep Pegarusutamaan
Gender dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan
dan evaluasi Program/Kegiatan Bangga Kencana yang inklusif gender.
Arah dan kebijakan BKKBN tersebut diterjemahkan ke dalam pengelolaan
program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana
Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dengan sasaran kegiatan sebagai berikut:
1. Meningkatnya Pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan, dan Keluarga Berencana di seluruh tingkatan
wilayah, dengan rincian strategi sebagai berikut:
Program Pembangunan Keluarga
a) Pembinaan pembangunan keluarga di seluruh tingkatan
wilayah.
b) Promosi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) pada keluarga
yang memiliki baduta.
c) Penguatan peran Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja dan
Bina Ketahanan Remaja (BKR) dalam edukasi kesehatan
reproduksi dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu.
d) Peningkatan pelayanan ramah lansia melalui 7 (tujuh)
dimensi lansia tangguh dan pendampingan perawatan jangka
panjang bagi lansia.
e) Pembinaan keluarga yang mengikuti kegiatan pemberdayaan
ekonomi keluarga.
Program Kependudukan
Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah
dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk, melalui strategi:
29 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
a) Pemanfaatan Grand Desain Pengendalian Kependudukan
(GDPK) sebagai salah satu dasar kebijakan perencanaan
pembangunan daerah.
b) Peningkatan kabupaten/kota yang memiliki kebijakan
pembangunan daerah yang berwawasan kependudukan.
c) Pelaksanaan pendidikan kependudukan (formal, nonformal
dan informal).
d) Penyediaan sistem peringatan dini pengendalian penduduk di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota
Program Keluarga Berencana
a) Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas
pelayanan KB/KR yang sesuai dengan standar pelayanan.
b) Pemenuhan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (alokon)
di fasilitas kesehatan.
Pelaksanaan program pembangunan keluarga, kependudukan dan
keluarga berencana (Bangga Kencana) sebagaimana tersebut di atas
memerlukan dukungan bidang/komponen lain agar
operasionalisasi kegiatan dapat berjalan dengan baik, diantaranya:
1) Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN), yang
dapat diwujudkan melalui strategi : Penggerakan stakeholder
mitra kerja serta perubahan sikap dan perilaku masyarakat
berdasarkan data dan informasi yang berbasis Informasi dan
Teknologi (IT) dalam Program Bangga Kencana.
2) Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, yang dapat
diwujudkan melalui strategi :
a) Layanan pendidikan dan pelatihan.
b) Layanan penelitian dan pengembangan.
2. Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Dukungan Manajemen
dalam Pengelolaan Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan, dan Keluarga Berencana di Provinsi, yang
diwujudkan melalui strategi:
a) Layanan dukungan manajemen satuan kerja (satker).
30 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
b) Layanan perkantoran.
c) Layanan sarana dan prasarana internal.
3. Mewujudkan Akuntabilitas Pelaksanaan Pengawasan lainnya di
Provinsi, yang diwujudkan melalui strategi: layanan audit internal.
3.3 KERANGKA REGULASI
Untuk mengimplementasikan Program Bangga Kencana secara maksimal
diseluruh tingkatan wilayah, diperlukan dukungan kerangka regulasi selain
dari apa yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 52 Tahun 2009.
Upaya implementasi Program Bangga Kencana di seluruh tingkatan wilayah
juga telah didukung dengan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) No. 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah yang telah
memasukan kegiatan-kegiatan prioritas lapangan Program Bangga Kencana
di Tk. Provinsi dan Kabupaten/Kota. Akan tetapi, integrasi kerangka regulasi
dalam dokumen perencanaan tetap harus disusun guna mensinergikan
kerangka pendanaan dan kerangka pelayanan umum dan investasi sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi
Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional dan
Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata
Cara Penyusunan Renstra K/L Tahun 2020-2024, yang menyatakan bahwa
Kerangka Regulasi adalah perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka
memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan
penyelenggaraan negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Oleh sebab itu, kerangka regulasi BKKBN diarahkan untuk menjamin
terwujudnya pencapaian target/sasaran yang ditetapkan dalam RPJMN dan
Renstra BKKBN 2020-2024. Secara umum, diperlukan dukungan regulasi
yang dapat memperkuat posisi dan pelaksanaan Program Bangga Kencana,
diantaranya:
31 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
a. Harmonisasi UU No. 52 Tahun 2009 dengan UU No. 23 Tahun 2014
terkait dengan Kelembagaan Program Bangga Kencana di daerah
Provinsi dan Kab/Kota serta penguatan Program Bangga Kencana di
Desa, sebagai dukungan untuk:
1) Kelembagaan Program Bangga Kencana di Provinsi, dan
Kabupaten/Kota sesuai dengan prinsip otonomi daerah.
2) Penyelenggaraan Program Bangga Kencana di Daerah, baik tingkat
Provinsi, Kabupaten /Kota, maupun Desa.
3) Penguatan implementasi Program Bangga Kencana oleh tenaga lini
lapangan.
Hasil harmonisasi ini juga dapat menjadi acuan dalam merumuskan
regulasi lain (baik baru, revisi, maupun regulasi turunan) dari UU
No.52 Tahun 2009 dan UU No.23 Tahun 2014, yang sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan Program Bangga Kencana di seluruh
tingkatan wilayah.
b. Peraturan Bersama atau MoU antara Kepala BKKBN, Kementerian
Dalam Negeri, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Penguatan Program Bangga
Kencana di Desa, sebagai dukungan untuk:
1) UU No. 6 Tahun 2014 terkait sistem pemerintahan desa yang
mengambarkan posisi yang equal/setara antara pemerintah desa
dengan masyarakat desa dan pengelola desa sebagai organisasi
pemerintah dan organisasi kemasyarakatan. Dalam hal ini, model
kelembagaan untuk mendukung Program Bangga Kencana harus
menyesuaikan dengan desain pemerintahan desa. Kelembagaan
yang masuk dalam lingkup local self government agar keseluruhan
program akan mendapatkan dukungan politis dan operasional dari
pemerintah desa.
2) Tenaga lini lapangan yang memiliki kualifikasi sebagai perencana,
pelaksana dan sekaligus penggerak. Tenaga lini lapangan harus
dapat bekerja selaku birokrasi Program Bangga Kencana dan
sebagai role model yang mampu menggerakkan potensi masyarakat
32 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
agar dapat berpartisipasi secara optimal. Kemampuan komunikasi
dan negosiasi dengan kepala Desa, perangkat Desa dan tokoh
masyarakat akan menjadi titik kekuatan keberhasilan program.
Oleh karena itu, tenaga lini lapangan harus diberikan dukungan
terkait dengan posisi kelembagaan program dalam perangkat desa
sebagai kelembagaan pemerintahan desa sehingga kinerja para
tenaga lini lapangan dapat dijalankan secara profesional, terencana,
terukur serta memiliki dampak terhadap kebijakan nasional di
bidang pengendalian penduduk, keluarga berencana dan
pembangunan keluarga.
3) Penguatan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan Bangga Kencana
lintas sektor yang dilaksanakan di Kampung KB. Sinkronisasi
kegiatan lintas sektor dapat meningkatkan manfaat Kampung KB
bagi masyarakat, terlebih apabila dapat dilaksanakan dengan tepat
sasaran (segmentasi sasaran wilayah) atau sesuai dengan
kebutuhan masyarakat (segmentasi kebutuhan masyarakat). Selain
itu, koordinasi juga dapat dilakukan untuk mewujudkan sinergitas
data yang dimiliki oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), terutama data
terkait daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Indonisia)
sebagai basis data penetapan segmentasi sasaran wilayah/lokasi
Kampung KB yang perlu segera mendapat perhatian khusus.
c. Kebijakan yang sistematis dan strategis dalam rangka optimalisasi
pelaksanaan pembangunan Program Bangga Kencana. Program
Bangga Kencana harus dapat diselenggarakan secara terpadu
dengan menggunakan pendekatan lintas sektoral dari seluruh
potensi yang ada baik dari pemerintah, swasta, maupun peran
serta/inisiatif masyarakat. Penguatan landasan hukum dalam
bentuk Peraturan Presiden RI sebagai dukungan regulasi terhadap
Penyelenggaraan Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, dan penyerasian kebijakan pembangunan Program Bangga
33 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Kencana terhadap beberapa permasalahan sangat diperlukan,
antara lain:
1) Penerbitan landasan hukum dan penyerasian kebijakan yang
saat ini belum memadai, dimana masih terdapat beberapa
peraturan pemerintah dari UU nomor 52 tahun 2009 yang
belum disusun dan ditetapkan, dan masih banyak kebijakan
pembangunan sektor lain yang belum sinergi dengan
pembangunan Program Bangga Kencana.
2) Penegasan komitmen dan dukungan pemerintah pusat dan
daerah terhadap kebijakan Program Bangga Kencana yang
masih relatif rendah. Diperlukan regulasi untuk meningkatkan
pemahaman pemerintah pusat dan daerah tentang Program
Bangga Kencana, sinergitas kebijakan perencanaan program
dan penganggaran yang terkait dengan Program Bangga
Kencana di dalam perencanaan daerah, dan peraturan
perundangan yang mendukung penguatan kelembagaan.
3) Penguatan koordinasi pembangunan Program Bangga Kencana
dengan program pembangunan lainnya, antara lain koordinasi
dengan program bantuan pemerintah seperti Program Keluarga
Harapan/PKH, Jampersal dan SJSN Kesehatan, serta
penanganan atas kebijakan pembangunan Program Bangga
Kencana yang selama ini masih bersifat parsial.
4) Penerbitan Peraturan Presiden tentang Pedoman
Penyelenggaraan Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga yang merupakan amanat/perintah dari
Pasal 14 Peraturan Pemerintah 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,
Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga.
d. Standarisasi pelayanan KB yang mempertimbangkan aspek
penggerakan, pelayanan di fasilitas kesehatan yang merujuk pada
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Sistem Kesehatan
Nasional dan aspek pembinaan kepesertaan ber-KB. Program Bangga
34 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Kencana merupakan upaya pokok dalam pengendalian jumlah
penduduk dan peningkatan kesejahteraan keluarga sebagai bagian
integral pembangunan nasional. Peraturan Kepala BKKBN Nomor:
55/HK-010/B5/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota
perlu disesuaikan dengan perkembangan regulasi yang ada
(termasuk target/indikator kinerja 2020-2024). Selain itu,
pengaturan mengenai pelayanan KB juga perlu dilakukan
pembaruan dan pengayaan materi yang mempertimbangkan aspek
penggerakan, pelayanan di fasilitas kesehatan, Sistem Kesehatan
Nasional dan aspek pembinaan kesertaan ber-KB.
e. MoU antara BKKBN dengan Lembaga Administrasi Negara dalam
rangka akreditasi lembaga/balai pendidikan dan pelatihan (Diklat)
BKKBN. Tenaga Penyuluh KB/PLKB yang merupakan PNS/ASN
memiliki fasilitas untuk meningkatkan kapasitasnya sebagaimana
diatur dalam Pasal 11 UU No. 5/2014. Dari ketentuan Pasal 11
tersebut menunjukkan bahwa adanya tuntutan bagi ASN untuk
bekerja secara professional dan berkualitas. Oleh karena itu,
diperlukan penilaian akreditasi terhadap lembaga pendidikan dan
pelatihan BKKBN yang fungsinya untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas standar kualitas pendidikan dan pelatihan, termasuk
pelatihan kompetensi manajerial, dan penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan bagi tenaga Penyuluh KB/PLKB.
f. Peraturan Bersama atau MoU antara Kepala BKKBN dengan
Kemenpan RB dalam rangka peningkatan profesionalitas tenaga lini
lapangan KB di Desa. Sinkronisasi UU No. 52 Tahun 2009 dengan
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam memperkuat basis
program di tingkat lini lapangan sangat diperlukan mengingat
sasaran terdepan dan wujud keberhasilan Program Bangga Kencana
adalah pada tingkat lini lapangan yakni di perdesaan. Strategi untuk
meningkatkan partisipasi kelembagaan di desa juga harus
35 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
menyesuaikan kebijakan nasional di desa yang dituangkan dalam
UU No. 6 Tahun 2014.
g. Peraturan Kepala BKKBN Tentang Sertifikasi tenaga Penyuluh KB/
petugas lapangan KB (PKB/PLKB) yang memperhatikan
penjenjangan/ pengembangan kompetensi sesuai tuntutan program
dan memperhatikan pemerataan distribusi tenaga PKB/PLKB di
desa.
h. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Pendayagunaan Tenaga Penyuluh Bangga Kencana BKKBN yang
intinya sebagai acuan dan pedoman kerja bagi OPD Bidang Dalduk
dan KB yang menangani bidang Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten/Kota namun belum mengatur
secara teknis tentang bentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program
Bangga Kencana di tingkat kecamatan. Untuk itu perlu disusun
regulasi dalam bentuk Peraturan Kepala BKKBN Tentang Balai
Penyuluhan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Bangga
Kencana di Tingkat Kecamatan agar program-program Bangga
Kencana dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rancangan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Menteri Dalam Negeri sebagai kementerian yang membawahi
organisasi pelaksana kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang tertentu pada Dinas atau Badan Daerah, telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan
Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah.
Peraturan teknis tersebut dibentuk atas perintah Pasal 19 ayat (5),
Pasal 22 ayat (8), Pasal 28 ayat (5), Pasal 41 ayat (5), dan Pasal 49
ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Oleh karena itu, dalam menyusun regulasi
tentang Balai Penyuluhan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Program Bangga Kencana di Tingkat Kecamatan diperlukan
harmonisasi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
36 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan
dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah agar
tidak ada kontradiksi antar peraturan.
Selain regulasi di atas, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali juga telah
menjalin kerjasama dan komitmen dengan beberapa sektor dan
mitra kerja terkait, dalam ruang lingkup:
a. Pendidikan, Pelatihan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan
Advokasi KIE dalam Program KKBPK, dan Integrasi Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga dalam Tridarma/Catur Darma Perguruan Tinggi
dengan lembaga/instansi:
1) Universitas Udayana
2) Fakultas Kedokteran dan IKM Universitas Warmadewa
3) Universitas Dwijendra
4) IKIP PGRI Bali
b. Penguatan dan Percepatan Pencapaian Sasaran program KKBPK,
dengan lembaga/institusi:
1) RSUP Sanglah Denpasar
2) RSU Prima Medika Denpasar
c. Pelaksanaan, Peningkatan dan Penguatan Program KKBPK,
dengan lembaga/institusi:
1) Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali
d. Percepatan Pembangunan di Bidang Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana, dengan
lembaga/institusi:
1) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Bali
2) Tim Penggerak PKK Provinsi Bali
3) Perwakilan BPKP Provinsi Bali
37 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
3.4 KERANGKA KELEMBAGAAN
Dalam rangka mendukung upaya pencapaian Visi, Misi dan Janji Presiden,
BKKBN harus didukung oleh perangkat organisasi, proses bisnis (tata
laksana), dan sumber daya aparatur yang mampu melaksanakan tugas yang
dibebankan kepada BKKBN secara efektif dan efisien baik di tingkat Kantor
Pusat maupun di tingkat kantor perwakilan di wilayah. Dalam perspektif ini
kegiatan pengembangan dan penataan kelembagaan mutlak dilaksanakan
secara efektif, intensif, dan berkesinambungan. Dari sisi regulasi yang
berlaku, penataan kelembagaan BKKBN berangkat dari Undang-undang No.
52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga,
Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional, Peraturan Presiden No.3 Tahun 2013 tentang
Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 Tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan Peraturan Presiden No. 4
Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedelapan atas Keputuan Presiden No. 110
Tahun 2001 Tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga
Pemerintah Non Kementerian.
Memperhatikan bahwa permasalahan dan tantangan yang dihadapi BKKBN
dewasa ini dan di masa mendatang semakin kompleks dan dinamis,
pengembangan dan penataan kelembagaan BKKBN perlu berorientasi pada
sekurang-kurangnya lima prioritas sebagai berikut:
1) Memperkuat budaya organisasi yang mengacu pada nilai-nilai good
corporate governance (tata kelola organisasi yang baik) dan
berorientasi pada outcome;
2) Merevisi model operasional dengan prioritas penataan pada
penyempurnaan dan percepatan proses bisnis dengan
mengoptimalisasikan penggunaan teknologi informasi, digitalisasi
dan big data;
38 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
3) Menyempurnakan sistem birokrasi melalui penataan struktur
organisasi yang lebih “adaptif” terhadap lingkungan bisnis (adaptive
organization), dan dapat meningkatkan kemampuan organisasi
untuk mencapai tujuan secara efisien (“fit-for-purpose”);
4) Meningkatkan kontribusi dan prestasi kerja pegawai melalui
pengembangan manajemen talenta yang sekurang-kurang
mencakup peningkatan kinerja, kompetensi dan komitmen pegawai;
5) Menjadi lebih proaktif dalam mengedukasi dan bekerjasama dengan
stakeholders untuk menghasilkan berbagai terobosan dalam
pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan
pembangunan keluarga, baik di tingkat nasional mapun daerah.
Pengembangan dan penataan Kelembagaan BKKBN memerlukan proses yang
cukup panjang, selain harus mempertimbangkan arah kebijakan, strategi,
tujuan,sasaran strategis serta sasaran program dan Indikator Kinerja Utama
per-unit Eselon I yang akan dicapai dalam RPJMN dan Renstra BKKBN
periode 2020-2024, juga harus memperhatikan sinergitas lintas sektor/lintas
Kementerian/Lembaga (KL) serta memperhatikan arahan Presiden RI terkait
penyederhanaan struktur organisasi K/L, pemangkasan alur birokrasi
(pemangkasan Tk. Eselon III dan Eselon IV), serta penambahasan Jabatan
Fungsional Aparatur Sipil Negara untuk mempercepat pelaksanaan
pelayanan fungsional sesuai dengan keahlian/keterampilannya.
39 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Memperhatikan RPJMN 2020-2024, Sasaran Strategis dan berbagai strategi
operasional sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka di
dalam Renstra BKKBN 2020-2024 ini perlu dirumuskan target kinerja dan
kerangka pendanaan untuk periode 2020-2024.
Terdapat dua jenis program di Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, yaitu program
teknis dan program generik (pendukung):
(1) Program Teknis adalah Program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), terdiri
dari:
a) Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK)
b) Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK)
c) Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR)
d) Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN)
e) Bidang Pelatihan dan Pengembangan (LATBANG)
(2) Program Generik yaitu Program Dukungan Manajemen yang
dilaksanakan oleh Sekretariat, terdiri atas:
a) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
b) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Sasaran Program Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2020-2024 adalah
“Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Program Bangga Kencana dalam
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, serta
mewujudkan Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan”.
40 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
4.1 TARGET KINERJA
Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian program yang diukur
secara berkala dan dievaluasi pada akhir periode RPJMN/Renstra 2020-2024.
Target kinerja terdiri dari sasaran Program yang merupakan hasil yang akan
dicapai dari suatu program, dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran Strategis BKKBN (sebagaimana tertera pada Bab II) yang
mencerminkan berfungsinya keluaran, termasuk di dalamnya Indikator
Program/Indikator Kinerja Utama (IKU) Unit Kerja Eselon I beserta kegiatan
yang akan dilakukan (termasuk Indikator Kinerja Kegiatan/IKK) yang
mengindikasikan keberhasilan pencapaian keluaran (output) dari suatu
kegiatan untuk mencapai target/sasaran program dan IKU (outcome) yang
telah ditetapkan.
Di level Unit Kerja Eselon II Provinsi, Sasaran strategis Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali sebagai penjabaran sasaran strategis dalam Renstra BKKBN
2020-2024 adalah:
(1) Menurunnya angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR)
menjadi 2,1 di tahun 2024.
(2) Meningkatnya angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern
(modern Contraceptive Prevalence Method/mCPR) menjadi 68,33
persen pada tahun 2024.
(3) Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
ditargetkan menjadi 7,55 persen pada tahun 2024.
(4) Menurunnya angka kelahiran menurut kelompok umur 15-19
tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19) dengan target 44
kelahiran per 1000 perempuan usia 15-19 tahun.
(5) Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) sebesar
64,55 pada tahun 2024.
(6) Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama (MUKP) perempuan
menjadi 21 tahun pada tahun 2024.
Indikator Sasaran Program Bangga Kencana Perwakilan BKKBN Provinsi Bali
Tahun 2020-2024:
41 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
1) Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS usia 15-49
tahun.
2) Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (modern
Contraceptive Prevalence Method/mCPR).
3) Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need).
4) Angka kelahiran remaja 15-19 tahun (Age Specific Fertility
Rate/ASFR 15-19).
5) Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga).
6) Median Usia Kawin Pertama (MUKP) Perempuan.
7) Persentase SDM aparatur dan tenaga program yang kompeten.
8) Persentase pemanfaatan hasil penelitian dalam penentuan
kebijakan Program Bangga Kencana.
Program Bangga Kencana diimplementasikan oleh lima bidang di Perwakilan
BKKBN Provinsi Bali, yaitu:
1) Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK)
Sasaran Bidang KSPK adalah “Mewujudkan keluarga yang mandiri,
tenteram, dan bahagia (keluarga berkualitas)”. Sasaran ini akan
dicapai melalui pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU):
a) Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga).
b) Median Usia Kawin Pertama (MUKP) Perempuan usia 25-49 tahun.
c) Persentase baduta stunting.
2) Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK)
Sasaran Bidang DALDUK yaitu “Meningkatnya implementasi
pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pembangunan pengendalian
penduduk”, yang akan dicapai melalui IKU:
a) Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) per WUS usia 15-
49 tahun.
b) Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK).
c) Indeks Kepedulian terhadap Isu Kependudukan.
d) Persentase Kampung KB mandiri.
3) Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR)
Sasaran: “Meningkatnya kesertaan keluarga dalam Keluarga
Berencana dan Kesehatan Reproduksi”, dengan Indikator Kinerja
Utama (IKU):
a) Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern (modern
Contraceptive Prevalence Method/mCPR).
b) Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need).
c) Persentase Peserta KB Aktif (PA) Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP).
42 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
d) Angka kelahiran remaja 15-19 tahun (Age Specific Fertility
Rate/ASFR 15-19).
4) Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN)
Sasaran: “Meningkatnya cakupan dan kualitas advokasi KIE, jejaring
kemitraan, kinerja petugas lini lapangan, dan pengelolaan smart data
dan informasi melalui teknologi.” IKU yang akan dicapai:
a) Persentase masyarakat yang terjangkau Program Bangga Kencana.
b) Persentase tingkat putus pakai pemakaian kontrasepsi (Drop
Out/DO).
c) Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need).
5) Bidang Pelatihan dan Pengembangan (LATBANG)
Sasaran Program Bidang LATBANG adalah “Mewujudkan SDM
aparatur dan tenaga program yang berkualitas”. IKU:
a) Persentase SDM aparatur dan tenaga program yang kompeten.
b) Persentase pemanfaatan hasil penelitian dalam penentuan
kebijakan Program Bangga Kencana.
Adapun Program Dukungan Manajemen dilaksanakan oleh Bidang Sekretariat
memiliki dua Sasaran Program:
1) Meningkatnya kualitas dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya di Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dalam penyelenggaraan
Program Bangga Kencana, dengan IKU:
a) Indeks Reformasi Birokrasi.
b) Opini atas laporan keuangan dari BPK.
c) Tingkat maturitas SPIP.
d) Indeks Sistem Merit.
2) Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan Program Bangga Kencana,
dengan IKU: Persentase materialitas temuan eksternal terhadap
anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.
Penjabaran/turunan dalam mewujudkan sasaran program, sasaran Unit
Eselon I beserta IKU yang telah ditetapkan, telah disusun target kinerja pada
level kegiatan (Unit Kerja Eselon II) beserta Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
yang disampaikan sebagaimana Lampiran (Matrik Kinerja dan Pendanaan
BKKBN).
43 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
4.2 KERANGKA PENDANAAN
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional,
pendekatan penganggaran diarahkan agar berbasis program (money follows
program) melalui penganggaran berbasis kinerja. Kerangka pendanaan disusun
guna pengintegrasian sumber pendanaan, baik sumber pendanaan pemerintah
maupun non-pemerintah, yang dimanfaatkan dalam rangka pencapaian
sasaran pembangunan nasional. Rasionalisasi Kerangka Pendanaan BKKBN
2020-2024 sebagai berikut:
1) Perencanaan dan penganggaran perlu berorientasi pada hasil dengan
menetapkan prioritas nasional dan pengembangan aspek
kewilayahan. Penentuan prioritas nasional sejalan dengan tema
Rencana Kerja Pemerintah dan hasil evaluasi capaian indikator
Renstra BKKBN serta mempertimbangkan daya ungkit terhadap
capaian nasional dan sasaran strategis.
2) Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) yang menjadi
bahan pertimbangan besaran pagu anggaran dalam waktu tiga tahun
ke depan perlu diperkuat. Reviu baseline yang menjadi dasar
pengukuran efektifitas dan efisiensi anggaran BKKBN perlu
memberikan input terhadap KPJM yang disusun. Upaya ini
dilakukan untuk meningkatkan kualitas belanja (value for money)
dan penajaman anggaran berbasis kinerja berdasarkan kinerja tahun
berjalan dan bukan terhadap realisasi.
3) Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa (TKDD) merupakan skema
alternatif kerangka pendanaan untuk meningkatkan kualitas
layanan publik dan mengurangi ketimpangan pelayanan publik antar
daerah. Skema alternatif pendanaan Program Bangga Kencana yang
diperuntukan bagi daerah dapat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)
fisik, DAK non fisik dalam bentuk Bantuan Operasional Keluarga
Berencana (BOKB), DAK Penugasan, dan/atau DAK Afirmasi.
Penyaluran skema alternatif pendanaan tetap melalui proses
sinkronisasi program/kegiatan antara Pemerintah Pusat dan
44 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan
Arah Kebijakan dan Strategi, baik sinkronisasi antara RPJMN dan
RPJMD, Renstra dan Renstrada, maupun sinkronisasi dalam
penjabaran kegiatan pada RKP dan RKPD, serta tetap
memperhatikan isu strategis program/kegiatan Bangga Kencana dan
sesuai dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
4) Skema hibah dalam dan luar negeri melalui mitra pembangunan juga
dapat berkontribusi dan diberikan ruang untuk pengembangan
Program Bangga Kencana yang bersifat inovatif. Kerangka
pendanaan melalui mitra non-Pemerintah (swasta) dan
pemberdayaan masyarakat atau public private partnership (PPP) juga
memiliki potensi besar dalam kerangka pendanaan.
Tabel 4.1 KERANGKA PENDANAAN PROGRAM (dalam jutaa
No.
Indikator Dampak/
Indikator Sasaran
Strategis/ Indikator
Sasaran Program
(Outcome)/ Indikator
Sasaran Kegiatan/
Indikator Output
2020 2021 2022 2023 2024
1
Program Bangga Kencana
13,724.60
14,728.64
15,598.14
16,520.87
17,498.57
2
Program Dukungan Manajemen
45,671.29
48,411.57
51,316.26
54,395.24
57,658.96
45 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
4.3 PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS BERBASIS KEWILAYAHAN
Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2020-2024 memprioritaskan indikator
Sasaran Strategis yang harus dicapai secara nasional, akan tetapi capaian
tingkat nasional juga tidak terlepas dari pencapaian target/sasaran di
seluruh tingkatan wilayah. Untuk menjamin penggarapan Program dan
Kegiatan Prioritas yang disusun dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis
tersebut dapat diimplementasikan secara baik di seluruh tingkatan wilayah
diperlukan pemetaan target Sasaran Strategis per-Provinsi serta pemetaan
potensi yang dapat menjadi fokus penggarapan di setiap wilayah (Provinsi).
Pemetaan fokus penggarapan wilayah dalam Renstra BKKBN ini bersifat
acuan dasar pengembangan kebijakan dan strategi Renstra per-Unit Kerja
Eselon I (UKE I) dan Unit Kerja Eselon II (UKE II) 2020-2024, baik BKKBN
Pusat maupun Perwakilan BKKBN Provinsi. Selain itu, pemetaan wilayah ini
dapat dikembangkan secara lebih spesifik sampai tingkat intervensi yang
paling bawah. Pemetaan fokus penggarapan Program Bangga Kencana dalam
Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2020-2024 secara garis besar
dikelompokan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sasaran Strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2020-2024
Baseline
SDKI
2017/SKAP2
019*
2020 2021 2022 2023 2024
1 Angka kelahiran total (Total Fertility Rate /TFR) 2,07 1,97 1,96 1,94 1,92 1,90
2 Prevalensi kontrasepsi modern (modern
Contraceptive Prevalence Rate/ mCPR)54,80 56,82 57,18 57,53 57,88 58,34
3 Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi (unmet need )10,70 9,29 8,86 8,43 8,00 7,53
4 Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age
Specific Fertility Rate /ASFR 15-19)17,9* 21 20 18 17 15
5 Median Usia Kawin Pertama (MUKP) seluruh
wanita usia 25-49 tahun20,3* 22,9 23,0 23,0 23,2 23,2
6 Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) 55.73 57.22 59.3 61.38 63.46
No Indikator
Target Tahun
Sumber: Renstra BKKBN 2020-2024
46 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) dikembangkan untuk menangkap
dinamika pembangunan keluarga secara komprehensif dan terintegrasi
dalam upaya peningkatan kualitas keluarga Indonesia. Kualitas keluarga
dalam indikator ini dicirikan dengan dimensi ketenteraman, dimensi
kemandirian, dan dimensi kebahagiaan. Selain digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan keluarga, indikator ini juga dapat dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi isu strategis/permasalahan terkait kualitas keluarga,
serta sebagai acuan dalam menyusun program/kegiatan yang dibutuhkan.
Pencapaian indikator ini merupakan salah satu kunci keberhasilan
Pembangunan Keluarga Indonesia yang berkontribusi dalam mewujudkan
SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Salah satu alat pemetaan wilayah yang dikembangkan oleh BKKBN dalam
menyusun perencanaan program adalah Analisis Kuadran. Analisis Kuadran
merupakan metode pemetaan wilayah yang ditentukan berdasar indikator
Sasaran Strategis Renstra BKKBN 2020-2024. Ada tiga Analisis Kuadran
yang digunakan dalam menyusun Renstra BKKBN 2020-2024 berdasar data
Survei Kinerja Akuntabilitas Program (SKAP) 2019, yaitu:
1) mCPR dan TFR
Secara logis, mCPR berhubungan negatif dengan TFR. Artinya, semakin
banyak PUS yang menggunakan mCPR, maka angka kelahiran total (TFR)
WUS usia 15-49 tahun semakin rendah.
47 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
Provinsi Bali berada pada Kuadran IV, dengan kondisi mCPR diatas rata-
rata mCPR nasional dan TFR dibawah angka TFR nasional. TFR Bali 2,1
(lebih tinggi dari TFR nasional) dan mCPR 55 persen (lebih tinggi dari angka
nasional). Provinsi Bali perlu lebih memperhatikan keberlanjutan
kesertaan ber-KB melalui pembinaan peserta KB Aktif (PA), Kelompok
Kegiatan (Poktan) dan Program Pembangunan Keluarga (termasuk untuk
mempertahankan PA), mengembangkan pemilihan penggunaan Alokon
efektif terpilih untuk menjaga tidak terjadi kegagalan atau putus pakai
(Drop Out) serta memperhatikan unmetneed yang kemungkinan
disebabkan karena alasan jangkauan pelayanan atau alasan
budaya/agama.
48 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
2) mCPR dan Unmet Need
Dengan kerangka pikir bahwa Unmetneed berhubungan negatif
(berpengaruh terbalik) terhadap mCPR, menurunnya unmetneed
berpengaruh terhadap peningkatan mCPR, maka pemetaan kuadran yang
dihasilkan sebagai berikut:
Tingginya pemakaian kontrasepsi modern seharusnya diikuti dengan
rendahnya persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet
need). Hal ini dialami oleh Provinsi Bali, sehingga menempatkannya dalam
Kuadran IV bersama 11 provinsi lainnya. Kuadran IV merupakan kondisi
terbaik dimana mCPR telah melebihi rata-rata nasional, sedangkan unmet
need dibawah rata-rata nasional. Strategi yang harus diambil adalah
mempertahankan capaian dengan penguatan pembinaan Peserta KB Aktif
(PA) melalui kelompok kegiatan (poktan); penguatan pembangunan
keluarga; meningkatkan jangkauan/akses terhadap informasi, konseling
kesehatan reproduksi dan pelayanan KB.
KUADRAN IV
KUADRAN I KUADRAN I
KUADRAN II
Angka Nasional :
• mCPR : 54,97%
• Unmetneed : 12,1%
49 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
3) Rasio Ketergantungan dan TFR
Dengan kerangka pikir bahwa Rasio Ketergantungan (RK)
merepresentasikan ukuran bonus demografi, dimana TFR berpengaruh
terhadap tahapan transisi demografi, menurunnya TFR berpengaruh
terhadap pencapaian tahapan transisi bonus demografi, maka pemetaan
kuadran yang dihasilkan sebagai berikut:
Asumsi yang mendasari dibuatnya Analisis Kuadran Rasio Ketergantungan
dan TFR adalah bahwa rasio ketergantungan merepresentasikan ukuran
bonus demografi, dimana penurunan TFR berperan dalam penurunan rasio
ketergantungan. Provinsi Bali dengan TFR masih tinggi (meskipun sudah
dibawah TFR Nasional) dan RK sudah di bawah rata-rata nasional berada
pada Kuadran II.
KUADRAN IV
KUADRAN I KUADRAN I
KUADRAN II
Angka Nasional :
• RK : 46,3
• TFR : 2,45
50 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
BAB V
PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2020-
2024 merupakan bagian dari perencanaan pembangunan jangka menengah
yang mengacu pada Renstra BKKBN 2020-2024. Indikator-indikator Sasaran
Strategis yang disusun merujuk pada Renstra BKKBN 2020-2024, dengan
harapan bahwa pencapaian indikator Sasaran Strategis Perwakilan BKKBN
Provinsi Bali berkontribusi secara langsung terhadap pencapaian indikator
Sasaran Strategis BKKBN, dan pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024.
Sebagai penutup, apabila di kemudian hari diperlukan adanya perubahan
pada Renstra BKKBN 2020-2024, maka akan dilakukan penyesuaian dan
penyempurnaan sebagaimana mestinya. Perubahan Renstra mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang mengamanatkan perubahan Renstra,
perubahan struktur organisasi/kelembagaan dan/atau tugas dan fungsi
BKKBN, serta melalui proses telaah/evaluasi serta mendapatkan
pertimbangandari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Bappenas dan/atau Kementerian Menpan dan RB.
51 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2020. Rencana Strategis BKKBN 2020-2024. Jakarta. BKKBN
BKKBN & BPS, 2019. SURVEI KINERJA DAN AKUNTABILITAS PROGRAM KKBPK
(SKAP) 2019 KELUARGA. Jakarta. Puslitbang KB dan KS
BKKBN & BPS, 2019. SURVEI KINERJA DAN AKUNTABILITAS PROGRAM KKBPK
(SKAP) 2019 REMAJA. Jakarta. Puslitbang KB dan KS
BKKBN dkk, 2018. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta. Puslitbang Kependudukan
BPS et al, 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia 2015 – 2024. Jakarta.Badan Pusat Statistik
BPS Bali, 2020. Provinsi Bali Dalam Angka 2020. Denpasar. BPS Bali
Januraga, Pande Putu 2018 et al. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2017 Provinsi Bali. Denpasar. Perwakilan BKKBn Provinsi Bali
Indeks Pembangunan Manusia Bali 2019 No. 21/03/51/Th. V, 2 Maret 2020.
BPS Bali
52 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
LAMPIRAN
53 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
MATRIKS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
2020 2021 2022 2023 2024
2020 2021 2022 2023 2024
III Sasaran Program
Bangga Kencana :
III 13,724.60 14,728.64 15,598.14 16,520.87 17,498.57
1 Rata-rata
anak per
Wanita
1.97 1.96 1.94 1.92 1.9
2Persen 56.82 57.18 57.53 57.88 58.34
3Persen 9.29 8.86 8.43 8 7.53
4Kelahiran per
1000 WUS 15-
19 tahun
21 20 18 17 15
5 Indeks
(Skala 0-100)55.73 57.22 59.30 61.38 63.46
6Tahun 22.9 23 23 23.2 23.2
7Persen 30 45 65 75 80
8
Persen 0 0 0 0 0
9
Persen 75 78 81 84 87
F.1 Sasaran Kegiatan di
33 BKKBN Provinsi (33
unit Eselon II Provinsi):
F.1 Program
Bangga
Kencana di
33 BKKBN
Provinsi F.1.1
1
Keluarga 113,006 114,637 117,068 119,500 121,931 K/L
2PIK Remaja
dan BKR
176 PIK Remaja
&139 BKR
177 PIK Remaja
& 141 BKR
184 PIK Remaja
& 151 BKR
191 PIK Remaja
& 161 BKR
199 PIK Remaja
& 172 BKR RPJMN
3
Kelompok BKL 167 168 168 168 168 RPJMN
4Keluarga 745 759 773 786 800 K/L
5Persen 60 70 80 90 100 K/L
Kab/Kota 9 9 9 9 9
1.1 Persentase kabupaten//kota yang
melaksanakan pembinaan pengasuhan dalam
rangka pembentukan karakter anakKab/Kota 5 6 7 8 9
Keluarga 26,243 26,243 26,243 26,243 26,243
2.1 Jumlah keluarga yang memiliki baduta yang
terpapar promosi 1000 HPK Keluarga 26,243 26,243 26,243 26,243 26,243 RPJMN
PIK Remaja
dan BKR
176 PIK Remaja
&139 BKR
177 PIK Remaja
& 141 BKR
184 PIK Remaja
& 151 BKR
191 PIK Remaja
& 161 BKR
199 PIK Remaja
& 172 BKR
Pengelolaan
Program
Pembangunan
Keluarga,
Kependuduka
n, dan
Keluarga
Berencana
Perwakilan
BKKBN
Provinsi
Sasaran Kegiatan :
Meningkatnya
Pelaksanaan Program
Pembangunan
Keluarga,
Kependudukan, dan
Keluarga Berencana
diseluruh tingkatan
wilayah
22
NoProgram/
Kegiatan
Dampak (Impact)/ Sasaran
Strategis/ Sasaran Program
(Outcome)/ Sasaran Kegiatan/
Keluaran (Output)
Indikator Dampak/ Indikator Sasaran Strategis/ Indikator
Sasaran Program (Outcome)/ Indikator Sasaran Kegiatan/
Indikator Output
Persentase Kerjasama Internasional Bangga
Kencana yang diimplementasikan
Persentase Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam
Penentuan Kebijakan Program Bangga Kencana
I Program
Pembangunan
Keluarga,
Kependuduka
n, dan
Keluarga
Berencana
Indikator Kinerja Kegiatan di 33 BKKBN Provinsi
(33 unit Eselon II Provinsi):
Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi
Angka kelahiran total (Total Fertility Rate /TFR) per
WUS usia 15-49 Tahun
Angka prevalensi kontrasepsi modern (Modern
Contraceptive Prevelance Rate /mCPR)
Persentase kebutuhan ber-KB yang tidak
terpenuhi (Unmet Need )
Status
Prioritas
Indikator Sasaran Program Bangga Kencana :
Perkiraan Alokasi Pendanaan (Dalam Juta Rupiah)
Unit
Organisa-si
Pelaksa-na
BALI
Satuan
Target Per-Provinsi
Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age
Specific Fertility Rate/ ASFR 15-19)
Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga)
Median Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP)
Persentase SDM Aparatur dan Tenaga Program
yang Kompeten
Program
TEKNIS
(Bangga
Kencana)
Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan
Program Bangga
Kencana dalam
peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia
Indonesia, serta
mewujudkan Revolusi
Mental dan
Pembangunan
Kebudayaan
Persentase keluarga yang melaksanakan pengasuhan
dan pendampingan pembentukan karakter
Jumlah PIK Remaja dan BKR yang mendapat
pembinaan GenRe
Jumlah Kelompok BKL Yang Melaksanakan 7 (Tujuh)
Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan
Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia
Jumlah Keluarga yang mengakses PPKS
Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan
kegiatan usaha ekonomi keluarga
(1) Keluaran/ Output: Pembinaan Pembangunan keluarga di
seluruh tingkatan wilayah
(2) Keluaran/ Output: Promosi 1000 HPK pada keluarga yang
memiliki baduta
(3) Keluaran/ Output: Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR
dalam Edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja Putri sebagai
Calon Ibu
Bidang
KSPK
Provinsi
54 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
3.1 Persentase Kabupaten/kota yang melaksanakan
pembinaan Genre (PIK-R/M dan BKR) Persen 60% 70% 80% 90% 100%
3.2 Jumlah PIK Remaja dan BKR yang
melaksanakan edukasi kespro dan gizi bagi
remaja putri sebagai calon ibu
PIK Remaja
dan BKR
176 PIK Remaja
&139 BKR
177 PIK Remaja
& 141 BKR
184 PIK Remaja
& 151 BKR
191 PIK Remaja
& 161 BKR
199 PIK Remaja
& 172 BKR
Kelompok BKL 167 168 168 168 168
4.1 Persentase Kabupaten/Kota yang mendapat
pembinaan dalam pelaksanaan Bina Keluarga
Lansia (BKL)Persen 60% 70% 80% 90% 100%
4.2 Persentase PPKS yang mendapatkan
pembinaan dan fasilitasi ketahanan keluarga
rentan
Persen 60% 70% 80% 90% 100%
Keluarga 88,808 89,252 89,698 90,147 90,598
5.1 Persentase Kabupaten/Kota yang
melaksanakan pembinaan dalam
pemberdayaan ekonomi keluarga
Persen 60 70 80 90 100
F.1.2
1Pemerintah
Daerah
1 Prov & 3
Kab/Kota
1 Prov & 4
Kab/Kota
1 Prov & 5
Kab/Kota
1 Prov & 6
Kab/Kota
1 Prov & 7
Kab/Kota K/L
2Rumah Data
Kependudukan
Paripurna di
Kampung KB
29 35 39 44 46 K/L
3 Pemda
Provinsi
Kab/Kota
1 prov & 1
kab/kota
1 prov & 2
kab/kota
1 prov & 3
kab/kota
1 prov & 4
kab/kota
1 prov & 5
kab/kota K/L
4 Jalur (formal,
nonformal, dan
informal)
3 3 3 3 3 K/L
5Pemerintah
Daerah
1 prov & 1
kab/kota
1 prov & 2
kab/kota
1 prov & 3
kab/kota
1 prov & 4
kab/kota
1 prov & 5
kab/kota K/L
6
Kampung KB 123 124 125 126 127 K/L
Pemda
Kab/Kota2 kab/kota 2 kab/kota 3 kab/kota 3 kab/kota 4 kab/kota
1.1 Cakupan pembinaan kebijakan dan strategi
pengendalian penduduk (Penyusunan Grand
Design , Profil/paremeter dan Proyeksi
Penduduk)
Provinsi,
Kab/Kota
1 Prov & 5
Kab/Kota
1 Prov & 6
Kab/Kota
1 Prov & 7
Kab/Kota
1 Prov & 8
Kab/Kota
1 Prov & 9
Kab/Kota
1.2 Cakupan koordinasi integrasi indikator Program
Bangga Kencana dalam kebijakan
pembangunan daerah
Provinsi,
Kab/Kota
1 Prov & 3
Kab/Kota
1 Prov & 4
Kab/Kota
1 Prov & 5
Kab/Kota
1 Prov & 6
Kab/Kota
1 Prov & 7
Kab/Kota
1.3 Cakupan Rumah Data Kependudukan di
Kampung KB yang telah terbentuk dan
diregistrasi
Rumah Data
Kependudukan
di Kampung
KB yang telah
diregistrasi
46 49 52 55 58
1.4 Cakupan fasilitasi pengembangan Rumah Data
Kependudukan di Kampung KB
Rumah Data
Kependudukan
di Kampung
KB
35 41 46 52 58
(4) Keluaran/ Output: Peningkatan Pelayanan Ramah Lansia
Melalui 7 (Tujuh) Dimensi Lansia Tangguh dan Pendampingan
Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia
(5) Keluaran/ Output: keluarga yang mengikuti kegiatan
pemberdayaan ekonomi keluarga
Bidang DALDUK Perwakilan BKKBN Provinsi
Bidang
KSPK
Provinsi
Persentase Pemerintah Daerah yang memanfaatkan
GDPK dalam penetapan parameter kependudukan
pada perencanaan pembangunan daerah
Persentase Rumah Data Kependudukan Paripurna
yang terbentuk di Kampung KB
Persentase Kelompok Kerja Bangga Kencana Provinsi
dan Kab/Kota yang efektif
Cakupan implementasi pendidikan kependudukan di
provinsi
Persentase pemerintah daerah yang melaksanakan
Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk
Persentase Kampung KB yang melaksanakan
penanganan terpadu isu kependudukan
Keluaran/ Output: Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan
pemerintah daerah dalam rangka pengendalian kuantitas
penduduk
Bidang
Pengendalia
n
Penduduk
Provinsi
55 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
1.5 Cakupan fasilitasi penggerakan Kelompok Kerja
Bangga Kencana Provinsi dan Kab/Kota Pemda
Provinsi
Kab/Kota
1 prov & 0
kab/kota
1 prov & 0
kab/kota
1 prov & 0
kab/kota
1 prov & 0
kab/kota
1 prov & 0
kab/kota
1.6 Jumlah fasilitasi ke pemerintah daerah (provinsi
dan kabupaten/kota) dalam
pengimplementasian kerjasama pendidikan
kependudukan melalui 3 jalur pendidikan yaitu
formal, nonformal, dan informal
Pemda
Provinsi,
Kab/Kota
1 2 3 4 5
1.7 Persentase Pemerintah Daerah yang
mendapatkan fasilitasi pembinaan sistem
peringatan dini pengendalian penduduk
Pemerintah
Daerah
1 prov & 1
kab/kota
1 prov & 2
kab/kota
1 prov & 3
kab/kota
1 prov & 4
kab/kota
1 prov & 5
kab/kota
1.8 Persentase Pemerintah Daerah yang
mendapatkan fasilitasi pembinaan penanganan
terpadu isu kependudukan di Kampung KB
bersama mitra kerja
Pemerintah
Daerah
1 prov & 5
kab/kota
1 prov & 5
kab/kota
1 prov & 6
kab/kota
1 prov & 7
kab/kota
1 prov & 8
kab/kota
1.9 Persentase mitra kerja yang mendapatkan
fasilitasi pembinaan penanganan terpadu isu
kependudukan di Kampung KB bersama mitra
kerja
Mitra Kerja 3 6 10 13 16
F.1.3
1
Persen 35.21 41.51 47.81 54.11 60.42 K/L
2 Indeks
(Skala 0-100)77.41 79.41 81.41 83.41 85.41 K/L
3 Persen peserta
KB63.00 63.18 63.36 63.54 63.72 K/L
4Persen 17.6 17.1 16.6 16 15.4 K/L
5
Persen 39.4 42.4 45.4 48.4 50.4 K/L
Persen 38.32 46.12 53.92 61.72 69.52
1.1 Persentase rumah sakit yang pelayanan KB nya
meningkat Persen 10 20 30 40 50
1.2 Jumlah Tenaga Pelayanan mendapatkan
fasilitasi kompetensi (Kumulatif)
Tenaga
Kesehatan
(Kumulatif)
165 193 220 248 276
1.3 Peningkatan Jumlah Provider Vasektomi yang
Kompeten
Provider 5 6 7 8 9
1.4 Jumlah Pelayanan KB dan KR Bergerak/Bakti
Sosial di Wilayah dan Sasaran Khusus Gerak
3
Frek/tahun/kab/K
ota
4
frek/tahun/kab/K
ota
4
frek/tahun/kab/K
ota
5
frek/tahun/kab/K
ota
5
frek/tahun/kab/K
ota
1.5 Persentase PUS dengan kehamilan risiko tinggi
(4 Terlalu)Persen 27.2 25.2 23.2 21.2 19.2
1.6 Jumlah kab/ kota dengan PKB/PLKB yang
puskesmas di wilayahnya melayani KB
Pascapersalinankab/kota 2 4 7 8 9
Persen 70.98 74.25 77.52 80.79 84.06
Bidang
KBKR
Provinsi
Bidang KBKR Perwakilan BKKBN Provinsi
Bidang
Pengendalia
n
Penduduk
Provinsi
Persentase Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang siap
melayani KB MKJP
Indeks Informasi Metode KB (Method Information
Index /MII)
Persentase kesertaan KB di Kabupaten/Kota dengan
kesertaan rendah
Persentase Kehamilan Yang Tidak Diinginkan
Persentase Pelayanan KB Pascapersalinan
(1) Keluaran/ Output: Kesertaan ber-KB melalui peningkatan
akses dan kualitas pelayanan KBKR yang sesuai dengan
standar pelayanan
(2) Keluaran/ Output: Pemenuhan Ketersediaan Alokon di
Faskes
56 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
1.1 Persentase Faskes teregister yang mendapat
ketersediaan Alokon MKJPPersen 70.98 74.25 77.52 80.79 84.06
F.1.4
1Stekaholder/
Mitra20 21 22 23 24 K/L
2Persen 55 60 65 70 75 K/L
3 Persen 60.0 65.0 70.0 75.0 85.0 K/L
4 Kab/Kota 2 9 9 9 9 K/L
5 Persen
Wilayah Prov
dan Kab/Kota
100 100 100 100 100 K/L
Layanan 1 1 1 1 1
1.1 Persentase Mou/PKS yang di tindaklanjut unit
kerja di BKKBNMOU/PKS
(kumulatif)19 20 21 22 23
1.2 Persentase Kelembagaan Pengendalian
Penduduk dan KB di Kab/Kota yang berbentuk
Dinas utuh
Dinas utuh
(non kumulatif)1 1 1 1 1
1.3 Persentase penyebarluasan materi KIE Program
Bangga Kencana sesuai segmentasi, sasaran
dan wilayahPersen
30% (3
Kab/Kota)
40% (4
Kab/Kota)
50% (5
Kab/Kota)
60% (6
Kab/Kota)
70% (7
Kab/Kota)
1.4 Persentase penyebarluasan materi KIE Program
Bangga Kencana dalam rangka penurunan
unmet needPersen
50% (5
Kab/Kota)
60% (6
Kab/Kota)
70% (7
Kab/Kota)
80% (7
Kab/Kota)
90% (8
Kab/Kota)
1.5 Jumlah pemanfaatan sarana dan media KIE
Program Bangga Kencana kab/kota 5 6 7 7 9
1.6 Persentase Tim Advokasi Terpadu Lintas Sektor
Program Bangga Kencana yang melakukan
advokasi
persen
30% Tim
Advokasi
Provinsi dan
Kab/Kota (4 Tim
dari 10 Tim
Provinsi & Kab
Kota)
40% Tim
Advokasi
Provinsi dan
Kab/Kota (5 Tim
dari 10 Tim
Provinsi & Kab
Kota)
50% Tim
Advokasi
Provinsi dan
Kab/Kota (6 Tim
dari 10 Tim
Provinsi dan
Kab Kota)
60% Tim
Advokasi
Provinsi dan
Kab/Kota (7 Tim
dari 10 Tim
Provinsi dan
Kab Kota)
70% Tim
Advokasi
Provinsi dan
Kab/Kota (8 Tim
dari 10 Tim
Provinsi dan
Kab Kota)
1.7 Frekuensi pembinaan Kinerja Penyuluh KB
dalam pelaksanaan tupoksi dalam mengelola
Prgram Bangga Kencana di Wilayah Binaan
Frekuensi
Kegiatan12.0 12.0 12.0 12.0 12.0
1.8 Cakupan pembinaan IMP dan mekanisme
operasional lini lapangan dalam penguatan
pelayanan Program Bangga Kencana bagi
masyarakat
Kab/Kota 9 9 9 9 9
1.9 Persentase Penyuluh KB/PLKB yang melakukan
pembinaan kesertaan ber-KB dalam upaya
menurunkan DOpersen 60.0 65.0 70.0 75.0 85.0
2.0 Persentase cakupan pengelolaan data dan
informasi Program Bangga Kencana Kab/Kota 9 9 9 9 9
2.1 Cakupan kualitas Layanan Jaringan STIK dan
penyebarluasan InformasiWilayah Prov
dan Kab/Kota
1 Prov 9
Kab/kota
1 Prov 9
Kab/kota
1 Prov 9
Kab/kota
1 Prov 9
Kab/kota
1 Prov 9
Kab/kota
Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Provinsi
Bidang
ADPIN
Provinsi
Persentase stakeholders /pemangku kepentingan dan
mitra kerja yang berperan serta aktif dalam pengelolaan
Program Bangga Kencana
Persentase masyarakat yang terjangkau Program
Bangga Kencana
Persentase Penyuluh KB yang berkinerja baik
Jumlah pengelolaan Sistem Informasi Keluarga (SIGA)
Persentase cakupan perangkat dan jaringan sistem
Teknologi dan Informasi di Tk. Provinsi dan
Kabupaten/Kota
Keluaran/Output: Penggerakkan stakeholder mitra kerja serta
perubahan sikap dan perilaku masyarakat berdasarkan data
dan informasi yang berbasis IT dalam Program Bangga Kencana
57 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
F.1.5 Lalitbang Perwakilan BKKBN Provinsi
1Persen 30 45 65 75 80 K/L
2
Laporan 1 1 1 1 1 K/L
Layanan 1 1 1 1 1
1.1 Jumlah Tenaga Program yang mengikuti
Pendidikan/PelatihanOrang 60 285 544 544 544
Layanan 1 1 1 1 1
2.1 Jumlah penelitian dan pengembangan Program
Bangga Kencana yang dilaksanakan Dokumen 3 3 3 3 3
2.2 Jumlah publikasi karya tulis ilmiah (KTI) hasil
penelitian Pembangunan Keluarga,
Kependukan dan Keluarga Berencana pada
jurnal nasional/internasional
Laporan 1 1 1 1 1
Sasaran Program DKM
:
IV 45,671.29 48,411.57 51,316.26 54,395.24 57,658.96
1 Indeks
(Skala 1-5) 3,1 3,5 3,9 4.0 4,2
25 8 11 16 21
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
0 0 0 1 2
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)
(merupakan
target
nasional,
belum dapat
didistribusikan
untuk masing-
masing prov)31 I.1 Sasaran Kegiatan di
33 BKKBN Provinsi (33
unit Eselon II Provinsi):
I.1
I.1.1
1Bulan 12 12 12 12 12 K/L
Layanan 1 1 1 1 1
1.1 Jumlah penyelenggaraan Manajemen di
Provinsi (Keuangan dan BMN, Perencanaan,
Kepegawaian, Umum, dan Ortala)Bulan 12 12 12 12 12
Layanan 1 1 1 1 1
2.1 Realisasi pembayaran Gaji dan Tunjangan Persen 100 100 100 100 100
2.2 Realisasi penyediaan layanan operasional dan
pemeliharaan kantorPersen 100 100 100 100 100
Layanan 1 1 1 1 1
Unit Kerja
Unit Kerja
Sasaran Kegiatan:
Meningkatnya
penyelenggaraan
kegiatan pelatihan,
penelitian dan
pengembangan di
Provinsi
Program
Generik
(Dukungan
Manajemen)
LALITBANG
Provinsi
Persentase peserta Diklat yang lulus dengan kategori
baik dan sangat baik
Jumlah Penelitian dan Pengembangan Pembangunan
Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana
yang digunakan sebagai input rumusan Kebijakan
Program Bangga Kencana di Provinsi
(1) Keluaran/ Output: Layanan Pendidikan dan Pelatihan
(2) Keluaran/ Output: Layanan Penelitian dan Pengembangan
Indikator Sasaran Program DKM:
Tingkat kepuasan (Indeks) layanan Dukungan
Manajemen Program Bangga Kencana
II Program
Dukungan
Manajemen
BKKBN
IV
Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK)
3 Jumlah Unit Kerja Berpredikat Wilayah Birokrasi
Bersih Melayani (WBBM)
Meningkatnya kualitas
pengelolaan
dukungan manajemen
dan tugas teknis
lainnya di lingkungan
BKKBN dalam
mewujudkan Tata
Kelola Pemerintahan
yang Baik
(3) Keluaran/ Output: Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Indikator Kinerja Kegiatan di 33 BKKBN Provinsi
(33 unit Eselon II Provinsi):
Sekretariat Perwakilan BKKBN Provinsi
Dukungan Manajemen di Provinsi (termasuk gaji/001
dan pemeliharaan rutin/002)
(1) Keluaran/ Output: Layanan Dukungan Manajemen Satker
(2) Keluaran/ Output: Layanan Perkantoran
Sekretariat
Provinsi
Pelaksanaan
Dukungan
Manajemen di
Perwakilan
BKKBN
Provinsi Sasaran Kegiatan:
Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan
dukungan manajemen
dalam pengelolaan
Program
Pembangunan
Keluarga,
Kependudukan, dan
Keluarga Berencana
di Provinsi
58 | P a g e
RENSTRA PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI 2020-2024
3.1 Jumlah pengadaan kendaraan bermotorUnit 15 15 15 15 15
3.2 Jumlah pengadaan perangkat pengolah data
dan komunikasiUnit 12 12 12 12 12
3.3 Jumlah pengadaan peralatan fasilitas
perkantoranUnit 24 24 24 24 24
3.4 Luas pembangunan/ renovasi gedung dan
bangunanm
2 10.252 11.742 10.256 10.752 10.752
I.1.2 Pengawasan Perwakilan BKKBN Provinsi
1 Indeks 75.0 77.0 79.0 82.0 85.0 K/L
Layanan 1 1 1 1 1
1.1 Persentase Temuan Eksternal dan Internal yang
telah Ditindaklanjuti dan Dinyatakan "Selesai"
Temuan yang
ditindaklanjuti
dan dinyatakan
TDP 100%
TPS 70%
TDP 100%
TPS 75%
TDP 100%
TPS 80%
TDP 100%
TPS 85%
TDP 100%
TPS 90%
Pengawasa
n Provinsi
Sasaran Kegiatan:
Mewujudkan
akuntabilitas
pelaksanaan
pengawasan lainnya di
provinsi
Indeks ZI WBK
Keluaran/ Output: Layanan Audit Internal
Sekretariat
Provinsi
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Bali
2020