Rendahnya kualitas pendidikan di indonesia

3
Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia Pendidikan, yah kita sekarang tahu bahwa pendidikan adalah salah satu momok utama yang harus dimiliki oleh setiap orang. Kadangkala, setiap orang jika mendengar kata pendidikan mereka akan beranggapan bahwa pendidikan itu harus dilakukan dengan belajar di sekolah, tetapi ternyata itu tidak. Pendidikan itu tidak harus disekolah dan tidak harus diterima ketika berumur 6 tahun tetapi pendidikan itu kita dapat sejak kita lahir di dunia ini, sejak itulah kita mulai menerima pendidikan. Pendidikan seperti itu disebut dengan pendidikan berkarakter, artinya pendidikan yang mengajarkan kita bagaimana bertingkah laku, tata cara menghadapi orang dsb. Contohnya, seperti ketika anak dibawah umur bertemu dengan orang yang lebih tua biasanya orangtua mereka menyuruh untuk sujud kepada orang yang lebih tua tersebut, itu termasuk salah satu contoh pendidikan berkarakter dalam tata cara menghadapi orangtua. Akan tetapi, kebanyakan orang-orang berfikir pendidikan itu tidak lepas dari sekolah. Memang sebenarnya itu termasuk dalam pendidikan tetapi pendidikan untuk pengembangan pikiran dan intelektual siswa dan biasanya itu di selenggarakan di sekolah mulai dari tk, sd, smp, sma, sampai ke perguruan tinggi melalui bidang- bidang studi yang mereka pelajari. Disana mereka diajarkan untuk memecahkan soal, berbagai masalah, menganalisis, serta menyimpulkan suatu permasalahan. Pendidikan memang telah lama dikenal oleh banyak orang tetapi semakin tahun pendidikan di indonesia ini semakin memburuk ini terbukti dari data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Menurut catatan mereka dari 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999) dan setiap tahun dapat terlihat penurunannya. Bayangkan, indonesia memiliki 5 pulau besar seperti sumatera, jawa, kalimantan, sulawesi dan papua tetapi bisa kalah dengan negara yang memiliki pulau kecil seperti australia. Mengapa demikian?? Seiring dengan perkembangan era globalisasi ini, dengan banyaknya bermunculan teknologi- teknologi baru dari berbagai negara sehingga membuat indonesia dapat merasakan ketertinggalan mereka dalam menciptakan teknologi baru. Ketertingalan itu sebenarnya bukan hanya dari teknologi tetapi dari mutu pendidikannya, baik secara formal maupun imformal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Seperti salah satu contohnya yaitu Kemajuan kemajuan teknologi yang dapat menurunkan kualitas pendidikan di indonesia, dengan banyaknya teknologi yang di impor dari luar membuat sumber daya manusia di indonesia menjadi malas berfikir mereka hanya menada tangan karya karya dari luar, hanya sebagian orang yang berfikir untuk seperti itu. Seperti halnya tenaga pengajar sekarang, mereka sebenarnya mungkin tidak memiliki minat untuk mengajar tetapi karena desakan tidak diterima di fakultas lain atau tidak memiliki dana sehingga membuat mereka harus menerima kenyataan. Kecuali tenaga pengajar yang memang tujuan utamanya, mereka pasti memiliki skill , pengalaman yang memang telah mereka cita- citakan. Kalau pendidikan di Indonesia seperti ini terus menerus pendidikannya tidak akan berkembang karena pendidikan menjadi salah satu penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara- negara lain. Menurut saya, adapun beberapa penyebab yang menyebabkan rendahnya kualitas

Transcript of Rendahnya kualitas pendidikan di indonesia

Page 1: Rendahnya kualitas pendidikan di indonesia

Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia

Pendidikan, yah kita sekarang tahu bahwa pendidikan adalah salah satu momok utama yang

harus dimiliki oleh setiap orang. Kadangkala, setiap orang jika mendengar kata pendidikan mereka

akan beranggapan bahwa pendidikan itu harus dilakukan dengan belajar di sekolah, tetapi ternyata

itu tidak. Pendidikan itu tidak harus disekolah dan tidak harus diterima ketika berumur 6 tahun

tetapi pendidikan itu kita dapat sejak kita lahir di dunia ini, sejak itulah kita mulai menerima

pendidikan. Pendidikan seperti itu disebut dengan pendidikan berkarakter, artinya pendidikan yang

mengajarkan kita bagaimana bertingkah laku, tata cara menghadapi orang dsb. Contohnya, seperti

ketika anak dibawah umur bertemu dengan orang yang lebih tua biasanya orangtua mereka

menyuruh untuk sujud kepada orang yang lebih tua tersebut, itu termasuk salah satu contoh

pendidikan berkarakter dalam tata cara menghadapi orangtua. Akan tetapi, kebanyakan orang-orang

berfikir pendidikan itu tidak lepas dari sekolah. Memang sebenarnya itu termasuk dalam pendidikan

tetapi pendidikan untuk pengembangan pikiran dan intelektual siswa dan biasanya itu di

selenggarakan di sekolah mulai dari tk, sd, smp, sma, sampai ke perguruan tinggi melalui bidang-

bidang studi yang mereka pelajari. Disana mereka diajarkan untuk memecahkan soal, berbagai

masalah, menganalisis, serta menyimpulkan suatu permasalahan.

Pendidikan memang telah lama dikenal oleh banyak orang tetapi semakin tahun pendidikan di

indonesia ini semakin memburuk ini terbukti dari data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian

pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks

pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Menurut catatan mereka dari 174 negara di

dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999)

dan setiap tahun dapat terlihat penurunannya. Bayangkan, indonesia memiliki 5 pulau besar seperti

sumatera, jawa, kalimantan, sulawesi dan papua tetapi bisa kalah dengan negara yang memiliki

pulau kecil seperti australia. Mengapa demikian??

Seiring dengan perkembangan era globalisasi ini, dengan banyaknya bermunculan teknologi-

teknologi baru dari berbagai negara sehingga membuat indonesia dapat merasakan ketertinggalan

mereka dalam menciptakan teknologi baru. Ketertingalan itu sebenarnya bukan hanya dari teknologi

tetapi dari mutu pendidikannya, baik secara formal maupun imformal. Dan hasil itu diperoleh

setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Seperti salah satu contohnya yaitu Kemajuan

kemajuan teknologi yang dapat menurunkan kualitas pendidikan di indonesia, dengan banyaknya

teknologi yang di impor dari luar membuat sumber daya manusia di indonesia menjadi malas berfikir

mereka hanya menada tangan karya karya dari luar, hanya sebagian orang yang berfikir untuk

seperti itu. Seperti halnya tenaga pengajar sekarang, mereka sebenarnya mungkin tidak memiliki

minat untuk mengajar tetapi karena desakan tidak diterima di fakultas lain atau tidak memiliki dana

sehingga membuat mereka harus menerima kenyataan. Kecuali tenaga pengajar yang memang

tujuan utamanya, mereka pasti memiliki skill , pengalaman yang memang telah mereka cita- citakan.

Kalau pendidikan di Indonesia seperti ini terus menerus pendidikannya tidak akan berkembang

karena pendidikan menjadi salah satu penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia

Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan

sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-

negara lain. Menurut saya, adapun beberapa penyebab yang menyebabkan rendahnya kualitas

Page 2: Rendahnya kualitas pendidikan di indonesia

pendidikan di Indonesia antara lain : kurangnya efektifitas dalam pendidikan, kurangnya efisiensi

dalam pengajaran dan standarisasi yang kurang bermutu.

Kurangnya efektifitas dalam pendidikan, pendidikaan yang efektif adalah keinginan semua

bangsa. Mereka mencita-citakan bangsanya agar dapat menjalankan pendidikan dengan efektif

terutama dalam pelajaran agar para siswa-siswa dapat menerima pelajaran dengan baik. Untuk

menciptakan itu, haruslah suatu sekolah atau lembaga mempunyai tenaga pengajar yang baik pula

agar dapat memproduksi siswa-siswa yang diinginkan. Dengan tenaga pengajar yang demikian,

mereka dapat dituntut untuk meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran agar pelajaran tersebut

dapat berguna. Tetapi saat ini, pendidikan formal itu hanya sekedar formalitas saja terutama pada

sekolah-sekolah negeri. Disana mereka hanya melaksanakan pendidikan dengan ala kadarnya saja

dan biasanya hanya menekankan 1 kelas yang terbaik dan kelas kelas yang biasa saja hanya sebagai

formalitas . Contohnya saja, ketika di sekolah, ada sebagian guru yang datang ke sekolah hanya

memberikan tugas atau catatan setelah itu meningkalkan kelas tanpa ada penjelasan lagi dari

pelajaran tersebut dan ketika bel berbunyi ia kembali ke kelas dan mengumpulkan tugas, selain itu

biasanya juga waktu-waktu yang digunakan juga habis tanpa hasil, karena kebanyakan siswa-siswa

yang apabila gurunya tidak ada di kelas mereka juga meningalkan kelas biasanya itu terjadi pada

siswa kelas 7,8,10,11. Sedangkan pada siswa kelas 9 dan 12 disini mereka baru merasakan belajar

yang efektif karena untuk menghadapi ujian akhir dan ujian nasional. Tetapi beda dengan sekolah-

sekolah swasta, di sekolah swasta pembelajarannya tidak ada perbedaan baik dengan kelas

unggulan, kelas 7,8,9,10,11,12. Mereka biassanya belajarnya efektif semua dalam pembelajaran.

Tidak tau apa yang membedakannya, mungkin karena sekolah negeri dapat bantuan operasional dan

tidak ada tunjangan untuk tenaga pengajarnya sedangkan di sekolah swasta sebaliknya. Serta kita

dapat juga melihat kualitas-kualitas tenaga pengajar yang sekarang berbeda dengan yang dahulu.

Rendahnya kualitas tenaga pengajar juga merupakan ujung tombak untuk menciptakan sumber daya

manusia yang baik dan berkualitas. Jika tenaga pengajarnya saja tidak berkualitas bagaimana bisa

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah

pertama kali memperhatikan tenaga tenaga pengajar yang layak untuk di terjunkan dalam dunia

pendidikan. Agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang layak juga.

Yang kedua yaitu kurangnya efisiensi dalam pengajaran. Efisiensi dan efektifitas itu saling

berhubungan dimana efisiensi itu menghasilkan effektifitas pendidikan. Adapun masalah yang

dialami di indonesia dalam efisiensi pengajaran yaitu mahalnya biaya pendidikan dan penggunakaan

waktu yang tidak efisien. Kalau berbicara tentang mahalnya biaya pendidikan pasti berhubungan

dengan uang. Pendidikan itu tidak hanya dengan memilih tempat untuk sekolah tetapi juga harus

memikirkan perlengkapan, ongkos, dsb. Memang sekarang ini biaya pendidikan formal di indonesia

sudah di gratiskan sampai ke jenjang sma . tetapi, tidak cukup hanya sampai itu saja, karena masih

membutuhkan biaya untuk kebutuhan lain seperti membeli buku, seragam, alat tulis dsb. Selain

biaya adapun masalah dengan waktu. Waktu itu sangatlah penting dalam segala hal seperti slogan

“time is money”, apabila waktu itu tidak digunakan seefisien mungkin itu akan berakibat fatal seperti

kurang efisiennya pendidikan di indonesia sehingga berpengaruh pada sumber daya manusia yang di

inginkan.

Seperti yang dapat kita lihat sekarang ini, pendidikan di indonesia memiliki retan waktu yang

lama dibandingkan negara-negara lain tetapi, itu tidak dapat digunakan dengan maksimal. Seperti

pada sekolah-sekolah formal negeri, mereka bisa menggunakan waktu hampir 45 jam per minggu

Page 3: Rendahnya kualitas pendidikan di indonesia

atau mulai dari pukul 7 sampai 16.00 wib. Sehingga mengakibatkan peserta didik menjadi jenuh dan

tidak bisa mengikuti kegiatan selain di sekolah. Itu pun dapat berakibat pada pendidikan kita.

Seharusnya kita dapat mencontoh negara-negara yang penidikannya sudah baik. Seperti pendidikan

di finlandia, walaupun mereka memiliki jam belajar yang sedikit tetapi mereka menggunakan waktu

itu semaksimal mungkin agar menghasilkan hasil yang baik juga. Disana mereka hanya menggunakan

waktu 30 jam per minggu untuk melakukan pembelajaran di sekolah, tetapi walaupun dengan waktu

sedikit mereka dapat melaksanakan pendidikan dengan efektif dan bisa menjadi negara dengan

pendidikan terbaik di dunia. Tidak hanya dalam waktu saja tetapi juga dalam pembelajaran karena

sekolah sekolah disana tidak ada yang membedakan antara kelas ungulan dan biasa, semuanya rata.

Mereka ditempatkan di kelas yang sama tanpa memandang kemampuan mereka yang berbeda. Dan

disana apabila ada siswa yang belum mahir dengan pelajaran tersebut, tenaga pengajar disana akan

menjelaskan sampai siswa-siswanya mengerti semua tanpa terkecuali, serta disana pun jarang

diadakan ujian, ujiannya pun untuk tes trakhir apabila ada yang remedial mereka tidak merasa gagal

karena mereka mengangap itu sebagai tantangan.

Yang ketiga adalah membuat standarisasi yang lebih bermanfaat untuk ke depan. Standarisasi

merupakan patokan tenaga pengajar untuk mengajarkan siswa-siswanya tetang materi yang

diajarkan. Dengan adanya standarisasi pengajaran biasanya dapat berlangsung dengan tertata.

Biasanya setiap tahun itu standarisasinya semakin baik tetapi, berbeda dengan negara kita. Mungkin

para pejabat memikirkan standarisasi pendidikan itu baik dengan mencontoh negara-negara dari

luar tetapi itu juga bisa membunuh negara kita sendiri. Mengapa demikian?? Ya karena akan

menghasilkan generasi yang tidak jujur. Maksudnya, seperti pada ujian nasional. Pada ujian nasional

kita tahu bahwa kita akan lulus tingkatan apabila mencapai nilai yang telah dibuat oleh pemerintah,

apabila tidak mencapai nilai tersebut kita dianggap gagal dan harus mengulang tahun depan dan

mengakibatkan sekolahnya menjadi malu. Oleh karena itu biasanya pihak sekolah mengambil

tindakan agar sekolah sekolah mereka tidak terjebak dijurang tersebut. Alhasil, mengakibatkan

generasi muda menjadi malas dan tidak jujur untuk masa depannya. Seandainya saja standarisasi

pendidikannya seperti dahulu sebelum diberlakukannya ujian nasional yang masih dikenal dengan

sistem NEM para anak didik disini akan berlaku jujur, menjadi rajin dan menghasilkan generasi yang

pintar dan bermutu. Karena mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk lulus dari tingkatan

tersebut tanpa adanya bantuan dari orang lain. Itu dapat kita rasakan sekarang ini.

Dengan adanya 3 penyebab diatas yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di

indonesia, kita telah tahu bahwa kita adalah penerus bangsa, maka dari itu kita sebagai mahasiswa

mahasiswi harus memiliki peran aktif untuk menciptakan negara kita untuk lebih maju bukan untuk

merosot menjadi buruk, oleh karena itu, berdasarkan contoh-contoh diatas, kita semua pasti dapat

merasakan sendiri gejolak gejolak yang telah timbul sekarang, tetapi sebaiknya kita mengambil sisi

positifnya saja yaitu belajar dengan rajin, mencontoh pendidikan di negara lain yang bersifat untuk

dapat memajukan pendidikan kita, dan berusaha menciptakan sumber daya manusia yang bermutu.

Serta penulis menyarankan agar pendidikan di indonesia ini dapat diperbaiki lagi baik dalam

efektifitas, efisiensi dan standarisasi. Dengan cara memilih tenaga pengajar yang layak untuk di

terjunkan dalam dunia penidikan, bukan tenaga pengajar yang hanya memakan gaji buta.

Mencontoh penddikan di negara luar dengan mengggunakan waktu seefisien mungkin serta buatlah

standarisasi yang bermutu atau menghapuskan ujian nasional dan membuat ujian yang sejujurnya.