RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM TAHUN …
Transcript of RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM TAHUN …
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM TAHUN 2020 – 2024 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
21
21
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
ii
DAFTAR ISI Hal
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI .………………………………………………………………..……………………………………….. ii
LAMPIRAN ………………………………………..………………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL ………………………………………..…………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………..…………………………………………………….... v
BAB I. PENDAHULUAN ………………………...……………………………………………………. 1
1.1 Kondisi Umum .……………..…………………….................................. 1
1.2 Capaian Kinerja Industri Logam Tahun 2015 – 2019................. 4
1.3 Potensi dan Permasalahan ...................................................... 9 BAB II. VISI, MISI DAN TUJUAN DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM ………………. 10
2.1 Visi......................................................…………............................ 11
2.2 Misi............................................................................................ 12
2.3. Tujuan ....................................................................................... 13
2.4. Sasaran Strategis....................................................................... 13
2.5. Sinkronisasi Sasaran Strategis dengan Strategi dan Aktivitas Utama (Intermediate Outcome)……...........................................
15
BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM….. 18
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dan Sektor ILMATE........ 18 3.2 Analisa SWOT Industri Logam …................................................ 19 3.3 Arah Kebijakan dan Strategi Industri Logam ….......................... 20 3.4
3.5
Kerangka Regulasi Direktorat Industri Logam. ..........................
Kerangka Kelembagaan Direktorat Industri Logam................... 27
31
BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................... 34
4.1 Target Kinerja …......................................................................... 34 4.2 Kerangka Pendanaan …............................................................. 36
BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 37
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
iii
LAMPIRAN
- Lampiran 1 Pohon Kinerja Renstra Ditjen ILMATE dan Direktorat Industri Logam Periode 2020-2024
- Lampran 2 Matriks Keterkaitan Tujuan dengan Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Logam
- Lampiran 3 Sinkronisasi Aktivitas Utama Guna Mencapai Sasaran Strategis (Intermediate Outcome)
- Lampiran 4 Matriks Keterkaitan Sasaran RPJMN dan Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
- Lampiran 5 Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
- Lampiran 6 Matrik Kerangka Regulasi Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
- Lampiran 7 Pedoman Kinerja Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
- Lampiran 8 Penjelasan Kriteria SMART Indikator Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Logam Tahun 2015-2019................................... 4
Tabel 1.2 Ekspor Industri Logam Tahun 2015-2019............................................... 5
Tabel 1.3 Rasio Impor Bahan Baku terhadap PDB Sektor Industri Logam Tahun 2015-2019..............................................................................................
6
Tabel 1.4
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Nilai Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri Logam Tahun 2015-2019………………………………………………………………………………………………….
Analisis SWOT Sektor Industri Logam…………………………………………………
Tantangan Industri Logam…………………………..……………………………………..
7
20
24
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Matriks Kerangka Regulasi Direktorat Industri Logam Tahun 2020 - 2024.......................................................................................................
Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024……………………………….....
Pendanaan Program/ Kegiatan Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024………………………………………………………………………………………………..
27
34
36
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Investasi Industri Logam Tahun 2012 – 2020 ……………………………………………………….....................................
8
Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Investasi pada SubSektor Industri Logam Tahun 2012 – 2020 dan Semester I – 2020....................................
8
Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik………………………………………………………..
14
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Drivers of Global Manufacturing Competitiveness……..……………….
Peta Strategis – Sasaran Strategis Antara (Intermediate Outcome) dan Indikatornya………………………………………………………..
Perkembangan Industri Smelter dan Refinery……………………………..
Pengembangan Sistem Informasi Baja Nasional (SIBANA)…………..
Struktur Organisasi Direktorat Industri Logam……………………………
15
16
22
25
33
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Peningkatan ketidakpastian ekonomi global sangat tinggi yang dipengaruhi oleh pergeseran
struktural yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang terus menguat, salah satunya
adalah pemicunya adalah kebijakan ekonomi berorientasi domestik pada negara dominan
yang memengaruhi dinamika perekonomian global. Keyakinan bisnis global yang menurun
tersebut pada tahun 2019 terkontraksi sebesar 0,2%, terendah berpengaruh pada volume
perdagangan dunia, dimana sejak krisis finansial global.
Kondisi global tersebut selanjutnya mengakibatkan pertumbuhan ekonomi global melambat,
baik di negara maju maupun negara berkembang. Pada tahun tahun 2019, ekonomi global
hanya tumbuh 2,9%, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 2018 sebesar 3,6%,
terendah sejak krisis finansial global. Volume perdagangan dunia dan pertumbuhan ekonomi
dunia yang melambat berdampak pada menurunnya harga komoditas global.
Namun, perekonomian Indonesia tumbuh stabil pada level 4% sampai dengan 5% di tengah
ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi salah satu yang terbaik di
antara negara G20.
Arah kebijakan penumbuhan dan pengembangan sektor industri kiranya perlu ditetapkan
menjadi fokus sebagai jawaban dari tantangan Middle Income Trap dan perlambatan
transformasi struktural. Penumbuhan dan pengembangan sektor industri berperan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi (prime mover) karena kemampuannya dalam
peningkatan nilai tambah yang tinggi. Transformasi ekonomi bukan merupakan pilihan tetapi
sesuatu yang harus untuk mengakselarasi pertumbuhan ekonomi. Apabila tidak, maka target
Pemerintah untuk menjadi 4 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia sebagaimana visi
2045 hanya angan belaka.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
3
Sebagai komponen utama pembangunan ekonomi nasional, sektor Industri Logam berpotensi
memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi melalui “added value” serta akan
menjadi ”multiplier effect” bagi aktivitas sosial ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penghasil
devisa dan pada akhirnya akan menjadi faktor pendorong (push factor) bagi peningkatan daya
saing ekonomi bangsa. Sektor industri logam memiliki peranan besar dalam pembangunan
dan perkembangan perekonomian nasional. Hal ini terbukti dari hasil produksi industri logam
adalah bahan baku utama bagi kegiatan sektor industri lainnya, seperti permesinan dan
peralatan pabrik, otomotif, maritim dan elektronika. Dilain pihak kebutuhan produk logam
yang terus meningkat untuk keperluan bahan baku sektor infrastruktur, konstruksi,
transportasi, energi dan telekomunikasi. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan nilai
tambah sumberdaya alam, memperkuat struktur industri dan menghemat devisa maka
pembangunan industri berbasis mineral menjadi bahan baku industri di dalam negeri mutlak
dilakukan. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi perekonomian dalam bentuk investasi,
peningkatan kemampuan teknologi dan penyerapan lapangan kerja.
Industri logam merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) industri prioritas yang dikelompokkan
kedalam industri hulu sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035. Fokus pengembangan
Industri Prioritas Berbasis Mineral meliputi 4 (empat) jenis logam yaitu besi baja, aluminium,
tembaga dan nikel. Ada beberapa alasan sehingga 4 (empat) jenis logam tersebut dijadikan
sebagai prioritas salah satunya adalah hilirisasi bahan baku 4 (empat) jenis mineral bijih besi,
bauksit, tembaga dan nikel mempunyai dampak yang signifikan bagi perekonomian melalui
investasi dan peningkatan nilai tambah
Pada Industry 4.0 in Steel: Status, Strategy, Roadmap and Capabilities yang disusun oleh PWC
tahun 2017, menyatakan bahwa industri logam menghadapi tantangan signifikan dalam segi
biaya, peraturan, produk dan persyaratan layanan. Beberapa tantangan yang akan dihadapi
industri logam kedepannya meliputi product requirement, cost pressure, process complexity
and service requirement, dan regulatory requirement.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
4
1.2 Capaian Kinerja Industri Logam Tahun 2015 - 2019
a. Pertumbuhan Industri Logam
Industri manufaktur secara luas didefinisikan sebagai “transformasi bahan fisik atau
kimia menjadi produk baru,” terlepas dari prosesnya menggunakan mesin atau
dengan tangan, lokasi (pabrik atau rumah), atau metode penjualan (grosir atau
eceran). Data utama yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan industri
adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah total pendapatan yang diterima
oleh faktor-faktor produksi dalam kegiatan proses produksi di suatu negara selama
satu periode, umumya setiap tahun. Perhitungan indikator ini menggunakan PDB
Atas Dasar Harga Konstan.
Manfaat utama dari mengamati data pertumbuhan industri adalah untuk
mengetahui apakah terjadi kenaikan atau penurunan dari nilai tambah industri
manufaktur pada periode waktu tertentu dibandingkan dengan periode
sebelumnya, triwulanan (q-to-q) maupun tahunan (y-on-y).
Pertumbuhan subsektor Industri Logam dari tahun 2015 – 2019 tumbuh berfluktuasi
dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2015 mencapai 10,08%, dan
terendah pada tahun 2019 turun hingga -0,25%.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Logam Tahun 2015 – 2019
dalam persen (%) Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Ekonomi Nasional 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02
Industri Pengolahan 4,33 4,26 4,29 4,27 3,80
Industri Non Migas 5,05 4,43 4,85 4,77 4,34
ILMATE 5,46 3,91 3,75 3,34 -1,35
Industri Logam 10,08 2,35 6,33 7,52 -0,25
Sumber: BPS, diolah
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
5
b. Ekspor Industri Logam
Kegiatan ekspor penting bagi perekonomian negara karena penjualan komoditas
menambah pendapatan bruto/ kotor negara. Selain itu, dengan meningkatnya
ekspor maka dapat menambah cadangan devisa negara; mempromosikan produk/
kemampuan industri dalam negeri; menciptakan lapangan kerja; menjalin
kerjasama antarnegara; dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Nilai ekspor Industri Logam mengalami fluktuasi pada periode 2015 – 2019, dimana
nilai ekspor mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini terkait dengan faktor
kondisi ekonomi global dan domestik. Nilai ekspor produk industri logam mengalami
penurunan pada tahun 2016. Tetapi setelah itu, terus mengalami kenaikan hingga
tahun 2019, khususnya untuk ekspor logam dasar.
Tabel 1.2 Ekspor Industri Logam Tahun 2015 – 2019
US$ Miliar
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Industri Non Migas 106,9 109,1 125,0 130,0 126,4
ILMATE 28,0 28,3 31,8 35,8 36,9
Industri Logam 8,3 7,8 10,6 13,6 14,6 Sumber: BPS, diolah
c. Rasio Impor Bahan Baku terhadap PDB
Rasio impor bahan baku terhadap PDB adalah perbandingan besarnya nilai impor,
khususnya untuk bahan baku penunjang produksi yang belum bisa dipenuhi industri
dalam negeri, dengan PDB di tingkat sektor maupun nasional. Diharapkan nilai rasio
ini dapat terus turun, karena ini menandakan semakin turunnya ketergantungan
produksi industri dalam negeri terhadap impor. Hal ini dapat tercapai dengan
adanya peningkatan investasi pada industri bahan baku dan bahan penunjang,
sehingga dapat memenuhi permintaan industri pengolahan dalam negeri.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
6
Tabel 1.3 Rasio Impor Bahan Baku terhadap PDB
Sektor Industri Logam Tahun 2015 – 2019 Persen (%)
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Industri Non Migas 39,53 35,45 37,78 43,37 38,32
ILMATE 10,11 8,89 9,95 12,67 11,33
Industri Logam 8,94 7,83 8,84 11,21 10,00 Sumber: BPS, diolah
d. Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri Logam
Produktivitas tenaga kerja (labor productivity) mengacu pada hasil atau output yang
dapat dihasilkan oleh seorang pekerja. Itu berlaku untuk sebuah perusahaan,
industri atau perekonomian. Untuk menghitungnya, maka dapat membandingkan
kuantitas output dengan pekerja atau jam kerja pada periode tertentu.
Secara agregat, produktivitas mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang dan jangka pendek. Output jangka panjang (PDB potensial), tidak hanya
tergantung pada kuantitas pasokan tenaga kerja, tetapi juga kualitasnya. Jika lebih
produktif, perekonomian dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa. Dalam
jangka pendek, peningkatan produktivitas mendorong naik pasokan.
Pasokan yang lebih tinggi mendorong harga turun. Itu membuat barang dan jasa
lebih terjangkau bagi masyarakat. Harga yang lebih rendah juga membuat barang
dan jasa domestik lebih kompetitif di pasar internasional. Itu meningkatkan ekspor
dan mendorong pertumbuhan PDB riil.
Produktivitas yang tinggi memungkinkan perusahaan membayar upah yang lebih
tinggi dengan tetap menghasilkan laba yang tinggi. Ini meningkatkan pendapatan
disposabel rumah tangga, yang mengarah ke perbaikan standar hidup dan
kesejahteraan.
Pada periode 2015 – 2019, produktivitas tenaga kerja di sektor industri logam
cenderung menurun, kecuali pada tahun 2016 terjadi kenaikan dari tahun
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
7
sebelumnya. Hal ini menandakan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan tenaga
kerja menurun.
Tabel 1.4 Nilai Produktivitas Tenaga Kerja
Sektor Industri Logam Tahun 2015 - 2019 Rp. juta
Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
Industri Non Migas 111,0 113,3 107,6 108,5 109,1
ILMATE 255,2 306,7 256,6 259,8 249,0
Industri Logam 232,6 270,4 240,5 227,1 220.3 Sumber: BPS, diolah
e. Perkembangan Nilai Investasi Industri Logam
Peningkatan investasi ikut andil dalam mendongkrak pembangunan ekonomi suatu
bangsa. Selain itu, Investasi juga sebagai sarana dan motivasi dalam pelaksanaan
pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya memperluas penggunaan tenaga
kerja dalam meningkatkan produksi.
Dalam ekonomi makro, investasi juga berperan sebagai salah satu komponen dari
pendapatan nasional, Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP). Investasi memiliki hubungan positif dengan PDB atau pendapatan
nasional. Jika investasi naik, maka PDB akan naik. Begitu juga sebaliknya, saat
investasi turun maka PDB akan ikut turun.
Untuk menumbuhkan suatu perekonomian dibutuhkan pembentukan modal
sebagai tambahan stok modal. Pembentukan modal tersebut dipandang sebagai
pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk
menghasilkan barang-barang maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah
permintaan efektif seluruh masyarakat. Hal ini menuntut adanya investasi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa yang dibutuhkan
dalam perekonomian sebagai ”engine of growth”. Oleh karena itu, tingkat
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
8
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan pada umumnya
didukung oleh peningkatan ekspor dan investasi.
Sumber: BPS, diolah
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Investasi Industri Logam Tahun 2012 – 2020
Dari grafik tersebut terlihat bahwa investasi di sektor industri logam cenderung naik
dari tahun ke tahun, walaupun ada beberapa penurunan seperti pada tahun 2014
dan 2018. Diperkirakan realisasi investasi di sektor industri logam, khususnya
industri logam dasar, akan terus naik bahkan pada tahun 2020 dan selanjutnya.
Sumber: BPS, diolah
Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Investasi pada SubSektor Industri Logam Tahun 2012 – 2019 dan Semester I – 2020
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
9
Sektor industri logam menyumpang realisasi investasi yang cukup signifikan,
khususnya melalui program penumbuhan dan pengembangan industri smelter.
Hingga tahun 2019, terdapat 63 proyek industri smelter dan refinery dengan total
investasi mencapai Rp750,08 triliun. Industri smelter ini terdiri dari pengolah bijih
besi, bijih nikel, bijih bauksit, konsentrat tembaga, stainless steel, dan aluminium.
Dari 63 proyek smelter tersebut, mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 64 ribu
orang.
1.3 Potensi dan Permasalahan
Industri logam dasar nasional memiliki sejumlah potensi. Potensi yang dapat dimanfaatkan di
antaranya adalah masih tingginya kebutuhan pasar domestik khususnya untuk produk besi
baja, tersedianya sumber daya lokal yang cukup besar khususnya untuk industri bukan besi,
tersedianya teknologi yang lebih maju yang dapat mendorong efisiensi produksi lebih lanjut,
serta adanya aliansi strategis dengan sumber atau pemilik teknologi maju di dunia.
Namun, pengembangan industri logam nasional tak lepas dari permasalahan. Beberapa
permasalahan yang masih menghambat antara lain:
• Relatif tertinggalnya teknologi yang digunakan dalam proses produksi di industri logam
dalam negeri. Hal tersebut berakibat pada adanya kesulitan dalam pemenuhan standar
produk akhir serta dampak yang lebih besar terhadap lingkungan. Hal ini khususnya terjadi
pada industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar.
• Permasalahan lain yang cukup menonjol adalah mengenai sebaran dan harga energi yang
mempengaruhi kelayakan produksi. Sebagian industri nasional, seperti industri
aluminium, menghadapi persoalan dalam hal perolehan akses terhadap energi dengan
harga dan jumlah yang memadai. Dalam hal ini diperlukan koordinasi yang intensif dengan
para pemangku kepentingan.
• Beberapa jenis industri lainnya juga menghadapi kendala dalam hal penyediaan bahan
baku yang harus memenuhi spesifikasi dan standar kualitas tertentu. Hal tersebut
menyebabkan ketergantungan yang tinggi terhadap impor.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
10
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007, dinyatakan bahwa visi pembangunan
nasional tahun 2005–2025 itu mengarah pada pencapaian tujuan nasional, seperti tertuang
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Visi
pembangunan nasional tersebut harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat
kemandirian, kemajuan, keadilan, dan kemakmuran yang ingin dicapai.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, disebutkan bahwa struktur perekonomian diperkuat
dengan mendudukkan sektor industri sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan
pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk
secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif yang
menerapkan praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi
yang tangguh. Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya
saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam hal penguasaan usaha, struktur industri disehatkan dengan meniadakan
praktek-praktek monopoli dan distorsi pasar lainnya.
2. Dalam hal skala usaha, struktur industri akan dikuatkan dengan menjadikan Industri
Kecil dan Menengah (IKM) sebagai basis industri nasional, yaitu terintegrasi dalam mata
rantai pertambahan nilai dengan industri berskala besar.
3. Dalam hal hulu-hilir, struktur industri akan diperdalam dengan mendorong diversifikasi ke
hulu dan ke hilir membentuk rumpun industri yang sehat dan kuat.
RPJMN 2020 – 2024 merupakan titik tolak untuk mencapai sasaran Visi Indonesia Tahun 2045
yaitu Indonesia Maju. Dalam rangka mencapai infrastruktur, kualitas sumber daya manusia,
layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik diperlukan penguatan proses
transformasi ekonomi sebagai fokus utama. Salah satu prioritas nasional pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang terkait dengan pembangunan sektor industri
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
11
nasional adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan RPJPN tersebut di atas, telah disusun suatu
tahapan perencanaan jangka menengah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional, yang selanjutnya disebut RPJM Nasional yaitu perencanaan pembangunan nasional
untuk periode 5 (lima) tahunan, yaitu RPJM Nasional I Tahun 2005–2009, RPJM Nasional II
Tahun 2010–2014, RPJM Nasional III Tahun 2015–2019, dan RPJM Nasional IV Tahun 2020–
2024. Dalam rangka memasuki era baru RPJMN IV dari perencanaan pembangunan jangka
panjang nasional, maka diharapkan suatu perencanaan RPJMN tahap IV yang terstruktur,
fokus, dan berkesinambungan dengan perencanaan sebelumnya.
Rencana strategis Direktorat Industri Logam mencakup beberapa hal yaitu visi, misi, tujuan,
sasaran, dan cara pencapaian tujuan/sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan
yang realistis dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi. Visi Misi Presiden 2020-2024
disusun berdasarkan arahan RPJPN 2020 – 2024. RPJMN 2020 – 2024 dilaksanakan pada
periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin dengan
Visi: “Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”.
2.1 Visi
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendalaman dan penguatan struktur industri,
peningkatan daya saing, pengembangan iklim usaha, promosi industri dan jasa industri,
standardisasi industri, teknologi industri, pengembangan industri strategis dan industri hijau,
serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri pada industri logam, industri mesin,
industri alat transportasi dan maritim, serta industri elektronika dan telematika. Direktorat
Industri Logam sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika dan Kementerian Perindustrian yang membantu Presiden di
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
12
bidang perindustrian, maka Visi Direktorat Industri Logam ditetapkan sama dengan Visi
Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020-2024.
Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong apabila dipandang dalam sudut pandang sektor industri yaitu mewujudkan
industri tangguh dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola
sumber daya yang ada dengan peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja melalui
penambahan lapangan kerja baru, serta meningkatnya investasi dan ekspor sektor industri
sehingga dapat bersaing dengan negara maju lainnya. Pemanfaatan teknologi dimaksudkan
dapat mengelola sumber daya yang ada dengan kekuatan SDM yang kompeten dan IPTEK
yang inovatif melalui implementasi Making Indonesia 4.0 untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat yang adil dan merata.
2.2 Misi
Mengacu pada visi Presiden dan Wakil Presiden di atas berusaha untuk pencapaiannya adalah
melalui 9 (sembilan) misi yang telah dimandatkan melalui Peraturan Presiden nomor 18 tahun
2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, maka 9
(sembilan) Misi Presiden dan Wakil Presiden yang juga merupakan Misi Direktorat Jenderal
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sebagai bagian dari Kementerian
Perindustrian yaitu:
1) Peningkatan kualitas manusia indonesia;
2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing;
3) Pembangunan yang merata dan berkeadilan;
4) Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan;
5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa;
6) Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;
7) Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga;
8) Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya; dan
9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
13
Direktorat Industri Logam senantiasa memberikan perhatian terhadap seluruh stakeholders
industri, yakni pemerintah baik pusat/daerah, investor, pengusaha, asosiasi,
pegawai/karyawan, dan masyarakat industri lainnya. Kesembilan misi-misi di atas dilakukan
secara bertanggungjawab berlandaskan gotong royong bagi semua kementerian/lembaga.
Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika fokus pada
pembangunan dan pengembangan sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan
elektronika sehingga dapat memperkuat, memberi manfaat dan menghasilkan nilai tambah
ekonomi bagi kepentingan bangsa Indonesia.
2.3 Tujuan
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi pembangunan industri, Direktorat Industri
Logam menetapkan tujuan pembangunan industri 5 (lima) tahun ke depan yaitu
Meningkatnya Peran Sektor Industri Logam dalam Perekonomian Nasional, dengan
melaksanakan Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri Logam.
Pencapaian tujuan secara khusus akan dipantau melalui pengukuran indikator kinerja tujuan
yang juga menjadi indikator kinerja utama, yaitu:
1) Pertumbuhan PDB Industri Logam
2) Kontribusi PDB Industri Logam
3) Tenaga kerja di sektor Industri Logam
4) Nilai ekspor produk industri Logam.
2.4 Sasaran Strategis
Sasaran strategis pembangunan sektor Industri Logam merupakan kondisi yang ingin dicapai
oleh Direktorat Industri Logam sebagai suatu outcome dari program yang dilaksanakan.
Dalam penyusunannya, Direktorat Industri Logam menjabarkan ke dalam misi dan
menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam dua
perspektif, yakni stakeholders prespective dan customer perspective.
Sebagai bagian dari Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika maka Direktorat Industri Logam merujuk sasaran strategis yang ingin dicapai
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
14
selama 5 tahun ke depan sesuai dengan penjacaran peta strategis direkotrat jenderal. Sasaran
strategis tersebut dicapai melalui indikator kinerja program (indikator kinerja pada unit
organisasi setingkat Eselon I) dan indikator kinerja kegiatan (indikator kinerja pada unit
organisasi setingkat Eselon II). Peta strategi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika dapat di lihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Peta Strategi Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronik
1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholders Prespective)
Sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai yaitu “Meningkatnya Daya Saing
dan Kemandirian Industri Logam”, dengan indikator kinerja:
a. persentase tenaga kerja di sektor industri logam;
b. produktivitas tenaga kerja sektor industri logam;
c. produktivitas sektor industri logam;
d. nilai investasi sektor industri logam.
2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Sasaran strategis ketiga (SS-2) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya Kemampuan
Industri Logam Dalam Negeri”, dengan indikator kinerja:
a. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang)
PETA STRATEGI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
2020-2024
INPU
TPR
OCE
SSO
UTP
UT
OU
TCO
ME
Input modal yangharus dimiliki
Proses kerja yangdilakukan
Apa yangdiinginkan olehCustomer
Dampak danHarapanStakeholder
Stak
ehol
der
Pers
pect
ive
Cust
omer
Pe
rspe
ctiv
eIn
tern
al P
roce
ss
Pers
pect
ive
Lear
n an
d G
row
th
Pers
pect
ive
SS1
Penguatan ImplementasiMaking Indonesia 4.0 diSektor Industri Logam,Mesin, Alat Transportasi,dan Elektronika
SS2Meningkatnya KemampuanIndustri Dalam NegeriSS3
Meningkatnya PenguasaanPasar Industri Logam, Mesin,Alat Transportasi, danElektronikaSS4
Tersedianya Regulasi Pembangunan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasidan Elektronika yang Efektif.SS5
Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam, Mesin, AlatTransportasi, dan Elektronika
Terwujudnya ASNDirektoratJenderal IndustriLogam, Mesin,Alat Transportasidan Elektronikayang ProfesionaldanBerkepribadian.
SS6
TerwujudnyaBirokrasi DirektoratJenderal IndustriLogam, Mesin, AlatTransportasi, danElektronika yangEfektif, Efisien, danBerorientasi PadaLayanan Prima .
SS7
TersusunnyaPerencanaanProgram,PengelolaanKeuangan sertaPengendalianyang Berkualitasdan Akuntabel.
SS8
MeningkatnyaKualitasPelayanan Datadan InformasiSektor IndustriLogam, Mesin,Alat Transportasidan Elektronika.
SS9
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
15
Sasaran strategis keempat (SS-3) yang akan dicapai adalah “Meningkatnya Penguasaan
Pasar sektor Industri Logam”, dengan indikator kinerja:
a. pertumbuhan ekspor sektor industri logam;
b. kontribusi ekspor produk sektor industri logam;
c. rasio impor bahan baku industri logam.
2.5 Sinkronisasi Sasaran Strategis dengan Strategi dan Aktivitas Utama (Intermediate
Outcome)
Global Manufacturing Competitiveness Index yang disusun oleh Deloitte Touche Tohmatsu
Limited and US Council on Competitiveness tahun 2016, berdasarkan survei terhadap Global
CEO menyatakan beberapa faktor pendorong daya saing industri dilihat dari pendekatan
market force dan government force, yaitu talent; cost competitiveness; work productivity;
supplier network; legal and regulatory; education infrastructure; physical infrastVructure;
economic, trade, financial and tax system; innovation policy and infrastructure; energy policy;
local market attractiveness, dan healthcare system.
Gambar 2.2 Drivers of global manufacturing competitiveness
Hal ini menunjukan bahwa Sasaran Strategis yang telah ditetapkan Direktorat Industri Logam
tersebut bukan hanya dipengaruhi usaha pemerintah dalam merumuskan dan
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
16
mengimplementasikan kebijakan, dimana faktor eksternal juga berperan penting dalam
capaian target indikator masing-masing Sasaran Strategis.
Daya saing industri dipengaruhi oleh faktor eksternal baik systematic factor (MILES: Macro
Economy; Investment Climate, Labor, Education, Social Protection) dan Country Context
(level of development, political economy, etc). Untuk itu, diperlukan upaya perbaikan iklim
investasi yang berkelanjutan agar menjadikan Indonesia menjadi pasar yang prospektif
dimata investor. Selain itu, berdasarkan Industry Competitiveness and Jobs An Evaluation of
World Bank Group Industry-Specific Support to Promote Industry Competitiveness and Its
Implications for Jobs menyatakan bahwa beberapa intervensi yang dapat dilakukan melalui
kebijakan pemerintah.
Menindaklanjuti hal tersebut, Direktorat Industri Logam sebagai bagian dari Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Tranportasi berpedoman pada konsep Sasaran Strategis
Antara (Intermediate Outcome) beserta dengan strategi dan aktivitas utama dengan tujuan
Sasaran Strategi dapat tercapai dengan aktivitas utama yang fokus pada pencapaian target
yang ditetapkan. Berikut Peta Strategis - Sasaran Strategis Antara (Intermediate Outcome)
beserta dengan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut.
Gambar 2.3 Peta Strategis – Sasaran Startegis Antara (Intermediate Outcome) dan Indikatornya
Sasaran Strategis Antara (Intermediate Outcome) DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA
INPU
TPR
OCE
SSO
UTP
UT
OU
TCO
ME
Input modal yangharus dimiliki
Proses kerja yangdilakukan
Apa yangdiinginkan olehCustomer
Dampak danHarapanStakeholder
Stak
ehol
der
Pers
pect
ive
Cust
omer
Pe
rspe
ctiv
eIn
tern
al P
roce
ss
Pers
pect
ive
Lear
n an
d G
row
th
Pers
pect
ive
SS1
Terbangunnya StrukturIndustri Logam, Mesin,Alat Transportasi, danElektronika yang kuat
SS2Terwujudnya inovasi padaIndustri Logam, Mesin,Alat Transportasi danElektronika
SS3
Meningkatnyaprodutivitas SDM sektorIndustri Logam, Mesin,Alat Transportasi danElektronika yangberkualitas
SS4
Tersedianya Kebijakan dan Tata Kelola PemanfaatanKebijakan Dalam Mendukung Penciptaan danPengembangan Daya Saing Industri yang efektif danefesien
SS5
Terwujudnya BirokrasiILMATE yang efektif,efisien dan berorientasipada layanan prima
SS6
Terwujudnya Industri Logam,Mesin, Alat Transportasi danElektronika yang Berdaya saingdan Berwawasan lingkungan
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
17
Peta Strategis di atas diharapkan akan memudahkan sinkronisasi output (keluaran) beserta
dengan detail target (volume), serta aktivitas utama dengan pencapaian indikator Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan Rencana Strategis
Direktorat ILMATE Tahun 2020-2024.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
18
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dan Sektor ILMATE
Dalam rangka mewujudkan fokus pengembangan industri pada periode tahun 2020 – 2024,
Kementerian Perindustrian dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika telah melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan Industri
Nasional 2020- 2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program yang telah dan
akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika selama periode tahun 2020 – 2024 adalah Program Nilai Tambah dan Daya Saing
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri
2. Perbaikan Rantai Pasok Industri
3. Pemanfaatan Teknologi Industri
4. Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri
5. Pengembangan Sistem Informasi Industri
6. Pengembangan Industri Hijau
7. Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal
8. Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0
9. Pengembangan Standar Industri
10. Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri
11. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Program dan kegiatan tersebut di atas merupakan penjabaran dari Prioritas Nasional, Sasaran
Strategis, dan indikator pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015- 2035, Kebijakan Industri
Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0 serta Perjanjian Kinerja
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika. Untuk mengukur
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
19
tingkat keberhasilan dari pelaksanaan program dan kegiatan, Renstra Direktorat Jenderal
ILMATE juga telah menetapkan sasaran strategis beserta ukuran keberhasilan dari suatu
tujuan dan sasaran strategis operasional yang biasa disebut sebagai indikator kinerja utama
(IKU) disertai target dari masing-masing sasaran strategis.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan melalui dua pendekatan, yaitu: (1) pengelolaan sumber
daya ekonomi; dan (2) peningkatan nilai tambah ekonomi. Kedua pendekatan ini menjadi
landasan bagi sinergi dan keterpaduan kebijakan lintas sektor yang mencakup beberapa
sektor, khususnya sektor industri pengolahan nonmigas. Pelaksanaan kedua fokus tersebut
didukung dengan perbaikan data untuk menjadi rujukan pemantauan dan evaluasi capaian
pembangunan, serta perbaikan kualitas kebijakan.
Pengembangan industri nasional tahun 2020- 2024 diarahkan kepada pembangunan 10
industri prioritas, dimana 5 industri diantaranya menjadi binaaan Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika sebagaimana tugas dan fungsi Kementerian
Perindustrian telah dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian
Perindustrian, sebagai berikut:
• industri alat transportasi;
• industri elektronika dan telematika/ICT;
• industri pembangkit energi;
• industri barang modal, komponen, bahan penolong dan jasa industri;
• industri logam dasar
3.2 Analisis SWOT Industri Logam
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis ini didasarkan pada logika untuk
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), serta secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
20
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi atau tujuan, strategi dan
kebijakan suatu organisasi. SWOT melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung maupun yang tidak
mendukung dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam kondisi yang ada saat ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor- faktor internal kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses). Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya. Analisis
SWOT untuk melihat keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi suatu organisasi
diawali dengan melakukan identifikasi butir-butir SWOT. Berdasarkan analisis tersebut, dapat
diidentifikasi sejumlah faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
akan mempengaruhi kinerja Direktorat Industri Logam pada periode 2020-2024.
Tabel 3.1 Analisis SWOT Sektor Industri Logam
3.3 Arah Kebijakan dan Strategi Industri Logam
Pengembangan industri nasional tahun 2020 – 2024 diarahkan kepada pembangunan 10
industri prioritas, dimana industri logam dasar adalah salah satunya sesuai dengan tugas dan
fungsi Kementerian Perindustrian telah dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah dengan Peraturan
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
21
Presiden Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2015 tentang Kementerian Perindustrian.
Pengembangan industri logam tahun 2020-2024 diarahkan pada prioritas sebagai berikut:
a. Industri Pengolahan dan Pemurnian Besi dan Baja Dasar yang terdiri dari: Paduan besi
(ferro alloy); Baja tahan karat (stainless steel long and flat products); Baja untuk keperluan
khusus/ baja engineering (antara lain untuk kesehatan, pertahanan, alat
transportasi,elektronika, permesinan); Slab, Billet, Bloom; Hot Rolled Coils (HRC), Hot
Rolled Plate (HRP), Cold Rolled Coils (CRC), Wire rod & bar; dan Profile, wire, pipe, dan baja
Pratekan (PC Bar, PC Strand, PC Wire).
b. Industri Pengolahan dan Pemurnian Logam Dasar Bukan Besi yang terdiri dari: Smelter
Grade Alumina; Alumunium ingot dan alumunium alloy; Mixed Hydroxide Precipitate
(MHP), Mixed Sulfide Precipitate (MSP), Nickel Alloy (Nickel Pig Iron (NPI), Ferro Nickel
(FeNi), Nickel Matte); Copper Cathode; Copper/Brass Sheet; dan Paduan tembaga (copper
alloy).
c. Industri Logam Mulia, Tanah Jarang (Rare earth), dan Bahan Bakar Nuklir yang terdiri dari:
Hasil Pemurnian Anode Slime (Dore); dan Logam tanah jarang.
Arah kebijakan Kementerian Perindustrian tahun 2020-2024 disusun berdasarkan visi dan
dijabarkan ke dalam 6 (enam) misi pembangunan industri yang menjadi acuan Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, melalui 6 (enam) kebijakan
pembangunan sektor industri, yaitu:
1. Pembangunan sumber daya manusia industri
2. Kebijakan pengembangan sarana dan prasarana industri
3. Kebijakan pemberdayaan industri
4. Kebijakan pengembangan perwilayahan industri
5. Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal
6. Kebijakan reformasi birokrasI
Selain itu, Direktorat Industri Logam juga fokus pada program penumbuhan dan
pengembangan kapasitas industri pengolahan berbasis mineral logam (smelter) yang berhasil
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
22
mendorong investasi pada sektor stainless steel, tembaga, nikel dan aluminium. Direktorat
Industri Logam terus memacu masuknya investasi sektor industri smelter di dalam negeri.
Langkah ini merupakan implementasi dari kebijakan hilirisasi industri yang membawa efek
berantai pada perekonomian nasional, mulai peningkatan nilai tambah bahan baku dan
penyerapan tenaga kerja lokal hingga penerimaan devisa hasil ekspor. Berikut progres
perkembangan industri smelter dan refinery sampai tahun 2019 sebagaimana gambar berikut.
Gambar 3.1 Perkembangan Industri Smelter dan Refinery
Hingga tahun 2019 terdapat 63 proyek industri smelter dan refinery dengan total investasi
mencapai Rp750,08 triliun. Industri smelter ini terdiri dari pengolah bijih besi, bijih nikel, bijih
bauksit, konsentrat tembaga, stainless steel, dan aluminium. Dari 63 proyek smelter tersebut,
mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 64 ribu orang. Dalam rangka mendorong investasi
di sektor industri smelter, perlu dukungan dalam ketersediaan bahan baku. Hal ini sesuai
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya
Industri.
Sebagai komponen utama pembangunan ekonomi nasional, sektor Industri Logam berpotensi
memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi melalui “added value” serta akan
menjadi ”multiplier effect” bagi aktivitas sosial ekonomi, penyerapan tenaga kerja, penghasil
devisa dan pada akhirnya akan menjadi faktor pendorong (push factor) bagi peningkatan daya
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
23
saing ekonomi bangsa. Sektor industri logam memiliki peranan besar dalam pembangunan
dan perkembangan perekonomian nasional. Hal ini terbukti dari hasil produksi industri logam
adalah bahan baku utama bagi kegiatan sektor industri lainnya, seperti permesinan dan
peralatan pabrik, otomotif, maritim dan elektronika. Dilain pihak kebutuhan produk logam
yang terus meningkat untuk keperluan bahan baku sektor infrastruktur, konstruksi,
transportasi, energi dan telekomunikasi. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan nilai
tambah sumberdaya alam, memperkuat struktur industri dan menghemat devisa maka
pembangunan industri berbasis mineral menjadi bahan baku industri di dalam negeri mutlak
dilakukan. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi perekonomian dalam bentuk investasi,
peningkatan kemampuan teknologi dan penyerapan lapangan kerja.
Industri logam merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) industri prioritas yang dikelompokkan
kedalam industri hulu sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035. Fokus pengembangan
Industri Prioritas Berbasis Mineral meliputi 4 (empat) jenis logam yaitu besi baja, aluminium,
tembaga dan nikel. Ada beberapa alasan sehingga 4 (empat) jenis logam tersebut dijadikan
sebagai prioritas salah satunya adalah hilirisasi bahan baku 4 (empat) jenis mineral bijih besi,
bauksit, tembaga dan nikel mempunyai dampak yang signifikan bagi perekonomian melalui
investasi dan peningkatan nilai tambah
Pada Industry 4.0 in Steel: Status, Strategy, Roadmap and Capabilities yang disusun oleh PWC
tahun 2017, menyatakan bahwa industri logam menghadapi tantangan signifikan dalam segi
biaya, peraturan, produk dan persyaratan layanan. Beberapa tantangan yang akan dihadapi
industri logam kedepannya meliputi product requirement, cost pressure, process complexity
and service requirement, dan regulatory requirement.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
24
Tabel 3.2 Tantangan Industri Logam
Sumber: SEAISI dan IISIA
Terkait dengan pengembangan sarana dan prasarana industri, Direktorat Industri Logam telah
merancang dan mengimplementasikan Sistem Baja Nasional (Sibana) untuk ciptakan
transparansi pada jalur supply - demand industri baja nasional. Sibana sebagai sebuah sistem
yang ada di dalam SIINAS (Sistem Infomasi Industri Nasional), akan melakukan integrasi
terhadap basis data spesifikasi dari produk-produk besi - baja. Fungsi Sibana tersebut sebagai
sebuah clearing house, filtering, updating data dan sebagainya. Sibana akan memberikan
informasi kepada para pihak yang membutuhkan baja dengan jenis tertentu tidak mengetahui
bahwa produk tersebut sudah diproduksi di dalam negeri. Untuk itu, Sibana hadir sebagai
pusat data supply - demand besi - baja dalam negeri dan diharapkan mampu menciptakan
iklim industri besi - baja yang lebih sehat.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
25
Gambar 3.2 Pengembangan Sistem Informasi Baja Nasional (SIBANA)
Terkait dengan kebijakan pemberdayaan industri, Program P3DN dilaksanakan menggunakan
dua pendekatan yakni melalui kampanye penggunaan produk dalam negeri serta melalui
optimalisasi pengadaan barang dan jasa Pemerintah. Dari dua pendekatan tersebut, porsi
alokasi sumberdaya lebih dititikberatkan pada strategi kedua mengingat adanya potensi nilai
belanja barang dan modal Pemerintah yang cukup besar aspek efektivitas dalam
implementasinya, kemampuan Pemerintah untuk melakukan kontrol, serta cakupan jenis
produk dan rentang waktu pelaksanaan. Secara teknis, strategi kedua tersebut dilaksanakan
melalui penetapan serta pembaharuan berbagai regulasi yang terkait.
Direktorat Industri Logam juga fokus mengembangkan Program Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri (P3DN) khususnya mendorong pengoptimalan Tingkat Kandungan
Dalam Negeri (TKDN) terhadap proyek strategis yang didanai oleh negara. Kebijakan local
content ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri di tengah
persaingan gobal yang semakin ketat. Proyek infrastruktur yang merupakan program prioritas
pemerintah saat ini merupakan captive market yang dapat dioptimalkan industri logam dalam
negeri.
Terkait dengan kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal diarahkan pada sasaran utama
mempercepat pembangunan industri logam, melalui tiga fokus kegiatan utama, yaitu:
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
26
a. upaya mengakselerasi pertumbuhan sektor industri melalui pemberian fasilitas fiskal dan
nonfiskal bagi perusahaan industri existing dalam meningkatkan daya saing dan
produktivitas (peningkatan kinerja ekspor dan kemampuan subtitusi impor, penyiapan
SDM Industri yang kompeten);
b. upaya penguatan struktur industri nasional melalui pemberian fasilitas fiskal dan nonfiskal
bagi investasi baru sektor industri (khususnya industri pioner) atau perusahaan industri
existing yang melakukan perluasan komoditi baru; dan
c. upaya mendorong industri melakukan inovasi, invensi, dan penguasaan teknologi baru.
Terkait dengan implementasi Kebijakan Reformasi Birokrasi (RB), Direktorat Industri Logam
fokus pada pengawasan dan pembinaan industri terkait Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional khususnya untuk Proyek Pembangunan Smelter. Proyek Pembangunan
Smelter meliputi beberapa lokasi pembangunan:
1) Pembangunan Smelter Kuala Tanjung - Provinsi Sumatera Utara
2) Pembangunan Smelter Ketapang - Provinsi Kalimantan Barat
3) Pembangunan Smelter Morowali - Provinsi Sulawesi Tengah
4) Pembangunan Smelter Konawe - Provinsi Sulawesi Tenggara
5) Pembangunan Smelter Bantaeng - Provinsi Sulawesi Selatan
6) Pembangunan Smelter Buli - Provinsi Maluku Utara
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
27
3.4 Kerangka Regulasi Direktorat Industri Logam
Dalam rangka melaksanakan arah kebijakan dan strategi pembangunan tahun 2020-2024,
diperlukan kerangka regulasi yang merupakan perencanaan pembentukan regulasi dalam
rangka memfasilitasi, dan mendorong dalam rangka mencapai tujuan berbangsa dan
bernegara.
Kerangka regulasi merupakan produk hukum yang dibutuhkan dalam menunjang pencapaian
sasaran strategis, indikator, serta target yang telah ditetapkan dalam rencana strategis
Direktorat Industri Logam Tahun 2020-2024.
Tabel 3.3 Matriks Kerangka Regulasi Direktorat Industri Industri Logam Tahun 2020 – 2024
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian Unit Terkait
1 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Ketentuan Ekspor Sektor Industri Logam
a. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan dan Pemurnian b. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2019 tentang Ketentuan Ekspor Sisa dan Skrap Logam c. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Timah dan perubahannya
Direktorat Industri Logam
2 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI Baja Lembaran dan Gulungan Canai Dingin Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
3 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI Baja Canai Panas Struktur dan Pemberlakuan SNI Baja Canai Panas Lunak secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
28
4 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Revisi Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 14 Tahun 2018 tentang Pemberlakuan Baja Tulangan Beton Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
5 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI Batang Kawat Baja Karbon Rendah Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
6 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Batang Kawat Baja Karbon Tinggi Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
7 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI Baja Lapis Timah Elektrolisa Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
8 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Baja Lapis Seng (BjLS) secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
29
9 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI Baja Lapis Seng Warna (BjLS Warna) secara wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
10 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Baja lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium-Seng dengan atau Tanpa Magnesium Lapis Cat (Bj LAS Warna/Bj LAM Warna) secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
11 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium-seng (Bj LAS) secara wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
12 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI Rangka Atap Baja Ringan
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
13 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kawat Ban (Bead Wire/KB) secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
30
14 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Kompor Gas LPG dan LNG/NG Tekanan Rendah untuk Rumah Tangga secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
15 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang revisi Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28/M-IND/PER/7/2017 tentang Pemberlakuan SNI Kawat Baja Beton Pratekan Untuk Keperluan Konstruksi Beton Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
16 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang pemberlakuan SNI Galvanisasi secara wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
17 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Tata Cara Pengajuan Masterlist dan Rekomendasi dalam rangka Penerbitan Surat Persetujuan Impor Limbah Non B3
Permendag 84 Tahun 2019 tentang Ketentuan Impor Limbah Non B3 untuk bahan Baku Industri
Direktorat Industri Logam
18 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI Batang Konduktor dari Tembaga (Copper Busbar) Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
31
19 Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan SNI Cook Ware dan Flat Ware Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri c. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Direktorat Industri Logam
3.5 Kerangka Kelembagaan Direktorat Industri Logam
Kerangka kelembagaan Direktorat Industri Logam yang meliputi struktur organisasi,
ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil negara digunakan untuk mencapai visi, misi,
tujuan, strategi, indikator dan target yang diamanatkan melalui Undang-undang Nomor 3
tahun 2014 tentang Perindustrian, dilanjutkan dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2015 tentang Kementerian Perindustrian sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015
tentang Kementerian Perindustrian yang selanjutnya ditindaklanjuti melalui Peraturan
Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian, dimana di dalamnya telah ditetapkan kebutuhan unit eselon I dan eselon II dan
satker daerah di lingkungan Kementerian Perindustrian.
Direktorat Industri Logam merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi, dan Elektronika. Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Bagian Keempat Pasal 329
Direktorat Industri Logam mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran
industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,
pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman
modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pembangunan industri di bidang industri
logam. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Industri Logam menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan industri
logam;
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
32
2. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri logam;
3. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional,
kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis
pengembangan industri di bidang industri logam;
4. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang
perencanaan, perizinan, data dan informasi industri logam;
5. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan, perizinan,
data dan informasi industri logam;
6. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri logam; dan
7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.
Struktur Organisasi Direktorat Industri Logam dijelaskan pada Gambar 3.3. Untuk
melaksanakan tugas dan fungsi di atas, maka Direktorat Industri Logam memliki 4 (empat)
unit kerja Eselon III dan 1 (satu) Subbagian, yaitu Subdirektorat Program Pengembangan
Industri Logam; Subdirektorat Industri Logam Besi; Subdirektorat Industri Logam Bukan Besi;
Subdirektorat Industri Logam Hilir; dan Subbagian Tata Usaha di mana masing-masing
mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Subdirektorat Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan
pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang
industri logam;
2. Subdirektorat Industri Logam Besi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
33
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri logam besi;
3. Subdirektorat Industri Logam Bukan Besi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri logam bukan besi;
4. Subdirektorat Industri Logam Lainnya mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,
pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan
penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta
kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri logam hilir;
5. Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja mempunyai tugas melakukan urusan tata
usaha dan rumah tangga direktorat.
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Direktorat Industri Logam
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
34
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1 Target Kinerja
Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk tahun 2020-2024, Direktorat
Industri Logam akan melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah kebijakan dan
strategi Kementerian Perindustrian dan Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika yang telah dijabarkan pada Bab III serta struktur organisasi
Direktorat Industri Logam.
Sasaran strategis yang telah ditetapkan merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata
dan mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome/ impact) dari satu
program. Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Industri Logam beserta targetnya
pada periode 2020 – 2024 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikatornya Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional
1 Pertumbuhan PDB industri logam
Persen -0,67 3,54 3,92 5,13 6,50
2 Kontribusi PDB industri logam terhadap PDB nasional
Persen 1,52 1,53 1,54 1,54 1,53
3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri logam
Ribu Orang 862,08 891,37 923,49 957,73 994,25
4 Nilai ekspor produk industri logam
US$ Miliar 15,54 16,58 17,73 19,07 20,55
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
35
SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam
1 Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap total pekerja
Persen 0,68 0,69 0,68 0,69 0,69
2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri logam
Rp Juta /orang/tahun
222,87 229,69 230,08 237,55 244,95
3 Nilai realisasi investasi industri logam
Rp. Triliun 94,92 101,23 114,11 140,38 192,00
SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam
1 TKDN industri logam (rerata tertimbang)
Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40
SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Logam
1 Pertumbuhan ekspor produk industri logam
Persen 6,53 6,71 6,90 7,56 7,75
2 Kontribusi ekspor produk industri logam terhadap total ekspor
Persen 9,90 9,25 9,19 9,02 8,65
3 Rasio impor bahan baku industri logam terhadap PDB sektor industri logam
Persen 10,54 10,11 9,70 9,31 8,91
Indikator Kinerja Program
Indikator kinerja program merupakan alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan
pencapaian hasil dari suatu program. Indikator kinerja program telah ditetapkan secara
spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan dengan sasaran strategis yang
mendukung pencapaian tujuan. Indikator kinerja program juga merupakan kerangka
akuntabilitas dalam mengukur pencapaian kinerja unit organisasi dalam mendukung kinerja
Direktorat Industri Logam.
Pada Renstra Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024 telah ditetapkan tujuan, sasaran
strategis, indikator kinerja serta target dalam struktur manajemen kinerja yang merupakan
sasaran kinerja program yang secara akuntabilitas. Keterkaitan antara RPJMN 2020-2024
dengan Renstra Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024 merupakan bagian tidak
terpisahkan.
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
36
Indikator kinerja kegiatan
Indikator kinerja kegiatan merupakan alat ukur yang mengindikasikan keberhasilan
pencapaian keluaran dari suatu kegiatan. Indikator Kinerja Kegiatan telah ditetapkan secara
spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja kegiatan berkaitan dengan sasaran kegiatan.
Indikator kinerja kegiatan dalam struktur manajemen kinerja di lingkungan Direktorat Industri
Logam merupakan sasaran kinerja kegiatan yang secara akuntabilitas berkaitan dengan
subdirektorat dan subbagian di lingkup Direktorat Industri Logam.
4.2 Kerangka Pendanaan
Dalam rangka mencapai visi dan misi tahun 2020 – 2024, dibutuhkan pendanaan bagi
pelakasanaan program dan kegiatan Direktorat Industri Logam sebagaimana direncanakan
pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Pendanaan Program/ Kegiatan Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI PENDANAAN
Rp. Milyar 2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
7.80 14.55 108.49 108.49 108.49
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
37
BAB V
PENUTUP
Renstra Direktorat industri Logam Tahun 2020 – 2024 disusun dengan mengacu pada RPJPN
2005- 2025, RPJMN IV (2020-2024), Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian, Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 – 2035, dan
Kebijakan Industri Nasional 2020-2024, dan Renstra Direktorat Jenderal ILMATE Tahun 2020
– 2024. Renstra Direktorat industri Logam Tahun 2020 – 2024 merupakan pedoman
pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Industri Logam dalam mewujudkan Visi dan Misi
Presiden.
Selanjutnya berdasarkan visi dan misi tersebut maka ditetapkan tujuan yang ingin dicapai oleh
Direktorat Industri Logam dalam membangun industri logam yaitu Meningkatnya peran
sektor industri logam dalam perekonomian nasional.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan industri logam tersebut, Direktorat Industri
Logam telah menetapkan sasaran-sasaran strategis yang melibatkan Stakeholders Perspective
dan Customer Perspective.
Direktorat Industri Logam juga telah menetapkan indikator-indikator dari masing-masing
sasaran strategis tersebut sehingga pencapaian dari masing- masing sasaran strategis dapat
terukur dan terpantau. Untuk mencapai sasaran strategis tersebut Direktorat Industri
Logam,melaksanakan 1 (satu) program yang merupakan penjabaran dari arah kebijakan dan
strategi Pembangunan Nasional.
Arah kebijakan Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024 disusun berdasarkan Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015 – 2035 yang dilaksanakan melalui 6 (enam)
kebijakan pembangunan sektor industri, yaitu:
1. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Industri;
2. Kebijakan Pengembangan Sarana dan Prasarana Industri
3. Kebijakan Pemberdayaan Industri;
4. kebijakan pengembangan perwilayahan industri
RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM 2020 - 2024
38
5. Kebijakan fasilitas fiskal dan nonfiskal; dan
6. Kebijakan Reformasi Birokrasi.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan industri logam nasional tidak hanya bergantung
pada keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Industri Logam saja, akan
tetapi juga keberhasilan Kementerian Perindustrian dan Kementerian/ Lembaga maupun
instansi lain yang mendukung dan menjadi aspek penting lainnya. Hal ini karena sektor
industri logam bukan sektor yang dapat berdiri sendiri melainkan berkaitan dengan sektor
lain. Kesuksesan pembangunan industri logam nasional membutuhkan dukungan dari seluruh
pemangku kepentingan, baik dari pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, media, dan
masyarakat luas.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Pohon Kinerja Renstra Ditjen ILMATE dan Direktorat Industri Logam Periode 2020-2024
Lampran 2 Matriks Keterkaitan Tujuan dengan Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Logam
Lampiran 3 Sinkronisasi Aktivitas Utama Guna Mencapai Sasaran Strategis (Intermediate Outcome)
Lampiran 4 Matriks Keterkaitan Sasaran RPJMN dan Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 5 Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 6 Matrik Kerangka Regulasi Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 7 Pedoman Kinerja Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 8 Penjelasan Kriteria SMART Indikator Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 1 Pohon Kinerja Renstra Ditjen ILMATE dan Direktorat Industri Logam Periode 2020-2024
LAMPIRAN 1 POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024
Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Persentase tenaga kerja di sektor ILMATEterhadap total pekerja
2. Produktivitas tenaga kerja sektor ILMATE3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE
1. Perusahaan dengan nilai IndonesiaIndustry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATEberteknologi tinggi
1. Tingkat Komponen Dalam Negeri(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)
Tujuan Direktorat JenderalILMATE
Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
(1) Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika(2) Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika
(Otomotif, Elektronika, Peralatan Listrik dan Logam)(3) Industri yang melakukan transformasi IR 4.0 (pilot project dan pendampingan terhadap perusahaan)(4) Industri sektor ILMATE dengan Nilai INDI 3 (Kumulatif)(5) Investasi Kendaraan Ramah Lingkungan (Kumulatif)
Terbangunnya Struktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang kuat
Terwujudnya inovasi pada Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang berkualitas
(1) Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah,peningkatan ekspor dan subtitusi impor
(2) Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada ProyekPemerintah
(1) Fasilitasi pada industri dalam pengajuan insentif riset dalampeningkatan penguasaan teknologi
(2) Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam, mesin, alattransportasi dan elektronika
(1) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik yangmelakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja,pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaandan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensitertentu)
(2) Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi
3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, danElektronika
4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
terhadap total ekspor3. Rasio impor bahan baku ILMATE
terhadap PDB sektor industri nonmigas
Direktorat Jenderal ILMATE (Intermediate Outcome)
ALIGNED
Direktorat Jenderal ILMATE (Ultimate Outcome)
Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Persentase tenaga kerja di sektorILMATE terhadap total pekerja
2. Produktivitas tenaga kerja sektorILMATE
3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE
1. Perusahaan dengan nilai IndonesiaIndustry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATEberteknologi tinggi
1. Tingkat Komponen Dalam Negeri(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)
Tujuan Direktorat JenderalILMATE 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
terhadap total ekspor3. Rasio impor bahan baku ILMATE
terhadap PDB sektor industri nonmigas
Direktorat Jenderal ILMATE (Ultimate Outcome)
POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024
Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika
Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Mesin, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika (Otomotif,Elektronika, Peralatan Listrik dan Logam)
Industri yang melakukan transformasi IR 4.0 (pilot project dan pendampingan terhadap perusahaan)
Industri sektor ILMATE dengan Nilai INDI 3 (Kumulatif)
Investasi Kendaraan Ramah Lingkungan (Kumulatif)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
31
2
14
Direktorat Jenderal ILMATE (Intermediate Outcome)
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
21,97 - 108,49 108,49 108,49 108,49 SS1
1 Peningkatan Utilisasi Industri Logam % 55,00 55,00 60,00 65,00 70,00 Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional
1,50 70-% 8,75 85-% 8,75 87,5-% 8,75 90-% 8,75 90-% - Pemetaan kondisi supply-demand besi dan baja hulu-hilir- Fasilitasi Kerjasama Investasi dalam rangka Peningkatan Kapasitas Baja 17 Juta ton Nasional- Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi dalam rangka Peningkatan Kapasitas Baja 17 Juta ton Nasional- Steel Dialogue dengan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Pengembangan Industri dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas Industri Logam
0,95 3-Pendampingan Industri
5,00 5-Pendampingan Industri
5,00 5-Pendampingan Industri
5,00 5-Pendampingan Industri
5,00 5-Pendampingan Industri
- Fasilitasi Bussiness Matching Industri Logam- Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Identifikasi Supply- Demand produk logam dalam rangka penguatan Industri Hulu Logam untuk memenuhi kebutuhan Industri Logam
3,00 3-Industri Terfasilitasi
3,00 3-Industri Terfasilitasi 3,00 3-Industri Terfasilitasi 3,00 3-Industri Terfasilitasi
- Penguatan data base industri hulu logam - Verifikasi kemampuan industri hulu logam dalam negeri
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Promosi Kemampuan Industri Logam 4,00 10-Industri Terfasilitasi
4,00 10-Industri Terfasilitasi
4,00 10-Industri Terfasilitasi
4,00 10-Industri Terfasilitasi
- Pameran kemampuan industri logam dalam negeri- Temu Bisnis Industri logam
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Menyusun Roadmap Industri Intermediate 4,00 1-Roadmap Pengembangan
Industri Intermediate
4,00 1-Roadmap Pengembangan
Industri Intermediate
4,00 1-Roadmap Pengembangan
Industri Intermediate
4,00 1-Roadmap Pengembangan
Industri Intermediate
- Idenfikasi industri intermediate logam- penyusunan roadmap industri intermadiate logam
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Peta Jalan (Roadmap) Industri Logam Hilir s.d Tahun 2030
2,00 1-Rencana Aksi dan Implementasi
Pengembangan Industri Logam Hilir
2,00 1-Rencana Aksi dan Implementasi
Pengembangan Industri Logam Hilir
2,00 1-Rencana Aksi dan Implementasi
Pengembangan Industri Logam Hilir
2,00 1-Rencana Aksi dan Implementasi
Pengembangan Industri Logam Hilir
- Idenfikasi industri hilir logam- penyusunan roadmap industri hilir logam
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Peta Jalan (Roadmap) Industri Logam Hulu s.d Tahun 2030
2,00 1-Rencana Aksi dan Implementasi
Pengembangan Industri Logam Hulu
2,00 1-Rencana Aksi dan Implementasi
Pengembangan Industri Logam Hulu
2,00 1-Rencana Aksi dan Implementasi
Pengembangan Industri Logam Hulu
2,00 1-Rencana Aksi dan Implementasi
Pengembangan Industri Logam Hulu
- Idenfikasi industri hulu logam - penyusunan roadmap industri hulu logam
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
2 Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Industri Logam
Milliar USD 9,20 9,70 10,20 10,70 11,20 Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional
1,90 70-% 8,00 85-% 8,00 87,5-% 8,00 90-% 8,00 90-% - Penyusunan Database Kemampuan Industri Baja Nasional- Identifikasi Demand Produk Baja - Promosi Investasi Produk Logam Industri Logam- Bimtek 4.0 Industri Baja- Bussines Matching Industri dan User dalam rangka Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri- Steel Dialogue dengan Jepang, Korea Selatan dan Taiwan
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Promosi Kemampuan Industri Logam 2,00 10-Industri Terfasilitasi
2,00 10-Industri Terfasilitasi
2,00 10-Industri Terfasilitasi
2,00 10-Industri Terfasilitasi
- Pameran kemampuan industri logam dalam negeri- Temu Bisnis Industri logam
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
3 Industri Logam yang melakukan transformasi IR 4.0 (pilot project dan pendampingan terhadap perusahaan)
Industri - - - - -
4 Industri Logam dengan Nilai INDI 3 (Kumulatif)
Industri - - - - -
5 Investasi Kendaraan Ramah Lingkungan (Kumulatif)
Juta USD - - - - -
Penumbuhan dan Pengembangan Industri LogamTerwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024
AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)2023 2024
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar)Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan
Pohon Kinerja 2020 2021 2022
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
44,90 60,40 60,40 60,40 60,40 SS1
1 Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Industri Logam
Milliar USD 6.606 7.326 8.139 9.047 10.223 Quick Wins Peningkatan Ekspor Produk (Komoditas) Prioritas Sektor ILMATE
2,00 2-Pendampingan Industri
4,00 2-Pendampingan Industri
4,00 2-Pendampingan Industri
4,00 2-Pendampingan Industri
4,00 2-Pendampingan Industri
(1) Peningkatan Ekspor Produk Ditjen ILMATE- Updating Data Industri- Penetapan industri yang memiliki potensi ekspor dan menetapkan komoditi dan sektor unggulan yang diharapkan dapat mendorong ekspor- Bimbingan Teknis / Pendampingan Ekspor(2) Perumusan Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Ekspor Sektor ILMATE- Identifikasi Hambatan (Mengidentifikasikan hambatan dan mencari solusi bagi pengembangan industri, baik dari sisi regulasi maupun daya saingnya)- Rekomendasi Penyederhanaan prosedur ekspor untuk mengurangi ekonomi biaya tinggi
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
Peningkatan diversifikasi, nilai tambah, dan daya saing produk ekspor dan jasa
2 Industri Logam yang melakukan transformasi IR 4.0 (pilot project dan pendampingan terhadap perusahaan)
Industri 11 13 15 18 21 Kerja Sama Akselerasi Penerapan Industri 4.0 Dengan National Research Council (NRC) Korea
2,00 1-Rencana Aksi 4,00 1-Rencana Aksi 4,00 1-Rencana Aksi 4,00 1-Rencana Aksi 4,00 1-Rencana Aksi (1) National Research Council South Korea - Tim Sekretariat- Perumusan Permasalahan Implementasi Industri 4.0 dan Networking (Expertise)Capacity Building dalam rangka Industri 4.0
(2) National Research Council South Korea - Kerjasama Riset dalam rangka Industri 4.0- Bimbingan Teknis dalam Rangka Implementasi Industri 4.0
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
Optimalisasi pemanfaatan teknologi digital dan industri 4.0
Penyusunan dan Evaluasi Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Terwujudnya Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024
AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)2023 2024
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar)Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan
Pohon Kinerja 2020 2021 2022
Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Persentase tenaga kerja di sektorILMATE terhadap total pekerja
2. Produktivitas tenaga kerja sektorILMATE
3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE
1. Perusahaan dengan nilai IndonesiaIndustry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATEberteknologi tinggi
1. Tingkat Komponen Dalam Negeri(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)
Tujuan Direktorat JenderalILMATE 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
terhadap total ekspor3. Rasio impor bahan baku ILMATE
terhadap PDB sektor industri nonmigas
Direktorat Jenderal ILMATE (Ultimate Outcome)
POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024
Terbangunnya Struktur Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika yang kuat
Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan subtitusi impor
Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah
1
4
1
2 2
Direktorat Jenderal ILMATE (Intermediate Outcome)
2 1 1 2 3
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
21,97 - 108,49 108,49 108,49 108,49 SS2
1 Industri Logam yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan subtitusi impor
Industri yang Terbangun
1 1 1 1 1 Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Dasar Non-Besi
3,90 3-Profil Investasi 4,29 3-Profil Investasi 4,29 3-Profil Investasi 4,29 3-Profil Investasi 4,29 3-Profil Investasi - Memfasilitasi perluasan dan investasi baru industri smelter tembaga, aluminium ingot- Memfasilitasi perluasan dan investasi baru industri pengolahan Copper Cathode- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru Industri Intermediate : (1) Slab/Billet Alumunium dan (2) Sheet/ Rod Copper
9 Kawasan Industri di Luar Jawa dan 31 Smelter
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional
3,00 75% 10,00 85-% 10,00 87,5-% 10,00 90-% 10,00 90-% - Identfikasi Kebutuhan Besi Baja Khusus dalam Mendukung Industri Otomotif dan Perkapalan - Identifikasi Kemampuan Industri Besi Baja DN dalam fabrikasi Besi Baja Khusus - Link n Match Industri Besi Baja Khusus DN dengan Industri Pengguna Material berbasis Besi Baja Khusus (Otomotif dan Perkapalan) - Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru Industri Intermediate (Slab dan Billet stainless steel);- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru Industri Intermediate :(1) Slab/Billet dan HR/CR baja karbon dan baja paduan(2) Pipa, profil, wire dan plat baja karbon dan baja paduan
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Perusahaan Yang Difasilitasi Dalam Rangka Ekspor Produk Industri Logam
10,00 5-Pendampingan Industri
10,00 5-Pendampingan Industri
10,00 5-Pendampingan Industri
10,00 5-Pendampingan Industri
- Pameran produksi unggulan ekspor industri logam- Temu Bisnis Industri logam
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Regulasi dalam rangka Pengelolaan Impor dan Penggunaan Kandungan Dalam Negeri Produk Logam
2,00 2-Rancangan Kebijakan
2,00 2-Rancangan Kebijakan
2,00 2-Rancangan Kebijakan
2,00 2-Rancangan Kebijakan
- Identifikasi -Penyusunan regulasi pengelolaan impor dan penggunaan kandungan dalam negeri produk logam
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Pengembangan Industri dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas Industri Logam
0,50 3-Pendampingan Industri
10,00 10-Pendampingan Industri
10,00 10-Pendampingan Industri
10,00 10-Pendampingan Industri
10,00 10-Pendampingan Industri
- Fasilitasi Bussiness Matching Industri Logam- Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi- Mendorong penggunaan teknologi EAF untuk menggantikan teknologi yang lama
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Pengembangan Hilirisasi Industri Logam Berbasis Pengolahan Sumber Daya Mineral Logam Bukan Besi
4,00 2-Industri Terfasilitasi
4,00 2-Industri Terfasilitasi
4,00 2-Industri Terfasilitasi
4,00 2-Industri Terfasilitasi
- Hilirisasi Pengembangan Industri Logam Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Rekomendasi Kebijakan Industri Berbasis Logam Tanah Jarang
3,00 1-Rancangan Kebijakan
3,00 1-Rancangan Kebijakan
3,00 1-Rancangan Kebijakan
3,00 1-Rancangan Kebijakan
- Identifikasi Potensi Sumber Bahan Baku Logam Tanah Jarang Dalam Negeri - Fasilitasi Pengembangan Industri Berbasis Logam Tanah jarang - FGD Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi Pengembangan Industri Berbasis Logam Tanah jarang - Menyusun konsep regulasi dan deregulasi untuk mendukung Pengembangan Industri Berbasis Logam Tanah jarang - Pembangunan industri pengolahan logam tanah jarang (rare earth) berbasis monasite timah.
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
2 Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah
Persentase 40 45 50 55 60 Pengembangan Industri dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas Industri Logam
1,20 3-Pendampingan Industri
1,32 5-Pendampingan Industri
1,32 5-Pendampingan Industri
1,32 5-Pendampingan Industri
1,32 5-Pendampingan Industri
- Mendorong P3Dn pada kegiatan pengadaan dengan APBN Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
Peningkatan kandungan dan penggunaan produk dalam negeri termasuk melalui pengadaan pemerintah yang efektif
Regulasi dalam rangka Penggunaan Kandungan Dalam Negeri Produk Logam
2,00 1-Rancangan Kebijakan
2,00 1-Rancangan Kebijakan
2,00 1-Rancangan Kebijakan
2,00 1-Rancangan Kebijakan
-Menyusun regulasi kebijakan dalam rangka peningkatan penggunaan produk dalam negeri- Verifikasi Kemampuan Industri Logam Dalam Negeri Dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur Nasional - Identifikasi Kebutuhan Supply Logam Dalam Mendukung Proyek Strategis Nasional (Infrastruktur dan Migas) - Sosialisasi hasil verifikasi Kemampuan Industri Logam Dalam Negeri Dalam Mendukung Pembangunan Infrastruktur
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Peningkatan industri pengolahan berbasis pertanian, kehutanan, perikanan, kemaritiman, dan non agro yang terintegrasi hulu-hilir
Penumbuhan dan Pengembangan Industri LogamTerbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024
AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)2023 2024
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar)Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan
Pohon Kinerja 2020 2021 2022
Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Persentase tenaga kerja di sektorILMATE terhadap total pekerja
2. Produktivitas tenaga kerja sektorILMATE
3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE
1. Perusahaan dengan nilai IndonesiaIndustry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATEberteknologi tinggi
1. Tingkat Komponen Dalam Negeri(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)
Tujuan Direktorat JenderalILMATE 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
terhadap total ekspor3. Rasio impor bahan baku ILMATE
terhadap PDB sektor industri nonmigas
Direktorat Jenderal ILMATE (Ultimate Outcome)
POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024
Terwujudnya inovasi pada Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika
Fasilitasi pada industri dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatan penguasaan teknologi
Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika
1
3
2
Direktorat Jenderal ILMATE (Intermediate Outcome)
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
21,97 - 108,49 108,49 108,49 108,49 SS3
1 Fasilitasi pada Industri Logam dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatan penguasaan teknologi
Industri 1 1 1 1 1 Pengembangan Industri dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas Industri Logam
0,50 3-Pendampingan Industri
0,55 5-Pendampingan Industri
0,55 5-Pendampingan Industri
0,55 5-Pendampingan Industri
0,55 5-Pendampingan Industri
- Fasilitasi Pemanfaatan Teknologi Ramah Lingkungan dan Efiseien
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Perbaikan iklim usaha dan peningkatan investasi, termasuk reformasi ketenagakerjaan
2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh Industri Logam
Jumlah Inovasi 2 2 2 2 2 Produk Industri Logam Tanah jarang - 5,00 1-Produk Berbasis Logam Tanah Jarang
5,00 1-Produk Berbasis Logam Tanah Jarang
5,00 1-Produk Berbasis Logam Tanah Jarang
5,00 1-Produk Berbasis Logam Tanah Jarang
Penguatan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
Perbaikan iklim usaha dan peningkatan investasi, termasuk reformasi ketenagakerjaan
Penumbuhan dan Pengembangan Industri LogamTerwujudnya inovasi pada Industri Logam
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024
AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)2023 2024
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar)Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan
Pohon Kinerja 2020 2021 2022
Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional1. Pertumbuhan industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika2. Kontribusi industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
terhadap PDB
Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
Penguatan Implementasi Making Indonesia 4.0 di sektor industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Persentase tenaga kerja di sektorILMATE terhadap total pekerja
2. Produktivitas tenaga kerja sektorILMATE
3. Produktivitas sektor ILMATE4. Nilai investasi sektor ILMATE
1. Perusahaan dengan nilai IndonesiaIndustry 4.0 Readiness Index (INDI4.0) > 3.0 di sektor ILMATE
2. Kontribusi ekspor produk ILMATEberteknologi tinggi
1. Tingkat Komponen Dalam Negeri(TKDN) ILMATE (Rerata Tertimbang) -(Persen)
Tujuan Direktorat JenderalILMATE 3. Jumlah tenaga kerja di sektor industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika4. Nilai ekspor produk industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika
Meningkatnya penguasaan pasar industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan
Elektronika
1. Pertumbuhan ekspor produk ILMATE2. Kontribusi ekspor produk ILMATE
terhadap total ekspor3. Rasio impor bahan baku ILMATE
terhadap PDB sektor industri nonmigas
Direktorat Jenderal ILMATE (Ultimate Outcome)
POHON KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA 2020-2024-2024
Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika yang berkualitas
Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasisVokasi (praktik kerja, pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangansumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu)
Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi
1
2
1 2
SINKRONISASI AKTIVITAS UTAMA GUNA MENCAPAI SASARAN STRATEGIS (INTERMEDIATE OUTCOME)Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
20,12 - 105,96 105,96 105,96 105,96 SS4
1 Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja, pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu)
Industri 5 5 5 5 5 Peningkatan kemampuan SDM Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan
5,00 5-Industri 5,00 5-Industri 5,00 5-Industri 5,00 5-Industri - Mempromosikan skema vokasi SDM bagi industri KBM- Mempromosikan skema dan vokasi SDM bagi industri Maritim- Mempromosikan skema dan vokasi SDM bagi industri Kereta Api- Peningkatan kemampuan dan sertifikasi SDM industri perkapalan termasuk penempatan kerja baik dalam negeri maupun luar negeri
Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya saing
Meningkatkan produktivitas dan daya saing
Pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kerjasama industri
2 Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi
orang - - - - -
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat PertahananMeningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan yang berkualitas
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024
AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)2023 2024
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar)Berdasarkan Korelasi Peta Strategi dan
Pohon Kinerja 2020 2021 2022
Lampiran 2 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Logam
I Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional
1 Pertumbuhan PDB industri logam
Persen -0.67 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan Dan Tata Usaha
2 dokumen (perencanaan dan evaluasi)
Tersusunnya dokumen perencanaan dan evaluasi (DIPA dan LAKIP)
2 Kontribusi PDB industry logam terhadap PDB nasional
Persen 1.52 Penciptaan Iklim Usaha dan Iklim Investasi yang Kondusif dalam rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional
60 persen Meningkatnya kapasitas produksi besi baja nasional (target 17 juta ton per tahun)
3 Nilai ekspor produk industri logam
US$ milyar 15.54 Implementasi Kerjasama Internasional dalam rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional
60 persen Meningkatnya kapasitas produksi besi baja nasional (target 17 juta ton per tahun)
4 Jumlah tenaga kerja di sektor industri logam
Orang 862,080 Promosi Investasi dalam rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional
60 persen Meningkatnya kapasitas produksi besi baja nasional (target 17 juta ton per tahun)
II Meningkatnya daya saing dan kemandirian industri logam
1 Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap total pekerja
Persen 0.68 Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan Produktivitas Industri Logam Besi
1 pendampingan industri logam
besi
Meningkatnya daya saing dan produktivitas industri logam besi
2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri logam
Rp Juta/ orang/ tahun
222.87 Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan Produktivitas Industri Logam Bukan Besi
1 pendampingan industri logam
bukan besi
Meningkatnya daya saing dan produktivitas industri logam bukan besi
3 Nilai realisasi investasi industri logam
Rp Trilyun 94.92 Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Berbasis Besi
1 profil investasi industri logam
besi
Tersusunnyan profil investasi industri logam besi
Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Berbasis Tembaga
1 profil investasi industri logam
tembaga
Tersusunnyan profil investasi industri logam tembaga
Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Berbasis Nikel
1 profil investasi industri logam
nikel
Tersusunnyan profil investasi industri logam nikel
Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Berbasis Alumunium
1 profil investasi industri logam
aluminium
Tersusunnyan profil investasi industri logam aluminium
IV Meningkatnya kemampuan industri dalam negeri
1 Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) rerata tertimbang industri logam
Persen 61.34 Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan Produktivitas Industri Logam Hilir
1 pendampingan industri logam
hilir
Meningkatnya daya saing dan produktivitas industri logam hilir
V Meningkatnya penguasaan pasar industri logam
1 Pertumbuhan ekspor produk industri logam
Persen 6.53 Penyusunan RSNI Produk Industri Logam Besi
1 SNI produk industri logam
besi
Tersusunnya standar nasioal produk industri logam besi
Penyusunan RSNI Produk Industri Logam Bukan Besi
1 SNI produk industri logam
bukan besi
Tersusunnya standar nasioal produk industri logam bukan besi
Penyusunan RSNI Produk Industri Logam Hilir
1 SNI produk industri logam
hilir
Tersusunnya standar nasioal produk industri logam hilir
2 Kontribusi ekspor produk industri logam terhadap total ekspor
Persen 9.90 Penyusunan dan Penerapan SNI Wajib Produk Industri Logam Besi
1 SNI wajib produk industri
logam besi
Tersusunnya peraturan menteri untuk penerapan SNI wajib produk industri logam besi
Penyusunan dan Penerapan SNI Wajib Produk Industri Logam Bukan Besi
1 SNI wajib produk industri logam bukan
besi
Tersusunnya peraturan menteri untuk penerapan SNI wajib produk industri logam bukan besi
Penyusunan dan Penerapan SNI Wajib Produk Industri Logam Hilir
1 SNI wajib produk industri
logam hilir
Tersusunnya peraturan menteri untuk penerapan SNI wajib produk industri logam hilir
3 Rasio impor bahan baku industri logam terhadap PDB sektor industri non-migas
Persen 10.54 Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Logam Besi
Pengawasan penerapan SNI wajib produk industri logam
besi
Terlaksananya pengawasan penerapan SNI wajib industri logam besi
Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Logam Bukan Besi
Pengawasan penerapan SNI wajib produk industri logam
bukan besi
Terlaksananya pengawasan penerapan SNI wajib industri logam bukan besi
Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Logam Hilir
Pengawasan penerapan SNI wajib produk industri logam
hilir
Terlaksananya pengawasan penerapan SNI wajib industri logam hilir
Lampiran 2 Matriks Keterkaitan Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Logam
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET KEGIATAN SASARAN
KEGIATANINDIKATOR KINERJA
KEGIATAN
Page 1 of 1
Lampiran 3 Sinkronisasi Aktivitas Utama Guna Mencapai Sasaran Strategis (Intermediate Outcome)
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target 21.97 - 108.49 108.49 108.49 108.49
SS11 Peningkatan Utilisasi Industri
Logam
[Industri Logam Dasar, Industri
Barang Logam, Bukan Mesin dan
Peralatannya]
% 55.00 55.00 60.00 65.00 70.00 Peningkatan Kapasitas
Produksi 17 Juta Ton Baja
Nasional
1.50 70-% 8.75 85-% 8.75 87,5-% 8.75 90-% 8.75 90-% - Pemetaan kondisi supply-demand besi dan
baja hulu-hilir
- Fasilitasi Kerjasama Investasi dalam rangka
Peningkatan Kapasitas Baja 17 Juta ton
Nasional
- Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal
maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi dalam
rangka Peningkatan Kapasitas Baja 17 Juta ton
Nasional
- Steel Dialogue dengan Jepang, Korea Selatan
dan Taiwan
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Pengembangan Industri
dalam rangka
peningkatan daya saing
dan produktivitas Industri
Logam
0.95 3-Pendampingan
Industri
5.00 5-Pendampingan
Industri
5.00 5-Pendampingan
Industri
5.00 5-Pendampingan
Industri
5.00 5-Pendampingan
Industri
- Fasilitasi Bussiness Matching Industri Logam
- Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal
maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Identifikasi Supply-
Demand produk logam
dalam rangka penguatan
Industri Hulu Logam
untuk memenuhi
kebutuhan Industri
Logam
3.00 3-Industri
Terfasilitasi
3.00 3-Industri
Terfasilitasi
3.00 3-Industri
Terfasilitasi
3.00 3-Industri
Terfasilitasi
- Penguatan data base industri hulu logam
- Verifikasi kemampuan industri hulu logam
dalam negeri
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Promosi Kemampuan
Industri Logam
4.00 10-Industri
Terfasilitasi
4.00 10-Industri
Terfasilitasi
4.00 10-Industri
Terfasilitasi
4.00 10-Industri
Terfasilitasi
- Pameran kemampuan industri logam dalam
negeri
- Temu Bisnis Industri logam
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Menyusun Roadmap
Industri Intermediate
4.00 1-Roadmap
Pengembangan
Industri
Intermediate
4.00 1-Roadmap
Pengembangan
Industri
Intermediate
4.00 1-Roadmap
Pengembangan
Industri
Intermediate
4.00 1-Roadmap
Pengembangan
Industri
Intermediate
- Idenfikasi industri intermediate logam
- penyusunan roadmap industri intermadiate
logam
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Peta Jalan (Roadmap)
Industri Logam Hilir s.d
Tahun 2030
2.00 1-Rencana Aksi dan
Implementasi
Pengembangan
Industri Logam Hilir
2.00 1-Rencana Aksi dan
Implementasi
Pengembangan
Industri Logam Hilir
2.00 1-Rencana Aksi dan
Implementasi
Pengembangan
Industri Logam Hilir
2.00 1-Rencana Aksi dan
Implementasi
Pengembangan
Industri Logam Hilir
- Idenfikasi industri hilir logam
- penyusunan roadmap industri hilir logam
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Peta Jalan (Roadmap)
Industri Logam Hulu s.d
Tahun 2030
2.00 1-Rencana Aksi dan
Implementasi
Pengembangan
Industri Logam
Hulu
2.00 1-Rencana Aksi dan
Implementasi
Pengembangan
Industri Logam Hulu
2.00 1-Rencana Aksi dan
Implementasi
Pengembangan
Industri Logam Hulu
2.00 1-Rencana Aksi dan
Implementasi
Pengembangan
Industri Logam
Hulu
- Idenfikasi industri hulu logam
- penyusunan roadmap industri hulu logam
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
2 Peningkatan Nilai Ekspor Industri
Prioritas Sektor Industri Logam
[Besi-Baja, Timah, Nikel, Tembaga
dan Aluminium]
Milliar USD 0.90 0.91 0.92 0.93 0.94 Peningkatan Kapasitas
Produksi 17 Juta Ton Baja
Nasional
1.90 70-% 8.00 85-% 8.00 87,5-% 8.00 90-% 8.00 90-% - Penyusunan Database Kemampuan Industri
Baja Nasional
- Identifikasi Demand Produk Baja
- Promosi Investasi Produk Logam Industri
Logam
- Bimtek 4.0 Industri Baja
- Bussines Matching Industri dan User dalam
rangka Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri
- Steel Dialogue dengan Jepang, Korea Selatan
dan Taiwan
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Terwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkunganPenumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi
Peta Strategi dan Pohon 2020 2021 2022 2023 2024
Lampiran 3 Sinkronisasi Aktivitas Utama Guna Mencapai Sasaran Strategis (Intermediate Outcome)
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
1
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi
Peta Strategi dan Pohon 2020 2021 2022 2023 2024
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
Promosi Kemampuan
Industri Logam
2.00 10-Industri
Terfasilitasi
2.00 10-Industri
Terfasilitasi
2.00 10-Industri
Terfasilitasi
2.00 10-Industri
Terfasilitasi
- Pameran kemampuan industri logam dalam
negeri
- Temu Bisnis Industri logam
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
3 Industri Logam yang melakukan
transformasi IR 4.0 (pilot project
dan pendampingan terhadap
perusahaan)
Industri - - - - -
4 Industri Logam dengan Nilai INDI
3 (Kumulatif)
Industri - - - - -
5 Investasi Kendaraan Ramah
Lingkungan (Kumulatif)
Juta USD - - - - -
SS21 Industri Logam yang
berkontribusi pada peningkatan
nilai tambah, peningkatan ekspor
dan subtitusi impor
[Besi-Baja, Timah, Nikel, Tembaga
dan Aluminium]
Industri yang
Terbangun
1 1 1 1 1 Penyusunan Profil
Investasi Industri Logam
Dasar Non-Besi
3.90 3-Profil Investasi 4.29 3-Profil Investasi 4.29 3-Profil Investasi 4.29 3-Profil Investasi 4.29 3-Profil Investasi - Memfasilitasi perluasan dan investasi baru
industri smelter tembaga, aluminium ingot
- Memfasilitasi perluasan dan investasi baru
industri pengolahan Copper Cathode
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru
Industri Intermediate : (1) Slab/Billet
Alumunium dan (2) Sheet/ Rod Copper
9 Kawasan Industri
di Luar Jawa dan 31
Smelter
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Peningkatan Kapasitas
Produksi 17 Juta Ton Baja
Nasional
3.00 75% 10.00 85-% 10.00 87,5-% 10.00 90-% 10.00 90-% - Identfikasi Kebutuhan Besi Baja Khusus dalam
Mendukung Industri Otomotif dan Perkapalan
- Identifikasi Kemampuan Industri Besi Baja DN
dalam fabrikasi Besi Baja Khusus
- Link n Match Industri Besi Baja Khusus DN
dengan Industri Pengguna Material berbasis
Besi Baja Khusus (Otomotif dan Perkapalan)
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru
Industri Intermediate (Slab dan Billet stainless
steel);
- Memfasilitasi Perluasan dan Investasi baru
Industri Intermediate :
(1) Slab/Billet dan HR/CR baja karbon dan baja
paduan
(2) Pipa, profil, wire dan plat baja karbon dan
baja paduan
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Perusahaan Yang
Difasilitasi Dalam Rangka
Ekspor Produk Industri
Logam
10.00 5-Pendampingan
Industri
10.00 5-Pendampingan
Industri
10.00 5-Pendampingan
Industri
10.00 5-Pendampingan
Industri
- Pameran produksi unggulan ekspor industri
logam
- Temu Bisnis Industri logam
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Regulasi dalam rangka
Pengelolaan Impor dan
Penggunaan Kandungan
Dalam Negeri Produk
Logam
2.00 2-Rancangan
Kebijakan
2.00 2-Rancangan
Kebijakan
2.00 2-Rancangan
Kebijakan
2.00 2-Rancangan
Kebijakan
- Identifikasi
-Penyusunan regulasi pengelolaan impor dan
penggunaan kandungan dalam negeri produk
logam
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Pengembangan Industri
dalam rangka
peningkatan daya saing
dan produktivitas Industri
Logam
0.50 3-Pendampingan
Industri
10.00 10-Pendampingan
Industri
10.00 10-Pendampingan
Industri
10.00 10-Pendampingan
Industri
10.00 10-Pendampingan
Industri
- Fasilitasi Bussiness Matching Industri Logam
- Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal
maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi
- Mendorong penggunaan teknologi EAF untuk
menggantikan teknologi yang lama
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Pengembangan Hilirisasi
Industri Logam Berbasis
Pengolahan Sumber Daya
Mineral Logam Bukan
Besi
4.00 2-Industri
Terfasilitasi
4.00 2-Industri
Terfasilitasi
4.00 2-Industri
Terfasilitasi
4.00 2-Industri
Terfasilitasi
- Hilirisasi Pengembangan Industri Logam Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Terbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat
2
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi
Peta Strategi dan Pohon 2020 2021 2022 2023 2024
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
Rekomendasi Kebijakan
Industri Berbasis Logam
Tanah Jarang
3.00 1-Rancangan
Kebijakan
3.00 1-Rancangan
Kebijakan
3.00 1-Rancangan
Kebijakan
3.00 1-Rancangan
Kebijakan
- Identifikasi Potensi Sumber Bahan Baku
Logam Tanah Jarang Dalam Negeri
- Fasilitasi Pengembangan Industri Berbasis
Logam Tanah jarang
- FGD Pendampingan Perolehan Insentif (Fiskal
maupun Non Fiskal) Terhadap Investasi
Pengembangan Industri Berbasis Logam Tanah
jarang
- Menyusun konsep regulasi dan deregulasi
untuk mendukung Pengembangan Industri
Berbasis Logam Tanah jarang
- Pembangunan industri pengolahan logam
tanah jarang (rare earth) berbasis monasite
timah.
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
2 Tingkat Kandungan/ Komponen
Lokal Dalam Negeri Pada Proyek
Pemerintah
[Kelistrikan dan Migas]
Persentase 40 45 50 55 60 Pengembangan Industri
dalam rangka
peningkatan daya saing
dan produktivitas Industri
Logam
1.20 3-Pendampingan
Industri
1.32 5-Pendampingan
Industri
1.32 5-Pendampingan
Industri
1.32 5-Pendampingan
Industri
1.32 5-Pendampingan
Industri
- Mendorong P3Dn pada kegiatan pengadaan
dengan APBN
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan Ekspor
Bernilai Tambah
Tinggi dan
Penguatan Tingkat
Kandungan Dalam
Negeri (TKDN)
Peningkatan
kandungan dan
penggunaan produk
dalam negeri
termasuk melalui
pengadaan
pemerintah yang
efektif
Regulasi dalam rangka
Penggunaan Kandungan
Dalam Negeri Produk
Logam
2.00 1-Rancangan
Kebijakan
2.00 1-Rancangan
Kebijakan
2.00 1-Rancangan
Kebijakan
2.00 1-Rancangan
Kebijakan
-Menyusun regulasi kebijakan dalam rangka
peningkatan penggunaan produk dalam negeri
- Verifikasi Kemampuan Industri Logam Dalam
Negeri Dalam Mendukung Pembangunan
Infrastruktur Nasional -
Identifikasi Kebutuhan Supply Logam Dalam
Mendukung Proyek Strategis Nasional
(Infrastruktur dan Migas)
- Sosialisasi hasil verifikasi Kemampuan
Industri Logam Dalam Negeri Dalam
Mendukung Pembangunan Infrastruktur
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
SS31 Fasilitasi pada Industri Logam
dalam pengajuan insentif riset
dalam peningkatan penguasaan
teknologi
Industri 1 1 1 1 1 Pengembangan Industri
dalam rangka
peningkatan daya saing
dan produktivitas Industri
Logam
0.50 3-Pendampingan
Industri
0.55 5-Pendampingan
Industri
0.55 5-Pendampingan
Industri
0.55 5-Pendampingan
Industri
0.55 5-Pendampingan
Industri
- Fasilitasi Pemanfaatan Teknologi Ramah
Lingkungan dan Efiseien
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Perbaikan iklim usaha
dan peningkatan
investasi, termasuk
reformasi
ketenagakerjaan
2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh
Industri Logam
(Logam Tanah Jarang}
Jumlah
Inovasi
2 2 2 2 2 Produk Industri Logam
Tanah jarang
- 5.00 1-Produk Berbasis
Logam Tanah
Jarang
5.00 1-Produk Berbasis
Logam Tanah Jarang
5.00 1-Produk Berbasis
Logam Tanah Jarang
5.00 1-Produk Berbasis
Logam Tanah
Jarang
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Perbaikan iklim usaha
dan peningkatan
investasi, termasuk
reformasi
ketenagakerjaan
SS41 Industri Logam yang melakukan
Pendidikan dan Pelatihan
berbasis Vokasi (praktik kerja,
pemagangan, danl atau
pembelajaran dalam rangka
pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia berbasis
kompetensi tertentu)
Industri 5 5 5 5 5 Pengembangan Industri
dalam rangka
peningkatan daya saing
dan produktivitas Industri
Logam
1.00 3-Pendampingan
Industri
1.10 5-Pendampingan
Industri
1.10 5-Pendampingan
Industri
1.10 5-Pendampingan
Industri
1.10 5-Pendampingan
Industri
- Memfasilitasi kerjasama
investasi/teknologi/pengembangan produk
dengan luar negeri
- Bimtek ISO
- Bimtek Pemenuhan Standar Kriteria
Teknologi Industri Peleburan Baja
Meningkatkan
Sumber Daya
Manusia Berkualitas
dan Berdaya saing
Meningkatkan
produktivitas dan
daya saing
Pendidikan dan
pelatihan vokasi
berbasis kerjasama
industri
2 Tenaga kerja dan calon tenaga
kerja yang tersertifikasi
kompetensi
[Besi-Baja, Timah, Nikel, Tembaga
dan Aluminium]
orang 240 240 240 240 240 Pengembangan Industri
dalam rangka
peningkatan daya saing
dan produktivitas Industri
Logam
1.80 3-Pendampingan
Industri
1.98 5-Pendampingan
Industri
1.98 5-Pendampingan
Industri
1.98 5-Pendampingan
Industri
1.98 5-Pendampingan
Industri
- Memfasilitasi bimbingan teknis untuk
penyediaan dan peningkatan kemampuan
SDM
Meningkatkan
Sumber Daya
Manusia Berkualitas
dan Berdaya saing
Meningkatkan
produktivitas dan
daya saing
Pendidikan dan
pelatihan vokasi
berbasis kerjasama
industri
T11 Tersusunnya Kebijakan dan Tata
Kelola Pemanfaatan Kebijakan
Dalam Mendukung Penciptaan
dan Pengembangan Daya Saing
Industri yang efektif dan efesien
PP - - - - -
2 Tersusunnya Regulasi Teknis
Standard Sektor Industri Logam,
Mesin, Alat Transportasi dan
Elektronika
[RSNI sesuai PNPS dan SNI Wajib
sesuai PNRT]
SNI/ ST/
PTC/ RSNI
3 3 3 3 3 Rancangan Standar
Nasional Indonesia (RSNI)
Produk Industri Logam
1.50 1-RSNI 5.00 6-RSNI 5.00 6-RSNI 5.00 6-RSNI 5.00 6-RSNI -Menyusun regulasi pemberlakuan SNI Wajib
-Mendorong penerapan SNI oleh industri
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
Terwujudnya inovasi pada Industri Logam
Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam yang berkualitas
Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan
3
OUTPUT
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target
KEGIATAN PRIORITAS (KP)2020 2021 2022 2023 2024 Berdasarkan Korelasi
Peta Strategi dan Pohon 2020 2021 2022 2023 2024
Program/Kegiatan
Sasaran Program (Outcome )/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan TARGET Alokasi (dalam milyar) AKTIVITAS UTAMA (SESUAI KIN)
MAJOR PROJECT PRIORITAS NASIONAL (PN)
PROGRAM PRIORITAS (PP)
Standar Nasional
Indonesia (SNI) Wajib
Industri Logam
1.95 2-SNI Wajib 5.00 5-SNI Wajib 5.00 5-SNI Wajib 5.00 5-SNI Wajib 5.00 5-SNI Wajib - Menyusun konsep/draft
- Rapat Teknis
- Pra Konsensus
Penguatan
Ketahanan Ekonomi
untuk Pertumbuhan
yang Berkualitas
dan Berkeadilan
Peningkatan nilai
tambah, lapangan
kerja, dan investasi
di sektor riil, dan
industrialisasi
Peningkatan industri
pengolahan berbasis
pertanian, kehutanan,
perikanan,
kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi
hulu-hilir
3 Tersusunnya Standard
Kompetensi SDM Industri Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika
[RSKKNI sesuai RIP]
RSKKNI 1 1 1 1 1 Rancangan Standar
Kompetensi Kerja
Nasional Industri
(RSKKNI)
dalam Mendukung
Produktivitas SDM
Industri Logam
0.70 1-RSKKNI 2.00 3-RSKKNI 2.00 3-RSKKNI 2.00 3-RSKKNI 2.00 3-RSKKNI - Pembentukan tim RSKKNI
- Perumusan RSKKNI
- Verifikasi Internal
- Pra Konvensi
- Verifikasi Eksternal
- Konvensi
Meningkatkan
Sumber Daya
Manusia Berkualitas
dan Berdaya saing
Meningkatkan
produktivitas dan
daya saing
Pendidikan dan
pelatihan vokasi
berbasis kerjasama
industri
L11 Tingkat kesesuaian dokumen
perencanaan Program Nilai
Tambah dan Daya Saing Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika dengan rencana
program dan kegiatan prioritas
nasional
Persen 95 96 96 96 96 Dokumen Program,
Evaluasi, Pelaporan dan
Tata Usaha
1.57 2-Dokumen 2.50 2-Dokumen 2.50 2-Dokumen 2.50 2-Dokumen 2.50 2-Dokumen
2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP)
Direktorat Jenderal Industri
Logam, Mesin, Alat Transportasi
dan Elektronika
Nilai 78 78,5 79 79,5 80
3 Nilai maturitas SPIP Direktorat
Jenderal Industri Logam, Mesin,
Alat Transportasi, dan Elektronika
Nilai 3.26 3.265 3.27 3.275 3.28
Terwujudnya Birokrasi Direktorat Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada
4
Lampiran 4 Matriks Keterkaitan Sasaran RPJMN dan Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 – 2024
Lampiran 4 - Matriks Pembangunan RPJMN Tahun 2020-2024
2020 2021 2022 2023 2024
PP : Peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, dan investasi di sektor riil, dan industrialisasi
1 KP : Peningkatan industri pengolahanberbasis pertanian, kemaritiman, dannon agro yang terintegrasi hulu-hilirProP : Pengembangan industri Kimia, Farmasi dan LogamPeningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional (2020 - 2024)
Tingkat utilisasi kapasitas produk (Persen) 75 80 85 90 95 25,3 Pusat 9 Kawasan industri di luar Jawa dan 31 smelter Kemenperin
2 KP : Peningkatan akses dan pendalaman pasar eksporProP : Peningkatan Daya Saing Industri Guna Mendorong Peningkatan EksporQuick Wins Peningkatan Ekspor Produk (Komoditas) Prioritas Sektor ILMATE
Jumlah industri yang mendapatkan pendampingan (Industri)
2 2 Pusat Kemenperin
Pengembangan Industri dalam rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas Industri Logam
Jumlah industri yang mendapatkan pendampingan (Industri)
3 10 10 10 10 3,9 Pusat 9 Kawasan industri di luar Jawa dan 31 smelter Kemenperin
3 KP : Pengelolaan ImporProP : Penguatan Kebijakan Perlindungan Akses Pasar Dalam NegeriPengembangan Produk Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Dalam Negeri
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (Rerata Tertimbang) (Persen)
37,7 38,5 39,2 40 40,8 15,1 Pusat Kemenperin
NO
INSTANSI PELAKSANAPROGRAM
PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN
INDIKASI TARGETPROGRAM PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN PRIORITAS (KP)/ PROYEK PRIORITAS
(PROP)/ PROYEKINDIKATOR
INDIKASI PENDANAAN
(Rp. Miliar)LOKASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS (MAJOR PROJECT)
2020 2021 2022 2023 2024
4 KP : Peningkatan Partisipasi dalam
Jaringan Produksi Global
ProP : Peningkatan Investasi
(inbound & outbound) Industri GPN
berbasis Hilirisasi SDA, Teknologi
Tinggi
Penguatan Struktur Industri
Elektronika dan Telematika
Industri Komponen yang difasilitasi
(Industri Komponen)5,0 7,0 7,0 8,0 8,0 27,4 Pusat
Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
5 KP : Peningkatan Partisipasi dalam
Jaringan Produksi Global
ProP : Peningkatan Investasi
(inbound & outbound) Industri GPN
berbasis Hilirisasi SDA, Teknologi
Tinggi
Penyusunan Kebijakan
Pengembangan Industri Permesinan
dan Alat Mesin Pertanian
Jumlah Rekomendasi Kebijakan
(Dokumen Kebijakan)2,0 3,0 Pusat
Penyusunan Peta Jalan
Pengembangan Industri Permesinan
dan Alat Mesin Pertanian
Jumlah Dokumen Peta Jalan (Peta Jalan) 2,0 6,0 Pusat
Penyusunan Profil Investasi Industri
Logam Dasar Non-Besi
Industri Logam yang berkontribusi pada
peningkatan nilai tambah, peningkatan
ekspor dan subtitusi impor (Industri yang
Terbangun)
1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 19,3 Pusat 9 Kawasan Industri di Luar Jawa dan 31 Smelter Kemenperin
Penyusunan Profil Investasi Sektor
Industri Maritim, Alat Transportasi
dan Alat Pertahanan
Tersedianya Profil Investasi (Profile
Investasi Project )3,0 12,0 Pusat
Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
Implementasi Pilot Project
Pengembangan AMMDES
Jumlah Pilot Project yang dikembangkan
(Pilot Project)1,0 6,0 Pusat
Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
NO
INSTANSI PELAKSANAPROGRAM
PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN
INDIKASI TARGETPROGRAM PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN PRIORITAS (KP)/ PROYEK PRIORITAS
(PROP)/ PROYEKINDIKATOR
INDIKASI PENDANAAN
(Rp. Miliar)LOKASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS (MAJOR PROJECT)
2020 2021 2022 2023 2024
6 KP : Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Digital dan Industry 4.0
ProP : Modernisasi Industri Hingga
4.0 Sesuai Karakteristik Industri
Rencana Implementasi Making
Indonesia 4.0
Tersusunnya dokumen perencanaan
implementasi Making Indonesia 4.0
(Dokumen )
6,0 7,0 7,0 7,0 6,0 89,7 PusatIndustri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
Implementasi Rencana Aksi Dalam
Rangka Penerapan Industri 4.0
Sektor Otomotif Melalui
Pendampingan dan Center of
Excellence
Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan yang melakukan
transformasi IR 4.0 (pilot project dan
pendampingan terhadap perusahaan)
(Industri)
15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 23,6 PusatIndustri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
Implementasi Rencana Aksi Dalam
Rangka Penerapan Industri 4.0
Sektor Otomotif Melalui Pilot Project
Industri Maritim, Alat Transportasi dan
Alat Pertahanan dengan Nilai INDI 3
(Kumulatif) (Industri)
6,0 7,0 8,0 9,0 10,0 11,8 PusatIndustri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
Implementasi Rencana Aksi Dalam
Rangka Penerapan Industri 4.0
Sektor Elektronika
Industri Elektronika dan Telematika yang
melakukan transformasi IR 4.0 (pilot
project dan pendampingan terhadap
perusahaan) (Industri
5,0 8,0 9,0 9,0 10,0 26,7 PusatIndustri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
Perluasan Akses Technopark ke
Industri Elektronika
Jumlah Tenant yang terfasilitasi (Tenant
yang terfasilitasi)3,0 2,4 Pusat
Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
Kerja Sama Akselerasi Penerapan
Industri 4.0 Dengan National
Research Council (NRC) Korea
Tersedianya rencana aksi dan kerjasama
dengan NRC Korea (rencana aksi)1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 12,0 Pusat
Industri 4.0 di 5 Sub Sektor Prioritas : Makanan dan Minuman,
Tekstil dan Pakaian Jadi, Otomotif, Elektronik, Kimia dan FarmasiKemenperin
Fasilitasi Inovasi Produk Tanah
Jarangproduk inovasi (Produk tanah jarang) 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 15,0 Pusat Kemenperin
NO
INSTANSI PELAKSANAPROGRAM
PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN
INDIKASI TARGETPROGRAM PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN PRIORITAS (KP)/ PROYEK PRIORITAS
(PROP)/ PROYEKINDIKATOR
INDIKASI PENDANAAN
(Rp. Miliar)LOKASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS (MAJOR PROJECT)
Lampiran 5 Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Matrik Kinerja dan Anggaran Renstra Direktorat Industri Logam
Periode 2020 – 2024
Matrik Kinerja Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 – 2024
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional
1 Pertumbuhan PDB industri logam
Persen -0,67 3,54 3,92 5,13 6,50
2 Kontribusi PDB industri logam terhadap PDB nasional
Persen 1,52 1,53 1,54 1,54 1,53
3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri logam
Ribu Orang 862,08 891,37 923,49 957,73 994,25
4 Nilai ekspor produk industri logam
US$ Miliar 15,54 16,58 17,73 19,07 20,55
SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam
1 Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap total pekerja
Persen 0,68 0,69 0,68 0,69 0,69
2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri logam
Rp Juta /orang/tahun
222,87 229,69 230,08 237,55 244,95
3 Nilai realisasi investasi industri logam
Rp. Triliun 94,92 101,23 114,11 140,38 192,00
SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam
1 TKDN industri logam (rerata tertimbang)
Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40
SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Logam
1 Pertumbuhan ekspor produk industri logam
Persen 6,53 6,71 6,90 7,56 7,75
2 Kontribusi ekspor produk industri logam terhadap total ekspor
Persen 9,90 9,25 9,19 9,02 8,65
3 Rasio impor bahan baku industri logam terhadap PDB sektor industri logam
Persen 10,54 10,11 9,70 9,31 8,91
Matrik Anggaran Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 – 2024
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI PENDANAAN
Rp. Milyar 2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
7.80 14.55 108.49 108.49 108.49
Lampiran 6 Matrik Kerangka Regulasi Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggung Jawab
Unit Terkait Target Penyelesaian
1 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Ketentuan Ekspor Sektor IndustriLogam
a. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2017 tentangKetentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan danPemurnianb. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2019 tentangKetentuan Ekspor Sisa dan Skrap Logamc. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44 Tahun 2014 tentangKetentuan Ekspor Produk Timah dan perubahannya
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
2 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang pemberlakuan SNI Baja Lembarandan Gulungan Canai Dingin Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
3 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Pemberlakuan SNI Baja Canai PanasStruktur dan Pemberlakuan SNI Baja CanaiPanas Lunak secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
4 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Revisi Peraturan MenteriPerindustrian Nomor 14 Tahun 2018 tentangPemberlakuan Baja Tulangan Beton SecaraWajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
5 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Pemberlakuan SNI Batang KawatBaja Karbon Rendah Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
Lampiran 6 Matrik Kerangka Regulasi Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Page 1 of 4
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggung Jawab
Unit Terkait Target Penyelesaian
6 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Batang Kawat Baja Karbon TinggiSecara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
7 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Pemberlakuan SNI Baja Lapis TimahElektrolisa Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
8 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Pemberlakuan Standar NasionalIndonesia Baja Lapis Seng (BjLS) secaraWajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
9 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Pemberlakuan SNI Baja Lapis SengWarna (BjLS Warna) secara wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
10 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang pemberlakuan Standar NasionalIndonesia Baja lembaran dan GulunganLapis Paduan Aluminium-Seng dengan atauTanpa Magnesium Lapis Cat (Bj LASWarna/Bj LAM Warna) secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
Page 2 of 4
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggung Jawab
Unit Terkait Target Penyelesaian
11 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang pemberlakuan SNI Baja lembarandan gulungan lapis paduan aluminium-seng(Bj LAS) secara wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
12 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang pemberlakuan SNI Rangka Atap BajaRingan
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
13 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang pemberlakuan Standar NasionalIndonesia Kawat Ban (Bead Wire/KB) secaraWajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
14 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang pemberlakuan Standar NasionalIndonesia Kompor Gas LPG dan LNG/NGTekanan Rendah untuk Rumah Tanggasecara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
15 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang revisi Peraturan MenteriPerindustrian Nomor 28/M-IND/PER/7/2017tentang Pemberlakuan SNI Kawat Baja BetonPratekan Untuk Keperluan Konstruksi BetonSecara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
Page 3 of 4
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian dan Penelitian
Unit Penanggung Jawab
Unit Terkait Target Penyelesaian
16 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang pemberlakuan SNI Galvanisasisecara wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
17 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Tata Cara Pengajuan Masterlist danRekomendasi dalam rangka Penerbitan SuratPersetujuan Impor Limbah Non B3
Permendag 84 Tahun 2019 tentang Ketentuan Impor Limbah Non B3untuk bahan Baku Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
18 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Pemberlakuan SNI BatangKonduktor dari Tembaga (Copper Busbar)Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
19 Rancangan Peraturan Menteri Perindustriantentang Pemberlakuan SNI Cook Ware danFlat Ware Secara Wajib
a. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrianb. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industric. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 86/M-IND/PER/9/2009 tentang Standar Nasional Indonesia Bidang Industri
Ditjen ILMATE Direktorat Industri Logam
2021
Page 4 of 4
Lampiran 7 Pedoman Kinerja Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
Lampiran 7.1 – Pedoman Kinerja Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional
1 Pertumbuhan PDB industri logam Persen -0,67 3,54 3,92 5,13 6,50
Deskripsi
PDB industri pengolahan merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan sektor industri
pengolahan dalam jangka waktu tertentu. PDB industri pengolahan terdiri dari sektor
industri batubara dan pengilangan migas yang dikelola oleh Kementerian ESDM dan sektor
industri pengolahan nonmigas yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian. Sehingga
Kementerian Perindustrian mengupayakan peningkatan nilai PDB industri pengolahan
nonmigas setiap tahunnya.
Data pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas menggunakan data yang
dipublikasikan oleh BPS pada awal tahun anggaran berikutnya.
Sumber Data
Data pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang dipublikasikan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS).
Cara Menghitung
Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas = (PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri
Pengolahan Nonmigas Periode (t) - PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri Pengolahan
Nonmigas Periode (t-1))/PDB Atas Dasar Harga Konstan Industri Pengolahan Nonmigas
Periode (t-1) dikali 100%.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional
2 Kontribusi PDB industri logam terhadap PDB nasional
Persen 1,52 1,53 1,54 1,54 1,53
Deskripsi
Menurut tren pertumbuhan PDB tahun 2015-2019, sektor industri pengolahan nonmigas
salah satunya sektor industri logam yang memberikan kontribusi yang signifikan dalam
perkembangan PDB nasional sehingga diharapkan pertumbuhan PDB sektor industri
pengolahan nonmigas terus didorong agar dapat tumbuh pesat.
Sumber Data
Data pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas yang dipublikasikan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS).
Cara Menghitung
Kontribusi industri logam terhadap PDB dihitung dengan membagi nilai PDB Atas Dasar
Harga Berlaku Industri Logam dengan total PDB Atas Dasar Harga Berlaku dikali 100%.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional
3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri logam
Ribu Orang 862,08 891,37 923,49 957,73 994,25
Deskripsi
Sehubungan dengan sektor industri merupakan kontributor terbesar dalam PDB, sektor
industri utama nya pada sektor Industri Logam diharapkan mampu mengungkit sektor
lainnya serta membuka lapangan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor
industri dihitung menggunakan data Sakernas.
Sumber Data
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri logam dari Sakernas
Satuan: Juta Orang
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional
4 Nilai ekspor produk industri logam US$ Miliar 15,54 16,58 17,73 19,07 20,55
Deskripsi
Nilai ekspor mengindikasikan daya saing di pasar internasional. Nilai ekspor produk Industri
Logam berdasarkan data yang dirilis BPS setiap bulan dan tahun.
Sumber Data
Data ekspor produk Industri Logam yang dipublikasikan oleh BPS secara berkala.
Cara Menghitung
Berdasarkan nilai ekspor produk Industri Logam sesuai kode HS dan KBLI binaan dari BPS.
Satuan: US$ Milyar
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam
1 Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap total pekerja
Persen 0,68 0,69 0,68 0,69 0,69
Deskripsi
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Logam dibagi Total Tenaga Kerja dikali 100% dari
sumber Data Sakernas yang dipublikasikan oleh BPS.
Dengan semakin tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor Industri Logam, merupakan
salah satu indikasi bahwa industri nasional semakin mandiri, maju, dan berdaya saing.
Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap total pekerja didapatkan dari
hasil Survei Sakernas.
Sumber Data
Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor industri logam dibagi jumlah
tenaga kerja industri nasional keseluruhan, kemudian dikalikan 100%.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam
2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri logam
Rp Juta /orang/tahun
222,87 229,69 230,08 237,55 244,95
Deskripsi
Nilai produktivitas tenaga kerja sektor industri sektor industri logam merupakan
pembagian antara nilai tambah sektor industri logam dan jumlah tenaga kerja di sektor
industri logam. Semakin tinggi tingkat produktivitas tenaga kerja sektor industri, maka
semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memproduksi barang/jasa. Untuk itu, maka
penyediaan SDM industri yang terampil menjadi salah satu yang menjadi prioritas untuk
dikembangkan dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional.
Sumber Data
Data PDB dan Sakernas yang dipublikasikan oleh BPS dan diolah oleh Pusdatin.
Cara Menghitung
Nilai produktivitas tenaga kerja sektor industri sektor industri logam merupakan
pembagian antara nilai tambah sektor industri logam dan jumlah tenaga kerja di sektor
industri logam.
Satuan: Rp. Juta/ orang/ tahun
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam
3 Nilai realisasi investasi industri logam
Rp. Triliun 94,92 101,23 114,11 140,38 192,00
Deskripsi
Nilai Investasi sektor industri logam merupakan gabungan dari realisasi investasi PMA dan
PMDN dimana nilai investasi PMA dikonversi dari US dolar menjadi rupiah. Nilai realisasi
investasi di sektor industri logam berdasarkan data yang diirilis oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM).
Sumber Data
Data realisasi investasi PMA dan PMDN yang dirilis oleh BKPM untuk sektor industri logam
(KBLI 24 dan 25).
Cara Menghitung
Nilai Investasi sektor industri logam merupakan gabungan dari realisasi investasi PMA dan
PMDN dimana nilai investasi PMA dikonversi dari US dolar menjadi rupiah.
Satuan: Rp. Trilyun
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam
1 TKDN industri logam (rerata tertimbang)
Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40
Deskripsi
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) merupakan suatu kebijakan
pemberdayaan industri yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk dalam
negeri oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat serta memberdayakan industri
dalam negeri melalui pengamanan pasar domestik, mengurangi ketergantungan kepada
produk impor, dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat
struktur industri dengan meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku,
komponen, teknologi dan SDM dari dalam negeri.
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan oleh Pusat P3DN
Kementerian Perindustrian. Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dapat
dilihat pada link (http://tkdn.kemenperin.go.id).
Sumber Data
Rekapitulasi untuk sertifikasi TKDN sektor industri logam dapat dipantau pada rekapitulasi
untuk Logam dan Barang dari Logam melalui tautan
http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifikat_idx.php?kd=8.
Cara Menghitung
Rerata dari Data Rekapitulasi untuk sertifikasi TKDN produk industri logam (logam dasar
dan barang dari logam) pada tahun berjalan.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Logam
1 Pertumbuhan ekspor produk industri logam
Persen 6,53 6,71 6,90 7,56 7,75
Deskripsi
Pertumbuhan Ekspor Industri Logam merupakan perbandingan dari selisih nilai ekspor
antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya (dalam persen). Data ekspor tahunan dirilis
oleh BPS. Direktorat Industri Logam memantau pertumbuhan nilai dan volume ekspor
triwulanan dan tahunan sesuai dengan kode HS atau KBLI binaan sektor industri logam.
Sumber Data
Data ekspor yang dirilis oleh BPS sesuai kode HS atau KBLI binaan sektor industri logam
secara berkala.
Cara Menghitung
Pertumbuhan Ekspor Industri Logam merupakan perbandingan dari selisih nilai ekspor
antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya, kemudian dikalikan 100% dalam persen).
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Logam
2 Kontribusi ekspor produk industri logam terhadap total ekspor
Persen 9,90 9,25 9,19 9,02 8,65
Deskripsi
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor adalah Ekspor
Industri Logam dibagi total Ekspor Nasional dikali 100% dengan sumber Data ekspor sektor
industri logam dan nasional yang dipublikasikan oleh BPS.
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor nasional, merupakan
perbandingan nilai ekspor produk industri logam terhadap nilai ekspor nasional setiap
tahunnya. Meningkatnya ekspor produk industri diindikasikan sebagai bentuk
meningkatnya pangsa pasar industri di dunia internasional.
Sumber Data
Data ekspor yang dirilis oleh BPS sesuai kode HS atau KBLI binaan sektor industri logam
secara berkala.
Cara Menghitung
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor nasional, merupakan
perbandingan nilai ekspor produk industri logam terhadap nilai ekspor nasional setiap
tahunnya, kemudian dikalikan 100% dalam persen).
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Logam
3 Rasio impor bahan baku industri logam terhadap PDB sektor industri logam
Persen 10,54 10,11 9,70 9,31 8,91
Deskripsi
Nilai impor Bahan Baku Sektor Industri dibagi PDB Harga Berlaku Sektor Industri Nonmigas
dikali 100% dari sumber data impor bahan baku sektor industri dan PDB sektor industri
Logam terhadap PDB sektor industri nonmigas yang dipublikasikan oleh BPS.
Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap PDB sektor industri Logam, terhadap PDB
sektor industri nonmigas diharapkan semakin menurun setiap tahunnya agar produk yang
diimpor lebih memiliki nilai tambah.
Sumber Data
Data impor bahan baku dan impor sektor industri logam yang dirilis oleh BPS sesuai kode
HS atau KBLI binaan sektor industri logam secara berkala.
Cara Menghitung
Nilai impor Bahan Baku Sektor Industri dibagi PDB Harga Berlaku Sektor Industri Nonmigas
dikali 100% dari sumber data impor bahan baku sektor industri dan PDB sektor industri
Logam terhadap PDB sektor industri nonmigas yang dipublikasikan oleh BPS.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Minimasi
Lampiran 7.2 – Pedoman Kinerja Direktorat Industri Logam Tahun 2020 – 2024 (Intermediate Outcome)
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS1 Terwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
1 Peningkatan Utilisasi Industri Logam
% 55,00 55,00 60,00 65,00 70,00
Deskripsi
Peningkatan utilitas merupakan upaya meningkatkan peran industri logam dalam
perekonomian nasional. Peningkatan utilisasi industri prioritas sektor logam dapat diperoleh
dengan perumusan rekomendasi kebijakan, sinkronisasi regulasi antar K/L, business climate
dan promosi investasi.
Sumber Data
Data kapasitas yang di ambil dari SIINAS
Cara Menghitung
Data diperoleh dengan membagi output aktual dengan output potensial guna mendapatkan
angka tingkat pemanfaatan kapasitas
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS1 Terwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
2 Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Industri Logam
Milliar USD
0,90 0,91 0,92 0,93 0,94
Deskripsi
Peningkatan nilai ekspor industri prioritas sektor logam merupakan upaya dalam
meningkatkan perekonomian nasional. Peningkatan nilai ekspor prioritas sektor logam dapat
dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam
khususnya program peningkatan dan perluasan akses pasar dan kerjasam internasional
Sumber Data
Data ekspor industri logam sesuai KBLI dan kode HS binaan yang dipublikasikan oleh BPS.
Cara Menghitung
Pertumbuhan Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas = (Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas
periode (t) – Ekspor Industri Pengolahan Nonmigas periode (t-1))/Ekspor Industri Pengolahan
Nonmigas periode (t-1) dikali 100%.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS2 Terbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat
1 Industri Logam yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan subtitusi impor
Industri yang
Terbangun
1 1 1 1 1
Deskripsi
Industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan
substitusi impor merupakan upaya dalam meningkatkan daya saing dan kemandirian industri
logam.
Untuk meningkatkan industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan
ekspor dan subtitusi impor dapat dicapai dengan melalui program program peningkatan nilai
tambah dan daya saing sektor industri logam melalui:
1. peningkatan investasi (promosi investasi) dan penyusunan profil investasi
2. kebijakan terkait iklim usaha
Sumber Data
Nilai investasi yang bersumber dari data BKPM
Cara Menghitung
Tumbuhnya industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor
dan subtitusi impor dilihat dari peningkatan investasi baik investasi baru maupun investasi
perluasan.
Satuan: Jumlah industri yang terbangun
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS2 Terbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat
2 Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah
Persentase 40 45 50 55 60
Deskripsi
Tingkat kandungan / komponen lokal dalam negeri pada proyek pemerintah merupakan
langkah pemerintah dalam mengurangi ketergantungan kepada produk impor dan
meningkatkan nilai tambah di dalam nergi serta memperkuat struktur industri dengan
meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM dari
dalam negeri. Peningkatan implementasi TKDN dapat dicapai melalui program peningkatan
nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya program kerja peningkatan
TKDN sektor industri logam melalui:
● Kebijakan Local Content - Govt Procurement
● Kebijakan Local Content – Non Govt Procurement
Sumber Data
Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dan rekapitulasi sertifikasi TKDN
dapat dilihat pada website (http://tkdn.kemenperin.go.id)
Cara Menghitung
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS3 Terwujudnya inovasi pada Industri Logam
1 Fasilitasi pada Industri Logam dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatan penguasaan teknologi
Industri 1 1 1 1 1
Deskripsi
Tingkat kandungan / komponen lokal dalam negeri pada proyek pemerintah merupakan
langkah pemerintah dalam mengurangi ketergantungan kepada produk impor dan
meningkatkan nilai tambah di dalam nergi serta memperkuat struktur industri dengan
meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM dari
dalam negeri. Peningkatan implementasi TKDN dapat dicapai melalui program peningkatan
nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya program kerja peningkatan
TKDN sektor industri logam melalui:
● Kebijakan Local Content - Govt Procurement
● Kebijakan Local Content – Non Govt Procurement
Sumber Data
Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dan rekapitulasi sertifikasi TKDN
dapat dilihat pada website (http://tkdn.kemenperin.go.id)
Cara Menghitung
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan.
Satuan: Persen
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS3 Terwujudnya inovasi pada Industri Logam
2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh Industri Logam
Jumlah Inovasi
2 2 2 2 2
Deskripsi
Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam terkait dengan upaya mewujudkan inovasi di
sektor industri logam dalam rangka peningkatan daya saing.
Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam dapat dicapai mendorong hasil R&D
terimplementasikan pada skala industri melalui sinergi bersama-sama antara industri, badan
penelitian dan pegembangan (litbang), dan universitas
Sumber Data
Data perusahaan yang melakukan inovasi dalam bentuk pilot project, penerapan teknologi
produksi baru, atau product development pada sektor industri logam.
Cara Menghitung
Jumlah inovasi dalam bentuk pilot project atau product development yang dilakukan industri
logam.
Satuan: Jumlah inovasi/ terobosan
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS4 Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam yang berkualitas
1 Industri Logam yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja, pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu)
Industri 5 5 5 5 5
Deskripsi
Industri Logam yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja,
pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia berbasis kompetensi tertentu) merupakan upaya meningkatnya kompetensi
dan daya saing sumberdaya industri sektor industri logam.
Industri Logam yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja,
pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber
daya manusia berbasis kompetensi dapat dicapai melalui program Link and Match antara
Industri dengan SMK dengan program pemagangan, praktik kerja, pembelajaran dalam
rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu.
Sumber Data
Data industri yang mendapatkan mendapatkan pengajuan insentif riset dalam peningkatan
penguasaan teknologi sebagaimana Pasal 29 C ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2019 pada Ditjen Pajak Kementerian Keuangan.
Cara Menghitung
Jumlah industri logam yang difasilitasi mendapatkan pengajuan insentif riset dalam
peningkatan penguasaan teknologi sebagaimana Pasal 29B ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2019 berbunyi: Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri yang
menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam
rangka pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi
tertentu dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200% (dua ratus
persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan,
dan/atau pembelajaran
Satuan: Industri
Klasifikasi: Minimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS4 Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam yang berkualitas
2 Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi
orang 240 240 240 240 240
Deskripsi
Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi. Merupakan upaya
meningkatnya kompetensi dan daya saing sumberdaya industri sektor industri logam.
Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi Dapat dicapai melalui
program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya kegiatan
terkait peningkatan investasi.
Sumber Data
Data diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang lulus uji kompetensi dan
mendapatkan sertifikat dari LSPro
Cara Menghitung
Jumlah tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang lulus uji kompetensi dan mendapatkan
sertifikat dari LSPro
Satuan: Orang
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
T1 Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan Pengembangan Daya Saing Industri Logam yang efektif dan efesien
1 Tersusunnya Regulasi Teknis Standard Sektor Industri Logam
SNI/ ST/ PTC/ RSNI
3 3 3 3 3
Deskripsi
Tersusunnya Regulasi Teknis Standard Sektor Industri Logam terkait dengan upaya
meningkatnya peningkatan daya saing penerapan standar.
Tersusunnya Regulasi Teknis Standard Sektor Industri Logam dapat dicapai melalui kegiatan
perumusan RSNI dan pemberlakuan SNI Wajib sektor Industri Logam untuk mendukung
penciptaan dan pengembangan daya saing.
Sumber Data
Data diperoleh dari Regulasi Teknis Standard yang telah disusun RSNI dan telah menjadi SNI
serta pemeberlakuan SNI Wajib Sektor Industri Logam.
Cara Menghitung
Jumlah Regulasi Teknis Standard yang telah disusun RSNI dan telah menjadi SNI serta
pemeberlakuan SNI Wajib Sektor Industri Logam.
Satuan: SNI/ST/PTC/RSNI
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
T1 Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan Pengembangan Daya Saing Industri Logam yang efektif dan efesien
2 Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam
RSKKNI 1 1 1 1 1
Deskripsi
Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam terkait dengan upaya
peningkatan kompetensi SDM dan peningkatan nilai produktivitas tenaga kerja Industri
Logam.
Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam dicapai melalui program
peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya program kerja
terkait peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor Industri Logam melalui Sertifikasi
Kompetensi (Pengembangan SKKNI).
Sumber Data
Dapat dicapai melalui tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam.
Perumusan standar kompetensi akan mempengaruhi peningkatan nilai produktivitas tenaga
kerja sektor industri sektor industri logam
Cara Menghitung
Jumlah Standard Kompetensi SDM Industri Industri.
Satuan: RSKKNI
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional
Indeks 95 96 96 96 96
Deskripsi
Dokumen perencanaan merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan yang diharapkan dapat
mendukung tercapainya tujuan dan visi misi suatu organisasi. Dokumen perencanaan
DIrektorat Industri Logam yaitu Rencana Strategis Direktorat Industri Logam Tahun 2020 -
2024 berpedoman pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan Industri Nasional
2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0.
Sumber Data
Hasil penilaian indeks kesesuaian dokumen perencanaan program yang dilaksanakan oleh
Inspektorat Jenderal dan Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian.
Cara Menghitung
Hasil penilaian indeks kesesuaian dokumen perencanaan program yang dilaksanakan oleh
Inspektorat Jenderal dan Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian.
Satuan: Indeks
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Direktorat Industri Logam
Poin 78 78,5 79 79,5 80
Deskripsi
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting
dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Sistem
manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas serta
sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah
menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas dan teratur
dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah atau disingkat dengan SAKIP tertuang
dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah yang mana didalamnya menyebutkan SAKIP merupakan rangkaian
sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan
dan pengukuran, pengumpulan data, pengklarifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan
kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan
kinerja instansi pemerintah.
Untuk melaksanakan evaluasi sistem AKIP tersebut maka Kementerian PAN & RB
menerbitkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Peraturan tersebut merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden
Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sumber Data
Setiap tahun dilaksanakan evaluasi SAKIP oleh satuan kerja Inspektorat Jenderal.
Cara Menghitung
Cakupan/ruang lingkup Implementasi SAKIP yang dievaluasi adalah :
● Penilaian terhadap perencanaan strategis, termasuk di dalamnya perjanjian kinerja, dan
sistem pengukuran kinerja;
● Penilaian terhadap penyajian dan pengungkapan informasi kinerja;
● Evaluasi terhadap program dan kegiatan; dan
● Evaluasi terhadap kebijakan instansi/unit kerja yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaan evaluasi atas implementasi SAKIP dilaksanakan melalui tahapan Survei
Pendahuluan dan Evaluasi atas Implementasi SAKIP. Survei pendahuluan dilaksanakan untuk
memahami dan mendapatkan gambaran umum mengenai kegiatan/unit kerja yang akan
dievaluasi. Sedangkan evaluasi implementasi terdiri atas evaluasi penerapan komponen
manajemen kinerja yang meliputi: perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan
kinerja, evaluasi internal, dan capaian kinerja.
Evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi harus menyimpulkan hasil penilaian atas fakta
obyektif Instansi pemerintah dalam mengimplementasikan perencanaan kinerja, pengukuran
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja sesuai dengan kriteria masing-
masing komponen yang ada dalam LKE.
Setelah melaksanakan tahapan-tahapan dalam evaluasi atas implementasi SAKIP harus
menghasilkan Kertas Kerja Evaluasi (KKE) dan Laporan Hasil Evaluasi (LHE). LHE ini disusun
berdasarkan berbagai hasil pengumpulan data dan fakta serta analisis yang
didokumentasikan dalam KKE.
LHE disusun berdasarkan prinsip kehati-hatian dan mengungkapkan hal-hal penting bagi
perbaikan manajemen kinerja instansi pemerintah yang dievaluasi. Permasalahan atau
temuan sementara hasil evaluasi (tentative finding) dan saran perbaikannya harus
diungkapkan secara jelas dan dikomunikasikan kepada pihak instansi pemerintah yang
dievaluasi untuk mendapatkan konfirmasi ataupun tanggapan secukupnya.
Satuan: Poin
Klasifikasi: Maksimasi
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan
(Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
3 Nilai maturitas SPIP Direktorat Industri Logam
Indeks 3,26 3,265 3,27 3,275 3,28
Deskripsi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap 4 (empat)
hal yaitu:
• tercapainya efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara;
• kehandalan pelaporan keuangan;
• pengamanan aset negara; dan
• ketaatan terhadap Paraturan Perundang undangan.
Sumber Data
1. Penilaian Pendahuluan Tingkat Maturitas SPIP
a. Survey Persepsi Maturitas SPIP
Langkah-langkah utama survai persepsi maturitas SPIP baik dilakukan secara panel
(bersama-sama) maupun secara tersendiri (individual)
b. Validasi Awal Survey Maturitas SPIP
Survey persepsi merupakan diagnosa awal tingkat maturitas SPIP Direktorat Industri
Logam. Jawaban (persepsi) responden kemungkinan terkelompokkan ke dalam dua
kategori yaitu “konsisten” dan “tidak konsisten”. Konsisten, artinya jawaban
(persepsi) responden telah memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam petunjuk
pengisian kuesioner. Tidak konsisten, artinya jawaban (persepsi) responden tidak
memenuhi gradasi yang disyaratkan dalam petunjuk pengisian kuesioner.
c. Perhitungan Skor Awal Maturitas SPIP
Survey persepsi Maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian di atas merupakan
diagnose awal tingkat maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian. Berdasarkan
jawaban responden atas kuesioner maturitas tersebut, tingkat maturitas SPIP Badan
Karantina Pertanian telah dapat dihitung dan ditetapkan sementara dalam enam
tingkatan atau setara masing-masing dengan level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5.
2. Pengujian Bukti Maturitas SPIP
a. Penyiapan Pengumpulan Data
Validasi data hasil persepsi dapat dilakukan dengan melanjutkan kuesioner atau
mengumpulkan bukti pendukung lainnya seperti wawancara, reviu dokumen, atau
observasi. Tidak harus semua teknik pengumpulan data digunakan untuk menguji
jawaban hasil survey.
b. Kuesioner Lanjutan Maturitas SPIP
c. Wawancara Maturitas SPIP
d. Review Dokumen Maturitas SPIP
e. Observasi Maturitas SPIP
Penyimpulan Tingkat Maturitas Indikator
Cara Menghitung
Perhitungan Skor Awal Maturitas SPIP
Survey persepsi Maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian di atas merupakan diagnose awal
tingkat maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian. Berdasarkan jawaban responden atas
kuesioner maturitas tersebut, tingkat maturitas SPIP Badan Karantina Pertanian telah dapat
dihitung dan ditetapkan sementara dalam enam tingkatan atau setara masing-masing dengan
level 0, 1, 2, 3, 4 dan 5. Dalam perhitungan ini, hanya satu jawaban akhir yang di-entry atau
diproses untuk menetapkan maturitas Badan Karantina Pertanian. Langkah utama
perhitungan skor adalah sebagai berikut:
Pemrosesan Jawaban Kuesioner
Untuk mendapatkan satu jawaban dari beberapa responden kuesioner individu (dan jawaban
sudah divalidasi) masih diperlukan proses data tambahan berupa tabulasi dan pemilihan satu
jawaban sebagai berikut:
1) Siapkan worksheet (baik elektronik maupun lembaran kertas) Formulir Tabulasi Survai
Maturitas SPIP (Form 2A), sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2
2) Untuk jawaban Form PM-1 yang sudah valid lakukan entri ke dalam masing-masing kolom
responden (R) pada Form 2A;
3) Simpulkan jawaban per indikator sesuai dengan jawaban yang paling banyak (modus). Jika
jumlah kuesioner yang diterima ternyata genap, maka untuk mendapatkan modus,
jawaban terakhir tidak perlu diproses.
4) Lakukan entry atas simpulan jawaban per indikator dari Form 2A ke dalam Form 2B;
5) Pastikan bahwa semua jawaban terhadap 25 subunsur maturitas dalam Form 2B dimaksud
sudah terisi;
6) Lakukan perhitungan skor sesuai jawaban dan bobot yang telah ditentukan sebelumnya,
gunakan Jumlah Skor Maturitas SPIP di Baris B Form tersebut sebagai nilai atau skor
maturitas dengan sebutan tingkat maturitas dalam Baris C;
7) Siapkan rencana pengumpulan bukti untuk menguji simpulan hasil survai tersebut dalam
menjamin kebenaran substansi indikator maturitas SPIP.
Satuan: Level SPIP
Klasifikasi: Maksimasi
Lampiran 8 Penjelasan Kriteria SMART Indikator Renstra Direktorat Industri Logam Periode 2020 - 2024
LAMPIRAN 8.1 TABEL PENJELASAN KRITERIA SMART INDIKATOR
RENSTRA DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM PERIODE 2020 – 2024
A. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA TUJUAN
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
Tj Meningkatnya Peran Industri Logam dalam Perekonomian Nasional
1 Pertumbuhan PDB industri logam Persen -0,67 3,54 3,92 5,13 6,50
2 Kontribusi PDB industri logam terhadap PDB nasional
Persen 1,52 1,53 1,54 1,54 1,53
3 Jumlah tenaga kerja di sektor industri logam
Ribu Orang 862,08 891,37 923,49 957,73 994,25
4 Nilai ekspor produk industri logam US$ Miliar 15,54 16,58 17,73 19,07 20,55
1. SMART - Pertumbuhan PDB Industri Logam:
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Cara Pengukuran menggunakan data PDB Harga Konstan tahun berjalan yang
bersumber dari data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS). BPS merilis data PDB
Harga Konstan berdasarkan KBLI 2 digit dalam satuan Rp juta. Berdasarkan data BPS
tersebut Direktorat Industri Logam memilih data pada KBLI binaannya yaitu KBLI 24 –
Industri Logam Dasar dan KBLI 25 – Industri Barang dari Logam, Bukan Mesin dan
Peralatannya. Kemudian, data PDB Harga Konstan pada KBLI binaan dijumlahkan untuk
mendapatkan data PDB Harga Konstan untuk sektor industri logam dan untuk
menghitung laju pertumbuhan industri sektor industri logam menggunakan rumus :
keterangan :
R : laju pertumbuhan (%)
: PDB harga konstan sektor industri logam tahun berjalan (Rp. Juta)
: PDB harga konstan sektor industri logam tahun sebelumnya (Rp. Juta)
¾ Achievable
Direktorat Industri Logam akan melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Industri Logam selama periode tahun 2020-
2024 dalam rangka mendukung Pertumbuhan PDB Industri Logam adalah Kegiatan
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam yang dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
x Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Logam
x Perbaikan Rantai Pasok Industri Logam (Supply-Demand)
x Pemanfaatan Teknologi Industri Logam
x Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri Logam
x Pengembangan Sistem Informasi Industri Logam
x Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Sektor Industri Logam
x Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0 Sektor Industri Logam
x Pengembangan Standar Industri Logam
x Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri Logam
x Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
¾ Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam dalam perekonomian
nasional
¾ Timebound
Periode satu tahun
2. SMART - Kontribusi PDB Industri Logam:
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Cara Pengukuran menggunakan data PDB Harga Berlaku tahun berjalan yang
bersumber dari yang dipantau dan dirilis BPS. BPS merilis data PDB Harga Berlaku
berdasarkan KBLI 2 digit dalam satuan Rp juta. Berdasarkan data BPS tersebut
Direktorat Industri Logam menghimpun data sesuai KBLI binaannya yaitu KBLI 24 dan
25. Kemudian, data PDB Harga Konstan per KBLI dijumlahkan untuk mendapatkan data
PDB Harga Konstan sektor industri logam dan untuk menghitung kontribusi industri
logam terhadap PDB nasional menggunakan persamaan berikut:
keterangan:
: kontribusi sektor industri logam terhadap PDB nasional (%)
: PDB harga berlaku sektor industri logam pada tahun berjalan (Rp. Juta)
PDB Nasional : PDB harga berlaku nasional (Rp. Juta)
¾ Achievable
Direktorat Industri Logam akan melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Industri Logam selama periode tahun 2020-
2024 dalam rangka mendukung Kontribusi PDB Industri Logam adalah Kegiatan
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam yang dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
x Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Logam
x Perbaikan Rantai Pasok Industri Logam (Supply-Demand)
x Pemanfaatan Teknologi Industri Logam
x Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri Logam
x Pengembangan Sistem Informasi Industri Logam
x Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Sektor Industri Logam
x Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0 Sektor Industri Logam
x Pengembangan Standar Industri Logam
x Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri Logam
x Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
¾ Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam dalam perekonomian
nasional
¾ Timebound
Periode satu tahun
3. SMART - Tenaga kerja di sektor Industri Logam
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Data diperoleh dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang diterbitkan
oleh BPS. Data tenaga kerja berdasarkan KBLI 2 digit dalam satuan orang. Direktorat
INdustri Logam kemudian menghimpun data sesuai KBLI binaannya yaitu KBLI 24,25.
Kemudian, data tenaga kerja per KBLI dijumlahkan untuk mendapatkan data tenaga
kerja sektor industri logam dan mengkonversi satuan tenaga kerja menjadi juta orang.
Untuk menghitung penyerapan tenaga kerja sektor ILMATE menggunakan formula :
keterangan :
: Penyerapan tenaga kerja (juta orang)
: data tenaga kerja tahun berjalan (juta orang)
: data tenaga kerja tahun sebelumnya (juta orang)
¾ Achievable
Direktorat Industri Logam akan melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat
Transportasi dan Elektronika selama periode tahun 2020-2024 dalam rangka
mendukung tenaga kerja di sektor Industri Logam, adalah Kegiatan Penumbuhan dan
Pengembangan Industri Logam yang dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan
sebagai berikut:
x Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Logam
x Perbaikan Rantai Pasok Industri Logam (Supply-Demand)
x Pemanfaatan Teknologi Industri Logam
x Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri Logam
x Pengembangan Sistem Informasi Industri Logam
x Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Sektor Industri Logam
x Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0 Sektor Industri Logam
x Pengembangan Standar Industri Logam
x Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri Logam
x Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
¾ Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam dalam perekonomian
nasional
¾ Timebound
Periode satu tahun
4. SMART - Nilai ekspor produk Industri Logam
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS dimana data utamanya berdasarkan dokumen
ekspor dan impor yang kemudian diolah oleh Direktorat Industri Logam berdasarkan
kode HS atau KBLI binaannya. Perhitungan dilakukan dengan perbandingan nilai ekspor
produk industri pengolahan non-migas terhadap nilai ekspor nasional setiap tahunnya.
¾ Achievable
Direktorat Industri Logam akan melaksanakan serangkaian program dan kegiatan
sebagaimana yang tertuang pada RPJMN 2020-2024, RIPIN 2015-2035, Kebijakan
Industri Nasional 2020-2024 dan Akselarasi Peta Jalan Making Indonesia 4.0. Program
yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Industri Logam selama periode tahun 2020-
2024 dalam rangka mendukung ekspor produk Industri Logam adalah Kegiatan
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam yang dilaksanakan melalui
serangkaian kegiatan sebagai berikut:
x Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri Logam
x Perbaikan Rantai Pasok Industri Logam (Supply-Demand)
x Pemanfaatan Teknologi Industri Logam
x Pengembangan dan Penyelenggaraan Jasa Industri Logam
x Pengembangan Sistem Informasi Industri Logam
x Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Sektor Industri Logam
x Pelaksanaan Peta Jalan Revolusi Industry 4.0 Sektor Industri Logam
x Pengembangan Standar Industri Logam
x Peningkatan Kerjasama Internasional Bidang Industri Logam
x Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
¾ Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam dalam perekonomian
nasional
¾ Timebound
Periode satu tahun
B. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA SASARAN PROGRAM
1. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA SASARAN PROGRAM: Meningkatnya Daya
Saing dan Kemandirian Industri Logam
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 1 Meningkatnya Daya Saing dan Kemandirian Industri Logam
1 Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap total pekerja
Persen 0,68 0,69 0,68 0,69 0,69
2 Produktivitas tenaga kerja sektor industri logam
Rp Juta /orang/tahun
222,87 229,69 230,08 237,55 244,95
3 Nilai realisasi investasi industri logam
Rp. Triliun 94,92 101,23 114,11 140,38 192,00
a. SMART - Persentase tenaga kerja di sektor Industri Logam terhadap total pekerja
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri Logam dibagi Total Tenaga Kerja dikali 100%
dari sumber Data Sakernas yang dipublikasikan oleh BPS.
Dengan semakin tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor Industri Logam,
merupakan salah satu indikasi bahwa industri nasional semakin mandiri, maju,
dan berdaya saing. Persentase tenaga kerja di sektor industri logam terhadap
total pekerja didapatkan dari hasil Survei Sakernas.
¾ Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam melalui:
x Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Besi
x Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Bukan Besi
x Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Hilir
¾ Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya daya saing dan kemandirian industri
Logam.
¾ Timebound
Periode satu tahun
b. SMART - Produktivitas tenaga kerja sektor Industri Logam
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Nilai produktivitas tenaga kerja sektor industri sektor industri logam merupakan
pembagian antara nilai tambah sektor industri logam dan jumlah tenaga kerja di
sektor industri logam. Semakin tinggi tingkat produktivitas tenaga kerja sektor
industri, maka semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memproduksi
barang/jasa. Untuk itu, maka penyediaan SDM industri yang terampil menjadi
salah satu yang menjadi prioritas untuk dikembangkan dalam rangka
meningkatkan daya saing industri nasional.
¾ Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam khususnya melalui program kerja peningkatan produktivitas
tenaga kerja sektor Industri Logam melalui:
x Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Besi
x Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Bukan Besi
x Pengembangan Industri Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Dan
Produktivitas Industri Logam Hilir
¾ Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya daya saing dan kemandirian industri logam.
¾ Timebound
Periode satu tahun
c. SMART - Nilai investasi sektor Industri Logam
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Nilai Investasi sektor industri logam merupakan gabungan dari realisasi investasi
PMA dan PMDN dimana nilai investasi PMA dikonversi dari US dolar menjadi
rupiah. Nilai realisasi investasi di sektor industri logam berdasarkan data yang
diirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
¾ Achievable
Indikator ini dapat didukung ketercapaiannya melalui program peningkatan nilai
tambah dan daya saing sektor industri logam melalui:
x Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Berbasis Besi
x Penyusunan Profil Investasi Industri Logam Berbasis Bukan Besi
¾ Relevance
Terkait dengan upaya meningkatnya daya saing dan kemandirian industri logam.
¾ Timebound
Periode satu tahun
2. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA: Meningkatnya Kemampuan Industri Logam
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 2 Meningkatnya Kemampuan Industri Logam
1 TKDN industri logam (rerata tertimbang)
Persen 61,34 62,56 63,82 65,09 66,40
SMART - Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) (rerata tertimbang) sektor Industri
Logam
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) merupakan suatu
kebijakan pemberdayaan industri yang bertujuan untuk meningkatkan
penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat
serta memberdayakan industri dalam negeri melalui pengamanan pasar
domestik, mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan meningkatkan
nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat struktur industri dengan
meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan
SDM dari dalam negeri.
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan oleh Pusat
P3DN Kementerian Perindustrian. Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam
negeri dapat dilihat pada link (http://tkdn.kemenperin.go.id).
Rekapitulasi untuk sertifikasi TKDN sektor industri logam dapat dipantau pada
rekapitulasi untuk Logam dan Barang dari Logam melalui tautan
http://tkdn.kemenperin.go.id/sertifikat_idx.php?kd=8.
¾ Achievable
Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam khususnya melalui kegatan Pengembangan Industri Dalam Rangka
Peningkatan Daya Saing Dan Produktivitas Industri Logam Hilir.
¾ Relevance
Dapat dicapai dengan mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan
meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat struktur industri
dengan meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen,
teknologi dan SDM dari dalam negeri.
Terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri
logam.
¾ Timebound
Periode satu tahun
3. KRITERIA SMART INDIKATOR KINERJA: Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri
Logam
Program/ Kegiatan
Sasaran Strategis / Sasaran Program /
Sasaran Kegiatan / IKU / IK Satuan
Tahun Anggaran
2020 2021 2022 2023 2024
Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SK 3 Meningkatnya Penguasaan Pasar Industri Logam
1 Pertumbuhan ekspor produk industri logam
Persen 6,53 6,71 6,90 7,56 7,75
2 Kontribusi ekspor produk industri logam terhadap total ekspor
Persen 9,90 9,25 9,19 9,02 8,65
3 Rasio impor bahan baku industri logam terhadap PDB sektor industri logam
Persen 10,54 10,11 9,70 9,31 8,91
a. SMART - Pertumbuhan ekspor sektor Industri Logam
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Pertumbuhan Ekspor Industri Logam merupakan perbandingan dari selisih nilai
ekspor antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya (dalam persen). Data ekspor
tahunan dirilis oleh BPS. Direktorat Industri Logam memantau pertumbuhan nilai
dan volume ekspor triwulanan dan tahunan sesuai dengan kode HS atau KBLI
binaan sektor industri logam.
¾ Achievable
Dapat dicapai dengan didukung kegiatan Penciptaan Iklim Usaha dan Iklim
Investasi yang Kondusif dalam rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton
Baja Nasional dan Penyusunan Standar Produk (RSNI) industri logam besi, logam
bukan besi, dan logam hilir.
¾ Relevance
Dapat dicapai melalui program peningkatan dan perluasan akses pasar dan
kerjasama internasional (FTA). Dengan meningkatnya penguasaan pasar industri,
maka diharapkan dapat meningkatkan peran sektor industri dalam perekonomian
nasional. Untuk mencapai peningkatan penguasaan pasar industri sektor industri,
salah satunya diukur melalui pencapaian indikator kinerja pertumbuhan ekspor
industri pengolahan nonmigas.
Terkait dengan upaya program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam.
¾ Timebound
Periode satu tahun
b. SMART - Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor adalah
Ekspor Industri Logam dibagi total Ekspor Nasional dikali 100% dengan sumber
Data ekspor sektor industri logam dan nasional yang dipublikasikan oleh BPS.
Kontribusi ekspor produk sektor Industri Logam terhadap total ekspor nasional,
merupakan perbandingan nilai ekspor produk industri logam terhadap nilai ekspor
nasional setiap tahunnya. Meningkatnya ekspor produk industri diindikasikan
sebagai bentuk meningkatnya pangsa pasar industri di dunia internasional.
¾ Achievable
Dapat dicapai melalui kegiatan Implementasi Kerjasama Internasional dalam
rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional; Promosi
Investasi dalam rangka Peningkatan Kapasitas Produksi 17 Juta Ton Baja Nasional ;
dan Penyusunan dan Penerapan SNI Wajib Produk Industri Logam.
¾ Relevance
Terkait dengan upaya program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam.
¾ Timebound
Periode satu tahun
c. SMART - Rasio impor bahan baku industri logam terhadap PDB sektor industri
nonmigas
¾ Specific
Tidak Dwimakna
¾ Measurable
Nilai impor Bahan Baku Sektor Industri dibagi PDB Harga Berlaku Sektor Industri
Nonmigas dikali 100% dari sumber data impor bahan baku sektor industri dan PDB
sektor industri Logam terhadap PDB sektor industri nonmigas yang dipublikasikan
oleh BPS.
Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap PDB sektor industri Logam,
terhadap PDB sektor industri nonmigas diharapkan semakin menurun setiap
tahunnya agar produk yang diimpor lebih memiliki nilai tambah.
¾ Achievable
Dapat dicapai melalui kegiatan Penyusunan dan Penerapan SNI Wajib Produk
Industri Logam dan Pengawasan Pemberlakuan SNI Wajib Produk Industri Logam.
¾ Relevance
Rasio impor semakin menurun setiap tahunnya agar produk yang diimpor lebih
memiliki nilai tambah dalam rangka upaya meningkatkan pangsa pasar produk
dalam negeri.
Terkait dengan upaya program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor
industri logam
¾ Timebound
Periode satu tahun
Lampiran 8.2 – PENJELASAN KRITERIA SMART INDIKATOR RENSTRA (INTERMEDIATE) DIREKTORAT INDUSTRI LOGAM TAHUN 2020 – 2024
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS1 Terwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan
1 Peningkatan Utilisasi Industri Logam
% 55,00 55,00 60,00 65,00 70,00
2 Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Industri Logam
Milliar USD
0,90 0,91 0,92 0,93 0,94
SS1. Terwujudnya Industri Logam yang Berdaya saing dan Berwawasan lingkungan 1. SMART – Peningkatan Utilisasi Industri Logam ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Data diperoleh dengan membagi output aktual dengan output potensial guna mendapatkan angka tingkat pemanfaatan kapasitas. Konsep pemanfaatan kapasitas ini paling banyak merujuk pada produksi barang fisik, yang mana lebih mudah diukur.
¾ Achievable Peningkatan Utilisasi Industri Prioritas Sektor Industri Logam dapat diperoleh dengan perumusan rekomendasi kebijakan, sinkronisasi regulasi antar K/L, business climate dan promosi investasi.
¾ Relevance Terkait dengan upaya mewujudkan Industri Logam yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.
¾ Timebound satu tahun periode
2. SMART - Peningkatan Nilai Ekspor Industri Prioritas Sektor Industri Logam (produk stainless steel) ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Data diperoleh dari hasil kompilasi BPS di mana data utamanya berdasarkan dokumen ekspor impor yang kemudian di olah oleh Direktorat Industri Logam berdasarkan kode HS atau KBLI binaan sektor industri logam.
¾ Achievable Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor ILMATE khususnya sub program peningkatan dan perluasan akses pasar dan kerjasama internasional
¾ Relevance Terkait dengan upaya meningkatnya peran industri logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika dalam perekonomian nasional
¾ Timebound satu tahun periode
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS2 Terbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat
1 Industri Logam yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan subtitusi impor
Industri yang
Terbangun
1 1 1 1 1
2 Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah
Persentase 40 45 50 55 60
SS2. Terbangunnya Struktur Industri Logam yang kuat
1. SMART – Industri logam yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan subtitusi impor ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Tumbuhnya industri yang berkontribusi pada peningkatan nilai tambah, peningkatan ekspor dan subtitusi impor dilihat dari peningkatan investasi baik investasi baru maupun investasi perluasan. Adapun sektor prioritas tersebut diatas meliputi beberapa industri binaan sektor logam sebagaimana yang dicantumkan pada Sasaran dan Indikator Kinerja Intermediate Outcome
¾ Achievable Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor ILMATE khususnya kendaraan ramah lingkungan melalui:
1. peningkatan investasi (promosi investasi) 2. perbaikan dan penyusunan kebijakan iklim usaha
¾ Relevance Terkait dengan upaya meningkatnya daya saing dan kemandirian industri Logam,
¾ Timebound satu tahun periode
2. SMART - Tingkat Kandungan/ Komponen Lokal Dalam Negeri Pada Proyek Pemerintah: ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Nilai rata-rata berdasarkan nilai sertifikat TKDN yang telah diterbitkan. Daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri dapat dilihat pada website (http://tkdn.kemenperin.go.id). Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) merupakan suatu kebijakan pemberdayaan industri yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat serta memberdayakan industri dalam negeri melalui pengamanan pasar domestik, mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat struktur industri dengan meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM dari dalam negeri.
¾ Achievable Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor ILMATE khususnya sub program kerja peningkatan TKDN sektor ILMATE melalui: ● Kebijakan Local Content - Govt Procurement ● Kebijakan Local Content – Non Govt Procurement
¾ Relevance Dapat dicapai dengan mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; dan memperkuat struktur industri dengan meningkatkan penggunaan barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM dari dalam negeri. Terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya sub program kerja peningkatan TKDN sektor ILMATE di sektor industri logam,
¾ Timebound satu tahun periode
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS3 Terwujudnya inovasi pada Industri Logam
1 Fasilitasi pada Industri Logam dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatan penguasaan teknologi
Industri 1 1 1 1 1
2 Pemanfaatan hasil inovasi oleh Industri Logam
Jumlah Inovasi
2 2 2 2 2
SS3. Terwujudnya inovasi pada Industri Logam 1. SMART – Fasilitasi pada industri dalam pengajuan insentif riset dalam peningkatan
penguasaan teknologi ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Jumlah industri logam yang difasilitasi mendapatkan pengajuan insentif riset dalam peningkatan penguasaan teknologi sebagaimana Pasal 29 C ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019 yang berbunyi: Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia, dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 300% (tiga ratus persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan tertentu di Indonesia yang dibebankan dalam jangka waktu tertentu
¾ Achievable Dapat dicapai dengan kegiatan desiminasi kebijakan insentif super tax deduction dan mendorong industri logam melakukan inovasi dalam rangka peningkatan daya saing
¾ Relevance Terkait dengan upaya mewujudkan inovasi di sektor industri logam dalam rangka peningkatan daya saing
¾ Timebound satu tahun periode
2. SMART - Pemanfaatan hasil inovasi oleh industri logam ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Jumlah inovasi dalam bentuk pilot project atau product development yang dilakukan industri logam.
¾ Achievable Dapat dicapai mendorong hasil R&D terimplementasikan pada skala industri melalui sinergi bersama-sama antara industri, badan penelitian dan pegembangan (litbang), dan universitas
¾ Relevance Terkait dengan upaya mewujudkan inovasi di sektor industri logam dalam rangka peningkatan daya saing
¾ Timebound satu tahun periode
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
SS4 Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam yang berkualitas
1 Industri Logam yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja, pemagangan, danl atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu)
Industri 5 5 5 5 5
2 Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi
orang 240 240 240 240 240
SS4. Meningkatnya produtivitas SDM sektor Industri Logam yang berkualitas
1. SMART – Industri Logam yang melakukan Pendidikan dan Pelatihan berbasis Vokasi (praktik kerja, pemagangan, dan atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu) ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Jumlah industri logam yang difasilitasi mendapatkan pengajuan insentif riset dalam peningkatan penguasaan teknologi sebagaimana Pasal 29B ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019 berbunyi: Kepada Wajib Pajak badan dalam negeri yang menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi tertentu dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200% (dua ratus
persen) dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran
¾ Achievable Dapat dicapai melalui program Link and Match antara Industri dengan SMK dengan program pemagangan, praktik kerja, pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu.
¾ Relevance Terkait dengan upaya meningkatnya kompetensi dan daya saing sumber daya industri sektor industri Logam.
¾ Timebound satu tahun periode
2. SMART – Tenaga kerja dan calon tenaga kerja yang tersertifikasi kompetensi: ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Data diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan calon tenaga kerja di sektor industri logam yang lulus uji kompetensi dan mendapatkan sertifikat dari LSPro
¾ Achievable Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor ILMATE khususnya sub program kerja penciptaan lapangan kerja melalui peningkatan investasi.
¾ Relevance Terkait dengan upaya meningkatnya kompetensi dan daya saing sumber daya industri sektor industri Logam.
¾ Timebound satu tahun periode
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
T1 Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan Pengembangan Daya Saing Industri Logamyang efektif dan efesien
1 Tersusunnya Regulasi Teknis Standard Sektor Industri Logam
SNI/ ST/ PTC/ RSNI
3 3 3 3 3
2 Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam
RSKKNI 1 1 1 1 1
T1. Kebijakan dan Tata Kelola Pemanfaatan Kebijakan Dalam Mendukung Penciptaan dan Pengembangan Daya Saing Industri Logam yang efektif dan efisien 1. Tersusunnya Regulasi Teknis Standard Sektor Industri Logam ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Data diperoleh dari Regulasi Teknis Standard yang telah disusun RSNI dan telah menjadi SNI serta pemeberlakuan SNI Wajib Sektor Industri Logam.
¾ Achievable Dapat dicapai melalui kegiatan perumusan RSNI dan pemberlakuan SNI Wajib sektor Industri Logam untuk mendukung penciptaan dan pengembangan daya saing.
¾ Relevance Terkait dengan upaya meningkatnya peningkatan daya saing penerapan standar
¾ Timebound satu tahun periode
2. Tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Dapat dicapai melalui tersusunnya Standard Kompetensi SDM Industri Industri Logam. Perumusan standar kompetensi akan mempengaruhi peningkatan nilai produktivitas tenaga kerja sektor industri sektor industri logam merupakan pembagian antara nilai tambah sektor industri sektor industri logam dan jumlah tenaga kerja di sektor industri nonmigas. Semakin tinggi tingkat produktivitas tenaga kerja sektor industri, maka semakin tinggi efisiensi perusahaan dalam memproduksi barang/ jasa. Untuk itu, maka
penyediaan SDM industri yang terampil menjadi salah satu yang menjadi prioritas untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan daya saing industri nasional.
¾ Achievable Dapat dicapai melalui program peningkatan nilai tambah dan daya saing sektor industri logam khususnya sub program kerja peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor Industri Logam melalui penyusunan Sertifikasi Kompetensi (Pengembangan SKKNI)
¾ Relevance Terkait dengan upaya peningkatan kompetensi SDM dan peningkatan nilai produktivitas tenaga kerja Industri Logam.
¾ Timebound satu tahun periode
Program/ Kegiatan
Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator
Satuan Target
2020 2021 2022 2023 2024
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam
L1 Terwujudnya Birokrasi ILMATE yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
1 Tingkat kesesuaian dokumen perencanaan Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian dengan rencana program dan kegiatan prioritas nasional
Indeks 95 96 96 96 96
2 Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Direktorat Industri Logam
Level SPIP 78 78,5 79 79,5 80
3 Nilai maturitas SPIP Direktorat Industri Logam
Indeks 3,26 3,265 3,27 3,275 3,28
L1. Terwujudnya Birokrasi Direktorat Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 1. Indeks Profesionalitas ASN Direktorat Industri Logam ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Pengukuran dilakukan melalui agregat dari beberapa variabel antara lain presentase pemenuhan standar kompetensi yang diukur dengan asesmen; presentase nilai kinerja pegawai minimal baik; presentase tingkat kehadiran pegawai; persentase tingkat kepatuhan LHKASN/LHKPN; serta variabel-variabel lain sesuai dengan kebutuhan (penetapan variabel yang digunakan untuk penghitungan indikator kinerja dapat berubah
yaitu bisa bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang terjadi).
¾ Achievable Indeks kompetensi, profesional, dan integritas pegawai Kementerian Perindustrian adalah tingkat kompetensi SDM Kementerian Perindustrian yang diukur dari kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan efisien. Hal ini dicapai dengan kegiatan layanan manajemen SDM Direktorat Industri Logam.
¾ Relevance Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan birokrasi Direktorat Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima.
¾ Timebound satu tahun periode
2. Level maturitas SPIP ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Data diperoleh dari Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
¾ Achievable Dapat dicapai melalui Penyiapan Sistem Pengendalian Intern menurut PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu: 1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian risiko 3. Kegiatan pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantauan pengendalian intern
¾ Relevance Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan birokrasi Direktorat Industri Logam yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima.
¾ Timebound satu tahun periode
3. Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian ¾ Specific
Tidak Dwimakna ¾ Measurable
Data diperoleh dari penilaian indeks Reformasi Birokrasi oleh TIM RB dari Kementerian Reformasi Birokasi.
¾ Achievable Dapat dicapai melalui penilaian sesuai dengan Peraturan Menpan-RB (Permenpan-RB) No 30/2018 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi.
¾ Relevance Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan birokrasi ILMATE yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
¾ Timebound satu tahun periode