Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang...

20
Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 1 Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang berisi rencana distribusi subzona peruntukan yang antara lain meliputi zona lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan setempat, dan zona budidaya seperti zona perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, industri, dan RTH, ke dalam blok-blok. Konsep rencana pola ruang dirumuskan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam BWP dan perkiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan pelestarian fungsi lingkungan. Konsep rencana pola ruang dirumuskan dengan kriteria: a) Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW; b) Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan; c) Memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP; termasuk dampak perubahan iklim; dan d) Menyediakan RTH untuk menampung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Konsep rencana pola ruang RDTR BWP Sedayu terdiri atas: a. Zona lindung yang meliputi: 1) zona yang memberikan perlindungan terhadap zona dibawahnya yang meliputi zona resapan air; 2) zona perlindungan setempat yang meliputi: sempadan sungai, dan zona sekitar mata air; 3) zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan pemakaman; 4) zona suaka alam dan cagar budaya; 5) zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan tanah longsor, kekeringan, dan gempa bumi; dan 6) zona lindung lainnya. b. Zona budidaya yang meliputi: 1) Zona perumahan, yang dapat dirinci ke dalam perumahan dengan kepadatan tinggi (R2), sedang (R3), dan rendah (R4); zona perumahan juga dapat dirinci berdasarkan kekhususan jenis perumahan, seperti perumahan tradisional, rumah sederhana/sangat sederhana, rumah sosial, dan rumah singgah;

Transcript of Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang...

Page 1: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 1

Rencana Pola Ruang

Rencana pola ruang berisi rencana distribusi subzona peruntukan yang antara lain

meliputi zona lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya,

zona perlindungan setempat, dan zona budidaya seperti zona perumahan, perdagangan

dan jasa, perkantoran, industri, dan RTH, ke dalam blok-blok. Konsep rencana pola ruang

dirumuskan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dalam BWP

dan perkiraan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan

pelestarian fungsi lingkungan. Konsep rencana pola ruang dirumuskan dengan kriteria:

a) Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW;

b) Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang berbatasan;

c) Memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP; termasuk dampak

perubahan iklim; dan

d) Menyediakan RTH untuk menampung kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi

masyarakat.

Konsep rencana pola ruang RDTR BWP Sedayu terdiri atas:

a. Zona lindung yang meliputi:

1) zona yang memberikan perlindungan terhadap zona dibawahnya yang meliputi

zona resapan air;

2) zona perlindungan setempat yang meliputi: sempadan sungai, dan zona sekitar

mata air;

3) zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW, taman kota dan

pemakaman;

4) zona suaka alam dan cagar budaya;

5) zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan tanah longsor,

kekeringan, dan gempa bumi; dan

6) zona lindung lainnya.

b. Zona budidaya yang meliputi:

1) Zona perumahan, yang dapat dirinci ke dalam perumahan dengan kepadatan

tinggi (R2), sedang (R3), dan rendah (R4); zona perumahan juga dapat dirinci

berdasarkan kekhususan jenis perumahan, seperti perumahan tradisional, rumah

sederhana/sangat sederhana, rumah sosial, dan rumah singgah;

Page 2: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 2

2) Zona perdagangan dan jasa, yang meliputi perdagangan jasa deret dan

perdagangan jasa tunggal (bila diperlukan dapat dirinci lebih lanjut ke dalam lokasi

PKL, pasar tradisional, pasar modern, pusat perbelanjaan, dan sebagainya);

3) Zona perkantoran, yang meliputi perkantoran pemerintah dan perkantoran swasta;

4) Zona sarana pelayanan umum, yang antara lain meliputi: sarana pelayanan umum

pendidikan, sarana pelayanan umum transportasi, sarana pelayanan umum

kesehatan, sarana pelayanan umum olah raga, sarana pelayanan umum sosial

budaya, dan sarana pelayanan umum peribadatan;

5) Zona industri, yang meliputi industri kecil,dan aneka industri;

6) Zona lainnya, yang tidak selalu berada di kawasan perkotaan yang antara lain

meliputi zona pertanian, peternakan/perikanan.

Tabel 4.1. Klasifikasi Rencana Pola Ruang BWP Sedayu

No. Kawasan Zona Kode Sub Zona Kode

1. Kawasan Lindung

Sempadan PS Sempadan Sungai PS-1

Sempadan Rel Kereta Api PS-6

Ruang Terbuka Hijau

RTH Taman Kelurahan/Desa RTH-3

Taman Kecamatan RTH-4

Pemakaman RTH-15

2. Kawasan Budidaya

Perumahan R Perumahan Kepadatan Tinggi R2

Perumahan Kepadatan Sedang R3

Perumahan Kepadatan Rendah R4

Perdagangan dan Jasa

K Perdagangan dan Jasa Tunggal K-1

Perdagangan dan Jasa Deret K-3

Perakntoran KT Perkantoran Pemerintah KT-1

Perkantoran Swasta KT-2

Sarana Pelayanan Umum

SPU Sarana Pendidikan SPU-1

Sarana Transportasi SPU-2

Sarana Kesehatan SPU-3

Sarana Peribadatan SPU-6

Industri I Industri Kecil-Menengah I-3

Aneka Industri I-4

Peruntukan Lainnya

PL Pertanian Tanaman Pangan PL-1A

Pertanian Holtikultura PL-1B

Peternakan/Perikanan PL-1C

Peruntukan Khusus

KH Militer/Kepolisian KH-1

Depo Migas Pertamina KH-5

Sumber: Analisis, 2014

4.1. Kawasan Lindung

Kawasan lindung yang ada di BWP Sedayu ada beragam jenis, yaitu: kawasan

sempadan sungai, sempadan infrastruktur, dan sempadan mata air. Peningkatan

pengetahuan untuk perencanaan makro wilayah beserta sosialisasi hukum khususnya

mengenai kawasan lindung harus terus digemakan karena kebanyakan persoalan

lingkungan hidup justru berawal dari ketidak mengertian masyarakat. Sanksi dari setiap

pelanggaran terhadap perusakan, penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan

Page 3: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 3

seolah-olah tidak cukup berarti untuk mendidik masyarakat. Rekayasa sosial dibutuhkan

agar setiap orang dan sejak kecil diberikan etika untuk menghormati aspek-aspek

lingkungan hidup.

4.1.1. Sempadan Sungai

Zona sempadan sungai adalah daerah di sepanjang aliran sungai. Sungai

merupakan bentukan topografi yang fungsinya adalah sebagai penerima, penampung dan

mengalirkan air dari wilayah hulu hingga ke hilir. Sempadan sungai di BWP Sedayu perlu

dilestarikan dengan garis sempadan sungai. Lokasi-lokasi daerah sempadan sungai di

BWP Sedayu antara lain sepanjang aliran Sungai Progo dan Sungai Konteng. Sungai

Progo yang melalui tepian Dusun Tapen, Klangon, Kalijoho di Desa Argosari, dan Dusun

Cawan, Bakal, Demangan Sungapan di Desa Argodadi. Sungai Konteng melalui Dusun

Gubug, Jaten, Jurug, Gayam, Kelakan, Semampir, Sundi Kidul, Senowo, Sumberan, Selo

Gedong, Sungapan, Desa Argorejo dan Argodadi.

Garis sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul; Garis sempadan sungai

tidak bertanggul yang mempunyai kedalaman <3 m, garis sempadan ditetapkan

sekurang-kurangnya 10 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan. Sungai yang

mempunyai kedalaman lebih dari 3 m - 20 m, garis sempadan ditetapkan sekurang-

kurangnya 15 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; Sungai yang mempunyai

kedalaman > 20 m, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 m dihitung dari

tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Mengacu pada Peraturan Bupati Bantul No. 35 Tahun 2011 tentang Garis

Sempadan, maka penetapan sempadan di BWP Sedayu adalah:

1. Untuk Sungai Progo ditetapkan garis sempadan sungai sebesar 100 m dari tepi

sungai.

2. Sungai Timoho, Krusuk dan Konteng ditetapkan sempadan sungainya 50 m dari tepi

sungai.

Muka air maksimum Garis longsoran

Muka air normal

Tepi sungai

Sempadan sungai 100m

Page 4: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 4

Arahan pengelolaan kawasan sempadan sungai di BWP Sedayu sebagai berikut:

a. Tidak memberikan izin pendirian bangunan (IMB) pada kawasan sempadan sungai

yang belum terbangun.

b. Pada kawasan sempadan sungai yang belum terbangun, masih diperbolehkan

kegiatan pertanian dengan jenis tanaman yang diijinkan.

c. Kegiatan lain yang tidak memanfaatkan lahan secara luas seperti pemasangan papan

reklame/pengumuman, pemasangan pondasi dan rentangan kabel listrik, pondasi

jembatan, dan sejenisnya masih bisa diperbolehkan.

d. Kegiatan atau bentuk bangunan yang secara sengaja dan jelas menghambat arah dan

intensitas aliran air sama sekali tidak diperbolehkan.

e. Kegiatan lain yang memperkuat fungsi perlindungan kawasan sempadan sungai tetap

boleh dilaksanakan tapi dengan pengendalian agar tidak mengubah fungsi di masa

mendatang.

Pentingnya perlindungan mata air minimal 200 meter mengelilingi tepian mata air

merupakan pengetahuan tentang perencanaan makro sebuah wilayah yang belum

menjadi kebutuhan sehingga banyak rumah yang dibangun justru mendekati sumber

mata air. Banyak mata air yang berada di tanah penduduk yang dapat diprediksikan

pekarangan itu akan semakin mengecil karena pola bagi waris, akibatnya tidak akan lama

lagi setiap mata air akan dikelilingi dengan perumahan.

Beberapa mata air yang ada di BWP Sedayu perlu segera dilestarikan dengan

penanaman pohon pelestari air seperti Gayam, Aren dan Ficus Sp. Lahan sekitar tepi

mata air berbentang 200 m harus bebas dari bangunan dan dipadati dengan pepohonan

pelestari air. Mata air yang perlu dilindungi adalah: Tuk Krantil, Tuk Sumurgede, Tuk

Gayam, Tuk Tirtomulyo, Tuk Porong, Tuk Murtelu, Tuk Gunungpolo.

4.1.2. Sempadan Rel Kereta Api

Zona sempadan rel kereta api adalah kawasan yang berada sepanjang garis rel

kereta api yang dibatasi oleh sempadan rel kereta api luar berupa pengamanan rel kereta

api, yang dalam hal ini dikelola oleh Perumka. Beberapa wilayah di BWP Sedayu

khususnya di bagian utara yang dilintasi oleh jalan rel kereta api lintas selatan Pulau Jawa

antara lain di Dusun Tapen, Botokan, Jaten, Jurug dan Sedayu di Desa Argosari dan

Dusun Panggang, Watu, Samben dan Sengonkarang di Desa Argomulyo. Kawasan

sempadan rel kereta api di BWP Sedayu dibatasi oleh batas luar ruang milik jalan rel

kereta (RUMIJA) yaitu sesuai dengan sumbu rel kereta api; ruang manfaat jalan rel kereta

api (RUMAJA); dan ruang pengawasan jalan rel kereta api (RUWASJA). Sempadan rel

kereta api merupakan daerah yang bebas bangunan dan tidak boleh dilanggar demi

keselamatan para pengguna kereta api ataupun para penghuni bangunan permukiman

Page 5: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 5

tersebut. Beberapa bentuk aturan untuk pengelolaan sempadan jalan rel kereta api,

antara lain:

o Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat

apabila jalan rel kereta api itu lurus;

o Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari kaki

tanggul;

o Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian, diukur dari

puncak galian tanah atau atas serongan;

o Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari as

jalan rel kereta api;

o Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 m diukur dari

lengkung dalam sampai as jalan.

Dalam peralihan jalan lurus ke jalan lengkung diluar as jalan harus ada jalur tanah yang

bebas, yang secara berangsur–angsur melebar dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari

23 m. Pelebaran tersebut dimulai dalam jarak 20 m di muka lengkungan untuk selanjutnya

menyempit lagi sampai jarak > 11 m;

o Garis sempadan jalan rel kereta api tidak berlaku apabila jalan rel kereta api terletak

di tanah galian yang dalamnya 3,5 m;

o Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan jalan

raya adalah 30 m dari as jalan rel kereta api pada titik perpotongan as jalan rel

kereta api dengan as jalan raya dan secara berangsur–angsur menuju pada jarak

lebih dari 11 m dari as jalan rel kereta api pada titik 600 m dari titik perpotongan as

jalan kereta api dengan as jalan raya.

Tabel 4.2. Zona Perlindungan Setempat (PS) di BWP Sedayu (Ha)

Zona PS

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

PS-1 37,47 37,36 9,17 18,08 30,52 40,91 44,53 69,80 37,47 4,28 - 329,62

Sumber: Rencana, 2014

4.1.3. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang

Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan, tipologi RTH kota adalah RTH

Publik dan RTH Privat, dimana RTH Publik pengelolaannnya menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah, dan RTH Privat pengelolaannya oleh masyarakat. Dalam peraturan

tersebut terdapat ketentuan kawasan ruang terbuka hijau perkotaan paling sedikit 30%

(tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan yang terdiri dari Ruang Terbuka Hijau

publik 20% (dua puluh persen) dan Ruang Terbuka Hijau privat 10% (sepuluh persen).

Page 6: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 6

1) Fasilitas berupa ruang terbuka hijau telah ditentukan paling rendah 30% (tiga puluh

persen) dari luas kawasan perkotaan, meliputi 20% (dua puluh persen) ruang terbuka

hijau publik dan 10% (sepuluh persen) ruang terbuka hijau privat. Untuk itu perlu

ditentukan RTH pada pekarangan rumah, halaman kantor, taman RT, taman RW,

taman kelurahan, taman kecamatan, hutan kota, jalur hijau, sempadan sungai dan

pemakaman.

2) Lahan berupa Pekarangan rumah, dengan memanfaatkan prosentasi lahan yang

tidak terbangun atau luas RTH minimum yang diharuskan adalah luas lahan dikurangi

luas dasar bangunan sesuai peraturan daerah setempat. Secara teoritis tiap anggota

keluarga dapat diimbangi dengan dua pohon dewasa, maka jumlah pohon pelindung

yang harus disediakan 1-3 pohon pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta

penutup tanah dan atau rumput, tergantung besar kecilnya rumah/pekarangan.

3) Halaman Perkantoran, Pertokoan dan Tempat Usaha ditetapkan mempunyai KDB

70%-90% sehingga diperlukan penambahkan tanaman dalam pot; Perkantoran,

pertokoan dan tempat usaha dengan KDB diatas 70%, memiliki minimal 2 (dua)

pohon kecil atau sedang yang ditanam pada lahan atau pada pot berdiameter diatas

60 cm; Persyaratan penanaman pohon pada perkantoran, pertokoan dan tempat

usaha dengan KDB dibawah 70%, berlaku seperti persyaratan pada RTH

pekarangan rumah, dan ditanam pada area diluar KDB yang telah ditentukan.

4) RTH Taman RT, sesuai dengan SNI ditetapkan dengan luas minimal 1 m2 per

penduduk, atau mempunyai luas minimal 250 m2. Lokasi berada pada radius kurang

dari 300 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayani GSB minimal 10 meter.Luas

area yang ditanami (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman. Selain

ditanami dengan berbagai tanaman, juga terdapat minimal 3 (tiga) pohon pelindung

dari jenis pohon kecil atau sedang.

5) RTH Taman RW, luas taman minimal 0,5 m2 per penduduk RW, dengan luas minimal

1.250 m2. Lokasi taman berada pada radius < 1000 m dari rumah-rumah penduduk

yang dilayaninya. Luas area yang ditanami (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80%

dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat

melakukan berbagai aktivitas. Selain ditanami berbagai tanaman sesuai keperluan,

juga terdapat minimal 10 (sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau

sedang.

6) RTH Taman Kelurahan ditetapkan mempunyai luas minimal 0,30 m2 per penduduk

kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m2. Lokasi taman berada pada wilayah

kelurahan yang bersangkutan. Luas area yang ditanami (ruang hijau) minimal seluas

80% - 90% dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai

tempat melakukan berbagai aktivitas. Selain ditanami berbagai tanaman sesuai

keperluan, juga terdapat minimal 25 (dua puluh lima) pohon pelindung dari jenis

Page 7: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 7

pohon kecil atau sedang untuk jenis taman aktif dan minimal 50 (lima puluh) pohon

pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

7) RTH Taman Kecamatan dengan luas taman ini minimal 0,2 m2 per penduduk

kecamatan, dengan luas taman minimal 24.000 m2. Lokasi berada pada wilayah

kecamatan yang bersangkutan. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau)

minimal seluas 80% - 90% dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang

diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas. Selain ditanami berbagai

tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 50 (limapuluh) pohon pelindung

dari jenis pohon kecil atau sedang untuk taman aktif dan minimal 100 (seratus) pohon

tahunan dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

8) RTH Taman Kota dengan luas taman minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan

luas taman minimal 144.000 m2. Dapat berbentuk lapangan hijau yang dilengkapi

fasilitas rekreasi dan oleh raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% -

90%. RTH Hutan Kota mempunyai Luas areal yang ditanaman 90-100% dari luas

total hutan kota. Bentuk dapat bergerombol/menumpuk, menyebar, atau bentuk jalur.

9) Ruang Terbuka Hijau untuk Jalur Hijau Jalan, penempatan tanaman antara 20–30%

dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan klas jalan.

10) RTH Fungsi Tertentu seperti RTH Sempadan Rel Kereta Api.

11) RTH pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70% dari total

area pemakaman.

Tabel 4.3. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) di BWP Sedayu (Ha)

Zona RTH

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

RTH-3 - 0,19 - - - - 0,55 2,08 - - - 2,81

RTH-4 32,38 15,97 6,56 14,83 11,51 8,82 4,37 18,54 13,14 8,83 0,07 135,03

RTH-15 0,60 2,22 0,84 1,23 0,65 0,89 0,88 1,20 1,42 0,70 0,34 10,98

Sumber: Rencana, 2014

4.1.4. Cagar Budaya

Cagar budaya yang ada di BWP Sedayu dapat ditetapkan dari peninggalan

bangunan yang mempunyai nilai histori, berumur lebih dari 50 tahun, mewakili arsitektur

yang unik, atau mewakili kejamakan dari arsitektur tradisional yang masih ada. Rumah

Cagar Budaya yang telah ditetapkan dalam perkembangannya dapat mengalami

perubahan baik perubahan fungsi dari rumah tinggal menjadi kantor, museum, gudang

dan lain sebagainya, berubah menjadi fasilitas publik maupun komersial. Perubahan ini

berdampak kepada perubahan spasial (peruangan) dan perubahan elemen fisiknya.

Selain itu perubahan terjadi pula pada susunan ruang dengan penyekatan-penyekatan,

perubahan Tipologi Bangunan dan Fungsi bangunan, fungsi jalan, dan fungsi pelataran.

Arahan untuk pengendalian fungsi cagar budaya di BWP Sedayu, antara lain:

Page 8: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 8

1) Penetapan peraturan terakait konservasi cagar budaya

2) Pengendalian cagar budaya terhadap dampak bencana

3) Pengelolaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala

4) Pengendalian terhadap kegiatan diluar fungsi utama yang lebih menjanjikan

secara ekonomi dan sebagai kawasan sebagai tempat tujuan wisata.

Perubahan ini cenderung memutuskan kearifan budaya lokal/Jawa dan meningkatnya

luas bangunan atau koefisien dasar bangunan. Oleh karena itu dibutuhkan pedoman agar

perubahan tersebut masih menjaga kontinuitas visual atau kontinuitas budaya material.

4.1.5. Kawasan Rawan Bencana

BWP Sedayu seperti wilayah lain di Kabupaten Bantul juga mempunyai potensi

terjadinya bencana. Ancaman bencana tersebut adalah:

1) Adanya rawan longsor di pinggiran Sungai Progo dan Koteng yang disebabkan karena

adanya pengikisan tanah oleh sungai, daerah yang terkena pengikisan ini adalah

Dusun Demangan.

2) Rawan terhadap bencana gempa bumi, daerah yang mengalami bencana gempa

paling parah di BWP Sedayu tahun 2006 adalah Dusun Sungapan dan Dusun Senowo

(dalam jalur sesar Opak dan Progo).

3) Adanya alih fungsi lahan pada daerah pertanian yang produktif menjadi lahan

terbangun. Ini dikarenakan lahan pertanian kering, tidak teraliri oleh saluran irigasi

sehingga dimanfaatkan sebagi lahan terbangun. Peralihan ini dapat mengakibatkan

pencemaran air maupun tanah.

4) Kawasan rawan kekeringan di Kabupaten Bantul terdapat di sebagian BWP Sedayu.

Strategi memantapkan dan upaya menyelamatkan manusia serta kegiatan

hidupnya terutama pada kawasan rawan bencana meliputi:

a) mengendalikan pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis dan

ancaman bencana;

b) memanfaatkan kawasan rawan bencana yang terlarang untuk dibangun sebagai ruang

terbuka hijau; dan

c) merencanakan pola ruang yang mewadahi prinsip-prinsip mitigasi bencana, antara lain

berupa penentuan lokasi dan jalur evakuasi bencana dari permukiman penduduk.

4.2. Kawasan Budidaya

4.2.1. Perumahan

Zona perumahan yang lokasi menyebar di 3 sub bagian wilayah BWP Sedayu dapat

dibedakan antara perumahan baru yang dihuni masyarakat pendatang dan pada umumnya

bekerja di KPY Yogyakarta, sehingga pendatang dapat pula sebagai komuter antara

Sedayu – Yogyakarta. Yang kedua, tipe perumahan yang dihuni oleh masyarakat setempat

Page 9: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 9

yang bentuk rumahnya telah mengikuti kecenderungan rumah-rumah kota, dan yang ketiga

adalah perumahan tradisional yang dihuni masyarakat setempat tetapi bentuk rumahnya

tetap masih mempertahankan rumah tradisional Jawa.

Lokasi perumahan yang berada di wilayah administrasi BWP Sedayu harus sesuai

dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) atau dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah,

dengan kriteria sebagai berikut:

a. kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan

merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan pertanian, hutan produksi,

daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area bandara, daerah

dibawah jaringan listrik tegangan tinggi;

b. kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan

daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran air

permukaan dan air tanah dalam. Pengenalan program STBM (Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat) dapat mereduksi terjadinya penyakit akibat lingkungan yang kotor;

c. kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian (aksesibilitas),

kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung),

kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia);

d. kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan

penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada,

misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh sungai/kali dan sebagainya;

e. kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan

fisik/pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan

keterpaduan prasarana;

f. kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak pencapaian

ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan terhadap

penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan; dan

g. kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan

dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual

terhadap lingkungan tradisional/lokal setempat.

Penataan kawasan budidaya perumahan dapat dikendalikan dengan pengaturan

fungsi dan perpetakan pekarangan. Semakin kecil sebuah pekarangan maka akan

semakin tinggi pemilik tanah melanggar peraturan tentang kawasan tersebut. Perpetakan

bangunan dimaksudkan untuk menjaga agar batas pekarangan lebih jelas, sehingga

pengaturan pembangunan dapat dilaksanakan dengan mudah. Perpetakan juga

membantu pemiliknya untuk menjaga kebersihan dan memperjelas teritorinya. Rencana

perpetakan bangunan dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk

Page 10: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 10

kawasan BWP Sedayu dan efesiensi pemanfaatan ruang. Rencana perpetakan hanya

diberlakukan terhadap terjadinya fragmentasi/pemecahan tanah, baik karena di jual

maupun karena pewarisan. Klasifikasi perpetakan diatur sebagai berikut:

klasifikasi I (> 2500 m2);

klasifikasi II (1000 – 2500 m2);

klasifikasi III (600 – 1000 m2);

klasifikasi IV (250 – 600 m2); dan

klasifikasi V (100 – 250 m2).

Pengaturan secara umum permukiman di BWP Sedayu agar sesuai dengan kriteria

penataan ruang adalah sebagai berikut:

1) Kecukupan sarana prasarana umum yang dihitung dari jumlah penduduk, luas

wilayah dan penyebarannya. Fasilitas tersebut adalah:

a. Fasilitas pendidikan,

b. Fasilitas kesehatan,

c. Fasilitas perdagangan,

d. Fasilitas kesehatan,

e. Fasilitas peribadatan,

f. Fasilitas sosial berupa gedung serba guna.

2) Bagi perumahan baru tetap mempertimbangkan perumahan berimbang (1:2:3)

agar supaya tipe mewah, menengah dan sederhana sesuai dengan arahan agar

terciptanya kerukunan berbagai lapisan penghasilan penghuninya.

3) Tersedianya Ruang Terbuka Hijau sebanyak 30% dari luas perumahan atau

permukiman. Ruang terbuka Hijau ini termasuk dengan tersedianya makan seluas

minimal 0,01% dari luas perumahan.

4) Memperhatikan selubung bangunan yang terdiri dari:

a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB). Klasifikasi arahan kepadatan bangunan

di kawasan BWP Sedayu diatur sebagai berikut:

koefisien dasar bangunan (KDB) tinggi (60-80%) untuk klas lahan I,

koefisien dasar bangunan (KDB) menengah (40-60%) untuk klas

lahan II,

koefisien dasar bangunan (KDB) rendah (20-40%)untuk klas lahan III,

koefisien dasar bangunan (KDB) sangat rendah (10-20%) untuk klas

lahan I dan II.

b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB). penetapan ketinggian bangunan di BWP

Sedayu adalah:

KLB ditetapkan tidak lebih dari bangunan 4 lantai (walk up

apartment). Apabila bangunan lebih dari 4 lantai maka harus

menyediakan pengurangan resiko kebakaran secara mandiri.

Page 11: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 11

KLB pada jalur jalan arteri ditetapkan bangunan satu sampai dengan

4 lantai dengan memperhatikan bentuk nuansa arsitektur Jawa.

KLB pada kawasan di sekitar situs budaya ataupun monumen yang

berjarak 60 meter dari bangunan pagar maka arahan KLB adalah

KLB rendah, dengan batas ketinggian bangunan maksimal 12 meter.

KLB sekitar lahan pertanian, akan didorong pengembangannya agar

bangunan bertingkat sehingga mengurangi pembangunan yang

mempersempit area pertanian.maka arahan KLB pada kawasan ini

sedang. Adapun batas ketinggian bangunan maksimal 15 meter.

Klasifikasi ketinggian bangunan maksimum di Kawasan BWP Sedayu

diatur sebagai berikut:

ketinggian bangunan sangat rendah dengan tidak bertingkat

dan bertingkat maksimum dua lantai (KLB maksimum = 2 x

KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 7 (tujuh)

meter dari lantai dasar; dan

ketinggian bangunan rendah dengan bangunan bertingkat

maksimum 4 lantai (KLB maksimum = 3 x KDB) dengan

tinggi puncak bangunan maksimum 15 (lima belas) meter

dan minimum 10, 5 (sepuluh koma lima) meter dari lantai

dasar.

c. Koefisien Dasar Hijau (KDH). Koefisien dasar hijau adalah lahan dalam

pekarangan yang tidak terbangun. Prosentasenya merupakan kebalikan

dari KDB (Koefisien Dasar Bangunan). Apabila KDB ditetapkan 30% maka

KDH menjadi 70%.

d. Koefisien Tapak Basement (KTB). Pembuatan basement di dasar

bangunan seringkali untuk fungsi parkir, ruang servis dan kolam renang.

Besarnya basement dalam suatu bangunan dipertimbangkan untuk tidak

melebihi luasan lantai dasar bangunannya, hal ini dipertimbangkan agar

terdapat lahan untuk meresapkan air ke dalam tanah. Persyaratan lainnya

harus ada ventilasi yang sempurna untuk menghilangkan emisi kendaraan

ataupun gas CO, ataupun CO2 yang berasal dari generator set.

Pembuatan void atau mekanisme elektronik atau manual juga dapat dipilih

untuk mengeluarkan emisi kendaraan yang sering menggenang di ruang

basement. Jadi Koefisien Tapak Basement dapat ditetapkan 1 artinya

luasan basement sama dengan luasan lantai dasar bangunan.

e. GSB dan Jarak Bebas Bangunan. Rencana garis sempadan mencakup :

Sempadan muka bangunan, di ukur dari as jalan pada sisi yang

bersangkutan; Sempadan muka bangunan pada masing-masing ruas

Page 12: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 12

jalan disesuaikan dengan ruang pengawasan jalan yang diukur dari as

jalan, diatur sebagai berikut:

untuk jalan arteri primer tidak kurang dari 20 (dua puluh) meter;

untuk jalan arteri sekunder tidak kurang dari 20 (dua puluh) meter;

untuk jalan kolektor primer tidak kurang dari 15 (lima belas) meter;

untuk jalan lokal primer tidak kurang dari 10 (sepuluh) meter; dan

untuk jembatan tidak kurang dari 100 (seratus) meter ke arah hulu

dan hilir.

Sempadan samping dan belakang bangunan, diukur dari batas persil

sisi yang bersangkutan. Sempadan samping dan belakang bangunan

yang berbatasan dengan persil tetangga ditetapkan sebagai berikut:

untuk bangunan deret sampai dengan ketinggian 3 (tiga) lantai

dapat berimpit;

untuk bangunan tunggal tidak bertingkat dapat berimpit atau bila

berjarak minimal adalah 1,5 (satu setengah) meter.

Sempadan sungai. Sempadan sungai/RTH diatur sebagai berikut:

garis sempadan sungai/RTH bertanggul di luar kawasan

perkotaan, ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di

sebelah luar sepanjang kaki tanggul; dan

garis sempadan sungai/RTH bertanggul di dalam kawasan

perkotaan, ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di

sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Secara khusus, zona perumahan di BWP Sedayu ditetapkan berdasarkan

karakteristik eksisting kawasan, ketersedian fasilitas pendukung permukiman dan

pengurangan resiko bencana. Pengaturan perumahan secara khusus adalah:

1. Perumahan dengan kepadatan tinggi (100-1000 rumah/ha) ditempatkan di daerah

yang mempunyai bangkitan cukup besar, seperti: zona perdagangan dan jasa,

zona industri, zona campuran.

2. Perumahan kepadatan sedang (40-100 rumah/ha) ditetapkan di zona permukiman

yang telah ada sebelumnya dan berada di daerah pertanian atau di perbukitan.

3. Perumahan dengan kepadatan rendah (10-40 rumah/ha) ditetapkan di daerah

yang berdekatan dengan daerah rawan bencana termasuk jarak yang aman untuk

Depo Pertamina Rewulu.

4. Perumahan atau bangunan di zona perdagangan dan jasa atau terletak di jalan

arteri harus mempertimbangkan selubung bangunan sebagai berikut:

a. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DIY No. 40 tahun 2014, setiap

bangunan memberikan nuansa tradisional Jawa, dengan pengaturan

selubung bangunan maka parkir area, penanaman pohon perindang, iklan dan

Page 13: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 13

kabel listrik/telekomunikasi dapat ditata lebih baik. Pengaturan selubung

bangunan dipertimbangkan:

Dengan menarik sudut 45 derajat dari as jalan maka dapat diperkirakan

ketinggian bangunan yang langsung berhadapan dengan jalan raya.

Pengaturan jarak kiri dan kanan bangunan dipertimbangkan kemudahan

aksessibilitas kendaraan untuk masuk ke pekarangan dibelakang

bangunan. Selain itu dipertimbangkan kemudahan kendaraan pemadam

kebakaran menjangkau perumahan lapis kedua atau lapis ketiga dari jalan

raya.

b. Tampilan bangunan ditetapkan sebagai berikut:

Penggunaan material pelingkupbangunan harus mengekspresikan bahan

logam, batu, bata, kayu, bambu dan sebagainya secara jujur.

Penggunaan material eksterior berupa material pasangan bata dapat

diekspos maupun diplester. Penggunaan cat yang diijinkan terbatas pada

warna-warna netral dan tidak dominan yaitu putih, dan tidak diperbolehkan

menggunakan warna-warna mencolok-mendominasi pada tampilan fasad

bangunannya. Penggunaan material modern seperti besi, kaca, baja,

stainless steel, alumunium composit dan sejenisnya total tidak melebihi

25% dari fasad bangunannya.

Penggunaan secara jujur bahan bangunan bahan logam, batu, bata, kayu,

bambu dan sebagainya, dapat digunakan untuk material penutup jalan dan

tanah (ground cover) pada ruang terbuka publik maupun privat

(pekarangan rumah) untuk memperkuat karakter kawasan;

Arahan material untuk jalur pedestrian, perkerasan pekarangan adalah

menggunakan paving block yang dikombinasikan dengan biopori. Selain

conblok, grassblok juga dapat dikombinasi dengan batu alam seperti batu

kali atau batu andesit untuk memperkuat karakter kawasan;

Apabila menggunakan pagar, material dan bentuk pagar harus

menyesuaikan dengan bentukan bangunan yang ada (tidak terasa asing)

dan tidak diperbolehkan menggunakan pagar yang terbuat dari material

modern seperti baja, besi tempa, stainlesssteel dan sejenisnya. Material

yang diperbolehkan adalah batu bata, batu alam dan kayu/bambu serta

tanaman hidup. Ketinggian pagar yang diijinkan maksimal 1,5 m dengan

garis sempadan pagar sebesar 4 m dari tepi batas ruang milik jalan.

Rumah baru mengacu pada surat keputusan Gubernur DIY mengacu pada

tampilan arsitektur tradisional Jawa. Bangunan bernuansa budaya daerah

diwujudkan dengan menerapkan:

Page 14: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 14

a) Adapun ragam hias yang umumnya menjadi ciri dari bangunan

bernuansakan daerah, yaitu:

o Ragam hias stilisasi unsur flora terdiri dari: lung-lungan, patran,

tlacapan, saton, wajikan, nanasan,kebenan, mlathen, waluhan,

padma, mayangkara

o Ragam hias stilisasi unsur fauna terdiri dari: kemamang, naga,

burung garuda, slira (biawak, ayam jago).

o Ragam hias stilisasi unsur alam terdiri dari: gunungan, mega

mendhung, banyu tumetes.

o Ragam hias stilisasi unsur keagamaan kepercayaan terdiri dari:

makutho, sorotan, praban, padama, putri mirong,

waluhan,candhen, mlathen.

o Ragam hias stilisasi unsur benda lain terdiri dari: kepetan,

panahan, truntum, bongkak.

b) Varian atap juga menjadi ciri khas dari bangunan bernuansa budaya,

seperti: atap tajug, atap joglo, atap limasan dan atap kampung serta

atap panggang pe. Atap ini selain menciri ciri khas juga kehadirannya

merupakan penanda bangunan yang didirikan di daerah tropis

lembab. Jadi tampilan dari bangunan akan terlihat “spacious and

shady” (meruang dan teduh). Secara rinci varian atap adalah:

o Varian atap Tajug: tajug pokok, lawakan, lambang teplok,

lawakan lambang gantung, semar tinandhu, semar sinongsong

(tajug soko tunggal)

o Varian atap Joglo: Joglo Jubungan, lawakan, sinom, trajumas,

semar tinandhu, lambang sari, lambang teplok, lambang

gantung, mangkurat, pengrawit, hageng.

o Varian atap Limasan terdiri dari: limasan jebengan, lawakan,

lawakan pengapit, sinom, trajumas, srotong, pacul gowang,

gajah ngombe, gajah njerum, gajah mungkur, klabang nyander,

cere gancet, semar tinandhu, gotong mayit, lambang sari,

lambang teplok lambang gantung, mangkurat, pengrawit.

o Varian atap Kampung terdiri dari: kampung Jompongan, pacul

gowang, srotong, dara gepak, klabang nyander, trajumas, gotong

mayit, gajah njerum, cere ganjet, lambang teplok, lambang teplok

semar tinandhu, semar pinondhong.

o Varian atap Panggang Pe terdiri dari: Panggang Pe Pokok,

gedhang selirang, empyak setangkep, trajumas, ceregancet,

barengan.

Page 15: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 15

Apabila rumah berkembang menjadi fungsi lain dan perlu menambahkan

reklame, informasi ataupun aktivitas lain selain, maka dibutuhkan aturan

agar reklame atau tempelan pada bangunan di Kawasan inti tidak dominan

dengan memperhatikan kaidah estetika dan etika. Misalnya pagar tidak

diperuntukan untuk menjemur pakaian dan makanan. Pot tanaman dan

sekitarnya tidak digunakan untuk toilet, bangunan lama tidak

dikembangkan dengan tempelan-tempelan yang tidak dikonsultasikan

terlebih dulu sehingga berkesan kumuh.

Tabel 4.4. Zona Perumahan di BWP Sedayu (Ha)

Zona R

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

R-2 98,35 - 20,22 55,77 56,74 16,39 74,53 - 31,70 35,66 - 389,37

R-3 32,96 55,63 1,17 40,92 8,26 45,87 121,61 155,31 125,46 21,29 15,79 624,27

R-4 23,88 19,61 32,37 0,72 1,12 51,66 - 41,09 18,21 122,26 63,09 374,01

Sumber: Rencana, 2014

4.2.2. Perdagangan dan Jasa

Zona perdagangan dan jasa di BWP Sedayu ditetapkan sepanjang jalur jalan

arteri. Dapat diprediksikan bahwa setiap rumah di sepanjang jalan ini akan berubah fungsi

menjadi toko, minimarket atau usaha jasa. Bangunan dapat berupa bangunan deret atau

tunggal. Karena lokasi ini berhimpit dengan jalur pipa gas maka pengawasan dan

pemantauan garis sempadan jalan harus rutin dilakukan. Berbeda dengan garis sempadan

lainnya, di sisi utara jalan arteri tidak boleh ditanam pepohonan, mendirikan bangunan dan

dilarang membakar di atas jalur pipa. Zona perdagangan dan jasa dapat dikatagorikan pula

sebagai area tempat berkumpulnya PKL, pasar tradisional, swalayan, super market dan

sebagainya; untuk itu pengaturan parkir off street harus dilakukan agar tidak terjadi

kemacetan lalu lintas. Struktur pelayanan perdagangan dan jasa terdiri atas:

Skala regional; berupa pusat-pusat perdagangan dan jasa,

Skala kecamatan; berupa pertokoan,

Skala lingkungan, berupa toko lingkungan.

Zona perdagangan dan jasa terletak di sepanjang jalan arteri masuk dalam

wilayah administrasi Desa Argosari, Argorejo dan Desa Argomulyo. Zona perdagangan

dan jasa juga membujur dari arah Selatan atau Pedes sampai dengan Puluhan di Utara.

Lokasi ini telah dimulai dengan banyaknya pertokoan dan usaha jasa. Beberapa pemicu

bangkitan zona perdagangan dan jasa karena fungsi jalan arteri, zona industri, zona

pendidikan dan pariwisata.

Page 16: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 16

Tabel 4.5. Zona Perdagangan dan Jasa di BWP Sedayu (Ha)

Zona K

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

K-1 - - - - - - - - 0,29 - - 0,29

K-3 50,00 46,75 18,25 21,58 20,89 22,05 39,22 45,57 14,22 6,55 19,19 304,29

Sumber: Rencana, 2014

4.2.3. Perkantoran

Zona perkantoran, yang meliputi perkantoran pemerintah dan perkantoran swasta;

Untuk perkantoran pemerintah telah tersedia kantor administrasi yang dilengkapi dengan

gedung serba guna. Zona perkantoran dapat pula muncul dari perubahan rumah tinggal

menjadi perkantoran swasta. Selain itu zona perkantoran swasta dapat dibangun pada

zona perdagangan dan jasa, dan dapat pula terintegrasi dengan zona pemanfaatan

industri. Setiap kantor harus melengkapi dengan tempat parkir karyawan di dalam

halaman, parkir diluar halaman (off site) hanya diperuntukkan bagi tamu atau hanya

digunakan untuk menaikan dan menurunkan tamu.

Tabel 4.6. Zona Perkantoran di BWP Sedayu (Ha)

Zona KT

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

KT-1 - 0,15 0,24 2,57 0,76 - 0,66 0,82 - - - 5,20

KT-2 - - - - 0,04 - - - - - - 0,04

Sumber: Rencana, 2014

4.2.4. Industri

Hakekaktnya keberadaan sebuah industri tidak boleh menghasilkan polutan,

merusak daya dukung lahan dan menurunkan kualitas lingkungan hidup. Kegiatan industri

di BWP Sedayu terselenggara di beberapa tempat, yaitu:

a) Zona peruntukan industri di jalan arteri bagian Barat.

b) Kawasan Peruntukan Industri Sedayu-Pajangan.

c) Zona industri mebel.

d) Zona industri sarung tangan.

e) Serta industri kecil yang diselenggarakan di perumahan penduduk.

Industri yang tersebut yang tidak terikat dalam Kawasan Peruntukan industri harus

melengkapi aktivitasnya dengan pengelolaan samapah dan limbahnya, sehingga tidak

menimbulkan polutan baik bahan pencemar tanah, air, maupun udara. Bagi industri yang

masuk dalam kawasan peruntukan industri, telah disediakan sarana pengelolaan sampah

dan limbahnya sehingga zero pullatan. Untuk kawasan peruntukkan industri juga perlu

dipertimbangkan zona industri 70% dari luas lahan, ruang terbuka hijau 10%, dan sarana

prasarana lainnya 10%, sarana perumahan, perkantoran dan perdagangan masuk dalam

10% luas lahan. Untuk industri rumah tangga pada hakekatnya limbah dan sampah yang

dihasilkan harus dikelola dengan benar.

Page 17: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 17

Tabel 4.7. Zona Industri di BWP Sedayu (Ha)

Zona I

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

I-3 - - - - 0,05 - - - - - - 0,05

I-4 0,44 1,12 - 2,22 - 2,84 - 2,06 0,01 2,06 223,16 233,93

Sumber: Rencana, 2014

4.2.5. Sarana Pelayanan Umum

1) Inland Port Yogyakarta

Sebagai salah satu sarana transportasi bagi kepentingan bongkar muat barang,

maka keberadaannya tidak menimbulkan gangguan lalu lintas. Ukuran jalan, peredam

kebisingan dan debu harus diperhatikan.

2) Fasilitas Kesehatan

Walaupun fasilitas kesehatan relatif tercukupi dengan adanya fasilitas kesehatan

di BWP Sedayu, dengan jumlah praktek dokter dan kedekatan dengan rumah sakit di

Yogyakarta, namun basis kesehatan sebagai tanggung jawab tiap individu perlu

dikembangkan. Dalam penjagaan kesehatan di masyarakat diperlukan penyelenggaraan:

a) Kegiatan Penyehatan Lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, sehingga tercapai derajat kesehatan

yang optimal.Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini agar masyarakat mampu

memenuhi kebutuhan sarana air bersih, jamban keluarga, sarana sanitasi secara

mandiri serta mampu memelihara dan mengembangkannya.Lokasi kegiatan ini

terutama diarahkan di rumah-rumah penduduk yang bermasalah dengan pola

penataan bangunan dan lingkungan sanitasinya.

b) Kegiatan Perbaikan Perumahan Permukiman. Tujuan utama program ini adalah untuk

meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman agar layak huni dan sesuai

dengan standard rumah sehat.Kegiatan fisik berupa pemugaran rumah dan prasarana

perumahan.Sedangkan kegiatan non fisiknya berupa penyuluhan pola hidup sehat

maupun tentang rumah dan lingkungan sehat.

Sarana kesehatan di BWP Sedayu menurut data Kecamatan Dalam Angka 2013

meliputi posyandu, puskesmas pembantu, puskesmas, dan apotek. Ketersediaan di

kawasan ini sudah cukup merata karena di masing-masing wilayah setidaknya telah

tersedia beberapa sarana didalamnya, namun belum ada balai pengobatan di BWP

Sedayu. Kebutuhan akan sarana kesehatan penting guna menunjang kebutuhan

penduduk akan hidup sehat, sehingga di BWP Sedayu perlu terdapat rumah sakit umum

minimal rumah sakit tipe D dengan fasilitas ruang inap pasien. Perhitungan kebutuhan

sarana kesehatan berdasar standar di atas, untuk sarana kesehatan di BWP Sedayu rata-

rata tidak membutuhkan penambahan karena jumlah sarana yang tersedia sudah

mencukupi untuk jumlah penduduk di akhir tahun.

Page 18: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 18

3) Fasilitas Olah Raga

Sarana dan prasarana Olah Raga sangat diperlukan bagi pengembangan minat

dan bakat masyarakat, terkait dengan penjagaan kesehatan raga dan jiwa. BWP Sedayu

belum optimal dalam menumbuh kembangkan aktivitas olah raga sebagai kebutuhan

manusia, karena masih berorientasi pada event/pementasan maupun hobi, belum menjadi

aktifitas kegiatan pembinaan yang rutin dilaksanakan.Meskipun demikian, sarana dan

prasarana baik jumlah dan variasinya cukup representatif, demikian pula fasilitas untuk

berolah raga warga di BWP Sedayu. Lapangan olah raga umumnya dipunyai tiap desa

yang juga digunakan untuk anak sekolah berolah raga, tempat tersebut juga digunakan

untuk beribadah pada saat hari besar keagamaan dan juga tempat pertunjukan keliling.

Dari sisi ketersediaan fasilitas untuk olah raga masyarakat, falisitas olah raga bulu

tangkis dan volley ketersediaannya cukup memadahi. Hal ini sangat wajar karena olah

raga jenis ini cukup diminati oleh masyarakat, serta tidak memerlukan area yang luas,

bahkan satu lapangan bisa digunakan untuk dua jenis olah raga ini sekaligus. Jenis kedua

adalah kelompok olah raga sepak bola, meski fasilitas untuk olah raga ini memerlukan

area yang cukup luas, namun minat masyarakat sangat tinggi.

4) Fasilitas Sosial Budaya

Strategi untuk pemeliharaan dan pelestarian budaya serta pencegahan dampak

negatif kegiatan manusia terhadapnya meliputi:

a) mengelola budaya dengan memadukan kepentingan pelestarian budaya masyarakat

Sedayu, cagar budaya peninggalan kerajaan, dan pariwisata budaya;

b) mengelola kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dengan mengembangkan

pariwisata rekreasi dan pendidikan;

Jenis kesenian yang berkembang di BWP Sedayu adalah seni suara, seni tari,

ketoprak, Jathilan dan karawitan. Jenis-jenis kesenian tersebut masih dikembangkan oleh

masyarakat, sehingga seni dan kebudayaan mendapatkan tempat cukup strategis untuk

dikembangkan di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Untuk mewujudkan

kesinambungan aktivitas budaya maka dibutuhkan fasilitas budaya yang memadai, pada

umumnya merupakan gedung serbaguna yang dipunyai tiap kantor desa.

5) Fasilitas Peribadatan

Mayoritas pendduk BWP Sedayu memeluk agama Islam, sehingga diperlukan

sarana peribadatan seperti Musholla dan Masjid. Berdasarkan hasil analisa kebutuhan

fasilitas peribadatan di BWP Sedayu khususnya untuk masjid masih dibutuhkan 2 buah di

akhir tahun perencanaan, sedangkan kebutuhan Musholla telah tercukupi.

Page 19: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 19

Tabel 4.8. Zona Sarana Pelayanan Umum di BWP Sedayu (Ha)

Zona SPU

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

SPU-1 1,94 1,84 1,70 0,95 12,60 0,81 0,78 1,29 0,27 0,32 0,07 22,58

SPU-2 - - - - - 9,81 - - - - - 9,81

SPU-3 0,03 0,02 0,20 - 0,03 0,07 0,38 0,12 0,21 0,33 0,06 1,44

SPU-6 0,38 0,11 0,12 0,07 0,49 0,14 0,65 0,39 0,96 0,76 0,08 4,15

Sumber: Rencana, 2014

4.2.6. Peruntukan Lainnya

Peruntukan lahan BWP Sedayu masih terdapat banyak pemanfaatan ruang yang

berupa kegiatan pertanian baik pertanian tanaman pangan, pertanian hortikultura,

perikanan serta peternakan. Kegiatan-kegiatan ini akan tergabung di dalam zona

peruntukkan lainnya dengan sub zona pertanian. Kegiatan pertanian ini masih

diperbolehkan selama bukan kegiatan yang mengganggu kebutuhan warga seperti

kegiatan peternakan mengeluarkan polusi udara. Selain itu, dengan adanya kebijakan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan maka sub zona pertanian perlu dipertahankan di

BWP Sedayu.

Tabel 4.9. Zona Peruntukan Lainnya di BWP Sedayu (Ha)

Zona PL

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

PL-1A 42,24 146,53 81,60 0,26 56,70 71,45 12,76 42,82 3,17 - 15,24 472,75

PL-1B 17,76 7,32 6,18 8,45 6,62 45,41 0,15 15,80 55,68 153,87 24,34 341,58

PL-1C - 0,17 - - - - 0,80 - - - 1,19 2,16

Sumber: Rencana, 2014

4.2.7. Zona Peruntukan Khusus

Zona Hankam dan Depo Pertamina Rewulu yang merupakan tempat penimbunan

BBM dan lokasi pendistribusian, dalam penataan ruang dibutuhkan zona penghijauan

sebagai zona penyangga. Terkait lokasinya dekat dengan jalan arteri, maka beberapa

lokasi telah digunakan sebagai permukiman dan ditetapkan sebagai perumahan

kepadatan rendah.

Tabel 4.10. Zona Peruntukan Khusus di BWP Sedayu (Ha)

Zona KH

Blok I Blok II Blok III Jumlah

I.1 I.2 I.3 I.4 I.5 II.1 II.2 II.3 III.1 III.2 III.3

KH-1 - - 0,01 - 0,03 - - - - - - 0,04

KH-5 - - 15,78 - - - - - - - - 15,78

Sumber: Rencana, 2014

Page 20: Rencana Pola Ruang - Kabupaten Bantul · PDF fileBuku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu ... dan gempa bumi; dan 6) ... mengalirkan air dari wilayah

Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayu | 4 - 20

Gambar 4.1. Rencana Pola Ruang BWP Sedayu