Rencana Penelitian Zaa

21
RENCANA PENELITIAN Judul proposal :Formulasi Stabil Gel Ekstrak Etanol kentang (Solanum tuberosum L) sebagai Penyembuh luka bakar Nama mahasiswa : Zakiyah Purnama Lestari Nomor Induk : F - 11076 Pembimbing : Drs. Rusli Sp.Frs,Apt BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang kerusakan pada kulit dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satu diantaranya adalah akibat terjadinya kontak antara kulit dengan panas yang berasal dari api dan matahari yang megakibatkan terjadinya luka bakar. Luka bakar adalah luka yang dapat mencakup jaringan dan kulit, yang bukan hanya disebabkan oleh panas, tetapi juga oleh zat 1

description

Rencana Penelitian D3

Transcript of Rencana Penelitian Zaa

Page 1: Rencana Penelitian Zaa

RENCANA PENELITIAN

Judul proposal :Formulasi Stabil Gel Ekstrak Etanol kentang

(Solanum tuberosum L) sebagai Penyembuh

luka bakar

Nama mahasiswa : Zakiyah Purnama Lestari

Nomor Induk : F - 11076

Pembimbing : Drs. Rusli Sp.Frs,Apt

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

kerusakan pada kulit dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah

satu diantaranya adalah akibat terjadinya kontak antara kulit dengan panas

yang berasal dari api dan matahari yang megakibatkan terjadinya luka

bakar. Luka bakar adalah luka yang dapat mencakup jaringan dan kulit,

yang bukan hanya disebabkan oleh panas, tetapi juga oleh zat – zat kimia,

arus listrik, dan radiasi sinar X. (tranggono Rl dan Menon,2007)

kerusakan yang diakibatkan oleh karena kulit terbakar bervariasi

berdasarkan kelainan yang bervariasi tersebut maka luka bakar dibagi

menjadi luka bakar derajat pertama,kedua, dan ketiga. Luka bakar derajat

pertama ,kerusakannya terbatas pada lapisan epidermis, derajat kedua

kerusakannya meliputi epidermis dan sebagian dermis berupa reaksi

inflamasi disertai proses eksudasi, sedangkan derajat ketiga meliputi

seluruh lapisan kulit hingga mencapai otot dan tulang.(Ethel S 1994)

1

Page 2: Rencana Penelitian Zaa

Bentuk sediaan farmasi yang sering digunakan sebagai penyembuh

luka bakar adalah gel. Gel merupakan sediaan semi padat yang terdiri dari

suspensi partikel anorganik kecil atau molekul organik besar yang terserap

dalam cairan, dapat berupa massa transparan (jernih) atau buram,

biasanya digunakan untuk pemakaian topical.(Ansel 1989)

Gel dapat diformulasi dari bahan kimia seperti norfloksazin dan

sulfadiazine. Selain itu gel juga dapat dibuat dari bahan alam. Salah satu

bahan alam yang dapat menyembuhkan luka – luka kecil dan luka bakar

adalah umbi kentang (Solanum tuberosum L). secara empiris masyarakat

menempelkan irisan umbi kentang pada luka atau nyeri yang dirasakan

selama 15 menit atau lebih.(anggraeni 2010)

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa

ekstrak kentang efektif menyembuhkan luka dengan konsentrasi 5%.

(rafika rahman 2012) akan tetapi peneliti ingin megetahui apakah dengan

konsentrasi diatas 5% formulasi gel dapat stabil dengan mengvariasikan

konsetrasi ekstrak kentang tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah formulasi yang stabil dari variasi konsentrasi ekstrak methanol

kentang sebagai luka bakar ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa konsetrasi

formulasi gel ekstrak methanol kentang yang stabil.

1

Page 3: Rencana Penelitian Zaa

D. Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan penelitian yang bermanfaat bagi dunia farmasi

khususnya di bidang tehnologi sediaan farmasi.

b. Sebagai syarat dalam penyelesaian tugas akhir pada DIII Akademi

Farmasi Sandi Karsa Makassar.

1

Page 4: Rencana Penelitian Zaa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. URAIAN TANAMAN

1. Kentang (solanum tuberosum L)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L. (Setiadi, F.Surya., 2000).

b. Morfologi Tumbuhan

Kentang mempunyai sifat menjalar, batangnya

berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50 - 120 cm,

dan tidak berkayu. Batang dan daun berwarna hijau kemerah-

merahan atau keungu - unguan. Bunganya berwarna kuning

keputihan atau ungu. Akar tanaman menjalar dan berukuran

sangat kecil bahkan sangat halus ( Setiadi, F.Surya., 2000).

c. Kandungan Kimia

Kandungan kimia dari kentang (Solanum tuberosum L.)

antara lain : karbohidrat 19 g, pati 15 g, serat pangan 2,2 g.

Lemak 0,1 g, protein 2 g, Air 75 g (Anonim, 2010).

d. Khasiat tanaman

Umbi kentang berkhasiat sebagai obat luka bakar, obat

kencing manis dan obat kurang darah.

1

Page 5: Rencana Penelitian Zaa

2. Ekstraksi simplisia

a. Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat

larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Simplisia yang disari, mengandung zat aktif yang dapat larut

dan zat yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat,

protein dan lain-lain.(Gunawan dan mulyani S 2004)

b. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering (extractum siccum),

kental (extractum spissum) atau cair (extractum fluidum)

dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut

cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.

Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.

c. Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia

dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding

sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan

konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan

yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar.

Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan

konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.

1

Page 6: Rencana Penelitian Zaa

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang

mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari,

tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan

penyari, tidak mengandung benzoin, sitrak dan lain-

lain. Kelebihan dari metode maserasi adalah alat

dan cara yang digunakan sederhana dan dapat digunakan

untuk zat yang tahan dan tidak tahan pemanasan sedangkan

kelemahan dari metode maserasi adalah banyak pelarut

yang terpakai dan waktu yang dibutuhkan dalam proses

ekstraksi cukup lama. Metode maserasi dapat dilakukan

dengan beberapa modifikasi, diantaranya adalah modifikasi

maserasi melingkar,modifikasi maserasi digesti,

modifikasi maserasi melingkar bertingkat, modifikasi

remaserasi dan modifikasi maserasi dengan mesin

berpengaduk.

d. Cairan penyari

Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan

banyak faktor. Penyarian di Farmakope Indonesia

menetapkan bahwa sebagai cairan penyari adalah air,

etanol, etanol-air atau eter. Air memiliki keuntungan yakni

lebih murah dan mudah diperoleh, stabil, tidak mudah

menguap dan tidak mudah terbakar, tidak beracun dan

alamiah. Keburukannya adalah air merupakan tempat

1

Page 7: Rencana Penelitian Zaa

tumbuh bagi kuman, kapang dan khamir. Etanol

dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif.

Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke

atas, tidak beracun, netral, absorpsinya baik, etanol dapat

bercampur dengan air pada segala perbandingan, panas

yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit

3. GelGel didefenisikan sebagai suatu sistem setengah padat

terdiri dari suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel

anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan

saling diresapi cairan. Gel umumnya merupakan suatu sediaan

semi padat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat aktif.

Makromolekul pada sediaan gel disebarkan keseluruh cairan

sampai tidak terlihat ada batas diantaranya, disebut dengan gel

satu fase. Jika massa gel terdiri dari kelompok-kelompok partikel

kecil yang berbeda maka gel ini dikelompokkan dalam dua fase.

2 Karakteristik Gel (9)

Umumnya gel merupakan polisakarida alam yang cocok untuk mencegah

kontaminasi mikroba. Gabungan dengan pengawet yang cocok harus dapat

mencegah kontaminasi dan serangan mikroba. Selain itu, untuk pengunaan

topical,tidak boleh terlalu encer konsentrasi dari bahan pembentuk gel akan

menyebabkan gel sulit untuk dikeluarkan saat hendak di gunakan.

1. Mengembang

1

Page 8: Rencana Penelitian Zaa

Gel dapat mengembang, dapat menyerap air sehingga dapat menambah

volumenya.pelarut berpenetrasi kedalam matrix gel sehingga interaksi gel

dengan gel digantikan dengan interaksi antara gel dengan pelarut. Dengan

demikian gel dapat mengembang dengan proses pencampuran pelarut

dengan parameter daya larut yang dapat dibandingkan dengan bahan

pembentuk gel.

2. Sineresis

Kebanyakan system gel mengalami kontraksi dibagian atas. Cairan bagian

dalam, dikeluarkan dan berkumpul pada permukaan gel. Proses ini disebut

sebagai sinersis, tidak terbatas pada organik hidrogel, tetapi juga terdapat

pada organogel dan inorganik hodrogel. Tepatnya, sinersis menjadi lebih

jelas saat konsentrasi dari polimer menurun.

3. Struktur

Inorganik partikel dapat menjadi penghubung dari gel berdasarkan bentuk

struktur ”house of card”. Rantai panajng dari organik gel dapat

memperluas bentuk gel dalam pelarut yang baik, dapat mengencerkan gel

sebagai hasil dari ikatan hydrogen antara air dan kelompok hidroksil dari

gelling agent. Dalam pelarut yang sedikit, molekul gel akan lebih rapat,

dan lebih berinteraksi dengan pelarut.

4. Aliran

Larutan dari gelling agent dan disperse dari padatan terflokulasi adalah

bentuk aliran pseudoplastik, menunjukan aliran non-newtonian yang

1

Page 9: Rencana Penelitian Zaa

viskositasnya menurun dengan adanya peningkatan tekanan. Semi solid

gel tidak memperhatikan aliran pada tekanan rendah, bahkan semisolid

dapat menjadi mirip padatan. Pada tekanan yang kritis, ketika yield value

dilewati, bahan akan mengalir, maka termasuk kedalam aliran plastic.

1

Page 10: Rencana Penelitian Zaa

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah EXPERIMENTAL laboratorium.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni di Laboratorium farmasetika

akademi farmasi sandi karsa Makassar dan laboratorium PKP Universitas

Hasanuddin Makassar.

C. Penyiapan bahan dan alat penelitian

Peralatan yang dibutuhkan yaitu: Alat-alat gelas,

alat maserasi, climatic chamber (MMM CLIMACE®),

Freeze drying, homogenaizer (WiseStir®), jangka sorong (TRICLE

BRAND®), kain kasa steril dan plester, penangas air, pHmeter

(HANA®), rotavapor, seperangkat alat uji daya sebar, seperangkat alat

uji daya lekat, timbangan analitik (Mettler Toledo®), viscometer

(Brookfield®).

Bahan penelitian yang digunakan, meliputi bahan utama

Sampel kentang (solanum tuberosum L) yang digunakan diambil di pasar

daya makasssar, aquadest, carbomer 940, etanol 70%, metil paraben,

propilenglikol, trietanolamin.

1

Page 11: Rencana Penelitian Zaa

D. Penyiapan sampel

Sampel yang digunakan dibersihkan, dipotong – potong,

dikeringkan dengan jalan diangin –anginkan tidak kena matahari langsung

E. Ekstraksi sampel

Sampel diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%

selama 3-5 hari sambil sesekali diaduk. Kemudian disaring dan

dirotapavor sampai diperoleh ekstrak kental.

F. Formulasi Gel

Gel ekstrak kentang dibuat dengan variasi konsetrasi ekstrak

kentang 5% 10% 15%. Bahan – bahan yang diperlukan terdiri dari

karbopol, ekstrak kentang, trietanolamin, propilenglikol, dan metil

paraben.cara pembuatan gel yaitu carbopol di masukkan kedalam air

panas, biarkan selama beberapa menit hingga mengembang, lalu diaduk

hingga terbentuk massa gel dan ditambahkan metal paraben. Ekstrak

kentang dilarutkan dalam propilenglikol hingga larut sempurna, kemudian

dicampurkan kedalam basis gel dan di aduk hingga homogeny. Terakhir

ditambahkan trietanolamin lalu diaduk dengan pengaduk elektrik hingga

homogen.

G. Uji stabilitas

a. Uji organoleptik

Uji organoleptik dilakukan dengan mengamati terjadinya

perubahan warna,bau, dan homogenitas sediaan.

1

Page 12: Rencana Penelitian Zaa

b. Penentuan pH

pH gel diukur dengan menggunakan pH meter.

c. Uji visikositas

Visikositas gel diukur dengan menggunakan visikometer

Brookfield.

H. Pengumpulan data

Data dikumpulkan berupa hasil pengamatan uji kestabilan dari gel

dengan variasi konsetrasi ekstrak etanol kentang.

1

Page 13: Rencana Penelitian Zaa

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan. 2012. Mengungkap Tentang Luka Bakar &

Artristis Reumatoid. Yogyakarta: Nuh Medika.

Pujilestari, Rini. 2007. Efek Penyembuhan Luka Bakar Krim Ekstrak Etanolik Daun Nanas (Ananas Comosus Merr) Pada Kulit Punggung Kelinci Jantan Newzealand. Skripsi.

Surakarta: h t tp : / /e t d . e p r i n ts . u m s . a c.i d / 1 5 16 6 / 3 / ba b _1 . p d f (14 Mei 2012).

Voigt, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Ansel,H.C.1989. Pengatar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. UI Press. Jakarta.

Anonim. 1986. Sediaan Galenika. Jakarta: Depkes RI

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI

Tranggono RI dan Latifah F. buku pengangan ilmu pengetahuan kosmetik Jakarta : PT gramedia pustaka utama ; 2007

Ethel S. anatomi dan fisiologi. Jakarta : penerbit buku kedokteran; 1994

Gunawan D dan mulyani S.ilmu obat alam ( farmakognosi jilid I). Jakarta : penebar swadaya 2004

1

Page 14: Rencana Penelitian Zaa

10