RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan...

55
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENA MATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAAN KELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012 ALOKASI WAKTU : 2X45 MENIT PERTEMUAN : 1 (pertama) STANDAR KOMPETENSI 1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka KOMPETENSI DASAR 1.1 Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka INDIKATOR o Mendeskripsikan makna Pancasila Sebagai ideologi negara o Mengemukakan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara o Menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara o Mendeskripsikan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka TUJUAN PEMBELAJARAN o Siswa mampu mendeskripsikan makna Pancasila Sebagai ideologi negara o Siswa mampu mengemukakan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara MATERI PEMBELAJARAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, sedangkan logos berarti ilmu. Menurut istilah ideologi berarti ilmu pengertian pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham. Ideologi sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup (Kamus besar bhs Indonesia) Ideologi adalah sekumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan, cita-cita yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keagamaaan (Nur Wahyu Rochmadi, 3: 2007) “Kepribadian” merupakan sifat hakiki seseorang yang tercermin pada sikap dan perilakunya sehingga membedakan dirinya dengan orang lain. Rumusan itu menggambarkan identitas khas bagi individu, sedangkan konsep kepribadian bangsa diberi makna sebagai sebuah “komitmen bersama” anggota masyarakat dalam bentuk bangsa yang diangkat dari “realitas empirik” dan “akar kultur” mayarakat. Hal ini digambarkan pada pola hidup, nilai dan moral kehidupan yang dipandang baik dan dapat digunakan sebagai perwujudan jati diri bangsa dengan demikian “kepribadian bangsa” adalah sebuah “label psikologis” suatu bangsa yang tercermin dalam bentuk aktifitas dan pola tingkah lakunya dapat dikenali oleh orang atau bangsa lain. PERUMUSAN PANCASILA Bagi bangsa Indonesia “label psikologis” dalam bentuk “kepribadian nasional” telah disepakati sejak bangsa Indonesia memikirkan dasar-dasar yang digunakan jika Indonesia merdeka. Kesepakatan itu telah muncul melalui pembicaraaan “pendiri negara” (the faunding fathers) yang ditetapkan dalam wujud Pancasila yang merupakan nilai-nilai dasar sebagai gambaran kelakuan berpola bangsa Indonesia yang erat dengan jiwa, moral dan kepribadian bangsa. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indoensia keberadaannya lahir bersamaan dengan adanya Indonesia. Selain itu Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia artinya jiwa bangsa Indonesia mempunyai arti statis dan dinamis. Jiwa ini terwujud dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas yaitu Pancasila. METODE PEMBELAJARAN Civic Education Of SMAN 1 Kalaena 1

Transcript of RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan...

Page 1: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 1 (pertama)

STANDAR KOMPETENSI1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka

KOMPETENSI DASAR1.1 Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka

INDIKATORo Mendeskripsikan makna Pancasila Sebagai ideologi negarao Mengemukakan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negarao Menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negarao Mendeskripsikan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka

TUJUAN PEMBELAJARAN o Siswa mampu mendeskripsikan makna Pancasila Sebagai ideologi negarao Siswa mampu mengemukakan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

MATERI PEMBELAJARAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, sedangkan logos berarti ilmu. Menurut istilah ideologi berarti ilmu pengertian pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham.

Ideologi sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup (Kamus besar bhs Indonesia)

Ideologi adalah sekumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan, cita-cita yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keagamaaan (Nur Wahyu Rochmadi, 3: 2007)

“Kepribadian” merupakan sifat hakiki seseorang yang tercermin pada sikap dan perilakunya sehingga membedakan dirinya dengan orang lain. Rumusan itu menggambarkan identitas khas bagi individu, sedangkan konsep kepribadian bangsa diberi makna sebagai sebuah “komitmen bersama” anggota masyarakat dalam bentuk bangsa yang diangkat dari “realitas empirik” dan “akar kultur” mayarakat. Hal ini digambarkan pada pola hidup, nilai dan moral kehidupan yang dipandang baik dan dapat digunakan sebagai perwujudan jati diri bangsa dengan demikian “kepribadian bangsa” adalah sebuah “label psikologis” suatu bangsa yang tercermin dalam bentuk aktifitas dan pola tingkah lakunya dapat dikenali oleh orang atau bangsa lain.

PERUMUSAN PANCASILA Bagi bangsa Indonesia “label psikologis” dalam bentuk “kepribadian nasional” telah disepakati sejak bangsa Indonesia memikirkan

dasar-dasar yang digunakan jika Indonesia merdeka. Kesepakatan itu telah muncul melalui pembicaraaan “pendiri negara” (the faunding fathers) yang ditetapkan dalam wujud Pancasila yang merupakan nilai-nilai dasar sebagai gambaran kelakuan berpola bangsa Indonesia yang erat dengan jiwa, moral dan kepribadian bangsa.

Pancasila sebagai jiwa bangsa Indoensia keberadaannya lahir bersamaan dengan adanya Indonesia. Selain itu Pancasila juga berfungsi sebagai kepribadian bangsa Indonesia artinya jiwa bangsa Indonesia mempunyai arti statis dan dinamis. Jiwa ini terwujud dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan bangsa Indonesia yang memiliki ciri khas yaitu Pancasila.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Menganalisis literatur tentang pengertian Pancasila , (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu,

Gemar Membaca, Tanggung-jawab)o Mendiskusikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara (Demokratis, Rasa Ingin Tahu,

Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

menganalisis pengertian Pancasila Sebagai ideologi negara dan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada.

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

1

Page 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian

Instrumen laporan tertulis Tuliskan kesimpulan hasil diskusi proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

o Instrumen uraian Jelaskan pengertian Pancasila Sebagai ideologi negara.

Kalaena 2011

MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 2 (kedua)

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

2

Page 3: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

STANDAR KOMPETENSI2. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka

KOMPETENSI DASAR1.2 Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka

INDIKATORo Mendeskripsikan makna Pancasila Sebagai ideologi negarao Mengemukakan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negarao Menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negarao Mendeskripsikan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka

TUJUAN PEMBELAJARAN o Siswa mampu menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negarao Siswa mampu mendeskripsikan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka

MATERI PEMBELAJARAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN IDEOLOGI NEGARA

Suatu negara akan berdiri kokoh jika memiliki dasar negara yang berfungsi mengatur warga negara dan aparatur negara dalam bertindak. Dasar ini harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan pandangan hidupnya. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila yang memiliki nilai-nilai untuk mengatur kehidupan warga negara Indonesia. Hal ini secara tegas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 “...untuk membentuk suatu pemerintah negara Indoenesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka.....” berdasar kepada ; Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarana/perwakilan serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA Pancasila sebagai Ideologi terbuka mengharuskan bangsa Indonesia mempertajam kesadaran akan nilai-nilai dasarnya yang bersifat

abadi, dilain pihak didorong untuk mengembangkan secara kreatif dan dinamis sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga sebagai ideologi terbuka nilai dasarnya tetap namun penjabarannya yang dinamis. Adapun nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila : (1) Nilai Dasar adalah Hakikat kelima sila Pancasila. Nilai dasar ini merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar tersebut tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 oleh karena itu Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu norma dasar yang merupakan tertib hukum tertinggi sebagai sumber hukum positif dan memiliki kedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan negara, kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945. (2) Nilai Instrumental, merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran, serta lembaga pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila. Penjabarannya disesuaikan dengan perkembangan zaman seperti penetapan UU, PP dan peraturan perundangan lainnya serta struktur kelembagaan negara. (3) Nilai Praktis, merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengamalan yang bersifat nyata dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Dalam realisasi praksis inilah penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang dan dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi)

Sebagai ideologi terbuka Pancasila tidak akan melemah bahkan sebaliknya Pancasila akan bertambah kuat karena memperoleh kesegaran-kesegaran baru sesuai dengan dinamika kehidupan. Lain halnya dengan ideologi tertutup dalam arti ideologi yang tidak lagi bereaksi dengan dinamika lingkungan sekitarnya, dalam waktu singkat pasti akan kehilangan relevansinya atau bahkan ditinggalkan oleh masyarakatnya.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit). Menganalisis literatur tentang fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara. , (Kerja

Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)o Mendiskusikan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai

Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

menganalisis pengertian fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara dan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

3

Page 4: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian

Instrumen laporan tertulis …..

o Instrumen uraian Jelaskan pengertian Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara! Mengapa ideologi pancasila harus bersifat terbuka?

Kalaena 2011

MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 3 (ketiga)

STANDAR KOMPETENSI1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbukaKOMPETENSI DASAR1.3 Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan

INDIKATOR Mendeskripsikan Pancasila sebagai sumber nilai.

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

4

Page 5: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Mendeskripsikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan. Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu mendeskripsikan Pancasila sebagai sumber nilai. Siswa mampu mendeskripsikan Pancasila sebagai paradigma pembangunan. Siswa mampu menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan

MATERI PEMBELAJARAN PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

Pancasila sebagai sumber nilai bermakna bahwa norma-norma yang ada dalam kehidupan masyarakat Indonesia (norma kesusilaan, kesopanan dan hukum) merupakan penjabaran lebih konkret (nyata dan terperinci) dari nilai-nilai Pancasila. Artinya kaidah-kaidah (ketentuan) normative ini diimplementasikan dalam bentuk sikap dan perilaku (moral) bagi bangsa Indonesia. Perilaku warga negara yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan masyarakat, yang bersangkutan dikategorikan melanggar norma karena tidak sesuai dengan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia (Pancasila)

Nilai-nilai yang ada itu perlu dipahami dan diamalkan oleh seluruh warga negara, mengerti dan menyadari bahwa Pancasila sebagai sumber nilai, baik nilai dasar yang terkandung pada Pembukaan UUD 1945, nilai instrumental maupun nilai praksisnya dalam kehidupan sehari yang nyata dilaksanakan oleh masyarakat luas. Nilai-nilai dari sila Pancasila mengamanatkan kepada warga negara Indonesia untuk selalu mengingats semangat religi, memuliakan martabat manusia, kesatuan persatuan bangsa, demokrasi serta keadilan social dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wujud yang selalu tumbuh dan berkembang secara baik. Banyaknya pendapat tentang metode pengoperasionalan/penerapan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan hal yang wajar.

Tata hukum (hierarki) yang berlaku di Indonesia, mulai dari UUD 1945, UU, Perpu, Peraturan Pemerintah, Perpres dan perda hingga peraturan Desa harus sesuai dengan nilai-nilai dasar Pancasila (UU No. 10 tahun 2004 Tentang Tata Urutan Peraturan Per-UU-an RI). Begitu pula dengan UUD 1945, meskipun merupakan kaidah hukum yang tertinggi dalam kehidupan bernegara, isinya harus sesuai dengan Pancasila. Termasuk diantaranya isi perubahan-perubahan (amandemen).

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN Kamus Besar Bhs Indoensia, paradigma berarti model dalam ilmu pengetahuan atau berarti kerangka berfikir Drs. Kaelan (dalam Suprapto dkk : 2007), paradigma berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi pengertian

sumber nilai, kerangka berfikir, orientasi dasar, sumber asas, serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan. Dengan demikian Pancasila sebagai paradigma pembangunan adalah Pancasila yang merupakan kerangka dasar dalam berpikir untuk mengembangkan negara dan bangsa. Hakikat kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional harus merujuk dan berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Nur Wahyu Rochmadi :2007, paradigm adalah suatu jendela dimana seseorang akan menyaksikan fenomena, memahami dan menafsirkannya secara objektif berdasarkan kerangka acuan (kerangka fikir) yang dimiliki orang tersebut, baik itu konsep-konsep, asumsi-asumsi, maupun kategori-kategori tertentu. Oleh karena itu, terhadap suatu fenomena yang sama dengan paradigma yang berbeda akan menghasilkan suatu kesimpulan yang berbeda. Oleh karena paradigma sangat menentukan arah penentuan suatu kesimpulan. Jadi paradigma merupakan suatu gambaran umum dari suatu objek ilmu pengetahuan yang memberikan arah apa yang harus dikaji, pertanyaan/asumsi apa yang harus digunakan, dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus diikuti untuk menginterpretasikan jawaban-jawaban yang telah diperoleh.

Eksistensi suatu paradigma dalam masyarakat tergantung pada kebenaran yang ditampilkan oleh paradigma tersebut dalam menganalisis dan memprediksi fenomena. Jika suatu paradigma memiliki kebenaran, maka paradigma itu akan dianut oleh suatu masyarakat yang menyakininya. Masyarakat akan terus menggunakan paradigm tersebut untuk menganalisis dan memprediksi kehidupanya dimasa dating. Sebaliknay jika suatu kondisi dimana suatu paradigma tidak mampu menunjukkan kebenarannya dalam menganalisis dan memprediksi suatu fenomena, maka paradigma tersebut akan ditinggalkan.

Pancasila sebagai paradigma pembangunan adalah pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengawasan. Demikian halnya denga pelaku-pelaku pembangunan, segala aktivitas hendaknya diupayakan untuk pencapaian tujuan hidup bersama, bukan hanya demi kepentingan hidup sesaat masing-masing pihak secara individu. Pancasila juga harus dijadikan dasar dalam berperilaku serta bersikap sebagai pelaku pembangunan. Bilamana hal itu tidak dilakukan maka mustahil pembangunan nasional dapat berhasil. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia hingga saat ini dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945. Hal itu karena adanya kesalahan di dalam memahami, menafsirkan dan melaksanakan Pancasila dengan cara dilepaskan dan diredusir dari nilai-nilai yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, sehingga Pancasila disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang justru bertentangan dengan Pancasila.

Pancasila sebagai paradigma pengembangan IPTEK, kebenaran ilmiah hendaknya dipandang sebagai sesuatu yang bukan barang jadi, selesai/final dan statis dalam kebekuan normatif. Kebenaran ilmiah adalah sesuatu yang relatif dan tentatif, sepanjang paradigma yang mendukungnya masih berfungsi dan mampu menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi manusia pada saat itu. Pancasila dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan memberi ruang yang seluas-luasnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga dalam upaya mengembangkan IPTEK hendaknya tidak melupakan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai paradigma pengembangan IPTEK dapat dilihat dari sisi keilmiahan Pancasila itu sendiri (memenuhi syarat-syarat dan kriteria ilmiah :

Pancasila sebagai paradigma pengembangan IPTEK---- syarat-syarat dan kriteria ilmiah ----

Aspek Ontologis (keberadaan/kelahiran)

Aspek Epistimologis(teori/dasar-dasar pengaturannnya))

Aspek Aksiologis(kegunaan/penerapan)

Menggambarkan aktivitas warga mayarakat ilmiah secara abstraksi,

spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimen, komparasi dan eksploitasi

dalam mencari kebenaran

Menggambarkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dijadikan metode berfikir, dasar dan arah

berpikir di dalam mengembangkan iptek

Manfaat dan pengembangan iptek secara negative tidak bertentangan dengan

Pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan nilai-nilai Pancasila.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

5

Page 6: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mendeskripsikan Pancasila sebagai sumber nilai dan sebagai paradigma pembangunan. (Kerja Keras,

Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung-jawab)

o Mendiskusikan Pancasila sebagai sumber nilai dan sebagai paradigma pembangunan (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mendeskripsikan Pancasila sebagai sumber nilai dan sebagai paradigma pembangunan serta hasil diskusi tentang Pancasila sebagai sumber nilai dan sebagai paradigma pembangunan

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian Bentuk Instrumen

Laporan tertulis dan uraian Instrumen laporan tertulis

Tuliskan kesimpulan hasil diskusi tentang Pancasila sebagai sumber nilai dan sebagai paradigma pembangunan

o Instrumen uraian Jelaskan pengertian Pancasila sebagai sumber nilai. Jelaskan pengertian Pancasila sebagai sebagai paradigma pembangunan! Mengapa Pancasila dianggap memenuhi kriteria keilmiahan?

Kalaena 2011

MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 4 (keempat)

STANDAR KOMPETENSI1. Menampilkan sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbukaKOMPETENSI DASAR1.4 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila sebagai ideologi terbuka

INDIKATOR Menunjukkan contoh sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila Menemukan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka.

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menunjukkan contoh sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila Siswa mampu menemukan cara bersikap positif yang sesuai dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka.

MATERI PEMBELAJARAN SIKAP DAN PERILAKU YANG SESUAI DENGAN PANCASILA

Nilai-nilai moral Pancasila seharusnya tercermin dan menjadi acuan utama dalam segala peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, baik itu aturan yang sifatnya dasar maupun operasional, baik dalam skala makro (negara) maupun dalam skala mikro

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

6

Page 7: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

(masyarakat). Aktualisasi nilai moral Pancasila pada dasarnya harus mampu mengatasi berbagai permasalahan. Idealnya, nilai-nilai moral Pancasila juga harus tercermin dalam kehidupan masyarakat, bidang pendidikan, kedokteran, ekonomi, teknologi, dan hukum tetapi dalam kenyataannya masih jauh dari yang diharapkan.

Aktualisasi nilai-nilai Pancasila : (1) Secara Obyektif, melaksnakan Pancasila dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, meliputi legislatif, eksekutif, yudikatif dan dalam bidang kenegaraan lainnya. Termasuk diantaranya tertib hukum, asas politik kedaulatan rakyat ataupun tujuan negara. (2) Secara Subyektif, Pelaksanaan Pancasila dalam setiap pribadi warga negara dan penduduk, yaitu ditentukan oleh kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu untuk mengamalkan.

SIKAP POSITIF TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA Sikap positif warga negara terhadap nilai-nilai Pancasila terlihat dalam sejarah perjuangan bangsa dan negara Republik Indonesia.

Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 telah terbukti bahwa Pancasila yang merupakan ideology, pandangan hidup bangsa, dan dasar NKRI benar-benar sesuai dengan kepribadian bangsa dan jiwa bangsa Indonesia serta merupakan sarana untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi bangsa dan negara.

Keunggulan nilai-nilai Pancasila telah berulang kali dibuktikan, misalnya pada saat bangsa Indonesia dipengaruhi oleh komunisme sehingga terjadi perpecahan dan timbulnya pemberontakan PKI Madiun. Pada saat terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUd 1945, serta saat pemberontrakan G 30 S/PKI, ancaman dan tantangan itu selalu dapat diatasi selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Pancasila sebagai ideology, pandangan hidup dan dasar negara. Oleh karena itu, tugas dan tanggungjawab setiap warga negara dan seluruh bangsa Indonesia adalah menjaga kelestarian Pancasila demi kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Upaya memasyarakatkan, membudayakan dan menciptakan kondisi yang menunjang realisasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan melalui :Jalur pendidikan : (1) Pendidikan Informal, keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi seluruh anak. Keluarga

harus menjadi wadah pembentukan insan Pancasila dan sekaligus menjadi pangkal pembentukan masyarakat Pancasila. Pemahaman dan pengamalan perlu diperkenalkan, ditanamkan, dan ditumbuhkembangkan di dalam diri anak-anak sejak dini. Di dalam keluarga anak membutuhkan teladan dan bimbingan dari sikap dan perilaku ayah, ibu dan saudara-saudaranya, sehingga anak memiliki jiwa dan kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. (2) Pendidikan Formal, dalam pendidikan formal dari SD hingga perguruan tinggi harus diberikan pendidikan kewarganegaraan (civic education), sehigga pendidikan formal sangat strategis untuk menanamkan nilai luhur Pancasila. Terciptanya suasana belajar yang kondusif yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan. Guru memiliki tugas membimbing dan mendidik siswa sekaligus menjadi contoh dan teladan. Siswa taat pada tatatertib sekolah, serta menghormati guru dan karyawan sekolah. (3) Pendidikan Nonformal, pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan serta berfungsi sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, yang terdiri atas, lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, serta satuan pendidkan yang sejenis. Lingkungan masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap sikap dan perilaku generasi pemuda. Oleh karena itu, perlu diciptakan lingkungan yang kondusif untuk menumbuhkan dan mengembangkan nilai Pancasila. Tokoh masyarakat berkewajiban menunjukkan contoh yang dapat dijadikan contoh oleh masyarakat dan lingkungannya. Kuantitas dan kualitas kegiatan keagamaan perlu ditingkatkan dalam rangka memperkuat jatidiri dan kepribadian anggota masyarakat.

Jalur media Massa, media massa dapat dijadikan sebagai wahana pembentukan dan pendidikan nilai-nilai Pancasila. Tayangan dan tampilan serta muatannya harus diarahkan pada misi pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila bukan sebaliknya. Sebab media massa merupakan sarana yang efektif dan ampuh membentuk opini publik.Peranan pers (UU No 40 Tahun 1999 tentang pers) : Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui Menegakkan nilai-nilai dasar demokratis, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM, serta menghormati

kebhinekaan. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum Memperjuangkan kebenaran dan keadilan

Jalur organisasi politik, organisasi social kemasyarakatan dan pranata sosial, organisasi social politik dapat melaksanakan perannya untuk membina dan mendidik kader/anggotanya agar menjadi insan. Khusus bagi partai politik memegang peran : Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam NKRI Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit). Mengidentifikasi berita di media elektronik (TV, internet dsb.) dan artikel dari media cetak (buku, koran,

majalah dsb) sehingga dapat menunjukkan perilaku positif terhadap Pancasila , (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)

o Mendiskusikan hasil pengamatan perilaku masyarakat lingkungannya yang sesuai dengan nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka (contoh: berani mengemukakan pendapat/ demonstrasi (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mengidentifikasi berita di media elektronik (TV, internet dsb.) dan artikel dari media cetak (buku, koran, majalah dsb) sehingga dapat menunjukkan perilaku positif terhadap Pancasila serta hasil diskusi tentang pengamatan perilaku masyarakat lingkungannya yang sesuai dengan nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka (contoh: berani mengemukakan pendapat/ demonstrasi

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

7

Page 8: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian

Instrumen laporan tertulis Tuliskan fator-faktor yang menyebabkan sehingga masyarakat berperilaku dan bersikap tidak sesuai

dengan nilai-nilai Pancasila ! (resensi media massa).

o Instrumen uraian --

Kalaena 2011

MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 5 (kelima)

STANDAR KOMPETENSI2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

KOMPETENSI DASAR2.1 Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara

INDIKATOR Mendeskripsikan pengertian sistem pemerintahan Mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu mendeskripsikan pengertian sistem pemerintahan Siswa mampu mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara

MATERI PEMBELAJARAN PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN

Etimologi : Pemerintahan berasal dari kata pemerintah/perintah; (1) perintah adalah perkataan yg mempunyai maksud menyuruh melakukan sesuatu, (2) Pemerintah adalah kekuasaan untuk memerintah sesuatu negara (daerah atau negara) atau badan yg tertinggi yg memerintah sesuatu negara (seperti kabinet merupakan suatu pemerintah).

Sistem Pemerintahan negara yaitu tatanan yang berupa struktur suatu negara dengan menitikberatkan pada hubungan antara negara dengan rakyat. Pengertian ini menimbulkan model pemerintahan Monarki, Aristokrasi, dan Demokrasi.

Sistem Pemerintahan : yaitu suatu tatanan atau struktur pemerintahan yang bertolak dari hubungan antara semua organ negara ternasuk antara pemerintah pusat dengan bagian-bagian yang terdapat dalam negara di tingkat lokal. Hal ini meliputi 1).Negara kesatuan yaitu pemerintah pusat memegang otoritas penuh (berkedudukan lebih tinggi) dibanding pemerintah lokal.2)Negara serikat atau Federal yaitu pemerintah pusat dengan negara bagian mempunyai kedudukan yang sama.

Sistem Pemerintahan (Nur Wahyu Rochmadi 30 : 2007) : suatu kebulatan atau keseluruhan yang utuh dari komponen-komponennya, yaitu legeslatif, eksekutif dan yudikatif yang masing-masing telah memiliki fungsi tersendiri. Pada gilirannya, legeslatif membentuk

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

8

Page 9: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

satu sistem tersendiri, demikian pula eksekutif dan yudikatif yang saling berhubungan satu dengan lainnya mengikuti suartu pola, tatanan dan norma tertentu. Semua itu dibuat dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara, yang lazimnya terumus dalam UUD atau dalam dokumen-dokumen lain.

Pemerintahan dapat dibedakan (1) arti sempit, kegiatan memerintah yang dilakukan oleh lembaga eksekutif dan jajarannya dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara (2) arti luas, kegiatan memerintah yang dilakukan oleh lembaga eksekutif, legeslatif dan yudikatif dan jajarannya dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara

KLASIFIKASI SISTEM PEMERINTAHAN Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu : (1) sistem pemerintahan presidensial dan sistem

pemerintahan parlementer. Pada umumnya negara-negara di dunia menganut salah satu dari sistem pemerintahan tersebut. Adanya sistem pemerintahan yang lain dianggap sebagai variasi atau kombinasi dari keduanya. Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer. Bahkan Inggris disebut sebagai “mother of parliaments” (induk parlementer), sedangkan Amerika Serikat merupakan tipe ideal dari negara dengan sistem pemerintahan presidensial. Dari kedua negara tersebut kemudian sistem pemerintahan itu diadopsi oleh negara-negara di belahan dunia. Klasisfikasi sistem pemerintahan didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif/pelaksana dengan legislatif/parlemen/DPR. Sistem pemerintahan disebut presidensial apabila badan eksekutif/pemerintah berada diluar pengawasan langsung badan legislatif/parlemen/DPR. Sedangkan sistem pemerintahan parlementer bila badan eksekutif sebagai pelaksana pemerintahan mendapat pengawasan langsung dari badan legeslatif/parlemen/DPR.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit). Mengkaji berbagai literatur tentang pengertian sistem pemerintahan, dan mengklasifikasikan sistem

pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara, (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit) Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mengkaji pengertian sistem pemerintahan, dan mengklasifikasikan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer di berbagai negara

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian

Instrumen laporan tertulis -

o Instrumen uraian Jelaskan pengertian sistem pemerintahan ! Jelaskan dasar penentuan klasifikasi sistem pemerintahan yang dianut opleh suatu negara !

Kalaena 2011

MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

9

Page 10: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 6 (keenam)

STANDAR KOMPETENSI2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

KOMPETENSI DASAR2.1 Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai negara

INDIKATOR Mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer Menguraikan kelebihan dan kelemahan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu mengidentifikasi ciri sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer Siswa mampu menguraikan kelebihan dan kelemahan sistem pemerintahan Presidensial dan Parlementer

MATERI PEMBELAJARAN CIRI SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DAN PARLEMEN

PRESIDENSIAL PARLEMENTER Penyelenggara negara berada di tangan

presiden. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen(DPR), tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan/majelis (Indonesia sebelum reformasi oleh MPR)

Kabinet (dewan menteri) dibentuk (diangkat) oleh presiden. Kabinet bertanggungjawab kepada presiden dan tidak bertanggungjawab kepada parlemen/legeslatif/DPR.

Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen/legeslatif/DPR (karena presiden tidak dipilih oleh parlemen/legeslatif/DPR)

Presiden tidak dapat membubarkan parlemen/legeslatif/DPR seperti dalam sistem parlementer

Parlemen memiliki keuasaan legeslatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen/legeslatif/DPR dipilih oleh rakyat

Presiden tidak berada di bawah

Badan legeslatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen/legeslatif/DPR memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari parati politik yang memenangkan pemilihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilu memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen/legeslatif/DPR.

Pemerintah atau kabinet terdiri atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen/legeslatif/DPR untuk melaksanakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal darai parlemen.

Kabinet bertanggungjawab kepada parlemen/legeslatif/DPR dan dapat bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen/legeslatif/DPR. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen/legeslatif/DPR dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen/legeslatif/DPR menyampaikan “mosi tidak percaya” kepada kabinet.

Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik atau raja/sultan/ratu/kaisar dalam negara monarki/kerajaan. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

10

Page 11: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

pengawasan langsung parlemen hanya berperan sebagai symbol kedaulatan dan keutuhan negara. Sebagai imbangan dari “parlemen dapat menjatuhkan kabinet” maka

presiden/raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentuk parlemen/legeslatif/DPR yang baru.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIALKELEBIHAN KELEMAHAN

Badan eksekutif/pemerintahan lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen

Masa jabatan badan eksekutif/pemerintahan lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan presiden RI lima tahun

Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya

Parlemen/legeslatif/DPR bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekuasaan eksekutif/pemerintahan di luar pengawasan langsung legislative sehingga dapat meciptakan kekuasaan mutlak

Sistem pertanggungjawabannya kurang jelas Pembuatan atau penetapan keputusan/kebijakan

publik umumnya hasil tawar menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat menjadi keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTERKELEBIHAN KELEMAHAN

Pembuatan kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif/pemerintah dengan Parlemen/legeslatif/DPR. Hal ini karena kekuasaan eksekutif/pemerintahan dan Parlemen/legeslatif/DPR berada pada satu partai atau koalisi partai (partai pemenang pemilu)

Garis tanggungjawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas

Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan

Kedudukan bandan eksekutif/kabinet/pemerintahan sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan

Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak dapat ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota Parlemen/legeslatif/DPR dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di parlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen

Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatn-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka menjadi anggota Parlemen/legeslatif/DPR dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Menganalisis literatur tentang pengertian Pancasila Sebagai ideologi negara, fungsi pokok Pancasila sebagai

dasar negara dan ideologi negara dan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka, (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)

o Mendiskusikan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

menganalisis pengertian Pancasila Sebagai ideologi negara, fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara dan makna Pancasila sebagai ideologi terbuka serta proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

11

Page 12: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian

Instrumen laporan tertulis Tuliskan kesimpulan hasil diskusi proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

o Instrumen uraian Jelaskan pengertian Pancasila Sebagai ideologi negara. Jelaskan pengertian Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara! Mengapa ideologi pancasila harus bersifat terbuka?

Kalaena 2011MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 4 X45 MENITPERTEMUAN : 7 & 8 (ketujuh & kedelapan)

STANDAR KOMPETENSI2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahan

KOMPETENSI DASAR2.2. Menganalisis pelaksanaan sistem pemerintahan negara Indonesia

INDIKATOR Menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan sesudah perubahan

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menguraikan sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. Siswa mampu membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan sesudah perubahan

MATERI PEMBELAJARAN SISTEM PEMERINTAHAN YANG DIGUNAKAN OLEH NKRI

Sistem pemerintahan RI menganut paham pembagian kekuasaan (distribution of power) dan bukan pemisahan kekuasaan (separation of power) . Meskipun terbagi menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif, masing-masing masih memiliki hubungan satu dengan lainnya. Menurut UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial karena Presiden selain berperan sebagai kepala pemerintahan, juga berperan sebagai kepala negara. Dengan demikian dalam menjalankan pemerintahan presiden dibantu oleh wakilnya dan menteri-menteri yang diangkat, diberhentikan dan bertanggungjawab kepada Presiden. (Nur wahyu Rochmadi : 39, yudistira).

Kekuasaan legislatif di Indonesia berada di tangan MPR yang terdiri dari seluruh anggota DPR dan DPD yang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu. Kekuasaan eksekutif berada di tangan Presiden dan Wakil presiden yang juga dipilh secara langsung melalui pemilu sedangkan kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung dan lembaga peradilan di bawahnya serta mahkamah Konstitusi (Nur wahyu Rochmadi : 39, yudistira).

Presiden dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala pemerintahan memiliki kekuasaan : Pelaksana UU (eksekutif), yaitu presiden memegang kekuasaan pemerintahan, misalnya membuat keputusan presiden,

menetapkan pearturan pemerintah untuk menjalankan UU dan mengangkat serta memberhentikan menteri-menteri negara. Pembentukan UU (legeslatif) yaitu presiden memiliki kekuasaan membentuk UU dengan persetujuan DPR dan menetapkan

PERPPU sebagai pengganti UU (dalam keadaan kegentingan yang memaksa) Kehakiman (yudikatif), yaitu presiden memiliki kekuasaan memberikan grasi, amnesty, abolisi dan rehabilitasi. (Nur wahyu

Rochmadi : 40, yudistira). Sebagai kepala negara presiden memegang kekuasan sebagai panglima tertinggi TNI (menyatakan keadaan bahaya, menyatakan

perang dan membuat perdamaian dengan negara lain dengan persetujuan DPR), membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR, memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya. (Nur wahyu Rochmadi : 39, yudistira).

Kekuasaan legislatif secara dominan berada pada DPR dibandingkan MPR. Komposisi keanggotaan MPR terdiri atas seluruh anggota DPD yang dipilih langung melalui pemilu. Calon anggota DPD merupakan peserta pemilu melalui jalur independen/perorangan yang bertugas mengakomodir aspirasi daerah. Sedangkan anggota DPR dipilih langsung oleh rakyat dalam pemilu. Calon anggota DPR diusulkan oleh partai politik peserta pemilu. DPR memiliki kekuasan sebagai berikut : Membentuk UU (legislasi) Mengajukan usulan pemberhentian presiden apabila presiden melakukan pelanggaran terhadap UUD 1945 Memiliki fungsi anggaran (budget) dan pengawasan Memiliki hal interpelasi, angket, menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usulan dan pendapat serta hak

imunitas. (Nur wahyu Rochmadi :40, yudistira). Kekuasaan Yudikatif dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung (MA) dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam

lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara dan mahkamah Konstitusi(Nur wahyu Rochmadi : 39, yudistira).

Macam-macam lembaga peradilan.

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

12

MAHKAMAH AGUNGpresiden

Page 13: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Upaya Hukum

Keterangan : Pengadilan Negeri ialah pengadilanyang berada di kabupaten/kota, bertugas mengadili perkara pidana dan perkara perdata bagi penduduk sispil.

Dikecualikan dari ketentuan ini adalah Pengadilan Negeri Jakata Pusat, karena wilayah hukumnya juga meliputi tindak pidana yang dilakukan di luar negeri

Pengadilan Tinggi, berada di provinsi ,bertugas dan berwenang mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat banding,dan mengadili ditingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili ditingkat antar Pengadilan Negeri di Wlayah Hukumnya

Pengadilan agama di atur oleh UU No. 7 Tahun 1989, merpakan pengadilan kusus bagi yang beragama Islam yang berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di bidang pernikahan, talak,rujuk, wasiat, hibah dan warisan. Bagi warga non Islam ditangani oleh Pengadilan Negeri.

Pengadilan Militer, bertugas mengadili perkara pidana bagi anggota TNI. Pengadilan Tata Usaha Negara (administrasi Negara), mengadili masalah-masalah ketatausahaaan atau keadministrasian, termasuk sengketa

yang timbul dalam bidang tata usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat (sengketa antara pejabat Negara dengan warga Negara atau antara atasan/majikan dengan bawahan/buruh)

Mahkamah Agung, Wilayah hukum Mahkamah Agung meliputi seluruh wilayah NKRI, menangani masalah pidana dan perdata dalam tingkat kasasi, dan merupakan Lembaga peradilan yang tertinggi berkedudukan di ibukota Negara. MA bertugas : (1) menangani kasasi (2) peninjauan kembali (3) sengketa kewenangan mengadili antar lembaga peradilan di bawah MA (4) menguji materil terhadap peraturan di bawah UU terhadap UU (5) memutus perkara yang timbul akibat perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang Indonesia. (6) memberi pertimbangan hukum kepada presiden dalam pemberian grasi (6) memberikan nasehat hukum kepada lembaga tinggi Negara lain baik diminta maupun tidak.

SISTEM PEMERINTAHAN NKRI SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945 DAN SETELAH AMANDEMEN UUD 1945(Pra Amandemen UUD 1945)(1) Periode 18 Agustus 1945 s/d 27 Desember 1949 (Suprapto dkk :53 s/d 55 , PT Bumi Aksara) UUD 1945 dijadikan sebagai pegangan dan pedoman dalam penyelenggaraan negara namun belum dapat dilaksanakan secara

murni dan konsekuen karena bangsa Indonesia baru saja memproklamirkan kemerdekaannya. Walaupun UUD 1945 telah diberlakukan namun yg baru terbentuk hanya presiden, wakil presiden, serta para menteri dana para gubernur sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.

Tentang hal ini dapat dilihat pada aturan peralihan UUD 1945 yg mneyatakan bahwa untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI, jadi tidaklah menyalahi jika MPR/DPR RI belum dimanfaatkan karena pemilu belum diselenggarakan. Lembaga-lem,baga tinggi negara lain yang disebutkan dalam UUD 1945 belum dapat diwujudkan sehubungan dengan keadaan darurat tersebut diatas. Jadi sebelum MPR,DPR, DPA, BPK dan MA terbentuk, segala kekuasaan itu dijalankan oleh presiden dengan dibantu oleh komite nasional.

Pada tanggal 5 Oktober 1945 dikeluarakan maklumat pemerintah yg menyatakan berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan Panglimanya Soedirman, dilantik tgl 18 Desember 1945 dan tgl 3 Juni 1947 resmi menjadi TNI.

Dalam kongres Komite nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada tgl 16 Oktober 1945 di Malang, Wakil Presiden, Drs. Moh. Hatta mengeluarkan maklumat X (baca eks) yg berisikan penegasan terhadap kata “ bantuan” dalam Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945. Sejak maklumat ini dikeluarkan, KNIP diberi wewenang untuk turut membuat UU dan menetapkan GBHN, jadi seolah-olah memegang sebagian kekuasaan MPR di samping memiliki pula kekuatan DPA dan DPR.

Kemudian dikeluarkan pula maklumat tgl 14 Desember 1945. Kesan bahwa sistem pemerintahan Indoensia ketika itu tidak demokratis dapat dihilangkan dgn adanya maklumat ini yg merupakan konvensi kea rah sistem pemerintahan parlementer. Melalui maklumat pemerintah tgl 14 November 1945 ini dibentuk kabinet parelementer pertama dibawah pimpinan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri (PM), dan menteri-menteri bertanggungjawab kepada KNIP sebagai pengganti MPR/DPR.

Sejak saat itu sistem presidensial beralih kepada sistem parlementer, walaupun tidak dikenal dalam UUD 1945. Selama sistem ini berjalan yaitu sampai dengan tgl 27 Desember 1949, UUD 1945 tidak mengalami perubahan secara tekstual. Oleh karena itu sebagaian orang berpendapat bahwa perubahan dalam sistem pemerintahan dan administrasi negara merupakan tindakan yg menyalahi UUD 1945.

Pada tgl 3 November 1945 keluar pula maklumat pemerintah tentang keinginan untuk membentuk partai-partai politik, sehingga berlakulah sistem parlementer sekaligus sistem multi partai. Pada periode ini dapat disimpulkan bahwa bentuk negara RI adalah “negara kesatuan” sedangkan “bentuk pemerintahannya” adalah “republik” dengan “sistem pemerintahan” yg semula “presidensial” berubah menjadi “parlementer”.

Sering jatuhnya kabinet dalam pelaksanaan demokrasi liberal dengan sistem pemerintahan parlementer, ternyata menunjukkan pemerintahan yg gagal, karena disebabkan : (1) gangguan dari luar, yakni tentara sekutu yg diboncengi Belanda untuk merebut kembali Indoensia. (2) gangguan dari dalam : (a) keberhasilan belanda membentuk negara-negara boneka yg ingin merdeka (RMS). (b) adanya gerakan separatis, seperti PKI, DI/TII (c) belum adanya TNI yg kukuh, kuat dan kompak (d) beragamnyua ideology partai politik yg berakibat penerimaan terhadap UUD 1945 hanya bersifat formal bukan material.

(2) Periode 27 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950 (Suprapto dkk :55 s/d 58, PT Bumi Aksara) Dalam periode ini, RI menjadi negara serikat. Sebetulnya bukan kehendak seluruh bangsa Indonesia untuk memakai bentuk negara

dan sistem pemerintahan, politik dan administrasi negara seperti itu, namun keadaan yang memaksa demikian.Sejak Gubernur Jenbderal Dr. Van Mook dikirim ke Indonesia untuk menghancurkan keutuhan dan persatuan NKRI yang baru merdeka, maka diberlakukanlah politik “devide et impera” . Ia yang mengusulkan untuk disetujuinya pemebentukan negara dalam negara (negara serikat). Untuk terlaksananya gencatan senjata, dan meminimalisir korban dari pejuang pembela tanah air maka konsep negara serikat itu terpaksa diterima (dalam rangka keberhasilan diplomasi).

NKRI dan Kerajaan Belanda telah beberapa kali mengadakan perjanjian dan perdamaian diantaranya Perjanjian Linggajati (25 Maret 1947), Perjanjian Renville (8 Desember 1947) dan Konferensi Meja Bundar (23 Agustus 1949) maka pada puncaknya pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan RI dengan syarat berbentuk serikat. NKRI yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, oleh Belanda hanya dianggap sebagai salah satu negara bagian dalam negara RIS. Adapun negara-negara bagian itu adalah : Negara Indonesia Timur (1946), Negara Pasundan (termasuk distrik federal Jakarta), Negara Jawa Timur (16 november

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

13

Pengadilan Tinggi Peradiln.Tinggi Agama Peradln.Tinggi Militer Peradiln. TinggiTata Usaha Negara

Pengadilan Negeri Peradiln. Agama Peradln. Militer Peradiln. Tata Usaha Negara

Kasasi

Banding

Peninjauan Kembali

Grasi

Page 14: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

1948), Negara Madura (23 janurai 1948), Negara Sumatera Timur (24 maret 1948) dan negara Sumatera Selatan. Sedangkan yang masih tahap persiapan adalah negara Kalimantan Barat, Kalimantar Timur, Dayak Besar, Banjar, Kalimantan Tenggara, Bangka, Belitung, riau, dan Jawa tengah.

Sistem Pemerintahan yang dianut oleh Konstitusi RIS adalah sistem Parlementer Kabinet Semu (quasi parlementer), dengan penjabaran berikut : Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh presiden, bukan oleh parlemen seperti lazimnya sistem pemerintahan parlementer Kekuasaan perdana menteri masih dicampuri oleh kewenangan presiden. (bahwa presiden dan menteri-menteri bersama-sama

merupakan pemerintah. Seharusnya presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahannya dipegang sebagai kepala negara.

Pembentukan kabinet dilakukan oleh presiden, bukan oleh parlemen Pertanggungjawaban menteri baik secara perorangan maupun bersama-sama adalah kepada DPR, namun melalui keputusan

pemerintah Parlemen tidak memiliki hubungan yang erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak mimiliki pengaruh yang besar terhadap

pemerintah. Lagi pula DPR tidak dapat menggunakan “mosi tidak percaya” terhadap kabinet Presiden RIS memiliki kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

(3) Periode 17 Agustus 1950 s/d 05 Juli 1959 (Suprapto dkk :59 s/d 62, PT Bumi Aksara) Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia resmi kembali menjadi Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia, walaupun konstitusinya

adalah UUDS Tahun 1950. Oleh karenanya sistem pemerintahan tetap dalam bentuk kabinet parlementer, yaitu para menteri (kabinet) bertanggungjawab kepada parlemen dan parlemen (DPR) dapat menjatuhkan kabinet melalui mosi tidak percaya. Presiden hanya ditetapkan sebagai kepala negara saja, tidak sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan di pegang oleh seorang perdana menteri yang mengepalai kabinet. Dengan demikian, presiden tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen.Sebagaimana diketahui, Indonesia baru melaksanakan pemilu untuk memilih DPR atau anggota konstituante untuk pertama kali pada tahun 1955. Sehingga Komite Nasional Indonesia pusat (KNIP) merangkap tugas diparlemen. Sedangkan untuk parlemen di daerah-daerah dibentuk Komite Nasional Daerah.

Sistem Pemerintahan yag dianut oleh UUDS 1950 banyak diilhami oleh Konstitusi RIS, cirri sistem pemerintahan parlementer yang tampak dapat dilihat dari Pasal 83 UUDS 1950 :(1) Presiden dan wakil presidentidak dapat diganggu (2) Menteri-menteri bertanggung jawab atas keseluruhan kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.Ciri parlementer yang lainnya terdapat pada pasal 83 UUDS 1950 “ Presiden berhak membubarkan DPR, keputusan presiden yang menyatakan pembubaran itu memerintahkan pula untuk mengadakan pemilihan DPR baru dalam tiga puluh hari”.

Meskipun pada saat itu NKRI menganut sistem pemerintahan parlementer namun tetap saja sistem pemerintahannya bersifat semu, hal itu ditandai dengan: Presiden dan Wakil Presiden berkedudukan selain sebagai kepala negara juga sebagai kepala pemerintahan (seharusnya

terpisah) Perdana menteri diangkat oleh presiden (seharusnya oleh parlemen) Kekuasaan perdana menteri sebagai ketua dewan menteri masih dicampuri oleh presiden (seharusnya presiden hanya sebagai

kepala negara dan perdana menteri adalah kepala pemerintahan) Pembentukan kabinet dilakukan oleh presiden dengan menunjuk seseorang atau beberapa orang pembentuk kabinet (lazimnya

dibentuk oleh parelemen) Pengangkatan atau pemberhentian menteri-menteri dan kabinet dilakukan dengan keputusan presiden (lazimnya dibentuk oleh

parlemen)

(4) Periode 05 Juli 1959 s/d 11 Maret 1966 (Orde Lama) (Suprapto dkk : 62 s/d 65, PT Bumi Aksara) Presiden Soekarno membubarkan konstituante yang dipilih oleh rakyat, sebelum tugasnya membuat UUD yang baru sebagai

pengganti UUDS belum selesai. Kemudian mengeluarkan dekrit yang menyatakan berlakunya kembali UUD 1945.Dalam peiode demokrasi terpimpin, pemikiran ala demokrasi barat banyak ditinggalkan. Presiden selaku pemimpin nasional tertinggi ketika itu menyatakan bahwa demokrasi liberal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan negara Indonesia. Prosedur pemungutan suara di DPR dinyatakan tidak efektif dan memperkenalkan apa yang disebut “musayawarah mufakat”. Banyaknya partai politik pada periode sebslumya dianggap sebagai salah satu penyebab sulitnya terwujud kesepakatan dalam pengambilan keputusan. Untuk merealisasikan “demokrasi terpimpin” kemudian dibentuk “Front Nasional”

Konsep demokrasi dipahami sebagai system demokrasi yang berdasarkan system pemerintahannya kepada musyawarah dan mufakat dengan pimpinan satu kekuasaan sentral di tangan satu orang. Demokrasi terpimpin juga menekankan keterlibatan pemerintah bahkanmengarah pada etalisme. Pada puncak kejayaan orde lama dikenal istilah Nasakom (nasionalisme, agama dan komunisme) dan Jas Merah (jangan lupakan sejarah). Dalam menghayati Pancasila pandangan hiodup itu diperas menjadi tiga unsure penting (Trisila) kemudian diperas lagi menjadi satu (Ekasila) yakni Nasakom. Begitu pentingnya nasakom sehingga mendapat tempat dalam perturan daerah yaitu UU No. 18 Tahun 1965.

Penerapan demokrasi terpimpin menyebabkan penyimpangan-penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 :1. Penyimpangan ideologis, yakni konsepsi Pancasila berubah menjadi konsepsi nasakom2. Cenderung bergeser menjadi pemusatan kekuasaan pada presiden/pemimpin besar revolusi dengan wewenang melebihi yang

ditentukan oleh UUD 1945. (mengeluarkan produk hukum setingkat UU tanpa persetujuan DPR misalnya pembentukan MPRS dengan Penetapan Presiden No 2/1959.

3. MPRS melalui TAP/MPRS No.III/1963 mengangkat Ir Soekarno sebagai presiden seumur hidup.4. Pada tahu 1960, DPR hasil pemilu tahun 1955 dibubarkan oleh Presiden, karena RAPBN yang diajukan oleh pemerintah tidak

disetujui oleh DPR, kemudian dibentuk DPR-GR tanpa melalui pemilu5. Pimpinan lembaga tertinggi negara (MPRS), dan lembaga tinggi negara (DPR) dijadikan sebagai menteri negara yang berarti

sebagai pembantu presiden

Selain itu terdapat beberapa catatan yang berkaitan dengan pelaksanaan system pemerintahan Presidensial masa orde lama1. Pemerintahan inkonstitusional (diluar/melanggar konstitusi) ditandai dengan perlakuan presiden terhadap lembaga negara lainnya

yang menyalahi UUD 1945/konstitusi2. Pemerintahan berdasarkan kakuasaan (Rule of Power) presiden sebagai pusat kekuasaan3. Manajemen pemerintahan tertutup ditandai dengan tidak adanya pelaksanaan pemilu. Anggota MPR dan DPR diangkat oleh

presiden4. Parpol tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena berhadapan dengan UU subversi, bahkan dapat dibubarkan oleh presiden5. Komunikasi berjakan satu arah, penekanan terhadap aspirasi dalam berbagai bidang kehidupan (social, budaya, politik dan

hukum)

(5) Periode 11 Maret 1966 s/d 21 Mei 1998 (Orde Baru) (Suprapto dkk : 65 s/d 69, PT Bumi Aksara)

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

14

Page 15: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Sistem pemerintahan orde lama praktis telah berakhir dengan keluarnya surat perintah 1 Maret 1966 (Supersemar). Istilah orde baru yang dimaksud untuk memisahkan suasana bernegara dengan orde lama muncul pada Seminar II TNI/AD di SESKOAD Bandung (25-31 April 1966). Orde baru adalah suatu tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan kembali kepada kemurnian Pancasila dan UUD 1945

Memasuki PJP II, khususnya pada Pelita ketujuh, bangsa Indonesia mulai mengalami berbagai gejolak. Krisis ekonomi di kawasan Asia menyebabkan pula krisis multidimensi di Indonesia. Krisis ini semakin disebabkan oleh parktik-parktik penyelenggaraan pemerintahan orde baru dibangun di atas kerangka yang rapuh, penuh dengan kolusi, korupsi dan nepotisme. Sistem ekonomi yang kapitalistik cenderung menguntungkan para penguasa dan konglomerat. Ekonomi kerakyatan terabaikan sehingga kesenjangan social ekonomi semakin tajam.

Sistem politik berkembang kea rah birokratik otoritarian dan korporatik, ditandai dengan konsentrasi kekuasaan di tangan penguasa negara, dan kelompok militer. Penegakkan hukum HAM terabaikan. MPR dan DPR sebagai pejuang aspirasi dan kontrol sosial tidak berfungsi.

Partai politik sebagai sarana aspirasi rakyat dibelenggu dengan hanya tiga partai politik saja sebagai peserta pemilu selama 6 kali pemilu.

Pancasila yang seharusnya sebagai sumber nilai, dasar moral dan etik bagi negara dan aparat pelaksana negara dalam kenyataannya hanya berfungsi sebgai alat pembenaran politik. Tindakan-tindakan penguasa justru memanipulasi Pancasila dan UUD 1945. Demokrasi Pancasila dijalankan secara otoritarian, dan hukum tidak lagi berlandaskan keadilan dan kebenaran tetapi lebih pada pemanfaatan yang mengarah pada kepentingan penguasa dan pemodal besar.

Penyimpangan-penyimpangan selama 32 tahun tersebut memunculkan gerakan reformasi yang memuncak dengan turunnya Soeharto sebagai presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998.

(Pasca Amandemen UUD 1945)(6) Periode 21 Mei 1998 s/d sekarang (Orde Reformasi) (Suprapto dkk : 70 s/d 77, PT Bumi Aksara) Keberhasilan gerakan reformasi menggulingkan rezim Soeharto diikuti pula dengan langkah-langkah kongkret guna mengatasi krisis

multidimensi yang menerpa bangsa Indonesia diantaranya dengan melakukan amandemen terhadap UUD 1945, sebagai landasan tertinggi dalam proses penyelenggaraan negara, sehingga pokok-pokok sistem pemerintahan RI pasca Amandemen UUD 1945 adalah :1. Indonesia adalah negara hukum2. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan berdasarkan UUD 19453. MPR berfungsi sebagai lembaga permusyawaratan/majelis saja4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi dipilih langsung oleh rakyat5. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR6. DPR memegang kekuasaan memebentuk UU dan tidak dapat dibubarkan presiden7. Menteri negara adalah pembantu presiden8. Kekuasaan negara tidak tak terbatas9. MA dan MK sebagai pemegang kekuasaan kehakiman10. BPK bersifat bebas dan mandiri11. Sistem pemerintahan adalah Presidensial.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mengkaji berbagai literatur tentang sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut

UUD 1945. dan membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan sesudah perubahan (amandemen) UUD 1945 , (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mengkaji sistem pemerintahan yang digunakan oleh negara Indonesia menurut UUD 1945. dan membandingkan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan sesudah perubahan (amandemen) UUD 1945

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen)

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

15

Page 16: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Jenis InstrumenTugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian

Instrumen laporan tertulis Buatlah ringkasan tentang sistem pemerintahan negara Indonesia yang mencerminkan cirri-ciri sistem

pemerintahan presidensial Buatlah perbandingan sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum dengan

sesudah perubahan (amandemen) UUD 1945 berdasarklan periodesasi pelaksanaan sistem pemerintahan yang pernah dilaksanakan di Indonesia.

o Instrumen uraian -

Kalaena 2011

MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 9 (kesembilan)

STANDAR KOMPETENSI2. Mengevaluasi berbagai sistem pemerintahanKOMPETENSI DASAR

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

16

Page 17: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

2.3. Membandingkan pelaksanaan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia dengan negara lainINDIKATOR Menguraikan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia Menguraikan kelebihan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia Membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menguraikan kelemahan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia Siswa mampu menguraikan kelebihan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia Siswa mampu membandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain

MATERI PEMBELAJARAN KELEMAHAN dan KELEBIHAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA RI (Sri Jutmini Prof. Dr.Mpd dkk : 16 s/d 18, PT

Tiga Serangkai) Sistem pemerintahan RI yang dilaksanakan pada masa orde baru bercirikan adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga

kepresidenan (eksekutif). Presiden RI berdasarkan UUD 1945 memiiki kekuasaan :

(1) Pemegang kekuasaan legeslatif, yaitu membentuk UU (2) Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan (3) Pemegang kekuasaan sebagai kepala negara (4) Panglima tertinggi dalam kemiliteran (5) Berhak mengangkat dan melantik para anggota MPR dari utusan daerah dan golongan (6) berhak mengangkat para menteri dan pejabat negara (7) Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain, serta menyatakan keadaan bahaya (8) Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari negara lain (9) Berhak member gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan (10) Berhak member grasi, amnesty, abolisi dan rehabilitasi.

Hampir seluruh kewenangan presiden yang diatur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil ralkyat. Karena tidak adanya pengawasan atau persetujuan DPR, kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dis

alahgunakan. Akibat dari kekuasaan presiden yang sangat besar itu adalah :

(1)Terjadi pemusatan kekuasaan negara pada satu lembaga, yaitu presiden (2) Peran pengawasan dan perwakilan dari DPR semakin lemah(3) pejabat-pejabat negara yang diangkat cenderung dimanfaatkan untuk loyal dan mendukung kelangsungan kekuasaanpresiden(4) Kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan orang-oramg yang dekat dengan presiden(5) Berpeluang menciptakan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme dikalangan pejabat dan orang-orang dalam lingkar kekuasaan (6) Terjadi personifikasi (pengkultusan) bahwa presiden dianggap negara. Sikap menyalahkan presiden dianggap menentang negara (7) Rakyat dibuat makin tidak berdaya dan cenderung tunduk pada kekuasaan presiden semata.

Meskipun terdapat banyak kelemahan, kekuasaan yng besar pada presiden juga memiliki kelebihan : (1) Presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan, sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. (2) Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti (paradox system parlementer) (3) Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari.Namun dalam praktiknya perjalanan system pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar pada presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara dari pada keuntungan yang didapatnya.

Beberapa variasi system pemerintahan presidensial pasca amandemen UUD 1945, kembali memperkuat kedudukan dan fungsi lembaga legeslatif, sehingga terjadi chek and balance diantaranya : (1) Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR (meskipun dipilih langsung oleh rakyat) atas usul DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung (2) Prsiden dalam mengangkat pejabat negara perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR (pengangakatan Gubernur BI, Panglima TNI, dll) (3) presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan dan/atau persetujuan DPR misalnya pembuatan perjanjian internasional, pemberian gelar, tanda jasa, tanda kehormatan, pemberian amnesty dan abolisi. (4) Parlemen/DPR diberikan kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk UU dan hak budget (anggaran).

Dengan demikian terdapat perubahan-perubahan dalam system pemerintahan RI, hal itu dimaksudkan untuk memperbaiki system presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut antara laian : pemilihan presiden dan wapres secara langsung oleh rakyat, Legeslatif dengan system bicameral (PDR + DPD = MPR) dan pemeberian kewenangan yang lebih besar pada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA RI dengan NEGARA LAIN (Nur Wahyu Rochmadi : 42 s/d 43, PT Yudistrta

Sistem pemerintahan Presidensial Sistem Pemerintahan Parlementer Sistem Pemerintahan Campuran (Indonesia)

Amerika Serikat1. Eksekutif terdiri dari Presiden dan menteri-

menteri2. Eksekutif terpisah dari legeslatif, sehingga

masing-masing tidak bisa saling menjatuhkan

3. Masa jabatan presiden terbatas selama 4 tahun dan dapat dipilih kembali makasimal dua kali masa jabatan

4. Kekuasaan presiden terletak dalam wewenangnya untuk memveto RUU yg telah diterima kongres. Jika mayoritas 2/3 majelis menolak, presiden harus tunduk pada putusan kongres

5. Pemilihan menteri dan penasihat ditentukan oleh presiden dan tidak harus dari partainya, kecuali pejabat tinggi, hakim agung dan duta besar harus disetujui senat

Inggris1.

legeslatif/parlemen2.

dibentuk oleh parlemen. Dari partai politik peserta pemilu yg menduduki kursi mayoritas

3.sebagai kepala eksekutif atau pemerintahan, sehingga tidak dapat dituntut pertanggungjawabannya

4.berwenang untuk menunjuk dan membubarkan formatur cabinet

5.kepada kabinet dan selanjutnya mengembalikan mandatnya kepada kepala negara

6.memenangkan pemilu

Indonesia1. Kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat2. Presiden pimpinan tertinggi penyelenggara

pemerintahan negara dengan masa jabatan selama 5 tahun

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada legislative/DPR, tetapi bekerja sama dalam menetapkan RUU, menyatakan perang, dan perjanjian dengan negara lain, memberikan amnesty dan abolisi, serta mengangkat duta besar

4. Menteri negara adalah pembantu presiden yg dipilih dan diangkat oleh presiden

5. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

17

Page 18: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mengkaji berbagai literatur tentang kelemahan dan kelebihan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia,

(Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)o Mendiskusikan perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain (Demokratis, Rasa Ingin

Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mengkaji kelemahan dan kelebihan pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia serta hasil diskusi tentang perbandingkan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian

Instrumen laporan tertulis Buatlah ringkasan tentang kelemahan dan kelebihan sistem pemerintahan negara Indonesia ! Buatlah perbandingan sistem pemerintahan Indonesia dengan negara lain (minimal dua negara) !

o Instrumen uraian -

Kalaena 2011MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / I (GANJIL) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 10 (kesepuluh)

STANDAR KOMPETENSI3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi KOMPETENSI DASAR3.1 Mendeskripsikan pengertian, fungsi dan peran serta perkembangan pers di Indonesia INDIKATOR Menguraikan pengertian,dan fungsi pers dalam masyarakat yang demokratis Mendeskripsikan perkembangan pers di Indonesia Menguraikan peranan pers dalam masyarakat demokratis

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

18

Page 19: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menguraikan pengertian,dan fungsi pers dalam masyarakat yang demokratis Siswa mampu mendeskripsikan perkembangan pers di Indonesia Siswa mampu menguraikan peranan pers dalam masyarakat demokratis

MATERI PEMBELAJARAN PENGERTIAN PERS (Suprapto dkk : 105, PT Bumi Aksara)

Secara etimologi “pers” berasal dari bhs Belanda. “Pers” berarti menekan atau mengepres. Sedangkan “press” berasal dari bhs Inggris dan Amerika yg memiliki makna menekan atau mengepres. Pada mulanya menerbitkan berita dengan cara manual melalui kertas-kertas yg dipres dengan huruf timbul satu persatu. Jadi naskah yg diterbitkan melalui media massa baik surat kabar maupun majalah sebelumya harus dipres terlebih dahulu

Menurut J.C.T Simorangkir pers terbagi dalam ; (1) arti sempit, pers berarti hanya terbatas pada surat-sutrat kabar harian, mingguan dan majalah. (2) arti luas, selain media cetak juga mencakup media massa elektronik baik audio maupun audio visual.

FUNGSI PERS (Nur Wahyu Rochmadi : 53 s/d 54, PT Yudistrta Menyiarkan Informasi (to Inform), pers berfungsi menyampaika informasi mengenai berbagai hal atau peristiwa yg terjadi, gagasan

atau pikiran orang lain, hasil penelitian, pendapat seseorang dan lain sebagainya. Fungsi menyampaikan informasi merupakan fungsi pers yg utama

Mendidik (to educate), tulisan-tulisan dan siaran siaran media massa mengandung pengetahuan yg sangat beragam sehingga pengetahuan masyarakat akan meningkat dan bertambah. Oleh karena itu pers sering disebut sebagai sarana pendidikan massa (mass education)

Menghibur (to Entertaint), Isi pers baik cetak maupun elektronik tidak selamanya dan seluruhnya berisi informasi, pendapat dan berita. Pers juga berisi hal-hal yg sifatnya menghibur seperti cerita pendek, cerita bergambar, komedi dan lain sebagainya.

Mempengaruhi (to influence), secara langsung maupun tidak langsung pers mempengaruhi konsumennya. Pengaruh ini dapat berbentuk rasa, pendapat atau tindakan.

Lembaga Ekonomi (economic found), pers pada kebanyakan negara , pada dasarnya memiliki fungsi financial keuntungan material). Walaupun demi bukan berarti keberadaan pers hanya untuk kepentingan kelompok kapitalis semata tetapi harus tetap memperhatikan dimensi idealitas (tetap memprioritaskan fungsi yang lain). Jika pers memiliki prinsip apapun bisa diterbitkan atau ditayangkan asal memiliki keuntungan financial, maka pers tersebut telah kehilangan dimensi idealitas.

Memberikan control (social control), tulisan-tulisan dan materi tayangan pers dapat berfungsi sebagai alat control social dan memberikan kritik yg membangun dan bermanfaat bagi masyarakat luas terutama pada perilaku menyimpang pada kehidupan sosial kenegaraan. Karena besarnya pengaruh pers dalam membentuk opini public dapat dikatakan bahwa pers merupakan kekuatan atau pilar keempat dari demokrasi setelah legeslatif, eksekutif dan yudikatif. (Suprapto dkk : 107, PT Bumi Aksara)

PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA (Sri Jutmini Prof. Dr.Mpd dkk : 47 s/d 50, PT Tiga Serangkai)Pers Masa Pergerakan, masa ketika bangsa Indonesia berada di bawah penjajahan Belanda hingga masuknya Jepang. Pers masa pergerakan tidak bisa

dipisahkan dari kebangkitan nasional bangsa Indonesia melawan penjajahan. Setelah munculnya pergerakan modern Budi Utomo 20 Mei 1908, surat kabar yg diterbitkan orang Indonesia lebih banyak berfungsi sebagai alat perjuangan. Pers menyuarakan kepedihan, penderitaan dan refleksi dari kaum yg terjajah serta menjadi pendorong dalam perjuangan memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa. Adapun pers yg lahir pada masa pergerakan antara lain : (1) Harian “Sedio Tomo” sebagai kelanjutan dari harian “Budi Utomo” yg terbit di Yogyakarta (1920 (2),Harian “Utusan Hindia” terbit di Surabaya dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto (3) Harian “Fajar Asia” diterbitkan oleh H. Agus Salim (4) Majalah mingguan “Pikiran Rakyat” terbit di Bandung didirikan oleh Ir. Soekarno (5) Majalah berkala “Daulah Rakyat” dipimpin oleh Moh. Hatta dan Sutan Syahrir.

Pers Masa Penjajahan Jepang, pada masa ini pers mengalami masa kemunduran besar. Pers yg pernah berkembang secara sendiri-sendiri pada masa pergerakan, dipaksa bergabung untuk tujuan sama, yaitu mendukung kepentingan Jepang. Sehingga pers menjadi alat pemerintah jepang dan bersifat pro Jepang. Pers yg muncul pada masa ini antara lain : Asia Raya di Jakarta, Sinar Baru di Semarang, Suara Asia di Surabaya dan Tjahaya di Bandung. Meskipun pada masa ini pers mengalami masa sulit namun terdapat beberapa keuntungan anatar lain : (1) Pengalaman karyawan pers Indonesia bertambah luas karena fasilitas dan alat percetakan jauh lebih baik daripada masa Belanda. (2) penggunaan bahasa Indonesia semakin sering dan meluas, karena Jepang berusaha menghapus bahasa Belanda (3) Kekejaman dan penderitaan yg ditebarkan oleh Jepang semakin mempermudah dalam usaha penanaman nilai nasionalisme dan semangat anti penjajahan

Pers Masa Revolusi Fisik, (1945 – 1949). Pers terbagi pada dua kelompok : (1) pers yg diterbitkan dan diusahakan oleh tentara pendudukan Sekutu dan Belanda (pers NICA) (2) pers yg diterbitkan dan diusahakan oleh orang Indonesia (pers republik). Kedua golongan per situ sangat berlawanan. Pers republic berisi semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan sekutu. Sebaliknya pers NICA berusaha mempengaruhi rakyat Indonesia agar menerima kembali Belanda. Pers republik yang lahir : harian Merdeka, Sumber, Pemandangan, Kedaulatan Rakyat, Nasional dan Pedoman, sedangkan pers NICA : Warta Indonesia di Jakarta, Suluh rakyat di Semarang, Pelita Rakyat di Surabaya dan Mustika di Medan. Pada masa inilah lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan serikat pengusaha surat kabar (SPS), kedua memiliki kedudukan dan peran penting dalam sejarah perkembangan pers di Indonesia.

Pers Masa Demokrasi Liberal, (1950-1959) pers nasional sangat menikmati kebebasan seiring dengan berjalannnya sistem liberal saat itu. Pers nasional umumnya mewakili aliran politik yg salin berbeda. Fungsi pers mengarah kepada alat perjuangan kelompok atau aliran politik.

Pers Masa Demokrasi Terpimpin, kurun (1959-1965), sejalan dengan demokrasi tepimpin, pers nasional menganut konsep otoriter, dan merupakan terompet penguasa dan bertugas mengagung-agungkan pribadi presiden.

Pers Masa Orde Baru, (1966-1998), Pemerintah Orde Baru sangat mengharapkan pers nasional menjadi mitra dalam menggerakkan dan menggalakan pembangunan sebagai jalan memperbaiki taraf hidup rakyat. Pers saat itu menjadi media vital dalam mengkomunikasikan pembangunan oleh karena itu pers yg mengkritik pembangunan mendapat tekanan dari pemerintah. Orde Baru yg semula bersikap terbuka dan mendukung pers, namun dalam perjalanan berikutnya menekan kebebasan pers.Pers yg tidak sejalan dengan pemerintah atau terlalu kritis maka pers tersebut akan dibreidel atau dicabut Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP).

Pers Masa Reformasi, 1999 – saat ini) pers nasional kembali menikmati alam kebebasan. Pemerintah sangat mempermudah izin penerbitan pers. Pada masa ini lahir UU No 40 Th. 1999 tentang Pers.

PERANAN PERS DI INDONESIA (UU NO 40 Tahun 1999 tentang Pers)1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui2. Menegakan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM serta menghormati kebhinekaan3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yg tepat, akurat dan benar4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yg berkaitan dengan kepentingan umum5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

19

Page 20: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mengkaji dari berbagai buku sumber mengenai pengertian dan fungsi pers, perkembangan pers di Indonesia

serta peranan pers dalam masyarakat Demokrasi, (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)

o Mendiskusikan hasil kajian tentang fungsi pers, perkembangan pers di Indonesia serta peranan pers dalam masyarakat Demokrasi (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mengkaji dan dari berbagai buku sumber dan hasil diskusi mengenai pengertian dan fungsi pers, perkembangan pers di Indonesia serta peranan pers dalam masyarakat Demokrasi

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masyarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian Instrumen laporan tertulis

Deskripsikan perkembangan pers di Indonesia !

o Instrumen uraian Jelaskan pengertian,dan fungsi pers dalam masyarakat yang demokratis ! Uraikanlah peranan pers dalam masyarakat demokratis !

Kalaena 2012MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

20

Page 21: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / II (GENAP) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 11 (kesebelas)

STANDAR KOMPETENSI3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi KOMPETENSI DASAR3.2 Menganalisis pers yang bebas dan bertanggung jawab sesuai kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di

Indonesia

INDIKATOR Menguraikan pengertian kode etik jurnalistik Menganalisis kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia Menemukan contoh-contoh penyimpangan kode etik jurnalistik dari berbagai media Menyimpulkan upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menguraikan pengertian kode etik jurnalistik Siswa mampu menganalisis kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia

MATERI PEMBELAJARAN PENGERTIAN KODE ETIK (Suprapto dkk : 117, PT Bumi Aksara)

Kode etik adalah norma yang berlaku dan disepakati dalam suatu profesi tertentu.Kode etik jurnalistik PWI ialah suatu kode etik profesi wartawan Indonesia yang harus dipatuhi. Dirumuskan pertama kali pada kongres PWI di Malang tahun 1947, kemudian diperbaharui dan dirumuskan kembali di Jakarta pada tahun 1950-an di bawah komisi yang diketahui Suardi Tasrif S.H.Hukum ialah seperangkat aturan yang dibuat, disahkan, serta dikeluarkan dan dipaksakan berlakunya oleh negara, mengikat secara hukum kepada semua warga negaraa dan dikenai sanksi bagi pelanggarnya. Terdapat perbedaan yang jelas antar kode etik dan hukum. Perbedaan itu sebagai berikut :

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

21

Page 22: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

a. Perbedaan Sanksi bagi pelanggarnya. Selain berfungsi mengatur, hukum juga memiliki sanksi konkret tertentu, termasuk sanksi seperti diatur dalam peraturan perundang-undangan. Sebaliknya kode etik hanya berfungsi mengatur tanpa disertai sanksi yang konkret bagi pelanggarnya. Sanksi bersumber dari hati nurani pelaku pelanggaran. Sanksi bagi perlanggar lebih keras dan tegas dikenakan pada norma hukum.

b. Perbedaan dalam Daya Jangkauan. Jangkauan kode etik sangatlah terbatas pada kalangan tertentu saja sehingga kode etik dikatakan sebagai norma yang berlaku khusus di kalangan profesi tertentu. Hal itu berbeda dengan hukum yang bersifat publik sehingga otomatis hukum berlaku dan mengikat semua warga negara. Keadaan itu membawa konsekwensi bahwa pelangggaran terhadap kode etik tidak selalu berarti sebagai pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan. Sebaliknya, pelanggaran terhadap perundang-undangan belum tentu otomatis sebagai pelanggaran terhadap kode etik. Walau demikian, banyak juga kasus terjadinya pelanggaran terhadap kode etik yang sekaligus juga pelanggaran terhadap hukum atau perundang-undangan.

c. Perbedaan dalam Prosedur Pembuatannya. Suatu perundang-undangan (hukum dalam arti sempit) dibuat oleh salah satu organ negara yang diberi wewenang. Tanpa melalui prosedur yang sudah ditetapkan, suatu produk perundang-undangan akan mengalami cacat hukum atau tidak dapat diterapkan. Kode etik diputuskan oleh pranata atau organisasi profesi yang bersangkutan sesuai dengan aturan organisasi itu.

KODE ETIK JURNALISTIK (Suprapto dkk : 118, PT Bumi Aksara) Kemerdekaan pers merupakan sarana terpenuhinya hak asasi manusia untuk berkomunikasi dan

memeperoleh informasi. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers, wwartawan indonesia menyadari adanya tanggungjawab sosial, serta keberagaman masyarakat. Guna menjamin tegaknya kebebasan pers, terpenuhinya hak masyarakat, diperlukan suatu landasan atau moral dan etika profesi yang menjadi pedoman operasional dalam menegakkan integritas dan profesionalitas wartawan. Atas dasar itu, wartawan indonesia menetapkan Kode Etik Wartawan Indonesia yaitu : 1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.2. Wartawan Indonesia menempuh tatacara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi, serta

memberikan identitas kepada sumber informasi.3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini,

berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak melakukan plagiat.4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul, serta tidak

menyebutkan korban kejahatan susila.5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap, dan tidak menyalahgunakan profesi.6. Wartawan Indonesia memiliki hak tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off

the record sesuai kesepakatan.7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak

jawab.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mengkaji Undang-undang, buku, sumber lainnya tentang pers yang bebas dan bertanggung jawab, kode etik

jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia, (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)

o Mendiskusikan hasil kajian tentang tentang pers yang bebas dan bertanggung jawab, kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mengkaji Undang-undang, buku, sumber lainnya serta hasil diskusi tentang pers yang bebas dan bertanggung jawab, kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada.

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

22

Page 23: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masyarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian Instrumen laporan tertulis

--

o Instrumen uraian Deskripsikan pengertian kode etik jurnalistik! Mengapa kode etik jurnalistik dianggap penting ?

Kalaena 2012MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / II (GENAP) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 12 (keduabelas)

STANDAR KOMPETENSI3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi KOMPETENSI DASAR3.2 Menganalisis pers yang bebas dan bertanggung jawab sesuai kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di

Indonesia

INDIKATOR Menguraikan pengertian kode etik jurnalistik Menganalisis kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia Menemukan contoh-contoh penyimpangan kode etik jurnalistik dari berbagai media Menyimpulkan upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menemukan contoh-contoh penyimpangan kode etik jurnalistik dari berbagai media Siswa mampu menyimpulkan upaya pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers

MATERI PEMBELAJARAN CONTOH PENYIMPANGAN KODE ETIK (Suprapto dkk : 126 - 129, PT Bumi Aksara)

Penyiaran Berita/Informasi yang Tidak Memenuhi Kode Etik Jurnalistik. Hal ini sering dilakukan oleh wartawan atau pengelolah media massa yang belum profesional sehinga merugikan pihak tertentu. Misalnya penyebutan nama tersangka dan gambar lengkap tersangka yang melengkapi berita peristiwa kriminal. Penyampaian itu dapat melanggar hak asasi manusia.

Peradilan Oleh Pers. Berita yang kurang berimbang dan tidak menggunakan pihak kedua kadang-kadang terlalu jauh mengadili person tertentu sehingga melanggar asas praduga tak bersalah.

Membentuk Opini yang Menyesatkan. Berita yang disiarkan media massa dapat membentuk opini masyarakat . Dalam masyarakat yang sedang berkembang , tidak tertutup kemungkinan terjadi suatu berita media massa yang dipahami secara tidak tepat, baik karena tingkat pemahaman pembaca maupun karena isi berita dan informasi media tersebut bertendensi membentuk opini publik demi kepentingan tertentu. Objektivitas berita dan informasi kurang dipentingkan. Dengan demikian masyarakat dapat terpengaruh pola pikir dan pendapat yang menyesatkan. Iklan yang menggunakan bahasa serta informasi yang dilebih-lebihkan karena hanya mengejar nilai keuntungan semata.

Bentuk tulisan /Siaran Bebas yang Bersifat Provokatif. Adakalanya suatu media massa menurunkan informasi kepada masyarakat yang berbau pengaruh yang menimbulkan emosi terhadap warga masyarakat tertentu. Hal demikian dapat terjadi karena kekhilafan penulis berita atau redaksi atas peliputan peristiwa tertentu atau juga disebabkan informasi sumber berita.

Iklan yang Menipu, Selain sebagai penyampai informasi yang berupa berita, media massa juga memuiat iklan layanan bagi kepemntingan para pengusaha/pemodal/lembaga yang mencari keuntungan ekonomis. Apabila cara penyampaian pada suatu media

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

23

Page 24: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

massa tidak sesuai dengan kode etik periklanan, kemungkinan besar iklan itu merugikan masyarakat. Oleh sebab itu perlu ditolak atau dibatalkan pemasangan iklan tersebut.

UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN PERS (Suprapto dkk : 122 - 126, PT Bumi Aksara) a. Pembuatan undang-undang Pers

Peraturan perundang-undangan tentang pers dan penyiaran yang dibuat oleh pemerintah bersama DPR, diharapkan dapat menjadi acuan bagi sermua pihak yang terkait dengan pers dan media massa agar kehidupan pers dan media massa, tetap dapat berlangsung dengan bebas namun disertai dengan tanggungjawab. Setiap Undang-Undang yang dibuat, mengatur hal-hal yang dapat menimbulkan konflik kepentingan. Dalam dunia pers pihak-pihak yang berkepentingan adalah pemerintah, rakyat, dan pengelolah pers itu sendiri. Oleh karena itu hampir setiap rezim pemerintahan selalu memandang pers sebagai sarana penyampaian informasi yang strategis. Adolf Hitler dengan partai NAZI-nya di jerman menempatkan pers sebagai corong pemerintah yang harus tunduk pada kepentingan pemerintah saat itu. Berdasarkan Permenpen No. 01/MENPEN/1984 tentang SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Semua penerbitan surat kabar harus memiliki surat izin penerbitan. Juga adanya SK Menpen RI No.147/KEP/Menpen/1975 tentang pengukuhan PWI dan Serikat Penerbit Surat Kabar (SPSK) sebagai satu-satunya organisasi wartawan dan organisasi penerbit pers indonesia. untuk mempermudah pembinaan dan menyelaraskan gerak langkah organisasi wartawan dan penerbit dengan kepentingan pemerintah pada saat itu. Selama orde baru terdapat media massa surat kabar yang dibredel karena tidak memenuhi SIUPP. Akhirnya kebebasan pers dirasa sudah tidak murni lagi sebab dicampuri lembaga diluar pers.Departemen Penerangan dirasa menjadi penentu kehidupan Pers saat itu. Pada awal reformasi dunia pers mengalami perubahan yaitu kebebasan pers. Menteri Penerangan RI, Muhammad Yunus Yosfiah dalam cabinet reformasi pembangunan pada tanggal 5 juni 1998 mengeluarkan serangkaian peraturan penting di bidang pers antara lain ; 1). Mengeluarkan Peraturan Menteri Penerangan No. 01/MENPEN/1998 yang menncabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Peraturan Menteri Penerangan No.01/MENPEN/1984 tentang SIUPP. Dalam Peraturan yang baru menyederhanakan proses permohonan SIUPP, juga menetapkan tidak ada lagi pembatalan SIUPP. 2). SK No.133/SK/MENPEN/1998 yang mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi SK Menteri Penerangan No.47/KEP/MENPEN/1975 tentang pengukuhan PWI dan Serikat Penerbit Surat Kabar (SPSK) sebagai satu-satunya organisasi wartawan dan organisasi pers Indonesia. Dengan kedua SK Menteri tersebut muncullah berbagai media massa surat kabar dan organisasi wartawan selain PWI, dan dengan keluarnya UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers, dan UU No.32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang menjamin kebebasan pers.

b. Memfungsikan Dewan Pers sebagai Pembina Pers Nasional Dewan pers sebagai lembaga yang mandiri mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk membina kehidupan pers yang

bertanggungjawab. Meskipun dewan ini tidak dapat menilai apakah seorang wartawan atau pers melanggar sanksi kode etik jurnalistik atau tidak, apalagi menjatuhkan sanksinya, namun tugas dan kewajiban untuk membina kemajuan pers Indonesia menjadi sangat berarti. Kode etik jurnalistik, kode etik grafika, dank ode etik iklan kiranya dapat menjadi acuan dalam kerja pers dan kewartawanan. Karena pers dilahirkan dan didukung oleh masyarakat sekaligus menilainya, apakah melanggar hak asasi manusia atau tidak. Wujud tindakan dan sanksi terhadap mendia massa yang melanggar hak asasi manusia misalnya; pendudukan kantor redaksi surat kabar dan tuntutan somasi ke pimpinan redaksi bahkan sampai penuntutan di pengadilan, apabila pers tidak mengindahkan system nilai yang berlaku dalam masyarakat dank ode etik jurnaliistik itu sendiri.

c. Penegakan Supremasi Hukum Semua aturan hukum dan perundang-undangan tidak mempunyai arti dan damapak apapun apabila tidak ditegakkan berlakunya

secara efektif dal;am kehidupan masyarakat dan Negara. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi aturan hukum dan perundang-undangngan. Pemberdayaan masyarakat untuk memahami hukum dan hak asasi manusia sangat penting sebab penegakan hukum yang didukung oleh seluruh lapisan masayarakat akan mewujudkan supremasi hukum yang menimbulkan kepercayaan masyarakat pada pemerintah semakin kuat. Kemampuan pemerintah untuk menegakkan supremasi hukum termasuk dalam kaitannya dengan pers akan sangat membantu perkembangan pers yang sehat, bebas, dan bertangunggjawab. Demikian pula dengan masyarakat akan semakin berani dan proporsional dalam menuntut hak-haknya ketika hak-haknya diusik dan diganggu. Kepastian hukum dan penyelesaian hukum dengan rasa keadilan hukum masyarakat akan semakin memperkuat tegaknya hukum dan keadilan di Negara kita.

d. Sosialiasi dan Peningkatan Kesadaran Rakyat akan Hak-Hak Asasi manusia Semakin tinggi kesadaran rakyat akan hak-hak asasi manusia menuntut peningkatan kecerdasan insan pers untuk melayani kebutuhan rakyat. Pers yang tidak sejalan dengan penerapan kesadaran rakyat tentang hak asasi manusia akan semakin ditinggalkan oleh segmen pembacanya. Informasi yang benar disampaikan secara santun dan menarik menjadi kebutuhan masyarakat.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Berdiskusi hasil kajian tentang kode etik jurnalkistik, penyimpangan kode etik jurnalistik dari berbagai media,

dan upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers di media cetak dan elektronik (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mendiskusikan hasil kajian tentang kode etik jurnalistik, penyimpangan kode etik jurnalistik dari berbagai media, dan upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers di media cetak dan elektronik

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masyarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

24

Page 25: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian Instrumen laporan tertulis

Buatlah resensi contoh-contoh penyimpangan kode etik jurnalistik dari berbagai media

o Instrumen uraian Mengapa Pemerintah melakukan upaya pembinaan Pers?

Kalaena 2012MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / II (GENAP) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 13 (ketigabelas)

STANDAR KOMPETENSI3. Mengevaluasi peranan pers dalam masyarakat demokrasi KOMPETENSI DASAR3.3 Mengevaluasi kebebasan pers dan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat demokratis di

Indonesia

INDIKATOR Menguraikan manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia Menyimpulkan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa/ pers. Menentukan sikap terhadap dampak penyalahgunaan kebebasan media massa/ pers.

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menguraikan manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia Siswa mampu menyimpulkan dampak penyalahgunaan kebebasan media massa/ pers. Siswa mampu menentukan sikap terhadap dampak penyalahgunaan kebebasan media massa/pers.

MATERI PEMBELAJARAN MANFAAT PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRATIS (Suprapto dkk : 31 klas 2 , PT Bumi Aksara)

Lembaga pers merupakan cerminan dari adanya kebebasan warga negara, pers dapat menciptakan iklim keterbukaan, sarana pendidikan, dan media partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara. Pers sering disebut sebagai pilar keempat dari demokrasi. Pers yang bebas dapat mengawasi jalannya pemerintahan, memberi masukan atau kritik, dan penilaian terhadap kebijakan yang dibuatnya. Pemerintah akan bertindak hati-hati terhadap kebijakannya sebab adanya pengawasan dari pers. Pers menjadi saluran komunikasi antara rakyat dengan pemerintah (komunikasi vertikal), dan antar masyarakat (komunikasi horizontal).

DAMPAK PENYALAHGUNAAN KEBEBASAN MEDIA MASSA/PERS (Suprapto dkk : 129 – 130 PT Bumi Aksara) Penyalahgunaan kebebasan media massa dalam hal ini menyangkut penyampaian informasi yang salah dan dapat

berdampak luas dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.a. Bagi Kepentingan Pribadi

Dalam kenyataan sehari-hari sering terjadi berkat jasa pers seseorang betul-betul dapat meningkat citra positipnya, namun sesungguhnya bias juga terjadi sebaliknya seseorang hancur reputasinya walaupun kenyataannya dapat sebaliknya. Jadi, nama baik seseorang dapat dirugikan apabila terjadi penyalagunaan kebebasan berpendapat dalam penyampaian informasi. Dalam kaitannya dengan konplik antar anggota masyarakat, kemungkinan opini public terpengaruh oleh tulisan media massa. Pihak yang benar tampak salah, dan sebaliknya. Kesan berita pertama lebih mewarnai kesan pembaca sehingga sekalipun telah diralat atau hak jawab dalam pemanfaatan media massa, hal itu tidak cukup berpengaruh untuk mengubah nama baik seseorang yang telah tercemar.

b. Bagi Kepentingan MasyarakatTulisan dalam media massa yang kurang berimbang sumber informasinya dapat mengakibatkan kesan yang berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya. Dengan bantuan media massa, fakta dapat ditutup-tutupi dengan tulisan lain

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

25

Page 26: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

yang berkesan membenarkan. Masyarakat dalam hal itu dapat tertipu karena mendapat informasi yang tidak benar. Misalnya, suatu kebijakan seorang tokoh dalam masyarakat sebenarnya tidak tepat secara ilmiah. Namun karena informasi itu diberitakan secara berlebihan dan berulang-ulang serta diekspos secara besar-besaran, masyarakat menjadi terpengaruh. Masyarakat tidak mengetahui apa-apa dan kurang mendapat informasi yang imbang.

c. Bagi Kepentingan Bangsa dan NegaraPenyalagunaan kebebasan media massa dan menyampaikan pendapat dapat juga merugikan kepentingan bangsa dan Negara. Misalnya, tulisan-tuliusan yang termuat dalam media massa yang kurang mempertimbangkan kepentingan nasional. Sebagaimaana system pers di negara liberal, pengungkapan kritik kepada pemerintah atau lembaga Negara dilakukan sangat tajam melebihi kewajaran, terlebih lagi jika yang disampaikan merupakan tulisan yang tidak berdasarkan fakta yang benar.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mengkritisi berbagai berita, artikel dari media cetak dan elektronik yang tidak sesuai dengan kode etik

jurnalistik (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung-jawab)

oo Mengkaji manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia, (Kerja Keras, Kreatif,

Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)o Berdiskusi hasil temuan dan kajian tentang dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam

masyarakat Indonesia (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mengkritisi berbagai berita, artikel dari media cetak dan elektronik yang tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik dan hasil kajian tentang manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia serta hasil diskusi tentang dampak penyalahgunaan kebebasan media massa dalam masyarakat Indonesia

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masyarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian Instrumen laporan tertulis

Tentukan pandangan anda dalam menyikapi dampak penyalahgunaan kebebasan media massa/ pers melalui essay tentang pers !

o Instrumen uraian Mengapa pers dianggap sebagai pilar demokrasi yang keempat ? Deskripsikan manfaat pers dalam kehidupan masyarakat demokratis di Indonesia !

Kalaena 2012MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

26

Page 27: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / II (GENAP) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 14 (keempatbelas)

STANDAR KOMPETENSI4. Mengevaluasi dampak globalisasiKOMPETENSI DASAR4.1. Mendeskripsikan proses, aspek, dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

INDIKATOR Menjelaskan pengertian globalisasi Mengemukakan proses globalisasi Mendeskripsikan aspek globalisasi Mendeskripsikan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menjelaskan pengertian globalisasi Siswa mampu mengemukakan proses globalisasi Siswa mampu mendeskripsikan aspek globalisasi Siswa mampu mendeskripsikan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

MATERI PEMBELAJARAN PENGERTIAN GLOBALISASI (Suprapto dkk :139 , PT Bumi Aksara)

Globalisasi berasal dari kata globe, artinya bola bumi buatan, peta bumi yang bulat seperti bola dunia. Kemudian global juga adalah secara umum dan keseluruhan, secara bulat, secara garis besar atau bersangkut paut meliputi seluruh dunia. Mengglobal berarti meluas keseluruh dunia atau mendunia,sedang globalisme berarti paham kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang layak diperhitungkan, terutama dibidang ekonomi dan politik.Globalisasi yaitu proses tatanan masyarakat, aturan dan system tertentu yang berlaku bagi bangsa-bangsa lain di dunia dan tidak mengenal batas wilayah, aturan lokal atau regional maupun kebijakan suatu Negara yang dapat mengurangi ruang gerak masuknya nilai, ide, pikiran atau gagasan yang dianggap sudah merupakan kemauan masyarakat dunia yang berlaku di semua aspek kehidupan seperti aspek politik,ekonomi,social budaya, pertahanan keaman, dan lain-lain.

PROSES GLOBALISASI (Suprapto dkk : 140 , PT Bumi Aksara) Proses globalisasi dimulai dengan ditemukannya alat komunikasi dan trasportasi modern seperti telepon, telegrap, radio,

televisi, maupun mobil di akhir abad ke-19. Dengan kemajuan teknologi manusia mudah bergerak, menyampaikan informasi dari suatu tempat ke tempat lainnya. Apa yang terjadi pada suatu Negara pada saat yang bersamaan dapat diketahui atau dilihat oleh Negara lain di seluruh dunia, karena adanya satelit komunikasi dan internet untuk mengakses peristiwa yang terjadi di seluruh dunia, juga dengan adanya pesawat terbang maka manusia dapat bergerak cepat dari suatu tempat (Negara) ke tempat lain (Negara lain), terjadilah kontak langsung antar bangsa-bangsa di dunia. Akibatnya tata nilai social budaya suatu Negara akan terbawa atau saling mempengaruhi terhadap bangsa lain. Hal itulah yang disebut era globalisasi.

Penemuan-penemuan dibidang alat telekomunikasi maupun transportasi oleh Negara-negara Eropa dan Amerika (Negara maju), menyebabkan Negara-negara tersebut sebagai sumber informasi sehingga haluan dan arah globalisasi didominasi dan dikendalikan oleh Negara-negara tersebut. Oleh karena itu menjadi barometer peradaban dunia. Dan paling berpengaruh di dunia, didukung oleh keputusan politik dan diplomat yang mempropagandakan gagasan-gagasannya, sehingga globalisasi dengan misi yang menyertainya nyaris berjalan sesuai dengan kemauannya, Negara yang mencoba untuk tidak menerima maka akan dikucilkan dari pergaulan dunia akibatnya ditinggaklkan oleh kemajuan zaman dan jika Negara tersebut menerima maka konsekuensinya nilai-nilai budaya luar akan masuk dan berhadapan dengan budaya dari dalam bahkan kepribadian menjadi taruhan. Oleh karena itu sebagai warga Negara harus bersikap selektif dan menyesuaikan dengan nilai-nilai pancasila untuk menerima semua budaya yag masuk ke Indonesia.

ASPEK GLOBALISASI (Suprapto dkk : 147 – 151 PT Bumi Aksara)

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

27

Page 28: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Aspek Politik, dampak positif dengan adanya globalisasi antara lain pemerintahan dijalankan secara transfaran, demokratis dan penuh kebebasan. Dengan keterbukaan dimungkinkan praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme dapat dicegah sehingga pemerintahan yang bersih dan berwibawah tercapai. Pemerintahan yang demokratis akan meningkatkan partisipasi rakyat dalam pemerintahan. Dan akan menambah legitimasi pada pemerintah yang sedang berkuasa sehingga kebijakan yang diambil mendapat dukungan dari masyarakat dan penuh tanggungjawab. Sedang kebebasan akan menumbuhkan jiwa kreativitas dan kritis sehingga menjadi alat control dalam pemerintahan sehingga tidak terjadi penyalahgunaan kekuassaan, penyelewengan-penyelewengan, maupun praktik di luar konstitusi.Dengan demikian dapat tercipta pemerintahan yang maju, dinamis, bersih, jujur, dan aspiratif. Dampak negative dengan adanya globalisasi, mampu membuka cakrawala berpikir masyarakat secara global. Apa yang terjadi di luar negeri dan dianggap baik dapat memberi aspirasi sehingga masyarakat hendak menerapkan di negaranya.Hal ini sangat dilematis sebab bila dipenuhi konsekuensinya di satu pihak belum tentu cocok diterapkan di Indonesia. Di pihak lain berarti akan selalu merubah yang telah ada sehingga menimbulkan ketidakpastian. Dan ketika tidak dipenuhi dianggap tidak aspiratif yang dapat berakibat anarkis, mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Aspek Ekonomi, Dampak positif aspek ini dengan adanya globalisasi ;1). Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri. 2). Mendorong untuk memproduksi barang yang berkualitas tinggi. 3). Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi. 4). Dapat meningkatkan kesempatan kerja dan devisa Negara.Sebaliknya dengan adanya globalisasi dapat melahirkan dampak negative seperti; 1). Dengan adanya keterbukaan maka produksi dari luar negeri akan melimpah masuk ke Indonesia sehingga jika tidak mampu menciptakan produk yang dapat bersaing maka tidak bisa mengekspor ke luar negeri dan neraca perdagangan akan selalu minus. 2). Dengan adanya kebebasan masuknya insvestasi dari luar maka dapat menguasai perekonomian yang akhirnya dapat mendikte pemerintah. 3). Dengan adanya persaingan bebas maka kelak akan ada pelaku ekonomi yang menang dan kalah. Yang menang dapat menopoli, sedang yang kalah akan tersisih dan melahirkan kesenjangan social.

Aspek Sosial Budaya, Dampak positif dalam aspek ini yaitu kita dapat belajar dari tata nilai social budaya, cara hidup, pola berpikir yang baik maupun ilmu pengetahuan dan tekniologi dari bangsa lain yang telah maju untuk kemajuan dan kesejahteraan kita. Seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian yang kuat, suka membaca, meneliti dan menulis, rasional, sportif, bekerja yang terprogram. Sedangkan dampak negatifnya adalah; 1). Semakin ketatnya persaingan antar individu yang dapat melahirkan perilaku manusian yang individualistis. 2). Munculnya sifat hedonisme yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya. Hedonisme dapat berkembang menjadi materialisme dan konsumerisme (perilaku manusia yang konsumtif terhadap berbagai jenis barang yang menjadi kebutuhan hidupnya dan memudahkan hidupnya).Globalisasi menyebabkan manusia cenderung bertindak konsumtif dibandingkan produktif. 3). Dapat menyebabkan kesenjangan social.

Aspek Pertahan dan Keamanan, dampak positif globalisasi yaitu adanya kerjasama dibidang pertahanan dan keamanan baik kerjasama bilateral, regional maupun internasional. Kerjasama untuk memperkuat pertahanan dan keamanan wilayah regional, misalnya kerjasama dengan Negara-negara ASEAN dalam bidang kemiliteran, pemberantasan jaringan narkoba, perjanjian ekstradisi (pengembalian buronan Negara ke Negara asalnya), jaringan teroris, dan sebagainya. Dengan globalisasi, informasi mengenai ancaman dan gangguan keamanan akan lebih cepat diketahui sehingga dapat fdiantisipasi lebih dini secara bersama-sama sebelum meluas dan mempunyai kekuatan yang lebih besar.Dampak negativ globalisasi pada aspek ini yaitu kemajuan teknologi dapat digunkan oleh jaringan atau kelompok penjahat internasional untuk beroperasi di berbagai Negara untuk mempermudah mencapai tujuannya. Indonesia telah disinyalir sebagai sala satu Negara yang menjadi sasaran jaringan narkoba dan teroris internasional. Hal ini terbukti dengan banyaknya warga Negara asing tertangkap di Indonesia dan diproses secara hukum dalam kasus narkoba, bahkan sudah ada yang divonis hukuman mati dan telah dieksekusi. Sebaliknya, penjahat-penjahat dari dalam negeri yaitu warga Negara Indonesia yang melakukan tindak pidana, misalnya korupsi, makar terhadap pemerintahan Negara, membunuh dan sebagainya, mudah melarikan diri ke Negara lain dan menetap di sana, bahkan para penjahat politik dapat meminta suaka (perlindungan politik kepada Negara lain/Negara bersangkutan). Hal ini sangat merugikan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia.

DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA (Nur Wahyu Rochmadi : 83 s/d 84, PT Yudistrta)Dampak positif globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ;a. Berkembangnya komunikasi serba instanb. Timbulnya dunia tanpa batas-batas teritorial, terutama di bidang ekonomic. Terjadi empat besar menuju ekonomi dunia tunggald. Berkembangnya perdagangan dan pembelajaran melalui media cyber atau maya (internet)e. Berkembangnya pola layanan baru masyarakatf. Terjadinya penyatuan antara yang besar (global) dan yang kecil (lokal)g. Makin kuatnya era baru kesenangan dan kegembiraanh. Terjadinya perubahan bentuk kerja secara mendasari. Semakin tampilnya perempuan sebagai pemimpinj. Semakin banyak penemuan baru tentang otak yang sangat mengagumkank. Menguatnya nasionalisme budayal. Adanya kelas bawah yang makin besarm. Semakin besarnya manusia lanjut usian. Meningkatkan daya saing dengan bangsa lain dalam berprestasi Dampak negatif globalisasi dalam kehidupan bernbangsa dan bernegara;a. Masuknya budaya asing yang seringkali tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan falsafah bangsa Indonesiab. Sesuatu hal menjadi cepat usang, berusia pendek, atau ketinggalan zaman. Hal ini da[pat dilihat dari perkembangan

elektronik, seperti computer atau sarana telekomunikasi, termasukl diantaranya ide, pendapat, hasil peneletian, dan lain sebagainya.

c. Meluasnya kapitalisme, globalisasi menyebabkan banyak pihak memfokuskan pikiran pada upaya meningkatkan jumlah capital (modal) yang dimiliki.

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

28

Page 29: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

d. Menjalarnya konsumerisme, yang membawa perilaku manusia yang konsumtif terhadap berbagai jenis barang yang menjadi kebutuhan dan dapat mempermudah hidupnya.

e. Merebaknya hedonisme atau perlaku manusia yang lebih mengutamakan kesenangan yang bersifat duniawi.MIsalnya; makan di restoran mewah,busana mewah,mobil mewah,membeli sesuatu harus di tempat mewah.

f. Merebaknya kejahatan cyber (cyber crime) misalnya;1).Kejahatan transaksi elektronik, contohnya; kejahatan carding (kartu kredit), money laundrering (pencucian uang).2).Kejahatan Teknologi komuniasi dan informasi, contohnya; penyadapan telepon dan penipuan melalui telepon genggam.3).Kejahatan menggunakan internet, contohnya;pemerasan,pencurian data,pencemaran nama baik.4).Kejahatan computer, contohnya;masuk ke system secara illegal, membuat dan menyebarkan program yang bersifat merusak.5).Kejahatan hak atas karya intelektual (HAKI) contohnya;pembajakan software,rekaman suara/music illegal, dan mengubah tampilan website situs palsu

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mengkaji berbagai literatur tentang pengertian, proses, aspek globalisasi dan dampak globalisasi, (Kerja

Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)o Berdiskusi hasil kajian literatur tentang pengertian, proses, aspek, globalisasi dan dampak globalisasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

Mengkaji berbagai literatur tentang pengertian, proses, aspek globalisasi dan dampak globalisasi serta hasil diskusi pengertian, proses, aspek, globalisasi dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masyarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraian Instrumen laporan tertulis

Tentukan aspek-aspek yang terdapat pada proses globalisasi !

o Instrumen uraian Jelaskan pengertian globalisasi Uraikan proses globalisasi Mengapa globalisasi berdampak pada kehidupan berbangsa dan bernegara ?

Kalaena 2012MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

29

Page 30: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / II (GENAP) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 15 (kelimabelas)

STANDAR KOMPETENSI4. Mengevaluasi dampak globalisasiKOMPETENSI DASAR4.2 Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia

INDIKATOR Mendeskripsikan pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Mengemukakan contoh pengaruh negara lain yang dirasakan oleh bangsa Indonesia Menentukan sikap terhadap pengaruh negara lain yang dirasakan oleh bangsa Indonesia

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu mendeskripsikan pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Siswa mampu mengemukakan contoh pengaruh negara lain yang dirasakan oleh bangsa Indonesia Siswa mampu menentukan sikap terhadap pengaruh negara lain yang dirasakan oleh bangsa Indonesia

MATERI PEMBELAJARAN PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAB BERNEGARA (Suprapto dkk :157 , PT Bumi

Aksara)Gencarnya provokasi dan budaya demokrasi yang belum matang, menimbulkan pergolakan politik di beberapa daerah yang

ingin melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menyebabkan goyahnya stabilitas politik. Hal ini disebabkan pengaruh globalisasi yang menghendaki kehidupan politik yang demokratis, dengan mengutamakan keterbukaan, jaminan hak asasi manusia, dan kebebasan, berpengaruh kuat terhadap bangsa indonesia.

Kebijakan-kebijakan negara asing yang dinilai ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri Indonesia atau mempengaruhi kebijakan pemerintah Indonesia, akan mendapat respon dan tantangan keras dari sebagian masyarakat Indonesia, yang bisa berdampak anarkis.

Munculnya reaksi-reaksi keras sebagian rakyat indonesia terhadap peristiwa atau tragedi yang terjadi disuatu negara yang dianggap melanggar hak asasi manusia, misalnya;penindasan bangsa palestina, pelanggaran di afganistan.

Tuntutan kehidupan yang demokratis, kebebasan yang luas, hak asasi manusia, serta keterbukaan,seperti di negara-negara barat akan menggoyahkan pandangan hidup dan dasar negara pancasila, tidak menutup kemungkinan sebagian masyarakat akan berpaling dan mencari alternatif idiologi lain seperti halnya liberalisme

Kebijakan ekonomi negara sangat tergantung pada pengaruh negara adikuasa melalui perjanjian-perjanjian internasional akan memoperlemah kekuasaan pemerintah untuk mengatur tata ekonomi yang berpihak pada kepentingan rakyat.

CONTOH PENGARUH NEGARA LAIN (Nur Wahyu Rochmadi : 79, PT Yudistrta) Runtuhnya gedung WTC (World Trade Centre) di Amerika Serikat mempengaruhi industri kecil masyarakat di daerah solo

dan sekitarnya yang biasa mengirim barang-barang kerajinan ke Amerika Serikat. Adanya bantuan dari berbagai negara untuk meringankan beban penderitaan bangsa indonesia ketika tsunami melanda

wilayah Nangroe Aceh Darussalam dan sebagian Pulau Sumatera yang menjadi pusat perhatian dunia. Bantuan-bantuan internasional untuk mengatasi merebaknya penyakit flu burung

SIKAP TERHADAP PENGARUH NEGARA LAIN Proses globalisasi adalah suatu keniscayaan yang berlangsung terus menerus sepanjang sejarah kehidupan

kemanusiaan. Proses itu akan bergerak dan menginfiltrasi (menyusuf) seluruh wilayah negara-negara dan batasan-batasan budaya serta peradaban manusia, sehingga tidak satupun bangsa yang mampu menghindarinya. Pengaruh negara asing yang masuk ke Indonesia tidak selamanya merugikan oleh karena itu diperlukan sebuah kearifan tertentu sehingga bangsa Indonesia mampu mengambil hal-hal yang baik/positif dan meninggal hal-hal yang negatif.

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mengkaji berbagai literatur tentang pengertian, proses, aspek globalisasi dan dampak globalisasi, (Kerja

Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)o Berdiskusi hasil kajian literatur tentang pengertian, proses, aspek, globalisasi dan dampak globalisasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara (Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Tanggung-jawab)

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

30

Page 31: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

Mengkaji berbagai literatur tentang pengertian, proses, aspek globalisasi dan dampak globalisasi serta hasil diskusi pengertian, proses, aspek, globalisasi dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masyarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraiano Instrumen laporan tertulis

--

o Instrumen uraian Deskripsikan pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara Tuliskan contoh pengaruh negara lain yang dirasakan oleh bangsa Indonesia ! Sikap bagaimanakah yang diperlukan dalam menghadapi pengaruh negara lain ?

Kalaena 2012MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / II (GENAP) 2011/2012

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

31

Page 32: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

PENGARUH DARI LUAR

(IPTEK,EKONOMI, SOSBUD, IDEOLOGI

DLL

AGAMA, PANCASIL

A,NILAI NORMA, BUDAYA BANGSA

ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 16 (keenambelas)

STANDAR KOMPETENSI4. Mengevaluasi dampak globalisasiKOMPETENSI DASAR4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia

INDIKATOR Menguraikan implikasi globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Menentukan posisi terhadap implikasi globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Menentukan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi

TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menguraikan implikasi globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Siswa mampu menentukan posisi terhadap implikasi globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Siswa mampu menentukan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi

MATERI PEMBELAJARAN IMPLIKASI GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAB BERNEGARA (Nur Wahyu Rochmadi : 87 s/d 95,

PT Yudistrta)Bidang teknologi, kehidupan manusia saat ini dan ke depan senantiasa bergantung pada teknologi yang semakin canggih

dan maju. Sehingga tiada hari tanpa penemuan terbaru dibidang teknologi misalnya perkembangan di bidang informasi dan komputerisasi, yang sangat spektakuler sehingga kemampuan komunikasi dan pengolahan data menjadi efektiof dan efesien.

Bidang Sosial Budaya, kebudayaan asing dengan mudah memengaruhi kebudayaan masyarakat lokal tanpa harus dengan cara kekerasan atau pemaksaan. Bahkan hal itu dapat terjadi dengan sendirinya tanpa disadari dan mampu dicegah oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Sehingga kebudayaan yang lama dapat berubah atau hilang sama sekali dan membentuk suatu kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan sebelumnya, misalnya cara makan, cara berpakaian, pola pergaulan, budaya kerja, budaya bahasa dan lain sebagainya.

Bidang Politik dan pertahanan dan Keamanan, bangsa Indonesia sejak awal menyadari bahwa dirinya menjadi bagian dari masyarakat dunia (internasional) oleh karena itu UUD 1945 mengamanatkan pentingnya ikut aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia yang abadi dan berkeadilan sosial. Suasana perpolitikan internasional sangat kompleks (rumit) dan memiliki pola-pola tertentu. Terlebih lagi dengan semakin banyaknya isu-isu internasional yang secara langsung maupun tidak langsung membawa pengaruh pada kehidupan politik dan pertahanan keamanan dalam negeri.

Bidang Pendidikan, kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan dengan tatap muka semata, tetapi lebih banyak menggunakan fasilitas dunia maya (cyber space).sehingga memungkinkan informasi yang diperoleh siswa sangat beragam dan unik dan tidak terbatas pada buku semata. Hal ini akan memperngaruhi perilaku belajar siswa dan minat belajar siswa.

Masalah Hak Asasi Manusia, Hak Asasi Manusia diakui bersifat universal, namun pengertian, kriteria, dan pelaksanaanya selama ini dominan menurut penafsiran Amerika dan terus digelorakan ke seluruh dunia. Dalam prakteknya tampak negara yang menguntungkan mereka tetap dibiarkan bahkan dibela walupun negara itu sebenarnya melanggar Hak Asasi Manusia misalnya Israel yang banyak membunuh rakyat Palestina dibiarkan, tetapi jika dianggap merugikan mereka, negara tersebut akan diberikan sanksi atau ditindak misalnya Indonesia diberi sanksi tidak diberikan suku cadang F – 16 dan bantuan militer. Bahkan melalui resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1316 mengancam menjatuhkan sanksi ekonomi apabila tidak dapat menyelesaikan kasus Atambua dengan baik.

Masalah Demokrasi, sekarang terbentuk opini bahwa bentuk pemerintahan terbaik dan diterima diseluruh dunia ialah demokrasi. Demokrasi yang dianggap ideal adalah demokrasi ala Amerika sehingga Amerika merasa berkepentingan untuk menegakkanya, dalam pelaksanaanya tampak subjektif dan diskriminatif, misalnya; Amerika dan Sekutunya menyerang Irak atas tuduhan bahwa Irak mengembangkan senjata pemusnah massal atau pemerintahan Saddam Husaein tidak demokratis. Dan menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Kuba karena dianggap tidak demokratis.

Bidang Ekonomi, melalui perjanjian-perjanjian multilateral dan kesepakatan yang dibuat oleh lembaga keuangan seperti IMF (International Foundation moneter) dan Bank Dunia, oleh Indonesia pada isi perjanjian atau kesepakatan, yaitu Bank Dunia dan IMF memberi bantuan kredit kepada indoonesia dengan syarat membatasi perluasan kredit, penghapusan subsidi, peningkatan suku bungan kkredit dan pajak, privatisasi seluas-luasnya dalm ekonomi sehingga mencakup bidang-bidang yang selama ini dikuasai negara,memperlancar arus masuk investasi asing. Akibatnya terus bergantung segala hal harus melaui izin IMF. Apa yang disarankan tidak terbukti bahkan sebaliknya menjerumuskan bangsa Indonesia dalam berbagai kesulitan, harga melonjak,produksi opangan perkapita turun,hutang meningkat, pajak mencekik, subsidi untuk orang miskin dihapus karena BUMN-BUMN strategis telah diswstanisasi.(Bumi Aksara hal : 159-161)

PENENTUAN POSISI TERHADAP IMPLIKASI GLOBALISASI TERHADAP KEHIDUPAN BERBANGSA DAB BERNEGARA (Nur Wahyu Rochmadi : 87, PT Yudistrta)

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

32

BANGSA YANG MAJU DAN BERKEPRIBADIAN TINGGI

ARUS GLOBALISASI

(+ / - )MANFAAT ( + )

Page 33: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

SIKAP SELEKTIF TERHADAP PENGARUH GLOBALISASI Proses globalisasi adalah suatu keniscayaan yang berlangsung terus menerus sepanjang sejarah kehidupan

kemanusiaan. Proses itu akan bergerak dan menginfiltrasi (menyusuf) seluruh wilayah negara-negara dan batasan-batasan budaya serta peradaban manusia, sehingga tidak satupun bangsa yang mampu menghindarinya. Pengaruh negara asing yang masuk ke Indonesia tidak selamanya merugikan oleh karena itu diperlukan sebuah kearifan tertentu sehingga bangsa Indonesia mampu mengambil hal-hal yang baik/positif dan meninggal hal-hal yang negatif.

Menunjukkan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasia. Sistem ekonomi jangan berprinsip pasar bebas (liberalism ekonomi). Haruslah mencontoh berbagai pengalaman

Negara lain, termasuk Amerika Serikat, Jermandan Jepang sendiri dalam sejarhnya juga memakai ekonomi merkantilis ketimbang pasarbebas pada masa awal pembangunannya. Indonesia masih dalam tahap-tahap perkembangannya, karena itu perlu menerapkan ekonomi yang proteksionis dan kerakyatan.

b. Sistem ekonomi harus mendahulukan pasar domestic daripada orientasi pada pasar ekspor. Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi dome4stikuntuk pasar dalam negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat, bukan melayani kepentinmgan kobnglomorat atas pasar ekspor.

c. Pertanian dijadikan prioritas utama.perekonomian, karena disinilah hidup mayoritas rakyat. Karena alokasi untuk pertanian (termasuk kelautan dan perikanan) harus dirubah melalu reformasi pertanahan, sehingga terjadi distribusi tanah dan sumber-sumber yang merata. Selain itu diadakan berbagai kemudahan dan fasilitas serta perlindungan bagi petani untuk memperkuat sector pertanian.

d. Industrialisasi berdasarkan bahan baku setem[pat, sehingga tidak tergantung impor dari luar. Untuk memperkuat sector industri-industri kecil.

e. Tidak tergantung pada badan-badan multilateral, dan ikut serta merubah badan-badan tersebut agar menjadi badan yang terutama melayani kepentingan dunia ketiga.

f. Menolak paham neoliberalisme dan mencari altrnatif system ekonomi yang lebih mencerminkan kepentingan rakyat dan nasional, seperti ekonomi kerakyatan.

g. Kerjasama dunia ketiga untuk bersama-sama menghadapi kepentingan Negara-negara maju (misalnya kelompok G7) untuk mendapat resolusi yang layak dan adil bagi dunia ketiga.(Bumi Aksara hal : 162)

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Mengkaji berbagai literatur tentang implikasi globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara di

Indonesia , (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Tanggung-jawab)o Menyimpulkan dari hasil kajian dan menunjukkan sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi dan

menentukan posisi terhadap implikasi globalisasi. (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung-jawab)

o

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

mengkaji berbagai literatur tentang implikasi globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dan hasil kesimpulan tentang sikap selektif terhadap pengaruh globalisasi dan menentukan posisi terhadap implikasi globalisasi.

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masyarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

33

Page 34: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraiano Instrumen laporan tertulis

--

o Instrumen uraian Uraikanlah implikasi globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Bagaimanakah posisi yang harus ditentukan oleh bangsa indonesia dalam mengadapi implikasi globalisasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara Tentukanlah sikap selektif anda terhadap pengaruh globalisasi !

Kalaena 2012

MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KALAENAMATA PELAJARAN : PEND. KEWARGANEGARAANKELAS/SEMESTER/TP : XII / II (GENAP) 2011/2012ALOKASI WAKTU : 2X45 MENITPERTEMUAN : 17 (ketujuhbelas)

STANDAR KOMPETENSI4. Mengevaluasi dampak globalisasiKOMPETENSI DASAR4.4 Mempresentasi kan tulisan tentang pengaruh globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia

INDIKATOR Meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Membuat karya tulis tentang pengaruh globalisasi Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi

TUJUAN PEMBELAJARAN

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

34

Page 35: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Siswa mampu meresensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Siswa mampu membuat karya tulis tentang pengaruh globalisasi Siswa mampu mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi

MATERI PEMBELAJARAN RESENSI TULISAN

Meresensi berita/artikel dari beberapa buku, surat kabar, media elektronik tentang pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia

METODE PEMBELAJARAN Informasi dari Guru, diskusi, dan active learning

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Awal (15 menit)

o Guru membuka pelajaran dengan salam. (Religius)o Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan Inti ( 60 menit).o Meresensi berita/artikel dari beberapa buku, surat kabar, media elektronik tentang pengaruh globalisasi

terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung-jawab)

o Menyusun tulisan ilmiah tentang pengaruh globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia (Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung-jawab)

o Mempresentasikan hasil tulisannya di depan kelas dan dikritisi oleh teman-temannya (Toleransi, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/Komuniktif, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung-jawab)

Kegiatan Penutup (15 menit)o Guru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam

meresensi berita/artikel dari beberapa buku, surat kabar, media elektronik tentang pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia dan hasil penyusunan karya tulis ilmiah tentang pengaruh globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia serta hasil mempresentasikan hasil tulisannya di depan kelas.

o Post teso Informasi pembelajaran berikutnyao Menutup pelajaran dengan salam. (Religius)

SUMBER BELAJAR Narasumber: Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, 2000.PT. Raja Grafindo Persada. Suprapto, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas 3, 2007. PT. Bumi Aksara Drs. Chotib dkk, KEWARGANEGARAAN 3 menuju masyarakat madani 2007. Yudistira Peraturan Perundang-undangan yang relevan.

EVALUASI Penilaian

Penilaian Proses Penilaian Hasil

Alat Penilaian (Instrumen) Jenis Instrumen

Tugas kelompok/Individu dan ulangan harian

Bentuk InstrumenLaporan tertulis dan uraiano Instrumen laporan tertulis

Buatlah resensi tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Buatlah karya tulis tentang pengaruh globalisasi

o Instrumen uraian ---

Kalaena 2012MengetahuiKepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

35

Page 36: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN · Web viewGuru memberikan pelurusan-pelurusan dan penguatan-penguatan berdasarkan hasil kerja siswa dalam mengidentifikasi berita di media elektronik

Drs. BAKHTIAR FARIDAH, S.Pd..NIP. 19670112 199303 1 010

Civic Education Of SMAN 1 Kalaena

36