RENCANA KINERJA TAHUNAN KANTOR KESEHATAN … · mewujudkan program Indonesia sehat dengan sasaran...

24
KKP KELAS II SAMARINDA RENCANA KINERJA TAHUNAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SAMARINDA Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit TAHUN 2018 Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda 2018

Transcript of RENCANA KINERJA TAHUNAN KANTOR KESEHATAN … · mewujudkan program Indonesia sehat dengan sasaran...

KKP KELAS II SAMARINDA

RENCANA KINERJA TAHUNAN

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SAMARINDA

Kementerian Kesehatan RI Ditjen Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

TAHUN 2018

Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda 2018

KKP KELAS II SAMARINDA

KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Tahunan KKP Samarinda merupakan salah satu wujud

pelaksanaan instansi pemerintah dalam melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi

sebagai sarana dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra).

Dengan disusunnya RKT tahun 2017 diharapkan dapat menjadi acuan dalam

melaksanakan tugas dan fungsi serta meningkatkan kinerja Kantor Kesehatan

Pelabuhan (KKP) Samarinda.

Samarinda, Juni 2017

Kepala KKP Samarinda

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bahwasanya pada saat ini

Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda telah menyelesaikan Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) pada tahun 2017. RKT ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam

pelaksanaan kegiatan di tahun 2017.

KKP KELAS II SAMARINDA

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................... Kata Pengantar ....................................................................................

i ii

Daftar Isi .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Maksud dan Tujuan........................................................................ 5

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ..................................... 7

A. Visi ................................................................................................. 7

B. Misi................................................................................................ 8

C. Tujuan ........................................................................................... 8

D. Sasaran ......................................................................................... 9

BAB III KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN ... 10

A. Kebijakan ...................................................................................... 10

B. Strategi.......................................................................................... 17

C. Program Dan Kegiatan................................................................. 20

BAB IV Penutup ................................................................................ 21

KKP KELAS II SAMARINDA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

nasional yang secara berkelanjutan dilaksanakan menuju masyarakat yang

sehat, mandiri dan berkeadilan, mengingat pembangunan kesehatan pada dasarnya

adalah investasi perwujudan sumber daya manusia yang memiliki ketahanan jiwa

dan raga yang optimal sebagai modal dasar menuju masyarakat adil dan makmur

sesuai dengan cita-cita bangsa.

Sejalan dengan era dan pentahapan pembangunan serta dinamika situasi

kondisi lingkungan strategis, maka upaya dan program-program serta kegiatan

pembangunan bidang kesehatan senantiasa berkembang sesuai dengan

perkembangan kependudukan, epidemiologi, ilmu pengetahuan dan teknologi, gaya

hidup serta kondisi lingkungan hidupnya. Arah pembangunan kesehatan juga

semakin didorong untuk mampu mendukung upaya pernguatan ekonomi, sosial

budaya, pertahanan keamanan bahkan kehidupan politik yang sangat dinamis,

mengingat kesehatan merupakan salah satu hak azasi manusia yang dijamin dalam

peraturan perundangan maupun konvensi internasional. Untuk itu berbagai program

telah dikembangkan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran

pembangunan secara bertahap, baik dalam jangka pendek, menengah maupun

jangka panjang.

Saat ini Pembangunan Kesehatan Nasional adalah suatu upaya

peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara

berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan

sumber daya yang ada serta dengan memperhatikan tantangan global maupun

spesifik lokal. Untuk mendukung terwujudnya upaya yang berkesinambungan

tersebut harus mengacu pada Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana

tercantum dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004. Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun

secara terpadu oleh Kementerian/Lembaga. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

perencanaan pembangunan nasional menghasilkan RPJM dan rencana

pembangunan tahunan.

KKP KELAS II SAMARINDA

Upaya pembangunan kesehatan Tahun 2015-2019 diarahkan untuk

mewujudkan program Indonesia sehat dengan sasaran meningkatkan derajat

kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan

pelayanan kesehatan. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional di

bidang kesehatan tersebut, Kementerian Kesehatan RI telah menyusun Renstra

Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 berdasarkan arah kebijakan dan

strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) 2015-2019.

Renstra Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan melalui Keputusan

Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/2015 tentang Renstra Kementerian Kesehatan

Tahun 2015-2019, merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang

memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan

langsung oleh Kementerian Kesehatan maupun dengan mendorong peran aktif

masyarakat untuk kurun waktu 2015-2019, maka dalam pelaksanaannya perlu

dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi Program (RAP) pada unit

organisasi Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) pada unit organisasi

setingkat eselon II sesuai dengan tugas Pokok dan fungsinya.

Sesuai Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang mengacu

pada perubahan struktur organisasi Kementerian Kesehatan yang memberikan

penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, dan Millenium

Development Goals (MDGs). Disamping itu, didalam MDGs (Millenium Development

Goals) bahwa meningkatnya pembangunan kesehatan masyarakat merupakan

tujuan utama global yang wajib diwujudkan setiap anggota WHO. Pembangunan

kesehatan di wilayah Pelabuhan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan

nasional.

Sejalan dengan Revisi International Health Regulation (IHR) tahun 2005

yang telah diratifikasi dan diberlakukan 15 Juni Tahun 2007 oleh Negara

Kesatuan Republik Indonesia dengan perhatian khusus terhadap Public Health

Emergency Of International Concern (PHIEC) atau masalah kedaruratan kesehatan

masyarakat yang menjadi perhatian global memberikan perhatian khusus untuk

wilayah pelabuhan dengan menetapkan Persyaratan Kapasitas Inti Bagi

Bandara, Pelabuhan Dan Perlintasan Darat agar setiap saat :

KKP KELAS II SAMARINDA

1. Menyediakan akses pada :

a. Pelayanan kesehatan yang memadai termasuk fasilitas diagnostic dilokasi

yang dekat sehingga memungkinkan penilaian cepat dan perawatan bagi

pelaku perjalanan yang sakit dan

b. Staf, peralatan dan lingkungan kerja yang memadai

2. Menyediakan akses terhadap peralatan dan personel untuk pengiriman

pelaku perjalanan yang sakit ke fasilitas kesehatan yang memadai.

3. Menyediakan personel yang terlatih untuk pemeriksaan alat angkut

4. Menjamin lingkungan yang aman bagi para pelaku perjalanan yang

menggunakan fasilitas yang ada di pintu masuk, termasuk pengadaan air

minum, tempat makanan, fasilitas catering pesawat udara, Toilet umum,

fasilitas pembuangan sampah cair dan padat yang memadai, dan area

berpotensi risiko lainnya, dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala

dan

5. Sejauh dapat dilakukan menyediakan personel terlatih dan program

pengendalian vektor dan reservoir didalam dan disekitar pintu masuk.

Selanjutnya IHR 2005 mempersyaratkan agar pelabuhan, bandara dan

perlintasan darat dapat merespons kejadian yang dapat menimbulkan

PHEIC dengan kapasitasnya:

1. Menyediakan respon emergensi kesehatan masyarakat yang memadai

dengan menetapkan dan memantapkan rencana kontingensi emergensi

kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan koordinator dan contact-point yang

berhubungan dengan pintu masuk, layanan kesehatan masyarakat dan layanan

agen lainnya;

2. Melakukan penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan atau hewan yang

terjangkit oleh pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan kesehatan hewan

setempat dalam pengisolasian, pengobatan dan layanan pendukung lainnya yang

diperlukan:

3. Menyediakan ruangan yang memadai, dan dipisahkan dari pelaku perjalanan lain,

untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau tersangka;

4. Menyediakan sarana diagnosis dan bila perlu, karantina terhadap pelaku

perjalanan yang diduga, lebih baik bila di sarana kesehatan yang jauh dari

pintu masuk;

KKP KELAS II SAMARINDA

5. Menerapkan tindakan yang direkomendasikan bila perlu untuk hapus

serangga, hapus tikus, hapus hama, dekontaminasi atau penanganan bagasi,

kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi khusus yang

ditunjuk dan dilengkapi untuk keperluan ini.

6. Menerapkan pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan dan

7. Menyediakan akses berupa peralatan yang dirancang khusus dan personel

terlatih dengan alat pelindung diri yang memadai, dalam merujuk pelaku

perjalanan yang membawa atau terkontaminasi penyakit menular.

Kepmenkes Nomor 356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan, menetapkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan

yang selanjutnya disebut KKP adalah unit pelaksana teknis di lingkungan

Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dengan tugas

melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial

wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan

lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan

terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur

biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan

lintas batas darat negara.

Saat ini pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuknya

barang, jasa dan manusia, akan tetapi sudah berkembang lebih jauh menjadi sentra-

sentra industri yang menyerap banyak tenaga kerja, pusat perdagangan, tempat

wisata yang mampu mendatangkan turis baik domestik maupun luar negeri.

Pelabuhan Samarinda yang merupakan pelabuhan memilki aktivitas yang tinggi

akan pergerakkan alat angkut, muatan maupun orang. Tingginya mobilitas ini, dapat

menyebabkan kemungkinan penyebaran penyakit antar satu daerah ke daerah yang

lain juga semakin meningkat.

Penyusunan rencana dan kegiatan satuan kerja KKP Samarinda Tahun

2016 sebelumnya disusun berdasarkan Renstra 2015-2019 dan Permenkes

Nomor 265 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan maka terdiri 3 (tiga) program yakni:

1. Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik,

2. Program Lingkungan Sehat dan

KKP KELAS II SAMARINDA

3. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.

Seiring ditetapkan dan diterbitkan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-

2019, Permenkes Nomor 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan serta tetap sejalan dengan International Health Regulation

(IHR) Tahun 2005, maka dalam penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan

Rencana Aksi Program (RAP) mulai Tahun 2011 mengacu pada satu program yakni

program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan salah satu

indikator yakni terkendalinya seluruh kondisi potensial untuk cegah tangkat penyakit

di pelabuhan, Bandara udara dan pos lintas batas.

Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) tahun 2015-2019 KKP Samarinda

ini diharapkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan upaya pelayanan

kesehatan yang berkesinambungan dalam hal pelaksanaan kegiatan pengendalian

seluruh kondisi potensial untuk cegah tangkal penyakit di wilayah kerja pelabuhan

dan bandara di Provinsi Kalimantan Timur. Disamping itu juga, diharapkan

penyusunan dan pelaksanaan kegiatan/ anggaran KKP Samarinda dapat

dilaksanakan secara tertib, taat pada peraturan perundangan, berdayaguna,

efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan

rasa keadilan dan kepatuhan.

Dalam rangka melaksanakan Rencana Aksi Kegiatan maka

disusunlah Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sebagai bentuk penjabaran dari

Rencana Aksi Kegiatan (RAK). Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2016

merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target selama tahun

2016.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 dimaksudkan

sebagai penjabaran dari Rencana Aksi Kegiatan (RAK) dan acuan dalam

penetapan kinerja dan pelaksanaan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

(KKP) Samarinda. Tujuan dari penyusunan RKT antara lain :

1. Sebagai acuan dalam penyusunan penetapan kinerja melalui indikator yang ada

pada seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi

2. Sebagai acuan dalam penyusunan penetapan kinerja melalui indikator yang ada

pada seksi Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah

KKP KELAS II SAMARINDA

3. Sebagai acuan dalam penyusunan penetapan kinerja melalui indikator yang ada

pada seksi Pengendalian Risiko Lingkungan

4. Sebagai acuan dalam penyusunan penetapan kinerja melalui indikator yang ada

pada Sub Bagian Tata Usaha

KKP KELAS II SAMARINDA

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

A. Visi

KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya

penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,

pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan

OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul

kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, KKP

menyelenggarakan fungsi :

1. Pelaksanaan kekarantinaan,

2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan,

3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan

lintas batas,

4. Pelaksanaan pengamatan penyakit karantina dan penyakit penular

potensial wabah, penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali

5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan

kimia

6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai dengan

penyakit yang berkaitan dengan lalulintas, nasional, regional dan internasional.

7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan

penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan,

serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan

perpindahan penduduk.

8. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

pelabuhan, bandara dan lintas batas Negara

9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan,

kosmetika, alat kesehatan serta bahan aditif (OMKABA) ekspor dan

mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor.

10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya

11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja

pelabuhan, bandara dan lintas batas darat Negara

KKP KELAS II SAMARINDA

12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan

pelabuhan, bandara dan lintas batas Negara

13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di

pelabuhan, bandara dan lintas batas darat Negara

14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan dan

surveilans kesehatan pelabuhan.

15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan pelabuhan, bandara dan lintas

batas darat negara.

16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya maka Kantor Kesehatan pelabuhan

(KKP) Samarinda menetapkan visi, yaitu : “Mewujudkan masyarakat sehat di

lingkungan pelabuhan dan bandara yang mandiri dan berkeadilan”.

B. Misi

Dalam rangka mencapai visi tersebut ditempuh melalui misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Wilayah Kerja Pelabuhan dan

Bandara, melalui pemberdayaan masyarakat Pelabuhan dan Bandara,

termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat Pelabuhan dan Bandara dengan melakukan

cegah tangkal PHEIC sesuai dengan tupoksi Kantor Kesehatan

PelabuhanSamarinda.

3. Melindungi kesehatan masyarakat Pelabuhan dan Bandara dengan menjamin

tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan

berkeadilan.

C. TUJUAN

Sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan maka tujuan yang ingin

dicapai oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Samarinda adalah :

1. Peningkatan kinerja dan kemampuan Surveilans Epidemiologi,

kekarantinaan dan penanggulangan KLB.

2. Peningkatan kinerja dan kemampuan dalam upaya kesehatan pelabuhan

melalui penurunan angka kesakitan, kematian dan risiko kecacatan akibat

penyakit menular, tidak menular dan PHEIC.

3. Peningkatan kinerja dan kemampuan dalam Pengendalian Risiko

Lingkungan

KKP KELAS II SAMARINDA

4. Peningkatan kinerja dan kemampuan dalam pelayanan dukungan

manajeman, administrasi, sarana dan prasarana.

D. SASARAN KEGIATAN

Sedangkan sasaran kegiatan KKP Samarinda :

1. Masyarakat di sekitar pelabuhan baik di buffer maupun di perimeter.

2. Alat angkut (kapal dan pesawat)

3. ABK/crew kapal.

KKP KELAS II SAMARINDA

BAB III

KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM DAN KEGIATAN

A. Kebijakan

Sasaran strategis KKP Samarinda tidak terlepas dari sasaran strategis

Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Sasaran strategis

pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2015-2019 yaitu:

1. Meningkatnya penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) kurang dari 24 jam

dari 68% menjadi 100%.

2. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80%

menjadi 90%.

3. Meningkatnya prosentase desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 90%.

4. Meningkatkan faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara

menjadi 100%.

5. Terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan

kesehatan pada kondisi matra.

6. Meningkatnya jumlah kasus baru tuberkulosis (TB) paru (BTA positif) yang

ditemukan dari 73% menjadi 90%.

7. Meningkatnya kasus baru TB paru (BTA positif) yang disembuhkan dari 85%

menjadi 88%.

8. Menurunnya prevalensi TB dari 235 menjadi 224 per 100.000.

9. Menurunnya prevalensi HIV menjadi < 0,05%.

10. Meningkatnya prosentase penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV-AIDS dari 65% menjadi 95%.

11. Meningkatnya prosentase ODHA yang mendapatkan ART dari 30% menjadi

50%.

12. Menurunnya angka kesakaitan diare dari 350 per 1000 penduduk menjadi

285 per 1000 penduduk.

13. Menurunnya angka kesakitan malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2

menjadi 1 per 1000 penduduk.14. Menurunnya angka kesakitan DBD dari 55

menjadi 51 per 100.000 penduduk.

14. Meningkatnya prosentase kasus penyakit zoonosis yang ditemukan dari 70%

menjadi 90%.

KKP KELAS II SAMARINDA

15. Meningkatnya prosentase provinsi yang pembinaan pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular (SE, deteksi dini, KIE dan

penanggulangan kasus) dari 50% menjadi 100%.

16. Meningkatnya kualitas air minum yang memenuhi syarat dari 85% menjadi

100%.

17. Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum yang berkualitas dari 62%

menjadi 67%.

18. Meningkatnya penduduk yang menggunakan jamban sehat dari 64% menjadi

75%.

19. Meningkatnya jumlah desa yang melaksanakan STBM dari 2500 desa menjadi

20.000 desa.

20. Meningkatnya potensi pengendalian terhadap cegah tangkal penyakit di

Pelabuhan, Bandar udara dan PLBD menjadi 100%.

21. Meningkatnya jumlah pemeriksaan laboratorium dan Lingkungan untuk

penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor

risiko lingkungan dari 60% menjadi 85%.

22. Meningkatnya kualitas rujukan penyakit infeksi sesuai standar ditandai dengan

menurunnya angka kematian pasien lebih dari 2x24 jam dari 35 per 1.000

menjadi 25 per 1.000.

23. Meningkatnya kajian penyakit infeksi dari 10% menjadi 50%.

24. Meningkatnya sarana dan prasarananya seluruh UPT vertikal.

25. Jumlah rancanganan regulasi dan standar yang disusun.

Beberapa sasaran strategis program pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan yang dapat diaplikasikan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda yaitu :

1. Meningkatnya faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara

menjadi 100%

2. Terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan

kesehatan pada kondisi matra.

3. Meningkatnya prosentase provinsi yang melakukan pembinaan

pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular (SE, deteksi dini, KIE

dan penanggulangan kasus) dari 50% menjadi 100%.

4. Meningkatnya kualitas air minum yang memenuhi syarat dari 85% menjadi

100%.

KKP KELAS II SAMARINDA

5. Meningkatnya potensi pengendalian terhadap cegah tangkal penyakit di

pelabuhan, Bandar udara dan PLBD menjadi 100%.

6. Meningkatnya sarana dan prasarananya seluruh UPT vertikal.

Mengacu pada sasaran stratgeis program pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan maka sasaran strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda dalam pembangunan kesehatan di Wilayah Pelabuhan Bandara tahun

2015-2019, yaitu :

1. Meningkatnya kemampuan pelaksanaan surveilans epidemiologi,

kekarantinaan dan penanggulangan KLB.

2. Menurunnya angka kesakitan, kematian dan risiko kecacatan akibat penyakit

menular dan penyakit tidak menular langsung termasuk PHEIC.

3. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian risiko

lingkungan di pelabuhan.

4. Terlaksananya dukungan manajemen, administrasi, sarana dan prasarana

untuk pelaksanaan tugas, teknis sesuai tugas dan fungsi.

Sasaran strategis di atas diperkuat dengan sasaran strategis kegiatan

sebagai berikut :

1. Pencegahan dan pengendalian faktor risiko.

2. Peningkatan imunisasi.

3. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah.

4. Penemuan dan tata laksana penderita.

5. Komunikasi, edukasi dan informasi pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Sasaran strategis KKP Samarinda tidak terlepas dari sasaran strategis

Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Sasaran strategis

pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan tahun 2015-2019 yaitu:

1. Meningkatnya penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) kurang dari 24 jam

dari 68% menjadi 100%.

2. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari 80%

menjadi 90%.

3. Meningkatnya prosentase desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 90%.

4. Meningkatkan faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara

menjadi 100%.

5. Terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan

kesehatan pada kondisi matra.

KKP KELAS II SAMARINDA

6. Meningkatnya jumlah kasus baru tuberkulosis (TB) paru (BTA positif) yang

ditemukan dari 73% menjadi 90%.

7. Meningkatnya kasus baru TB paru (BTA positif) yang disembuhkan dari 85%

menjadi 88%.

8. Menurunnya prevalensi TB dari 235 menjadi 224 per 100.000.

9. Menurunnya prevalensi HIV menjadi < 0,05%.

10. Meningkatnya prosentase penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki

pengetahuan komprehensif tentang HIV-AIDS dari 65% menjadi 95%.

11. Meningkatnya prosentase ODHA yang mendapatkan ART dari 30% menjadi

50%.

12. Menurunnya nagka kesakaitan diare dari 350 per 1000 penduduk menjadi

285 per 1000 penduduk.

13. Menurunnya angka kesakitan malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2

menjadi 1 per 1000 penduduk.

14. Menurunnya angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000

penduduk.

15. Meningkatnya prosentase kasus penyakit zoonosis yang ditemukan dari 70%

menjadi 90%.

16. Meningkatnya prosentase provinsi yang pembinaan pencegahan dan

penanggulangan penyakit tidak menular (SE, deteksi dini, KIE dan

penanggulangan kasus) dari 50% menjadi 100%.

17. Meningkatnya kualitas air minum yang memenuhi syarat dari 85% menjadi

100%.

18. Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum yang berkualitas dari 62%

menjadi 67%.

19. Meningkatnya penduduk yang menggunakan jamban sehat dari 64% menjadi

75%.

20. Meningkatnya jumlah desa yang melaksanakan STBM dari 2500 desa menjadi

20.000 desa.

21. Meningkatnya potensi pengendalian terhadap cegah tangkal penyakit di

Pelabuhan, Bandar udara dan PLBD menjadi 100%.

22. Meningkatnya jumlah pemeriksaan laboratorium dan Lingkungan untuk

penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor

risiko lingkungan dari 60% menjadi 85%.

KKP KELAS II SAMARINDA

23. Meningkatnya kualitas rujukan penyakit infeksi sesuai standar ditandai dengan

menurunnya angka kematian pasien lebih dari 2x24 jam dari 35 per 1.000

menjadi 25 per 1.000.

24. Meningkatnya kajian penyakit infeksi dari 10% menjadi 50%.

25. Meningkatnya sarana dan prasarananya seluruh UPT vertikal.

26. Jumlah rancanganan regulasi dan standar yang disusun.

Beberapa sasaran strategis program pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan yang dapat diaplikasikan di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda yaitu :

1. Meningkatnya faktor risiko potensial PHEIC yang terdeteksi di pintu negara

menjadi 100%.

2. Terlaksananya penanggulangan faktor risiko dan pelayanan

kesehatan pada kondisi matra.

3. Meningkatnya prosentase provinsi yang melakukan pembinaan

pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular (SE, deteksi dini, KIE

dan penanggulangan kasus) dari 50% menjadi 100%.

4. Meningkatnya kualitas air minum yang memenuhi syarat dari 85% menjadi

100%.

5. Meningkatnya potensi pengendalian terhadap cegah tangkal penyakit di

pelabuhan, Bandar udara dan PLBD menjadi 100%.

6. Meningkatnya sarana dan prasarananya seluruh UPT vertikal.

Mengacu pada sasaran stratgeis program pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan maka sasaran strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda dalam pembangunan kesehatan di Wilayah Pelabuhan Bandara tahun

2015-2019, yaitu :

1. Meningkatnya kemampuan pelaksanaan surveilans epidemiologi,

kekarantinaan dan penanggulangan KLB.

2. Menurunnya angka kesakitan, kematian dan risiko kecacatan akibat penyakit

menular dan penyakit tidak menular langsung termasuk PHEIC.

3. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan dan pengendalian risiko

lingkungan di pelabuhan.

4. Terlaksananya dukungan manajemen, administrasi, sarana dan

prasarana untuk pelaksanaan tugas, teknis sesuai tugas dan fungsi.

KKP KELAS II SAMARINDA

Sasaran strategis di atas diperkuat dengan sasaran strategis kegiatan sebagai

berikut :

1. Pencegahan dan pengendalian faktor risiko.

2. Peningkatan imunisasi.

3. Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah.

4. Penemuan dan tata laksana penderita.

5. Komunikasi, edukasi dan informasi pencegahan dan pemberantasan penyakit.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut di atas, maka ditetapkan

kebijaksanaan dan program sebagai berikut :

1. Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk meningkatkan

profesionalisme sumberdaya manusia di bidang kesehatan lingkungan yang

secara fungsional merupakan sumberdaya inti dalam pengelolaan dan

penyelenggaraan program lingkungan sehat.

2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk

memantapkan jejaring lintas program, lintas sektor, serta kemitraan dengan

masyarakat termasuk swasta untuk percepatan program pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular melalui pertukaran informasi, pelatihan,

pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pemanfaatan sumberdaya lainnya.

3. Penyusunan rencana strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Samarinda

periode lima tahunan. Perencanaan dibuat berdasar pola (bottom up)

disesuaikan dengan sumber daya yang ada, situasi dan kondisi. Sedangkan

bahan perencanaan didasarkan pada eviden based epidemiology dan

masukan dari wilayah kerja KKP dan sumber informasi di wilayah Kab/Kota.

4. Penyusunan perencanaan pengembangan program kegiatan Kantor

Kesehatan Pelabuhan yang sistematis, terukur, dan realistis serta dapat

dilaksanakan sesuai skala waktu yang ditetapkan (Sistematic Measure

Assesment Reliable Time - SMART). Upaya ini dilakukan dengan membuat

perencanaan bulanan dan perencanaan tahunan untuk setiap bidang dan setiap

seksi.

5. Penyempurnaan dan penyusunan draf Standar Operasional Prosedur

(SOP) setiap program kegiatan, agar dalam melaksanakan tugas di lapangan

terjadi keseragaman.

6. Penggunaan anggaran mengacu pada prinsip efisiensi dan efektifitas

serta anggaran berbasis kinerja

KKP KELAS II SAMARINDA

7. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kantor Kesehatan Pelabuhan

diarahkan pada tersedianya sumber daya manusia sesuai kebutuhan baik

kuantitas dan kualitasnya. Upaya pemberdayaan ini dilakukan dengan cara

penempatan pegawai sesuai latar belakang pendidikan dan tingkat

kompetensinya/keahliannya serta kebutuhan organisasi/kantor, pemberian

penghargaan bagi pegawai yang berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar

aturan. Sanksi mulai dari sanksi ringan sampai dengan sanksi terberat.

Menyeleksi pemberian izin belajar, penegakan disiplin pegawai, pembinaan rutin,

kaderisasi, pengembangan potensi pegawai, Pemberdayaan ini dimaksudkan agar

setiap pegawai mempunyai tingkat kompetensi memadai, dedikasi, loyalitas dan

integritas yang tinggi bagi organisasi.

8. Pembuatan aturan tata tertib pegawai mengenai absensi kehadiran; pakaian

seragam; pelayanan kepada masyarakat; serta pemakaian dan pemanfaatan

sarana dan prasarana cantor; untuk menjamin kelancaran tugas operasional di

lapangan. serta untuk menjaga sarana dan prasarana agar tidak cepat rusak. maka

dilakukan perawatan secara periodik sesuai tingkat kebutuhan.

9. Peningkatkan mutu pelayanan dilakukan dengan pembuatan standar pelayanan,

menyiapkan petugas yang mempunyai kompetensi sesuai tingkat kebutuhan,

menyediakan sarana dan prasarana dengan didukung teknologi yang memadai

serta pelayanan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan yang standard dan tidak

bertentangan dengan kode etik.

10. Menumbuh kembangkan upaya kemitraan dengan instansi terkait

melalui hubungan yang saling menguntungkan. Kemitraan ini diharapkan dapat

memberikan dukungan dan kesepahaman terhadap Kantor Kesehatan

Pelabuhan akan perlunya kerjasama dalam melaksanakan pembangunan

kesehatan. Upaya ini dilakukan dengan mengadakan advokasi program kesehatan,

sosialisasi perundang-undangan, serta berperan serta aktif dalam mensukseskan

program pembangunan secara keseluruhan di wilayah Pelabuhan.

11. Peningkatan jejaring kerja lintas program dan lintas sektoral guna menangani

masalah kesehatan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Kantor Kesehatan

Pelabuhan.

KKP KELAS II SAMARINDA

B. Strategi

Strategi Untuk mencapai sasaran serta tujuan yang telah ditetapkan

dilaksanakan sesuai skala prioritas. Strategi yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kemampuan Pelaksanaaan Surveilans

Epidemiologi, Kekarantinaan dan Penanggulangan KLB

Upaya kekarantinaan KKP dilaksanakan dengan meningkatkan

pengawasan terhadap alat angkut, orang dan barang di pelabuhan.

Upaya kekarantinaan lainnya dilakuk an melalui pengetatan prosedur

kekarantinaan dan prosedur penerbitan dukumen kesehatan dengan tidak

mengurangi aspek kelancaran arus orang dan barang. Disamping itu juga

dilakukan dengan meningkatkan kemampuan tenaga pemeriksa di

lapangan serta penegakkan hukum terhadap pelanggaran UU Karantina.

Agar upaya penanggulangan penyakit dapat dilaksanakan lebih efektif

dan efisien dan dampaknya tidak sampai menimbulkan masalah kesehatan

masyarakat yang luas maka deteksi dini terhadap potensi penyebaran

penyakit menular potensi wabah perlu ditingkatkan. Upaya ini dilaksanakan

dengan meningkatkan kemampuan petugas dalam melaksanakan surveilans

epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah melalui pengumpulan,

pengolahan, analisis dan desiminasi informasi.

2. Menurunnya Kesakitan, Kematian dan Risiko kecacatan akibat Penyakit

Menular dan Penyakit tidak Menular langsung termasuk PHEIC.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan guna

menjaga eksistensi KKP dimasa yang akan datang, agar image

masyarakat tetap positif terhadap keberadaan KKP. Langkah yang akan

dilakukan adalah :

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan terbatas, rujukan dan gawat

darurat medik di wilayah pelabuhan dan lintas batas darat negara.

b. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan haji, kesehatan kerja,

kesehatan matra di wilayah kerja pelabuhan, bandara dan lintas batas

darat Negara.

c. Melakukan pengujian kesehatan nahkoda dan anak buah kapal.

d. Vaksinasi dan penerbitan sertifikat vaksinasi internasional.

KKP KELAS II SAMARINDA

e. Pengawasan pengangkutan orang sakit dan jenazah diwila yah

pelabuhan dan lintas batas darat negara, serta ketersediaan obat-

obatan/peralatan P3K angkut.

f. Teridentifikasinya angka kesakitan dan kematian serta faktor risiko

kematian akibat penyakit tidak menular.

g. Kasus penyakit menular dikendalikan di wilayah

pelabuhan/bandara.PLBD.

3. Meningkatkan Kualitas Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Risiko Lingkungan di pelabuhan

Upaya sanitasi dan dampak risiko lingkungan meliputi :

a. Pengendalian vektor di wilayah Pelabuhan

Pengendalian vektor dilakukan melalui kegiatan pengamatan

vektor dan pengendalian vektor yang dilakukan meliputi tikus dan

pinjal, larva dan nyamuk dewasa, kepadatan lalat, kepadatan

kecoa dan pembentukan kader jumantik.

b. Pengawasan pengelolaan makanan memenuhi syarat

kesehatan.

Pengawasan tempat pengelolaan makanan meliputi kegiatan

pengawasan suplay bahan pangan ke kapal, pengawasan tempat

pengelolaan makanan dan pemeriksaan sampel makanan. Upaya ini

dilakukan guna menjamin kualitas makanan sesuai dengan syarat

kesehatan.

Untuk mencegah dan menjaga agar makanan tidak menjadi sumber

penularan penyakit yang pada akhirnya dapat menimbulkan KLB, langkah

yang akan dilakukan adalah meningkatkan pengawasan makanan didarat

dan di kapal penumpang. Pengawasan makanan di darat dilakukan

dengan melaksanakan pemeriksaan kesehatan terhadap para penjamah

makanan, keadaan sanitasi rumah makan dan kulitas makanan yang

dihidangkan. Untuk menunjang kegiatan ini akan dilakukan grading

rumah makan dan pemberian sertifikat laik kesehatan.

c. Pengawasan kualitas air bersih di pe labuhan.

Pengawasan kualitas air bersih di pelabuhan meliputi kegiatan

pengawasan kualitas air bersih di sekitar pelabuhan, kualitas air bersih di

alat angkut dan kualitas air ballast. Langkah pengawasan air

KKP KELAS II SAMARINDA

dilakukan melalui pemeriksaan kualitas air di darat dan di kapal.

Pemeriksaan air di darat dilakukan dengan pemeriksaan rutin sebulan

sekali dan lebih sering bila ada hal-hal yang perlu perbaikan. Hal ini

dilakukan pada reservoir, hydran, tongkang air dan mobil air. Sedangkan

pengawasan air di kapal ditujukan pada sisa air di kapal sebelum

kapal mengisi air di pelabuhan.

d. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum di lingkungan

pelabuhan.

e. Pengawasan sanitasi kapal.

4. Terlaksanya Dukungan manajemen, Administrasi, Sarana dan

Prasarana untuk Pelaksanaan Tugas dan Teknis.

Dukungan manajemen dan administrasi diantaranya dilaksanakan dengan :

a. Melaksanakan pembayaran gaji, tunjangan dan

penyelenggaraan operasional.

b. Melaksanakan perencanaan dan pelaporan.

Upaya untuk mempercepat pencapaian program akan dilaksanakan

dengan mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

Koordinasi lintas program dilaksanakan setiap satu bulan sekali

sedangkan lintas sektor dilaksanakan kemitraan dan jejaring kerja

antar instansi yang ada di pelabuhan, bandara, PLBD, guna

menyamakan persepsi dalam menyikapi suatu permasalahan yang

sedang berkembang.

c. Peningkatan mutu SDM

Upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) akan terus

dilakukan guna meningkatkan profesionalitas pegawai agar mampu

menjawab tantangan dan permasalahan yang dihadapi dengan cepat

dan tepat. Langkah yang akan dilakukan adalah mengadakan analisis

kebutuhan tenaga secara komprehensif, mengefektifkan pembinaan ke

wilayah kerja, memberikan kesempatan bagi pegawai yang

memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan formal dan informal,

serta pendidikan penjejangan sesuai kebutuhan organisasi.

d. Melengkapi sarana dan prasarana

Guna menjamin keberhasilan dan kelancaran dalam

operasional kegiatan, langkah yang akan dilaksanakan oleh KKP

KKP KELAS II SAMARINDA

antara lain melengkapi sarana untuk keperluan rutin, keperluan teknis

dan sarana penunjang berupa komputer, radio komunikasi (marine

radio), menambah kendaraan operasional baik roda dua (motor)

maupun roda empat (mobil) dan mengoptimalkan anggaran sesuai

dengan usulan kegiatan serta peralatan lain pendukung kegiatan.

Untuk mendukung tugas pokok, KKP akan memperkuat

instalasi yang sudah ada yaitu instalasi PPID dan instalasi laboratorium.

Langkah yang dilakukan dalam memperkuat instalasi PPID adalah dengan

mengusulkan petugas yang memiliki kemampuan mengelola data dan

informasi untuk ditetapkan melalui SK Direktur Jendral PP&PL. Upaya ini

dimaksudkan untuk memberikan informasi yang cepat dan tepat waktu

serta sasaran, sehingga masyarakat dapat setiap saat

mendapatkan informasi yang update/aktual . Sedangkan untuk

Instalasi laboratorium dilakukan dengan menambah peralatan dan

bahan laboratorium, sehingga cakupan jenis pelayanan dapat diperluas.

C. Program dan Kegiatan

Dalam rangka melaksanakan strategi tersebut di atas, maka Kantor

Kesehatan Pelabuhan (KKP) Samarinda tahun 2017 menetapkan program

dan kegiatan serta target yang akan dicapai sebagai berikut :

SASARAN INDIKATOR TARGET

Terselenggaranya Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit di Pintu Masuk Negara

1 Persentase alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan (100 %)

100

2 Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon (100%)

100

3 Terdeteksinya penyakit menular langsung di Pelabuhan / Bandara / PLBD (95%)

95

4 Terdeteksinya penyakit tidak menular di Pelabuhan / Bandara / PLBD melalui kegiatan skrining (99%)

99

5 Terkendalinya vektor di lingkungan pelabuhan dan bandara (100%)

100

6 Tercapainya satker dengan penilaian SAKIP dengan hasil AA (100%)

100

7 Terpenuhinya sarana / prasarana kantor KKP Samarinda sesuai dengan standar (100%)

100

KKP KELAS II SAMARINDA

BAB IV

PENUTUP

Rencana kinerja tahunan (RKT) Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda tahun

2017 diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian upaya Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda, sehingga hasil

pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan

kinerja tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda.

Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda tahun 2017 melibatkan seluruh pemegang program terkait. Kepada

semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Aksi ini diucapkan terima

kasih. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda

tahun 2017 ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan

dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur kesehatan di

lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Samarinda.

Semoga dengan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2017

mengantarkan seluruh program kerja yang diupayakan Kantor Kesehatan Pelabuhan

Samarinda dapat lebih terarah dan terukur.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Samarinda

H. Sabilal Rasyad, S.K.M., M.Kes.

NIP. 96512101989031003