RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

43
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU BIRO SUMBER DAYA MANUSIA RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA KEPRI TAHUN ANGGARAN 2020 I. Latar Belakang 1. Kondisi Umum. Tahun 2019 merupakan tahun kelima atau tahun terakhir dari Tahapan Rencana Strategis Polda Kepri 2015-2019 dan sebagai kelanjutan dari Rencana Kerja Polda Kepri T.A. 2018. Rencana Kerja Biro SDM Polda Kepri T.A. 2019 ini merupakan penjabaran dari revisi kedua Rencana Strategis Polda Kepri 2015-2019 dengan pentahapan terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima di wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung sumber daya Polda Kepri yang berkualitas guna menghadapi berbagai tantangan tugas. Rencana Kerja Biro SDM Polda Kepri T.A. 2019 disusun memperhatikan arah dan kebijakan Polda Kepri melalui program optimalisasi aksi menuju Polri yang semakin professional modern dan terpercaya dengan visi terwujudnya Polri yang makin professional, modern dan terpercaya guna mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Polda Kepri merupakan bagian dari institusi Polri yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas-tugas Kepolisian di wilayah Provinsi Kepri. Dalam penyusunan Rencana Kerja T.A. 2019 akan memperhatikan arah dan kebijakan Polri yang sudah diselaraskan dengan kebijakan Nasional dan Daerah khususnya dibidang keamanan serta melaksanakan program optimalisasi aksi menuju Polri yang semakin professional, modern dan terpercaya yang disinergikan dengan visi dan misi Polda Kepri. Pelaksanaan tugas Polda Kepri telah mencapai tingkat keberhasilan yang cukup membanggakan dengan ditandai kondusifnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, keberhasilan dalam pengungkapan kasus-kasus yang menjadi perhatian publik serta adanya peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja keras yang dilakukan oleh segenap personel Polda Kepri dan jajaran yang didukung oleh pihak-pihak terkait baik unsur Pemerintah, legislatif, dan seluruh komponen masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas Polda Kepri. Keberhasilan ini harus dipertahankan dan ditingkatkan guna memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat serta Pemerintah terhadap pelayanan Polda Kepri yang lebih baik.

Transcript of RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

Page 1: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU

BIRO SUMBER DAYA MANUSIA

RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA KEPRI

TAHUN ANGGARAN 2020

I. Latar Belakang 1. Kondisi Umum.

Tahun 2019 merupakan tahun kelima atau tahun terakhir dari Tahapan

Rencana Strategis Polda Kepri 2015-2019 dan sebagai kelanjutan dari Rencana Kerja Polda Kepri T.A. 2018. Rencana Kerja Biro SDM Polda Kepri T.A. 2019 ini merupakan penjabaran dari revisi kedua Rencana Strategis Polda Kepri 2015-2019 dengan pentahapan terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima di wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung sumber daya Polda Kepri yang berkualitas guna menghadapi berbagai tantangan tugas. Rencana Kerja Biro SDM Polda Kepri T.A. 2019 disusun memperhatikan arah dan kebijakan Polda Kepri melalui program optimalisasi aksi menuju Polri yang semakin professional modern dan terpercaya dengan visi terwujudnya Polri yang makin professional, modern dan terpercaya guna mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Polda Kepri merupakan bagian dari institusi Polri yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas-tugas Kepolisian di wilayah Provinsi Kepri. Dalam penyusunan Rencana Kerja T.A. 2019 akan memperhatikan arah dan kebijakan Polri yang sudah diselaraskan dengan kebijakan Nasional dan Daerah khususnya dibidang keamanan serta melaksanakan program optimalisasi aksi menuju Polri yang semakin professional, modern dan terpercaya yang disinergikan dengan visi dan misi Polda Kepri.

Pelaksanaan tugas Polda Kepri telah mencapai tingkat keberhasilan yang cukup membanggakan dengan ditandai kondusifnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, keberhasilan dalam pengungkapan kasus-kasus yang menjadi perhatian publik serta adanya peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja keras yang dilakukan oleh segenap personel Polda Kepri dan jajaran yang didukung oleh pihak-pihak terkait baik unsur Pemerintah, legislatif, dan seluruh komponen masyarakat yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas Polda Kepri. Keberhasilan ini harus dipertahankan dan ditingkatkan guna memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat serta Pemerintah terhadap pelayanan Polda Kepri yang lebih baik.

Page 2: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

2

Tahun 2019 sebagaiman tertuang dalam Renstra Polda Kepri 2015-2019 dengan titik sentral pada upaya peningkatan profesionalisme personel Polda Kepri serta membangun sinergi dengan seluruh instansi terkait dan komponen masyarakat yang ada di Provinsi Kepri dalam upaya mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif serta meningkatnya penilaian positif dari masyarakat terkait dengan pelayanan Kepolisian. Strategi pencapaian sasaran akan mengacu pada hal-hal yang telah dicapai pada tahun sebelumnya baik dibidang operasional, pembinaan kekuatan maupun pembangunan kekuatan. Keberhasilan Polda Kepri dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat, penegakan hukum serta memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat guna mewujudkan keamanan daerah sebagai prasyarat terlaksananya pembangunan daerah Kepulauan Riau.

Tugas Polda Kepri kedepan masih dihadapkan pada banyaknya tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan kinerja Polri yang sampai saat ini belum seluruhnya dapat di penuhi. Masyarakat menuntut dan mengharapkan agar Polri mampu mewujudkan: (1) postur yang professional, mandiri, bersih dan bebas dari KKN; (2) tergelarnya Polri di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman dan tenteram; (3) memberikan pelayanan prima Kepolisian dengan cepat, tidak mempersulit dan tuntas dalam menyelesaikan masalah; (4) penampilan yang simpatik, humanis tapi tegas dan bermoral serta modern; (5) Polri yang transparan dan akuntabel dalam setiap tindakannya; (6) fungsi intelijen yang professional serta mampu mengantisipasi dan mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas; (7) penegakan hukum yang professional, proporsional, tegas, jujur dan adil tidak diskriminatif dan memenuhi rasa keadilan terutama terhadap kejahatan yang meresahkan masyarakat yang didukung dengan terjaminnya transparansi proses penyidikan perkara.

Sumber daya manusia merupakan aset terpenting sebagai faktor penentu bagi keberhasilan pelaksanaan tugas yang dipercayakan kepada Polri, karena manusia adalah salah satu komponen yang ada dalam suatu organisasi yang mempunyai tugas untuk menjalankan sistem, piranti lunak dan sarana prasarana yang ada. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja SDM Polda Kepri, dirumuskanlah visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, dan strategi untuk Tahun 2019 yang bersifat taktis dan praktis dengan meletakkan sistem dan manajemen sumber daya manusia Polri yang sinergi, sinkron dan konsisten guna mewujudkan Visi dan Misi Polda Kepri.

Untuk mewujudkan Personel Polri yang profesional, bermoral, modern dan unggul yang mampu bersinergi dengan segenap komponen masyarakat untuk menciptakan kemitraan dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat serta penegakan hukum yang tergelar di sentra pelayanan terdekat dengan masyarakat, dalam rangka mengoptimalkan kegiatan tersebut diperlukan keterpaduan langkah dan koordinasi yang optimal baik internal maupun eksternal agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berjalan efektif dan efisien serta akuntabel.

Oleh sebab itu perkembangan dan perubahan yang terjadi di tengah kehidupan masyarakat merupakan bahan masukan yang harus diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Kerja Biro SDM Polda Kepri T.A. 2019, meliputi perkembangan lingkungan strategis baik global, regional dan

Page 3: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

3

nasional maupun berbagai aspek kehidupan masyarakat di bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Keamanan (Ipoleksosbud dan Kam) yang digambarkan sebagai berikut:

a. Perkembangan Aspek Kehidupan.

1) Global

a) upaya pemerintah Indonesia menghadapi transformasi global

yang tertuang dalam SDG (Sustainable Development Goals) 2016-2030 sebagai kelanjutan dari MDGs (Millennium Development Goals) 2000-2015 merupakan upaya pemerintah Indonesia merespons perkembangan dunia internasional yang sejalan dengan dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan konsep Nasional (Nawacita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019). Agenda global tersebut harus mengedepankan kepentingan nasional sesuai kemampuan bangsa, khususnya di level daerah. Dalam artian tidak perlu mengikuti semuanya, namun cukup memilih dan berfokus pada hal-hal yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

b) Indonesia melakukan ratifikasi atas Paris Agreement merupakan kebijakan Indonesia dalam merespons kebijakan SDGs (Sustainable Development Goals) 2016-2030 yang diprakarsai PBB demi mewujudkan salah satu pointnya untuk membangun berasaskan lingkungan dan perubahan iklim. Paris Agreement yang ditetapkan di COP-21, bertujuan untuk membatasi kenaikan temperatur global di bawah 2 derajat celsius pada akhir abad ini dengan menurunkan emisi global menjadi 40 giga ton pada 2030 Oleh Christiana Figueres, Sekretaris Eksekutif UNFCCC pada saat itu, kesepakatan ini dinilai sebagai modal kontrak sosial dunia baru dalam mengatasi persoalan-persoalan global;

c) Bank dunia menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun 2019 di negara berkembang Asia Timur termasuk Indonesia dan Pasifik akan tetap bertahan. Meskipun demikian, kawasan ini dinilai masih menghadapi berbagai risiko besar untuk tumbuh. Oleh sebab itu, Bank dunia menyatakan sejumlah negara perlu mengambil langkah guna mengurangi kerentanan finansial dan fiskal;

d) Bank dunia memperkirakan Tiongkok akan terus melakukan transisi ke pertumbuhan yang lebih lambat namun berkelanjutan. Bank dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan mencapai 6,7 persen pada 2016, 6,5 persen di 2017, dan 6,3 persen di 2018. Di Tiongkok, pertumbuhan akan melemah sejalan dengan perekonomiannya yang terus menuju sektor konsumsi, jasa, dan aktivitas dengan nilai tambah yang tinggi dan kelebihan kapasitas industri dikurangi. Namun, pasar tenaga kerja yang

Page 4: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

4

lebih ketat akan terus mendukung pertumbuhan pendapatan dan konsumsi rumah tangga.

e) warga dunia yang tidak lagi mempersoalkan kebangsaan, kecenderungan untuk bekerja di negara lain, bermigrasi, bahkan pindah kewarganegaraan lain semakin menguat di berbagai bangsa, terutama di kalangan muda. Perhatian generasi muda dalam masa lima tahun mendatang dan seterusnya terhadap aspek global akan semakin menguat, melampaui batasan kebangsaannya masing-masing.

f) kampanye yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengajukan diri menjadi anggota DK PBB merupakan usaha bagi bangsa Indonesia dimana Indonesia dinilai bisa lebih berperan untuk mereformasi PBB agar multilateralisme berlaku efektif

2) Regional.

a) Indonesia dengan Cina

Ketegangan hubungan Negara Republik Indonesia dengan Negara Cina terkait batas perairan di wilayah Natuna, Laut Tiongkok. Hal tersebut bermula adanya dugaan pelanggaran kapal penjaga pantai China di wilayah Indonesia dan kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia sempat menangkap sebuah kapal China yang diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna, Kepulauan Riau namun Negara Cina melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan, kapal nelayan dari negaranya menangkap ikan di tempat yang telah turun-temurun dikunjungi

b) Indonesia dengan Malaysia

(1) permasalahan batas wilayah di selat Malaka yaitu Pada tahun 1969 Malaysia mengumumkan bahwa lebar wilayah perairannya menjadi 12 mil laut diukur dari garis dasar seseuai ketetapan dalam Konvensi Jenewa 1958. Namun sebelumnya Indonesia telah lebih dulu menetapkan batas-batas wilayahnya sejauh 12 mil laut dari garis dasar termasuk Selat Malaka. Hal ini menyebabkan perseteruan antara dua negara mengenai batas laut wilayah mereka di Selat Malaka yang kurang dari 24 mil laut

(2) wilayah perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia

di Camar Bulan dan Tanjung Datu, Kalimantan Barat sebenarnya tak ada masalah. Selama ini kedua negara sepakat menggunakan peta Belanda Van Doorn tahun 1906. Malayasia pun tak mempermasalahkannya apabila mengacu kepada

Page 5: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

5

garis batas peta Belanda Van Doorn tahunn 1906, peta Sambas Borneo (N 120 E 10908/40 Greenwind) dan peta Federated Malay State Survey tahun 1935. Masalah baru timbul dalam MoU antara team Border Comeete Indonesia dengan pihak Malayasia. Garis batas itu dirubah dengan menempatkan patok-patok baru yang tak sesuai dengan peta tua tersebut di atas. Dan akibat kelalaian team ini, Indonesia akan kehilangan 1490 Ha di wilayah Camar Bulan, dan 800 meter garis pantai di Tanjung Datu.

c) Indonesia dengan Singapura

Permasalahan batas wilayah Di sebelah utara Pulau

Karimun Besar dan Pulau Bintan merupakan wilayah perbatasan tiga negara, yakni Indonesia, Singapura dan Malaysia. Kedua wilayah ini belum mempunyai perjanjian batas laut. Permasalahan muncul setelah Singapura dengan gencar melakukan reklamasi pantai di wilayahnya. Sehingga terjadi perubahan garis pantai ke arah laut (ke arah perairan Indonesia) yang cukup besar. Bahkan dengan reklamasi, Singapura telah menggabungkan beberapa pulaunya menjadi daratan yang luas.

3) Nasional.

Lingkungan strategis Nasional dipengaruhi oleh lingkungan strategis global maupun regional. Dinamika lingkungan strategis Nasional sangat mempengaruhi kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat dan bahkan dapat menimbulkan gangguan Kamtibmas di wilayah Provinsi Kepri, isu-isu strategis tersebut sebagai berikut:

a) wilayah Indonesia yang sangat luas terutama wilayah perairan/laut, apabila tidak dilakukan pengawasan ketat, merupakan kerawanan berbagai permasalahan kejahatan lintas batas antar negara dan keluar masuknya barang dan pelaku aktivitas ilegal di Perbatasan sebagai ancaman gangguan keamanan. Wilayah perairan selat Malaka, Natuna dan Sulu rawan perompakan laut;

b) Indonesia salah satu negara memiliki jumlah penduduk sangat besar yaitu 257.912.349 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk yaitu 1,2 %, sehingga pertambahan jumlah penduduk cepat, penyebaran dan kepadatan tidak merata, serta tidak diimbangi penyediaan lapangan kerja, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan hidup manusia lainnya, merupakan potensi terjadinya berbagai masalah konflik sosial antar warga maupun masyarakat;

Page 6: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

6

c) Hasil pelaksanaan Pilkada secara serentak tahun 2018 yang diikuti 171 daerah terdiri dari 17 Provinsi, 30 Kota dan 115 Kabupaten;

d) Pelaksanaan Pemilu legislative dan Pilpres yang akan dilaksanakan pada Tahun 2019 merupakan pesta demokrasi yang akan menentukan kepemimpinan nasional periode 5 tahun kedepan akan berdampak pada pergeseran peta politik yang berpotensi terhadap kinerja pemerintah dan penyelenggara negara maupun pejabat dalam pemerintahan;

e) ancaman terorisme dan kelompok jaringan ISIS di wilayah Asia tenggara yang terjadi di Marawi Filipina akan berdampak pada stabilitas keamaman Nasional;

f) bergulirnya isu kebebasan HAM dan kebebasan berdemokrasi termasuk kebebasan seseorang dalam menganut ideologi, berakibat kepada berkembangnya wacana, diskusi, penyebaran paham/ideologi lain selain Pancasila (liberalisme, komunisme, syariat Islam dan ideologi lain) dalam bentuk kegiatan secara terbuka maupun melalui mass media. Kondisi tersebut mengandung kerawanan terhadap eksistensi Pancasila serta akan mengundang reaksi masyarakat yang dapat menyebabkan timbulnya konflik horizontal;

g) kebijakan Otonomi Daerah dalam pengelolaan sumber daya alam masih dihadapkan pada kewenangan pengelolaan sumber daya alam antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat;

h) terbatasnya kemampuan aparat dalam melakukan pengawasan di wilayah perbatasan telah berdampak terjadinya pelanggaran batas teritorial kelautan dan perikanan, peningkatan kesejahteraan nelayan perbatasan dan masih lemahnya penegakan hukum, menjadi potensi meningkatnya gangguan terhadap sumber kekayaan laut dan habitatnya;

i) sengketa Pertanahan yang dilatarbelakangi oleh status kepemilikan tanah baik secara perorangan maupun kelompok yang tanpa disertai oleh dokumen kepemilikan. Disisi lain Penerbitan surat tanah/sertifikat ganda oleh Badan Pertanahan Nasional, atau Pemerintah Daerah setempat menimbulkan sengketa tanah yang berdampak terjadinya konflik horizontal dan vertical;

j) permasalahan ketenagakerjaan masih diwarnai dengan tumbuh suburnya organisasi-organisasi buruh di Indonesia; maraknya tuntutan atas hak-hak dan kesejahteraan buruh; hubungan bipartit dan tripartit yang tidak harmonis; persaingan memperoleh lapangan pekerjaan; dan maraknya

Page 7: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

7

Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta PPTKIS illegal;

k) tingkat kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakat sangat signifikan mempengaruhi situasi keamanan. Pemahaman hukum yang masih rendah sebagian masyarakat cenderung meninggalkan norma dan kaidah hukum yang ada dalam menyelesaikan masalah yang ditempuh melalui tindakan melanggar hukum, anarkisme dan main hakim sendiri;

l) pelaksanaan Ujian Nasional secara serentak di tingkat SD/MI, SLTP/MTS dan SLTA/MA yang perlu pengamanan dari Kepolisian.

4) Daerah

Perkembangan kehidupan Propinsi Kepulauan Riau dipengaruhi oleh berbagai aspek yaitu Trigatra (geografis, demografi dan sumber daya alam) dan aspek Astagatra (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial budaya, Agama dan Keamanan) sebagai berikut:

a) Kondisi geografis, demografi dan sumber daya alam

(1) Geografis

Letak Geografis Provinsi Kepri yang berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand mengakibatkan pesatnya arus keluar masuk pendatang yang berasal dari dalam dan luar negeri, disamping itu kondisi tersebut juga mengandung kerawanan terhadap kemanan negara dalam bentuk sengketa perbatasan dan kejahatan lintas negara serta beberapa kejahatan lainnya.

(a) Wilayah Provinsi Kepulauan Riau terletak pada:

5°,01° Lintang Utara s/d 0°,40°Lintang Selatan.

103°,15° Bujur Timur s/d 109°,10° Bujur Timur. (b) Dengan Batas Wilayah antara lain:

Sebelah Utara berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Laut Cina Selatan;

Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi;

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau;

Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat.

(c) Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Riau 251.810,71 Km² dengan luas wilayah daratan 10.595,41 Km² (4,21%), luas wilayah laut/Perairan

Page 8: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

8

241.215,30 Km² (95,79%) yang meliputi 2.408 pulau besar dan kecil terdiri dari:

belum bernama sebanyak 1.865 pulau;

bernama sebanyak 543 pulau;

berpenghuni sebanyak 366 pulau (15%);

tidak berpenghuni sebanyak 2.042 pulau (85%);

pulau terluar sebanyak 52 pulau;

pulau terdepan sebanyak 19 pulau. (d) Curah hujan di wilayah Provinsi Kepri 2000 mm/th

dengan kelembaban rata-rata berkisar antara 82-86 %, musim hujan terjadi pada bulan Oktober s/d April dan musim kemarau antara bulan April s/d Oktober, namun akibat pengaruh pemanasan global, sehingga mengalami pergeseran waktu yang tidak menentu;

(e) Provinsi Kepulauan Riau merupakan Provinsi Baru hasil pemekaran dari Provinsi Riau yang didirikan berdasarkan UU No. 25 tahun 2002 tentang pembentukan Provinsi Kepulauan Riau. Tanggal berdirinya adalah 1 Juli 2004 dengan ibukotanya di Kota Tanjungpinang. Kepri terdiri dari 2 (dua) Kota dan 5 (lima) Kabupaten dengan perincian sebagai berikut:

Kota Batam terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan dan 62 (enam puluh dua) Kelurahan dengan luas wilayah sekitar 3.990 Km² dan jumlah penduduknya sekitar 1.060.309 jiwa. Letak Kota Batam yang sangat strategis, berhadapan langsung berhadapan langsung dengan Singapura, sehingga berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional dan telah ditetapkan sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ)

Kota Tanjungpinang terdiri dari 4 (empat) Kecamatan dan 18 (delapan belas) Kelurahan dengan luas wilayah sekitar 239,5 Km² dan jumlah penduduk sekitar 210.836 jiwa, Kota Tanjungpinang sempat menjadi ibukota Provinsi Riau yang pertama, namun sejalan dengan perkembangannya sesuai dengan SK Mendagri No.5 tanggal 21 Juni 2001 Kota Tanjungpinang ditingkatkan statusnya menjadi Kota Otonomi;

Kabupaten Bintan, terdiri dari 10 (sepuluh) Kecamatan, meliputi 10 (sepuluh) wilayah Kecamatan, 50 (lima puluh) wilayah Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 58.003,25 Km² dan jumlah penduduk sekitar

Page 9: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

9

70.097 jiwa. Kabupaten Bintan merupakansalah satu kawasan Free Trade Zone (FTZ), selain juga dikenal sebagai pusat pariwisata terpadu dan memiliki kawasan industri yang terus berkembang;

Kabupaten Karimun dengan letak ibukotanya di Tanjungbalai Karimun, terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan, 29 (dua puluh sembilan ) Kelurahan dan 42 (empat puluh dua ) Desa dengan luas wilayah sekitar 167.850 Km² dan jumlah penduduk sekitar 260.478 jiwa memiliki keunggulan tersendiri karena berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia sehingga merupakan salah satu basis pertumbuhan IMS – GT (Indonesia, Malaysia, Singapura – Growth Triangle) serta merupakan salah satu kawasan Free Trade Zone (FTZ);

Kabupaten Lingga dengan ibukota Dabo Singkep terdiri dari 9 (sembilan) Kecamatan dan 57 (lima puluh tujuh) Desa/Kelurahan, luas wilayah sekitar 211.772 Km² dengan jumlah penduduk sekitar 97.729 jiwa, daerah Kabupaten Lingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah pengembangan wisata bahari dan pertanian;

Kabupaten Natuna letak ibukotanya di Ranai terdiri dari 12 (dua belas) Kecamatan dan 73 (tujuh puluh tiga) Desa/Kelurahan, dengan luas wilayah sekitar 141.901,2 Km² dan jumlah penduduk sekitar 76.606 jiwa, sedangkan luas lautan 97,72 Km², merupakan daerah yang kaya dengan minyak dan gas bumi;

Kabupaten Anambas yang merupakan pemekaran dari Kab. Natuna letak ibu kotanya di Tarempa terdiri dari 7 Kecamatan dengan jumlah penduduk 43.993 jiwa.

(2) Demografi

Jumlah Penduduk dalam Wilayah Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hasil pendataan dari BPS dan Dinas Kependudukan tahun 2016 sebanyak 2.028.439 jiwa dengan perincian sebagai berikut:

No Kabupaten / Kota Jumlah

1 2 5

1 Kota Batam 1.188.985

Page 10: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

10

No Kabupaten / Kota Jumlah

1 2 5

2 Kota Tanjung pinang 202.215

3 Kab. Karimun 225.298

4 Kab. Bintan 153.020

5 Kab. Lingga 88.591

6 Kab. Natuna 74.520

7 Kab. Anambas 40.414

Jumlah 2.028.439

(3) Sumber Daya Alam

(a) Minyak dan gas bumi yang ada di Kabupaten Natuna merupakan salah satu andalan bagi pemasukan devisa negara dengan sistem bagi hasil yang saat ini dikelola oleh:

PT. Conoco Philips;

PT. Premier Oil Natuna;

PT. Pertalahan Arnebatara Natuna;

PT. Star Energi Natuna.

(b) Potensi sumber daya mineral dan energi relatif cukup besar dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi dan gas alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit dan pasir besi, maupun bahan galian golongan C seperti granit, pasir dan kuarsa. Manfaatnya selain sebagai sumber devisa negara juga rawan terhadap eksploitasi illegal maupun pengelolaan yang kurang tepat akan berdampak pada kerusakan ekosistem.

(c) Potensi kelautan sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya ikan kakap, budidaya ikan kakap, budidaya rumput laut dan kerambah jaring apung. Sedangkan di Kota Batam, Kab. Bintan, Lingga dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar dibidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat kota / kabupaten tersebut juga dikembangkan budidaya perikanan air laut dan air tawar. Di Pulau Setoko Batam terdapat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih perTahunnya. Pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur Batam yang letaknya strategis karena berhadapan dengan jalur lintas kapal

Page 11: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

11

penangkapan ikan antara Kepri, ZEEI, Laut Cina Selatan dan Singapura yang dapat meningkatkan ekspor hasil laut dan menambah PAD. Namun kondisi tersebut juga mengandung berbagai kerawanan, diantaranya pencurian ikan oleh kapal-kapal asing yang dilengkapi dengan peralatan modern dan penangkapan ikan secara tradisional dengan menggunakan bahan peladak;

(d) Pertanian dan peternakan. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kab. Bintan, Karimun dan Batam. Disamping palawija dan holtikultura, tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir, nanas serta cengkeh sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan dan sayuran. Dibeberapa pulai lainnya di Kepri sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit;

(e) Pariwisata. Prov. Kepri merupakan gerbang wisata dari mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan tiap tahunnya lebih dari satu juta orang. Obyek wisatanya antara lain wisata pantai yang terletak di berbagai Kota dan Kabupaten yaitu : di Batam Pantai Melur, Pulau Abang dan Pantai Nongsa, di Karimun Pantai Pelawan, di Bintan Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora dan Bintan Leissure Park. Kabupaten natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling. Selain wisata pantai dan bahari, Provinsi Kepri juga memiliki objek wisata seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di Tanjungpinang terdapat Pulau Penyengat yang terkenal bersejarah karena terdapat masjid bersejarah, makam-makam Raja haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan Nasional. Lokasi wisata terkenal lainnya yaitu di Lagoi Bintan, luasnya 23.000 Ha dan kawasan industri terpadu di daerah Lobam, seluas 4.000 Ha, kawasan wisata tersebut dikembangkan dan dikelola dengan konsep profesional oleh pihak swasta dan baru dimanfaatkan sekitar 3.000 Ha, disamping itu untuk kawasan pengembangan sumber air ditetapkan di Teluk Bintan seluas 37.000 Ha;

(f) Daerah Kota Batam dikenal sebagai kawasan pengembangan industri, perdagangan, galangan kapal dan pariwisata yang telah banyak menyerap tenaga kerja, sehingga dikenal sebagai pusat

Page 12: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

12

pertumbuhan ekonomi dan merupakan salah satu kawasan Free Trade Zone (FTZ).

b) Idiologi

(1) masyarakat Provinsi Kepri pada umumnya masih berpegang pada Pancasila sebagai falsafah dan pedoman hidup bangsa Indonesia belum ada indikasi kelompok / aliran yang mengarah pada pembentukan ideologi lain selain Pancasila. Namun demikian masih adanya kelompok/suku terasing di beberapa wilayah perairan Kepri yang dinamakan Suku Laut karena tinggalnya diatas perahu yang terapung di lautan dan berada di pinggir-pinggir pulau wilayah Kepri yang kemungkinan besar belum memiliki pendidikan/pengetahuan yang cukup tentang Pancasila sebagai ideologi tunggal Bangsa Indonesia saat ini;

(2) Suku Laut tersebut bahkan dikenal menganut animisme atau mengkeramatkan suatu benda atau daerah dikarenakan pengaruh minimnya fasilitas pengetahuan tentang keagamaan dan sifat turun temurun yang sudah membudaya. Dengan demikian salah satu nilai Pancasila yang mewajibkan setiap penduduk Indonesia untuk mempercayai adanya Tuhan YME masih belum terlaksana sepenuhnya. Namun setidaknya suku laut ini belum ada indikasi untuk melakukan upaya mendiskreditkan Pancasila ataupun membuat ideologi baru karena aktivitas utama hingga saat ini adalah melaut dan berburu di hutan;

(3) Bergesernya nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang merupakan pedoman pokok Pancasila dalam berkehidupan juga mulai terlihat dengan adanya perkumpulan / kelompok kesukuan yang lebih bersifat pada kepentingan ekonomi kelompoknya dengan mengedepankan kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai ketentuan dan terkesan berkompetisi untuk menguasai beberapa titik / lokasi usaha tertentu dengan tujuan melakukan dominasi dalam hal ”pengamanan” sehingga sering berimplikasi pada terjadinya konflik horisontal yang dampaknya dapat meluas karena mendompleng nama suku tertentu yang seakan-akan berlatarbelakang SARA.

c) Politik:

(1) Kekosongan Wakil Gubernur Provinsi Kepri terjadi sehubungan telah dilantiknya Wakil Gubernur Provinsi Kepri masa jabatan 2016-2021 Dr. Nurdin Basirun, S.Sos, M.Si menjadi Gubernur Provinsi Kepri dikarenakan telah meninggalnya Gubernur Provinsi Kepri masa jabatan 2016-2021 Drs. H.M. Sani;

Page 13: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

13

(2) Permasalahan gugatan atas PAW H. Lamen Sarihi, SH, MH, dari jabatan sebagai Ketua DPRD Bintan yang dimana saat ini H. Lamen Sarihi, SH, MH, tetap bersikukuh bahwa pihaknya merupakan Ketua DPRD Bintan periode 2014-2019, sehingga dengan adanya upaya PAW yang dilakukan oleh H. Nesar Ahmad, S.IP maka pihaknya akan melawan dengan gugatan di Pengadilan Negeri Tanjung Pinang;

(3) Rencana pemekaran wilayah terhadap Kab Kep. Kundur, Kota Natuna, Kab. Natuna Selatan, Kab. Natuna Barat yang diusulkan Gubernur Kepri se Mendagri dengan nomor surat : 130-/0188/set tanggal 26 Februari 2016.

d) Ekonomi:

(1) Tumpang tindih dan duplikasi kewenangan antara BP Batam dan Pemko Batam yang dimana ada banyak aturan bahkan undang-undang tentang FTZ yang dinilai tidak efektif. Hal tersebut berdampak adanya wacana tentang pembubaran terhadap BP Batam;

(2) Adanya permasalahan tentang kampung tua yang dimana keberadaan kampung tua di Kota Batam sangat dipertahankan oleh masyarakat Kota Batam terutama suku asli karena terdapat tapak perkampungan, situs purbakala, kuburan tua, bangunan bernilai budaya tinggi, silsilah keluarga melayu yang menginginkan kepastian status dari BP Batam;

(3) Penolakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:148/PMK.05/2016 tentang tarif layanan Badan layanan umum Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang memberatkan warga masyarakat Kota Batam.

e) Sosial budaya:

(1) Unjuk rasa

(2) permasalahan

f) Keamanan:

Kejahatan beberapa kasus kriminalitas / kejadian umum yang bersifat konvensional dan menonjol yang masih akan terjadi pada tahun 2019 diantaranya adalah: curas yang dilakukan dengan modus pengancaman dengan senpi / sajam, penganiayaan, jambret dan modus lainnya yang dapat berkembang sesuai dengan situasi. TKP jalanan sepi, perumahan, perkantoran, ruko, tempat hiburan. Curat yang dilakukan dengan modus pecah kaca mobil, memotong / merusak gembok pintu / pagar, congkel jendela/ pintu, merusak atap dsb. TKP pemukiman, pertokoan,

Page 14: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

14

perkantoran, obyek vital, ruko dan curanmor yang umumnya dilakukan dengan modus merusak kunci stang dan merusak gembok. TKP parkiran yang sepi, halaman rumah/ ruko dan meningkatnya peredaran senjata api gelap serta narkoba.

b. Analisa SWOT.

Untuk menyusun kebijakan dan strategi yang tepat untuk dilaksanakan oleh Biro SDM Polda Kepri perlu dilakukan identifikasi dan analisa terhadap faktor-faktor yang akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas baik dari internal berupa aspek kekuatan dan kelemahan maupun eksternal yang merupakan aspek peluang dan tantangan melalui metode SWOT yaitu:

1) Kekuatan (Strengths)

a) Personil

NO. KESATUAN

JUMLAH POLRI+PNS SELISIH

DSP RIIL

1 PIMPINAN 1 1 0

2 SUBBAGRENMIN 17 13 -4

3 BINKAR 9 11 2

4 DALPERS 13 14 1

5 WATPERS 9 11 2

6 PSIKOLOGI 9 11 2

JUMLAH 58 61 3

b) Materiil dan Fasilitas

NO JENIS MATERIIL JML SATU

AN

KONDISI ASAL

B RR RB D SW

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Jeep 1 Unit B D

2. Gerobak Dorong 1 Unit B D

3. Mixer(Perkakas Bengkel Listrik)

2 Unit B D

4. Scanner 2 Buah B D

5. Rak-Rak Penyimpan

4 Buah B D

6. Lemari Penyimpan 14 Buah B D

7. Mesin Fotocopy Elektronic

1 Unit B D

8. Lemari Besi/Metal 6 Unit B D

9. Lemari kayu 9 Buah B D

Page 15: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

15

NO JENIS MATERIIL JML SATU

AN

KONDISI ASAL

B RR RB D SW

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10. Rak kayu 5 Unit B D

11. Filling cabinet Besi 18 Unit B D

12. Brandkas 3 Unit B D

13. Mobile File 41 Unit B D

14. Papan Visual/Papan nama

1 Unit B D

15. Alat penghancur kertas

2 Unit B D

16. Meja kerja kayu 46 Unit B D

17. Kursi Besi / Metal 10 Unit B D

18. Meja Rapat 1 Unit B D

19. Meja Komputer 2 Unit B D

20. Meja Ketik 4 Unit B D

21. Meja Telepon 9 Unit B D

22. Jam Elektronilk 1 Unit B D

23. Lemari Es 4 Unit B D

24. AC.Sentral 14 Unit B D

25. Kipas Angin 23 Unit B D

26. Amplifer 3 Unit B D

27. Loundpeaker 8 Unit B D

28. Sound System 3 Unit B D

29. Mega phone -

30. Migrophone 1 Unit B D

31. Dispenser 6 Unit B D

32. Mimbar/Podium 2 Unit B D

33. Karpet 56 Unit B D

34. Alat rumah tangga lainnya

26 Unit B D

35. Micropone/Wireles MIC

1 Unit B D

36. Meja Kerja 1 Unit B D

37. Meja Cetak tangan

1 Unit B D

38. Pesawat Telephon 13 Unit B D

39. Facsimile 1 Buah B D

40. Wireles Amplifer 1 Buah B D

41. Kursi Dorong 89 Buah B D

42. Proyektor Romad Compled

3 Buah B D

43. Mesin Potong Jerami

1 Buah B D

44. TV.Monitor 1 Buah B D

45. Stabilizer/UPS 1 Buah B D

Page 16: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

16

NO JENIS MATERIIL JML SATU

AN

KONDISI ASAL

B RR RB D SW

1 2 3 4 5 6 7 8 9

46. Meja kerja (Alat Laboratorium Lainnya )

7 Buah B D

47. P.C. Unit 17 Unit B D

48. Printer Komputer 18 Unit B D

c) Reformasi kultur Polri, yang telah dilaksanakan secara dini mulai dari rekrutmen memberikan outcome yang sangat baik pada masa mendatang;

d) Pertambahan personel berikut sarana dan prasarana Polda dan jajarannya, sangat mendukung untuk peningkatan kinerja dimasa mendatang sesuai dengan tuntutan tugas yang semakin meningkat seirama perkembangan pembangunan di segala bidang;

e) Proses rekrutmen anggota polri dilaksanakan dengan menjalankan prinsip ”BETAH” bebas dari KKN, transparan, akuntabel dan humanis dengan melibatkan pengawas dari pihak internal dan eksternal sehingga mampu menghilangkan kesan negatif pada setiap proses rekrutmen anggota polri;

f) Penerapan pola pembinaan karier personel dengan mempedomani merit system yang bebas KKN, transparan & akuntabel guna menghasilkan kepemimpinan kepolisian disemua strata yang mampu memberikan sikap keteladanan & melayani dalam rangka membangun internal trust maupun public trust;

g) Peningkatan pelayanan kepada anggota polri mulai dari aspek kesejahteraan, pemberian konseling psikologi dan pemenuhan hak-hak anggota;

2) Kelemahan (Weaknesses)

a) Masih terdapat Polsek yang berstatus Prarural, sehingga

belum optimal dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, yaitu : (1) Polsek Sei Beduk (Polresta Barelang);

(2) Polsek Sagulung (Polresta Barelang);

(3) Polsek Galang (Polresta Barelang);

Page 17: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

17

(4) Polsek Kawasan Bandara Hang Nadim (Polresta

Barelang);

(5) Polsek Kawasan Bandara Raja Haji Fi-Sabilillah

(Polres Tanjung Pinang);

(6) Polsek Buru (Polres Karimun);

(7) Polsek Teluk Bintan (Polres Bintan);

(8) Polsek Tambelan (Polres Bintan) sebelumnya Rural;

(9) Polsek Palmatak (Polres Kep. Anambas);

(10) Polsek Midai (Polres Natuna)

(11) Polsek Pulau Laut (Polres Natuna);

b) pembangunan fasilitas Polsubsektor/Polsek di wilayah perbatasan masih terhambat oleh masalah penyediaan serta proses hibah lahan oleh Pemerintah daerah setempat;

c) kemampuan dan keterampilan personel Polda Kepulauan Riau di lapangan masih rendah terutama dalam penggunaan ketentuan peraturan dan perundang-undangan, penguasaan teknologi komunikasi, kemampuan komunikasi dalam menghadapi kualitas dan kuantitas kejahatan yang semakin canggih;

d) kuantitas personel Polda Kepri saat ini 5.125 personel yang

seharusnya sebanyak 12.094 personel masih sangat kurang bila dihadapkan dengan tantangan tugas serta sebaran titik pelayanan masyarakat yang ada di pulau-pulau;

e) minimnya personel Polda Kepri dalam penguasaan bahasa asing khususnya Inggris dan Mandarin dihadapkan pada kejahatan transnasional yang terus meningkat mengingat wilayah Polda Kepri berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga;

f) wilayah Provinsi Kepri merupakan wilayah Kepulauan

dimana 96% merupakan perairan yang saat ini memiliki sarana transportasi air yang masih terbatas, menjadi kendala tersendiri dalam pengamanan wilayah perairan, kegiatan operasional di Polres dan Polsek seperti mendatangi TKP, koordinasi / sambang dan pengiriman laporan serta pelayanan Kepolisian lainnya bagi masyarakat di pulau-pulau terluar berpenghuni / pesisir;

Page 18: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

18

g) alokasi anggaran ideal Polri yang tidak tercapai berdampak

pada pelaksanaan fungsi dan tugas pokok Polri. Sehingga alokasi anggaran berdasarkan skala prioritas tertentu, misalnya untuk belanja pegawai guna tetap berjalannya roda organisasi. Sementara belanja modal dan barang guna kegiatan operasional kepolisian, tidak sepenuhnya terpenuhi sehingga pelayanan dan penegakan hukum tidak optimal.;

3) Peluang (Opportunities)

a) reformasi di tubuh Polri diharapkan dapat merubah kultur

kearah yang lebih baik, yang pada akhirnya akan menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polda Kepulauan Riau;

b) keikutsertaan masyarakat dan kelompok masyarakat Kepulauan Riau dalam menyelenggarakan perpolisian masyarakat termasuk kesediaan membantu memberikan informasi, merupakan salah satu bentuk kepedulian dan partisipasi masyarakat terhadap tugas-tugas Kepolisian;

c) sistem desentralisasi / otonomi daerah sebagai upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang sejalan dan saling menunjang dengan organisasi Polda Kepri yang ada pada semua tingkatan Pemerintahan;

d) meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap Polda

Kepulauan Riau agar lebih mendekatkan pelayanan masyarakat dapat mendorong Polda Kepulauan Riau untuk lebih profesional, modern dan terpercaya;

e) kerjasama Polda Kepulauan Riau dengan berbagai instansi/lembaga terkait baik pemerintah/non pemerintah serta dengan Kepolisian Negara Malaysia.

4) Ancaman (Threats)

a) kecendrungan meningkatnya empat jenis kejahatan (Konvensional, transnasional, terhadap kekayaan negara dan kejahatan berimplikasi kontijensi) baik secara kualitas maupun kwantitas membawa konsekwensi bagi pelaksanaan tugas Polda Kepulauan Riau;

b) perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi selain berdampak positif sebagai hasil pembangunan, juga berdampak negatif yang dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan dalam melakukan kejahatan;

c) gangguan keamanan dapat terjadi disetiap tempat dan setiap waktu, baik secara konvensional maupun

Page 19: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

19

peningkatan kejahatan yang menggunakan teknologi canggih, serta terjadinya ganguan keamanan berimplikasi kontijensi di beberapa daerah yang disebabkan oleh berbagai tuntutan sesuai dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat khususnya di Provinsi Kepulauan Riau;

d) Tingkat kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap hukum yang masih rendah sehingga pelanggaran hukum dianggap hal biasa dan cenderung dalam menangani masalah keamanan bertindak main hakim sendiri;

e) Sistem hukum dan peradilan yang tumpang tindih, sebagai upaya dalam pembaharuan hukum dan perundang-undangan mengakibatkan kerancuan dalam operasionalisasi penegakan hukum dilapangan, terutama menyangkut masalah kewenangan institusi yang berkompeten untuk menangani suatu masalah;

f) Posisi Batam sebagai Kota industri dan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mempunyai konsekuensi menjadi kiblat seluruh wilayah/daerah, sehingga berbagai masalah yang terjadi di daerah akan dibawa ke Batam untuk mendapatkan penyelesaian yang dinilai adil. Disamping itu juga kota Batam menjadi pintu masuk berbagai hal dari luar negeri, sehingga kota Batam juga mengemban tugas sebagai etalase bagi masyarakat Internasional dalam memandang Indonesia;

g) Batam sebagai Kota Industri menarik berbagai masyarakat di seluruh Indonesia untuk datang termasuk kelompok-kelompok masyarakat yang unskill/tidak memiliki keterampilan, akibatnya Batam dipenuhi oleh problematika sosial yang pada akhirnya bermuara pada gangguan Kamtibmas seperti meningkatnya premanisme, gelandangan dan pengemis, WTS dan lain-lain, sehingga perlu kesiapan Polri dalam melayani masyarakat;

h) Dalam implementasi kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum yang dilakukan oleh Buruh / Mahasiswa / Ormas / LSM / kelompok masyarakat lainnya, terdapat kecenderungan pelaksanaan unjuk rasa yang tidak terkendali/ kebablasan/melanggar hukum, bahkan disertai dengan tindakan anarkis, seperti menggangu keamanan, dan ketertiban umum, merusak fasilitas umum/milik negara, menghina Presiden / pejabat tertentu / lambang negara tertentu, melakukan fitnah, Merusak rumah / kendaraan / barang milik orang lain dan menyerang petugas/aparat keamanan;

i) Tingginya angka pengangguran di Batam sebagai akibat dari enggannya investor asing menanamkan modalnya di Batam karena tidak ada kepastian hukum, regulasi tidak memihak kepada investor, panjangnya rantai birokrasi perijinan, dan rancunya berbagai peraturan pajak;

j) Masih banyak terjadi tumpang tindih dokumen kepemilikan tanah di wilayah Batam dan Tanjungpinang bila

Page 20: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

20

diselesaikan secara hukum akan memakan waktu yang cukup lama dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga pihak-pihak yang terlibat untuk menguasai secara phisik, tidak segan-segan menyewa dan menggunakan jasa preman. Hal demikian sangat rawan terjadi bentrok antar preman dengan membawa etnik kedaerahan asal mereka;

k) Wilayah hukum Polda Kepulauan Riau memiliki 2.408 pulau besar dan kecil terdiri dari 1.068 berpenghuni dan 800 tidak berpenghuni, 96 % perairan dan 4 % daratan serta memiliki pelabuhan laut baik pelabuhan domestik, internasional maupun pelabuhan illegal (tikus) yang merupakan wilayah transit bagi mobilitas orang dan barang, hal tersebut menjadi peluang bagi masuknya barang-barang ilegal serta pelarian dan persembunyian para pelaku kejahatan Narkoba, teroris dan dari daerah/Negara lain.

2. Identifikasi Masalah

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja SDM Polda Kepri:

a. Fungsi Penyediaan

1) Meningkatkan kampanye / sosialisasi secara massif untuk

menarik minat para pelajar / masyarakat Kepulauan Riau menjadi Brigadir Polri dengan kapasitas hasil didik yang tidak merata antara Pelajar Batam dengan Pelajar Kepulauan Terluar, sehingga dapat menjaring calon-calon anggota Polri yang berkualitas;

2) Proses rekrutmen anggota polri dilaksanakan dengan

menjalankan prinsip bebas dari KKN, transparan dan akuntabel (betah) dengan melibatkan pengawas dari pihak internal dan eksternal sehingga mampu menghilangkan kesan negatif pada setiap proses rekrutmen anggota polri.

b. Fungsi Pendidikan 1) Polda Kepri belum memiliki gedung, sarana dan prasarana yang

maksimal dalam pelaksanaan pelatihan personel Polda Kepri

2) terkait dengan pendidikan pengembangan spesialis masih belum terlaksana dengan baik karena masih banyaknya personel yang memilih sebagian dari pendidikan pengembangan spesialis tertentu serta minimnya antusias personel untuk mengikuti pendidikan pengembangan lainnya karena ketidaktahuan personel mengenai manfaat dari pendidikan pengembangan spesialis tertentu misalnya pendidikan kejuruan Sebasa;

Page 21: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

21

3) kendala yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan pendidikan

pengembangan spesialis yaitu minimnya antusias personel untuk mengikuti pendidikan pengembangan yang tidak sesuai dengan fungsi tugasnya, masih minimnya sarana untuk melakukan sosialisasi kepada personel terkait dengan terselenggaranya pendidikan pengembangan spesialis serta azas manfaat dari pendidikan pengembangan tersebut;

4) penyusunan kompetensi anggota Polri belum dapat memenuhi harapan masyarakat sehingga perlu ditingkatkan kompetensi menuju Polri yang profesional yang pada gilirannya dapat dirasakan keberadaan Polri di tengah–tengah masyarakat melalui pelayanan secara mudah, responsif, tidak diskriminatif dan beresiko tinggi khuhsusnya terhadap korban tindak kejahatan agar proses penegakan hukum dapat berjalan secara obyektif;

5) masih terbatasnya jumlah Pegawai Negeri pada Polri khususnya Brigadir dilini terdepan yang telah memiliki kualifikasi kejuruan (Dikjur / Dikbangspes).

c. Fungsi Penggunaan 1) berdasarkan kondisi pemenuhan riil personel Polda Kepri yang

baru 42% dengan DSP 12.094 dan Riil 5.125, Biro SDM belum mampu mendislokasi anggota sampai ke tingkat Polsek sehingga belum terwujudnya penempatan personil sesuai dengan kebijakan Polda cukup, Polres besar dan Polsek kuat dengan melihat prosentase untuk Polda 10-20% dari jumlah DSP Polres 50% dari jumlah DSP dan Polsek 75% dari jumlah DSP guna meningkatkan sebaran pelayanan terhadap masyarakat;

2) secara kualitas sumber daya manusia Polda Kepulauan Riau, khususnya personel Polair, Brimob, Reskrimum, Reskrimsus dan Res Narkoba dalam menangani kejahatan antar negara (Transnasional Crime) melalui pengamanan aktifitas di perairan perbatasan negara seperti Selat Malaka, Selat Philips dan Laut Cina Selatan serta penanganan SAR laut belum optimal, sehingga perlu terus diadakan pelatihan-pelatihan;

3) keterbatasan Personel Polda Kepri sehingga dalam memantau pulau-pulau kecil dan terluar berpenduduk sebagai upaya deteksi dini terhadap aktifitas kejahatan di pulau pulau tersebut, belum bisa dilaksanakan secara baik;

4) masih adanya penempatan anggota yang tidak sesuai dengan pendidikan dan pelatihan yang dimilikinya;

Page 22: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

22

5) sistem pembinaan karir belum sepenuhnya berbasis kompetensi dan berdasarkan “ Merit System Achievement”;

6) sistem Assessment Centre Polri yang belum sepenuhnya diterapkan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menangani tanggung jawab di masa mendatang;

7) terbatasnya assessor di Polda Kepri yang telah mengikuti pelatihan assessor dan memiliki keahlian teknis serta dukungan anggaran dalam pelaksanaan assessment centre;

d. Fungsi Perawatan 1) Pembinaan rohani dan mental (Binrohtal) yang masih belum

optimal dikarenakan terbatasnya anggaran;

2) Masih kurangnya personil di bidang psikologi terutama dalam hal analisa psikologi yang dibutuhkan untuk pemeriksaan tersangka / korban tindak kejahatan;

3) Kegiatan bimbingan dan konseling psikologi belum dimanfaatkan maksimal oleh Pegawai Negeri pada Polri dan keluarganya, dikarenakan masih adanya anggapan yang salah bahwa apabila personel mau melakukan konsultasi psikologi takut dicap “orang gila”;

4) Masih banyak Pegawai Negeri pada Polri yang belum memahami/mengetahui hak-hak yang sepatutnya didapat terkait Asuransi (Asabri).

e. Fungsi Pengakhiran Dinas

Masih kurangnya sosialisasi pembekalan keterampilan dan

penyaluran bagi personel Polri yang akan memasuki masa pensiun sehingga masih banyak Pegawai Negeri pada Polri yang pensiun tidak siap untuk melaksanakan usaha / bisnis secara mandiri / mampu berkarya di lingkup kerja lainnya.

Page 23: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

23

II. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prioritas

3. Visi dan Misi

a. Visi dan Misi Polda Kepri

1) Visi

Terwujudnya postur SDM Polda Kepri yang unggul,

bermoral dan modern dalam pelayanan prima kepada

masyarakat melalui penegakan hukum yang efektif, sinergi

polisional proaktif guna mendukung terciptanya Indonesia yang

berdaulat, mandiri dan berkepribadian serta terjalinnya

kemitraan dengan masyarakat dan instansi terkait berlandaskan

kegotongroyongan dalam rangka memantapkan Kamtibmas

Provinsi Kepulauan Riau.

2) Misi

a) mewujudkan pemuliaan pelayanan kamtibmas prima untuk meningkatkan kepercayaan publik melalui kegiatan preemtif, preventif dan represif (penegakan hukum) sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) guna mewujudkan keamanan dan ketertiban yang semakin kondusif sampai dengan pulau terluar berpenghuni;

b) mengelola secara profesional, transparan, akuntabel dan modern seluruh sumber daya yang dimiliki guna mendukung kegiatan operasional Polda Kepri terutama dalam mengamankan sumber daya maritim;

c) mewujudkan prinsip BETAH dalam rekrutmen anggota Polri dan rekrutmen jabatan terbuka;

d) membangun jaringan intelijen yang handal, yang mampu melaksanakan deteksi dini dan deteksi aksi secara cepat dan akurat setiap gejolak sosial yang timbul dalam masyarakat;

e) melakukan penegakan hukum secara transparan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi supremasi hukum, HAM, bebas korupsi, bermatabat dan terpercaya;

f) menjamin terlaksananya penanggulangan keamanan di wilayah Prov. Kepulauan Riau untuk mendukung terciptanya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian;

Page 24: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

24

g) meningkatkan kemitraan dengan masyarakat dan mempererat sinergitas dengan Instansi terkait berlandaskan kegotongroyongan;

h) menjamin terlaksananya program kerja, terselenggaranya pengelolaan anggaran dan keuangan negara serta administrasi dan perbendaharaan yang transparan, pofesional dan akuntabel.

b. Visi dan Misi Biro SDM Polda Kepri. 1) Visi

Mewujudkan pembangunan kekuatan dan pembinaan

kekuatan personil guna terwujudnya postur Polri Polda Kepri

yang unggul, profesional, bermoral dan modern sebagai

pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat yang

terpercaya dalam memelihara Kamtibmas dan menegakkan

hukum melalui fungsi manajemen bidang personel yang meliputi

penyediaan, penggunaan, perawatan, pemisahan dan

penyaluran personel termasuk psikologi kepolisian melalui

Kemitraan dengan masyarakat.

2) Misi

a) Melaksanakan pengkajian dan perencanaan kebutuhan

SDM Polri baik kuantitatif maupun kualitatif yang tergelar di seluruh kesatuan kewilayahan;

b) Merumuskan dan melaksanakan kebijakan penerimaan SDM Polri yang berdasarkan prinsip bersih, transparan, akuntabel dan humanis;

c) Merumuskan kebijakan prinsip pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi;

d) Merumuskan kebijakan dan strategi bidang pendidikan dan pelatihan melalui program kerjasama;

e) Merumuskan kebijakan serta menyelenggarakan kesempatan dalam jabatan berdasarkan merit sistem dan achievement, assessment serta reward and punishment berdasarkan kompetensi yang dimiliki secara transparan, obyektif, adil dan konsisten

f) Merumuskan sistem pembinaan karier berdasarkan Sistem Manajemen Mutu (SMM);

Page 25: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

25

g) Merumuskan kebijakan penyederhanaan kepangkatan serta memproses kenaikan pangkat personel Polri;

h) Menyelenggarakan informasi personel Polri berbasis IT;

i) Meningkatkan pelayanan administrasi dan kesejahteraan untuk pemenuhan hak-hak pegawai negeri pada Polri;

j) Pemetaan kompetensi individu personel Polri melalui psikologi Kepolisian dalam mendukung pembinaan karier.

4. Tujuan

a. Tujuan Polda Kepri.

1) Terwujudnya organisasi Polda Kepri yang Good Governance dan Clean Goverment;

2) Terwujudnya perubahan mind set dan culture set personel Polda Kepri melalui penggiatan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi Polri (RBP);

3) Terwujudnya Polda Kepri yang mampu melindungi segenap lapisan masyarakat dan memberikan rasa aman, nyaman, tertib dan damai dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari;

4) Terwujudnya anggota Polda Kepri yang profesional, bermoral, modern unggul dan dipercaya masyarakat;

5) Terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel, anti KKN yang mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta memenuhi rasa keadilan masyarakat.

b. Tujuan Biro SDM

1) Terwujudnya prinsip “BETAH + Clear and Clean” dalam setiap kegiatan seleksi anggota Polri baik Diktuk maupun Dikbang;

2) Terbentuknya postur tubuh yang ideal bagi personel Polri;

3) Terpenuhinya hak-hak Pegawai Negeri pada Polri sesuai dengan ketentuan / peraturan yang berlaku;

4) Tergelarnya struktur organisasi Polri yang berorientasi pada tugas pokok Polri dengan memperhatikan postur kekuatan Polri dengan lapis kekuatan Mabes Kecil, Polda Cukup, Polres Besar, dan Polsek Kuat;

Page 26: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

26

5) Terpenuhinya kualitas SDM Polri yang berkompeten siap dan mampu dihadapkan pada tantangan tugas di lapangan (Ready for use/siap pakai);

6) Terwujudnya anggota Polri yang memiliki kultur yang sesuai dengan harapan masyarakat;

7) Terbangunnya kemitraan dengan institusi dan lembaga di dalam negeri dalam rangka peningkatan pengembangan kemampuan SDM Polri.

5. Sasaran Prioritas

a. Sasaran Prioritas Polda Kepri Tahun 2020

Berdasarkan tahapan capaian Renstra Polda Kepri tahun 2020 dengan capaian: ”terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima di wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan dan sinergi polisional yang produktif dengan didukung sumber daya Polda Kepri yang berkualitas guna menghadapi berbagai tantangan tugas”, maka sasaran prioritas Polda Kepri tahun 2019 adalah sebagai berikut:

1) Pertama ”terwujudnya peningkatan kapasitas, kapabilitas, kompetensi, kesejahteraan SDM Polri dan manajemen internal Polda Kepri yang mantap”;

2) Kedua ”terwujudnya pelayanan Polda Kepri yang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme melalui penguatan sistem pengawasan yang efektif dan mendorong penguatan reformasi birokrasi”;

3) Ketiga ”terwujudnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif di wilayah hukum Polda Kepri pada Pemilu 2019 melalui penyelenggaraan pengamanan oleh Polda Kepri yang profesional”;

4) Keempat ”terwujudnya penegakkan hukum secara profesional, transparan, akuntabel dan anti KKN”;

5) Kelima ”meningkatnya kesejahteraan personel dan layanan kepolisian di pulau-pulau terluar, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan lokasi prioritas (Lokpri) di wilayah hukum Polda Kepri”;

6) Keenam ”tergelarnya personel dan sarpras Polda Kepri di perairan, kepulauan dan perbatasan”;

7) Ketujuh ”terwujudnya kerja sama yang baik dengan aparat penegak hukum dan aparat pemerintah daerah”;

8) Kedelapan ”terpenuhinya kebutuhan sarpras dan kebutuhan minimal almatsus perairan, kepulauan dan perbatasan Polda Kepri”.

Page 27: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

27

b. Sasaran Prioritas Biro SDM Polda Kepri

1) Pertama ”terwujudnya peningkatan kapasitas, kapabilitas, kompetensi, kesejahteraan SDM Polri dan manajemen internal Polda Kepri yang profesional dan modern”;

2) Kedua ”terwujudnya pelayanan Polda Kepri yang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme melalui penguatan sistem pengawasan yang efektif dan mendorong penguatan reformasi birokrasi”;

3) Ketiga ”terpenuhinya kebutuhan sarpras dan kebutuhan minimal almatsus perairan, kepulauan dan perbatasan Polda Kepri”.

III. Arah Kebijakan dan Strategi Polda Kepri Tahun 2020

1. Arah kebijakan dan strategi Polda Kepri Tahun 2020

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran prioritas Polda Kepri Tahun 2019 maka ditetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut: a. sasaran prioritas “terwujudnya peningkatan kapasitas, kapabilitas,

kompetensi, kesejahteraan SDM Polri dan manajemen internal Polda Kepri yang mantap”, dicapai melalui kebijakan dan strategi:

1) Arah kebijakan “Peningkatan kualitas sumber daya manusia Polda Kepri” dengan strategi:

a) mengirim personel Polda Kepri untuk mengikuti Dikbangspes fungsi;

b) melaksanakan latihan fungsi teknis kepolisian, pelatihan peningkatan kemampuan dan pelatihan revolusi mental guna pemeliharaan dan peningkatan kemampuan personel Polda Kepri;

c) melaksanakan pembinaan kerohanian dan mental serta kesamaptaan jasmani personel Polda Kepri.

2) Arah kebijakan “Melaksanakan pembinaan karier berdasarkan

Meryt System dan rekam jejak” dengan strategi:

a) Melaksanakan rekam jejak setiap personel Polda Kepri dan mengintegrasikan dengan satker penanggung jawab komponen rekam jejak;

b) seleksi pendidikan pengembangan umum Polri yang transparan dan akuntabel;

c) menyelenggarakan uji kompetensi jabatan dengan menggunakan system Computer Assisted Test (CAT);

d) melaksanakan assesment jabatan dalam rangka pembinaan karier Personel Polda Kepri.

Page 28: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

28

3) Arah kebijakan “Melaksanakan penerimaan anggota Polri” dengan strategi :

a) Menyusun rencana kebutuhan minimal personel Polda Kepri untuk 1 tahun kedepan;

b) Mengusulkan penambahan personel Polda Kepri ke Mabes Polri sesuai kebutuhan;

c) menyelenggarakan kampanye penerimaan anggota Polri melalui Taruna Akpol, SIPSS, Bintara dan Tamtama secara massive sepanjang hari sepanjang Tahun untuk memperoleh calon personel Polri yang berkualitas;

d) Melaksanakan pembinaan sejak dini putra daerah (anak Pulau) untuk mampu bersaing dalam rekruitmen anggota Polri dengan tetap mengutamakan kualitas;

e) Melaksanakan seleksi Diktuk anggota Polri dalam pentahapannya dengan menggunakan system one day service and one day result.

4) Arah kebijakan “Mengoptimalkan manajemen kinerja dan anggaran secara sinergi yang berbasis IT disetiap satuan kerja” dengan strategi:

a) Mengintegrasikan system teknologi informasi di Satker jajaran Polda Kepri;

b) Penambahan kapasitas bandwidth untuk satker-satker Polda dan jajaran

c) meningkatkan penerapan system informasi manajemen melalui aplikasi Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Time Bound (SMART);

d) Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kinerja;

e) Meningkatkan pengawasan SDM;

f) Meningkatkan penerapan reward and punishment di Satuan Kerja.

5) Arah kebijakan “mengusulkan kebutuhan anggaran Polda Kepri yang proporsional sesuai dengan beban kerja” dengan strategi:

a) Menyusun anggaran Polda Kepri sesuai dengan kebutuhan;

b) Mengusulkan kebutuhan anggaran Polda Kepri.

6) Arah kebijakan “pengembangan organisasi Polda Kepri” dengan strategi:

a) Peningkatan Tipologi Polres dan Polsek jajaran Polda Kepri;

b) Mengusulkan pembentukan polsubsektor jajaran Polda Kepri.

Page 29: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

29

7) Arah kebijakan “Meningkatkan pelayanan kesehatan personel Polda Kepri” dengan strategi:

a) Terwujudnya fasilitas dan penunjang medis yang memadai bagi rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri;

b) Terwujudnya peningkatan status poliklinik dan rumah sakit Bhayangkara Polda Kepri;

c) Meningkatkan kualitas pelayanan dan perawatan kesehatan bagi personel jajaran Polda Kepri di Poliklinik dan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri;

d) Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di Rumah sakit dan poliklinik Polda Kepri;

e) Menyelenggarakan kerja sama dengan rumah sakit yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik/lebih tinggi;

f) Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi personel Polda Kepri;

g) menghimpun dan mendata Pegawai Negeri pada Polda Kepri dan keluarga yang belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS/BPJS);

h) melakukan perawatan dan pengawasan terhadap personel Polri yang mengalami sakit menahun.

8) Arah kebijakan “Melaksanakan program wirausaha bagi personel Polda Kepri” dengan strategi:

a) Membuat program Wirausaha bagi personel Polda Kepri yang akan memasuki pensiun;

b) Melaksanakan koordinasi dan bekerja sama dengan balai latihan kerja untuk program wirausaha.

9) Arah kebijakan “dukungan asuransi keselamatan kerja bagi personel Polda Kepri” dengan strategi:

a) Melaksanakan koordinasi dengan perwakilan ASABRI di Prov. Kepri untuk meningkatkan pelayanan ASABRI bagi personel Polda Kepri;

b) Memfasilitasi personel Polda Kepri yang mengalami kecelakaan kerja untuk mendapatkan santunan atau biaya dari ASABRI.

b. Sasaran prioritas “terwujudnya pelayanan Polda Kepri yang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme melalui penguatan sistem pengawasan yang efektif dan mendorong penguatan reformasi birokrasi” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

1) Arah kebijakan “Melaksanakan pelayanan masyarakat dengan system yang berbasis IT” dengan strategi:

Page 30: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

30

a) Terwujudnya kualitas pelayanan yang prima dibidang lalu lintas (SIM, STNK, BPKB) dengan system pelayanan yang berbasis IT;

b) Terwujudnya kualitas pelayanan yang prima dibidang Intelkam melalui SKCK dan Izin keramaian secara online;

c) Terwujudnya kualitas pelayanan yang prima dibidang penegakan hukum melalui SP2HP dan publik komplain online;

d) pelayanan dibidang pengaduan masyarakat secara online;

e) Terwujudnya kualitas pelayanan yang prima dibidang Binmas dengan penerbitan KTA dan ijazah Satpam dan SIO (Surat ijin operasional) BUJP (Badan usaha jasa pengamanan).

2) Arah kebijakan “Perbaikan kualitas dan sikap petugas serta meniadakan pungutan liar pada pelayanan publik” dengan strategi:

a) meningkatkan kompetensi petugas pelayanan publik dan pemberian reward and punishment secara konsisten guna meminimalkan parktek percaloan;

b) melaksanakan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) terhadap pelayanan publik Polri khusunya pada Satuan Penyelengara Administrasi Sim (Satpas) dan pelayanan SKCK.

3) Arah kebijakan “terwujudnya layanan ruang pelayanan khusus Kepolisian (RPK) sesuai standar pelaanan minimal” dengan strategi :

a) meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM sebagai awak UPPA;

b) terwujdunya ruangan dan sarana pelayanan yang ada di RPK disesuaikan dengan standar fungsinya;

c) mengintegrasikan sarana komunikasi dan pendataan secara online dengan mitra penyedia layanan rujukan dalam rangka penanganan perempuan dan anak (PA) baik sebagai korban maupun pelaku tindak pidana;

d) mengintegrasikan sarana komunikasi dan pendataan dengan UPPS pada Bareskrim Polri,jajaran Polda, Polres dan Polsek sebagai mencari sarana informasi dan komunikasi dalam rangka penanganan dan perlindungan terhadap PA;

e) membuat media edukasi/sosialisasi secara interaktif mengenai PPA dengan pelibatan ahli/konsultan.

4) Arah kebijakan “Percepatan quick respons Kepolisian” dengan strategi:

a) meningkatkan turjawali yang mengutamakan patroli dialogis;

b) Meningkatkan sarana dan prasarana (almatsus Polda Kepri);

c) menyusun/revisi SOP tentang quick respons Kepolisian di wilayah hukum Polda Kepri.

Page 31: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

31

5) Arah kebijakan “Pelaksanaan system e-tilang” dengan strategi:

a) melaksanakan pelatihan secara bertahap kepada para petugas tilang dalam menggunakan aplikasi e-tilang;

b) bekerja sama dengan instansi lain dalam rangka proses mekanisme penindakan pelanggaran dengan menggunakan e-tilang;

c) terwujudnya pelaksanaan aplikasi web interface kejaksaan, aplikasi web interface Pengadilan Negeri, aplikasi web interface Polri, aplikasi android e-tilang;

d) perawatan aplikasi e-tilang;

e) terwujudnya koneksi internet, paket data dan sms gateway;

f) penyediaan insentif untuk petugas call center/help desk dan petugas bamin tilang;

g) penyediaan insentif untuk petugas tilang.

6) Arah kebijakan “Pengembangan SPPA berbasis TI terkait penanganan kasus Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH)” dengan strategi:

a) Terwujudnya sistem untuk mengintegrasikan sarana pendataan secara online (web bassed system) yang dikelola oleh Aparat Penegak Hukum dan Lembaga yang menangani ABH antara lain Penyidik jajaran (Reskrim, Lantas dan Sabhara), Kejaksaan Negeri/Tinggi, Pengadilan Negeri/Tinggi, Dinsos, Bapas, P2TP2A/KPPPA serta Pusiknas Bareskrim Polri sebagai pusat informasi dan menjadi sarana Anev dalam penanganan ABH;

b) membangun sarana e-koordinasi dan e-learning yang terintegrasi dalam system.

7) Arah kebijakan “Menyelaraskan dan mengefektifkan kegiatan Wasrik (pengawasan dan pemeriksaan) oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) serta menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara berjenjang di seluruh Satker” dengan strategi:

a) mengembangkan sistem pengawasan berbasis online;

b) mengoptimalkan pelaksanaan wasrik pada bidang operasional, SDM, sarana prasarana dan anggaran keuangan;

c) meningkatkan maturitas (kematangan) SPIP di lingkungan Polda Kepri secara bertahap dan berkelanjutan;

d) meningkatkan kapabilitas APIP Polda Kepri secara bertahap dan berkelanjutan.

Page 32: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

32

8) Arah kebijakan “terwujudnya kerja sama yang baik dengan pengawas eksternal dengan “Eksternal Memanfaatkan Internal” (EMI) dan “Internal Mendukung Eksternal” (IME) dengan strategi:

a) mengusulkan dan mengikutsertakan personel Polda Kepri dalam rangka mengikuti Diklat peningkatan kompetensi APIP yang diselenggarakan oleh Mabes Polri;

b) penyelesaian rekomendasi hasil audiit BPK RI pada satker di lingkungan Polda Kepri yang cepat;

c) penyelesaian pengaduan masyarakat yang berasal dari pengawas eksternal yang cepat;

d) perbantuan auditor BPKP pada Itwasda Polda Kepri sebagai konsultan dalam pelaksanaan audit di lingkungan Polda Kepri;

e) penerapan sistem penanganan pengaduan masyarakat berbasis internet dan online dengan Bagian Pelayanan dan pengaduan Bidpropam Polda Kepri.

9) Arah kebijakan “terwujudnya Tim Internal Anti Korupsi Polda Kepri yang kuat” dengan strategi:

a) menegakkan disiplin, ketertiban dan perilaku anggota Polda Kepri melalui penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri;

b) terwujudnya pengawasan dan pengendalian dalam rangka menumbuhkan budaya tertib hukum dalam kehidupan personel Polda Kepri;

c) mengintensifkan pelaksanaan operasi tangkap tangan (OTT) pada tempat-tempat pelayanan Polri;

d) mengintensifkan tim saber pungli Polda Kepri;

e) mengoptimalkan pengamanan internal ditempat pelayanan Polri.

10) Arah kebijakan “terwujudnya Indeks Tata Kelola Kepolisian (ITK) yang baik di Polda Kepri” dengan strategi:

a) Optimalisasi indeks tata kelola kepolisian jajaran Polda Kepri pada tujuh prinsip bidang kompetensi, keadilan, perilaku, efektifitas, transparansi, responsif dan akuntabilitas;

b) Melaksanakan pengukuran ITK tingkat Polsek jajaran Polda Kepri dengan kemitraan.

11) Arah kebijakan “terwujudnya sistem pengawasan yang baik untuk menekan budaya korupsi internal dengan strategi:

a) peningkatan kepatuhan pembuatan LHKPN bagi pejabat di lingkungan Polda Kepri yang wajib melapor;

b) internalisasi pola hidup sederhana pada seluruh anggota Polda Kepri;

Page 33: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

33

c) pengendalian kepemilikan barang mewah dan verifikasi kepemilikan usaha atau bisnis personel Polda Kepri;

d) mengoptimalkan whistle blower system di lingkungan Polda Kepri;

e) pengendalian gratifikasi di lingkungan Polda Kepri.

12) Arah kebijakan “Melanjutkan Reformasi Birokrasi Polri, melakukan evaluasi dan penilaian manajemen kinerja pada seluruh Satker” dengan strategi:

a) peningkatan nilai akuntabilitas kinerja Polda Kepri secara bertahap dan berkelanjutan;

b) pembangunan zona integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tingkat Polres dan satker jajaran Polda Kepri;

c) Mengusulkan Satker di lingkungan Polda Kepri ke Mabes Polri untuk dilakukan penilaian zona integritas menuju WBK.

c. Sasaran Prioritas “terwujudnya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif di wilayah hukum Polda Kepri pada Pemilu 2019 melalui penyelenggaraan pengamanan oleh Polda Kepri yang profesional” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi :

1) Arah kebijakan “Memperkuat kemampuan deteksi aksi intelijen (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) yang didukung personel, anggaran dan teknologi intelijen yang memadai dalam rangka mengeliminir setiap potensi gangguan dan gejolak sosial” dengan strategi:

a) tergelarnya kegiatan intelijen dengan kemampuan deteksi aksi melalui peningkatan kegiatan penyelidikan, penggalangan, pengamanan, pembentukan dan pembinaan jaringan serta kontra intelijen untuk mendukung tugas fungsi kepolisian lainnya dan Dinas/instansi terkait;

b) peningkatan kemampuan unit opsnal intelijen baik kualitas maupun kuantitas yang didukung dengan teknologi intelijen mulai tingkat Polda sampai dengan polsek.

2) Arah kebijakan “peningkatan kemampuan penanganan Flash Point dengan mengedepankan fungsi Bhabinkamtibmas dan fungsi penggalangan intelijen” dengan strategi:

a) Peningkatan kemampuan deteksi dini personel intelijen dalam melakukan pemetaan potensi konflik di satuan wilayah yang bersinergis dengan Bhabinkamtibmas;

b) Meningkatkan kemampuan Bhabinkamtibmas dalam deteksi dini dan melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap

Page 34: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

34

seluruh potensi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga kamtibmas;

3) Arah kebijakan “melanjutkan pemantapan pelaksanaan pemolisian masyarakat” dengan strategi:

a) meningkatan kualitas pertemuan petugas Polmas dengan komunitas yang ada di masyarakat;

b) mendorong partisipasi tokoh masyarakat/pejabat publik untuk aktif dan peduli terhadap peningkatan dan pengembangan Polmas;

c) memberikan penghargaan kepada tokoh masyarakat/pejabat publik dan para Bhabinkamtibmas yang berprestasi.

4) Arah kebijakan “Meningkatkan kualitas pelayanan dibidang Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) darat dan perairan/laut” dengan strategi:

a) melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli lalu lintas untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas;

b) penanganan kecelakaan lalu lintas;

c) melaksanakan kajian black spot dan trouble spot kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan pada daerah rawan kecelakaan lalu lintas;

d) membangun RTMC dan TMC;

e) membangun budaya tertib lalu lintas melalui sosialisasi, edukasi, kemitraan dan penegakan hukum;

f) melaksanakan patroli dan Binmas perairan serta sosialisasi penggunaan jaket keselamatan (life jacket);

g) melaksanakan koordinasi dengan Dinas perhubungan, KPLP, BMKG, TNI AL dan Basarnasda Provinsi Kepri serta stakeholder lainnya untuk pencegahan dan penanganan kecelakaan di perairan/laut;

h) melaksanakan operasi DVI (Disaster Victim of Identification) dalam mengidentifikasikan korban laka laut dan bencana alam yang terjadi di wilayah hokum Polda Kepri dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait.

5) Arah kebijakan “Menggelar Polisi berseragam ditempat-tempat rawan gangguan Kamtibmas” dengan strategi:

a) melaksankan pengaturan, penjagaan pengawalan dan patroli ditempat-tempat rawan gangguan Kamtibmas;

b) menghadirkan anggota Polri disetiap kegiatan masyarakat;

c) melaksanakan Quick Respons setiap permasalahan yang ada di masyarakat;

Page 35: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

35

d) meningkatkan pengamanan terhadap kawasan tertentu (industri, pertambangan, perhubungan dan instalasi) pengamanan pariwisata, pengamanan VIP serta pengamanan event Daerah, Nasional maupun internasional;

e) mengoptimalkan kekuatan cadangan (stand by force) pada kesatuan Brimob Polda Kepri untuk setiap saat siap digerakkan ke daerah rawan dengan saran dan prasarana yang cepat baik melalui udara, laut maupun darat;

f) memperkuat perlindungan anak dan wanita dengan pemberdayaan Polwan;

g) Pengamanan aksi unjuk rasa damai dan anarkhis.

6) Arah kebijakan “Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melalui peran Bhabinkamtimas di desa/kelurahan” dengan strategi :

a) meningkatnya pertemuan Bhabinkamtibmas dengan komunitas yang ada di masyarakat;

b) memberdayakan Bhabinkamtibmas untuk meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, membina dan memberdayakan Pamswakarsa;

c) mendorong pemanfaatan peralatan pengamanan seperti pemasangan CCTV di bangunan rumah, kantor dan dijalan untuk membantu pengamanan lingkungan;

d) menambah jumlah anggota Bhabinkamtibmas secara bertahap dalam rangka mewujudkan penggelaran satu Polisi (Bhabinkamtibmas) satu desa/kelurahan;

e) memberdayakan Bhabinkamtibmas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak terlibat/mendukung organisasi radikal dan anti Pancasila;

f) meningkatkan kemampuan Bhabinkamtibmas dalam deteksi dini dan melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap seluruh potensi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga kamtibmas;

g) memberikan penghargaan kepada tokoh masyarakat/pejabat publik dan para Bhabinkamtibas yang berprestasi dalam bidang Kamtibmas.

7) Arah kebijakan “Pengamanan Pemilu Tahun 2019” dengan strategi:

a) Melaksanakan mapping potensi konflik, potensi ancaman gangguan Kamtibmas dan daerah rawan Pemilu 2019;

b) Melaksanakan koordinasi dengan Penyelenggara dan peserta Pemilu 2019 (KPUD, Panwas dan peserta Pemilu);

c) Mempersiapkan Renops, Renpam dan Renkon Pemilu Tahun 2019;

Page 36: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

36

d) Mempersiapkan asta siap Pemilu Tahun 2019;

e) Mempersiapkan Tim terpadu untuk penanganan Tindak Pidana Pemilu Tahun 2019;

f) Mempersiapkan system informasi teknologi untuk mendukung pengamanan Pemilu Tahun 2019;

g) Melaksanakan anev pelaksanaan Pam Pemilu Tahun 2019;

h) Membentuk kompi gabungan (kompi kerangka dalmas) dalam rangka pengamanan pemilu Tahun 2019;

i) Melaksanakan pelatihan Sispamkota (peragaan) dalam rangka menghadapi Pemilu Tahun 2019.

d. Sasaran prioritas “Terwujudnya penegakkan hukum secara profesional, transparan, akuntabel dan anti KKN” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi:

1) Arah kebijakan “Penanganan kasus-kasus yang menjadi perhatian publik meliputi kejahatan jalanan, kejahatan terhadap perempuan dan anak, terorisme, illegal fishing, korupsi, Narkoba, kejahatan cyber dan kejahatan ekonomi lainnya secara proporsional dan efektif” dengan strategi:

a) mengintensifkan pemberantasaan terhadap 4 jenis kejahatan dengan prioritas: tindak pidana korupsi, narkoba, terorisme dan siber termasuk kejahatan kekerasan terhadap perempuan dan anak;

b) mengintensifkan pemberantasaan terhadap kejahatan di wilayah perairan seperti Narkoba, illegal fishing, perdagangan orang, terorisme, illegal loging, pertambangan liar di laut, perompakan di laut dan tindak pidana perairan lainnya;

c) membangun kemampuan pemeriksaan barang bukti (BB) dan Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam suatu tindak pidana secara ilmiah/Criminal Scientific Investigation (SCI) pada Puslabfor/ Pusinafis dalam proses pengungkapan kasus;

d) menghilangkan pungutan liar, pemerasan dan makelar kasus dalam proses penyidikan;

e) mengoptimalkan peran pengawasan melekat atasan penyidik dan wassidik guna mengontrol proses penyidikan agar berjalan dengan benar;

f) mengusulkan peningkatan anggaran lidik sidik yang cukup sampai dengan tingkat Polsek.

2) Arah kebijakan “Peningkatan kemampuan penyidikan kejahatan siber, ekonomi, dokpol, labfor dan sertifikasi penyidik” dengan strategi:

Page 37: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

37

a) mengadakan pelatihan-pelatihan peningkatan kemampuan secara bertahap mewujudkan personil fungsi reskrim yang handal;

b) mengembangkan kemampuan personil, fasilitas dan peralatan fungsi Kedokteran Kepolisian dan pemenuhan kebutuhan visum;

c) mendukung penyelidikan dan penyidikan tindak pidana melalui Dokpol sesuai Scientific Crime Investigation;

d) Melaksanakan kegiatan DVI dalam rangka identifikasi korban mati akibat bencana.

3) Arah kebijakan “Penanganan kebakaran hutan dan lahan” dengan strategi meningkatkan sinergitas/kerjasama dengan Pemda (Dinas kehutanan, Lingkungan Hidup, Pertanian) dan instansi terkait lainnya, dalam rangka pencegahan dan penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan di wilayah hukum Polda Kepri.

e. Sasaran prioritas “meningkatnya kesejahteraan personel Polda Kepri dan layanan kepolisian di pulau-pulau terluar, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan lokasi prioritas (Lokpri) di wilayah hukum Polda Kepri”, dicapai melalui kebijakan dan strategi:

1) Arah kebijakan “terwujudnya pemenuhan tunjungan khusus bagi personel Polda Kepri di perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni” dengan strategi:

a) Melakukan pendataan daerah-daerah yang berhak mendapatkan tunjungan khusus perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni;

b) Mengusulkan tunjangan khusus perbatasan dan pulau-pulau terluar berpenghuni.

2) Arah kebijakan “terlaksananya layanan kepolisian dan pemberdayaan masyarakat di pulau-pulau terluar berpenghuni, Lokasi prioritas dan PLBN” dengan strategi:

a) Melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan di pulau-pulau terluar dan lokasi prioritas (Lokpri);

b) Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap masyarakat di pulau-pulau terluar dan lokasi prioritas (Lokpri);

c) Meningkatkan pengamanan di PLBN untuk menjamin keamanan dititik perlintasan batas antara Indonesia dengan Negara tetangga pada Pos pemeriksaan lintas batas beserta fasilitas beacukai, imigrasi, karantina dan keamanan (CIQS).

f. Sasaran Prioritas “Tergelarnya personel dan Sarpras Polda Kepri di wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan” dicapai melalui arah kebijakan dan strategi:

Page 38: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

38

1) Arah kebijakan “Meningkatkan pengamanan perairan, kepulauan dan perbatasan” dengan strategi:

a) melaksanakan patroli perairan (merangkai pulau menyatukan hati), Binmas perairan dan sambang nusa sampai pulau-pulau terluar;

b) meningkatkan pengamanan di wilayah perairan Polda Kepri;

c) meningkatkan patroli di wilayah perairan perbatasan Negara;

d) koordinasi dan kerjasama dengan Bakamla, Basarnas Daerah dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Prov Kepri dan Bea cukai.

2) Arah kebijakan “Meningkatkan sarpras perairan, kepulauan dan perbatasan” dengan strategi:

a) Pemenuhan peralatan khusus perairan, kepulauan dan perbatasan;

b) Mengusulkan pembangunan Polsek dan Polsubsektor atau pos-pos pengamanan di pulau-pulau terluar secara bertahap;

c) Mengusulkan penambahan kapal tipe B dan tipe C secara bertahap sebagai upaya penguatan Polisi perairan Polda Kepri;

d) Pergelaran alkom di Polres jajarab untuk mengcover jaringan komunikasi yang terintegrasi antara Polda dan Polres dalam rangka mendukung pesta demokrasi Pemilu Presiden/wakil presiden dan legislatif Tahun 2019;

e) Penguatan sistem trengking untuk kelancaran trafic sistem komunikasi.

3) Arah kebijakan “Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan badan nasional pengelola perbatasan, beacukai, imigrasi, karantina, TNI dan Pemerintah Daerah” dengan strategi Menyusun Mou dengan pihak terkait.

g. Sasaran prioritas “terwujudnya kerja sama yang baik dengan aparat penegak hukum dan aparat Pemerintah Daerah”, dicapai melalui arah kebijakan dan strategi:

1) Arah kebijakan “Mengoptimalkan sinergitas dengan aparat penegak hukum baik di dalam maupun luar negeri” dengan strategi:

a) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Kepolisian Singapura dan Malaysia dalam penanganan kejahatan transnasional di wilayah perairan perbatasan;

Page 39: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

39

b) meningkatkan sinergitas CJS dan instansi terkait lainnya (Kejaksaan, Pengadilan, Kumham, KPK, OJK, PPATK, BNN, Imigrasi, Bea cukai) dalam rangka penegakan hukum maupun menghilangkan birokrasi serta penapsiran yang berbeda antar Kementerian/Lembaga;

c) meningkatkan sinergitas dengan lintas sektoral dalam rangka menegakan ketertiban masyarakat untuk menjaga Harkamtibmas (Penegakan Tipiring) terkait dengan Perda.

2) Arah kebijakan “Mengoptimalkan Kerja sama antar instansi terkait” dengan strategi:

a) meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam bidang keamanan dan operasi Kepolisian;

b) Melakukan evaluasi terhadap MoU yang sudah ada;

c) mengoptimalkan Satgas penanggulangan bencana, konflik sosial dan terorisme.

3) Arah kebijakan “Menjalin Kerjasama dengan pihak Swasta dan komponen Masyarakat dalam upaya menjaga dan memelihara Kamtibmas” dengan strategi:

a) menjalin kerjasama dengan pengelola Objek Vital / pihak swasta;

b) menjalin kerjasama dengan kelompok-kelompok/elemen masyarakat dalam upaya keikutsertaan dalam menjaga dan memelihara Kamtibmas;

c) Menjalin kerjasama dengan civil society untuk merawat kebhinekaan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.

4) Arah kebijakan “Membangun kemitraan melalui kerja sama dengan stakeholders terkait maupun media massa (media elektronik, media cetak dan media online) serta mengintensifkan penggunaan media sosial untuk membangun citra Polri yang positif” dengan strategi:

a) mewujudkan layanan informasi melalui media massa, media sosial dan penerangan satuan);

b) mewujudkan kerjasama dengan stakeholder pemerintahan melaui kegiatan BAKO Humas;

c) mewujudkan kerjasama dengan stakeholder terkait melalui kegiatan FGD terhadap isu-isu yang sedang terjadi;

d) melaksanakan viralisasi, profiling dan counter opini melalui media massa dan media sosial;

e) melaksanakan layanan pengelolaan informasi dan dokumentasi kepada anggota polri dan masyarakat;

f) peningkatan produksi konten kreatif dan narasi perdamaian;

Page 40: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

40

g) melaksanakan press rilis dan konferensi pers kegiatan Polda kepri dan jajaran.

h. sasaran prioritas “terpenuhinya kebutuhan Sarpras dan kebutuhan minimal Almatsus perairan, kepulauan dan perbatasan Polda Kepri”, dicapai melalui kebijakan dan strategi:

3) Arah kebijakan “terpenuhinya fasilitas, peralatan dan alat materiil khusus (Almatsus) Polda Kepri” dengan strategi:

a) Menetapkan standardisasi perlengkapan Polda Kepri yang disesuaikan dengan kondisi geografi wilayah sebagai wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan yang diselaraskan dengan tantangan tugas;

b) Mengusulkan kebutuhan anggaran untuk pemeliharaan dan perawatan guna memperpanjang usia pakai untuk materiil yang sudah ada;

c) Mengusulkan pengadaan Almatsus yang modern dan berteknologi tinggi guna menjawab tantangan zaman dan menghadapi kejahatan yang menggunakan teknologi tinggi;

d) Menyelenggarakan pengadaan barang/jasa melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) dengan memanfaatkan sistem LPSE yang didahului dengan studi kelayakan.

4) Arah kebijakan “terwujudnya pemenuhan rumah dinas dan pengadaan perumahan bagi personel Polda Kepri” dengan strategi:

a) Mengusulkan pemenuhan rumah dinas anggota Polda Kepri;

b) Menyiapkan tanah/lahan yang akan digunakan untuk pembangunan rumah dinas, mess dan flat;

c) Mempermudah personel Polda Kepri untuk mendapatkan perumahan bekerja sama dengan ASABRI dan pihak pengembang/developer.

Page 41: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

41

2. Arah Kebijakan dan Strategi Biro SDM Polda Kepri Tahun 2020 Untuk mewujudkan pencapaian sasaran prioritas Biro SDM Polda Kepri Tahun 2020 maka ditetapkan arah kebijakan dan strategi sebagai berikut : a. Arah kebijakan dalam rangka mencapai sasaran prioritas

”Profesionalisme dan kesejahteraan SDM Polda Kepri yang sesuai standar”, yaitu:

1) Peningkatan kualitas sumber daya manusia Polda Kepri;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) mengirim personel Polda Kepri untuk mengikuti Dikbangspes fungsi; (giat3100/prog5/SP4/SS4/IKP4/prom1)

b) melaksanakan latihan fungsi teknis kepolisian; (giat3100/prog5/SP4/SS4/IKP4/prom1)

c) pelatihan peningkatan kemampuan personel Polda Kepri tentang penguasaan wilayah perairan, kepulauan dan perbatasan; (giat3100/prog5/SP4/SS4/IKP4/prom1)

d) melaksanakan pembinaan kerohanian dan mental serta kesamaptaan jasmani personel Polda Kepri. (giat3100/prog5/SP4/SS4/IKP4/prom1)

2) Pelaksanaan rekrutmen, seleksi Dikbangum dan pembinaan karier

sesuai kompetensi dan kebutuhan;

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) Menyelenggarakan kampanye penerimaan personel Polri (Taruna Akpol, SIPSS, Bintara, Tamtama dan PNS Polri) secara massive untuk memperoleh calon personel Polri yang berkualitas; (giat3107/prog6/SP4/SS4/IKP4/prom1,11)

b) Menyelenggarakan rekrutmen dan seleksi pendidikan pengembangan (Dikbang) pegawai negeri pada Polda Kepri secara proaktif, bersih, transparan, akuntabel dan humanis (BETAH) serta clear and clean, prestasi dan inovasi dengan menggunakan aplikasi secara online; (giat3107/prog6/SP4/SS4/IKP4/prom1,11)

c) Menyelenggarakan seleksi jabatan terbuka (open bidding) jdalam pembinaan karier personel Polda Kepri secara merryt system; (giat3108/prog6/SP4/SS4/IKP4/prom1,11)

d) menyelenggarakan uji kompetensi melalui kegiatan Assessment Center dalam seleksi Dikbangum dan pembinaan karir personel; (giat3108/prog6/SP4/SS4/IKP4/prom1,11)

Page 42: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

42

e) melaksanakan pemenuhan hak-hak personel secara layak dan pelatihan kewirausahaan menjelang purna tugas; (giat3105/prog6/SP4/SS4/IKP4/prom1,11)

f) menyelenggarakan klarifikasi dan mapping psikologi sebagai dasar spesialisasi dan kesejahteraan personel; (giat3110/prog6/SP4/SS4/IKP4/prom1,11)

3) Pelaksanaan Sistem Manajemen Kinerja Online:

Untuk mewujudkan arah kebijakan tersebut, maka strategi yang akan dilakukan:

a) Melaksanakan update data SIPP sebagai dasar pengisian SMK Online; (giat3108/prog6/SP7/SS4/IKP4/prom6)

b) Meningkatkan prosentase pengisian SMK online sebagai dasar seleksi Dikbang dan pembinaan karir personel; (giat3108/prog6/SP7/SS4/IKP4/prom6)

Page 43: RENCANA KERJA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA …

43

IV. Program, Kegiatan dan Pagu Indikatif Biro SDM Polda Kepri

3. Program dan Kegiatan.

Untuk melaksanakan dan merealisasikan seluruh kebijakan dan sasaran prioritas di atas, Biro SDM Polda Kepulauan Riau melaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut:

a. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Polri, dengan kegiatannya meliputi: 1) Dukungan Manajemen dan Teknis Sarpras.

b. Program pemberdayaan Sumber Daya Manusia Polri, dengan

kegiatan meliputi:

1) Dukungan manajemen dan teknis pengembangan Sumber Daya Manusia Polri;

2) Penyelenggaraan Administrasi Perawatan Pegawai Polri.

4. Pagu Indikatif Biro SDM Polda Kepri T.A. 2020

Pagu Indikatif Biro SDM Polda Kepri T.A. 2019 sebesar

Rp.5.479.764.000,- dengan perincian sebagai berikut:

a. Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur Polri sebesar Rp. 116.345.000;

b. Progam Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Polri sebesar Rp. 5.452.822.000.

V. Penutup

Demikian Rencana Kerja Biro SDM Polda Kepri T.A. 2020 ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan SDM Polda Kepri T.A. 2020.

Batam, Oktober 2019 KEPALA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLDA KEPRI

DJOKO SUSILO, S.I.K., S.H.

KOMISARIS BESAR POLISI NRP. 69070428