Rencana Keperawatan

10
C. Rencana Keperawatan NO . Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Gangguan komunikasi verbal dan non verbal berhubungan dengan keterlambata n dalam berbahasa Agar pasien dapat meng- indikasi- kanpemaham-an tentang maslah komunikasi Meng-indiksi- kan pe-mahaman tentang masalah komuni-kasi Mem-buat metode komunikasi di mana kebutuh- an dapat di- ekspresikan Meng-gunakan sumber-sumber dengan tepat Mandiri : Mintalah pasien untuk mengucapkan suara sederhana seperti “sh” atau “pus” Kaji tipe/derajat disfungsi, seperti pasien Mengidentifikasi adanya disatria sesuai komponan motorik dari bicara ( seperti lidah, gerakan bibir, kontrol napas ) yang dapat mem- pengaruhi artikulasi dan mungkin juga tidak desertai

description

Askep Kelompok Khusus Pekerja

Transcript of Rencana Keperawatan

C. Rencana Keperawatan

NO.Diagnosa keperawatanTujuanKriteria hasilIntervensiRasional

1.Gangguan komunikasi verbal dan non verbal berhubungan dengan keterlambatan dalam berbahasa

Agar pasien dapat meng-indikasi-kanpemaham-an tentang maslah komunikasi Meng-indiksi-kan pe-mahaman tentang masalah komuni-kasi Mem-buat metode komunikasi di mana kebutuh-an dapat di-ekspresikan Meng-gunakan sumber-sumber dengan tepat

Mandiri : Mintalah pasien untuk mengucapkan suara sederhana seperti sh atau pus

Kaji tipe/derajat disfungsi, seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mengalami kesulitan berbicara

Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik

Bicaralah dengan nada normal dan hindari percakapan yang cepat, berikan pasien jarak waktu untuk merespon

Hargai kemampuan pasien sebelum terjadi penyakit, hindari pem-bicaraan yang merendah-kan pada pasien Mengidentifikasi adanya disatria sesuai komponan motorik dari bicara ( seperti lidah, gerakan bibir, kontrol napas ) yang dapat mem-pengaruhi artikulasi dan mungkin juga tidak desertai afasia motorik

Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebal yang terjadi dan kesuliatan pasien dalam beberapa atau seluruh tahap komunikasi, dengan mengucap-kan kata-kata dengan benar Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapan yang keluar dan tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkan tidak nyata Pasien tidak perlu merusak pendengaran dan meninggikan suara dapat menimbul-kan marah pasien/men-yebabkan kepedihan. Memfokus-kan respons dapat mengabitkan frustasi dan mungkin menyebab-kan pasien terpaksa untuk bicara otomatis, seperti me-mutarbalikan kata, berbicara, kasar/kotor Kemampuan pasien untuk merasakan harga diri, sebab kemampuan intelektual pasien seringkali tetap baik

2.

Perubahan persepsi sensori behubungan dengan sensitif terhadap penglihatan

Agar pasien dapat peka terhadap penglihatan Memulai atau mem-pertahan-kan tingkat kesadaran dan fungsi per-septual Mengakui perubah-an dalam kemampuan dan adanya Men-trasikan perilaku untuk mengkompensasi terhadap defisit hasilMandiri : Evaluasi adanya gangguan penglihatan, catat penurunan lapang pandang, perubahan ketajaman persepsi dan adanya pandangan ganda

Dekati pasien dari daerah penglihatan yang normal, biarkan lampu menyala, letakkan benda dalam jangkauan lapang penglihatan yang normal

Ciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang membahayakan

Bicara dengan tenang, perlahan dengan menggunakan kalimat yang pendek, dengan mempertahankan kontak mata Anjurkan pasien untuk mengamati kakinya bila perlu dan menyadari posisi bagian tubuh tertentu Munculnya gangguan penglihatan dapat berdampak negatif terhadap kemampuan pasien untuk menerima lingkungan dan mempelajari kembali keterampilan sensorik dan meningkatkan terjadinya cidera Pemberian pengenalan terhadap adanya oranag/benda dapat membantu masalah persepsi, mencegah pasien dari terkejut. Pe-nutupan mata mungkin dapat menurunkan kebingungan karena adanya pandangan ganda Menurunkan atau membatasi jumlah stimulus penglihatan yang mungkin dapat menimbulkan kebingungan terhadap intepretasi lingkungan; menurunkan terjadinya kecelakaan Pasien mungkin mengalami keterbatasan dalam rentang perhatiana atau masalah pemahaman

Penggunaan stimulus penglihatan dan sentuhan mem-bantu dalam mengintregasi-kan sisi yang sakit dan memungkinkan pasien untuk mengalami kelalaian sensasi dan pola gerakan normal

3.Resiko tinggi infeksi behubungan dengan mikro-organisme (jamur)

Rasa nyeri pada pasien dapat teratasi Mempertahankan nomoter dari tanda-tanda infeksi Mencapai penyembuhan luka pada waktu-nya

Mandiri : Berikan perawatan anti-sesptik, pertahankan cuci tangan yang baik Observasi daerah yang mengalami kerusakan

Pantau suhu tubuh secara teratur

Berikan perawatan parienal

Cara pertama untuk menghindari infeksi

Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan tehadap komplikasinya

Dapat mengindikasikan perkembangan yang selanjutnya memerlukan tindakan dengan segera Menurunkan kemungkinan terjadinya pertumbuhan infeksi mikroorganisme