RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP) UNIVERSITAS...

40
1 RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP) UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 - 2017 LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2013

Transcript of RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP) UNIVERSITAS...

1

RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2014 - 2017

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2013

2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20

mengamanahkan, Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan kegiatan penelitian

disamping melaksanakan pendidikan. Sejalan dengan kewajiban tersebut, Undang-undang

Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 45 menegaskan bahwa penelitian di

perguruan tinggi diarahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa. Agar amanah di atas dapat

dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan penelitian di Universitas Mahasaraswati (Unmas)

Denpasar diarahkan untuk mencapai tujuan dan standar tertentu. Secara umum tujuan penelitian

di Unmas Denpasar adalah: a) menghasilkan penelitian yang sesuai dengan prioritas nasional; b)

menjamin pengembangan penelitian unggulan spesifik berdasarkan keunggulan komparatif dan

kompetitif yang dimiliki Unmas Denpasar; dan c) mencapai dan meningkatkan mutu sesuai

target dan relevansi hasil penelitian bagi masyarakat.

Agar pengelola penelitian yang dilakukan memenuhi arahan kebijakan dalam

pengelolaan penelitian institusi dalam jangka waktu tertentu, maka kegiatan penelitian dilakukan

mengacu kepada Rencana Induk Penelitian (RIP) yang disusun berdasarkan visi Unmas

Denpasar adalah menjadi Perguruan Tinggi Swata unggulan yang mampu menyelenggarakan

Tri Darma Perguruan Tinggi dengan Lulusan bermutu yang mandiri dalam pengembangan Ilmu

Pengetahuan, Teknologi, dan Kesenian (IPTEKS) yang berwawasan Pariwisata Budaya. Karena

itu RIP Unmas Denpasar adalah merupakan arahan kebijakan pengelolaan penelitian di

Universitas Mahasaraswati Denpasar dalam kurun waktu lima tahun (2013 – 2017).

Rencana Induk Penelitian Unmas Denpasar dibuat untuk dapat memberikan arah

terhadap penelitian, baik penelitian mandiri, kelompok, maupun yang dilakukan secara

melembaga (fakultas, pusat kajian) dan melibatkan multi disiplin ilmu. Selain itu, RIP Unmas

Denpasar mampu mensinergikan penelitian-penelitian di Unmas Denpasar agar terjadi

keterkaitan, relevansi dan kesinambungan dalam dimensi waktu dan permasalahan. Lebih dari

itu, RIP Unmas Denpasar dipersiapkan pula guna percepatan arah pengembangan dan

3

pembangunan sumberdaya yang mendukung penelitian dan inovasi Ipteks dalam rangka Unmas

Denpasar menuju Research University.

Pada dasarnya penyusunan RIP Unmas Denpasar adalah merupakan salah satu instrumen

institusi untuk mencapai Visi dan Misi Unmas Denpasar yang telah ditetapkan. Untuk mencapai

visi Unmas Denpasar tersebut, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM)

yang merupakan perpanjangan tangan dari Rektor yang melaksanakan sebagian tugas pokok dan

fungsi Unmas Denpasar di bidang penelitian dan pengabdian telah menetapkan visinya, yaitu

”Menjadi lembaga penelitian, pemberdaya dan pengembang masyarakat yang handal melalui

aplikasi IPTEKS berbasis budaya menuju masyarakat yang madani, mandiri dan sejahtera secara

berkelanjutan”. Sedangkan misi-nya adalah : a) Mendukung dan mendampingi kegiatan

penelitian , pemberdayaan dan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh dosen Unmas. b)

Membangun jejaring penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, baik secara internal maupun

secara eksternal; c) Mengembangkan kegiatan penelitian dan pelayanan yang kreatif dan inovatif

secara terarah dan intens untuk mewujudkan kekuatan dalam pengembangan ilmu di Unmas. d)

Membangun dan mengembangkan kemampuan untuk mengintegrasikan penelitian dan

pelayanan IPTEKS dalam menghasilkan produk unggul; e) Mengembangkan kemampuan untuk

mengkristalisasikan penelitian dan pelayanan IPTEKS untuk mewujudkan keunggulan keilmuan

di Unmas; f) Memberikan pelayanan yang bernuansa IPTEKS unggul dan relevan untuk

memajukan dan memberdayakan masyarakat potensial dalam pembangunan bangsa dan Negara;

g) Menjadikan LPPM Unmas Denpasar sebagai lembaga yang mampu memberi nilai tambah

kepada Unmas Denpasar dengan selalu memegang teguh etika akademik dan profesi; h)

Membangun dan memelihara sinergitas antar fakultas dan pusat studi untuk menciptakan etos

kerja yang profesional dalam menjaga kesinambungan karya; i) Menghasilkan berbagai jenis

penelitian yang bermanfaat, dan mampu memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan di

tingkat lokal, nasional, dan internasional; j) Membangun kerjasama dengan berbagai institusi

penelitian di lingkungan perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia industri.

4

1.2. Garis Besar Rencana Penelitian Unggulan dan Roadmap Penelitian

Dalam kerangka pencapaian visi, misi dan tujuan LPPM Unmas Denpasar yang telah

ditetapkan serta ikut berkonstribusi dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa, telah

ditetapkan payung penelitian unggulan Universitas Mahasaraswati Denpasar yaitu

“Pembangunan Bali Berwawasan Budaya Berkelanjutan”. Penetapan payung penelitian

unggulan ini didasarkan pada hasil analisis lingkungan dan dengan mempertimbangkan

karakteristik wilayah Provinsi Bali. Dalam implementasinya, payung penelitian unggulan Unmas

Denpasar kemudian dijabarkan menjadi 4 (empat) kelompok /klaster bidang ilmu, yaitu Inovasi

untuk pendidikan berkualitas, Sain dan Teknologi, Agrokomplek, serta Sosial dan Humaniora.

Ke empat kelompok/klaster tersebut mencakup 10 (sepuluh) bidang kajian utama, yaitu: (1)

ketahanan dan keamanan pangan (food safety and security), (2) pembangunan manusia dan daya

saing bangsa (human development and competitiveness), (3) energi baru dan terbarukan (new

and renewable energy), (4) pengentasan kemiskinan (poverty alleviation), (5) infrastruktur,

transportasi, dan teknologi informasi (infrastructure, transportation, and information

technology), (6) hukum, keamanan (law, security) (7) perubahan iklim dan keragaman hayati

(climate change and biodiversity), (8) kesehatan, gizi dan obat-obatan (health, nutrition, and

medicine), dan (9) Pendidikan dan inovasi pembelajaran (Education and learning innovation),

dan (10) pengelolaan dan mitigasi bencana (disaster mitigation and management).

1.3. Dasar/Dokumen Penyusunan Rencana Induk Penelitian

Dasar penyusunan RIP Unmas Denpasar adalah : 1) Undang-undang No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 20, perguruan tinggi wajib menyelenggarakan

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; 2) Undang-undang No 14 tahun

2005 tentang Guru dan Dosen. Dosen berkewajiban melaksanakan pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat; 3) Undang-undang No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi. Pasal 45 Penelitian di perguruan tinggi diarahkan untuk mengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan daya saing

5

bangsa. Penelitian tersebut dilaksanakan berdasarkan jalur kompetensi dan kompetisi. Pasal 46,

ayat 1. Hasil penelitian bermanfaat untuk (a) pengayaan ilmu pengetahuan dan teknologi

pembelajaran, (b) peningkatan mutu perguruan tinggi, dan kemajuan peradaban bangsa, (c)

peningkatan kemandirian, kemajuan, dan daya saing bangsa, (d) pemenuhan kebutuhan strategis

pembangunan nasional, dan (e) perubahan masyarakat menjadi masyarakat berbasis

pengetahuan. Ayat 2. Hasil penelitian wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan,

dipublikasikan, dan/atau dipatenkan oleh perguruan tinggi, kecuali hasil penelitian yang bersifat

rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan kepentingan umum; 4) Kebijakan Dikti dalam

desentralisasi penelitian, berupa pelimpahan sebagian tugas dan wewenang dalam pengelolaan

kegiatan penelitian secara bertahap kepada perguruan tinggi. Tujuan Desentralisasi (a)

mewujudkan keunggulan penelitian di perguruan tinggi; (b) meningkatkan daya saing perguruan

tinggi di bidang penelitian, (c) meningkatkan angka partisipasi dosen dalam melaksanakan

penelitian, dan (4) meningkatkan kapasitas pengelolaan penelitian di perguruan tingi.

Penyusunan RIP Unmas Denpasar diarahkan untuk mendukung tercapainya visi dan misi

Unmas Denpasar yang kemudian telah dituangkan dalam dokumen Rencana Strategis

Universitas Mahasaraswati Denpasar 2013 – 2018. Selain itu, RIP Unmas Denpasar juga

diarahkan untuk ikut memberikan konstribusi terhadap upaya penyelesaian masalah-masalah

yang dihadapi bangsa Indonesia dengan bertumpu pada kondisi dan potensi yang dimiliki guna

meningkatkan daya saing bangsa. Rencana Induk Penelitian Unmas Denpasar disusun

berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal (SWOT Analysis) termasuk di

dalamnya mempertimbangkan karakteristik wilayah Propinsi Bali sebagai tempatnya berpijak.

Secara umum, wilayah Propinsi Bali yang mempunyai keunggulan komparatif berupa potensi

lahan basah dan kering yang sangat luas dan agroekosistemnya yang cukup beragam, ternyata

sangat cocok dikembangkan berbagai komoditas pertanian tanaman pangan, perkebunan,

kehutanan dan peternakan yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga dapat menjadi komoditas

unggulan daerah di pasar nasional dan global. Sementara itu, wilayah pesisir dan lautan yang

cukup luas dan indah, ternyata merupakan potensi pengembangan perikanan dan pariwista

Propinsi Bali yang sangat prospektif. Hal ini juga sejalan dengan Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dimana Provinsi Bali berada pada koridor

6

5, yaitu sebagai pintu gerbang pariwisata nasional dan pendukung pangan nasional. Oleh karena

itu, pengembangan sektor pertanian dan pariwisata diharapkan bersinergi dalam menggerakan

kegiatan sektor sosial ekonomi lainnya seperti : industri/agroindustri, perdagangan, pendidikan,

kesehatan dan lain-lainnya. Terkait dengan hal tersebut di atas, maka perencanaan dan

pelaksanaan penelitian di Unmas Denpasar diarahkan juga untuk mendukung percepatan

pengembangan keadaan lingkungan tersebut yang mengacu pada Agenda riset nasional.

Dasar penyusunan RIP Penelitian adalah Rencana induk pengembangan (RENIP)

UNMAS Denpasar dan pedoman pengusulan penelitian di Unmas Denpasar diarahkan untuk

melaksanakan visi dan misi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Menciptakan suasana yang

kondusif bagi pertumbuhan inovasi baru sehingga para peneliti (dosen) akan akrab terhadap isu

dan permasalahan yang berkembang, mampu menumbuhkan budaya penelitian yang

terorganisasi dengan baik dan terpadu sehingga menghasilkan teknologi yang berdaya saing

tinggi.

7

II. LANDASAN PENGEMBANGAN UNMAS DENPASAR

2.1 Visi, dan Misi Unmas Denpasar

Visi Unmas Denpasar adalah menjadi Perguruan Tinggi Swata unggulan yang mampu

menyelenggarakan Tri Darma Perguruan Tinggi dengan Lulusan bermutu yang mandiri

dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kesenian (IPTEKS) yang

berwawasan Pariwisata Budaya.

Dalam usaha mewujudkan visinya, maka dikembangkan Misi Unmas Denpasar sebagai

berikut :

a) Meningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan lainnya dalam melaksanakan

berbagai program pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat sesuai dengan

kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders).

b) Membangun dan mengembangkan jejaring kerja (networking) untuk mendorong

percepatan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat dan

kerjasama.

c) Membangun dan mengembangkan sistem manajemen menuju efisiensi dan

profesionalisme.

d) Mengembangkan sistem informasi teknologi yang dapat memacu terwujudnya perguruan

tinggi yang unggul, mandiri, kreatif, dan inovatif

e) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memelihara nilai kearifan lokal untuk

mendukung IPTEKS yang berwawasan pariwisata budaya.

2.2 Indikator Keunggulan Unmas Denpasar

Keunggulan Unmas Denpasar dirumuskan dalam bentuk sembilan indikator, yang

ditargetkan dapat dicapai sampai pada akhir 2025. Indikator tersebut adalah

1. Keunggulan dalam menyelenggarakan konsep pendidikan sebagai pembelajaran yang

berkelanjutan (sustainable learning): literasi fungsional, literasi budaya dan literasi

teknologi secara kritis.

2. Keunggulan dalam mensinergikan Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai satu unit

kesatuan menuju terciptanya community service and research based learning.

3. Keunggulan dalam menginternalisasikan local genius (budaya dan pariwisata budaya) dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

8

4. Keunggulan dalam menciptakan iklim akademis yang kondusif untuk memberikan ruang bagi civitas akademika guna mengembangkan inovasi dan kreativitas mereka dalam bidang sains, art, teknologi dan budaya..

5. Keunggulan dalam mengembangkan payung penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

6. Keunggulan dalam pengembangan jejaring kerja terutama dengan institusi/lembaga yang terkait dengan bidang sains, budaya dan pariwisata.

7. Keunggulan dalam menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi dalam membuka dan memperebutkan peluang kerja.

8. Keunggulan dalam pengembangan dan tata kelola lembaga melalui model organisasi yang miskin struktur tetapi kaya akan fungsi.

9. Keunggulan dalam memasarkan produk institusional, terutama yang berbasis pada industri kreatif dalam bidang pariwisata dan budaya. Penting karena target RIP KEMDIKBUD 2025 adalah marketable.

2.3 Visi dan Misi LPPM Unmas Denpasar

Sesuai dengan visi, misi dan tujuan Unmas Denpasar, maka visi LPPM adalah ”Menjadi

lembaga penelitian , pemberdaya dan pengembang masyarakat yang handal melalui aplikasi

IPTEKS berbasis budaya menuju masyarakat yang madani, mandiri dan sejahtera secara

berkelanjutan”.

Untuk mendukung visi tersebut, maka ditetapkan misi LPPM sebagai berikut

a) Mendukung dan mendampingi kegiatan penelitian , pemberdayaan dan pengembangan

masyarakat yang dilakukan oleh dosen Unmas

b) Membangun jaringan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, baik secara

internal maupun secara eksternal

c) Mengembangkan Kegiatan Penelitian dan pelayanan yang Kreatif dan Inovatif secara

terarah dan intens untuk mewujudkan kekuatan pengembangan ilmu Unmas.

d) Membangun dan mengembangkan kemampuan untuk mengintegrasikan penelitian dan

pelayanan IPTEKS dalam menghasilkan produk unggul.

e) Mengembangkan kemampuan untuk mengkristalisasikan penelitian dan pelayanan

IPTEKS untuk mewujudkan keunggulan keilmuan di Unmas

f) Memberikan pelayanan yang bernuansa IPTEKS unggul dan relevan untuk memajukan

dan memberdayakan masyarakat potensial dalam pembangunan bangsa dan negara.

9

g) Menjadikan LPPM Unmas sebagai lembaga yang mampu memberi nilai tambah kepada

Unmas dengan selalu memegang teguh etika akademik dan profesi

h) Membangun dan memelihara sinergi antar fakultas dan pusat studi untuk menciptakan

etos kerja yang profesional dalam menjaga kesinambungan karya.

i) Menghasilkan berbagai jenis penelitian yang bermanfaat, dan mampu memecahkan

masalah-masalah kemasyarakatan di tingkat lokal, nasional, dan internasional.

j) Membangun kerja sama dengan berbagai institusi penelitian di lingkungan perguruan

tinggi, pemerintah, dan dunia industri.

2.4 Tugas Pokok LPPM

Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Universitas

Mahasaraswati Denpasar adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan tugas pokok

dan fungsi Universitas di bawah Rektor. Berkaitan dengan penelitian LPPM Unmas

Denpasar mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau dan menilai

pelaksanaan kegiatan penelitian serta ikut mengusahakan serta mengendalikan administrasi

sumber daya yang diperlukan. Berkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat, LPPM Unmas

mempunyai tugas pokok membina, mengkoordinasikan, mengembangkan dan

menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan ikut mengusahakan

sumberdaya manusia. Bidang tugas LPPM terbagi menjadi,

2.4.1 Bidang Penelitian a) Merencanakan dan mengarahkan penelitian yang berwawasan global dan bermanfaat

bagi kesejahteraan umat manusia yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara perorangan, kelompok, ataupun kelembagaan untuk meningkatkan citra Unmas Denpasar.

b) Mengembangkan kegiatan penelitian kompetitif yang bersinergi dengan industri, institusi penelitian, serta pemerintah pusat dan daerah.

c) Mengembangkan system penghargaan yang memadai bagi segenap sivitas akademika untuk mendorong berfungsi penuh sebagai penelitian yang kondusif.

d) Merumuskan sistem yang memberi peluang bagi peneliti berprestasi tinggi untuk berfungsi penuh sebagai peneliti Universitas.

e) Mendorong pengembangan peneliti yang bermanfaat, mudah diakses oleh segenap sivitas akademika dan masyarakat pengguna.

10

f) Meningkatkan keterlibatan mahasiswa S1 dan S2 dalam semua kegiatan penelitian sebagai pemenuhan persyaratan akademik, arena pembelajaran, aktualisasi kompetensi bidang keilmuan, dan pengembangan pribadi.

g) Penelitian diarahkan untuk kemajuan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni, perolehan hak patent, pengembangan industri, penyelesaian masalah – masalah publik dan pengembangan budaya bangsa, pengembangan hasil karya yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat secara arif dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan.

h) Mendorong, memberdayakan, dan memfasilitasi peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitian baik dalam jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional

2.4.2 Bidang Pemberdayaan Masyarakat a) Menyebarluaskan dan menindaklanjuti hasil-hasil penelitian kepada masyarakat

lewat inovasi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terutama teknologi tepat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b) Mengadakan pelayanan kepada masyarakat terutama bidang – bidang yang mempunyai keunggulan kompetitif, sehingga mampu memberdayakan masyarakat secara optimal.

c) Memberikan pelayanan berupa jasa dan konsultasi yang saling menguntungkan kepada masyarakat industri, lembaga pemerintah dan swasta, serta swadaya masyarakat.

d) Melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan khusus dan kuliah kerja nyata.

2.5 Kelembagaan LPPM Selama kurun waktu 17 tahun Unmas Denpasar hanya memiliki Pusat Penelitian, secara

struktural merupakan lembaga yang terpisahlkan berdiri sendiri di bawah Rektor, hal tersebut

terlaksana selama enam periode (Sejak tahun 1986-2003)

Periode 1 (1986-1987) :

Ketua : Ir. I Wayan Cipta, MM

Sekretaris : Drs. Ida Bagus Arisandi

Periode 2 (1987-1992):

Ketua : Ir. I Wayan Cipta, MM

Sekretaris : Drs. I Wayan Suandhi, M.Pd

Periode 3 (1992-1994) :

11

Ketua : Drs. I Wayan Suandhi, M.Pd

Sekretaris : Dr. I Wayan Maba

Periode 4 (1994-1997) :

Ketua : Drs. Bambang Irawan

Sekretaris : Dr. I Wayan Maba

Periode 5 (1997-2000) :

Ketua : Drs. Cornelius Sri Murdo Yuwono, M.Si

Sekretaris : Dr. Ir. Nyoman Utari Vipriyanti, M.Si

Periode 6 (2000-2003) :

Ketua : Drs.Cornelius Sri Murdo Yuwono, M.Si

Sekretaris : Drs. I Ketut Setia Sapta,SE, M.Si

Demi efisiensi dan kemandirian suatu Lembaga, berdasarkan Keputusan Rapat Senat UNMAS

Denpasar, mulai 20 September 2003, Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dilebur

menjadi satu dalam Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unmas Denpasar

yang diketuai oleh seorang ketua dan seorang sekretaris,dengan 3(tiga) Pusat Studi, dan 3(tiga)

Pusat Kajian yang masing-masing diketuai oleh seorang ketua.

Susunan organisasi LPPM Unmas Denpasar:

Ketua : Dr. Ir. I Gusti Ngurah Alit Wiswasta,MP.

Sekretaris : Drs. Cornelius Sri Murdo Yuwono, M.Si.

Ketua- ketua :

Pusat Studi Sosial dan Pemberdayaan Adat : Drs. I Nyoman Suparsa, M.S

Pusat Studi Wanita : Ir. Ni Gusti Agung Eka Martiningsih, M.Si.

Pusat Studi Sains dan Teknologi : Drs. Tri Djoko Setyono,M.Pd.

Pusat Kajian Media Pembelajaran dan Teknologi Tepat Guna : Ir. I Wayan Cipta, MM.

Pusat Kajian Pengelolaan dan Pengembangan KKN : Drs. I Ketut Setia Sapta,M.Si.

Pusat Kajian Pendidikan dan Pelayanan Kepada Masyarakat : Drs. I Wayan Wana

Pariartha, M.Si.

Pada bulan September 2004,melalui Rapat Senat UNMAS Denpasar LPPM dijadikan dua

lembaga yang berdiri sendiri meliputi Lembaga Penelitian Unmas Denpasar, dan Lembaga

Pengabdian pada Masyarakat Unmas Denpasar.

12

Susunan organisasi Lembaga Penelitian Unmas Denpasar periode 2004-2008

Ketua : Dr. Ir. Deden Ismail, M.Si.

Sekretaris : Drs. Cornelius Sri Murdo Yuwono,M.Si.

Ketua Pusat Studi Wanita : Ir. Ni Gusti Agung Eka Martiningsih, M.Si.

Ketua Pusat Studi Ilmu Sosial : Drs. I Wayan Wana Pariartha, M.Si.

Ketua Pusat Studi Sains dan Teknologi : Ir. I Ketut Arnawa, MP.

Tenaga Administrasi: I Gusti Ngurah Rai, I Wayan Kertiyasa

Sedangkan susunan organisasi Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) saat itu adalah :

Ketua : Dr. Ir. IGN Alit Wiswasta,MP

Sekretaris : Ir. I Ketut Widnyana,M.Si

Ketua Pusat Kajian Kuliah Kerja Nyata dan Kerja Sosial : Drs. I Ketut Setia

Sapta,SE,M.Si

Ketua Pusat Kajian Media Pembelajaran dan Teknologi Tepat Guna : Drs.Tri Djoko

Setyono,M.Pd

Ketua Pusat Kajian Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat : Drg. Nym. Panji

Triadnya Palgunadi, M.Kes

Pada bulan Nopember 2008, melalui Rapat Senat UNMAS Denpasar Lemlit dan LPM kembali

dijadikan satu lembaga yaitu Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM)

UNMAS. Sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar Nomor

: K.984/D.15.01/Unmas/XII/2008, tentang Susunan Organisasi dan Personalia Universitas

Mahasaraswati Denpasar Periode 2008 – 2012, ditetapkan Susunan Organisasi dan Personalia

LPPM Unmas adalah :

Ketua : Prof. Dr.Ir. I Gst. Ngr. Alit Wiswasta, MP

Sekretaris : Ir. I Ketut Widnyana, M.SI

1. Pusat Studi :

a) Pusat Studi Lingkungan dan Pengembangan Masyarakat: Ir. I Made Nada ,MT

b) Pusat Studi Wanita : Dra. Ni Putu Sri Astuti, M.Pd

c) Pusat Studi Adat dan Pariwisata Budaya : I Gusti Ngurah Anom, SH.

13

2. Pusat Kajian :

a) Pusat Kajian Tenologi Tepat Guna (TTG) : Ir. I Dewa Nyoman Raka, MP

b) Pusat Kajian Pelayanan Masyarakat : drg. N. Panji Triadnya Palgunadi, M.Kes

c) Pusat Kajian Media Pembelajaran : Drg. Suhendra, M.Kes

Pada Bulan Januari 2013 ditetapkan SK LPPM sebagai berikut Surat Keputusan Rektor Unmas

Denpasar, nomor K.031/C.13.02/Unmas/I/2013 tanggal 11 Januari 2013 tentang susunan

organisasi dan personalia Unmas Denpasar Periode, 2013-2017, susunan organisasi LPPM terdiri

atas

Ketua : Prof. Dr.Sang Putu Kaler Surata, MS

Sekretaris : Ir. I Made Tamba, MP

1. Pusat Studi :

a) Pusat Studi Lingkungan dan Pengembangan Masyarakat: Ir I Made Sukerta, M.Si

b) Pusat Studi Wanita : Dra. Ni Putu Sri Astuti, M.Pd

c) Pusat Studi Adat dan Pariwisata Budaya : I Wiasta, SH., MH

2. Pusat Kajian :

a. Pusat Kajian Tenologi Tepat Guna (TTG) : Ir. Ni Putu Pandawani, MP

b. Pusat Kajian Pelayanan Masyarakat : Drs I Made Diarta, M.Si

c. Pusat Kajian Media Pembelajaran : Drs I Nengah Astawa, M.Hum

14

2.6 Struktur Kelembagaan LPPM 2013-2017

2.7 Uraian Tugas LPPM Unmas Denpasar

2.7.1 Ketua 1. Menyusun rencana dan program kerja LPPM sebagai pedoman pelaksanaan tugas

2. Menyusun Rencana Induk Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM), serta

mengembangkan payung penelitian dan PKM berbasis IPTEKS

3. Mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat terhadap seluruh

pusat, kajian, jurusan dan fakultas serta unit lain yang relevan

4. Menyusun, memantau, dan mengevaluasi program penelitian dan pengabdian masyarakat

5. Menyusun, merencanakan, mengembangkan dan mengendalikan fasilitas dan seluruh

sumber daya LPPM.

6. Menyseleksi, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan penelitian dan pengabdian

masyarakat.

7. Memimpin rapat-rapat rutin di lingkungan LPPM.

8. Mempublikasikan dan melakukan sosialisasi kepada sivitas academica tentang program

LPPM.

15

9. Menyusun laporan LPPM sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas

10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

2.7.2 Sekertaris

1. Membantu mewakili Ketua LPPM bila ketua berhalangan menjalankan tugasnya.

2. Membantu Ketua dalam menjalankan Program Kerja LPPM.

3. Memeriksa konsep rencana dan program kerja tahunan LPPM berdasarkan data dan

informasi serta program kerja Universitas sebagai bahan masukan atasan

4. Menelaah ketentuan tentang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai

bahan penetapan kebijaksanaan teknis pemecahan masalah.

5. Memberi tugas dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Kepala Bagian Tata Usaha dalam

rangka kelancaran, mengetahui permasalahan dan mencari penaggulangannya

6. Melaksanakan pembinaan pegawai LPPM dalam rangka disiplin kerja dan prestasi kerja.

7. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan pada pusat-pusat studi dan kajian yang ada di

bawah wewenang LPPM.

8. Memonitor pelaksanaan anggaran di lingkungan LPPM agar sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

9. Bersama ketua menyusun laporan tahunan kegiatan dan keuangan LPPM.

10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

2.7.3 Kabag Tata Usaha

1. Melakukan pendokumentasian surat menyurat dan notulen rapat.

2. Mengatur Kodefikasi dan Penomoran Surat menyurat.

3. Mengarsipkan Berita Acara Penelitian dan Pengabdian Dosen.

4. Melaksanakan administrasi : ketata usahaan, kerumah tanggaan,keuangan, pengelolaan

barang perlengkapan, kepegawaian, administrasi Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat dan penerbitan dan hasil Pengabdian kepada Masyarakat, proses pelayanan

data dan informasi hasil Penelitian dan hasil Pengabdian kepada Masyarakat.

5. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat-surat di bidang Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat.

16

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

2.7.4 Bagian Teknologi dan Informatika

1. Menghimpun dan mengkaji pedoman pendataan dan sistem informasi di bidang

Penelitian dan PKM.

2. Melaksanakan koleksi dan tabulasi (soft copy dan hard copy) kegiatan terkait dengan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dikoordinasikan oleh LPPM, fakultas

dan program studi.

3. Menyusun agenda penerbitan hasil penelitian dan pengabdian dosen secara rutin.

4. Melakukan workshop penulisan ilmiah pada jurnal secara berkala baik monodisiplin,

multididiplin kearah peningkatan bobot penulisan.

5. Pengembangan model publikasi ilmiah-populer dalam upaya dan sosialisasi kegiatan dan

hasil penelitian.

6. Meng-update subsitus LPPM dalam situs Unmas untuk mempublikasikan rencana dan

program terbaru dari Unmas Denpasar.

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

2.7.5 Tugas Pusat Studi a. Pusat Studi Lingkungan dan Pengembangan Masyarakat

1. Melakukan penelitian dan pelatihan kursus dibidang lingkungan,(AMDAL, pengelolaan

lingkungan hidup , pendidikan lingkungan, dan ekoturisme.

2. Melakukan kerjasama dalam bentuk networking, yang mengarah kepada masyarakat

berwawasan lingkungan.

3. Melakukan kegiatan penelitian dibidang ekologi dan berbagai jenis ekosistem.

4. Perencanaan dan Tata Ruang Kota/Wilayah; bertujuan untuk mengalokasikan ruang

sesuai dengan potensi dan daya dukung wilayah yang berwawasan lingkungan dan

pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

5. Studi Kebijakan Perencanaan Pengembangan Kota/Wilayah;

6. Menganalisa potensi dan menyusun rencana serta upaya strategi pemberdayaan dan

pencerdasan masyarakat (Community Development)

17

b. Pusat Studi Wanita: 1. Penelitian, pengkajian ilmiah mengenai potensi perempuan di berbagai bidang.

2. Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas perempuan dari berbagai profesi,

seperti kewirausahaan, penyiapan tenaga tenaga kerja wanita dalam berbagai bidang

antara lain: pendidikan, kesehatan dan Keluarga berencana, ekonomi dan

ketenagakerjaan, politik dan hukum, kesejahteraan sosial dan agama, lingkungan hidup,

pertahanan dan keamanan serta informasi dan komunikasi.

3. Evaluasi program dan monitoring tentang perempuan dalam berbagai sektor

pembangunan, evaluasi kondisi dan kualitas perempuan serta evaluasi kedudukan

perempuan.

4. Memberikan pelayanan untuk berbagai permasalahan yang dihadapi wanita dalam bentuk

konsultasi, penataran dan pelatihan seperti pembinaan keluarga serta hak dan kewajiban

perempuan.

5. Melakukan penelitian, studi evaluasi dan monitoring tentang berbagai faktor yang

mempengaruhi kesehatan reproduksi

c. Pusat Studi Adat dan Pariwisata Budaya: 1. Melakukan penelitian dalam bidang Adat dan budaya dan Hak Asasi Manusia.

2. Mengadakan kerjasama dengan badan-badan pendidikan adat dan budaya serta instansi-

instansi pemerintah maupun swasta yang berminat di dalam bidang penelitian dan

pengembangan adat dan budaya dan Hak Asasi Manusia secara umum.

3. Mengadakan Pelatihan, Advokasi atau kursus-kursus adat dan budaya baik untuk instansi

Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara maupun instansi swasta.

4. Menyebarluaskan hasil penelitian ke masyarakat agar dapat dikembangkan melalui

penerbitan-penerbitan, forum diskusi ilmiah, seminar dan publikasi lainnya.

5. Melakukan penelitian dalam bidang pariwisata budaya

6. Bekerjasama dengan istansi pemerintah maupun suasta dalam pengembangan pariwisata

budaya

18

2.7.6 Tugas Pusat Kajian

a. Pusat Kajian Teknologi Tepat Guna 1. Pembuatan peralatan dan Pendampingan dalam penerapan teknologi tepat guna dalam

berbagai bidang seperti : pertanian, peternakan dan perikanan, jasa bengkel otomotif dan produksi, keterampilan/kerajinan rumah tangga, dan lain-lain.

2. Menerapkan IPTEKS untuk mengatasi berbagai persoalan aktual yang berkaitan dengan teknologi tepat guna.

3. Menjembatani hasil atau temuan penelitian dosen untuk diterapkan di masyarakat. 4. Membantu masyarakat dalam perancangan dan pengembangan wilayah secara terpadu.

5. Survei dan kajian sumber daya alam dan manusia serta industri kecil di pedesaan.

6. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam bentuk perencanaan dan pembuatan alat Teknologi Tepat Guna , pameran inovasi hasil produksi, dan pelatihan berbagai macam keterampilan.

b. Pusat Kajian Pelayanan Masyarakat 1. Melakukan kegiatan Pemberdayaan masyarakat desa melalui berbagai pelatihan dan

pendampingan.

2. Mengadakan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan program UNMAS dan permintaan masyarakat.

3. Mengembangkan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai bidang kegiatan

4. Merencanakan suatu kawasan desa binaan dengan bekerjasama dengan pusat studi/kajian Unmas, fakultas-fakultas dilingkungan Unmas, dan Pemerintah daerah.

c. Pusat Kajian Media Pembelajaran

1. Memberikan pelatihan tentang re-desain dan pembuatan media pembelajaran bagi dosen-dosen dalam lingkungan Unmas

2. Menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga dan pihak lainnya dalam penyelenggaraan pelatihan tentang re-desain pembuatan media pelajaran, pendampingan pemanfaatan media pembelajaran bagi para guru di daerah Bali

3. Memberikan pelatihan tentang pembuatan konten pembeljaran E-learning kepada para dosen di lingkungan Unmas Denpasar dimana FKIP Unmas Denpasar sebagai pilot project pengembangan E-learning dan E-laboratory di Unmas Denpasar)

4. Merencanakan dan membentuk Jurnal Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Mahasaraswati Denpasar

19

5. Membuat media komunikasi laporan kegiatan bekerjasama dengan Pusat Studi/Kajian berkaitan dengan hasil kinerja masing-masing Pusat Studi/Kajian LPPM Unmas Denpasar

2.8 Potensi yang Dimiliki dalam Bidang Riset 2.8.1 Potensi dalam bidang SDM Adapun jumlah sumberdaya manusia (SDM) di Unmas Denpasar terdiri berjumlah orang tercatat sebanyak 263 orang, dengan 3 guru besar, 16 doktor, dan sebagian besar sisanya sudah berpendidikan S2.

Fakultas Guru Besar S3 S2 S1 Jumlah

1.FKIP 1 4 35 30 98

2.FE 0 4 37 12 57

3.FP 0 3 16 1 20

4. FH 0 3 15 3 21

5.FT 0 0 9 3 12

6.FKG 0 0 35 11 46

7.PPs 2 2 3 0 7

Jumlah 3 16 150 62 231

2.8.2 Potensi dalam Bidang Sarana, Prasana dan Organisasi Manajemen

Unmas Denpasar dilengkapi dengan perpustakaan, laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium bahasa, laboratirum pertanian, laboratorium kultur jaringan, laboratorium microteaching, laboratorium Bahasa Inggris, dan laboratorium komputer. Selain itu, Unmas Denpasar juga dilengkapi dengan Entrepreneur Development Centre (EDC). Organisasi manajemen Unmas Denpasar dipinpim oleh rektor yang berada di bawah, dan bertanggungjawab langsung kepada Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Denpasar. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, rektor dibantu oleh wakil rektor, yaitu Wakil Rektor I dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi; Wakil Rektor II, dalam bidang keuangan dan administrasi uum; wakil rektor III, dalam bidang pengabdian masyarakat dan pembinaan kemahasiswaan; wakil rektor IV dalam bidang kerjasama dan pengembangan institusi.

20

Organisasi manajemen pada tingkat universitas dilengkapi dengan Badan Penjaminan Mutu (BPM), Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM), Biro Administrasi dan Sistem Informasi (BAPSI), Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), pengelola laboratorium dan pengelola kepustakaan.

Organisasi manajemen pada tingkat program pasca sarjana terdiri atas direktur pasca sarjana, sekretaris direktur, ketua program studi, ketua laboratorium, ketua perpusataan dan tata usaha. Sedangkan organisasi manajemen pada tingkat fakultas terdiri atas dekan, wakil dekan, ketua jurusan, ketua program studi, dan tata usaha.

21

2.9 Analisis SWOT Unmas Denpasar

Kekuatan Kelemahan

1. Visi dan Misi Unmas memiliki penciri: kebudayaan terutama pariwisata budaya

2. Reputasi Unmas sebagai PTS dengan konsistensi implementasi Tri Dharma Perguruan.

3. Komitmen civitas akademika untuk menjadikan Unmas sebagai PTS unggulan.

4. Prestasi dosen dan mahasiswa dalam memenangkan berbagai hibah dan kegiatan kompetitif lain.

5. Partisipasi mahasiswa dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

6. Pemberian otonomi dari yayasan dalam pengelolaan Tri Dharma Perguruan Tinggi

7. Tata Pamong sudah tersusun secara efisien, transparan, kredibilitas, akuntabilitas, responsibilitas dan berkeadilan.

8. Adanya BPM sebagai alat kontrol.

9. Pengalaman Unmas dalam penyelenggaraan pendidikan strata satu cukup lama

10. Unmas sudah dilengkapi dengan pusat penelitian dan kajian

11. Memiliki jaringan kemitraan lokal, nasional dan internasional

1. Kompetensi lulusan yang mampu bersaing dalam pasar kerja lokal, nasional dan internasional belum terindefikasi

2. Jumlah buku, jurnal ilmiah internasional belum mencukupi kebutuhan optimal

3. Payung riset dan pengabdian masyarakat yang sesuai dengan karakter Unmas belum memadai

4. Pusat penelitian dan kajian belum berfungsi optimal

5. Program pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat belum sinergis.

6. Budaya riset dan pengabdian masyarakat masih lemah

7. Jumlah publikasi ilmiah dalam jurnal nasional terakreditasi dan internasional masih rendah

8. Jumlah produk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berhasil dipasarkan secara institusional masih rendah

9. Kegiatan pembangkitan pendapatan belum optimal untuk mendukung academic excellence.

10. Jaringan kemitraan penelitian lokal, nasional dan internasional belum kuat

Peluang Ancaman

1. Era globalisasi membuka peluang bagi Unmas untuk berkiprah pada tingkat lokal, nasional dan internasional.

2. Perkembangan industri kreatif berbasis budaya dan pariwisata budaya sangat prospektif untuk Unmas

3. Meningkatnya kebutuhan tenaga terdidik di pasar tenaga kerja domestik dengan kompetensi di berbagai keahlian Unmas

4. Membangun network bagi UNMAS untuk meningkatkan kualitas dan akses informasi ilmiah melalui pengembangan teknologi informasi

5. Meningkatnya kebutuhan jasa konsultasi dan kepakaran yang dimiliki UNMAS

6. Pengakuan masyarakat dan pemerintah terhadap UNMAS sebagai PTS terkemuka di Kopertis VIII, baik sebagai penyelenggara perguruan tinggi, penelitian dan pemberdayaan masyarakat,

1. Dampak globalisasi dalam berbagai sektor,

khususnya pendidikan yang menuntut

kekuatan kompetisi yang tangguh di taraf

nasional dan internasional

2. Meningkatnya persaingan antar perguruan

tinggi dalam penerimaan mahasiswa yang

berkualitas

3. Menurunnya daya tarik calon mahasiswa

terhadap beberapa program studi di Unmas

4. Munculnya program studi sejenis ada perguruan tinggi lain yang lebih menawarkan kemudahan dan kemurahan dibanding kompetensi

5. Meningkatnya persaingan memperoleh kesempatan kerja

22

memantapkan dan menciptakan keluasan kiprah akademik, produk dan jasa UNMAS yang lebih besar di masa mendatang

6. Dampak globalisasi memicu persaingan pasar kerja yang makin ketat, tingkat lokal, nasional dan internasional

2.10 Evaluasi Kinerja Penelitian Unmas Denpasar Dana penelitian yang digunakan antara tahun 2010 sampai 2012 sebagian besar berasal dari sumber Non Ditlibtabmas. Dana tersebut sebagian berasal dari dana mandiri, dan sebagian lagi berasal dari sumber dana pemerintah, maupun bukan pemerintah, termasuk juga dana dari luar negeri (Tabel 2.2).

Tabel 2.2 Alokasi Dana Penelitian di Unmas Denpasar 2010-2012

Sumber dana Tahun 2010 (Rp) Tahun 2011 (Rp) Tahun 2012 (Rp)

Non Ditlibtabmas 739.560.000

1.148.000.000

1.642.711.200

Ditlibtabmas 52.620.000

0 277.350.000

Jumlah 792.180.000 1.148.000.000

1.920.061.000

Jumlah dosen di lingkungan Unmas Denpasar yang melakukan penelitian dalam tiga tahun

terakhir relatif sedikit (Tabel 2.3). Hanya pada FP persentase dosen yang melakukan penelitian relatif tinggi, sebaliknya pada beberapa fakultas, jumlah dosen yang melakukan penelitian hampir tidak ada. Sejauh ini sumberdana penelitian sebagian besar berasal dari NonDitlibtabmas, antara lain berasal dari pemerintah daerah, pihak suasta, luar negeri dan mandiri

Tabel 2.2 Jumlah Dosen Unmas Denpasar yang Melakukan Penelitian (2010-2012)

Tahun FKIP FP FE FT FH FKG

DLB NDL DLB NDL DLB NDL DLB NDL DLB NDL DLB NDL

2010 1 16 1 10 1 7 0 1 0 1 0 0

2011 0 14 0 11 0 10 0 1 0 2 0 0

2012 0 14 5 8 0 11 0 1 0 2 0 0

23

BAB III. GARIS-GARIS BESAR RENCANA INDUK PENELITIAN UNMAS DENPASAR (2013-2017)

3.1 Sasaran Pengembangan Rencana Induk Penelitian

Rencana induk Penelitian (RIP) Unmas Denpasar merupakan penjabaran dari indikator kelima Unmas Denpasar, yaitu pengembangan payung penelitian dan pengabdian kepada masyarakat menuju tercapai kelompok peneliti/pengabdi masyarakat yang berkompeten, hasil penelitian dan pengabdian masyarakat unggulan, jejaring kerja dan internasional.

Sasaran RIP Unmas 2013-2017 mengarah pada pengembangan payung penelitian dan pengabdian masyarakat pada periode 2013-2017 terdiri atas (a) Inkubasi kelompok payung penelitian dan pengabdian masyarakat, (b) penguatan kemampuan dalam memenangkan hibah kompetitif dalam negeri dan (c) peningkatan partisipasi dosen dan mahasiswa dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. (a) Inkubasi kelompok payung penelitian dan pengabdian masyarakat, adalah kegiatan

untuk membentuk, menumbuhkan, merawat kelompok peneliti dan pengabdi kepada masyarakat dalam rangka memfasilitasi setiap peneliti dan pengabdi masyarakat bergabung dalam kelompok menuju tercapainya kelompok-kelompok peneliti dan pengabdi masyarakat yang berkompeten (groups of comptency in research and community service). Pengertian payung dalam konteks ini adalah tema atau topik strategis yang sesuai dengan arah pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara nasional, visi dan misi yang secara lebih kongkrit telah dituangkan ke dalam sembilan keunggulan Unmas. Inkubasi dilaksanakan dengan melibatkan para peneliti dan pengabdi masyarakat yang telah memiliki pengalaman dalam memenangkan hibah kompetensi dalam kedua bidang tersebut sebagai inti (core) dari kelompok. Selanjutnya setiap inti mencari plasma (dosen, calon peneliti dan pengabdi masyarakat) dan membentuk kelompok. Setiap kelompok lalu menetapkan satu tema atau topik strategis yang akan menjadi pemikiran, pengkajian dan tindakan dari kelompok tersebut secara berkelanjutan sampai tahun 2025. Pada tahap awal inti bertindak sebagai inspirator dalam aktualisasi tema atau topik payung, namun secara bertahap hubungan inti-plasma berubah menjadi jaringan kemitraan, kolaborasi dan kerjasama. Pada akhir 2017 diharapkan setiap kelompok payung sudah mengimplementasikan prinsip belajar secara sosial (social learning) dengan motto you can teach me as I can teach you. Payung penelitian dan pengabdian masyarakat bersifat lintas-disiplin. Jaringan penyangga payung dimulai dari para peneliti dan pengabdi masyarakat di lingkungan Unmas, lalu secara bertahap dikembangkan dengan melibatkan pemangku kepentingan lain, baik yang berskala daerah, nasional maupun internasional. Inkubasi payung penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan kegiatan membentuk dan mengembangkan payung kegiatan dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini terbagi menjadi dua bidang yaitu payung penelitian dan payung pengabdian kepada masyarakat.

(b) Penguatan kemampuan dalam memenangkah hibah kompetitif dalam negeri.

Penguatan kemampuan dalam memenangkan hibah kompetitif dalam negeri dimaksudkan

24

untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan akses Unmas dalam memenangkan berbagai hibah kompetensi di Indonesia, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, perusahan swasta dan lembaga swadaya masyarakat. Pada tahap awal hubungan inti-plasma dalam kelompok payung penelitian dan pengabdian masyarakat digunakan untuk menstimulasi peningkatan kualitas, kuantitas maupun akses. Secara bertahap, seiring dengan perkembangan payung penelitian dan pengabdian masyarakat, anggota kelompok didorong mengembangkan jejaring kerja untuk memperkuat kemampuan dalam menulis proposal, diseminasi hasil kegiatan, penulisan artikel ilmiah. Kualitas melalui pemetaan bidang-bidang penelitian yang menjadi prioritas nasional

(c) Peningkatan partisipasi dosen dan mahasiswa dalam penelitian dan pengabdian

kepada mayarakat. Partisipasi dosen dan mahasiswa dalam penelitian dan PPM merupakan “kunci utama” bagi keberhasilan pencapaian tiga aspek dari indikator keunggulan lima dari visi dan misi Unmas Denpasar. Hal itu disebabkan dosen dan mahasiswa adalah sumberdaya manusia utama dalam merumuskan permasalahan aktual baik di dalam lingkungan kampus, maupun masyarakat, memformulasikan gagasan untuk mencari solusi terhadap permasalahan dalam kerangka berpikir ilmiah, melalui pengacuan pustaka secara kritis dan kreatif, verifikasi data dan informasi untuk kemudian disosialisasikan dan didesiminasikan dalam bentuk kegiatan kaji tindak. Strategi dalam peningkatan partisipasi dosen dan mahasiswa berpijak pada satu keunggulan lokal (local genius) di Bali, yaitu Padmabuana. Padmabuana adalah peristiwa mekar dan kuncupnya bunga teratai sebagai simbul kelenturan pengelolaan dalam menjalani kesatuan kehidupan di jagat raya ini. Padmabuana terdiri atas padma kuncup (bunga teratai kuncup) dan padma kembang (bunga teratai kembang). Peningkatan partisipasi dosen dan mahasiswa lebih menekankan pada konsep padma kuncup. Hal itu dicapai melalui integrasi berbagai kegiatan, baik bersifat intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler ke dalam payung penelitian dan PPM.

3.2 Rancangan Umum RIP pada Tingkat Institusi

Sesuai dengan visi, misi dan indikator keunggulan Unmas Denpasar, pengembangan penelitian Unmas Denpasar 2013-2014 mengarah pada ekopedagogi, yaitu penelitian yang terintegrasi dalam pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat (community service and research-based learning) berbasis pada tiga pilar utama, yaitu (1) prinsip-prinsip ekologi sebagai pembentuk kehidupan berkelanjutan (ekologi fungsional); (2) kebudayaan lokal sebagai local genius dalam meningkatkan dan memadukan penelitian (ekoliterasi budaya), dan (3) implementasi teknologi secara kritis untuk mendorong civitas akademika dapat menggunakan teknologi secara kritis (Gambar 3).

25

Gambar 3.1 Ekopedagogi sebagai Riset Unggulan Unmas Denpasar

3.3 Rancangan Umum RIP pada Tingkat Program Pasca Sarjana dan Fakultas

Ekopedagogi sebagai riset unggulan Unmas Denpasar, dijabarkan menjadi riset unggulan tingkat program pasca sarjana (PPs) dan fakultas (Gambar 2). Pada PPs strategi penelitian mengarah kepada kepariwisataan budaya yang berkelanjutan (sustainable cultural tourism), yakni kepariwisataan yang memberikan manfaat bagi tamu, tuan rumah, integritas ekosistem, dan budaya. Strategi penelitian pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengarah kepada pendidikan untuk kehidupan yang berkelanjutan, yakni model pendidikan yang menekankan pada implementasi berdasarkan atas kepedulian, sikap, keterampilan, dan pemahaman tentang berbagai konsep kehidupan berkelanjutan; Fakultas Ekonomi (FE) terfokus pada kewirausahan berbasis penelitian (research based-entrepreneurship) yang mengarah pada penciptaan, pengembangan model industri kreatif berbasis pada prinsip penghematan (reduce), pemakaian kembali (re-use), dan pendaur-ulangan (re-cycle) sumberdaya alam sehingga dapat mendukung terciptanya prinsip ekonomi hijau (green economy); Fakultas Pertanian (FP) terfokus pada strategi pengembangan eco-agro-tourism

26

untuk memberikan nilai tambah, dan sekaligus konservasi dalam bidang pertanian, terutama subak, yang telah diakui memiliki nilai-nilai universal luar biasa (outstanding values) melewati batas negara, agama, kepercayaan, disiplin ilmu, dan generasi; Fakultas Hukum (FH) terfokus pada strategi integrasi, dan penguatan norma-norma dan hukum adat (traditional norm and law) agar dapat beradaptasi secara lentur terhadap dinamika pembangunan dan perubahan sosial. Salah satu; Fakultas Teknik (FT) terfokus pada pengembangan perumahan dan tata ruang yang berwawasan budaya lokal; Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) terkait dengan strategi adaptasi dan pengembangan obat-obatan, dan pengobatan lokal/tradisional (etno-medicine and farmacology).

Gambar 3.2 Formulasi Strategi Riset setiap Fakultas di lingkungan Unmas Denpasar

3.3. Lansekap Budaya Subak sebagai Formulasi Strategi

Untuk merealisasikan ekopedagogi sebagai riset unggulan Unmas Denpasar, strategi RIP Unmas Denpasar 2014-2017 terfokus pada riset tentang kawasan budaya subak. Formulasi strategi ini sejalan dengan kebijakan UNESCO yang telah menetapkan subak sebagai warisan dunia, pada 20 Juni 2012. Nama yang diberikan oleh UNESCO untuk warisan tersebut adalah “Warisan Budaya Orang Bali: Subak sebagai Manifestasi dari Tri Hita Karana ”. Nama tersebut sangat

27

tepat, karena subak pada kenyataanya sejak dahulu kala telah mengimplementasikan Tri Hita Karana. Pada bab terdahulu sudah diuraikan berbagai implementasi unsur parhyangan, pawongan dan palemahan dari Tri Hita Karana dalam subak.

UNESCO mengkatagorikan subak sebagai lansekap budaya karena dibentuk dari perpaduan

antara perilaku manusia dan alam. Berdasarkan katagori itu, warisan dunia tentang subak populer disebut lansekap budaya subak. Lansekap budaya yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia terdiri atas empat kelompok atau klaster. Keempat kelompok tersebut adalah (1) Pura Ulun Danu Batur di Kabupaten Bangli, (2) Kawasan Daerah Aliran Sungai Tukad Pakerisan di Kabupaten Gianyar, (3) Kawasan Catur Angga Batukaru yang meliputi Kabupaten Buleleng dan Tabanan, (4) Pura Taman Ayung di Kabupaten Badung.

Gambar 3.3 Peta lokasi empat situs Landskap Budaya di Bali (Sumber The Ministry of Culture and Tourism of the Republic of Indonesia & The Goverment of Bali Province, 2009:I-3).

28

BAB IV. TOPIK RISET, INDIKATOR, DAN STRATEGI PENCAPAIAN INDIKATOR

4.1. Riset Unggulan Institusi Sesuai dengan formulasi RIP, yang telah dirumuskan dalam Bab III, maka riset

unggulan institusi Unmas Denpasar terfokus pada ekopedagogi, yaitu pendididikan dan pengabdian kepada masyarakat berbasis pada penelitian (community service and learning based-research) dengan ciri (1) implementasi konsep-konsep ekologi dalam mendukung kehidupan berkelanjutan di permukaan bumi; (2) mengintegrasikan budaya lokal sebagai satu mata rantai penting dalam membangun budaya bangsa; (3) menggunakan teknologi secara kritis dan kreatif. Oleh karena itu, riset ekopedagogi Unmas Denpasar mengarah pada pengembangan teknologi dan produk yang (1) dapat diterima oleh masyarakat (socially acceptable), (2) sesuai dengan budaya lokal (culturally appropritable), (4) layak secara ekonomi (economically feasible), (5) berwawasan lingkungan (environmentally friendly), dan (6) secara teknologi dapat dilaksanakan (technologically applicable).

Dengan demikian, riset unggulan level institusi Unmas Denpasar adalah: 1. Sustainable Cultural Tourism, yaitu riset pengembangan model kepariwisataan budaya

yang berkelanjutan dengan ciri khas memberikan manfaat kepada wisatawan, tuan rumah dan integritas ekosistem alam serta sistem sosio-budaya masyarakat.

2. Eco-edu-preneurship, yaitu riset dalam bidang pendidikan kewirausahaan untuk mengembangkan konsep kewirausahan berbasis penelitian (entrepreneurship based-research) yang terkait dengan industri kreatif dalam bidang green dan blue economy (ekonomi berkelanjutan)

3. Eco-etno-technology: yaitu riset untuk mengembangkan teknologi lokal yang berwawasan lingkungan menjadi teknologi yang dapat diterima oleh masyarakat luas dan generasi yang akan datang

4. Eco-etno-justice, riset dalam untuk menggali, mengembangkan, mengadaptasikan dan melakukan inovasi agar konsep, aturan, norma dan nilai-nilai lokal dapat digunakan dalam menata kehidupan bermasyarakat, termasuk memberikan keadilan bukan saja terhadap manusia, tetapi juga mahluk hidup lain dan lingkungannya.

5. Eco-etno-medicine and eco-etno-farmacolgy: penelitian tentang adaptasi, dan pengembangan obat-obatan dan pengobatan yang berbasis pada nilai-nilai, konsep dan teknik pengobatan dan obat-obat-an tradisional yang berwawasan ekologis.

6. Eco-agro-tourism: penelitian terkait dengan pengembangan, dan/atau rekayasa kawasan pertanian (terutama subak) sebagai inti dari kepariwisataan budaya berkelanjutan di Bali.

7. Sustainable learning: penelitian yang terutama mengarah kepada implementasi dari kepedulian, sikap, keterampilan, dan pemahaman tentang berbagai konsep yang mendukung kehidupan berkelanjutan di permukaan bumi ini.

8. 4.2. Topik Riset Unggulan Unmas Denpasar

Sesuai dengan uraian ekopedagogi sebagai formulasi riset unggulan Unmas Denpasar, maka penelitian pada tingkat Universitas difokuskan pada kajian pada empat permasalahan utama,

29

yaitu (1) konservasi material budaya, (2) perlindungan pola hidup dan peningkatan kesejahteraan institusi dan anggota subak, (3) infrastruktur dan fasilitas, (4) pengembangan kepariwisataan yang sesuai dengan kebudayaan lokal.

Tabel 4.1. Permasalahan Konservasi Material Budaya No Permasalahan Solusi Indikator capaian 1 Kerusakan struktur dan materi

situs yang diakibatkan oleh peningkatan kunju-ngan wisatawan, teru-tama di Pura Gunung Kawi

Restorasi bagian yang mengalami kerusakan dan penggantian material situs yang tidak sesuai dengan kebijakan perlindungan

Penurunan tingkat kerusakan struktur oleh faktor manusia (penjarahan, grafiti dan pemanfaatan secara berlebihan)

2 Kerusakan struktur dan fisik situs yang diakibatkan tekanan fisik, terutama di Pura Mengening

Restorasi bagian yang mengalami kerusa-kan, dan penggantian material situs yang tidak sesuai dengan kebijakan konservasi Menyusun panduan dalam memanfaatkan bangunan dan mate-rial budaya yang memiliki nilai sejarah yang tinggi

% berkurangnya situs yang mengalami keru sakan fisik (misalnya patah, retak dan ada bagian yang hilang) Buku panduan untuk pemanfaatan materi budaya

3 Tekanan pembangunan menurunkan penghargaan popu-lasi lokal terhadap warisan budaya lans-kap

Memberikan pendi-dikan kepada masya-rakat melalui pende-katan tradisional guna meningkatkan kesa-daran populasi lokal tentang manfaat pera-watan keaslian wari-san budaya lanskap

Jumlah pertemuan umum yang memba-has tata cara meme-lihara lanskap budaya

4 Pengetahuan lokal dan teknik konservasi lokal terancam karena migrasi generasi mu-da dan teknik modern yang mencampuri teknik tradisional

Mengintegrasian hasil riset teknik konservasi tradisional dan modern dalam materi pelatihan Memberikan pelatihan pada generasi muda dengan melibatkan ahli konservasi lokal

Jumlah ahli konser-vasi lokal (undagi) terlatih dalam teknik mengintegrasikan material lokal dan modern dalam kon-servasi situs

30

Tabel 4.2. Permasalahan Infrastruktur dan Pembangunan Fasilitas No Permasalahan Solusi Indikator capaian 1 Belum tersedia pu-sat

informasi yang terpadu dan lengkap mengakibatkan ke-pariwisataan edukasi sebagai penciri lan-skap budaya belum terwujud

Pembangunan fisik pusat informasi lan-skap budaya untuk DAS Pakerisan Eksplorasi, pena-taan dan dokumen-tasi informasi lan-skap budaya secara berkelanjutan

Terbangun sebuah pusat informasi ter-padu, dilengkapi dengan informasi yang senantiasa diperbaharui

2 Kesulitan menye-lenggarakan sangke-pan (pertemuan rutin) para anggota subak pulagan karena tidak memiliki fasilitas tetap untuk menyelenggarakan pertemuan.

Memfasilitasi dan menyediakan dana untuk pembangu-nan Bale Subak

Terbangun sebuah “Bale Subak” seba-gai tempat anggota subak melakukan sangkepan

3 Kurangnya informasi tentang situs yang dapat meningkatkan penghargaan tanpa merusak estetika dan fungsi situs

Menyediakan informasi yang lengkap pada setiap bangunan situs

Peningkatan ketersediaan material informasi yang berkualitas

4 Penurunan nilai estetika situs akibat pembangunan art shop yang tidak ditata secara baik, terutama di jalan setapak menuju Pura Gunung Kawi

Penataan kawasan, arsitektur dan materi bangunan art shop Kajian tentang pengembangan pusat perbelanjaan barang seni

% peningkatan bangunan art shop yang sejalan dengan kebijakan konservasi kawasan Model sentra belanja barang seni pada sebuah situs

5 Berbagai fasilitas masih perlu diperb-aiki dan ditingkatkan tanpa menimbulkan kerusakan terhadap nilai ekologi dan budaya situs

Menyediakan fasilitas yang layak, aman dan nyaman yang dapat mening-katkan rasa senang wisatawan Menyusun panduan untuk pengemba-ngan fasilitas yang bersahabat dengan landskap budaya

Jumlah fasilitas warisan lanskap budaya yang dibangun dan dipelihara

31

Pengkajian tentang dampak dari pembangunan fasilitas terhadap situs

6 Penurunan kualitas daya tarik situs akibat pembangunan infrastruktur (seperti pancuran untuk mandi umum di Pura Tampaksiring, dan kolam renang di Pura Mengening) yang kurang memperhatikan kaedah-kaedah konservasi

Penggantian material bangunan yang tidak sesuai dengan kebijakan konservasi dan penataan ulang agar memenuhi persyaratan kebersihan, kesehatan dan etika

Perubahan materi, arstitektur dan tata kelola fasilitas permandian umum agar sesuai dengan kebijaksanaan konservasi kawasan.

Tabel 4.3 Perlindungan Pola Hidup dan Peningkatan Kesejahteraan Institusi dan Anggota Subak No Permasalahan Solusi Indikator capaian 1 Tekanan yang makin

berat bagi keluarga petani mendorong mereka untuk menjual atau melakukan alih fungsi lahan sawah

Pemberian keringanan pajak tanah pertanian

% peningkatan petani yang mengerjakan lahan sendiri % perubahan dalam penanaman padi pada lahan sawab

2 Petani tidak dapat memperoleh penghasilan yang cukup dari bertani. Mereka migrasi bekerja ke kawasan urban. Petani yang tidak memiliki lahan bekerja sebagai petani penggarap

Pelatihan dan pendampingan untuk divesifikasi penghasilan dari sektor pertanian

% peningkatan penghasilan dari tumpang-sari: mina-padi, sapi-padi, dsbnya

3 Pendapatan petani yang rendah menyebabkan mereka tidak bisa menyekolahkan anak-anak mereka pada jenjang pendidikan yang lebih baik

Pemberian bea siswa dan fasilitas belajar lain bagi anak-anak petani Bimbingan secara berkelanjutan bagi anak-anak petani yang mengalami hambatan dalam belajar

% peningkatan anak-anak petani yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (SMA dan universitas

4 Pemakaian bahan Menyediakan insentif % peningkatan luas lahan

32

kimia secara berlebihan sejak tahun 1970-an telah merusak kualitas tanah dan ekologi padi

finansial terhadap biaya yang diperlukan oleh petani dalam transisi menuju pertanian organic Implementasi pela tihan kepada petani terhadap petani dalam pertanian organik, penanganan pasca panen dan pemasaran Menyediakan jasa bimbingan yang berkelanjutan dalam pertanian organik

(ha) yang ditanami padi secara organic % peningkatan jumlah petani yang mempraktekkan pertanian organik

6 Praktek bertani modern mendorong penanaman padi varietas baru dan menggantikan padi varietas lokal organik

Mendukung dan mendampingi petani dalam menanam padi lokal

% % peningkatan luas lahan (ha) yang ditanami padi varietas lokal % peningkatan jumlah petani yang menanam padi varietas lokal

7 Penggunaan senyawa kimia secara intesif sejak tahun 1970-an telah menurunkan kualitas tanah dan ekologi padi

Mendukung dan mendampingi seara berkelanjutan dalam transisi menuju pertanian organik

% peningkatan kesu buran tanah (unsur hara dan keaneka ragaman hayati) % penurunan residu pestisida pasca panen

8 Penggunaan secara intensif senyawa kimia telah menurunkan kualitas air

Mendukung transisi ke pertanian organik sehingga mengura-ngi penggunaan senyawa kimia Pengembangan fasilitas dekomposisi limbah padi dan ternak

% penurunan tingkat fosfat reaktif dalam mata air dan sungai

9 Aparat pemerintahan sebagai kelompok pengambil keputusan (decision makers) bekerja secara sek--toral dan belum terintegrasi

Melatih aparat peme rintah dan petani dalam praktek kon-servasi dan konsep jasa ekosistem

Jumlah staf penting /kunci pemerintag dan petani terlatih dalam konsep dan praktek pengelo-laan kesatuan ekosistem

33

Tabel 4.4 Pengembangan Kepariwisataan yang Sesuai (Wisata-Edukasi dan Wisata Spiritual No Permasalahan Solusi Indikator capaian 1 Laju pengembangan

kepariwisataan sa-ngat cepat dan kurang direncanakan seringkali menyebab kan penurunan kualitas situs. Pengembangan kepa riwisataan seringkali tidak dikonsultasikan dengan komunitas lokal dan pemangku kepentingan

Penyelenggaraan lokakarya tentang kepariwisataan berke lanjutan dengan melibatkan komu nitas lokal di sekeliling situs

Jumlah penyelen ggaraan lokakarya konsultasi dengan komunitas tentang kepariwisataan yang berkelanjutan

2 Fasilitas dan akses wisatawan menuju situs terutama land-skap sawah masih kurang

Pembangunan fasilitas dan jalan setapak sepanjang kawasan persawa-han di Subak Pulagan sesuai dengan arsitektur tradisional

% peningkatan wisatawan menggu-nakan fasilitas dan akses jalan setapak di kawasan subak

3 Belum ada meka-nisme redistribusi penghasilan dari kunjungan wisatawan untuk konservasi situs

Pengembangan model pengelolaan untuk mendistribu-sikan kembali penghasilan dari wisatawan untuk konservasi situs

Penghasilan wisatawan digunakan untuk dana pengelolaan situs dan subak

4 Penghargaan wisa tawan dan masya rakat lokal terhadap lanskap budaya masih rendah

Pengembangan materi/media inter pretatif untuk mem perkenalkan land skap budaya Sosialisasi dan internalisasi land skap budaya sebagai place-based learning

Peningkatan peng hargan oleh pengun jung dan masyarakat lokal (survei) % peningkatan sekolah yang meng gunakan landskap budaya sebagai media pembelajaran (survei, wawancara

5 Kesenjangan informasi tentang sejarah dan nilai penting arkeologi

Kajian ilmiah terha dap properti situs untuk mengatasi kesenjangan dan meningkatkan pengetahuan tentang sejarah dan tradisi hidup di sekitar areal

% peningkatan jumlah publikasi ilmiah tentang lanskap budaya.

34

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka topik riset unggulan pada tingkat universitas di Unmas Denpasar mengarah pada tema “Rancang Bangun Pariwisata Budaya berbasis Komunitas pada Lanskap Budaya Subak yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.”

Tabel 4.5 Topik Penelitian Unggulan Unmas Denpasar 2014-2017 2014 1. Eksplorasi, pemetaan dan dokumentasi informasi lanskap budaya secara

berkelanjutan 2. Pemetaan keanekaragaman hayati, temasuk keanekaragaman budaya 3. Kajian tentang pengembangan pusat perbelanjaan barang seni 4. Kajian tentang dampak dari pembangunan fasilitas pariwisata terhadap situs 5. Kaji tindak (pelatihan dan pengembangan) terhadap petani dalam pertanian

organik, penanganan pasca panen dan pemasaran 6. Kajian pendidikan berkelanjutan tentang pemanfaatan landskap budaya sebagai

place-based learning 2015 1. Panduan untuk pengembangan fasilitas pariwisata yang bersahabat dengan

landskap budaya 2. Kaji tindak pelatihan dan pendampingan untuk divesifikasi penghasilan dari

sektor pertanian 3. Pengembangan model pembelajaran dan bimbingan secara berkelanjutan bagi

anak-anak petani yang mengalami hambatan dalam belajar 4. Rekayasa jasa bimbingan yang berkelanjutan dalam pertanian organik 5. Pengembangan fasilitas dekomposisi limbah ternak dan pertanian

2016 1. Pendampingan petani dalam transisi menuju pertanian organik 2. Pelatihan terhadap anak petani dan pemuda untuk menjadi penerjemah budaya 3. Pelatihan dan pendampingan pengembangan kuliner lokal berbasis hasil

pertanian setempat 4. Kajian properti situs untuk mengatasi kesenjangan dan meningkatkan

pengetahuan tentang sejarah dan tradisi hidup di sekitar areal 5. Rancang bangun model kepariwisataan budaya berbasis komunitas

2017 1. Pilot projek kepariwisataan budaya berbasis komunitas 2. Pengembangan model pengelolaan untuk mendistribusikan kembali penghasilan

dari wisatawan untuk konservasi situs dan lansekap budaya 3. Pengembangan masterplan lansekap budaya sebagai kawasan pariwisata budaya

unggulan 4. Pengembangan materi/media interpretatif untuk memperkenalkan lanskap

budaya

35

4. Topik Riset Unggulan unit di Lingkungan Unmas Denpasar

Tabel 4.6 Topik Penelitian Program Studi Pengelolaan Lingkungan dan Perencanaan Wilayah Unmas Denpasar

Program Studi

Tahun Topik Penelitian

PPs (PPWL)

2014 1. Kajian Perilaku DAS Tukad Pakerisan di masa yang akan datang berdasarkan perubahan iklim akibat adanya pemanasan global

2. Pemetaan model pemberdayaan subak sebagai green tourism yang sudah berjalan di beberapa subak di kawasan DAS Pekerisan

2015 1. Pemetaan dampak perubahan iklim terhadap karakteristik DAS Tukad Pekerisan

2. Penyusunan model pemberdayaan subak sebagai green tourism 2016 1. Pengembangan metode menanggulangi dampak perubahan

iklim terhadap karakteristik DAS Tukad Pekerisan. 2. Penyusunan strategi subak sebagai green tourism

2017 1. Pilot projek model penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap DAS Tukad Pakerisan

2. Pilot project subak sebagai green tourism

Program Studi

Tahun Topik Penelitian

Ilmu Hukum

2014 1. Peran lembaga eksekutif dan lembaga legislatif di tingkat nasional dan lokal dalam pembentukan hukum.

2. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan oleh negara dan pemerintah

2015 1. Efektifitas hukum di masyarakat Indonesia dalam pelaksanaan hukum formal dan hukum adat.

2. Eksistensi masyarakat adat dan lembaga adat dalam Formulasi Regulasi Kebijakan pembangunan

2016 1. Sistem Penegakan hukum yang didasarkan atas kearifan budaya

local. 2. Efektifitas penegakan hukum pelanggaran hukum lingkungan

2017 1. Sistem hukum nasional yang bertujuan untuk mencapai kepastian, keadilan dan kemanfaatan.

2. Sinergitas hukum lingkungan dengan sistem pembangunan nasional dan lokal

Pusat Studi 2014 Peningkatan potensi tanah sebagai sarana upacara keagaman dalam

mendukung pariwisata budaya.

36

Adat dan Pariwisata

Budaya

2015 Peran lembaga-lembaga adat dalam perlindungan tanah dan potensinya untuk mendukung penguatan Pariwisata Budaya

2016 Peran serta masyarakat adat dalam perlindungan tanah dan potensinya untuk mendukung pengembangan Pariwisata Budaya.

2017 Sinergitas antara pemerintah daerah dengan masyarakat dalam rangka perlindungan tanah dan potensinya untuk mendukung penguatan

pariwisata budaya

Program Studi

Agribisnis

2014 1) Peningkatan jiwa (cognitive-psikomotorik dan afektif) kewirausahaan SDM pertanian

2) Kewirausahaan berbasis agribisnis 3) Penguatan modal social

4) Akses modal ekonomi untuk pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat

5) Aspek social ekonomi pengembangan keragaman hayati dan ekosistem pertanian

2015 1) Pengembangan kemitraan di antara stake holders usaha

agribisnis 2) Pembentukan dan Revitalisasi kelembagaan dan system

pemasaran hasil (UMKM, Koperasi, Kluster bisnis) Model pengamanan destinasi agrowisata

3) Model disain pembentukan budaya bersih dan sehat

2016 1)Implementasi dukungan kebijakan pemerintah dalam pengembangan agribisnis

2) Pengembangan usahatani berbasis organic 3) Peningkatan hospitality di kalangan pelaku industry

agrowisata 4) Integrasi promosi agrowisata untuk pencitraan optimal

pariwisata

2017 1)Pembangunan/pengembangan agroindustri yang sehat, ramah lingkungan dan berkearifan budaya.

2) System pertanian terpadu berbasis budaya dan kearifan local. 3) Pengendalian alih fungsi lahan pertanian melalui pelibatan

social capital. 4) Pengembangan pangan local berbasis kearifan budaya.

5) Penguatan kelembagaan dan system pemasaran hasil pangan local.

6) Pengembangan diversifikasi dan kualitas produk agrowisata (tropical fruites & flowers, tanaman hias, lanskap subak)

Program Studi Ilmu

2014 1. Identifikasi Karakteristik keberhasilan Wirausahawan 2. Kondisi Tingkat Kemiskinan 3. Profil Desa Wisata

37

Manajemen

2015 1. Model Magang Kewirausahaan 2. Kondisi berbagai sektor kegiatan ekonomi masyarakat 3. Model Peran UKM dalam Perekonomia Daerah 4. Maping Pariwisata Kintamani Sebagai Geopark Dunia

2016 1. Tingkat pelayanan yang memadai bagi masyarakat 2. Studi Kinerja Koperasi dalam penyaluran pangan 3. Model Peran Industri Pedesaan

2017 1. Tingkat keragaman UKM. 2. Peran dan Sumbangan Sektor Industri Dalam Pembentukan

PDRB Propinsi Bali

Program Studi

Pendidikan Sejarah

2014 1. Keberadaan situs peninggalan sejarah dan purbakal di Desa peninjoan

2015 1. Partisipasi masyarakat membangun sarana dan prasarana yang berkaitan dengan situs peninggalan sejarah dan purbakala

2016 1. Tingkat Pemanfaatan situs peninggalan sejarah dan purbakala sebagai sumber ekonomi

2017 1. Efektivitas promosi situs peninggalan sejarah dan purbakala kepada wisatawan di desa peninjoan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

2014 Analisis penggunaan kata serapan dari Bahasa Asing ke dalam BI.

2015 Sikap warga negara terhadap BI.

2016 Kesantunan berbahasa pada wacana lisan dan tulis dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia

2017 Analisis campur kode dan alih kode penggunaan bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran BI di SMA N 5 Denpasar

4.4 Indikator Pencapaian

1. Setiap tahun minimal 5 artikel terpublikasi dalam jurnal ilmiah terakreditasi 2. Setiap tahun minimal 2 artikel terpublikasi dalam jurnal internasional. 3. Setiap tahun minimal 5 dosen melakukan presentasi oral (oral presentation) dalam

seminar/konperensi nasional. 4. Setiap tahun minimal 2 dosen melakukan presentasi oral (oral presentation) dalam

seminar/konperensi internasional. 5. Setiap tahun minimal dapat diterbitkan 5 buku ajar atau buku teks yang disusun

berdasarkan hasil penelitian sendiri maupun orang lain. 6. Persentase anggaran riset internal (dana berasal dari Unmas Denpasar) minimal naik 5%

dari anggaran penelitian sebelumnya. 7. Partisipasi dosen yang terlibat dalam penelitian kompetitif nasional meningkat minimal

5% dari tahun sebelumnya.

38

8. Persentase anggaran riset eksternal yang diterima oleh Unmas Denpasar, minimal naik 10% dari anggaran penelitian yang diperoleh pada tahun sebelumnya.

9. Kerjasama penelitian nasional mengalami kenaikan minimal 5% dari jumlah yang dicapai pada tahun sebelumnya, sedangkan kolaborasi penelitian internasional mengalami kenaikan minimal 5% setiap tahun.

4.3 Strategi untuk Mencapai Target 1. Membentuk penelitian payung dengan topik mengarah pada keunggulan level institusi

maupun fakultas. Yang bertindak sebagai inti dari payung penelitian adalah dosen yang pernah memenangkan hibah penelitian kompetitif.

2. Mendorong setiap penelitian payung mengembangkan jejaring kerja dengan peneliti dan institusi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

3. Pelatihan penyusunan proposal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, minimal satu kali setiap tahun.

4. Evaluasi proposal melalui desk evaluasi dan presentasi, baik bagi proposal yang diajukan untuk memperoleh hibah penelitian internal (sumber dana dari Unmas Denpasar) maupun eksternal (sumber dana di luar Unmas Denpasar), minimal satu kali setiap tahun.

5. Pelatihan penyusunan artikel ilmiah minimal satu kali setiap tahun. 6. Monev internal, baik untuk penelitian dengan hibah internal maupun eksternal. 7. Seminar hasil-hasil penelitian, yang disertai dengan pameran poster hasil penelitian,

minimal satu kali setiap tahun. 8. Pelatihan penulisan buku ajar bagi dosen, minimal satu kali dalam setiap tahun 9. Pemberiaan insentif bagi peneliti yang berhasil mempublikasikan artikel, baik dalam

jurnal bereputasi internasional, dan jurnal nasional terakreditasi. 10. Pemberian insentif bagi dosen yang diundang untuk presentasi oral (oral presentation)

pada seminar/konperensi, baik tingkat nasional maupun internasional. 11. Pemberian insentif bagi dosen yang bukunya berhasil diterbitkan, baik oleh Unmas Press

maupun penerbit lain yang telah memperoleh kewenangan mengajukan ISBN ke Perpustakaan Nasional.

39

BAB V. PENUTUP

Rencana Induk Penelitian (RIP) Unmas Denpasar disusun berdasarkan atas berbagai landasan, yaitu Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, kebijakan Dikti dalam desentralisasi penelitian, VISI INDONESIA 2025. yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, dan agenda riset nasional. Selain itu, RIP Unmas Denpasar disusun berdasarkan Rencana Induk Pengembangan (RENIP) Unmas Denpasar 2013-2015, Rencana Strategis (RENSTRA) Unmas Denpasar 2013-2017, dan pedoman pengusulan penelitian di lingkungan Unmas Denpasar.

Inti dari Visi, dan Misi Unmas Denpasar adalah pengembangan ilmu, teknologi, dan seni yang berwawasan pariwisata budaya. Visi dan Misi tersebut telah dituangkan ke dalam sembilan indikator keunggulan. Semua indikator tersebut mengarah pada penciptaan lulusan dan iklim akademik yang mengarah kepada prinsip pendidikan sepanjang hajat (long live learning). RIP Unmas Denpasar disusun dengan menggunakan visi, misi, indikator unggulan, evaluasi diri, dan analisis SWOT. Berdasarkan hal tersebut, formulasi stretgi RIP Unmas Denpasar mengarah kepada ekopedagogi sebagai riset unggulan. Ekopedagogi adalah penelitian yang mensinergikan tiga bidang utama dalam satu unit kesatuan. Ketiga bidang tersebut adalah (1) implementasi konsep, ide kehidupan berkelanjutan, (2) penggunaan kekayaan budaya lokal sebagai sumber inspirasi, adaptasi, dan inovasi dalam pengembangan penelitian (3) aplikasi teknologi yang bersifat kritis, yang mampu mengarahkan civitas akademika bukan semata sebagai pemakai (user) tetapi lebih pada pencipta (producer) teknologi.

Ekopedagogi sebagai riset unggulan Unmas Denpasar dijabarkan menjadi tujuh tema utama penelitian. Adapun tema tersebut adalah (1) Sustainable Cultural Tourism, yaitu riset pengembangan model kepariwisataan budaya yang berkelanjutan dengan ciri khas memberikan manfaat kepada wisatawan, tuan rumah dan integritas ekosistem alam serta sistem sosio-budaya masyarakat; (2) Eco-edu-preneurship, yaitu riset dalam bidang pendidikan kewirausahaan untuk mengembangkan konsep kewirausahan berbasis penelitian (entrepreneurship based-research) yang terkait dengan industri kreatif dalam bidang green dan blue economy (ekonomi berkelanjutan); (3) Eco-etno-technology: yaitu riset untuk mengembangkan teknologi lokal yang berwawasan lingkungan menjadi teknologi yang dapat diterima oleh masyarakat luas dan generasi yang akan datang; (4) Eco-etno-justice, riset dalam untuk menggali, mengembangkan, mengadaptasikan dan melakukan inovasi agar konsep, aturan, norma dan nilai-nilai lokal dapat digunakan dalam menata kehidupan bermasyarakat, termasuk memberikan keadilan bukan saja terhadap manusia, tetapi juga mahluk hidup lain dan lingkungannya; (5) Eco-etno-medicine and eco-etno-farmacolgy: penelitian tentang adaptasi, dan pengembangan obat-obatan dan pengobatan yang berbasis pada nilai-nilai, konsep dan teknik pengobatan dan obat-obat-an tradisional yang berwawasan ekologis; (6) Eco-agro-tourism: penelitian terkait dengan pengembangan, dan/atau rekayasa kawasan pertanian (terutama subak) sebagai inti dari kepariwisataan budaya berkelanjutan di Bali; (7) Sustainable learning: penelitian yang terutama mengarah kepada implementasi dari kepedulian, sikap, keterampilan, dan pemahaman tentang berbagai konsep yang mendukung kehidupan berkelanjutan di permukaan bumi ini.

Semua tema di atas mengarah pada penelitian unggulan Unmas Denpasar, yakni “Rekayasa Pariwisata Budaya berbasis Komunitas pada kawasan Lanskap Budaya Dunia”. Dengan begitu

40

sesuai RIP Unmas Denpasar 2014-2017, maka sebagai place-based research adalah empat situs Lanskap Budaya dunia di Bali yang telah diakui secara resmi oleh UNESCO pada 20 Juni 2012 sebagai Warisan Budaya Dunia.