Rencana Induk & Konsep Rancangan Taman Kota

32
Taman Putroe Phang RENCANA INDUK DAN RINGKASAN RANCANGAN MASA DEPAN PENDAHULUAN Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini dibuat sebagai upaya untuk memberikan petunjuk dan arahan bagi pembangunan dan peremajaan Taman Putroe Phang, Banda Aceh dimasa yang akan datang; sebagai sebuah taman yang unik, sarat dengan nuansa sejarah dan budaya kota Banda Aceh dimasa lalu. Adapaun tuuan penulisan Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini memiliki tiga (3) tujuan rangkap, yakni: 1. Memberikan visi baru pengembangan dan pembangunan Taman Putroe Phang pada masa yang akan datang. 2. Menambah visi pariwisata Banda Aceh sebagai bandar wisata Islami dengan membangun kembali aset kekayaan warisan budaya Islam pada Taman Putroe Phan. 3. Memberikan arahan dalam implementasi perencanaan, menjelaskan tujuan rancangan, dan merekam hal-hal penting yang terkait dengan Taman Putroe Phang. Sebagai upaya untuk berpegang teguh pada tujuan-tujuan diatas, maka, Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan Taman Putroe Phang ini akan menyajikan isi daripada taman beserta elemen-elemen taman dalam cakupan pemahaman sehingga diperoleh makna yang jelas terhadap tujuan rancangan dari berbagai fitur baru taman, sekaligus mengkomunikasikan rencana pengelolaan serta hubungan antara rancangan dengan pengunjung taman pada masa Taman Putroe Phang telah selesai dibangun. Lebih lanjut, Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini memberikan masukan kepada kota Banda Aceh didalam upaya lanjutan melindungi Taman Putroe Phang dan mengangkat kesadaran masyarakat akan makna dan potensi warisan pusaka ini. Beberapa pertimbangan dan harapan rencana ini adalah:

description

jk

Transcript of Rencana Induk & Konsep Rancangan Taman Kota

Putroe Phang Park

Taman Putroe PhangRENCANA INDUK DAN RINGKASAN RANCANGAN MASA DEPANPENDAHULUANRencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini dibuat sebagai upaya untuk memberikan petunjuk dan arahan bagi pembangunan dan peremajaan Taman Putroe Phang, Banda Aceh dimasa yang akan datang; sebagai sebuah taman yang unik, sarat dengan nuansa sejarah dan budaya kota Banda Aceh dimasa lalu. Adapaun tuuan penulisan Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini memiliki tiga (3) tujuan rangkap, yakni:1. Memberikan visi baru pengembangan dan pembangunan Taman Putroe Phang pada masa yang akan datang.2. Menambah visi pariwisata Banda Aceh sebagai bandar wisata Islami dengan membangun kembali aset kekayaan warisan budaya Islam pada Taman Putroe Phan. 3. Memberikan arahan dalam implementasi perencanaan, menjelaskan tujuan rancangan, dan merekam hal-hal penting yang terkait dengan Taman Putroe Phang. Sebagai upaya untuk berpegang teguh pada tujuan-tujuan diatas, maka, Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan Taman Putroe Phang ini akan menyajikan isi daripada taman beserta elemen-elemen taman dalam cakupan pemahaman sehingga diperoleh makna yang jelas terhadap tujuan rancangan dari berbagai fitur baru taman, sekaligus mengkomunikasikan rencana pengelolaan serta hubungan antara rancangan dengan pengunjung taman pada masa Taman Putroe Phang telah selesai dibangun.Lebih lanjut, Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini memberikan masukan kepada kota Banda Aceh didalam upaya lanjutan melindungi Taman Putroe Phang dan mengangkat kesadaran masyarakat akan makna dan potensi warisan pusaka ini. Beberapa pertimbangan dan harapan rencana ini adalah: Rencana Induk menetapkan prinsip-prinsip pokok sebagai kerangka-acuan pembangunan taman dimasa datang, dan menentukan elelmen-elemen utama didalam taman sesuai konteks secara konseptual. Konsep Perencanaan dibuat dan disiapkan setelah dilaksanakannya diskusi rinci dan penilaian terhadap kondisi lahan / situs hari ini serta lingkungannya, dengan pejabat pemerintahan kota; antara lain dari Dinas Kebersihan & Pertamanan, Dinas Pariwisata dan Budaya, Dinas Prasarana Jalan dan Sumber Daya Air, dan pejabat tinggi pemerintah kota. Beberapa konsultasi telah dilaksanakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebagai pengantar bagi perencanaan Taman Putroe Phang diawal tahun 2008 dengan berbagai dinas-dinas, kelompok masyarakat, dan kelompok masyarakat tertentu semisal guru-guru sekolah dasar, menengah pertama dan atas, serta kelompok perempuan (PKK). Berawal dari masukan-masukan inilah yang menjadi dasar prinsip pengembangan taman. Meskipun tidak seluruh komentar dan usulan yang dimasukkan kedalam rencana, namun kegiatan konsultasi ini sangat mempengaruhi pengembangan konsep rancangan taman. KONTEKS DAN LATAR BELAKANG LAHANKONTEKS LAHAN:SEJARAHTaman Putroe Phang berada dikawasan pusat kota Banda Aceh. Sebagai bagian wilayah yang dikuasai oleh Sultan Iskandar Muda, area Taman Putroe Phang pada awalnya digunakan untuk kepentingan serdadu kerajaan. Namun seiring berjalan dengan waktu Taman Putroe Phang menjadi bagian dari taman sultan. Hari ini Taman Putroe Phang yang pada masa lalu disebut sebagai Taman Ghairah telah dipisahkan oleh jalan raya dan jembatan. Tampak jelas bahwa Gunongan yang semula berada dalam satu kompleks taman dengan Pintoe Khop menempati sisi barat-daya sungai terputus satu sama lain. Tak dapat diragukan lagi dari aspek kesejarahan bahwasanya Taman Ghairah pada masa lalu adlah karya besar dari Sultan Iskandar Muda yang berkuasa pada masa puncak kejayaan kerajaan Aceh Darussalam (1607-1636).Adapun fitur yang paling penting didalam kompleks Taman Putroe Phang adalah Pintoe Khop yang sarat dengan nuansa sejarah. Artefak yang tak mungkin tergantikan hingga akhir masa ini adalah pintu gerbang menuju kompleks taman kerajaan. Sebagian ahli bahkan menyebut bahwa Pintoe Khop bukan saja representasi fisik batas istana dengan taman kerajaan, tapi juga sebagai refleksi suatu transisi kehidupan dunia dan akhirat. Pintoe KhopKondisi Geografis

Peta lama diatas ini memperlihatkan peta lama pusat kota Banda Aceh pada masa penjajahan Belanda. Konfigurasi jalan raya tetap tak berubah hingga hari ini. Taman Putroe Phang berbatasan dengan jalan di utara, selatan, dan barat, dan di timur berbatasan dengan kawasan pemukiman swasta dan militer. Sungai Darul Isyki yang mengalir ke utara didalam kawasan Taman Putroe Phang bermuara di Sungai Aceh. Sungai yang memiliki tingkat kecuraman dasar sungai kurang lebih .005, menjadikan sungai ini sangat terpengaruh oleh pasang surut air laut, limpasan air hujan kawasan sekitar, dan banjir dikawasan hulu sungai. Kondisi ini menjadi kendala pokok bagi pengembangan rancangan dan peremajaan Taman Putroe Phang.F l o r a Taman Putroe Phang hari ini ditumbuhi aneka pohon dan perdu. Ada sembilan pohon dari masa lalu membatasi perimeter taman yang memberikan nuansa estetika dan keteduhan bagi lahan. Pada sisi utara lahan, pohon-pohon ini memerlukan perlindungan dan perawatan lebih intensif untuk menjaga kesehatannya. Beberapa pohon-pohon kecil dapat dipindahkan guna membuka dan membuat pola baru yang lebih alami daripada pola monoton seperti yang ada hari ini. Pohon Polyalthea sp., yang membatasi sungai dibagian utara memberikan kesan bingkai vista yang baik dari sisi timur dan mesti dipertahankan..TopographyKeseluruhan topography lahan adalah rata, dengan beberapa elevasi tinggi disisi parameter taman, dan kondisi lahan yang landai dari area parkir menuju tepi sungai. Terlalu mudah banjir hanya dengan sedikit kenaikan muka air sungai, taman Putroe Phang tidak memiliki area peresapan dan permukaan tanah yang berkontur baik; sehingga pada waktu Taman Putroe Phang terendam air, maka air banjir ini akan sulit untuk dapat segera meresap kedalam tanah dan akibat ketiadaan kontur muka tanah yang terencana, maka air akan menggenangi permukaan tanah yang lebih rendah dalam waktu yang lama..

Sebagaimana fungsi awal kawasan Taman Putroe Phang sebagai kawasan waduk penampungan air pada periode banjir dikota, maka fungsi ini tetap dijaga dalam rancangan baru dengan cara membangun sistim drainase dan kontur baru dengan tujuan agar Taman Putroe Phang dapat menjadi segera kering dan digunakan kembali setelah periode banjir yang singkat.A k s e s Taman Putroe Phang dapat dicapai dengan kendaraan dari selatan, memasuki kawasan taman, dan berhenti dipelataran parkir. Akses kedua husus bagi pejalan kaki melalui bagian utara. Dan perimeter keseluruhan taman adalah pagar besi, yang pada bagian fondasinya dibuat bak-bak tanaman hias. Peremajaan taman harus mempertimbangkan perbaikan dan pemeliharaa pagar dan bak tanaman ini dengan cara menanam jenis tanaman yang lebih atraktif dan konsisten. Jika pada saat dana pembangunan tersedia, maka pagar keliling Taman Putroe Phang dapat diganti dengan pagar yang lebih solid dan menarik dari sisi disain.

KENDALA DAN PELUANG PERENCANAANUMUMTiga asset terpenting dalam Taman Putroe Phang adalah monument sejarah yang tak-tergantikan, sungai dan pohon-pohon besar berusia ratusan tahun refleksi sejarah masa lalu. Taman Putroe Phang tidak sesuai untuk digunakan sebagai taman rekreasi yang modern, akan tetapi lebih kepada taman pusaka budaya dan sejarah; dengan atraksi taman yang lebih cenderung pasif seperti pembangunan taman-taman yang indah, pemahaman budaya (dalam bentuk pertunjukan seni dan tampilan interpretasi) serta apresiasi dunia flora. Arena Bermain Anak-anak (Children Play Ground) dan Area Taman Orang Tua (Elderly Park) ditambah dengan Area Pertunjukan (Amphitheter) adalah elemen utama taman Putroe Phang bagi rekreasi yang bersifat aktif. Kendala.1. Akses dan ParkirGerbang akses kedalam taman Putroe Phang hari ini tampak berupa sudut yang tajam dari jalan raya, yang kemungkinan besar sebagai upaya masa lalu untuk menjadikan akses kedalam taman tersambung dengan jalan raya diseberangnya hingga seolah menjadi semacam simpang empat. Namun sudut ini membuat belokan kearah kiri menjadi sulit dan bahkan berbahaya. Solusi yang lebih baik adalah membuat akses dari jalan raya pada sudut yang benar yang memberikan sudut pandang lebih luas kekiri maupun kekanan..Dan dianggap perlu pula untuk memperkecil median jalan bagi kemudahan pengendara dari arah kiri. Setelah mempertimbangkan semua potensi alternatif; maka akses dibagian selatan ini tetap dipertahankan mengingat akses ini telah pula memiliki pelataran parkir yang rata dan sama tinggi dengan jalan raya sekitarnya. Jika dipilih akses dari sisi lain, maka dibutuhkan pekerjaan cut & fill, menyebabkan dampak visual yang buruk, dan kehilangan pohon-pohon bersejarah (heritage trees). 2. Pusaka Sejarah dan Budaya Fakta bahwa Taman Putroe Phang adalah artefak pusaka peninggalan istana Sultan Iskandar Muda menjadi pertimbangan nomor satu dalam pengembangan Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini. Eksistensi Pintoe Khop pada lokasi orisinalnya - (walaupun hari ini terisolasi daiatas sebuah pulau buatan akibat pelebaran badan sungai dan pengembangan menjadi danau) mencerminkan otentisitas jelas tentang betapa pentingnya aspek kesejarahan Taman Putroe Phang.

Nuansa kesejarahan sebuah taman dan keanekaragaman flora masa lampau harus dilestarikan dan diperkaya dalam pengembangan tahap akhir Taman Putroe Phang. Ikon budaya dalam bentuk Pintoe Khop memberikan fokus utama bagi interpretasi kebudayaan dan hubungan nyata kepada sejarah Banda Aceh masa lalu. Walaupun sekarang Gunongan terpisah dari Pintoe Khop oleh jalan raya, namun kedekatan dua buah pusaka sejarah dan budaya ini harus terus dikembangkan dalam kerangka keutuhan sebuah interpretasi, termasuk juga pada kemungkinan pengembang rencana penyatuan keduanya secara fisik dimana memungkinkan. 3. Kendala Lahan Lahan Putroe Phang memiliki beberapa aspek kendala yang dapat mempengaruhi pengembangan penuh dimasa mendatang. Kendala yang paling pokok adalah banjir dan perubahan ketinggian permukaan air di danau. Danau - dalam arti badan sungai yang dilebarkan - sangat dipengaruhi oleh musim, pasang surut air laut, dan hujan yang menyebabkan turun/naik permukaan air danau. Hal inilah yang menyebabkan terbatasnya peluan untuk menggunakan sungai atau danau bagi kegiatan rekreasi air layaknya sebuah taman dengan sungai sebagai elemen utamanya. Sebagai tambahan, ketiadaan sarana penyaring sampah terapung serta kelemahan arus sungai meningkatkan terjadinya penumpukan sampah dan penampakan dasar sungai yang berlumpur dan penuh sampah. Tama Putroe Phang telah lama diketahui mengalami banjir sebagai akibat perubahan cuaca dan curah hujan. Hal ini tentu akan terus berlanjut hingga pada saatnya nanti terbangun sistim perlindungan daerah aliran sungai dan strategi pengendalian banjir telah dibangun dan dikembangkan. Sehingga Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan ini harus mempertimbangkan faktor pengendalian banjir serta mencegah dampak banjir semakin besar bagi kelangsungan Taman Putroe Phang. 4. Erosi Tepi SungaiWalau tepi sungai atau danau telah dibangunkan turap batu dan beton, tetapi tampak nyata dilapangan bahwa beberapa bagian dari tepi sungai ini telah mengalami kerusakan, terutama bagian barat daya sungai mulai dari bagian dibawah jembatan jalan raya. Hal ini memperlihatkan bahwa arus sungai dan banjir telah merusak turap, mengalir dibelakang dinding turap hingga kehulu. Untuk itu diperlukan pengkajian ulang dampak ini sebagai bagian dari pembangunan jembatan gantung bagi pejalan kaki disisi barat Taman Putroe Phang. 5. Bangunan dan warungSaat ini terdapat sebuah rumah didalam taman pada sisi timur yang dapat menjadi kendala pada waktu nanti taman telah siap dan dibuka untuk publik. Kendala dalam hal ini adalah konflik antara pemilik rumah dengan pengunjung taman akibat tidak ada batasan dimana tanah pribadi dengan ruang publik. Biarpun di beberapa taman kota yang besar terdapat kantong pemukiman tetapi ia terpisahkan dari ruang publik. Pengembangan Taman Putroe Phang masa mendatang mengharuskan pemindahan bangunan dan warung ini, atau harus dibuat rancang ulang terhadap seluruh elemen taman..6. Tapal BatasTaman Putroe Phang dibatasi oleh tiga jalan raya pada tiga sisi, ditandai dengan pagar dan bak-bak tanaman. Tanah di sisi timur dan sepanjang sungai adalah perumahan militer dan umum. Jalan raya ini menciptakan pembatas bagi integrasi fitur-fitur sejarah yang berada disekeliling taman, seperti Gunongan, Stasiun Telpon Belanda, Taman Pemakaman Umum Belanda, dan Taman Sari.

Saat ini pagar pembatas dengan lahan disebelah timur taman terlihat kumuh dan tidak layak dipandang mata. Sehingga sangat dibutuhkan rancangan yang cermat dalam konsep perencanaan mengingat jalan setapak dan kios informasi pengunjung nantinya akan dibangun disini. 7. Masalah Kebijakan / Per UU an Masalah garis sempadan bangunan (GSB) akan mempengaruhi peletakan lokasi Bangunan Pelayanan Pengunjung yang akan ada di Taman Putroe Phang. Walau saat ini tedapat warung yang berdiri disisi utara ini, tapi peletakan fasilitas taman yang baru ini jika disesuaikan dengan UU yang berlaku, maka batas / garis sempadan bangunan akan menjorok kedalam taman hingga sepuluh (10) meter. Meskipun pada kenyataannya banyak bangunan yang melanggar GSB ini, diharapkan pembangunan fasilitas baru didalam taman akan memperoleh keringanan karena disamping bagi kepentingan publik dan non-komersial, juga karena telah sempitnya Taman Putroe Phang hari ini. P e l u a n g1. Perluasan Kurang lebih satu kavling ke timur Taman Putroe Phang terdapat Rumah Gubernur (Meuligoe). Meskipun diluar lingkup laporan peremajaan taman ini, namun diperoleh berbagai masukan dari berbagai pihak yang menginginkan perluasan taman pada kedua sisi sungai hingga menuju kompleks Rumah Gubernur. Dengan demikian perluasan Taman Putroe Phang diharapkan menjadi langkah awal mengembalikan luas lahan orisinal istana Sultan Iskandar dan memberikan Ruang Terbuka Hijau kota Banda Aceh serta menambah nilai visi pengembangan kota sungai dalam konteks water front city. 2.IntegrasiBerlokasi dipusat beberapa atraksi pusaka sejarah dan budaya termasuk Gunongan, Taman Pemakaman Umum Belanda, Stasiun Telegraf Belanda dan Taman Sari, peremajaan Taman Putroe Phang memberikan peluang untuk mengangkat kembali hubungan antar atraksi kesejarahan kota dan memberikan nilai tambah utnuk berperan sebagai pusat eksplorasi sejarah kota Banda Aceh. Pengembangan dapat dilakukan dalam berbagai cara diantaranya melalui pelayanan interpretasi yang berfokus kepada bukti sejarah budaya Islam masa lalu di Putroe Phang dan juga memberikan jangkauan yang lebih luas untuk menyelidiki pusaka sejarah dan budaya di area sekitarnya. 7. F l o r aPohon-pohon tua dan besar yang mengelilingi taman serta nuansa lingkungan alamiah yang telah tercipta, dapat menjadi dasar pengembangan lahan taman kota yang bernuansa berkelanjutan, terutama pelestarian flora khas Aceh. Dengan meningkatkan dan memeperkaya kualitas sebuah taman dengan rancangan lansekap yang indah akan meningkatkan daya tarik taman Putroe Phang sebagai pusat atraksi budaya. Taman Aceh yang ditanami dengan tanaman berbunga indah, dipadu dengan tanaman pembatas yang menawan dan tanaman langka lokal akan memberikan peluang bagi penafsiran dan pemahaman serta program pendidikan lingkungan hidup.8. Ekspresi Kebudayaan Sebagai tambahan proposal pengembangan interpretasi sejarah taman dan sejarah Islam, Taman Putroe Phang dapat pula berperan sebagai latar belakang yang logis untuk lebih memberikan penekanan konsep pelestarian pusaka sejarah dan budaya dengan cara memadukan seni dan seni pertunjukan kedalam kerangka Rencan Induk. Peluang untuk mempertunjukkan seni terbuka diseluruh bagian taman dengan konsep saling mengisi dan terkait dengan konsep dasar Rencana Induk dan Ringkasan Rancangan Taman ini.

Dari hasil percakapan dan pertemuan dengan para guru-guru dan kepala sekolah diwilayah sekitar Taman Putroe Phang lebih mendorong semangat untuk memanfaatkan taman dan memadukan fasilitas didalam taman demi kepentingan para siswa pelajar sekolah , terutama sekali pendidikan pelestarian budaya dan lingkungan hidup.

TUJUAN TAMAN, SASARAN PENGELOLAAN DAN PRINSIP-PRINSIP RANCANGANTujuan Peremajaan Taman:Tujuan-tujuan peremajaan Taman Putroe Phang diharapkan dapat memberikan kerangka dasar arahan dalam mengambil keputusan perencanaan dan pengelolaan taman.

Adapun yang menjadi tujuan Taman Putroe Phang adalah: Untuk melindungi, memelihara dan meginterpretasikan pusaka budaya Pintoe Khop dan area sekitarnya yang pernah pada suatu masa menjadi taman Sultan Iskandar Muda yang diperuntukan bagi kepentingan dan kesejahteraan penduduk Banda Aceh dan pengunjung taman dalam koridor thema sejarah Islam di Aceh pada abad ke 16; dan Untuk melestarikan dan memperkaya nuansa lingkungan hidup yang alami didalam taman bagi kepentingan rekreasi masyarakat kota Banda Aceh serta untuk memberikan sarana kegiatan ekspresi budaya penduduk dengan seluruh keluarga warga kota Banda Aceh.

Sasaran Pengelolaan: Beberapa tujuan pengelolaan Taman Putroe Phang telah direncanakan dan dikembangkan sebagai upaya memberikan kerangka dasar mencapai tujuan tersebut diatas, dan memberikan petunjuk berikut spesifikasi dan strategi untuk melindungi, mengembangkan dan menyelesaikan Taman Putroe Phang. Flora dan Hutan Kota: Melindungi pohon bersejarah, merestorasi jenis-jenis tanaman khas Aceh dan menciptakan taman yang menarik kombinasi antara taman-taman formal dengan taman-taman alamiah Sumber Daya Budaya: Mengindentifikasi & melestarikan sumber daya bersifat budaya dalam cara-cara sehingga pengunjung Taman Putroe Phang dapat menghargai dan memperoleh pemahaman yang lebih baik peranan kebudayaan dalam perkembangan sejarah Banda Aceh. Pendidikan dan Pemahaman: Menciptakan bermacam fitur pendidikan dan informasi berfokus kepada pusaka Islam di Taman Putroe Phang (Taman Ghairah), memberikan informasi kepada pengunjung taman jalinan hubungan dengan aset pusaka sejarah yang berada disekitarnya, dan menjelaskan kepada anak-anak dan remaja usia sekolah maupun dewasa pemahaman yang lebih baik yang menghargai sejarah Islam dimasa lalu serta menceritakan karakter lingkungan hidup kota Banda Aceh.Prinsip-prinsip Rancangan: Berdasarkan kepada tujuan dan sasaran peremajaan Taman Putoe Phang, maka dikembangkan prinsip-prinsip rancangan taman; yang dilengkapi pula dengan hasil beberapa dengar pendapat dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) maupun dengan dinas-dinas terkait dalam pemerintahan kota Banda Aceh sebagai petunjuk prinsip rancangan. Peremajaan Taman Putroe Phang akan menampilkan keunikan aspek kesejarahan taman dikota Banda Aceh.

Peremajaan Taman Putroe Phang akan menampilkan rancangan lansekap yang berdasarkan aspek kebudayaan serta aspek kebutuhan bagi publik. Peremajaan Taman Putroe Phang akan mendukung penetapan taman sebagai Hutan Kota dan akan memenuhi ketentuan dan persyaratan sesuai per Undang-undangan Peremajaan Taman Putroe Phang ditujukan bagi kemaslahatan seluruh keluarga, kondisi dan usia. RENCANA INDUK DAN KONSEP RANCANGANRencana Induk ini memberikan pandangan potensi pengembangan jangka panjang Taman Putroe Phang serta menyajikan berbagai elemen taman yang akan dibangun yang sesuai dengan tujuan pengelolaan dan dapat memenuhi tujuan pokok pembangunan taman. Rencana Induk menyajikan berbagai kemungkinan rancangan lahan dan memberikan ilustrasi grafis sebagai panduan karakter yang diinginkan bagi karakter Taman Putroe Phang.Rencana Induk telah pula memperhatikan masalah terkait dengan banjir, mencoba untuk menanggulangi dengan cara membuat rancangan yang ramah banjir serta bebas banjir dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dari ketergenangan air didalam taman. Lansekap permukaan tanah dirancang dengan cermat dan fokus ditujukan kepada sistim drainase bawah tanah yang akurat sehingga dapat menjadi jaminan bahwa taman kembali seperti sediakala dan siap untuk digunakan secepatnya bila banjir telah berlalu. Aspek utama lainnya dari rancangan keseluruhan adalah perancangan pintu gerbang taman yang menarik, pembangunan dua buah jembatan menyeberangi sungai, Kios Informasi Pengunjung terkait dengan informasi sejarah taman, usulan pembangunan Pusat Pelayanan Pengunjung untuk memenuhi kebutuhan pengunjung akan jasa dan fasilitas, Jalan Setapak Taman yang lebih alamiah, pembangunan-ulang Arena Bermain Anak-anak, pengembangan Area Serba Guna bagi Orang Tua sekaligus Pentas Budaya, pembangunan Taman Aceh, dan pembangunan beberapa monumen dan plaza artistik yang dapat memperkaya pengertian dan pemahaman khazanah budaya Aceh.Dalam Rencana Induk; strategi secara keseluruhan terhadap aspek lansekap Taman Putroe Phang adalah menciptakan karakter lansekap khas Aceh dengan menggunakan jenis-jenis tanaman hias lokal, penataan-ulang letak tanaman untuk menampilkan rancangan yang lansekap berirama dan alamiah dan membuka arah pandangan ke Pintoe Khop. Serta Sehingga diharapkan tercipta suatu transisi dari taman yang berkesan formal dan terpelihara dibagian selatan menuju kepada lansekap yang lebih bernuansa alamiah di bagian utara.

ELEMEN TAMAN DALAM KONSEP RENCANAPintu Gerbang, Jalan dan Pelataran ParkirPintu Gerbang Taman Putroe Phang yang baru dibangun atas dasar pemikiran untuk menciptakan kesan kedatangan disebuah taman, mempertegas visi dan misi taman, dan menampilkan kesan penyambutan kepada pengunjung. Oleh sebab itu ditampilan dalam rancangan sekelompok panel dinding berwarna putih bersih yang mengingatkan pengunjung kepada artefak sejarah Gunongan dan Pintoe Khop. Dibawah bingkai panel dinding putih ini kan ditanam bunga-bunga aneka warna. Pos Jaga akan berada ditengah-tengah untuk kepentingan pengawasan seperlunya. Diharapkan pula akan dibangun semacam portal sederhana bagi pengawasan kendaraan roda-empat dan roda-dua yang akan masuk ke Taman Putroe Phang.

Selain area Pintu Gerbang ini, maka pagar taman keseluruhan akan tetap mempertahankan pagar yang sudah ada, termasuk bak bunga, yang disarankan untuk diperbaiki dan di cat ulang warna putih. Dan khusus pada bak tanaman disarankan untuk ditanam dengan jenis tanaman yang semarak, cerah, dan berbunga sepanjang tahun. Pagar besi (BRC) yang ada sekarang juga disarankan untuk diperbaiki dan diperindah dengan logo medali Taman Putroe Phang sebagai ikon. Dalam jangka panjang disarankan untuk mengganti jenis pagar BRC ini dengan disain pagar besi bulat / solid yang lebih memberikan makna kesejarahan taman. Pelataran Parkir

Sebagaimana diilustrasikan dalam gambar dibawah ini, Pelataran Parkir masih tetap menempati lahan yang sama. Diharapkan material yang digunakan sebagai permukaan pelataran adalah paving block atau aspal, tergantung ketersediaan bahan ini.

Jika terdapat beberapa pohon yang ada menghalangi terbangunnya Pelataran Parkir sebagaimana disain kehendaki, maka pohon-pohon ini mesti diselamatkan dengan cara mengurangi lahan parkir untuk beberapa kendaraan. Parkir kendaraan roda dua dapat dikembangkan pada sisi kanan atas bundaran pada bagian timur pelataran parkir.Jalan Setapak bagi pejalan kaki dirancang sejak pintu gerbang utama hingga menuju Kios Informasi Pengunjung dan Taman Khas Aceh di sebelah utara..

Hamparan Sungai Berbatuan (Dry Creek)Ilustrasi dibawah ini adalah proposal pembangunan Sungai Berbatuan sebagai fitur drainase utama taman dalam upaya membantu mengalirkan kembali air yang berasal dari banjir untuk mengalir kembali kedalam sungai. Sungai Berbatuan ini sesungguhnya sebuah simulasi fungsi sungai-sungai kecil dalam sistim hidrologi yang lebih besar. Rancangan yang dibuat sedemikian alami adalah untuk menghindari pembuatan tanggul beton yang kaku sebagai saluran irigasi. Bentuk Sungai Batu mesti tidak beraturan dan disisipi tanaman penutup tanah berbunga dibeberapa lokasi sehingga tampak seolah terdapat sungai kecil yang mengalir didalam taman.

Untuk mempercepat drainase kedalam tanah digunakan saluran pembuangan dan pipa drainase bawah tanah didalam rancangan drainase taman. Detail daripada rancangan drainase ini tampak seperti gambar penampang dibawah ini:

Gambar Potongan SkematisPintoe Khop dan Taman sekitarnya.Area disekitar Pintoe Khop adalah pulau buatan yang dibentuk dari penggalian dan pemisahan dari tepi sungai asli hingga terbentuk semacam telaga. Dalam kajian akan adanya keinginan para ahli sejarah untuk menyatukan kembali Pintoe Khop dengan daratan seperti masa lalu, maka sangat disesalkan bahwa batasan waktu tidak memungkinkan, terutama untuk konsultasi rinci dan riset untuk memenuhi opsi sejarawan. Namun, disarankan opsi ini untuk dikaji lebih lanjut, meneliti alasan perubahan masa lalu, otentikasi situs dan lingkungan sekitarnya, untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih obyektif terhadap opsi penyatuan kembali Pintoe Khop dengan daratan. Rancangan dasar terhadap area dimana Pintoe Khop berdiri beserta lahan sekitarnya meberi penekanan yang kuat kepada upaya intuk mengangkat mengangkat monumen Pintoe Khop sebagai pusat perhatian utama (focal point) Taman Putroe Phang. Monumen dan lahan sekitarnya hari ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan dan membutuhkan perbaikan dan pengembangan ulang. Masalah dan pertimbangan rancangan tersebut antara lain adalah:

Pot dan bank bunga yang mengelilingi monumen perlu perbaikan dan penanaman-ulang dengan jenis-jenis tanaman rendah, rapat dan menarik. Terali yang menjadi pagar pulau kecil dimana monumen berdiri sudah dalam keadaan rusak dan berkarat serta tidak aman, sehingga membutuhkan perbaikan. Bagian interior Pintoe Khop ditumbuhi tanaman liar dan pelataran sekitar monumen ini perlu perbaikan dengan menggunakan paving block disekelilingnya. Jembatan menuju pulau kecil Pintoe Khop tidak memilliki terali sebagai pegangan dan tidak dapat dilalui oleh kursi roda. Jembatan kecil mesti diganti dengan jembatan alternatif yang dapat dilalui oleh penyandang cacat. Monumen Pintoe Khop hari ini tampak miring kearah utara yang memerlukan tindakan investigasi penyebab kemiringan dan perbaikan yang sempurna dimasa mendatan. Daripada petunjuk keretakan dan lubang-lubang yang terlihat mata, dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa monumen Pintoe Khop memerlukan perbaikan sebelum kerusakan yang lebih besar terjadi. Pembersihan monumen, pencabutan tanaman liar dan kotoran, serta pengectan-ulang harius dijadwalkan sebagai pekerjaan pemeliharaan ruitin taman Putroe Phang. Drainase disekitar pondasi monumen juga harus diperbaiki dan ditingkatkan, terutama peningkatan fungsi drainase pada saat musim dan setelah musim penghujan. Sisitim tata lampu pada malam hari mesti menjadi pertimbangan Papan Interpretasi monumen harus ditempatkan pada ketinggian yang mudah dibaca pengunjung berikut penjelasan asal-usul, sejarah dan latar belakang Pintoe Khop sebagai salah satu elemen taman yang bermanfaat dibanding dengan Papan Nama Pintoe Khop saat ini. Pintoe Khop adalah pusat perhatian bagi pengunjung Taman Putroe Phang. Salah satu ikon monumen pusaka sejarah Aceh yang sangat berkesan dan langka yang seyogyanya harus dipelihara dengan baik sehingga pembangunan dan pengembangan taman Putroe Phang dimasa mendatang berpegang teguh pada prinsip-prinsip pelestarian pusaka sejarah (heritage) dan budaya Aceh ini. Lahan disekitar monumen mesti mendapat perhatian dan prioritas utama dalam pekerjaan restorasi, termasuk detail tanaman, tata lampu, papan petunjuk / informasi serta lansekap secara keseluruhan.

Kios Informasi PengunjungTerletak bersebelahan dengan pelataran parkir, Kios Informasi Pengunjung adalah fasilitas pusat informasi bagi pengunjung taman Putroe Phang akan sejarah dan kebudayaan Islam Aceh masa lalu dalam tampilan teks dan grafis. Meskipun Pusat Pengunjung Utama (Primary Visitor Services) baru direncanakan dibangun di bagian utara taman, pendapat publik menyarankan agar pada Kios Informasi Pengunjung ini disediakan fasiltas kamar mandi.

Rancangan Skematis Interior Kios InformasiKonsep Tampilan InteriorDalam rangka memberikan pengetahuan kepada pengunjung terhadap pemahaman pusaka budaya Islam masa lalu, maka Kios Informasi direncanakan menampilkan tinjauan karakter alam dan sejarah wilayah Aceh keseluruhan dan atraksi yang terkait. Pemilihan tema dan interpretasi topik-topik dibawah ini hanya sebagai petunjuk membantu mengilustrasikan nilai-nilai umum dan pesan-pesan dari masa lalu bagi generasi masa kini dalam aspek kesejarahan dan aspek lingkungan yang penting dari dan untuk taman Putroe Phang.Kerangka Umum Tema InterpretasiKios Informasi PengunjungI. Pusaka Budaya:Asal-usul Islam - Lokasi Aceh dalam jalur pelayaran dunia - Perdagangan antara Arab, China dan India - Pelaut, pedagang, pengelanana Muslim dan ikatan kekeluagraan Islam terhadap Aceh

Lahirnya Kerajaan-kerajaan Islam -Peureulak, Aceh Timur -Samudra Pasai - Jeumpa, Samudra dan Tanah Datar -Pedier (Pidie)

-Jaya,-Lingge, -Daya

-Acheh Dar Al-Salam

Kebangkitan Aceh Darussalam dan Masa Sultan Iskandar Muda -Kedatangan Portugis

-Konsolidasi kerajaan-kerajaan kecil -Pusat Sekolar Asia Tenggara -Perluasan Teritori Aceh dan Penaklukan Pahang, MalaysiaKompleks Istana (Dalam) Kesultanan -Peta-peta, sketsa, atau model yang pernah ada di istana dan asalnya. -HUbungan antara hari ini dengan peta-peta sejarah dan areal fotografi sekarang. -Sisa-sisa peninggalan kerajaan; Taman Ghairah, Gunongan, dan Menara Permata.Pintu Khop Taman Sari Gunongan - Pintu Biram Indrabangsa (Gods Pearl Door) Pintu Gerbang antara Istana dengan Taman Ghairah

- Material dan konstruksi

- Unsur dekorasi, ukuran dan deskripsi rinci.

- Deskripsi Taman pada masa Sultan Iskandar Muda

Exhibit Concept

II. Orientasi dan Informasi UmumPohon dan Bunga Taman Putroe Phang -Pohon-pohon pusaka -Tanaman Berbunga Lokal yang unik -Pohon-pohon besar Lokal yang unik -Anggrek-anggrekOrientasi Taman Putroe Phang dan Situs disekitar -Peta-peta dan diagram atraksi yang telah ada. -Foto Aerial Kota Banda Aceh dan taman-taman disekitar -Tur Jalan Kaki (Heritage Sites Walking Tour) Fitur-fitur Interpretasi LuarKeinginan untuk memfokuskan aspek pusaka sejarah situs purbakala yang bernilai ini, membuka peluang sekaligus untuk mengangkat latar belakang budaya dan sejarah melalui fitur-fitur taman yang bernuansa interpretasi artistik. Walau Rencana Induk ini mengkedepankan beberapa konsep namun sangat diharapkan seniman lokal dapat lebih mengaktualisasikan gagasan-gagasan ini atau ide-ide lain sebagai ekspresi interpretasi daripada tema budaya atau kearifan lokal.

Plaza Laskar Sultan

Fitur interpretasi ini dapat menjelaskan penggunaan taman oleh laskar Sultan Iskandar Muda. Panel-panel akan berisikan kisah sejarah laskar diabad 16.

The Rice HarvestFitur interpretasi ini sebagai simbolisasi peran padi dan perayaan panen dalam sejarah Aceh. The WatergateFitur ini akan menceritakan sejarah sawah raja serta pentingnya peran irigasi dan mekanisme adat istiadat lokal dalam pengawasan pertanian dan budidaya sawah

WaterAdalah darah kehidupan komunitas manusia. Fitur ini mengambil suasana asri perkampungan dengan seorang ibu yang sedang mencuci disungai ditemani sang anak terkasih. Pedestrian BridgesJembatan Gantung bagi pejalan kaki di Taman Putroe Phang pada saat ini dalam kondisi tidak aman dan rusak. Lokasi kedua buah jembatan ini sudah sesuai dan penggantian dengan jembatan baru sudah selayaknya diberikan kepada taman ini. Jembatan gantung telah menjadi ciri khas masyarakat Aceh dipedesaan, dan jembatan baru yang akan dibangun akan mengikuti rancangan sesuai standard lokal. Konsep jembatan adalah memperkaya elemen tiang pendukung utama, dan juga perancangan fitur pegangan memakai detail etnik untuk mengingatkan taman sebagai pusaka sejarah.

Engineers rendering of proposed bridge

Visitor Services Building

The master plan envisions the development of a Visitor Services Building to be located on the northeastern portion of the site.. The location here provides a secondary access for people entering the site from the north. This facility would provide for the basic visitor service needs such as food services, washrooms, prayer room, mothers area, a general gathering area and potentially a classroom space for heritage and environmental out reach classes.

The plan proposes moving the stand alone greenhouse currently located near the Pintoe Khop (and somewhat impacting the historical surroundings of the monument) to be annexed to the Visitor Service Building. This would allow for greater security, informational activities to include visitor appreciation of the orchids, integration with the out reach program and the possibly of on-site sales if it is desired.

There are several large trees in the area of the proposed building. These trees are to be preserved by adjusting the building to fit around or away from the trees. Current setback requirements (from the roadway) may solve this issue, however, in no way should the development of this facility encroach or impact on the area around the Pinto Khop. The design expression of this building should be in keeping with the garden and natural setting of the park. The plan envisions a light structure, open and likely multi-level and rooms designed as multi-purpose as possible. The overall design features of the Information Kiosk, the pergola and this building should exhibit a common vernacular.

Public Recreation and Childrens Play AreaThe existing childrens play area is to be redeveloped with new equipment. The area is proposed to be developed with a variety of age groups in mind with clusters of equipment moving form serving pre-school children to youth. Located in the same general area as the previous play area the new area will be raise to avoid all but the most severe floods and have a fall surface compatible with international safety standards and designed to provide adequate drainage. Surrounding and integrated with the area will be benches for parents and bale-bale shelters for family outings.

Bale bale A place for families to rest during the activities of the day, this small family shelter provides social and picnic opportunities.

Seniors Area/Amphitheater/Pergola

An area an the south side of the river not far from the parking area is proposed as a multi-purpose area directed toward utilization by seniors and cultural events.

This area provides and opportunity for seniors and others to take in the sun; socialize and exercise together. The pergola serves as a focal point to sit and watch the activity on the pond, to view the monument and to have quiet conversations.

A similar facility as it appears in a park in south central China

The pergola as presented may also be utilized as a back drop for small cultural events such as traditional dance performances. The back side of the pergola could be draped with a colorful cloth to provide a back ground to the performance while the pergola itself could be used as the backstage or preparatory area. The amphitheater provides the seating area. In addition to small cultural events the area may be utilized as an outdoor classroom for school out reach programs or guided tour activities.

The raised area forming the amphitheatre is to be appropriately landscaped with an attractive ground cover and framed by flowering plants and shrubs. Wayfinding and SignageOften overlooked at the planning and construction stage park signage is an important part of the overall park presentation. First impressions impact the visitors total experience. Signs for direction and information will need to reflect the quality of the message, through attention to detail, materials and local aesthetics. The following design concepts provide a guide as to a possible approach to developing a signage program for Putroe Phang Park.

Information panel/Interpretive panel Possible site sign

KESIMPULANRencana dan Rancangan Induk ini hanyalah sebuah langkah awal dalam pembangunan dan peremajaan Taman Putroe Phang. Dibutuhkan gambar-gambar detail teknik, perkiraan konstruksi, dan jadwal pemeliharaan taman yang berkelanjutan menjadi faktor pendukung demi tercapainya visi peremajaan Taman Putroe Phang. Bagian-bagian tertentu dari rencana ini sedang dan telah dilakukan oleh berbagai dinas. DKP mengkaji standard pemeliharaan taman pada level yang dapat menjamin kesinambungan keindahan fisik dan kelestarian warisan budaya rakyat Aceh. Rencana Pemeliharaan, pentahapan pembangunan dan pembiayaan, serta rincian komponen Tafsiran Budaya seyogyanya akan melengkapi Rencana dan Rancangan Induk Taman Putroe Phang ini dimasa depan. Putroe Phang ParkMaster Plan and Design Brief for redevelopment

Acknowledgements Basile Gilbert, Country Program Manager FCM

Louise Morris, Senior Municipal FCM

Pascal Lavoie, Project Officer FCM

Technical Team:

Jim Allison, City of Calgary (Ret.) Planning Lead

Benjamin Ishak, Landscape Architect, Jakarta

Pam Meunier, City of Calgary Public Participation

Jadwiga Kroman, City of Calgary, Bridge Concept

Don Smith, Design Consultant, Phoenix Consultancy

Kenny Lim, Landscape Architect, Lim Associates City of Banda Aceh

Mayor Ir. Mawardy Nurdin M.Eng

SEKDA Drs. H. T. Saifuddin TA M.Si

Construction Management Committee

1. Ir. T. Buchari Budiman, M.Si Kepala DInas Tata Kota dan Pemukiman (Head of City Planning and Housing)

2. Ir. Zachruddin M.Si - Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Sumber Daya Air (Head of Road Infrastructure and Water Resources Department)

3. Ir. T. Iwan Kesuma Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (Head of Sanitation and Park department)

4. Ir. Bahagia Dipl. SE Kepala BAPPEDA (Head of Planning and Development Agency)

5. Drs. Tarmizi Kepala BAPEDALDA (Head of Controlling Agency)

6. Drs. Amiruddin Thahir Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota (Head of Cultural and Tourism)

7. Drs. Ramli Rasyid, M.Si., M.Pd Kepala Dinas Pendidikan (Head of Education Department)

Dinas Kebersihan dan Pertamanan:Abdul Muthalib Acmad

Mirzayanto

Saiful Azhar

Rilla

Ir. Rizal

Syafril

Bas Rizal

Kios dirancang sedemikian rupa sehingga bagian interior mampu menampilkan produk eksibisi dan tampilan interpretasi grafis didinding. DIhalaman berikut dapat dilihat kerangka garis besar perkembangan awal Islam di Aceh bagi informasi dan engetahuan pengunjung taman.

Panel Pesan Interpretasi

Relief Masa Panen Padi