RENCANA IMPLEMENTASI PP NO. 57/2016 DAN …. ASPEKPIR sofyan... · peta sebaran gambut riau...
Transcript of RENCANA IMPLEMENTASI PP NO. 57/2016 DAN …. ASPEKPIR sofyan... · peta sebaran gambut riau...
RENCANA IMPLEMENTASI PP NO. 57/2016
DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEKEBUN
KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI RIAU
Oleh :
Aspekpir Riau
Pekanbaru
2017
KAB. ROKAN HULU
Luas : 722.977,68 Ha
Adm : 16 Kec,153 Kel/Desa
Jmlh Pddk : 592.278 Jiwa
KAB. KAMPAR
Luas : 1.092.819,71 Ha
Adm : 21 Kec, 245 Kel/Desa
Jmlh Pddk :793.005 Jiwa
KOTA PEKANBARU
Luas : 63.300,86 Ha
Adm :12 KEC, 58 Kel/Desa,
Jmlh Pddk : 1.038.118 Jiwa
KAB. KUANSING
Luas : 520.216,13 Ha
Adm :15 Kec,229 Kel/Desa,
Jlmh Pddk : 314.276 Jiwa
KAB. INDRAGIRI HULU
Luas : 767.626,66 Ha
Adm : 14 Kec,194 Kel/Desa
Jlmh Pddk : 409.431 Jiwa
KAB. ROKAN HILIR
Luas : 896.142,93 Ha
Adm : 30 Pulau, 18 Kec 193 Kel/Desa
Jlmh Pddk : 644.680 Jiwa
KOTA DUMAI
Luas : 203.900,00 Ha
Adm : 7 Kec, 33 Kel/Desa
Jmlh Pddk : 285.967 Jiwa
KAB. BENGKALIS
Luas : 843.720,05 Ha
Adm : 4 Pulau,8 Kec,155 Kel/Desa
Jmlh Pddk : 543.987 Jiwa,
KAB. SIAK
Luas : 823.357,00 Ha
Adm : 1 Pulau, 14 Kec, 131 Kel/Desa
Jmlh Pddk : 440.841 Jiwa
KAB. KEP. MERANTI
Luas : 360.703,00 Ha
Adm : 9 Pulau, 9 Kec, 101 kel/Desa
Jmlh Pddk : 181.095 Jiwa,
KAB. INDRAGIRI HILIR
Luas : 1.379.837,12 Ha
Adm : 32 Pulau, 20 KEC, 236 Kel/Desa
Jmlh Pddk : 703.734 Jiwa
KAB. PELALAWAN
Luas :1.240.413,95 Ha
Adm :12 Kec,118 Kel/Desa
Jmlh Pddk : 396.990 Jiwa
Luas Wilayah : 107.931,71
KM2
Daratan : 86.411,90
Km2
Lautan : 21.478,81
Km2
Pjg Garis Pantai : 2.078,15 Km
ADMINISTRATIF : 2 Kota
10 Kabupaten
164 Kecamatan
1.836 Desa /
Kelurahan
JUMLAH PENDUDUK
(2016) : 6.501.000 JIWA
LAKI-LAKI : 3.336.900
JIWA
PEREMPUAN : 3.164.100
JIWA
Sumber : BPS. data : Juni
2015
Data Luas Sebaran Indikatif Ekosistem Gambutdi Provinsi Riau
No Ketebalan Jenis Gambut Luas (ha)1 Sangat Dangkal (TMB) Hemists/Saprists
45.7112 Hemist/Mineral 28.0953 Saprist/Hemist 11.754Sub Total 85.5604 Dangkal Fibrists/Saprists 4.0705 Hemists/Saprists 442.5086 Hemist/Mineral 54.2187 Saprist/Hemist 39.7668 Saprist/Mineral 32.876Sub Total 573.4389 Sedang Hemists/Saprists 668.93510 Hemist/Mineral 3.32211 Saprist 26.65212 Saprist/Hemist 173.94213 Saprist/Mineral 79.206Sub Total 952.05714 Dalam Hemists/Saprists 328.65615 Saprist 1.31416 Saprist/Hemist 497.476Sub Total 827.44617 Sangat Dalam Hemists/Saprists
635.22818 Saprist/Hemist 969.872Sub Total 1.605.200Grand Total 4.043.601
PETA SEBARAN GAMBUT RIAU(Wetland International 2004)
PERKEBUNAN RAKYAT
1.354.502 Ha
56 %
PERUSAHAAN BESAR
SWASTA
985.188 Ha
40,5 %
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
84.854 Ha
3,5 %
LUAS KEBUN KELAPA SAWIT (2014)2.422.544 HEKTAR
STATUS KEPEMILIKAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
No Perusahaan/Lokasi Plasma Luas (ha) Pekebun (kk)
I. PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V
1. PIR-SUS I Sei Tapung
2. PIR-SUS II ADB S.Buatan I
3. PIR-SUS LUBUK DALAM
4. PIR- SUS II BAGAN SINEMBAH
5. PIR-LOK BAGAN BATU
6. PIR-ADB I SEI GALUH
7. PIR-ADB II SEI GARO
8. PIR-TRANS SEI INTAN
9. PIR-TRANS SEI PAGAR
5.000
9.500
5.500
5.988
4.704
8.000
5.974
6.000
6.000
2.500
4.750
2.750
2.996
2.352
4.000
2.937
3.000
3.000
Jumlah I 56.666 28.333
II. PT. PERKEBUNAN SWASTA NASIONAL
1. PIR-Trans PT. SLS Ukui
2. PIR-Trans PT. IIS Ukui
3. PIR-Trans PT. IIS Buatan
4. PIR-Trans PT. BSP Sorek
5. PIR-Trans PT. WSN Sei Jakai
6. PIR-Trans PT. RJP Petapahan
7. PIR-Trans PT. Rm.Dt Kt.Bangun
8. PIR-Trans PT. Buana Wira Lestar Sikijang
9. PIR-Trans PT. Regunas Agri Utama Peranap
10. PIR-Trans PT. PIS Kota Tengah
8.000
13.322
11.200
5.300
8.800
7.710
260
6.692
8.100
8.164
4.000
6.661
5.600
2.650
4.400
3.855
130
3.346
4.050
4.082
Jumlah II 77.548 38.774
Jumlah I + II 134.214 67.107
LUAS KEBUN SAWIT PIRBUN DAN JUMLAH PEKEBUN DI PROVINSI RIAU
NO PERUSAHAAN MITRALOKASI KEBUN
LUAS
KEBUNPEKEBUN
( KABUPATEN ) ( HA ) ( KK )
1 PT. PEPUTRA MASTERINDO Kampar 10,628 5,314
2 PT.PEPUTRA SUPRA JAYA Pelalawan 7,309 3,654
3 PT. ADITYA PALMA NUSANTARA Rokan Hulu 5,000 2,500
4 PT. PADASA ENAM UTAMA Rohul/Kampar 1,500 750
5 PT. TASMA PUJA Kampar 3,000 1,500
6 PT. KEBUN PANTAI RAJA Kampar/Kuansing 9,500 4,625
7 PT. MEGA NUSA INTI SAWIT Indragiri Hulu 14,000 7,000
8 PT. TRI BAKTI SARI MAS Kuantan Singingi 10,000 5,000
9 PT. JOHAN SENTOSA Kampar 1,000 500
10 PT. SUBUR ARUM MAKMUR Kampar 200 100
11 PT. MITRA UNGGUL PUSAKA Kampar 2,000 1,000
12 PTP NUSANTARA V Kampar 2,475 1,237
LUAS KEBUN SAWIT PIR KKPA DAN PEKEBUN DI PROVINSI RIAU
NO PERUSAHAAN MITRALOKASIKEBUN
LUAS
KEBUNPEKEBUN
( KABUPATEN ) ( HA ) ( KK )
PTP NUSANTARA V Indragiri Hulu 525 263
PTP NUSANTARA V Kuantan Singingi 600 300
PTP NUSANTARA V Rokan Hulu 1,200 600
13 PT. SEKAR BUM I ALAM LESTARI Kampar 1,500 750
14 PT. MUSIM MAS Pelalawan 638 319
15 PT. GANDAERAH HENDANA Pelalawan 4,400 2,200
16 PT. EKA DURA INDONESIA Rokan Hulu 3,500 1,750
17 PT. CITRA RIAU SARANA Kuantan Singingi 10,000 5,000
18 PT. JATIM JAYA Rokan Hilir 15,000 7,500
19 PT. SURYA AGROLIKA REKSA Kuantan Singingi 5,532 2,766
20 PT. RAMAJAYA PRAMUKTI Kampar 2,000 1,000
NO PERUSAHAAN MITRALOKASIKEBUN
LUAS
KEBUNPEKEBUN
( KABUPATEN ) ( HA ) ( KK )
21 PT. SINDORA SERAYA Rokan Hilir 1,590 795
22 PT. INTI INDOSAWIT SUBUR Indragiri Hulu 3,500 1,750
23 PT. SARI LEMBAH SUBUR Pelalawan 3,050 1,525
24 PT. ADEI PLANTATION Pelalawan 850 425
25 PT. KIMIA TIRTA UTAMA Siak 2,700 1,350
26 PT. SURYA INTISARI RAYA Siak 1,250 625
27 PT. PERDANA INTI SAWIT Rokan Hulu 1,130 565
28 PT. PANCA SURYA AGRINDO Rokan Hulu 2,700 1,350
29 PT. ARINDO SEJAHTERA Kampar 1,000 500
JUMLAH 129,277 64,513
NO KABUPATEN/KOTA
LUAS PENGGUNAAN PADA LAHAN GAMBUT (Ha)
TOTALAREA LINDUNG AREA BUDIDAYA
BERIZINTIDAK
BERIZIN *)JUMLAH BERIZIN
TIDAK
BERIZINA *)JUMLAH
1 BENGKALIS 2,347.43 18,692.25 21,039.68 30,759.23 173,790.00 204,549.23 225,588.91
2 DUMAI 74.05 3,341.61 3,415.66 - 45,916.64 45,916.64 49,332.30
3 INDRAGIRI HILIR 48,756.97 52,373.98 101,130.95 139,210.00 351,093.09 490,303.09 591,434.04
4 INDRAGIRI HULU 1,358.90 628.11 1,987.01 24,429.83 19,801.70 44,231.53 46,218.54
5 KAMPAR 7,332.57 12,453.87 19,786.44 82,036.13 125,884.73 207,920.86 227,707.30
6 KEPULAUAN
MERANTI
- 20,434.52 0,434.52 - 79,581.52 79,581.52 100,016.04
7 PEKANBARU - - - 6,421.36 30,501.77 36,923.13 36,923.13
8 PELALAWAN 9,498.09 3,380.15 12,878.24 50,403.25 70,531.79 120,935.04 133,813.28
9 ROKAN HILIR 6,402.90 45,632.90 52,035.80 56,634.11 248,383.42 305,017.53 357,053.33
10 ROKAN HULU 2,691.11 2,354.11 5,045.22 9,694.30 15,125.98 24,820.28 29,865.50
11 SIAK 14,148.21 24,108.13 38,256.34 69,525.38 131,682.74 201,208.12 239,464.46
12 KUANTAN SINGINGI - - - - - - -
Total 92,610.23 183,399.63 276,009.86 469,113.59 1,292,293.38 1,761,406.97 2,037,416.83
Adalah sisa-sisa bahan organik yang terakumulasi selama ratusan tahun,
bahkan ribuan tahun pada rawa yang terdekomposisi secara tidak sempurna
karena selalu jenuh air dengan ketebalan 50 cm atau lebih.
LAHAN GAMBUT
POTENSI DAN MANFAAT LAHAN GAMBUT
• Sumber pendapatan keluarga
• Penghasil devisa negara
• Sumber kayu, getah dan ikan
• Cadangan air
• Penambat dan penyimpan karbon
• Potensi wisata
• Pendidikan dan Penelitian
FAKTOR PEMBATAS LAHAN GAMBUT
• Kondisi selalu tergenang
• PH rendah (3,5 – 4,5)
• Miskin hara
• Mudah kering/terbakar
• Penurunan permukaan tanah
• Daya sangga tanah rendah
• Tingkat kematangan gambut (saprik, hemik, fibrik)
GAMBUT PILIHAN TERAKHIR
• Keterbatasan lahan berpotensi tinggi untuk kelapa sawit
• Jumlah penduduk yang semakin bertambah dan kebutuhan lahan yang semakin tinggi
• Produktivitas di lahan gambut sama dengan lahan mineral kelas 3 apabila tata airnya dikelola dengan baik dan menerapkan GAP
PERMASALAHAN IMPLEMENTASI PP NO. 57 TAHUN 2016 DAN TURUNANNYA
1. Untuk memanfaatkan ekosistem gambut dengan fungsi budidaya wajib memiliki izin lingkungan dari Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya. Hal ini terlalu protektif untuk pekebun kecil (perkebunan rakyat) dan bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945
2. Sebagian besar pekebun belum tahu dan mengerti adanya larangan membuka lahan gambut dengan ketebalan > 3 m yang saat ini berfungsi lindung
3. Dari data perizinan perkebunan pada KHG di Provinsi Riau yang tidak berizin seluas 1.292.293,36 Ha dan diperkirakan termasuk pekebun kecil (rakyat), PIRBUN dan PIR KKPA
4. Masyarakat belum tahu apakah kebun kelapa sawit mereka masuk ke dalam kawasan fungsi ekosistem gambut atau bukan
5. Ekosistem gambut dengan fungsi budidaya di nyatakan rusak apabila muka air tanah pada saluran drainase yang dibangun > 0,4 m dibawah permukaan gambut. Dalam prakteknya dilapangan (masyarakat), yang terbaik untuk pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit berkisar antara 50–75 cm (lihat Lim -2006- dalam Sugiyono -2015-). Pengalaman PT. Socfindo mengelola kebun kelapa sawit di lahan gambut Negeri Lama Kab. Labuhan Batu, Sumatera Utara, dengan pengelolaan tata air yang baik (60-70 cm) dapat menghasilkan 27-29 ton TBS/Ha/tahun
Adalah untuk mencapai produktivitas optimum kelapa sawit sekaligus untuk perlindungan gambut
GAMBUT
PENGELOLAAN TATA AIR
Tujuan:
1. Mengurangi kelebihan air
2. Mempertahankan kedalaman muka air tanah optimum untuk pertumbuhan dan produktivitas (40 – 60 cm piezometer)
3. Mengurangi penurunan permukaan tanah dan emisi karbon
4. Mencegah kekeringan gambut (pada musim kemarau)
5. Mencegah kebakaran gambut
6. Demikian juga hasil kajian Tim Peneliti PPKS Medan, pertumbuhan dan produktivitas kelapa sawit optimum pada kedalaman muka air tanah 40–60 cm (piezometer)
7. Jika dipaksakan muka air tanah harus < 0,4 m seperti yang dilaksanakan di perkebunan PT. TH. Indoplantation (lihat di foto-foto) sangat membutuhkan biaya yang besar. Dan pada kenyataannya tinggi muka air tanah di saluran utama, saluran cabang dan saluran tersier berbeda-beda (40 – 80 cm), karena sifat kapileritas tanah. Dan ini tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh pelaku usaha perkebunan rakyat.
8. Pada Pasal 22 Permen LHK No. P.14/2017 dinyatakan bahwa apabila kegiatannya atau areal kebunnya seluas ≥ 40%, ditetapkan menjadi ekosistem gambut dengan fungsi lindung dapat mengajukan lahan usaha pengganti (land swap) kepada pemerintah. Masalahnya saat ini apakah masih ada lahan pengganti? Dan berapa jarak tempuh dari domisili pekebun?
9. Pengukuran muka air tanah dengan cara manual, berdasarkan pasal 6 ayat (2) Permen LHK No. P.15/2017 paling sedikit 1 x 2 minggu. Kemudian pada pasal 7 pada titik pantauan (piezometer) harus dilengkapi dengan alat pengukur hujan dan pengamatannya dilakukan setiap hari serta informasi lainnya tentang penggunaan lahan seperti kondisi drainase, keberadaan flora dan fauna, dll. Hal ini tak mungkin dilaksanakan oleh pekebun yang rata-rata SDMnya masih rendah.
0
5
10
15
20
25
30
+25-25 25-50 50-75 75-100 >100
FF
B (
mt.
ha
-1.y
ea
r-1)
Water level from peat surface (cm)
FFB YIELDS (1998 PLANTING) IN RELATION TO WATER LEVEL IN AN ESTATE ON DEEP PEAT AT RIAU, SUMATRA.
• Sumber : Lim (2006)
BENDUNGAN ATAU SEKAT KANAL
WATER GATE(ALAT KONTROL TINGGI
PERMUKAAN AIR DI SALURAN)
PINTU AIR (ALAT PENGATUR TINGGI PERMUKAAN AIR DI SALURAN)
WATER PUMP(ALAT KONTROL PERMUKAAN AIR DI SALURAN)
BENDUNGAN KANAL UTAMA
DAMPAK PP NO. 57 TAHUN 2016 TERHADAP PEKEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT
1. Dari data alokasi ruang perkebunan di Provinsi Riau berdasarkan draft RTRWP seluas 3,65 juta ha, telah dimanfaatkan untuk usaha berbagai komoditi perkebunan seluas 3,5 juta ha. Dan khusus untuk komoditi kelapa sawit mencapai 2,4 juta ha.
2. Berdasarkan data perizinan perkebunan pada KHG (Dinas LHK Riau, 2017), luas penggunaan lahan gambut pada kawasan budidaya mencapai 1.761.406,97 ha termasuk didalamnya kebun kelapa sawit rakyat
3. Apabila diasumsikan dari 1.761.406,97 ha tersebut, seluas 60% adalah kelapa sawit rakyat, maka luas kelapa sawit rakyat yang berada di kawasan KHG mencapai 60% x 1.761.406,97 ha = 1.056.844 ha
4. Jika rata-rata kepemilikan 2 ha/KK dan 1 KK terdiri dari 4 orang, maka ada sekitar (1.056.844 : 2) x 4 orang = 2.113.688 orang yang secara langsung menggantungkan hidupnya dari kebun kelapa sawit atau sekitar 32,5% dari jumlah penduduk Provinsi Riau yang berjumlah 6.501.000 jiwa yang akan kehilangan atau menurunnya pendapatan mereka dari usaha kelapa sawit.
5. Menurunnya atau hilangnya pendapatan berdampak kepada menurunnya daya beli masyarakat pekebun, yang pada gilirannya mengakibatkan lesunya perekonomian disentra-sentra perkebunan kelapa sawit lokal.
6. Dampak lainnya, berkurangnya atau hilangnya kesempatan kerja, timbulnya konflik sosial sengketa lahan, dll di subsektor perkebunan dan meningkatnya jumlah pengangguran akibat terhentinya perluasan dan pengembangan kelapa sawit.
7. Dampak tidak langsung adalah bertambahnya jumlah orang miskin serta lesunya sektor usaha kecil dan menengah (sepinya pasar, mal, dan supermarket)
Tanpa kelapa sawit Dampak kelapa sawit
DAMPAK PEMBANGUNAN KELAPA SAWIT