Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

59
1 makalah PENYAKIT TUBERCOLOSIS (TB) (Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar III) OLEH KELOMPOK V 1) Nurfatwa Islaminingtia A.Ilham (841414057) 2) Diesy Ayu Rachman (841414038) 3) Gustin Hunou (841414033) 4) Nilawati Mahadjani (841414067) 5) Dwi Rahayu Putri Alinti (841414073) 6) Wiwin Mahmud (841414082) 7) Andrea Lasapu (841414018) KELAS A JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015

description

askep

Transcript of Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

Page 1: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

1

makalah

PENYAKIT TUBERCOLOSIS (TB)

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh

Dosen mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar III)

OLEH

KELOMPOK V

1) Nurfatwa Islaminingtia A.Ilham (841414057)

2) Diesy Ayu Rachman (841414038)

3) Gustin Hunou (841414033)

4) Nilawati Mahadjani (841414067)

5) Dwi Rahayu Putri Alinti (841414073)

6) Wiwin Mahmud (841414082)

7) Andrea Lasapu (841414018)

KELAS A

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN

KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN 2015

Page 2: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“MAKALAH PENYAKIT TUBERCOLOSIS” ini tepat waktu. Makalah ini

disusun berdasarkan pembahasan-pembahasan yang kami dapatkan dari berbagai

media massa dan berbagai buku dan refenrensi.

Kami pun berterima kasih kepada :

a. Bapak Abdul Wahab Pakaya,S.Kep,Ns.MMselaku pembina kami yang

telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini;

b. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi dan masukkan-

masukkan positif.

c. Pihak-pihak lain dalam hal ini keluarga kami yang telah banyak

memberikan saran dan kritik guna kejelasan makalah ini.

Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

terutama mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo. Semoga makalah

ini mampu memberikan motivasi belajar bagi pembaca dan nilai tambah bagi para

pemakainya.

Gorontalo, 24 Mei 2015

Penyusun

Kelompok V

Page 3: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR` ..................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 4

1.1 Latar belakang ............................................................................... 4

1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 5

1.3 Tujuan ............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6

2.1 Definisi TB paru ............................................................................. 6

2.2 Manifestasi klinis TB paru ............................................................ 8

2.3 Diagnosa keperawatan................................................................. 11

2.4 Rencana keperawatan ................................................................. 11

BAB III PENUTUP .................................................................................... 55

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 55

3.2 Saran ............................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Penyakit pada sistem pernafasan merupakan masalah yang sudah umum

terjadi di masyarakat. Dan TB paru merupakan penyakit infeksi yang

menyebabkan kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas)

tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup

lama. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang

mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah.

Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian utama dan angka

kesakitan dengan urutan teratas setelah ISPA. Indonesia menduduki urutan ketiga

setelah India dan China dalam jumlah penderita TB paru di dunia.

Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk

dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian

3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini

merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan

pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara

berkembang. Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita

TB akan meningkat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995

menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah

penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua golongan

usia dan nomor I dari golongan infeksi. Antara tahun 1979-1982 telah dilakukan

survey prevalensi di 15 propinsi dengan hasil 200-400 penderita tiap 100.000

penduduk.

Diperkirakan setiap tahun 450.000 kasus baru TB dimana sekitar 1/3 penderita

terdapat disekitar puskesmas, 1/3 ditemukan di pelayanan rumah sakit/klinik

pemerintah dan swasta, praktek swasta dan sisanya belum terjangku unit

pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karena TB diperkirakan 175.000 per

Page 5: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

5

tahun.

Penyakit tuberkulosis (TB Paru) sampai saat ini masih masihmenjadi masalah

kesehatan masyarakat, dimana hasil Survai KesehatanRumah Tangga (SKRT) tahun

1995 menunjukan bahwa tuberculosismerupakan penyebab kematian ketiga setelah

penyakit kardiovaskulerdan penyakit saluran pernafasan. TB Paru juga menempati

nomor satudari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan

dilakukandengan cara penemuan dini diikuti dengan pengobatan tepat dan cukupmasa

pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat menghilangkan sumber

penularan secepatnya (Depkes RI, 2002).

1.2.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari laporan ini, yaitu :

1) Apa pengertian TB paru ?

2) Bagaimana manifestasi klinisTB paru?

3) Bagaimana diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa medis TB

paru?

4) Bagaiman intervensi keperawatan pada klien dengan diagnosa medis TB

paru ?

1.3.Tujuan

1) Agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian TB paru.

2) Agar mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinisTB paru..

3) Agar mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan pada klien

dengan diagnosa medis TB paru.

4) Agar mahasiswa mampu menjelaskan intervensi keperawatan pada klien

dengan diagnosa medis TB paru.

Page 6: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi TB Paru

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini,

dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa

mikrobakteria patogen , tetapi hanya strain bovin dan manusia yang

patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4

μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah. (Sylvia A. Price

Patofisiologi vol.2)

Tuberkolusis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

basil Mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit

saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis

masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya

mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon (Hood

Alsagaff, th 1995. hal 73).

Tuberculosis Paru adalah Penyakit infeksi yang terutama disebabkan

oleh Mycobacterium Tubercolosis, penyakit ini biasanya menyerang paru-

paru dan menyebar hampir k setiap bagian tubuh termasuk maningeal,

ginjal, tulang, dan nodus limfe (KMB Buku Saku Brunner dan Suddarath).

Menurut Price A. Sylvia (1955 : 753) Tuberculosis Paru adalah

merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

Tuberculosis.

Tuberkulosis Adalah Penyakit Menular Langsung Yang Disebabkan

Oleh Kuman TB(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian Besar Kuman TB

Menyerang Paru, Tetapi Dapat Juga Mengenai Organ Tubuh Lainnya.

Page 7: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

7

Klasifikasi TB Paru

Menurut Dep.Kes (2003), klasifikasi TB Paru dibedakan atas :

1. Berdasarkan organ yang terinvasi

- TB Paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak

termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan

dahak, TB Paru dibagi menjadi 2, yaitu :

a. TB Paru BTA Positif

Disebut TB Paru BTA (+) apabila sekurang-kurangnya 2 dari 3

spesimen dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau

1 spesimen dahak SPS positif disertai pemeriksaan radiologi paru

menunjukan gambaran TB aktif.

b. TB Paru BTA Negatif

Apabila dalam 3 pemeriksaan spesimen dahak SPS BTA negatif

dan pemeriksaan radiologi dada menunjukan gambaran TB aktif.

TB Paru dengan BTA (-) dan gambaran radiologi positif dibagi

berdasarkan tingkat keparahan, bila menunjukan keparahan

yakni kerusakan luas dianggap berat.

- TB ekstra paru yaitu tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain

selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung

(pericardium), kelenjar limfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal,

saluran kencing dan alat kelamin. TB ekstra paru dibagi berdasarkan

tingkat keparahan penyakitnya yaitu :

a. TB ekstra paru ringan yang menyerang kelenjar limfe, pleura,

tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal

b. TB ekstra paru berat seperti meningitis, pericarditis, peritonitis,

TB tulang belakang, TB saluran kencing dan alat kelamin.

Berdasarkan tipe penderita

Page 8: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

8

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan

sebelumnya.

Ada beberapa tipe penderita :

Kasus baru adalah penderita yang belum pernah diobati

dengan OAT atau sudah pernah menelan Obat Anti Tuberkulosis

(OAT) kurang dari satu bulan.Kambuh (relaps) adalah penderita TB

yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan dan telah dinyatakan

sembuh, kemudian kembali berobat dengan hasil pemeriksaan BTA

positif.Pindahan (transfer in) yaitu penderita yang sedang mendapat

pengobatan di suatu kabupaten lain kemudian pindah berobat ke

kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat

rujukan/pindah.Kasus berobat setelah lalai (default/drop out) adalah

penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan atau lebih dan

berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat.

PERBEDAAN TB ANAK DAN DEWASA

- TB anak lokasinya pada setiap bagian paru, sedangkan pada dewasa

di daerah apeks dan infra klavikuler

- Terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sedangkan pada dewasa

tanpa pembesaran kelenjar limfe regional

- Penyembuhan dengan perkapuran sedangkan pada dewasa dengan

fibrosis

- Lebih banyak terjadi penyebaran hematogen, pada dewasa jarang

2.2 Manifestasi Klinis TB Paru

Diagnosa TB berdasarkan gejala/manifestasi klinis dibagi menjadi 3,

diantaranya:

1) Gejala respiratorik

a) Batuk

Page 9: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

9

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling

sering dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak

bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

b) Batuk darah

Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak

berupa garis atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar

dalam jumlah sangat banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya

pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar

kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c) Sesak nafas

Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau

karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,

anemia dan lain-lain.

d) Nyeri dada

Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.

Gejala ini timbul1` apabila sistem persarafan di pleura terkena.

2) Gejala sistemik

a) Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore

dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama

makin panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

b) Gejala sistemik lain :

Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat

badan serta malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa

minggu-bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak

napas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala pneumonia.

Page 10: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

10

3) Gejala Tuberkulosis ekstra Paru

Tergantung pada organ yang terkena, misalnya : limfedanitis

tuberkulosa, meningitsis tuberkulosa, dan pleuritis tuberkulosa.

Gejala klinis Hemoptoe :

Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan

cara

membedakan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Batuk darah

a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan

b. Darah berbuih bercampur udara

c. Darah segar berwarna merah muda

d. Darah bersifat alkalis

e. Anemia kadang-kadang terjadi

f. Benzidin test negatif

2. Muntah darah

a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual

b. Darah bercampur sisa makanan

c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung

d. Darah bersifat asam

e. Anemia seriang terjadi

f. Benzidin test positif

3. Epistaksis

a. Darah menetes dari hidung

b. Batuk pelan kadang keluar

c. Darah berwarna merah segar

d. Darah bersifat alkalis

e. Anemia jarang terjadi

Page 11: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

11

Gejala-gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain

TBC. Oleh sebab itu orang yang datang dengan gejala diatas harus dianggap

sebagai seorang “suspek tuberkulosis” atau tersangka penderita TB, dan

perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. Selain itu,

semua kontak penderita TB Paru BTA positif dengan gejala sama, harus

diperiksa dahaknya.

2.3 Diagnosa keperawatan

1) Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (Domain 11

Keamanan/Perlindungan Kelas 2 Cedera Fisik) (00031)

2) Gangguan Pertukaran Gas (Domain 3 Eliminasi dan pertukaran

Kelas 4 Fungsi Pernafasan)(00030)

3) Hipetermia (Domain 11 Keamanan/Perlindungan Kelas 6

Termoregulasi) (00007)

4) Nyeri Akut (Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik)

(00132)

5) Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh

(Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan) (00002)

6) Ansietas (Domain 9 Koping/Toleransi Stress Kelas 2 Respons

Koping) (00146)

7) Defisiensi Pengetahuan (Domain 5 persepsi/kognisi Kelas 4 kognisi)

(00126)

2.4 Rencana Keperawatan

No. Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Keperawatan

1. (Domain 11 NOC NIC

Page 12: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

12

Keamanan/Perlindun

gan Kelas 2 Cedera

Fisik) (00031)

Ketidakefektifan

Bersihan Jalan Nafas

Definisi:

ketidakmampuan

untuk membersihkan

sekresi atau opstruksi

dari saluramn napas

untuk

mempertahankan

bershan jalan napas.

Batasan

karakteristik:

- Tidak ada batuk

- Suara napas

tambahan

- Perubahan

frekuensi napas

- Perubahan irama

napas

- Sianosis

- Kesulitan

berbicara/mengel

uarkan suara

- Penurunan bunyi

napas

- Dispnea

- Respiratory status :

Ventilation

- Respiratory status :

Airway patency

- Aspiration Control

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …x24 jam

diharapkan

ketidakefektifan bersihan

jalan nafas dapat teratasi.

Kriteria Hasil:

- Mendemonstrasikan

batuk efektif dan

suaranafas yang

bersih, tidak ada

sianosis dandyspneu

(mampu

mengeluarkan

sputum,mampu

bernafas dengan

mudah, tidak

adapursed lips)

- Menunjukkan jalan

nafas yang paten

(klien tidak merasa

tercekik, irama

nafas,m frekuensi

- Airway suction

- Airway

Management

Observasi:

- Auskultasi suara

nafas sebelum dan

sesudahsuctioning.

- Monitor status

oksigen pasien

- Tentukan

kebutuhan

pengisapan oral

atau trakea

- Pantau status

oksigen pasien

dan status

hemodinamik

segera sebelum,

selama, dan

setelah pengisapan

- Catat jenis dan

jumlah secret

yang

dikumpulkan

Mandiri:

- Pastikan

Page 13: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

13

- Sputum dalam

jumlah yang

berlebihan

- Batuk yang

berlebihan

- Ortopnu

- Gelisah

- Mata terbuka

lebar

Faktor yang

berhubungan:

o Lingkungan

- Perokok pasif

- Mengisap asap

- Merokok

o Obstuktif jalan

napas

- Spasme jalan

napas

- Mukus dalam

jumlah berlebihan

- Eksudat dalam

alveoli

- Materi asing

dalam jalan napas

- Adanya jalan

napas buatan

- Sekresi yang

bertahan/sisa

sekresi

pernafasan dalam

rentangnormal, tidak

ada suara nafas

abnormal)

- Mampu

mengidentifikasikan

dan mencegahfactor

yang dapat

menghambat jalan

nafas

kebutuhan oral /

tracheal

suctioning

- Minta klien nafas

dalam sebelum

suction dilakukan.

- Berikan O2

dengan

menggunakan

nasal untuk

memfasilitasi

suksion

nasotrakeal

- Gunakan alat

yang steril sitiap

melakukan

tindakan

- Atur posisi pasien

yang

memungkinkan

untuk

pengembangan

maksimal rongga

dada misalnya

bagian kepala

tempat tidur

ditinggikan 45o

kecuali arah

kontraindikasi

- Pengisapan

Page 14: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

14

- Sekresi dalam

bronki

o Fisiologis

- Jalan napas

alergik

- Asma

- Penyakit paru

obstruksi kronis

- Hiperplasi

dinging bronkial

- Infeksi

- Disfungsi

neuromuskular

nasofaring atau

orofaring untuk

mengeluarkan

secret

- Lakukan

pengisapan

endotrakea atau

esotrakea jika

perlu

- Pertahankan

keadekuatan

hidrasi untuk

mengencerkan

sekret

HE:

- Informasikan pada

klien dan keluarga

tentang suctioning

- Anjurkan pasien

untuk istirahat dan

napas dalamsetelah

kateter

dikeluarkan dari

nasotrakeal

- Ajarkan keluarga

bagaimana cara

melakukan suksion

- Jelaskan

penggunaan yang

Page 15: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

15

benar peralatan

pendukung.

Kolaborasi:

- Rundingkan

dengan ahli terapi

pernafasan jika

perlu.

- Konsultasikan

dngan dokter

tentang kebutuhan

untuk perkusi

atau peralatan

pendukung

- Berikan

udara/oksigen

yang telah

dihumidifikasi

(dilembabkan)

sesuai dengan

kebijakan institusi

- Lakukan atau

bantu dalam

terapi aerosol,

nebulizer

ultrasonic, dan

perawatan paru

lainnya sesuai

dengan kebijakan

dan protocol

Page 16: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

16

institusi

- Beritahu dokter

tentang hasil gas

yang abnormal

Airway Management

Observasi:

- Auskultasi suara

nafas, catat adanya

suara tambahan

- Monitor respirasi

dan status O2

- Identifikasi pasien

perlunya

pemasangan alat

jalan

nafas buatan

- Pantau saturasi O2

dengan oksimeter

nadi

- Pantau status

mental (misalnya

tingkat kesadaran,

gelisah, konfusi)

- Identifikasi

kebutuhan pasien

terhadap

pemasangan jalan

Page 17: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

17

nafas actual atau

potensial.

- Pantau status

pernafasan dan

oksigenasi, sesuai

dengan kebutuhan.

Mandiri

- Atur posisi untuk

memaksimalkan

potensial ventilasi

- Atur posisi untuk

mengurangi

dispnea

- Pasang jalan nafas

melalui mulut

atau nasofaring

sesuai kebutuhan

- Bersihkan secret

dengan

menganjurkan

batuk atau melalui

pengisapan

- Dukung untuk

bernafas pelan,

dalam, berbalik

dan batuk.

- Bantu dengan

spirometer intensif

jika perlu

Page 18: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

18

- Buka jalan nafas,

gunakan teknik

chin lift atau jaw

thrust bila perlu

- Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Pasang mayo bila

perlu

- Lakukan

fisioterapi dada

jika perlu

- Keluarkan sekret

dengan batuk atau

suction

- Lakukan suction

pada mayo

- Berika

bronkodilator bial

perlu

- Barikan pelembab

udara

- Atur intake untuk

cairan

mengoptimalkan

keseimbangan.

- Ajarkan pada

pasien teknik

bernafas dan

Page 19: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

19

relaksasi

- Ajarkan pada

pasien tentang

batuk efektif

- Ajarkan

bagaimana

menggunakan

inhaler yang

dianjurkan, sesuai

dengan kebutuhan.

HE:

- Jelaskan

penggunaan alat

bantu yang

diperlukan

(oksigen, pengisap,

spirometer, dan

IPPB)

- Jelaskan kepada

pasien dan

keluarga pasien

alasan pemberian

oksigen dan

tindakan lainnya

- Informasikan

kepada pasien dan

keluarga bahwa

merokok itu

dilarang

Page 20: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

20

Kolaborasi:

- Berikan udara

yang dilembabkan

atau oksigen jika

perlu

- Berikan

brokodilator, jika

perlu

- Berikan terapi

aerosol jika perlu

- Berikan terapi

nebulasi

ultrasonik jika

perlu

2. (Domain 3 Eliminasi

dan pertukaran Kelas

4 Fungsi Pernafasan)

Gangguan

Pertukaran Gas

(00030)

Definisi:

Kelebihan atau

defesit pada

oksigenasi dan/atau

eliminasi karbon

dioksida pada

membran alveolar –

kapiler

NOC

- Respiratory Status :

Gas exchange

- Respiratory Status:

ventilation

- Vital Sign Status

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

…x24 jam diharapkan

pertukaran gas tidak

mengalami gangguan.

Kriteria Hasil:

- Mendemonstrasikan

NIC

- Airway

Management

- Respiratory

Monitoring

Airway Management

Observasi:

- Auskultasi suara

nafas, catat adanya

suara tambahan

- Monitor respirasi

dan status O2

- Identifikasi pasien

perlunya

Page 21: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

21

Batasan

karakteristik:

- pH darah arteri

abnormal

- pH arteri

abnomal

- pernapasan

abnormal ( Mis.,

kecepatan,

irama,

kedalaman )

- warna kulit

abnormal ( Mis.,

pucat kehitaman

)

- konfusi

- Sianosis ( pada

neonatus saja )

- Penurunan

karbon dioksida

- Diaforesis

- Dispnea

- Sakit kepala saat

bangun

- Hiperkapnia

- Hipoksemia

- Hipoksia

- Iritabilitas

- Napas cuping

hidung

peningkatan ventilasi

dan oksigenasi yang

adekuat

- Memelihara kebersihan

paru paru dan

bebas dari tanda tanda

distress

pernafasan

- Mendemonstrasikan

batuk efektif dan

suara nafas yang

bersih, tidak ada

sianosis dan dyspneu

(mampumengeluarkan

sputum, mampu

bernafas

dengan mudah, tidak

ada pursed lips)

- Tanda tanda vital

dalam rentang normal

pemasangan alat

jalan

nafas buatan

- Pantau saturasi O2

dengan oksimeter

nadi

- Pantau status

mental (misalnya

tingkat kesadaran,

gelisah, konfusi)

- Identifikasi

kebutuhan pasien

terhadap

pemasangan jalan

nafas actual atau

potensial.

- Pantau status

pernafasan dan

oksigenasi, sesuai

dengan kebutuhan.

Mandiri

- Atur posisi untuk

memaksimalkan

potensial ventilasi

- Atur posisi untuk

mengurangi

dispnea

- Pasang jalan nafas

melalui mulut

Page 22: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

22

- Gelisah

- Somnolen

- Takikardi

- Gangguan

penglihatan

Faktor yang

berhubungan:

- Perubahan

membran alveolar

kapiler

- Ventilasi –

pervusi

atau nasofaring

sesuai kebutuhan

- Bersihkan secret

dengan

menganjurkan

batuk atau melalui

pengisapan

- Dukung untuk

bernafas pelan,

dalam, berbalik

dan batuk.

- Bantu dengan

spirometer intensif

jika perlu

- Buka jalan nafas,

gunakan teknik

chin lift atau jaw

thrust bila perlu

- Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

- Pasang mayo bila

perlu

- Lakukan

fisioterapi dada

jika perlu

- Keluarkan sekret

dengan batuk atau

suction

Page 23: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

23

- Lakukan suction

pada mayo

- Berika

bronkodilator bial

perlu

- Barikan pelembab

udara

- Atur intake untuk

cairan

mengoptimalkan

keseimbangan.

- Ajarkan pada

pasien teknik

bernafas dan

relaksasi

- Ajarkan pada

pasien tentang

batuk efektif

- Ajarkan

bagaimana

menggunakan

inhaler yang

dianjurkan, sesuai

dengan kebutuhan.

HE:

- Jelaskan

penggunaan alat

bantu yang

diperlukan

Page 24: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

24

(oksigen, pengisap,

spirometer, dan

IPPB)

- Jelaskan kepada

pasien dan

keluarga pasien

alasan pemberian

oksigen dan

tindakan lainnya

- Informasikan

kepada pasien dan

keluarga bahwa

merokok itu

dilarang

Kolaborasi:

- Berikan udara

yang dilembabkan

atau oksigen jika

perlu

- Berikan

brokodilator, jika

perlu

- Berikan terapi

aerosol jika perlu

- Berikan terapi

nebulasi

ultrasonik jika

perlu

Page 25: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

25

Respiratory

Monitoring

- Monitor rata – rata,

kedalaman, irama

dan usaha

respirasi

- Catat pergerakan

dada,amati

kesimetrisan,

penggunaan otot

tambahan, retraksi

otot

supraclavicular dan

intercostal

- Monitor suara

nafas, seperti

dengkur

- Monitor pola nafas :

bradipena,

takipenia,

kussmaul,

hiperventilasi,

cheyne stokes, biot

- Catat lokasi trakea

- Monitor kelelahan

otot diagfragma

(gerakan

paradoksis)

Page 26: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

26

- Auskultasi suara

nafas, catat area

penurunan / tidak

adanya ventilasi dan

suara tambahan

- Tentukan

kebutuhan suction

dengan

mengauskultasi

crakles dan ronkhi

pada jalan napas

utama

auskultasi suara

paru setelah

tindakan

untukmengetahui

hasilnya

3. (Domain 11

Keamanan/Perlindun

gan Kelas 6

Termoregulasi)

Hipetermia (00007)

Definisi:

Suhu tubuh naik

diatas rentang

normal

Batasan Karateristik:

- Konvulsi

- Kulit kemerahan

NOC

- Termoregulation

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

…x24 jam diharapkan

suhu tubuh dalam

rentang normal

Kriteria Hasil:

- Klien menunjukkan

NIC

- Fever Treatment

- Temperature

Regulation

- Vital Sign

Monitoring

Fever Treatment

Observasi:

- Monitor suhu

sesering mungkin

- Monitor IWL

Page 27: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

27

- Peningkatan suhu

tubuh diatas

kisaran normal

- Kejang

- Takikardia

- Takipnea

- Kulit terasa hangat

Faktor yang

berhubungan:

- Anastesia

- Penurunan

perspirasi

- Dehidrasi

- Pemajanan

lingkungan yang

panas

- Penyakit

- Pemakaian

pakaian yang tidak

sesuai dengan suhu

lingkungan

- Peningkatan laju

metabolism

- Medikasi

- Trauma

- Aktivitas

berlebihan

- Suhu tubuh dalam

rentang normal

- Nadi dan RR dalam

rentang normal

- Tidak ada perubahan

warna kulit dan

- Tidak ada pusing,

merasa nyaman

- Monitor warna dan

suhu kulit

- Monitor tekanan

darah, nadi dan

RR

- Monitor

penurunan tingkat

kesadaran

- Monitor WBC, Hb,

dan Hct

- Monitor intake dan

output

- Pantau aktivitas

kejang

- Kaji ketepatan

jenis pakaian yang

digunakan sesuai

dengan suhu

lingkungan

Mandiri:

- Berikan

pengobatan untuk

mengatasi

penyebab

demam

- Selimuti pasien

- Lakukan tapid

sponge

- Berikan cairan

intravena

Page 28: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

28

- Kompres pasien

pada lipat paha

dan aksila

- Tingkatkan

sirkulasi udara

- Berikan

pengobatan untuk

mencegah

terjadinya

menggigil

HE:

- Ajarkan indikasi

keletihan akibat

panas dan

tindakan

kedaruratan yang

diperlukan, jika

perlu

Kolaborasi:

- Berikan obat anti

piretik

Temperature

regulation

Observasi:

- Monitor suhu

minimal tiap 2 jam

- Rencanakan

Page 29: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

29

monitoring suhu

secara kontinyu

- Monitor TD, nadi,

dan RR

- Monitor warna dan

suhu kulit

- Monitor tanda-

tanda hipertermi

dan hipotermi

Mandiri:

- Tingkatkan intake

cairan dan nutrisi

pasien untuk

mencegah

hilangnya

kehangatan tubuh

- Diskusikan tentang

pentingnya

pengaturan suhu

dan

kemungkinan efek

negatif dari

kedinginan

- Beritahukan

tentang indikasi

terjadinya

keletihan dan

penanganan

emergency yang

diperlukan

Page 30: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

30

- Ajarkan indikasi

dari hipotermi dan

penanganan yang

diperlukan

- Ajarkan pada

pasien cara

mencegah

keletihan akibat

Panas

Ajarkan

pasien/keluarga

dalam mengukur

suhu untuk

,mencegah dan

mengenali secara

dini hipertermia

(mis, sengatan

panas, dan

keletihan akibat

panas)

HE:

- Gunakan matras

dingin dan mandi

air hangat untuk

mengatasi

gangguan suhu

tubuh, jika perlu

Kolaborasi:

- Berikan anti

Page 31: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

31

piretik jika perlu

Vital Sign Monitoring

Observasi:

- Monitor TD, nadi,

suhu, dan RR

- Catat adanya

fluktuasi tekanan

darah

- Monitor VS saat

pasien berbaring,

duduk, atau

berdiri

- Monitor TD, nadi,

RR, sebelum,

selama, dan

setelah aktivitas

- Monitor kualitas

dari nadi

- Monitor frekuensi

dan irama

pernapasan

- Monitor suara

paru

- Monitor pola

pernapasan

abnormal

- Monitor suhu,

warna, dan

kelembaban kulit

- Monitor sianosis

Page 32: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

32

perifer

- Monitor adanya

cushing triad

(tekanan nadi

yang melebar,

bradikardi,

peningkatan

sistolik)

- Identifikasi

penyebab dari

perubahan vital

sign

- Pasang alat pantau

suhu inti tbuh

kontinu, jika perlu

- Auskultasi TD

pada kedua lengan

dan bandingkan

4. (Domain 12

Kenyamanan Kelas 1

Kenyamanan

Fisik)Nyeri Akut

(00132)

Definisi:

Pengalaman sensori

dan emosional yang

tidak menyenangkan

yang muncul akibat

kerusakan jaringan

NOC

- Pain Level,

- Pain control,

- Comfort level

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

..x24 jam diharapkan

nyeri dapat berkurang.

Kriteria Hasil:

NIC

- Pain Management

- Analgesic

Administration

Pain Management

Observasi:

- Lakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

Page 33: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

33

yang actual atau

potensial atau

digambarkan dalam

hal kerusakan

sedemikian rupa.

Batasan karakteristik

:

- Perubahan selera

makan

- Perubahan

tekanan darah

- Perubahan

frekuensi jantung

- Perubahan

frekuensipernafas

an

- Laporan isyarat

- Diaphoresis

- Perilaku distraksi

- Mengekspresikan

perilaku

- Masker wajah

- Sikap melindungi

area nyeri

- Focus menyempit

- Indikasi nyeri

yang dapat di

amati

- Perubahan posisi

untuk

- Klien dapat mengenali

faktor penyebab

- Klien dapat mengenali

lamanya (onset ) sakit

- Klien dapat

menggunakan cara non

analgetik untuk

mengurangi nyeri

- Klien dapat

menggunakan analgetik

sesuai kebutuhan

karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas

dan faktor

presipitasi

- Observasi reaksi

nonverbal dari

ketidaknyamanan

- Kaji kultur yang

mempengaruhi

respon nyeri

- Evaluasi

pengalaman nyeri

masa lampau

- Evaluasi bersama

pasien dan tim

kesehatan lain

tentang

ketidakefektifan

kontrol nyeri masa

lampau

- Kaji tipe dan

sumber nyeri

untuk menentukan

intervensi

- Evaluasi

keefektifan kontrol

nyeri

- Monitor

penerimaan pasien

tentang

Page 34: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

34

menghindari

nyeri

- Sikap tubuh

melindungi

dilatasi pupil

- Melaporkan nyeri

secara verbal

- Focus pada diri

sendiri

- Gangguan tidur

- Faktor Yang

berhubungan:

- Agens cedera

(mis, biologis, zat

kimia, fisik,

psikologis)

manajemen nyeri

Mandiri:

- Gunakan teknik

komunikasi

terapeutik untuk

mengetahui

pengalaman nyeri

pasien

- Bantu pasien dan

keluarga untuk

mencari dan

menemukan

dukungan

- Kontrol

lingkungan yang

dapat

mempengaruhi

nyeri

seperti suhu

ruangan,

pencahayaan dan

kebisingan

- Kurangi faktor

presipitasi nyeri

- Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologi, non

farmakologi dan

inter personal)

- Ajarkan tentang

Page 35: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

35

teknik non

farmakologi

HE:

- Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

istirahat

Kolaborasi:

- Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

- Kolaborasikan

dengan dokter jika

ada keluhan dan

tindakan nyeri

tidak berhasil

Analgesic

Administration

Observasi:

- Pantau gejala

subjektif mual

pada pasien

- Pantau warna,

jumlah, dan berat

jenis urin

- Kaji penyebab

mual (mis,

obstruksi usus,

efek samping obat)

Page 36: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

36

- Pantau

kecenderungan

peningkatan atau

penurunan berat

badan

- Pantau adanya

kulit kering dan

pecah-pecah yang

disertai

depigmentasi

- Pantau turgor kulit

, jika di perlukan

- Pantau adanya

pembengkakan,

pelunakan,

penyusutan, dan

peningkatan

perdarahan pada

gusi

- Cek instruksi

dokter tentang

jenis obat, dosis,

dan

frekuensi

- Cek riwayat alergi

- Monitor vital sign

sebelum dan

sesudah pemberian

analgesik pertama

kali

- Evaluasi efektivitas

Page 37: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

37

analgesik, tanda

dan gejala (efek

samping)

Mandiri:

- Tentukan pilihan

analgesik

tergantung tipe

dan

beratnya nyeri

- Tentukan

analgesik pilihan,

rute pemberian,

dan dosisOptimal

- Pilih rute

pemberian secara

IV, IM untuk

pengobatan

nyeri secara

teratur

- Berikan analgesik

tepat waktu

terutama saat nyeri

hebat

- Tentukan lokasi,

karakteristik,

kualitas, dan

derajat

nyeri sebelum

pemberian obat

Page 38: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

38

HE:

- Sertakan dalam

instruksi

pemulangan pasien

obat khusus yang

harus diminum,

frekuensi

pemberian,

kemungkinan efek

samping,

kemungkinan

interaksi obat,

kewaspadaan

khusus saat

mengkonsumsi

obat tersebut (mis.

Pembatasan

aktivitas fisik,

pembatasan diet),

dan nama orang

yang harus

dihubungi bila

mengalami nyeri

amandel

Kolaborasi:

- Pilih analgesik

yang diperlukan

atau kombinasi

dari

analgesik ketika

Page 39: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

39

pemberian lebih

dari satu

- Konsultasikan

dengan dokter

untuk memberikan

obat pengendali

nyeri yang adekuat

dan tidak

menyebabkan

mual pada pasien.

5. (Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan)

Ketidakseimbangan

Nutrisi: Kurang dari

kebutuhan

tubuh(00002)

Definisi:

Asupan nutrisi tidak

cukup untuk

memenuhi kebutuhan

metabolik.

Batasan Karateristik:

- Kram abdomen

- Nyeri abdomen

- Menghindari

makan

- Berat badan 20%

atau lebih dari

berat badan ideal

- Kerapuhan kapiler

NOC

- Nutritional Status :

food and Fluid Intake

- Weidght Control

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

…x24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi sesuai

dengan keebutuhan

tubuh.

Kriteria Hasil:

- Klien menunjukkan

pencapaian berat

badan normal yang

diharapkan

- Berat badan sesuai

dengan umur dan

NIC

- Nutrition

Management

- Nutrition

Monitoring

Nutrition

Management

Observasi:

- Kaji adanya alergi

makanan

- Monitor jumlah

nutrisi dan

kandungan kalori

- Berikan informasi

tentang kebutuhan

nutrisi

- Kaji kemampuan

pasien untuk

mendapatkan

nutrisi

Page 40: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

40

- Diare

- Kehilangan

rambut berlebihan

- Bising usus

hiperaktiv

- Kurang makanan

- Kurang informasi

- Kurang minat

pada makanan

- Penurunan berat

badan dengan

asupan makanan

adekuat

- Kesalahan

konsepsi

- Kesalahan

informasi

- Membrane

mukosa pucat

- Ketidakmampuan

memakan

makanan

- Tonus otot

menurun

- Mengeluh

gangguan sensasi

rasa

- Mengeluh asupan

makanan kurang

dari RDA

- Cepat kenyang

tinggi badan

- Bebas dari tanda

malnutrisi

yang dibutuhkan

Mandiri:

- Berikan substansi

gula

- Yakinkan diet yang

dimakan

mengandung tinggi

serat

untuk mencegah

konstipasi

- Berikan makanan

yang terpilih (

sudah

dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

- Ajarkan pasien

bagaimana

membuat catatan

makanan

harian.

- Berikan asupan

makanan atau

nutrisi melalui

intravena jika

perlu.

HE:

- Anjurkan klien dan

keluarga klien

untuk

Page 41: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

41

setelah makan

- Sariawan rogga

mulut

- Steatorea

- Kelemahan otot

pengunyah

- Kelemahan otot

untuk menelan

Faktor yang

berhubungan:

- Factor biologis

- Factor ekonomi

- Ketidakmampuan

untuk

mengabsorbsi

nutrient

- Ketidakmampuan

untuk Mencerna

makanan

- Ketidakmampuan

untuk Menelan

makanan

- Faktor biologis

mengkonsumsi

makanan yang

berserat.

- Anjurkan klien

atau kleuarga

tentang makanan

yang bergizi

- Berikan Informasi

yang tepat tentang

kebutuhan nutrisi

dan bagaimana

cara memenuhinya.

- Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

intake Fe

- Anjurkan pasien

untuk

meningkatkan

protein dan

vitamin C

Kolaborasi:

- Berikan asupan

makanan atau

nutrisi melalui

intravena jika

perlu.

- Kolaborasi dengan

ahli gizi untuk

Page 42: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

42

menentukan

jumlah kalori dan

nutrisi yang

dibutuhkan klien

- Kolaborasi dengan

dokter tentang

kebutuhan

suplemen makanan

seperti NGT/ TPN

sehingga intake

cairan yang

adekuat dapat

dipertahankan

Nutrition Monitoring

- BB pasien dalam

batas normal

- Monitor adanya

penurunan berat

badan

- Monitor tipe dan

jumlah aktivitas

yang biasa

dilakukan

- Monitor interaksi

anak atau orangtua

selama makan

- Monitor

lingkungan selama

makan

- Jadwalkan

Page 43: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

43

pengobatan dan

tindakan tidak

selama jam

makan

- Monitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

- Monitor turgor

kulit

- Monitor

kekeringan,

rambut kusam,

dan mudah patah

- Monitor mual dan

muntah

- Monitor kadar

albumin, total

protein, Hb, dan

kadar Ht

- Monitor makanan

kesukaan

- Monitor

pertumbuhan dan

perkembangan

- Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva

- Monitor kalori dan

Page 44: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

44

intake nuntrisi

- Catat adanya

edema, hiperemik,

hipertonik papila

lidah

dan cavitas oral.

- Catat jika lidah

berwarna magenta,

scarlet

6. (Domain 9

Koping/Toleransi

Stress Kelas 2

Respons Koping)

Ansietas (00146)

Definisi:

Perasaan tidak

nyaman atau

kekhawatiran yang

samar disertai respon

autonom (sumber

sering kali

tidakspesifik atau

tidak diketahui oleh

individu). Perasaan

takut yang

disebabkan oleh

antisipasi terhadap

bahaya. Hal ini

merupakan isyarat

kewaspadaan yang

NOC

- Anxiety control

- Coping

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

…x24 jam diharapkan

tidakterjadi kecemasan

Kriteria Hasil:

- Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan

gejala cemas

- Mengidentifikasi,

mengungkapkan

dan menunjukkan

tehnik untuk

mengontol cemas

- Vital sign dalam batas

NIC

- Anxiety Reduction

(penurunan

kecemasan)

Anxiety Reduction

(penurunan

kecemasan)

Observasi:

- Identifikasi tingkat

kecemasan

- Kaji untuk faktor

budaya (misalnya

konflik nilai) yang

menjadi penyebab

ansietas

- Gali bersama

pasien tentang

teknik yang

berhasil dan tidak

Page 45: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

45

memperingatkan

individu akan adanya

bahaya dan

membayakan

individu untuk

bertindak

menghadapi

ancaman.

Batasan

karakteristik:

- Perilaku afektif

fisiologis simpatik

- Penurunan

produktifitas

- Gerakan yang

irelevan

- Gelisah

- Melihat sepintas

- Insomnia

- Kontak mata

yang buruk

- Menekspresikan

kekhwatiran

karena

perubahan

dalam peristiwa

hidup

- Agitasi

- Mengintai

- Tampak waspasa

normal

- Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh

dan tingkat aktivitas

menunjukkan

berkurangnya

kecemasan

berhasil

menurunkan

ansietas

- Menentukan

kemampuan

pengambialan

keputusan pasien

Mandiri:

- Gunakan

pendekatan yang

menenangkan

- Nyatakan dengan

jelas harapan

terhadap pelaku

pasien

- Jelaskan semua

prosedur dan apa

yang dirasakan

selama prosedur

- Temani pasien

untuk

memberikan

keamanan dan

mengurangi takut

- Berikan informasi

faktual mengenai

diagnosis,

tindakan

- Prognosis

Page 46: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

46

Afektif

- Gelisah

- Kesedihan yang

mendalam

- Distres

- Ketakuan

- Perasaan tidak

adekuat

- Berfokus pada

diri sendiri

- Meningkatkan

kewaspadaan

- Iritabilitas

- Gugup

- Senang

berlebihan

- Rasa nyeri yang

meningkatan

ketidakberdaya

an

- Meningkatkan

rasa

ketidakberdaya

an yang

bersisten

- Bingung

- Menyesal

- Ragu/tidak

percaya diri

- Khawatir

- Lakukan back /

neck rub

- Dengarkan

dengan penuh

perhatian

- Bantu pasien

mengenal situasi

yang

menimbulkan

kecemasan

- Dorong pasien

untuk

mengungkapkan

perasaan,

ketakutan,

persepsi

- Instruksikan

pasien

menggunakan

teknik relaksasi

- Gunakan

pendekatan yang

tenang dan

meyakinkan

- Nyatakan dengan

jelas tentang

harapan terhadap

perilaku pasien

- Jaga peralatan

perawatan jauh

Page 47: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

47

Fisiologis

- Wajah tegang

- Tremor tangan

- Peningkatan

keringat

- Peningkatan

ketegangan

- Gemetar

- Tremor

- Suara bergetar

Simpatik

- Anoreksia

- Eksitasi

kardiovaskuler

- Diare

- Mulut kering

- Wajah merah

- Jantung

berdebar-debar

- Peningkatan

tekanan darah

- Peningkatan

denyut jantung

- Peningkatan

refleks

- Peningkatan

frekuensi

pernapasan

- Pupil melebar

- Kesulitan

dari pandangan

- Bantu pasien

untuk

mengidentifikasi

siatuasi yang

mencetuskan

ansietas

HE:

- Sediakan

informasi factual

menyangkut

diagnosis, terapi

dan prognosis

- Buat rencana

penyuluhan

dengantujuan

yang realistis

termasuk

kebutuhan untuk

pengulangan,

dukungan, dan

pujian terhadap

tugas-tugas yang

telah dipelajari

Kolaborasi:

- Barikan obat

untuk mengurangi

kecemasan

Page 48: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

48

bernapas

- Vasokonstirksi

superfisial

- Kedutan pada

otot

- Lemah

Parasimpatik

- Nyeri abdomen

- Penurunan

tekanan darah

- Penurunan

denyut nadi

- Diare

- Letih

- Mual

- Gangguan

tidur

- Kesemutan

pada

eksremitas

- Sering

berkemih

- Anyang

anyangan

- Dorongan

segera

berkemih

Kognitif

- Menyadari gejala

Page 49: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

49

fisiologis

- Bloking fikiran

- Konfusi

- Penurunan

lapang persepsi

- Kesulitan

berkosentrasi

- Penurunan

kemampuan

belajar

- Penurunan

kemampuan

untuk

memecahkan

masalah

- Ketakutan

terhadap

kosenkuensi yang

tidak sfesifik

- Lupa

- Gangguan

pehatian

- Khawatir

- Melamun

- Cenderung

menyalahkan

orang lain

Faktor yang

berhubungan

- Perubahan dalam :

Page 50: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

50

status ekonomi,

lingkungan, status

kesehatan, pola

interaksi, fungsi

peran, status

peran.

- Pemajanan toksin

- Terkait keluarga

- Herediter

- Ancaman pada :

status ekonomi,

lingkungan, status

kesehatan, pola

interaksi, fungsi

peran, konsep diri

- Infeksi/kontaminas

i interpesonal

- Penularan

penyakit

interpersonal

- Krisis maturasi

- Krisis situasional

- Stress

- Penyalahgunaan

zat

- Ancaman

kematian

- Konflik yang tidak

disadari mengenai

tujuan penting

Page 51: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

51

- Konflik yang tidak

disadari mengenai

nilai yang

esensial/penting

- Kebutuhan yang

tidak terpenuhi

7. (Domain 5

persepsi/kognisi

Kelas 4 kognisi)

Defisiensi

Pengetahuan

(00126)

Definisi:

Ketiadaan atau

difesiensi informasi

kognitif yang

berkaitan dengan

topik tertentu

Batasan

karakteristik:

- Perilaku

hiperbola

- Ketidakakuratan

mengikuti

perintah

- Ketidakakuratan

melakukan tes

- Perilaku tidak

NOC

- Knowledge: disease

process

- Knowledge: health

Behavior

Tujuan:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

…x24 jam diharapkan

terjadi peningkatan

pengetahuan

Kriteria Hasil:

- Pasien dan keluarga

menyatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi,

prognosis dan program

pengobatan

- Pasien dan keluarga

mampumelaksanakan

prosedur yang

dijelaskan

secara benar

NIC

- Teaching : disease

Process

Teaching: disease

Process

Observasi:

- Berikan penilaian

tentang tingkat

pengetahuan

pasien

tentang proses

penyakit yang

spesifik

- Gambarkan tanda

dan gejala yang

biasa muncul

pada

penyakit, dengan

cara yang tepat

- Gambarkan

proses penyakit,

dengan cara yang

Page 52: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

52

tepat (mis,

histeria,

bermusuhan,

agitasi, apatis )

- Pengungkapan

masalah

Faktor yang

berhubungan:

- Keterbatasan

kognitif

- Salah interpretasi

informasi

- Kurang pajanan

- Kurang minat

dalam belajar

- Kurang dapat

mengingat

- Tidak familier

dengan sumber

informasi

- Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya

tepat

- Identifikasi

kemungkinan

penyebab, dengna

cara yang tepat

- Tentukan

kebutuhan belajar

pasien

- Tentukan

kemampuan

pasien untuk

mempelajari

informasi khusus

(misalnya, tingkat

perkembangan,

status psikologis,

orientasi, nyeri,

keletihan,

kebutuhan dasar

yang tidak

terpenuhi,

keadaan

emosional, dan

adaptasi terhadap

penyakit)

- Tentukan motivasi

pasien untuk

mempelajari

informasi tertentu

- Kaji gaya belajar

Page 53: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

53

pasien

Mandiri:

- Jelaskan

patofisiologi dari

penyakit dan

bagaimana hal

ini berhubungan

dengan anatomi

dan fisiologi,

dengancara yang

tepat.

- Sediakan

informasi pada

pasien tentang

kondisi,dengan

cara yang tepat

- Hindari harapan

yang kosong

- Sediakan bagi

keluarga

informasi tentang

kemajuan

pasien dengan

cara yang tepat

- Dukung pasien

untuk

mengeksplorasi

atau

mendapatkan

Page 54: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

54

second opinion

dengan cara yang

tepatatau

diindikasikan

- Eksplorasi

kemungkinan

sumber atau

dukungan,denga

n cara yang tepat

- Diskusikan

perubahan gaya

hidup yang

mungkindiperluk

an untuk

mencegah

komplikasi di

masa yangakan

datang dan atau

proses

pengontrolan

penyakit

- Berinteraksi

dengan pasien

dengan cara yang

tidak

menghakimi

untuk

menfasilitasi

pembelajaran

Page 55: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

55

HE:

- Instruksikan

pasien mengenai

tanda dan gejala

untukmelaporkan

pada pemberi

perawatan

kesehatan, dengan

cara yang tepat

- Bina hubungan

saling percaya

- Bangun

kredibilitas

sebagai guru bila

perlu

- Tetapkan tujuan

pembelajaran

bersama yang

realistis dengan

klien

- Ciptakan

lingkungan yang

kondusif untuk

belajar

- Pilih metode dan

strategi dan

penyuluhan yang

sesuai

- Pilih materi

pengajaran yang

Page 56: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

56

sesuai

- Beri waktu pada

pasien untuk

mengajukan

pertanyaan dan

mendiskusikan

permasalahan

- Ikutsertakan

keluarga atau

orang terdekat,

bila perlu

Kolaborasi:

- Rujuk pasien pada

grup atau agensi di

komunitas lokal,

dengan cara yang

tepat

- Diskusikan pilihan

terapi atau

penanganan

- Beri informasi

tentang sumber-

sumber komunitas

yang dapat

menolong pasien

dalam

mempertahankan

program terapi

Page 57: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

57

- Buat rencana

pengajaran

multidisipliner

yang terkoordinasi,

sebutkan

perencanaannya

- Rencanakan

penyesuaian dalam

terapi bersama

pasien dan dokter

untuk

memfasilitasi

kemampuan pasien

mengikuti program

terapi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ketika seorang klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka

secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau

Page 58: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

58

tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas,

droplet nuklei tadi menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu

dengan pergerakan angin akan membuat bakteri tuberkolosis yang

terkandung dalam droplet nuklei terbang ke udara. Apabila bakteri ini

terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi terkena infeksi bakteri

tuberkolosis.

3.2 Saran

Hendaknya mewaspadai terhadap droplet yang dikeluarkan oleh

klien dengan TB paru karena merupakan media penularan bakteri

tuberkulosis memeriksakan dengan segera apabila terjadi tanda-tanda dan

gejala adanya TB paru.Sebagai perawat hendaknya mampu memberikan

asuhan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan pada penderita TB

Paru.

Page 59: Rencana Asuhan Keperawatan - Tubercolosis

59

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather.(2012). Nursing Diagnosis : Definitions and

Classification 2012-2014. Jakarta : EGC

Soemantri, I.(2012). Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan

Sistem pernafasan. Jakarta : Salemba Medika

Wilkjnson, Judith M. (2011). Prencite Hall Nursing Diagnosis Handbook.

Ed. 9. Jakarta : EGC