RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan...

69
RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2015 - 2019 KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU 2018

Transcript of RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan...

Page 1: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RENCANA AKSI

KEGIATAN TAHUN 2015 - 2019

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU

2018

Page 2: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 1

RINGKASAN EKSKUTIF

Dalam pencapaian visi pembangunan Nasional 2005-2025 “Indonesia yang

Mandiri, Maju, Adil dan Makmur” Secara garis besar pentahapan pembangunan

RPJPN 2005-2025 berdasarkan UU NO. 17 tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah:

1. RPJMN I (2005-2009), Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang

aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang

lebih baik.

2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan

kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing

perekonomian.

3. RPJMN III (2015-2019), Memantapkan pembangunan secara menyeluruh

dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian

yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan

IPTEK.

4. RPJMN IV (2020-2025), Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,

maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang

dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan

kompetitif.

Dalam Buku II RPJMN tahun 2015-2019, di sampaikan bahwa Kualitas

SDM tercermin dari tingkat pendidikan, kesehatan, dan pendapatan penduduk,

yang menjadi komponen inti Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Indonesia

terus mengalami peningkatan dari 71,8 persen pada tahun 2009 menjadi 73,8

persen pada tahun 2013. IPM tersebut menggambarkan rata-rata lama sekolah

penduduk usia 15 tahun ke atas selama 8,14 tahun dan angka melek aksara

penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 94,1 persen. Sementara itu, usia harapan

hidup saat lahir mencapai 69,9 tahun dan produk domestik bruto (PDB) per kapita

sebesar Rp. 33,3 juta. Persentase penduduk miskin juga menunjukkan

penurunan, dari 12,4 persen atau 29,9 juta orang pada tahun 2011 menjadi 11,5

persen atau 28,6 juta orang pada tahun 2013.

Page 3: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 2

Upaya pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 diarahkan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

dapat terwujud. Saat ini kita sudah memasuki pada periode Rencana

Pembangunan baru yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019, merupakan arah kebijakan dan strategi nasional untuk

menyusun rencana strategi suatu Kementerian.

Kementerian Kesehatan RI telah menyusun Renstra Kementerian

Kesehatan tahun 2015-2019 dengan Visi yaitu “Masyarakat sehat yang mandiri

dan berkeadilan“ dengan Misinya : (1) Meningkatkan kemitraan dan

pemberdayaan dalam mewujudkan perilaku sehat dan pembangunan berwawasan

kesehatan, (2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, merata,

bermutu, dan berkesinambungan, (3) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan,

dan kualitas sumber daya kesehatan, (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan

yang baik. Arah kebijakan sasaran, strategi, fokus prioritas serta program-

program di lingkungan Kementerian Kesehatan telah ditetapkan. Untuk

mewujudkan terlaksananya programprogram pembagunan Kesehatan dengan

mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu 2015-2019, maka dalam

pelaksanaanya perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi

Program (RAP) pada unit organisasi Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK)

pada unit setingkat eselon II / satker sesuai dengan tugas pokok dan fugsinya.

Sesuai Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 yang mengacu

pada perubahan sktuktur organisasi Kementerian Kesehatan yang memberikan

penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan

Minimal (SPM) bidang Kesehatan di kabupaten / kota, dan Millenium Development

Goals (MDGs), disamping itu didalam MDG’s bahwa peningkatan pembangunan

kesehatan masyarakat merupakan tujuan utama global yang wajib diwujudkan

setiap anggota WHO. Pembangunan Kesehatan di wilayah pelabuhan merupakan

bagian dari pembangunan kesehatan nasional. Kecenderungan permasalahan

kesehatan jangka panjang Indonesia dari waktu ke waktu tampaknya akan

menjadi luas dan semakin kompleks. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang

memiliki perairan yang luas dari sabang sampai merauke yang mempunyai letak

stategis (posisi silang), berperan penting dalam lalu lintas orang dan barang.

Page 4: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 3

Dengan meningkatnya pembangunan, maka pergerakan dan perpindahan

penduduk antar pulau akan meningkat hal tersebut tidak terlepas dari era

globalisasi yang didukung oleh perkembangan teknologi di segala bidang

termasuk kesehatan.

Dengan disusunnya RAK KKP kelas III Bengkulu Tahun 2015-2019, maka

diharapkan dapat menjadi acuan dan pedoman dalam pelaksanaan program dan

kegiatan sesuai TUPOKSI selama 5 tahun ke depan, dengan harapan

pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam rangka

Pencegahan dan pengendalian penyakit khususnya dan pembangunan kesehatan

umumnya ke arah kesejahteraan masyarakat.

Page 5: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya

Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Bengkulu tahun 2015-2019.

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

disusun sebagai dokumen perencanaan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Bengkulu untuk tahun 2015-2019 dalam rangka mencapai visi dan misi

cegah dan tangkal penyakit. Dokumen ini disusun sebagai bagian dari Rencana

Aksi Program Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun

2015-2019.

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

tahun 2015-2019 menjelaskan juga rencana pelaksanaan kegiatan Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu pada periode 2015-2019, dalam

mendukung peningkatan hasil kegiatan pada periode mendatang. Diharapkan

melalui rencana aksi kegiatan ini, seluruh jajaran di Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Bengkulu dapat mendukung tercapainya hasil kegiatan (output) tahun

2015-2019 secara maksimal.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015-

2019 ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan

hidayahnya kepada kita semua.

Bengkulu, 20 Agustus 2018

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Bengkulu

Rosyid Ridlo Prayogo, SE. MKM

NIP.196704221992031003

Page 6: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 5

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSKUTIF .......................................................................................1

KATA PENGANTAR ..............................................................................................4

DAFTAR ISI ..........................................................................................................5

PENDAHULUAN ...................................................................................................6

1. Latar Belakang ...........................................................................................6

2. Tujuan ..................................................................................................... 11

3. Manfaat .................................................................................................... 11

4. Ruang Lingkup ......................................................................................... 11

5. Sasaran .................................................................................................... 12

6. Landasan Penyusunan ............................................................................. 12

7. Kondisi Umum ......................................................................................... 15

8. Lingkungan Strategis ............................................................................... 20

9. Sistematika Penulisan .............................................................................. 23

VISI, MISI, TUJUAN DAN ................................................................................... 25

SASARAN STRATEGIS ....................................................................................... 25

1 Visi ........................................................................................................... 25

2 Misi .......................................................................................................... 25

3 Nilai-nilai ................................................................................................. 27

4 Tujuan dan Sasaran Strategis .................................................................. 29

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................................................... 41

1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ...................................................... 41

2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan .............................. 43

1 Rencana Kinerja Kegiatan ........................................................................ 54

2 Pendanaan Kegiatan ................................................................................ 66

PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN ................................................... 67

1. Pemantauan ............................................................................................. 67

2. Penilaian .................................................................................................. 67

3. Pelaporan ................................................................................................. 67

P E N U T U P .................................................................................................... 68

Page 7: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotongroyong merupakan Visi dari Presiden Republik

Indonesia untuk periode 2015-2019. Untuk mewujudkan visi tersebut,

dirumuskan 7 (tujuh) misi pembangunan, yang menjadi arah dan landasan

pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28 huruf

H ayat 1 mengamanatkan “bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir

dan batin, bertempat tinggal dan mendapalkan lingkungan hidup yang baik

dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan’’. Pembangunan

bidang kesehatan diarahkan agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya sebagai prasyarat agar mereka dapat hidup lebih

produktif dalam kehidupan dan penghidupannya. Dengan demikian

masyarakat akan memperoleh keadilan dan kemandirian guna mewujudkan

hidup sehat, mandiri dan berkeadilan.

Pembangunan kesehatan diwujudkan dalam program-program yang

merupakan prioritas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran

pembangunan dengan mempertimbangkan komitmen internasional, regional

dan kebijakan lokal.

Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah pada periode

2015-2019, dititik beratkan pada upaya mewujudkan Nusantara Sehat

dengan meningkatkan kemampuan negara dan masyarakat secara

terintegrasi dengan mengutamakan kemampuan sumber daya sendiri

berbasis budaya bangsa. Program-program yang akan dilaksanakan

difokuskan guna mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat seperti gizi

masyarakat, penyakit menular, penyakit tidak menular serta pengendalian

faktor risikonya.

Page 8: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 7

Salah satu program utama adalah Program Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat agar

terlindungi dari penyakit menular, penyakit tidak menular dan faktor

risikonya melalui perbaikan kualitas media lingkungan dan pembudayaan

hidup bersih dan sehat.

Pengendalian penyakit menular diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan terhadap penyakit menular

langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi, dan melakukan upaya penanggulangan terhadap penyakit

menular potensial wabah, upaya kekarantinaan kesehatan serta melakukan

upaya penanggulangan penyakit menular dalam kondisi matra.

Pengendalian penyakit tidak menular diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan pencegahan, pengendalian, dan penanganan faktor risiko

terutama berkenaan dengan gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik,

kebiasaan merokok serta kebiasaan berolah raga.

Penyehatan lingkungan merupakan upaya pengendalian faktor risiko penyakit

baik menular maupun tidak menular melalui peningkatan kemampuan

penyehatan, pengendalian dan pengamanan terhadap media lingkungan baik

secara fisik, biologi, kimia maupun sosial.

Sasaran fungsional Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

diarahkan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat

penyakit dengan strategi reduksi - eliminasi – eradikasi. Sedangkan sasaran

operasional dilaksanakan pada wilayah provinsi, kabupaten/kota, dan pintu

masuk negara baik melalui pelabuhan, bandar udara serta lintas batas darat

negara.

Pokok-pokok kegiatan dalam Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

(P2P) meliputi Peningkatan kinerja surveilans kesehatan, pencegahan

penyebaran penyakit, pemberantasan, pengendalian faktor risiko, dan

melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi penyelenggaraan Program

PP dan PL.

Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan 2015-2019, dalam Rencana Aksi Program P2P disusun indikator

kinerja Program guna memperoleh gambaran tentang jangkauan pelayanan

Page 9: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 8

program, kualitas pengelolaan program, permasalahan yang dihadapi serta

dampak yang terjadi.

Diharapkan dengan pengelolaan program yang baik dan benar, koordinasi dan

komunikasi yang dinamis secara lintas sektor dan lintas program,

kemampuan informasi dan edukasi yang baik serta didukung oleh regulasi

sebagai NSPK dapat terwujud tujuan dan sasaran program yang ditetapkan.

Dalam melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud dalam pasal 2, KKP

menyelenggarakan 16 (enam belas) fungsi, (Pasal 3 Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/Menkes/Per/IV/2008

Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan):

1. Pelaksanaan kekarantinaan;

2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;

3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara pelabuhan,

dan lintas batas darat negara;

4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,

penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;

5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi,

dan kimia;

6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai

penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan

internasional;

7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang

kesehatan, serta kesehatan matra termasuk

penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika

dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi

persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;

10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;

Page 10: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 9

11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,

dan surveilans kesehatan pelabuhan;

15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,

dan lintas batas darat Negara;

16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

Didalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 356 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan bahwa Kantor

Kesehatan Pelabuhan terdiri dari:

a. Kepala Kantor

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi

d. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas

Wilayah

e. Instalasi

f. Wilayah Kerja

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

berdasarakan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

2348/MENKES/PER/2011 Tanggal 22 November 2011 Tentang Perubahan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tanggal 14 April

2008. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan yaitu:

Page 11: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 10

Gambar 1.

Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

Gambar 2 Bagan Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

SU B.BAG TATA USAHA

SEKSI PRL DAN KLW SEKSI PK &

WILAYAH KERJA JABATAN FUNGSIONAL

INSTALASI

KEPALA KANTOR

SEKSI PK & SE

dr. Hamonangan Parhusip

SEKSI PRL & KLW

Wesbi Utami, SKM, M. Si

KELOMPOK

JABFUNG INSTALASI

KEPALA KANTOR

Rosyid Ridlo Prayogo, SE, MKM

SUBBAGTATA USAHA

Irfan Syarif, SKM, MPH

1. Fatmawati 2. Mukomuko 3. Bintuhan 4. Malakoni 5. Pulau Baai

Wilayah Kerja

Page 12: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 11

2. Tujuan

Tujuan disusunnya Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu ini adalah untuk:

1. Memberikan panduan dan acuan bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Bengkulu dalam melaksanakan dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya, mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi

periode 2015-2019.

2. Memberikan dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.

3. Manfaat

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) merupakan turunan dari Rencana Aksi Program

PP & PL yang mengacu pada RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis

Kemenkes 2015-2019. RAK sebagai upaya untuk menjabarkan Rencana

Pengembangan Program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.

RAK merupakan dokumen yang memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun,

berguna untuk memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu, mulai dari perencanaan kegiatan,

pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan, dan evaluasi

pencapaian outcome program dan output kegiatan. Selain itu, RAK dapat

memberikan informasi mengenai kontribusi dukungan Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu pada program Kemenkes selama 2015-2019.

Selain itu, menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.

4. Ruang Lingkup RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015-2019 memiliki

ruang lingkup:

1. Inventarisasi perencanaan kegiatan di lingkungan Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu, mengacu pada RPJMN, dan Renstra

Kemenkes 2015-2019.

Page 13: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 12

2. Perkembangan kegiatan yang dikelola oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Bengkulu.

3. Kegiatan sub kegiatan serta capaian sub-sub bagian.

4. Sumberdaya dan sarana prasarana di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

III Bengkulu.

5. Monitoring dan evaluasi kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Bengkulu.

5. Sasaran

Sasaran RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015 - 2019

meliputi:

1. Internal Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.

2. Satuan Kerja di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Bengkulu.

3. Kementerian lain.

6. Landasan Penyusunan

RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015-2019

direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan

landasan-landasan sebagai berikut:

1. Landasan Ideal: Pancasila

Pancasila sebagai landasan ideal dari sistem masyarakat, menyebutkan

adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia

sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interaksi dengan alam,

interaksi dengan Negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan

TUHAN.

2. Landasan Konstitusional: UUD 1945

UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan

berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan

nilai.

3. Landasan Operasional: segala peraturan mulai dari UU s/d

Page 14: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 13

Keputusan Menteri Kesehatan

1) UU RI No. 1 tahun 1962, tentang Karantina Laut

2) UU RI No. 2 tahun 1962, tentang Karantina Udara

3) UU RI No. 4 tahun 1984, tentang Wabah penyakit menular

4) UU RI No 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

5) UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

6) Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1991, tentang Penanggulangan

Wabah Penyakit Menular

7) Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004, tentang Keamanan, Mutu

dan Gizi Pangan

8) Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007, tentang Keselamatan

Radiasi

9) PP RI No 21 Tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kemenkes

10) PP RI No 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan

11) PP RI No 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian

Lingkungan Hidup Bandar Udara

12) Perpres RI No 79 Tahun 2011 tentang Kunjungan Kapal Wisata

(Yacht) Asing Ke Indonesia

13) Kepmenkes RI No 1116 Tahun 2003 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem SE;

14) Kepmenkes RI No 264 Tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor

Kesehatan Pelabuhan;

15) Kepmenkes RI No 949 Tahun 2004 tentang Pedoman

Penyelenggaraan SKD KLB;

16) Kepmenkes RI No 1372 Tahun 2005 tentang Penetapan Kondisi KLB

Flu Burung;

17) Kepmenkes RI No. 424 tahun 2007 tentang Pedoman Upaya

Kesehatan Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan

Page 15: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 14

18) Kepmenkes RI No. 425 tahun 2007 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan

Pelabuhan

19) Kepmenkes RI No. 431 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di

Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Dalam Rangka Karantina

Kesehatan.

20) Kepmenkes RI No 228 Tahun 2010 tentang Susunan Jabatan dan

Uraian Jabatan Kantor Kesehatan Pelabuhan;

21) Permenkes 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

22) Permenkes 612 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Karkes pada PHEIC

23) Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara reviu atas laporan kinerja

instansi pemerintah.

24) Permenkes No. 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kemenkes

25) Kepmenkes 1314 tahun 2010 tentang Pedoman SDM, Sarana dan

Prasarana KKP

26) Kepmenkes No 21 Tahun 2011 ttg Renstra Kemenkes 2015-2019

27) Permenkes 1096 tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga

28) Permenkes No. 2348 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes

No.356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan

29) SK Dirjen PP & PL No. 522 Tahun 2010 ttg Pelaksanaan Indikator

Kegiatan Pembinaan Imkar Sub Kegiatan Karkespel

30) SK Dirjen PP & PL tahun 2010 tentang SOP di Pintu Masuk Negara

31) International Health Regulations (IHR) 2005

32) International Maritime Organization (IMO)

33) International Civil Aviation Organization (ICAO)

Page 16: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 15

7. Kondisi Umum

a. Kondisi Geografis

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu merupakan Unit

Pelaksana Teknis dalam Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia yang berada dan bertanggung Jawab kepada Direktorat Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Selain kantor induk yang berada di Kota Bengkulu, dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Bengkulu mempunyai 4 (Empat) Wilayah Kerja sebagai pendukung dalam

pelaksanaan kegiatan yang berada dan menjadi tanggung jawab Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu, yaitu :

a. Wilayah kerja Enggano, terletak di Kepulauan Enggano Kecamatan

Enggano Kabupaten Bengkulu Utara

b. Wilayah kerja Pelabuhan Laut Pulau Baai, terletak di Kecamatan

Selebar

c. Wilayah kerja Linau, terletak di Kabupaten Kaur

d. Wilayah kerja Muko-Muko, terletak di Kabupaten Moko - Muko

Keempat Wilayah Kerja tersebut memberi kontribusi yang cukup besar

bagi keberhasilan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu dalam

usaha pencapaian target dan sasaran. Baik dalam Pelaksanaan program

kegiatan maupun dalam hal Pendapatan Negara (Penerimaan Negara

Bukan Pajak).

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu memiliki gedung kantor

dan rumah jabatan dalam daftar BMN dengan letak bangunan gedung

tersebut adalah:

1. Gedung Kantor Induk Bengkulu, 2 (dua) lantai terletak di Ibu Kota

Bengkulu.

2. Gedung Kantor Wilker Pulau Baai terletak di Pulau Baai Kecamatan

Selebar

Page 17: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 16

PETA WILAYAH KERJA KKP KELAS III BENGKULU

b. SARANA DAN PRASARANA

GEDUNG KANTOR TEMPAT KERJA

Kantor Kesehatan Pelabuhan Bengkulu terletak di wilayah kerja

Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu yang secara geografis terletak

di pantai barat Sumatera pada posisi antara 03” 47’ 30” Lintang Selatan

dan 102” 15’ 04” Bujur Timur dalam wilayah administrasi Kecamatan

Betungan Kota Bengkulu, lebih kurang 10 Km dari pusat kota.

Gedung Kantor dibangun pada tahun 1984 dengan luas 70 M2,

sejalan dengan perkembangan tahun demi tahun dengan mempergunakan

pendanaan APBN baik itu anggaran rutin maupun proyek telah berdiri

gedung bangunan Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan Luas 3.142 Meter

persegi

c. Sumber Daya Manusia

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

sampai dengan bulan Desember 2018 berjumlah 40 orang. Sedangkan

pegawai honorer atau Pegawai Non PNS berjumlah 16 orang. Gambaran

pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2018 dapat

dilihat pada grafik berikut.

BASIN

102°16' 102°17' 102°18' 102°19'

102°16' 102°17' 102°18'

3°5

5'

3°5

4'

PETUNJUK LOKASI :

PULAU SUMATERA

DARAT

DARATAN - 0

0 - 5

5 - 10

> 10

KET. WARNA KEDALAMAN :

Page 18: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 17

Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin

Dari grafik di atas dapat dilihat jumlah pegawai Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2018 yaitu PNS laki-laki berjumlah 23

orang dan perempuan berjumlah 17 orang sedangkan Non PNS laki-laki

berjumlah 11 orang dan perempuan 5 orang.

Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2018, yang menduduki jabatan

struktural sebanyak 4 orang, jabatan fungsional umum sebanyak 35 orang

dan jabatan fungsional tertentu sebanyak 1 orang.

Jumlah pegawai berdasarkan golongan

Page 19: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 18

Dari grafik di atas dapat dilihat jumlah pegawai Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2018 berdasarkan golongan yaitu

Golongan II sebanyak 4 orang, Golongan III sebanyak 34 orang dan

Golongan IV sebanyak 2 orang.

Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan

Dari grafik di atas dapat dilihat jumlah pegawai Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu berdasarkan pendidikan yaitu pendidikan

Diploma 3 (D-3) sebanyak 5 orang, pendidikan Sarjana (S-1) sebanyak 27

orang dan pendidikan Pasca Sarjana (S-2) sebanyak 8 orang.

d. Norma, Standar, Pedoman, Kriteria (NSPK)

KKP Kelas III Bengkulu dalam melaksanakan tugasnya mengacu

kepada peraturan perundangan yang berlaku baik tingkat nasional

Page 20: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 19

maupun internasional (lihat pada BAB I Subbab Dasar Hukum). Di

samping itu KKP Kelas III Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis

(UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit, maka dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya juga mengacu kepada pedoman pedoman pelaksanaan yang

telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal P2P.

Adapun pedoman - pedoman tersebut antara lain adalah:

1) Pedoman Teknis Kantor Kesehatan Pelabuhan.

2) Standar Sumber Daya Manusia Kantor Kesehatan Pelabuhan.

e. Kemitraan dan Jejaring Kerja

Kemitraan dan jejaring kerja dengan instansi-instansi yang

berkepentingan (stakeholders) yang berada di pelabuhan dalam suatu

jaringan kerjadi perlukan dalam penanganan masalah kesehatan di

wilayah pelabuhan, agar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi

dapat dilaksanakan dengan maksimal. Secara de facto, jejaring kerja

sudah dilaksanakan antar instansi terkait di dalam pelabuhan, namun

secara yuridis formal belum semuanya dibakukan dalam bentuk

kesepakatan bersama. Pembentukan jejaring kerja tidak terbatas

hanya di lingkungan pelabuhan saja, tetapi juga bisa mencakup antar

KKP maupun dengan instansi lainnya. Misalnya, dalam pelaksanaan

penyelenggaraan ibadah haji.

Kegiatan kemitraan dan jejaring kerja antara lain, meliputi Pertemuan

Jejaring dalam Rangka Kekarantinaan termasuk dalam mengatasi

penyakit yang baru muncul maupun penyakit lama yang muncul

kembali; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Surveilans Epidemiologi;

Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Vektor; dan

Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Risiko Lingkungan.

Page 21: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 20

8. Lingkungan Strategis a. Lingkungan Strategis Nasional

Pertumbuhan penduduk Indonesia ditandai dengan adanya window

opportunity di mana rasio ketergantungannya positif, yaitu jumlah

penduduk usia produktif lebih banyak dari pada yang usia non-produktif,

yang puncaknya terjadi sekitar tahun 2030. Masalah penduduk miskin

yang sulit berkurang akan masih menjadi masalah penting. Tingkat

pendidikan penduduk merupakan salah satu indicator yang menentukan

Indeks Pembangunan Manusia.Di samping kesehatan, pendidikan

memegang porsi yang besar bagi terwujudnya kualitas SDM Indonesia.

Disparitas Status Kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan

masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan

antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-

pedesaan masih cukup tinggi. Diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN). Menurut peta jalan menuju Jaminan Kesehatan Nasional

ditargetkan pada tahun 2019 semua penduduk Indonesia telah tercakup

dalam JKN (Universal Health Coverage-UHC). Diberlakukannya JKN ini

jelas menuntut dilakukannya peningkatan akses dan mutu pelayanan

kesehatan, baik pada fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun

fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, serta perbaikan sistem rujukan

pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2014 diberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46

tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK). PP ini mensyaratkan agar data

kesehatan terbuka untuk diakses oleh unit kerja instansi Pemerintah dan

Pemerintah Daerah yang mengelola SIK sesuai dengan kewenangan

masing-masing.

b. Lingkungan Strategis Regional

Saat mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif

pada tanggal 1 Januari 2016. Pemberlakukan ASEAN Community yang

mencakup total populasi lebih dari 560 juta jiwa, akan memberikan

peluang (akses pasar) sekaligus tantangan tersendiri bagi Indonesia.

Implementasi ASEAN Economic Community, yang mencakup liberalisasi

perdagangan barang dan jasa serta investasi sektor kesehatan. Perlu

Page 22: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 21

dilakukan upaya meningkatkan daya saing (competitiveness) dari

fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan dalam negeri. Pembenahan

fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, baik dari segi sumber

daya manusia, peralatan, sarana dan prasarananya, maupun dari segi

manajemennya perlu digalakkan.

Terjadinya perubahan iklim global yang secara langsung atau tidak akan

berpengaruh terhadap muncul penyakit baru (emerging diseases)

dan/atau penyakit yang selama ini sudah bukan masalahkesehatan (re-

emerging diseases), serta kondisi rawan dalam negeri dan luar negeri akan

berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Disamping hal tersebut,

muncul pula tuntutan dari pengguna jasa akan percepatan dan mutu

pelayanan yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan tidak optimalnya

proses pengawasan yang dikhawatirkan akan menyebabkan tidak

terdeteksinya penyakit karantina dan penyakit menular berpotensi wabah

lainnya. Implementasi International Health Regulation (IHR) 2005

merupakan kesepakatan bersama antara bangsa-bangsa anggota WHO,

termasuk Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya

penyebaran penyakit/masalah kesehatan yang sering disebut sebagai

Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). IHR tahun 2005

mengamanatkan dalam melakukan deteksi masalah PHEIC harus

dilaksanakan lebih optimal, namun tidak menghambat arus lalulintas

barang/tidak menghambat arus perekonomian atau perdagangan.

c. Lingkungan Strategis Global

Dengan berakhirnya agenda Millennium Development Goals (MDGs) pada

tahun 2015, banyak negara mengakui keberhasilan dari MDGs sebagai

pendorong tindakan-tindakan untuk mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan pembangunan masyarakat.Khususnya dalam bentuk

dukungan politik.Kelanjutan program ini disebut Sustainable

Development Goals (SDGs), yang meliputi 17 goals.Dalam bidang

kesehatan fakta menunjukkan bahwa individu yang sehat memiliki

kemampuan fisik dan daya pikir yang lebih kuat, sehingga dapat

berkontribusi secara produktif dalam pembangunan masyarakatnya.

Page 23: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 22

Pemberantasan malaria telah berhasil memenuhi indikator MDG’s yaitu

API < 1 pada tahun 2015.Pada SDG’s pemberantasan malaria masuk

dalam goals ke 3.3 yaitu Menghentikan epidemi AIDS, Tuberkulosis,

Malaria dan Penyakit Terabaikan serta Hepatitis, Water Borne Diseases

dan Penyakit menular lainnya.

Di Helsinki, GHSA membahas rancangan GHSA Action Packagesand

Commitments yang diharapkan dapat dijadikan rujukan bersama di

tingkat global dalam mengatasi ancaman penyebaran penyakit infeksi.

Komitmen ini antara lain juga dimaksudkan untuk memperkuat

implementasi International Health Regulation-IHR yang telah

dicanangkan WHO sebelumnya.

Agenda Ketahanan Kesehatan Global (Global Health Securty

Agenda/GHSA) juga sebagai bentuk komitmen dunia yang telah

mengalami dan belajar banyak dalam menghadapi musibah wabah

penyakit menular berbahaya seperti wabah Ebola yang telah melanda

beberapa negara Afrika, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di

beberapa negara Timur Tengah, flu H7N9 khsusunya di Tiongkok, flu babi

di Meksiko, flu burung yang melanda di berbagai negara, dan wabah flu

Spanyol tahun 1918. Rangkaian kejadian tersebut seakan menegaskan

bahwa wabah penyakit menular berbahaya tidak hanya mengancam

negara yang bersangkutan, namun juga mengancam kesehatan

masyarakat negara lainnya termasuk dampak sosial dan ekonomi yang

ditimbulkannya.

Termasuk elemen penting dari GHSA adalah zoonosis. Sebagai bentuk

dari perwujudan atas elemen penting (komitmen) tersebut, Pemerintah

Indonesia, yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian

Pertanian membahas lebih jauh berbagai aspek dari penyakit zoonosis

dalam kaitan pencegahan, pendeteksian lebih dini, dan upaya merespon

atas munculnya ancaman dari penyakit tersebut.

Page 24: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 23

9. Sistematika Penulisan

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

ditulis dengan sistematika sebagai berikut:

RINGKASAN EKSEKUTIF

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Tujuan

3. Manfaat

4. Ruang Lingkup

5. Sasaran

6. Landasan Penyusunan

7. Kondisi Umum

8. Sistematika Penulisan

BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

1. Visi

2. Misi

3. NILAI-NILAI

4. Tujuan dan Sasaran Strategis

BAB III. Arah Kebijakan dan Strategi

1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

2. Arah Kebijakan dan Strategi Kemenkes

BAB IV. RENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN

1. Rencana Kinerja Kegiatan Yang Akan Diselenggarakan 2015-

2019

2. Indikator Kinerja

Page 25: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 24

3. Pendanaan Kegiatan

BAB V. PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN

1. Pemantauan

2. Penilaian

3. Pelaporan

BAB VI. PENUTUP

Page 26: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 25

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN

SASARAN STRATEGIS

1 Visi

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong royong”.

2 Misi

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber

daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat

dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Pemerintah memiliki agenda dalam penyelenggaraan pemerintahan yaitu

menerapkan TRISAKTI dan NAWA CITA. Dalam implementasi

penyelenggaraan Program P2P NAWACITA

Pemerintah Indonesia dijabarkan sebagai berikut:

Page 27: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 26

TRISAKTI P2P

1. Berdaulat

dalam politik

2. Berdikari dalam

ekonomi

3. Berkepribadian dalam budaya

1. Penyakit (agen penyakit) dapat menjadi kekayaan dan

memiliki posisi tawar dalam hubungan internasional

2. Setiap penyakit endemik harus mampu dicegah,

dikendalikan, diberantas, dan ditanggulangi dengan

kekuatan dan sumberdaya sendiri

3. Watak dan perilaku seluruh warga negara menjadi aset

budaya bangsa guna mencegah, mengendalikan,

memberantas, dan mananggulangi penyakit dan faktor

risikonya.

NAWACITA P2P

1. Menghadirkan kembali negara

untuk

melindungi

segenap bangsa

dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga

negara.

2. Membuat

pemerintah

tidak absen

dengan

membangun tata

kelola

pemerintahan

yang bersih,

efektif,

demokratis, dan

terpercaya.

1. Melakukan rekondisi sumber daya nasional dan kearifan lokal dalam melindungi seluruh warga bangsa

agar terhindar dari ancaman penyakit dan faktor

risikonya.

2. Upaya perlindungan diwujudkan dalam Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan

manajemen yang bersih, transparan, akuntabel, serta

efektif dan efisien.

3. Meningkatkan kinerja Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit berbasis masyarakat dan

penguatan peran daerah dalam bingkai program nasional yang terpadu dan terintegrasi.

4. Menyiapkan regulasi sebagai dasar tindak Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam rangka

reduksi, eliminasi, dan eradikasi, baik skala lokal,

nasional, regional maupun global.

5. Mengurangi dan/atau mencegah potensi risiko penyebaran penyakit dan meminimalisasi dampak

buruk akibat penyakit dan buruknya kualitas

kesehatan lingkungan.

Page 28: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 27

3. Membangun

Indonesia dari

pinggiran dengan

memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam

kerangka negara

kesatuan.

4. Menolak negara

lemah dengan melakukan

reformasi sistem

dan penegakan

hukum yang

bebas korupsi,

bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan

kualitas hidup manusia

Indonesia.

6. Meningkatkan

produktivitas

rakyat dan daya

saing di pasar internasional.

7. Mewujudkan

kemandirian

ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor

strategis ekonomi

domestik.

8. Melakukan

revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh

kebhinekaan dan memperkuat

restorasi sosial

Indonesia.

6. Meningkatkan kemampuan dalam mencegah,

mengendalikan, memberantas dan menanggulangi

kejadian penyakit serta faktor risikonya di seluruh

wilayah NKRI termasuk di lingkungan pintu masuk negara agar tercipta suasana kesehatan lingkungan

yang sehat sebagai prasyarat utama dalam

meningkatkan produktivitas dan daya saing

sumberdaya manusia Indonesia.

7. Menjalin komunikasi, informasi, dan edukasi dengan

mitra strategis dan warga masyarakat agar timbul dan

berkembang pemahaman terhadap upaya pencegahan,

pengendalian, dan penanggulangan penyakit serta

faktor risikonya dengan teknologi tepat guna yang digali dari bumi sendiri.

8. Melakukan perubahan mendasar terhadap kebijakan

dan strategi guna mendukung pencapaian tujuan dan

sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit berbasis masyarakat dan penguatan daerah.

9. Menggali dan mengembangkan sumber daya dan

kearifan lokal untuk melakukan penguatan kembali upaya pencegahan, pengendalian, pemberantasan dan

penanggulangan penyakit serta faktor risikonya

berdasarkan permasalahan yang dihadapi.

3 Nilai-nilai

Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan,

Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:

1. Pro Rakyat

Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan

selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan

Page 29: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 28

yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa

membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.

2. Inklusif

Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,

karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh

Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen

masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor,

organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani

dan masyarakat akar rumput.

3. Responsif

Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi

kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktorfaktor ini

menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-

beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.

4. Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang

telah ditetapkan, dan bersifat efisien.

5. Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi,

kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.

Adapun beberapa nilai-nilai yang disepakati di KKP Kelas III Bengkulu guna

mendukung nilai-nilai Kementerian Kesehatan, sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab

Bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang diberikan.

2. Bertindak Cepat dan Tepat

Bekerja sesuai dengan waktu dan tepat sasaran.

3. Disiplin

Mampu mentaati segala peraturan dan tidak melanggar segala

larangan.

Page 30: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 29

4. Keterbukaan

Menyampaikan informasi secara utuh, mampu membuka hati dengan

iklas dalam memberi dan menerima ide yang membangun.

4 Tujuan dan Sasaran Strategis

Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, dirumuskan

tujuan sebagai berikut:

1) meningkatnya status kesehatan masyarakat; dan

2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan

masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.

Peningkatan status kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada

tujuan tersebut di atas, dilakukan pada semua kontinum siklus

kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,

kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.

Guna mengukur tingkat keberhasilan terhadap pencapaian tujuan

Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 disusun indikator kinerja

yang menggambarkan dampak (impact atau outcome) penyelenggaraan

program-program bidang kesehatan terhadap peningkatan status

kesehatan masyarakat, sebagai berikut:

1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup

(SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000

kelahiran hidup.

3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.

4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan

preventif.

5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan

perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang

kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:

Page 31: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 30

1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan

kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%.

2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan

dari 6,80 menjadi 8,00.

Tujuan Penyelenggaraan Program P2P sejalan dengan Renstra Kementerian

Kesehatan adalah menurunnya insidens, prevalens, dan kematian akibat

penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta meningkatnya kualitas

kesehatan lingkungan.

Sasaran Program P2P dalam Rencana Aksi Program P2P 2015-2019

sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah:

1. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan

kesehatan matra

2. Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber

binatang

3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular

langsung

4. Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian serta meningkatnya

pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

5. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan

Guna memperoleh gambaran pencapaian sasaran Program P2P

sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019 ditetapkan indikator

sebagai berikut:

a. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar

lengkap pada bayi

b. Jumlah kab/kota dengan eliminasi malaria

c. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka

mikrofilaria <1 persen

d. Persentase provinsi dengan eliminasi kusta

e. Prevalensi TB per 100.000 penduduk

f. Prevalensi HIV (persen)

Page 32: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 31

g. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun

h. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan

lingkungan

Sasaran Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam

Rencana Aksi Program ditetapkan dengan merujuk pada sasaran yang

ditetapkan dalam RPJMN dan Renstra serta memperhatikan tugas pokok

dan fungsi Ditjen PP dan PL sebagaimana didistribusikan pada Sub

Direktorat, Bagian dan UPT. Sasaran yang yang ditetapkan tersebut adalah:

1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi

dasar lengkap pada bayi sebesar 95 %

2. Jumlah kab/kota dg eliminasi malaria sebesar 300 kab/kota

3. Jumlah kab/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka

mikrofilaria <1 persen sebesar 75 kab/kota

4. Jumlah provinsi dg eliminasi kusta sebesar 34

5. Prevalensi TB sebesar 245 per 100.000 penduduk

6. Prevalensi HIV (persen) < 5 %

7. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan

lingkungan sebesar 40%.

8. Persentase penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%.

9. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai Kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.

10. Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun

sebesar 5,4%.

11. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi Matra

di wilayah layanan B/BTKLPP sebesar 90%

12. Jumlah teknologi tepat guna PP dan PL yang dihasilkan B/BTKLPP

meningkat 50 % dari jumlah TTG tahun 2014.

13. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan

kesehatan sebesar 100%.

Page 33: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 32

Untuk mencapai target tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:

a) Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra

Sasaran kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan akibat penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveillance, karantina

kesehatan, dan kesehatan matra dengan indikator sebagai berikut:

1. Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar

lengkap sebesar 93%.

2. Persentase anak usia dibawah tiga tahun yang mendapat imunisasi

dasar lengkap dan imunisasi lanjutan sebesar 70%.

3. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar

lengkap pada bayi sebesar 95 %

4. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons sebesar 90%.

5. Penemuan kasus discarded campak ≥ 2 per 100.000 penduduk

6. Penemuan kasus AFP non polio ≥ 2 per 100.000 penduduk usia < 15

tahun

7. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai daerah penyelaman yang

melaksanakan upaya kesehatan matra sebesar 60%.

8. Persentase Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi

wabah sebesar 100%

9. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan

kesehatan sebesar 100%.

10. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi Matra di

wilayah layanan B/BTKLPP sebesar 90%

b) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pencegahan dan penanggulangan

penyakit bersumber binatang dengan indikator:

1. Persentase kabupaten/kota yang melakukan pengendalian vektor

terpadu sebesar 80%.

2. Jumlah kabupaten/kota dengan API <1/1.000 penduduk sebanyak 400

3. kabupaten/kota.

4. umlah kabupaten/kota endemis Filaria berhasil menurunkan angka

mikro filarial menjadi < 1% sebanyak 75 kabupaten/kota.

Page 34: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 33

5. Persentase kabupaten/kota dengan IR DBD < 49 per 100.000 penduduk

sebesar 68%.

6. Persentase kabupaten/kota yang eliminasi rabies sebesar 85%.

7. Persentase rekomendasi kajian pengendalian penyakit bersumber

binatang meningkat 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014

8. Persentase teknologi tepat guna pengendalian penyakit bersumber

binatang meningkat 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014.

9. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian

vektor terpadu sebesar 100%

c) Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Sasaran kegiatan ini adalah menurunnya angka kesakitan dan kematian

akibat penyakit menular langsung dengan indikator:

1. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat sebesar

95%.

2. Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta. Dengan target di tahun 2020,

eliminasi kusta tercapai di 34 provinsi.

3. Persentase kabupaten/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB

paru BTA positif (Success Rate) minimal 85% sebesar 90%.

4. Persentase angka kasus HIV yang diobati sebesar 55%.

5. Persentase kabupaten/kota yang 50% Puskesmasnya melakukan

pemeriksaan dan tata laksana Pneumonia melalui program MTBS

sebesar 60%.

6. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kegiatan deteksi dini

hepatitis B pada kelompok berisiko sebesar 80%.

7. Persentase kajian pengendalian penyakit menular langsung meningkat

50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014

8. Persentase teknologi tepat guna pengendalian penyakit menular

langsung meningkat 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014

9. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan

deteksi dini penyakit menular langsung 100 %

d) Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Sasaran kegiatan ini adalah menurunnya angka kesakitan dan kematian

akibat penyakit tidak menular; meningkatnya pencegahan dan

Page 35: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 34

penanggulangan penyakit tidak menular. Indikator pencapaian sasaran

tersebut adalah:

1. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

sebesar 50%.

2. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan

Tanpa

3. Rokok (KTR) minimal 50% sekolah sebesar 50%.

4. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos

Pembinaan

5. Terpadu (Posbindu) PTM sebesar 50%.

6. Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker

serviks dan payudara sebesar 50%.

7. Persentase kabupaten/kota yang melakukan pemeriksaan kesehatan

pengemudi di terminal utama sebesar 50%.

8. Persentase kajian pengendalian penyakit tidak menular meningkat 50 %

dari jumlahrekom endasi tahun 2014

9. Persentase teknologi tepat guna pengendalian penyakit tidak menular

meningkat 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014

10. Persentase Pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan

skrining penyakit tidak menular sebesar 100 %

e) Penyehatan Lingkungan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penyehatan dan pengawasan

kualitas lingkungan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

1. Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM sebanyak 45.000

desa/kelurahan.

2. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan sebesar 50%.

3. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

sebesar 58%.

4. Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai

standar sebesar 36%.

5. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat

kesehatan sebesar 32%.

Page 36: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 35

6. Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan

sehat

7. sebanyak 386 desa/kelurahan.

8. Persentase rekomendasi kajian penyehatan lingkungan meningkat 50 %

dari

9. jumlah rekomendasi tahun 2014

10. Persentase teknologi tepat guna penyehatan lingkungan meningkat 50 %

dari

11. jumlah rekomendasi tahun 2014

12. Persentase penerbitan sertifikat/hasil uji pemeriksaan laboratorium dan

kalibrasi sebesar 100 % dari sampel uji.

13. Persentase pelabuhan/bandara/PLBDN sehat sebesar 100%

f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada

Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

1. Persentase Satker Program PP dan PL yang memperoleh penilaian SAKIP

dengan hasil minimal AA sebesar 85%.

Untuk mencapai indikator tersebut maka ditetapkan indikator

pendukung sebagai berikut:

i. Persentase anggaran tanpa blokir pada DIPA induk sebesar 90%.

ii. Persentase laporan program Ditjen PP PL terverifikasi

disampaikan tepat waktu sebesar 90 %

iii. Persentase Satker Program PP dan PL yang menerapkan

manajemen pengelolaan data dan informasi sebesar 80 %

iv. Persentase layanan administrasi kepegawaian sebesar 100%

v. Persentase layanan ketatausahaan dan gaji sebesar 100%

vi. Persentase Layanan Kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan

ULP sebesar 100%

vii. Presentase Satker yang menyusun Laporan Keuangan yang tepat

waktu sesuai dengan ketentuan sebesar 100%

Page 37: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 36

viii. Persentase Satker yang menyusun Laporan Realisasi Penggunaan

PNBP yang sesuai dengan aturan yang berlaku sebesar 100%

ix. Persentase Satker yang menyusun Dokumen perbendaharaan

sesuai ketentuan yang berlaku sebesar 100%

x. Persentase UPT yang kinerja klasifikasinya sesuai standar sebesar

100 %

xi. Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi

(WBK) sebesar 100 %

xii. Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Birokrasi Bersih

dan Melayani (WBBM) sebesar 100 %

xiii. Jumlah rancangan peraturan perundangan-undangan Program

PP dan PL yang disusun sebanyak 25 rancangan 50 Rencana Aksi

Program PP dan PL 2015-2019

xiv. Jumlah peraturan perundang-undangan Program PP dan PL yang

disosialisasikan sebesar 100%

xv. Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani sebesar 100%

xvi. Jumlah media informasi Program PP dan PL sebanyak 10 media

2. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan

sarana/prasarananya untuk memenuhi standar sebesar 69%.

i. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki aset tanah milik

Kemenkes

ii. sebesar 69%

iii. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki gedung milik

Kemenkes sebesar 69 %

iv. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki alat kesehatan

penunjang tupoksi sebesar 69 %

v. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki fasilitas pendukung

perkantoran

vi. sebesar 69%

vii. Persentase Satker Program PP dan PL yang menerapkan

manajemen pengelolaan data dan informasi sebesar 100%.

Page 38: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 37

Tabel 4. Indikator Rencana Aksi Program Dirjen Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit 2015-2019

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET (dalam %)

2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4

1

Peningkatan Survailans Karantina Kesehatan dan Matra

1

Persentase Sinyal

Kewaspadaan dini yang direspon 65 70 75 80 90

2

Persentase alat angkutSesuaidengan

standar Kekarantinaan Kesehatan

80 85 90 95 100

2

Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tular Vektor Zoonotik

3

Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melakukan Pengendalian Vektor terpadu

100 100 100 100 100

3

Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Menular langsung

4

Persentase Pelabuhan/Bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung

100 100 100 100 100

4

Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular

5

Persentase Pelabuhan/Bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular

100 100 100 100 100

5

Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas lingkungan

6 Persentase sarana air minum yang dilakukan Pengawasan

30 35 40 45 50

7

Persentase Tempat Tempat

Umum yang memenuhi syarat kesehatan

50 52 54 56 58

8

Persentase Tempat

Pengelolaan Makanan yang

memenuhi syarat kesehatan

8 14 20 26 32

6 Meningkatnya dukungan manajemen dan

9 Persentase Laporan administrasi kepegawaian

100 100 100 100 100

Page 39: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 38

pelaksanaan tugas teknis lainnay pada program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

10 Persentase Laporan ketatausahaan dan Gaji

100 100 100 100 100

11

Persentase Laporan Kerumahtanggaan, BMN dan Unit Layanan Pengadaan

100 100 100 100 100

Tabel 5. Indikator Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

tahun 2018

No. Indikator Kinerja Satker Definisi Operasional Indikator Satker Target

1 Jumlah Alat Angkut Sesuai

dengan Standar

Kekarantinaan

Jumlah Pemeriksaan Alat Angkut sesuai dengan standar

kekarantinaan kesehatan yang diukur dengan penerbitan

dokumen:

1632

1. SSCEC 72

2. PHQC 1560

2 Persentase Respon Sinyal

Kewaspadaan Dini (SKD) KLB

dan Bencana di Wilayah

Layanan KKP

Jumlah Sinyal SKD KLB di Pelabuhan/Bandara wilayah

kerja KKP (5 wilker) yang direspon kurang dari 24 jam

90%

3 Jumlah Deteksi Dini dalam

Rangka Cegah Tangkal Masuk

dan keluarnya Penyakit

Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan

di klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal

masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu tahun

melalui

225

1. Penerbitan dokumen COP 165

2. Penerbitan dokumen Gendec 0

3. Pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya

dalam satu tahun

60

4 Jumlah Pelayanan Kesehatan

pada Situasi Khusus

Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada

saat situasi khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun

baru, dan lain-lain dalam periode satu tahun

4

1. Posko Matra Idul Fitri 2

2. Posko Matra Natal dan Tahun Baru 2

5 Jumlah

Pelabuhan/Bandara/PLBDN

yang Memiliki Kebijakan

Kesiapsiagaan dalam

Penanggulangan Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat yang

Berpotensi Wabah

Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang memiliki

kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana

kontinjensi penanggulangan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang berpotensi wabah (5 Wilker)

2

Page 40: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 39

6 Jumlah sertifikat/Surat Izin

Layanan Kesehatan Lintas

Wilayah yang Diterbitkan

Jumlah Sertifikat yang diterbitkan berdasarkan

permintaan/permohonan yang diterima dalam periode

satu tahun

5766

1. Sertifikat Izin Layak Terbang 341

2. Sertifikat Izin Angkut Orang Sakit 410

3. Sertifikat Izin Angkut Jenazah 15

4. Penerbitan ICV 5000

7 Jumlah

Pelabuhan/Bandara/PLBDN

yang Memenuhi Syarat-Syarat

Sanitasi

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDN yang memiliki

sanitasi TTU dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat

layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih yang

memenuhi syarat kesehatan

1

1. Sanitasi TTU dengan kriteria baik 59

2. TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene 16

3. Tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat

kesehatan

79

8 Jumlah

Pelabuhan/Bandara/PLBDN

bebas vektor pada wilayah

perimeter dan buffer area

Jumlah pelabuhan/Bandara/PLBDN dengan nilai indeks

pinjal ≤ 1, House Index perimeter = 0, House Index Buffer

< 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa

rendah dan kepadatan lalat < 6 (5 wilker)

5

9 Jumlah Orang yang

Melakukan Skrining Penyakit

Menular Langsung

Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit

menular HIV/AIDS dan IMS

300

Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit

menular TB

200

10 Jumlah Dokumen Dukungan

Manajemen dan Tugas Teknis

Lainnya

Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 11

jenis dokumen, antara lain RKAKL/DIPA, Laporan

Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, LAKIP,

Profil Satker, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian,

e-monev

40

11 Jumlah Pengadaan Sarana

Prasarana

Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan,

fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu

tahun

39

12 Jumlah Peningkatan

Kapasitas SDM bidang P2P

Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang

diikuti oleh SDM KKP dalam kurun waktu satu tahun

13

Terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dikembangkan untuk

menjawab isu strategis dan mencapai sasaran serta tujuan. Agar sumber

daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, maka strategi

dilaksanakan sesuai skala prioritas. Strategi untuk mengoptimalkan peran

Page 41: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 40

dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu dilakukan

dengan:

1. Memperbaiki manajemen program

2. Meningkatkan kualitas SDM

3. Melengkapi sarana dan prasarana

4. Meningkatkan upaya kekarantinaan dan surveilans epidemiologi

5. Peningkatan upaya kesehatan dan lintas wilayah

6. Meningkatkan upaya pengendalian risiko lingkungan

7. Mengadakan koordinasi, kemitraan, dan jejaring kerja, kajian dan

pengembangan teknologi.

Page 42: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 41

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 20152019

merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang

Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran,

kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan

derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya dapat terwujud, melalui

terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025

adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh

meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi,

menurunnya angka kematian ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada

balita.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka

strategi pembangunan kesehatan 2005-2025 adalah:

1. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan,

2. Pemberdayaan masyarakat dan daerah,

3. Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan,

4. Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan,

5. Penanggulangan keadaan darurat kesehatan.

Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan

derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

Page 43: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 42

pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial

dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan upaya

kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas terutama melalui

peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem

kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Kartu Indonesia Sehat

menjadi salah satu saran utama dalam mendorong reformasi sektor

kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal, termasuk

penguatan upaya promotif dan preventif.

Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi:

1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan

lanjut usia yang berkualitas,

2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat,

3. Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,

4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas,

5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas,

6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan dan kualitas

farmasi dan alat kesehatan,

7. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan,

8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu Sumber Daya

Manusia Kesehatan,

9. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,

10. Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi,

11. Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

bidang kesehatan,

12. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas

pembiayaan kesehatan.

Page 44: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 43

2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan

Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah

kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum didalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Untuk

menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang

efektif dan efisien maka yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit

besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya

secara terintegrasi dalam fokus dan lokus dan fokus kegiatan, kesehatan,

pembangunan kesehatan.

Arah kebijakan Kementerian Kesehatan mengacu pada tiga hal penting

yakni:

1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (primary health care) Puskesmas

mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan wilayah melalui 4 jenis

upaya yaitu:

a. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat.

b. Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat.

c. Melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan.

d. Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.

Untuk penguatan ke tiga fungsi tersebut, perlu dilakukan Revitalisasi

Puskesmas, dengan fokus pada 5 hal, yaitu: 1) peningkatan SDM; 2)

peningkatan kemampuan teknis dan manajemen puskesmas, 3)

peningkatan pembiayaan; 4) peningkatan sistem informasi puskesmas

(SIP) dan 5) pelaksanaa akreditasi puskesmas.

Peningkatan sumber daya manusia di Puskesmas diutamakan untuk

ketersediaan 5 jenis tenaga kesehatan yaitu: tenaga kesehatan

masyarakat, kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian dan

analis kesehatan. Upaya untuk mendorong tercapainya target

pembangunan kesehatan nasional, terutama melalui penguatan layanan

kesehatan primer, Kementerian Kesehatan mengembangkan program

Nusantara Sehat. Program ini menempatkan tenaga kesehatan di tingkat

layanan kesehatan primer dengan metode teambased.

Page 45: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 44

Kemampuan manajemen Puskesmas diarahkan untuk meningkatkan

mutu sistem informasi kesehatan, mutu perencanaan di tingkat

Puskesmas dan kemampuan teknis untuk pelaksanaan deteksi dini

masalah kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan pemantauan

kualitas kesehatan lingkungan.

Pembiayaan Puskesmas diarahkan untuk memperkuat pelaksanaan

promotif dan preventif secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan

sumber pembiayaan Puskesmas.

Pengembangan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diarahkan

untuk mendapatkan data dan informasi masalah kesehatan dan capaian

pembangunan kesehatan yang dilakukan secara tepat waktu dan akurat.

Pelaksanaan akreditasi Puskesmas dimaksudkan untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan dan difokuskan pada daerah yang menjadi

prioritas pembangunan kesehatan.

2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (continuum of care)

Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan

keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan

ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.

3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.

Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan

pada bayi, balita dan lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin,

kelompok-kelompok berisiko, serta masyarakat di daerah terpencil,

perbatasan, kepulauan, dan daerah bermasalah kesehatan.

Kementerian Kesehatan menetapkan dua belas sasaran strategis yang

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok sasaran strategis pada

aspek input (organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen);

kelompok sasaran strategis pada aspek penguatan kelembagaan; dan

kelompok sasaran strategic pada aspek upaya strategic.

Kelompok sasaran strategis pada aspek input:

Page 46: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 45

1. Meningkatkan Tata kelola Pemerintah yang Baik dan Bersih Strategi

untuk meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih

meliputi:

a. Mendorong pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, ekonomis dan

ketatatan pada peraturan perundang-undangan.

b. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

c. Mewujudkan pengawasan yang bermutu untuk menghasilkan

Laporan Hasil Pengawasan (LHP) sesuai dengan kebutuhan

pemangku kepentingan.

d. Mewujudkan tata kelola manajemen Inspektorat Jenderal yang

transparan dan akuntabel.

2. Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Aparatur Kementerian

Kesehatan

Strategi ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:

a. Menyusun standar kompetensi jabatan struktural untuk semua

eselon.

b. Mengembangkan sistem kaderisasi secara terbuka di internal

Kementerian Kesehatan, misalnya dengan lelang jabatan untuk

Eselon 1 dan 2.

3. Meningkatkan Sistem Informasi Kesehatan Integrasi Strategi ini akan

dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:

a. Mengembangkan “real time monitoring” untuk seluruh Indikator

Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Kementerian Kesehatan.

b. Meningkatkan kemampuan SDM pengelola informasi di tingkat

kab/kota dan provinsi, sehingga profil kesehatan bisa terbit T+4

bulan, atau bisa terbit setiap bulan April.

Strategi selanjutnya adalah proses strategis internal Kementerian

Kesehatan harus dikelola secara excellent yakni Meningkatnya

Sinergisitas antar K/L, Pusat dan Daerah (SS6), Meningkatnya

Page 47: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 46

Kemitraan Dalam Negeri dan Luar Negeri (SS7), Meningkatnya Integrasi

Perencanaan, Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi (SS8), dan

Meningkatnya Efektivitas Litbangkes (SS9).

Kelompok sasaran strategis pada aspek penguatan kelembagaan:

4. Meningkatkan Sinergitas Antar Kementerian/Lembaga Strategi ini akan

dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:

a. Menyusun rencana aksi nasional program prioritas pembangunan

kesehatan.

b. Membuat forum komunikasi untuk menjamin sinergi antar

Kementerian/ Lembaga (K/L).

5. Meningkatkan Daya Guna Kemitraan (Dalam dan Luar Negeri) Strategi

ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:

a. Menyusun roadmap kerja sama dalam dan luar negeri.

b. Membuat aturan kerja sama yang mengisi roadmap yang sudah

disusun.

c. Membuat forum komunikasi antar stakeholders untuk mengetahui

efektivitas kemitraan baik dengan institusi dalam maupun luar

negeri.

6. Meningkatkan Integrasi Perencanaan, Bimbingan Teknis dan

Pemantauan Evaluasi

Strategi ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:

a. Penetapan fokus dan lokus pembangunan kesehatan.

b. Penyediaan kebijakan teknis integrasi perencanaan dan Monitoring

dan Evaluasi terpadu.

c. Peningkatan kompetensi perencana dan pengevaluasi Pusat dan

Daerah.

d. Pendampingan perencanaan kesehatan di daerah.

e. Peningkatan kualitas dan pemanfaatan hasil Monitoring dan Evaluasi

terpadu.

7. Meningkatkan Efektivitas Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan

Page 48: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 47

Strategi ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:

a. Memperluas kerja sama penelitian dalam lingkup nasional dan

internasional yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain,

perguruan tinggi dan pemerintah daerah dengan perjanjian

kerjasama yang saling menguntungkan dan percepatan proses alih

teknologi.

b. Menguatkan jejaring penelitian dan jejaring laboratorium dalam

mendukung upaya penelitian dan sistem pelayanan kesehatan

nasional.

c. Aktif membangun aliansi mitra strategic dengan

Kementerian/Lembaga Non Kementerian, Pemda, dunia usaha dan

akademisi.

d. Meningkatkan diseminasi dan advokasi pemanfaatan hasil penelitian

dan pengembangan untuk kebutuhan program dan kebijakan

kesehatan.

e. Melaksanakan penelitian dan pengembangan mengacu pada

Kebijakan Kementerian Kesehatan dan Rencana Kebijakan Prioritas

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2015- 2019.

f. Pengembangan sarana, prasarana, sumber daya dan regulasi dalam

pelaksanaan penelitian dan pengembangan.

Untuk mencapai tujuan Kemenkes, terlebih dahulu akan

diwujudkan 5 (lima) sasaran strategis yang saling berkaitan sebagai

hasil pelaksanaan berbagai program teknis secara terintegrasi, yakni:

1).Meningkatnya Kesehatan Masyarakat (SS1); 2).Meningkatkan

Pengendalian Penyakit (SS2); 3).Meningkatnya Akses dan Mutu

Fasilitas Kesehatan (SS3); 4).Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas,

dan Pemerataan Tenaga Kesehatan (SS4); dan 5).Meningkatnya

Akses, Kemandirian, serta Mutu Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan (SS5).

Kelompok sasaran strategic pada aspek upaya strategic:

8. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Page 49: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 48

Strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

mencakup pelayanan kesehatan bagi seluruh kelompok usia mengikuti

siklus hidup sejak dari bayi sampai anak, remaja, kelompok usia

produktif, maternal, dan kelompok usia lanjut (Lansia), yang dilakukan

antara lain melalui:

a. Melaksanakan penyuluhan kesehatan, advokasi dan menggalang

kemitraan dengan berbagai pelaku pembangunan termasuk

pemerintah daerah.

b. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran

serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

c. Meningkatkan jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh kesehatan

masyarakat/ dan tenaga kesehatan lainnya dalam hal promosi

kesehatan.

d. Mengembangkan metode dan teknologi promosi kesehatan yang

sejalan dengan perubahan dinamis masyarakat.

9. Meningkatkan Pengendalian Penyakit

1) Untuk mengendalikan penyakit menular maka strategi yang

dilakukan, melalui:

a) Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat

bila ada dugaan potensi meningkatnya kejadian penyakit

menular seperti Mass Blood Survey untuk malaria) dalam

memperoleh pelayanan kesehatan terkait penyakit menular

terutama di daerah-daerah yang berada di perbatasan,

kepulauan dan terpencil untuk menjamin upaya memutus mata

rantai penularan.

b) Untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan penanggulangan

penyakit menular, dibutuhkan strategi innovative dengan

memberikan otoritas pada petugas kesehatan masyarakat (Public

Health Officers), terutama hak akses pengamatan faktor risiko

dan penyakit dan penentuan langkah penanggulangannya.

c) Mendorong keterlibatan masyarakat dalam membantu upaya

pengendalian penyakit melalui community base surveillance

Page 50: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 49

berbasis masyarakat untuk melakukan pengamatan terhadap

hal-hal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan

melaporkannnya kepada petugas kesehatan agar dapat

dilakukan respon dini sehingga permasalahan kesehatan tidak

terjadi.

d) Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam

pengendalian penyakit menular seperti tenaga epidemiologi,

sanitasi dan laboratorium.

e) Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang

menjadi daerah pintu masuk negara dalam mendukung

implementasi pelaksanaan International Health Regulation (IHR)

untuk upaya cegah tangkal terhadap masuk dan keluarnya

penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan

masyarakat.

f) Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik

cepat untuk pengendalian penyakit menular secara cepat.

2) Untuk penyakit tidak menular maka perlu melakukan deteksi dini

secara pro-aktif mengunjungi masyarakat karena ¾ penderita tidak

tahu kalau dirinya menderita penyakit tidak menular terutama pada

para pekerja. Di samping itu perlu mendorong kabupaten/kota yang

memiliki kebijakan PHBS untuk menerapkan kawasan bebas asap

rokok agar mampu membatasi ruang gerak para perokok.

3) Meningkatnya kesehatan lingkungan, strateginya adalah:

a) Penyusunan regulasi daerah dalam bentuk peraturan Gubernur,

Walikota/ Bupati yang dapat menggerakkan sektor lain di daerah

untuk berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan

lingkungan seperti peningkatan ketersediaan sanitasi dan air

minum layak serta tatanan kawasan sehat.

b) Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna sesuai dengan

kemampuan dan kondisi permasalahan kesehatan lingkungan di

masing-masing daerah.

Page 51: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 50

c) Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam wirausaha

sanitasi.

d) Penguatan POKJA Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

(AMPL) melalui pertemuan jejaring AMPL, Pembagian peran

SKPD dalam mendukung peningkatan akses air minum dan

sanitasi.

e) Peningkatan peran Puskesmas dalam pencapaian

kecamatan/kabupaten Stop Buang Air Besar Sembarangan

(SBS) minimal satu Puskesmas memiliki satu Desa SBS.

f) Meningkatkan peran daerah potensial yang melaksanakan

strategi adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim.

10. Meningkatkan Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Untuk meningkatkan akses dan mutu Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP), maka upaya yang akan dilakukan adalah:

a. Mewujudkan ketepatan alokasi anggaran dalam rangka pemenuhan

sarana prasarana dan alat kesehatan yang sesuai standar.

b. Optimalisasi fungsi FKTP, dimana tiap kecamatan memiliki minimal

satu Puskesmas yang memenuhi standar.

Mewujudkan inovasi pelayanan, misalnya dengan flying health care

(dengan sasaran adalah provinsi yang memiliki daerah terpencil dan

sangat terpencil dan kabupaten/kota yang tidak memiliki dokter

spesialis), telemedicine, RS Pratama, dan lainlain.

c. Mewujudkan dukungan regulasi yaitu melalui penyusunan

kebijakan dan NSPK FKTP.

d. Mewujudkan sistem kolaborasi pendidikan nakes antara lain melalui

penguatan konsep dan kompetensi Dokter Layanan Primer (DLP)

serta nakes strategis.

e. Mewujudkan penguatan mutu advokasi, pembinaan dan

pengawasan ke Pemerintah Daerah dalam rangka penguatan

manajemen Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Page 52: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 51

f. Mewujudkan sistem manajemen kinerja FKTP melalui instrumen

penilaian kinerja.

Untuk meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan, maka strategi yang akan dilakukan adalah:

a. Mewujudkan ketepatan alokasi anggaran dalam rangka pemenuhan

sarana prasarana dan alat kesehatan di RS yang sesuai standar.

b. Mewujudkan penerapan sistem manajemen kinerja RS sehingga

terjamin implementasi Patient Safety, standar pelayanan kedokteran

dan standar pelayanan keperawatan.

c. Mewujudkan penguatan mutu advokasi, pembinaan dan

pengawasan untuk percepatan mutu pelayanan kesehatan serta

mendorong RSUD menjadi BLUD.

d. Optimalisasi peran UPT vertikal dalam mengampu Fasyankes

daerah.

e. Mewujudkan berbagai layanan unggulan (penanganan kasus tersier)

pada Rumah Sakit rujukan nasional secara terintegrasi dalam

academic health system.

f. Mewujudkan penguatan sistem rujukan dengan mengembangkan

sistem regionalisasi rujukan pada tiap provinsi (satu rumah sakit

rujukan regional untuk beberapa kabupaten/kota) dan sistem

rujukan nasional (satu Rumah Sakit rujukan nasional untuk

beberapa provinsi).

g. Mewujudkan kemitraan yang berdaya guna tinggi melalui program

sister hospital, kemitraan dengan pihak swasta, KSO alat medis, dan

lain-lain.

h. Mewujudkan sistem kolaborasi pendidikan tenaga kesehatan.

11. Meningkatkan Jumlah, Jenis, Kualitas Dan Pemerataan Tenaga

Kesehatan

Strategi yang akan dilakukan berbagai upaya antara lain:

a. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan berbasis Tim (Team Based).

Page 53: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 52

b. Peningkatan distribusi tenaga yang terintegrasi, mengikat dan lokal

spesifik.

c. Pengembangan insentif baik material dan non material untuk tenaga

kesehatan dan SDM Kesehatan.

d. Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang bermutu.

e. Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi tenaga dengan uji

kompetensi pada seluruh tenaga kesehatan.

f. Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan.

g. Pengendalian peserta pendidikan dan hasil pendidikan.

h. Peningkatan pendidikan dan pelatihan jarak jauh.

i. Peningkatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan persyaratan

jabatan.

j. Pengembangan sistem kinerja.

12. Meningkatkan Akses, Kemandirian dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan

Untuk mewujudkan kemandirian bahan baku obat dibutuhkan

komitmen politik yang tinggi. Strategi yang perlu dilakukan dari

berbagai upaya antara lain:

a. Regulasi perusahaan farmasi memproduksi bahan baku dan obat

tradisional dan menggunakannya dalam produksi obat dan obat

tradisonal dalam negeri, serta bentuk insentif bagi percepatan

kemandirian nasional

b. Regulasi penguatan kelembagaan dan sistem pengawasan pre dan

post market alat kesehatan.

c. Pokja ABGC dalam pengembangan dan produksi bahan baku obat,

obat tradisional dan alat kesehatan dalam negeri.

d. Regulasi penguatan penggunaan dan pembinaan industri alat

kesehatan dalam negeri.

e. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dan tenaga

kesehatan tentang pentingnya kemandirian bahan baku obat, obat

Page 54: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 53

tradisional dan alat kesehatan dalam negeri yang berkualitas dan

terjangkau.

f. Mewujudkan Instalasi Farmasi Nasional sebagai center of excellence

manajemen pengelolaan obat, vaksin dan perbekkes di sektor publik.

g. Memperkuat tata laksana HTA dan pelaksanaannya dalam seleksi

obat dan alat kesehatan untuk program pemerintah maupun

manfaat paket JKN.

h. Percepatan tersedianya produk generik bagi obat-obat yang baru

habis masa patennya.

i. Membangun sistem informasi dan jaringan informasi terintegrasi di

bidang kefarmasian dan alat kesehatan.

j. Menjadikan tenaga kefarmasian sebagai tenaga kesehatan strategis,

termasuk menyelenggarakan program PTT untuk mendorong

pemerataan distribusinya.

k. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat

rasional melalui penguatan manajerial, regulasi, edukasi serta

sistem monitoring dan evaluasi.

Page 55: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 54

BAB IV

RENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN

1 Rencana Kinerja Kegiatan Rencana Kinerja Kegiatan yang akan diselenggarakan 2015-2019

memperhatikan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, tujuan, arah

kebijakan dan strategi Ditjen P2P sebagaimana diuraikan dalam bab-bab

sebelumnya, maka disusunlah target kinerja dan kerangka pendanaan Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2015-2019, dengan tetap

berpedoman pada tugas pokok dan fungsi KKP.

Adapun tugas pokok dan fungsi KKP adalah sebagai berikut:

a. Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan

KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya

penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,

kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan

kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit

baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,

kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan

lintas batas darat Negara, (Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor

356/Menkes/Per/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan) yang saat ini menjadi Permenkes No.

2348 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes No.356 tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.

b. Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

KKP menyelenggarakan 16 (enam belas) fungsi, (Pasal 3 Peraturan

Page 56: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 55

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

356/Menkes/Per/IV/2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan):

1. Pelaksanaan kekarantinaan;

2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;

3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara pelabuhan,

dan lintas batas darat negara;

4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial

wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;

5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi,

dan kimia;

6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai

penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan

internasional;

7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang

kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan

kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan,

kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor

dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;

10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan

muatannya;

11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

Page 57: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 56

14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,

dan surveilans kesehatan pelabuhan;

15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,

dan lintas batas darat negara;

16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP

Sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu, merujuk

pada Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan, disamping itu juga merujuk pada sasaran yang ditetapkan

dalam RPJMN dan Renstra serta memperhatikan tugas pokok dan fungsi

KKP Kelas III Bengkulu. Sasaran yang ditetapkan tersebut adalah:

1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 75 %

2. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan

kesehatan 90 %

3. Persentase Sarana air minum yang dilakukan pengawasan 45 %

4. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan

55 %

5. Persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan 60 %

6. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melakukan

Pengendalian Vektor terpadu 100 %

7. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan

kegiatan deteksi dini Penyakit Menular langsung 100 %

8. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan

kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular 100 %

9. Persentase Laporan administrasi kepegawaian 100 %

10. Persentase laporan ketatausahaan dan gaji 100 %

11. Persentase laporan kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan Unit

Layanan Pengadaan 100 %

Untuk mencapai target tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1. Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra

Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina

dan Kesehatan Matra diantaranya:

Page 58: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 57

a. Persentase Sinyal Kewaspadaan Dalam Sistem Kewaspadaan Dini

yang direspon.

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa Investigasi dan

Penanggulangan KLB, yaitu upaya penanggulangan terhadap

kejadian KLB yang dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam

terhitung sejak mulai terjadinya KLB.

b. Persentase Upaya Pengendalian Faktor Risiko pada Wilayah dengan

Kondisi Matra.

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa lokasi yang

melaksanakan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra, yaitu

upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi potensi risiko

kesehatan, meningkatkan kemampuan adaptasi dan mengendalikan

risiko kesehatan matra dirgantara, kesehatan matra lapangan dan

kesehatan matra kelautan bawah air.

c. Persentase Alat Angkut Sesuai dengan Standar Kekarantinaan

Kesehatan.

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa:

1) Pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan

alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan, yaitu

pelabuhan yang dilakukan pengawasan alat angkut, orang,

barang, dokumen sesuai standar kekarantinaan kesehatan.

2) Certificate of pratique, yaitu dokumen kekarantinaan yang

diberikan kepada kapal yang datang dari luar negeri dan atau dari

dalam negeri terjangkit (under quarantine).

3) Dokumen SSCEC, yaitu sertifikat yang diberikan kepada alat

angkut/kapal yang telah memenuhi syarat sanitasi kapal (bebas

tindakan penyehatan kapal) setelah dilakukan pemeriksaan

menggunakan formulir pemeriksaan dan dinyatakan dalam

satuan dokumen/sertifikat SSCEC.

4) Bahan Kesehatan dalam rangka pengawasan dan penerbitan

dokumen kesehatan, yaitu bahan kesehatan yang diperlukan

Page 59: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 58

dalam pengawasan dan penerbitan dokumen kesehatan yang di

SBK.

d. Persentase Lingkungan Sehat, Aman dan Terkendali dari Faktor

Risiko KKM di Pintu Masuk Negara.

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa lingkungan

pelabuhan /bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan

terhadap faktor risiko KKM, yaitu lingkungan pelabuhan yang

dilakukan pengawasan terhadap faktor risiko KKM.

e. Persentase Rencana Kontinjensi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

diPintu Masuk dan Wilayah.

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa Rencana

Kontinjensi Penaggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat,

yaitu kegiatan penyusunan rencana kontinjensi yang berhubungan

dengan penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat.

2. Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber

Binatang (P2B2) diantaranya:

a. Persentase Kab/Kota yang melakukan Pengendalian Vektor Terpadu.

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa:

1) Luas Wilayah Bebas Vektor PES, yaitu kegiatan pengendalian

tikus yang meliputi pemetaan, persiapan, pemasangan

perangkap, identifikasi dan evaluasi/pencatatan dan pelaporan,

dilakukan sebanyak 9 kali setahun sesuai dengan siklus hidup

tikus, tidak termasuk pembelian/pengadaan perangkap tikus,

peralatan identifikasi dan pakaian APD.

2) Luas Wilayah Bebas Vektor DBD, yaitu kegiatan pengendalian

nyamuk aedes aegypti (jentik dan nyamuk dewasa yang

dinyatakan dalam satuan ukur luas wilayah bebas vektor selama

1 (satu) tahun, dimualai dengan survei, dilakukan tiap bulan (12

kali), larvasida dilakukan 4 kali, fogging dilakukan 4 kali dan

evaluasi/pencatatan dan pelaporan, tidak termasuk belanja

Page 60: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 59

pengadaan insektisida, larvasida, bahan/alat identifikasi, alat

pengandalian dan APD.

3) Pengamatan Vektor dan Binatang Pengganggu, yaitu jumlah

laporan pengamatan vektor dan binatang pengganggu.

3. Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Menular

Langsung diantaranya:

a. Persentase Penemuan Baru Kasus HIV dengan pengobatan Sesuai

Standar.

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa Layanan HIVAIDS

oleh KKP, yaitu jumlah pelabuhan yang menyediakan layanan HIV-

AIDS pada populasi berisiko termasuk awak kapal, dan tenaga kerja

bongkar muat di wilayah kerja.

4. Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak

Menular, Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Tidak Menular diantaranya:

- Persentase kelompok khusus (haji, PO Bus, Sekolah, tempat kerja) yang

melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dan cedera. Output/kegiatan

yang akan dilaksanakan berupa monitoring faktor risiko PTM melalui

kegiatan Posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus, yaitu

kelompok khusus (UPT, haji, PO Bus, sekolah, tempat kerja) yang

melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dan cedera.

5. Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan

diantaranya:

a. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Yang Memenuhi Syarat

Kesehatan

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa tempat pengelolaan

makanan yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu jumlah TPM yang

memenuhi standar dan persyaratan hygiene sanitasi di

Kabupaten/Kota pada suatu propinsi.

b. Persentase Pengawasan Kualitas Air Minum

Page 61: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 60

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa peta kualitas air

minum, yaitu peta kualitas air minum perpipaan (PDAM dan atau

sejenisnya), sarana air minum komunal, damiu diwilayah regional

atau wilayah buffer area (KKP).

6. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

diantaranya:

a. Persentase Satker P2P yang Memperoleh Penilaian SAKIP dengan Hasil

Minimal AA.

Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa:

1) Dokumen perencanaan dan anggaran, yaitu dokumen yang

dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana kerja

dan anggaran yang terdiri dari dokumen Renja-KL, RKA-

KL, Rencana Aksi Program, Rencana Aksi Kegiatan dan dokumen

menu Rambu Perencanaan.

2) Dokumen Data dan Informasi, yaitu dokumen yang dihasilkan

melalui penyusunan profil PP&PL, data dan informasi situasi serta

kecenderungan penyakit, data situasi dan kecenderungan

kesehatan lingkungan, jaringan system informasi PP&PL.

3) Dokumen Evaluasi dan Pelaporan, yaitu dokumen yang dihasilkan

melalui pemantauan pelaksanaan kegiatan program P2P, laporan

kemajuan dan evaluasi pelaksanaan program P2P, laporan

tahunan P2P.

4) Laporan Keuangan, yaitu laporan yang diperoleh dari kegiatan

verifikasi akuntansi yang meliputi laporan bulanan (hasil rekon),

laporan keuangan semester dan laporan keuangan tahunan

(unaudited dan audited).

5) Target dan Pagu PNBP, yaitu dokumen yang diperoleh dari

kegiatan penyusunan target dan pagu PNBP yang disusun oleh

eselon I dan satker, laporan realisasi bulanan, triwulanan dan

tahunan.

Page 62: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 61

6) Laporan Aset Negara (BMN), yaitu tersusunnya laporan barang

milik Negara tingkat satuan kerja, wilayah dan eselon I yang

akuntabel, tepat waktu, teratur dan paripurna sebagai hasil dari

kegiatan penatausahaan, pengelolaan dan pelaporan aset Negara

sesuai peraturan barang milik Negara (BMN).

7) Layanan Administrasi Kepegawaian, yaitu dokumen yang

dihasilkan melalui perencanaan/evaluasi pegawai, penataan

administrasi kepegawaian, penataan administrasi jabatan

fungsional.

8) Administrasi Ketatausahaan dan Pimpinan, yaitu dokumen yang

dihasilkan melalui kegiatan persuratan, kearsipan, gaji, dan

ketatausahaan lainnya.

9) Dokumen Akuntabilitas Kinerja Pemerintah, yaitu dokumen LAKIP

yang telah disusun oleh secretariat ditjen P2P.

10) Layanan Perkantoran

4.2. Indikator Kinerja

Untuk mengukur output pada tiap kegiatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Bengkulu mengajukan usulan Indikator Kinerja Kegiatan Tahun

2015-2019, seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Usulan Indikator Kinerja Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Bengkulu Tahun 2015-2019

NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL

TARGET KETERANGAN

2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah alat angkut

sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

Jumlah pemeriksaan

alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan Kesehatan dalam

periode satu tahun

Target = Hasil dari nilai

rata-rata capaian dalam tahun 2014 dan 2014 x 100 %. ( selanjutnya Target setiap tahun

dengan menambahkan 5 % dari target per tahun)

1. SSCEC 100 109 118 72 72 Penetapan target

ditetapkan dari nilai rata-rata tahun sebelumnya pada tahun 2013 dan 2014, realisasi

dari tahun 2015 sd 2017 tidak mencapai target sehingga dilakukan penyesuaian target

terkait dengan adanya

Page 63: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 62

perubahan indikator semula persentase

menjadi nilai mutlak

2. PHQC 1519 1556 1541 1560 1571

2 Persentase respon Sinyal Kewaspadaan

Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

Jumlah sinyal SKD KLB di

pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibandingkan

dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun

Target = minimal 90 % Sinyal SKD KLB yang

direspon dalam 24 jam

1. Pelabuhan

Linau

90% 90% 90% 90% 90%

2. Pelabuhan Enggano

90% 90% 90% 90% 90%

3. Pelabuhan Muko-Muko

90% 90% 90% 90% 90%

4. Bandara

Fatmawati

90% 90% 90% 90% 90%

5. Pelabuhan Pulau Baai

90% 90% 90% 90% 90%

3 Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan

keluarnya penyakit

Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di

klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan

keluarnya penyakit dalam periode satu tahun

1. COP 96 116 126 165 172 Realisasi pada Tahun sebelumnya sebesar 148 % ( 187) sehingga dilakukan penyesuaian

target sebesar 30 % sejalan dengan perubahan indikator yang semula persentase

menjadi nilai mutlak.

2. Gendec 0 0 0 0 0

3. Layanan Kekarantinaan

di Bandar udara/Pelabuhan/PLBD

24 24 24 60 60 Penetapan target dilakukan pada tahun

2018 terkait dengan adanya pengaktifan 3 wilker.

4 Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus

tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu

tahun

1. Posko Matra Idul Fitri

2 2 2 2 2 Posko Pelabuhan Pulau Baai dan Bandara

fatmawati

Page 64: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 63

2. Posko Matra Natal dan

Tahun Baru

2 2 2 2 2 Posko Pelabuhan Pulau Baai dan Bandara

fatmawati

5 Jumlah pelabuhan/bandara

/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang

berpotensi wabah

Jumlah pelabuhan/bandar

udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen

rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang berpotensi wabah

1 Pelabuhan

Linau

0 0 0 0 1

2 Pelabuhan Enggano

0 0 0 0 1

3 Pelabuhan Muko-Muko

0 0 0 0 1

4 Bandara

Fatmawati

0 0 1 1 1

5 Pelabuhan Pulau Baai

0 0 1 1 1

6 Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang

diterbitkan

Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permoh

onan yang diterima dalam periode satu tahun

Target = Hasil dari nilai rata-rata capaian dalam tahun 2014 dan 2014 x 100 %. (selanjutnya

Target setiap tahun dengan menambahkan 5 % dari target per tahun)

1 Sertifikat Izin Layak Tebang

301 315 330 345 360

2 Sertifikat Izin

Anggut Orang Sakit

396 416 439 462 485

3 Sertifikat Izin Anggut Jenazah

12 13 15 19 23

4 Jumlah penerbitan/legalisasi ICV

2192 2302 2532 3038 3778

7 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang

memenuhi syarat-syarat sanitasi

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang

memiliki sanitasi tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM

memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi

syarat kesehatan

1 1 1 1 1 Target = Hasil dari nilai rata-rata capaian dalam tahun 2014 dan 2014 x

100 %. (selanjutnya Target setiap tahun dengan menambahkan 5 % dari target per tahun)

Target ditetapkan terkait adanya perubahan indikator kegiatan pelabuhan/bandara/PL

BD sehat bila terpenuhi 3 sub indikator, TTU baik, TPM Laik Higiene, TPA memenuhi syarat

kesehatan

1 Sanitasi TTU dengan kriteria

baik

50 53 56 59 62

2 TPM memenuhi syarat

layak/laik hygiene

13 14 15 16 17

Page 65: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 64

3 Tempat penyediaan air

bersih memenuhi syarat kesehatan

67 71 75 79 84

8 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor

pada wilayah perimeter dan buffer area

Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai

indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva

anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6

Penetapan target ditentukan dari Direktorat Realisasi =

Jumlah pelabuhan/Bandara/PLBD yang dilakuka pengendalian vektor

dibagi Jumlah pelabuhan/Bandara/PLBD yang ada

1 Indeks Pinjal ≤ 1

5 5 5 5 5

2 HI perimeter = 0 5 5 5 5 5

3 HI buffer < 1 5 5 5 5 5

4 Tidak ditemukan larva anopheles

5 5 5 5 5

5 Kepadatan kecoa rendah

5 5 5 5 5

6 Kepadatan lalat

< 6

5 5 5 5 5

9 Jumlah orang yang melakukan skrining

penyakit menular langsung

Jumlah orang yang melaksanan skrining

penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya

Penetapan target ditentukan dari

Direktorat sesuai dengan kelas KKP

1 HIV DAN IMS 2 2 150 200 200

2 TB 0 50 50 300 400

10 Jumlah dokumen

dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

Jumlah Dokumen

Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA,

Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal

PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev

Bappenas, LEB dalam periode satu tahun

40 40 40 40 40 Penetapan target

ditentukan dari Dirjen P2P

1 RKAKL / DIPA 2 2 2 2 2

2 Laporan Tahunan

1 1 1 1 1

3 Laporan

Keuangan

2 2 2 2 2

4 Laporan BMN 2 2 2 2 2

5 Lakip 1 1 1 1 1

Page 66: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 65

6 Profil 1 1 1 1 1

7 Proposal PNBP 1 1 1 1 1

8 Dokumen Kepegawaian

2 2 2 2 2

9 E-Monev DJA 1 1 1 1 1

1

0

E-Monev

Bappenas

4 4 4 4 4

11

LEB (Laporan Eksekutif

Bulanan) dalam periode satu tahun

12 12 12 12 12

11 Jumlah pengadaan

sarana prasarana

Jumlah pengadaan

tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran,

kendaraan dalam satu tahun

1 Tanah 0

2 Gedung 5

3 Alat kesehatan 25 4

4 Fasilitas Penunjang kantor

9

5 Kendaraan 5 1

12 Jumlah peningkatan kapasitas SDM

bidang P2P

Jumlah jenis peningkatan

kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM KKP dalam kurun waktu satu

tahun

13 13

1 BTCLS 1 1

2 Entomolog Kesehatan

1 1

3 Sanitarian 1 1

4 Fumigasi Kapal 1 1

5 Barang dan Jasa

1 1

6 Perencana 1 1

7 Barang dan Jasa

1 1

8 Sertifikasi Bendahara

1 1

9 Arsiparis 1 1

10

Jurnalistik 1 1

11

Epidemiologi 1 1

12

GIS 1 1

13

Kekarantinaan 1 1

Page 67: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 66

2 Pendanaan Kegiatan Dalam rangka melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2015-2019, perlu didukung dengan

adanya dana dan anggaran yang bersumber dari DIPA Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu, sumber pendanaan Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas III Bengkulu dalam kurun waktu 5 tahun mendatang masih

tertumpu pada APBN (rupiah murni) disertai dengan optimalisasi

pemanfaatan anggaran bersumber PNBP.

Pagu Anggaran pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

dikelompokkan menjadi 3 Jenis belanja yakni, belanja Modal, Belanja

Barang dan Belanja Pegawai. Sementara itu untuk Pagu Anggaran menurut

kegiatan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu dibagi

berdasarkan output/kegiatan sebagai berikut:

1) Surveilans dan Karantina Kesehatan,

2) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik,

3) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung,

4) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

Page 68: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 67

BAB V

PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN

1. Pemantauan Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan

proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan

perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan

ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan

kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan

diarahkan guna mengidentifikasi jangkauan pelayanan, kualitas

pengelolaan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.

Adapun waktu pemantauan disesuaikan dengan jadwal pemantauan.

2. Penilaian Penilaian rencana aksi kegiatan KKP Kelas III Bengkulu bertujuan untuk

menilai keberhasilan penyelenggaraan kegiatan KKP Kelas III Bengkulu

selama 5 tahun ke depan.

Penilaian dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil

yang dicapai dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses

pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan diteruskan,

dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan

guna mengkaji efektifiktas dan efisensi pengelolaan program dan kegiatan.

3. Pelaporan Seluruh kegiatan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu di

tuangkan dalam bentuk pelaporan sesuai dengan mekanisme, jadwal dan

format pelaporan sebagai progres pencapaian target indikator kinerja

kegiatan yang dikoordinasikan dan dikonsultasikan dengan pengampu

kegiatan di pusat.

Page 69: RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. 2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan

RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 68

BAB VI

P E N U T U P

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

tahun 2015-2019 ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Bengkulu dalam kurun waktu lima tahun sehingga hasil pencapaian

dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja

tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.

Semoga upaya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu sampai

dengan tahun 2019 dapat lebih terarah dan terukur. Dalam kaitannya dengan

pengukuran kinerja dan sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya,

Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015-

2019 ini akan dievaluasi pada pertengahan (2017) dan akhir periode tahun (2019)

sesuai ketentuan yang berlaku.

Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

Bengkulu 2015-2019 melibatkan seluruh pemegang program terkait. Kepada

semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Aksi ini diucapkan terima

kasih.

Tentunya Rencana Aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu

tahun 2015 – 2019 ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila

dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur

kesehatan di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.