RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan...
Transcript of RENCANA AKSI KEGIATAN - e-renggar.kemkes.go.id · aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan...
RENCANA AKSI
KEGIATAN TAHUN 2015 - 2019
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU
2018
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 1
RINGKASAN EKSKUTIF
Dalam pencapaian visi pembangunan Nasional 2005-2025 “Indonesia yang
Mandiri, Maju, Adil dan Makmur” Secara garis besar pentahapan pembangunan
RPJPN 2005-2025 berdasarkan UU NO. 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) adalah:
1. RPJMN I (2005-2009), Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang
aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang
lebih baik.
2. RPJMN II (2010-2014), Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan
kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing
perekonomian.
3. RPJMN III (2015-2019), Memantapkan pembangunan secara menyeluruh
dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian
yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan
IPTEK.
4. RPJMN IV (2020-2025), Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang
dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif.
Dalam Buku II RPJMN tahun 2015-2019, di sampaikan bahwa Kualitas
SDM tercermin dari tingkat pendidikan, kesehatan, dan pendapatan penduduk,
yang menjadi komponen inti Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Indonesia
terus mengalami peningkatan dari 71,8 persen pada tahun 2009 menjadi 73,8
persen pada tahun 2013. IPM tersebut menggambarkan rata-rata lama sekolah
penduduk usia 15 tahun ke atas selama 8,14 tahun dan angka melek aksara
penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 94,1 persen. Sementara itu, usia harapan
hidup saat lahir mencapai 69,9 tahun dan produk domestik bruto (PDB) per kapita
sebesar Rp. 33,3 juta. Persentase penduduk miskin juga menunjukkan
penurunan, dari 12,4 persen atau 29,9 juta orang pada tahun 2011 menjadi 11,5
persen atau 28,6 juta orang pada tahun 2013.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 2
Upaya pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud. Saat ini kita sudah memasuki pada periode Rencana
Pembangunan baru yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, merupakan arah kebijakan dan strategi nasional untuk
menyusun rencana strategi suatu Kementerian.
Kementerian Kesehatan RI telah menyusun Renstra Kementerian
Kesehatan tahun 2015-2019 dengan Visi yaitu “Masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan“ dengan Misinya : (1) Meningkatkan kemitraan dan
pemberdayaan dalam mewujudkan perilaku sehat dan pembangunan berwawasan
kesehatan, (2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, merata,
bermutu, dan berkesinambungan, (3) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan,
dan kualitas sumber daya kesehatan, (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan
yang baik. Arah kebijakan sasaran, strategi, fokus prioritas serta program-
program di lingkungan Kementerian Kesehatan telah ditetapkan. Untuk
mewujudkan terlaksananya programprogram pembagunan Kesehatan dengan
mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu 2015-2019, maka dalam
pelaksanaanya perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam suatu Rencana Aksi
Program (RAP) pada unit organisasi Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK)
pada unit setingkat eselon II / satker sesuai dengan tugas pokok dan fugsinya.
Sesuai Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 yang mengacu
pada perubahan sktuktur organisasi Kementerian Kesehatan yang memberikan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang Kesehatan di kabupaten / kota, dan Millenium Development
Goals (MDGs), disamping itu didalam MDG’s bahwa peningkatan pembangunan
kesehatan masyarakat merupakan tujuan utama global yang wajib diwujudkan
setiap anggota WHO. Pembangunan Kesehatan di wilayah pelabuhan merupakan
bagian dari pembangunan kesehatan nasional. Kecenderungan permasalahan
kesehatan jangka panjang Indonesia dari waktu ke waktu tampaknya akan
menjadi luas dan semakin kompleks. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang
memiliki perairan yang luas dari sabang sampai merauke yang mempunyai letak
stategis (posisi silang), berperan penting dalam lalu lintas orang dan barang.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 3
Dengan meningkatnya pembangunan, maka pergerakan dan perpindahan
penduduk antar pulau akan meningkat hal tersebut tidak terlepas dari era
globalisasi yang didukung oleh perkembangan teknologi di segala bidang
termasuk kesehatan.
Dengan disusunnya RAK KKP kelas III Bengkulu Tahun 2015-2019, maka
diharapkan dapat menjadi acuan dan pedoman dalam pelaksanaan program dan
kegiatan sesuai TUPOKSI selama 5 tahun ke depan, dengan harapan
pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam rangka
Pencegahan dan pengendalian penyakit khususnya dan pembangunan kesehatan
umumnya ke arah kesejahteraan masyarakat.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu tahun 2015-2019.
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
disusun sebagai dokumen perencanaan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bengkulu untuk tahun 2015-2019 dalam rangka mencapai visi dan misi
cegah dan tangkal penyakit. Dokumen ini disusun sebagai bagian dari Rencana
Aksi Program Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tahun
2015-2019.
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
tahun 2015-2019 menjelaskan juga rencana pelaksanaan kegiatan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu pada periode 2015-2019, dalam
mendukung peningkatan hasil kegiatan pada periode mendatang. Diharapkan
melalui rencana aksi kegiatan ini, seluruh jajaran di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bengkulu dapat mendukung tercapainya hasil kegiatan (output) tahun
2015-2019 secara maksimal.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015-
2019 ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua.
Bengkulu, 20 Agustus 2018
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bengkulu
Rosyid Ridlo Prayogo, SE. MKM
NIP.196704221992031003
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 5
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSKUTIF .......................................................................................1
KATA PENGANTAR ..............................................................................................4
DAFTAR ISI ..........................................................................................................5
PENDAHULUAN ...................................................................................................6
1. Latar Belakang ...........................................................................................6
2. Tujuan ..................................................................................................... 11
3. Manfaat .................................................................................................... 11
4. Ruang Lingkup ......................................................................................... 11
5. Sasaran .................................................................................................... 12
6. Landasan Penyusunan ............................................................................. 12
7. Kondisi Umum ......................................................................................... 15
8. Lingkungan Strategis ............................................................................... 20
9. Sistematika Penulisan .............................................................................. 23
VISI, MISI, TUJUAN DAN ................................................................................... 25
SASARAN STRATEGIS ....................................................................................... 25
1 Visi ........................................................................................................... 25
2 Misi .......................................................................................................... 25
3 Nilai-nilai ................................................................................................. 27
4 Tujuan dan Sasaran Strategis .................................................................. 29
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI .................................................................... 41
1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ...................................................... 41
2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan .............................. 43
1 Rencana Kinerja Kegiatan ........................................................................ 54
2 Pendanaan Kegiatan ................................................................................ 66
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN ................................................... 67
1. Pemantauan ............................................................................................. 67
2. Penilaian .................................................................................................. 67
3. Pelaporan ................................................................................................. 67
P E N U T U P .................................................................................................... 68
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 6
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotongroyong merupakan Visi dari Presiden Republik
Indonesia untuk periode 2015-2019. Untuk mewujudkan visi tersebut,
dirumuskan 7 (tujuh) misi pembangunan, yang menjadi arah dan landasan
pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28 huruf
H ayat 1 mengamanatkan “bahwa Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapalkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan’’. Pembangunan
bidang kesehatan diarahkan agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya sebagai prasyarat agar mereka dapat hidup lebih
produktif dalam kehidupan dan penghidupannya. Dengan demikian
masyarakat akan memperoleh keadilan dan kemandirian guna mewujudkan
hidup sehat, mandiri dan berkeadilan.
Pembangunan kesehatan diwujudkan dalam program-program yang
merupakan prioritas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan dengan mempertimbangkan komitmen internasional, regional
dan kebijakan lokal.
Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah pada periode
2015-2019, dititik beratkan pada upaya mewujudkan Nusantara Sehat
dengan meningkatkan kemampuan negara dan masyarakat secara
terintegrasi dengan mengutamakan kemampuan sumber daya sendiri
berbasis budaya bangsa. Program-program yang akan dilaksanakan
difokuskan guna mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat seperti gizi
masyarakat, penyakit menular, penyakit tidak menular serta pengendalian
faktor risikonya.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 7
Salah satu program utama adalah Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat agar
terlindungi dari penyakit menular, penyakit tidak menular dan faktor
risikonya melalui perbaikan kualitas media lingkungan dan pembudayaan
hidup bersih dan sehat.
Pengendalian penyakit menular diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan terhadap penyakit menular
langsung, penyakit bersumber binatang, penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, dan melakukan upaya penanggulangan terhadap penyakit
menular potensial wabah, upaya kekarantinaan kesehatan serta melakukan
upaya penanggulangan penyakit menular dalam kondisi matra.
Pengendalian penyakit tidak menular diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pencegahan, pengendalian, dan penanganan faktor risiko
terutama berkenaan dengan gaya hidup seperti pola makan, aktivitas fisik,
kebiasaan merokok serta kebiasaan berolah raga.
Penyehatan lingkungan merupakan upaya pengendalian faktor risiko penyakit
baik menular maupun tidak menular melalui peningkatan kemampuan
penyehatan, pengendalian dan pengamanan terhadap media lingkungan baik
secara fisik, biologi, kimia maupun sosial.
Sasaran fungsional Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
diarahkan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat
penyakit dengan strategi reduksi - eliminasi – eradikasi. Sedangkan sasaran
operasional dilaksanakan pada wilayah provinsi, kabupaten/kota, dan pintu
masuk negara baik melalui pelabuhan, bandar udara serta lintas batas darat
negara.
Pokok-pokok kegiatan dalam Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) meliputi Peningkatan kinerja surveilans kesehatan, pencegahan
penyebaran penyakit, pemberantasan, pengendalian faktor risiko, dan
melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi penyelenggaraan Program
PP dan PL.
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan 2015-2019, dalam Rencana Aksi Program P2P disusun indikator
kinerja Program guna memperoleh gambaran tentang jangkauan pelayanan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 8
program, kualitas pengelolaan program, permasalahan yang dihadapi serta
dampak yang terjadi.
Diharapkan dengan pengelolaan program yang baik dan benar, koordinasi dan
komunikasi yang dinamis secara lintas sektor dan lintas program,
kemampuan informasi dan edukasi yang baik serta didukung oleh regulasi
sebagai NSPK dapat terwujud tujuan dan sasaran program yang ditetapkan.
Dalam melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud dalam pasal 2, KKP
menyelenggarakan 16 (enam belas) fungsi, (Pasal 3 Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/Menkes/Per/IV/2008
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan):
1. Pelaksanaan kekarantinaan;
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah,
penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi,
dan kimia;
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan
internasional;
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang
kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika
dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi
persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 9
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,
dan surveilans kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat Negara;
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Didalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 356 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan bahwa Kantor
Kesehatan Pelabuhan terdiri dari:
a. Kepala Kantor
b. Sub Bagian Tata Usaha
c. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
d. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas
Wilayah
e. Instalasi
f. Wilayah Kerja
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
berdasarakan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2348/MENKES/PER/2011 Tanggal 22 November 2011 Tentang Perubahan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tanggal 14 April
2008. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan yaitu:
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 10
Gambar 1.
Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
Gambar 2 Bagan Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
SU B.BAG TATA USAHA
SEKSI PRL DAN KLW SEKSI PK &
WILAYAH KERJA JABATAN FUNGSIONAL
INSTALASI
KEPALA KANTOR
SEKSI PK & SE
dr. Hamonangan Parhusip
SEKSI PRL & KLW
Wesbi Utami, SKM, M. Si
KELOMPOK
JABFUNG INSTALASI
KEPALA KANTOR
Rosyid Ridlo Prayogo, SE, MKM
SUBBAGTATA USAHA
Irfan Syarif, SKM, MPH
1. Fatmawati 2. Mukomuko 3. Bintuhan 4. Malakoni 5. Pulau Baai
Wilayah Kerja
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 11
2. Tujuan
Tujuan disusunnya Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu ini adalah untuk:
1. Memberikan panduan dan acuan bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bengkulu dalam melaksanakan dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya, mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi
periode 2015-2019.
2. Memberikan dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.
3. Manfaat
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) merupakan turunan dari Rencana Aksi Program
PP & PL yang mengacu pada RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis
Kemenkes 2015-2019. RAK sebagai upaya untuk menjabarkan Rencana
Pengembangan Program Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.
RAK merupakan dokumen yang memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun,
berguna untuk memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu, mulai dari perencanaan kegiatan,
pelaksanaan dan pengendalian program dan kegiatan, dan evaluasi
pencapaian outcome program dan output kegiatan. Selain itu, RAK dapat
memberikan informasi mengenai kontribusi dukungan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu pada program Kemenkes selama 2015-2019.
Selain itu, menjadi dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.
4. Ruang Lingkup RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015-2019 memiliki
ruang lingkup:
1. Inventarisasi perencanaan kegiatan di lingkungan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu, mengacu pada RPJMN, dan Renstra
Kemenkes 2015-2019.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 12
2. Perkembangan kegiatan yang dikelola oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bengkulu.
3. Kegiatan sub kegiatan serta capaian sub-sub bagian.
4. Sumberdaya dan sarana prasarana di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Bengkulu.
5. Monitoring dan evaluasi kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu.
5. Sasaran
Sasaran RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015 - 2019
meliputi:
1. Internal Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.
2. Satuan Kerja di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu.
3. Kementerian lain.
6. Landasan Penyusunan
RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015-2019
direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan
landasan-landasan sebagai berikut:
1. Landasan Ideal: Pancasila
Pancasila sebagai landasan ideal dari sistem masyarakat, menyebutkan
adanya keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia
sebagai pribadi, interaksi dengan masyarakat, interaksi dengan alam,
interaksi dengan Negara dan bangsa lain maupun interaksi dengan
TUHAN.
2. Landasan Konstitusional: UUD 1945
UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan
berbangsa, termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan
nilai.
3. Landasan Operasional: segala peraturan mulai dari UU s/d
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 13
Keputusan Menteri Kesehatan
1) UU RI No. 1 tahun 1962, tentang Karantina Laut
2) UU RI No. 2 tahun 1962, tentang Karantina Udara
3) UU RI No. 4 tahun 1984, tentang Wabah penyakit menular
4) UU RI No 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
5) UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6) Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1991, tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular
7) Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004, tentang Keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan
8) Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007, tentang Keselamatan
Radiasi
9) PP RI No 21 Tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kemenkes
10) PP RI No 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
11) PP RI No 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian
Lingkungan Hidup Bandar Udara
12) Perpres RI No 79 Tahun 2011 tentang Kunjungan Kapal Wisata
(Yacht) Asing Ke Indonesia
13) Kepmenkes RI No 1116 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem SE;
14) Kepmenkes RI No 264 Tahun 2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor
Kesehatan Pelabuhan;
15) Kepmenkes RI No 949 Tahun 2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan SKD KLB;
16) Kepmenkes RI No 1372 Tahun 2005 tentang Penetapan Kondisi KLB
Flu Burung;
17) Kepmenkes RI No. 424 tahun 2007 tentang Pedoman Upaya
Kesehatan Pelabuhan Dalam Rangka Karantina Kesehatan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 14
18) Kepmenkes RI No. 425 tahun 2007 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan
Pelabuhan
19) Kepmenkes RI No. 431 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di
Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas Dalam Rangka Karantina
Kesehatan.
20) Kepmenkes RI No 228 Tahun 2010 tentang Susunan Jabatan dan
Uraian Jabatan Kantor Kesehatan Pelabuhan;
21) Permenkes 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
22) Permenkes 612 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Karkes pada PHEIC
23) Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara reviu atas laporan kinerja
instansi pemerintah.
24) Permenkes No. 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kemenkes
25) Kepmenkes 1314 tahun 2010 tentang Pedoman SDM, Sarana dan
Prasarana KKP
26) Kepmenkes No 21 Tahun 2011 ttg Renstra Kemenkes 2015-2019
27) Permenkes 1096 tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
28) Permenkes No. 2348 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes
No.356 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan
29) SK Dirjen PP & PL No. 522 Tahun 2010 ttg Pelaksanaan Indikator
Kegiatan Pembinaan Imkar Sub Kegiatan Karkespel
30) SK Dirjen PP & PL tahun 2010 tentang SOP di Pintu Masuk Negara
31) International Health Regulations (IHR) 2005
32) International Maritime Organization (IMO)
33) International Civil Aviation Organization (ICAO)
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 15
7. Kondisi Umum
a. Kondisi Geografis
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu merupakan Unit
Pelaksana Teknis dalam Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia yang berada dan bertanggung Jawab kepada Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Selain kantor induk yang berada di Kota Bengkulu, dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu mempunyai 4 (Empat) Wilayah Kerja sebagai pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan yang berada dan menjadi tanggung jawab Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu, yaitu :
a. Wilayah kerja Enggano, terletak di Kepulauan Enggano Kecamatan
Enggano Kabupaten Bengkulu Utara
b. Wilayah kerja Pelabuhan Laut Pulau Baai, terletak di Kecamatan
Selebar
c. Wilayah kerja Linau, terletak di Kabupaten Kaur
d. Wilayah kerja Muko-Muko, terletak di Kabupaten Moko - Muko
Keempat Wilayah Kerja tersebut memberi kontribusi yang cukup besar
bagi keberhasilan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu dalam
usaha pencapaian target dan sasaran. Baik dalam Pelaksanaan program
kegiatan maupun dalam hal Pendapatan Negara (Penerimaan Negara
Bukan Pajak).
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu memiliki gedung kantor
dan rumah jabatan dalam daftar BMN dengan letak bangunan gedung
tersebut adalah:
1. Gedung Kantor Induk Bengkulu, 2 (dua) lantai terletak di Ibu Kota
Bengkulu.
2. Gedung Kantor Wilker Pulau Baai terletak di Pulau Baai Kecamatan
Selebar
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 16
PETA WILAYAH KERJA KKP KELAS III BENGKULU
b. SARANA DAN PRASARANA
GEDUNG KANTOR TEMPAT KERJA
Kantor Kesehatan Pelabuhan Bengkulu terletak di wilayah kerja
Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu yang secara geografis terletak
di pantai barat Sumatera pada posisi antara 03” 47’ 30” Lintang Selatan
dan 102” 15’ 04” Bujur Timur dalam wilayah administrasi Kecamatan
Betungan Kota Bengkulu, lebih kurang 10 Km dari pusat kota.
Gedung Kantor dibangun pada tahun 1984 dengan luas 70 M2,
sejalan dengan perkembangan tahun demi tahun dengan mempergunakan
pendanaan APBN baik itu anggaran rutin maupun proyek telah berdiri
gedung bangunan Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan Luas 3.142 Meter
persegi
c. Sumber Daya Manusia
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
sampai dengan bulan Desember 2018 berjumlah 40 orang. Sedangkan
pegawai honorer atau Pegawai Non PNS berjumlah 16 orang. Gambaran
pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2018 dapat
dilihat pada grafik berikut.
BASIN
102°16' 102°17' 102°18' 102°19'
102°16' 102°17' 102°18'
3°5
5'
3°5
4'
PETUNJUK LOKASI :
PULAU SUMATERA
DARAT
DARATAN - 0
0 - 5
5 - 10
> 10
KET. WARNA KEDALAMAN :
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 17
Jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin
Dari grafik di atas dapat dilihat jumlah pegawai Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2018 yaitu PNS laki-laki berjumlah 23
orang dan perempuan berjumlah 17 orang sedangkan Non PNS laki-laki
berjumlah 11 orang dan perempuan 5 orang.
Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2018, yang menduduki jabatan
struktural sebanyak 4 orang, jabatan fungsional umum sebanyak 35 orang
dan jabatan fungsional tertentu sebanyak 1 orang.
Jumlah pegawai berdasarkan golongan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 18
Dari grafik di atas dapat dilihat jumlah pegawai Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2018 berdasarkan golongan yaitu
Golongan II sebanyak 4 orang, Golongan III sebanyak 34 orang dan
Golongan IV sebanyak 2 orang.
Jumlah pegawai berdasarkan Pendidikan
Dari grafik di atas dapat dilihat jumlah pegawai Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu berdasarkan pendidikan yaitu pendidikan
Diploma 3 (D-3) sebanyak 5 orang, pendidikan Sarjana (S-1) sebanyak 27
orang dan pendidikan Pasca Sarjana (S-2) sebanyak 8 orang.
d. Norma, Standar, Pedoman, Kriteria (NSPK)
KKP Kelas III Bengkulu dalam melaksanakan tugasnya mengacu
kepada peraturan perundangan yang berlaku baik tingkat nasional
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 19
maupun internasional (lihat pada BAB I Subbab Dasar Hukum). Di
samping itu KKP Kelas III Bengkulu sebagai Unit Pelaksana Teknis
(UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, maka dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya juga mengacu kepada pedoman pedoman pelaksanaan yang
telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal P2P.
Adapun pedoman - pedoman tersebut antara lain adalah:
1) Pedoman Teknis Kantor Kesehatan Pelabuhan.
2) Standar Sumber Daya Manusia Kantor Kesehatan Pelabuhan.
e. Kemitraan dan Jejaring Kerja
Kemitraan dan jejaring kerja dengan instansi-instansi yang
berkepentingan (stakeholders) yang berada di pelabuhan dalam suatu
jaringan kerjadi perlukan dalam penanganan masalah kesehatan di
wilayah pelabuhan, agar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi
dapat dilaksanakan dengan maksimal. Secara de facto, jejaring kerja
sudah dilaksanakan antar instansi terkait di dalam pelabuhan, namun
secara yuridis formal belum semuanya dibakukan dalam bentuk
kesepakatan bersama. Pembentukan jejaring kerja tidak terbatas
hanya di lingkungan pelabuhan saja, tetapi juga bisa mencakup antar
KKP maupun dengan instansi lainnya. Misalnya, dalam pelaksanaan
penyelenggaraan ibadah haji.
Kegiatan kemitraan dan jejaring kerja antara lain, meliputi Pertemuan
Jejaring dalam Rangka Kekarantinaan termasuk dalam mengatasi
penyakit yang baru muncul maupun penyakit lama yang muncul
kembali; Pertemuan Jejaring dalam Rangka Surveilans Epidemiologi;
Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Vektor; dan
Pertemuan Jejaring dalam Rangka Pengendalian Risiko Lingkungan.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 20
8. Lingkungan Strategis a. Lingkungan Strategis Nasional
Pertumbuhan penduduk Indonesia ditandai dengan adanya window
opportunity di mana rasio ketergantungannya positif, yaitu jumlah
penduduk usia produktif lebih banyak dari pada yang usia non-produktif,
yang puncaknya terjadi sekitar tahun 2030. Masalah penduduk miskin
yang sulit berkurang akan masih menjadi masalah penting. Tingkat
pendidikan penduduk merupakan salah satu indicator yang menentukan
Indeks Pembangunan Manusia.Di samping kesehatan, pendidikan
memegang porsi yang besar bagi terwujudnya kualitas SDM Indonesia.
Disparitas Status Kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas kesehatan
masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan
antar tingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-
pedesaan masih cukup tinggi. Diberlakukannya Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Menurut peta jalan menuju Jaminan Kesehatan Nasional
ditargetkan pada tahun 2019 semua penduduk Indonesia telah tercakup
dalam JKN (Universal Health Coverage-UHC). Diberlakukannya JKN ini
jelas menuntut dilakukannya peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan, baik pada fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, serta perbaikan sistem rujukan
pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2014 diberlakukan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46
tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK). PP ini mensyaratkan agar data
kesehatan terbuka untuk diakses oleh unit kerja instansi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah yang mengelola SIK sesuai dengan kewenangan
masing-masing.
b. Lingkungan Strategis Regional
Saat mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara efektif
pada tanggal 1 Januari 2016. Pemberlakukan ASEAN Community yang
mencakup total populasi lebih dari 560 juta jiwa, akan memberikan
peluang (akses pasar) sekaligus tantangan tersendiri bagi Indonesia.
Implementasi ASEAN Economic Community, yang mencakup liberalisasi
perdagangan barang dan jasa serta investasi sektor kesehatan. Perlu
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 21
dilakukan upaya meningkatkan daya saing (competitiveness) dari
fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan dalam negeri. Pembenahan
fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, baik dari segi sumber
daya manusia, peralatan, sarana dan prasarananya, maupun dari segi
manajemennya perlu digalakkan.
Terjadinya perubahan iklim global yang secara langsung atau tidak akan
berpengaruh terhadap muncul penyakit baru (emerging diseases)
dan/atau penyakit yang selama ini sudah bukan masalahkesehatan (re-
emerging diseases), serta kondisi rawan dalam negeri dan luar negeri akan
berpotensi menimbulkan masalah kesehatan. Disamping hal tersebut,
muncul pula tuntutan dari pengguna jasa akan percepatan dan mutu
pelayanan yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan tidak optimalnya
proses pengawasan yang dikhawatirkan akan menyebabkan tidak
terdeteksinya penyakit karantina dan penyakit menular berpotensi wabah
lainnya. Implementasi International Health Regulation (IHR) 2005
merupakan kesepakatan bersama antara bangsa-bangsa anggota WHO,
termasuk Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
penyebaran penyakit/masalah kesehatan yang sering disebut sebagai
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). IHR tahun 2005
mengamanatkan dalam melakukan deteksi masalah PHEIC harus
dilaksanakan lebih optimal, namun tidak menghambat arus lalulintas
barang/tidak menghambat arus perekonomian atau perdagangan.
c. Lingkungan Strategis Global
Dengan berakhirnya agenda Millennium Development Goals (MDGs) pada
tahun 2015, banyak negara mengakui keberhasilan dari MDGs sebagai
pendorong tindakan-tindakan untuk mengurangi kemiskinan dan
meningkatkan pembangunan masyarakat.Khususnya dalam bentuk
dukungan politik.Kelanjutan program ini disebut Sustainable
Development Goals (SDGs), yang meliputi 17 goals.Dalam bidang
kesehatan fakta menunjukkan bahwa individu yang sehat memiliki
kemampuan fisik dan daya pikir yang lebih kuat, sehingga dapat
berkontribusi secara produktif dalam pembangunan masyarakatnya.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 22
Pemberantasan malaria telah berhasil memenuhi indikator MDG’s yaitu
API < 1 pada tahun 2015.Pada SDG’s pemberantasan malaria masuk
dalam goals ke 3.3 yaitu Menghentikan epidemi AIDS, Tuberkulosis,
Malaria dan Penyakit Terabaikan serta Hepatitis, Water Borne Diseases
dan Penyakit menular lainnya.
Di Helsinki, GHSA membahas rancangan GHSA Action Packagesand
Commitments yang diharapkan dapat dijadikan rujukan bersama di
tingkat global dalam mengatasi ancaman penyebaran penyakit infeksi.
Komitmen ini antara lain juga dimaksudkan untuk memperkuat
implementasi International Health Regulation-IHR yang telah
dicanangkan WHO sebelumnya.
Agenda Ketahanan Kesehatan Global (Global Health Securty
Agenda/GHSA) juga sebagai bentuk komitmen dunia yang telah
mengalami dan belajar banyak dalam menghadapi musibah wabah
penyakit menular berbahaya seperti wabah Ebola yang telah melanda
beberapa negara Afrika, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di
beberapa negara Timur Tengah, flu H7N9 khsusunya di Tiongkok, flu babi
di Meksiko, flu burung yang melanda di berbagai negara, dan wabah flu
Spanyol tahun 1918. Rangkaian kejadian tersebut seakan menegaskan
bahwa wabah penyakit menular berbahaya tidak hanya mengancam
negara yang bersangkutan, namun juga mengancam kesehatan
masyarakat negara lainnya termasuk dampak sosial dan ekonomi yang
ditimbulkannya.
Termasuk elemen penting dari GHSA adalah zoonosis. Sebagai bentuk
dari perwujudan atas elemen penting (komitmen) tersebut, Pemerintah
Indonesia, yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian
Pertanian membahas lebih jauh berbagai aspek dari penyakit zoonosis
dalam kaitan pencegahan, pendeteksian lebih dini, dan upaya merespon
atas munculnya ancaman dari penyakit tersebut.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 23
9. Sistematika Penulisan
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
RINGKASAN EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR SINGKATAN
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Ruang Lingkup
5. Sasaran
6. Landasan Penyusunan
7. Kondisi Umum
8. Sistematika Penulisan
BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
1. Visi
2. Misi
3. NILAI-NILAI
4. Tujuan dan Sasaran Strategis
BAB III. Arah Kebijakan dan Strategi
1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
2. Arah Kebijakan dan Strategi Kemenkes
BAB IV. RENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
1. Rencana Kinerja Kegiatan Yang Akan Diselenggarakan 2015-
2019
2. Indikator Kinerja
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 24
3. Pendanaan Kegiatan
BAB V. PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
1. Pemantauan
2. Penilaian
3. Pelaporan
BAB VI. PENUTUP
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 25
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN
SASARAN STRATEGIS
1 Visi
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong royong”.
2 Misi
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber
daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat
dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Pemerintah memiliki agenda dalam penyelenggaraan pemerintahan yaitu
menerapkan TRISAKTI dan NAWA CITA. Dalam implementasi
penyelenggaraan Program P2P NAWACITA
Pemerintah Indonesia dijabarkan sebagai berikut:
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 26
TRISAKTI P2P
1. Berdaulat
dalam politik
2. Berdikari dalam
ekonomi
3. Berkepribadian dalam budaya
1. Penyakit (agen penyakit) dapat menjadi kekayaan dan
memiliki posisi tawar dalam hubungan internasional
2. Setiap penyakit endemik harus mampu dicegah,
dikendalikan, diberantas, dan ditanggulangi dengan
kekuatan dan sumberdaya sendiri
3. Watak dan perilaku seluruh warga negara menjadi aset
budaya bangsa guna mencegah, mengendalikan,
memberantas, dan mananggulangi penyakit dan faktor
risikonya.
NAWACITA P2P
1. Menghadirkan kembali negara
untuk
melindungi
segenap bangsa
dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga
negara.
2. Membuat
pemerintah
tidak absen
dengan
membangun tata
kelola
pemerintahan
yang bersih,
efektif,
demokratis, dan
terpercaya.
1. Melakukan rekondisi sumber daya nasional dan kearifan lokal dalam melindungi seluruh warga bangsa
agar terhindar dari ancaman penyakit dan faktor
risikonya.
2. Upaya perlindungan diwujudkan dalam Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan
manajemen yang bersih, transparan, akuntabel, serta
efektif dan efisien.
3. Meningkatkan kinerja Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit berbasis masyarakat dan
penguatan peran daerah dalam bingkai program nasional yang terpadu dan terintegrasi.
4. Menyiapkan regulasi sebagai dasar tindak Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam rangka
reduksi, eliminasi, dan eradikasi, baik skala lokal,
nasional, regional maupun global.
5. Mengurangi dan/atau mencegah potensi risiko penyebaran penyakit dan meminimalisasi dampak
buruk akibat penyakit dan buruknya kualitas
kesehatan lingkungan.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 27
3. Membangun
Indonesia dari
pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam
kerangka negara
kesatuan.
4. Menolak negara
lemah dengan melakukan
reformasi sistem
dan penegakan
hukum yang
bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan
kualitas hidup manusia
Indonesia.
6. Meningkatkan
produktivitas
rakyat dan daya
saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan
kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor
strategis ekonomi
domestik.
8. Melakukan
revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh
kebhinekaan dan memperkuat
restorasi sosial
Indonesia.
6. Meningkatkan kemampuan dalam mencegah,
mengendalikan, memberantas dan menanggulangi
kejadian penyakit serta faktor risikonya di seluruh
wilayah NKRI termasuk di lingkungan pintu masuk negara agar tercipta suasana kesehatan lingkungan
yang sehat sebagai prasyarat utama dalam
meningkatkan produktivitas dan daya saing
sumberdaya manusia Indonesia.
7. Menjalin komunikasi, informasi, dan edukasi dengan
mitra strategis dan warga masyarakat agar timbul dan
berkembang pemahaman terhadap upaya pencegahan,
pengendalian, dan penanggulangan penyakit serta
faktor risikonya dengan teknologi tepat guna yang digali dari bumi sendiri.
8. Melakukan perubahan mendasar terhadap kebijakan
dan strategi guna mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit berbasis masyarakat dan penguatan daerah.
9. Menggali dan mengembangkan sumber daya dan
kearifan lokal untuk melakukan penguatan kembali upaya pencegahan, pengendalian, pemberantasan dan
penanggulangan penyakit serta faktor risikonya
berdasarkan permasalahan yang dihadapi.
3 Nilai-nilai
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan,
Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:
1. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan
selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 28
yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,
karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen
masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor,
organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani
dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi
kondisi setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktorfaktor ini
menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-
beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang
telah ditetapkan, dan bersifat efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
Adapun beberapa nilai-nilai yang disepakati di KKP Kelas III Bengkulu guna
mendukung nilai-nilai Kementerian Kesehatan, sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang diberikan.
2. Bertindak Cepat dan Tepat
Bekerja sesuai dengan waktu dan tepat sasaran.
3. Disiplin
Mampu mentaati segala peraturan dan tidak melanggar segala
larangan.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 29
4. Keterbukaan
Menyampaikan informasi secara utuh, mampu membuka hati dengan
iklas dalam memberi dan menerima ide yang membangun.
4 Tujuan dan Sasaran Strategis
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019, dirumuskan
tujuan sebagai berikut:
1) meningkatnya status kesehatan masyarakat; dan
2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada
tujuan tersebut di atas, dilakukan pada semua kontinum siklus
kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Guna mengukur tingkat keberhasilan terhadap pencapaian tujuan
Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 disusun indikator kinerja
yang menggambarkan dampak (impact atau outcome) penyelenggaraan
program-program bidang kesehatan terhadap peningkatan status
kesehatan masyarakat, sebagai berikut:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup
(SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah:
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 30
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%.
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
dari 6,80 menjadi 8,00.
Tujuan Penyelenggaraan Program P2P sejalan dengan Renstra Kementerian
Kesehatan adalah menurunnya insidens, prevalens, dan kematian akibat
penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta meningkatnya kualitas
kesehatan lingkungan.
Sasaran Program P2P dalam Rencana Aksi Program P2P 2015-2019
sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah:
1. Menurunkan angka kesakitan akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi, peningkatan surveilans, karantina kesehatan, dan
kesehatan matra
2. Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit bersumber
binatang
3. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
langsung
4. Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian serta meningkatnya
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
5. Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan
Guna memperoleh gambaran pencapaian sasaran Program P2P
sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019 ditetapkan indikator
sebagai berikut:
a. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar
lengkap pada bayi
b. Jumlah kab/kota dengan eliminasi malaria
c. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka
mikrofilaria <1 persen
d. Persentase provinsi dengan eliminasi kusta
e. Prevalensi TB per 100.000 penduduk
f. Prevalensi HIV (persen)
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 31
g. Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun
h. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan
Sasaran Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam
Rencana Aksi Program ditetapkan dengan merujuk pada sasaran yang
ditetapkan dalam RPJMN dan Renstra serta memperhatikan tugas pokok
dan fungsi Ditjen PP dan PL sebagaimana didistribusikan pada Sub
Direktorat, Bagian dan UPT. Sasaran yang yang ditetapkan tersebut adalah:
1. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi
dasar lengkap pada bayi sebesar 95 %
2. Jumlah kab/kota dg eliminasi malaria sebesar 300 kab/kota
3. Jumlah kab/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka
mikrofilaria <1 persen sebesar 75 kab/kota
4. Jumlah provinsi dg eliminasi kusta sebesar 34
5. Prevalensi TB sebesar 245 per 100.000 penduduk
6. Prevalensi HIV (persen) < 5 %
7. Persentase kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan sebesar 40%.
8. Persentase penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar 40%.
9. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai Kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
10. Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun
sebesar 5,4%.
11. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi Matra
di wilayah layanan B/BTKLPP sebesar 90%
12. Jumlah teknologi tepat guna PP dan PL yang dihasilkan B/BTKLPP
meningkat 50 % dari jumlah TTG tahun 2014.
13. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan sebesar 100%.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 32
Untuk mencapai target tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:
a) Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra
Sasaran kegiatan ini adalah menurunkan angka kesakitan akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi, peningkatan surveillance, karantina
kesehatan, dan kesehatan matra dengan indikator sebagai berikut:
1. Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap sebesar 93%.
2. Persentase anak usia dibawah tiga tahun yang mendapat imunisasi
dasar lengkap dan imunisasi lanjutan sebesar 70%.
3. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar
lengkap pada bayi sebesar 95 %
4. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspons sebesar 90%.
5. Penemuan kasus discarded campak ≥ 2 per 100.000 penduduk
6. Penemuan kasus AFP non polio ≥ 2 per 100.000 penduduk usia < 15
tahun
7. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai daerah penyelaman yang
melaksanakan upaya kesehatan matra sebesar 60%.
8. Persentase Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah sebesar 100%
9. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan sebesar 100%.
10. Persentase respon sinyal SKD dan KLB, Bencana dan Kondisi Matra di
wilayah layanan B/BTKLPP sebesar 90%
b) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya pencegahan dan penanggulangan
penyakit bersumber binatang dengan indikator:
1. Persentase kabupaten/kota yang melakukan pengendalian vektor
terpadu sebesar 80%.
2. Jumlah kabupaten/kota dengan API <1/1.000 penduduk sebanyak 400
3. kabupaten/kota.
4. umlah kabupaten/kota endemis Filaria berhasil menurunkan angka
mikro filarial menjadi < 1% sebanyak 75 kabupaten/kota.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 33
5. Persentase kabupaten/kota dengan IR DBD < 49 per 100.000 penduduk
sebesar 68%.
6. Persentase kabupaten/kota yang eliminasi rabies sebesar 85%.
7. Persentase rekomendasi kajian pengendalian penyakit bersumber
binatang meningkat 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014
8. Persentase teknologi tepat guna pengendalian penyakit bersumber
binatang meningkat 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014.
9. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melakukan pengendalian
vektor terpadu sebesar 100%
c) Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sasaran kegiatan ini adalah menurunnya angka kesakitan dan kematian
akibat penyakit menular langsung dengan indikator:
1. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat sebesar
95%.
2. Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta. Dengan target di tahun 2020,
eliminasi kusta tercapai di 34 provinsi.
3. Persentase kabupaten/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB
paru BTA positif (Success Rate) minimal 85% sebesar 90%.
4. Persentase angka kasus HIV yang diobati sebesar 55%.
5. Persentase kabupaten/kota yang 50% Puskesmasnya melakukan
pemeriksaan dan tata laksana Pneumonia melalui program MTBS
sebesar 60%.
6. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kegiatan deteksi dini
hepatitis B pada kelompok berisiko sebesar 80%.
7. Persentase kajian pengendalian penyakit menular langsung meningkat
50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014
8. Persentase teknologi tepat guna pengendalian penyakit menular
langsung meningkat 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014
9. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan
deteksi dini penyakit menular langsung 100 %
d) Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Sasaran kegiatan ini adalah menurunnya angka kesakitan dan kematian
akibat penyakit tidak menular; meningkatnya pencegahan dan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 34
penanggulangan penyakit tidak menular. Indikator pencapaian sasaran
tersebut adalah:
1. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu
sebesar 50%.
2. Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan
Tanpa
3. Rokok (KTR) minimal 50% sekolah sebesar 50%.
4. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos
Pembinaan
5. Terpadu (Posbindu) PTM sebesar 50%.
6. Persentase perempuan usia 30-50 tahun yang dideteksi dini kanker
serviks dan payudara sebesar 50%.
7. Persentase kabupaten/kota yang melakukan pemeriksaan kesehatan
pengemudi di terminal utama sebesar 50%.
8. Persentase kajian pengendalian penyakit tidak menular meningkat 50 %
dari jumlahrekom endasi tahun 2014
9. Persentase teknologi tepat guna pengendalian penyakit tidak menular
meningkat 50 % dari jumlah rekomendasi tahun 2014
10. Persentase Pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kegiatan
skrining penyakit tidak menular sebesar 100 %
e) Penyehatan Lingkungan
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penyehatan dan pengawasan
kualitas lingkungan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:
1. Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM sebanyak 45.000
desa/kelurahan.
2. Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan sebesar 50%.
3. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
sebesar 58%.
4. Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai
standar sebesar 36%.
5. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat
kesehatan sebesar 32%.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 35
6. Jumlah kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan
sehat
7. sebanyak 386 desa/kelurahan.
8. Persentase rekomendasi kajian penyehatan lingkungan meningkat 50 %
dari
9. jumlah rekomendasi tahun 2014
10. Persentase teknologi tepat guna penyehatan lingkungan meningkat 50 %
dari
11. jumlah rekomendasi tahun 2014
12. Persentase penerbitan sertifikat/hasil uji pemeriksaan laboratorium dan
kalibrasi sebesar 100 % dari sampel uji.
13. Persentase pelabuhan/bandara/PLBDN sehat sebesar 100%
f) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:
1. Persentase Satker Program PP dan PL yang memperoleh penilaian SAKIP
dengan hasil minimal AA sebesar 85%.
Untuk mencapai indikator tersebut maka ditetapkan indikator
pendukung sebagai berikut:
i. Persentase anggaran tanpa blokir pada DIPA induk sebesar 90%.
ii. Persentase laporan program Ditjen PP PL terverifikasi
disampaikan tepat waktu sebesar 90 %
iii. Persentase Satker Program PP dan PL yang menerapkan
manajemen pengelolaan data dan informasi sebesar 80 %
iv. Persentase layanan administrasi kepegawaian sebesar 100%
v. Persentase layanan ketatausahaan dan gaji sebesar 100%
vi. Persentase Layanan Kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan
ULP sebesar 100%
vii. Presentase Satker yang menyusun Laporan Keuangan yang tepat
waktu sesuai dengan ketentuan sebesar 100%
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 36
viii. Persentase Satker yang menyusun Laporan Realisasi Penggunaan
PNBP yang sesuai dengan aturan yang berlaku sebesar 100%
ix. Persentase Satker yang menyusun Dokumen perbendaharaan
sesuai ketentuan yang berlaku sebesar 100%
x. Persentase UPT yang kinerja klasifikasinya sesuai standar sebesar
100 %
xi. Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Bebas Korupsi
(WBK) sebesar 100 %
xii. Jumlah UPT yang memperoleh predikat Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani (WBBM) sebesar 100 %
xiii. Jumlah rancangan peraturan perundangan-undangan Program
PP dan PL yang disusun sebanyak 25 rancangan 50 Rencana Aksi
Program PP dan PL 2015-2019
xiv. Jumlah peraturan perundang-undangan Program PP dan PL yang
disosialisasikan sebesar 100%
xv. Persentase pengaduan masyarakat yang ditangani sebesar 100%
xvi. Jumlah media informasi Program PP dan PL sebanyak 10 media
2. Persentase Satker Pusat dan Daerah yang ditingkatkan
sarana/prasarananya untuk memenuhi standar sebesar 69%.
i. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki aset tanah milik
Kemenkes
ii. sebesar 69%
iii. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki gedung milik
Kemenkes sebesar 69 %
iv. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki alat kesehatan
penunjang tupoksi sebesar 69 %
v. Persentase Satuan Kerja UPT yang memiliki fasilitas pendukung
perkantoran
vi. sebesar 69%
vii. Persentase Satker Program PP dan PL yang menerapkan
manajemen pengelolaan data dan informasi sebesar 100%.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 37
Tabel 4. Indikator Rencana Aksi Program Dirjen Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit 2015-2019
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET (dalam %)
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4
1
Peningkatan Survailans Karantina Kesehatan dan Matra
1
Persentase Sinyal
Kewaspadaan dini yang direspon 65 70 75 80 90
2
Persentase alat angkutSesuaidengan
standar Kekarantinaan Kesehatan
80 85 90 95 100
2
Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tular Vektor Zoonotik
3
Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melakukan Pengendalian Vektor terpadu
100 100 100 100 100
3
Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Menular langsung
4
Persentase Pelabuhan/Bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular langsung
100 100 100 100 100
4
Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular
5
Persentase Pelabuhan/Bandara/ PLBD yang melaksanakan kegiatan skrining penyakit tidak menular
100 100 100 100 100
5
Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas lingkungan
6 Persentase sarana air minum yang dilakukan Pengawasan
30 35 40 45 50
7
Persentase Tempat Tempat
Umum yang memenuhi syarat kesehatan
50 52 54 56 58
8
Persentase Tempat
Pengelolaan Makanan yang
memenuhi syarat kesehatan
8 14 20 26 32
6 Meningkatnya dukungan manajemen dan
9 Persentase Laporan administrasi kepegawaian
100 100 100 100 100
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 38
pelaksanaan tugas teknis lainnay pada program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
10 Persentase Laporan ketatausahaan dan Gaji
100 100 100 100 100
11
Persentase Laporan Kerumahtanggaan, BMN dan Unit Layanan Pengadaan
100 100 100 100 100
Tabel 5. Indikator Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
tahun 2018
No. Indikator Kinerja Satker Definisi Operasional Indikator Satker Target
1 Jumlah Alat Angkut Sesuai
dengan Standar
Kekarantinaan
Jumlah Pemeriksaan Alat Angkut sesuai dengan standar
kekarantinaan kesehatan yang diukur dengan penerbitan
dokumen:
1632
1. SSCEC 72
2. PHQC 1560
2 Persentase Respon Sinyal
Kewaspadaan Dini (SKD) KLB
dan Bencana di Wilayah
Layanan KKP
Jumlah Sinyal SKD KLB di Pelabuhan/Bandara wilayah
kerja KKP (5 wilker) yang direspon kurang dari 24 jam
90%
3 Jumlah Deteksi Dini dalam
Rangka Cegah Tangkal Masuk
dan keluarnya Penyakit
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan
di klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal
masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu tahun
melalui
225
1. Penerbitan dokumen COP 165
2. Penerbitan dokumen Gendec 0
3. Pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya
dalam satu tahun
60
4 Jumlah Pelayanan Kesehatan
pada Situasi Khusus
Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada
saat situasi khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun
baru, dan lain-lain dalam periode satu tahun
4
1. Posko Matra Idul Fitri 2
2. Posko Matra Natal dan Tahun Baru 2
5 Jumlah
Pelabuhan/Bandara/PLBDN
yang Memiliki Kebijakan
Kesiapsiagaan dalam
Penanggulangan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang
Berpotensi Wabah
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang memiliki
kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana
kontinjensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah (5 Wilker)
2
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 39
6 Jumlah sertifikat/Surat Izin
Layanan Kesehatan Lintas
Wilayah yang Diterbitkan
Jumlah Sertifikat yang diterbitkan berdasarkan
permintaan/permohonan yang diterima dalam periode
satu tahun
5766
1. Sertifikat Izin Layak Terbang 341
2. Sertifikat Izin Angkut Orang Sakit 410
3. Sertifikat Izin Angkut Jenazah 15
4. Penerbitan ICV 5000
7 Jumlah
Pelabuhan/Bandara/PLBDN
yang Memenuhi Syarat-Syarat
Sanitasi
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDN yang memiliki
sanitasi TTU dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat
layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih yang
memenuhi syarat kesehatan
1
1. Sanitasi TTU dengan kriteria baik 59
2. TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene 16
3. Tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat
kesehatan
79
8 Jumlah
Pelabuhan/Bandara/PLBDN
bebas vektor pada wilayah
perimeter dan buffer area
Jumlah pelabuhan/Bandara/PLBDN dengan nilai indeks
pinjal ≤ 1, House Index perimeter = 0, House Index Buffer
< 1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa
rendah dan kepadatan lalat < 6 (5 wilker)
5
9 Jumlah Orang yang
Melakukan Skrining Penyakit
Menular Langsung
Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit
menular HIV/AIDS dan IMS
300
Jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit
menular TB
200
10 Jumlah Dokumen Dukungan
Manajemen dan Tugas Teknis
Lainnya
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebanyak 11
jenis dokumen, antara lain RKAKL/DIPA, Laporan
Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, LAKIP,
Profil Satker, Proposal PNBP, Dokumen Kepegawaian,
e-monev
40
11 Jumlah Pengadaan Sarana
Prasarana
Jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan,
fasilitas penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu
tahun
39
12 Jumlah Peningkatan
Kapasitas SDM bidang P2P
Jumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang
diikuti oleh SDM KKP dalam kurun waktu satu tahun
13
Terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dikembangkan untuk
menjawab isu strategis dan mencapai sasaran serta tujuan. Agar sumber
daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, maka strategi
dilaksanakan sesuai skala prioritas. Strategi untuk mengoptimalkan peran
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 40
dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu dilakukan
dengan:
1. Memperbaiki manajemen program
2. Meningkatkan kualitas SDM
3. Melengkapi sarana dan prasarana
4. Meningkatkan upaya kekarantinaan dan surveilans epidemiologi
5. Peningkatan upaya kesehatan dan lintas wilayah
6. Meningkatkan upaya pengendalian risiko lingkungan
7. Mengadakan koordinasi, kemitraan, dan jejaring kerja, kajian dan
pengembangan teknologi.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 41
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 20152019
merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang
Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya dapat terwujud, melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh
meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi,
menurunnya angka kematian ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada
balita.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka
strategi pembangunan kesehatan 2005-2025 adalah:
1. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan,
2. Pemberdayaan masyarakat dan daerah,
3. Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan,
4. Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan,
5. Penanggulangan keadaan darurat kesehatan.
Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 42
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan upaya
kesehatan dasar (primary health care) yang berkualitas terutama melalui
peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem
kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Kartu Indonesia Sehat
menjadi salah satu saran utama dalam mendorong reformasi sektor
kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal, termasuk
penguatan upaya promotif dan preventif.
Strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 meliputi:
1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja dan
lanjut usia yang berkualitas,
2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat,
3. Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas,
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang berkualitas,
6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan dan kualitas
farmasi dan alat kesehatan,
7. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan,
8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran dan mutu Sumber Daya
Manusia Kesehatan,
9. Meningkatkan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
10. Menguatkan manajemen, penelitian pengembangan dan sistem informasi,
11. Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
bidang kesehatan,
12. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas
pembiayaan kesehatan.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 43
2 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah
kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum didalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Untuk
menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang
efektif dan efisien maka yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit
besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya
secara terintegrasi dalam fokus dan lokus dan fokus kegiatan, kesehatan,
pembangunan kesehatan.
Arah kebijakan Kementerian Kesehatan mengacu pada tiga hal penting
yakni:
1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (primary health care) Puskesmas
mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan wilayah melalui 4 jenis
upaya yaitu:
a. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat.
b. Melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat.
c. Melaksanakan Upaya Kesehatan Perorangan.
d. Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan.
Untuk penguatan ke tiga fungsi tersebut, perlu dilakukan Revitalisasi
Puskesmas, dengan fokus pada 5 hal, yaitu: 1) peningkatan SDM; 2)
peningkatan kemampuan teknis dan manajemen puskesmas, 3)
peningkatan pembiayaan; 4) peningkatan sistem informasi puskesmas
(SIP) dan 5) pelaksanaa akreditasi puskesmas.
Peningkatan sumber daya manusia di Puskesmas diutamakan untuk
ketersediaan 5 jenis tenaga kesehatan yaitu: tenaga kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian dan
analis kesehatan. Upaya untuk mendorong tercapainya target
pembangunan kesehatan nasional, terutama melalui penguatan layanan
kesehatan primer, Kementerian Kesehatan mengembangkan program
Nusantara Sehat. Program ini menempatkan tenaga kesehatan di tingkat
layanan kesehatan primer dengan metode teambased.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 44
Kemampuan manajemen Puskesmas diarahkan untuk meningkatkan
mutu sistem informasi kesehatan, mutu perencanaan di tingkat
Puskesmas dan kemampuan teknis untuk pelaksanaan deteksi dini
masalah kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan pemantauan
kualitas kesehatan lingkungan.
Pembiayaan Puskesmas diarahkan untuk memperkuat pelaksanaan
promotif dan preventif secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan
sumber pembiayaan Puskesmas.
Pengembangan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diarahkan
untuk mendapatkan data dan informasi masalah kesehatan dan capaian
pembangunan kesehatan yang dilakukan secara tepat waktu dan akurat.
Pelaksanaan akreditasi Puskesmas dimaksudkan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan difokuskan pada daerah yang menjadi
prioritas pembangunan kesehatan.
2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (continuum of care)
Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan
keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan
ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut.
3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.
Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan
pada bayi, balita dan lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin,
kelompok-kelompok berisiko, serta masyarakat di daerah terpencil,
perbatasan, kepulauan, dan daerah bermasalah kesehatan.
Kementerian Kesehatan menetapkan dua belas sasaran strategis yang
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok sasaran strategis pada
aspek input (organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen);
kelompok sasaran strategis pada aspek penguatan kelembagaan; dan
kelompok sasaran strategic pada aspek upaya strategic.
Kelompok sasaran strategis pada aspek input:
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 45
1. Meningkatkan Tata kelola Pemerintah yang Baik dan Bersih Strategi
untuk meningkatkan tata kelola pemerintah yang baik dan bersih
meliputi:
a. Mendorong pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, ekonomis dan
ketatatan pada peraturan perundang-undangan.
b. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
c. Mewujudkan pengawasan yang bermutu untuk menghasilkan
Laporan Hasil Pengawasan (LHP) sesuai dengan kebutuhan
pemangku kepentingan.
d. Mewujudkan tata kelola manajemen Inspektorat Jenderal yang
transparan dan akuntabel.
2. Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Aparatur Kementerian
Kesehatan
Strategi ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:
a. Menyusun standar kompetensi jabatan struktural untuk semua
eselon.
b. Mengembangkan sistem kaderisasi secara terbuka di internal
Kementerian Kesehatan, misalnya dengan lelang jabatan untuk
Eselon 1 dan 2.
3. Meningkatkan Sistem Informasi Kesehatan Integrasi Strategi ini akan
dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:
a. Mengembangkan “real time monitoring” untuk seluruh Indikator
Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Kementerian Kesehatan.
b. Meningkatkan kemampuan SDM pengelola informasi di tingkat
kab/kota dan provinsi, sehingga profil kesehatan bisa terbit T+4
bulan, atau bisa terbit setiap bulan April.
Strategi selanjutnya adalah proses strategis internal Kementerian
Kesehatan harus dikelola secara excellent yakni Meningkatnya
Sinergisitas antar K/L, Pusat dan Daerah (SS6), Meningkatnya
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 46
Kemitraan Dalam Negeri dan Luar Negeri (SS7), Meningkatnya Integrasi
Perencanaan, Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi (SS8), dan
Meningkatnya Efektivitas Litbangkes (SS9).
Kelompok sasaran strategis pada aspek penguatan kelembagaan:
4. Meningkatkan Sinergitas Antar Kementerian/Lembaga Strategi ini akan
dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:
a. Menyusun rencana aksi nasional program prioritas pembangunan
kesehatan.
b. Membuat forum komunikasi untuk menjamin sinergi antar
Kementerian/ Lembaga (K/L).
5. Meningkatkan Daya Guna Kemitraan (Dalam dan Luar Negeri) Strategi
ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:
a. Menyusun roadmap kerja sama dalam dan luar negeri.
b. Membuat aturan kerja sama yang mengisi roadmap yang sudah
disusun.
c. Membuat forum komunikasi antar stakeholders untuk mengetahui
efektivitas kemitraan baik dengan institusi dalam maupun luar
negeri.
6. Meningkatkan Integrasi Perencanaan, Bimbingan Teknis dan
Pemantauan Evaluasi
Strategi ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:
a. Penetapan fokus dan lokus pembangunan kesehatan.
b. Penyediaan kebijakan teknis integrasi perencanaan dan Monitoring
dan Evaluasi terpadu.
c. Peningkatan kompetensi perencana dan pengevaluasi Pusat dan
Daerah.
d. Pendampingan perencanaan kesehatan di daerah.
e. Peningkatan kualitas dan pemanfaatan hasil Monitoring dan Evaluasi
terpadu.
7. Meningkatkan Efektivitas Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 47
Strategi ini akan dilakukan melalui berbagai upaya antara lain:
a. Memperluas kerja sama penelitian dalam lingkup nasional dan
internasional yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain,
perguruan tinggi dan pemerintah daerah dengan perjanjian
kerjasama yang saling menguntungkan dan percepatan proses alih
teknologi.
b. Menguatkan jejaring penelitian dan jejaring laboratorium dalam
mendukung upaya penelitian dan sistem pelayanan kesehatan
nasional.
c. Aktif membangun aliansi mitra strategic dengan
Kementerian/Lembaga Non Kementerian, Pemda, dunia usaha dan
akademisi.
d. Meningkatkan diseminasi dan advokasi pemanfaatan hasil penelitian
dan pengembangan untuk kebutuhan program dan kebijakan
kesehatan.
e. Melaksanakan penelitian dan pengembangan mengacu pada
Kebijakan Kementerian Kesehatan dan Rencana Kebijakan Prioritas
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2015- 2019.
f. Pengembangan sarana, prasarana, sumber daya dan regulasi dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan.
Untuk mencapai tujuan Kemenkes, terlebih dahulu akan
diwujudkan 5 (lima) sasaran strategis yang saling berkaitan sebagai
hasil pelaksanaan berbagai program teknis secara terintegrasi, yakni:
1).Meningkatnya Kesehatan Masyarakat (SS1); 2).Meningkatkan
Pengendalian Penyakit (SS2); 3).Meningkatnya Akses dan Mutu
Fasilitas Kesehatan (SS3); 4).Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas,
dan Pemerataan Tenaga Kesehatan (SS4); dan 5).Meningkatnya
Akses, Kemandirian, serta Mutu Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan (SS5).
Kelompok sasaran strategic pada aspek upaya strategic:
8. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 48
Strategi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
mencakup pelayanan kesehatan bagi seluruh kelompok usia mengikuti
siklus hidup sejak dari bayi sampai anak, remaja, kelompok usia
produktif, maternal, dan kelompok usia lanjut (Lansia), yang dilakukan
antara lain melalui:
a. Melaksanakan penyuluhan kesehatan, advokasi dan menggalang
kemitraan dengan berbagai pelaku pembangunan termasuk
pemerintah daerah.
b. Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran
serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
c. Meningkatkan jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh kesehatan
masyarakat/ dan tenaga kesehatan lainnya dalam hal promosi
kesehatan.
d. Mengembangkan metode dan teknologi promosi kesehatan yang
sejalan dengan perubahan dinamis masyarakat.
9. Meningkatkan Pengendalian Penyakit
1) Untuk mengendalikan penyakit menular maka strategi yang
dilakukan, melalui:
a) Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat
bila ada dugaan potensi meningkatnya kejadian penyakit
menular seperti Mass Blood Survey untuk malaria) dalam
memperoleh pelayanan kesehatan terkait penyakit menular
terutama di daerah-daerah yang berada di perbatasan,
kepulauan dan terpencil untuk menjamin upaya memutus mata
rantai penularan.
b) Untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan penanggulangan
penyakit menular, dibutuhkan strategi innovative dengan
memberikan otoritas pada petugas kesehatan masyarakat (Public
Health Officers), terutama hak akses pengamatan faktor risiko
dan penyakit dan penentuan langkah penanggulangannya.
c) Mendorong keterlibatan masyarakat dalam membantu upaya
pengendalian penyakit melalui community base surveillance
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 49
berbasis masyarakat untuk melakukan pengamatan terhadap
hal-hal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan
melaporkannnya kepada petugas kesehatan agar dapat
dilakukan respon dini sehingga permasalahan kesehatan tidak
terjadi.
d) Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam
pengendalian penyakit menular seperti tenaga epidemiologi,
sanitasi dan laboratorium.
e) Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang
menjadi daerah pintu masuk negara dalam mendukung
implementasi pelaksanaan International Health Regulation (IHR)
untuk upaya cegah tangkal terhadap masuk dan keluarnya
penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan
masyarakat.
f) Menjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostik
cepat untuk pengendalian penyakit menular secara cepat.
2) Untuk penyakit tidak menular maka perlu melakukan deteksi dini
secara pro-aktif mengunjungi masyarakat karena ¾ penderita tidak
tahu kalau dirinya menderita penyakit tidak menular terutama pada
para pekerja. Di samping itu perlu mendorong kabupaten/kota yang
memiliki kebijakan PHBS untuk menerapkan kawasan bebas asap
rokok agar mampu membatasi ruang gerak para perokok.
3) Meningkatnya kesehatan lingkungan, strateginya adalah:
a) Penyusunan regulasi daerah dalam bentuk peraturan Gubernur,
Walikota/ Bupati yang dapat menggerakkan sektor lain di daerah
untuk berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan penyehatan
lingkungan seperti peningkatan ketersediaan sanitasi dan air
minum layak serta tatanan kawasan sehat.
b) Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna sesuai dengan
kemampuan dan kondisi permasalahan kesehatan lingkungan di
masing-masing daerah.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 50
c) Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam wirausaha
sanitasi.
d) Penguatan POKJA Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(AMPL) melalui pertemuan jejaring AMPL, Pembagian peran
SKPD dalam mendukung peningkatan akses air minum dan
sanitasi.
e) Peningkatan peran Puskesmas dalam pencapaian
kecamatan/kabupaten Stop Buang Air Besar Sembarangan
(SBS) minimal satu Puskesmas memiliki satu Desa SBS.
f) Meningkatkan peran daerah potensial yang melaksanakan
strategi adaptasi dampak kesehatan akibat perubahan iklim.
10. Meningkatkan Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Untuk meningkatkan akses dan mutu Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP), maka upaya yang akan dilakukan adalah:
a. Mewujudkan ketepatan alokasi anggaran dalam rangka pemenuhan
sarana prasarana dan alat kesehatan yang sesuai standar.
b. Optimalisasi fungsi FKTP, dimana tiap kecamatan memiliki minimal
satu Puskesmas yang memenuhi standar.
Mewujudkan inovasi pelayanan, misalnya dengan flying health care
(dengan sasaran adalah provinsi yang memiliki daerah terpencil dan
sangat terpencil dan kabupaten/kota yang tidak memiliki dokter
spesialis), telemedicine, RS Pratama, dan lainlain.
c. Mewujudkan dukungan regulasi yaitu melalui penyusunan
kebijakan dan NSPK FKTP.
d. Mewujudkan sistem kolaborasi pendidikan nakes antara lain melalui
penguatan konsep dan kompetensi Dokter Layanan Primer (DLP)
serta nakes strategis.
e. Mewujudkan penguatan mutu advokasi, pembinaan dan
pengawasan ke Pemerintah Daerah dalam rangka penguatan
manajemen Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 51
f. Mewujudkan sistem manajemen kinerja FKTP melalui instrumen
penilaian kinerja.
Untuk meningkatkan akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan, maka strategi yang akan dilakukan adalah:
a. Mewujudkan ketepatan alokasi anggaran dalam rangka pemenuhan
sarana prasarana dan alat kesehatan di RS yang sesuai standar.
b. Mewujudkan penerapan sistem manajemen kinerja RS sehingga
terjamin implementasi Patient Safety, standar pelayanan kedokteran
dan standar pelayanan keperawatan.
c. Mewujudkan penguatan mutu advokasi, pembinaan dan
pengawasan untuk percepatan mutu pelayanan kesehatan serta
mendorong RSUD menjadi BLUD.
d. Optimalisasi peran UPT vertikal dalam mengampu Fasyankes
daerah.
e. Mewujudkan berbagai layanan unggulan (penanganan kasus tersier)
pada Rumah Sakit rujukan nasional secara terintegrasi dalam
academic health system.
f. Mewujudkan penguatan sistem rujukan dengan mengembangkan
sistem regionalisasi rujukan pada tiap provinsi (satu rumah sakit
rujukan regional untuk beberapa kabupaten/kota) dan sistem
rujukan nasional (satu Rumah Sakit rujukan nasional untuk
beberapa provinsi).
g. Mewujudkan kemitraan yang berdaya guna tinggi melalui program
sister hospital, kemitraan dengan pihak swasta, KSO alat medis, dan
lain-lain.
h. Mewujudkan sistem kolaborasi pendidikan tenaga kesehatan.
11. Meningkatkan Jumlah, Jenis, Kualitas Dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan
Strategi yang akan dilakukan berbagai upaya antara lain:
a. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan berbasis Tim (Team Based).
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 52
b. Peningkatan distribusi tenaga yang terintegrasi, mengikat dan lokal
spesifik.
c. Pengembangan insentif baik material dan non material untuk tenaga
kesehatan dan SDM Kesehatan.
d. Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang bermutu.
e. Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi tenaga dengan uji
kompetensi pada seluruh tenaga kesehatan.
f. Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan.
g. Pengendalian peserta pendidikan dan hasil pendidikan.
h. Peningkatan pendidikan dan pelatihan jarak jauh.
i. Peningkatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan persyaratan
jabatan.
j. Pengembangan sistem kinerja.
12. Meningkatkan Akses, Kemandirian dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan
Untuk mewujudkan kemandirian bahan baku obat dibutuhkan
komitmen politik yang tinggi. Strategi yang perlu dilakukan dari
berbagai upaya antara lain:
a. Regulasi perusahaan farmasi memproduksi bahan baku dan obat
tradisional dan menggunakannya dalam produksi obat dan obat
tradisonal dalam negeri, serta bentuk insentif bagi percepatan
kemandirian nasional
b. Regulasi penguatan kelembagaan dan sistem pengawasan pre dan
post market alat kesehatan.
c. Pokja ABGC dalam pengembangan dan produksi bahan baku obat,
obat tradisional dan alat kesehatan dalam negeri.
d. Regulasi penguatan penggunaan dan pembinaan industri alat
kesehatan dalam negeri.
e. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dan tenaga
kesehatan tentang pentingnya kemandirian bahan baku obat, obat
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 53
tradisional dan alat kesehatan dalam negeri yang berkualitas dan
terjangkau.
f. Mewujudkan Instalasi Farmasi Nasional sebagai center of excellence
manajemen pengelolaan obat, vaksin dan perbekkes di sektor publik.
g. Memperkuat tata laksana HTA dan pelaksanaannya dalam seleksi
obat dan alat kesehatan untuk program pemerintah maupun
manfaat paket JKN.
h. Percepatan tersedianya produk generik bagi obat-obat yang baru
habis masa patennya.
i. Membangun sistem informasi dan jaringan informasi terintegrasi di
bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
j. Menjadikan tenaga kefarmasian sebagai tenaga kesehatan strategis,
termasuk menyelenggarakan program PTT untuk mendorong
pemerataan distribusinya.
k. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
rasional melalui penguatan manajerial, regulasi, edukasi serta
sistem monitoring dan evaluasi.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 54
BAB IV
RENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
1 Rencana Kinerja Kegiatan Rencana Kinerja Kegiatan yang akan diselenggarakan 2015-2019
memperhatikan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, tujuan, arah
kebijakan dan strategi Ditjen P2P sebagaimana diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya, maka disusunlah target kinerja dan kerangka pendanaan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2015-2019, dengan tetap
berpedoman pada tugas pokok dan fungsi KKP.
Adapun tugas pokok dan fungsi KKP adalah sebagai berikut:
a. Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan
KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya
penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit
baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi,
kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat Negara, (Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
356/Menkes/Per/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan) yang saat ini menjadi Permenkes No.
2348 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes No.356 tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.
b. Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
KKP menyelenggarakan 16 (enam belas) fungsi, (Pasal 3 Peraturan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 55
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
356/Menkes/Per/IV/2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan):
1. Pelaksanaan kekarantinaan;
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial
wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi,
dan kimia;
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan
internasional;
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan
penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang
kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan
kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan,
kosmetika dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor
dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKABA impor;
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan
muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 56
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan,
dan surveilans kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara;
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP
Sasaran kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu, merujuk
pada Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, disamping itu juga merujuk pada sasaran yang ditetapkan
dalam RPJMN dan Renstra serta memperhatikan tugas pokok dan fungsi
KKP Kelas III Bengkulu. Sasaran yang ditetapkan tersebut adalah:
1. Persentase sinyal kewaspadaan dini yang direspon 75 %
2. Persentase alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
kesehatan 90 %
3. Persentase Sarana air minum yang dilakukan pengawasan 45 %
4. Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
55 %
5. Persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan 60 %
6. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melakukan
Pengendalian Vektor terpadu 100 %
7. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan
kegiatan deteksi dini Penyakit Menular langsung 100 %
8. Persentase Pelabuhan/Bandara/PLBD yang melaksanakan
kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular 100 %
9. Persentase Laporan administrasi kepegawaian 100 %
10. Persentase laporan ketatausahaan dan gaji 100 %
11. Persentase laporan kerumahtanggaan, pengelolaan BMN dan Unit
Layanan Pengadaan 100 %
Untuk mencapai target tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:
1. Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra
Indikator Kinerja Kegiatan Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina
dan Kesehatan Matra diantaranya:
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 57
a. Persentase Sinyal Kewaspadaan Dalam Sistem Kewaspadaan Dini
yang direspon.
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa Investigasi dan
Penanggulangan KLB, yaitu upaya penanggulangan terhadap
kejadian KLB yang dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam
terhitung sejak mulai terjadinya KLB.
b. Persentase Upaya Pengendalian Faktor Risiko pada Wilayah dengan
Kondisi Matra.
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa lokasi yang
melaksanakan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra, yaitu
upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi potensi risiko
kesehatan, meningkatkan kemampuan adaptasi dan mengendalikan
risiko kesehatan matra dirgantara, kesehatan matra lapangan dan
kesehatan matra kelautan bawah air.
c. Persentase Alat Angkut Sesuai dengan Standar Kekarantinaan
Kesehatan.
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa:
1) Pelabuhan/bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan
alat angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan, yaitu
pelabuhan yang dilakukan pengawasan alat angkut, orang,
barang, dokumen sesuai standar kekarantinaan kesehatan.
2) Certificate of pratique, yaitu dokumen kekarantinaan yang
diberikan kepada kapal yang datang dari luar negeri dan atau dari
dalam negeri terjangkit (under quarantine).
3) Dokumen SSCEC, yaitu sertifikat yang diberikan kepada alat
angkut/kapal yang telah memenuhi syarat sanitasi kapal (bebas
tindakan penyehatan kapal) setelah dilakukan pemeriksaan
menggunakan formulir pemeriksaan dan dinyatakan dalam
satuan dokumen/sertifikat SSCEC.
4) Bahan Kesehatan dalam rangka pengawasan dan penerbitan
dokumen kesehatan, yaitu bahan kesehatan yang diperlukan
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 58
dalam pengawasan dan penerbitan dokumen kesehatan yang di
SBK.
d. Persentase Lingkungan Sehat, Aman dan Terkendali dari Faktor
Risiko KKM di Pintu Masuk Negara.
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa lingkungan
pelabuhan /bandar udara/PLBDN yang dilakukan pengawasan
terhadap faktor risiko KKM, yaitu lingkungan pelabuhan yang
dilakukan pengawasan terhadap faktor risiko KKM.
e. Persentase Rencana Kontinjensi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
diPintu Masuk dan Wilayah.
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa Rencana
Kontinjensi Penaggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat,
yaitu kegiatan penyusunan rencana kontinjensi yang berhubungan
dengan penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat.
2. Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber
Binatang (P2B2) diantaranya:
a. Persentase Kab/Kota yang melakukan Pengendalian Vektor Terpadu.
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa:
1) Luas Wilayah Bebas Vektor PES, yaitu kegiatan pengendalian
tikus yang meliputi pemetaan, persiapan, pemasangan
perangkap, identifikasi dan evaluasi/pencatatan dan pelaporan,
dilakukan sebanyak 9 kali setahun sesuai dengan siklus hidup
tikus, tidak termasuk pembelian/pengadaan perangkap tikus,
peralatan identifikasi dan pakaian APD.
2) Luas Wilayah Bebas Vektor DBD, yaitu kegiatan pengendalian
nyamuk aedes aegypti (jentik dan nyamuk dewasa yang
dinyatakan dalam satuan ukur luas wilayah bebas vektor selama
1 (satu) tahun, dimualai dengan survei, dilakukan tiap bulan (12
kali), larvasida dilakukan 4 kali, fogging dilakukan 4 kali dan
evaluasi/pencatatan dan pelaporan, tidak termasuk belanja
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 59
pengadaan insektisida, larvasida, bahan/alat identifikasi, alat
pengandalian dan APD.
3) Pengamatan Vektor dan Binatang Pengganggu, yaitu jumlah
laporan pengamatan vektor dan binatang pengganggu.
3. Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Menular
Langsung diantaranya:
a. Persentase Penemuan Baru Kasus HIV dengan pengobatan Sesuai
Standar.
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa Layanan HIVAIDS
oleh KKP, yaitu jumlah pelabuhan yang menyediakan layanan HIV-
AIDS pada populasi berisiko termasuk awak kapal, dan tenaga kerja
bongkar muat di wilayah kerja.
4. Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak
Menular, Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Tidak Menular diantaranya:
- Persentase kelompok khusus (haji, PO Bus, Sekolah, tempat kerja) yang
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dan cedera. Output/kegiatan
yang akan dilaksanakan berupa monitoring faktor risiko PTM melalui
kegiatan Posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus, yaitu
kelompok khusus (UPT, haji, PO Bus, sekolah, tempat kerja) yang
melaksanakan kegiatan Posbindu PTM dan cedera.
5. Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
diantaranya:
a. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Yang Memenuhi Syarat
Kesehatan
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa tempat pengelolaan
makanan yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu jumlah TPM yang
memenuhi standar dan persyaratan hygiene sanitasi di
Kabupaten/Kota pada suatu propinsi.
b. Persentase Pengawasan Kualitas Air Minum
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 60
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa peta kualitas air
minum, yaitu peta kualitas air minum perpipaan (PDAM dan atau
sejenisnya), sarana air minum komunal, damiu diwilayah regional
atau wilayah buffer area (KKP).
6. Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
diantaranya:
a. Persentase Satker P2P yang Memperoleh Penilaian SAKIP dengan Hasil
Minimal AA.
Output/kegiatan yang akan dilaksanakan berupa:
1) Dokumen perencanaan dan anggaran, yaitu dokumen yang
dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana kerja
dan anggaran yang terdiri dari dokumen Renja-KL, RKA-
KL, Rencana Aksi Program, Rencana Aksi Kegiatan dan dokumen
menu Rambu Perencanaan.
2) Dokumen Data dan Informasi, yaitu dokumen yang dihasilkan
melalui penyusunan profil PP&PL, data dan informasi situasi serta
kecenderungan penyakit, data situasi dan kecenderungan
kesehatan lingkungan, jaringan system informasi PP&PL.
3) Dokumen Evaluasi dan Pelaporan, yaitu dokumen yang dihasilkan
melalui pemantauan pelaksanaan kegiatan program P2P, laporan
kemajuan dan evaluasi pelaksanaan program P2P, laporan
tahunan P2P.
4) Laporan Keuangan, yaitu laporan yang diperoleh dari kegiatan
verifikasi akuntansi yang meliputi laporan bulanan (hasil rekon),
laporan keuangan semester dan laporan keuangan tahunan
(unaudited dan audited).
5) Target dan Pagu PNBP, yaitu dokumen yang diperoleh dari
kegiatan penyusunan target dan pagu PNBP yang disusun oleh
eselon I dan satker, laporan realisasi bulanan, triwulanan dan
tahunan.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 61
6) Laporan Aset Negara (BMN), yaitu tersusunnya laporan barang
milik Negara tingkat satuan kerja, wilayah dan eselon I yang
akuntabel, tepat waktu, teratur dan paripurna sebagai hasil dari
kegiatan penatausahaan, pengelolaan dan pelaporan aset Negara
sesuai peraturan barang milik Negara (BMN).
7) Layanan Administrasi Kepegawaian, yaitu dokumen yang
dihasilkan melalui perencanaan/evaluasi pegawai, penataan
administrasi kepegawaian, penataan administrasi jabatan
fungsional.
8) Administrasi Ketatausahaan dan Pimpinan, yaitu dokumen yang
dihasilkan melalui kegiatan persuratan, kearsipan, gaji, dan
ketatausahaan lainnya.
9) Dokumen Akuntabilitas Kinerja Pemerintah, yaitu dokumen LAKIP
yang telah disusun oleh secretariat ditjen P2P.
10) Layanan Perkantoran
4.2. Indikator Kinerja
Untuk mengukur output pada tiap kegiatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bengkulu mengajukan usulan Indikator Kinerja Kegiatan Tahun
2015-2019, seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Usulan Indikator Kinerja Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu Tahun 2015-2019
NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
TARGET KETERANGAN
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah alat angkut
sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
Jumlah pemeriksaan
alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan Kesehatan dalam
periode satu tahun
Target = Hasil dari nilai
rata-rata capaian dalam tahun 2014 dan 2014 x 100 %. ( selanjutnya Target setiap tahun
dengan menambahkan 5 % dari target per tahun)
1. SSCEC 100 109 118 72 72 Penetapan target
ditetapkan dari nilai rata-rata tahun sebelumnya pada tahun 2013 dan 2014, realisasi
dari tahun 2015 sd 2017 tidak mencapai target sehingga dilakukan penyesuaian target
terkait dengan adanya
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 62
perubahan indikator semula persentase
menjadi nilai mutlak
2. PHQC 1519 1556 1541 1560 1571
2 Persentase respon Sinyal Kewaspadaan
Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
Jumlah sinyal SKD KLB di
pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibandingkan
dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun
Target = minimal 90 % Sinyal SKD KLB yang
direspon dalam 24 jam
1. Pelabuhan
Linau
90% 90% 90% 90% 90%
2. Pelabuhan Enggano
90% 90% 90% 90% 90%
3. Pelabuhan Muko-Muko
90% 90% 90% 90% 90%
4. Bandara
Fatmawati
90% 90% 90% 90% 90%
5. Pelabuhan Pulau Baai
90% 90% 90% 90% 90%
3 Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di
klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit dalam periode satu tahun
1. COP 96 116 126 165 172 Realisasi pada Tahun sebelumnya sebesar 148 % ( 187) sehingga dilakukan penyesuaian
target sebesar 30 % sejalan dengan perubahan indikator yang semula persentase
menjadi nilai mutlak.
2. Gendec 0 0 0 0 0
3. Layanan Kekarantinaan
di Bandar udara/Pelabuhan/PLBD
24 24 24 60 60 Penetapan target dilakukan pada tahun
2018 terkait dengan adanya pengaktifan 3 wilker.
4 Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus
Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus
tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu
tahun
1. Posko Matra Idul Fitri
2 2 2 2 2 Posko Pelabuhan Pulau Baai dan Bandara
fatmawati
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 63
2. Posko Matra Natal dan
Tahun Baru
2 2 2 2 2 Posko Pelabuhan Pulau Baai dan Bandara
fatmawati
5 Jumlah pelabuhan/bandara
/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah
Jumlah pelabuhan/bandar
udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen
rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
1 Pelabuhan
Linau
0 0 0 0 1
2 Pelabuhan Enggano
0 0 0 0 1
3 Pelabuhan Muko-Muko
0 0 0 0 1
4 Bandara
Fatmawati
0 0 1 1 1
5 Pelabuhan Pulau Baai
0 0 1 1 1
6 Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permoh
onan yang diterima dalam periode satu tahun
Target = Hasil dari nilai rata-rata capaian dalam tahun 2014 dan 2014 x 100 %. (selanjutnya
Target setiap tahun dengan menambahkan 5 % dari target per tahun)
1 Sertifikat Izin Layak Tebang
301 315 330 345 360
2 Sertifikat Izin
Anggut Orang Sakit
396 416 439 462 485
3 Sertifikat Izin Anggut Jenazah
12 13 15 19 23
4 Jumlah penerbitan/legalisasi ICV
2192 2302 2532 3038 3778
7 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang
memenuhi syarat-syarat sanitasi
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang
memiliki sanitasi tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM
memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi
syarat kesehatan
1 1 1 1 1 Target = Hasil dari nilai rata-rata capaian dalam tahun 2014 dan 2014 x
100 %. (selanjutnya Target setiap tahun dengan menambahkan 5 % dari target per tahun)
Target ditetapkan terkait adanya perubahan indikator kegiatan pelabuhan/bandara/PL
BD sehat bila terpenuhi 3 sub indikator, TTU baik, TPM Laik Higiene, TPA memenuhi syarat
kesehatan
1 Sanitasi TTU dengan kriteria
baik
50 53 56 59 62
2 TPM memenuhi syarat
layak/laik hygiene
13 14 15 16 17
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 64
3 Tempat penyediaan air
bersih memenuhi syarat kesehatan
67 71 75 79 84
8 Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor
pada wilayah perimeter dan buffer area
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD dengan nilai
indeks pinjal ≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak ditemukan larva
anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6
Penetapan target ditentukan dari Direktorat Realisasi =
Jumlah pelabuhan/Bandara/PLBD yang dilakuka pengendalian vektor
dibagi Jumlah pelabuhan/Bandara/PLBD yang ada
1 Indeks Pinjal ≤ 1
5 5 5 5 5
2 HI perimeter = 0 5 5 5 5 5
3 HI buffer < 1 5 5 5 5 5
4 Tidak ditemukan larva anopheles
5 5 5 5 5
5 Kepadatan kecoa rendah
5 5 5 5 5
6 Kepadatan lalat
< 6
5 5 5 5 5
9 Jumlah orang yang melakukan skrining
penyakit menular langsung
Jumlah orang yang melaksanan skrining
penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan lainnya
Penetapan target ditentukan dari
Direktorat sesuai dengan kelas KKP
1 HIV DAN IMS 2 2 150 200 200
2 TB 0 50 50 300 400
10 Jumlah dokumen
dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Jumlah Dokumen
Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA,
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal
PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev
Bappenas, LEB dalam periode satu tahun
40 40 40 40 40 Penetapan target
ditentukan dari Dirjen P2P
1 RKAKL / DIPA 2 2 2 2 2
2 Laporan Tahunan
1 1 1 1 1
3 Laporan
Keuangan
2 2 2 2 2
4 Laporan BMN 2 2 2 2 2
5 Lakip 1 1 1 1 1
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 65
6 Profil 1 1 1 1 1
7 Proposal PNBP 1 1 1 1 1
8 Dokumen Kepegawaian
2 2 2 2 2
9 E-Monev DJA 1 1 1 1 1
1
0
E-Monev
Bappenas
4 4 4 4 4
11
LEB (Laporan Eksekutif
Bulanan) dalam periode satu tahun
12 12 12 12 12
11 Jumlah pengadaan
sarana prasarana
Jumlah pengadaan
tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang perkantoran,
kendaraan dalam satu tahun
1 Tanah 0
2 Gedung 5
3 Alat kesehatan 25 4
4 Fasilitas Penunjang kantor
9
5 Kendaraan 5 1
12 Jumlah peningkatan kapasitas SDM
bidang P2P
Jumlah jenis peningkatan
kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM KKP dalam kurun waktu satu
tahun
13 13
1 BTCLS 1 1
2 Entomolog Kesehatan
1 1
3 Sanitarian 1 1
4 Fumigasi Kapal 1 1
5 Barang dan Jasa
1 1
6 Perencana 1 1
7 Barang dan Jasa
1 1
8 Sertifikasi Bendahara
1 1
9 Arsiparis 1 1
10
Jurnalistik 1 1
11
Epidemiologi 1 1
12
GIS 1 1
13
Kekarantinaan 1 1
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 66
2 Pendanaan Kegiatan Dalam rangka melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu tahun 2015-2019, perlu didukung dengan
adanya dana dan anggaran yang bersumber dari DIPA Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu, sumber pendanaan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu dalam kurun waktu 5 tahun mendatang masih
tertumpu pada APBN (rupiah murni) disertai dengan optimalisasi
pemanfaatan anggaran bersumber PNBP.
Pagu Anggaran pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
dikelompokkan menjadi 3 Jenis belanja yakni, belanja Modal, Belanja
Barang dan Belanja Pegawai. Sementara itu untuk Pagu Anggaran menurut
kegiatan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu dibagi
berdasarkan output/kegiatan sebagai berikut:
1) Surveilans dan Karantina Kesehatan,
2) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik,
3) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung,
4) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 67
BAB V
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
1. Pemantauan Pemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan
proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan
perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan
ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan
kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan
diarahkan guna mengidentifikasi jangkauan pelayanan, kualitas
pengelolaan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.
Adapun waktu pemantauan disesuaikan dengan jadwal pemantauan.
2. Penilaian Penilaian rencana aksi kegiatan KKP Kelas III Bengkulu bertujuan untuk
menilai keberhasilan penyelenggaraan kegiatan KKP Kelas III Bengkulu
selama 5 tahun ke depan.
Penilaian dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil
yang dicapai dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses
pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan diteruskan,
dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan
guna mengkaji efektifiktas dan efisensi pengelolaan program dan kegiatan.
3. Pelaporan Seluruh kegiatan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu di
tuangkan dalam bentuk pelaporan sesuai dengan mekanisme, jadwal dan
format pelaporan sebagai progres pencapaian target indikator kinerja
kegiatan yang dikoordinasikan dan dikonsultasikan dengan pengampu
kegiatan di pusat.
RAK KKP KELAS III BENGKULU 2015 - 2019 68
BAB VI
P E N U T U P
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
tahun 2015-2019 ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Bengkulu dalam kurun waktu lima tahun sehingga hasil pencapaian
dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja
tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.
Semoga upaya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu sampai
dengan tahun 2019 dapat lebih terarah dan terukur. Dalam kaitannya dengan
pengukuran kinerja dan sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya,
Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu 2015-
2019 ini akan dievaluasi pada pertengahan (2017) dan akhir periode tahun (2019)
sesuai ketentuan yang berlaku.
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Bengkulu 2015-2019 melibatkan seluruh pemegang program terkait. Kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Aksi ini diucapkan terima
kasih.
Tentunya Rencana Aksi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu
tahun 2015 – 2019 ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila
dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur
kesehatan di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bengkulu.