rematik.docx

37
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal adalah rheumatoid arthritis. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu sindrom. Golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semua menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli dibidang rematologi, rematik dapat terungkap sebagai keluhan atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan

Transcript of rematik.docx

Page 1: rematik.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan

semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan

hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu

tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada

kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik.

Salah satu golongan penyakit reumatik yang menimbulkan gangguan

muskuloskeletal adalah rheumatoid arthritis. Reumatik dapat mengakibatkan

perubahan otot hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang

menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnnya

usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak

selalu mengalami atau menderita rematik. Bagaimana timbulnya kejadian

reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik

bukan merupakan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu sindrom. Golongan

penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak,

namun semua menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para

ahli dibidang rematologi, rematik dapat terungkap sebagai keluhan atau tanda.

Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem

muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan serta adanya

tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot dan gangguan

gerak. (sonarto,1982)

Page 2: rematik.docx

Dari berbagai masalah ksehatan itu ternyata gangguan muskuloskletal

menempati urutan kedua 14,5 % setelah pnyakit kardiovaskuler dalam pola

penyakit masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health,1996) dan

berdasarkan WHO di jawa ditemukan bahwa rheumatoid arthritis menempati

urutan pertama ( 49% ) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et.al, 1991).

Sehingga perawat mengambil tema tentang asuhan keperawatan pada klien

rematoid artritis.

B.        RUMUSAN MASALAH

1.         Apa yang dimaksud dengan rheumatoid arthritis?

2.         Apa etiologi rheumatoid arthritis?

3.         Apa manifestasi klinis rheumatoid arthritis?

4.         Bagaimana patofisiologi rheumatoid arthritis?

5.         Jelaskan pathway rheumatoid arthritis?

6.         Apa saja komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit rheumatoid

arthritis?

7.         Bagaimana prognosis rheumatoid arthritis?

8.         Apa saja pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis?

9.         Bagaimana pencegahan rheumatoid arthritis?

10.     Bagaimana penatalaksanaan rheumatoid arthritis?

C.        TUJUAN

Tujuan Umum

Page 3: rematik.docx

Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar penyakit dan asuhan

keperawatan pada klien dengan penyakit rematoid artritis.

Tujuan Khusus

1.         Menjelaskan pengertian rheumatoid arthritis.

2.         Menjelaskan etiologi rheumatoid arthritis

3.         Menjelaskan manifestasi klinis rheumatoid arthritis.

4.         Menjelaskan patofisiologi rheumatoid arthritis.

5.         Menjelaskan pathway rheumatoid arthritis.

6.         Menjelaskan komplikasi rheumatoid arthritis.

7.         Menjelaskan prognosis rheumatoid arthritis.

8.         Menjelaskan pemeriksaan penunjang rheumatoid arthritis?

9.         Menjelaskan pencegahan rheumatoid arthritis.

10.     Menjelaskan penatalaksanaan rheumatoid arthritis 

.

D.       METODE PENULISAN

Penulisan makalah ini menggunakan berdasarkan literatur yag diperoleh

dari buku ataupun sumber dari internet.

E.         SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini terdiri dari 3 bab yang disusun dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penulisan dan sistematika penulisan.

Page 4: rematik.docx

BAB II : Isi yang terdiri dari pengertian, etiologi, manifestasi klinis,

patofisiologi, pathway, komplikasi, pemeriksaan penunjang, pencegahan dan

penatalaksanaan rematoid artritis.

BAB III : Asuhan Keperawatan pada klien Rematoid Artritis

BAB IV : Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.        PENGERTIAN

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti

sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti

radang sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun

dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan,

sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan

kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Engram (1998) mengatakan

bahwa, rheumatoid arthritis adalah penyakit jaringan penyambung sistemik dan

kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari membran sinovial dari sendi

diartroidial.

Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang

terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang

mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini

menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan

Page 5: rematik.docx

radang pada membran sinovial dan struktur – struktur sendi serta atrofi otot

dan penipisan tulang.

Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik dengan gejala ekstra –

artikuler. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. 2001).

B.        ETIOLOGI

Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun

faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen – antibodi), faktor

metabolik dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

Agen spesifik penyebab arthritis rheumatoid belum dapat dipastikan, tetapi

jelas ada interaksi faktor genetik dengan faktor lingkungan. (Maini dan

Feldmann, 1998 : Blab et al, 1999).

C.        MANIFESTASI KLINIS

Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan energi,

kurangnya nafsu makan, demam kelas rendah, nyeri otot dan sendi serta

kekakuan otot dan kekauan sendi biasanya paling sering di pagi hari. Disamping

itu juga manifestasi klinis rheumatoid arthritis sangat bervariasi dan biasanya

mencerminkan stadium serta beratnya penyakit. Rasa nyeri, pembengkakan,

panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan gambaran klinis yang klasik

untuk rheumatoid arthritis (Smeltzer & Bare, 2002). Gejala sistemik dari

rheumatoid arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi, berat badan

menurun, anemia (Long, 1996).

Page 6: rematik.docx

D.        PATOFISIOLOGI

Peradangan AR berlangsung terus-menerus dan menyebar ke struktur-

struktur sendi dan sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul fibrosa

sendi. Ligamentum dan tendon meradang. Peradangan ditandai oleh

penimbunan sel darah putih, pengaktivan komplemen, fagositosis ekstensif dan

pembentukan jaringan parut. Peradangan kronik akan menyebabkan membran

sinovium hipertrofi dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang

menyebabkan nekrosis sel dan respons peradangan berlanjut. Sinovium yang

menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus

dapat menyebar ke seluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan

dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara lambat merusak sendi dan

menimbulkan nyeri hebat serta deformitas.

E.        KOMPLIKASI

1.         Osteoporosis

2.         Gangguan jantung

3.         Gangguan paru

F.        PROGNOSIS

Pada umumnya pasien artritis reumatoid akan mengalami manifestasi

penyakit yang bersifat monosiklik (hanya mengalami satu episode artritis

reumatoid dan selanjutnya akan mengalami remisi sempurna). Tapi sebagian

besar penyakit ini telah terkena artritis reumatoid akan menderita penyakit ini

selama sisa hidupnya dan hanya diselingi oleh beberapa masa remisi yang

Page 7: rematik.docx

singkat (jenis polisiklik). Sebagian kecil lainnya akan menderita artritis

reumatoid yang progresif yang disertai dengan penurunan kapasitas fungsional

yang menetap pada setiap eksaserbasi.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwasannya penyakit ini bersifat

sistemik. Maka seluruh organ dapat diserang, baik mata, paru-paru, jantung,

ginjal, kulit, jaringan ikat, dan sebagainya. Bintik-bintik kecil yang berupa

benjolan atau noduli dan tersebar di seluruh organ di badan penderita. Pada

paru-paru dapat menimbulkan lung fibrosis, pada jantung dapat menimbulkan

pericarditis, myocarditis dan seterusnya. Bahkan di kulit, nodulus rheumaticus

ini bentuknya lebih besar dan terdapat pada daerah insertio dan otot-otot atau

pada daerah extensor. Bila RA nodule ini kita sayat secara melintang maka kita

akan dapati gambaran: nekrosis sentralis yang dikelilingi dengan sebukan sel-

sel radang mendadak dan menahun yang berjajar seperti jeruji roda sepeda

(radier) dan membentuk palisade. Di sekitarnya dikelilingi oleh deposit-deposit

fibrin dan di pinggirnya ditumbuhi dengan fibroblast. Benjolan rematik ini

jarang dijumpai pada penderita-penderita RA jenis ringan. Disamping hal-hal

yang disebutkan di atas gambaran anemia pada penderita RA bukan disebabkan

oleh karena kurangnya zat besi pada makanan atau tubuh penderita. Hal ini

timbul akibat pengaruh imunologik, yang menyebabkan zat-zat besi terkumpul

pada jaringan limpa dan sistema retikulo endotelial, sehingga jumlahnya di

daerah menjadi kurang. Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai

adalah gratitis dan ulkus peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan

obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit

(desease modifying antiremathoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor

penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada artritis reumatoid. Komplikasi

saraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar dibedakan

Page 8: rematik.docx

antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan

mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat

vaskulitis.

G.        PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.         Tes faktor reumatoid positif, antinuclear antibody (ANA), posotif bermakna

pada sebagian penderita.

2.         LED naik pada penyakit aktif : Umumnya meningkat pesat ( 80 – 100 mm/h)

mungkin kembali normal sewaktu gejala – gejala meningkat; anemia; albumin

serum rendah dan fosfatase alkali meningkat.

3.         Rontgen menunjukkan erosi terutama pada sendi – sendi tangan, kaki dan

pergelangan pada stadium dini; kemudian, pada tiap sendi.

4.         Kelainan destruktif yang progresif pada sendi dan disorganisasi pada penyakit

yang berat.

5.         Kadar asam urat lebih dari 7 mg/dl.

H.        PENCEGAHAN

Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari – hari,

sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat

pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga

bisa mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga

secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan

selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan

ikan laut. Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang

Page 9: rematik.docx

mengandung Omega 3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk

memelihara persendian agar tetap lentur.

I.         PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1.         Memberikan Pendidikan

Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologi,

penyebab dan prognosis penyakit termasuk komponen penatalaksanaan regimen

obat yang kompleks. Pendidikan tentang penyakit ini kepada pasien, keluarga

dan siapa saja yang berhubungan dengan pasien.

Pendidikan pencegahan yang diberikan pada klien berupa istirahat yang

cukup, gunakan kaos kaki atau sarung tangan sewaktu tidur malam, kurangi

aktivitas yang berat secara perlahan – lahan.

2.         Istirahat

Sangat penting karena Rematoid Artritis biasanya disertai rasa lelah yang

hebat. Oleh karena itu, pasien harus membagi waktu istirahat dan beraktivitas.

 3.         Latihan Fisik

Dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan ini

mencakup gerakan aktif dan pasif semua sendi yang sakit, minimalnya 2x

sehari.

4.         Termotrafi

Lakukan kompres panas pada sendi – sendi yang sakit dan bengkak mungkin

dapat mengurangi nyeri.

5.         Gizi

Page 10: rematik.docx

Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk mencapai dan

mempertahankan status gizi yang optimal serta mengurangi peradangan pada

sendi.

Adapun syarat – syarat diet atritis reumatoid adalah protein cukup, lemak

sedang, cukup vitamin dan mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang

dikeluarkan setiap hari. Rata – rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2

½ L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65 – 75% dari

kebutuhan energi total.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN REMATOID ARTRITIS

1.        Pengkajian

Sistem Muskuloskeletal

a.         Inspeksi :

-            Perhatian keadaan sendi-sendi pada leher, spina servikal, spina torakal, lumbai,

bahu siku, pergelangan, tangan dan jari tangan, pinggul, lutut, ekstermitas

bawah dan panggul

-            Amati kemerahan dan bengkak pada jaringan lunak sekitar sendi.

b.         Palpasi :

-            Adanya nyeri sendi padadaerah yang disertai kemerahan / bengkak.

Dengan skala nyeri :

Ringan : 0 – 3

Sedang : 3 – 7

Page 11: rematik.docx

Berat : 7 – 10

-            Temperatur hangat pada sendi yang nyeri.

 2.        Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada yang dapat ditemukan pada klien rumatoid

arthritis (doengoes, 2000) adalah sebagai berikut :

a.         Nyeri akut kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi

cairan/ proses inflamasi/ destruksi sendi.

b.         Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri/

ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan otot.

c.         Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energy atau ketidakseimbangan mobilitas.

d.         Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,

penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak, atau depresi.

e.         Resiko tinggi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan

dengan proses penyakit degenerative jangka panjang, system pendukung tidak

adekuat. 

f.    Kurang pengetahuan/ kebutuhan belajar mengenai penyakit, prognosis,

dan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat,

kesalahan interpretasi informasi. 

BAB III

PENUTUP

Page 12: rematik.docx

A.       KESIMPULAN

Arthritis rheumatoid adalah penyakit sistemik dengan gejala ekstra-artikuler.

( Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,Volume 3. 2001 ).

Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai

mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan

dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan.

( Diane C. Baughman. 2000 )

Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun

faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen – antibodi), faktor

metabolik dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

B.        SARAN

Sebaiknya kita menjaga aktivitas, pola tidur, diet dan yang lainnya agar

seimbang, untuk menghindari AR menyerang pada sistem imun kita. 

 DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Kalim.Handono.1996.Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Mansjoer.Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculaapius

FKUI.

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Edisi 8.Jakarta : EGC

Page 13: rematik.docx

ASKEP RHEUMATOID ARTRITIS A. PENGERTIANPenyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165 )

Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).

Page 14: rematik.docx

Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.( Susan Martin Tucker.1998 )

Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan. ( Diane C. Baughman. 2000 )

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. ( Arif Mansjour. 2001 )

B. ETIOLOGI

Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).

Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :

1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus

2. Endokrin

3. Autoimun

4. Metabolik

5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.

Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan

Page 15: rematik.docx

infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderit

C. MANIFESTASI KLINISPola karakteristik dari persendian yang terkena

Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit.Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.Gambaran Ekstra-artikular

Demam, penurunan berat badan, keletihan, anemiaFenomena Raynaud.Nodulus rheumatoid, tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas, di temukan pada jaringan subkutan di atas tonjolan tulang.Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa:

1. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.

2. nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.

3. rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.

4. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan.

D. PATOFISIOLOGI

Page 16: rematik.docx

E. KOMPLIKASIKelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.

F. KRITERIA DIAGNOSTIK

Diagnosis arthritis reumatoid tidak bersandar pada satu karakteristik saja tetapi berdasar pada evaluasi dari sekelompok tanda dan gejala.

Kriteria diagnostik adalah sebagai berikut:

1. Kekakuan pagi hari (sekurangnya 1 jam)

2. Arthritis pada tiga atau lebih sendi

Page 17: rematik.docx

3. Arthritis sendi-sendi jari-jari tangan

4. Arthritis yang simetris

5. Nodula reumatoid dan Faktor reumatoid dalam serum

6. Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)

Diagnosis artritis reumatoid dikatakan positif apabila sekurang-kurangnya empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Empat kriteria yang disebutkan terdahulu harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.

G. PENATALAKSANAAN

Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuan mobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001).

Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain :

1. Pemberian terapi

Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun.

2. Pengaturan aktivitas dan istirahatPada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.

3. Kompres panas dan dingin

Page 18: rematik.docx

Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres dingin.

4. DietUntuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.

5. PembedahanPembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi.

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIANData dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.

1. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.

Tanda : Malaise

Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.

2. KardiovaskulerGejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

Page 19: rematik.docx

3. Integritas egoGejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).

4. Makanan/ cairanGejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksiaKesulitan untuk mengunyahTanda : Penurunan berat badanKekeringan pada membran mukosa.

5. HygieneGejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan

6. NeurosensoriGejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.Gejala : Pembengkakan sendi simetris

7. Nyeri/ kenyamananGejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).

8. KeamananGejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.

Page 20: rematik.docx

9. Interaksi sosialGejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletalNyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/ mengingat,kesalahan interpretasi informasi

C. INTERVENSI KEPERAWATAN1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.Kriteria Hasil:

- Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,

- Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.

- Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,

- Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

Page 21: rematik.docx

Intervensi dan Rasional:.

a. Kaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal

R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program

b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan

R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri

c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace. (R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi)

d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. (R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi)

e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya. (R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan)

f. Berikan masase yang lembut (R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri)

g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. (R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping)

Page 22: rematik.docx

h. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu. (R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat)

i. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk. (R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi)

j. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) (R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)

k. Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan (R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut)

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletalNyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.

Kriteria Hasil :

- Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.

- Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.

- Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

Intervensi dan Rasional:.

a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi (R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi)

b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganmggu.(R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah

Page 23: rematik.docx

kelelahan mempertahankan kekuatan)

c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan (R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak sendi)

d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze (R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit)

e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace (R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor)

f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. (R/ Mencegah fleksi leher)

g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan (R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas)

h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. (R/ Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh)

i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. (R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat)

j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan. (R/ Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko imobilitas)

k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). (R/ Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut)

Page 24: rematik.docx

3. Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.Kriteria Hasil :

- Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.

- Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

Intervensi dan Rasional:

a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. (R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung)

b. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual. (R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut)

c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. (R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri)

d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. (R/ Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi)

e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan. (R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)

f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. (R/ Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat

Page 25: rematik.docx

meningkatkan perasaan harga diri)

g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. (Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi)

h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.(R/ Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri)

i. Berikan bantuan positif bila perlu. (R/ Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri)

j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog. (R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ ketidakmampuan)

k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan. (R/ Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif

4. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.

Kriteria Hasil :

- Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual.

- Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.

- Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.

Intervensi dan Rasional:

a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. (R/ Mungkin

Page 26: rematik.docx

dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini).

b.Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. (R/ Mendukung kemandirian fisik/emosional)

c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk modifikasi lingkungan. (R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri)

d.Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. (R/ Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)

e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya. (R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual)

f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi. (R/ Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah)

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan kurangnya pemahaman/ mengingat,kesalahan interpretasi informasi.Kriteria Hasil :

- Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.

- Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.

Intervensi dan Rasional:

a. Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan. (R/ Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi)

b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui

Page 27: rematik.docx

diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan istirahat.(R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas)

c. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres. (R/ Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks)

d. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik. (R/ Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis)

e. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu tidur. (R/ Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan meningkatkan tidur dan m,engurangi kekakuan di pagi hari)

f. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik. (R/ Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik darah yang tinggi)

g. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter. (R/ Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping yang berbahaya)

h. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi. (R/ Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan)

i. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. (R/ Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki)

j. Berikan informasi mengenai alat bantu (R/ Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan)

k. Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk daripada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi (R/ Mencegah kepenatan, memberikan

Page 28: rematik.docx

kemudahan perawatan diri, dan kemandirian)

l. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada sat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga agar sendi tetap meregang , tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode yang ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan. ( R: mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri ).

m. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat. ( R: mengurangi resiko iritasi/ kerusakan kulit )

n. Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan/ pemeriksaan laboratorium, mis: LED, Kadar salisilat, PT. ( R; Terapi obat obatan membutuhkan pengkajian/ perbaikan yang terus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya.

o. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan ( R: Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri/ percaya diri.).

p. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis ( bila ada). (R: bantuan/ dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal).

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: JakartaKalim, Handono. 1996. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI: JakartaMansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta kedokteran. Media Aesculaapius FKUI:Jakarta.Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC: Jakarta.Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal

Page 29: rematik.docx

Bedah. .Jakarta: EGC.Ganong.1998.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGCBoedhi Darmojo & Hadi Martono. 1999. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.Lemone & Burke, 2001. Medical Surgical Nursing; Critical Thinking in Client Care, Third Edition, California : Addison Wesley Nursing.

Page 30: rematik.docx