Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

32
MANAJEMEN BANK SYARI’AH RELEVANSI KHAMR DAN NARKOBA DALAM HUKUM ISLAM DISUSUN OLEH Ruchimat Nur Seha 10010213089 Aris Priatna 10010213103 Syamsu Rizal 10010213101 UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG FAKULTAS SYARI’AH – KEUANGAN PERBANKAN

description

busss

Transcript of Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Page 1: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

MANAJEMEN BANK SYARI’AH

RELEVANSI KHAMR DAN NARKOBA DALAM HUKUM

ISLAM

DISUSUN OLEH

Ruchimat Nur Seha 10010213089

Aris Priatna 10010213103

Syamsu Rizal 10010213101

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS SYARI’AH – KEUANGAN PERBANKAN

KELAS B – 2014/2015

Page 2: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

1.1 LatarBelakang

Tugas in imenerangkan mengenai Narkoba sebagai khamr modern yang dalam transaksinya

diharamkan islam dalam kelompok haram li dzatihi.

Khamr di haramkandalamislamsepertidalamfirman Allah SWT dalamsurat Al - Maidahayat

90-91 yang berbunyi :

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguh nyakhamr, berjudi, (berkorbanuntuk) berhala,

dan mengundi dengan anak panahitu adalah perbuatan najis termasuk perbuatan syetan, maka

jauhilah agar kamu mendapatkan keberuntungan. Sesungguhnya syetan bermaksud hendak

menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi

itu, dan menghalangi kamu dari mengingat kepada Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari

mengerjakan pekerjaan itu)" (Al Maidah 90-91).

Narkoba memang tidak di jelaskan secara rinci di dalam Al – Qur’an namun barang ini

dapat di kiaskan kedalam kategori khamr yang efek sampingny asama yaitu memambukan,

membuat ketagihan dan menimbulkan kerusakan terhadap kesehatan manusia bila pemakaiannya

tidak sesuai dengan faedah/ketentuannya.

NamunNarkoba pun bias sangat berguna dalam ilmu kedokteran dan pengobatan seperti

contohnya :

Kokain digunakan sebagai penekan rasa sakit dikulit, digunakan untuk anestesi (bius)

khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan.

Kodein merupakan analgesic lemah. Kekuatannya sekitar 1/12 dari morfin. Oleh karena itu,

kodein tidak digunakan sebagai analgesik, tetapi sebagai anti batuk yang kuat

Morfin adalah hasil olahan dari opium atau candu mentah. Morfin mempunyai rasa pahit,

berbentuk tepung halus berwarna putih atau cairan berwarna putih. Morfin, terutama

digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang tidak dapat diobati dengan

analgetik non narkotika. Apabila rasa nyerimakin hebat makadosis yang digunakan juga

makin tinggi. Semua analgetik narkotika dapat menimbulkan adiksi (ketagihan). Morfin

juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita yang akandioperasi.

Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk narkoba yang berguna bagi kesehatan.

Page 3: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Maka dari itu apakah hukum jual beli narkoba itu benar-benar haram sedangkan narkoba

bisa berguna dalam aspek kesehatan.

1.2 Rumusan masalah

Apa pengertian Khamr dan Narkotika?

Apa Relevansi Khamr dengan Narkotika?

Bagaimana Dasar Hukum Normatif dan Positif Narkotika?

Bagaimana Narkotika dalam dunia kesehatan?

Bagaimana Hukum Jual Beli Narkotika?

Tinjauan Islam Narkotika untuk Pengobatan

1.3 Tujuan

Memenuhi tugas pertama dari mata kuliah Management Bank syariah yang di bimbing

oleh Bapak Dudung Abdurahman,SE.,M.Si.

Serta mewujudkan pemahaman setelah mengkaji tugas ini secara menyeluruh , di harapkan

mahasiswa mampu memahami hal-hal sebagai berikut :

1. Memahami apa itu Khamar dan Narkoba.

2. Memahami relevansi khamar dan Narkoba dari segi jenis dan kiasan islam.

3. Memahami akan dasar hukum pelarangan khamr dan Narkoba baik dari sudut

pandang hukum Normatif dan Hukum Positif.

4. Mengerti kegunaan narkoba jika di gunakan dalam faedah nya pada dunia ksehatan.

5. Mengerti apa hukum jual-beli narkoba.

Page 4: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Khamr dan Narkotika

Khamr menurut bahasa berarti “penutup”, asal dari kata Khamara yang artinya “menutupi”

yang bermaksud bahwa khamr bisa menutupi akal fikiran dari mengetahui keadaan yang benar. Ada

beberapa pendapat para ulama mengenai penjelasan dan hakikat Khamr, diantaranya :

1. Pendapat pertama, Khamr adalah nama lain anggur yang tidak dimasak (mentah), ketika

mendidih dan kuat. Setelah itu buih yang ada hilang, lalu tidak mendidih lagi dan menjadi

jernih serta memabukkan.

Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa arti memabukkan tidak akan sempurna melainkan

dengan hilangnya buih atau busa yang ada. Jadi, minuman tidak bias disebut Khamr tanpa

proses tersebut (menghilangnya busa).

2. Pendapat kedua, Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad menguraikan bahwa Khamr

adalah juz anggur yang mentah saat mendidih dan kuat, baik buihnya hilang atau tidak,

sudah tidak mendidih lagi atau masih mendidih. Arti kata memabukkan sudah terealisasi

tanpa ada unsure membuang buih tersebut. Ukuran yang memabukkan yang haram adalah

apabila dibuat dari bahan kurma dan anggur saja. Pendapat ini berdasarkan pada dalil :

“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang

baik.”

3. Pendapat ketiga, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad, Abu Sufyan, golongan zahiyah

dan lainya menyatakan bahwa segala sesuatu yang dianggap memabukkan adalah Khamr.

Mereka tidak memedulikan bahan pembuatanya, maka segala macam hal yang

memabukkan disebut Khamr secara nyata.

Narkotikan atau obat bius yang bahasa inggrisnya dixebut Narcotic adalah sebuah bahan

obat yang mempunyaiefek kerja pada umumnya bersifat membius (menurunkan kesadaran),

merangsang (meninngkatkan semangat kegiatan atau aktifitas), ketagihan (ketergantungan,

mengikat) menimbulkan daya hayal (halusinasi). Zat ini digolongkan menjadi dua macam :

Page 5: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

1. Narkotika dalam arti sempit bersifat alami yaitu sebuah bahan obat opiaten, kokain, ganja.

2. Narkotika dalam arti luas bersifat alami dan synthesis yaitu semua bahan obat obatan yang

berasal dari papaver Somniferum (opium/candu, morphine, heroine, dsb) Eryth Roxylon

Coca (Cocaine), cannabisa sativa (ganja), golongan obat-obatan depressants (obat-obat

penenang), golongan obat-obatan stimulants (obat-obat perangsang), dan golongan obat-

obat hallucinogen (obat pemicu hayal).

Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang narkotika, pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Narkotika

dalah zat/obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis

yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketrgantungan yang dibedakan

kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini atau yang

kemudian ditetapkan dengan keputusan mentri kesehatan.

2.2 Relevansi Khamr dengan Narkotika

Meminum minuman keras yang memabukkan, misalnya arak dan sebagainya, hukumnya

haram dan merupakan sebagian dari dosa besar karena menghilangkan akal adalah suatu larangan

yang keras sekali. Betapa tidak, karena akal itu sungguh penting dan berguna. Maka wajib

dipelihara dengan sebaik-baiknya.

Tiap-tiap minuman yang memabukkan, diminum banyak ataupun sedikit tetap haram, walaupun

yang sedikit itu tidak sampai memabukkan.

Sabda Rasulullah saw:

“Sesuatu yang memabukkan, banyak atau sedikitnya pun haram.” (Riwayat Nasai dan Abu Daud)

Firman Allah swt:

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)

berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah: 90)

Page 6: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Sabda Rasulullah saw:

“Setiap yang memabukkan adalah khamar dan setiap khamar adalah haram.” (Riwayat Muslim)

Firman Allah swt:

“dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang

buruk.” (Al-A’raf: 157)

Q.S. al-Baqarah: 219

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa

yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".

dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari

keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir”.

Maka menurut nash al-Qur’an, pada khamar itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat.

Adapun yang dimaksud dengan manfaat di sini ialah manfaat ekonomi, dari segi perdagangan dan

produktivitas. Ada beberapa Negara yang penduduknya menanam anggur untuk dijual dan dibuat

khamar demi mendapatkan uang berjuta-juta. Keuntungan-keuntungan inilah yang mendorong

banyak orang pada masa sekarang memperdagangkan khamar, dan mereka beranggapan bahwa hal

ini dapat menarik wisatawan.

Sementara bahaya khamar terhadap seseorang diantaranya dapat merusak badan, akal dan

jiwanya, dan hal ini telah banyak ditulis dan dibicarakan oleh para dokter. Arak yang diminum

seseorang dapat merusak kesehatan secara bertahap sehingga tubuhnya menjadi sarang berbagai

macam penyakit. Maka meminum minuman yang memabukkan ini hanyalah menimbulkan penyakit

bagi jiwa dan saraf. Di samping itu, minuman keras dapat merusak keluarga dan rumah tangga,

karena orang yang suka mabuk akan mengabaikan istri dan anak-anaknya, padahal mereka

memerlukan makan dan sebagainya. Mereka mengabaikan kewajibannya untuk menciptakan

kehidupan keluarga yang tenang, lalai akan tugasnya mendidik anak-anaknya, serta tidak mau lagi

melakukan sesuatu yang berguna untuk agama dan dunianya.

Dari ayat di atas ditetapkanlah suatu kaidah Islamiyah:

“Segala sesuatu yang madharatnya (bahayanya) lebih besar daripada manfaatnya adalah haram.”

Page 7: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Islam hanya menghalalkan sesuatu yang bermanfaat atau yang kemanfaatannya lebih besar

daripada madharatnya, dan mengharamkan segala sesuatu yang hanya menimbulkan madharat atau

sesuatu yang madharatnya lebih besar daripada manfaatnya.

Jika kebiasaan meminum khamr mengakibatkan mabuk dan ketagihan, maka terdapat

kesamaan dengan narkoba (narkotik dan obat terlarang). Mengkonsumsi narkoba dalam dosis

tertentu dapat menimbulkan dampak yang sangat merusak bagi pemakainya, seperti ketagihan dan

merusak akal pikiran. Khamr dan narkoba merupakan dua jenis yang berbeda, tapi mempunyai

kesamaan dalam akibat yang ditimbulkannya.

Dewasa ini penyalahgunaan narkoba telah merambah hampir ke seluruh strata (lapisan)

masyarakat. Mulai dari kalangan elite yang tinggal di kota-kota besar sampai kalangan yang tinggal

di pelosok desa. Dari kalangan masyarakat yang berkecukupan sampai pada kalangan menengah ke

bawah. Juga dari kalangan elite politik dalam pemerintahan, pengusaha dan bahkan sering juga

terdapat oknum anggota legislatif dan oknum penegak hukum. Kelihatannya trend penggunaan

narkoba telah bergeser dari motive hanya sekedar untuk melarikan pikiran dari tekanan masalah

yang sedang melanda hidup seseorang, berubah menjadi semacam gaya hidup, terutama dikalangan

para selebritis untuk membantu mereka dalam menghadapi tekanan dan persaingan yang sangat

keras dalam profesi mereka.

Seperti halnya orang yang sudah kecanduan meminum minuman keras, pada awalnya para

pengguna narkoba juga bertujuan sebagai ekspresi pelarian dari problem-problem yang mereka

hadapi. Narkoba diharapkan menjadi semacam solusi, meskipun hanya bersifat sementara. Tapi

bukan solusi seperti yang mereka harapkan, justru problem yang mereka hadapai semakin rumit dan

menumpuk, karena selanjutnya mereka akan sangat tergantung dengan hal itu. Namun dalam era

kehidupan modern yang dipelopori oleh semangat kapitalisme global yang ditandai dengan gaya

hidup yang serba materialisme dan konsumerisme, manusia akhirnya terjebak ke dalam perasaan

keterasingan dan depresi. Manusia menjadi begitu terasing dan gagap ketika berhadapan dengan

gaya hidup modern. Kondisi seperti inilah yang menjadi pemicu semakin berkembangnya para

pengguna dan pengedar narkoba untuk memperluas jaringan pemasarannya.

Ganja , heroin, serta bentuk lainnya baik padat maupun cair yang terkenal dengan sebutan

mukhaddirat (narkotika) adalah termasuk benda-benda yang diharamkan syara’ tanpa

diperselisihkan lagi diantara ulama. Dalil yang menunjukkan keharamannya adalah sebagai berikut:

Page 8: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

1. Ia termasuk kategori khamar menurut batasan yang dikemukakan Amirul Mukminin Umar

bin Khattab r.a.:

“Khamar adalah segala sesuatu yang menutup akal.”

Yakni yang mengacaukan, menutup, dan mengeluarkan akal dari tabiatnya yang biasanya

dapat membedakan antar sesuatu dan mampu menetapkan sesuatu.

2. Barang-barang tersebut, seandainya tidak termasuk dalam kategori khamar atau

“memabukkan”, maka ia tetap haram dari segi “melemahkan” (menjadikan loyo). Imam Abu Daud

meriwayatkan dari Ummu Salamah:

“Bahwa Nabi saw melarang segala sesuatu yang memabukkan dan melemahkan (menjadikan

lemah)”.

Al-Mufattir adalah sesuatu yang menjadikan tubuh loyo tidak bertenaga.

3. Bahwa benda-benda tersebut seandainya tidak termasuk dalam kategori memabukkan dan

melemahkan, maka ia termasuk dalam jenis khabaits (sesuatu yang buruk) dan membahayakan,

sedangkan diantara ketetapan syara’ : bahwa Islam mengharamkan memakan sesuatu yang buruk

dan membahayakan, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-A’raf: 157

“menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang

buruk .”

4. Menanam Candu dan Ganja Dengan Maksud Menjual Atau Digunakan Sendiri

Menanam ganja atau candu dengan maksud akan membuat benda memabukkan untuk

dipakai sendiri atau diperjualbelikan adalah haram hukumnya. Keterangan yang terdapat dalam

hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan lain-lain dari Ibnu Abbas dari Rasulullah yang

mengatakan:

“Sesungguhnya orang yang memerah anggur pada hari-hari memetiknya kemudian menjualnya

kepada orang yang akan menjadikannya khamar, maka sesungguhnya dia telah menceburkan diri ke

neraka.”

Hadits ini menunjukkan haramnya menanam ganja dan candu untuk maksud-maksud

menjual dan menggunakannya sendiri. Perbuatan seperti itu berarti mendukung kamaksiatan, yaitu

menggunakan benda-benda yang memabukkan atau memperjualbelikannya.

Page 9: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

2.3 Dasar Hukum Normatif dan Positif terhadap Khamr dan Narkotika

Salah satu persoalan besar yang tengah dihadapi bangsa Indonesia, dan juga bangsa-

bangsalainnya di dunia saat ini adalah seputar maraknya penyalahgunaan narkotika dan obat-

obatan berbahaya (narkotika), yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Saat ini, jutaan orang

telah terjerumus ke dalam ‘lembah hitam’ narkotika, ribuan nyawa telah melayang karena jeratan

‘lingkaran setan’ bernama narkotika, telah banyak keluarga yang hancur karenanya dan tidak sedikit

pula generasi muda yang kehilangan masa depan karena perangkap ‘makhluk’ yang disebut

narkotika ini. Kita tahu bahwa pondasi utama penyokong tegaknya bangsa ini dimulai dari keluarga,

sehingga ketika keluarga hancur, rapuh pula bangunan bangsa di negeri ini. Pada pasal 1 angka 12

Undang-undang Narkotika, dijelaskan bahwa pecandu adalah orang yangmenggunakan atau

menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik

maupun psikis. Sementara pasal 1 angka 13 Undang-undang Narkotika, dijelaskan bahwa

ketergantungan Narkotika adalah gejala dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus

menerus, toleransi dan gejala putus Narkotika apabila penggunaan dihentikan. Sedangkan pasal 1

angka 14 Undang-undang Narkotika, dijelaskan bahwa penyalahguna adalah orang yang

menggunakan Narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Sebagaimana yang

diamanatkan dalam konsideran Undang-undang Narkotika, bahwa ketersediaan Narkotika jenis

tertentu yang sangat dibutuhkan sebagai obatdimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, namun di sisi lain mengingatdampak yang dapat ditimbulkan dan tingkat bahaya yang

ada apabila digunakan tanpa pengawasan dokter secara tepat dan ketat maka harus dilakukan

tindakan pencegahan dan pemberantasan terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap

Narkotika.Memahami pengertian penyalahguna yang diatur dalam pasal 1 angka 14 Undang-

undang Narkotika, maka secara sistematis dapat diketahui tentang pengertian penyalahgunaan

Narkotika,yaitu pengunaan Narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Pengertian

tersebutmenyatakan bahwa ancaman dan bahaya pemakaian Narkotika secara terus-menerus dan

tidak terawasi dan jika tidak segera dilakukan pengobatan serta pencegahan akan menimbulkan efek

ketergantungan baik fisik maupun psikis yang sangat kuat terhadap pemakaianya, atas dasar

haltersebut, secara sederhana dapat disebutkan bahwa penyalahgunaan Narkotika adalah pola

penggunaan Narkotika yang patologik sehingga mengakibatkan hambatan dalam fungsi

sosial.Penyalahgunaan narkotika adalah bentuk kejahatan berat yang sekaligus merupakan

penyebabyang dapat menimbulkan berbagai bentuk kejahatan. Hambatan fungsi sosial dapat

berupakegagalan untuk memenuhi tugasnya bagi keluarga atas teman-temannya akibat perilaku

Page 10: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

yang tidak wajar dan ekspresi perasaan agresif yang tidak wajar, dapat pula membawa akibat

hukumkarena kecelakaan lalu lintas akibat mabuk atau tindak kriminal demi mendapatkan uang

untuk membeli Narkotika. Terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang tersebut, hukum

harustetap ditegakkan. Hukum berfungsi sebagai pengendalian sosial (social control), memaksa

wargamasyarakat untuk mematuhi perundang-undangan yang berlaku.

Kebijakan penanggulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika tidak bisa lepas dari

tujuan Negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum berdasarkan Pancasila dan Undang– undang Dasar 1945.

Kebijakan dalam penanggulangan dan pemberantasan tindak pidana narkotika dilakukan

dengan menggunakan instrumen hukummelalui penegakan hukum terhadap tindak pidana

narkotika. Penegakan hukum pada hakikatnyaadalah penegakan norma-norma hukum, baik yang

berfungsi suruhan (gebot, command) atau berfungsi lain seperti memberi kuasa (ermachtigen to

empower), membolehkan (erlauben, to permit), dan menyimpangi (derogieren, to derogate).

Kebijakan dalam penanggulangan dan pemberantasan narkotika dimulai dengan penegakan hukum

oleh instansi kepolisian.

Perkembangan jenis narkotika begitu pesat. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat

hampir tiap tahun muncul narkotika jenis baru. Kemunculan narkotika bentuk baru ini tentulah

sangat berbahaya bagi masyarakat yang awam. Bahaya yang dimaksud terutama terkait dengan

bentuk dan efek sampingnya yang masih belum dikenal luas. Selain itu, narkotika jenis baru juga

sangatmenyulitkan lembaga penyelidik, penyidik, dan peradilan, karena posisinya yang berada di

luar kategori-kategori narkotika yang diklasifikasikan dalam peraturan perundang-

undangan.Absennya pengaturan terhadap narkotika jenis baru tersebut berpotensi mengakibatkan

proses peradilan yang tidak adil bagi pihak pelaku penyalahgunaan, mengingat

penyalahgunaannarkotika merupakan salah satu bentuk tindakan pidana yang pada dasarnya

menganut asas legalitas. Asas legalitas itu sendiri merupakan isi dari pasal 1 KUHP yang berbunyi

“Tidak dapatdipidana seseorang kecuali atas perbuatan yang dirumuskan dalam suatu aturan

perundang-undangan yang telah ada terlebih dahulu.” Asas legalitas bisa diuraikan, bahwa dalam

menentukan perbuatan-perbuatan yang dilarang di dalam peraturan bukan saja tentang macamnya

perbuatan yang harus dirumuskan dengan jelas, tetapi juga macamnya pidana yangdiancamkan.

Dengan cara demikian maka orang yang akan melakukan perbuatan yang dilarangitu telah

mengetahui terlebih dahulu pidana apa yang akan dijatuhkan kepadanya jika nanti betul- betul

melakukan perbuatan, sehingga dalam batin orang itu akan mendapat tekanan untuk tidak berbuat.

Page 11: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Andaikata dia ternyata melakukan juga perbuatan yang dilarang, maka dipandang diamenyetujui

pidana yang akan dijatuhkan kepadanya.

Terkait dengan proses hukum terhadap pelaku penyalahgunaan narkotika yang

belumterklarifikasi dan terdaftar oleh hukum di Indonesia, Kepala Badan Nasional Narkotika

(BNN),Komjen Pol Anang Iskandar telah memberikan pernyataan:

"Saat itu Zarima diputus tahun 1996 belum ada undang-undang narkotika, setahun

kemudian baru ada. Tetapi hakim tahu obat itu berbahaya, sehingga diputus bersalah,"

Zarima yang dimaksudkan dalam pernyataan tersebut adalah seorang aktris yang juga

menjadi pelaku penyalahgunaan narkotika yang ditahan karena memiliki hampir 30.000 pil ekstasi.

Melalui pernyataan di atas, kami menemukan bahwa ternyata asas legalitas memang

merupakan asas yang sangat penting dan sebisa mungkin tidak akan disimpangi, tetapi dalam suatu

kondisi tertentu maka hakim harus menggunakan dasar hukum di luar undang-undanguntuk

memutus suatu perkara, termasuk terkait dengan kasus narkotika jenis baru ini. Dasar hukum yang

dimaksudkan antara lain putusan kepada Zarima yang dijelaskan dialinea sebelumnya itu menjadi

yurisprudensi atau dasar bagi penegakan hukum dari obat-obat jenis baru yang mempunyai efek

adiktif laiknya narkotika, atau interpretasi hakim terhadap peraturan perundang-undangan lain yang

sudah ada, misalnya melalui metode penafsiran analogis.

2.4 Narkotika dalam Dunia Kesehatan

Dalam dunia kesehatan, narkotika ternyata bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Namun

dalam batas seperti apa narkotika boleh dipakai?

Hingga kini, pemakaian narkotika masih banyak disalahgunakan oleh masyarakat. Padahal,

narkotika bisa menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan pada seseorang.

Namun berbeda untuk kebutuhan pengobatan, narkotika masih bisa dimanfaatkan. Hanya

saja, pemakaian narkotika di Indonesia harus merujuk pada aturan yang ditetapkan Kementerian

Kesehatan. Berikut ini detail penjelasannya:

1. Dalam UU No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, narkotika dikelompokkan ke dalam 3

golongan, Golongan I, Golongan II, Golongan III, tercantum dalam pasal 6 ayat 1.

Page 12: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

“Narkotika Golongan I” adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan

ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi

mengakibatkan ketergantungan. Narkotika Golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan

pelayanan kesehatan (pasal 8 ayat 1). Dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I dapat

digunakan untuk pengembangan IPTEK, reagensia dan laboratorium setelah mendapatkan

persetujuan Menteri atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (pasal 8 ayat 2).

2. Yang dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan adalah Narkotika Golongan II dan Golongan

III. “Narkotika Golongan II” adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan

terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Sementara itu, “Narkotika

Golongan III” adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan.

3. Ganja termasuk Narkotika Golongan I, dan apabila ganja akan digunakan dalam pelayanan

kesehatan harus melalui beberapa tahap yaitu: a) melalui serangkaian penelitian; b) setelah

mendapatkan kesepakatan internasional, selanjutnya memindahkan ganja dari Narkotika Golongan I

menjadi Narkotika Golongan II atau Golongan III melalui keputusan Menteri Kesehatan

sebagaimana diatur dalam UU.35 Tahun 2009 tentang Narkotika (penjelasan pasal 6 ayat 3).

4. Dengan demikian dapat disimpulkan memang ada golongan narkotika yang dapat digunakan

untuk pengobatan/terapi (Golongan II dan Golongan III), sedangkan Narkotika Golongan I

(termasuk ganja) dilarang digunakan.

Page 13: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Dampak narkoba terhadap kesehatan

Pengaruh narkoba secara umum ada tiga:

1. Depresan

-menekan ataumemperlambat fungsi systemsaraf pusat sehingga dapat mengurangi aktivitas

fungsional tubuh.

-dapat membuat pemakai merasa tenang, memberikan rasa melambung tinggi, member rasa

bahagia dan bahkanmembuatnya tertidur atau tidak sadarkan diri

2. Stimulan

-merangsang systemsaraf pusat danmeningkatkan kegairahan (segar dan bersemangat) dan

kesadaran.

-Obat ini dapat bekerja mengurangi rasa kantuk karena lelah, mengurangi nafsu makan,

mempercepat detak jantung, tekanan darah dan pernafasan.

3. Halusinogen

-dapat mengubah rangsangan indera yang jelas serta merubah perasaan dan pikiran sehingga

menimbulkan kesan palsu atau halusinasi.

Keluhan umum bagi kesehatan badan:

-Terganggunya fungsi otak

-Daya ingat, menurun

-sulit berkonsentrasi;

-Suka berkhayal;

-Intoksikasi (keracunan)

-Overdosis

-Gejala Putus Zat

-Gangguan perilaku/mental-sosial

Keluhan khusus bagi kesehatan badan:

-berat badan turun drastis

-mata terlihat cekung dan merah

-muka pucat

-bibir kehitam-hitaman

-buang air besar dan kecil kurang lancar

Page 14: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

-sakit perut tiba-tiba

-batuk dan pilek berkepanjangan

-sering menguap

-mengaluarkan keringat berlebihan

-Mengalami nyeri kepala

Setiap bahan narkoba mempunyai gejala-gejala khsusus masing-masing:

A. Opiat (heroin, morfin, ganja)

– perasaan senang dan bahagia

– acuh tak acuh (apati)

– malas bergerak

– mengantuk

– rasa mual

– bicara cadel

– pupil mata mengecil (melebar jika overdosis)

– gangguan perhatian/daya ingat

B. Ganja

– rasa senang dan bahagia

– santai dan lemah

– acuh tak acuh

– mata merah

– nafsu makan meningkat

– mulut kering

– pengendalian diri kurang

– sering menguap/ngantuk

– kurang konsentrasi

– depresi

C. Amfetamin (shabu, ekstasi)

– kewaspadaan meningkat

– bergairah

– rasa senang, bahagia

– pupil mata melebar

– denyut nadi dan tekanan darah meningkat

Page 15: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

– sukar tidur/ insomnia

– hilang nafsu makan

D. Kokain

– denyut jantung cepat

– agitasi psikomotor/gelisah

– euforia/rasa gembira berlebihan

– rasa harga diri meningkat

– banyak bicara

– kewaspadaan meningkat

– kejang

– pupil (manik mata) melebar

– tekanan darah meningkat

– berkeringat/rasa dingin

– mual/muntah

– mudah berkelahi

– psikosis

– perdarahan darah otak

– penyumbatan pembuluh darah

– nystagmus horisontal/mata bergerak tak terkendali

– distonia (kekakuan otot leher)

E. Alkohol

– bicara cadel

– jalan sempoyongan

– wajah kemerahan

– banyak bicara

– mudah marah

– gangguan pemusatan perhatian

– nafas bau alkohol

F. Benzodiazepin (pil nipam, BK, mogadon)

– bicara cadel

– jalan sempoyongan

– wajah kemerahan

Page 16: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

– banyak bicara

– mudah marah

– gangguan pemusatan perhatian

Gangguan prilaku dan psikologis:

-malas

-sering melupakan tanggung jawab

-jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya

-menunjukan sikap tidak peduli

-menjauh dari keluarga

-mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan

-menggadaikan barang-barang berharga di rumah

-sering menyendiri

-menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di kamar tidur, kloset, gudang, atau

kamar mandi

-bersikap manipulatif

-sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan

-sering mengalami mimpi buruk

Overdosis (OD) Narkoba:

-Terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya (lethal doses)

-akibat proses toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus

-Gejalanya:

1. Penurunan kesadaran

2. Frekuensi pernafasan kurang dari 12 kali per menit

3. Pupil miosis

4. Riwayat pemakaian morfin atau heroin mempunyai ciri yang khas yakni tanda bekas jarum

suntik

Dampak tidak langsung narkoba:

-banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan

-Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik dan bersikap anti sosial.

Page 17: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

-Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.

-Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi

-Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong

dan melakukan tindak kriminal.

2.5 Hukum Jual Beli Narkotika

Dalam islam menganjurkan sesama manusia agar saling tolong-menolong untuk

melangsungkan kehidupannya didunia dan begitu juga anjuran untuk mencari mata pencaharian

dalam hal ini yaitu Jual-Beli. Namun Jual-Beli yang seperti apa yang diperintahkan oleh Syariat

Islam.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa seluruh aktifitas jual-beli diharuskan sesuai

dengan Syari’at Allah SWT. Agar menjadi mabrur, maka jika aktifitas jual-beli tidak sesuai dengan

syari’at Allah SWT, walaupun dilakukan dengan cara yang jujur dan transparan, tidak termasuk

kategori jual-beli mabrur.

Ekonomi adalah “Perilaku manusia yang berhubungan dengan kegiatan mendapat uang dan

membelanjakannya” memperoleh perhatian yang besar dari al-qur’an dan sunnah, karena ini suatu

yang sangat penting dalam kehidupan dan bahkan dapat mengakibatkan runtuh dan tegaknya

kemanusiaannya.

Kegiatan Ekonomi merupakan salah satu aspek dari hubungan antar manusia. Jika demikian,

aspek moral tidak boleh ditinggalkan dalam setiap kegiatannya. Karena itu peraturan-peraturan

yang ditatapkan Allah swt. Dalam bidang Ekonomi selalu dikaitkan-Nya dengan memberikan

penekanan terhadap Aspek Moral.

Islam tidak mengharamkan perdagangan kecuali perdagangan yang mengandung unsur

kezhaliman, penipuan, eksploitasi, atau mempromosikan hal-hal yang dilarang. Perdagangan

Khamr, Ganja, bagi, patung, dan barang-barang sejenis, yang dikonsumsi, distribusi, atau pun

pemanfaatannya diharamkan, perdagangannya pun diharamkan atau tidak di Ridhai Islam. Setiap

penghasilan yang didapat melalui praktek itu adalah haram dan Kotor.

Jual-Beli merupakan salah satu sarana pertukaran manfaat yang menjadi cita-cita manusia

dan usaha kehidupannya. Maka segala bentuk pertukaran yang bertentangan dengan kedamaian

tidak dizinkan dalam ajaran Islam.

Page 18: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Dalam hadits Rasulullah Saw:

“Sesungguhnya Allah melaknat khamr, pemerasnya, yang minta diperaskan, penjualnya,

pembelinya, peminum, pemakan hasil penjualannya, pembawanya, orang yang minta dibawakan

serta penuangnya.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Termasuk dalam masalah ini, bahkan lebih berat lagi Hukumnya, yaitu menjual narkoba,

ganja, opium dan jenis obat-obat psikotropika lainnya yang merebak pada saat ini. Orang yang

menjualnya dan orang yang menawarkannya adalah mujrim (pelaku keriminal). Karena narkoba

merupakan senjata pemusnah bagi manusia. Jadi orang yag menjual narkoba, melariskannya serta

para pendukungnya terkena laknat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hasil penjualannya

merupakan harta haram. Orang yang membuatnya laris berhak dijatuhi hukuman mati, karena ia

termasuk pelaku kerusakan di muka bumi.

Dan dalam Hadits yang lain Rasulullah Saw juga memerintahkan agar mencari mata

pencaharian yang bersih dari segala sesuatu yang dilarang.

Rasulullah bersabda :

“Dari Rif’ah Bin Rafi’, bahwa rasulullah saw. Ditanya : Pencaharian manakah yang lebih

baik? Beliau menjawab : Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap Jual-Beli yang bersih”

(HR. Al-Bizaar dan dishahihkan oleh Hakim).

Dalam Hadits diatas bisa dijadikan dasar dalam Jual-Beli, transaksi Jual-Beli yang bersih

dan sesuai dengan Syarat dan Rukun Jual-Beli. Karena Jual-Beli merupakan transaksi atau usaha

yang baik dalam pertukaran barang dalam memenuhi kebutuhan kehidupan. Oleh karena itu jangan

menjual-belikan barang haram seperti Narkotika secara Ilegal. Karena dapat membahayakan jiwa

manusia dan hancurnya generasi muda suatu Bangsa.

2.6 Tinjauan Islam Narkotika untuk Pengobatan

Narkotika banyak jenisnya yang sering dijadikan untuk Pelayanan Medis ataupun digunakan untuk

Pengobatan. Karena Narkotika sangat bermanfaat bagi kelangsungan kesehatan manusia namun

dalam pemakaiannya harus dalam pengawasan para Ahli dibidangnya.

Page 19: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Dalam Undang-undang No.35 tahun 2009 telah mengatur semua tentang yang berkaitan

dengan Narkotika, memang Narkotika mempunyai sisi Positif dan Negatif. Akan tetapi dalam dunia

kesehatan terutama untuk pengobatan (Pelayanan Medis) dan juga bisa digunakan untuk

Rehabilitasi para pecandu narkotika yaitu tahap rehabilitasi (Terapi Rumatan) yang menggunakan

Narkotika untuk terapi kesembuhan para pecandu ketergantungan Narkotika.

Penggunaan Narkotika Menurut Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika yang

isinya salah satunya mengatur tentang Pengobatan Dan Rehabilitasi para pecandu Narkotika sebagai

berikut :

1. Pengobatan Dan Rehabilitasi

a. Pengobatan

Pengobatan menggunakan Narkotika menurut Pasal 53 ayat 1-3 UU. No.35 tahun 2009 Sebagai

berikut :

1) Untuk kepentingan pengobatan dan berdasarkan Indikasi Medis, dokter dapat memberikan

Narkotika Golongan II atau Golongan III dalam jumlah terbatas dan sediaan tertentu kepada pasien

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memiliki, menyimpan, dan/atau membawa

Narkotika untuk dirinya sendiri.

3) Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mempunyai bukti yang sah bahwa

Narkotika yang dimiliki, disimpan, dan/atau dibawa untuk digunakan diperoleh secara sah sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan.

Menurut pasal dan ayat-ayat UU. No.35 tahun 2009, bahwa dalam pelayanan medis jika

dibutuhkan sejenis Narkotika. Maka boleh para Dokter Ahli dibidang tersebut memberikan jenis

Narkotika yang dibutuhkan dalam pelayanan medis tersebut untuk pasien.

Namun dalam jumlah terbatas atau tidak berlebihan. Dan menurut ayat (2) bahwa pasien

boleh memiliki Narkotika hanya untuk kepentingan sendiri atau tidak boleh diedarkan untuk orang

lain. Dan dalam hal ini si pasien harus memiliki bukti yang sah bahwa boleh memakai dan memiliki

Narkotika untuk kepentingannya sendiri.

b. Rehabilitasi

Rehabilitasi berarti pemulihan Fisik dan Mental kepada kondisi/keadaan sebelumnya.[52]

Dalam Rehabilitasi ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada serta berpedoman dengan

Page 20: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

undang-undang yang ada. Pada Rehabilitasi fisik, tubuh akan dibersihkan dari racun secara intensif

dan terkontrol.

Rehabilitasi sudah diatur dalam Undang-undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika, adalah

sebagai berikut:

1) Aturan terapi Rehabilitasi Pecandu Narkotika Menurut undang-undang nomor 35 tahun 2009

tentang Narkotika :

a) Pasal 54, Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika Wajib menjalani

Rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

b) Pasal 56 ayat 1-2

(1) Rehabilitasi medis pecandu Narkotika dilakukan dirumah sakit yang ditunjuk oleh menteri.

(2) Lembaga rehabilitasi tertentu yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat

dapat dilakukan rehabilitasi medis pecandu Narkotika setelah mendapat persetujuan menteri.

c) Pasal 57, Selain melalui pengobatan dan/atau rehabilitasi medis, penyembuhan pecandu

Narkotika dapat diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat melalui pendekatan

keagamaan dan tradisional.

d) Pasal 58, Rehabilitasi sosial mantan pecandu Narkotika diselenggarakan baik oleh instansi

pemerintah maupun oleh masyarakat.

e) Pasal 59 ayat 1-2

(1) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 dan pasal 57 diatur dengan

peraturan menteri.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 diatur dengan peraturan menteri

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang sosial.

2) Cetak Biru Rehabilitasi Menurut Badan Narkotika Nasional Tahapan asesmen (tindakan

penilaian) terhadap penyalahguna Narkoba sebelum terapi dilakukan sebagai berikut :

a) Pemeriksaan atau rambut untuk mengetahui jenis narkoba dan riwayat penyalahguna Narkoba

b) Wawancara menggunakan Format Asesmen yang berlaku/standar dalam PP 25 tahun 2011

tentang wajib lapor dan sesuai dengan Adiction Severity Index (ASI) yang meliputi riwayat

kesehatan, riwayat pekerjaan/dukungan hidup, riwayat penggunaan narkoba, riwayat keterlibatan

pada tindak kriminalitas, riwayat keluarga dan sosial serta riwayat psikiatris narkoba.

c) Pemeriksaan fisik

d) Pemberian terapi simptomatik jika diperlukan. Pemberian simptomatik tidak harus didahului

oleh asesmen, jika kondisi fisik tidak memungkinkan asesmen dapat ditunda dengan mendahulukan

penanganan kegawatdaruratan dan terapi simptomatik.

Page 21: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

e) Rencana terapi

Setelah melakukan asesmen, beberapa hal yang harus dilakukan oleh petugas /asesor berdasarkan

diagnosis kerja yang ditentukan dan berdasarkan hasil asesmen, petugas wajib lapor harus

menyusun rencana terapi dan kemungkinan melakukan kasus rujukan terkait kondisi fisik, psikis,

dan sosial residen.

BAB III

KESIMPULAN

Narkoba merupakan barang yang masuk dalam kategori Haram Lidzatihi apabila dalam

penggunaanya berlebihan, karena dalam penggunaan yang berlebihan akan menyebabkan tidak

sadarnya diri atau mabuk dan Narkoba itu sendiri dikiaskan dengan khamr dalam hukum Islam,

akan tetapi Narkoba diperbolehkan dalam dunia kesehatan.

Islam tidak mengharamkan perdagangan kecuali perdagangan yang mengandung unsur

kezhaliman, penipuan, eksploitasi, atau mempromosikan hal-hal yang dilarang. Perdagangan

Khamr, Ganja, babi, patung, dan barang-barang sejenis, yang dikonsumsi, distribusi, atau pun

pemanfaatannya diharamkan, perdagangannya pun diharamkan atau tidak di Ridhai Islam. Setiap

penghasilan yang didapat melalui praktek itu adalah haram dan Kotor. Narkotika, psitrofika dan

obat-obatan atau yang sering disebut NARKOBA adalah sebuah zat yang dapat di kiaskan sebagai

khamr modern, oleh karena itu sama dengan pendahulunya, Narkoba sangat di larang di jual belikan

secara bebas.

Page 22: Relevansi Khamr Dan Narkoba Dalam Hukum

Daftar pustaka

Al Faruk, Asadullah, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam. Bogor : Gharia Indonesia, 2009.

Fauzan, Saleh bin, Fiqh Sehari-hari, Jakarta : Gema Insani Press, 2005.

http://lifestyle.okezone.com/read/2012/01/12/482/555889/narkotika-dalam-dunia-kesehatan

http://muslim.or.id/bahasan-utama-2/narkoba-dalam-pandangan-kesehatan.html

http://putera-bungsu.blogspot.com/2012/12/tinjauan-hukum-islam-tentang-jual-beli.html