Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

44
TUGAS KONSEP TEKNOLOGI KELOMPOK : 2 KETUA : - MUHAMMAD TRI ADITYA 012 31 438 ANGGOTA : - A.MUH.ABDILLAH ACIB 012 31 439 - AL FAJAR OKTAPHIA 012 31 441 - HERICHZON TANDIASA 012 31 442 - PIETER JOHNSLY K.J.W 012 31 443 - RANDI KRISANDI 012 31 445 - BERWIN YOSEP RANGGI 012 31 446 - ATIKA MONIZ CARVALHO 012 31 447

description

Dampak yang nyata dari suatu proses penambangan adalah bentang alam yg cenderung berubah. Sejalan dengan perubahan kondisi alam serta kerusakan yang diakibatkan oleh proses penambangan, maka perusahaan sebagai penanggungjawab bertanggungjawab untuk mereklamasi lahan bekas tambang tersebut sesuai dengan peruntutannnya. Supaya habitat di sekitar lokasi itu bisa kembali normal walaupun tidak sepeti sedia kala.

Transcript of Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Page 1: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

TUGASKONSEP TEKNOLOGI

KELOMPOK : 2KETUA : - MUHAMMAD TRI ADITYA 012 31 438ANGGOTA : - A.MUH.ABDILLAH ACIB 012 31 439

- AL FAJAR OKTAPHIA 012 31 441- HERICHZON TANDIASA 012 31 442- PIETER JOHNSLY K.J.W 012 31 443- RANDI KRISANDI 012 31 445- BERWIN YOSEP RANGGI 012 31 446- ATIKA MONIZ CARVALHO 012 31 447

 

Page 2: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Menurut Dewan Akreditasi Untuk Engineering & Teknologi : “profesi di mana di dalamnya ada pengetahuan matematika dan ilmu alam yang diperoleh melalui pendidikan, pengalaman dan praktek diaplikasikan dengan semestinya untuk menemukan cara cara ekonomis dalam memanfaatkan bahan & kemampuan alam

Page 3: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Engineer meskipun dapat bekerja sendiri, mereka sering dibantu oleh tim pendukung ( Designer, Tukang, Teknisi , dll)

SDM dibagi bagi ke dalam spesifikasi pekerjaan

Page 4: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik ElektroTeknik KomputerTeknik MesinTeknik SipilTeknik KimiaTeknik IndustriTeknik PerkapalanTeknik PertambanganTeknik GeologiTeknik MetalurgiTeknik KimiaTeknik Lingkungandll

Page 5: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

ResearchDevelopmentProduksi / KonstruksiOperasiPenjualanManajemen

Page 6: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Di IndonesiaHarus bekerja selama 2 tahun pada bidang yang berkesesuaian, mengikuti ujian dari PII dan lulus

Page 7: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Profesionalisme = dari kata profesiKompetensiIntegritasTanggung Jawab

Page 8: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

KONSEP TEKNOLOGI DAN PERTAMBANGAN

Page 9: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Defenisi Pertambangan dan Teknik Pertambangan

Pertambangan adalah suatu kegiatan pencarian, penyelidikan, pengambilan, pengolahan dan penjualan mineral – mineral yan memiliki nilai ekonomis.

  Teknik Pertambangan adalah suatu disiplin ilmu

keteknikan/rekayasa yang mempelajari tentang bahan galian/sumberdaya mineral, minyak, gas bumi, dan batubara mulai dari penyelidikan umum (propeksi), eksplorasi, penambangan (eksploitasi), pengolahan, pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Page 10: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik Pertambangan mempunyai 2 (dua) opsi jalur pilihan, yakni Tambang Eksplorasi Pada tambang eksplorasi, pendidikan yang diberikan bersifat komprehensif dalam segala aspek dari kegiatan eksplorasi penambangan.

Tambang Umum. Pada tambang umum, bidang kajian mencakup sebagian aktivitas tahap pra penambangan, yaitu berkaitan dengan pemilihan metode penambangan dan kebutuhan fasilitas/sarana dan prasarana, design & engineering, developing, serta aktivitas tahap penambangan (pemberaian, pemuatan, pengangkutan dan pengendalian biaya).

Page 11: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Penyelidikan Umum (Prospeksi) Eksplorasi Study Kelayakan Perencanaan Tambang Persiapan/Konstruksi Penambangan   Pengolahan Pemasaran Reklamasi

Page 12: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Prospek Lulusan Teknik Pertambangan

Perusahaan Swasta (Persero batubara, PT. Aneka Tambang, Mobil Oil, UNION OIL Indonesia, PT. INCO, PT. Semen Tonasa, PT. Bosowa Mining, PT. Hemako, PT. Freeport, PT. Berau Coal, PT. Tambang Aspal Buton KODECO dan sebagainya)

Pemerintahan (Departemen Pertambangan dan Energi, Departemen Dalam Negeri, Departemen Perdagangan, Perbankan, Departemen Perindustrian, dan sebagainya)

Page 13: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Pertamina, Perum Gas Negara, PLN, PT. Timah, dll)

Akademisi dan Lembaga Penelitian (dosen pada peguruan tinggi negeri maupun swasta, LIPI, BPPT, dll)

Wiraswasta (Lulusan Teknik Pertambangan dapat berwiraswasta dalam perusahaan pemboran air tanah, minyak dan gas bumi)

Page 14: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik Elektro Teknik Komputer Teknik Informatika Teknik Fisika Teknik Kimia Teknik Lingkungan Teknik Metalurgi Teknik Mesin Teknik Geologi Teknik Sipil Teknik Industri

Page 15: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik GeologiTeknik GeologiTeknik Geologi adalah suatu ilmu

yang mempelajari dan mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan kebumian seperti, bentuk muka bumi, material penyusun bumi, jenis batuan, sifat-sifat fisika dan kimia, bentuk batuan, proses pembentukannya dan sejarah bumi serta geologi terapannya seperti Geologi Minyak dan Gas Bumi, Geologi Teknik, Hidro Geologi, Geologi Tata Lingkungan, Geologi Tambang dan lain-lain.

Page 16: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik MesinTeknik MesinTeknik mesin atau Teknik mekanik

adalah ilmu teknik mengenai aplikasi dari prinsip fisika untuk analisis, desain, manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem mekanik. Ahli atau pakar dari teknik mesin biasanya disebut sebagai insinyur (teknik mesin), yang memanfaatkan pengertian atas ilmu teknik ini dalam mendesain dan menganalisis pembuatan kendaraan, pesawat, pabrik industri, peralatan dan mesin industri dan lain sebagainya.

Page 17: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik MetalurgiTeknik Metalurgi

Teknik Metalurgi adalah bidang ilmu keteknikan yang membahas tentang proses pengolahan mineral (termasuk pengolahan batubara), proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam dengan strukturnya, proses penguatan logam serta fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi logam.

Page 18: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik LingkunganTeknik Lingkungan

Bidang teknik lingkungan menerapkan pemikiran dan teknik serta manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, serta lingkungan secara keseluruhan. Ruang lingkup bidang ini adalah konservasi sumber daya air, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan lingkungan, upaya pengendalian pencemaran, penyaluran limbah dan buangan, pengendalian pencemaran akibat limbah cair, gas dan lumpur (sludge) dan pengelolaan kualitas perairan, tanah, dan atmosfer, serta pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan.

Page 19: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik SipilTeknik Sipil

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-masing.

Page 20: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Teknik InformatikaTeknik Informatika

Merupakan disiplin ilmu yang mempelajari transformasi fakta berlambang yaitu data maupun informasi pada mesin berbasis komputasi. Secara umum informatika mempelajari struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi

Page 21: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)
Page 22: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

PENDAHULUAN

• Masalah utama yang timbul pada wilayah bekas tambang adalah perubahan lingkungan.

• Perubahan kimiawi berdampak terhadap air tanah dan air permukaan.

• Perubahan morfologi dan topografi lahan.• Perubahan iklim mikro yang disebabkan perubahan

kecepatan angin, gangguan habitat biologi berupa flora dan fauna.

• Penurunan produktivitas tanah dengan akibat menjadi tandus atau gundul.

• Mengacu kepada perubahan tersebut perlu dilakukan upaya reklamasi.

Page 23: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Apa itu Reklamasi Lahan??

Page 24: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

• Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya.

Page 25: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Penyebab Kerusakan Lahan

Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem):

• Semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan hidupnya pun meningkat, akibatnya terjadi peningkatan permintaan akan lahan seperti di sektor pertanian dan pertambangan.

• Sejalan dengan hal tersebut dan dengan semakin hebatnya kemampuan teknologi untuk memodifikasi alam.

Page 26: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Bentuk Kerusakan Lahan

• penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

• kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, pH rendah, pencemaran oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi mikroba tanah

Page 27: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Kegiatan Pertambangan

• Eksplorasi • Ekstraksi dan pembuangan limbah batuan • Pengolahan bijih dan operasional pabrik

pengolahan• Penampungan tailing, pengolahan dan

pembuangannya • Pembangunan infrastuktur, jalan akses dan

sumber energi • Pembangunan kamp kerja dan kawasan

pemukiman.

Page 28: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Bagaimanakah Gambaran Proses Kegiatan Pertambangan

yang Mengakibatkan dilakukannya Reklamasi ???

Page 29: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

• Aa

KEGIATAN PROSPEKSI

Page 30: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

KEGIATAN EKSPLORASI

Page 31: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

KEGIATAN EKSPLOITASI

Page 32: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Ekstraksi dan Pembuangan Limbah Batuan  

• Ekstraksi bahan mineral dengan tambang terbuka sering menyebabkan terpotongnya puncak gunung dan menimbulkan lubang yang besar.

• Setelah mineral diambil, dibuat bidang galian baru di dekat lokasi galian yang lama. Batuan limbah yang dihasilkan digunakan untuk menutup lubang yang dihasilkan oleh galian sebelumnya.

Page 33: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan ekstraksi dan pembuangan

limbah/waste:

• Luas dan kedalaman zona mineralisasi • Jumlah batuan yang akan ditambang dan yang akan dibuang yang

akan menentukan lokasi dan desain penempatan limbah batuan. • Kemungkinan sifat racun limbah batuan • Potensi terjadinya air asam tambang • Dampak terhadap kesehatan dan keselamatan, penyimpanan dan

penggunaan bahan peledak dan bahan kimia racun, bahan radio aktif di kawasan penambangan dan gangguan pernapasan akibat pengaruh debu.

• Sifat-sifat geoteknik batuan dan kemungkinan untuk penggunaannya untuk konstruksi sipil.

• Kerusakan bentang lahan dan keruntuhan akibat penambangan bawah tanah.

• Terlepasnya gas methan dari tambang batubara bawah tanah.

Page 34: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

YANG HARUS DIPAHAMI

• Reklamasi tidak berarti akan mengembalikan seratus persen sama dengan kondisi rona awal.

• Reklamasi juga bertujuan membentuk bentang alam (landscape) yang stabil terhadap erosi. Selain itu rehabilitasi juga bertujuan untuk mengembalikan lokasi tambang ke kondisi yang memungkinkan untuk digunakan sebagai lahan produktif.

Page 35: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

• Reklamasi lahan bekas tambang selain merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan pasca tambang, agar menghasilkan lingkungan ekosistem yang baik dan diupayakan menjadi lebih baik dibandingkan rona awalnya, dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan galian yang masih terttinggal

Page 36: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan

rencana reklamasi meliputi :

• Pengisian kembali bekas tambang, penebaran tanah pucuk dan penataan kembali lahan bekas tambang serta penataan lahan bagi pertambangan yang kegiatannya tidak dilakukan pengisian kembali

• Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan permukaan timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan air

Page 37: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

• Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3 dan bahaya radiasi

• Karakteristik kandungan bahan nutrient dan sifat beracun tailing atau limbah batuan yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan revegetasi

• Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang,• Penanganan potensi timbulnya gas metan dan emisinya

dari tambang batubara• Penanganan/penyimpanan bahan galian yang masih

potensial untuk menjadi bernilai ekonomi baik dalam kondisi in-situ, berupa tailing atau waste.

Page 38: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

• Rekonstruksi Tanah Untuk mencapai tujuan restorasi perlu dilakukan upaya seperti rekonstruksi lahan dan pengelolaan tanah pucuk. Pada kegiatan ini, lahan yang masih belum rata harus ditata dengan penimbunan kembali (back filling) dengan memperhatikan jenis dan asal bahan urugan, ketebalan, dan ada tidaknya sistem aliran air (drainase) yang kemungkinan terganggu. Lereng dari bekas tambang dibuat bentuk teras, selain untuk menjaga kestabilan lereng, diperuntukan juga bagi penempatan tanaman revegetasi

Page 39: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Revegetasi • Perbaikan kondisi tanah meliputi: perbaikan ruang tubuh, pemberian tanah

pucuk dan bahan organik serta pemupukan dasar dan pemberian kapur. • Kendala yang dijumpai dalam merestorasi lahan bekas tambang yaitu

masalah fisik (tekstur dan struktur tanah), kimia (reaksi tanah (pH), kekurangan unsur hara, dan mineral toxicity), dan biologi (penutupan vegetasi dan tidak adanya mikroorganisme potensial.

• Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklim setempat tetapi tidak untuk kondisi tanah. Untuk itu diperlukan pemilihan spesies yang cocok dengan kondisi setempat, terutama untuk jenis-jenis yang cepat tumbuh, misalnya sengon, yang telah terbukti adaptif untuk tambang.

• Dengan penanaman sengon minimal dapat mengubah iklim mikro pada lahan bekas tambang tersebut. Untuk menunjang keberhasilan dalam merestorasi lahan bekas tambang, maka dilakukan langkah-langkah seperti perbaikan lahan pra-tanam, pemilihan spesies yang cocok, dan penggunaan pupuk.

• Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman pada lahan bekas tambang, dapat ditentukan dari persentasi daya tumbuhnya, persentasi penutupan tajuknya, pertumbuhannya, perkembangan akarnya, penambahan spesies pada lahan tersebut, peningkatan humus, pengurangan erosi, dan fungsi sebagai filter alam.

Page 40: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Penanganan Potensi Air Asam Tambang 

• Pembentukan air asam cenderung intensif terjadi pada daerah penambangan, hal ini dapat dicegah dengan menghindari terpaparnya bahan mengandung sulfida pada udara bebas.

• Pencegahan pembentukan air asam tambang dengan melokalisir sebaran mineral sulfida sebagai bahan potensial pembentuk air asam dan menghindarkan agar tidak terpapar pada udara bebas. Sebaran sulfida ditutup dengan bahan impermeable antara lain lempung, serta dihindari terjadinya proses pelarutan, baik oleh air permukaan maupun air tanah.           

• Produksi air asam sulit untuk dihentikan sama sekali, akan tetapi dapat ditangani untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan. Air asam diolah pada instalasi pengolah untuk menghasilkan keluaran air yang aman untuk dibuang ke dalam badan air. Penanganan dapat dilakukan dengan bahan penetral misalnya batugamping, yaitu air asam dialirkan melewati bahan penetral untuk menurunkan tingkat keasaman 

Page 41: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Pengaturan Drainase 

• Drainase pada lingkungan pasca tambang dikelola secara seksama untuk menghindari efek pelarutan sulfida logam dan bencana banjir yang sangat berbahaya, dapat menyebabkan rusak atau jebolnya bendungan penampung tailing serta infrastruktur lainnya.

• Kapasitas drainase harus memperhitungkan iklim jangka panjang, curah hujan maksimum, serta banjir besar yang biasa terjadi dalam kurun waktu tertentu baik periode waktu jangka panjang maupun pendek.

• Arah aliran yang tidak terhindarkan harus meleweti zona mengandung sulfida logam, perlu pelapisan pada badan alur drainase menggunakan bahan impermeabel. Hal ini untuk menghindarkan pelarutan sulfida logam yang potensial menghasilkan air asam tambang

Page 42: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Tataguna Lahan Pasca Tambang

• Lahan bekas tambang tidak selalu dikembalikan ke peruntukan semula. Hal ini tertgantung pada penetapan tata guna lahan wilayah tersebut.

• Pekembangan suatu wilayah menghendaki ketersediaan lahan baru yang dapat dipergunakan untuk pengembangan pemukiman atau kota. Lahan bekas tambang bauksit sebagai salah satu contoh, telah diperuntukkan bagi pengembangan kota Tanjungpinang

Page 43: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

Kesimpulan• Kegiatan utama pada lahan pasca tambang Reklamasi lahan yang

dilakukan dengan mengurug kembali lubang tambang serta melapisinya dengan tanah pucuk, dan revegetasi  lahan serta diikuti dengan pengaturan drainase dan penanganan/pencegahan air asam tambang.             

• Penataan lahan bekas tambang disesuaikan dengan penetapan tataruang wilayah bekas tambang. Lahan bekas tambang dapat difungsikan menjadi kawasan lindung ataupun budidaya.            

• Lahan pasca tambang memerlukan penanganan yang dapat menjamin perlindungan terhadap lingkungan, khsususnya potensi timbulnya air asam tambang, yaitu dengan mengupayakan batuan mengandung sulfida tidak terpapar pada udara bebas, serta mengatur drainase.           

• Diupayakan agar tidak ada bahan tambang ekonomis yang masih tertinggal. Hal ini terutama bahan galian yang potensial mengundang masyarakat atau PETI untuk memanfaatkannya, sehingga akan mengganggu proses reklamasi, maka perlu disterilkan terlebih dahulu dengan menambang dan mengolahnya. 

Page 44: Reklamasi lahan bekas penambangan (2)

TERIMA KASIH .....

JIKA ADA PEMAPARAN MATERI YANG BELUM JELAS ATAU BELUM DI

MENGERTI MOHON DITANYAKAN