PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan...

182
PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Transcript of PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan...

Page 1: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Page 2: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral
Page 3: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral
Page 4: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

BAB XV

PERTAMBANGAN DAN ENERGI

A. PENDAHULUAN

Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanat -kan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Amanat UUD 1945 ini merupakan landasan dan hakikat pembangunan pertambangan dan energi untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki untuk menjadi kekuatan nyata dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Sesuai dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993, pembangunan pertambangan diarahkan pada pemanfaatan sebesar-besar kekayaan tambang bagi pembangunan nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan hal itu, program pengembangan pertambangan dalam Repelita VI

XV/3

Page 5: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

ditujukan pada penyediaan bahan baku bagi industri dalam negeri, peningkatan ekspor dan penerimaan negara, serta perluasan kesempatan kerja dan berusaha.

Pembangunan pertambangan terutama dilakukan melalui penganekaragaman hasil tambang dan pengelolaan usaha pertambangan secara efisien. Untuk itu dalam Repelita VI telah dilanjutkan, ditingkatkan, dan diperluas upaya inventarisasi serta pemetaan, eksplorasi, dan eksploitasi kekayaan tambang dengan memanfaatkan teknologi yang tepat. Penanaman modal swasta di bidang pertambangan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri telah ditingkatkan. Demikian pula pengelolaan pertambangan rakyat telah diupayakan untuk ditingkatkan dengan menghimpunnya dalam wadah koperasi.

Kehidupan manusia modern semakin tergantung kepada energi, sehingga kesejahteraannya sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu energi yang dimanfaatkannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Di samping itu, energi juga merupakan unsur penunjang yang amat penting dalam proses pertumbuhan ekonomi dan ikut menentukan keberhasilan pembangunan di sektor lain. Energi juga merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan atau diekspor sehingga dapat berperan pula sebagai sumber devisa dan penerimaan negara yang penting.

Oleh karena itu, sesuai amanat GBHN 1993, pembangunan energi dalam Repelita VI diarahkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan energi yang makin meningkat, baik bagi kehidupan masyarakat maupun bagi kegiatan ekonomi dan pembangunan terutama untuk kebutuhan industri dan jasa yang terus meningkat sejalan dengan tingkat perkembangan pembangunan. Pemba-

XV/4

Page 6: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

ngunan energi ini didukung dengan sumber energi yang potensial, baik sumber energi konvensional maupun yang non-konvensional. Potensi sumber energi nasional terus digali dan dikembangkan dengan berpegang pada prinsip menguntungkan secara ekonomis, layak secara teknis, diterima secara sosial budaya, dan tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup serta terjangkau oleh daya beli masyarakat luas.

Pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri masih sangat tergantung kepada sumber energi yang tidak terbarukan seperti minyak bumi, gas bumi, gambut, dan batubara. Minyak bumi, selain digunakan sebagai sumber energi di dalam negeri, juga dapat dimanfaatkan sebagai komoditas ekspor andalan dan penghasil devisa negara. Sumber energi yang terbarukan seperti tenaga air, panas bumi, tenaga angin, biomassa, dan tenaga surya saat ini masih relatif terbatas pemanfaatannya. Potensi energi terbarukan cukup besar dan dapat ditingkatkan pemanfaatannya, agar dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti minyak bumi. Oleh karena itu, untuk mencapai pembangunan energi yang berkesinambungan dalam Repelita VI telah dilakukan pencarian sumber-sumber energi secara intensif dan ekstensif, di samping juga telah dilakukan penghematan atau konservasi energi serta penganekaragaman atau diversifikasi penggunaan sumber energi.

Dalam Repelita VI telah terjadi peningkatan produksi dan ekspor sejumlah komoditas pertambangan andalan baik sebagai energi primer, bahan baku industri, maupun sumber penerimaan pendapatan negara. Sektor pertambangan selama empat tahun Repelita VI telah tumbuh rata-rata sebesar 6,0 persen per tahun. Pertumbuhan ini berada di atas sasaran pertumbuhan Repelita VI yang sebesar rata-rata 4,0 persen per tahun.

XV/5

Page 7: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Dengan jumlah produksi batubara sebesar 28,6 juta ton pada akhir PJP I, Indonesia merupakan produsen terbesar ke-3 di kawasan Asia-Pasifik dan menempati peringkat ke-19 di dunia serta peringkat ke-3 pengekspor batubara terbesar di dunia. Pada tahun 1996/97 realisasi produksinya telah mencapai sebesar 51,4 juta ton. Sedangkan pada tahun 1997/98 realisasinya diperkirakan mencapai 54,0 juta ton. Produksi batubara yang terus meningkat ini merupakan salah situ upaya dalam rangka memenuhi sasaran Repelita VI, yaitu meningkatnya produksi hasil tambang untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan sumber energi primer.

Ekspor batubara pada tahun 1994/95 telah meningkat dari 27,4 juta ton menjadi 37,8 juta ton pada tahun 1996/97. Sedangkan pada tahun 1997/98 realisasinya diperkirakan 39,3 juta ton. Jumlah ekspor sebesar ini telah melewati sasaran akhir Repelita VI, yaitu 39,1 juta ton. Peningkatan ekspor batubara terutama didorong oleh meningkatnya permintaan pasar dunia.

Selama Repelita VI produksi mineral logam telah mengalami peningkatan meskipun perkembangan harga komoditas tersebut di pasaran internasional tidak selalu menggembirakan. Diantaranya adalah logam timah, pada tahun pertama Repelita VI produksinya adalah 43,4 ribu ton, kemudian pada 1996/97 adalah 49,6 ribu ton dan pada tahun 1997/98 realisasi produksi diperkirakan mencapai 53,0 ribu ton atau telah jauh melewati sasaran produksi yang ditargetkan, yaitu 40,3 ribu ton. Peningkatan produksi timah ini selain disebabkan adanya peningkatan kapasitas produksi, juga karena hambatan pada unit produksi sudah dapat diatasi sepenuhnya.

XV/6

Page 8: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Produksi minyak bumi dan kondensat pada tahun pertama Repelita VI mencapai 588,6 juta barrel. Meskipun produksi minyak bumi dan kondensat pada tahun 1997/98 diperkirakan mengalami penurunan menjadi 580,0 juta barrel atau rata-rata 1,58 juta barrel per hari, namun produksi rata-rata tersebut telah melebihi sasaran yang direncanakan yaitu 1,50 juta barrel per hari. Sedangkan ekspor minyak bumi termasuk kondensat pada tahun 1994/95 adalah 318,8 juta barrel dan menjadi 288,2 juta barrel pada tahun 1996/97. Ekspor minyak mentah pada tahun 1997/98 diperkirakan mencapai sebesar 287,7 juta barrel. Penurunan ekspor minyak mentah dan kondensat ini disebabkan meningkatnya kebutuhan kilang minyak dalam negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri yang juga terus meningkat seiring dengan meningkatnya laju pembangunan nasional. Walaupun demikian ekspor minyak bumi termasuk kondensat masih diatas sasaran yang direncanakan dalam Repelita VI, yaitu sebesar 263,1 juta barrel.

Produksi gas bumi dalam Repelita VI meningkat, dimana pada tahun pertama Repelita VI produksinya sudah mencapai 2.988,5 miliar kaki kubik dan menjadi 3.161,3 miliar kaki kubik pada tahun 1996/97. Produksi gas bumi pada tahun 1997/98 diperkirakan mencapai 3.125 miliar kaki kubik. Kenaikan produksi gas bumi tersebut juga diikuti dengan kenaikan pemanfaatannya. Pemanfaatan gas bumi pada tahun 1994/95 mencapai 2.815,5 miliar kaki kubik dan terus meningkat menjadi 2.984,6 miliar kaki kubik pada tahun 1996/97. Untuk tahun 1997/98, pemanfaatan gas bumi diperkirakan sebesar 2.939,0 miliar kaki kubik. Peningkatan produksi dan pemanfaatan gas bumi ini disebabkan antara lain oleh adanya tambahan produksi gas ikutan dari lapangan minyak yang

XV/7

Page 9: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

baru berproduksi, meningkatnya permintaan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan LNG dan LPG, serta meningkatnya permintaan gas bumi sebagai bahan baku industri dan pembangkit listrik. Baik perkembangan produksi maupun pemanfaatan gas bumi selama kurun waktu empat tahun Repelita VI sudah melebihi sasaran yang direncanakan yaitu masing-masing 2.960 miliar kaki kubik dan 2.810 miliar kaki kubik.

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, konsumsi energi primer dalam Repelita VI terus meningkat. Apabila pada tahun pertama Repelita VI konsumsi energi primer adalah 476,5 juta setara barrel minyak (SBM), maka pada tahun 1996/97 telah mencapai sebesar 541,2 juta SBM atau meningkat rata-rata pertahun sebesar 8,7 persen per tahun. Pada tahun 1997/98 konsumsi energi primer diperkirakan mencapai sebesar 634,0 juta SBM. Peningkatan ini sejalan dengan adanya peningkatan konsumsi energi per kapita dari 2,4 SBM per kapita pada tahun terakhir Repelita V menjadi 2,5 SBM pada tahun pertama Repelita VI, kemudian naik lagi menjadi sebesar 2,8 SBM pada tahun keempat. Laju konsumsi energi per kapita ini lebih tinggi daripada laju konsumsi energi per kapita rata-rata dunia yaitu sekitar 2,5 SBM.

Di samping itu sasaran akhir yang hendak dicapai pada akhir Repelita VI adalah menurunnya pangsa minyak bumi dalam penyediaan energi dan meningkatnya pangsa energi non-minyak bumi. Sasaran pangsa minyak bumi dalam penyediaan energi primer pada tahun pertama Repelita VI adalah sebesar 60,0 persen dan pada tahun 1997/98 menjadi 53,2 persen. Sasaran ini telah tercapai dimana realisasi pangsa minyak bumi pada tahun pertama Repelita VI adalah sebesar 60,4 persen dan pada tahun 1997/98 adalah menjadi 53,1 persen.

XV/8

Page 10: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Pertumbuhan ekonomi mengakibatkan pembangunan sarana ketenagalistrikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik terus meningkat. Jika pada awal Repelita I kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 541 MW, maka pada tahun 1996/97 telah meningkat menjadi 16.240 MW, dan pada tahun 1997/98 kapasitas terpasang sudah mencapai sebesar 17.800 MW. Produksi tenaga listrik yang dihasilkan juga telah meningkat dengan pesat. Pada awal Repelita VI produksi listrik yang dihasilkan adalah sebesar 53.413,5 GWh yang kemudian meningkat menjadi 67.172,5 GWh pada tahun 1996/97, dan diperkirakan meningkat lagi menjadi 83.040,0 GWh pada tahun 1997/98. Demikian juga dengan jumlah pelanggan listrik yang mengalami peningkatan dari 17.533.018 pada tahun 1994/95, menjadi 21.980.325 pelanggan pada tahun 1996/97. Pada tahun 1997/98 diperkirakan jumlah pelanggan akan mencapai sebesar 23.971.469 pelanggan. Dengan bertambahnya produksi tenaga listrik, maka rasio elektrifikasi hingga tahun keempat Repelita VI adalah 57,31 persen. Dengan angka tersebut diperkirakan pada akhir Repelita VI sasaran rasio elektrifikasi sebesar 60 persen dapat tercapai.

Program listrik perdesaan yang mulai ditangani secara khusus pada Repelita II telah mengalami kemajuan yang cukup besar. Jika hingga awal Repelita VI desa yang dilistriki adalah 36.243 desa dengan 11.416.900 pelanggan, maka pada tahun 1997/98 desa yang dilistriki menjadi 45.686 desa dengan pelanggan baru sebanyak 15.702.032 pelanggan. Meskipun terjadi krisis ekonomi, dalam rangka mempertahankan pemerataan pembangunan di perdesaan, pembangunan listrik perdesaan tetap diprioritaskan sehingga realisasi desa dilistriki masih sesuai dengan sasaran tahunan Repelita VI. Pada tahun keempat Repelita VI persentase

XV/9

Page 11: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

jumlah desa yang dilistriki sudah sebesar 73,20 persen dan diperkirakan sasaran akhir Repelita VI sebesar . 79 persen dapat tercapai.

Hasil-hasil yang disumbangkan di sektor pertambangan dan energi selama kurun waktu tahun 1994/95 sampai dengan tahun 1997/98 menunjukan peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya dibandingkan dengan Repelita V. Kemajuan ini menunjukkan meningkatnya kinerja sektor pertambangan dan energi dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan dalam Repelita VI.

B. PERTAMBANGAN

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Sasaran pembangunan pertambangan dalam Repelita VI adalah meningkatnya produksi dan diversifikasi hasil tambang untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dan sumber energi primer, peningkatan ekspor, serta pemenuhan keperluan masyarakat yang lain; terwujudnya sistem pertambangan yang efisien dan produktif yang didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi, kualitas sumber daya manusia, dan manajemen usaha pertambangan; meningkatnya peran serta masyarakat dalam usaha pertambangan dengan melalui wadah koperasi; tersedianya pelayanan informasi geologi dan sumber daya mineral yang andal, baik untuk eksplorasi minyak, penataan ruang maupun mitigasi bencana alam geologis.

XV/10

Page 12: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Sektor pertambangan sasarannya akan tumbuh rata-rata sebesar 4,0 persen per tahun selama Repelita VI dan mampu menyerap 989 ribu orang pada akhir Repelita VI. Dalam Repelita VI diprogramkan penyelesaikan pemetaan dan penyelidikan geologi dan geofisika sejumlah 104 peta; pemetaan dan penyelidikan geologi kelautan sejumlah 25 lembar peta dan 30 lokasi; inventarisasi dan pemetaan serta eksplorasi sumberdaya mineral sejumlah 55 lembar peta dan 105 lokasi; inventarisasi dan pemetaan serta eksplorasi sumberdaya energi sejumlah 25 lembar peta dan 45 lokasi, dan 3 kegiatan pengeboran; pemetaan hidrogeologi sejumlah 25 lembar peta dan 23 penyelidikan air tanah.

Sasaran pertambangan mineral dan batubara yang akan dicapai pada akhir Repelita VI adalah produksi batubara akan mencapai 71 juta ton, yang akan dipakai di dalam negeri sebanyak 31,9 juta ton; produksi timah sebesar 40,3 ribu ton; produksi bijih nikel sebesar 2,75 juta ton, ferronikel sebesar 11 ribu ton, dan nikel matte sebesar 50 ribu ton; produksi bauksit sebesar 1 juta ton; produksi konsentrat tembaga sebesar 1.761 ribu ton dan sebesar 450 ribu ton konsentrat tembaga akan diproses di dalam negeri menjadi logam; produksi emas sebesar 70,6 ribu kilogram dan perak sebesar 143 ribu kilogram; dan produksi pasir besi sebesar 340 ribu ton. Sedangkan pada akhir Repelita VI sasaran ekspor batubara sebanyak 39,1 juta ton; ekspor bijih timah sebesar 1,9 juta ton, ferronikel sebesar 11 ribu ton, dan nikel matte sebesar 45 ribu ton; dan ekspor konsentrat tembaga sebesar 1.311 ribu ton.

XV/11

Page 13: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Sasaran yang akan dicapai dalam pertambangan minyak dan gas bumi pada akhir Repelita VI adalah produksi minyak bumi dan kondensat dipertahankan sebesar 547,5 juta barrel per tahun atau 1.500 ribu barrel per hari; produksi gas bumi sebesar 2.960 miliar kaki kubik atau 8,1 miliar kaki kubik per hari dan pemanfaatannya sebesar 7,7 miliar kaki kubik per hari; potensi panas bumi dimanfaatkan sebesar 1.025 megawatt; penjualan BBM di dalam negeri sebesar 52.283,7 ribu kiloliter dan gas bumi sebesar 3.670,7 juta meter kubik; ekspor minyak mentah sebesar 263,1 juta barrel; produksi LNG sebesar 28 juta ton, dan produksi LPG sebesar 3,5 juta ton. Selain itu laju pertumbuhan konsumsi BBM dalam negeri dapat ditekan menjadi sebesar 6 persen per tahun.

Untuk mencapai sasaran tersebut, kebijaksanaan pembangunan pertambangan meliputi pengembangan informasi geologi dan sumber daya mineral sebagai pendukung dasar kegiatan pertambangan; pemantapan penyediaan komoditas mineral dan energi melalui peningkatan produksi, pengolahan dan diversifikasi hasil tambang; peningkatan peran serta rakyat dan pelestarian fungsi lingkungan hidup dalam pembangunan pertambangan; pengembangan kemampuan sumber daya manusia dan penguasaan teknologi pertambangan guna mendukung peningkatan efisiensi dan produktifitas usaha pertambangan; serta pengembangan sistem pendukung lainnya bagi peningkatan efektifitas pembangunan pertambangan.

XV/12

Page 14: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Untuk melaksanakan kebijaksanaan tersebut, pembangunan di sektor pertambangan dilaksanakan melalui tiga program pokok dan lima program penunjang. Program pokok terdiri dari program pengembangan geologi dan sumber daya mineral, program pembangunan pertambangan, dan program pengembangan usaha pertambangan rakyat terpadu. Program penunjang terdiri dari program penelitian dan pengembangan pertambangan; program pengembangan usaha nasional; program pendidikan, pelatihan, penyuluhan aparatur dan ketenagakerjaan pertambangan; program pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup; serta program peningkatan kerja sama internasional.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan sampai dengan Tahun Keempat Repelita VI

a. Program Pokok

1) Program Pengembangan Geologi dan Sumberdaya Mineral

Program ini merupakan salah satu kegiatan hulu dalam pembangunan pertambangan maupun energi. Dalam program ini dilaksanakan beberapa kegiatan pokok yang bertujuan untuk menyediakan data dasar geologi, potensi sumberdaya mineral, geologi kelautan serta informasi geologi tata lingkungan, air tanah dan mitigasi bencana alam geologis termasuk bahaya gunung api. Program ini juga melakukan kegiatan untuk kepedulian sosial, lingkungan hidup dan mitigasi bencana alam geologis. Hasil kegiatan pemetaan dan inventarisasi sumber daya mineral dapat dilihat pada Tabel XV-1 dan Tabel XV-l. A.

XV/13

Page 15: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Dana yang disediakan oleh pemerintah pada program ini diprioritaskan penggunaannya untuk melanjutkan pemetaan geologi dan geofisika bersistem, pemetaan geologi wilayah pantai, penyelidikan eksplorasi potensi bahan galian mineral dan panas bumi, mitigasi bencana alam, pemetaan geologi teknik dan geologi lingkungan, pemboran air tanah, pemetaan hidrogeologi, dan pembangunan potensi geologi kepariwisataan dan pelestarian lingkungan. Untuk program pengembangan geologi dan sumberdaya mineral pada tahun anggaran 1998/1999 telah dialokasikan dana sebesar 22,95 miliar rupiah sehingga total dana yang disediakan selama Repelita VI sebesar 80,71 miliar.

Dalam rangka meningkatkan keterpaduan data dan informasi geologi sumberdaya mineral, sampai dengan tahun 1997198 telah selesai dilaksanakan pengembangan sistem informasi geologi dan geofisika yang mencakup sistem informasi geologi, sistem informasi sumberdaya mineral, dan sistem geologi tata lingkungan.

a) Geologi Sumber Daya Mineral

Dalam Repelita VI, realisasi pemetaan geologi bersistem luar Jawa dengan skala 1:250.000 pada tahun 1994/95 telah mencapai 91. persen dan pada tahun 1995/96 telah berhasil diselesaikan sebanyak 100 persen. Karena pemetaan geologi bersistem luar Pulau Jawa skala 1:250.000 sudah selesai, maka pada tahun kelima Repelita VI (1998/99) direncanakan kegiatan pemetaan geologi bersistem dengan skala 1:100.000 untuk luar Pulau Jawa sebanyak 8 lembar peta. Peta geologi ini mempunyai aneka ragam kegunaan, antara lain untuk kepentingan eksplorasi sumber daya mineral dan energi, untuk mengetahui potensi air tanah dan daerah rawan

XV/14

Page 16: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

bencana alam geologi, serta sangat berguna untuk menyusun rencana pembangunan dan tats ruang.

Sedangkan untuk kegiatan pemetaan geofisika dari target 36 lembar selama Repelita VI telah diselesaikan 20 lembar, masing-masing 18 lembar untuk peta gaya berat luar P. Jawa skala 1:250.000 dan 2 lembar untuk peta gaya berat Indonesia skala 1:1.000.000. Dalam Repelita VI, pemetaan skala 1:250.000 sampai dengan tahun 1998/99 direncanakan untuk diselesaikan seluruhnya yaitu 16 lembar.

Kegiatan inventarisasi sumberdaya mineral skala 1:250.000 selama empat tahun Repelita VI telah menyelesaikan 53 lembar peta dan pada tahun terakhir Repelita VI akan diselesaikan tambahan sebanyak 2 lembar peta, sehingga telah mencapai sasaran Repelita VI sebesar yang telah ditetapkan yaitu 55 lembar peta. Namun demikian, penyelesaian peta informasi sumberdaya mineral skala 1:250.000 yang akan diselesaikan selama Repelita VI, baru mencakup 64 persen dari seluruh wilayah Indonesia.

Kegiatan inventarisasi sumberdaya energi, sampai dengan tahun 1997/98 telah menyelesaikan pemetaan geologi panas bumi skala 1:50.000 sebanyak 58 peta atau jauh melebihi sasaran Repelita VI sebesar 25 peta. Dengan demikian kegiatan pemetaan panas bumi telah dinilai cukup. Penyelidikan geofisika dan geokimia panas bumi pada 25 lokasi atau 55 persen dari sasaran Repelita VI, dan pengeboran pengujian sumur eksplorasi panas bumi sebanyak 19 sumur atau jauh melewati sasaran Repelita VI sebanyak 3 sumur. Untuk mencapai sasaran Repelita VI pada tahun 1998/99 direncanakan penyelidikan geofisika dan geokimia panas bumi di 20 lokasi. Umumnya kegiatan tersebut diprioritaskan pada

XV/15

Page 17: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

daerah-daerah yang tidak mempunyai energi alternatif selain energi panas bumi.

Pemetaan peta geologi panas bumi dan pengeboran pengujian sumur eksplorasi panas bumi yang jauh melebihi sasaran Repelita VI disebabkan oleh karena besarnya permintaan dunia usaha yang membutuhkan data tersebut untuk dijadikan dasar bagi pemilihan lokasi pengembangan pembangkit tenaga listrik.

Sedangkan inventarisasi batubara dan gambut skala 1: 250.000, pada tahun keempat Repelita VI telah menyelesaikan 10 lembar peta yang mencakup 10 wilayah. Dengan demikian sasaran Repelita VI telah tercapai lebih cepat dari rencana.

b) Geologi Kelautan

Pemetaan geologi dasar laut skala 1:250.000, memperlihatkan potensi sumberdaya mineral dan energi yang terkandung di dasar laut. Pada tahun pertama Repelita VI realisasinya baru mencapai 4 lembar. Sampai dengan tahun 1997/98 kegiatan geologi dasar laut telah menyelesaikan sebanyak 19 lembar dan pada tahun 1998/99 direncanakan akan dilaksana-kan 6 lembar sehingga mencapai sasaran Repelita VI sebanyak 25 lembar. Walaupun demikian jumlah kumulatif seluruh peta yang telah dibuat sebelum dan selama Repelita VI baru mencakup 10 persen dari seluruh wilayah kelautan Indonesia.

Selain kegiatan geologi dasar laut, dalam Repelita VI sampai tahun keempat dilakukan penyelidikan geologi kelautan regional skala 1:1.000.000 pada 5 lokasi atau sudah selesai 100 persen dari sasaran Repelita VI, dan penyelidikan geologi wilayah pantai pada

XV/16

Page 18: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

10 lokasi atau 40 persen dari sasaran Repelita VI. Rendahnya pencapaian sasaran penyelidikan geologi wilayah pantai disebabkan oleh besarnya kendala dalam penyediaan sumberdaya manusia dan keterbatasan peralatan survei serta terbatasnya dana sehingga pelaksanaannya dilakukan berdasarkan skala prioritas.

c) Geologi Tata Lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam Geologis

Kegiatan geologi tata lingkungan sampai dengan tahun 1997/98 telah menyelesaikan pemetaan hidrogeologi skala 1:250.000 sebanyak 28 lembar atau telah melebihi sasaran yang direncanakan dalam Repelita VI sebanyak 25 lembar peta. Sebaliknya pemetaan hidrogeologi skala 1:100.000 di Pulau Jawa-Bali telah selesai sebanyak 3 lembar atau 33 persen dari sasaran Repelita VI. Penyelesaian peta untuk skala 1:250.000 yang di atas sasaran Repelita VI dan rendahnya penyelesaian peta skala 1:100.000 yang di bawah sasaran Repelita VI terutama disesuaikan dengan permintaan masyarakat dan dunia usaha terkait yang membutuhkan peta dengan cakupan area yang lebih besar. Pemetaan geologi teknik skala 1:100.000 telah diselesaikan 7 lokasi dari 33 lokasi yang direncanakan. Pemetaan kerentanan gerakan tanah skala 1:100.000 telah dilakukan pada 8 lokasi dari 19 lokasi yang direncanakan. Kegiatan pemetaan geologi lingkungan skala 1:250.000 telah dilaksanakan sebanyak 5 lembar atau telah selesai 100 persen dari yang direncanakan. Disamping itu, pemetaan geologi kuarter dan geomorfologi hingga tahun 1997/98 masing-masing telah menyelesaikan 8 lembar dan 6 lembar dari 15 lembar dan 10 lembar yang merupakan sasaran dalam Repelita VI.

XV/17

Page 19: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Pada tahun 1998/99 direncanakan melakukan pemetaan hidrogeologi skala 1: 100.000 di Pulau Jawa dan Bali sebanyak 7 lembar, pemetaan geologi teknik skala 1: 100.000 pada 7 lokasi, pemetaan kerentanan gerakan tanah skala 1 :100.000 pada 11 lokasi, dan melanjutkan pemetaan geologi kuarter serta geomorfologi yang tersisa masing-masing sebanyak 7 lembar dan 4 lembar.

Selama Repelita VI kegiatan penelitian geologi dan geofisika direncanakan untuk menghasilkan 26 laporan penelitian evolusi magmatik, 31 laporan penelitian tektonik, 30 laporan penelitian stratigrafi, 31 laporan penelitian geologi kuarter dan geomorfologi, 9 laporan penginderaan jarak jauh, dan penelitian seismotektonik serta geofisika rinci sebanyak 33 laporan.

Sampai dengan tahun 1997/98 kegiatan penelitian geologi dan geofisika antara lain telah menyelesaikan penelitian evolusi magmatik sebanyak 16 laporan atau 61 persen, penelitian evolusi tektonik sebanyak 19 laporan atau 61 persen, penelitian stratigrafi sebanyak 18 laporan atau 60 persen, penelitian geologi kuarter dan geomorfologi sebanyak 19 laporan atau 61 persen, penelitian penginderaan jauh 4 laporan atau 44 persen, dan penelitian seismotektonik serta geofisika rinci sebanyak 21 laporan atau 64 persen. Walaupun kegiatan penelitian ini pencapaiannya lebih rendah dari sasaran Repelita VI karena alokasi dana dan sumberdaya manusia yang terbatas, namun kegiatan ini banyak bermanfaat dalam mendukung pengembangan peringatan dini bencana alam geologis, khususnya di daerah kritis dalam upaya menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

XV/18

Page 20: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Pada tahun terakhir Repelita VI direncanakan melanjutkan kegiatan penelitian geologi dan geofisika yang tersisa yaitu meliputi penelitian evolusi magmatik, penelitian evolusi tektonik, penelitian stratigrafi, penelitian geologi kuarter dan geomorfologi, penelitian penginderaan jauh, serta penelitian seismotektonik dan geofisika rinci.

Untuk kegiatan mitigasi bencana alam geologis secara berkala telah dilakukan pemeriksaan kegempaan rata-rata di 3 lokasi dan pengamatan sesar aktif pada 2 lokasi setiap tahunnya atau sesuai dengan sasaran Repelita VI. Sampai dengan tahun keempat Repelita VI pemantauan gunung api secara umum telah dilakukan pada 55 gunung api aktif atau 70 persen dari sasaran Repelita VI dan secara intensif pada 15 lokasi gunung api, atau 75 persen dari sasaran Repelita VI. Untuk memenuhi sasaran Repelita VI pada tahun 1998/99 pemantauan gunung api secara umum dan intensif akan dilakukan masing-masing pada 24 dan 5 gunung api.

Pemetaan geologi gunung api skala 1:100.000 hingga akhir Repelita V secara kumulatif telah menghasilkan 39 lembar peta. Selama empat tahun Repelita VI pemetaan ini telah menyelesaikan 13 lembar peta atau 65 persen dari sasaran yang direncanakan sebanyak 20 lembar peta yang akan diselesaikan seluruhnya pada akhir Repelita VI. Sedangkan pemetaan daerah bahaya gunung api skala 1:50.000 selama empat tahun Repelita VI baru selesai sebanyak 15 lembar peta atau baru mencapai 39 persen dari sasaran Repelita VI sebanyak 38 lembar dan pada akhir Repelita VI kegiatan ini ditunda dahulu. Tidak tercapainya sasaran ini selain disebabkan terbatasnya tenaga ahli di bidang kegunungapian dalam melakukan pemetaan gunung api aktif sehingga pekerjaan akan diprioritaskan pada skala 1:100.000 terlebih dahulu.

XV/19

Page 21: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Adanya kecenderungan meningkatnya kejadian bencana alam geologis selama empat tahun terakhir, seperti meletusnya gunung berapi, gempa bumi, tsunami dan tanah longsor selain telah meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan di dalam upaya mitigasi bencana, juga telah meningkatkan kemampuan tenaga pelaksana yang sangat terbatas pada kegiatan mitigasi bencana alam.

2) Program Pembangunan Pertambangan

Program pembangunan pertambangan ditujukan untuk menghasilkan berbagai bahan tambang sebagai bahan baku bagi industri dalam negeri, penyediaan energi, meningkatkan penerimaan negara, penerimaan daerah , dan penerimaan ekspor, serta memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Untuk mencapai tujuan tersebut dalam Repelita VI telah dilaksanakan berbagai kegiatan penting di bidang pertambangan. Hasil dari program ini dapat dilihat pada Tabel XV-2 dan 2A sampai dengan Tabel XV-13 dan 13A.

a) Pertambangan Batubara

Dalam tahun terakhir Repelita VI produksi batubara direncanakan sebesar 71 juta ton. Padahal, dengan jumlah produksi batubara sebesar 28,5 juta ton pada akhir PJP I, Indonesia sudah merupakan produsen terbesar ke-3 di kawasan Asia-Pasifik dan menempati peringkat ke-19 di dunia serta peringkat ke-3 pengekspor batubara terbesar di dunia. Selama empat tahun Repelita VI, realisasi produksi batubara akan mencapai 53,4 juta ton dalam tahun 1997/98 dan pada akhir Repelita VI akan mencapai 71 juta ton sesuai dengan sasarannya. Peningkatan produksi

XV/20

Page 22: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

batubara terutama didorong oleh adanya peluang ekspor untuk memenuhi permintaan pasar di dunia, terutama di kawasan Asia Pasifik yang meningkat dengan pesat. Batubara Indonesia memiliki keunggulan kompetitif baik dari segi kualitas maupun harganya dibandingkan dengan batubara sejenis dari Australia dan Afrika Selatan. Sedangkan pemasaran batubara di dalam negeri sepenuhnya diserap oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), industri semen, industri dasar dan baja, pabrik peleburan nikel dan timah, serta industri kecil.

Ekspor batubara pada tahun 1994/95 sebesar 27,4 juta ton meningkat 44,6 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 18,9 juta ton. Pada tahun 1995/96 dan 1996/97 ekspor batubara meningkat lagi masing-masing menjadi 31,7 juta ton dan 37,8 juta ribu ton. Sedangkan pada tahun 1997/98 realisasinya diperkirakan akan mencapai 39,3 juta ton atau lebih besar dari sasaran akhir Repelita VI sebesar 39,1 juta ton.

Penggunaan briket batubara sejak akhir PJP I sudah mulai dipromosikan dan dimasyarakatkan. Produksi briket batubara yang dalam dua tahun pertama Repelita VI barn sebesar 7.446 ton meningkat pada tahun ketiga menjadi sebesar 9.197 ton. Usaha pemasyarakatan briket batubara masih menghadapi hambatan antara lain terbatasnya produsen dan pola pendistribusiannya yang masih kurang terarah. Pembangunan pabrik briket yaitu pabrik milik PT. Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi 10 ribu ton per tahun telah selesai pada bulan Desember 1996. Sedangkan di Gresik, Jawa Timur dengan rencana kapasitas produksi 120 ribu ton per tahun selesai dibangun bulan Januari 1997. Pabrik milik swasta lainnya berlokasi di Cirebon, Banjarmasin, dan Ujungpandang. Kapasitas ini masih jauh dibawah

XV/21

Page 23: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

sasaran akhir Repelita VI yaitu 4,8 juta ton. Tidak tercapainya target ini disebabkan minat pihak swasta masih terbatas untuk menjalankan usaha ini dan masih menunggu perkembangan usaha dari pabrik milik PT. BA. Selain itu, pihak bank belum menghayati bisnis briket batubara sehingga masih enggan menyalurkan kredit bagi para pengusaha briket juga oleh karena harga BBM, khususnya minyak tanah yang rendah, tidak merangsang minat masyarakat untuk beralih ke briket batubara.

b) Pertambangan Mineral

(1) Timah

Daerah penambangan timah terpenting di Indonesia terdapat di Pulau-pulau Bangka, Belitung, dan Singkep. Namun sejak awal tahun 1993 aktivitas pertambangan timah di Pulau Singkep telah dihentikan, karena habisnya cadangan di pulau ini. Sedangkan cadangan timah di Pulau Bangka dan Pulau Belitung pada akhir PJP I tercatat sebesar 783 ribu ton dengan perincian PT Tambang Timah 680 ribu ton dan PT Koba Tin 103 ribu ton.

Produksi timah pada akhir Repelita V mencapai 30,4 ribu ton, kemudian pada awal Repelita VI produksi timah meningkat menjadi 43,3 ribu ton yang kemudian meningkat lagi menjadi 45,4 ribu ton pada tahun 1995/96. Sedangkan realisasi produksi pada tahun 1996/97 adalah 49, 6 ribu ton dan pada tahun 1997/98 realisasi produksi sampai bulan Desember 1997 tercatat 39,8 ribu ton. Peningkatan produksi timah ini disebabkan adanya peningkatan kapasitas produksi oleh PT. Koba Tin dan hambatan pada unit produksi PT Tambang Timah sudah dapat diatasi sepenuhnya, disamping harga dan pemasaran t imah semakin

XV/22

Page 24: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

membaik. Sasaran produksi logam timah pada tahun terakhir Repelita VI sebesar 40,3 ribu ton akan dilampaui dengan rencana produksi 58 ribu ton.

(2) Nikel

Produksi nikel di Indonesia dikelola oleh PT. Aneka Tambang, yaitu berupa bijih nikel yang berasal dari wilayah Pomalaa dan Pulau Gebe, yang sebagian besar diekspor dan sisanya diolah di dalam negeri menjadi ferronikel di pabrik Pomalaa. Sedangkan hasil tambang nikel di Soroako diolah menjadi nikelmatte oleh PT. International Nickel Indonesia (Inco). Produksi bijih nikel pada tahun pertama Repelita VI adalah sebesar 2,25 juta ton. Sasaran Repelita VI sebanyak 2,75 juta ton telah dicapai pada tahun kedua Repelita VI dengan produksi sebesar 2,85 juta ton. Pada tahun 1996/97 produksinya meningkat lagi menjadi 3,38 juta ton, sedangkan pada tahun 1997/98 realisasinya diperkirakan sebesar 2,85 juta ton. Produksi ferronikel pada tahun 1994/95 adalah sebesar 7 ribu ton atau naik sebesar 32 persen dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,3 ribu ton. Pada tahun 1995/96 produksi ,ferronikel meningkat menjadi sebesar 10,2 ribu ton. Sedangkan realisasi produksi ,ferronikel pada tahun 1996/97 menurun menjadi 9,6 ribu ton. Hal ini disebabkan oleh perbaikan dapur listrik diluar rencana akibat dari tingginya konsumsi batubara dalam dapur. Diperkirakan pada tahun 1997/98 produksinya mencapai 10,0 ribu ton dan sasaran Repelita VI sebesar 11 ribu ton dapat dicapai pada tahun kelima Repelita VI.

Produksi nikelmatte pada tahun 1993/94 adalah sebesar 40,6 ribu ton, meningkat menjadi 47,9 ribu ton pada tahun 1994/95. Sasaran akhir Repelita VI sebanyak 50 ribu ton telah terpenuhi

XV/23

Page 25: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

pada tahun kedua Repelita VI yang produksinya mencapai 50,1 ribu ton. Peningkatan yang terjadi adalah karena bertambahnya permintaan nikel untuk stainless steel. Namun produksi nikelmatte pada tahun 1996/97 menurun menjadi 39,8 ribu ton yang disebabkan oleh meledaknya tanur pabrik nikelmatte. Sedangkan realisasi produksi tahun 1997/98 sampai Desember 1997 sudah mencapai sebesar 30,8 ribu ton.

(3) Bauksit

Produksi bauksit sampai saat ini masih dipusatkan pada penambangan cadangan di Pulau Bintan dan sekitarnya dengan sasaran pasaran ekspor ke Jepang. Hingga sekarang Indonesia belum berhasil membangun pabrik pengolahan alumina sehingga produksi bauksit yang dihasilkan terpaksa seluruhnya diekspor. Pada tahun 1994/95 realisasi produksi bauksit adalah sebesar 1.122,5 ribu ton. Realisasi produksi pada tahun 1995/96 adalah sebesar 960,4 ribu ton, sedangkan realisasi produksi pada tahun 1996/97 menurun lagi sebesar 849,4 ribu ton. Pada tahun 1997/98 realisasi produksinya diperkirakan sebesar 758,8 ribu ton. Turunnya realisasi produksi bauksit terjadi karena berkurangnya cadangan yang memenuhi kualitas ekspor.

(4) Tembaga

Pada akhir tahun Repelita V produksi konsentrat tembaga mencapai sebesar 960 ribu ton. Dalam tahun 1994/95 realisasi produksi konsentrat tembaga adalah sebesar 1.109,3 ribu ton. Pada tahun 1995/96 dan tahun 1996/97 produksi meningkat lagi masing-masing menjadi sebesar 1.608 ribu ton dan 1.779,8 ribu ton atau naik rata-rata 26,7 persen per tahun. Jumlah ini telah melewati

XV/24

Page 26: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

sasaran Repelita VI sebesar 1.761 ribu ton. Peningkatan produksi dibarengi dengan meningkatnya kapasitas produksi PT. Freeport Indonesia dan adanya peningkatan kebutuhan tembaga dari negara-negara Amerika Utara, Jepang, Eropa dan Asia Tenggara. Sedangkan realisasi produksi konsentrat tembaga tahun 1997/98 sampai bulan Desember 1997 sudah mencapai 1.400,7 ribu ton. Sejak tahun 1972 sampai saat ini seluruh produksi konsentrat tembaga masih diekspor, karena belum tersedia pabrik peleburan tembaga di dalam negeri.

(5) Emas

Produksi emas Indonesia diperoleh dari hasil ikutan konsentrat tembaga dan sebagian lainnya merupakan hasil produksi perusahaan swasta serta hasil kegiatan pertambangan rakyat. Produksi pada tahun 1993/94 sudah mencapai 43,9 ribu kilogram. Jumlah produksi tersebut termasuk emas yang terkandung dalam konsentrat tembaga. Tingkat produksi emas tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari tujuh negara produsen emas. terbesar di dunia. Terdapatnya cadangan barn di daerah Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor, telah dikembangkan dan diharapkan mulai berproduksi pada tahun 1998. Tahun 1994/95 realisasi produksi emas sebesar . 45,05 ribu kilogram dan kemudian meningkat menjadi 65,86 ribu kilogram pada tahun 1995/96. Pada tahun 1996/97 meningkat lagi menjadi sebesar 86,2 ribu kilogram atau jauh di atas sasaran akhir Repelita VI sebesar 70,6 ribu kilogram. Sedangkan pada tahun 1997/98 realisasi sampai bulan Desember 1997 tercatat sudah mencapai sebesar 66,9 ribu kilogram. Peningkatan produksi disebabkan oleh adanya beberapa tambang baru yang telah mulai berproduksi dan peningkatan kapasitas produksi oleh PT Freeport Indonesia dan PT Kelian Equatorial Mining.

XV/25

Page 27: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

(6) Pasir Besi

Produksi pasir besi sebagian besar diperoleh dari daerah sekitar Cilacap dan Kutoarjo yang seluruhnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen di dalam negeri dan industri logam lainnya. Produksi pasir besi terus meningkat dari 332,4 ribu ton pada tahun 1994/95 menjadi 351,9 ribu ton dan 446,9 ribu ton masing-masing pada tahun 1995/96 dan 1996/97. Sedangkan pada tahun 1997/98 realisasi produksi sampai bulan Desember 1997 sudah mencapai sebesar 354,3 ribu ton. Peningkatan produksi pasir besi rata-rata sebesar 13 persen per tahun.

(7) Bahan Galian Industri

Produksi bahan tambang selain mineral logam dan batubara termasuk pula bahan galian industri, yaitu batu granit, batu kapur, dolomit, belerang, kaolin, pasir kuarsa, fosfat, bentonit, feldspar, dan marmer juga menunjukan peningkatan. Perkembangan bahan galian industri ini sejalan dengan pertumbuhan sektor industri yang semakin meningkat di Indonesia. Walaupun demikian produksi bahan galian industri belum dapat memenuhi permintaan dalam negeri, sehingga impor bahan galian industri meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan impor bahan galian industri adalah tidak terjaminnya kontinuitas dalam pemasokan dari produk lokal, rendahnya standar baku mutu bahan galian terhadap kebutuhan industri, dan meningkatnya pertumbuhan industri keramik serta sanitasi yang bahan mentahnya perlu di impor.

XV/26

Page 28: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

c) Pertambangan Minyak Bumi, Gas Bumi dan Panas Bumi

(1) Minyak Bumi

Produksi minyak bumi dan kondensat pada tahun 1994/95 mencapai 588,6 juta barrel, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan produksi tahun 1993/94 sebesar 559,9 juta barrel, pada tahun 1995/96 dan tahun 1996/97 produksinya mengalami kenaikan menjadi 588,5 juta barrel dan 581,8 juta barrel. Produksi minyak bumi dan kondensat pada tahun 1997/98 tercatat sampai bulan Desember 1997 sudah mencapai 434,9 juta barrel atau rata-rata 1,2 juta barrel per hari. Produksi hasil minyak bumi selama Repelita VI diproyeksikan sekitar 1,5 juta barrel, dan di atas 1 juta barrel pada akhir PJP II. Proyeksi ini dapat terwujud pada kondisi demikian apabila pembiayaan dan investasi dapat dipertahankan pada tingkat seperti selama ini. Kondisi ini dapat dicapai apabila permintaan minyak dunia meningkat dan harga minyak menguat dibarengi dengan deregulasi serta pemberian insentif yang mungkin masih diperlukan di masa mendatang. Produksi minyak bumi dan kondensat selama empat tahun Repelita VI sedikit melebihi sasaran. Pada tahun 1998/99 produksi minyak bumi dan kondensat diperkirakan dapat dipertahankan sesuai dengan sasaran tahun kelima Repelita VI yaitu sebesar 547,5 juta barrel.

Proyeksi produksi minyak bumi di atas 1 juta barrel pada akhir PJP II cukup beralasan karena selama 15 tahun terakhir besar cadangan minyak relatif tidak berkurang dan dapat dipertahankan pada tingkat diatas 9 miliar barrel. Ini berarti bahwa jumlah penemuan cadangan minyak baru, termasuk penilaian ulang

XV/27

Page 29: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

cadangan yang ada, dapat mengimbangi jumlah minyak yang diproduksikan.

Untuk mampu mempertahankan tingkat produksi minyak bumi, di samping meningkatkan kegiatan eksplorasi ke daerah yang makin sulit baik kondisi geologi maupun lokasinya, juga diperlukan upaya peningkatan perolehan minyak dari hasil Enhanced Oil Recovery (EOR) dari lapangan yang ada. Upaya ini dimungkinkan mengingat dari seluruh kandungan awal minyak yang telah ditemukan (sekitar 56,82 miliar barrel) masih terdapat kandungan sisa minyak sebesar kurang lebih 35 miliar barrel yang tidak dapat dikuras lebih lanjut tanpa teknologi maju. Selain itu, upaya peningkatan efisiensi terus dilanjutkan, sehingga cadangan minyak marginal dapat dikembangkan untuk meningkatkan produksi nasional.

Ekspor minyak bumi termasuk kondensat pada tahun 1994/95 adalah 318,8 juta barrel, mengalami peningkatan 8,3 persen bila dibandingkan dengan ekspor tahun 1993/94 sebesar 294,3 juta barrel. Ekspor minyak mentah dan kondensat pada tahun 1995/96 dan tahun 1996/97 sebesar 298,0 juta dan 288,2 juta barrel, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 1994/95. Ekspor minyak mentah pada tahun 1997/98 diperkirakan sebesar 287,8 juta barrel. Pada tahun 1998/99 ekspor minyak mentah direncanakan sesuai sasaran akhir Repelita VI, yaitu sebesar 263,1 juta barrel. Penurunan ekspor minyak mentah dan kondensat ini disebabkan meningkatnya kebutuhan kilang minyak dalam negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan BBM di dalam negeri yang juga terus meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan nasional. Walaupun demikian ekspor minyak bumi termasuk kondensat masih melebihi sasaran yang direncanakan dalam Repelita VI.

XV/28

Page 30: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Selain itu, volume minyak bumi yang diolah di dalam negeri terus bertambah. Jika pada akhir Repelita V volume yang diolah baru mencapai 294,4 juta barrel, dalam Repelita VI pengolahan di dalam negeri terus meningkat menjadi 311,9 juta barrel dan 337,1 juta barrel masing-masing untuk tahun 1994/95 dan 1996/97. Tahun 1997/98 sampai bulan Desember 1997 volume minyak bumi yang diolah di dalam negeri tercatat sebesar 251,1 juta barrel. Sedangkan tahun 1998/99, volume minyak bumi yang diolah direncanakan mencapai 366,12 juta barrel. Hasil kilang disamping menghasilkan BBM, juga menghasilkan produk non-BBM seperti wax, lube base, coke, aspalt, solvent, low sulfur wax residue (LSWR), dan naptha. Selain itu, kilang petrokimia di Plaju, Pulau Bunyu, dan Cilacap juga menghasilkan produk petrokimia seperti polypropylene, methanol, paraxylene, dan purified terephthalic acid.

Ekspor hasil kilang pada tahun 1993/94 adalah sebesar 57,6 juta barrel dan mengalami kenaikan menjadi 68,2 juta barrel pada tahun 1994/95. Tahun 1995/96 dan tahun 1996/97 ekspornya kembali mengalami kenaikan menjadi 78,4 juta barrel dan 75,9 juta barrel. Ekspor hasil kilang pada tahun 1997/98 tercatat sampai bulan Desember 1997 baru sebesar 50,20 juta barrel.

Impor minyak mentah pada tahun 1994/95 mencapai 71,9 juta barrel atau mengalami peningkatan 27,4 persen bila dibandingkan dengan impor minyak mentah tahun 1993/94 sebesar 56,4 juta barrel; Pada tahun 1995/96 dan tahun 1996/97 dapat ditekan menjadi 66,2 juta barrel dan 70,3 juta barrel. Sampai dengan Desember 1997 impor minyak mentah baru mencapai 45,2 juta barrel. Hal ini merupakan perkembangan yang menggembirakan

XV/29

Page 31: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

karena dapat menekan angka impor dibawah sasaran Repelita VI sebesar 96,1 juta barrel.

(2) Gas Bumi

Produksi gas bumi dari tahun ketahun terus meningkat, dimana pada tahun 1993/94 produksinya sudah mencapai 2.502,0 miliar kaki kubik. Sejak memasuki Repelita VI produksi gas bumi terus mengalami peningkatan menjadi 2.988,5 miliar kaki kubik pada tahun 1994/95, 3.040,6 miliar kaki kubik pada tahun 1995/96, dan 3.161,3 miliar kaki kubik pada tahun 1996/97. Produksi gas bumi pada tahun 1997/98 tercatat sebesar 2.343,8 miliar kaki kubik. Kenaikan produksi gas bumi tersebut juga diikuti dengan kenaikan pemanfaatannya. Pemanfaatan gas bumi pada akhir Repelita V mencapai 2.327 miliar kaki kubik dan memasuki Repelita VI terus meningkat menjadi 2.815,5 miliar kaki kubik pada tahun 1994/95, 2.876,1 miliar kaki kubik pada tahun 1995/96, dan 2.984,6 miliar kaki kubik pada tahun 1996/97. Untuk tahun 1997/98, sampai dengan bulan Desember 1997 pemanfaatan gas bumi adalah sebesar 2.204,1 miliar kaki kubik. Peningkatan produksi dan pemanfaatan gas bumi ini disebabkan antara lain oleh adanya tambahan produksi gas ikutan dari lapangan minyak yang baru berproduksi, meningkatnya permintaan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan LNG dan LPG, dan meningkatnya permintaan gas bumi sebagai bahan baku industri maupun pembangkit listrik.

Perkembangan produksi gas bumi selama kurun waktu empat tahun Repelita VI sudah sesuai dengan sasaran yang direncanakan, sedangkan produksi gas bumi pada tahun 1998/99 diperkirakan akan sama dengan sasaran tahun kelima Repelita VI yaitu sebesar 2.960 miliar kaki kubik. Pemanfaatan gas bumi pada tahun yang sama diperkirakan sebesar 2.795 miliar kaki kubik.

XV/30

Page 32: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Produksi LNG dihasilkan dari kilang LNG Arun dan Lhokseumawe (Aceh) serta dari kilang LNG Badak di Bontang (Kalimantan Timur). Produksi LNG pada tahun 1994/95 adalah 1.379.161,2 ribu MMBTU meningkat 5,99 persen bila dibandingkan dengan tahun 1993/94 sebesar 1.301.181,4 ribu MMBTU. Produksi LNG pada tahun 1995/96 dan tahun 1996/97 masing-masing adalah 1.307.170 ribu MMBTU dan 1.354.205,4 ribu MMBTU, sedangkan sampai dengan Desember 1997 produksi LNG mencapai 1.020.305,9 ribu MMBTU. Peningkatan produksi disebabkan telah mulai beroperasinya kilang train F Bontang dan semua train lainnya dapat beroperasi secara normal.

Sejalan dengan peningkatan produksi LNG, maka ekspor LNG juga ikut meningkat. Pada tahun 1993/94 ekspor LNG tercatat sebesar 1.276.555,1 ribu MMBTU yang kemudian meningkat menjadi 1.367.541,9 ribu MMBTU pada tahun 1994/95 atau naik sekitar 7,1 persen. Ekspor LNG tahun 1995/96 dan tahun 1996/97 masing-masing mencapai 1.287.807,4 ribu MMBTU dan 1.346.969,2 ribu MMBTU. Sampai dengan Desember 1997, realisasi ekspor LNG mencapai 984.641,7 ribu MMBTU. Peningkatan ekspor LNG ini disebabkan adanya kontrak jangka pendek ke Jepang, Korea dan Taiwan. Produksi dan ekspor LNG pada tahun 1998/99 diperkirakan hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya masing-masing sebesar 1.350 juta MMBTU dan 1.300 juta MMBTU.

Produksi LPG berasal dari kilang minyak Musi, Balikpapan, Dumai, Cilacap dan EXOR I; LPG Plant (komponen utamanya adalah propana dan butana) di Rantau (Sumatera Utara) dan Mundu (Cirebon); Lex Plant (Liquified Extraction yaitu kilang yang

XV/31

Page 33: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

dipergunakan untuk memperoleh propana, butana, dan pentana) di Tanjung Santan (Kalimantan Timur), serta NGL Plant (Natural Gas Liquid) yaitu gas bumi yang dicairkan dimana komponennya termasuk kondensat dan LPG dari lapangan Arjuna (Jawa Barat), Arun, Badak dan Arar.

Produksi LPG pada tahun 1994/95 adalah 2,50 juta ton mengalami penurunan sebesar 13,5 persen bila dibandingkan dengan produksi tahun 1993/94 sebesar 2,89 juta ton. Namun pada tahun 1995/96 dan tahun 1996/97 produksi LPG kembali mengalami kenaikan menjadi 3,14 juta ton dan 3,07 juta ton. Sampai dengan Desember 1997 produksi LPG tercatat mencapai 2,07 juta ton.

Ekspor LPG dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Ekspor LPG pada tahun 1993/94 sebesar 2,64 juta ton, menurun menjadi 2,64 juta ton, 2,69 juta ton dan 2,55 juta ton masing-masing pada tahun 1994/95, 1995/96, dan 1996/97. Penurunan ekspor LPG ini disebabkan meningkatnya penggunaan LPG di dalam negeri. Perkembangan produksi dan ekspor LPG selama kurun waktu empat tahun Repelita VI berfluktuasi naik turun. Pada tahun 1997/98 dan 1998/99 produksi dan ekspor LPG diperkirakan masing-masing sebesar 3 juta ton dan 2,5 juta ton.

(3) Panas Bumi

Pemanfaatan energi panas bumi secara terbatas dimulai tahun 1978 yaitu dengan dibangunnya PLTP Monoblok Dieng (2 MW) tahun 1981 oleh Pertamina. Sedangkan pemanfaatannya untuk kepentingan umum dimulai tahun 1983 yaitu dengan selesainya PLTP Kamojang 1 (1X30 MW). Kapasi tas PLTP Kamojang

XV/32

Page 34: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

meningkat menjadi 140 MW dengan selesainya pembangunan Kamojang 2 dan 3 (2x55 MW) pada tahun 1987. Sampai dengan tahun 1996/97, kapasitas terpasang PLTP tercatat 309,5 MWe, meningkat 165 MWe atau 114,19% bila dibandingkan dengan kapasitas terpasang pada 1993/94. Pada tahun 1997/98 sampai dengan bulan Desember 1997, kapasitas PLTP meningkat menjadi 589,5 MWe dengan dibangunnya beberapa PLTP dalam Repelita VI.

Sementara itu, telah pula direncanakan pemanfaatan energi panas bumi berskala kecil oleh PT. PLN di Kerinci (Sumatera Barat) dan Ulumbu (Flores) yang sudah selesai studi kelayakannya. Di Kerinci telah dilakukan 2 pengeboran dan di Ulumbu sedang dilakukan persiapan pengeboran pertama. BPPT juga melakukan riset optimasi siklus biner 2,5 MW di Lahendong (Sulawesi Utara) dengan memanfaatkan produksi sumur LHD-5 Pertamina.

Dewasa ini sudah ada dua perusahaan asing yang sedang mengembangkan panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik, yaitu Unocal untuk PLTP Salak dan Amoseas untuk PLTP Darajat. Beberapa perusahaan swasta lainnya juga berminat mengembangkan PLTP di Indonesia. Pada saat ini terdapat empat usulan dari swasta asing untuk mengembangkan PLTP, yaitu PLTP Dieng secara modular (20-120 MW), PLTP Ulubelu (40-80 MW), PLTP Sarula (2X55 MW), dan PLTP Bedugul (4X55 MW).

3) Program Pengembangan Usaha Pertambangan Rakyat Terpadu

Program ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan pertambangan secara lebih luas

XV/33

Page 35: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

dan produktif. Untuk itu telah dilakukan pemberdayaan terhadap potensi usaha pertambangan rakyat dalam bentuk program terpadu yang lebih luas dan produktif sehingga merupakan bagian dari sistem pertambangan nasional yang tangguh dengan menggunakan konsep pertambangan skala kecil (PSK).

Program ini juga memberikan alternatif yang tepat dalam menertibkan usaha pertambangan emas tanpa izin (PETI), yaitu dengan cara kerja sama melalui pemerintah daerah dalam melakukan penyuluhan dan pembinaan langsung kepada penambang setempat. Selama Repelita VI telah diberikan bimbingan teknis dan bantuan penyuluhan kepada 54 KUD di 20 propinsi di Indonesia.

Pertambangan skala kecil bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada rakyat setempat dalam mengusahakan bahan galian dan turut serta dalam pembangunan di bidang pertambangan dengan bimbingan pemerintah. Sebagai upaya menciptakan iklim usaha yang dinamis, pemerintah telah menetapkan lokasi pencadangan wilayah pertambangan rakyat beserta evaluasi potensi bahan galian yang siap tambang. Dalam tahun 1996/97 telah dilakukan penyusunan master plan PSK, pembinaan usaha produksi, penyelenggaraan bimbingan teknis, percontohan penambangan di 4 lokasi serta peraturan yang mendukung pelaksanaan operasional pembinaannya. Selain itu, pada tahun ketiga Repelita VI telah dibina 15 Koperasi Unit Desa (KUD) pemegang Kuasa Pertambangan (KP) yang melakukan penambangan batubara dan emas. Pada tahun 1997/98 dilakukan bimbingan teknis kepada 14 KUD, sehingga selama Repelita VI telah diberikan bimbingan teknis dan bantuan penyuluhan kepada 54 KUD di 20 propinsi di Indonesia. Pada tahun 1998/99 kegiatan

XV/34

Page 36: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

diprioritaskan untuk melakukan pembinaan pengembangan usaha pertambangan skala kecil dan menengah yang mendukung perluasan lapangan kerja dan lapangan usaha di daerah. Untuk itu, akan dilakukan kegiatan percontohan penambangan dan pengolahannya serta menyusun Amdalnya di 4 lokasi pertambangan skala kecil, bimbingan usaha produksi di 23 lokasi, dan bimbingan teknis di 12 lokasi.

b. Program Penunjang

Program penunjang sektor pertambangan meliputi program penelitian dan pengembangan pertambangan; program pendidikan, pelatihan, penyuluhan aparatur, dan ketenagakerjaan pertambangan; program pembinaan dan pengelolaan lingkungan hidup; program pengembangan usaha nasional; dan program peningkatan kerjasama luar negeri.

1) Program Penelitian dan Pengembangan Pertambangan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mutu hasil tambang melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertambangan dan pengolahan hasil tambang. Caranya yaitu dengan meningkatkan serta mempercepat pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi terapan yang dilanjutkan dengan pembuatan proyek percontohan sebelum dimasyarakatkan lebih lanjut.

Pada tahun 1997/98 telah dilakukan beberapa penelitian, antara lain pengkajian pencairan batubara dan pembuatan coal water fuel (CWF); pembuatan disain teknis penambangan;

XV/35

Page 37: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

perbaikan ventilasi tambang batubara; pengisian tambang emas dengan tailing; optimasi perencanaan tambang fosfat; pembuatan rancang bangun alat pengering zeolit, mesin briket, dan alat pengolahan limbah pencucian batubara; dan pengkajian gasifikasi batubara serta pemanfaatannya untuk berbagai tujuan.

Kegiatan penelitian di bidang geologi sumberdaya mineral yang dilakukan sampai tahun 1997/98 antara lain meliputi penelitian evolusi magmatik, evolusi tektonik, penelitian geologi kuarter dan geomorfologi, penelitian seismoteknik, standarisasi peta dasar geologi untuk 25 jenis peta serta akreditasi laboratorium untuk analisis batuan. Selain itu juga telah dilakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan peralatan pemantauan gempa (seismograf), penyelidikan fisika dan kimia di 6 gunung api aktif, rekayasa dan rancang bangun untuk pemantauan jarak jauh (telemetri) gunungapi, dan penyusunan prosedur tetap mitigasi bencana alam geologis.

Di bidang pertambangan telah dilakukan pembakuan komoditi tambang, teknis penambangan serta pengolahan hasil tambang, penyusunan standar keselamatan kerja, serta penyempurnaan metode uji mineral logam dan industri. Di bidang migas telah dilakukan penyempurnaan manajemen reservoir dalam pengoptimalan lapangan minyak.

2) Program Pendidikan, Pelatihan, Penyuluhan Aparatur, dan Ketenagakerjaan Pertambangan

Program ini bertujuan untuk mempercepat alih teknologi di sektor pertambangan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia. Dalam tahun ketiga Repeli ta VI telah

XV/36

Page 38: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

dilaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk 555 orang tenaga pertambangan, meliputi teknik pengolahan bahan galian, teknik peledakan, teknik pengelolaan lingkungan dan reklamasi. Sejak awal Repelita VI hingga tahun 1997/98 telah dididik dan dilatih sebanyak 3.185 orang di bidang pertambangan.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat di sektor pertambangan, pada tahun 1997/98 telah dilakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat penambang melalui bimbingan teknis penambangan, keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, dan pembuatan percontohan. Selain itu juga telah diterbitkan berbagai peraturan, buku panduan dan pedoman tentang aturan pertambangan. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan teknis pertambangan yang diprioritaskan kepada swasta nasional ekonomi lemah dan koperasi/KUD meliputi bimbingan teknis eksplorasi, percontohan penambangan, dan percontohan pengolahan.

3) Program Pembinaan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dengan pesatnya perkembangan kegiatan pertambangan, wilayah yang akan mengalami gangguan dan lingkungan yang tercemar juga akan semakin luas, karena adanya kegiatan pengolahan/pencucian mineral yang menghasilkan limbah dalam bentuk tailing, atau kegiatan penambangan yang menghasilkan limbah batuan, serta kegiatan penunjang yang menghasilkan limbah organik dan non-organik. Dalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral dari usaha pertambangan, yaitu mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan (produksi), dan pada periode pasca tambang.

XV/37

Page 39: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Selanjutnya sampai tahun 1997/98 juga telah dilakukan beberapa kegiatan reklamasi dan pemanfaatan lahan pasca tambang secara produktif melalui penerapan dan pemanfaatan lahan berganda. Dengan upaya ini maka kegiatan pertambangan dapat berkembang seiring dan berdampingan dengan pertumbuhan sektor lainnya pada lahan yang lama.

4) Program Pengembangan Usaha Nasional

Program ini bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kemampuan usaha nasional agar berperan aktif di sektor pertambangan, terutama untuk skala menengah dan kecil yang banyak menghadapi kendala permodalan. Mengingat tingginya resiko kegagalan untuk menemukan cadangan bahan galian yang ekonomis, tidak banyak lembaga keuangan yang berminat membantu. Sejak Repelita VI masalah ini dipecahkan melalui upaya kemitraan dan bapak angkat yang dilakukan oleh BUMN. Selain itu juga dilakukan pembinaan melalui temu karya pertambangan sebagai upaya menangani permasalahan yang dihadapi pengusaha pertambangan.

Minat pengusaha luar negeri untuk menanamkan modalnya di sektor pertambangan, terutama batubara sangat menggembirakan. Sejak rancangan Kontrak Karya (KK) generasi ke VI diselesaikan pada bulan Februari 1996, sampai tahun keempat Repelita VI telah ditandatangani 11 Kontrak Kerjasama Batubara, dan 19 buah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Untuk mendukung upaya tersebut saat ini telah dibentuk unit pelayanan informasi dan pencadangan wilayah pertambangan dengan menggunakan sistem informasi geografis.

XV/38

Page 40: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

5) Program Peningkatan Kerjasama Internasional

Program ini dilaksanakan sebagai bagian integral dari pembangunan pertambangan dalam rangka mempercepat alih teknologi, stabilisasi harga dan produksi komoditas, serta peningkatan arus investasi di bidang pertambangan. Untuk itu dalam tahun 1996/97 telah dilaksanakan Lokakarya Energi ASEAN 2020, Asean Energy Security and Legislation Meeting, dan Senior Official Meeting on Mineral International. Selain itu juga telah dilakukan kerja sama internasional mengenai trace element dengan International Energy Agency (IEA), briket batubara dengan Korean Institute of Geology, Mining and Materials (KIGAM), pencairan batubara dengan Nippon Energy Development Organization (NEDO), Coal Water Fuel (CWF) dengan Federal Energy Regulatory Commission (FERC), pengolahan mineral metalurgi serta pengembangan teknologi pemantauan aspek fisika dan kimia untuk prediksi letusan gunungapi bekerjasama dengan para ahli dari Perancis, Amerika Serikat, dan Jerman.

Kerjasama internasional yang telah dilaksanakan di bidang minyak bumi, gas bumi, dan panas bumi seperti dengan Amerika Serikat dan Kanada banyak memberikan manfaat bagi pembangunan pertambangan nasional. Kerjasama bilateral ini juga mempunyai dampak dan bermanfaat untuk meningkatkan perdagangan dan ekspor komoditas pertambangan serta pengusahaan bersama sumberdaya minyak dan gas bumi.

Di bidang penelitian dan pengembangan telah diperluas kerjasama dengan beberapa negara maju, seperti Amerika Serikat, Aus t ra l ia , Jepang, Korea, Be landa ser ta beberapa negara

XV/39

Page 41: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

berkembang lainnya. Pemanfaatan data dan informasi dari badan-badan internasional, dengan adanya internet, meningkat pesat.

C. ENERGI

1. Sasaran, Kebijaksanaan, dan Program Repelita VI

Beberapa sasaran pada akhir Repelita VI adalah penyediaan minyak bumi mencapai 360,0 juta SBM; produksi minyak bumi termasuk kondensat mencapai rata-rata 1.500 ribu barrel per hari; kapasitas kilang menjadi 1.042 barrel per hari; penyediaan gas bumi menjadi 162,6 juta SBM; produksi gas bumi menjadi 8,1 miliar kaki kubik per hari; produksi LNG menjadi 28 juta ton; produksi LPG sebesar 3,5 juta ton; dibangunnya jaringan pipa gas bumi sepanjang 2.060 kilometer; pemanfaatan batubara meningkat menjadi 120,5 juta SBM; produksi batubara meningkat menjadi 71 juta ton; penggunaan briket batubara untuk rumah tangga mencapai 4,8 juta ton briket; pemanfaatan panas bumi menjadi 12,0 juta SBM; pemanfaatan tenaga air menjadi 33,6 juta SBM; persiapan sistem interkoneksi ketenagalistrikan Sumatera-Jawa; rasio elektrifikasi mencapai 60 persen; jumlah desa yang dilistriki mencapai 79 persen; penghematan pemakaian energi rata-rata 15 persen; dan menurunkan intensitas energi menjadi 2. 812 SBM per juta dollar; menurunkan persentase penyediaan energi dari minyak bumi sebesar 52,3 persen untuk energi primer dan 30,8 persen untuk energi kelistrikan.

Untuk mencapai sasaran tersebut di atas, dalam Repelita VI ditetapkan pokok kebijaksanaan pembangunan energi dalam Repelita VI yaitu meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan

XV/40

Page 42: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

sumberdaya energi; meningkatkan sarana dan prasarana; meningkatkan fungsi kelembagaan; meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan menguasai teknologi; meningkatkan peran serta masyarakat, dan meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dalam pemanfaatan energi.

Dalam melaksanakan kebijaksanaan untuk mencapai sasaran pembangunan energi tersebut di atas, telah dijabarkan program pembangunan sektor energi yang meliputi tiga program pokok dan empat program penunjang. Program pokok meliputi program pengembangan tenaga listrik, program pengembangan listrik perdesaan; dan program pengembangan tenaga migas, batubara dan energi lainnya. Adapun program penunjang mencakup program pengendalian pencemaran lingkungan hidup; program penelitian dan pengembangan energi; program pengembangan informasi energi; serta program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan energi.

2. Pelaksanaan dan Hasil Pembangunan Tahun Terakhir Repelita V sampai Tahun Keempat Repelita VI

Secara umum hasil pembangunan sektor energi pada berbagai program menunjukan adanya peningkatan. Hasil keseluruhan pelaksanaan pembangunan sektor energi dapat dilihat pada Tabel XV-14 dan 14A sampai Tabel XV-21 dan 21A. Sedangkan khusus untuk pembangunan prasarana kelistrikan dapat dilihat pada lampiran Peta Prasarana Indonesia.

XV/41

Page 43: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

a. Program Pokok

1) Program Pengembangan Tenaga Listrik

Pada tahun 1997/98 sampai dengan bulan Desember 1997 telah diselesaikan pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 1.813,0 MW, jaringan transmisi sepanjang 377 kms, gardu induk dengan kapasitas 1.619 MVA, jaringan tegangan menengah sepanjang 5.876 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 9.744 kms, dan gardu distribusi dengan kapasitas 624,3 MVA. Dengan demikian selama empat tahun Repelita VI telah selesai dibangun pembangkit listrik dengan kapasitas sebesar 6.057,8 MW, jaringan transmisi sepanjang 4.118 kms, gardu induk dengan kapasitas 14.795 MVA, jaringan tegangan menengah sepanjang 52.465,1 kms, dan jaringan tegangan rendah 63.062,9 kms.

Realisasi kapasitas pembangkit selama Repelita VI adalah sebesar 9.092 MW atau 95,5 persen dari sasaran Repelita VI sebe -sar 9.522,1 MW, realisasi gardu induk dengan kapasitas 20.060 MVA atau 66,0 persen dari sasaran sebesar 30.406 MVA, realisasi jaringan transmisi sepanjang 6.269 kms atau 59,4 persen dari sasar-an sebesar 10.548 kms, realisasi jaringan tegangan menengah dan rendah sepanjang 139.218 kms atau 42,2 persen dari sasaran sebesar 330.058 kms, dan realisasi gardu distribusi sebesar 6.507 MVA atau 29,8 persen dari sasaran sebesar 21.824 MVA, dan reali-sasi penambahan jumlah konsumen sebesar 11,4 juta pelanggan atau 105,4 persen dari sasaran sebesar 10,7 juta pelanggan. Dengan demikian sejak Repelita I hingga tahun keempat Repelita VI total kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik adalah sebesar 17.800 MW, total produksi listrik yang dihasilkan adalah 83.040 GWh, dan jumlah pelanggan listrik menjadi 23.971.469 pelanggan. Dengan

XV/42

Page 44: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

kegiatan pembangunan seperti ini, hingga tahun keempat Repelita VI telah dicapai rasio elektrifikasi nasional sebesar 57,3 persen.

Walaupun realisasi pembangunan prasarana ketenagalistrikan selama Repelita VI lebih rendah dari sasarannya, namun realisasi penambahan pelanggan melampaui sasaran seperti tercermin pada rasio elektrifikasi nasional. Rendahnya realisasi pembangunan prasarana ketenagalistrikan disebabkan adanya penyesuaian pembangunan fisik dengan kebutuhan. Selain itu, peran pemerintah dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik makin berkurang setelah diberikannya kesempatan kepada swasta untuk membangun pembangkit tenaga listrik. Dipihak lain penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, berdampak pada turunnya prakiraan laju pertumbuhan kebutuhan, sehingga beberapa proyek sarana pembangkit dan penyaluran tenaga listrik harus dikaji ulang.

Pada tahun 1998/99 akan dilanjutkan pembangunan sejumlah pembangkit tenaga listrik yang direncanakan selesai pada tahun 1998/99, yaitu PLTA Cirata II (4 X 125 MW), PLTA Singkarak (175 MW), PLTA Kusan (67,7 MW), PLTU Suralaya (3 X 600 MW), PLTGU Muara Tawar (435 MW), PLTP Salak (1 X 55 MW), dan PLTMh Merasap (2 X 0.75 MW); melanjutkan pembangunan gardu induk di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, dengan kapasitas total sebesar 5.230 MVA dengan jaringan transmisi sepanjang 2.151 kms; dan melanjutkan pembangunan gardu distribusi dengan kapasitas sebesar 269 MVA yang terkait dengan jaringan distribusi tegangan menengah sepanjang 12.350 kms serta jaringan distribusi tegangan rendah sepanjang 11.340 kms. Dengan dilanjutkannya pembangunan prasarana tenaga listrik pada tahun 1998/99, maka sasaran rasio elektrifikasi nasional 60 persen akan dapat dicapai bahkan kemungkinan akan terlewati.

XV/43

Page 45: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Dalam Repelita VI pemerintah telah mengubah status PLN dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan. Terbatas melalui PP No. 23 tahun 1994 dengan tujuan agar PLN lebih mandiri dalam pengelolaan listrik di Indonesia, baik ditinjau dari segi teknis maupun pengelolaan dana investasi. Untuk itu PT. PLN telah melakukan restrukturisasi unit bisnis dengan membentuk dua anak perusahaan di pembangkitan yaitu PT. PLN Pembangkitan Jawa-Bali Bagian 1 dan Bagian 2 (PJB 1 dan PJB 2) pada bulan Oktober 1995. Pada tahun 1997/98 sampai Desember 1997 PJB 1 dan PJB 2 telah mempunyai pembangkit dengan daya terpasang sebesar 11.385,1 MW yang mampu memproduksi energi listrik sebesar 53.550 GWh. Dengan demikian diharapkan investasi untuk pengembangan pembangkitan akan dapat dibiayai melalui pendapatan operasi sendiri dari anak perusahaan dan dari dana masyarakat melalui penjualan saham.

Di tahun 1997/98 PT. PLN (Persero) mengalami dampak langsung dari krisis moneter dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang cukup besar. Selain itu, dalam waktu dekat pembangkit tenaga listrik milik swasta akan mulai memproduksi tenaga listrik. PT. PLN (Persero) yang berkewajiban untuk membeli tenaga listrik tersebut dalam dollar, akan membayar lebih mahal dibandingkan dengan harga jual PT. PLN (Persero) kepada pelanggan. Dengan demikian terdapat selisih harga yang menjadi beban kerugian PT. PLN (Persero). Masalah keuangan tersebut dapat mengurangi kinerja PT. PLN (Persero) sebagai Perseroan Terbatas, sehingga dapat menimbulkan hambatan dalam meningkatkan investasi. Masalah ini harus dapat diselesaikan menjelang berakhirnya Repelita VI.

XV/44

Page 46: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk memberi kesempatan kepada pihak swasta untuk membangun pembangkit tenaga listrik melalui Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 dan Pembelian Pembangkit Swasta dan Koperasi Skala Kecil, telah beroperasi pembangkit skala besar PLTGU Sengkang dengan kapasitas 135 MW di Sulawesi Selatan dan disamping itu akan dibangun beberapa pembangkit skala besar dan skala kecil. Adapun pelaksanaannya tetap mengacu pada rencana umum kelistrikan nasional (RUKN) serta melalui prosedur persetujuan jual beli tenaga listrik (PPA : Power Purchase Agreement). Beberapa pembangkit skala besar yang sedang dibangun antara lain PLTU batubara Paiton Swasta 12x615 MW, PLTU batubara Paiton Swasta II 2x610 MW, PLTU batubara Tanjung Jati B 2x660 MW, PLTU batubara Sibolga A 2x100 MW, PLTU batubara Amurang 2x55 MW, dan PLTD Pare-pare 6x10 MW. Sementara itu, pembangunan pembangkit skala kecil akan memasuki tahap konstruksi pada akhir tahun Repelita VI.

Beberapa masalah yang dihadapi selama Repelita VI adalah terbatasnya jaringan transmisi dibandingkan dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik, sehingga terjadi bottleneck yang mengakibatkan listrik tidak dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkannya. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain swasta telah terlibat dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik, tetapi belum berpartisipasi dalam investasi di bidang jaringan transmisi sehingga terjadi gap antara penyediaan listrik dan penyalurannya. Masalah lain seperti dikemukakan di atas adalah tarif pembelian listrik swasta yang ditentukan dalam dollar, saat ini menjadi relatif lebih mahal dari harga jual listrik PT. PLN kepada masyarakat.

XV/45

Page 47: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

2) Program Pengembangan Listrik Perdesaan

Program listrik perdesaan yang mulai ditangani secara khusus pada Repelita II telah mengalami kemajuan yang cukup besar. Jika pada awal Repelita VI desa yang dilistriki adalah sebanyak 36.243 desa dengan 11.416.900 pelanggan, pada tahun 1996/97 telah meningkat menjadi 43.686 desa, dengan 14.452.032 pelanggan. Pada tahun 1997/98 realisasi sampai dengan bulan Desember 1997, tambahan desa yang dilistriki adalah 2.000 desa, sehingga secara kumulatif jumlah desa yang dilistriki adalah sebesar 45.686 desa. Sedangkan tambahan pelanggan baru adalah sebanyak 1.250.000 pelanggan, sehingga secara kumulatif jumlah pelanggan adalah sebesar 15.702.032 pelanggan. Pada tahun 1998/99 akan dilakukan kegiatan melistriki desa sejumlah 2.530 desa yang diantaranya sebesar 22 persen berada di kawasan timur Indonesia melalui pembangunan pembangkit dan jaringan baru. Pada tahun yang sama diharapkan dapat diselesaikan pembangkit tenaga listrik diesel sebesar 20,7 MW, gardu distribusi sebesar 223 MVA, jaringan tegangan menengah sepanjang 10.327 kms, jaringan tegangan rendah sepanjang 9.511 kms. Dana APBN yang dialokasikan pada tahun 1998/99 adalah sebesar 671,2 miliar rupiah, sehingga selama Repelita VI jumlah dana yang disediakan menjadi Rp. 2,34 triliun.

Dengan demikian selama empat tahun Repelita VI jumlah desa yang dilistriki diperkirakan sebanyak 13.412 desa atau 72 persen dari sasaran Repelita VI yaitu sebesar 18.619 desa dan jumlah kumulatif desa yang akan dilistriki mencapai 45.686 desa atau jumlah desa yang dilistriki yaitu sebesar 73,2 persen, hampir mencapai sasaran sebesar 79 persen. Pada akhir Repelita VI, diharapkan sasaran tersebut dapat dicapai.

XV/46

Page 48: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Khusus untuk desa terpencil terutama di kawasan timur Indonesia, sejak awal Repelita VI pemerintah telah meluncurkan program listrik untuk sejuta rumah dengan memanfaatkan pembangkit sel surya dengan kapasitas 50 Watt peak per unit. Sampai dengan tahun keempat sampai dengan bulan Desember 1997, telah dibangun 5.500 unit sel surya di pulau Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku.

3) Program Pengembangan Tenaga Migas, Batubara dan Energi Lainnya

Program ini ditujukan untuk meningkatkan upaya pencarian, penemuan, penyediaan, penganekaragaman, serta penghematan sumberdaya energi.

Konsumsi energi primer terus meningkat sejak tahun terakhir Repelita V hingga tahun keempat Repelita VI. Apabila pada tahun 1993/94 konsumsi energi primer adalah 426,3 juta setara barrel minyak (SBM), maka pada tahun 1994/95 meningkat menjadi 476,5 juta SBM dan pada tahun 1996/97 mencapai 541,2 juta SBM atau meningkat rata-rata per tahun sebesar 8,30 persen. Pada tahun 1997/98 tercatat sampai dengan bulan Desember konsumsi sebesar 475,5 juta SBM. Namun demikian minyak bumi sebagai salah satu komponen utama energi primer, pangsa konsumsinya telah dapat diturunkan dari 60,4 persen pada tahun 1994/95 menjadi 58,2 persen pada tahun 1996/97. Di tahun 1997/98 yang sedang berjalan ini diharapkan pangsa minyak bumi terhadap konsumsi energi primer dapat diturunkan lagi. Sampai dengan bulan Desember 1997 pangsa minyak bumi tercatat sudah mencapai 53,1 persen dari keseluruhan konsumsi energi primer nasional atau sudah mencapai

XV/47

Page 49: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

sasaran akhir Repelita VI. Turunnya pangsa konsumsi minyak bumi ini antara lain disebabkan oleh berbagai usaha dalam pengelolaan sumber energi yang mengutamakan efisiensi dan konservasi energi, mulai beroperasinya pusat tenaga listrik non-minyak, dan meningkatnya penggunaan gas bumi untuk industri dan rumah tangga.

a) Minyak Bumi dan Bahan Bakar Minyak

Minyak bumi merupakan sumber energi Indonesia yang paling utama dimana sekitar dua per tiga kebutuhan energi nasional bersumber dari minyak bumi. Dalam Repelita VI, pada tahun 1994/95 konsumsi minyak bumi adalah 287,9 juta SBM, meningkat menjadi 290,7 juta SBM, dan 315,3 juta SBM masing-masing pada tahun 1995/96 dan 1996/97. Pada tahun 1997/98 tercatat sampai dengan bulan Desember 1997 telah mencapai sebesar 253,09 juta SBM. Tahun 1998/99 direncanakan konsumsi minyak bumi akan lebih rendah dibanding sasaran akhir Repelita VI yaitu sebesar 330,0 juta SBM dibandingkan sasarannya sebesar 360,0 juta SBM. Hal ini disebabkan perkiraan naiknya harga BBM di dalam negeri pada tahun tersebut. Dilihat dari pangsanya dalam pemakaian sumber energi secara keseluruhan, pangsa minyak bumi selama empat tahun Repelita VI berturut-turut menurun yaitu 60,6 persen, 56,6 persen, 58,3 persen, dan 52,3 persen.

Konsumsi minyak bumi di dalam negeri dalam bentuk bahan bakar minyak (BBM) pada tahun pertama Repelita I tercatat sebesar 43,9 juta SBM yang merupakan 87,7 persen dari konsumsi nasional, dan pada akhir Repelita V telah meningkat menjadi 264,34 juta SBM atau 64,3 persen dari konsumsi nasional. Dengan demikian selama lima Repelita, konsumsi BBM meningkat dengan

XV/48

Page 50: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

rata-rata 8,01 persen per tahun, sangat tinggi dibanding rata-rata Asia Tenggara sebesar 4,2 persen dan rata-rata dunia sebesar 2 persen per tahun. Dalam Repelita VI pemakaian BBM di dalam negeri pun terasa menonjol. Pada tahun 1994/95 pemakaian BBM sudah mencapai 264,4 juta SBM, kemudian naik rata-rata sebesar 7,4 persen per tahun selama tiga tahun pertama Repelita VI, yaitu menjadi 305,1 juta SBM pada tahun 1996/1997 atau masih di atas sasaran akhir Repelita VI sebesar 6 persen per tahun. Sedangkan pada tahun 1997/98 tercatat sudah mencapai 235,7 juta SBM. Mulai tahun 1996/1997, minyak solar merupakan bahan bakar yang dikonsumsi paling tinggi, yaitu 40,3 persen dari total konsumsi BBM pada tahun 1996/97. Kenaikan ini selain disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan energi final dari sektor transportasi dan sektor energi (terutama tenaga listrik), juga disebabkan oleh relatif rendahnya harga BBM di dalam negeri (khususnya minyak solar dan minyak tanah). Dengan krisis moneter yang terjadi akhir-akhir ini, bila tidak ada kenaikan harga BBM , subsidi BBM terutama kepada minyak solar dan minyak tanah akan semakin menjadi lebih besar. Hal ini disebabkan selain pengadaan bahan baku minyak mentah yang masih di impor, juga diimpor BBM dalam bentuk solar dan minyak tanah untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Pada tahun 1998/99 subsidi BBM diperkirakan masih sebesar Rp 7.453 miliar, meskipun harga BBM telah disesuaikan.

Kapasitas pengilangan minyak bumi di dalam negeri terus ditingkatkan seiring dengan laju pembangunan nasional. Pada tahun 1993/94, volume minyak yang dikilang di dalam negeri adalah sebesar 294,4 juta barrel, dan pada tahun 1996/97 naik menjadi 337,1 juta barrel, serta pada tahun 1997/98 sampai Desember 1997 tercatat sebesar 251,1 juta barrel. Seluruh hasil pengilangan

XV/49

Page 51: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi BBM di dalam negeri. Namun karena kebutuhan BBM di dalam negeri cukup tinggi, maka sebagian kebutuhan masih harus dipenuhi dengan mengimpor minyak mentah dan BBM terutama avtur, diesel, solar, dan minyak tanah.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas kilang, diupayakan peningkatan efisiensi peralatan kilang, modifikasi kapasitas kilang yang sudah ada, dan pembangunan fasilitas kilang minyak baru. Kapasitas kilang seluruh Indonesia sampai saat ini mencapai 0,899 juta barrel per hari dan direncanakan pada tahun 1999 meningkat menjadi 1,038 juta barrel per hari atau hampir mendekati sasaran akhir Repelita VI yaitu sebesar 1,042 juta barrel per hari. Untuk mencapai kapasitas tersebut, sampai saat ini sudah ada 37 perusahaan swasta yang menyatakan minatnya membangun kilang baru. Disamping itu pemerintah sedang melakukan pembangunan proyek debottlenecking kilang Cilacap, yang mampu meningkatkan kapasitas dari 300 ribu barrel per hari menjadi 348 ribu barrel per hari. Krisis moneter telah mengakibatkan pembangunan beberapa kilang minyak swasta menjadi tertunda, sehingga berbagai sasaran tersebut mungkin tidak sepenuhnya tercapai.

b) Gas Bumi

Gas bumi sangat penting sebagai bahan bakar karena sifat pembakarannya yang bersih. Gas bumi juga merupakan sumber ekspor yang penting yaitu dalam bentuk LNG dan LPG. Indonesia saat ini adalah pengekspor LNG terbesar di dunia.

Pemanfaatan gas bumi meningkat dengan cepat, dari 88,4 juta SBM pada akhir Repelita V menjadi 138,5 juta SBM pada tahun

XV/50

Page 52: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

ketiga Repelita VI atau meningkat rata-rata per tahun sebesar 16,1 persen. Dalam Repelita VI, konsumsi gas bumi adalah sebesar 122,2 juta SBM pada tahun 1994/95, 136,4 juta SBM pada tahun 1995/96, dan 138,5 juta SBM pada tahun 1996/97 atau naik rata-rata 6,2 persen per tahun selama tiga tahun pertama Repelita VI. Pada tahun 1997/98 tercatat konsumsi gas bumi sebesar 117,98 juta SBM. Dalam empat tahun Repelita VI pemanfaatan gas bumi adalah sesuai dengan sasaran dalam Repelita VI. Pada tahun 1998/99 konsumsi gas bumi direncanakan sebesar 162,6 juta SBM, yang sesuai dengan sasaran akhir Repelita VI. Dilihat dari pangsa gas bumi terhadap seluruh konsumsi energi primer juga meningkat dari 21,6 persen pada tahun 1994/95 menjadi 25,6 persen pada tahun 1996/97. Pada tahun 1997/98 sampai dengan bulan Desember 1997, pangsa gas bumi tercatat sudah mencapai 24,8 persen.

Meningkatnya konsumsi gas bumi disebabkan antara lain akibat penambahan jaringan transmisi gas dari 694,3 kilometer pada tahun 1994/95 menjadi 764,9 kilometer pada tahun 1995/96, dan meningkat lagi menjadi 908 kilometer pada tahun 1996/97 atau naik rata-rata 14,4 persen per tahun selama tiga tahun pertama Repelita VI. Dengan bertambahnya jaringan transmisi gas bumi maka volume gas bumi yang disalurkan juga meningkat, yaitu dari 0,91 juta meter kubik pada tahun 1994/95 menjadi masing-masing 1,28 juta meter kubik dan 1,54 juta meter kubik pada tahun 1995/96 dan 1996/97 atau mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 30 persen. Dalam rangka upaya diversifikasi energi, sedang diupayakan pembangunan jaringan pipa gas terpadu.

Untuk mewujudkan jaringan pipa gas terpadu, saat ini sedang dibangun pipa gas dari Sumatera Selatan ke Duri yang akan menggantikan pembakaran minyak mentah pada Proyek Duri

XV/51

Page 53: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Steam Flood (DSF) yang saat ini mengkonsumsi lebih dari 60.000 barrel minyak mentah sehari dan juga mengalirkan gas ke P. Batam untuk pembangkit listrik. Proyek berikutnya adalah mengalirkan gas dari Sumatera Selatan ke Jawa Barat. Apabila kedua proyek ini terwujud, maka lapangan-lapangan gas marginal yang berada di sekitar jalur pipa utama ini akan dapat dikembangkan secara ekonomis.

Kebutuhan gas yang sangat tinggi di Pulau Jawa tidak akan dapat dipenuhi dari cadangan gas di sekitarnya. Adanya cadangan gas di luar Pulau Jawa (terutama di Sumatera dan Kalimantan) akan dapat membantu pemenuhan kebutuhan di Pulau Jawa dengan menyalurkannya melalui pipa. Untuk membangun infrastruktur jaringan pipa sebagai sarana penyaluran gas, diperlukan dana yang sangat besar. Namun hanya dengan membangun jaringan pipa gas terpadu tersebut, pemanfaatan gas secara optimal dapat tercapai. Dengan dibangunnya jaringan pipa gas terpadu ini, diharapkan penggunaan minyak mentah sebagai bahan bakar dapat berkurang, demikian pula diharapkan dapat mengurangi impor minyak solar yang volumenya terus meningkat.

Pengusahaan gas untuk gas kota dilaksanakan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero). Pengembangan tenaga gas dalam Repelita VI diarahkan pada upaya untuk meningkatkan peranan tenaga gas sebagai sumber energi bagi keperluan industri, hotel, restoran, pembangkit tenaga listrik, rumah tangga dan bahan bakar gas (BBG) untuk kendaraan bermotor.

Kapasitas terpasang pada tahun 1997/98 tercatat sebesar 21.798,1 ribu meter kubik per hari, meningkat sebesar 157,6 persen bila dibandingkan dengan kapasitas terpasang pada tahun 1993/94

XV/52

Page 54: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

sebesar 8.458,1 ribu meter kubik per hari. Kenaikan kapasitas terpasang diikuti pula dengan peningkatan jaringan distribusi gas yang terdiri dari distribusi tekanan rendah dan distribusi tekanan tinggi. Jika pada tahun 1993/94 jaringan yang dimiliki baru sepanjang 1.464,9 kilometer, maka pada tahun 1997/98 telah menjadi 1.733,8 kilometer atau mengalami kenaikan 18,4 persen. Kegiatan penting pada tahun 1998/99 antara lain melanjutkan penyelesaian pembangunan jaringan transmisi gas bumi Asamera-Duri-Batam sepanjang 410 km, serta pembangunan jaringan distribusi gas kota di Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Penjualan tenaga gas bumi oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) yang pada tahun 1993/94 mencapai 716,8 juta meter kubik, telah meningkat menjadi 2.655,0 juta meter kubik pada tahun 1997/98 atau sudah melebihi sasaran Repelita VI pada tahun yang sama sebesar 2.343,34 juta meter kubik. Selain menyalurkan gas bumi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) juga menyalurkan LPG Salur, LPG Tabung dan BBG (Bahan Bakar Gas). Penjualan LPG Tabung dilaksanakan di Bandung, Semarang, Surabaya, dan Ujung Pandang sebagai sasaran antara sambil menunggu penyaluran gas bumi. Penjualan LPG Salur mulai bulan Agustus 1997 dihentikan kegiatannya dan dialihkan ke gas bumi. Peningkatan penjualan gas oleh PT PGN juga meningkatkan jumlah pelanggan. Jumlah pelanggan pada tahun terakhir Repelita V tercatat 34.353 konsumen meningkat menjadi 49.148 konsumen pada tahun keempat Repelita VI atau terdapat peningkatan 43,1 persen dan akan melampaui sasaran akhir Repelita VI yaitu sebesar 49.234 konsumen.

XV/53

Page 55: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

c) Panas Bumi

Indonesia yang dilalui jalur gunung berapi memiliki potensi panas bumi yang besar. Sampai saat ini telah berhasil dilakukan inventarisasi 217 prospek panas bumi yang diperkirakan memiliki potensi tenaga listrik lebih dari 16.035 MW, dimana 8.100 MW terdapat di Pulau Jawa dan Bali. Dari sejumlah prospek yang ada tersebut, beberapa lapangan telah berproduksi yaitu PLTP Kamojang, PLTP Salak, dan PLTP Drajat di Jawa Barat yang masing-masing berkapasitas 140 MW, 165 MW, dan 55 MW, dan di Sulawesi Utara PLTP Lahendong 2,5 MW. Dalam Repelita VI, pemanfaatan tenaga panas bumi terus meningkat. Pada tahun 1994/95 pemanfaatan panas bumi telah mencapai 2,7 juta SBM atau mencapai 19 kali lipat dibandingkan dengan awal pemanfaatan panas bumi pada tahun 1982/83 yang mencapai sebesar 143 ribu SBM. Pemanfaatan tenaga panas bumi tahun 1995/96 dan 199/97 masing-masing tercatat 4,1 juta SBM dan 4,6 juta SBM. Pada tahun 1997/98, pemanfaatan energi panas bumi diperkirakan akan mencapai 6,45 juta SBM atau mempunyai pangsa terhadap total konsumsi energi primer sebesar 1,36 persen. Meskipun terjadi peningkatan penggunaan panas bumi, namun masih dibawah sasaran akhir Repelita VI yang ditargetkan sebesar 12 juta SBM. Rendahnya pencapaian sasaran ini disebabkan masih sulitnya mengembangkan PLTP yang umumnya berada pada lokasi terpencil, biaya eksplorasinya relatif besar, dan tingkat resiko gagal pada pemborannya juga sangat besar. Juga karena krisis moneter beberapa proyek kelistrikan yang menggunakan panas bumi harus ditunda pelaksanaannya.

XV/54

Page 56: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

d) Batubara

Pada tahun 1993/94 konsumsi batubara tercatat sebesar 31,9 juta SBM. Dalam Repelita VI konsumsi batubara adalah sebesar 39,91 juta SBM pada tahun 1994/95, 38,1 juta SBM pada tahun 1995/96, dan 53,2 juta SBM pada tahun 1996/97. Pada tahun 1997/98 atau tahun keempat Repelita VI sampai bulan Desember 1997 tercatat sebesar 74,54 juta SBM dan pada tahun 1998/99 diperkirakan konsumsinya akan mencapai 120,51 juta SBM atau sesuai dengan sasaran akhir Repelita VI. Meningkatnya konsumsi batubara pada Repelita VI disebabkan telah beroperasinya beberapa PLTU dan meningkatnya permintaan untuk industri seperti industri semen, industri dasar besi dan baja, serta untuk keperluan peleburan nikel dan timah.

Untuk keperluan rumah tangga dan industri kecil, pemanfaatan briket batubara sudah mulai dimasyarakatkan sejak menjelang akhir Repelita V dan telah mendapat sambutan baik dari masyarakat. Walaupun demikian, penggunaannya masih belum banyak karena masih terbatasnya persediaan briket batubara di pasaran. Kendala lain adalah partisipasi swasta masih terbatas karena menunggu hasil pilot project PT. Bukit Asam, serta pihak bank belum dapat menghayati bisnis briket batubara. Di samping itu rendahnya harga minyak tanah yang disubsidi oleh pemerintah menyebabkan pemasaran briket sulit untuk berkompetisi dengan minyak tanah. Sampai dengan bulan Maret 1996, realisasi produksi briket batubara adalah sebesar 569 ton, sedangkan penjualannya sudah dapat mencapai 548,7 ton. Pembangunan pabrik briket milik PT. Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi 10 ribu ton per tahun telah selesai pada bulan Desember 1996, sedangkan di Gresik, Jawa Timur dengan rencana

XV/55

Page 57: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

kapasitas produksi sebesar 120 ribu ton per tahun telah selesai bulan Januari 1997. Pabrik milik swasta sedang dikembangkan, antara lain berlokasi di Cirebon, Jawa Barat, disamping beberapa lokasi lain di Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

e) Energi Baru dan Terbarukan

Tenaga air merupakan salah satu sumber energi yang mempunyai potensi besar tetapi pemanfaatannya masih rendah. Potensi tenaga air tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan diperkirakan mencapai 75.624 MW. Dari potensi tersebut diperkirakan sebesar 34.000 MW dapat dikembangkan untuk pusat-pusat pembangkit listrik dengan kapasitas masing-masing di atas 100 MW. Meskipun potensi tenaga air cukup besar, tetapi pengembangan tenaga air tidak dapat dilakukan secara besar-besaran, karena untuk pengembangan potensi tenaga air terdapat beberapa kendala, antara lain biaya investasi awal yang sangat besar serta kebutuhan lahan yang luas.

Pemanfaatan tenaga air pada tahun 1993/94 adalah sebesar 26,3 juta SBM. Kemudian dalam Repelita VI, pada tahun 1994/95 pemanfaatannya adalah sebesar 23,7 juta SBM, pada tahun 1995/96 sebesar 27,1 juta SBM, dan pada tahun 1996/97 sebesar 29,6 juta ribu SBM. Pemanfaatan tenaga air pada tahun 1997/98 sampai bulan Desember 1997 tercatat menurun sebesar 23,4 juta SBM. Penurunan ini dikarenakan musim kemarau yang panjang pada tahun 1997/98. Pada tahun 1998/99 pemanfaatannya diperkirakan akan sebesar 33,56 juta SBM

Selain penggunaan sumber-sumber energi tersebut di atas, pemanfaatan energi lainnya yang merupakan energi baru dan

XV/56

Page 58: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, biogas, dan biomassa terus dikembangkan. Pengembangan sumber-sumber energi terbarukan ini pada umumnya masih dalam bentuk percontohan untuk menarik peranserta masyarakat lebih lanjut. Walaupun demikian, penganekaragaman pemakaian energi melalui peningkatan energi baru dan terbarukan telah berhasil menurunkan pangsa minyak bumi dari 60,4 persen pada tahun pertama Repelita VI menjadi 58,3 persen pada tahun ketiga.

f) Penghematan Energi

Program penghematan energi secara berkesinambungan, dilakukan melalui kampanye hemat energi agar masyarakat memperoleh informasi yang benar tentang manfaat dan cara melakukan penghematan energi. Kegiatan ini dilakukan antara lain melalui pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penghematan energi. Dalam rangka menunjang program penghematan energi telah diselesaikan peraturan dan rancangan induk konservasi energi nasional (Riken) untuk menumbuhkan sikap hemat energi.

Di jaringan tenaga listrik telah diupayakan penurunan susut jaringan tenaga listrik dari 13;2 persen pada tahun 1995/96 menjadi 11,5 persen pada tahun 1996/97 melalui pengaturan sisi pemakai tenaga listrik, peningkatan pemeliharaan sarana penyediaan tenaga listrik, dan peningkatan faktor beban. Angka susut jaringan ini sudah melampaui target pada akhir Repelita VI yaitu 12,5 persen. Di bidang industri minyak dan gas bumi juga secara terus menerus dilaksanakan kegiatan penghematan energi. Usaha meningkatkan efisiensi pada industri minyak dan gas bumi dilaksanakan antara lain dengan mengurangi gas yang dibakar secara percuma. Pada

XV/57

Page 59: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

tahun 1996/97 gas yang dibakar secara percuma telah berhasil diturunkan dari, 4,8 persen menjadi 4,5 persen, susut operasi distribusi BBM dari 0,3 persen menjadi 0,28 persen, dan susut operasi distribusi tenaga gas berkurang 15,9 persen. Hasil ini dicapai dengan memanfaatkan gas yang dibakar, antara lain untuk kilang LPG skala kecil; meningkatkan produktivitas dan pendayagunaan kilang serta keandalan kilang; dan meningkatkan keandalan jaringan pipa gas dan BBM. Pada tahun 1997/98 gas yang dibakar secara percuma diperkirakan dapat diturunkan lagi dari 4,5 persen menjadi 4,3 persen, susut operasi distribusi BBM dari 0,28 persen menjadi 0,25 persen, dan susut operasi distribusi tenaga gas berkurang sekitar 15,0 persen.

Pada tahun anggaran 1998/99 akan dilanjutkan pembangunan jaringan pipa distribusi gas untuk jaringan gas kota, menyelesaikan pembangunan transmisi gas bumi Sumatera Tengah (Asamera-Duri-Batam), dan melaksanakan kebijaksanaan konservasi energi melalui penyusunan strategi pengembangan bahan bakar minyak dan optimasi pengusahaan migas. Di samping itu akan dilakukan upaya diversifikasi energi melalui pemasyarakatan briket batubara untuk rumah tangga dan industri kecil.

b. Program Penunjang

Program penunjang di sektor energi bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup; meningkatkan kemampuan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi agar pengelolaan energi menjadi lebih berdaya guna dan berhasil guna; mendorong kerja sama dan koordinasi yang baik antara pengguna dan penghasil informasi dalam bidang energi; dan meningkatkan produktivitas, profesionalisme, serta penguasaan iptek.

XV/58

Page 60: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

1) Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup

Dalam rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup telah dilakukan pengelolaan energi yang memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup untuk jangka panjang, sejak tingkat eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan, pengolahan, pendistribusian sampai penggunaan energi.

Dari tahun 1993/94 sampai dengan tahun 1997/98 telah dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan yang merupakan kegiatan terpadu dalam setiap pembangunan instalasi ketenagalistrikan khususnya dan pembangunan energi umumnya. Selain itu, telah pula dilakukan penyuluhan mengenai ruang bebas saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) kepada masyarakat yang tinggal di bawah jaringan transmisi. Penyuluhan ini dilakukan secara langsung di lapangan dan telah dilaksanakan di beberapa kabupaten. Selama ini telah dilakukan juga studi jaringan pemantauan perencanaan dan kerusakan lingkungan dari pengoperasian sarana fisik ketenagalistrikan terhadap lingkungan pantai dan Taut. Di bidang migas, dilanjutkan penyusunan standar pengelolaan lingkungan pada eksplorasi perminyakan.

2) Program Penelitian dan Pengembangan Energi

Di bidang penelitian yang berhubungan dengan sektor ilmu pengetahuan dan teknologi telah dilaksanakan berbagai studi untuk meningkatkan kemampuan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi agar pengelolaan energi menjadi lebih berdaya guna dan

XV/59

Page 61: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

berhasil guna. Kegiatan ini dilakukan antara lain melalui penelitian terapan yang secara langsung memecahkan masalah teknologi di bidang eksplorasi dan eksploitasi, pengolahan, pengangkutan, pemanfaatan, rekayasa dan rancang bangun, program alih teknologi, penerapan teknologi konservasi, dan peningkatan pemanfaatan produksi dalam negeri.

Pada tahun 1997/98 telah dilakukan penelitian konservasi minyak dan gas bumi, sumberdaya hidrokarbon, rekayasa migas, dan peningkatan nilai tambah migas, untuk meningkatkan kemampuan industri migas di dalam negeri. Di bidang kelistrikan juga telah dilakukan upaya mengembangkan sistem dan sarana pengujian energi/ketenagalistrikan agar pengoperasian peralatan listrik sesuai dengan standar yang berlaku. Sedangkan di bidang penambangan dilakukan penelitian teknologi penambangan, dan teknologi pemanfaatan batubara.

Penerapan teknologi konservasi energi melalui penelitian dan pengembangan hingga tahun 1997/98, antara lain dilakukan dengan menciptakan dan menyempurnakan percontohan peralatan hemat energi. Di samping itu, telah dilakukan penelitian dan audit energi di rumah tangga, industri, transportasi, dan bangunan. Selain itu juga telah dipersiapkan survai penggunaan energi untuk percontohan rumah tangga, percontohan industri, dan percontohan transportasi.

3) Program Pengembangan Informasi Energi

Dalam tahun 1997/98 telah dilakukan penyusunan data dasar untuk mengembangkan sistem informasi energi yang andal dengan membangun suatu pusat data yang dapat melayani kebutuhan

XV/60

Page 62: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

informasi yang dipergunakan, baik oleh instansi yang terkait maupun oleh instansi lainnya di bidang energi, termasuk untuk masyarakat dan dunia usaha. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong kerja sama dan koordinasi yang baik antara pengguna dan penghasil informasi dalam bidang energi untuk membantu pengambilan kebijaksanaan, perencanaan, penyusunan program, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, serta untuk dipergunakan sebagai alat bantu dalam menilai keberhasilan pembangunan di sektor energi secara cepat, tepat dan akurat.

4) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Energi

Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan energi berupaya untuk meningkatkan produktifitas dan profesionalisme serta penguasaan iptek dalam pembangunan bidang energi, termasuk ketenagalistrikan yang dilaksanakan dengan mengembangkan sistem pembinaan sumberdaya manusia, serta sistem perencanaan dan pengadaan tenaga kerja. Program ini diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja di bidang energi yang handal dan dapat berkompetisi dalam era globalisasi. Selama tahun 1994/95 dan tahun 1995/96 telah dilakukan penyuluhan energi kepada 350 orang juru penerang di pusat dan di daerah yang selanjutnya akan memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa di seluruh kabupaten. Selanjutnya pada tahun 1996/97 dan tahun 1997/98 telah dilakukan penyuluhan energi kepada 275 orang juru penerang.

Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang energi mencakup sumber daya manusia untuk pencarian, pemanfaatan, pengelolaan, dan pengembangan sumber daya energi.

XV/61

Page 63: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

Kegiatan ini dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di samping itu, peningkatan iptek di sektor energi dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan tenaga ahli Indonesia di dalam menangani permasalahan energi, dan meningkatkan kerja sama di bidang iptek dengan pihak perguruan tinggi dan lembaga litbang lainnya, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pada tahun 1994/95 dan tahun 1995/96 telah dididik dan dilatih sebanyak 29 orang baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam bidang kelistrikan dan migas. Pada tahun 1996/97 terdapat tambahan sebanyak 7 orang. Peningkatan penguasaan iptek di sektor energi dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan tenaga ahli Indonesia di dalam menangani permasalahan energi, dan meningkatkan kerja sama di bidang iptek dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri.

D. PENUTUP

Pembangunan pertambangan dan energi dalam Repelita VI berupaya untuk memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang dimiliki menjadi kekuatan nyata dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dalam rangka itu diupayakan untuk lebih menganekaragamkan hasil tambang serta menyehatkan pengelolaan sektor pertambangan dan energi agar lebih efisien. Pada umumnya, sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam Repelita VI telah dapat dicapai.

Berhasilnya pembangunan pertambangan tidak terlepas dari keberhasilan program pengembangan geologi sumberdaya mineral yang menunjang kegiatan hulu dalam menyediakan informasi

XV/62

Page 64: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

berupa data dasar geologi, potensi sumberdaya mineral, geologi kelautan serta informasi geologi tata lingkungan, air tanah, dan mitigasi bencana alam geologi termasuk bahaya gunung api.

Dalam Repelita VI telah terjadi peningkatan produksi dan ekspor sejumlah komoditas pertambangan andalan baik sebagai energi primer, bahan baku industri, maupun sumber penerimaan pendapatan negara. Produksi bahan tambang yang paling menonjol peningkatannya selama Repelita VI adalah batubara yang terus meningkat baik untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun permintaan ekspor. Peningkatan produksi ini telah mengangkat Indonesia menjadi produsen batubara terbesar ke 3 di kawasan Asia Pasifik dan pengekspor terbesar ke 3 di dunia. Sektor pertambangan secara keseluruhan selama empat tahun Repelita VI telah tumbuh rata-rata sebesar 6,0 persen per tahun. Pertumbuhan ini telah melampaui sasaran tahun keempat Repelita VI, dan bahkan telah melampaui sasaran akhir Repelita VI yang sebesar rata-rata 4,0 persen per tahun.

Produksi minyak bumi selama Repelita VI juga dapat dipertahankan sesuai dengan sasaran Repelita VI. Hal ini disebabkan selain karena adanya penemuan lapangan baru, juga dari pemanfaatan teknologi maju seperti enhanced oil recovery. Sedangkan ekspornya relatif mengalami sedikit penurunan, terutama disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan pemakaian BBM di dalam negeri yang terus meningkat sejalan dengan laju pembangunan nasional.

Kebutuhan konsumsi energi di dalam negeri memang terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Sebagian besar kebutuhan masih dapat dipenuhi melalui penyediaan energi

XV/63

Page 65: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

domestik bahkan kemampuan penyediaan energi dari dalam negeri dapat memperkecil persentase laju impor. Peningkatan kebutuhan energi selama Repelita VI masih dalam batas-batas kewajaran dan dominasi minyak bumi sebagai sumber energi terus berkurang dengan meningkatnya pangsa batubara, gas bumi, panas bumi, dan tenaga air sebagai sumber energi alternatif. Hal ini juga ditunjang oleh kegiatan penghematan energi yang selama Repelita VI telah berhasil menurunkan laju impor minyak bumi dibawah sasaran yang ditetapkan dalam Repelita VI. Kegiatan diversifikasi energi juga telah berhasil menurunkan persentase penyediaan energi minyak bumi baik sebagai energi primer maupun untuk energi kelistrikan. Laju kebutuhan energi juga telah dapat ditekan melalui program konservasi yang dilaksanakan dengan melakukan penyuluhan masyarakat untuk menggunakan energi secara hemat dalam kehidupan sehari-hari, di gedung-gedung, dipabrik-pabrik dan untuk menggunakan peralatan hemat energi yang berwawasan lingkungan. Tingkat penghematan energi yang lebih tinggi juga telah dilakukan di sektor tenaga listrik dengan dibangunnya pembangkit tenaga listrik kombinasi gas-uap yang dapat meningkatkan efisiensi dengan cara memanfaatkan panas yang terbuang.

Pembangunan ketenagalistrikan telah berupaya untuk memenuhi sasaran akhir Repelita VI yaitu rasio elektrifikasi nasional sebesar 60 persen dan desa yang dilistriki sebesar 79 persen. Dengan tercapainya angka rasio elektrifikasi nasional sebesar 57,3 persen dan persentase jumlah desa yang dilistriki sebesar 73,2 persen pada tahun keempat Repelita VI, maka sasaran akhir Repelita VI diharapkan dapat dicapai. Pembangunan ketenagalistrikan ditunjang oleh peningkatan penggunaan tenaga mikrohidro dan solar home system di daerah terpencil. Swasta juga

XV/64

Page 66: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

telah dilibatkan dalam pembangunan ketenagalistrikan, melalui investasi pada beberapa pembangkit skala besar dan kecil.

Bersamaan dengan keberhasilan seperti terungkap di atas dalam pembangunan pertambangan dan energi selama Repelita VI, dihadapi juga berbagai tantangan.

Di bidang pertambangan, harga bahan tambang di pasaran internasional seringkali berfluktuasi, hingga tidak memudahkan bagi penyusunan perencanaan korporat. Di bidang energi, laju konsumsi energi yang masih di atas laju konsumsi energi rata-rata dunia belum sepenuhnya berhasil ditekan. Di bidang ketenagalistrikan tantangan yang dihadapi antara lain terbatasnya pembangunan jaringan transmisi dibandingkan kapasitas pembangkit tenaga listrik, dan makin sulitnya melistriki perdesaan karena lokasi yang semakin terpencar, terisolasi, dan tidak mudah dijangkau.

Dengan adanya krisis moneter, beberapa pelaksanaan dari sasaran Repelita VI pada sektor pertambangan dan energi harus disesuaikan, antara lain pengkajian ulang beberapa proyek sarana pembangkit dan penyaluran tenaga listrik serta penundaan pembangunan kilang minyak swasta. Di samping itu harga jual listrik swasta kepada PT. PLN menjadi meningkat dan mengakibatkan harga jual listrik kepada masyarakat harus dinaikkan. Meskipun untuk ekspor untuk ekspor produksi tambang dan minyak bumi akan memberikan tambahan kenaikan penerimaan, namun melemahnya nilai rupiah menyebabkan subsidi BBM akan menjadi lebih besar bila tidak ada penyesuaian harga.

XV/65

Page 67: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 1HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(% kumulatif)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/66

Page 68: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 1.AHASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(% kumulatif)

1) Angka diperbaiki

XV/67

Page 69: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 2PRODUKSI DAN EKSPOR BATU BARA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(ribu ton)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/68

Page 70: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 2.APRODUKSI DAN EKSPOR BATU BARA1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

(ribu ton)

XV/69

Page 71: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 3PRODUKSI DAN PEMASARAN TIMAH

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/70

Page 72: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 3.APRODUKSI DAN PEMASARAN TIMAH 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka tahunan

XV/71

Page 73: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

GRAFIK XV – 1PRODUKSI BATU BARA, BIJIH NIKEL, DAN KONSENTRAT TEMBAGA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XV/72

Page 74: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

GRAFIK XV – 2PRODUKSI EMAS DAN PERAK

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XV/73

Page 75: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

GRAFIK XV – 3PRODUKSI MINYAK BUMI

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XV/74

Page 76: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

GRAFIK XV – 4PRODUKSI GAS BUMI

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XV/75

Page 77: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 4PRODUKSI DAN EKSPOR BIJIH NIKEL, FERRONIKEL, DAN NIKEL MATTE

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(ribu ton)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/76

Page 78: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 4.APRODUKSI DAN EKSPOR BIJIH NIKEL, FERRONIKEL, DAN NIKEL MATTE

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(ribu ton)

XV/77

Page 79: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 5PRODUKSI DAN EKSPOR KONSENTRAT TEMBAGA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(ribu ton kering)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/78

Page 80: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 5.APRODUKSI DAN EKSPOR KONSENTRAT TEMBAGA 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(ribu ton kering)

1) Angka tahunan

XV/79

Page 81: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 6PRODUKSI DAN PENJUALAN EMAS DAN PERAK

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(kilogram)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 19973) Termasuk emas dalam konsentrat tembaga4) Termasuk ekspor emas yang terkandung dalam konsentrat tembaga5) Termasuk perak dalam konsentrat tembaga

XV/80

Page 82: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 6.APRODUKSI DAN PENJUALAN EMAS DAN PERAK 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(kilogram)

1) Angka tahunan

XV/81

Page 83: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 7PRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT DAN PASIR BESI

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(ribu ton

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/82

Page 84: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 7.APRODUKSI DAN EKSPOR BAUKSIT DAN PASIR BESI 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(ribu ton)

1) Angka tahunan

XV/83

Page 85: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 8PRODUKSI BEBERAPA BAHAN TAMBANG DAN BAHAN GALIAN INDUSTRI

1992, 1993, 1994 – 1997

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/84

Page 86: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 8.APRODUKSI BEBERAPA BAHAN TAMBANG DAN BAHAN GALIAN INDUSTRI 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka tahunan

XV/85

Page 87: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 9PRODUKSI DAN PENJUALAN DALAM NEGERI BATU GRANIT

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(ribu ton)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/86

Page 88: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 9.APRODUKSI DAN PENJUALAN DALAM NEGERI BATU GRANIT 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(ribu ton)

1) Angka tahunan

XV/87

Page 89: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 10PRODUKSI HASIL-HASIL PERTAMBANGAN

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Termasuk kondensat2) Termasuk emas dalam konsentrat tembaga3) Termasuk perak dalam konsentrat tembaga4) Angka diperbaiki5) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/88

Page 90: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 10.APRODUKSI HASIL-HASIL PERTAMBANGAN 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka tahunan2) Termasuk kondensat3) Termasuk emas dalam konsentrat tembaga4) Termasuk perak dalam konsentrat tembaga

XV/89

Page 91: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 11PRODUKSI, PENGILANGAN DAN EKSPOR MINYAK BUMI

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(juta barel)

1) Termasuk feedstock2) Termasuk kondensat3) Tidak termasuk LPG4) Realisasi April sampai dengan Desember 1997

XV/90

Page 92: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 11.APRODUKSI, PENGILANGAN DAN EKSPOR MINYAK BUMI

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Termasuk feedstock2) Termasuk kondensat3) Tidak termasuk LPG

XV/91

Page 93: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 12PRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(miliar kaki kubik)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/92

Page 94: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 12.APRODUKSI DAN PEMANFAATAN GAS BUMI 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(miliar kaki kubik)

1) Angka tahunan

XV/93

Page 95: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 13PRODUKSI DAN EKSPOR LNG DAN LPG

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/94

Page 96: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 13.APRODUKSI DAN EKSPOR LNG DAN LPG 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka tahunan

XV/95

Page 97: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 14HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TENAGA LISTRIK

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/96

Page 98: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 14.AHASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TENAGA LISTRIK 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka kumulatif 5 tahunan untuk setiap kolom yang bertuliskan Akhir Repelita, yang lain adalah angka tahunan2) Posisi pada tahun bersangkutan

XV/97

Page 99: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 15PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/98

Page 100: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 15.APENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

Keterangan:GWh = Giga Watt hourkVA = Kilo Volt Ampere

XV/99

Page 101: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

GRAFIK XV – 5PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XV/100

Page 102: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 16PRODUKSI DAN DAYA TERPASANG TENAGA LISTRIK MENURUT WILAYAH

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 19973) Kitlur Sumbagut dan Sumbagsel dibentuk sejak Triwulan I tahun 19974) Kitlur Jatim dan Kitlur Jabar sejak Oktober 1995 berubah menjadi PJB 1 dan PJB 2 (anak perusahaan PT. PLN)5) Produksi listrik swasta, mulai masuk ke sistem jaringan PLN sejak 1995/96.. = Data belum tersedia-- = Belum dilaksanakan atau tidak dilaksanakan lagi

XV/101

Page 103: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 16.APRODUKSI DAN DAYA TERPASANG TENAGA LISTRIK MENURUT WILAYAH

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Produksi, angka tahunanDaya terpasang, angka kumulatif sejak 1968

2) Total Kawasan kelistrikan Jawa bagian timur + Distribusi Jawa Timur + Distribusi Jawa Tengah

Keterangan:Kitt. JJ = Pembangkit Jabar JayaDis. Jabar = Distribusi Jawa BaratDis. Jaya = Distribusi Jakarta Raya

XV/102

Page 104: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 17HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN LISTRIK PERDESAAN

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/103

Page 105: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 17.AHASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN LISTRIK PERDESAAN 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka kumulatif 5 tahunan untuk setiap kolom yang bertuliskan Akhir Repelita, yang lain adalah angka tahunan2) Posisi pada tahun bersangkutan

XV/104

Page 106: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 18KONSUMSI BBM DI DALAM NEGERI

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

Keterangan:SBM = Setara Barel Minyak

XV/105

Page 107: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 19KAPASITAS TERPASANG DAN JARINGAN GAS KOTA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/106

Page 108: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 19.AKAPASITAS TERPASANG DAN JARINGAN GAS KOTA 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka kumulatif

XV/107

Page 109: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 20PENGUSAHAAN GAS KOTA

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/108

Page 110: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 20.APENGUSAHAAN GAS KOTA 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89

1) Angka tahunan

XV/109

Page 111: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 21KONSUMSI ENERGI PRIMER

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98(ribu SBM)

1) Angka diperbaiki2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997

XV/110

Page 112: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

TABEL XV – 21.AKONSUMSI ENERGI PRIMER 1)

1968, 1973/74, 1978/79, 1983/84, 1988/89(ribu SBM)

Keterangan:SBM = Setara Barel Minyak1) Angka tahunan

XV/111

Page 113: PERTAMBANGAN DAN ENERGI - Kementerian … · Web viewDalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan, maka reklamasi lahan bekas tambang merupakan bagian integral

GRAFIK XV – 22KONSUMSI ENERGI PRIMER

1992/93, 1993/94, 1994/95 – 1997/98

XV/112