Rekalibrasi Kumparan Helmholtz (Zubaidah et al., 2012)

5
EN-44 0481: Teti Zubaidah dkk. REKALIBRASI KUMPARAN HELMHOLTZ UNTUK PENGUJIAN SISTEM KONSENTRATOR FLUKS GEOMAGNETIK Teti Zubaidah * , Bulkis Kanata, dan Paniran Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mataram Jl. Majapahit 62, Mataram, INDONESIA Telp. (0370)636126, Fax (0370)636523 * e-Mail: [email protected]; [email protected] Disajikan 29-30 Nop 2012 ABSTRAK Sebuah penelitian untuk memanfaatkan potensi anomali geomagnetik intensitas tinggi di Pulau Lombok-Provinsi Nusa Tenggara Barat-tengah dilaksanakan oleh Tim Peneliti dari Universitas Mataram. Dalam penelitian tersebut dirancang sis- tem konsentrator bertingkat untuk mengumpulkan fluks geomagnetik dan meningkatkan kerapatannya sehingga dapat diman- faatkan dalam sebuah pembangkit listrik. Sebuah ruang pengujian berupa semi-anechoic chamber yang berukuran 3×3×3m 3 dan sepasang kumparan Helmholtz yang berdiameter 2 m dibuat untuk keperluan pengujian sistem konsentrator yang hendak dirancang. Hasil pengukuran sebelumnya telah dapat menunjukkan bahwa ruang pengujian dapat meredam medan magnet statis dari luar dengan efektif, namun rancangan kumparan Helmholtz masih perlu disempurnakan agar dapat menghasilkan medan magnet statis seragam yang cukup besar. Makalah ini membahas perbaikan rancangan kumparan Helmholtz dan hasil- hasil pengujian terakhir, yang dilakukan dengan pemberian arus listrik DC yang besarnya bervariasi maupun yang tetap dan kontinyu. Kumparan uji telah dapat membangkitkan medan magnet statis pada sumbu utama kumparan, dengan penyim- pangan dari nilai teoritis rata-rata sebesar 64,6%. Faktor koreksi yang harus diterapkan untuk pengukuran pada sumbu-X, Y, Z dan 3D masing-masing sebesar-6.063,38 nT,-3.537,04 nT,-18.615,00 nT, dan 20.166,00 nT. Kumparan Helmholtz yang dirancang akan dapat digunakan dalam pengujian sistem konsentrator fluks geomagnetik setelah dilakukan kalibrasi lanjutan pada sumbu-Z. Kata Kunci: Geomagnetik, medan magnet statis, anechoic chamber, kumparan Helmholtz. I. PENDAHULUAN Penelitian-penelitian geomagnetik telah dilak- sanakan secara berkelanjutan sejak tahun 2004 oleh tim peneliti dari Universitas Mataram, [1–3] di mana hasil-hasil survei terakhir yang dilakukan bekerja sama dengan the DeutschesGeo-forschungsZentrum (GFZ) Potsdam-Jerman menunjukkan adanya perbedaan intensitas magnetik antara kedua kutub dalam struktur dipolar yang terkuat mencapai 1000 nT. [4–6] Fluks magnetik alamiah ini merupakan sumber energi yang tak pernah habis, mengingat sumbernya berasal dari setting tektonik wilayah ini yang diapit dua subduksi aktif, dari arah selatan dan dari arah utara. Sayangnya sumber daya alam tersebut hingga kini sama sekali belum termanfaatkan, sehingga diperlukan sebuah inovasi teknologi frontier di bidang elektromagnetik. Sebuah penelitian dasar dilakukan untuk dapat me- manfaatkan medan geomagnetik dalam sebuah pem- bangkit listrik. Sistem konsentrator bertingkat akan dirancang untuk mengumpulkan fluks geomagnetik dan meningkatkan kerapatannya dengan gain 10 (sepu- luh). Untuk keperluan pengujian sistem konsentra- tor tersebut, diperlukan ruang pengujian berupa semi- anechoic chamber yang berukuran 3×3×3m 3 dan sep- asang kumparan Helmholtz yang berdiameter 2 m. Hasil pengukuran sebelumnya telah dapat menun- TABEL 1: Induksi magnetik yang dihasilkan jika arus dalam kedua kumparan berlawanan arah. I (A) Bx (nT) By (nT) Bz (nT) 3D (nT) 0 -6626,09 -3011,86 -18418 20492 0,2 -5604,52 -2818,98 -19679 21524 0,4 -7135,31 -3386,58 -21990 23884 0,6 -7153,51 -3394,12 -23440 25286 0,8 -6893,48 -3461,17 -25112 26832 1 -6393,33 -3517,87 -26682 28347 1,2 -5743,76 -3437,33 -27953 29387 Prosiding InSINas 2012

description

Makalah Seminar INSINas 2012

Transcript of Rekalibrasi Kumparan Helmholtz (Zubaidah et al., 2012)

Page 1: Rekalibrasi Kumparan Helmholtz (Zubaidah et al., 2012)

EN-44 0481: Teti Zubaidah dkk.

REKALIBRASI KUMPARAN HELMHOLTZ UNTUK PENGUJIAN SISTEMKONSENTRATOR FLUKS GEOMAGNETIK

Teti Zubaidah∗, Bulkis Kanata, dan Paniran

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas MataramJl. Majapahit 62, Mataram, INDONESIA

Telp. (0370)636126, Fax (0370)636523

∗e-Mail: [email protected]; [email protected]

Disajikan 29-30 Nop 2012

ABSTRAK

Sebuah penelitian untuk memanfaatkan potensi anomali geomagnetik intensitas tinggi di Pulau Lombok-Provinsi NusaTenggara Barat-tengah dilaksanakan oleh Tim Peneliti dari Universitas Mataram. Dalam penelitian tersebut dirancang sis-tem konsentrator bertingkat untuk mengumpulkan fluks geomagnetik dan meningkatkan kerapatannya sehingga dapat diman-faatkan dalam sebuah pembangkit listrik. Sebuah ruang pengujian berupa semi-anechoic chamber yang berukuran 3×3×3 m3

dan sepasang kumparan Helmholtz yang berdiameter 2 m dibuat untuk keperluan pengujian sistem konsentrator yang hendakdirancang. Hasil pengukuran sebelumnya telah dapat menunjukkan bahwa ruang pengujian dapat meredam medan magnetstatis dari luar dengan efektif, namun rancangan kumparan Helmholtz masih perlu disempurnakan agar dapat menghasilkanmedan magnet statis seragam yang cukup besar. Makalah ini membahas perbaikan rancangan kumparan Helmholtz dan hasil-hasil pengujian terakhir, yang dilakukan dengan pemberian arus listrik DC yang besarnya bervariasi maupun yang tetap dankontinyu. Kumparan uji telah dapat membangkitkan medan magnet statis pada sumbu utama kumparan, dengan penyim-pangan dari nilai teoritis rata-rata sebesar 64,6%. Faktor koreksi yang harus diterapkan untuk pengukuran pada sumbu-X,Y, Z dan 3D masing-masing sebesar-6.063,38 nT,-3.537,04 nT,-18.615,00 nT, dan 20.166,00 nT. Kumparan Helmholtz yangdirancang akan dapat digunakan dalam pengujian sistem konsentrator fluks geomagnetik setelah dilakukan kalibrasi lanjutanpada sumbu-Z.

Kata Kunci: Geomagnetik, medan magnet statis, anechoic chamber, kumparan Helmholtz.

I. PENDAHULUANPenelitian-penelitian geomagnetik telah dilak-

sanakan secara berkelanjutan sejak tahun 2004 olehtim peneliti dari Universitas Mataram,[1–3] di manahasil-hasil survei terakhir yang dilakukan bekerja samadengan the DeutschesGeo-forschungsZentrum (GFZ)Potsdam-Jerman menunjukkan adanya perbedaanintensitas magnetik antara kedua kutub dalam strukturdipolar yang terkuat mencapai 1000 nT.[4–6] Fluksmagnetik alamiah ini merupakan sumber energi yangtak pernah habis, mengingat sumbernya berasal darisetting tektonik wilayah ini yang diapit dua subduksiaktif, dari arah selatan dan dari arah utara. Sayangnyasumber daya alam tersebut hingga kini sama sekalibelum termanfaatkan, sehingga diperlukan sebuahinovasi teknologi frontier di bidang elektromagnetik.

Sebuah penelitian dasar dilakukan untuk dapat me-manfaatkan medan geomagnetik dalam sebuah pem-bangkit listrik. Sistem konsentrator bertingkat akandirancang untuk mengumpulkan fluks geomagnetik

dan meningkatkan kerapatannya dengan gain 10 (sepu-luh). Untuk keperluan pengujian sistem konsentra-tor tersebut, diperlukan ruang pengujian berupa semi-anechoic chamber yang berukuran 3×3×3 m3 dan sep-asang kumparan Helmholtz yang berdiameter 2 m.

Hasil pengukuran sebelumnya telah dapat menun-

TABEL 1: Induksi magnetik yang dihasilkan jika arus dalam keduakumparan berlawanan arah.

I(A)

Bx(nT)

By(nT)

Bz(nT)

3D(nT)

0 -6626,09 -3011,86 -18418 204920,2 -5604,52 -2818,98 -19679 215240,4 -7135,31 -3386,58 -21990 238840,6 -7153,51 -3394,12 -23440 252860,8 -6893,48 -3461,17 -25112 268321 -6393,33 -3517,87 -26682 283471,2 -5743,76 -3437,33 -27953 29387

Prosiding InSINas 2012

Page 2: Rekalibrasi Kumparan Helmholtz (Zubaidah et al., 2012)

0481: Teti Zubaidah dkk. EN-45

jukkan bahwa ruang pengujian dapat meredam medanmagnet statis dari luar dengan efektifitas shieldingsebesar 87,5%, namun rancangan kumparan Helmholtzmasih perlu disempurnakan agar dapat menghasilkanmedan magnet statis seragam yang cukup besar.[7]

Dalam makalah ini akan disajikan teknik perbaikan ran-cangan kumparan Helmholtz dan hasil-hasil pengujianterakhir yang dilakukan untuk mendapatkan induksimedan magnet statis yang intensitasnya lebih besar danlebih seragam.

II. METODOLOGIHasil pengukuran pada rancangan kumparan

Helmholtz terdahulu menunjukkan bahwa induksimagnet statis yang dihasilkan kumparan masih sangatlemah dengan kesalahan teoritis sebesar 89,5%.[7]

Hal ini dimungkinkan karena kawat yang digunakanadalah kawat berisolasi, sehingga pada rancangankumparan yang baru digunakan kawat 0.75 mm2 tanpaisolasi. Selain itu, jumlah lilitan pada tiap kumparanditambah dari semula 20 menjadi 100.

Pengujian dilakukan pada semi-anechoic cham-ber dengan menggunakan alat ukur SPECTRAN NF-5035 R©, yang pada pengukuran kali ini telah dapat se-cara penuh dikendalikan dari luar chamber mengguna-kan seperangkat komputer, agar dapat menekan inter-ferensi internal di dalam chamber serendah mungkin.Sebagai pembangkit arus searah, digunakan DC powersupply Leybold R© yang dapat menghasilkan teganganoutput maksimum 42 Volt, menggantikan accumula-tor. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketidakstabi-lan/penurunan arus secara gradual, yang akan terjadijika tetap menggunakan accumulator seperti pada pe-ngukuran sebelumnya. Penurunan besarnya arus terse-but terjadi akibat drop tegangan output accumulatorsetelah accumulator digunakan untuk membangkitkanarus secara terus-menerus dalam jangka waktu pengu-kuran yang cukup lama.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dan diter-apkan pada pengukuran kali ini, antara lain bahwaposisi sensor harus benar-benar berada pada axiskumparan, dengan ketinggian yang tepat berada ditengah-tengah kumparan dan benar-benar mendatar.Untuk mengikuti konvensi yang berlaku untuk medangeomagnetik, sumbu-X diarahkan ke Utara dan sumbu-Y ke Timur.

Setting untuk alat ukur SPECTRAN NF-5035 R© dila-kukan pada komputer melalui software MCS denganmenggunakan sensor gstatic-magnetfeldh, RBW= 3 Hz,dan tsampling= 5.000 ms. Sumbu-X, Y, Z, dan 3D dipi-lih dalam menu setting/einstellung pada MCS selamamelakukan pengukuran. Setting juga dilakukan ter-lebih dahulu pada alat, dengan mengambil fstart= 0 Hz,fstop= 0 Hz, center= 0 Hz. Adapun setting untuk RBWdan tsampling harus sesuai dengan setting yang digu-

nakan di komputer. Namun untuk logger data, settinghanya dapat dilakukan di alat, belum dapat dilakukandari komputer.

Untuk mengamati hubungan antara arus listrikyang diberikan dengan besarnya induksi magnet statisyang dibangkitkan kumparan, pada kedua kumparandiberikan arus listrik yang besarnya sama, divariasikandari 0-1,2 A, dengan interval 0,2 A. Data diambil se-banyak minimal sepuluh kali sampling, ketika besarnyadata yang terukur sudah benar-benar stabil. Pengu-kuran dilakukan pada arah sumbu-X, Y, Z, dan 3D.Untuk menguji keseimbangan kedua kumparan, makaarus pada kedua kumparan diberikan dalam arah yangsama dan arah yang saling berlawanan.

Adapun untuk memastikan hasil pengukuran, dila-kukan pula logger data dengan pemberian arus padamasing-masing kumparan sebesar 1 A secara kontinyuselama 2,5 (dua setengah) jam untuk pengukuran 1Ddan 6 (enam) jam untuk pengukuran 3D. Setting log-ger dilakukan untuk mencatat data setiap 30 detik,dari data pengukuran yang disampling setiap 5.000 ms.Logger dilakukan pada malam hari untuk menghin-dari kondisi pembacaan pada siang hari (yang kemung-kinan akan banyak terpengaruh badai magnetik), se-hingga mendapatkan hasil pembacaan yang optimum.

III. HASIL DAN PEMBAHASANHasil pengukuran yang diperoleh, sebagaimana di-

tunjukkan pada TABEL 1 (untuk arus yang berlawananarah) dan TABEL 2 (untuk arus yang memiliki arahsama). TABEL 3 menunjukkan besarnya induksi medanmagnet yang dibangkitkan kumparan terhadap be-sarnya arus yang diberikan, yang didapatkan de-ngan perhitungan relatif terhadap harga induksi awal(keadaan tanpa arus) berdasarkan TABEL 2.

Perhitungan lebih lanjut dilakukan untuk sumbuutama kumparan, yakni dalam arah sumbu-X.

TABEL 2: Induksi magnetik yang dihasilkan jika arus dalam keduakumparan searah.

I(A)

Bx(nT)

By(nT)

Bz(nT)

3D(nT)

0,0 -6063,38 -3537,04 -18615 201660,2 -180,89 -3644,11 -24208 249850,4 6476,42 -3419,98 -29613 313240,6 13139,00 -3734,69 -35284 383300,8 19847,00 -3831,11 -40678 459131 26682,00 -3875,72 -46031 536171,2 33459,00 -3933,10 -51715 61821

Nilai yang didapatkan pada TABEL 3 dibanding-kan dengan hasil perhitungan berdasarkan persamaankumparan Helmholtz yang sebelumnya telah ditu-runkan secara lengkap,[7, 8] dan dapat dituliskan kem-

Prosiding InSINas 2012

Page 3: Rekalibrasi Kumparan Helmholtz (Zubaidah et al., 2012)

EN-46 0481: Teti Zubaidah dkk.

bali untuk sumbu-X dalam persamaan berikut:

Bx =8µ0IN

53/2a(5)

TABEL 4 menunjukkan perbandingan antara nilaiterukur dan hasil perhitungan secara teoritis, yangmemberikan besarnya penyimpangan dari nilai teoritisrata-rata sebesar 64,6%.

TABEL 3: Induksi magnetik yang dibangkitkan relatif terhadapharga induksi awal (keadaan tanpa arus), jika kumparan dialiri arusdalam arah yang sama.

I(A)

Bx(nT)

By(nT)

Bz(nT)

3D(nT)

0 0 0 0 00,2 5882,49 -107,07 -5593 48190,4 12539,80 117,06 -10998 111580,6 19202,38 -197,65 -16669 181640,8 25910,38 -294,07 -22063 257471 32745,38 -338,68 -27416 334511,2 39522,38 -396,06 -33100 41655

TABEL 4: Perbandingan antara nilai terukur dan hasil perhitungansecara teoritis.

I(A)

Bx-ukur(nT)

Bx-hitung(nT)

% error

0 0 0 00,2 5882,49 17974,41 67,30,4 12539,8 35948,82 65,10,6 19202,38 53923,23 64,40,8 25910,38 71897,64 64,01 32745,38 89872,04 63,61,2 39522,38 107846,5 63,4

Dari perhitungan di atas, ditampilkan lebih lan-jut dalam bentuk grafik. Pada GAMBAR 1 (a) terli-hat bahwa untuk pemberian arus yang berlawananarah, induksi medan magnet statis pada sumbu-Xdan sumbu-Y berharga sangat kecil (mendekati nol).Hal ini sesuai dengan yang diharapkan, di mana dititik pusat kumparan, medan yang dihasilkan oleh ke-dua kumparan akan saling meniadakan. Namun de-mikian harga medan magnet di sumbu-Z tidak nol,melainkan memiliki harga tertentu yang bernilai negatifdan besarnya bertambah mengikuti besar arus padakumparan. Hal ini kemungkinan terjadi karena ket-inggian sensor tidak benar-benar terletak sejajar sumbuutama kumparan, melainkan agak ke bawah.

Untuk pemberian arus pada kedua kumparan de-ngan arah yang sama, pada GAMBAR 1 (b) terlihatbahwa medan magnet pada sumbu-Y tetap bernilai nol.Hal ini sesuai dengan yang diharapkan, di mana medan

(a)

(b)

(c)GAMBAR 1: Intensitas medan magnet induksi yang dibangkitkankumparan Helmholtz jika diberikan arus listrik yang besarnya samapada kedua kumparan dalam (a) arah yang berlawanan dan (b) arahyang sama. (c) menunjukkan harga untuk arus yang memiliki arahsama, namun intensitas medan magnet dinyatakan sebagai nilai re-latif terhadap keadaan pada harga arus nol (tanpa pemberian arus).

yang dibangkitkan seharusnya hanya pada arah axiskumparan, yakni searah dengan sumbu-X. Namun de-mikian harga medan magnet di sumbu-Z, meskipuntelah dilakukan pensejajaran sensor dengan ketinggianpusat kumparan, tetap tidak bernilai nol. Harganyabernilai negatif yang besarnya bertambah mengikutibesar arus pada kumparan. Jika dilihat dengan lebihcermat, terjadi semacam pencerminan antara nilai padasumbu-X dan sumbu-Z dengan cermin terletak padaharga sekitar-10.000 nT. Mengapa hal ini dapat terjadi,masih perlu dikaji lebih lanjut.

Prosiding InSINas 2012

Page 4: Rekalibrasi Kumparan Helmholtz (Zubaidah et al., 2012)

0481: Teti Zubaidah dkk. EN-47

GAMBAR 1 (c) memperlihatkan hubungan antara be-sarnya arus yang diberikan pada kedua kumparan daninduksi yang timbul pada setiap sumbu, jika harga-harga awal (ketika kondisi tanpa pemberian arus)diperhitungkan. Nilai awal yang dipergunakan seba-gaimana terdapat pada TABEL 2, yakni pada sumbu-X, Y, Z dan 3D berturut-turut sebesar-6.063,38 nT,-3.537,04 nT,-18.615,00 nT, dan 20.166,00 nT. Nilai-nilaiini nantinya harus selalu diperhitungkan sebagai faktorkoreksi dalam setiap pengukuran selanjutnya.

Dari GAMBAR 1 (c) tampak bahwa medan mag-net pada sumbu-Y benar-benar mendekati nol (tidakada induksi dalam arah ini), sedangkan induksi padasumbu-X paling dominan, yang tampak dari kesesua-iannya terhadap nilai medan magnet 3D. Medan padasumbu-Z, masih terlihat sebagai pencerminan dari nilaipada sumbu-X.

Kesesuaian antara hasil pengukuran dan perhi-tungan yang diuji dengan menerapkan PERS. (11), mem-berikan hasil sebagaimana tampak pada GAMBAR 2. Be-sar induksi yang dihasilkan sudah mengikuti tren linieryang diharapkan, demikian pula persentasi kesalahansemakin mengecil dengan semakin besarnya arus yangdiberikan.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, dila-kukan logger data secara kontinyu dengan pemberianarus pada masing-masing kumparan sebesar 1 A, de-ngan hasil seperti diperlihatkan pada GAMBAR 3. Hargainduksi rata-rata, setelah penerapan faktor koreksi dandengan hanya mengambil harga ketika induksi telahstabil, diperoleh sebesar 31.143,88 nT pada sumbu-X,-1.695,24 nT pada sumbu-Y,-27.973,88 nT pada sumbu-Zdan sebesar 33.775,20 nT untuk pengukuran 3D.

IV. KESIMPULANKumparan Helmholtz yang dirancang ulang telah

dapat membangkitkan medan magnet statis padasumbu utama kumparan (searah sumbu-X), dengan pe-nyimpangan dari nilai teoritis rata-rata sebesar 64,6%.

GAMBAR 2: Besarnya induksi magnet statis yang dihasilkankumparan uji jika dibandingkan dengan hasil perhitungan teoritis.

(a)

(b)

(c)

(d)GAMBAR 3: Hasil logger data kontinyu dengan pemberian aruspada masing-masing kumparan sebesar 1 A, menunjukkan induksimagnet statis pada (a) sumbu-X, (b) sumbu-Y, (c) sumbu-Z, dan (d)pengukuran 3D.

Faktor koreksi yang harus diterapkan untuk pengu-kuran selanjutnya adalah sebesar-6.063,38 nT padasumbu-X,-3.537,04 nT pada sumbu-Y,-18.615,00 nT padasumbu-Z dan 20.166,00 nT untuk pengukuran 3D. Pe-nerapan faktor koreksi ini berupa pengurangan hasilpengukuran dengan nilai tersebut, untuk mereduksimedan magnet statis awal yang terdapat dalam ruangpengujian sebelum pemberian arus pada kumparan.Medan magnet statis yang muncul pada sumbu-Zberlaku seolah-olah seperti pencerminan dari medanpada sumbu-X, di mana fenomena ini memerlukan ka-jian dan analisa lebih lanjut. Kumparan Helmholtzyang dirancang akan dapat digunakan dalam pengu-jian sistem konsentrator fluks geomagnetik setelah di-lakukan kalibrasi lanjutan pada sumbu-Z.

DAFTAR PUSTAKA[1] Zubaidah T, Kanata B, Islamiyah N, Arumdati

N (2004) Investigasi potensi anomaly medanmagnet bumi di kota Mataram pulau Lombokpropinsi Nusa Tenggara Barat. Laporan akhirpenelitian EProyek Semi QUE V, Jurusan ElektroFT-UNRAM.

Prosiding InSINas 2012

Page 5: Rekalibrasi Kumparan Helmholtz (Zubaidah et al., 2012)

EN-48 0481: Teti Zubaidah dkk.

[2] Zubaidah T, Kanata B, Utama W, ArumdatiN (2005) Pengembangan metodologi elektromag-netik dan aplikasinya untuk evaluasi sumberanomaly magnet bumi: Kajian tentang potensiSumber Daya Alam di kota Mataram pulau Lom-bok propinsi Nusa Tenggara Barat. Laporan akhirpenelitian EPRSD MIPA tahun 2005, Jurusan Elek-tro FT-UNRAM.

[3] Zubaidah T, Kanata B, Nurhandoko BEB, BijaksanaS (2006) Pemantauan keberadaan nomaly geomag-net ekstrem di pulau Lombok NTB: Penentuanpola variasi anomali geomagnet untuk prediksiterjadinya gempa tektonik di daerah patahan. La-poran akhir penelitian EHibah Pekerti tahun 2006,Jurusan Elektro FT-UNRAM.

[4] Zubaidah T, Kanata B, Utama W, Arumdati N(2007) Hasil-hasil awal pemantauan keberadaananomali geomagnet ekstrem di pulau Lombok: Pe-nentuan pola variasi anomali geomagnet untukprediksi terjadinya gempa tektonik di daerah pata-han, Jurnal Rekayasa, Fakultas Teknik UniversitasMataram, Mataram.

[5] Zubaidah T, Korte M, Mandea M, Quesnel Y,Kanata B (2010) Geomagnetic field anomalies overthe Lombok Island region: an attempt to un-derstand the local tectonic changes. Int. J. EarthSci. (Geol. Rundsch.), 99 (5): 1123E132, doi:10.1007/s00531-009-0450-4.

[6] Zubaidah T (2010) Spatio-temporal characteristicsof the geomagnetic field over the Lombok Island,the Lesser Sunda Islands region: New geologi-cal, tectonic, and seismo-electromagnetic insightsalong the Sunda-Banda Arcs transition. ScientificTechnical Report of GFZ, STR10/07, ISSN 1610-0956, doi: 10.2312/GFZ.b103-10079.

[7] Zubaidah T., Kanata B., Paniran, Irmawati B.,(2012), Self Arrangement of Anechoic Chamberand Helmholtz Coil for EMC Test, Proceeding,Seminar Nasional Teknik Elektro I, Fakultas TeknikUnram.

[8] EMC Test Systems, (2001), Helmholtz Coil Manual.

Prosiding InSINas 2012