Reinhold Niebuhr – A Theologian and Classical Realist
-
Upload
hadza-min-fadhli-r -
Category
Documents
-
view
398 -
download
16
Transcript of Reinhold Niebuhr – A Theologian and Classical Realist
Reinhold Niebuhr – Pendeta dan Pemikir Realis Klasik di Abad Modern
Hadza Min Fadhli Robby Hubungan Internasional – Universitas Gadjah
Mada
Mengenal sang pendeta
• Reinhold Niebuhr adalah seorang pendeta, teolog dan pengamat politik
• Mulanya seorang teolog liberal, namun kemudian beralih menjadi teolog neo-ortodoks dan realis
• Pemikiran Niebuhr memiliki sumbangsih yang besar terhadap ilmu HI dan kebijakan PLN Amerika Serikat pada Perang Dingin
Kita akan membahas dan mengulik isi salah satu buku Reinhold Niebuhr yang
berjudul Moral Man and Immoral Society, yang ditulis oleh Niebuhr di kurun 1930-an
Pemikiran Utama Niebuhr
• Moralitas individu dan immoralitas sosial (pandangan Niebuhr tentang manusia)
• Moralitas dalam politik internasional
• Konsep keadilan
• Penegakan moral dalam masyarakat
Pandangan Niebuhr tentang manusia
• Secara umum, sebenarnya manusia punya dua kecenderungan utama: untuk ACUH (unselfish) atau TAK ACUH (selfish)
• Manusia, sebagai seorang INDIVIDU, dikatakan berMORAL, ketika individu tersebut mementingkan KEPENTINGAN DAN MASLAHAT UMUM dibandingkan EGOnya sendiri
• MORALITAS seorang INDIVIDU berasal dari AKAL BUDI yang kemudian mendorong individu tersebut untuk menegakkan KEADILAN, dan meNAHAN EGO mereka, sehingga dapat menanggapi kondisi sekitar secara TERUKUR (fair measure of objectivity)
Masih tentang Niebuhr dan manusia...
• Namun, ketika individu-individu tersebut berkumpul dalam sebuah MASYARAKAT (social group), menurut Niebuhr, MORALITAS akan SUSAH TERCAPAI
• Mengapa? Karena dalam suatu MASYARAKAT, individu akan cenderung bersikap KURANG REFLEKTIF terhadap diri sendiri, KURANG PENGERTIAN terhadap orang lain – hal ini disebabkan oleh individu ingin mengejar KEPENTINGAN/KEMAUANnya masing-masing
Niebuhr, Manusia dan Masyarakat
• Niebuhr memandang bahwa dalam sebuah MASYARAKAT, yang terjadi bukanlah terbentuknya KEKUATAN SOSIAL yang RASIONAL dan TOLERAN, melainkan sebuah tatanan EGOISME KOLEKTIF
• Karena masyarakat-masyarakat dengan EGOISME KOLEKTIF ini bertemu, konflik menjadi sesuatu hal yang TAK TERHINDARKAN
• Konflik-konflik yang terjadi ini akan membuat masyarakat selalu berada dalam KONDISI PERTENTANGAN ABADI (perpetual state of war)
Konsep keadilan menurut Niebuhr
• Masalah ketidakadilan merupakan SUMBER konflik yang terjadi di dunia ini
• Hasrat manusia yang mencoba untuk mencari KEPENTINGAN dan KEUNTUNGAN pribadi berujung pada terjadinya ketidakadilan; ada yang berpunya, ada yang tidak berpunya
• Bagi mereka yang mendapatkan keuntungan dari sebuah sistem yang TIDAK ADIL, maka mereka akan cenderung tidak merasakan makna keadilan – dan mereka tidak akan dapat diperingati dengan cara-cara yang berMORAL
Konsep keadilan menurut Niebuhr
• Niebuhr menganggap bahwa persoalan tentang keadilan di dunia harus ditegakkan dengan cara yang berimbang, mengkombinasikan antara cara MORAL (basis perilaku) dan RASIONAL (basis kekuatan)
• Peran AGAMA penting dalam membangun MORAL tersebut, karena agama memberikan DORONGAN kepada masyarakat untuk berlaku adil dan memberikan PERIMBANGAN terhadap peran NEGARA yang menegakkan KEADILAN dengan KEKUATAN instrumen dan peraturan tertentu
Moralitas dalam politik internasional
• Negara cenderung memiliki sifat HIPOKRIT dan EGOISTIK
• Mengapa negara EGOISTIK? Karena setiap negara memang bergerak atas basis KEPENTINGAN (interest-based) dan karena setiap negara tidak memahami KEPENTINGAN negara yang lain dengan baik (no direct contact)
Moralitas dalam politik internasional
• Mengapa negara HIPOKRIT? Karena negara hanya bergerak dalam basis KEPENTINGAN. Ketika negara melakukan kerjasama, bukan MORAL yang melandasi itu. Dalam kerjasama tersebut, dapat terjadi kecenderungan bahwa negara melanggar KERJASAMA tersebut, tergantung apakah negara tersebut dapat meraih keuntungan atau tidak.
Moralitas dalam politik internasional
• Niebuhr melihat bahwa hubungan antarnegara tidak akan bisa dibangun dengan basis ETIKA, namun dengan basis POLITIK dan KEKUATAN
• Menurut Niebuhr, setiap negara pastinya menggunakan KEKUATANnya, entah dalam bentuk MILITER atau EKONOMI, untuk mengejar kepentingan
• Sebab konflik yang terjadi dalam politik internasional adalah karena adanya sifat AGRESIF yang dimiliki oleh PEMIMPIN BANGSA/KELOMPOK ELIT yang RAKUS untuk menguasai SUMBER-SUMBER EKONOMI dengan cara melakukan ekspansi
Moralitas dalam politik internasional
• Menurut Niebuhr, ketika HUBUNGAN EKONOMI DAN POLITIK antarnegara semakin INTENSIF, dimana terjadi PERTUKARAN PENGETAHUAN, Niebuhr menganggap justru semakin BANYAK PERMASALAHAN yang timbul, seperti adanya trade war dan isu piutang – dan masalah ini tidak dapat selesai begitu saja dalam sistem internasional yang anarki
Moralitas dalam politik internasional
• Menurut Niebuhr, organisasi internasional TIDAK AKAN EFEKTIF dalam menyelesaikan masalah internasional (ketika Niebuhr menulis buku ini, LBB gagal menyelesaikan kasus penyerangan Jepang ke Manchuria dan persaingan dagang)
• Organisasi internasional menjadi TIDAK EFEKTIF karena tidak memiliki INSTRUMEN/MEKANISME untuk menegakkan KEADILAN dan PERDAMAIAN yang EFEKTIF yang mampu menghadapi AGRESIVITAS suatu negara
Moralitas dalam politik internasional
• Organisasi internasional TIDAK AKAN mampu mendirikan instrumen semacam itu, karena untuk membentuk instrumen tersebut dibutuhkan sebuah kesepakatan bersama, yang TIDAK AKAN TERCAPAI dalam sistem internasional yang ANARKIS dan hubungan antaraktor yang KONFLIKTUAL
Preskripsi Niebuhr untuk dunia
• Niebuhr mencoba memandang dunia secara rasional, sehingga Niebuhr MENOLAK semua pandangan kaum idealis dan romantis untuk mewujudkan PERDAMAIAN ABADI dan cara-cara kaum idealis untuk mewujudkan hal itu melalui jalur PENDIDIKAN dan PENYULUHAN
Preskripsi Niebuhr untuk dunia
• Melalui kombinasi antara PENGGUNAAN KEKUATAN dan PEMAHAMAN YANG BERIMBANG antaraktor mengenai KEPENTINGAN masing-masing dalam sistem internasional, maka akan tercipta KEADILAN dan PERDAMAIAN dunia
• KEADILAN yang dimaksudkan oleh Niebuhr adalah keadilan yang PROPORSIONAL dan RASIONAL, bukan keadilan dimana semua pihak mendapatkan jatah yang sama
• Catatan penting: hal ini terjadi dalam sistem internasional yang ANARKIS, penegakan keadilan dilakukan oleh aktor NEGARA