Refrensi Arahan Rencana

download Refrensi Arahan Rencana

of 24

Transcript of Refrensi Arahan Rencana

Kata Pengantar

PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITASPLP-BK DESA SUKARARA

BAB V RENCANA PENATAAN PERMUKIMAN DESA SUKARARA

Rencana Penataan permukiman di Desa ni terdiri dari beberapa rencana yang didasari oleh fakta analisa yang telah dirangkum diawal pada bab sebelumnya.Berikut adalah rencana yang dibahas pada pembahasan pada dokumen ini, diantaranya adalah rencana struktur Tata Ruang, rencana orientasi penduduk, rencana permukiman, recana Penataan sarana dan prasarana rencana sanitasi dan air bersih, rencana pelayanan public, rencana peningkatan ekonomi, rencana Tata Kelola kelembagaan.5.2 RENCANA STRUKTUR TATA RUANGRencana Penataan Struktur Tata Ruang Desa Sukarara adalah arahan dalam penentuan karakter Tata Ruang desa sedsuai dengan kondisi dan potensi yang ada. Arahan terhadap struktur Tata Ruang ini bertujuan mendorong terciptanya sistem Tata kelola administrasi dan pengaturan aset maupun potensi yang dimiliki Desa untuk dapat di tata sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dengan merekomendasi Penentuan pusat-pusat pelayanan bagi pengaturan ekonomi, sosial masyarakat diharapkan dapat memudahkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Selanjutnya penentuan pusat-pusat pelayanan didasarkan atas arahan tata kelola bagi penataan ruang Desa adalah sebagai berikut :1. pembagian zona kawasan Desa menjadi beberapa bagian zona kawasan utuh.2. fungsi dan peranan dari masing-masing bagian zona kawasan Desa yang juga berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi lingkungan masing-masing bagian zona kawasan Desa tersebut.3. Meningkatkan efektipitas dan aksesibilitas penanganan pada kawasan. Atas dasar tersebut maka rencana sistem tata kelola pusat pelayanan di Desa Sukarara adalah sebagai berikut: Pusat kegiatan berada pada Dusun Blong Lauk, Blong Daye dan sebagaian Dusun Ketangga. Sub Pusat Kegiatan berada pada Dusun Buncalang,Bunsambang,Bun Putri, Dusun Burhana,Batu Entek,Dasan Baru,dan Dasan Duah.

5.3 RENCANA PERUNTUKAN TATA RUANGBerdasarkan pertimbangan struktur Tata Ruang diatas dan hasil analisa kesesuaian lahan maka peruntukan Tata Ruang Desa Sukarara sebagai berikut :1. Peruntukan Tata Ruang Dusun Blong Lauk dan Dusun Blong Daye adalah untuk : Pendidikan Perkantoran Perdagangan dan jasa Permukiman2. Peruntukan Tata Ruang Dusun Buncalang, Dusun Dasanduah, Dusun Burhana, Dusun Batu entek dan Dusun Ketangga adalah untuk : Pertanian Permukiman Perdagangan dan jasa3. Peruntukan Tata Ruang Dusun Dasan Baru, Bun Putri, Bunsambang, dan Dusun Buncalang adalah untuk : Pertanian Peternakan Permukiman Perdagangan dan jasa4. Peruntukan Tata Ruang Dusun Burhana dan Bunputri adalah untuk Konservasi dengan fungsi : Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuanPeruntukan Tata Ruang diatas akan lebih jelas terlihat pada Peta 5.2. Peruntukan Tata Ruang.

5.4 RENCANA PENATAAN TATA RUANGRencana Penataan Tata Ruang adalah rencana Penataan dari masing-masing fungsi kawasan untuk peruntukan Tata Ruang. Selanjutnya Rencana ini akan uraikan berdasarkan fungsi peruntukannya sesuai pembagian zonasi Tata Ruang yang telah diuraikan. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 5.3. Rencana Penggunaan.5.4.1 Rencana Penataan Pendidikan Berdasarkan hasil analisa maka Desa Sukarara sebagai Desa wisata tentunya memerlukan beberapa penambahan fasilitas pendidikan yang disesuaikan dengan potensi desa seperti kebutuhan sarana pendidikan yang berjenjang menengah seperti perlu adanya SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).

Peta 5.2. Peruntukan Tata Ruang

Peta 5.3. Rencana Penggunaantersebut maka Tata Ruang pendidikan tersebut harus mempunyai titik lokasi yang memadai sesuai dengan peruntukannya yakni Dusun Blong Lauk dan Dusun Blong Daye. Adapun titik lokasi perencanaan (kompleks pendidikan) adalah berlokasi di Dusun Blong Lauk dengan jalur lintas Praya - Sukarara. Perencanaan pendidikan ini dikembangkangkan dengan konsep komplek pendidikan. Komplek ini akan banyak memudahkan baik pembangunan sarana dan prasarana eksternal maupun kondusiitas dari pelajar itu sendiri. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka, sarana dan prasarana eksternal pendidikan akan sangat diperlukan, seperti : trotoar bagi pelajar dan pejalan lainnya peningkatan armada bus sekolah halte bus zebra cross rambu-rambu lalu lintas

5.4.2 Rencana Penataan PertanianBerdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya bahwa lahan pertanian diarahkan untuk berkoordinasi dkat pemda untuk bermitra antar instansi terkait (dengan lombok tengah) menyangkut pendistribusian air dan jadwal khusus untuk desa Sukarara, diperlukan adanya teknologi pertanian untuk pengairan berupa sumur dibeberapa titik (10 ha / titik) dan penyesuaian tanaman untuk pertanian tadah hujan, dengan demikian rencana Penataan untuk Tata Ruang pertanian adalah sebagai berikut : Mengaktifkan kembali organisasi masyarakat pengguna air dibawah koordinasi petugas desa (Pekaseh), dilanjutkan dengan konsultasi dan bermitra dengan pemda Lombok Barat yakni instansi PU Pengairan, dari kemitraan tersebut akan dilanjutkan dengan lintas mitra antar kabupaten, sehingga Desa Sukarara mempunyai kepastian tentang jadwal, jumlah kubik air dan asal sumber air irigasi. Pengadaan sumur bor khususnya di zona kawasan dusun Batu entek sangat penting mengingat dusun ini sangat membutuhkan kualitas dan kuantitas air bersih yang memadai, kondisi air sumur di dusun tersebut sangat asin dan sulit mendapatkan sumur dengan kedalaman ideal sebagaimana yang ada di sumur-sumur di dusun lainnya. Rencana penyediaan air untuk mengairi area pertanian di lima dusun dan yang lainnya akan dibarengi atau diparalelkan dengan program penghijauan, program penghijauan ini semata-mata untuk mengantisipasi ketersediaan air tanah, sehingga air tidak lagi menjadi langka ketika adanya sumur bor ini telah beroperasi. Penyediaan pupuk organik direncanakan akan dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan memproduksi sampah kotoran hewan dan sampah rumah tangga. Usaha ini sangat berpeluang bagi masyarakat baik secara ekonomi maupun ketersediaan bahan baku. Secara ekonomi akan sangat menguntungkan masyrakat, secara bahan baku masih sangat banyak, ditambah lagi beberapa masyarakat telah bisa membuat dan menjadikannya usaha sampingan namun yang masih menjadi kendala adalah media pembuat pupuk masih sangat minim, saat ini beberapa pelaku pembuat pupuk organik tersebut menggunakan jasa penyewaan media pembuat pupuk dari luar desa. Penyediaan media pembuat / pengolah pupuk organik, dimana media tersebut dimiliki oleh suatu organisasi rakyat, sehingga produksi tersebut akan dikenal dengan nama produk Desa Sukarara.Keterkaitannya dengan area peruntukan pertanian dan visi dan misi Desa Sukarara maka Dusun Buncalang, Dasanduah, Burhana, Batu entek dan Ketangga adalah Area Wisata Agroindustri Organik maka menjadi suatu keharusan untuk mengupayakan peningkatan produksi pertanian baik dari lahan sawah, kebun maupun ternak. Untuk mencapai visi tersebut maka ada beberapa hal yang harus menjadi konsekwensinya selain rencana-rencana diatas, adalah sebagai berikut : Mempunyai suatu wadah organisasi bagi pelaku wisata seperti wadah produk bahan pangan, wadah produk perkebunan dan wadah produk peternakan serta wadah produk pupuk organik. Wadah ini bertujuan untuk memudahkan pemasaran sekaligus memudahkan capaian standar kualitas yang diinginkan. Penyediaan balai pamer, atau sejenis Tata Ruang informasi untuk memamerkan hasil usaha pertanian sekaligus sebagai Tata Ruang petunjuk bagi para pengunjung atau wisatawan Untuk area pertanian selain lokasi diatas maka akan menjadi suplier bagi kawasan agroindustri organik ini, seperti Dusun Burhana dan Bunputri akan menjadi suplier bagi produk perkebunan begitu seterusnya sesuai dengan produk unggulan ditiap dusunnya.

5.4.3 Rencana Penataan Perdagangan dan jasaRencana pengmbangan perdagangan dan jasa memerlukan peningkatan yang dimaksud disini adalah pasar, pertokoan dan PKL. Sehingga aktivitas ekonomi dapat berjalan lebih baik. Perencanaan Penataan fasilitas perdaganagn dan jasa ini seperti Pasar, dan Penataan bangunan akan disesuaikan dengan standar yang berlaku, sedangkan untuk sirkulasi lihat gambar berikut.Pertokoan, akan disesuaikan dengan jumlah yang telah dibutuhkan pada bahasan terdahulu dimana pertokoan akan dibagi 2 berdasarkan peruntukan lahan yakni bangunan non permanent ada di Dusun Dasan Baru,blong daye,blong lauk dan Ketangga (untuk mendukung kegiatan wisata) sedangkan bangunan permanent dapat dilakukan selain pada 2 dusun diatas.PKL, lokasi PKL berdasarkan pertimbangan pada analisa direncanakan pada 2 lokasi yakni sepanjang saluran pada koridor Dasan Baru hingga dan lapangan bagian depan. 5.4.4 Rencana Penataan PerkantoranBerdasarkan analisa sebelumnya Rencana Penataan perkantoran ini akan diarahkan pada dua lokasi yakni : Koridor A : Sepanjang Koridor Buncalang. Koridor B : Sepanjang koridor Dasan Baru.Fasilitas perkantoran ini direncanakan menjadi dua lokasi bertujuan untuk pengelompokan fasilitas sehingga tidak tercerai berai, dimana Koridor A untuk fasilitas perkantoran skala regional, sedangkan fasilitas koridor B untuk fasilitas perkantoran skala lokal (Desa). Hal tersebut akan memudahkan masyarakat dalam hal aksesibilitas, begitu juga dengan pegawai perkantoran baik pihak pemerintahan maupun swasta dapat melayani masyarakat secara maksimal. 5.4.5 Rencana Penataan PermukimanRencana Penataan permukiman ini tidak terlepas dari dasar rencana orientasi penduduk diatas, bahwa orientasi penduduk penyebarannya ke zona kawasan-zona kawasan yang mepunyai kepadatan sedang atau rendah. Sedangkan untuk Penataan permukiman ini akan membahas penataan dari permukiman itu sendiri, keterkaitannya dengan kepadatan penduduk yang akan dialami semua zona kawasan tersebut di masa depan.Ada beberapa hal yang harus menjadi titik tolak untuk penataan permukiman, dimana hal ini telah disebutkan pada bagian analisa terdahulu maka yang menjadi rencana kedepan seperti : Pembangunan tanggul pada sisi permukiman Mematuhi aturan bersama dekat desa dan dusun Pengawasan ketat terhadap visualisasi dari sungai Puyung Penyediaan TPS (tempat Pengumpulan Sampah) di simpul simpul aktivitas sungai Penataan kembali kandang dan rumah sesuai standar kesehatan Penunjukan lokasi kandang kolektif bagi dusun yang belum memilkinya, sekaligus pembangunan gardu keamanan Penataan permukiman padat dengan program revitalisasi dan program prioritas Penataan permukiman Konservasi dengan revitalisasi. Pengertian revitalisasi adalah upaya menghidupkan kembali lingkungan yang telah mati, yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan mengembangkan lingkungan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau pernah dimiliki atau yang seharusnya dimiliki sebuah lingkungan untuk dapat meningkatkan kualitas lingkungan (fungsional, fisik dan visual, serta alam) yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup dari penghuninya. Untuk menjelaskan secara rinci dapat dlihat pada tabel berikut :Tabel 5.1Rencana Penataan PermukimanPERMUKIMANRENCANAPEMBANGUNAN SECARA FISIK

Pada Sempadan Sungai Penertiban secara partisipatif melalui kesadaran untuk tidak membangun pada area sempadan sungai Saling memperingati jika adanya bangunan baru pada area sempadan sungai Penguat tebing pada area permukiman Menghindari keberadaan sampah Adanya aturan dan pengawasan bersama terhadap daerah bantaran sungai agar masyarakat tetap dapat menjaga bantaran sungai tersebut, minimal yang dekat dengan permukiman penduduk. Adanya suatu wadah kelembagaan yang mengawasi segala aktivitas sempadan sungai Papan Informasi tentang Area Sempadan Sungai Penempatan tong pengumpul sampah di berbagai tempat Pentaludan atau Bronjongan pada sisi yang terdapat permukiman Penempatan lampu penerang disekitar sungai tempat aktivitas masyarakat Ajakan untuk merubah arah rumah yakni menjadikan sungai halaman depan rumah bagi pemilik rumah yang memenuhi kriteria diatas.

Kedekatan Rumah Dengan Kandang Pendekatan perbaikan/pemugaran dengan penataan kembali kandang dan rumah sesuai standar Perbaikan Pra-sarana sbg prioritas dengan menggunakan kandang kolektif dan membuat pos gardu sebagai jaminan keamanan Penunjukan lokasi kandang komunal Pembuatan kandang komunal sesuai standar Penempatan lampu penerang Penempatan tempat pengumpul kotoran Gardu keamanan

Permukiman Padat Perbaikan Pra-sarana sbg prioritas dengan menggunakan system perbaikan, pembangunan dan penataannya Perbaikan jalan, Pembuatan saluran, Pembangunan MCK Pembuatan Septik tank komunal Penataan pekarangan menjadi lebih berguna (apotik hidup, tanaman Hias dll)

Permukiman Kumuh Perbaikan Pra-sarana sbg prioritas dengan menggunakan system perbaikan, pembangunan dan penataannya Perbaikan jalan, Pembuatan saluran, Pembangunan MCK Pembuatan Septik tank komunal Penataan pekarangan menjadi lebih berguna (apotik hidup, tanaman Hias dll)

Sumber : Hasil Rencana

5.4.6 Rencana Penataan Konservasi.Berdasarkan rencana peruntukan Tata Ruang diatas bahwa Penataan kawasan konservasi berada di Dusun Burhana dan Bunputri, dengan demikian yang menjadi Penataan dari kawasan konservasi adalah rencana perlakuan terhadap kawasan konservasi dengan 2 fungsi tersebut yakni fungsi lindung dan fungsi . Keterkaitannya dengan kawasan konservasi menjadi wisata alam Di Desa Sukarara maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah jenis atraksi yang ada di kawasan tersebut, jenis atraksi yang diperbolehkan adalah jenis yang mendukung keberadaan Kawasan bantaran sungai rakyat baik dukungan fisik maupun sosial. Sisi fisik yang dimaksud adalah terjaminnya isi dari kehidupan makhluk hidup dan bukan makhluk hidup. Seperti tumbuhan, hewan, situs budaya dan barang tambang (galian b, c, dan d), sedangkan sisi sosial adalah terjaminnya penghidupan masyarakat kawasan Kawasan bantaran sungai itu sendiri. Maksud dari terjaminnya penghidupan masyarakat ini adalah semata-mata untuk pemberdayaan masyarakat Kawasan bantaran sungai sehingga ketika Kawasan bantaran sungai dieksploitasi masyarakat menjadi penonton dan hanya mendapatkan dampak kerugian seperti longsor, banjir dan lain-lain. Apabila sejak dini masyarakat kawasan Kawasan bantaran sungai diikutsertakan dalam perencanaan maka secara langsung masyarakat tersebut akan menjaga lingkungan mereka, melalui berbabagai pembinaan-pembinaan. Adapun bentuk rencana ini adalah perlakuan perlakuan pada kawasan konservasi, lebih jelasnya lihat pada tabel berikut :Tabel 5.2Perlakuan Terhadap Kawasan KonservasiKAWASANRENCANAGAGASAN ATRAKSI

Rth

Fisik :1. Penataan Kawasan Konservasi Kawasan bantaran sungai dengan penataan sirkulasi Perkebunan2. Tidak memperkenankan atraksi, yang menyebabkan bangunan pendukung menjadi permanen 3. Tidak membuat ekosistem rusak oleh sampah maupun pencoretan pada pohon-pohon4. Memperbolehkan eksplorasi Kawasan bantaran sungai (penelitian)5. Pelestarian situs-situs budaya1. Sedekah Alam (upaya reboisasi terhadap Rth, dimana diupayakan tanaman yang dikembangkan adalah pohon-pohon yang dapat menyerap air dan pohon penguat tanah sekaligus sebagai pelindung bagi kawasan yang ada di bawahnya, seperti beringin, mahoni, sengon bajur, kenari dan lain-lain.2. Paket heritage (situs-situs budaya)3. Sirkuit motor cross (rangsang keamaian)4. Transportasi wisata cidomo dan Kuda

Sosial :1. Pembinaan cara pengelolaan dan pemeliharaan Kawasan bantaran sungai rakyat2. Pembinaan 7 sapta pesona bagi masyarakat kawasan Kawasan bantaran sungai, yakni aman tertib bersih sejuk indah ramah kenangan

Sumber : Hasil Rencana5.5 RENCANA PENATAAN SARANA DAN PRASARANASarana dan prasarana melihat 3 item yakni jalan, saluran dan jembatan adapun dalam hal merencanakan ini tidak lepas dari hasil analisa dan keterdesakan kebutuhan masyarakat sehingga muncul sebagai perencanaan sarana dan prasarana. Berikut adalah uraian masing-masing rencana.

5.5.1 Rencana Penataan Jalan Berdasarkan hasil analisa maka didapatkan sebuah rencana Penataan jalan baik berupa peningkatan status jalan maupun peningkatan perkerasan jalan dalam bentuk integrasi maupun perbaikan. Berikut adalah tabel peningkatan status dan Tabel 5.3Rencana Peningkatan StatusNoNama Ruas JalanStatus Ex.Geometri Ex.Peningkatan StatusKonsekuensi Geometri

1Blong Lauk BatuentekKolektor SekunderLebar Badan Jalan 4 meterKolektor PrimerLebar Badan Jalan 7 meter

2 Buncalang Dasan BaruKolektor SekunderLebar Badan Jalan 3 meterKolektor PrimerLebar Badan Jalan 7 meter

3Masjid Desa KetanggaKolektor SekunderLebar Badan Jalan 3.5 meterKolektor PrimerLebar Badan Jalan 7 meter

Sumber : Hasil AnalisaBerikut adalah gambaran geometri jalan untuk lokal seknder, berdasarkan SNI 03-1733-2004Gambar 5.2. Standart Geometri Jalan Lokal Skunder

Dan untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Peta 5.4. Peningkatan Status Jalan.Sedangkan untuk rencana Penataan jalan mengacu pada hasil analisa dengan peningkatan perkerasan dan integrasi jalan.

5.5.2 Rencana Penataan SaluranPada bab sebelumnya telah diketahui bahwa temuan-temuan survey dan alternatif penyelesaiannya maka rencana saluran mempunyai 2 Penataan baik pengkerukan maupun pembuatan saluran. Untuk titik lokasi saluran tersebut dapat dlihat pada Peta. 5.6 RENCANA SANITASI DAN AIR BERSIHRencana sanitasi dan air bersih ini terdiri dari 4 rencana yakni Rencana dan Penataan air bersih, Rencana Penataan MCK dan SPAL, Rencana pengelolaan sampah dan Rencana Penataan kelembagaan, berikut masing-masing uraian dari sub bahasan tersebut.

5.6.1 Rencana Penataan MCK dan SPALDari analisa yang telah dilakukan dapat diketahui permasalahan dan penyebab masalah tersebut, penyebab masalah akan menggiring suatu arahan yang merupakan cikal bakal dari sebuah perencanaan. Berikut adalah rencana pengelolaan MCK dan SPAL.Tabel 5.5Rencana Penataan MCKJENIS PENGGUNAANARAHANRENCANA

MCK

Pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan Jamban / MCKPerubahan prilaku masyarakat ke prilaku tertib dan bersihMendorong masyarakat untuk menggunakan MCK baik pribadi maupun umum Penyediaan MCK / Jamban dilokasi-lokasi tertentu Memberi penerangan ditempat-tempat yang biasa menjadi aktivitas BAB Non MCK

Melakukan kemitraan dengan Dinas KesehatanKoordinasi lintas pemda untuk kemitraan tentang PHBS secara berkala

Pembinaan secara teknis tentang Jamban sehat dan MurahKoordinasi lintas pemda untuk kemitraan tentang standar jamban sehat secara berkala

Sosialisasi Budaya Sadar BersihMenggalakkan budaya sadar dengan rangsangan sbb : Lomba bersih RT Lomba jamban contoh Program tanam pohon produktif di sungai dan jalan

Sumber : Hasil Rencana

Sedangkan untuk jaringan SPAL (saluran pembuangan air limbah) lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan / perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air limbah lingkungan perumahan baik tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem resapan, maupun pedoman tentang pengelolaan air limbah secara komunal pada lingkungan perumahan yang berlaku. Adapun jenis elemen perencanaan jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang harus disediakan pada lingkungan perumahan adalah: a) septik tank; b) bidang resapan; dan c) jaringan pemipaan air limbah. Sedangkan untuk persyaratan, kriteria dan kebutuhan lingkungan perumahan tersebut harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah yang memenuhi ketentuan perencanaan plambing yang berlaku. Apabila kemungkinan membuat tangki septik tidak ada, maka lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah lingkungan atau harus dapat disambung pada sistem pembuangan air limbah Desa atau dengan cara pengolahan lain. Apabila tidak memungkinkan untuk membuat bidang resapan pada setiap rumah, maka harus dibuat bidang resapan bersama yang dapat melayani beberapa rumah (secara komunal)

5.6.2 Rencana Penataan air bersihBerdasarkan hasil analisa bahwa desa Sukarara mengalami defisit air secara daya dukung dan membutuhkan 16.465.600 M3 /Tahun, artinya hingga tahun 2024 desa Sukarara membutuhkan 15.97 liter /detik perhari, dengan demikian hingga saat ini yang perlu direncanakan adalah bagaimana cara memenuhi angka tersebut. Ada beberapa langkah atau upaya yang dianggap mampu memenuhi kebutuhan saat ini dan hingga 10 tahun lagi yakni : Peningkatan volume debit air dari PDAM (hal ini terkonfirmasi oleh PDAM sendiri bahwa tahun 2010 akan menaikkan volume debit dan memperpendek jaringan jarak jangkau dari sumber air ke desa Sukarara) Mempercepat operasional sumur Bor Batu entek melalui penyaluran pipanisasi ke tiap dusun, selanjutnya akan disambungkan ke rumah warga dengan swadaya. Membuat penampungan mata air, Penataan tersebut seperti mata air di Embung ketujur Dusun batuentek , Dusun Burhana dan Bunsambang dengan menggunakan 2 alternatif yaitu dengan teknik hidran dan penyedotan dengan media listrik.

5.6.3 Rencana pengelolaan sampahBerdasarkan kegiatan persampahan di desa Sukarara maka pengelolaan sampah dimulai dari prilaku masyarakat akan bersih sampah sebab jika tidak maka rencana pengelolaan sampah akan sia-sia. Beberapa arahan untuk mengantisipasi hal tersebut yakni :Tabel 5.6. Rencana Pengelolaan SampahJENIS PENGGUNAANARAHANRENCANA PENGELOLAAN

Sampah

Dibangunnya tempat-tempat pembuangan sampah Adanya awig-awig tentang kebersihan lingkungan permukiman Adanya sosialisasi maupun pengawasan secara berkelanjutan tentang kebersihan di masing-masing dusun. Memperbaiki sistem pengambilan dan pengelolaan sampah komunal. Melaksanakan kampanye atau kompetisi kebersihan antar dusun atau antar lingkungan permukiman. Adanya kemitraan untuk pembinaan SDM tentang pengolahan sampah yang dilakukan secar mandiri oleh masyarakat Sukarara, tentunya dengan adanya wadah kelembagaan yang menaungi pengelolaan tersebut, selanjutnya pihak swasta dapat menjadi mitra usaha dalam hasil pengelolaan tersebut.

Sumber : Hasil Rencanamembuat pengelolaan secara mandiri di Desa Sukarara. Adapun sistem pengelolaan sampah diatas akan menjadi perencanaan lebih lanjut, karena membutuhkan beberapa kemitraan keterkaitannya dengan standarisasi tehnik yang harus ada, seperti prosudur lokasi, prosudur pengelolaan, prosudur ANDAL (Analisa Dampak Lingkungan dan yang paling mendasar adalah sistem kelembagaan yang akan mengelola TPSMK ini.

5.7 RENCANA PENINGKATAN PELAYANAN Dalam rencana peningkatan pelayanan ini yang akan dibahas adalah rencana peningkatan standar pelayanan sosial, hal ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan yang harusnya menjadi hak pelayanan masyarakat umum, baik yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, keamanan, penerangan, persampahan hingga pelayanan tanah pekuburan. Berikut adalah uraian masing-masing pelayanan tersebut :

5.7.1 Peningkatan Pelayanan Fasilitas PendidikanBerdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya adalah perkembangan Desa Sukarara sebagai IKK Kecamatan, sebagai pengemban SWP dengan zona kawasan pembangunan pendidikan, pertanian dan kerajinan, dan sebagai Desa yang mempunyai orbitasi paling dekat dengan Praya maka sebaiknya akan lebih sesuai jika daya tampung yang digunakan adalah daya tampung skala kecamatan. Hasil prediksi skala kecamatan didapat penambahan 3 unit SLTP dan 1 unit SLTA. Untuk penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu dengan tidak melupakan area peruntukan yang telah ditentukan. Area peruntukan pendidikan adalah di dua Dusun Blong Lauk dan Blong Daye, adapun hasil perencanaan titik lokasi adalah di Dusun Blong Lauk (lihat peta rencana penggunaan lahan) dengan membuat suatu kompleks pendidikan. Hal ini mempertimbangkan sarana dan prasarana yang akan dibutuhkan nantinya dapat memberi dampak optimal bagi pelajar maupun bagi penerima dampak kawasan tersebut.

5.7.2 Peningkatan Pelayanan Fasilitas KesehatanBerdasarkan analisa bahwa pelayanan kesehatan terkait dengan jumlah sarana maka dalam hal ini tidak mengalami penambahan disebabkan telah memenuhi daya tampung Desa Sukarara.Namun demikian yang menjadi peningkatan pelayanan adalah arahan rencana sistem operasional posyandu dan sistem penerapan PHBS (prilaku hidup bersih dan sehat). Untuk sistem operasional posyandu hal ini untuk mengantisipasi masalah yang seringkali terjadi di tingkat bawah yakni dusun. Berikut adalah arahan rencana peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat :1. Posyandu di tempat strategis dapat dijangkau oleh penduduk masing-masing dusun dan yang terpenting adalah tempat tersebut mempunyai sifat netral, baik secara psikologis dan fisik. Secara psikologi adalah lokasi tanpa sengketa dan tanpa kepentingan pribadi, sedangkan secara fisik lokasi tidak pada rawan bencana, genangan dan lain-lain.2. Menerapkan program hari bersih melalui hari bersih se desa, lomba bersih dusun hingga bersih rumah dan lomba tentang sanitasi3. Menerapkan program gizi balita melalui program makan sayur, program bulan gizi, dan program makan sehat murah.

5.7.3 Peningkatan Pelayanan Fasilitas Perdagangan dan JasaSarana perdagangan dan jasa dapat dibagi menjadi warung, pertokoan, dan pusat perbelanjaan/pasar. Sarana ini disamping berfungsi sebagai fasilitas perbelanjaan, juga merupakan fasilitas kerja (mata pencaharian) bagi masyarakat. Berdasarkan daya tampung penduduk dengan fasilitas perdagangan di desa Sukarara, membutuhkan beberapa penambahan seperti lokasi pasar dengan pemenuhan area 1 Ha, kios warung sebanyak 30 unit. Jenis jenis tersebut adalah standar permukiman dengan daya tampung penduduk, jumlah ini tentunya akan sangat meningkat jika ditambahkan dengan pengaruh faktor eksternal seperti adanya lalu lintas pengguna jalan menuju BIL (bandara Internasional Lombok) dan adanya pengaruh wisata yang akan direncanakan. Dengan demikian ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi faktor-faktor tersebut maka, seperti :1. Penyediaan area komersial baik permanen dan non permanen2. Penyediaan area PKL

5.7.4 Peningkatan Pelayanan Fasilitas KeamananDari hasil analisa pada bab sebelumnya bahwa fasilitas keamanan dirasa perlu untuk mendorong terciptanya suatu kondisi yang aman, dengan mengarahkan tiap-tiap dusun memiliki fasilitas keamanan di tempat-tempat strategis dengan media penerang, disertai dengan adanya sistem kamling, menerapkan kesadaran aman (sikap waspada) dan bermitra dengan Danramil dan pihak kepolisan

5.7.5 Peningkatan Pelayanan Fasilitas Tanah PekuburanPeningkatan pelayanan fasilitas tanah pekuburan ini berdasarkan pertimbangan hasil analisa mengenai arahan-arahan pelayanan. Berkaitan dengan hal tersebut maka ada beberapa rencana yang akan menindak lanjuti arahan-arahan tersebut, berikut tabel rencana peningkatan pelayanan fasilitas tanah pekuburan.Tabel 5.7Fasilitas Tanah PekuburanPERMASALAHANARAHANRENCANA

Penataan tiap kubur yang tidak beraturan sehingga menyulitkan peziarah berjalan

Penataan fisik di tiap tanah pekuburan Penataan area pedestrian pada tanah pekuburan, sehingga pemberian jalur pedestrian ini akan memberi Tata Ruang bagi peziarah untuk berjalan kaki dan tidak akan digunakan sebagai liang kubur bagi penggali kubur

Tidak tertatanya makam, baik dari fisik (tembok pembatas) maupun vegetasi yang ada sehingga terkesan kumuhPenataan fisik di tiap tanah pekuburanPenataan area batas dan penataan vegetasi kuburan. Area batas dapat menggunakan railling atau tembok pasangan bata. Sedangkan penataan vegetasi dengan penanaman pohon produktif di sekeliling tanah pekuburan. Penyediaan media penerang di sekeliling pekuburan

Ketiadaan pengurus makam menyebabkan tidak diketahuinya riwayat tiap kubur, riwayat kubur akan membantu penggali untuk menetukan kubur yang akan digali kembali Penataan menejemen kubur baik secara administrasi maupun operasionalPenataan sistem adminitrasi melalui : penyediaan rumah jaga penyediaan dokumen bagi tiap yang meninggal dunia sebagai riwayat penyediaan dana tanda jasa untuk marbot melalui jasa layanan kubur atau sistem per panen.Penataan sistem operasional melalui : Penyediaan alat-alat untuk penggalian Penyedian jasa penggalian kubur, sehingga akan memudahkan pihak keluarga dalam mengurus pemakaman.

Sumber : hasil Rencana

Rencana-rencana diatas adalah suatu upaya untuk peningkatan layanan terutama untuk kemudahan bagi pihak keluarga yang dkalkan, namun tidak kalah penting adalah rencana penataan visual yang diharapkan tidak lagi terkesan seram namun sebaliknya yaitu asri dan menyenangkan.

5.7.6 Peningkatan Pelayanan berdasarkan UtilitasPeningkatan pelayanan terdiri dari Kebutuhan Jaringan Air Bersih, Kebutuhan jaringan sampah dan Kebutuhan jaringan Listrik. Berikut adalah bahasan masing-masing jaringan tersebut.A. Peningkatan Pelayanan Jaringan Air BersihPeningkatan pelayanan adalah peningkatan dalam pelayanan bagi masyarakat untuk meminimalkan jarak capaian dalam pengambilan air. Dalam peningkatan pelayanan air bersih ini berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya dan sub bahasan diatas yakni rencana Penataan air bersih, maka dalam bahasan untuk peningkatan pelayanan jaringan air bersih ini adalah menindak lanjuti Penataan pengelolaan diatas, seperti di bawah ini : Peningkatan volume debit air dari PDAM (hal ini terkonfirmasi oleh PDAM sendiri bahwa tahun 2010 akan menaikkan volume debit dan memperpendek jaringan jarak jangkau dari sumber air ke desa Sukarara) Penataan jaringan pipanisasi primer ke tiap dusun (Buncalang, Dasanduah, Burhana dan Ketangga) dari sumur bor Dusun Batu entek adapun mengenai jaringan pipanisasi ke tiap rumah diadakan melalui swadaya Penataan jaringan pipanisasi mata air Burhana di daerah setempat dengan jaringan pipanisasi ke tiap rumah diadakan melalui swadaya Membuat jaringan pipanisasi ke rumah-rumah warga melalui swadaya. Adapun tersebut seperti mata air di Dusun , Dusun Burhana dan Bunsambang.

B. Peningkatan Pelayanan jaringan sampah Upaya untuk meningkatkan pelayanan sampah ini adalah untuk memudahkan masyarakat melakukan kebersihan sehingga peluang untuk membuang sampah disungai atau disembarang tempat bisa dihapus sedikit demi sedikit. Berikut adalah upaya pelayanan-pelayanan kepada masyarakat baik yang bersifat tindakan pemerintah maupun tindakan inovasi swadaya masyarakat, berikut adalah skema dari alur pengambilan dari rumah hingga ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Gambar 5.3 : Skema Pengangkutan Sampah Desa Sukarara

PENGANGKUTAN OLEH GEROBAK SAMPAHMASA ANGKUT 3X SEMINGGU DAYA TAMPUNG 2M3TONG SAMPAH(MELAYANI 1 KK / 5 JIWA)

KONTAINER TPSMASA ANGKUT 3X SEMINGGUBAK / TEMPAT PENGUMPULAN SAMPAH(MELAYANI 1 LINGKUNGAN / DUSUN/ RW, DAYA TAMPUNG 6 M3

PENGANGKUTAN OLEH MOBIL SAMPAHMASA ANGKUT 3X SEMINGGU

KE TEMPAT PENGUMPULAN SAMPAH AKHIR / TPSMK (TEMPAT PENGELOLAAN SAMPAH MASYARAKAT SUKARARA) OLEH GEROBAK (BILA JANGKAUAN DEKAT) OLEH MOBIL SAMPAH (BILA JANGKAUAN JAUH) STANDAR LOKASI : JARAK BEBAS DARI LOKASI HUNIAN MIN 30 M

PENGANGKUTAN SAMPAHKE TPA (TEMPAT PEM,AKHIR)

C. Peningkatan Pelayanan jaringan ListrikEnergi listrik merupakan salah satu fasilitas Desa yang harus disediakan, yang digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai keperluan seperti penerangan rumah tangga, penerangan umum serta alat-alat elektronik. Penyediaan fasilitas ini sangat tergantung pada perencanaan tata Tata Ruang dan Penataan fisik Desa.Dari hasil hitungan analisis diperoleh gambaran perkiraan kebutuhan listrik hingga 2024 9000 KW. Sedangkan untuk Rencana pendistribusian jaringan listrik ke konsumen dapat dilakukan melalui : Gardu Induk (GI), yang merupakan gardu listrik tegangan tinggi guna menyuplai kebutuhan listrik penduduk Desa Sukarara Jaringan Tegangan Tinggi 150 KV, yang merupakan jaringan transmisi utama dan berfungsi untuk menyalurkan dan menggabungkan daya listrik dari GI yang satu ke GI yang lain. Jaringan Tegangan Menengah 20 - 66 KV, yang merupakan jaringan transmisi menengah yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari GI ke Gardu Distribusi (GD) dengan jarak pelayanan ideal mencapai 8 km hingga maksimum berjarak 12 km. Gardu Distribusi (GD), yang berfungsi sebagai penurun tegangan, dari tegangan menengah 20 - 66 KV menjadi tegangan rendah 380 V / 220 V, untuk melayani kebutuhan sehari-hari konsumen domestik. Jaringan Tegangan Rendah, merupakan jaringan distribusi dari GD ke konsumen langsung yang menggunakan sistem distribusi radial dengan sistem penyaluran melalui kabel tanah yang prioritas Penataannya dilakukan di pusat pemerintahan, serta melalui kabel udara dengan biaya lebih rendah di kawasan permukiman penduduk.Kawasan-kawasan yang berada di bawah jalur listrik tegangan tinggi dengan jarak dan ketinggian tertentu, ditetapkan sebagai Kawasan Perlindungan Jalur Listrik Tegangan Tinggi dengan peruntukan sebagai jalur hijau. Tujuan penetapan kawasan perlindungan jalur listrik tegangan tinggi tersebut adalah melindungi masyarakat dari kemungkinan bahaya yang dapat ditimbulkan dengan keberadaan jalur listrik tegangan tinggi tersebut. Adapun untuk pemasangan jaringan kabel listrik pada Kawasan Perlindungan Jalur Listrik Tegangan Tinggi, terutama bagi jaringan menengah dan tinggi didasarkan atas Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01-P/47/MPE/1992 dengan pengaturan pemasangannya dilakukan berdasar ketentuan yang berlaku, seperti terlihat pada tabel berikut.Tabel 5.8 Standar Penentuan Pemasangan Kabel Listrik Tegangan Menengah dan Tinggi

Adapun untuk media penerangan jalan ruas jalan di Desa Sukarara hampIr keseluruhan tidak mempunyai lampu penerang jalan kecuali dusun Blong Lauk, hal ini tentu saja sangat membutuhkan media penerang umum cukup banyak. Peletakan lampu jalan akan membentuk suatu image visual yang cukup berbeda bagi sebuah zona kawasan, pola peletakan tersebut berdasarkan pada pola jalan lingkungan yang terbentuk. Persamaan yang tercipta akibat dari rencana penerangan jalan adalah desain lampu jalan yang diadakan oleh pemerintah. Sedangkan Jalan gang secara umum disediakan oleh masing-masing rumah tinggal.

5.8 RENCANA PENINGKATAN EKONOMIUpaya peningkatan ekonomi ini akan banyak upaya-upaya yang harus dilakukan. Media ekonomi Desa Sukarara tersebut seperti Pertanian, Peternakan, Hasil Olahan (Kerajinan Tenun) Upaya-upaya ini tidak terlepas dari analisa yang telah dlakukan, dengan demikian berikut adalah rencana sarana ekonomi bertujuan peningkatan : Diperlukan bantuan modal usaha kecil menengah baik sistem keuangan dan alat operasional Adanya suatu wadah yang menangani pemodalan di tingkat desa dengan sistem satu pintu (BUMDES) Adanya inisiatif bersama dalam kelompok untuk membuat KUD swadaya dengan sistem pinjam bergulir) Adanya tenaga terampil yang mampu membimbing kelompok untuk membuat kualitas produk yang baik hingga cara pemasaran Adanya penemuan ide-ide kreatif yang dapat menambah nilai jual, sebisa mungkin menjadi identitas Desa Sukarara.

5.8.1 Rencana Penataan Kegiatan Ekonomi Dan Sentra KomoditiRencana Penataan sektor dan sentra komoditinya ini direncanakan sesuai dengan visi dan misi Desa Sukarara, sehingga semua kegiatan ekonomi dapat berputar seiring dengan adanya kegiatan wisata. Hal ini terangkum pada rancangan lingkage sistem ekonomi berikut: Sistem jaring komoditi tertuang pada Sistem jaring wisata tertuang pada Sarana pendukung wisata Kegiatan Penataan kegiatan ekonomi diharapkan mampu sebagai generator ekonomi desa Sukarara sehingga tidak ada dusun yang yang tidak mempunyai andil atau partisipasi dalam pembangunan ekonomi ini. Dalam Penataan ini dharapkan juga menjadi suatu upaya untuk menghimpun tenaga kreatif dan produktif sehingga tidak ada lagi penduduk yang menjadi pengangguran terutama pada usia produktif.

5.9 RENCANA JARING KELEMBAGAANDengan kelembagaan yang mempunyai kondisi baik ini maka diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan kelembagaan baik sisi formal maupun sisi non formal. Berdasarkan kebutuhan Penataan kelembagaan baru untuk memperkuat kelembagaan pembangunan desa yang ada saat ini dan terkait dengan usaha pemeliharaan dan pengelolaan dari arahan-arahan yang telah terangkum diatas (masing-masing pembahasan per pokja) maka diperlukan suatu sistem jaring kelembagaan, dimana jaring tersebut akan disatukan dengan satu wadah pembinaan yang ada di desa. Adapun upaya tersebut tidak akan tercapai jika tidak dibarengi oleh kesadaran antar personal dan kemitraan pada dinas terkait dengan pembinaan pengelolaan lembaga yang baik.

5.10 Rencana Mitigasi Bencana.Mitigasi adalah segala usaha untuk meminimalisasi akibat terjadinya suatu bencana pada saat bencana terjadi maupun pasca bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat dimana saja dan kapan saja, disamping itu juga dapat menimbulkan kerugian material dan imaterial bagi kehidupan masyarakat. 5.10.1 Banjir Ada beberapa upaya yang harus dilakukan dalam mitigasi banjir, namun keterkaitannya dengan kasus yang ada maka lebih spesifik pula rencana yang dihasilkan seperti tidak memperbolehkan pembuangan sampah pada badan sungai. Bagi penduduk yang mempunyai bangunan sama tinggi dengan level ketinggian air sungai maka dianjurkan untuk tidak menempati bangunan tersebut. Jika tidak memungkinkan maka penduduk diharapkan tetap waspada dengan mengetahui perkiraan bencana tersebut, maka dengan demikian yang dapat dilakukan adalah penyediaan Tata Ruang evakuasi baik bangunan maupun jalan. Gambar 5.3.Rincian Kebutuhan Kelembagaan

a. Pemantauan daerah rawan longsor dan dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk mengetahui mekanisme gerakan tanah dan faktor penyebabnya serta mengamati gejala kemungkinan akan terjadinya longsoran.b. Penataan dan penyempurnaan manajemen mitigasi gerakan tanah baik dalam skala nasional, regional maupun lokal secara berkelanjutan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menggalang kebersamaan segenap lapisan masyarakat.c. Perencanaan Penataan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana.d. Pola pengelolaan lahan untuk budidaya tanaman pertanian, perkebunan yang sesuai dengan azas pelestarian lingkungan dan kestabilan lereng.e. Hindari bermukim atau mendirikan bangunan di sungai terjal.f. Hindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.g. Hindari membuat pencetakan sawah baru atau kolam pada lereng yang terjal karena air yang digunakan akan mempengaruhi sifat fisik dan keteknikan yaitu tanah menjadi lembek dan gembur sehingga kehilangan kuat gesernya yang mengakibatkan tanah mudah bergerak.h. Penyebarluasan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media dan cara sehingga masyarakat, baik secara formal maupun non formal. Tahap BencanaHal penting yang harus dilakukan ketika suatu daerah terkena bencan tanah longsor diantaranya:a. Menyelamatkan warga yang tertimpa musibahb. Pembentukan pusat pengendlian (Crisis Center).c. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.d. Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan dan penyediaan air bersih.e.Pendistribusian air bersih, jalur logistik, tikar dan selimut.f. Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.g. Evaluasi, konsultasi dan penyuluhan. Tahap Pasca BencanaBerlalunya bencana tanah longsor bukan berarti permasalahan sudah selesai, masih ada beberapa tahapan yang perlu kita lakukan:a. Mengupayakan semaksimal mungkin pengembalian fungsi kawasan Kawasan bantaran sungai lindung.b. Mengevaluasi dan memperketat studi AMDAL pada kawasan vital yang berpotensi menyebabkan bencana.c. Mengevaluasi kebijakan Instansi/Dinas yang berpengaruh terhadap terganggunya ekosistem.d. Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, sabuk hijau dan di sepanjang bantaran sungai.e. Normalisasi areal penyebab bencana, antara lain seperti normalisasi aliran sungai dan bantaran sungai dengan membuat semacam polder dan sudetan.f. Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang terkena bencana secara permanen (seperti: perbaikan sekolah, pasar, tempat ibadah, jalan, jembatan, tanggul dll).g. Menyelenggarakan forum kerjasama antar daerah dalam penanggulangan bencana.h.Mempersempit persyaratan IMB jika bangunan berdekatan dengan sungai

BKM SULI URIP DESA SUKARARAHAL- 14