Refrat Luka Bakar - Copy

39
Combutio Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Pendidikan Profesi Dokter Pembimbing : dr.Haryono , Sp.B Disusun oleh : Indra Aristianto, S.Ked J 500080104 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA RSUD KARTINI KARANGANYAR JAWA TENGAH 1

Transcript of Refrat Luka Bakar - Copy

Page 1: Refrat Luka Bakar - Copy

Combutio

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Pendidikan Profesi Dokter

Pembimbing : dr.Haryono , Sp.B

Disusun oleh :

Indra Aristianto, S.Ked J 500080104

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

RSUD KARTINI KARANGANYAR

JAWA TENGAH

1

Page 2: Refrat Luka Bakar - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

Luka bakar adalah jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan

yang diakibatkan sumber panas, suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan

kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki

penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar,

tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut. Luka bakar

dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh darah dan jaringan epidermal yang

mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir

sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam

komplikasi yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi, ketidak

seimbangan elektrolit (inbalance elektrolit) dan masalah distress pernafasan.

Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat juga menyebabkan

distress emosional (trauma) dan psikologis yang berat dikarenakan cacat akibat

luka bakar dan bekas luka (id.wikipedia.org/wiki/Luka_bakar).

Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh garis

pertama terhadap kemungkinan lingkungan yang bermusuhan. Kulit melindungi

terhadap infeksi, mencegah kehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu

tubuh, berfungsi sebagai organ ekskretori dan sensori, membantu dalam

mengaktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra tubuh. Luka bakar adalah hal

yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang sebagian besar dapat

dicegah (Horne dan Swearingen, 2000).

Luka akibat terbakar (burns) dan terkena air panas (scalds) merupakan

luka yang sering terjadi. Bentuk luka tersebut dapat bervariasi dari luka minor

akibat kecelakaan sampai luka berat yang sulit kita bayangkan. Luka-luka ini

dapat menyebabkan bermacam-macam respon patofisiologis, perubahan

metabolik serta biokimia (www.freewebs.com/forensik-upnxx/chapterxiv.htm -

91k).

2

Page 3: Refrat Luka Bakar - Copy

Jumlah korban meninggal akibat luka bakar  di Inggris dan Wales dalam

satu dekade ini  dilaporkan mengalami penurunan sejumlah 30%. Badan survey

statistik dan pendataan penduduk di negara tersebut melaporkan bahwa pada

tahun 1990 sebanyak 406 orang meninggal akibat luka bakar. Di waktu lain,

sebanyak 572 orang meninggal dalam kebakaran besar. Perbedaannya terletak

pada peyebab kematian, dimana pada kasus terakhir penyebab kematian lebih

banyak diakibatkan oleh asfiksia atau asap beracun yang terhisap daripada akibat

api itu sendiri. Ini dapat dilihat dari peningkatan luar biasa jumlah anak yang

meninggal dalam kebakaran besar, dari pada luka akibat terbakar suhu tinggi.

Tahun 1931-1935, diperoleh data bahwa pada kelompok anak usia 0-4

tahun,sebesar 2,35% kematian dalam kebakaran adalah akibat asfiksia dan asap

beracun. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan tahun 1969-1973, yaitu sebanyak

73%. Angka ini meningkat 4,5%-50% pada kelompok anak usia 5-14 tahun. Hal

ini mungkin dipengaruhi oleh meningkatnya toksisitas bahan dasar yang

digunakan dalam bahan bangunan dan pembuatan furnitur

(www.freewebs.com/forensik-upnxx/chapterxiv.htm - 91k).

Angka pasti korban luka bakar dan membutuhkan perawatan di rumah

sakit belum diketahui. Sampai saat ini belum ada data statistik yang

menggambaran angka kejadian tersebut, namun sebagai gambaran, data yang

diterbitkan oleh Departemen Kesehatan, Sosial dan Keamanan tahun 1981,

berdasarkan  10% sampel  kejadian dan kematian dari Pusat Pelayanan Kesehatan

dan Rumah Sakit yang ada di Inggris dan Wales. Berdasarkan pada pendataan

populasi tahun 1981, didapat data sejumlah 10.960 korban luka bakar yang

mendapat perawatan di rumah sakit, terdiri dari 5.510 anak usia 0-14 tahun, dan

5.450 dewasa (www.freewebs.com/forensik-upnxx/chapterxiv.htm - 91k).

Angka kejadian  dan penyebab luka bakar di Eropa dan USA dapat

digunakan sebagai pembanding, dimana jumlah kasus di negara berkembang lebih

sedikit. Tapi, dimanapun, anak-anak tetap beresiko menjadi korban dalam

kebakaran, ledakan kompor, atau kebakaran yang terjadi di rumah susun dan

3

Page 4: Refrat Luka Bakar - Copy

kawasan padat penduduk (www.freewebs.com/forensik-upnxx/chapterxiv.htm -

91k).

Di rumah sakit anak di Inggris, selama satu tahun, terdapat sekitar 50.000

pasien luka bakar dimana 6.400 diantaranya masuk ke perawatan khusus luka

bakar. Antara tahun 1997-2002 terdapat 17.237 anak di bawah 5 tahun mendapat

perawatan di di gawat darurat di rumah sakit di Amerika

(www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiguide .asp)

Luka bakar dangkal dan ringan dapat sembuh dengan cepat dan tidak

menimbulkan jaringan parut. Namun apabila luka bakarnya dalam dan luas, maka

penanganan memerlukan perawatan di fasilitas yang lengkap dan komplikasi

semakin besar serta kecacatan dapat terjadi. Oleh karena itu, semua orang

khususnya orang tua, harus meningkatkan pengetahuan mengenai luka bakar dan

penanganannya, terutama pada anak-anak

(www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiguide .asp).

4

Page 5: Refrat Luka Bakar - Copy

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Anatomi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m² dengan berat kira-kira

15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan

cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif,

bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi

tubuh (Wasitaatmadja, 1999).

Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang (fair skin),

pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta

warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa (Wasitaatmadja, 1999).

Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit

yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir, dan preputium, kulit yang

tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis

terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar

pada kepala (Wasitaatmadja, 1999).

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu :

1. Lapisan epidermis atau kutikel

a. Stratum korneum (lapisan tanduk)

Lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel

gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah

menjadi keratin (zat tanduk).

b. Stratum lusidum

Dibawah korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan

protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.

Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.

c. Stratum granulosum (lapisan keratohialin)

Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir

kasar terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas

5

Page 6: Refrat Luka Bakar - Copy

keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum

granulosum juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki.

d. Stratum spinosum (stratum malphigi)

Disebut pula pickle cell layer (lapisan akanta) terdiri atas beberapa

lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena

adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak

mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah-tengah. Sel-sel ini

makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel

stratum spinosum terdapat jembatan-jembatan antar sel (intercelluler

bridges) yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin.

Perlekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat

kecil yang disebut nodulus bizzozero. Di antara sel-sel spinosum

terdapat pula sel langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung

banyak glikogen.

e. Stratum basale

Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal

pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade).

Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel

basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini

terdiri atas dua jenis sel yaitu :

1. Sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik

inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh

jembatan antar sel.

2. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan

sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti

gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes).

2. Lapisan dermis

Adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada

epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan

elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi

menjadi 2 bagian yaitu :

6

Page 7: Refrat Luka Bakar - Copy

a. Pars papilare, bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung

serabut saraf dan pembuluh darah.

b. Pars retikulare, bagian dibawahnya yang menonjol ke arah

subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang

misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

3. Lapisan subkutis (hipodermis)

Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak

didalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak

ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah (Wasitaatmadja, 1999).

Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain

oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose,

berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf

tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jarinagn lemak tidak sama

bergantung dari lokalisasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm,

didaerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga

merupakan bantalan (Wasitaatmadja, 1999).

Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di

bagian atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis (pleksus

profunda). Pleksus yang didermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil

dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan

anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan

dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening (Wasitaatmadja, 1999).

Adneksa kulit

1. Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas :

a. Kelanjar keringat (glandula sudorifera)

Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil,

terletak dangkal di dermis dengan sekret yang encer, dan kelenjar apokrin

yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya lebih kental.

b. Kelenjar palit (glandula sebasea)

Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan

kaki. Kelenjar palit disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen

7

Page 8: Refrat Luka Bakar - Copy

dan sekret kelenjar ini berasal dari dekompensasi sel-sel kelenjar. Kelenjar

palit biasanya terdapat disamping akar rambut dan muaranya terdapat pada

lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam

lemak bebas , skualen, wax exter, dan kolesterol. Sekresi dipengarui oleh

hormon androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada

pubertas menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif.

2. Kuku

Bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagian

kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagian

yang terbuka di atas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari tersebut

badan kuku (nail plate), dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang

bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-

kira 1 mm per minggu.

Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove). Kulit tipis

yang menutupi kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedang kulit

yang ditutupi bagian kuku bebas disebut hiponikium.

3. Rambut

Terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian

yang berada di luar kulit ( batang rambut). Ada 2 macam tipe rambut,

yaitu lanugo yang merupakan rambut yang halus, tidak mengandung

pigmen dan terdapat pada bayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang

lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan terdapat pada

orang dewasa (Wasitaatmadja, 1999).

8

Page 9: Refrat Luka Bakar - Copy

9

Page 10: Refrat Luka Bakar - Copy

Gambar 1. Anatomi kulit

Faal kulit

1. Fungsi proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,

misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi misalnya zat-zat

kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan

alkali kuat lainnya; gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi,

sengatan sinar ultra violet; gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri

maupun jamur.

Hal di atas dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan

kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang yang berperan terhadap

gangguan fisis.

Melanosit turut berperan terhadap pajanan sinar matahari dengan

mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat

stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air,

disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat-

zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin terbentuk dari

hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH kulit

berkisar pada pH 5-6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi

terhadap infeksi bakteri maupun jamur. Proses keratinisasi juga berperan

10

Page 11: Refrat Luka Bakar - Copy

sebagai sawar (barrier) mekanis karenasel-sel mati melepaskan diri ecara

teratur.

2. Fungsi absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi

cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut

lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan

kulit untuk mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi

kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,

metabolisme, dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui

celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluan

kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang

melalui muara kelenjar.

3. Fungsi ekskresi

Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau

sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan

ammonia. Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormon androgen dari

ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan

amnion, pada waktu lahir dijumpai sebagai vernix caseosa. Sebum yang

diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini selain meminyaki

kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehinga kulit tidak

menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan

keasaman kulit pada pH 5-6,5.

4. Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di sermis dan subkutis.

Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di

dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan

Krause yang terletak di dermis. Badan taktil Meissner terletak di papila

dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier

yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh

badan Vater Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih

banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

11

Page 12: Refrat Luka Bakar - Copy

5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan

mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit sehingga

memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular

dipengaruhi oleh sara simpatis (asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding

pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi

cairan, karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak

mengandung air dan Na.

6. Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini

berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10

: 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen

(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu. Pada

pulasan H.E. sel ini berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit, disebut

pula sebagai clear cell. Melanosom dibentuk oleh alat golgi dengan

bantuan enzim tirosinase, ion Cu, dan O2. Pajanan terhadap sinar matahari

mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke epidermis melalui

tangan-tangan dendrit sedangkan ke lapisan kulit dibawahnya dibawa oleh

sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi

oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit.

7. Fungsi keratinisasi

Lapisan epidermis dewasa mempunyai tiga jenissel utama yaitu

keratinosit, sel Langerhans, dan melanosit. Keratinosit dimulai dari sel

basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas

dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, semakin keatas sel menjadi

semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum.semakin lama inti

menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini

berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang belum

sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat mungkin keratinosit melalui

proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini

12

Page 13: Refrat Luka Bakar - Copy

berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari, dan memberi

perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologis.

8. Fungsi pembentukan vitamin D

Mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup dari hal tersebut,

sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan

(Wasitaatmadja, 1999).

B. Pengertian Luka Bakar

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi

seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, juga oleh sebab kontak

dengan suhu rendah (frost bite) (Mansjoer, dkk, 2000).

Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter.

Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk

penenganannya pun tinggi (Sjamsuhidajat, 2005).

Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tidak langsung, juga

pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena

api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas, banyak terjadi

pada kecelakaan rumah tangga (Sjamsuhidajat, 2005).

Diagnosis luka bakar ditegakkan berdasarkan:

1. Kedalaman

2. Luas

3. Penyebab

4. Lokasi (Reksoprodjo, 1995)

Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh

kedalaman luka bakar. Walaupun demikian, beratnya luka bergantung pada

13

Page 14: Refrat Luka Bakar - Copy

dalam, luas, dan letak luka. Umur dan keadaan kesehatan penderita sebelumnya

akan sangat mempengaruhi prognosis (Sjamsuhidajat, 2005).

C. Derajat luka bakar

Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya

pajanan suhu tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang ikut

terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah

yang terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintetis, seperti nilon dan dakron,

selain mudah terbakar juga mudah lumer oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket

sehingga memperberat kedalaman luka bakar (Sjamsuhidajat, 2005).

Gambar 2. Derajat luka bakar (rido284.files.wordpress.com/.../luka-

bakar.jpg)

1. Derajat 1

Kerusakan terbatas pada epidermis

Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau

hipersensitivitas setempat.

Biasanya sembuh dalam 5-7 hari

Luka akan sembuh tanpa bekas

14

Page 15: Refrat Luka Bakar - Copy

2. Derajat 2

Mencapai kedalaman dermis, tetapi masih ada elemen epitel yang

tersisa. Elemen epitel tersebut misalnya sel epitel basal, kelenjar

sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Dengan adanya

sisa sel epitel ini, luka dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu.

Gejala yang timbul adalah nyeri, gelembung, atau bula berisi

cairan eksudat yang keluar dari pembuluh karena permeabilitas

dindingnya meninggi.

3. Derajat 3

Meliputi seluruh kedalaman kulit dan mungkin subkutis, atau

organ yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen epitel hidup yang

tersisa yang memungkinkan penyembuhan dari dasar luka. Oleh

karena itu, untuk mendapatkan kesembuhan harus dilakukan

cangkok kulit.

Kulit tampak pucat abu-abu gelap atau hitam, dengan permukaan

yang lebih rendah dari jaringan sekeliling yang masih sehat.

Tidak ada bula dan tidak terasa nyeri.

4. Derajat 4

Otot, tendo, dan ligament terbakar.

Mencapai kedalaman tulang

D. Luas luka bakar

Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap seluruh tubuh. Pada

orang dewasa digunakan “rumus 9”, yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung,

perut, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai

dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%, sisanya 1% adalah

daerah genitalia. Rumus ini membantu untuk menaksir luasnya permukaan tubuh

yang terbakar pada orang dewasa (Sjamsuhidajat, 2005).

15

Page 16: Refrat Luka Bakar - Copy

Gambar 3. Rule of nines dewasa (rosyidi.com/images/burn1.gif)

Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan

kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena

perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10

untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak (Sjamsuhidajat, 2005).

Untuk anak, kepala dan leher 15%, badan depan dan belakang masing-

masing 20%, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10%, ekstremitas

bawah kanan dan kiri masing-masing 15% (Sjamsuhidajat, 2005).

Selain dalam dan luasnya permukaan, prognosis dan penanganan

ditentukan oleh letak daerah yang terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita.

Daerah perineum, ketiak, leher, dan tangan sulit perawatannya, antara lain karena

mudah mengalami kontraktur (Sjamsuhidajat, 2005).

Karena bayi dan orang usia lanjut daya kompensasinya lebih rendah maka

bila terbakar, digolongkan dalam golongan berat (Sjamsuhidajat, 2005).

16

Page 17: Refrat Luka Bakar - Copy

E. Patofisiologi

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.

Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel

darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.

Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula yang

mengandung banyak elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan

intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan

akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada

luka bakar derajat dua, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat

tiga (Sjamsuhidajat, 2005).

Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi

tubuh masih bisa mengatasinya tetapi bila diatas 20% akan terjadi syok

hipovolemik dengan gejala yang khas seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat,

nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun dan produksi urin berkurang.

Pembengkakan terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam

(Sjamsuhidajat, 2005).

Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di muka, dapat

terjadi kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap panas yang

terisap. Udem yang terjadi dapat menyebabkan gangguan berupa gangguan jalan

napas karena udem laring. Gejala yang timbul adalah sesak napas, takipnea,

stridor, suara serak, dan dahak berwarna gelap karena jelaga (Sjamsuhidajat,

2005).

Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun yang lain. Karbon

monoksida akan mengikat hemoglobin dengan kuat sehingga hemoglobin tidak

mampu lagi mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung,

pusing, mual, dan muntah. Pada keracunan yang berat terjadi koma. Bila lebih

dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat meninggal (Sjamsuhidajat,

2005).

17

Page 18: Refrat Luka Bakar - Copy

Setelah 12-24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi

mobilisasi dan penyerapan cairan edema kembali ke pembuluh darah. Ini ditandai

dengan meningkatnya diuresis (Sjamsuhidajat, 2005).

Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang

merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah

infeksi. Infeksi ini sulit diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh

kapiler yang mengalami trombosis. Padahal pembuluh ini membawa sistem

pertahanan tubuh atau antibiotik. Kuman penyabab infeksi pada luka bakar, selain

berasal dari kulit penderita sendiri, juga dari kontaminasi kuman saluran napas

atas dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial ini

biasanya sangat berbahaya karena kuman banyak yang sudah resisten terhadap

berbagai antibiotik (Sjamsuhidajat, 2005).

Pada awalnya infeksi biasanya disebabkan oleh kokus gram positif yang

berasal dari kulit sendiri atau dari saluran napas, tetapi kemudian dapat terjadi

invasi kuman gram negatif. Pseudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan

eksotoksin protease dan toksin lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam

invasinya pada luka bakar. Infeksi pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau

pada kasa penutup luka bakar. Kuman memproduksi enzim penghasil keropeng

yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan granulasi membentuk nanah

(Sjamsuhidajat, 2005).

Infeksi ringan dan noninvasif ditandai dengan keropeng yang mudah

terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai dengan

keropeng yang kering dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang mula-

mula sehat menjadi nekrotik; akibatnya, luka bakar yang mula-mula derajat II

menjadi derajat III. Keadaan ini disebabkan oleh trombosis; kuman menimbulkan

vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang terbakar sehingga jarinagn

tersebut mati (Sjamsuhidajat, 2005).

Bila luka bakar di biopsi dan eksudatnya dibiak, biasanya ditemukan

kuman dan terlihat invasi kuman tersebut ke jaringan sekelilingnya. Luka bakar

18

Page 19: Refrat Luka Bakar - Copy

demikian disebut luka bakar septik. Bila penyebabnya kuman gram positif seperti

stafilokokus atau basil gram negatif lainnya, dapat terjadi penyebaran kuman

lewat darah (bakterimia) yang dapat menimbulkan fokus infeksi di usus. Syok

septik dan kematian dapat terjadi karena toksin kuman yang menyebar di darah

(Sjamsuhidajat, 2005).

Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat II dapat sembuh

dengan meninggalkan cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dari sisa

elemen epitel yang masih vital, misalnya sel kelenjar sebasea, sel basal, sel

kelenjar keringat atau sel pangkal rambut. Akibat luka bakar derajat II yang dalam

mungkin terjadi parut hipertrofik yang nyeri, gatal, kaku, dan secara estetik yang

jelek (Sjamsuhidajat, 2005).

Luka bakar derajat III yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami

kontraktur. Bila ini terjadi di persendian, maka fungsi sendi dapat berkurang atau

hilang (Sjamsuhidajat, 2005).

Pada luka bakar dapat ditemukan ileus paralitik. Pada fase akut peristaltik

usus menurun atau berhenti karena syok, sedangkan pada fase mobilisasi,

peristaltis dapat menurun karena kekurangan ion kalium (Sjamsuhidajat, 2005).

Stres atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat

menyebabkan terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala

yang sama dengan gejala tukak peptik. Kelainan ini dikenal sebagai tukak

Curling. Yang dikhawatirkan pada tukak Curling ini adalah penyulit perdarahan

yang tampil sebagai hematemesis dan atau melena (Sjamsuhidajat, 2005).

Fase permulaan luka bakar merupakan merupakan fase katabolisme,

sehingga keseimbangan protein menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang

karena eksudasi, metabolisme tinggi, dan infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit

yang rusak juga memerlukan kalori tambahan. Tenaga yang diperlukan tubuh

pada fase ini terutama didapat dari pembakaran protein dari otot skelet. Oleh

karena itu penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil dan berat badan

menurun. Dengan demikian korban luka bakar menderita penyakit berat yang

19

Page 20: Refrat Luka Bakar - Copy

disebut penyakit luka bakar. Bila luka bakar menyebabkan cacat, terutama bila

luka mengenai wajah sehingga rusak berat, penderita mungkin mengalami beban

kejiwaan berat. Jadi prognosis luka bakar terutama ditentukan oleh luasnya luka

bakar (Sjamsuhidajat, 2005).

F. Terapi luka bakar

Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lesi sesegera mungkin,

pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada

kulit yang vital dan elemen di dalamnya, dan pembatasan pembentukan jaringan

parut (Mansjoer, dkk, 2000).

Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada tubuh, misalnya

dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan

pasokan oksigen pada api yang menyala. Korban dapat mengusahakannya dengan

cepat menjatuhkan diri dan berguling agar bagian pakaian yang terbakar tidak

meluas. Kontak dengan bahan yang panas harus cepat diakhiri, misalnya dengan

mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin, atau

melepaskan baju yang tersiram air panas (Sjamsuhidajat, 2005).

Pertolongan pertama setelah sumber panas dihilangkan adalah merendam

daerah luka bakar dalam air atau menyiraminya dengan air mengalir sekurang-

kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan

suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap

meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar

dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu,

merendam bagian yang terbakar selama lima belas menit pertama dalam air sangat

bermanfaat untuk menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal

dan diperkecil. Dengan demikian, luka yang sebenarnya meuju derajat dua dapat

berhenti pada derajat satu, atau luka yang akan menjadi tingkat tiga dihentikan

pada tingkat dua atau satu. Pencelupan atau penyiraman dapat dilakukan dengan

air apa saja yang dingin, tidak usah steril (Sjamsuhidajat, 2005).

20

Page 21: Refrat Luka Bakar - Copy

Pada luka bakar ringan, prinsip penanganan utama adalah mendinginkan

daerah yang terbakar dengan air, mencegah infeksi dan memberi kesempatan sisa-

sisa epitel untuk berproliferasi, dan menutup permukaan luka. Luka dapat dirawat

secara terbuka atau tertutup (Sjamsuhidajat, 2005).

Pada luka bakar berat, selain penanganan umum seperti pada luka bakar

ringan, kalau perlu, dilakukan resusitasi segera bila penderita menunjukkan gejala

syok. Bila penderita menunjukkan gejala terbakarnya jalan napas, diberikan

campuran udara lembab dan oksigen. Kalau terjadi udem laring, dipasang pipa

endotrakea atau dibuat trakeostomi. Trakestomi berfungsi untuk membebaskan

jalan napas, mengurangi ruang mati, dan memudahkan pembersihan jalan napas

dari lendir atau kotoran. Bila ada dugaan keracunan CO, diberikan oksigen murni

(Sjamsuhidajat, 2005).

Perawatan lokal adalah mengoleskan luka dengan antiseptik dan

membiarkannya terbuka untuk perawatan terbuka atau menutupnya dengan

pembalut steril untuk perawatan tertutup. Kalau perlu, penderita dimandikan

dahulu. Selanjutnya, diberikan pencegahan tetanus berupa ATS dan/atau toksoid.

Analgesik diberikan pasien kesakitan (Sjamsuhidajat, 2005).

Pemberian cairan intravena

Sebelum infus diberikan, luas dan dalamnya luka bakar harus ditentukan

secara teliti. Kemudian, jumlah cairan infus yang akan diberikan dihitung. Ada

beberapa cara untuk menghitung kebutuhan cairan ini, antara lain :

a. Cara Evans

1. Luas luka dalam persen x berat badan dalam kg menjadi ml NaCl per

24 jam.

2. Luas luka dalam persen x berat badan dalam kg menjadi ml plasma per

24 jam.

Keduanya merupakan pengganti cairan yang hilang akibat udem. Plasma

diperlukan untuk mengganti plasma yang keluar dari pembuluh dan meninggikan

21

Page 22: Refrat Luka Bakar - Copy

tekanan osmosis kingga mengurangi perembesan keluar dan menarik kembali

cairan yang telah keluar.

3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan

2.000 cc glukosa 5% per 24 jam.

Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya

diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah jumlah

cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Penderita mula-mula dipuasakan karena peristalsis usus terhambat pada keadaan

prasyok, dan mulai diberikan minum segera setelah fungsi usus normal kembali.

Kalau diuresis pada hari ketiga memuaskan dan penderita dapat minum tanpa

kesulitan, infus dapat dikurangi, bahkan dihentikan (Sjamsuhidajat, 2005).

b. Cara Baxter

% x BB x 4 ml

Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya

diberikan dalam 16 jam. Hari pertama terutama diberikan elektrolit, yaitu larutan

Ringer-laktat karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan setengah cairan

hari pertama (Sjamsuhidajat, 2005).

Obat-obatan

Antibiotik sistemik spektrum luas diberikan untuk mencegah infeksi. Yang

banyak dipakai adalah golongan aminoglikosida yang efektif terhadap

pseudomonas. Bila ada infeksi, antibiotik diberikan berdasarkan hasil biakan dan

uji kepekaan kuman (Sjamsuhidajat, 2005).

Nutrisi harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan

keseimbangan nitrogen yang negatif pada fase katabolisme, yaitu sebanyak 2.500-

3.000 kalori sehari dengan kadar protein tinggi. Kalau perlu, makanan diberikan

melalui pipa lambung atau ditambah dengan nutrisi parenteral (Sjamsuhidajat,

2005).

22

Page 23: Refrat Luka Bakar - Copy

Penderita yang sudah mulai stabil keadaannya perlu fisioterapi untuk

memperlancar peredaran darah dan mencegah kekakuan sendi. Kalau perlu, sendi

diistirahatkan dalam posisi fungsional dengan bidai (Sjamsuhidajat, 2005).

Penderita luka bakar luas harus dipantau terus menerus. Keberhasilan

pemberian cairan dapat dilihat dari diuresis normal yaitu sekurang-kurangnya

1ml/kgBB/jam. Yang penting juga adalah pengamatan apakah sirkulasi normal

atau tidak (Sjamsuhidajat, 2005).

Kekurangan ion Na akibat masuknya Na ke dalam sel menimbulkan gejala

keracunan air dengan udem otak yang bertanda kejang. Kekurangan ion K dapat

diketahui dari EKG yang menunjukkan depresi segmen ST. Kekurangan ini harus

segera dikoreksi (Sjamsuhidajat, 2005).

Kebutuhan nutrisi luka bakar

a. Minuman diberikan pada penderita luka bakar

Segera setelah peristalsis menjadi normal

Sebanyak 25 ml/kgBB/hari

Sampai diuresis sekurang-kurangnya mencapai 30 ml/jam

b. Makanan diberikan oral pada penderita luka bakar

Segera setelah dapat minum tanpa kesulitan

Sedapat mungkin 2500 kalori/hari

Sedapat mungkin mengandung 100-150 gr protein/hari

c. Sebagai tambahan diberikan tiap hari

Vitamin A, B, dan D

Vitamin C 500 mg

Fe sulfat 500 mg

Antasida

Pengobatan lokal

Luka bakar derajat satu dan dua yang menyisakan elemen epitel berupa

kelenjar sebasea, kelenjar keringat, atau pangkal rambut, dapat diharapkan

sembuh sendiri, asal dijaga supaya elemen epitel tersebut tidak hancur atau rusak

23

Page 24: Refrat Luka Bakar - Copy

karena infeksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan infeksi. Pada luka

lebih dalam perlu diusahakan secepat mungkin membuang jaringan kulit yang

mati dan memberi obat topikal yang daya tembusnya tinggi sampai mencapai

dasar jaringan mati. Perawatan setempat dapat dilakukan secara terbuka atau

tertutup (Sjamsuhidajat, 2005).

Keuntungan perawatan terbuka

Luka tetap dingin dan kering

Inspeksi dan pemeriksaan selalu dapat dilakukan

Cocok sekali untuk daerah yang sukar dibalut

Murah

Kerugiannya, bila digunakan obat tertentu, misalnya nitras-argenti, alas

tidur menjadi kotor. Penderita dan keluarga pun merasa kurang enak karena

melihat luka yang tampak kotor (Sjamsuhidajat, 2005).

Perawatan tertutup dilakukan dengan memberikan balutan yang

dimaksudkan untuk menutup luka dari kemungkinan kontaminasi, tetapi ditutup

sedemikian rupa sehingga luka masih cukup longgar untuk berlangsungnya

penguapan. Keuntungan perawatan tertutup adalah luka tampak rapi, terlindung,

dan enak bagi penderita. Hanya, diperlukan tenaga dan dana lebih banyak karena

dipakainya banyak pembalut dan anti septik. Kadang suasana luka yang lembab

dan hangat memungkinkan luka untuk berkembang biak. Oleh karena itu, bila

pembalut melekat pada luka, tetapi tidak berbau, sebaiknya jangan dilepaskan,

tetapi ditunggu sampai terlepas sendiri. Sedapat mungkin kasa ditutup kasa

penyerap setelah dibubuhi dan dikompres dengan antiseptik (Sjamsuhidajat, 2005).

Obat topikal yang dipakai dapat berbentuk larutan, salep atau krim.

Antibiotik dapat diberikan dalam bentuk kasa (tulle). Antiseptik yang dipakai

adalah yodium povidon atau nitras-argenti 0,5%. Kompres nitras-argenti yang

selalu dibasahi tiap 2 jam efektif sebagai bakteriostatik untuk semua kuman. Obat

ini mengendap sebagai garam sulfida atau klorida yang memberi warna hitam

sehingga mengotori semua kain. Obat lain yang banyak dipakai adalah

24

Page 25: Refrat Luka Bakar - Copy

zilversulfadiazin, dalam bentuk krim 1%. Krim ini sangat berguna karena bersifat

bakteriostati, mempunyai daya tembus yang cukup, efektif terhadap semua

kuman, tidak menimbulkan resistensi, dan aman.krim ini dioleskan tanpa

pembalut, dan dapat dibersihkan dan diganti setiap hari (Sjamsuhidajat, 2005).

Pada luka bakar derajat dua sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi kering.

Keropeng ini akan terlepas sendiri seperti kulit ular setelah 7-12 hari. Pada waktu

itu kulit dibawahnya sudah sembuh (Sjamsuhidajat, 2005).

Pada luka bakar derajat tiga sebaiknya keropeng dibiarkan menjadi kering

selama 10-18 hari. Kemudian, keropeng dapat dilepaskan dan dilakukan cangkok

(Sjamsuhidajat, 2005).

BAB III

25

Page 26: Refrat Luka Bakar - Copy

PENUTUP

A. Kesimpulan

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu

tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, juga oleh

sebab kontak dengan suhu rendah (frost bite).

Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan

oleh kedalaman luka bakar. Walaupun demikian, beratnya luka

bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Umur dan keadaan

kesehatan penderita sebelumnya akan sangat mempengaruhi prognosis.

Prinsip penanganan luka bakar adalah penutupan lesi sesegera

mungkin, pencegahan infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan

trauma mekanik pada kulit yang vital dan elemen di dalamnya, dan

pembatasan pembentukan jaringan parut.

B. Saran

Luka bakar dangkal dan ringan dapat sembuh dengan cepat dan

tidak menimbulkan jaringan parut. Namun apabila luka bakarnya

dalam dan luas, maka penanganan memerlukan perawatan di fasilitas

yang lengkap dan komplikasi semakin besar serta kecacatan dapat

terjadi. Oleh karena itu, semua orang khususnya orang tua, harus

meningkatkan pengetahuan mengenai luka bakar dan penanganannya,

terutama pada anak-anak.

26