Refrat Benda Asing Esofagus
description
Transcript of Refrat Benda Asing Esofagus
⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪1111111111111111111111111111111111111111111111
1
222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222Ā⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪⨪2222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222222Āelewati sfingter esofagus bawah, pada umumnya akan dapat melalui saluran pencernaan tanpa menimbulkan komplikasi. Namun demikian, benda-benda yang tajam dapat menyebabkan perforasi pada saluran pencernaan. Sifat korosif pada benda seperti pada baterai alkalin juga dapat menyebabkan erosi dan perforasi saluran cerna. Benda-benda yang tersangkut pada esofagus biasanya tertahan di salah satu daerah penyempitan anatomis normal pada esofagus: setinggi otot krikofaringeus (yaitu, thoracic inlet, area di antara klavikula pada foto thoraks), setinggi arkus aorta, dan sfingter esofagus bawah. Penyempitan-penyempitan kongenital atau didapat di titik manapun pada saluran cerna juga akan menjadi sawar bagi perjalanan benda asing.
Bila benda asing telah mencapai perut maka 80-90% dapat melewati esofagus. Benda yang lebih panjang dari 6 cm dapat tertahan pada pilorus atau perbatasan lambung-duodenum.
GEJALA KLINIKPasien pada umumnya dapat menunjukkan keberadaan posisi benda asing jika masih berada di esofagus bagian atas, tetapi akan sulit bila sudah berada pada struktur dua per tiga bawah esofagus. Gejala-gejala dikaitkan dengan tertelan benda asing terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap pertama gejala-gejala awal, serangan hebat dari batuk atau muntah. Hal ini terjadi ketika benda asing pertama tertelan. Pada tahap kedua adalah interval tidak ada gejala. Benda asing telah tersangkut, serta gejala-gejala tidak lagi ditimbulkan. Pada tahap ini dapat berlangsung untuk sesaat atau sementara. Pada tahap ketiga terdiri dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh komplikasi. Kemungkin timbul rasa tidak nyaman, disfagi, sumbatan atau perforasi esofagus dengan dihasilkan mediastinitis.Benda asing pada anak-anak biasanya disertai dengan gejala mual sampai muntah, dan nyeri tenggorokan. Anak-anak dengan benda asing esofagus yang kronis dapat juga disertai dengan gejala nafsu makan menurun, iritabilitas, pertumbuhan terhambat, demam, stridor, atau gejala-gejala pulmoner.Benda asing pada esofagus pada orang dewasa biasanya terjadi secara akut, dengan adanya riwayat penelanan benda asing. Suatu sensasi benda asing atau rasa ketidaknyamanan pada epigastrium menunjukkan bahwa benda asing tersebut tersangkut pada sfingter esofagus bawah. Selain itu, disfagia pada orang dewasa umum terjadi. Jika terjadi obstruksi total, maka akan terjadi pula ketidakmampuan dalam mengatasi sekresi.Pada umumnya benda asing yang berbentuk halus jarang menimbulkan masalah dan umumnya dapat melewati saluran pencernaan serta melewati sfinkter esofagus bawah
2
tanpa hambatan. Benda yang tajam menimbulkan masalah khusus karena dapat menimbulkan perforasi.Gejala dan tanda perforasi esofagus servikal dan torakal karena benda asing atau alat, antara lain emfisema subkutis atau mediastinum, krepitasi kulit di daerah leher atau dada, pembengkakan leher, kaku leher, demam dan menggigil, gelisah, nadi dan pernafasan cepat, nyeri yang menjalar ke punggung, retrosternal dan epigastrium. Bila terjadi perforasi ke pleura dapat timbul pneumotoraks atau pyotoraks.Kecuali jika terdapat sumbatan jalan napas lengkap, pertolongan pertama pada tahap awal gejala sebaiknya mendorong untuk ”melakukan sesuatu”. Memukul punggung pasien, menggantungkan anak dengan memegang tumitnya, meletakkan jari telunjuk dibawah tenggorokan pasien, atau mengusahakan pengeluaran secara buta dapat mengubah benda asing tidak terkomplikasi sederhana ke dalam sumbatan terkomplikasi.
DIAGNOSIS
Diagnosis benda asing di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis,
gambaran klinis dengan gejala dan tanda, pemeriksaan radiologi dan endoskopik.
Tindakan endoskopi dilakukan untuk tujuan diagnostik dan terapi.
Diagnosis tertelan benda asing harus dipertimbangkan pada setiap anak
dengan riwayat rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging), batuk,
muntah. Gejala-gejala ini diikuti dengan disfagia, berat badan menurun, demam, dan
gangguan nafas. Harus diketahui dengan baik ukuran, bentuk dan jenis benda asing
dan apakah mempunyai bagian yang tajam.
Gambaran radioopak benda asing dapat terlihat dengan mudah pada
radiogram dada posterioanterior dan lateral. Radiogram sebaiknya termasuk semua
daerah dari hidung hingga anus. Seringkali lebih dari satu benda asing yang tertelan,
kecuali pemeriksaan lengkap dilakukan, objek tambahan, seperti jarum yang telah
menembus kolon dapat terlewatkan. Lebih umumnya, benda asing adalah radiolusen
serta tidak terlihat pada rontgenogram polos. Benda asing seperti logam tipis dapat
terlihat hanya pada tepi radiograf. Untuk alasan ini kedua foto posterioanterior serta
lateral merupakan indikasi. Seharusnya dilakukan suatu esofagogram dan floroskopi
penyerta. Suatu penelanan barium dalam jumlah besar sebaiknya tidak diberikan,
karena akan menutupi dinding esofagus dengan penebalan pasta putih akibatnya
3
sangat sulit dilakukan esofagoskopi. Lebih baik pasien menelan sedikit kapas atau
marshmallow dengan kontras medium di dalamnya. Serat kapas dapat menangkap
benda asing untuk sementara atau selama penelanan, dengan demikian menampakkan
adanya benda asing melalui floroskopi. Pengetahuan orientasi dari benda asing pada
esofagus sangat membantu dalam merencanakan endoskopi.
Xeroradiographi dapat menunjukkan gambaran penyangatan (enhancement)
daerah pinggir benda asing. CT-scan esofagus dapat mennjukkan gambaran inflamasi
jaringan lunak dan abses. MRI dapat menunjukkan gambaran semua keadaan
patologis esofagus.
KOMPLIKASI
Benda asing dapat menimbulkan laserasi mukosa, perdarahan, perforasi lokal
dengan abses leher atau mediatinitis. Perforasi esofagus dapat menimbulkan selulitis
lokal, fistel trakeoesofagus. Benda asing bulat atau tumpul dapat juga menimbulkan
perforasi, sebagai akibat sekunder dari inflamasi kronik dan erosi. Jaringan granulasi
di sekitar benda asing timbul bila benda asing berada di dalam esofagus dalam waktu
yang lama.
Benda asing yang sudah masuk ke dalam lambung sampai usus dapat
diketahui dengan adanya riwayat menelan benda asing, yang sudah melewati
esofagus. Pasien yang mengalaminya dapat mengalami gejala-gejala seperti demam,
nyeri perut, atau muntah.
Pada umumnya, benda asing yang telah mencapai gaster akan melalui sisa
sistem gastrointestinum tanpa kesulitan. Salah satu pengecualian penting dengan
objek di atas 5 cm pada panjangnya, seperti peniti, tertelan oleh anak berusia kurang
lebih dua tahun. Pada masa usia ini, benda asing tidak dapat melewati lengkung
duodenum dan mungkin dapat mengalami perforasi pada salah satu tempat ini. Pada
pasien di mana benda asing telah melewati gaster sebaiknya diinstruksikan untuk
melanjutkan diet normal serta sebaiknya tidak diberikan obat yang akan
mempengaruhi gerakan gastrointestinum. Diet rendah serat tidak cukup berperan
4
dalam melindungi lumen usus dari benda asing. Namun demikian, diet tinggi serat
juga dapat meningkatkan kontraksi peristaltik sehingga benda asing dapat mengalami
perforasi. Usus besar sebaiknya diperiksa secara cermat untuk memastikan pasase
lengkap dari benda asing. Nyeri abdomen pada pasien ini dapat merupakan petunjuk
telah terjadinya perforasi.
PENATALAKSANAAN
Umumnya benda asing pada esofagus memerlukan penanganan segera
daripada yang terjadi pada percabangan trakeobronkialis karena bahaya perforasi
dinding esofagus tipis dan mengakibatkan mediastinitis. Oleh karena itu, tertelannya
benda asing dengan tepi atau ujung yang tajam sebaiknya dikeluarkan pada keadaan
darurat. Benda asing tumpul di esofagus, seperti uang logam, mungkin terperangkap
secara awal oleh spasm esofagus. Uang logam dan objek lain berbentuk potongan
umumnya berorientasi pada arah transversal esofagus serta anteroposterior pada
trakea. Pada anak umumnya terperangkap pada tingkat otot krikofaringeus. Dosis
glukagon atau subhipnotik suatu obat analgesik atau sedatif dapak merelaksasi spasm,
memungkinkan uang logam melewati kedalam gaster.
Pada umumnya, benda asing yang telah mencapai gaster akan melalui sisa
sistem gastrointestinum tanpa kesulitan. Salah satu pengecualian penting dengan
objek di atas 5 cm pada panjangnya, seperti peniti, tertelan oleh anak berusia kurang
lebih dua tahun. Pada masa usia ini, benda asing tidak dapat melewati lengkung
duodenum dan mungkin dapat mengalami perforasi pada salah satu tempat ini. Pada
pasien di mana benda asing telah melewati gaster sebaiknya diinstruksikan untuk
melanjutkan diet normal serta sebaiknya tidak diberikan obat yang akan
mempengaruhi gerakan gastrointestinum. Diet rendah serat tidak cukup berperan
dalam melindungi lumen usus dari benda asing. Namun demikian, diet tinggi serat
juga dapat meningkatkan kontraksi peristaltik sehingga benda asing dapat mengalami
perforasi. Usus besar sebaiknya diperiksa secara cermat untuk memastikan pasase
5
lengkap dari benda asing. Nyeri abdomen pada pasien ini dapat merupakan petunjuk
telah terjadinya perforasi.
Benda asing di esofagus dikeluarkan dengan tindakan esofagoskopi dengan
menggunakan cunam yang sesuai dengan benda asing tersebut. Benda asing yang
telah berhasil dikeluarkan harus dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai adanya
kelainan-kelainan esofagus yang telah ada sebelumnya. Benda asing tajam yang tidak
berhasil dikeluarkan dengan esofagoskopi harus segera dikeluarkan dengan
pembedahan, yaitu servikotomi, torakotomi atau esofagotomi, tergantung dari lokasi
benda asing tersebut. Bila dicurigai adanya perforasi yang kecil segera dilakukan
pemasangan pipa nasogaster agar penderita tidak meelan, baik makanan ataupun
ludah dan diberikan antibiotika berspektrum luas selama 7-10 hari untuk mencegah
timbulnya sepsis. Benda asing tajam yang telah masuk ke dalam lambung dapat
menyebabkan perforasi di pilorus. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi dengan
sebaik-baiknya, untu mendapatkan tanda perforasi sedini mungkin dengan melakukan
pemeriksaan radiologis untuk mengetahui posisi dan perubahan letak benda sing. Bila
letak benda asing menetap selama 2x24 jam maka benda sing tersebut harus
dikeluarkan secara pembendahan (laparotomi).
Benda asing uang logam di esofagus bukan keadaan gawat darurat, namun
uang logam tersebut harus dikeluarkan sesegera mungkin dengan persiapan tindakan
esofagoskopi yang optimal untuk mencegah komplikasi. Benda asing baterai bundar
di esofagus merupakan benda yang harus segera dikeluarkan karena resiko perforasi
esofagus yang terjadi dengan cepat dalam waktu kurang lebih 4 jam setelah tertelan
akibat nekrosis esofagus.
6
BAB III
KESIMPULAN
Benda asing esofagus adalah benda baik tajam maupun tumpul atau makanan
yang tersangkut dan terjepit di esofagus karena tertelan, baik sengaja maupun tidak
sengaja.
Secara klinis masalah yang timbul akibat benda asing esofagus dapat dibagi
dalam golongan anak dan dewasa. Penyebab pada anak antara lain, anomali
kongenital termasuk stenosis kongenital, web, fistel trakeoesofagus dan pelebaran
pembuluh darah. Pada orang dewasa tertelan benda asing sering dialami oleh
pemabuk atau pemakai gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa (tactile
sensation) dari palatum, pada penderita gangguan mental dan psikosis. Faktor
predisposisi lainnya adalah penyakit-penyakit esofagus yang menyebabkan disfagia
kronis, seperti esofagitis refluks, striktur pasca esofagitis korosif, akhalasia,
7
karsinoma esofagus atau lambung, cara mengunyah yang salah dengan gigi palsu
yang kurang baik pemasangannya, mabuk (alkoholisme) dan intoksikasi (keracunan).
Benda asing yang dapat melewati sfingter esofagus bawah, pada umumnya
akan dapat melalui saluran pencernaan tanpa menimbulkan komplikasi. Namun
demikian, benda-benda yang tajam dapat menyebabkan perforasi pada saluran
pencernaan.
Pasien pada umumnya dapat menunjukkan keberadaan posisi benda asing jika
masih berada di esofagus bagian atas, tetapi akan sulit bila sudah berada pada struktur
dua per tiga bawah esofagus.
Gejala-gejala dikaitkan dengan tertelan benda asing terjadi dalam tiga tahap.
Pada tahap pertama gejala-gejala awal, serangan hebat dari batuk atau muntah. Hal
ini terjadi ketika benda asing pertama tertelan. Pada tahap kedua adalah interval tidak
ada gejala. Benda asing telah tersangkut, serta gejala-gejala tidak lagi ditimbulkan.
Pada tahap ini dapat berlangsung untuk sesaat atau sementara. Pada tahap ketiga
terdiri dari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh komplikasi. Kemungkin timbul rasa
tidak nyaman, disfagi, sumbatan atau perforasi esofagus dengan dihasilkan
mediastinitis.
Diagnosis benda asing di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis,
gambaran klinis dengan gejala dan tanda, pemeriksaan radiologi dan endoskopik.
Benda asing dapat menimbulkan laserasi mukosa, perdarahan, perforasi lokal
dengan abses leher atau mediatinitis. Perforasi esofagus dapat menimbulkan selulitis
lokal, fistel trakeoesofagus.
Benda asing di esofagus dikeluarkan dengan tindakan esofagoskopi dengan
menggunakan cunam yang sesuai dengan benda asing tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams GL. Boies LR, Jr. Highler PA. Boies Buku Ajar THT. Edisi 7. Effendi
H. Santoso RAK. Editor. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1997.pp.333-4
2. Calkins, CM. Gastrointestinal Foreign Bodies. Available at
http://www.eMedicine.com
3. Conners, GP. Pediatrics, Foreign Body Ingestion. Available at
http://www.eMedicine.com
4. Munter, DW. Foreign Bodies, Gastrointestinal. Available at
http://www.eMedicine.com
5. Yunizaf, M. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorokan.
Edisi 5. Soepardi, EA., Iskandar, N. Editor. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
2001. pp. 248-251.
9