refrat

25
REFERAT Ilmu Kesehatan Jiwa Gangguan Tidur Non Organik Disusun oleh : SHARFINA 112011101082 M. FIRDAUS 112011101086 Pembimbing : dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ dr. Alif Mardijana, Sp. KJ

description

refrat

Transcript of refrat

REFERAT Ilmu Kesehatan Jiwa Gangguan Tidur Non Organik

REFERATIlmu Kesehatan Jiwa

Gangguan Tidur Non OrganikDisusun oleh :SHARFINA 112011101082M. FIRDAUS 112011101086

Pembimbing :dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJdr. Alif Mardijana, Sp. KJ

BAB I. PENDAHULUANTidur proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi dengan baikInsomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukanDampak serius mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori, mood depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya dan penurunan kualitas hidup. Jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan masalah kesehatan.BAB II. TINJAUAN PUSTAKADefinisi

Tidur adalah suatu kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuaiFisiologi Tidur1. Reticular Activating System (RAS). berfungsi dalam kesadaran dan kewaspadaan melepaskan katekolamin 2. Bulbar Synchronizing Region(BSR). tidur melepaskan serotoninTahap Tahap TidurTahap non REM (rapid eye movement)Tahap REM

Gangguan Tidur Non Organik

Dyssomnia : kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah jumlah kualitas, atau waktu tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional , misalnya insomnia, hipersomnia, gangguan jadwal tidur jaga , dan

Parasomnia : peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur (pada kanak-kanak hal ini terkait dengan perkembangan anak , sedanhkan pada dewasa terutama pengaruh psikogenik). Misalnya : somnabulisme(sleepwalking), teror tidur (night terror), mimpi buruk (nightmares)

GANGGUAN TIDUR NON ORGANIK MENURUT PPDGJ-III (F51):

F51.0 insomnia non organikF51.1 hipersomnia non-organikF51.2 gangguan tidur-jaga non-organikF51.3 somnabulisme (sleep walking)F51.4 teror tidur (night terror)F51.5 mimpi buruk (night mare)F51.8 gangguan tidur non-organik lainyaF51.9 gangguan tidur non-organik YTT

Klasifikasi Gangguan Tidur menurut DSM-IV-TR.

I. GANGGUAN TIDUR PRIMERI.1 DissomniaI.1.a Insomnia primerI.1.b Hipersomnia primerI.1.c NarkolepsiI.1.d Gangguan tidur berhubungan dengan pernafasanI.1.e Gangguan tidur irama sirkadian (gangguan jadwal tidur-bangun)I.1.f Dissomnia yang tidak ditentukan

I.2 ParasomniaII.2.a Gangguan mimpi burukII.2.b Gangguan teror tidurII.2.c Gangguan tidur berjalanII.2.d Parasomnia yang tidak ditentukanII. GANGGUAN TIDUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN MENTAL LAINII.1 Insomnia berhubungan dengan gangguan aksis I atau aksis IIII.2 Hipersomnia berhubungan dengan gangguan aksis I atau aksis IIIII. GANGGUAN TIDUR LAINIII.1 Gangguan tidur karena kondisi medis umumIII.1.a Kejang epilepsi; asma berhubungan dengan tidurIII.1.b Nyeri kepala kluster & hemikrania paroksismal kronik berhubungan dengan tidurIII.1 c Sindrom menelan abnormal berhubungan dengan tidurIII.1.d Asma berhubungan dengan tidurIII.1.e Gejala kardiovaskuler berhubungan dengan tidurIII.1.f Refluks gastrointestinal berhubungan dengan tidurIII.1.g Hemolisis berhubungan dengan tidur (Hemoglobinuria Nokturnal Paroksismal)

III.2 Gangguan tidur akibat zatIII.2.a Pemakaian obat hipnotik jangka panjangIII.2.b Obat antimetabolitIII.2.c Obat kemoterapi kankerIII.2.d Preparat tiroidIII.2.e Anti konvulsanIII.2.f Anti depresanIII.2.g Obat mirip hormon Adenokortikotropik (ACTH); kontrasepsi oral; alfa metil dopa; obat penghambat beta.

Insomnia non organikKeluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau kualitas tidur yang burukGangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulanAdanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hariKetidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaanAdanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan. Kriteria lama tidur (kuantitas) tidak diguankan untuk menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi individual. Lama gangguan yang tidak memenuhi kriteria di atas (seperti pada transient insomnia) tidak didiagnosis di sini, dapat dimasukkan dalam reaksi stres akut (F43.0) atau gangguan penyesuaian (F43.2)

TatalaksanaNon FarmakoterapiFarmakoterapiHipersomnia Non OrganikRasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur/ sleep attack (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya;Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaanTidak ada gejala tambahan narcolepsi atau bukti klinis untuk sleep apnea (nocturnal breath cessation, typical intermitten, snoring sounds, etc)Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan gejala rasa kantuk pada siang hari.Bila hipersomnia hanya merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa lain, misalnya gangguan afektif, maka diagnosis harus sesuai dengan gangguan yang mendasari nya. Diagnosis hipersomnia psikogenik harus ditambahkan bila hipersomnia merupakan keluhan yang dominan dari penderita dengan gangguan jiwa lainya.

TataLaksanaTerapi adalah dengan pemberian obat stimulant berupa amfetamin yang diberikan pada pagi dan sore hari. Obat antidepresan non-sedasi berupa bupopiron dan stimulant baru seperti modafinil.

Gangguan Jadwal Tidur JagaPola tidur jaga dari individu tidak seirama dengan pola tidur-jaga yang normal bagi masyarakat setempat;Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan hipersomnia pada waktu kebanyakan orang jaga, yang dialami hampir setiap hari untuk sedikitnya 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendekKetidakpuasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaanAdanya gejala gangguan jiwa lain, seperti anxietas, depresi, hipomania,tidak menutup kemungkinan diagnosis gangguan jadwal tidur-jaga non-organik, yang penting adanya dominasi gambaran klinisganggguan ini pada penderita. Apabila gejala gangguan jiwa lain cukup jelas dan menetap harus dibuat diagnosis gangguan jiwa yang spesifiksecara terpisah.

Teror TidurGangguan teror tidur merupakan terbangun pada sepertiga awal malam selama tidur non-rem yang dalam tahap 3 dan 4. Gangguan ini sering diawali dengan jeritan atau tangisan pilu yang disertai manifestasi perilaku ansietas hebat yang hampir mendekati panik.

Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti, yaitu:Gejala utama adalah salah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak karena panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh bergetar dan hiperaktivitas otonomik sperti jantung berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar dan berkeringatEpisode ini dapat berulang. Setiap episode berkisar 1-10 menit, bisanya terjadi pada sepertiga awal tidur malamSecara relatif tidak bereaksi terhadap berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan teror tidurnya, dan kemudian setelah beberapa menit setelah bangun bisanya terjadi disorientasi dan gerakan-gerakan berulangIngatan terhadap kejadian, wlaupun ada sangat minimal (biasanya terbatas pada satu atau dua bayangn-bayangan yang terpilah-pilah)Tidak ada bukti gangguan mental organikTeror tidur harus dibedakan dengan mimpi buruk (F.51.5), biasanya terjadi setiap saat dalam tidur, mudah dibangunkan dan teringat dengan jelas kejadiannyaTeror tidur dengan somnambulisme sangat berhubungan erat, keduanya mempunyai karakteristik klinis dan patofisiologis yang sama

SleepwalkingGangguan ini yang juga dikenal sebagai somnambulisme, terdiri atas rangkaian perilaku kompleks yang diawali pada sepertiga pertama malam selama tidur nrem yang dalam tahap 3 dan 4, meskipun tidak selalu, dilanjutkan dengan tanpa kesadaran penuh atau ingatan mengenai episode tersebut untuk meningggalkan tempat tidur dan berjalan berkeliling.

Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti, yaitu:

Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada sepertiga awal tidur malam dan terus berjalan-jalan (kesadaran berubah)Selama satu episode, individu menampakkan wajah bengong (blank, staring face), relatiif tidak memberi respon terhiadap usaha orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk berkomunikasi dengan penderita dan hanya dapat disadarkan dan dibangunkan dari tidurnya dengan susah payah

Pada wakitu sadar/bangun (setelah satu episode atau besok paginya), individu tidak inigat dengan apa yang terjadiDalam kurun beberapa menit setelah bangun dari episode tersebut, tidak adagangguan aktivitas mental, walaupun dapat dimulai dengan sedikiit bingung dan disorientasi dalam waktu singkatTidak adanya bukti gangguan mental organikSomnambulisme harus dibedakan dari serangan epilepsipsikomotor dan fugue disosiatif (f.44.1)

Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:

Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci atau jelas. Perihal kelansungan harapan hidup, keamanan atau harga diri, terbangunnya dapat terjadi kapan saja selama periode tidur, tetapi yang khas pada paruh kedua masa tidurSetelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar penuh dan mampu mengenali lingkungan nyaPengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur yang terganggu, menyebabkan penderitaan cukup berat bagi individuSangat penting untuk membedakan, mimpi buruk mimpi buruk dengan teror tidur, denigan memperhatikan gambaran klinis yang khas untuk masing-masing gangguan.

BAB III. KESIMPULAN

TERIMAKASIH 25