Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) -...

40
1 Reformasi Sistem Pensiun PNS 1 *) Agustinus Sulistyo Tri P., SE., MSi 2 Abstraksi Masa pensiun adalah masa yang seharusnya menyenangkan bagi semua PNS karena menjadi masa berakhirnya pengabdian sebagai seorang abdi pemerintah. Tetapi pada kenyataannya, masa pensiun menjadi masa yang suram bagi sebagian besar PNS. Hal ini terjadi karena penghasilan PNS pada saat aktif dan pada saat pensiun sangat jauh berbeda. Tim Peneliti menemukan ada lima permasalahan mendasar dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Yaitu terkait dengan pembiayaan yang semakin membebani anggaran negara, pengelolaan dana pensiun yang tidak maksimal, lembaga pengelola dana pensiun yang tidak jelas kewenangannya, peserta yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan terakhir terkait manfaat pensiun yang kecil sehingga tidak mampu mensejahterakan peserta. Tim Peneliti juga memberikan solusi terkait permasalahan tersebut. Yaitu adanya (1) peserta, siapa yang berhak mendapat hak manfaat pensiun, (2) program pensiun, pembiayaan program pensiun, pengelolaan dana pensiun dan manfaat program pensiun, (3) lembaga pengelola dana pensiun. Key words : PNS, permasalahan pensiun, solusi. *) Tulisan ini pernah dimuat dalam Info Kajian LAN pada tahun 2012 A. Pendahuluan Sistem pensiun PNS yang dilaksanakan saat ini belum mampu memberikan jaminan ketenangan bagi PNS setelah masuk masa pensiun. Hal ini terpotret dari setiap PNS yang memasuki batas usia pensiun (56 tahun) maka yang tergambar adalah kesedihan, kegelisahan dan kesulitan dalam menghadapi masa depan hidupnya. Hal ini disebabkan karena nominal nilai manfaat pensiun yang diterima setiap bulan dirasakan sangat jauh dari memadai. Nilai manfaat ini tidak mampu memberikan jaminan kesejahteraan setelah purna tugas. Hal ini terjadi karena nilai nominal manfaat pensiun yang diterima hanya sebesar ± 75% dari gaji pokok terakhir. Padahal pada saat aktif PNS tidak hanya menerima gaji pokok saja. Take home pay PNS pada saat masih aktif terdiri dari gaji pokok dan berbagai jenis tunjangan, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan 1 Kajian Pusat Kajian Kinerja Sumber Daya Aparatur, LAN, Jakarta, Tahun 2012. 2 Peneliti Muda LAN, ditempatkan di Pusat Kajian Kinerja Sumber Daya Aparatur.

Transcript of Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) -...

Page 1: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

1

Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *)

Agustinus Sulistyo Tri P., SE., MSi2

Abstraksi

Masa pensiun adalah masa yang seharusnya menyenangkan bagi semua PNS karena menjadi masa berakhirnya pengabdian sebagai seorang abdi pemerintah. Tetapi pada kenyataannya, masa pensiun menjadi masa yang suram bagi sebagian besar PNS. Hal ini terjadi karena penghasilan PNS pada saat aktif dan pada saat pensiun sangat jauh berbeda. Tim Peneliti menemukan ada lima permasalahan mendasar dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Yaitu terkait dengan pembiayaan yang semakin membebani anggaran negara, pengelolaan dana pensiun yang tidak maksimal, lembaga pengelola dana pensiun yang tidak jelas kewenangannya, peserta yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan terakhir terkait manfaat pensiun yang kecil sehingga tidak mampu mensejahterakan peserta. Tim Peneliti juga memberikan solusi terkait permasalahan tersebut. Yaitu adanya (1) peserta, siapa yang berhak mendapat hak manfaat pensiun, (2) program pensiun, pembiayaan program pensiun, pengelolaan dana pensiun dan manfaat program pensiun, (3) lembaga pengelola dana pensiun.

Key words : PNS, permasalahan pensiun, solusi.

*) Tulisan ini pernah dimuat dalam Info Kajian LAN pada tahun 2012

A. Pendahuluan

Sistem pensiun PNS yang dilaksanakan saat ini belum mampu memberikan

jaminan ketenangan bagi PNS setelah masuk masa pensiun. Hal ini terpotret dari setiap

PNS yang memasuki batas usia pensiun (56 tahun) maka yang tergambar adalah

kesedihan, kegelisahan dan kesulitan dalam menghadapi masa depan hidupnya. Hal ini

disebabkan karena nominal nilai manfaat pensiun yang diterima setiap bulan dirasakan

sangat jauh dari memadai. Nilai manfaat ini tidak mampu memberikan jaminan

kesejahteraan setelah purna tugas. Hal ini terjadi karena nilai nominal manfaat pensiun

yang diterima hanya sebesar ± 75% dari gaji pokok terakhir. Padahal pada saat aktif PNS

tidak hanya menerima gaji pokok saja. Take home pay PNS pada saat masih aktif terdiri

dari gaji pokok dan berbagai jenis tunjangan, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan

1 Kajian Pusat Kajian Kinerja Sumber Daya Aparatur, LAN, Jakarta, Tahun 2012.

2 Peneliti Muda LAN, ditempatkan di Pusat Kajian Kinerja Sumber Daya Aparatur.

Page 2: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

2

istri/suami, tunjangan anak dan sebagainya. Saat ini jumlah nominal tunjangan yang

diterima jumlahnya jauh lebih besar daripada gaji pokok. Pada saat masuk usia pensiun

tunjangan-tunjangan tersebut tidak diberikan lagi karena dasar perhitungan pemberian

manfaat pensiun adalah pada gaji pokok. Kondisi inilah yang membuat PNS menjadi

tidak nyaman pada saat masuk usia pensiun karena take home pay-nya menjadi jauh

berkurang.

Permasalahan lain yang muncul dalam pengelolaan pensiun adalah adanya

prediksi terjadinya ledakan jumlah peserta pensiun pada tahun 2015. Harian Media

Indonesia edisi 11 Pebruari 2011 menyebutkan bahwa perkiraan jumlah peserta pensiun

PNS pada tahun 2015 akan menembus angka 4,7 juta hingga 4,9 juta. Bahkan pada

tahun 2025 diprediksikan jumlah PNS aktif akan sama dengan jumlah peserta pensiun

PNS. Konsekuensi dari bertambahnya jumlah peserta pensiun PNS ini dikhawatirkan

akan membebani anggaran negara karena pemerintah harus menyiapkan anggaran

sebesar Rp 54 Triliun untuk membayar pensiun para peserta ini.

Pembiayaan pensiun sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor

43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian di Pasal 32 dilakukan melalui sharing

payment, yaitu dari iuran PNS (sebagai pekerja) dan iuran pemerintah (sebagai pemberi

kerja). Akan tetapi pemerintah saat ini belum memenuhi kewajiban iurannya. Baru iuran

dari PNS yang langsung dipotong sebesar 4,75% dari gajinya dan dimasukkan dalam

dana pensiun. Belum mengiurnya pemerintah berdampak tidak terbentuknya dana

pensiun yang diharapkan bisa sebagai dana untuk melakukan pembiayaan dengan

sistem fully funded. PT Taspen sebagai lembaga pengelola dana pensiun PNS menjadi

kesulitan dalam mengembangkan dana pensiun ini. Karena dana pensiun belum

terbentuk, maka pemerintah membayar langsung manfaat pensiun PNS (dengan sistem

pay us you go) dengan menggunakan dana APBN.

Disamping gambaran diatas tersebut, ada kebijakan-kebijakan populis

pemerintah yang justeru semakin memberatkan pengelolaan pensiun PNS. Sebagai

contoh kebijakan pengangkatan pegawai honorer daerah menjadi PNS pada tahun 2004

Page 3: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

3

yang menambah jumlah PNS di Indonesia dan menambah jumlah peserta pensiun.

Kondisi inilah yang menyebabkan pada tahun 2015 diprediksikan terjadi ledakan jumlah

pensiun, yaitu sebelas tahun setelah pengangkatan pegawai honorer. Hal ini terjadi

karena mayoritas pegawai honorer yang diangkat adalah pegawai yang sudah senior

(berusia lanjut) sehingga masa kerjanya kurang lebih hanya 10 tahun sudah masuk usia

pensiun. Padahal masa mengiur selama masa kerja mereka belum memenuhi syarat

untuk bisa memperoleh manfaat pensiun. Kondisi ini terjadi karena kebijakan

pemerintah menerapkan defined benefit (manfaat pasti) dalam program pensiun PNS.

Kebijakan populis lainnya adalah kebijakan kenaikan gaji yang sama bagi PNS

aktif maupun peserta pensiun PNS. Pemberian kenaikan gaji memang menyenangkan

bagi semua pihak tetapi bagi pengelola pensiun ini tentu menjadi beban tersendiri.

Menurut perhitungan PT Taspen, kenaikan manfaat pensiun bagi peserta pensiun yang

sesuai dan wajar adalah sebesar ± 2,5% saja (best practise). Sementara kebijakan

pemerintah menaikkan manfaat pensiun dengan nilai yang sama dengan gaji PNS aktif

akan memperbesar beban anggaran mereka. Apalagi para peserta pensiun pada

kenyataannya sudah tidak aktif bekerja lagi, artinya sudah tidak aktif mengiur lagi.

Bahkan secara perhitungan anggaran seharusnya pengelolaan gaji PNS dan manfaat

pensiun dipisahkan. Gaji dikelola dalam APBN sementara manfaat pensiun dikelola

dalam dana pensiun. Selain itu tidak ada hubungan keterkaitan diantara gaji dan

manfaat pensiun.

Selain itu jumlah nominal manfaat pensiun yang kecil juga disebabkan karena

premi atau iuran yang dibayar oleh PNS juga kecil. Sehingga apabila mengharapkan

nominal manfaat pensiun besar maka preminya pun harus besar. Apakah PNS mau

membayar premi yang besar dengan memotong gaji mereka? Dalam hal ini diperlukan

perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari aspek kelembagaan

pengelola pensiun, peran masing-masing pihak yang terkait, program pensiun dan lain

sebagainya.

Page 4: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

4

B. Kebijakan Sistem Pensiun PNS

Kebijakan pensiun PNS merupakan salah satu wujud dari penerjemahan amanat

UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, khususnya di Pasal 32.

Dimana disebutkan salah satu bentuk kesejahteraan yang diberikan kepada PNS adalah

jaminan pensiun. Amanat ini kemudian ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda

Pegawai dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai

Pada esensinya, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 berisi dan mengatur

hal-hal yang mendasar mengenai pensiun. Kebijakan yang terdiri dari 35 Pasal dan

telah diimplementasikan selama 4 dekade (diundangkan pada 8 Agustus 1969) belum

pernah dilakukan penyesuaian/perubahan, walaupun kebijakan pokok mengenai

kepegawaian telah mengalami perubahan secara massif.

Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969,

pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa

pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah (Pasal 2).

Disebutkan bahwa, menjamin hari tua adalah kewajiban setiap orang sehingga

pemerintah mewajibkan setiap Pegawai Negeri menjadi peserta dari sesuatu badan

asuransi sosial yang dibentuk oleh pemerintah. Disamping itu, pemerintah juga

memberikan sumbangannya kepada Pegawai Negeri karena pensiun bukan saja

sebagai jaminan hari tua, tetapi juga sebagai balas jasa pemerintah kepada Pegawai

Negeri. Iuran pensiun Pegawai Negeri dan sumbangan pemerintah tersebut dipupuk

dan dikelola oleh badan asuransi sosial. Selama belum terbentuk lembaga yang

berfungsi menyelenggarakan Dana Pensiun, kewajiban tersebut ditangani langsung

oleh pemerintah (Pasal 3).

Page 5: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

5

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun

Kebijakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 berkaitan dan merupakan

tindak lanjut dari kebijakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969. Sebagaimana

disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969, Pasal 2 dan Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 10 dan penjelasannya, pensiun diberikan

sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa Pegawai Negeri.

Amanat dari klausul inilah yang mendasari ditetapkannya Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1992. Pada pokoknya, kebijakan ini mengatur tentang organisasi dan

pengorganisasian lembaga penyelenggara Dana Pensiun, sehingga kebijakan ini

menjadi pedoman bagi setiap organisasi, baik milik pemerintah maupun swasta.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, bentuk

penyelenggaraan Dana Pensiun terdiri dari Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Bentuk penyelenggaraan Dana Pensiun

bagi Pegawai Negeri termasuk dalam jenis DPPK yang diselenggarakan oleh PT.

Taspen dan PT. ASABRI.

Dana pensiun yang dihimpun dari organisasi penyelenggara berasal dari iuran

peserta yang terdiri dari iuran pemberi kerja dan peserta; atau iuran pemberi kerja

(pasal 15 ayat (1)). Komponen tersebut menjadi bagian dari kekayaan Dana Pensiun

dan menjadi sumber bagi penyelenggaraan program dan pemberian manfaat

pensiun. Adapun hak atas manfaat pensiun diatur dalam Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23,

Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 27 yang selanjutnya diatur tersendiri dengan

Peraturan Pemerintah (Pasal 28).

C. Kajian Telaahan Kebijakan Sistem Pensiun PNS (Kajian LAN Tahun 2011)

Page 6: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

6

Kajian yang dilakukan oleh Pusat Kajian Kinerja Sumber Daya Aparatur, Lembaga

Administrasi Negara pada tahun 2011 dengan judul Kajian Telaahan Kebijakan Sistem

Pensiun PNS berhasil mengidentifikasi temuan dalam beberapa aspek, antara lain :

1. Aspek Kebijakan

Tim menemukan bahwa kebijakan terkait sistem pensiun PNS saat ini belum

maksimal mengatur implementasi sistem pensiun. Sehingga dalam implementasinya

terjadi masalah. Sebagaimana dijelaskan didepan bahwa ada dua sistem yang dianut

dalam pembiayaan pensiun PNS di Indonesia, yaitu pay as you go dan fully funded.

Akan tetapi dalam praktiknya kedua sistem ini tidak jelas pelaksanaannya. Prasyarat

untuk bisa melaksanakan salah satu atau kedua sistem tersebut belum bisa dipenuhi.

Apabila menggunakan sistem pembiayaan pay as you go, kekuatan anggaran negara

tidak mampu. Demikian juga apabila menggunakan sistem fully funded, anggaran

yang diperlukan tidak/belum tersedia. Kondisi ini terjadi karena sharing contribution

antara PNS dan pemerintah tidak dilakukan. Selama ini yang memberikan iuran

hanya PNS sementara pemerintah sebagai pemberi kerja belum melaksanakan

kewajibannya untuk mengiur.

Selain itu, Tim juga menemukan bahwa konsideran kebijakan yang dipakai

sudah tidak relevan lagi. Undang-Undang kepegawaian yang dijadikan konsideran

sudah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu sejak Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 sebagaimana sudah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun

1999 dan saat ini sedang dalam proses perubahan menjadi Undang-Undang Aparatur

Sipil Negara (UU ASN). Perubahan kebijakan kepegawaian ini tentu saja ikut

berpengaruh pada kebijakan sistem pensiun PNS.

2. Aspek Anggaran

Tim menemukan fakta bahwa beban anggaran negara untuk membiayai

pensiun PNS semakin lama semakin besar. Data yang dilansir oleh Dirjen Anggaran

Page 7: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

7

Kementerian Keuangan sebagaimana dikutip oleh LAN (2011) menunjukkan bahwa

pada tahun 2007, alokasi anggaran untuk pembiayaan pensiun PNS adalah sebesar

Rp 23.239,8 (milyar rupiah), dan pada tahun 2011, jumlah tersebut meningkat

hampir mencapai tiga kali lipatnya, yaitu sebesar Rp 51.167,0 (milyar rupiah). Hal ini

terjadi karena semakin banyaknya pensiunan PNS yang semakin meningkat masa

hidupnya sehingga masa pembayaran manfaat pensiunannya semakin panjang.

Besarnya alokasi anggaran untuk pembayaran pensiun ini juga disebabkan

oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan gaji pensiunan setiap kali ada kenaikan

gaji PNS. Pada tahun 2000, gaji PNS terendah adalah Rp 135.000,-. Gus Dur pada

tahun 2001 menaikkan gaji PNS menjadi Rp 500.000,- atau sebesar 270%. Kondisi ini

berdampak signifikan pada kekuatan anggaran nasional karena pemerintah tidak

hanya membayar gaji PNS aktif, tetapi juga pensiunan. Para pensiunan yang masa

mengiurnya sudah habis, menerima manfaat yang lebih panjang dan besar. Selain

kebijakan tersebut diatas, kebijakan pemerintah untuk memberikan gaji ke-13 baik

kepada PNS aktif maupun pensiunan juga membebani anggaran nasional (LAN,

2011). Demikian juga dengan kebijakan pengangkatan tenaga honorer menjadi PNS

juga berdampak pada peningkatan anggaran pensiun. Hal ini disebabkan karena

mayoritas tenaga honorer yang diangkat sudah berusia lanjut sehingga masa

kerjanya singkat.

3. Aspek Kelembagaan

Dalam aspek kelembagaan Tim menemukan fakta bahwa PT Taspen sebagai

lembaga pengelola pensiun PNS belum mempunyai kewenangan yang maksimal. PT

Taspen selama ini dianggap sebagai penyedia atau sponsor program pensiun dan

tunjangan hari tua (THT) bagi PNS. Padahal kedudukan PT Taspen hanya sebagai juru

bayar program pensiun dan THT PNS. PT Taspen hanya sebagai lembaga yang

mengadministrasikan uang pensiun dan THT PNS. Karena PT Taspen tidak diberi

kewenangan dalam mengontrol dana tersebut.

Page 8: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

8

Kondisi ini berdampak pada tidak maksimalnya pengelolaan dana yang

dikumpulkan. PT Taspen tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan investasi

terhadap dana yang dikumpulkan. Dana tersebut diendapkan saja karena kekuatiran

terjadi kerugian investasi. Memang dalam melakukan investasi khususnya untuk

dana pensiun harus dilakukan dalam investasi dengan resiko minimal dan dengan

prinsip kehati-hatian yang tinggi karena menyangkut kelangsungan pembayaran

dimasa depan.

D. Metode Pembiayaan Pensiun

1. Fully Funded

Pembiayaan pensiun dengan sistem fully funded adalah jika pembayaran

pensiun telah mencapai pembiayaan penuh, meskipun pada saat itu tidak semua

kewajiban pembiayaan dapat dilunasi. Dalam metode ini, terjadi pemisahan

kekayaan antara pemberi kerja dan pekerja sebagai pemegang polis dan lembaga

pengelola pembiayaan pensiun. Praktik di beberapa negara, sponsor pembiayaan

pensiun (pemberi kerja dan penerima kerja) pegawai di sektor publik dapat membeli

asuransi investasi untuk melindungi nilai obligasinya. Program pensiun yang dapat

dikelola dalam metode ini bisa manfaat pasti (defined benefit) maupun kontribusi

pasti (defined contribution).

Gambar 1

Metode Pembiayaan Fully Funded

Page 9: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

9

Sumber : PT Taspen, 2012

Besarnya dana yang dibutuhkan untuk pembayaran pensiun dimasa yang

akan datang dipenuhi dengan cara diangsur selama pegawai masih aktif bekerja yang

ditampung dalam suatu tempat (dana pensiun), kemudian dikelola dan

dikembangkan. Keuntungan sistem fully funded ini adalah pemberi kerja tidak

dibebani biaya untuk pensiunan, karena biaya pensiun telah dipenuhi pada saat

pegawai masih aktif. Sementara kelemahannya adalah pada saat pembentukan Dana

Pensiun harus ada dana awal dan jika pemberi kerja menaikkan gaji pokok harus

menyediakan dana lebih untuk membayar PSL.

2. Unfunded atau pay-as-you-go

Pembiayaan pensiun dibebankan langsung dalam anggaran negara (APBN),

meskipun di dalam APBN itu terdapat kekayaan pemberi kerja (pemerintah) yang

merupakan hak milik yang sah dari pemberi kerja. Keuntungan yang diperoleh dari

sistem ini adalah tidak dibutuhkan dana awal yang harus ada pada saat dimulainya

suatu dana pensiun dan jika terjadi kenaikan gaji pegawai tidak ada past service

liability (PSL). Meskipun demikian sistem pay as you go tidak umum digunakan dalam

sistem pembiayaan dana pensiun. Sementara kelemahannya adalah pembayaran

pensiun akan meningkat setiap tahun, sehingga anggaran untuk membayar pensiun

Page 10: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

10

akan semakin besar, bahkan pada saatnya dapat melebihi anggaran untuk membayar

gaji pegawai.

Dalam sistem pay as you go ini hanya ada satu sumber dana dan langsung

digunakan untuk membayar manfaat sehingga tidak ada kesempatan untuk

melakukan investasi. Metode pay as you go dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2

Metode Pembiayaan Pay As You Go

Sumber : PT Taspen, 2012

3. Book reserved atau notional assets

Dalam metode ini, pengelola pembiayaan pensiun mengakui adanya

kewajiban dalam neraca keuangan mereka yang menggambarkan perkembangan

investasi dari premi anggota pensiun (penerima kerja), tetapi tidak terdapat

pemisahan kekayaan secara sah antara pemberi kerja dengan lembaga pengelola

pembiayaan pensiun.

4. Partially funded

Dalam metode ini, pemberi kerja mentargetkan tingkat pembiayaan tertentu

biasanya kurang dari 100%. Target dapat berasal dari persentase biaya (cost) atau

Page 11: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

11

biaya pembiayaan pensiun (liability) ataupun juga dari tingkat persentase likuiditas

program sampai dengan target pada suatu tahun kalender.

E. Program Pensiun

1. Final salary (defined benefit)

Program ini disebut juga sebagai program gaji akhir atau manfaat pasti,

dimana seorang pensiunan akan mendapatkan manfaat pensiun yang dihitung

berdasarkan masa kerja dan gaji terakhir sebelum pensiun. Sekali dibayarkan, maka

jumlah manfaat pensiun akan tetap dijamin pembayarannya sampai dengan waktu

yang telah ditentukan dalam kontrak asuransinya.

2. Indexed career average (ICA)

Dalam program rata-rata indeks karir ini, seorang pensiunan akan menerima

manfaat pensiun yang dihitung berdasarkan masa kerja dan rata-rata penghasilan

total pensiunan selama bekerja. Sekali dibayarkan, maka pembayarannya akan terus

dijamin sesuai dengan kontrak asuransinya. Di beberapa negara lain, program ini

juga disebut sebagai CARE atau Career Average Revalued Earnings (rata-rata

penghasilan yang diterima selama berkarir).

3. Notional defined contribution (NDC)

Manfaat pensiun yang didapat dalam program ini tergantung dari besaran

kontribusi yang dibayarkan dan pengembaliannya didasarkan pada the notional

assets (perkiraan pengembangan aset), yang sebenarnya tidak benar-benar

diinvestasikan dan perkembangan notional portfolio bisa ditelusuri. Perhitungan

investasi premi pensiun didasarkan pada faktor anuitas yang menyesuaikan dengan

tingkat anuitas pasar. Sekali dibayarkan, maka jumlah manfaat pensiun dijamin

sesuai dengan kontrak asuransinya.

Page 12: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

12

4. Collective defined contribution (CDC)

Manfaat pensiun yang didapatkan dalam program ini tergantung pada jumlah

kontribusi yang dibayarkan dan pengembalian investasi yang dihasilkan. Aset tidak

dialokasikan kepada rekening individual. Pengembalian investasi tergolong kecil,

karena resiko dibagi diantara semua peserta dalam suatu skema. Pembagian resiko

terus berlanjut hingga setelah pensiun, dengan syarat bahwa indeks pembayaran

pensiun tergantung pada kesehatan keuangan lembaga pengelola pembiayaan

pensiun. Pembayaran pensiun dengan demikian bisa meningkat atau menurun.

5. Individual defined contribution (IDC)

Manfaat pensiun yang diterima dalam program ini tergantung kepada

kontribusi yang dibayarkan dan pengembalian investasi asset. Dalam program ini,

perhitungan pemberian manfaat didasarkan pada tingkat anuitas pasar yang

terbuka. Sekali dibayarkan, maka jumlah manfaat pensiun yang diterima dan

perubahannya didasarkan pada tipe anuitas yang dikenakan. Dengan demikian,

konvesional DC dapat dikategorikan sebagai funded dan juga collective defined

contribution (CDC) juga bisa dikategorikan sebagai funded, tetapi tidak dengan NDC

yang masuk dalam kategori notional assets.

F. Hasil Studi Banding di Malaysia

Ada lima (5) instansi yang terkait dalam pengelolaan dana pensiun di Malaysia.

Kelima instansi tersebut adalah : (1) Public Service Department of Malaysia (PSD) atau

Jabatan Perkhidmatan Awam (JPA), (2) Armed Forces Fund Board (AFFB) atau Lembaga

Tabung Angkatan Tentara (LTAT), (3) Employees Provident Fund (EPF) atau Kumpulan

Wang Simpanan Pekerja (KWSP), (4) Social Security Organisation (SOCSO) atau

Pertubuhan Keselamatan Sosial (Perkeso), dan (5) Retirement Fund Incorporated (RFI)

atau Kumpulan Wang Persaraan (KWAP).

Page 13: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

13

Berikut disajikan ulasan kelima instansi tersebut dan rincian tugas dan fungsi

utamanya dalam bentuk matrik.

Tabel 1 Instansi Pengelola Dana Pensiun Pegawai di Malaysia

Peserta Instansi Pengelola Jenis Skema Pensiun

Pegawai Negeri - Jabatan Perkhidmatan Awam (JPA)

- Kumpulan Wang Persaraan (KWAP)

Manfaat pasti (defined benefit), pegawai tidak mengiur, iuran oleh oleh negara

Tentara Lembaga Tabung Angkatan Tentara (LTAT)

- Iuran wajib tanpa pensiun

- Iuran wajib dengan pensiun

- Iuran sukarela

- Pegawai swasta

- Pegawai negeri yg tdk memp pensiun

- Kumpulan Wang Simpanan Pekerja (KWSP)

- Pertubuhan Keselamatan Sosial (Perkeso)

Iuran wajib

- Pegawai swasta individu

- Pegawai tanpa penghasilan tetap

Kumpulan Wang Simpanan Pekerja (KWSP)

Iuran sukarela

Sumber : LTAT, 2012

Pengelolaan jaminan sosial di Malaysia terdiri dari beberapa badan dibawah

koordinasi beberapa kementerian. Sifat koordinasinya saling melengkapi dan tergantung

pada kelompok sasaran pada masing-masing layanan jaminan sosial. Lembaga pengelola

sistem pensiun di Malaysia dibagi menjadi dua (2), yaitu lembaga pengelola investasi

iuran pensiun (KWAP, LTAT, KWSP dan Perkeso) dan lembaga regulasi sistem pensiun

(JPA, Ministry of Finance untuk urusan pensiun tentara dan veteran, dan KWSP (EPF)

untuk pekerja di sektor swasta). Secara lebih lengkap dapat digambarkan berikut ini :

Page 14: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

14

Tabel 2 Jenis-jenis Layanan Jaminan Sosial di Malaysia

No Ruang Lingkup Jaminan Regulator Skema

1 Kematian Jabatan Pengkhidmatan Awam (JPA) Skema Pensiun PNS

Kementerian Keuangan KWSP penarikan manfaat dan akibat kematian

Kementerian Tenaga Kerja Organisasi Jaminan Sosial (Perkeso)

2 Cacat tetap (invalidity) Kementerian Keuangan KWSP pengambilan manfaat cacat tetap

Kementerian Tenaga Kerja Organisasi Jaminan Sosial (Perkeso)

3 Kecelakaan Kerja Kementerian Tenaga Kerja Organisasi Jaminan Sosial (Perkeso)

4 Pengangguran atau korban PHK Program ad hoc Skema asuransi bagi pengangguran tidak tersedia

5 Melahirkan Kementerian Kesehatan Biaya pengobatan minimal pada RSU dikenakan tarif: RM 10 untuk kelas 3, RM 150 untuk kelas 2 dan RM 300 untuk kelas 1.

Namun sebagian pekerja juga dilindungi oleh asuransi yang diberikan oleh pemberi kerjanya.

6 Fasilitas pemeliharaan kesehatan Kementerian Kesehatan RM 80, RM 30, untuk kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 biaya harian berbeda. Sebagian pegawai dilindungi secara penuh ataupun sebagian oleh pemberi kerjanya.

7 Sakit Kementerian Kesehatan RM 1 untuk berobat jalan di RSU (dokter umum), RM 5 untuk berobat di RSU (dokter spesialis)

8 Subsidi untuk anak dan keluarga Kementerian Pendidikan Program untuk membantu keluarga miskin dan berpenghasilan rendah, membantu biaya pendidikan dasar dan menengah

Dana perwalian muird kurang mampu

Program makanan tambahan bagi anak sekolah

Program susu 1 Malaysia

Bantuan seragam sekolah

Page 15: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

15

Beasiswa Pemerintah Federal bagi mahasiswa kurang mampu

Sekolah berasrama bagi siswa berprestasi yang berasal dari keluarga tidak mampu

Buku ajar gratis bagi murid sekolah dasar dan menengah

Beasiswa persiapan masuk universitas

Kementerian Perempuan, Keluarga dan Pengembangan Komunitas

Program bantuan sosial di bawah departemen kesejahteraan sosial:

Untuk anak

Untuk pensun dini

Untuk anak dg perawatan khusus

Untuk orang cacat yang bekerja

Bantuan keuangan umum

Hibah

Tunjangan magang

Bantuan bagi korban bencana alam

Tunjangan bagi asisten orang cacat

Bantuan bagi orang cacat yang tidak bisa bekerja

Bantuan alat-alat kesehatan bagi orang cacat

9 Usia tua Jabatan Pengkhidmatan Awam (JPA) Sistem Pensiun PNS

Kementerian Keuangan Sistem pensiun bagi pegawai swasta (Skema KWSP)

Skema tabungan sukarela bagi pekerja sektor informal

Kementerian Pertahanan Skema pensiun untuk angkatan bersenjata (LTAT)

Sumber : KWSP (EPF), 2012

Page 16: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

16

Pembagian kewenangan dan pembagian pekerjaan antara instansi yang terlibat

dalam jaminan sosial di Malaysia bukan saja dilihat dari aspek layanan jaminan sosial

yang diberikan tetapi juga spesifikasi kewenangannya, yaitu sebagai administrator,

regulator dan badan manajemen investasi. Pada Tabel berikut ini dijelaskan pembagian

tugas, kewenangan, dan sasaran masing-masing lembaga yang terlibat dalam

pengelolaan sistem pensiun di Malaysia.

Khusus mengenai pensiun PNS, dalam rantai nilai sistem pensiun di Malaysia, JPA

memegang peranan yang strategis, sedangkan KWAP lebih berfungsi sebagai lembaga

simpanan bagi dana pensiun PNS dan juga sebagai lembaga investasi dana pensiun PNS.

Page 17: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

17

Tabel 3 Rantai Nilai dalam Sistem Pensiun di Malaysia

Perumusan Kebij Pengumpul iuran

pensiun Pengawasan &

Kebij Invest Manaj investasi

Adm peserta program pensiun

Pembayaran Manfaat Pensiun

Program Pensiun PNS

Merumuskan kebij pensiun dan sistem pensiun

Mengelola kumpulan kontribusi peg

Menetapkan kebij invest & pengawasan kinerja

Pelaks manaj invest

Mengelola akun peserta Mengelola adm keuangan & pembayaran

JPA:

Mengemb & mereviu kebij

KWAP mengelola kontribusi iuran hanya dari pemberi kerja

KWAP JPA (Kantor Perdana Menteri): menghit manfaat pensiun, gratuitas (lump sum), penghargaan dlm bentuk cash dan manfaat lainnya

JPA pembayaran manfaat

Program Pensiun Angkatan Tentara

MINDEF:

Mengemb & mereviu kebij

Mengumpulkan kontribusi iuran dari pem & angg angkatan

Menghit kalkusi pendanaan awal LTAT kpd KWAP

LTAT Urusan Veteran (MINDEF):

Berkomunikasi dg peserta

Perhit manfaat

Pembayaran manfaat pensiun

Transfer pendanaan awal kpd KWAP

Berkomunikasi dg angg tentara aktif

Adm neraca akun angg

Sektor Swasta dan selain PNS

KWSP (EPF):

Memberikan masukan kebij

EPF (KWSP)

Sumber : KWAP, 2012

Page 18: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

18

G. Permasalahan dalam Penyelenggaraan Sistem Pensiun PNS

Dari kajian yang dilakukan oleh Tim Peneliti dapat disimpulkan bahwa ada lima

permasalahan mendasar dalam sistem pensiun PNS di Indonesia. Kelima masalah

tersebut terkait dengan pembiayaan pensiun, pengelolaan dana pensiun, lembaga

pengelola pensiun, peserta pensiun dan manfaat pensiun. Kelima masalah ini melingkupi

pengelolaan pensiun PNS secara “sistematis” sehingga berdampak pada kecilnya

manfaat yang diterima peserta. Manfaat yang diterima tidak memberikan makna dan

tidak mampu meningkatkan kesejahteraan PNS setelah purna tugas. Berikut dijelaskan

masing-masing permasalahan tersebut.

a. Pembiayaan Pensiun

Selama ini manfaat yang diterima PNS selama bertugas ada dua macam, yaitu

asuransi kesehatan (Askes) dan tabungan perumahan (Taperum) sementara setelah

bertugas (purna tugas) juga ada dua macam, yaitu pensiun dan tabungan hari tua

(THT). Pembiayaan manfaat ini sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 43

Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Pasal 32) seharusnya ditanggung

oleh dua pihak, yaitu pekerja dan pemberi kerja. Pekerja disini adalah PNS dan

pemberi kerja adalah Pemerintah.

Saat ini, pegawai memberikan iurannya untuk pembiayaan pensiun sebesar

4,75%, THT sebesar 3,25%, Askes sebesar 2% dan Taperum sebesar 1%. Sementara

itu Pemerintah sebagai pemberi kerja baru memberikan iurannya untuk pembiayaan

Askes sebesar 2%. Sementara untuk pembiayaan lainnya Pemerintah belum

melaksanakan kewajibannya. Kondisi ini membuat dana purna tugas tidak

berkembang dengan baik karena belum adanya iuran Pemerintah.

Karena pembiayaan pensiun baru dilakukan oleh satu pihak (pekerja) maka

dana yang terkumpul belum atau tidak mencukupi untuk membayar pensiun

peserta. Iuran yang dikumpulkan dari peserta dikumpulkan dalam rekening

pemerintah yang rencananya akan dijadikan sebagai dana pensiun. Dana ini belum

Page 19: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

19

dimanfaatkan untuk membayar pensiun. Pembayaran pensiun dilakukan dengan

menggunakan anggaran negara (pay us you go). Pada periode 1994-2008

pembayaran pensiun dilakukan secara cost sharing antara dana pensiun dan APBN.

Dalam Tabel berikut dijelaskan perkembangan pembiayaan pensiun.

Tabel 4.1 Perkembangan Pembiayaan Pensiun

Periode Sumber Pembiayaan (%)

APBN Dana Pensiun

s/d Desember 1993 100 0

Januari 1994 - Maret 1994 0 100

April 1994 - Desember 1996 77,5 22,5

Januari 1997 - Desember 1998 77 23

Januari 1999 - Desember 2002 75 25

Januari 2003 - Desember 2005 79 21

Januari 2006 - Desember 2006 82,5 17,5

Januari 2007 - Desember 2007 85,5 14,5

Januari 2008 - Desember 2008 91 9

Januari 2009 - sekarang 100 0

Sumber : PT Taspen, 2012

Dari Tabel tersebut terlihat bahwa Pemerintah pernah menggunakan dana

pensiun untuk membayar pensiun peserta. Bahkan pada Januari - Maret 1994 dana

pensiun yang digunakan sebesar 100% dari dana pensiun. Kemudian pada tahun-

tahun berikutnya semakin menurun prosentase sharing-nya dan pada Januari 2007

sampai sekarang pembayaran pensiun kembali dilakukan dengan sistem pay us you

go (100% dari APBN). Kondisi ini berdampak pada berkurangnya dana pensiun

sehingga kecukupan yang diharapkan menjadi semakin sulit diwujudkan. Menurut

data yang diberikan oleh PT Taspen saat ini dana pensiun yang dikelola ada sebesar

Rp 56,11 Triliun sementara kebutuhan untuk bisa fully funded dibutuhkan anggaran

sebesar Rp 300 Triliun. Sehingga masih ada kekurangan dana sebesar Rp 243,89

Page 20: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

20

Triliun. Kekurangan ini tidak akan bisa dipenuhi hanya dengan iuran peserta, maka

Pemerintah harus memenuhi kewajibannya membayar iurannya.

Dilain sisi apabila sistem pay us you go ini dilanjutkan maka beban anggaran

negara akan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Dari data yang

disampaikan oleh PT Taspen diketahui bahwa semakin lama, jumlah peserta pensiun

semakin bertambah. Sehingga kebutuhan anggaran untuk membayar pensiun juga

semakin meningkat. Berikut disajikan proyeksi perkembangan jumlah peserta dan

pembayarannya proyeksi untuk tahun 2012 sampai tahun 2015.

Tabel 4.2 Proyeksi Perkembangan Jumlah Peserta Pensiun

dan Pembayaran Pensiun PNS

Tahun Proyeksi

Jumlah Peserta Pembayaran (Rp)

2012 2.421.375 60.602.332.112.457

2013 2.525.261 62.787.229.114.211

2014 2.639.359 65.980.475.947.721

2015 2.764.809 69.499.123.923.173

Sumber : PT Taspen, 2012

Hasil perhitungan aktuaris independen di PT Taspen menegaskan bahwa

apabila tidak ada perubahan sistem pembiayaan pensiun maka beban anggaran akan

semakin meningkat sebagaimana digambarkan berikut.

Gambar 4.1 Proyeksi Pembayaran Pensiun PNS (Beban APBN)

Sistem Pay as You Go

Page 21: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

21

Sumber : PT Taspen, 2012

Asumsi yang diperhitungkan oleh aktuaris PT Taspen dalam perhitungan diatas

adalah bahwa Pemerintah memberikan kenaikan gaji pokok PNS sebesar 7,5% per

tahun, kenaikan pensiun pokok sebesar 5% per tahun dan pertumbuhan pegawai

zero growth.

Dari gambar tersebut terlihat bahwa kebutuhan anggaran untuk pembiayaan

pensiun semakin lama semakin meningkat tajam. Bahkan pada tahun 2055

kebutuhan anggaran untuk membayar pensiun mencapai Rp 1.000 Triliun sangat

jauh dari kebutuhan yang diproyeksi hanya sebesar Rp 300 Triliun. Kondisi tersebut

dengan asumsi bahwa kenaikan gaji pokok hanya 7,5% per tahun dan kenaikan

pensiun pokok sebesar Rp 5% per tahun. Padahal dalam kenyataannya, Pemerintah

selalu menaikkan gaji pokok sebesar 10% yang diikuti dengan kenaikan pensiun

pokok dengan besaran yang sama. Sehingga perhitungan tersebut bisa menjadi lebih

besar. Inilah yang apabila tidak segera dilakukan reformasi dalam sistem pembiayaan

pensiun maka negara akan mengalami kebangkrutan karena anggaran negara

tersedot untuk membiayai pensiun.

Beban anggaran yang berat juga diperkuat dengan perbandingan antara

besar iuran peserta dan besar manfaat yang diterima peserta. Dari gambar tersebut

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

Tri

llio

ns

Page 22: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

22

terlihat bahwa gap antara besar iuran dan besar manfaat dari tahun ke tahun

semakin besar. Bisa dikatakan besar iuran tidak mampu menutup kebutuhan

pembiayaan pensiun. Hal ini karena yang memberikan iuran baru satu pihak

(pekerja) saja sementara pemerintah (pemberi kerja) belum memberikan iuran. Gap

itulah yang ditutup dengan menggunakan anggaran negara (pay as you go).

Gambar 4.2 Perbandingan Nilai Iuran dan Manfaat Pensiun

Sumber : PT Taspen, 2012

b. Pengelolaan Dana Pensiun

Masalah berikutnya adalah terkait dengan pengelolaan dana pensiun.

Sebagaimana dijelaskan didepan bahwa pembiayaan pensiun baru satu pihak yang

melakukan iuran, yaitu pekerja/PNS sementara pihak lainnya (pemerintah) belum

melakukan iuran. Kondisi ini lebih diperparah karena pengelolaan dana pensiun

(bentuk investasi) sangat terbatas. Pengelolaan dana pensiun atau investasi yang

dilakukan dibatasi oleh peraturan. Investasi yang dilakukan adalah yang resikonya

kecil (low risk) sehingga tingkat pengembaliannya (return of investment) juga kecil.

Selain itu dalam pengelolaan dana pensiun ini diperlukan adanya jaminan dari

3,4 4,3 5,2 5,8 6,6

26,7

33,4

40,4 44,5

52,4

-

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

2007 2008 2009 2010 2011

Rp

tri

liu

n

Iuran Peserta Manfaat

Page 23: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

23

Pemerintah apabila terjadi kerugian investasi sehingga pembayaran pensiun peserta

tidak terganggu.

Dari data yang diberikan oleh PT Taspen diketahui bahwa investasi dana

pensiun saat ini sangat terbatas. Yaitu pada investasi dalam bentuk deposito,

obligasi, investasi langsung serta investasi lain-lain. Bentuk investasi ini mempunyai

nilai return of investment yang kecil karena resikonya juga kecil. Dalam Tabel berikut

ini disajikan data porto folio berbagai jenis investasi dana pensiun yang dilakukan

oleh PT Taspen.

Dari investasi tersebut, hasil yang diperoleh ternyata tidak signifikan, dalam

arti sangat kecil. Karena menurut penjelasan nara sumber dari PT Taspen semakin

maju atau semakin meningkat perekonomian suatu negara maka tingkat bunga

deposito dan obligasi semakin turun. Dengan demikian return of investment dari

kedua jenis investasi ini juga semakin kecil. Sehingga secara nominal dana pensiun

juga tidak berkembang secara signifikan.

Dalam Gambar berikut disajikan data hasil investasi dari dana pensiun. Dari

lima jenis investasi yang dilakukan oleh PT Taspen terlihat bahwa hasil investasinya

secara akumulasi cenderung semakin menurun dalam periode tahun 2007-2011.

Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan karena dana pensiun yang menjadi

harapan akan semakin sulit diwujudkan.

Gambar 4.3 Hasil Investasi Dana Pensiun

dalam Prosentase (%)

Page 24: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

24

Sumber : PT Taspen, 2012

c. Lembaga Pengelola Pensiun

Penyelenggaraan dan pengelolaan dana pensiun pada awalnya dilakukan oleh

Kementerian Keuangan, yaitu Direktorat Jenderal Anggaran. Pada tahun 1986

diserahkan secara bertahap per wilayah kepada PT Taspen. Dasar kebijakannya

adalah surat Menteri Keuangan Nomor S-244/MK.011/1985 dan surat Direktur

Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen Keuangan Nomor S-199/MK.11/1985.

PT Taspen diserahi kewenangan untuk mengumpulkan dana iuran peserta pensiun

dan mengelola dananya.

Akan tetapi dalam kebijakan tersebut, PT Taspen tidak diberi kewenangan

untuk menggunakan atau memanfaatkan dana tersebut. Kewenangan pemanfaatan

dana pensiun masih dipegang oleh Kementerian Keuangan. Sehingga dalam masalah

kelembagaan pengelola pensiun ini ada dua lembaga yang diserahi tugas mengelola.

Kondisi ini berdampak tidak maksimalnya pengelolaan dana pensiun.

d. Peserta Pensiun

Perbaikan tingkat kesehatan masyarakat berdampak pada semakin

meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia. Kondisi ini berdampak

0,000%

2,000%

4,000%

6,000%

8,000%

10,000%

12,000%

2007 2008 2009 2010 2011

prosenatse

Page 25: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

25

pada semakin panjangnya usia peserta pensiun. Semakin panjangnya usia peserta

pensiun berarti semakin panjangnya masa menerima manfaat pensiun. Panjangnya

masa menerima manfaat juga berdampak pada penerima manfaat sambungan, yaitu

manfaat untuk pensiun janda/duda dan anak-anak yang menjadi tanggungannya.

Masalah lain terkait peserta adalah kebijakan pemerintah mengangkat

tenaga honorer dan sekretaris desa menjadi PNS. Para tenaga honorer dan sekretaris

desa mayoritas usianya sudah tua sehingga masa mengiur mereka pendek

sementara mereka nanti akan menerima manfaat pensiun termasuk untuk pensiun

janda/duda dan anaknya. Demikian juga terjadinya pensiun ganda, satu orang

pegawai bisa menerima dua atau tiga bahkan lebih manfat pensiun. Hal ini terjadi

karena manfaat pensiun tidak hanya diberikan kepada PNS semata tetapi juga

kepada pejabat negara. Sehingga seorang pensiunan PNS yang kemudian berkarier

sebagai pejabat negara dimungkinkan menerima dua manfaat pensiun.

e. Manfaat Pensiun

Masalah terakhir yang melingkupi pengelolaan pensiun PNS adalah manfaat

pensiun yang tidak mampu meningkatkan kesejahteraan PNS setelah purna tugas.

Saat ini manfaat pensiun yang diterima peserta adalah maksimal 75% dari gaji pokok.

Nominal ini dirasakan sangat kecil sekali. Karena pada saat masih bertugas seorang

PNS tidak hanya menerima gaji pokok semata tetapi juga menerima berbagai macam

tunjangan. Tunjangan-tunjangan ini jumlahnya jauh lebih besar dari gaji pokoknya.

Pada masa purna tugas tunjangan-tunjangan ini tidak akan diterima lagi, yang

diterima hanya 75% dari gaji pokok. Sehingga bisa dikatakan penghasilan setelah

pensiun sangat sedikit sekali dibandingkan pada saat masih aktif.

Berikut ini adalah manfaat yang diterima pada saat seorang pegawai pensiun.

Apabila pensiun normal (BUP, 56 tahun) maka rumusnya adalah = (2,5% x masa kerja

x gaji pokok) + tunjangan. Apabila cacat yang disebabkan karena kecelakaan kerja

Page 26: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

26

rumusnya adalah = (75% x gaji pokok) + tunjangan. Apabila cacat bukan karena

kecelakaan kerja rumusnya sama dengan pensiun normal.

Sementara pensiun janda/duda/yatim piatu berbeda dengan pensium

peserta. Rumusnya apabila peserta pensiun normal adalah sebagai berikut = (2,5% x

masa kerja x gaji pokok) x 36% + tunjangan. Apabila pensiun sisebabkan pesertanya

tewas rumusnya adalah = (72% x gaji pokok) + tunjangan. Dan apabila pensiun orang

tua, rumusnya adalah = (20% x 72% x gaji pokok) + tunjangan. Selain itu apabila

peserta meninggal maka ahli waris menerima uang duka yang besarannya adalah 3 x

uang pensiun terakhir. Besaran tunjangan yang diterima adalah tunjangan

suami/istri = 10% x gaji pokok, tunjangan anak = 2% x gaji pokok dan tunjangan beras

sebesar Rp 58.050/orang. Secara akumulatif besaran pensiun yang diterima seorang

peserta kurang lebih adalah minimal 40%, maksimal 75% dari penghasilan dasar

pensiun.

H. Reformasi Penyelenggaraan Sistem Pensiun PNS

Dari berbagai data dan informasi yang sudah diperoleh Tim dan selanjutnya

dianalisis dengan memperhatikan berbagai aspek berikut ini disajikan perspektif

reformasi sistem pensiun PNS di Indonesia. Reformasi difokuskan pada lima

permasalahan mendasar yang berhasil diidentifikasi, yaitu terkait dengan sistem

pembiayaan pensiun, pengelolaan dana pensiun, lembaga pengelola dana pensiun,

peserta pensiun dan manfaat pensiun.

Secara sederhana penyelenggaraan program pensiun PNS dan permasalahan

yang diidentifikasi dapat diilustrasikan dalam gambar berikut ini.

Gambar 4.4

Ilustrasi Penyelenggaraan Program Pensiun PNS

Page 27: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

27

Dalam pengelolaan dana pensiun ada dua pihak yang terlibat, yaitu Pemerintah

sebagai pemberi kerja dan PNS sebagai pekerja. Kedua pihak harus memenuhi

kewajibannya dengan memberikan iurannya. Nominal atau besar iurannya ditetapkan

sesuai dengan perhitungan yang tepat, dalam arti tidak memberatkan pegawai maupun

anggaran negara. Iuran kedua belah pihak ini mengisi bejana dana pensiun (bejana

pertama). Karena iurannya kecil maka ada kemungkinan jumlahnya tidak akan besar

maka dana ini perlu dikelola/ diinvestasikan. Kegiatan pengelolaan dana pensiun ini

harus ditangani oleh lembaga yang kredibel dan berpengalaman.

Oleh lembaga pengelola pensiun, dana pensiun diinvestasikan sehingga

jumlahnya bisa meningkat (dalam bejana kedua). Untuk menjaga keamanan investasi

dana pensiun ini Pemerintah wajib memberikan jaminan berupa dana cadangan. Dana

cadangan dimanfaatkan apabila terjadi kerugian dalam investasi dana pensiun. Akan

tetapi kemungkinan kerugian diharapkan tidak ada atau kecil makanya dalam

pengelolaan dana pensiun diperlukan sikap kehati-hatian dan bentuk investasi yang

tepat. Apabila bejana kedua ini jumlahnya besar maka diharapkan manfaat yang bisa

diberikan kepada peserta pensiun juga besar.

Dalam ilustrasi tersebut terdapat beberapa titik krusial dalam penyelenggaraan

program pensiun PNS. Yaitu terkait dengan iuran pemberi kerja dan pekerja,

Pemerintah PNS

Investasi

Peserta

Iuran

Manfaat

Dana cadangan

Dana Pensiun

Page 28: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

28

pengelolaan atau investasi dana, adanya dana cadangan serta besaran manfaat yang

diterima peserta pensiun PNS. Titik-titik inilah yang harus direformasi, dicarikan solusi,

dicarikan bentuk yang tepat sehingga sasaran akhir, yaitu peserta pensiun yang

sejahtera dapat diwujudkan.

Dalam pembahasan berikut ini disajikan penjelasan terkait masing-masing

permasalahan yang berhasil diidentifikasi oleh Tim.

1. Sistem Pembiayaan

Sistem pembiayaan merupakan masalah yang paling mendasar dalam

penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Karena ketidaktegasan dalam penetapan

sistem pembiayaan pensiun PNS berdampak pada semakin beratnya beban anggaran

negara dalam membiayai pensiun PNS. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, pembiayaan pensiun PNS dilakukan melalui iuran

peserta (PNS) dan iuran pemberi kerja (pemerintah). Iuran ini dimaksudkan untuk

membentuk dana pensiun sehingga pembiayaan pensiun bisa dilakukan secara fully

funded.

Akan tetapi karena sampai saat ini dana pensiun belum terbentuk maka

pemerintah menanggung pembayaran pensiun PNS dengan menggunakan anggaran

negara (pay as you go). Dan disisi lain pemerintah tidak memberikan iurannya untuk

membentuk dana pensiun karena sudah melakukan pembayaran pensiun peserta

secara langsung. Pada kenyataannya sistem ini semakin lama semakin membebani

anggaran negara karena jumlah peserta pensiun yang semakin banyak dan masa

menerima manfaat yang semakin panjang sehingga beban anggaran negara semakin

besar.

Melihat kondisi ini, Tim menyarankan perlu adanya ketegasan pemerintah

dalam menetapkan sistem pembiayaan pembiayaan. Apabila yang dipilih adalah fully

funded maka harus ada sharing contibution antara pekerja dan pemberi kerja untuk

membentuk dana pensiun. Dalam hal dana pensiun belum mencukupi untuk

Page 29: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

29

melakukan pembayaran pensiun peserta maka perlu dilakukan cut off. Cut off

dilakukan untuk menegaskan peserta mana yang menggunakan sistem fully funded

dan peserta mana yang masih menggunakan pay as you go.

Dalam kebijakan ini, pemerintah menanggung dua pengeluaran, yaitu

pengeluaran untuk membayar iuran dalam rangka membentuk dana pensiun (fully

funded) untuk pembayaran peserta pensiun baru dan pengeluaran untuk membayar

peserta pensiun lama (pay as you go). Dengan kebijakan ini memang akan terasa

berat diawal karena pemerintah menanggung dua beban pembayaran. Akan tetapi

dimasa depan beban ini akan semakin berkurang karena jumlah peserta lama

semakin berkurang dan dana pensiun sudah terbentuk. Sehingga dalam perhitungan

jangka panjang lebih menguntungkan.

Aktuaris PT Taspen mencoba menghitung kebutuhan anggaran negara untuk

mengakomodasi kebijakan cut off dengan asumsi dilakukan pada tahun 2013. Hasil

perhitungan disajikan dalam Gambar dibawah ini.

Gambar 4.5

Ilustrasi Beban APBN dalam Kebijakan Cut Off

Sumber : PT Taspen, 2012

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

Trillio

ns

Dana APBN

CUT OFF FULLY

PAY AS YOU GO

Page 30: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

30

Dalam Gambar tersebut terlihat bahwa pada awalnya beban pemerintah

memang tetap besar dan cenderung naik secara signifikan. Akan tetapi pada garis

merah (pay as you go) terlihat bahwa kenaikannya sangat tinggi. Sementara pada

garis kuning (fully funded) terlihat lebih landai. Gambar tersebut menegaskan bahwa

apabila sistem pembiayaan pensiun tetap menggunakan sistem pay as you go

sebagaimana yang dilakukan saat ini maka beban anggaran negara akan semakin

tinggi. Sementara apabila menggunakan sistem fully funded, dengan membentuk

dana pensiun maka beban anggaran negara tidak akan besar karena beban

pembayaran pensiun dibebankan pada dana pensiun. Dalam implementasinya,

kebijakan ini perlu didukung dengan pengelolaan dana pensiun dengan bentuk

investasi yang aman, low risk dan dikelola oleh lembaga yang profesional dan

akuntabel.

Terkait dengan upaya pembentukan dana pensiun, ada saran dari daerah

yang menyatakan siap untuk berkontribusi. Saat ini pemerintah daerah mempunyai

anggaran yang diberikan kepada pegawainya berupa tunjangan tambahan

penghasilan. Tunjangan ini diberikan berdasarkan pangkat/golongan/jabatan

pegawai yang fungsinya untuk menambah penghasilan pegawai. Pemerintah daerah

menyatakan siap apabila ada payung kebijakan yang bisa mengatur bahwa sebagian

tunjangan tersebut dibayarkan untuk iuran pensiun pegawai. Sehingga selain

pembayaran iuran dasar ada iuran tambahan yang besarannya disesuaikan

kemampuan masing-masing pemerintah daerah. Dengan demikian maka dana

pensiun akan segera terbentuk dan manfaat yang diterima pegawai yang melakukan

iuran tambahan akan lebih besar.

2. Pengelolaan Dana

Prinsip dasar dalam pengelolaan dana pensiun PNS adalah :

a. Aman, memperhitungkan tingkat resiko yang minimal (low risk investment);

b. Hasil, mampu memberikan hasil (return of investment) yang optimal;

Page 31: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

31

c. Likuid, kemudahan dalam pencairan nilai maupun hasil investasi;

d. Fleksibilitas, pengalokasian aset-aset investasi dengan memperhitungkan kondisi

pasar.

Apabila dicermati dari prinsip dasar tersebut memang agak sulit diterapkan

karena sangat jarang ada bentuk investasi yang mempunyai resiko investasi kecil

(low risk investment) tetapi mempunyai nilai hasil (return of investment) yang besar.

Dari data yang diberikan oleh PT Taspen diketahui bahwa investasi dana pensiun saat

ini sangat terbatas. Yaitu pada investasi dalam bentuk deposito, obligasi, investasi

langsung serta investasi lain-lain sebagaimana dijelaskan didepan. Bentuk investasi

ini mempunyai nilai return of investment yang kecil karena resikonya juga kecil.

Masalah lain adalah terkait masih minimnya dana pensiun karena pemerintah

belum memberikan iurannya. Sehingga dengan jumlah yang terbatas, bentuk

investasinya pun menjadi sangat terbatas. Bentuk yang dipilih adalah dalam bentuk

deposito, obligasi, investasi langsung serta investasi lain-lain.

Dalam upaya meningkatkan jumlah dana pensiun, selain harus menegaskan

adanya iuran dari pemerintah juga terkait penentuan bentuk investasi yang tepat.

Setelah dana yang terkumpul mencukupi maka bisa dipilih bentuk yang lebih

menguntungkan. Apalagi didalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

199/PMK.010/2008 diberikan bentuk-bentuk investasi yang cukup beragam.

Dalam pengelolaan dana pensiun ada saran untuk melibatkan BUMN/BUMD.

Sehingga disatu sisi BUMN/BUMD mendapat tambahan dana untuk kegiatan bisnis

mereka dan disisi yang lain apabila BUMN/BUMD tersebut mendapat keuntungan,

maka peserta mendapat bagian keuntungan. Akan tetapi pemilihan BUMN/BUMD

juga harus selektif, artinya yang dipilih adalah BUMN/BUMD yang sehat, profesional

dan akuntabel. Karena dimanapun investasi dilakukan juga mempunyai resiko rugi,

maka pemerintah sebagai otoritas tertinggi tetap harus menanggung apabila ada

resiko kerugian.

Page 32: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

32

Selain itu apabila dana yang terkumpul dalam dana pensiun sudah cukup

besar maka bentuk-bentuk investasi bisa lebih beragam. Sehingga apabila dana

pensiun sudah besar prinsip low risk bisa ditinggalkan untuk meraih return of

investment yang lebih tinggi. Tetapi prinsip kehati-hatian dan profesionalisme harus

tetap dijaga dalam pengelolaan dana ini supaya dana amanah peserta tetap dapat

dijaga.

Dalam pengelolaan dana pensiun perlu didukung dengan transparansi

pengelolaan dana. Transparansi ini sangat penting sebagai bentuk pertanggung-

jawaban lembaga pengelola dana pensiun kepada peserta. Diharapkan peserta bisa

mengetahui berapa besaran dana pensiun masing-masing dalam satu kurun waktu.

Dan secara umum pencapaian investasi dalam pengelolaan dana pensiun

diumumkan secara berkala di media.

3. Lembaga Pengelola

Permasalahan dalam penyelenggaraan sistem pensiun PNS berikutnya adalah

menyangkut lembaga pengelola dana pensiun. Saat ini lembaga yang diserahi

tanggungjawab pengelolaan dana pensiun adalah PT Taspen. Akan tetapi PT Taspen

hanya bertindak sebagai administrator saja, sementara kewenangan sebagai

regulator dipegang oleh Kementerian Keuangan.

Pada awalnya penyelenggaraan pensiun PNS dilakukan oleh Direktorat

Jenderal Anggaran, Departemen Keuangan. Sejak tahun 1986, penyelenggaraan

pensiun PNS secara bertahap dialihkan kepada PT Taspen. Pengalihan ini termasuk

dalam pengelolaan dana pensiun yang berasal dari iuran peserta yang pada awalnya

berjumlah Rp 594,080 Milyar dan saat ini meningkat menjadi sebesar Rp 56,11

Triliun. Dasar pengalihan ini adalah surat Menteri Keuangan Nomor : S-

244/MK.011/1985 dan surat Direktur Jenderal Moneter Dalam Negeri, Departemen

Keuangan Nomor : S-199/MK.11/1985, yaitu terkait pengalihan administratif atas

dana hasil akumulasi iuran peserta pensiun kepada PT Taspen. PT Taspen sendiri

Page 33: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

33

dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi

Sosial PNS dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 tentang Pengalihan

Bentuk Perusahaan Umum Dana Tabungan dan Asuransi PNS menjadi Perusahaan

Perseroan (Persero).

Sebagaimana dijelaskan didepan bahwa PT Taspen tidak diberi kewenangan

dalam menentukan bentuk-bentuk investasi dana pensiun karena hanya sebagai

administrator dana pensiun. Kewenangan terkait kebijakan pengelolaan dana

pensiun masih dipegang oleh Kementerian Keuangan sebagai regulatornya. Kondisi

ini berdampak pada tidak maksimalnya pengelolaan atau investasi dana pensiun

yang dilakukan oleh PT Taspen.

Melihat kondisi ini dari berbagai diskusi yang diselenggarakan muncul suatu

usulan untuk menetapkan satu lembaga independen yang diserahi kewenangan

penuh dalam pengelolaan dana pensiun PNS. Lembaga ini bertanggung-jawab dalam

penyelenggaraan program pensiun PNS sejak pengumpulan iuran peserta,

pengelolaan atau investasi dananya, serta pembayaran manfaatnya. Dalam hal ini

termasuk didalamnya adalah pengelolaan database pesertanya. Meskipun

independen, lembaga pengelola ini tetap berada dibawah koordinasi pemerintah

dan bertanggung jawab kepada pemerintah.

Dalam diskusi juga berkembang terkait kebijakan pemerintah untuk

membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sesuai amanat Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial,

khususnya di Pasal 5 ayat (2) disebutkan bahwa ada dua jenis BPJS, yaitu BPJS

Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan sebagaimana amanat

Pasal 6 ayat (2) disebutkan menyelenggarakan program : jaminan kecelakaan kerja,

jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian.

Mencermati bunyi pasal tersebut nampaknya pemerintah bermaksud

menggabungkan semua penyelenggaraan program pensiun yang ada saat ini dalam

satu lembaga penyelenggara, yaitu BPJS. Dalam diskusi muncul kekhawatiran bahwa

Page 34: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

34

ini tidak akan berjalan efektif karena adanya perbedaan karakteristik peserta di

masing-masing lembaga penyelenggara. Misalnya PT Taspen menyelenggarakan

program pensiun untuk PNS, PT ASABRI untuk anggota ABRI, PT Jamsostek untuk

pegawa swasta. Masing-masing peserta mempunyai skema yang berbeda sehingga

apabila disatukan maka akan menemui kendala tersendiri. Menyikapi kondisi ini,

muncul usulan untuk tetap menyerahkan operator penyelenggaraan program

pensiun kepada masing-masing lembaga yang sudah ada yang dalam

pelaksanaannya dikoordinasi oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga tidak ada

perubahan yang besar dalam skema yang sudah berjalan dan amanat Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tetap

bisa dilaksanakan.

4. Peserta

Permasalahan berikutnya adalah terkait dengan kepesertaan. Sebagaimana

sudah diulas didepan bahwa perkembangan peserta pensiun dari tahun tahun

semakin meningkat jumlahnya. Apabila tidak dikendalikan maka akan semakin besar

dan rasionya bisa sama antara peserta pensiun dengan PNS aktif. Apabila didukung

dengan sistem pembiayaan dan pengelolaan dana yang sudah baik tentu

kepesertaan ini tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi tetap akan menjadi lebih

baik apabila peserta pensiun dikaji kembali.

Peserta pensiun menjadi masalah karena jumlahnya yang semakin besar akan

tetapi tidak dibarengi dengan masa mengiur dan masa menerima manfaat yang

signifikan. Banyak kebijakan pemerintah yang berdampak menambah jumlah peserta

pada level masa mengiur yang pendek sementara masa menerima manfaatnya jauh

lebih panjang. Misalnya kebijakan pengangkatan pegawai honorer daerah dan

sekretaris desa yang tingkat usianya sudah mendekati masa pensiun. Kebijakan ini

akan menjadi beban karena dana pensiun yang diiur oleh peserta belum menemui

titik pengembalian modal (break event point/BEP) dalam investasinya. Sehingga

Page 35: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

35

peserta dengan masa mengiur yang pendek ini akan menjadi beban peserta lainnya.

Terkait dengan masalah ini muncul usulan untuk membatasi dengan tegas minimal

masa mengiur bagi peserta. Bagi peserta yang tidak memenuhi masa minimal

mengiur maka tidak berhak menerima manfaat pensiun, mereka hanya menerima

akumulasi jumlah iurannya plus bunga investasinya.

Masalah lainnya dalam kepesertaan adalah terkait dengan up date data

peserta, khususnya di daerah terpencil, janda/duda, dan anak dalam tanggungan).

Up date data ini menjadi sangat penting terutama untuk mengurangi resiko

kebocoran. Hal ini didasari kondisi di lapangan yang menunjukkan fakta bahwa para

peserta pensiun mempunyai mobilitas yang tinggi akan tetapi tidak didukung dengan

up date data dan informasi yang valid. Kondisi geografis wilayah Indonesia yang

beragam dan belum didukung dengan perangkat sistem komunikasi yang canggih

menjadi kendala tersendiri dalam up date data ini.

Selain itu lemahnya kebijakan yang ada juga berpengaruh dalam proses up

date data peserta. Misalnya bagi peserta (janda/duda) yang sudah menikah

seharusnya tidak berhak menerima manfaat. Akan tetapi apabila pernikahan

dilakukan tanpa surat resmi (nikah siri) maka data tidak bisa di-up date. Demikian

juga untuk anak yang menjadi tanggungan seringkali karena tidak ada up date data

menyebabkan kebocoran anggaran. Dengan melihat kondisi tersebut muncul usulan

untuk menegaskan kepesertaan terutama untuk peserta sambungan (janda/duda

dan anak dalam tanggungan). Perlu ada kebijakan baru untuk peserta (janda/duda)

yang menikah kembali meskipun de facto tidak ada surat resmi tetapi apabila secara

de jure telah menikah maka hak menerima manfaat pensiun bisa dicabut.

5. Manfaat

Manfaat adalah permasalahan yang paling banyak banyak mendapat sorotan

dalam proses kajian ini. Manfaat yang diterima peserta selama ini dirasakan masih

sangat jauh dari harapan. Sehingga setelah pensiun banyak peserta yang merasa

Page 36: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

36

kesulitan dalam melanjutkan kehidupannya. Meskipun secara perhitungan,

sebagaimana disajikan didepan bahwa manfaat yang diterima oleh peserta jauh lebih

besar dari jumlah iurannya.

Manfaat pensiun dirasakan kecil karena dasar perhitungannya yang

didasarkan pada gaji pokok PNS. Sementara saat ini take home pay yang diterima

PNS bukan hanya sekedar gaji pokok tetapi juga menerima berbagai tunjangan. Dan

saat pensiun, PNS hanya menerima pensiun, sementara tunjangan dihentikan.

Kondisi inilah yang menyebabkan banyak PNS yang “stres” setelah pensiun karena

take home pay-nya berkurang banyak. Hanya menerima 80% dari gaji pokok dan

tunjangan tidak diterima lagi. Kondisi semakin terasa bagi PNS yang menduduki

jabatan tertentu (jabatan struktural maupun fungsional) karena jumlah

tunjangannya lumayan besar.

Melihat kondisi ini ada usulan untuk mengubah dasar perhitungan pensiun,

bukan pada gaji pokok tetapi pada take home pay-nya. Akan tetapi usulan ini perlu

diikuti dengan perbaikan sistem penggajian dan sistem tunjangan. Karena saat ini

perbedaan antara gaji dan tunjangan (baik struktural maupun fungsional) sangat

besar. Demikian pula antar jabatan fungsional juga ada perbedaan yang signifikan,

dengan kata lain ada jabatan fungsional yang diberikan tunjangan besar akan tetapi

ada juga jabatan fungsional yang diberikan tunjangan kecil. Ini tentu saja

memerlukan kajian tersendiri yang lebih mendalam.

Manfaat pensiun juga menimbulkan masalah karena ada peserta yang

menerima lebih dari satu manfaat pensiun. Hal ini terjadi karena seorang PNS bisa

beralih jabatan (sebagai PNS, pejabat negara) yang keduanya bisa menerima

manfaat pensiun. Bahkan bisa saja seorang PNS menerima lebih dari dua manfaat

pensiun, contohnya seorang PNS menerima manfaat sebagai peserta, kemudian

menerima manfaat sebagai janda/duda, kemudian menerima manfaat sebagai

pejabat negara. Terkait dengan kondisi ini, ada usulan untuk menerapkan sistem on-

off. Pada saat seorang pensiun sebagai PNS maka yang diterima adalah manfaat

Page 37: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

37

pensiun PNS. Apabila suami/istrinya meninggal maka akan menerima manfaat

sebagai janda/duda. Apabila pada saat pensiun, aktif sebagai pejabat negara maka

pensiun PNS dihentikan (off) karena yang bersangkutan aktif kembali (on) menerima

gaji sebagai pejabat negara dan mengiur sebagai pejabat negara. Sementara pensiun

janda/dudanya tetap aktif karena merupakan manfaat sambungan. Apabila nanti

pensiun sebagai pejabat negara maka akan menerima manfaat pensiun pejabat

negara. Dengan sistem on-off ini maka maksimal manfaat yang diterima oleh seorang

peserta adalah dua jenis manfaat pensiun, yaitu manfaat pensiun sebagai peserta

dan manfaat pensiun sambungan.

Dalam penerimaan manfaat pensiun program yang diterapkan pemerintah

adalah defined benefit, yaitu manfaat sudah ditetapkan diawal. Program ini akan

membebani pengelola dana pensiun (dalam hal ini adalah pemerintah) karena beban

atau resiko pencapaian manfaat ditanggung oleh pemerintah. resiko terkait

pengelolaan atau investasi dana pensiun harus ditanggung oleh pemerintah dengan

memperbesar iurannya kedalam dana pensiun. Hal ini tentu saja semakin

memberatkan anggaran negara. Kedepan diusulkan untuk menerapkan defined

contribution (iuran pasti) dalam program pensiun sehingga masing-masing pegawai

mempunyai akun pribadi (individual account). Sehingga manfaat masing-masing akan

berbeda-beda tergantung pada jumlah iuran yang sudah dibayarkan dan kinerja

investasinya. Sistem ini dari aspek anggaran juga akan lebih menguntungkan karena

pemerintah tidak akan dibebani biaya besar.

Untuk meningkatkan manfaat pensiun yang diterima oleh peserta ada usulan

yang menyebutkan bahwa manfaat pensiun tidak harus diberikan dalam bentuk

nominal uang. Manfaat pensiun bisa diberikan berupa pemberian discount untuk

berbagai fasilitas pelayanan pemerintah bagi peserta pensiun. Misalnya dalam

layanan jasa transportasi, jasa kesehatan, jasa rekreasi dan sebagainya.

Pemberiannya berupa pemberian discount khusus bagi masyarakat yang bisa

menunjukkan kartu peserta pensiun. Sehingga secara tidak langsung pemberian

Page 38: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

38

discount ini akan mengurangi pengeluaran para peserta pensiun yang

penghasilannya juga berkurang karena sudah pensiun.

6. Lain-lain

Untuk bisa melaksanakan berbagai solusi yang ditawarkan tersebut

diperlukan adanya dukungan kebijakan yang jelas. Perlu ada perubahan terkait dasar

hukum penyelenggaraan pensiun PNS. Bukan sekedar Undang-Undang tetapi juga

mencakup peraturan pelaksanaannya (Peraturan Pemerintah maupun Keputusan

Menteri terkait). Dengan adanya kebijakan yang jelas maka implementasi dari

berbagai solusi yang ditawarkan akan bisa maksimal.

Selain adanya kebijakan yang jelas, juga diperlukan adanya dukungan politik

dari stake holders terkait. Dalam hal ini lembaga-lembaga yang terkait dalam

penyelenggaraan sistem pensiun PNS harus mempunyai persepsi yang sama tentang

penyelenggaraan sistem pensiun PNS. Karena berbagai tawaran solusi yang diberikan

mengandung konsekuensi, baik terkait dengan kelembagaan dan kewenangannya

serta anggaran. Apabila konsekuensi ini tidak dipahami dengan baik oleh semua

stake holders maka solusi yang ditawarkan tidak bisa dilaksanakan dengan baik.

7. Kesimpulan analisis

Dari pembahasan permasalahan dalam penyelenggaraan pensiun diatas

berikut disimpulkan ringkasannya.

Tabel 4.4

Perbandingan Sistem Lama dan Sistem Baru dalam Reformasi Sistem Pensiun PNS

No. Area Reformasi Sistem Lama Sistem Baru

1. Sistem pembiayaan Pay as you go - Fully funded,

- Sharing contribution,

- Cut off.

2. Pengelolaan dana pensiun

Terbatas - Diversifikasi,

Page 39: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

39

- Pelibatan BUMN/BUMD,

- Transparansi.

3. Lembaga pengelola PT Taspen, Kemen Keu

- Lemb independen,

- BPJS sbg koord, PT Taspen sbg operator.

4. Kepesertaan Tidak diatur secara tegas

- Kriteria masa min mengiur,

- Up date peserta,

- Pembatasan penerima manfaat pensiun sambungan.

5. Manfaat pensiun 75% dari gaji pokok - Dasar penghitungan pensiun adalah take home pay,

- Manfaat pensiun dlm bentuk pemberian discount pelayanan pemerintah,

- Sistem on-off manfaat pensiun.

Daftar Pustaka Achmad Subianto, Reformasi Kesejahteraan Aparatur Negara, Penerbit Yayasan Bermula

dari Kanan, Jakarta, Cetakan Kedua, Agustus 2010. Bahan Seminar Nasional Grand Design Reformasi Sistem Pensiun PNS di Indonesia

(Tantangan dan Solusi), Hotel Borobudur Intercontinental, Jakarta, 13 Desember 2012. Bullock III, Charles S., James E. Anderson and David W. Brady. 1983. Public Policy in the

Eighties, Monterery, CA: Brooks/Cole Publishing Company. Direktorat Jenderal Anggaran : Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil. Bahan Presentasi

Diskusi Terbatas Permasalahan Sistem Pensiun PNS di Indonesia, LAN 30 Maret 2011, Jakarta.

DPR RI : Rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Jakarta, 2011. Dunn, William N : An Introduction to Public Policy Analysis, Englewood Cliffs, N.J: Prentice

Hall. Inc., 1981. Independent Public Service Pensions Commission : Final Report, London : Crown, 10 Maret

2011. Lembaga Administrasi Negara : Kajian Telaahan Kebijakan Sistem Pensiun PNS, Jakarta,

2011. Mustopadidjaja AR. Manajemen Proses Kebijakan (Bahan Kuliah Diklat SPAMEN dan SPATI),

Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, 1999. Nugroho, Riant : Public Policy, Jakarta : Elex Media Komputindo, 2009. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun

2010-2025.

Page 40: Reformasi Sistem Pensiun PNS1 *) - inovasi.lan.go.idinovasi.lan.go.id/...Reformasi-Sistem-Pensiun-PNS-(Info-Kajian).pdf · perubahan sistem pensiun PNS yang komprehensif, baik dari

40

PT Taspen : Bahan Paparan Reformasi Sistem Pensiun PNS, Jakarta, 2012. Setiawati, Budhi, Wakiran, Hadiyati dan Herman : Reformasi Sistem Pensiun Pegawai Negeri

Sipil. Badan Kepegawaian Negara dan Kemitraan, Jakarta, 2006. Wakiran : Penyelenggaraan Program Pensiun PNS dan Permasalahannya. Bahan Presentasi

pada Diskusi Terbatas LAN, 29 April 2011. Jakarta : Direktorat Gaji dan Kesejahteraan Badan Kepegawaian Negara.

Wiener(h), M : International Comparisons. Discussion Material for the World Bank Jakarta Office Informal Working Group on Civil Service Pension Reform. Jakarta : the World Bank, 2011.