KAMIS, 7 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA … program pensiun dini untuk memangkas jumlah pensiunan...

1
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD) mengusulkan calon incumbent dalam pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) harus cuti terhitung sejak masa pencalonan. Anggota Komite I DPD Fa- rouk Muhammad di Mana- do, Sulawesi Utara, kemarin, mengungkapkan usul itu ter- tuang dalam draf Rancangan Undang-Undang (RUU) ten- tang Pemilu Kada yang disusun oleh DPD. “Klausul itu dite- gaskan dalam pasal. Nantinya harus dipatuhi,” ujarnya. Menurutnya, aturan cuti itu bertujuan untuk meminimali- sasi peluang penyalahgunaan kekuasaan dalam kepentingan pemilu kada. Sebab, lanjutnya, penyalahgunaan kewenangan oleh calon incumbent masih marak terjadi. Untuk memperketat penga- wasan terhadap pelanggaran pidana dalam pemilu kada, sambungnya, DPD mengusul- kan untuk melibatkan kepoli- sian dalam pengawasan pemilu kada. Pelibatan kepolisian, imbuh- nya, dapat mengefektifkan penanganan hukum sekaligus pengawasan pelaksanaan pe- milu kada. “Jika aparat kepo- lisian menemukan praktik politik uang, dapat melakukan tindakan hukum sekaligus me- laporkan ke panitia pengawas pemilu kada,” katanya. Untuk batasan pemilu kada yang perlu dilanjutkan ke pengadilan, tambahnya, DPD membuat batasan minimal. “Jika terdapat pelanggaran politik uang hingga 10 kelurah- an atau desa untuk pemilu kada bupati atau wali kota atau 10 kecamatan untuk pemilu kada gubernur, kasus dilanjutkan ke pengadilan,” jelasnya. Selain RUU Pemilu Kada, DPD juga sedang membahas RUU inisiatif revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerin- tah Daerah dan RUU Desa. Selama di Manado, DPD juga menggelar rapat kerja dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan sejumlah unsur ma- syarakat. Ketua DPD Irman Gusman MI/SUMARYANTO JUMLAH PNS MENINGKAT: Ratusan guru berdemonstrasi menuntut diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di depan Istana Merdeka, Jakarta, beberapa waktu lalu. Jumlah PNS terus meningkat. Hingga semester pertama 2010, jumlah PNS telah mencapai 4.691.013 orang atau mengalami kenaikan 3,69% dari tahun sebelumnya. Rekrutmen PNS Harus Dirombak Dalam dua tahun terakhir, jumlah PNS melonjak empat kali lipat. Hal itu dapat memicu ledakan pensiunan. Maria Jeanindya B UTUH kejelian peme- rintah untuk meme- takan kebutuhan pegawai negeri sipil (PNS) agar tidak terjadi pening- katan yang berlebih. Bila tidak ada pengendalian yang ke- tat, kekhawatiran akan terjadi ledakan pensiunan PNS yang akan membebani APBN sudah di depan mata. Untuk itu, pemerintah diminta mempertegas definisi pejabat negara dan sipil. Pandangan tersebut dikemukakan oleh tim pakar pembahasan revisi UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian dari Uni- versitas Gadjah Mada (UGM) Sofian Effendi dan Guru Besar FISIP Universitas Indonesia, Eko Prasojo, di Jakarta, kemarin. Saat ini, terang Sofian, jumlah pensiunan PNS mencapai 2,4 juta orang. Dengan mengasum- sikan bahwa satu orang menda- patkan tunjangan pensiun sebesar Rp1 juta rupiah, negara harus menanggung tunjangan pensiun sebesar kurang lebih Rp24 triliun dalam setahun. “Sementara dana di PT Taspen tinggal Rp1,3 triliun. Sisanya, ya dibebankan kepada APBN seki- tar 97%,” tutur Sofian. Berdasarkan proyeksi Bank Dunia, ledakan pensiunan PNS bakal terjadi pada 2015. Diper- kirakan jumlah pensiunan men- capai 4,7 juta hingga 4,9 juta jiwa. Belum lagi, adanya kebijakan un- tuk mengangkat tenaga honorer menjadi PNS yang makin me- ningkatkan jumlah pensiunan. Angka itu cukup meresahkan karena membebani keuangan negara. Sedikitnya dibutuhkan dana Rp54 triliun untuk mem- bayar para pensiunan tersebut, pada 2015. “Pensiunan PNS itu terbesar berasal dari institusi pendidikan,” kata Sofian. Eko Prasojo menambahkan, bila perlu, pemerintah menawar- kan program pensiun dini untuk memangkas jumlah pensiunan PNS sehingga tidak meledak di 2015. “Sistem pensiun dini dibayar tunai untuk wirausaha misal- nya, biar lebih bermanfaat,” ujarnya. Solusi lain yang diberikan olehnya adalah mendiversifikasi pegawai negara dengan meman- faatkan pola kontrak. Dari klasifikasi umur, saat ini postur PNS memang didomina- si oleh mereka yang berada pada rentang usia 46-50 tahun. Artinya, jumlah pensiunan PNS terbanyak akan terjadi pada ren- tang waktu 5 hingga 10 tahun mendatang. Bila dikaitkan dengan pene- rimaan calon PNS (CPNS) sen- diri, pemerintah sebenarnya memiliki kebijakan zero growth, yang mengatur bahwa jumlah PNS yang diterima tidak boleh melebihi jumlah PNS yang me- masuki masa pensiun. Data Direktorat Pensiun Ba- dan Kepegawaian Negara (BKN) menyebutkan, pensiunan PNS hingga 2010 berjumlah 1,9 juta orang, dengan rata-rata per ta- hun sekitar 100 hingga 120 ribu orang. “Data ini hasil pendataan untuk menyesuaikan pokok pen- siun karena ada peraturan gaji yang baru,” ujar salah seorang staf Direktorat Pensiun BKN Tuti Mariana. Idealnya, imbuh Tuti, pe- nerimaan PNS pun tak boleh melebihi angka 120 ribu orang. Bila kebijakan zero growth masih dijalankan dengan ketat. Namun yang terjadi, jumlah PNS me- ningkat hingga 500 ribu orang sepanjang dua tahun terakhir. Proses tertutup Sementara itu, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR mengenai revisi UU Pokok-pokok Kepegawaian, Eko juga mengutarakan, kecen- derungan untuk mengutamakan putra daerah dalam perekrutan PNS saat ini semakin menonjol. Untuk mengatasi hal itu, ia menyarankan agar pengisian jabatan PNS di daerah harus di- lakukan secara terbuka. (P-4) [email protected] Incumbent Mesti Cuti Sejak Pencalonan memaparkan 11 agenda strate- gis yang menjadi kerja DPD. “Melalui 11 agenda strategis, DPD dapat mendorong kema- juan daerah serta keadilan pem- bangunan di bidang ekonomi dan politik,” ujar Irman. Agenda DPD itu, sambung- nya, antara lain adalah fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dan pemilu kada serta penyelesaian berba- gai permasalahan di daerah, pengelolaan infrastruktur dan sumber daya alam untuk kese- jahteraan rakyat. Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang berharap DPD berkontribusi dalam pe- nyempurnaan UU 32 Tahun 2004. Selain itu, Sarundajang juga meminta DPD agar mem- perjuangkan alokasi anggaran yang lebih adil buat daerah. (AO/VL/Ant/P-1) Farouk Muhammad Anggota Komite I DPD MI/M IRFAN 4 | Politik & HAM KAMIS, 7 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Transcript of KAMIS, 7 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA … program pensiun dini untuk memangkas jumlah pensiunan...

DEWAN Perwakilan Daerah (DPD) mengusulkan calon incumbent dalam pemilihan umum kepala daerah (pemilu kada) harus cuti terhitung sejak masa pencalonan.

Anggota Komite I DPD Fa-rouk Muhammad di Mana-do, Sulawesi Utara, kemarin, meng ungkapkan usul itu ter-tuang dalam draf Rancangan Undang-Undang (RUU) ten-tang Pemilu Kada yang disusun oleh DPD. “Klausul itu dite-gaskan dalam pasal. Nantinya harus dipatuhi,” ujarnya.

Menurutnya, aturan cuti itu bertujuan untuk meminimali-sasi peluang penyalahgunaan kekuasaan dalam kepentingan pemilu kada. Sebab, lanjutnya, penyalahgunaan kewenangan oleh calon incumbent masih marak terjadi.

Untuk memperketat penga-

wasan terhadap pelanggaran pidana dalam pemilu kada, sambungnya, DPD mengusul-kan untuk melibatkan kepoli-sian dalam pengawasan pemilu kada.

Pelibatan kepolisian, imbuh-nya, dapat mengefektifkan penanganan hukum sekaligus pengawasan pelaksanaan pe-mi lu kada. “Jika aparat kepo-lisian menemukan praktik po litik uang, dapat melakukan

tindakan hukum sekaligus me-laporkan ke panitia pengawas pemilu kada,” katanya.

Untuk batasan pemilu kada yang perlu dilanjutkan ke pengadilan, tambahnya, DPD membuat batasan minimal.

“Jika terdapat pelanggaran politik uang hingga 10 kelurah-an atau desa untuk pemilu kada bupati atau wali kota atau 10 kecamatan untuk pemilu kada gubernur, kasus dilanjutkan ke pengadilan,” jelasnya.

Selain RUU Pemilu Kada, DPD juga sedang membahas RUU inisiatif revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerin-tah Daerah dan RUU Desa.

Selama di Manado, DPD juga menggelar rapat kerja dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan sejumlah unsur ma-syarakat.

Ketua DPD Irman Gusman

MI/SUMARYANTO

JUMLAH PNS MENINGKAT: Ratusan guru berdemonstrasi menuntut diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di depan Istana Merdeka, Jakarta, beberapa waktu lalu. Jumlah PNS terus meningkat. Hingga semester pertama 2010, jumlah PNS telah mencapai 4.691.013 orang atau mengalami kenaikan 3,69% dari tahun sebelumnya.

Rekrutmen PNSHarus DirombakDalam dua tahun terakhir, jumlah PNS melonjak empat

kali lipat. Hal itu dapat memicu ledakan pensiunan.

Maria Jeanindya

BUTUH kejelian peme-rintah untuk meme-t a k a n k e b u t u h a n pe gawai negeri sipil

(PNS) agar tidak terjadi pening-katan yang berlebih. Bila tidak ada pengendalian yang ke-tat, kekhawatiran akan terjadi ledakan pensiunan PNS yang akan membebani APBN sudah di depan mata.

Untuk itu, pemerintah diminta mempertegas definisi pejabat negara dan sipil. Pandangan ter sebut dikemukakan oleh tim pakar pembahasan revisi UU No 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dari Uni-versitas Gadjah Mada (UGM) Sofi an Effendi dan Guru Besar FISIP Universitas Indonesia, Eko Prasojo, di Jakarta, kemarin.

Saat ini, terang Sofi an, jumlah pensiunan PNS mencapai 2,4 juta orang. Dengan mengasum-sikan bahwa satu orang menda-patkan tunjangan pensiun sebesar Rp1 juta rupiah, negara harus menanggung tunjangan pensiun sebesar kurang lebih Rp24 triliun dalam setahun.

“Sementara dana di PT Taspen tinggal Rp1,3 triliun. Sisanya, ya dibebankan kepada APBN seki-tar 97%,” tutur Sofi an.

Berdasarkan proyeksi Bank Dunia, ledakan pensiunan PNS bakal terjadi pada 2015. Diper-kirakan jumlah pensiunan men-capai 4,7 juta hingga 4,9 juta jiwa. Belum lagi, adanya kebijakan un-tuk mengangkat tenaga honorer menjadi PNS yang makin me-ningkatkan jumlah pensiunan.

Angka itu cukup meresahkan

karena membebani keuangan negara. Sedikitnya dibutuhkan dana Rp54 triliun untuk mem-bayar para pensiunan tersebut, pada 2015. “Pensiunan PNS itu terbesar berasal dari institusi pendidikan,” kata Sofi an.

Eko Prasojo menambahkan, bila perlu, pemerintah menawar-kan program pensiun dini untuk memangkas jumlah pensiunan PNS sehingga tidak meledak di 2015.

“Sistem pensiun dini dibayar tunai untuk wirausaha misal-nya, biar lebih bermanfaat,” ujarnya.

Solusi lain yang diberikan olehnya adalah mendiversifi kasi pegawai negara dengan meman-faatkan pola kontrak.

Dari klasifi kasi umur, saat ini postur PNS memang didomina-si oleh mereka yang berada pa da rentang usia 46-50 tahun.

Artinya, jumlah pensiunan PNS terbanyak akan terjadi pada ren-tang waktu 5 hingga 10 tahun mendatang.

Bila dikaitkan dengan pene-rimaan calon PNS (CPNS) sen-di ri, pemerintah sebenarnya memiliki kebijakan zero growth, yang mengatur bahwa jumlah PNS yang diterima tidak boleh melebihi jumlah PNS yang me-masuki masa pensiun.

Data Direktorat Pensiun Ba-dan Kepegawaian Negara (BKN) menyebutkan, pensiunan PNS hingga 2010 berjumlah 1,9 juta orang, dengan rata-rata per ta-hun sekitar 100 hingga 120 ribu orang. “Data ini hasil pendataan untuk menyesuaikan pokok pen-siun karena ada peraturan gaji yang baru,” ujar salah seorang staf Direktorat Pensiun BKN Tuti Mariana.

Idealnya, imbuh Tuti, pe-nerimaan PNS pun tak boleh melebihi angka 120 ribu orang. Bila kebijakan zero growth masih dijalankan dengan ketat. Namun yang terjadi, jumlah PNS me-ningkat hingga 500 ribu orang sepanjang dua tahun terakhir.

Proses tertutupSementara itu, dalam rapat

dengar pendapat dengan Komisi II DPR mengenai revisi UU Pokok-pokok Kepegawaian, Eko juga mengutarakan, kecen-derungan untuk mengutamakan putra daerah dalam perekrutan PNS saat ini semakin menonjol.

Untuk mengatasi hal itu, ia menyarankan agar pengisian jabatan PNS di daerah harus di-lakukan secara terbuka. (P-4)

[email protected]

Incumbent Mesti Cuti Sejak Pencalonanmemaparkan 11 agenda strate-gis yang menjadi kerja DPD.

“Melalui 11 agenda strategis, DPD dapat mendorong kema-juan daerah serta keadilan pem-bangunan di bidang ekonomi dan politik,” ujar Irman.

Agenda DPD itu, sambung-nya, antara lain adalah fokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dan pemilu kada serta penyelesaian berba-gai permasalahan di daerah, pengelolaan infrastruktur dan sumber daya alam untuk kese-jahteraan rakyat.

Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Sarundajang berharap DPD berkontribusi dalam pe-nyempurnaan UU 32 Tahun 2004. Selain itu, Sarundajang juga meminta DPD agar mem-perjuangkan alokasi anggaran yang lebih adil buat daerah. (AO/VL/Ant/P-1)

Fa rouk MuhammadAnggota Komite I DPD

MI/M IRFAN

4 | Politik & HAM KAMIS, 7 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA