Reformasi Pendidikan Nasional Dan Pengaruhnya Dalam Pendidikan Islam
-
Upload
dahlia-tambajong -
Category
Documents
-
view
135 -
download
0
Transcript of Reformasi Pendidikan Nasional Dan Pengaruhnya Dalam Pendidikan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia saat ini masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan negara lain bahkan dengan sesama anggota
ASEAN. Pendidikan adalah kata kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan
martabat bangsa. Tak salah jika kita sebut pendidikan sebagai pilar pokok dalam
pembangunan bangsa. Tinggi-rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari mutu
pendidikan yang diterapkannya.
Pendidikan yang tepat dan efektif akan melahirkan anak-anak bangsa
yang cerdas, bermoral, memiliki etos kerja dan inovasi yang tinggi. Negara-
negara yang telah berhasil mencapai kemajuan dan menguasai teknologi-
peradaban mengawali kesuksesannya dengan memberi perhatian yang besar
terhadap sektor pendidikan nasionalnya. Sektor pendidikan mendapat dukungan
penuh dan secara terus menerus sistemnya diperbaiki agar sesuai dengan kondisi,
kebutuhan, dan daya akses seluruh lapis masyarakat mereka.
Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Sebagaimana diketahui, Undang-Undang adalah wujud dari harapan rakyat yang
dimanifestasikan oleh DPR. Dalam hal ini harapan dan tantangan di masa depan,
pendidikan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan dibutuhkan. Pendidikan
di masa depan diharapkan memainkan peranan yang sangat fundamental di mana
cita-cita suatu bangsa dan negara dapat diraih. Bagi masyarakat suatu bangsa,
pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang akan menentukan masa depannya.
Menghadapi masa depan yang sudah pasti diisi dengan arus globalisasi dan
keterbukaan serta kemajuan dunia informasi dan komunikasi, pendidikan akan
semakin dihadapkan terhadap berbagai tantangan dan permasalahan yang lebih
rumit dari pada masa sekarang atau sebelumnya. Untuk itu, pembangunan di
1
sektor pendidikan di masa depan perlu dirancang sedini mungkin agar berbagai
tantangan dan permasalahan tersebut dapat diatasi. Dunia pendidikan nasional
perlu dirancang agar mampu melahirkan generasi atau sumber daya manusia yang
memiliki keunggulan pada era globalisasi dan keterbukaan arus informasi dan
kemajuan alat komunikasi yang luar biasa.
Harus kita diakui, pelaksanaan pendidikan di Indoensia masih jauh dari
yang diharapankan. Begitu juga dengan mutu yang dihasilkannya. Padahal,
amanat Undang-Undang Dasar 1945 mematok tujuan pendidikan nasional begitu
tinggi: bisa mencerdaskan bangsa Indonesia. Cerdas dalam artian mayoritas
rakyat Indonesia memiliki budaya belajar dan mengajar dalam aktivitas
kesehariannya Program pendidikan nasional yang dirancang diyakini belum
berhasil menjawab harapan dan tantangan masa kini maupun di masa depan.
Globalisasi seharusnya menghadirkan peluang ‘positif’ untuk hidup nyaman,
murah, indah dan maju, bukan menghadirkan peluang ‘negatif’ yang
menimbulkan keresahan, penderitaan dan penyesatan. Dalam situasi ini, tugas
sivitas akademika mengembangkan dan menciptakan sistem pendidikan untuk
menghasilkan lulusan yang ‘mampu memilih’ tanpa kehilangan peluang serta jati
diri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Reformasi Pendidikan Nasional?
2. Bagaimana Pengaruhnya Dalam Pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui reformasi pendidikan nasional.
2. Untuk memahami pengaruhnya dalam pendidian Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar belakang Reformasi Sistem Pendidikan Nasional
Dalam proses perjalanan UU No.2/l989 tentang Sisdiknas sekitar l3
tahun Sisdiknas dirasakan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
1. Sisdiknas telah menjadi alat politik pemerintah untuk memperkuat
kekuasaannya.
2. Pendidikan terlalu diatur secara sentralistik oleh pemerintah, dan
masyarakat kurang diberi peran dalam penyelenggaraan pendidikan;
inisiatif, kreativitas dan inovasi masyarakat kurang mendapat kesempatan
berkembang.
3. Pendidikan tidak dapat menjadi pranata sosial untuk pembudayaan dan
transformasi masyarakat
4. Pendidikan tidak mampu menjawab tantangan lingkungan strategis, yaitu
perkembangan politik-ekonomi-sosial-budaya, baik di daerah, nasional,
maupun internasional yang berubah secara cepat.
5. Sisdiknas belum menerapkan prinsip-prinsip pendidikan: Pendidikan
Untuk Semua, Pendidikan Seumur Hidup, dan Pendidikan Terbuka.
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar
ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan
global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Indonesia
melalui DPR dan Presiden pada tanggal 11 Juni 2003 telah mensahkan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru yaitu Undang-Undang
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, sebagai pengganti Undang-undang Sisdiknas
Nomor 2 Tahun 1989.
Adapun perbedaan dan Persamaan dari Sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989
dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, antara lain:
3
a. Persamaan
Keduanya masih menempatkan Pendidikan sebagai kerja “non
akademik”,dan pendidikan diselenggarakan dibawah otorita kekuasaan
administratif-birokratis, dan belum menempatkan pendidikan sebagai
kerja “akademik”, dan penyelenggaraannya dibawah otorita keilmuan
(Gambar 1 dan Gambar 2 di lampiran)
Kerja Non Akademik: Loyalitas, “Yudical Hierarchy” , Esselonisasi, dan
Senioritas didasarkan masa kerja dan kepatuhan.
Kerja Akademik: Reputasi Akademik, bersaing dalam Kreativitas &
Inovasi, tidak mengenal “Yudical Hierarchy”, hanya mengenal perbedaan
bobot Mutu Akademik, dan tidak mengenal esselonisasi.
b. Perbedaan
1. Sentralisasi – Desentralisasi
2. Pemerintah Pusat / Daerah: BertanggungJawab pada pelayanan, Dana,
Rambu-rambu Nasional dan Standard Mutu Nasional.
3. Masyarakat: Bertanggungjawab pada Unit Pendidikan [Sekolah-
Madrasah] dan Mutu Pendidikan.
4. Sisiknas (No.20/2003) lebih demokratis, terbuka,memberikan
otonomitas & tanggungjawab pada masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan bermutu.
B. Paradigma Reformasi Pendidikan Nasional
1. Paradigma Keberagaman
Pendidikan memiliki banyak wajah, sifat, jenis dan jenjang
(pendidikan keluarga, sekolah, masyarakat, pondok pesantren, madrasah,
program diploma, sekolah tinggi, institusi, universitas, dsb). Namun
hakikatnya satu, yaitu memanusiakan manusia. Hakikatnya pendidikan
mengembangkan :
a) Human Dignity = harkat dan martabat manusia
4
b) Manizing Human = memanusiakan manusia benar-benar mampu
menjadi khalifah.
Manusia mampu memilih, menetapkan dan membangun model
kehidupannya dalam hidup bersama; bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam hal ini ada 3 jenis manusia:
a) Sepenuhnya pasrah apa kata Hukum Alam dan Sosial.
b) Sepenuhnya berontak mematahkan belenggu Hukum Alam dan Sosial.
c) Kombinasi keduanya, memiliki kecerdasan, kata hati dan keahlian serta
kesadaran bahwa tidak akan mampu melampaui Hukum Alam.
2. Paradigma Pemikiran Keilmuan
Ilmu merupakan bagian essensial isi ajaran agama (Islam). Ilmu terus
mengalir & bergulir,tanpa dapat dicegah. Tidak ada monopoli dlm mengasuh
dan mengklaim kebenaran ilmu.Tidak ada lagi pohon ilmu, telah berubah
menjadi jaringan ilmu.
Hubungan antara agama dan ilmu adalah sebagai berikut:
a) Agama adalah Puncak Pencapaian, sedangkan Ilmu adalah Alat
Pencapaian.
b) Agama adalah Kebenarannya Mutlak, sedangkan Ilmu Kebenarannya
Relatif.
c) Ketika agama bertemu ilmu terjadi 4 model: Konflik, Inter Independensi,
Dialog, Integrasi.
3. Paradigma Baru Pendidikan Nasional
Paradigma Pendidikan Nasional dapat dilihat dari visi, misi, tujuan,
orientasi dan strategi sistem pendidikan.
Visi : Menjadi Sistem Pendidikan yang unik/khas Indonesia dalam rangka
mengembangkan kecerdasan kehidupan nasional berdasarkan nilai-nilai
Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh, agar bangsa ini menjadi bangsa
yang bermartabat dan terhormat dalam tata kehidupan internal modern “
Menjadi modern dengan tetap pada jati dirinya”.
5
4. Strategi penyelenggaraan pendidikan nasional (sekolah) :
Berfokus pada mutu, untuk itu diperlukan: otonomi, akreditasi,
evaluasi dan akuntabilitas. Bersaing mutu, kemandirian, keterbukaan,
disiplin dan profesional, serta dalam meningkatkan pelayanan terhadap
peserta didik melalui peningkatan SDM dan Manajemen atau Pengelolaan
Sekolah
5. Pendidikan adalah kerja akademik
Dosen, Guru, Pustakawan, Laboran, Peneliti, adalah Tenaga
Akademik, & bukan Tenaga Administrasi Birokrasi. Para pakar akademisi
berdiri paling depan dalam pemberdayaan mutu akademik unit pendidikan
(sekolah); Tenaga Non Akademik “mem-Back Up” & menfasilitasi kerja
akademik. Diperlukan “Academic Bill of Right” dalam dunia pendidikan.
6. Materi Ajar/Kurikulum
Kurikulum bertolak dari kebutuhan, IPTEK, pasar, nilai luhut
budaya/tradisi/agama.
Metodologi Pembelajaran
a. Learning to Know
b. Learning to Do
c. Learning to Be
d. Learning to Live Together
e. Learning throughout Life
f. Learn How to Learn
Belajar “Menjadi” bukan sekedar “Memiliki”. Menguasai “Metodologi”
bukan sekedar “Materi”. Tidak ada “Keterpisahan”antara ilmuan dan
ilmunya atau keahliannya.
6
7. Dana dan Sistem Pendanaan
Dana pendidikan harus memperhatikan jumlah dan sumber dana
supaya dana tersebut benar-benar menjadi penopang dalam dunia pendidikan.
Dalam hal ini ada istilah “Funding System” dalam system pendanaan.
“Funding System” adalah sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan
peluang. Konsepnya adalah sebagai berikut :
Kucuran Dana terlalu Kecil:<a= Tidak Berguna
Kucuran Dana terlalu Besar:>a= Manja & Mubazir
Kucuran Dana = a = sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
menggunakan;makin tinggi kemajuan, makin tinggi kebutuhan,makin tinggi
kemampuan, makin besar a (dana) yang dapat dikucurkan.
8. Agenda Reformasi Sistem Pendidikan Nasional
a) Melakukan pembangunan Sistem Pendidikan Nasional yang konprehensif,
integratif, dan aplikatif. Makna konprehensif adalah menjamin perbaikan
yang berkelanjutan, integratif tak memisahkan aspek moral dan nilai-nilai
luhur dari pembelajaran dan pengajaran, dan aplikatif menunjuk pada
mutu dan meningkatnya daya saing bangsa.
b) Meningkatkan wajib belajar dari Sembilan tahun menjadi dua belas tahun.
c) Meningkatkan kopetensi, kesejahteraan, penghargaan, dan perlindungan
terhadap profesi guru tanpa membeda-bedakan status kepegawaian, PNS
atau swasta.
d) Mengawal realisasi anggaran pendidikan yang besarnya 20% dari total
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebagaimana amanah
Pasal 31 ayat 4 Amandemen IV UUD 1945.
e) Melakukan monitoring dan evaluasi sistematis terhadap berbagai aspek
konsep dan operasional Sistem Pendidikan Nasional di semua jenis,
jenjang, dan jalur pendidikan.
f) Memastikan terlaksananya proses pendidikan yang menanamkan jiwa
kebebasan, kemandirian, kewirausahaan, dan meningkatkan keterampilan
7
hidup dan daya juang kepada anak-anak bangsa yang menjadi peserta
didik.
g) Menerapkan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dan meningkatkan
partisipasi masyarakat baik dalam penyelenggaraan pendidikan formal,
nonformal, dan informal.
h) Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen sekolah dan metode
pembelajaran serta menjadikan sekolah tidak lagi sebagai menara gading
yang steril dari analisis kebutuhan lingkungan sekitarnya. Sekolah bukan
hanya tempat penyelenggaraan pendidikan, tapi juga bisa menjadi pusat
latihan, seminar, workshop, dan studi banding. Sekolah adalah pusat
belajar masyarakat di wilayahnya berada.
i) Terselenggaranya pendidikan yang murah, bermutu, dan berwawasan
global yang memiliki daya saing nasional di percaturan global.
j) Memberi perhatian serius pada pendidikan khusus bagi anak bangsa yang
disebabkan oleh cacat atau kecerdasan luar biasa peserta didik.
k) Menjadikan sekolah sebagai tempat kaderisasi kepemimpinan nasional
dan memasukkan program wajib militer untuk menumbuhkan rasa
nasionalisme.
l) Menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan. Kesadaran
masyarakat untuk ambil bagian dalam pendidikan adalah bentuk dari
ketahanan sosial atas perubahan tantangan lingkungan yang terjadi.
Pendidikan tidak lagi menjadi tanggung jawab orang tua secara individu
per individu, tetapi itu tanggung jawab komunitas secara bersama.
m) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Itulah tiga belas agenda reformasi Pendidikan yang urgen
dilaksanakan untuk mewujudkan kesejahteraan dan ketinggian martabat
bangsa yang kita harapkan.
8
Pelaksanaan proses pendidikan harus efektif untuk menanamkan jiwa
kebebasan, kemandirian, dan kewirausahaan. Dengan begitu anak-anak
bangsa yang menjadi peserta didik bisa eksis dalam persaingan di masa datang
berbekal keterampilan hidup (life skill) dan daya juang (adversity quotient)
yang mumpuni. Kurikulum diarahkan untuk memberi pengalaman belajar
yang seimbang yang meliputi aspek intektual (IQ), emosional (EQ), dan
spiritual (SQ). Dan titik tekannya adalah membentuk karakter pembelajar agar
anak bangsa yang menjadi peserta didik memiliki keinginan untuk belajar di
sepanjang hayatnya. Tipe bangsa pembelajarlah yang bisa survive
menghadapi persaingan global yang rivalitasnya bukan lagi di tataran negara
vs negara atau kota vs kota. Tetapi, sudah di level individu vs individu.
C. Pengaruhnya Dalam Pendidikan Islam
Program peningkatan mutu pendidikan yang ditargetkan oleh pemerintah
Orde Baru akan mulai berlangsung pada Pelita VII terpaksa gagal, krisis ekonomi
yang berlangsung sejak Juli 1997 telah mengubah konstelasi politik maupun
ekonomi nasional. Secara politik, Orde Baru berakhir dan digantikan oleh rezim
yang menamakan diri sebagai “Reformasi Pembangunan” meskipun demikian
sebagian besar roh Orde Reformasi masih tetap berasal dari rezim Orde Baru, tapi
ada sedikit perubahan, berupa adanya kebebasan pers dan multi partai.
Dalam bidang pendidikan kabinet reformasi salah satunya melanjutkan
program wajib belajar 9 tahun yang sudah dimulai sejak tahun 1994 serta
melakukan perbaikan sistem pendidikan agar lebih demokratis. Tugas jangka
pendek Kabinet Reformasi yang paling pokok adalah bagaimana menjaga agar
tingkat partisipasi pendidikan masyarakat tetap tinggi dan tidak banyak yang
mengalami putus sekolah.
Dalam bidang ekonomi, terjadi krisis yang berkepanjangan, beban pemerintah
menjadi sangat berat. Sehingga terpaksa harus memangkas program termasuk
didalamnya program penyetaraan guru-guru dan mentolerir terjadinya
9
kemunduran penyelesaian program wajib belajar 9 tahun. Sekolah sendiri
mengalami masalah berat sehubungan dengan naiknya biaya operasional di suatu
pihak dan makin menurunnya jumlah masukan dari siswa. Pembangunan di
bidang pendidikan pun mengalami kemunduran.
Beberapa hal yang menyebabkan program pembangunan pemerintah dalam
sektor pendidikan terutama dalam Pendidikan Agama Islam belum terpenuhi
secara maksimal.
1. Distribusi pembangunan sektor pendidikan kurang menyentuh lapisan
sosial kelas bawah.
2. Kecenderungan yang kuat pada wilayah pembangunan yang bersifat fisik
material, sedangkan masalah-masalah kognitif spiritual belum
mendapatkan pos yang strategis.
3. Munculnya sektor industri yang membengkak, cukup menjadikan agenda
yang serius bagi pendidikan Islam di Indonesia pada masa pembangunan
ini.
4. Perubahan-perubahan sosial yang berjalan tidak berurutan secara tertib,
bahkan terkadang eksklusif dalam dialektik pembangunan sebagaimana
tersebut di atas.
5. Kurikulum yang belum mantap, terlihat dari beragamnya jumlah
presentasi untuk pelajaran umum dan agama pada berbagai sekolah yang
berlogo Islam.
6. Kurang berkualitasnya guru, yang dimaksud disini adalah kurang
kesadaran professional, kurang inofatif, kurang berperan dalam
pengembangan pendidikan.
7. Dualisme pengelolaan pendidikan yaitu antara Depag dan Depdikbud.
8. Belum adanya sentralisasi dan disentralisasi yang jelas.
9. Sisa-sisa pendidikan penjajahan yang masih ditiru seperti penjurusan dan
pemberian gelar.
10
10. Minimnya persamaan hak dengan pendidikan umum
11. Minimnya peminat sekolah agama karena dipandang prospeknya tidak
jelas.
Semua hal diatas adalah faktor penyebab dari tidak terpenuhinya beberapa
maksud pemerintah dalam menjalankan pembangunan dalam sektor pendidikan
agama khususnya bagi Pendidikan Agama Islam. Semua itu sangat
memprihatinkan apalagi jika dibiarkan begitu saja tanpa upaya retrospeksi atas
kegagalan tersebut.
Yang harus disadari adalah lembaga pendidikan Islam adalah lembaga
pendidikan Islam memiliki potensi yang sangat besar bagi jalannya pembagunan
di negeri ini terlepas dari berbagai anggapan tentang pendidikan yang ada
sekarang, harus diingat bahwa pendidikan Islam di Indonesia telah banyak
melahirkan putera puteri bangsa yang berkualitas.
HM. Yusuf Hasyim mengungkapkan betapa besarnya pendidikan Islam di
Indonesia hanya dengan menunjukkan salah satu sampelnya yaitu pesantren.
sebagai lembaga pendidikan Islam pesantren dan madrasah-madrasah
bertanggungjawab terhadap proses pencerdasan bangsa secara keseluruhan.
Sedangkan secara khusus pendidikan Islam bertanggungjawab terhadap
kelangsungan tradisi keislaman dalam arti yang seluas-luasnya. Dari titik pandang
ini pendidikan Islam, baik secara kelembagaan maupun inspiratif, memilih model
yang dirasakan mendukung secara penuh tujuan dan hakikat pendidikan manusia
itu sendiri, yaitu membentuk manusia mukmin yang sejati, mempunyai kualitas
moral dan intelektual.
Sistem Pendidikan Nasional seperti dijelaskan dalam UU RI No. 20 Tahun
2003 tentang SISDIKNAS adalah Sistem Pendidikan Nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional yang termasuk didalamnya mengenai
Pendidikan Agama Islam.
11
Di dalam pasal-pasal dan penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional ini ditemukan sebagai berikut : Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu dan cakap (Bab II pasal 3 ayat 1-6).
Butir-butir dalam tujuan Nasional tersebut terutama yang menyangkut nilai-
nilai dan berbagai aspeknya, sepenuhnya adalah nilai-nilai dasar ajaran Islam,
tidak ada yang bertentangan dengan tujuan pendidikan Islam. Oleh karena itu,
berkembangnya pendidikan Islam akan berpengaruh sekali terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan nasional yang dimaksud dan demikian juga
sebaliknya.
12
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Upaya memperbaiki Pendidikan Nasional tidak hanya menyangkut
masalah fisik dan dana saja. Tapi, harus lebih mendasar dan strategis. Sistem
Pendidikan Nasional perlu direformasi dengan memadukan wahyu Tuhan dan
ilmu pengetahuan sebagai arena utama aktivitas pendidikan. Sekolah bukan hanya
menjadi tempat pembekalan pengetahuan kepada anak bangsa, tapi juga lembaga
penanaman nilai dan pembentuk sikap dan karakter. Anak-anak bangsa
dikembangkan bakatnya, dilatih kemampuan dan keterampilannya. Sekolah
tempat menumbuhkembangkan potensi akal, jasmani, dan rohani secara
maksimal, seimbang, dan sesuai tuntutan zaman. Output keseluruhan proses
pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk bisa merealisasikan fungsi
penciptaannya sebagai hamba Tuhan dan kemampuan mengemban amanah
mengelola bumi untuk dihuni secara aman, nyaman, damai, dan sejahtera.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan
dan kekhilafan, untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dari para pembaca
berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun, sehingga dapat menjadi acuan
kami kedepan dalam membuat makalah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Al-Chaidar, Reformasi Prematur Jawaban Islam Terhadap Reformasi Total, Jakarta :
Darul Falah, 1999.
Muhammad A.S. Hikam, Islam Demokratisasi Pemberdayaan Civil Society, Jakarta :
Erlangga, 2000.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2010.
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Prenada Media Group, 2009.
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
14
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur kehadiran Allah swt, yang telah melimpahkan petunjuk, binbingan dan
kuatan jepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baikdan berjalan lancar sesuai
dengan dengan yang harapkkan. Salawat dan salam semoga dilimpahkan oleh -Nya kepada
junjungan kita Nabi besar muhammad saw, para sahabat dan pengikutnya yang setia
sepannjang zaman, dan semoga kita mendapatkan syapaatnya di yaumil Akhir Amir...
Mungkin juga dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan yang
ataupun yang tidak disengaja kami mengucapkan naaf yang sedalam-dalamnya, Akhir kata
ocapkan terima kasih.
Benkulu, November 2012
Penulis
15
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar belakang Reformasi Sistem Pendidikan Nasional ...........3
B. Paradigma Reformasi Pendidikan Nasional ............................. 4
C. Pengaruhnya Dalam Pendidikan Islam .............................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................12
B. Saran...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
16ii
MAKALAH
KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM
Reformasi Pendidikan Nasional Dan Pengaruhnya dalam Pendidikan Islam
Disusun Oleh
Rahma Wati, W.HDeki Afriansyah
Nipen Ade CandraYanuari Selpina
Dosen:
Zubaedi
FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
2012
17
18