Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

13
REFLEKSI KASUS BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH Oleh: Karina Mutiara, S.Ked (1070121055) Pembimbing: dr. Putu Triyasa, Sp. A BAGIAN SMF ILMU PENYAKIT ANAK RSUD SANJIWANI GIANYAR

description

jos

Transcript of Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

Page 1: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

REFLEKSI KASUS

BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Oleh:

Karina Mutiara, S.Ked

(1070121055)

Pembimbing:

dr. Putu Triyasa, Sp. A

BAGIAN SMF ILMU PENYAKIT ANAK

RSUD SANJIWANI GIANYAR

Page 2: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD SANJIWANI GIANYAR

FKIK UNIVERSITAS WARMADEWA

REFLEKSI KASUS

Pembimbing/Penguji: dr. Putu Triyasa, Sp.A

I. Identitas Pasien

Nama : By. NWS

Umur : 5 Hari

Tempat, tanggal lahir : Gianyar, 12 Juni 2015

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Payangan

Berat badan lahir : 1.900 gram

Tanggal Pemeriksaan : 17 Juni 2015

No. RM : 53.07.55

II. Kasus

Bayi NWS lahir spontan di ruang bersalin RSUD Sanjiwani Gianyar pada

tanggal 12 Juni 2015 pukul 19.55 WITA dengan berat badan lahir 1.800

gram, panjang badan 42 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 29 cm, dan

lingkar lengan atas 8 cm. Ia lahir segera menangis dengan skor APGAR 7-8

tanpa disertai kelainan. Segera setelah lahir, bayi NWS mendapatkan

manajemen bayi baru lahir, yaitu menghangatkan, memposisikan, dan

mengeringkan bayi, lalu disusul dengan injeksi vitamin K1 0,1 ml

intramuskular dan salep gentamisin pada kedua mata.

Berdasarkan grafik Lubchenco, berat badan lahir bayi NWS berdasarkan

usia kehamilan terletak pada persentil 10, panjang badan berdasarkan usia

kehamilan terletak pada persentil 25 dan lingkar kepala berdasarkan usia

kehamilan pada persentil 25 s/d 50. Hal ini mengindikasikan bahwa status

nutrisi bayi NWS terletak diantara persentil 10 s/d 90 atau dengan kata lain

sesuai dengan masa kehamilan. Adapun skor NBS yang diperoleh ialah 24

atau sesuai dengan masa kehamilan 33-34 minggu.

Page 3: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

Berdasarkan pemeriksaan, bayi NWS tampak sehat, tangisnya kencang

dan geraknya aktif. Tidak ditemukan adanya muntah dan demam, BAB dan

BAK masih normal. Adapun tanda-tanda vital bayi NWS ialah denyut

jantung 125 kali/menit, respirasi 48 kali/menit, dan temperatur aksila 36,50C.

Status general dalam batas normal, tidak dijumpai ikterik pada sclera.

Bayi NWS sudah memperoleh imunisasi Hb,BCG, dan Polio 1. Sejak

lahir ia diberikan ASI tanpa PASI atau tambahan makanan lainnya. Ibu bayi

NWS mengaku bahwa ASInya masih keluar sedikit-sedikit.

Berdasarkan pemeriksaan fisik, bayi NWS didiagnosis dengan Bayi

Kurang Bulan (BKB), BBLR (1900gram) Kurang Masa Kehamilan (SMK)

Bayi NWS merupakan anak pertama yang lahir dari ibu berumur 20

tahun dengan masa kehamilan 33-34 minggu. Riwayat ketuban pecah dini,

keputihan, nyeri saat kencing dan demam pada ibu bayi tidak dijumpai.

Tidak ada penyakit prenatal yang menyertai pada ibu. Saat persalinan tidak

ada anemia maupun ketuban berwarna keruh atau berbau.

III. Masalah

Adapun masalah pada bayi dengan BBLR adalah:

a. Resiko yang terjadi pada bayi BBLR

IV. Analisis Masalah

3.1 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi

kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine

growth restriction).

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR:

a. Menurut harapan hidupnya

1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500

gram.

2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-

1500 gram.

3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang

dari 1000 gram.

b. Menurut masa gestasinya

Page 4: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu

dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi

atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa

kehamilan (NKB-SMK).

2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami

retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk

masa kehamilannya (KMK).

3. Faktor Penyebab

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah :

a. Faktor ibu

1) Penyakit

a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan

antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.

b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,

hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20

tahun atau lebih dari 35 tahun.

b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).

c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi

a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini

dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.

b) Aktivitas fisik yang berlebihan

c) Perkawinan yang tidak sah

b. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi

sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

c. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio

plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah

dini.

Page 5: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran

tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

3.2 Permasalahan pada BBLR

BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan

yang banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang

belum stabil.

a. Ketidakstabilan suhu tubuh

Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C-37°C

dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang

umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada

kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena kemampuan

untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas

sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai,

ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya lemak subkutan, produksi

panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai, belum

matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh

relatif lebih besar dibanding berat badan sehingga mudah kehilangan

panas.

b. Gangguan pernafasan

Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot

respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu. Disamping

itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat mengakibatkan resiko

terjadinya aspirasi.

c. Imaturitas imunologis

Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal

melalui plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena pemindahan

substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa

kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan antibodi menjadi

terganggu. Selain itu kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki

perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi mudah menderita

infeksi.

Page 6: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

d. Masalah gastrointestinal dan nutrisi

Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas usus yang menurun,

lambatnya pengosongan lambung, absorbsi vitamin yang larut dalam lemak

berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot usus, menurunnya cadangan

kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh, meningkatnya resiko NEC

(Necrotizing Enterocolitis). Hal ini menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat

dan penurunan berat badan bayi.

e. Imaturitas hati

Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin menyebabkan

timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K sehingga mudah terjadi

perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil transferase sehingga konjugasi

bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin darah yang berperan dalam

transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar berkurang.

f. Hipoglikemi

Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah

ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya

pemberian glukosa. Bayi berat lahir rendah dapat mempertahankan kadar gula

darah selama 72 jam pertama dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini disebabkan

cadangan glikogen yang belum mencukupi. Keadaan hipotermi juga dapat

menyebabkan hipoglikemi karena stress dingin akan direspon bayi dengan

melepaskan noreepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi paru. Efektifitas

ventilasi paru menurun sehingga kadar oksigen darah berkurang. Hal ini

menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang

berakibat pada penghilangan glikogen lebih banyak sehingga terjadi

hipoglikemi. Nutrisi yang tak adekuat dapat menyebabkan pemasukan kalori

yang rendah juga dapat memicu timbulnya hipoglikemi.

IV.1 Pemecahan Masalah pada Kasus

Bayi NWS merupakan bayi dengan berat badan lahir rendah dengan usia

kehamilan kurang bulan. Berdasarkan anamnesis, kelainan atau penyakit-

penyakit tertentu pada ibu tidak ada. Selama 5 hari kehidupannya, bayi

NWS memperoleh ASI. Dalam teori dijelaskan bahwa ASI sangat penting

dalam membantu mempercepat kenaikan berat badan bayi.

Page 7: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

Perawatan sederhana untuk bayi dengan berat badan lahir rendah adalah;

-sering di dekap/metode kangguru, ada gendongan khusus juga, seperti yang

di ajarkan di Rumah Sakit, minimal waktu dekapan adalah 2jam.

-diberikan asupan ASI sesering mungkin, jika bayi tidur lebih dari dua jam,

maka dipaksa dibangunkan untuk di berikan ASI.

-dilakukan penjemuran pada pagi hari antara pukul 06.45-07.15, sebisa

mungkin seluruh bagian tubuh bayi tersinari Matahari.

Page 8: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara
Page 10: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

.

Page 11: Refleksi With Dr.triyasa Karina Mutiara

11