REFLEKSI KASUS aspek terapi cairan perioperatif
-
Upload
drfadli-robby-amsriza -
Category
Documents
-
view
404 -
download
5
description
Transcript of REFLEKSI KASUS aspek terapi cairan perioperatif
REFLEKSI KASUS
Aspek terapi cairan perioperatif (dewasa, anak, pediatri)
Fadli Robby A
20040310084
1. Pengalaman
OS datang dengan benjolan pada perut kanan bawah sampai ke skrotum,
benjolan muncul sejak umur 2 bulan, benjolan bisa keluar masuk. Benjolan keluar
jika BAB dan batuk. Benjolan masuk ketika berbaring. BAB lancar BAK baik.
Pasien belum pernah mengalami penyakit serupa sebelumnya. Tidak ada keluarga
yang mengalami penyakit serupa.
2. Masalah Yang Diangkat/Dikaji
Aspek terapi cairan perioperatif (dewasa, anak, pediatri)
3. Analisis
Cairan pra bedah
Status cairan harus dinilai dan dikoreksi sebelum dilakukannya induksi anestesi untuk
mengurangi perubahan kardiovaskuler dekompensasi akut. Penilaian status cairan ini
didapat dari :
Anamnesa : Apakah ada perdarahan, muntah, diare, rasa haus. Kencing
terakhir, jumlah dan warnya.
Pemeriksaan fisik. Dari pemeriksaan fisik ini didapat tanda-tanda obyektif
dari status cairan, seperti tekanan darah, nadi, berat badan, kulit, abdomen,
mata dan mukosa.
Laboratorium meliputi pemeriksaan elektrolit, BUN, hematokrit, hemoglobin
dan protein.
Defisit cairan dapat diperkirakan dari berat-ringannya dehidrasi yang terjadi.
Pada fase awal pasien yang sadar akan mengeluh haus, nadi biasanya
meningkat sedikit, belum ada gangguan cairan dan komposisinya secara
serius. Dehidrasi pada fase ini terjadi jika kehilangan kira-kira 2% BB (1500
ml air).
Fase moderat, ditandai rasa haus. Mukosa kering otot lemah, nadi cepat dan
lemah. Terjadi pada kehilangan cairan 6% BB.
Fase lanjut/dehidrasi berat, ditandai adanya tanda shock cardiosirkulasi,
terjadi pada kehilangan cairan 7-15 % BB. Kegagalan penggantian cairan dan
elektrolit biasanya menyebabkan kematian jika kehilangan cairan 15 % BB
atau lebih.
Cairan preoperatif diberikan dalam bentuk cairan pemeliharaan, ada dewasa 2
ml/kgBB/jam. Atau 60 ml ditambah 1 ml/kgBB untuk berat badan lebih dari 20
kg. Pada anak-anak 4 ml/kg pada 10 kg BB I, ditambah 2 ml/kg untuk 10 kgBB
II, dan ditambah 1 ml/kg untuk berat badan sisanya. Kecuali penilaian terhadap
keadaan umum dan kardiovaskuler, tanda rehidrasi tercapai ialah dengan adanya
produksi urine 0,5-1 ml/kgBB.
4. Dokumentasi
No. RM : 59155
Tanggal Masuk : 18 agustus 2010
Tanggal Operasi : 19 agustus 2010
Nama Pasien : An. ANG
Alamat : bantul
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Berat Badan : 15 kg
5. Referensi
1. Mulyono, I., Jenis-jenis Cairan, dalam Symposium of Fluid and Nutrition
Therapy in Traumatic Patients, Bagian Anestesiologi FK UI/RSCM, Jakarta.
2. Ngurah, N., 1999, Terapi Cairan Perioperatif, Workshop Cairan, FK UGM,
RSUP Dr. Sardjito.
3. Suntoro, A, Terapi Cairan Perioperatif, dalam Muhiman, M. dkk.,
Anestesiologi, CV. Infomedika, Jakarta.
4. Sutjahjo, RA., Sulistyono, H, Sunartomo, T., 1986, Terapi Cairan Paska
Bedah, dalam Simposium Terapi Cairan pada Penderita Gawat.