Reflek Respirasi (Kemoreseptor,Baroreseptor, dan Hering-Breuer ) ~ Berbagi Manfaat

2
8:12 PM fisiologi, kedokteran, respirasi No comments REFLEKS-REFLEKS RESPIRASI 1. Kemoreseptor Refleks Kemoreseptor refleks mengenali signal dari PCO2, pH, dan/atau PO2. Adanya signal dari bahan-bahan kimia ini membantu pusat pernapasan untuk bekerja. Kemoreseptor periferTerdiri atas glomus karotikum pada percabangan a. karotis komunis kiri-kanan serta glomus aortikum pada arkus aorta. Reseptor ini peka terhadap peningkatan PCO2 dan penurunan PO2/pH darah. Rangsang pada glomus karotikum diteruskan ke pusat respirasi melalui cabang n. glosofaringeus, sedangkan rangsang dari glomus aortikum disalurkan melalui cabang asendens n.vagus. Akibat perangsangan reseptor ini, ventilasi akan meningkat. Sebaliknya, penurunan PCO2 dan peningkatan PO2/pH darah menyebabkan impuls ke pusat respirasi berkurang dan ventilasi menurun.Kemoreseptor perifer tidak terlalu sensitif terhadap reduksi PO2 arteri. Kemoreseptor perifer baru berespons apabila PO2 arteri turun sampai 60 mmHg (reduksi >40%) dengan mengirimkan impuls aferen ke neuron I medula dan meningkatkan ventilasi. PO2 turun sampai 60 mmHg hanya pada saat-saat yang tidak biasa, seperti penyakit pulmoner berat / berkurangnya PO2 atmosfer, dan tidak terjadi pada respirasi normal. Hb masih 90% tersaturasi pada PO2 60 mmHg, namun menurun drastis di bawah 60 mmHg. Karena itu refleks kemoreseptor perifer ini merupakan mekanisme emergensi yang penting, karena PO2 yang sangat rendah akan melemahkan pusat pernapasan serta keseluruhan otak.Kemoreseptor perifer berespons terhadap PO2 darah, bukan total O2 darah. Karena itu, total O2 darah arteri dapat turun sampai level yang berbahaya tanpa respons dari kemoreseptor perifer. Total O2 dapat berkurang pada anemia, di mana Hb yang membawa O2 berkurang, atau pada keracunan CO, di mana Hb lebih mengikat CO daripada O2. Pada kedua kasus tersebut, PO2 arteri normal, sehingga respirasi tidak distimulasi, meskipun pengiriman O2 ke jaringan dapat berkurang sampai mengakibatkan kematian. a. Kemoreseptor pusat Pada bagian medula oblongata, dekat pusat respirasi, terdapat kemoreseptor yang peka terhadap peningkatan kadar ion H+ (penurunan pH) dalam cairan otak. CO2 dapat dengan mudah menembus BBB, sedangkan ion H+ dan ion HCO3- sulit menembus BBB. CO2 yang masuk dalam cairan otak akan meningkatkan konsentrasi H+ sesuai dengan persamaan: CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-. Peningkatan konsentrasi H+ dalam ECF otak menstimulasi kemoreseptor sentral sehingga ventilasi meningkat. Level CO2 yang sangat tinggi dapat melemahkan seluruh otak, termasuk pusat respirasi, serupa dengan efek level O2 yang sangat rendah. Peningkatan PCO2 sampai 70-80 mmHg akan memicu usaha respirasi untuk mengeluarkan CO2 yang berlebih. Namun, peningkatan PCO2 lebih lanjut di atas 70-80 mmHg tidak meningkatkan ventilasi, tetapi menonaktifkan neuron respirasi dan menyebabkan asidosis berat. Input kemoreseptor yang mempengaruhi pusat pernapasan : a) Saraf glossofaringeal (saraf IX) yang menerima signal informasi dari carotid bodies adjacent ke carotid sinus. Carotid bodies menstimulasi penurunan pH darah atau PO2 dalan darah. Reseptor ini distimulasi oleh meningkatnya PCO2 dalam darah b) Saraf vagus (saraf X) yang memonitor kemoreseptor di aortic bodies. Reseptor ini sensitif terhadap signal yang sama dengan saraf glossofaringeal c) Saraf yang hanya merespon PCO2 dan pH dari cairan serebrospinal Saraf glossofaringeal dan saraf vagus seringkali disebut periferal kemoreseptor, sedangkan sarafyang merespon cairan cerebrospinal disebut pusat kemoreseptor. Rangsang nonkimia yang dapat mempengaruhi respirasi a. Korteks serebri - Langsung: adanya serat saraf dari korteks serebri menuju neuron motor otot pernapasan memungkinkan seseorang mengendalikan pernapasan secara sengaja, misalnya menahan napas atau melakukan hiperventilasi. - Tidak langsung: sebagian impuls yang disalurkan dari korteks serebri ke otot rangka (misalnya sewaktu olah raga) akan disalurkan ke formasio retikularis dan menggiatkan pusat respirasi sehingga terjadi peningkatan ventilasi. b. Sistem limbik dan hipotalamus diduga menyalurkan impuls aferen menuju pusat pernapasan, karenanya rangsang nyeri dan emosi mempengaruhi pola pernapasan. Popular Tags Blog Archives Search Farmakologi Antitusif, Mukolitik, Farmakologi Antitusif, Mukolitik, Dekongestan, & Kortikosteroid Dekongestan, & Kortikosteroid Farmakologi (Obat Simtomatik dan Antiinfeksi) Oleh: Rr. Dewi Sitoresmi A OBAT SIMTOMATIK Antitusif Secara umum berdasark... Cara memilih obat diabetes Cara memilih obat diabetes Cara memilih obat diabetes Apakah Anda penderita diabetes? Jika iya, saya sarankan Anda membaca panduan diabetes untuk awam terlebih... Cara mengetahui usia Cara mengetahui usia kehamilan kehamilan Halo apakah anda baru mendapati diri Anda hamil? Tapi belum tau berapa usia kehamilan Anda? Atau Anda penasaran usia kehamilan Anda yang s... Obat Diuretik Dan Antihipertensi Obat Diuretik Dan Antihipertensi Farmakologi Obat Diuretik Dan Antihipertensi Obat diuretik Obat diuretik adalah sekelompok obat yang dapat meningkatkan laju pembentu... Bila ingin membeli obat di apotik secara online silahkan add pin BB BeliObatOnline 2A6A 7360 atau hub Puri Bakti 0899 819 8161. @BeliObatOnline agama (33) anatomi (2) basic science (27) bedah (7) biokimia (14) cerita (7) dermatologi (19) Reflek Respirasi (Kemoreseptor,Baroreseptor, d... http://www.berbagimanfaat.com/2011/03/reflek-r... 1 of 2 18/03/2014 05:45

description

reflek batuk

Transcript of Reflek Respirasi (Kemoreseptor,Baroreseptor, dan Hering-Breuer ) ~ Berbagi Manfaat

  • 8:12 PM fisiologi, kedokteran, respirasi No comments

    REFLEKS-REFLEKS RESPIRASI

    1. Kemoreseptor Refleks

    Kemoreseptor refleks mengenali signal dari PCO2, pH, dan/atau PO2. Adanya signal dari

    bahan-bahan kimia ini membantu pusat pernapasan untuk bekerja. Kemoreseptor periferTerdiri

    atas glomus karotikum pada percabangan a. karotis komunis kiri-kanan serta glomus aortikum

    pada arkus aorta. Reseptor ini peka terhadap peningkatan PCO2 dan penurunan PO2/pH

    darah. Rangsang pada glomus karotikum diteruskan ke pusat respirasi melalui cabang n.

    glosofaringeus, sedangkan rangsang dari glomus aortikum disalurkan melalui cabang asendens

    n.vagus. Akibat perangsangan reseptor ini, ventilasi akan meningkat. Sebaliknya, penurunan

    PCO2 dan peningkatan PO2/pH darah menyebabkan impuls ke pusat respirasi berkurang dan

    ventilasi menurun.Kemoreseptor perifer tidak terlalu sensitif terhadap reduksi PO2 arteri.

    Kemoreseptor perifer baru berespons apabila PO2 arteri turun sampai 60 mmHg (reduksi

    >40%) dengan mengirimkan impuls aferen ke neuron I medula dan meningkatkan ventilasi.

    PO2 turun sampai 60 mmHg hanya pada saat-saat yang tidak biasa, seperti penyakit pulmoner

    berat / berkurangnya PO2 atmosfer, dan tidak terjadi pada respirasi normal.

    Hb masih 90% tersaturasi pada PO2 60 mmHg, namun menurun drastis di bawah 60 mmHg.

    Karena itu refleks kemoreseptor perifer ini merupakan mekanisme emergensi yang penting,

    karena PO2 yang sangat rendah akan melemahkan pusat pernapasan serta keseluruhan

    otak.Kemoreseptor perifer berespons terhadap PO2 darah, bukan total O2 darah. Karena itu,

    total O2 darah arteri dapat turun sampai level yang berbahaya tanpa respons dari kemoreseptor

    perifer. Total O2 dapat berkurang pada anemia, di mana Hb yang membawa O2 berkurang,

    atau pada keracunan CO, di mana Hb lebih mengikat CO daripada O2. Pada kedua kasus

    tersebut, PO2 arteri normal, sehingga respirasi tidak distimulasi, meskipun pengiriman O2 ke

    jaringan dapat berkurang sampai mengakibatkan kematian.

    a. Kemoreseptor pusat

    Pada bagian medula oblongata, dekat pusat respirasi, terdapat kemoreseptor yang peka

    terhadap peningkatan kadar ion H+ (penurunan pH) dalam cairan otak. CO2 dapat dengan

    mudah menembus BBB, sedangkan ion H+ dan ion HCO3- sulit menembus BBB. CO2 yang

    masuk dalam cairan otak akan meningkatkan konsentrasi H+ sesuai dengan persamaan: CO2

    + H2O H2CO3 H+ + HCO3-. Peningkatan konsentrasi H+ dalam ECF otak menstimulasi

    kemoreseptor sentral sehingga ventilasi meningkat.

    Level CO2 yang sangat tinggi dapat melemahkan seluruh otak, termasuk pusat respirasi,

    serupa dengan efek level O2 yang sangat rendah. Peningkatan PCO2 sampai 70-80 mmHg

    akan memicu usaha respirasi untuk mengeluarkan CO2 yang berlebih. Namun, peningkatan

    PCO2 lebih lanjut di atas 70-80 mmHg tidak meningkatkan ventilasi, tetapi menonaktifkan

    neuron respirasi dan menyebabkan asidosis berat.

    Input kemoreseptor yang mempengaruhi pusat pernapasan :

    a) Saraf glossofaringeal (saraf IX) yang menerima signal informasi dari carotid bodies adjacent

    ke carotid sinus. Carotid bodies menstimulasi penurunan pH darah atau PO2 dalan darah.

    Reseptor ini distimulasi oleh meningkatnya PCO2 dalam darah

    b) Saraf vagus (saraf X) yang memonitor kemoreseptor di aortic bodies. Reseptor ini sensitif

    terhadap signal yang sama dengan saraf glossofaringeal

    c) Saraf yang hanya merespon PCO2 dan pH dari cairan serebrospinal

    Saraf glossofaringeal dan saraf vagus seringkali disebut periferal kemoreseptor, sedangkan

    sarafyang merespon cairan cerebrospinal disebut pusat kemoreseptor.

    Rangsang nonkimia yang dapat mempengaruhi respirasi

    a. Korteks serebri

    - Langsung: adanya serat saraf dari korteks serebri menuju neuron motor otot pernapasan

    memungkinkan seseorang mengendalikan pernapasan secara sengaja, misalnya menahan

    napas atau melakukan hiperventilasi.

    - Tidak langsung: sebagian impuls yang disalurkan dari korteks serebri ke otot rangka (misalnya

    sewaktu olah raga) akan disalurkan ke formasio retikularis dan menggiatkan pusat respirasi

    sehingga terjadi peningkatan ventilasi.

    b. Sistem limbik dan hipotalamus diduga menyalurkan impuls aferen menuju pusat pernapasan,

    karenanya rangsang nyeri dan emosi mempengaruhi pola pernapasan.

    Popular Tags Blog Archives

    Search

    Farmakologi Antitusif, Mukolitik,Farmakologi Antitusif, Mukolitik,Dekongestan, & KortikosteroidDekongestan, & KortikosteroidFarmakologi (Obat Simtomatik dan Antiinfeksi)Oleh: Rr. Dewi Sitoresmi A OBATSIMTOMATIK Antitusif Secara umumberdasark...

    Cara memilih obat diabetesCara memilih obat diabetesCara memilih obat diabetes Apakah Andapenderita diabetes? Jika iya, saya sarankanAnda membaca panduan diabetes untukawam terlebih...

    Cara mengetahui usiaCara mengetahui usiakehamilankehamilanHalo apakah anda barumendapati diri Anda hamil? Tapibelum tau berapa usia

    kehamilan Anda? Atau Anda penasaran usiakehamilan Anda yang s...

    Obat Diuretik Dan AntihipertensiObat Diuretik Dan AntihipertensiFarmakologi Obat Diuretik Dan AntihipertensiObat diuretik Obat diuretik adalah sekelompokobat yang dapat meningkatkan lajupembentu...

    Bila ingin membeli obat di apotik secara onlinesilahkan addpin BB BeliObatOnline 2A6A 7360 atauhub Puri Bakti 0899 819 8161.@BeliObatOnline

    agama (33)

    anatomi (2)

    basic science (27)

    bedah (7)

    biokimia (14)

    cerita (7)

    dermatologi (19)

    Reflek Respirasi (Kemoreseptor,Baroreseptor, d... http://www.berbagimanfaat.com/2011/03/reflek-r...

    1 of 2 18/03/2014 05:45

  • Newer Post Older Post

    c. Proprioseptor di otot, tendo, dan sendi mengirimkan impuls melalui serat aferen menuju ke

    medula oblongata untuk menggiatkan pernapasan sewaktu melakukan olah raga.

    d. Baroreseptor di sinus karotikus, arkus aorta, atrium, ventrikel, dan pembuluh darah besar,

    selain memberikan rangsangan ke pusat vasomotor dan kardioinhibitor, juga menyalurkan

    impulsnya melalui serat aferen menuju ke pusat respirasi. Rangsang pada baroreseptor akan

    menimbulkan inhibisi ke pusat respirasi. Apabila terjadi peningkatan tekanan darah, secara

    refleks terjadi penurunan frekuensi denyut jantung, penurunan ventilasi, dan vasodilatasi

    pembuluh darah.

    e. Peningkatan suhu tubuh akan menggiatkan pernapasan. Pada demam atau sewaktu

    berolahraga, pembentukan panas tubuh melampaui pengeluaran panas tubuh, sehingga suhu

    tubuh meningkat. Pada keadaan ini, ventilasi meningkat sebagai salah satu upaya untuk

    mengeluarkan panas tubuh yang berlebihan.

    f. Hormon epinefrin yang meningkat dalam tubuh sebagai respons terhadap peningkatan

    rangsang simpatis juga akan merangsang pusat respirasi, sehingga ventilasi meningkat.

    g. Berbagai iritasi pada mukosa saluran pernapasan akan merangsang bermacam-macam

    reseptor, menimbulkan refleks bersin, batuk, menelan, muntah, menguap, dan sebagainya.

    Pada keadaan-keadaan tersebut, tampak perubahan pola pernapasan.

    2. Baroreseptor Refleks

    Refleks ini distimulasi oleh tekanan darah sistemik. Aktivitas baroresestor ini

    mempengaruhipusat respirasi. Ketika tekanan darah turun, laju respirasi meningkat. Ketika

    tekanan darah naik, laju respirasi turun.

    3. Hering-Breuer Refleks

    Refleks ini dibagi menjadi :

    a) Refleks inflasi : untuk menghambat overekspansi paru-paru saat pernapasan kuat. Reseptor

    refleks ini terletak pada jaringan otot polos di sekeliling bronkiolus dan distimulasi oleh ekspansi

    paru-paru.

    b) Refleks deflasi : untuk menghambat pusat ekspirasi dan menstimulasi pusat inspirasi saat

    pau-paru mengalami deflasi.Reseptor refleks ini terletak di dinding alveolar. Refleks ini

    berfungsi secara normal hanya ketika ekshalasi maksimal, ketika pusat inspirasi dan ekspirasi

    aktif.

    Reaksi:

    Home

    0 komentar:

    Post a Comment

    Comment as:

    Publish

    Subscribe to: Post Comments (Atom)

    farmasi (6)

    fisiologi (32)

    gastrointestinal (24)

    genangan syair (6)

    ginekologi (4)

    ginjal (13)

    hematoonko (9)

    hepatologi (7)

    histologi (1)

    infeksi (11)

    infeksiimun (3)

    Interna (85)

    jantung (42)

    kedokteran (278)

    masyarakat (45)

    mata (5)

    meten (12)

    neurologi (6)

    Obsgyn (13)

    obstetri (4)

    Pediatrik (25)

    pengindraan (7)

    psikiatri (5)

    respirasi (20)

    review (1)

    seminar (21)

    THT (11)

    tokoh (1)

    uang (4)

    website (1)

    Reflek Respirasi (Kemoreseptor,Baroreseptor, d... http://www.berbagimanfaat.com/2011/03/reflek-r...

    2 of 2 18/03/2014 05:45