Referat Trikotilomania Ama

25
1 BAB I PENDAHULUAN Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai dengan kegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis, bulu mata, ketiak, pubis) yang didahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puas atau lega setelahnya. Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang mencolok dan tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala atau rambut lain atau kegiatan stereotipi yang lain. 1,2 Trikotilomania telah dikenal sejak hampir dua abad yang lalu dan istilah trikotilomania itu pertama kali oleh ahli kulit asal Prancis François Henri Hallopeau. 3,4 Penyakit ini dapat dikategorikan berdasarkan onset menjadi: pra-sekolah, pra-remaja, dewasa muda, dewasa. 5 Dari klasifikasi tersebut didapatkan perbedaan gejala dan respon terapi dimana pada pasien pra-sekolah dan dewasa muda memiliki kebiasaan menarik rambut otomatis dan tanpa disadari serta memiliki respon yang baik terhadap pengobatan konservatif. Pada pasien dewasa biasanya memiliki kecenderungan menarik rambut sebagai bentuk dari focus penderita terhadap kebiasaan tersebut, sebagai bagian rutinitas yang disadari termasuk dalam memilah jenis rambut tertentu untuk dicabuti misalnya

Transcript of Referat Trikotilomania Ama

Page 1: Referat Trikotilomania Ama

1

BAB I

PENDAHULUAN

Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai

dengan kegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis, bulu mata, ketiak,

pubis) yang didahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puas atau

lega setelahnya. Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang

mencolok dan tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala atau rambut lain atau

kegiatan stereotipi yang lain.1,2

Trikotilomania telah dikenal sejak hampir dua abad yang lalu dan istilah

trikotilomania itu pertama kali oleh ahli kulit asal Prancis François Henri

Hallopeau.3,4 Penyakit ini dapat dikategorikan berdasarkan onset menjadi: pra-

sekolah, pra-remaja, dewasa muda, dewasa.5

Dari klasifikasi tersebut didapatkan perbedaan gejala dan respon terapi

dimana pada pasien pra-sekolah dan dewasa muda memiliki kebiasaan menarik

rambut otomatis dan tanpa disadari serta memiliki respon yang baik terhadap

pengobatan konservatif. Pada pasien dewasa biasanya memiliki kecenderungan

menarik rambut sebagai bentuk dari focus penderita terhadap kebiasaan tersebut,

sebagai bagian rutinitas yang disadari termasuk dalam memilah jenis rambut tertentu

untuk dicabuti misalnya yang memiliki ujung bulat dan pipih, yang kasar ataupun

karena letaknya yang salah.4,5

Jumlah pasien yang mengalami trikotilomania di masyarakat secara relatif

masih sedikit yang diketahui. Secara klinis, mencabut-cabut rambut yang cocok

dengan kriteria trikotilomania ditemukan pada 0.6%-3.9% mahasiswa yang disurvei.

Penelitian lain menunjukkan perbedaan tingkat trikotilomania dalam pengobatan

ditemukan 4.4% pada pasien psikiatri yang rawat inap dan 4.6% pada pasien

gangguan obsesif-kompulsif.3

Gangguan kejiwaan ini bisa dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita.

Namun wanita lebih mudah mengidap trikotilomania. Kemungkinan pria hanya 10

Page 2: Referat Trikotilomania Ama

2

persen dari kasus trikotilomania yang ada. Dan pada kebanyakan kasus,

trikotilomania menyerang para remaja.2

Berdasarkan data epidemiologi didapatkan bahwa puncak onset trikotilomania

ini berkisar antara usia 12-13 tahun.7 Pada anak-anak tidak ada perbandingan yang

berarti antara populasi laki-laki atau pun perempuan yang terkena trikotilomania.

Pada orang dewasa ditemukan adanya prevalensi sebesar 0.6-3.4% dengan

kecenderungan lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki. Namun data ini

masih dikacaukan dengan tipikal pencarian pertolongan yang cenderung dimiliki

perempuan dibandingkan laki-laki.6

Jumlah pasien yang mengalami trikotilomania di masyarakat secara relatif

masih sedikit yang diketahui. Secara klinis, mencabut-cabut rambut yang cocok

dengan kriteria trikotilomania ditemukan pada 0.6%-3.9% mahasiswa yang disurvei.

Penelitian lain menunjukkan perbedaan tingkat trikotilomania dalam pengobatan

ditemukan 4.4% pada pasien psikiatri yang rawat inap dan 4.6% pada pasien

gangguan obsesif-kompulsif.3

Prevalensi trichotillomania berkisar antara 0,5-3,5 % dengan onset usia rata-

rata 10 sampai 13 tahun. Penyakit ini tujuh kali lebih sering terjadi pada anak-anak

dibandingkan orang dewasa dan anak perempuan 2,5 kali lebih sering daripada anak

laki-laki.4

Page 3: Referat Trikotilomania Ama

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai

dengan kegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis, bulu mata, ketiak,

pubis) yang didahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puasa atau

lega setelahnya. Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang

mencolok dan tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala atau rambut lain atau

kegiatan stereotipi yang lain.1,2

Trikotilomania adalah hilangnya rambut sebagai akibat dari dorongan yang

kuat untuk menarik-narik rambut. Hilangnya rambut bisa membentuk suatu bercak

bundar atau tersebar di kulit kepala. Trikotilomania merupakan suatu perilaku

kompulsif, yang mungkin berasal dari adanya stres emosional maupun stres fisik.

Paling sering ditemukan pada anak-anak, tetapi kebiasaan ini bisa menetap sepanjang

hidup penderita.2

Penyakit ini dapat dikategorikan berdasarkan onset menjadi: prasekolah,

praremaja-dewasa muda, dewasa. Dari klasifikasi tersebut didapatkan perbedaan

gejala dan responterapi dimana pada pasien prasekolah dan dewasa memiliki

kebiasaan menarik rambut otomatis dan tanpa disadari serta memiliki respon yang

baik terhadap pengobatan konservatif. Pada pasien dewasa biasanya memiliki

kecendrungan menarik rambut sebagai bentuk dari fokus penderita terhadap

kebiasaan tersebut, sebagai bagian rutinitas yang disadari termasuk dalam memilah

jenis rambut tertentu untuk dicabuti misalnya yang memiliki ujung bulat dan pipih,

yang kasar atau pun karena letaknya yang salah.Responterapi konservatif pada pasien

dewasa biasanya lebih buruk mengingat kebiasaan menarik rambut ini dapat disertai

gangguan psikis lain yang memerlukan tenaga spesialis dalam menanganinya.3

2.2 ETIOLOGI

Meskipun dianggap ditentukan oleh banyak hal, onsetnya dihubungkan pada

situasi yang penuh stress. Gangguan hubungan ibu dan anak, rasa takut ditinggal

Page 4: Referat Trikotilomania Ama

4

sendirian dan kehilangan objek yang belum lama seringkali dinyatakan sebagai faktor

penting yang berperan dalam gangguan ini. Penyalahgunaan zat mungkin mendorong

perkembangan gangguan.4

Dinamik depresif sering dinyatakan sebagai faktor predisposisi tetapi tidak

ada ciri atau gangguan kepribadian tertentu atau yang khas pada pasien

trikotillomania. Beberapa ahli melihat stimulasi terhadap diri sendiri merupakan

tujuan utama perilaku mencabut rambut.

Trikotilomania semakin sering dipandang memiliki substrat yang ditentukan

secara biologis yang dapat mencerminkan aktivitas motorik yang dikeluarkan dengan

tidak tepat. Teori biologi juga mengacu pada perbedaan metabolik dalam sistem

serotonin dan opioid. Anggota keluarga pasien dengan trikotilomania sering memiliki

riwayat “tic, gangguan pengendalian impuls, dan gangguan obsesif kompulsif, yang

lebih menyokong lagi kemungkinan predisposisi genetik.

2.3 EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan data epidemiologi didapatkan bahwa puncak onset trikotilomania

ini berkisar antara usia 12-13 tahun.7 Pada anak-anak tidak ada perbandingan yang

berarti antara populasi laki-laki atau pun perempuan yang terkena trikotilomania.

Pada orang dewasa ditemukan adanya prevalensi sebesar 0.6-3.4% dengan

kecenderungan lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki. Namun data ini

masih dikacaukan dengan tipikal pencarian pertolongan yang cenderung dimiliki

perempuan dibandingkan laki-laki.6

Jumlah pasien yang mengalami trikotilomania di masyarakat secara relatif

masih sedikit yang diketahui. Secara klinis, mencabut-cabut rambut yang cocok

dengan kriteria trikotilomania ditemukan pada 0.6%-3.9% mahasiswa yang disurvei.

Penelitian lain menunjukkan perbedaan tingkat trikotilomania dalam pengobatan

ditemukan 4.4% pada pasien psikiatri yang rawat inap dan 4.6% pada pasien

gangguan obsesif-kompulsif.3

Prevalensi trichotillomania berkisar antara 0,5-3,5 % dengan onset usia rata-

rata 10 sampai 13 tahun. Penyakit ini tujuh kali lebih sering terjadi pada anak-anak

Page 5: Referat Trikotilomania Ama

5

dibandingkan orang dewasa dan anak perempuan 2,5 kali lebih sering daripada anak

laki-laki.4

Tidak ada informasi mengenai familial, tetapi satu studi melaporkan bahwa 5

dari 19 orang anak memiliki riwayat keluarga yang mengalami beberapa bentuk

alopesia. Gangguan yang berhubungan adalah obsesif kompulsif, kepribadian ambang

dan gangguan depresif.

2.4 PATOFISIOLOGI

Hingga saat ini penyebab trikotilomania itu sendiri masih belum jelas.

Menurut teori neuro-kognitif gangguan ini disebabkan oleh adanya kelainan pada

basal ganglia pasien sebagaimana diketahui bahwa basal ganglia memiliki peran

dalam membentuk kebiasaan. Kegagalan lobus frontal dalam menghambat kebiasaan

tertentu juga diperkirakan bagian dari pathofisiologi gangguan ini.7

Sebuah studi pencitraan menggunaan Magnetic Resonance Image (MRI) juga

menyatakan bahwa substansi grasia (gray matter) pasien dengan trikotilomania lebih

meningkat kapasitasnya dibandingkan yang tidak memiliki penyakit ini. Peranan

genetik terhadap penyakit ini pun tidak luput dari perhatian peneliti.

Pada suatu penelitian ditemukan adanya mutasi pada gen SLITRK1

sedangkan pada penelitian lainnya mendapatkan adanya perbedaan pada receptor gen

serotonin 2A. Mutasi gen HOXB8 juga menunjukkan perubahan kebiasaan pada tikus

dalam menarik-narik rambut. Pendekatan ilmiah terhadap gen ini merupakan

fenomena baru namun masih belum dapat ditentukan apakah memang ada hubungan

genetic dalam menyebabkan penyakit ini.4,7

Page 6: Referat Trikotilomania Ama

6

Gambar 1. Geometric patch pada incomplete alopecia pada remaja laki-laki.

Gambar 2. Bizarre-patterned lesion yang tertutupi dengan rambut pendek pada

anak perempuan berusia 11 tahun.

Page 7: Referat Trikotilomania Ama

7

Gambar 3. Typical geometric shape trichotillomania pada anak laki-laki berusia 7

tahun. Tipe alopesia ini jarang terjadi pada usia ini.

Gambar 4. Pada gangguan trikotilomania yang terkena dibagian alis mata.

Page 8: Referat Trikotilomania Ama

8

Gambar 5. Wanita dengan lesi kebotakan pada trikotilomania kronis

Trikotilomania juga biasa disebut trikotilosis atau TTM. Orang dengan

trikotilomania memiliki dorongan yang sangat kuat untuk menarik rambut. Tidak

hanya rambut di kepala, penderita trikotilomania juga kerap merasakan kepuasan dan

kenikmatan setelah mencabut rambut di bagian tubuh yang lain, seperti rambut

kemaluan, rambut ketiak dan sebagainya. Selain kecenderungan yang kuat untuk

menarik rambut berulang-ulang, penderita sering kali merasakan peningkatan

ketegangan sebelum mencabut rambut atau saat mencoba melawan keinginan

mencabut rambut. Kesenangan, kepuasan atau lega tercipta ketika menarik keluar

rambut (Davies, 2004).

Bila diperhatikan, penderita trikotilomania kerap meninggalkan jejak buruk

terutama pada bagian yang ditumbuhi rambut. Yang sangat jelas adalah kebotakan.

Beberapa orang juga terlihat memiliki alis atau bulu mata yang tipis, bahkan tidak

ada, karena terlalu sering dicabut. Rambut pada penderita trikotilomania tidak

berkembang dengan baik. Sering kali ditemukan helai-helai rambut lama yang rusak

ujungnya. Helai-helai rambut patah dengan ujung yang tak rata. Trikotilomania akan

menyebabkan pertumbuhan rambut baru dengan ujung meruncing (Davies, 2004).

Page 9: Referat Trikotilomania Ama

9

2.5 MANIFESTASI KLINIS

Menurut The American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical

Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), trikotilomania termasuk dalam

kategori gangguan obsesif kompulsif dan gangguan terkait. Gangguan ini ditandai

dengan suatu tindakan khusus berupa kebiasaan menarik rambut. Kebiasaan ini

terjadi baik dalam keadaan santai maupun keadaan yang penuh tekanan.

Kriteria diagnosis menurut DSM V, antara lain:

Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan

yang jelas.

Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau jika berusaha

untuk menahan perilaku tersebut.

Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut.

Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain dan

bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi dermatologis).

Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan

dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Gambaran yang esensial dari gangguan ini adalah:

1. Kerontokan rambut kepala yang tampak jelas (noticeable) disebabkan oleh

berulangkali gagal menahan diri terhadap impuls untuk mencabut rambut.

2. Pencabutan rambut biasanya didahului oleh ketegangan yang meningkat dan

setelahnya diikuti dengan rasa lega atau puas (Maslim, 2003).

Diagnosis jangan dibuat apabila sebelumnya ada inflamasi kulit atau

apabila pencabutan rambut dilakukan akibat suatu waham atau halusinasi. Periode

transien menarik rambut pada anak usia dini dapat dianggap suatu "kebiasaan" ringan

dengan jangka waktu terbatas.2

Individu yang hadir dengan trikotilomania kronis di masa dewasa sering

melaporkan onset masa remaja awal. Beberapa individu memiliki gejala terus

menerus selama beberapa dekade. Bagi yang lain, gangguan tersebut dapat datang

Page 10: Referat Trikotilomania Ama

10

dan pergi untuk minggu, bulan atau tahunan. Tempat-tempat menarik rambut dapat

bervariasi dari waktu ke waktu.2

Banyak individu dengan trikotilomania mencabut rambut dari kepala mereka,

bulu mata, alis, kaki, lengan, wajah, dan region kemaluan. Mereka menarik helai

rambut dengan jumlah yang yang cukup banyak, menjadikan kerontokan rambut

menjadi terlihat. Hal ini menyebabkan banyak ketidaknyamanan, terutama dalam

situasi sosial, dimana mereka akan dapat diamati. Akibatnya, individu dengan

masalah ini berusaha keras untuk menyembunyikan kehilangan rambut ini dengan

memakai topi, wig, kemeja lengan panjang, atau dengan menutup area kebotakan

dengan make up.

Individu trikotilomania bahkan mungkin tidak menyadari bahwa mereka

menarik rambut mereka dan kebanyakannya mengatakan bahwa mereka merasa

bosan atau gugup sebelum mencabut rambut mereka, tapi setelah menariknya keluar,

mereka merasa bersalah, sedih atau marah. Ada juga melaporkan bahwa mereka

mencabut rambut mereka ketika sedang menonton televisi, membaca, berbicara di

telepon atau membawa kendaraan.7

Gambar 6. Biasanya pada trichotilomania menunjukan kombinasi rambut yang baru

tumbuh, rambut yang rusak, black dots, area yang kosong, dan panjang rambut yang

tidak sama.

Page 11: Referat Trikotilomania Ama

11

Gambar 7. Menggunakan Contrast card examination yang membantu menunjukkan

kebotakan natural.

2.6 DIAGNOSIS

Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ-III Maslim (2003):

1. Mencabut rambut sendiri secara rekuren yang menyebabkan kebotakan yang

jelas.

2. Peningkatan perasaan tegang segera sebelum mencabut rambut atau jika berusaha

untuk menahan perilaku tersebut.

3. Rasa senang, puas atau reda jika mencabut rambut

4. Gangguan tidur tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain dan

bukan karena kondisi medis umum (misalnya, kondisi dermatologis).

5. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan

dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Diagnosis ini jangan dibuat apabila sebelumnya sudah ada peradangan kulit,

atau apabila pencabutan rambut adalah respons terhadap waham atau halusinasi

(Maslim, 2003).

Page 12: Referat Trikotilomania Ama

12

2.7 KOMORBIDITAS

Individu dengan trikotilomania mempunyai prevalensi gangguan mood yang

meningkat (gangguan depresi mayor, gangguan dysthymic) dan gejala anxietas

(gangguan obsesif kompulsif, gangguan anxietas menyeluruh dan fobia social),

gangguan penggunaan zat, gangguan makan, gangguan kepribadian (gangguan

ambang dan obsesif-kompulsif) serta retardasi mental. 3

2.8 KOMPLIKASI

1. Obstruksi usus jika mulut digunakan untuk menarik rambut dan tertelan.

2. Kebotakan permanen karena kerusakan folikel rambut.

3. Carpal tunnel syndrome dapat terjadi karena gerakan berulang menarik rambut.

4. Gangguan emosi dan kecemasan sosial.

(Davies, 2004).

2.9 TATALAKSANA

Penelitian tentang pengobatan untuk gangguan kebiasaan dan impuls sebagian

besar berfokus pada penggunaan terapi perilaku kognitif dan obat-obatan. Terapi

perilaku kognitif (Cognitif Behaviour Therapy, CBT) menggabungkan unsur-unsur

dari kedua terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapi kognitif meneliti cara pikiran

orang tentang diri mereka sendiri, orang lain dan dunia yang mempengaruhi

kesehatan mental mereka. Terapi perilaku menyelidiki cara tindakan masyarakat

mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan interaksi mereka dengan orang lain.

Dengan menggabungkan kedua terapi tersebut, CBT meneliti cara orang agar dapat

mengubah pikiran mereka dan perilaku dalam rangka meningkatkan kehidupan

mereka. Terapi perilaku kognitif dapat membantu seseorang belajar untuk rileks,

mengatasi stres, memerangi pikiran negatif dan mencegah perilaku merusak. Dalam

penelitian kecil, jenis pengobatan ini telah terbukti efektif untuk kleptomania, judi

patologis, trikotilomania dan isu-isu seksualitas kompulsif.7

Page 13: Referat Trikotilomania Ama

13

Terapi perilaku yang berhasil, seperti biofeedback, pengawasan diri sendiri,

desensitisasi sendiri dan pembalikan kebiasaan telah dilaporkan, tetapi sebagian besar

laporan adalah kasus individual atau sejumlah kecil penelitian dengan periode follow

up yang relative singkat.2

Trikotilomania kronis yang berhasil diterapi adalah dengan psikoterapi

berorientasi pada tilikan. Hipnoterapi dan terapi perilaku telah dinyatakan berpotensi

efektif dalam terapi gangguan dermatologis dengan keterlibatan faktor psikologis

karena kulit telah terbukti rentan terhadap saran hipnotik.

Berdasarkan saran Trichotillomania Impact Project, penggunaan

farmakoterapi dengan SSRI merupakan terapi yang paling sering digunakan bahkan

lebih dianjurkan penggunaannya dibandingkan Clomiperamine. Namun bila pasien

dengan respon buruk dengan SSRI dapat membaik dengan tambahan pimozide

(Orap), suatu antagonis reseptor dopamine. SSRI berperan sebagai antidepresan yang

akan meningkatkan neurotransmisi serotonin dalam otak dengan cara menghambat

reuptake serotonin oada membran presinaptik. 8

Selain itu psikofarmakologi yang telah digunakan adalah steroid topikal dan

hydroxinehydrochloride, suatu ansiolitik dengan sifat antihistamin, antidepresan, obat

serotonergik dan antipsikotik.4

Bila terdapat depresi, agen anti depresan dapat memberikan perbaikan

dermatologis. Antidepresan, seperti fluoxetine (Prozac), fluvoxamine (Luvox),

sertraline (Zoloft) dan venlafaxine (Effexor), sering digunakan untuk mengobati

trikotilomania, kleptomania dan judi patologis. Obat antipsikotik olanzapine,

(Zyprexa) juga telah menunjukkan efektivitas dalam mengobati trikotilomania.7

Selain itu, ada beberapa teknik perawatan yang terbukti ampuh. Perawatan

dengan terapi perilaku pada banyak kasus bisa mengenali dorongan mencabut rambut

sebelum nantinya dorongan tersebut sangat susah dilawan. Penderita bisa belajar

untuk melawan dorongan tersebut seperti mengupayakan agar tangan selalu sibuk

dengan aktivitas (meremas-remas, merajut sambil menonton televise dan sebagainya)

pada saat dorongan untuk menarik rambut semakin kuat. Dengan demikian dorongan

Page 14: Referat Trikotilomania Ama

14

tersebut semakin melemah dan tidak tertutup kemungkinan hilang sama sekali

(Videbeck, 2008).

2.10 PROGNOSIS

Trikotilomania merupakan penyakit kronik. Terapi farmakologi maupun

pendekatan psikoterapi sampai saat ini belum menunjukkan bukti yang nyata,

meskipun beberapa diantaranya menunjukkan perbaikan.3

Onset rata-rata munculnya trikotillomania adalah pada masa remaja awal dan

sering ditemukan pada usia sebelum 17 tahun namun onset pada usia lebih lanjut pun

dapat terjadi. Perjalanan gangguan tidak diketahui dengan baik, bentuk kronis

maupun remiten sama-sama dapat terjadi.

Pada onset dini (kurang dari usia 6 tahun) cenderung lebih mudah sembuh,

dan lebih berespons pada saran, dukungan, dan strategi perilaku. Onset lanjut (setelah

usia 13 tahun) dikaitkan dengan meningkatnya kemungkinan terjadinya kekronisan

dan prognosis yang lebih buruk daripada onset dini.

Kurang lebih sepertiga orang yang datang untuk terapi melaporkan durasi

selama 1 tahun atau kurang, sedangkan pada beberapa kasus gangguan ini

berlangsung selama lebih dari dua dekade.

Page 15: Referat Trikotilomania Ama

15

BAB III

KESIMPULAN

Trikotilomania adalah salah satu bentuk gangguan kompulsif yang ditandai

dengan kegiatan menarik-narik rambut berulang (di kepala, alis, bulumata, ketiak,

pubis) yang didahului dengan ketegangan kemudian diikuti dengan rasa puasa taulega

setelahnya. Kegiatan ini ditandai dengan adanya kerontokan rambut yang mencolok

dan tidak disebabkan oleh kelainan kulit kepala/rambut lain atau kegiatan stereotipi

yang lain. Trikotilomania merupakan suatu penyakit kronis yang apabila dibiarkan

akan menimbulkan penurunan kualitas hidup yang serius terhadap pasien.

Penyakit ini dapat dikategorikan berdasarkan onset menjadi: prasekolah,

praremaja-dewasa muda, dewasa. Dari klasifikasi tersebut didapatkan perbedaan

gejala dan responterapi dimana pada pasien prasekolah dan dewasa memiliki

kebiasaan menarik rambut otomatis dan tanpa disadari serta memiliki respon yang

baik terhadap pengobatan konservatif. Pada pasien dewasa biasanya memiliki

kecendrungan menarik rambut sebagai bentuk dari fokus penderita terhadap

kebiasaan tersebut, sebagai bagian rutinitas yang disadari termasuk dalam memilah

jenis rambut tertentu untuk dicabuti misalnya yang memiliki ujung bulat dan pipih,

yang kasar atau pun karena letaknya yang salah. Responterapi konservatif pada

pasien dewasa biasanya lebih buruk mengingat kebiasaan menarik rambut ini dapat

disertai gangguan psikis lain yang memerlukan tenaga spesialis dalam

menanganinya.3

Terapi perilaku kognitif (Cognitif Behaviour Therapy, CBT) menggabungkan

unsur-unsur dari kedua terapi kognitif dan terapi perilaku. Terapi kognitif meneliti

cara pikiran orang tentang diri mereka sendiri, orang lain dan dunia yang

mempengaruhi kesehatan mental mereka. Terapi perilaku menyelidiki cara tindakan

masyarakat mempengaruhi kehidupan mereka sendiri dan interaksi mereka dengan

orang lain. Dengan menggabungkan kedua terapi tersebut, CBT meneliti cara orang

Page 16: Referat Trikotilomania Ama

16

agar dapat mengubah pikiran mereka dan perilaku dalam rangka meningkatkan

kehidupan mereka. Terapi perilaku kognitif dapat membantu seseorang belajar untuk

rileks, mengatasi stres, memerangi pikiran negatif dan mencegah perilaku merusak.

Perawatan dengan terapi perilaku pada banyak kasus bisa mengenali dorongan

mencabut rambut sebelum nantinya dorongan tersebut sangat susah dilawan.

Penderita bisa belajar untuk melawan dorongan tersebut seperti mengupayakan agar

tangan selalu sibuk dengan aktivitas (meremas-remas, merajut sambil menonton

televise dan sebagainya) pada saat dorongan untuk menarik rambut semakin kuat.

Dengan demikian dorongan tersebut semakin melemah dan tidak tertutup

kemungkinan hilang sama sekali.

Penggunaan farmakoterapi dengan SSRI merupakan terapi yang paling sering

digunakan bahkan lebih dianjurkan penggunaannya dibandingkan Clomiperamine.

Antidepresan, seperti fluoxetine (Prozac), fluvoxamine (Luvox), sertraline (Zoloft)

dan venlafaxine (Effexor), sering digunakan untuk mengobati trikotilomania,

kleptomania dan judi patologis. Obat antipsikotik olanzapine, (Zyprexa) juga telah

menunjukkan efektivitas dalam mengobati trikotilomania.

Page 17: Referat Trikotilomania Ama

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Chayavichitsilp P, Barrio V, Johnson B. Interdisciplinary Insight Management

of Trichotillomania. Practical Dermaology for Paediatric. 2010; 24-26.

2. Maslim, Rusdi Dr. Pedoman Diagnostik dari PPDGJ III. Buku Saku

Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. 2003. Jakarta :

PT. Nuh Jaya

3. Nejatisafa AA, Sharifi V. Cognitive Behavior Therapy for Trichotillomania:

Report of Case Resistant to Pharmacological Treatment. Iran J Psychiatry.

2006; 1: 42-44.

4. Sadock, James Benjamin, Sadock, Alcott Virgina. 2007. Kaplan & Sadock’s

Synopsis Of Pcyshiatry Behavioral Science/Clinical Psychiatry. Tenth edition.

Lippincott Williams & Wilkins.

5. First, Michael B. Tasman, Allan. Clinical Guide To The Diagnosis And

Treatment of Mental Disorders. John Wiley & Sons, ISBN. 2010. 558.

6. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders, Text Revision (DSM

V-TR) Fifth Edition. American Psychiatric Association. 2013.

7. Ebert, H. Michael. Loosen, T. Peter. Nurcombe, Barry. 2008. Current

Diagnosis & Treatment in Psychology. Lange Medical Books / McGraw-Hill.

8. Flessner CA, Penzel F, Keuthen NJ. Current Treatment Practice for Children

and Adults With Trichotillomania: Consensus Among Experts. Cognitive and

Behavioral Practice. 2010; 17: 290-300.

9. Chamberlain SR, Menzies LA, Fineberg NA, del Campo N, Suckling John,

Craig K, et al. Grey Matter Abnormalities in Trichotillomania: Morphometric

Magnetic Resonance Imaging Study. The British Journal of Psychiatry. 2008;

193: 216-221.

Page 18: Referat Trikotilomania Ama

18

10. Bloch MH, Lenderos-Weisenberger L, Dombrowski, Kemeldi B, Wegner R,

Nudel J, et al. Systematic Review: Pharmacological and Behavioral Treatment

in Trichotillomania. Biol Psychiatry. 2007; 1-8.