Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

11
BAB I PENDAHULUAN Serumen dapat ditemukan pada kanalis akustikus eksternus. Serumen merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang bercampur dengan epitel deskuamasi dan rambut. 1,2,3,4 Bila tidak dibersihkan dan menumpuk maka akan menimbulkan sumbatan pada kanalis akustikus eksternus. Keadaan ini disebut serumen obsturans (serumen yang menutupi kanalis akustikus eksternus). Sumbatan serumen kemudian menimbulkan gejala berupa penurunan fungsi pendengaran, menyebabkan rasa tertekan/ penuh pada telinga, vertigo, dan tinitus. 3,4 Sumbatan serumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dermatitis kronik, liang telinga sempit, produksi serumen yang banyak dan kental, adanya benda asing, serumen terdorong masuk kedalam liang telinga yang lebih dalam saat mencoba membersihkan telinga. Referat Serumen 1

Transcript of Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

Page 1: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

BAB I

PENDAHULUAN

Serumen dapat ditemukan pada kanalis akustikus eksternus. Serumen merupakan

campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang

bercampur dengan epitel deskuamasi dan rambut.1,2,3,4

Bila tidak dibersihkan dan menumpuk maka akan menimbulkan sumbatan pada kanalis

akustikus eksternus. Keadaan ini disebut serumen obsturans (serumen yang menutupi kanalis

akustikus eksternus). Sumbatan serumen kemudian menimbulkan gejala berupa penurunan

fungsi pendengaran, menyebabkan rasa tertekan/ penuh pada telinga, vertigo, dan tinitus.3,4

Sumbatan serumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dermatitis kronik, liang telinga

sempit, produksi serumen yang banyak dan kental, adanya benda asing, serumen terdorong

masuk kedalam liang telinga yang lebih dalam saat mencoba membersihkan telinga.

Referat Serumen 1

Page 2: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

BAB II

ISI

Definisi

Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas

dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar,

basah dan kering.1,2,3,4

Anatomi dan Fisiologi

Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu bagian luar, tengah dan dalam. Telinga luar berfungsi

untuk mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah.

Bentuk dari liang telinga seperti spiral sehingga mampu melindungi membran timpani dari

trauma, benda asing dan efek termal.1

Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari pinggir konka hingga membran

timpani. Sepertiga bagian luar adalah bagian kartilaginosa sedangkan duapertiga bagian dalam

adalah bagian tulang. Bagian yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang

dan tulang rawan.1

Kulit yang melapisi kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain itu juga

mengandung folikel rambut yang bervariasi antarindividu. Kulit bagian telinga luar membentuk

serumen atau kotoran telinga. Sebagian besar struktur kelenjar sebasea dan apokrin yang

menghasilkan serumen terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum

ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak

air pada dinding kanalis ini.1.3,5

Serumen diketahui memiliki fungsi proteksi yaitu sebagai sarana pengangkut debris epitel

dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani. Serumen juga berfungsi sebagai

pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis. Efek

Referat Serumen 2

Page 3: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

bakterisidal serumen berasal dari komponen asam lemak, lisozim dan immunoglobulin. Serumen

dibagi menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe

lunak dan tipe keras. Tubuh mempunyai mekanisme pembersihan serumen secara alami, dengan

adanya migrasi epitel dari membran timpani menuju ke meatus akustikus eksterna dan dibantu

oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah.1,3,4

Fungsi serumen:2

Membersihkan

Pembersihan kanalis akustikus eksternus terjadi sebagai hasil dari proses yang disebut

conveyor belt process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan gerakan rahang seperti

mengunyah (jaw movement). Sel-sel terbentuk ditengah membran timpani yang bermigrasi

kearah luar dari umbo kedinding kanalis akustikus eksternus dan bergerak keluar. Serumen pada

kanalis akustikus eksternus juga membawa kotoran, debu, dan partikel-pertikel yang dapat ikut

keluar. Jaw movement membantu proses ini dengan memampatkan kotoran yang menempel pada

dinding kanalis akustikus eksternus dan meningkatkan pengeluaran kotoran.

Lubrikasi

Lubrikasi mencegah terjadinya desikasi, gatal, dan terbakarnya kulit kanalis akustikus

eksternus yang disebut asteatosis. Zat lubrikasi diperoleh dari kandungan lipid yang tinggi dari

produksi sebum oleh kelenjar sebasea. Pada serumen tipe basah, lipid ini juga mengandung

kolesterol, skualan, dan asam lemak rantai panjang dalam jumlah yang banyak, dan alkohol.

Fungsi sebagai Antibakteri dan Antifungal

Fungsi antibakterial telah dipelajari sejak tahun 1960-an, dan banyak studi yang menemukan

bahwa serumen bersifat bakterisidal terhadap beberapa strain bakteri. Serumen ditemukan efektif

menurunkan kemampuan hidup bakteri antara lain haemophilus influenzae, staphylococcus

aureus dan escherichia colli. Pertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga

dapat dihambat dengan signifikan oleh serumen manusia. Kemampuan anti mikroba ini

dikarenakan adanya asam lemak tersaturasi lisosim dan khususnya pH yang relatif rendah pada

serumen (biasanya 6 pada manusia normal). Dikatakan pula bahwa serumen juga melindungi

telinga tengah dari infeksi bakteri dan fungi. Beberapa penulis mengatakan bahwa serumen yang

Referat Serumen 3

Page 4: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

tertahan dapat menjadi barier untuk membantu pertahanan tubuh melawan infeksi telinga namun

secara klinik dan biologi fungsi ini tampak cukup lemah.

Gambar 1. Anatomi Telinga5 Gambar 2. Kulit Telinga Bagian Kartilaginosa5

Serumen dapat dibagia menjadi 2 tipe yaitu menjadi tipe basah dan tipe kering. Serumen

tipe kering dapat dibagi lagi menjadi tipe lunak dan tipe keras.2

Serumen tipe basah dan tipe kering

Pada ras Oriental memiliki lebih banyak tipe serumen dibandingkan dengan orang ras

non-Oriental. Serumen pada ras Oriental, dan hanya pada ras Oriental, memilki karakteristik

kering, berkeping-keping, berwarna kuning emas dan berkeratin skuamosa yang disebut rice-

brawn wax. Serumen pada ras non-Oriental berwarna coklat dan basah, dan juga dapat menjadi

lunak ataupun keras. Perkembangan serumen dipengaruhi oleh mekanisme herediter, alel

serumen kering bersifat resesif terhadap alel serumen basah. Yang cukup menjadi perhatian

adalah bahwa rice-bran wax berhubungan dengan rendahnya insidensi kanker payudara. Namun,

ini bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena kelenjar seruminosa dan kelenjar pada payudara

sama-sama merupakan kelenjar eksokrin.2

Referat Serumen 4

Page 5: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

Serumen tipe lunak dan tipe keras

Selain dari bentuknya, beberapa faktor dapat membedakan serumen tipe lunak dan serumen tipe

kering:2

Tipe lunak lebih sering terdapat pada anak-anak, dan tipe keras lebih sering pada orang

dewasa

Tipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe keras lebih kering dan bersisik.

Korneosit banyak terdapat dalam serumen namun tidak pada serumen tipe keras.

Tipe keras lebih sering menyebabkan sumbatan, dan tipe ini paling sering kita temukan di

tempat praktek.

Warna serumen bervariasi dari kuning emas, putih, sampai hitam, dan konsistensinya dapat

tipis dan berminyak sampai hitam dan keras. Serumen yang berwarna hitam biasanya tidak

ditemukan pada anak-anak, namun bila dijumpai maka dapat menjadi tanda awal terjadinya

aklaptonuria.2

Patofisiologi

Serumen yang menumpuk dapat menyebabkan impaksi. Impaksi serumen terbentuk oleh

karena gangguan dari mekanisme pembersihan serumen atau produksi serumen yang berlebih.

Sumbatan serumen umumnya terdiri dari sekresi dari kelenjar serumen yang bercampur dengan

sebum, debris eksfoliatif, dan kontaminan. Pembersihan liang telinga yang tidak tepat

(khususnya dengan kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan serumen normal

dan mendorong serumen ke arah membran timpani.2,3

Obstruksi serumen pada liang telinga disebabkan oleh impaksi atau pembengkakan

sumbatan serumen. Keadaan ini sering terjadi setelah serumen kontak dengan air. Dengan

bertambahnya umur, kulit meatus yang semakin kering dan perubahan dari sekret dapat

menyebabkan serumen menjadi keras dan sulit dikeluarkan.3,4

Referat Serumen 5

Page 6: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

Gejala

Impaksi/gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga menyebabkan rasa penuh

dengan penurunan pendengaran (tuli konduktif). Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi

atau berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan

pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu. Beberapa pasien mengeluhkan adanya

vertigo atau tinitus.3,4

Diagnosis

Pada pemeriksaan dengan otoskopi dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh

material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen dapat bervariasi.

Evaluasi adanya perforasi membran timpani dan riwayat fraktur tulang temporal atau

pembedahan telinga.3

Penanganan

Adanya serumen pada liang telinga adalah suatu keadaan normal. Serumen dapat

dibersihkan sesuai dengan konsistensinya. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas

yang dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengair atau kuret.

Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka serumen harus dilunakkan lebih

dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong

kedalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu

mengeluarkannya, dikeluarkan dengan suction atau mengalirkan (irigasi) air hangat yang

suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh. 2,4

Indikasi untuk mengeluarkan selumen adalah sulit untuk melakukan evaluasi membran

timpani, otitis eksterna, oklusi serumen dan bagian dari terapi tuli konduktif. Kontraindikasi

dilakukannya irigasi adalah adanya perforasi membran timpani. Bila terdapat keluhan tinitus,

cerumen yang sangat keras dan pasien yang tidak kooperatif merupakan kontraindikasi dari

microsuction.6

Referat Serumen 6

Page 7: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

Mengeluakan serumen dapat dilakukan dengan irigasi atau dengan alat-alat. Irigasi

merupakan cara yang halus untuk membersihkan kanalis akustikus eksternus tetapi hanya boleh

dilakukan bila membran timpani intak. Perforasi membran timpani memungkinkan masuknya

larutan yang terkontaminasi ke telinga tengah sehingga menyebabkan otitis media. Perforasi

dapat terjadi akibat semprotan air yang terlalu keras kearah membran timpani. Liang telinga

diluruskan dengan menarik daun telinga keatas dan belakang dengan pandangan langsung arus

air diarahkan sepanjang dinding superior kanalis akustikus eksternus sehingga arus yang kembali

mendorong serumen dari belakang. Air yang keluar ditampung dalam wadah yang dipegang erat

dibawah telinga dengan bantuan asisten.2

Gambar 3. Irigasi Telinga

Tatalaksana pada serumen yang keras yaitu dengan memberikan zat serumenolisis

terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan lebih lanjut. Zat serumenolisis yang digunakan

antara lain minyakmineral, hydrogen peroksida, debrox dan cerumenex. Tidak boleh

menggunakan zat ini untuk jangka waktu lama karena dapat menyebabkan iritasi kulit bahkan

dermatitis kontak.2

Referat Serumen 7

Page 8: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

BAB III

PENUTUP

Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas

dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga. Ada dua tipe dasar,

basah dan kering. Serumen normal ditemukan pada kanalis akustikus eksternus yang berfungsi

untuk membersihkan, lubrikasi dan antibakteri serta antifungi. Diagnosis dapat ditegakkan

berdasarkan keluhan pasien berupa adanya tekanan sampai nyeri telinga, penurunan fungsi

pendengaran dan gambaran serumen saat dilakukan otoskopi. Penanganan serumen dilakukan

dengan cara kuretase, suction/ penyedotan, irigasi, hingga pemberian obat yang bersifat

serumenolisis.

Referat Serumen 8

Page 9: Referat Serumen Dan Penanganannya THT KL

DAFTAR PUSTAKA

1. Adams et al. Serumen dalam BOIES Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of

Otolaryngology) Edisi 6. Jakarta; EGC. 1997: 76-7

2. Anonim. Makalah Serumen. Cimahi. 2008

3. Probst R. Grevers G. Iro H. Cerumen and Cerumen Impaction in Basic Otorhinolaryngology.

German; Thieme. 2006: 210-1

4. Soepardi E. Iskandar N. Bashiruddin J. Restuti R. Serumen dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta; Balai Penerbit FKUI. 2010: 59-60

5. Lalwani A. Diseases of the External Ear in Current Diagnosis & Treatment Otolaryngology

Head and Neck Surgery 2nd Ed. New York; McGraw-Hill’s. 2007

6. Wyk C. Cerumen Impaction Removal. Medscape. 2012. http://emedicine.medscape.com

/article/1413546-overview#showall

Referat Serumen 9