Referat Radio Sukses
-
Upload
briliant-khoeratun-nissa -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Referat Radio Sukses
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 1/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis ( TB ) adalah penyakit menular granulomatosa kronik yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan menjadi penyebab utama
morbiditas dan mortalitas terutama di negara-negara berkembang.1,2 Pada tahun 1992
World Health Organization (WHO) telah mencanangkan Tuberculosis sebagai
‘Global Emergency’ .Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman Tuberculosis
dan menurut regional WHO jumlah kasus terbesar TB terjadi di Asia Tenggara yaitu
33% dari seluruh kasus kasus TB di dunia namun bila dilihat dari jumlah penduduk
terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk.Di Indonesia,TB menduduki peringkat ke 3
dengan prevalensi tertinggi di dunia setelah India dan China.Kematian oleh karena
TB terutama terjadi di Negara yang berkembang.Di Indonesia,TB menduduki
peringkat ke-3 sebagai penyebab kematian.3
Pasien dengan TB paru aktif dapat tidak menimbulkan gejala (asimptomatik),
batuk kering ringan atau progresif, atau timbul dengan berbagai manifestasi klinis,
termasuk demam, kelelahan, penurunan berat badan, keringat malam, dan batuk
darah. Jika TB terdeteksi dini dan mendapat terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
yang adekuat,pasien yang menderita dengan segera dapat tidak menulari kepada
orang lain dinyatakan sembuh. Namun, resistensi terhadap OAT atau Multidrug
Resistant Tuberculosis (TB-MDR) merupakan salah satu tantangan utama. 2
Multidrug Resistant Tuberculosis (TB-MDR) adalah M. tuberkulosis yang
resisten minimal terhadap Rifampisin dan INH dengan atau tanpa OAT lainnya. 4
Tuberkulosis Resistensi Ganda dapat berupa resistensi primer maupun resistensi
sekunder.Resistensi primer terjadi pada pasien yang belum pernah mendapat terapi
OAT atau pernah mendapatkan OAT kurang dari satu bulan.Resistensi sekunder
terjadi pada pasien yang sudah pernah menjalani pengobatan OAT paling sedikit satu
bulan.3,7
Tuberkulosis Resistensi Ganda (TB-MDR) pada dasarnya akibat dari
pengobatan pasien TB yang tidak adekuat dan penularan dari pasien TB MDR
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 2/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
tersebut. Pengobatan yang tidak adekuat biasanya akibat dari satu atau lebih kondisi
berikut ini antara lain regimen, dosis, dan cara pemakaian yang tidak
benar,ketidakteraturan dan ketidakpatuhan pasien untuk minum obat,terputusnya
ketersediaan OAT,kualitas obat yang rendah.5
Multidrug Resistant Tuberculosis (TB-MDR) merupakan masalah terbesar
terhadap pencegahan dan pemberantasan TB dunia.4Pada tahun 2008 WHO
memperkirakan prevalensi MDR global (kasus aktif yang diasumsi selama 2-3 tahun)
adalah 1.000.000 -1.500.000 kasus.Pola TB-MDR di Indonesia khususnya RS
Persahabatan periode Januari-Juni tahun 2007 adalah resistensi primer 5,14% dan
resistensi sekunder 37,69 %. Hal ini patut diwaspadai karena prevalensinya
cenderung menunjukan peningkatan.6
Multidrug Resistant Tuberculosis (TB-MDR) sering terjadi pada Rifampisin
dan INH merupakan 2 obat yang sangat penting pada pengobatan TB yang diterapkan
pada strategi Direct Therapy Short Course ( DOTS) yang diperkenalkan WHO pada
tahun 1993,terutama untuk mengurangi penularan TB yang biasanya terjadi pada
sputum BTA(+) sedangkan untuk mengurangi separuh prevalensi kematian akibat
TB pada tahun 2015,WHO sedang mengupayakan Strategi ‘Stop TB’dan
mendukung “Global Plan to Stop TB”.1,2,4,
Pasien TB-MDR tanpa diketahui dapat menularkan penyakitnya kepada orang
lain bahkan sebelum ia sakit sehingga diagnosis TB yang ditegakkan atas dasar
anamnesis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
radiologis dan pemeriksaan bakteriologis. sangat penting di berbagai pusat kesehatan
masyarakat dalam mengontrol tindakan serta untuk memastikan terapi yang sesuai
untuk pasien yang terinfeksi.1,2,6 Sayangnya, basil tahan-asam ditemukan dalam
jumlah terbatas di sputum pasien dengan TB paru aktif.2Oleh karena itu, pemeriksaan
radiologis dapat pula berperan penting dalam mendeteksi lesi di paru,menilai luasnya
lesi dan aktivitas lesi,keterlibatan pleura serta berbagai komplikasi seperti jamur dan
bronkiektasis yang dapat berpengaruh dalam pemberian terapi yang tepat untuk
pasien yang terinfeksi sebelum ditegakkan diagnosis definitif dari hasil pemeriksaan
bakteriologis tersebut.1,2
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 3/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
BAB II
TB MDR (TB- RESISTENSI GANDA)
Epidemiologi3
Gambar 1. Perkiraan Distribusi global TB-MDR tahun 2006 : TB Kasus baru
Gambar 2. Perkiraan Distribusi global TB-MDR tahun 2006 :
Riwayat Pengobatan OAT
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 4/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
Laporan pertama tentang TB-MDR (Tuberkulosis Resistensi Ganda) datang
dari Amerika Serikat, khususnya pada pasien TB dan AIDS yang menimbulkan angka
kematian 70% –90% dalam waktu hanya 4 sampai 16 minggu.Pada tahun 2004
laporan WHO tentang TB menyatakan bahwa sampai 50 juta orang telah terinfeksi
oleh kuman tuberkulosis yang resisten terhadap obat anti tuberkulosis. TB paru
kronik sering disebabkan oleh MDR. Pada tahun 2006 prevalensi MDR global
adalah 1.000.000 –1.500.000 kasus. Sebanyak 50% kasus MDR global ada di China
dan India, 7% berikutnya ada di Rusia dan diperkirakan 42% dari kasus MDR global
mempunyai riwayat pengobatan. Pada tahun 2006 WHO melaporkan total kasus TB-
MDR dari 175 negara sebanyak 4,8% pada kasus TB baru sebanyak 3,8 %
sedangkan pada kasus TB dengan riwayat pengobatan sebanyak 19,3% .
Tabel 1. Perkiraan insidens global dan proporsi MDR pada kasus TB, 2006
Definisi
TB-MDR ( TB Resistensi ganda) menunjukkan M.tuberculosis resisten
terhadap Rifampisin dan INH dengan atau tanpa OAT lainnya.
Secara umum resistensi terhadap obat tuberkulosis dibagi menjadi :
Tahun 2006 Kasus TB Kasus MDR %
Kasus baru* 9.123.922 285.718 3,8
Kasus dgn riwayat
pengobatan*
1.052.145 203.230 19,3
Total ** 10.192.986 489.139 4,8
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 5/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
•Resistensi primer ialah apabila pasien sebelumnya tidak pernah mendapat
pengobatan TB
•Resistensi inisial ialah apabila kita tidak tahu pasti apakah pasiennya sudah
pernah ada riwayat pengobatan sebelumnya atau tidak
•Resistensi sekunder ialah apabila pasien telah punya riwayat pengobatan
sebelumnya.
Gambar 3.Resistensi Primer OAT RS Persahabatan, Jakarta Jan-Jun 2007
(Jumlah Biakan Positif=486)
Gambar 4.Resistensi Sekunder OAT RS Persahabatan, Jakarta Jan-Jun 2007
(Jumlah Biakan Positif=260)
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 6/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
II.2.1. Morfologi dan Struktur Mycobacterium tuberculosis
Gambar 5.Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis (MTB) berbentuk batang lurus atau sedikit
melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6
µ m dan panjang 1 – 4 µ m. Dinding M. tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari
lapisan lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel M. tuberculosis ialah
asam mikolat, lilin kompleks (complex-waxes), trehalosa dimikolat yang disebut
cord factor , dan mycobacterial sulfolipids yang berperan dalam virulensi. Asam
mikolat merupakan asam lemak berantai panjang (C60 – C90) yang dihubungkan
dengan arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan dengan peptidoglikan oleh
jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut
adalah polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan. Struktur dinding sel
yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri M. tuberculosis bersifat tahan asam,
yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna
tersebut dengan larutan asam – alkohol.Komponen antigen ditemukan di dinding sel
dan sitoplasma yaitu komponen lipid, polisakarida dan protein. Karakteristik antigen
M. tuberculosis dapat diidentifikasi dengan menggunakan antibodi monoklonal . Saat
ini telah dikenal purified antigens dengan berat molekul 14 kDa (kiloDalton), 19 kDa,
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 7/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
38 kDa, 65 kDa yang memberikan sensitiviti dan spesifisiti yang bervariasi dalam
mendiagnosis TB.
II.2.2. Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat yang dipakai:
1.Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
• INH
• Rifampisin
• Pirazinamid
• Streptomisin
• Etambutol
2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
• Kanamisin
• Amikasin
• Kuinolon
• Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan amoksilin + asam
klavulanat
• Beberapa obat berikut ini belum tersedia di Indonesia antara lain :
o Kapreomisin
o Sikloserin
o PAS (dulu tersedia)
o Derivat rifampisin dan INH
o Thioamides (ethionamide dan prothionamide)
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 8/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
Kemasan
• Obat tunggal,
Obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH, rifampisin, pirazinamid dan
etambutol.
• Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination – FDC)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat dalam satu tablet.
Dosis OAT
Tabel 3. Jenis dan dosis OAT
Obat Dosis
(Mg/Kg
BB/Hari)
Dosis yg
dianjurkan
Dosis
Maks
(mg)
Dosis (mg) / berat
badan (kg)
Harian
(mg/
kgBB /
hari)
Inter-
mitten
(mg/Kg /
BB/kali)
< 40 40-
60
>60
R 8-12 10 10 600 300 450 600
H 4-6 5 10 300 150 300 450
Z 20-30 25 35 750 1000 1500
E 15-20 15 30 750 1000 1500S 15-18 15 15 1000 Sesuai
BB
750 1000
Pengembangan pengobatan TB paru yang efektif merupakan hal yang penting untuk
menyembuhkan pasien dan menghindari MDR TB (multidrug resistant tuberculosis).
Pengembangan strategi DOTS untuk mengontrol epidemi TB merupakan prioriti
utama WHO. International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUALTD)
dan WHO menyarakan untuk menggantikan paduan obat tunggal dengan kombinasidosis tetap dalam pengobatan TB primer pada tahun 1998. Dosis obat tuberkulosis
kombinasi dosis tetap berdasarkan WHO seperti terlihat pada tabel 4.
Keuntungan kombinasi dosis tetap antara lain:
• Penatalaksanaan sederhana dengan kesalahan pembuatan resep minimal
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 9/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
• Peningkatan kepatuhan dan penerimaan pasien dengan penurunan kesalahan
pengobatan yang tidak disengaja
• Peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap penatalaksanaan yang benar dan
standar
• Perbaikan manajemen obat karena jenis obat lebih sedikit
• Menurunkan risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MDR akibat penurunan
penggunaan monoterapi
Tabel 4. Dosis obat antituberkulosis kombinasi dosis tetapFase intensif Fase lanjutan
2 bulan 4 bulan
BB Harian Harian 3x/minggu Haria 3x/minggu
(RHZE)
150/75/400/275
(RHZ)
150/75/400
(RHZ)
150/150/500
(RH)
150/75
(RH)
150/150
30-37
38-54
55-70
>71
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
Penentuan dosis terapi kombinasi dosis tetap 4 obat berdasarkan rentang dosis yang
telah ditentukan oleh WHO merupakan dosis yang efektif atau masih termasuk dalam
batas dosis terapi dan non toksik.
Pada kasus yang mendapat obat kombinasi dosis tetap tersebut, bila mengalami efek
samping serius harus dirujuk ke rumah sakit / dokter spesialis paru / fasiliti yang
mampu menanganinya.
MEKANISME KERJA OBAT ANTI TUBERKULOSIS
Rifampisin
Rifampisin merupakan obat yang aktif terhadap MTB yang tumbuh dan juga aktif
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 10/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
terhadap Mtb dalam fase stasioner. Daya antibakterial rifampisin terjadi melalui
hambatan sintesa RNA, yaitu dengan jalan berikatan pada RNA polimerase kuman.
RNA polimerase ini merupakan oligomer yang tersusun dari empat ratai, yaitu 2
rantai alfa dan satu rantai beta dan satu rantai beta nascen. Tiap rantai disandi oleh leh
berbeda, dengan rantai beta disandi oleh ben rpobeta.
Isoniazid
INH adalah obat yang aktif terhadap MTB yang membelah dan tidak aktif terhadap
MTB dalam fase stasioner. INH juga tidak bekerja dalam suasana anaerob, INH
adalah “ prodrug “ yang masuk ke dalam kuman dengan cara pasif. Prodrug
selanjtnya akan diubah oleh katalase G Mtb menjadi bentuk aktif.Aktifasi
menghasilkan berbagai oksigen dan senyawa reaktif yang menyerang target di dalam
kuman, yaitu sintesa asam mikolat, metabolisme NAD dan mungkin juga merusak
DNA. Akbatnya kuman mudah lisis. Dalam 2 sintesa asam mikolat, diperlukan juga
enoyl ACP reductase, NADH dehydrogenase, dan alkyl hydroperoxidase. Secara
berurutan ensim-esnim terasbut disandi oleh berturutturut gen inhA,ndh dan ahpC.
Sementara katalase disandi oleh gen katG. Selain itu, diketahui pula bahwa aktifitas
gen katG diatur oleh regulatornya yaitu gen furA.
Mekanisme Resistensi OAT
Pada Mtb belum pernah dilaporkan adanya plasmid pembawa resistensi,
karena itu resistensi Mtb terhadap OAT tidak dipindahkan dari satu kuman ke kuman
lain. Dengan kata lain, terjadinya resistensi Mtb terhadap OAT terutama terjadi
karena mutasi genetik pada Mtb sendiri, dan mutasi ini terjadi secara alami, tidak
dibawah tekanan OAT. Penyebaran resistensi Mtb terjadi pasca amplifikasi kuman
resisten sebagai akibat inadequatnya obat disekitar kuman.
Rifampisin
Pada Mtb, resistensi terhadap rifampisin terjadi pada satu dari sepuluh sampai seratus
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 11/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
juta kuman. Resistensi pada > 95% Mtb terhadap rifampisin terjadi akibat mutasi
pada gen rpobeta. Mutasi masif pada gen rpobeta akan menyebabkan tingkat
resistensi tinggi dan resistensi silang terhadap semua anggota golongan rifampisin.
Umumnya mutasi terjadi selektif dan sebagian besar terjadi pada kodon 511,516,518
dan 522. Mutasi pada kodon tersebut akan menyebabkan resistensi silang pada
rifapentin, tetapi tidak pada rifabutin. Resistensi tingkat lebih rendah terjadi akibat
mutasi pada kodon L176F.
Isoniazid
Resistensi Mtb terhadap INH akibat hilangnya gen katG akan menyebabkan resistensi
tingkat tinggi, Fenomena ini jarang dan yang lebih sering terjadi adalah mutasi
noktah.Frequensi kuman resisten terhadap INH akibat dari mutasi gen katG bervariasi
antara 20-80%, tergantung asal Mtb. Diantara berbagai mutasi pada katG, mutasi
pada daerah S315T merupakan yang tersering, teramati pada kira-kira 50% isolat.
Mutasi pada S315T ini menyebabkan aktifitas katalase berkurang 50% dan karena itu
tingkat resistensi yang ditimbulkannya cukup tinggi. Telah diketahui pula bahwa
aktfitas gen katG diatur oleh gen lain,yaitu gen furA. Mutasi gen furA telah
ditemukan pada mycobacteria lain, tetapi belum ditemukan pada Mtb.Mutasi pada
gen inhA yang telah teridentifikasi adalah pada “promoter”nya dan pada gen
strukturalnya. Resistensi pada inhA terjadi pada 15-43% isolat yang resisten INH
danmenyebabkan tingkat resistensi rendah. Namun mutasi pada inhA ini beresiko
besar menyebabkan juga resisteni pada etambutol. Berbagai lokus mutasi inhA
penyebab resistensi terhadap INH telah diketahui, diantaranya adalah pada lokus
S94A,121T.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA TB-MDR
Kegagalan pada pengobatan poliresisten TB atau TB-MDR akan menyebabkan lebih
banyak OAT yang resisten terhadap kuman M. tuberculosis. Kegagalan ini bukan
hanya merugikan pasien tetapi juga meningkatkan penularan pada masyarakat.
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 12/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
TB resistensi obat anti TB (OAT) pada dasarnya adalah suatu fenomena buatan
manusia, sebagai akibat dari pengobatan pasien TB yang tidak adekuat yang
menyebabkan terjadinya penularan dari pasien TB-MDR ke.orang lain / masyarakat.
Faktor penyebab resitensi OAT terhadap kuman M. tuberculosis antara lain :
1. FAKTOR MIKROBIOLOGIK
- Resisten yang natural
- Resisten yang didapat
- Ampli fier effect
- Virulensi kuman
- Tertular galur kuman -MDR
2. FAKTOR KLINIK
A. Penyelenggara kesehatan
a. Keterlambatan diagnosis
b. Pengobatan tidak mengikuti guideline
c. Penggunaan paduan OAT yang tidak adekuat yaitu karena jenis obatnya yang
kurang atau karena lingkungan tersebut telah terdapat resitensi yang tinggi terhadap
OAT yang digunakan misal rifampisin atau INH
d..Tidak ada guideline
e. Tidak ada / kurangnya pelatihan TB
f. Tidak ada pemantauan pengobatan
g. Fenomena addition syndrome yaitu suatu obat yang ditambahkan pada satu paduan
yang telah gagal. Bila kegagalan ini terjadi karena kuman tuberkulosis telah resisten
pada paduan yang pertama maka ”penambahan” 1 jenis obat tersebut akan menambah
panjang daftar obat yang resisten.
h. Organisasi program nasional TB yang kurang baik
B. Obat
a. Pengobatan TB jangka waktunya lama lebih dari 6 bulan sehingga membosankan
pasien
b. Obat toksik menyebabkan efek samping sehingga pengobatan komplit atau sampai
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 13/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
selesai gagal
c. Obat tidak dapat diserap dengan baik misal rifampisin diminum setelah makan,
atau ada diare
d. Kualitas obat kurang baik misal penggunaan obat kombinasi dosis tetap yang mana
bioavibiliti rifampisinnya berkurang
e. Regimen / dosis obat yang tidak tepat
f. Harga obat yang tidak terjangkau
g. Pengadaan obat terputus
C. Pasien
a. PMO Tidak ada / kurang baik
b. Kurangnya informasi atau penyuluhan
c. Kurang dana untuk obat, pemeriksaan penunjang dll
d. Efek samping obat
e. Sarana dan prasarana transportasi sulit / tidak ada
f. Masalah sosial
g. Gangguan penyerapan obat
3. FAKTOR PROGRAM
a. Tidak ada fasiliti untuk biakan dan uji kepekaan
b. Pasien dengan OAT yang resisten terhadap kuman tuberkulosis yang mendapat
pengobatan jangka pendek dengan monoterapi akan menyebabkan bertambah banyak
OAT yang resisten ( ’’The amplifier effect”). Hal ini menyebabkan seleksi mutasi
resisten karena penambahan obat yang tidak multipel dan tidak efektif
c. Tidak ada program DOTS-PLUS
d. Program DOTS belum berjalan dengan baik
e. Memerlukan biaya yang besar
4. FAKTOR AIDS–HIV LIMA CELAH PENYEBAB TERJADINYA TB-MDR
(“SPIGOTS” )
1. Pemberian terapi TB yang tidak adekuat akan menyebabkan mutants resisten. Hal
ini amat ditakuti karena dapat terjadi resisten terhadap OAT lini pertama
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 14/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
2. Masa infeksius yang terlalu panjang akibat keterlambatan diagnosis akan
menyebabkan penyebaran galur resitensi obat. .Penyebaran ini tidak hanya pada
pasien di rumah sakit tetapi juga pada petugas rumah sakit, asrama, penjara dan
keluarga pasien
3. Pasien dengan TB-MDR diterapi dengan OAT jangka pendek akan tidak sembuh
dan akan menyebarkan kuman. Pengobatan TB-MDR sulit diobati serta
memerlukan pengobatan jangka panjang dengan biaya mahal
4. Pasien dengan OAT yang resisten terhadap kuman tuberkulosis yang mendapat
pengobatan jangka pendek dengan monoterapi akan menyebabkan bertambah
banyak OAT yang resisten ( ’’The amplifier effect”). Hal ini menyebabkan seleksi
mutasi resisten karena penambahan obat yang tidak multipel dan tidak efektif
5. HIV akan mempercepat terjadinya terinfeksi TB mejadi sakit TB dan akan
memperpanjang periode infeksious
a. Kemungkinan terjadi TB-MDR lebih besar
b. Gangguan penyerapan
c. Kemungkinan terjadi efek samping lebih besar
5. FAKTOR KUMAN
Kuman M. tuberculosis super strains
· Sangat virulen
· Daya tahan hidup lebih tinggi
· Berhubungan dengan TB-MDR
II.3 Kategori TB-MDR
Terdapat empat jenis kategori resistensi terhadap obat TB :
· Mono-resistance: kekebalan terhadap salah satu OAT
· Poly-resistance: kekebalan terhadap lebih dari satu OAT, selain kombinasi
isoniazid dan rifampisin
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 15/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
· Multidrug-resistance (MDR) : kekebalan terhadap sekurang-kurangnya isoniazid
dan rifampicin
· Extensive drug-resistance (XDR ) : TB- MDR ditambah kekebalan terhadap salah
salah satu obat golongan fluorokuinolon, dan
sedikitnya salah satu dari OAT injeksi lini
kedua (kapreomisin, kanamisin, dan amikasin)
Klasifikasi Kasus TB
Sesuai dengan pedoman penanggulangan TB Nasional dibagi menjadi
o Kasus kronik
Pasien TB dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan
ulang(kategori 2). Hal ini ditunjang dengan rekam medis sebelumnya dan atau
riwayat penyakit dahulu.
o Kasus gagal pengobatan
Pasien TB yang hasil pemeriksaan dahaknya positif atau kembali positif pada bulan
kelima atau lebih selama pengobatan
o Kasus kambuh (relaps)
Pasien TB yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan TB dan telah
dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA
positif (dahak atau kultur)
o Kasus gagal
Pasien TB yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali positif atau
kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan
II.4 Suspek TB-MDR
Pasien yang dicurigai kemungkinan TB-MDR adalah :
1. Kasus TB paru kronik
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 16/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
2. Pasien TB paru gagal pengobatan kategori 2
3. Pasien TB yang pernah diobati TB termasuk OAT lini kedua seperti kuinolon dan
kanamisin
4. Pasien TB paru yang gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan dahak tetap positif setelah sisipan
dengan kategori 1
6. TB paru kasus kambuh
7. Pasien TB yang kembali setelah lalai/default pada pengobatan kategori 1 dan atau
kategori 2
8. Suspek TB dengan keluhan, yang tinggal dekat dengan pasien TB-MDR
konfirmasi, termasuk petugas kesehatan yang bertugas dibangsal TB-MDR
Pasien yang memenuhi ‘kriteria suspek’ harus dirujuk secara ke laboratorium dengan
jaminan mutu eksternal yang ditunjuk untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan
obat.
II.5 Diagnosis TB MDR
o Diagnosis TB-MDR dipastikan berdasarkan uji kepekaan
o Semua suspek TB-MDR diperiksa dahaknya untuk selanjutnya dilakukan
pemeriksaan biakan dan uji kepekaan. Jika hasil uji kepekaaan terdapat M.
tuberculosis yang rersisten minmal terhadap rifampisin dan INH maka dapat
ditegakkan diagnosis TB-MDR
Diagnosis dan pengobatan yang cepat dan tepat untuk TB-MDR didukung oleh
- pengenalan factor risiko untuk TB-MDR
- pengenalan kegagalan obat secara dini
- uji kepekaan obat
Pengenalan kegagalan pengobatan secara dini :
- Batuk tidak membaik yang seharusnya membaik dalam waktu 2 minggu pertama
setelah pengobatan
- Tanda kegagalan : sputum tidak konversi , batuk tidak berkurang , demam , berat
badan menurun atau tetap
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 17/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
Hasil uji kepekaan diperlukan :
- Untuk diagnosis resistensi
- Sebagai acuan pengobatan
Bila kecurigaan resistensi sangat kuat kirim sampel sputum ke laborstorium untuk uji
resitensi kemudian rujuk ke pakar.
STRATEGI DOTS
Pengobatan jangka pendek untuk TB-MDR tidak tepat .Merupakan suatu kenyataan
bahwa pengobatanTB apapun, tulang punggungnya adalah penetrapan strategi
DOTS.. Strategi DOTS diperlukan untuk mencegah resistensi dan pengobatan TB.
Pada penatalaksanaan TBMDR yang diterapkan adalah strategi DOTS- plus. “S”
diartikan strategi bukan Short –course therapy , “Plus” yang dimaksud adalah
menggunakan OAT lini kedua dan kontrol infeksi.
Pengobatan Tuberkulosis Resisten Ganda (MDR)
Klasifikasi OAT untuk MDR
Kriteria utama berdasarkan data biologi dibagi menjadi 3 kelompok OAT:
1. Obat dengan aktiviti bakterisid: aminoglikosid, tionamid dan
pirazinamid yang bekerja pada pH asam
2. Obat dengan aktiviti bakterisid rendah: fluorokuinolon
3. Obat dengan akiviti bakteriostatik, etambutol, cycloserin dan PAS
Fluorokuinolon
Fluorokuinolon (moksifloksasin, levofloksasin, ofloksasin dan siprofloksasin) dapat
digunakan untuk kuman TB yang resisten terhadap lini-1.
Resistensi silang
Pada pengobatan MDR TB harus dipertimbangkan resistensi silang dalam memilih
jenis OAT. Tidak efektif memberikan OAT dari golongan yang sama atau paduan
OAT yang berpotensi terjadi resistensi silang.
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 18/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
• Tionamid dan tiosetason
Etionamid adalah golongan tionamid yang dapat menginduksi terjadinya
resistensi silang dengan proteonamid karena satu golongan. Sering
ditemukan resistensi silang antara tionamid dengan tioasetason, galur yang
biasanya resisten dengan tiosetason biasanya masih sensitif terhadap
etionamid dan proteonamid. Galur yang resisten terhadap etionamid dan
proteonamid biasanya juga resisten juga terhadap tioasetason pada lebih
dari 70% kasus.
• Aminoglikosid
Galur yang resisten terhadap streptomisin biasanya sensitif terhadap
kanamisin dan amikasin. Galur yang resisten terhadap kanamisin dapat
menyebabkan resisten silang terhadap amikasin. Galur yang resisten
terhadap kanamisin dan amikasin juga menimbulkan resisten terhadap
streptomisin. Galur yang resisten terhadap streptomisin, kanamisin,
amikasin biasanya masih sensitif terhadap kapreomisin.
Kesimpulan:
- Resisten terhadap streptomisin gunakan kanamisin atau amikasin- Resisten terhadap kanamisin atau amikasin gunakan kapreomisin
• Fluorokuinolon
Ofloksasin dan siprofloksasin dapat menginduksi terjadinya resistensi silang
untuk semua fluorokuninolon. Itulah sebabnya penggunaan ofloksasin harus
hati-hati karena beberapa kuinolon yang lebih aktif (levofloksasin dan
moksifloksasin) dapat menggantikan ofloksasin di masa datang.
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 19/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
• Sikloserin dan terizidon
Terdapat resistensi silang antara dua macam obat ini. Tidak terdapat resistensi
silang dengan obat golongan lain.
• Hingga saat ini belum ada paduan pengobatan yang distandarisasi untuk
pasien MDR-TB. Pemberian pengobatan pada dasarnya “tailor made”,
bergantung dari hasil uji resistensi dengan menggunakan minimal 4 OAT masih
sensitif
• Obat lini 2 yang dapat digunakan yaitu golongan fluorokuinolon,
aminoglikosida, etionamid, sikloserin, klofazimin, amoksilin+ as.klavulanat
• Saat ini paduan yang dianjurkan ialah OAT yang masih sensitif minimal 2 –3
OAT lini 1 ditambah dengan obat lini 2, yaitu Siprofloksasin dengan dosis 1000
– 1500 mg atau ofloksasin 600 – 800 mg (obat dapat diberikan single dose atau
2 kali sehari)
• Pengobatan terhadap tuberkulosis resisten ganda sangat sulit dan memerlukan
waktu yang lama yaitu minimal 18 bulan
• Hasil pengobatan terhadap TB resisten ganda ini kurang menggembirakan.
Pada pasien non-HIV, konversi hanya didapat pada sekitar 50% kasus,
sedangkan response rate didapat pada 65% kasus dan kesembuhan pada 56%
kasus.
• Pemberian obat antituberkulosis yang benar dan pengawasan yang baik,
merupakan salah satu kunci penting mencegah resisten ganda. Konsep Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS) merupakan salah satu upaya penting
dalam menjamin keteraturan berobat.
• Prioriti yang dianjurkan bukan pengobatan MDR, tetapi pencegahan MDR-
TB
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 20/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
Tabel 6. Tingkatan OAT untuk pengobatan MDR-TB
Ting-
katanObat Dosis harian Aktiviti antibakteri
Rasio kadar
1 Aminoglikosid
a. Streptomisin
b. Kanamisin
atau amikasin
c. Kapreomisin
15 mg/kg Bakterisid
mengh
ambat
organi
sme
yang
multip
likasi
aktif
20-30
5-7.5
10-15
2 Thiomides
(Etionamid protionamid)
10-20 mg/kg Bakterisid 4-8
3 Pirazinamid 20-30 mg/kg Bakterisid pada pH
asam
7.5-10
4 Ofloksasin 7.5-15 mg/kg Bakterisid mingguan 2.5-5
5 Etambutol 15-20 mg/kg Bakteriostatik 2-3
6 Sikloserin 10-20 mg/kg Bakteriostatik 2-4
7 PAS asam 10-12 g Bakteriostatik 100
BAB III
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 21/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS TB-MDR
Sampai saat ini,pemeriksaan radiologis yang paling sering digunakan dalam
mendiagnosis TB adalah foto toraks.Kelainan foto toraks biasanya baru terlihat
setelah 10 minggu terinfeksi oleh kuman TB.Bila secara klinis ada gejala TB
paru,hampr pasti ada kelainan pada foto toraks.Bila secara klinis ada gejala TB
paru,tetapi foto toraks tidak memperlihatkan kelainan,hal ini merupakan tanda kuat
bukan TB.Pada pemeriksaan rutin bisa ditemukan kelainan foto toraks sesuai dengan
TB,tanpa disertai gejala klinis yang sesuai TB.Lesi berukuran 2mm sudah dapat
dilihat dengan foto toraks walaupun secara klinis belum ada gejala.Dari bentuk
kelainan ang terdapat pada foto toraks bisa didapatkan kesan TB primer,post
primer,TB aktif atau tenang yang sensitive OAT.1
Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada
pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-
macam bentuk (multiform). Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB
aktif :
• Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus
atas paru dan segmen superior lobus bawah
• Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak
berawan atau nodular
• Bayangan bercak milier
• Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
Gambaran radiologis pasien TB-MDR pada dasarnya dapat memperlihatkangambaran yang sama dengan pasien yang sensitive OAT.Secara klinis pasien TB-
MDR juga tidak lebih infeksius dibandingkan TB sensitive OAT.Akan tetapi,TB-
MDR merupakan infeksi yang lebih serius yang membutuhkan pemberian obat TB
lini ke 2 yang lebih lama dan berhubungan dengan risiko peningkatan tingkat
morbiditas dan mortalitas penyakit.2
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 22/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
Gambaran multiple kavitas dan peradangan kronis seperti bronkiektasis dan
granuloma kalsifikasi paling banyak ditemukan pada pasien TB-MDR. Pasien dengan
resistensi primer, apabila pasien sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan OAT
atau telah mendapat pengobatan OAT kurang dari 1 bulan dapat memperlihatkan
gambaran konsolidasi,tanpa kavitas,efusi pleura,dan pola TB primer.Di samping
itu,pasien TB-MDR yang telah mempunyai riwayat pengobatan OAT minimal 1 bulan
sering dijumpai konsolidasi dengan kavitas dan secara umum menunjukkan
reaktivasi penyakit.2,8
Tabel 1.Gambaran Radiologis Toraks 35 Pasien dengan TB-MDR 9
Gambaran Radiologis Jumlah Kasus / %
Multipel Kavitas 28 /(80%)
Infiltrat 31/(89%)
Kalsifikasi 16/(46%)
Pleuritis 5/(14%)
Penebalan Pleura 11/(31%)
Limfadenopati 27/(77%)
Nodul 29/(83%)
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 23/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
Gambar 10. Pasien Laki-laki usia 36 tahun dengan keterangan klinis TB paru MDR
A.Foto Toraks proyeksi PA memperlihatkan nodul kecil yang multipel, konsolidasi
patchy yang didalamnya beberapa kavitas dan opasitas linear pada kedua
hemitoraks.Tampak pula volume paru kanan mengecil dan penebalan pleura di
daerah apeks.
B.Pada High Resolution CT (HRCT) potongan setinggi basal paru kiri
memperlihatkan konsolidasi yang didalamnya beberapa kavitas di lobus medial
kanan dan lobus inferior kanan. Tampak kavitas dengan nodul -nodul sentrilobuler
di lobus inferior kiri.2
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 24/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
DAFTAR PUSTAKA
1. Aziza G Icksan, Reny Luhur. Radiologi Toraks Tuberkulosis
Paru,CV.Sagung Seto,Jakarta, 2008
2. Pulmonary Tuberculosis: Up-to-Date Imaging and Management.
Avaiable at http://www.ajronline.org/cgi/reprint/191/3/834?
maxtoshow=&hits=10&resultformat=&fulltext=tb+in+mdr&andorexactfullte
xt=and&searchid=1&firstindex=0&sortspec=relevance&resourcetype=hwcit.
Accesed 9th March 2011
3. Aditama TY,dkk .Tuberkulosis :Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan
di Indonesia,PERPARI,Jakarta 2006
4. Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis.Departemen Kesehatan RI 2006
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 25/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
5. Heny Syahrini dkk.Tuberkulosis Paru Resistensi Ganda. Avaiable at
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3375/1/08E00731.pdf
Accesed at March 9th 2011
6. Priyanti Z Soepandi.Diagnosis Dan Faktor Yang Mempengaruhi
Terjadinya TB-MDR. Avaiable at
http://ppti.files.wordpress.com/2010/01/makalah-dr-priyanti-diagnosis-dan-
faktor-yg-mempengaruhi-tb-mdr.pdf . Accesed at March 9th 2011
7. Arifin Nawas. Penatalaksanaan TB MDR dan Strategi DOTS PLUS
Avaiable at http://ppti.files.wordpress.com/2010/01/makalah-dr-marifin-
nawas- penatalaksanaan-tbmdr-dan-strategi-dots-plus.pdf Accesed March
11, 2011
8. Tuberculosis : A Radiologic Review.Avaiable at
http://radiographics.rsna.org/content/27/5/1255.full.pdf+html
Accessed March 9th ,2011)
9. The Radiological Spectrum of Pulmonary Multidrug-Resistant Tuberculosis
In HIV-Negative Patients.Avaiable at
Http://www.sid.ir/en/VEWSSID/J_pdf/98020030415.pdf Accesed March 11,
2011
10.Tuberculosis: Resurgent Disease,Renewed Liability .Avaiable at
http://www.ajronline.org/cgi/reprint/190/6/1438?
maxtoshow=&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=TB+in+MDR&andore
xactfulltext=and&searchid=1&FIRSTINDEX=0&sortspec=relevance&resour
cetype=HWCIT Accesed 9th March 2011
http://connect.in.com/tuberculosis/images-multidrugresistant-
tuberculosis-mdr-tb-drugresistant-tba--1-413136790249.html
11.
12. (http://www.ajol.info/index.php/cme/article/viewFile/44038/27553)
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 26/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
13. http://www.tbindonesia.or.id/pdf/BUKU_PEDOMAN_NASIONAL.pdf
14.
15.
16.Jurnal TB Indonesia.Avaiable at
http://www.tbindonesia.or.id/pdf/Jurnal_TB_Vol_3_No_2_PPTI.pdf. Accesed
March 9th 2011
CT in Tuberculosis
Chest radiographs play a major role in the
screening, diagnosis, and response to treatment
of patients with TB. However, the radiographs
may be normal or show only mild
or nonspecific findings in patients with active
disease [30]. Common causes of a missed
diagnosis of TB are failure to recognize hilar
and mediastinal lymphadenopathy as a manifestation
of primary disease in adults, overlookingof mild parenchymal abnormalities
in patients with reactivation disease, and
failure to recognize that an upper lobe nodule
or mass surrounded by small nodular
opacities or scarring may represent TB [30].
CT is more sensitive than chest radiography
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 27/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
in the detection and characterization of both
subtle localized or disseminated parenchymal
disease and mediastinal lymphadenopathy [37,
42, 72, 73]. The radiographic diagnosis of TB
is initially correct in only 49% of all cases—
34% for the diagnosis of primary TB and
59% for the diagnosis of reactivation TB [30].
With CT, the diagnosis of pulmonary TB is
correct in 91% of patients and TB is correctly
excluded in 76% of patients [74]. CT and highresolution
CT are particularly helpful in the
detection of small foci of cavitation in areas of
confluent pneumonia and in areas of dense
nodularity and scarring [37]. In one study of 41
patients with active TB [37], high-resolution
CT showed cavities in 58%, whereas chest radiographs
showed cavities in only 22%.
In addition to the diagnosis of TB, highresolution
CT is useful in determining disease
activity. A tentative diagnosis of active TB on
CT could be based on the pattern of parenchymal
abnormalities and the presence of cavitation
or evidence of endobronchial spread, such
as the presence of centrilobular nodules or a
tree-in-bud pattern. In the series by Lee et al.
[74], 80% of patients with active disease and
89% of those with inactive disease were correctly
differentiated on high-resolution CT.
CT is also helpful in the evaluation of
pleural complications, including tuberculous
effusion, empyema, and bronchopleural fistula,
and may show pleural disease that is not
evident on chest radiography [75].
In addition to its major role in the diagnosisof TB, CT plays an important role in the
management of TB, especially in complicated
or MDR TB. MDR TB often shows multiple
cavities, which lead to the expectoration
of a large number of bacilli and endobronchial
spread to previously unaffected areas
8/3/2019 Referat Radio Sukses
http://slidepdf.com/reader/full/referat-radio-sukses 28/28
MARET 2011 [GAMBARAN RADIOLOGIS TB-MDR ]
of the lung. Limited drug penetration into the
cavities that harbor large numbers of mycobacteria is believed to contribute to the drug
resistance. Therefore, surgery may be an adjuvant
treatment for MDR TB, although
present-day TB treatment relies on chemotherapy
[76]. CT can locate the site of cavitation
and the extent of active disease and
therefore can be a roadmap for the planning
of surgical treatment.