REFERAT-Penegakkan Diagnosis Marasmus

5
PENEGAKKAN DIAGNOSIS MARASMUS A. Gejala dan Tanda Marasmus Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewel, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit (Nelson, 2007). Marasmus sering dijumpai pada anak berusia 0 - 2 tahun dengan gambaran sbb: berat badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang, dinding perut hipotonus dan kulitnya melonggar hingga hanya tampak bagai tulang terbungkus kulit, tulang rusuk tampak lebih jelas atau tulang rusuk terlihat menonjol, anak menjadi berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old man face), Otot-otot melemah, atropi, bentuk kulit berkeriput bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan, perut cekung

Transcript of REFERAT-Penegakkan Diagnosis Marasmus

Page 1: REFERAT-Penegakkan Diagnosis Marasmus

PENEGAKKAN DIAGNOSIS MARASMUS

A. Gejala dan Tanda Marasmus

Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan

kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit

sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan

pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum

menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar. Terjadi atropi

otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, mula-

mula bayi mungkin rewel, tetapi kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi

biasanya konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan,

dengan buang air besar sering, tinja berisi mukus dan sedikit (Nelson, 2007).

Marasmus sering dijumpai pada anak berusia 0 - 2 tahun dengan gambaran

sbb: berat badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh bisa

rendah karena lapisan penahan panas hilang, dinding perut hipotonus dan kulitnya

melonggar hingga hanya tampak bagai tulang terbungkus kulit, tulang rusuk tampak

lebih jelas atau tulang rusuk terlihat menonjol, anak menjadi berwajah lonjong dan

tampak lebih tua (old man face), Otot-otot melemah, atropi, bentuk kulit berkeriput

bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan, perut cekung sering disertai diare

kronik (terus menerus) atau susah buang air kecil (Dr. Solihin, 1990:116).

Page 2: REFERAT-Penegakkan Diagnosis Marasmus

B. Pemeriksaan Fisik Marasmus

Pada marasmus, anak kurus muncul dengan ditandai hilangnya lemak

subkutan dan pengecilan otot. Kulit adalah xerotik, keriput, dan longgar. Monyet

fasies sekunder hilangnya bantalan lemak bukal adalah karakteristik dari gangguan

ini. Marasmus mungkin tidak memiliki dermatosis klinis. Namun, temuan tidak

konsisten termasuk kulit halus, rambut rapuh, alopesia, pertumbuhan terganggu, dan

fissuring pada kuku. Dalam kekurangan energi protein, rambut lebih berada dalam

fase (istirahat) telogen dari dalam fase (aktif) anagen, kebalikan dari normal. Kadang-

kadang, seperti pada anoreksia nervosa, ditandai pertumbuhan rambut lanugo dicatat.

(Rabinowitz, 2009)

C. Pemeriksaan Penunjang Marasmus

Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis

normositik normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia

kronis sumsum tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam

Page 3: REFERAT-Penegakkan Diagnosis Marasmus

makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar

albumin serum yang menurun. Pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar

zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung kepada kadar zat gizi (misalnya

hemoglogbin, hormon tiroid dan transferin). Pemeriksaan radiologis juga perlu

dilakukan untuk menemukan adanya kelainan pada paru (Carpenito, 2000).

Pemeriksaan Laboratorium WHO merekomendasikan tes laboratorium berikut:

Glukosa darah

Pemeriksaan Pap darah dengan mikroskop atau pengujian deteksi langsung

Hemoglobin

PemeriksaanUrine pemeriksaan dan kultur

Pemeriksaan tinja dengan mikroskop untuk telur dan parasit

Serum albumin

Tes HIV (Tes ini harus disertai dengan konseling orang tua anak)

Elektrolit

D. Pemeriksaan Anthropometrik

Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu:

1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel

standar.

2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam

kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter).

Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.

3. Mengukur ketebalan lipatan kulit.

Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi

Page 4: REFERAT-Penegakkan Diagnosis Marasmus

lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan

menggunakan jangka lengkung (kaliper).

Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.

Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm

pada wanita.

4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk

memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh

yang tidak berlemak).

Carpenito (2000), Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.

Ke-6, EGC, Jakarta

Nelson. 2007. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Behrman Kliegman Aevin :

EGC.

Rabinowitz SS, Gehri M, Stettler N, Di Paolo ER.2009. Marasmus. eMedicine

from WebMD Available at http://emedicine.medscape.com/article/984496-overview .