Referat demam tifoid

40
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Referat Demam Tifoid pada Anak Oleh : Novita Sari, S.Ked Pembimbing: dr. ina !rida, Sp.A

description

Referat demam tifoid

Transcript of Referat demam tifoid

Referat Demam Tifoid pada Anak

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan AnakReferatDemam Tifoid pada AnakOleh : Novita Sari, S.KedPembimbing: dr. Dina Frida, Sp.APendahuluanDemam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhiMasalah kesehatan yang penting di negara berkembang

21,6 juta kasus/tahun, kematian 216.500/tahun1180,3 per 100.000 penduduk2Case fatality rate (CFR) 10-30%, dapat diturunkan hingga 1-4% dengan antibiotik yang tepat31. Bhan MK et al. Typhoid and parathyphoid fever. Lancet 2005;366:749-622. Ochiai RL et al. A study of typhoid fever in five Asian countries: disease burden and implications for controls. Bulletin of the World Health Organization 2008;86:260-268.3. World Health Organization. Diarrhoeal Disease. URL= http://www.who.int/vaccine_research/diseases/diarrhoeal/en/index7.html. WHO;2009.

Bagaimana gambaran klinis dan tata diagnosis demam tifoid pada anak?

TINJAUAN PUSTAKADefinisiDemam tifoid suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhiDemam paratifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella enteriditis dan memiliki klinis yang sama dengan demam tifoid namun lebih ringanDemam enterik merupakan istilah yang dapat dipakai baik pada demam tifoid maupun demam paratifoidEtiologiSalmonella typhi merupakan bakteri gram-negatif, motile, batang, fakultatif anaerob yang memiliki flagella, berkapsul, tidak menghasilkan spora yang termasuk dalam family Enterobacteriaceae.Salmonella enteriditis memiliki 3 bioserotipe :paratyphi A, paratyphi B (S.Schotmulleri), dan paratyphi C (S. Hirschfeldii)

EtiologiSalmonella memiliki 4 komponen antigen :antigen H (flagella), antigen O (dinding sel/lipopolisakarida), antigen Vi (kapsul), dan protein membrane luar (outer membrane protein).

EpidemiologiAngka kejadian demam tifoid (2000) diperkirakan sebanyak 21,6 juta penyakit terutama pada anak usia sekolah dan dewasa muda.Jumlah kematian pertahun 216.500 kematian

Bhan MK et al. Typhoid and parathyphoid fever. Lancet 2005;366:749-62EpidemiologiIndonesia 180,3 per 100.000 penduduk1Umur penderita demam tifoid di Indonesia yang berkisar antara 3-19 tahun mencapai 91% kasus2Hasil survey Disease of the Most Improverished Urban > ruralInsiden kasus demam tifoid terkonfirmasi kultur darah pada anak 5-15 tahun 180-494 kasus per 100.000 populasi.31.Ochiai RL et al. A study of typhoid fever in five Asian countries: disease burden and implications for controls. Bulletin of the World Health Organization 2008;86:260-2682.Soedarmo SSP et al. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis, edisi Kedua; IDAI; 2012.h.338-3453.World Health Organization. Diarrhoeal Disease. URL= http://www.who.int/vaccine_research/diseases/diarrhoeal/en/index7.html. WHO;2009.

Patogenesis

Bakteri mencapai RES dalam 24 jamMengalami multiplikasi (8-14 hari)

Manifestasi KlinisGejala dan tanda biasanya tidak spesifikDemam : pola demam step-ladder

Manifestasi KlinisLama demam : Penelitian Malla T dkk demam pada 100% kasus, rata-rata durasi demam sebelum diagnosis 14,1 hari.1Penelitian Setiabud dan Madiapermana demam pada 94,4% kasus, lama demam tersering 7-14 hari (77,8%).2Penelitian Hadinegoro dkk demam pada 100% pasien, 72% telah mengalami demam di rumah selama 7 hari atau lebih.3

1. Malla T et al. Enteric Fever: A retrospective 6-year analysis of 82 paediatric cases in a teaching hospital. Kathmandu University Medical Journal 2007;5(2):181-1872. Setiabudi D dan Madiapermana K. Demam Tifoid pada Anak Usia di bawah 5 Tahun di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Hasan Sadikin, Bandung. Sari Pediatri Juni 2005;7(1):9-143. Hadinegoro et al. Pengobatan Cefixime pada Demam Tifoid Anak. Sari Pediatri Maret 2001;2(4):182-187

Manifestasi KlinisGejala gastrointestinal : diare, obstipasi, mual, muntah, nyeri perutGejala lain : nyeri kepala, malaise, anoreksia, mialgia, radang tenggorokkan, batuk, mengigil.Pada kasus berat tampak toksis dengan penurunan kesadaran.Manifestasi Klinis

Setiabudi D dan Madiapermana K. Demam Tifoid pada Anak Usia di bawah 5 Tahun di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Hasan Sadikin, Bandung. Sari Pediatri Juni 2005;7(1):9-1442Manifestasi KlinisTanda yang sering didapatkan Toxic appearance, dehydratedhepatomegaly, splenomegaly, nyeri tekan abdomen, rose spot, tifoid tounge.Rose spot ruam makulopapular yang berwarna merah, ukuran 1-5mm, sering dijumpai pada abdomen, toraks, ekstremitas dan punggung.Lidah tifoid lidah tampak kotor dengan putih di tengah, tepi hiperemisRose spot

Typhoid tongue

Manifestasi Klinis

8.Setiabudi D dan Madiapermana K. Demam Tifoid pada Anak Usia di bawah 5 Tahun di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Hasan Sadikin, Bandung. Sari Pediatri Juni 2005;7(1):9-149. Malla T et al. Enteric Fever: A retrospective 6-year analysis of 82 paediatric cases in a teaching hospital. Kathmandu University Medical Journal 2007;5(2):181-18710. Hadinegoro et al. Pengobatan Cefixime pada Demam Tifoid Anak. Sari Pediatri Maret 2001;2(4):182-18711. Yaramis A et al. Clinical and Laboratory Presentation of Typhoid Fever. International Pediatrics 2001;16(4):227-231

KomplikasiKomplikasi neuropsikiatri (12%) gangguan kesadaranPerforasi usus halus (0,5-3%) nyeri abdomen, muntah, defans, tanda peritonisis lainnyaPerdarahan usus (1-10%) penurunan suhu tubuh, tekanan darah, peningkatan frekuensi nadiLainnya miokarditis tifosa, hepatitis tifosa, kolesistitisPerjalanan Klinis

Pemeriksaan Laboratorium

Setiabudi D dan Madiapermana K. Demam Tifoid pada Anak Usia di bawah 5 Tahun di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Hasan Sadikin, Bandung. Sari Pediatri Juni 2005;7(1):9-14Uji DiagnostikSerological test :Uji WidalUji TubexKultur Salmonella typhiPCR (Polymerase Chain Reaction)Uji WidalUji Widal dilakukan sejak 1896Prinsip : jika terdapat antibodi pada serum pasien akan terjadi aglutinasi dengan pencampuran antigenAntibodi O, (mulai akhir minggu-1, puncak minggu 3-5, bertahan 6-12 bulan)Antibodi H, (puncak minggu 4-6, menetap hingga 2 tahun) Sensitifitas dan Spesifitas rendahUji WidalInterpretasi harus hati-hatiBelum ada kesepakatan nilai titer patokan, tergantung endemisitas daerah Reaksi widal negatif tidak menyingkirkan diagnosisHasil positif belum tentu terinfeksi S.typhiDiagnosis demam tifoid bila : kenaikan titer 4 kali pada pemeriksaan ulang dengan interval 5-7 hari.Test TubexPrinsip : deteksi antibody IgM O9 pada serum pasien.Sederhana dan cepat (2 menit).Antigen O9 sangat spesifik yaitu hanya ditemukan pada Salmonella serogrup D.Sensitivitas 79% dan spesifitas 89%Kultur Diagnosis pasti demam tifoid.Spesimen : darah, sumsum tulang, urin, tinja, cairan duodenum.Rekomendasi pembiakan pada medium empedu (gall culture)Jika curiga pathogen lain media pembiakan umumKemungkinan positifAwal penyakit darah dan sumsum tulangStadium berikutnya urin dan tinja

Kultur Biakan darah :Positif 70-90% minggu pertamaPositif 50% akhir minggu ketigaGagalnya hasil kultur dipengaruhi :Media laboratorium terbatasVolume spesimen kurangAntibiotik sebelum kulturWaktu pengambilan spesimenKultur

Kendala melakukan kulturMemerlukan waktu 5-7 hariBiakan negatif jika sudah mendapat antibiotik sebelumnyaTidak ada sarana laboratorium lengkapPCRPrinsip : hibridisasi kemampuan asam nukleat utas tunggal mengikat rantai pasangannya.Kelemahan :Tidak bisa membedakan infeksi akutMahalDiagnosisDiagnosis Klinis anamnesis +pemeriksaan fisik; pasien mulai dikelola sesuai manajemen tifoid.Suspek demam, gangguan gastrointestinal; hanya dibuat pada pelayanan kesehatan dasarProbable gejala klinis + gambaran laboratorium (uji serologi atau deteksi antigen)Diagnosis Etiologik (confirm case) biakan Salmonella typhiTatalaksana Syarat penderita dirawat di rumah :Gejala klinis ringan, tidak ada tanda-tanda komplikasiKesadaran baik, makan minum baikKeluarga mengerti cara merawat dan paham tentang tanda bahaya yang dapat timbul.Rumah tangga penderita memiliki system pembuangan eksreta yang memenuhi syarat kesehatanKeluarga mengikuti program pengobatan yang diberikan dokter.TatalaksanaSuportif :Tirah baring, isolasi yang memadai, pemenuhan kebuthan cairan, nutrisi.AntibiotikMedikamentosa : antibiotikBedah ( pada komplikasi)DietMakanan padat dapat diberikan secepatnyaMakanan yang rendah seratTidak ada pantanganMedikamentosaAntibiotik lini pertama : kloramfenikol, amoksisilin, kotrimoksazolAntibiotik lini kedua : sefotaksim, sefiksimTatalaksana

Tatalaksana komplikasiEnsefalopatiDexamethason 1-3 mg/kg/hariPeritonitis atau perdarahan ususPuasa, nutrisi parenteral, transfusi darah, dekompresiAntibiotik parenteral kombinasiPencegahanPerbaikan sanitasi lingkunganVaksinKesimpulanSecara klinis gejala tidak spesifik pada anakGejala yang sering muncul : demam >7 hari, gejala gastrointestinalTanda yang didapatkan : hepatomegaly, splenomegaly, lidah tifoid hingga penurunan kesadaranDiagnosis : klinis dan etiologikObat pilihan : kloramfenikolPencegahan : perbaikan sanitasi lingkungan dan vaksinTERIMA KASIH