Referat Bedah Fraktur Femur

download Referat Bedah Fraktur Femur

of 20

Transcript of Referat Bedah Fraktur Femur

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    1/20

    REFERAT BEDAH

    FRAKTUR FEMUR

    Disusun oleh

    Haryo Dimasto Kristiyanto

    41090012

    KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

    RUMAH SAKIT BETHESDAYOGYAKARTA

    2014

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    2/20

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Tulang yang menyusun tubuh manusia memiliki fungsi penting yang lebih dari

    sekedar jaringan pembentuk tubuh manusia. Secara garis besar tulang memiliki tiga

    fungsi utama, yaitu fungsi mekanik, fungsi sintetik, dan fungsi metabolik1. Fungsi

    mekanik yaitu fungsi tulang sebagai protektor bagi organ di dalam tubuh, membentuk

    struktur tubuh manusia, sebagai anggota gerakbersama dengan ligamen, tendon, dan

    otot yang memungkinkan tubuh untuk dapat bergerak, dan juga berfungsi sebagai

    konduksi getaran suara sehingga memungkinkan manusia untuk dapat mendengarkan

    suara. Fungsi sintetik yaitu fungsi tulang sebagai pusat produksi sel darahdalam hal ini

    adalah sumsum tulang yang berada di cavitas sentral di dalam tulang panjang, berfungsi

    penting menghasilkan sel darah merah dan sel darah putih. Fungsi terakhir, adalah fungsi

    metabolik, di mana tulang menjadi tempat penyimpanan mineralkalsium dan fosfor

    serta lemak (asam lemak) yang tersimpan di sumsum tulang (yellow bone marrow)

    menjadi cadangan mineral dan energi ketika dibutuhkan, selain itu tulang berperan

    penting dalam keseimbangan asam basa dengan kemampuannya melepaskan dan

    mengasorbsi garam alkalin yang turut membantu menyeimbangkan keseimbangan pH

    dalam tubuh1. Fungsi-fungsi tulang tersebut dapat terganggu dengan adanya kejadian

    trauma yang menyebabkan terputusnya kontinuitas jaringan tulang.

    Trauma jaringan tulang dan otot terkadang tampak dramatis dan seringkali

    ditemukan pada 85% penderita trauma tumpul2. Trauma pada jaringan tulang yang berat

    menunjukkan adanya gaya besar yang mengenai tubuh. Trauma jaringan tulang dan otot

    harus diperiksa dan ditangani secara tepat dan memadai agar tidak membahayakan nyawadan anggota gerak.

    Pada referat ini terutama akan dibahas lebih lanjut mengenai trauma yang

    mengenai tulang panjang, khususnya tulang femur. Tulang femur adalah tulang yang

    terpanjang, terkuat, dan tulang terberat di tubuh yang sangat esensial untuk

    memungkinkan manusia dapat berjalan di atas kedua kakinya. Adanya cidera pada tulang

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    3/20

    2

    femur dapat mengakibatkan seseorang kehilangan kemampuan untuk bisa berjalan, selain

    itu karena adanya pembuluh darah besar (A. femoralis) pada femur, cidera yang berat dan

    menyebabkan perdarahan dapat mengancam nyawa seseorang.

    Berdasarkan insidensinya, di AS insidensi kasus fraktur pada tulang femur

    dilaporkan 1-1.33 fraktur per 10.000 populasi per tahun (1 kasus per 10.000 populasi)2.

    Pada individu yang berusia kurang dari 25 tahun dan yang berusia lebih dari 65 tahun

    meningkat menjadi 3 fraktur per 10.000 populasi. Cidera ini lebih banyak pada laki-laki

    berusia kurang dari 30 tahun yang cenderung disebabkan karena adanya kecelakaan

    bermotor, atau karena adanya luka tembak2.

    Seorang dokter harus belajar mengenal adanya trauma ini, menjelaskan anatomi

    trauma dan melindungi penderita dari kecacatan selanjutnya dan dapat melakukan

    tindakan untuk mencegah komplikasi, terutama yang berkaitan dengan cidera atau fraktur

    pada tulang femur.

    B. Tujuan Penulisan

    Referat ini disusun untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai

    etiologi, klasifikasi dari fraktur femur, serta bagaimana tindakan penatalaksaaan fraktur

    femur dan mencegah terjadinya komplikasi.

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    4/20

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Anatomi Tulang

    Secara umum, tulang dibagi menjadi 4 bagian yaitu epifisis, lempeng

    pertumbuhan, metafisis, dan diafisis. Masing-masing bagian tersebut memiliki

    karakteristik yang menentukan kelainan apa yang sering pada daerah tersebut. Epifisis

    adalah bagian tulang yang terletak di dalam artikulasi. Lempeng pertumbuhan berfungsi

    sebagai pusat pertumbuhan tulang yang hilang pada usia + 15 tahun, cidera pada bagian

    ini pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tulang.

    Metafisis adalah daerah yang kaya akan pembuluh darah (end artery) sehingga rawan

    terjadi infeksi. Diafisis adalah bagian tengah dari sebuah tulang panjang yang tersusun

    dari tulang kortikal yang biasanya berisi sumsum tulang dan jaringan adiposa3.

    B. Definisi Fraktur

    Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang

    ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya yang biasanya disebabkan oleh rudapaksa

    atau tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang4.

    Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami fraktur, kondisi

    fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah harus diketahui

    terlebih dahulu. Tulang kortikal mempunyai struktur yang dapat menahan kompresi dan

    tekanan memuntir (shearing)4.

    Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan

    membengkok, memutar dan tarikan akibat trauma yang bersifat langsung maupun tidak

    langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi

    fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan

    lunak ikut mengalami kerusakan sedangkan trauma tidak langsung apabila trauma

    dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan

    extensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula. Pada keadaan ini biasanya jaringan

    lunak tetap utuh4.

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    5/20

    4

    Tekanan pada tulang dapat berupa: (1) tekanan berputar yang dapat menyebabkan

    fraktur bersifat spiral atau oblik, (2) tekanan membengkok yang menyebabkan fraktur

    transversal, (3) tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan fraktur impaksi,

    dislokasi, atau fraktur dislokasi, (4) kompresi vertikal dapat menyebabkan fraktur

    komunitif atau memecah misalnya pada vertebra, (5) trauma langsung disertai dengan

    resistensi pada satu jarak tertentu akan menyebabkan fraktur oblik atau fraktur Z, (6)

    trauma karena tarikan pada ligamen atau tendo akan menarik sebagian tulang5.

    Tulang femur adalah tulang terkuat, terpanjang, dan terberat yang dimiliki tubuh

    yang berfungsi penting untuk mobilisasi atau berjalan. Tulang femur terdiri dari tiga

    bagian, yaitu corpus femoris atau diafisis, metafisis proksimal, dan distal metafisis.

    Corpus femoris berbentuk tubular dengan sedikit lengkungan ke arah anterior, yang

    membentang dari trochanter minor melebar ke arah condylus. Selama menahan berat

    tubuh, lengkung anterior menghasilkan gaya kompresi pada sisi medial dan gaya tarik

    pada sisi lateral. Struktur femur adalah struktur tulang untuk berdiri dan berjalan, dan

    femur menumpu berbagai gaya selama berjalan, termasuk beban aksial, membungkuk,

    dan gaya torsial. Selama kontraksi, otot-otot besar mengelilingi femur dan menyerap

    sebagian besar gaya5.

    Beberapa otot-otot besar melekat pada femur. Di bagian proksimal, m.gluteus

    medius dan minimus melekat pada trochanter mayor, mengakibatkan abduksi pada

    fraktur femur.M.iliopsoasmelekat pada trochanter minor, mengakibatkan adanya rotasi

    internal dan eksternal pada fraktur femur.Linea aspera(garis kasar pada bagian posterior

    dari corpus femoris) memperkuat kekuatan dan tempat menempelnya m. gluteus

    maksimus, adductor magnus, adductor brevis, vastus lateralis, vastus medialis, dancaput

    brevis m. biceps femoris. Di bagian distal, m. adductor magnusmelekat pada sisi medial,

    menyebabkan deformitas apeks lateral pada fraktur femur. Caput medial dan lateral m.

    gastrocnemiusmelekat di femoral condylus femoral posterior, menyebabkan deformitas

    fleksi pada fraktur sepertiga distalfemur5.

    1. Etiologi Fraktur Femur

    Berdasarkan penyebab terjadinya fraktur femur, dapat dibedakan menjadi tiga

    berdasarkan besar energi penyebab trauma6, yaitu:

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    6/20

    5

    a. High energy trauma atau trauma karena energi yang cukup besar, jenis

    kecelakaan yang menyebabkan terjadinya fraktur jenis ini antara lain adalah

    trauma kecelakaan bermotor (kecelakaan sepeda motor, kecelakaan mobil,

    pesawat jatuh, dsb); olahragaterutama yang olahraga yang berkaitan dengan

    kecepatan seperti misalnya: ski, sepeda balap, naik gunung; jatuh, jatuh dari

    tempat tinggi; serta luka tembak6.

    b. Low energy traumaatau trauma karena energi yang lemah, karena struktur femur

    adalah sturktur yang cukup kuat, ada kecenderungan trauma karena energi yang

    lemah lebih disebabkan karena tulang kehilangan kekuatannya terutama pada

    orang-orang yang mengalami penurunan densitas tulang karena osteoporosis;

    penderita kanker metastasis tulang dan orang yang mengkonsumsi kortikosteroid

    jangka panjang juga beresiko tinggi mengalami fraktur femur karena kekuatan

    tulang akan berkurang6.

    c. Stress fracture atau fraktur karena tekanan, penyebab ketiga dari fraktur femur

    adalah tekanan atau trauma yang berulang. Trauma jenis ini mengakibatkan jenis

    fraktur yang berbeda karena biasanya terjadi secara bertahap. Trauma tekanan

    berulang mengakibatkan kerusakan internal dari struktur arsitektur tulang. Fraktur

    jenis ini seringkali terjadi pada atlet atau pada militer yang menjalani pelatihan

    yang berat. Fraktur jenis ini biasanya mempengaruhi area corpus femoris6.

    2. Kategori fraktur femur

    Fraktur femur dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan letak

    frakturnya7:

    a. Fraktur femur proksimal

    Yang meliputi fraktur femur proksimal antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Intracapsular fraktur termasuk caput femorisdan collum femoris

    2.

    Entracapsular fraktur termasuk trochanters

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    7/20

    6

    Gambar 1. Fraktur capital, (b) fraktur subcapital, (c) fraktur transervical, (d)

    fraktur intertrochanteric, (e) fraktur subtrochanteric

    Fraktur Collum Femoris

    Fraktur collum femorisdibagi atas intra- (rusaknya suplai darah ke head

    femur) dan extra- (suplai darah intak) capsular. Diklasifikasikan berdasarkan

    anatominya. Intracapsular dibagi kedalam subcapital, transcervical dan

    basicervical. Extracapsular tergantung dari fraktur pertrochanteric.

    Fraktur collum femoris disebabkan oleh trauma yang biasanya terjadi

    karena kecelakaan, jatuh dari ketinggian atau jatuh dari sepeda dan biasanya

    disertai trauma pada tempat lain. Jatuh pada daerah trochanter baik karena

    kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi seperti

    terpeleset di kamar mandi di mana panggul dalam keadaan fleksi dan rotasi dapat

    menyebabkan fraktur collumfemoris5.

    Berikut ini adalah klasifikasi fraktur collum femur berdasarkan Garden8

    ,

    yaitu: (a) stadium I adalah fraktur yang tak sepenuhnya terimpaksi; (b) stadium II

    adalah fraktur lengkap tetapi tidak bergeser; (c) stadium III adalah fraktur lengkap

    dengan pergeseran sedang; (d) stadium IV adalah fraktur yang bergeser secara

    hebat.

    Gambar 2. Klasifikasi fraktur collum femorismenurut Garden

    Fraktur collumfemorisharus ditangani dengan cepat dan tepat sekalipun

    merupakan fraktur collum femoris stadium I. Jika tidak, maka akan berkembang

    dengan cepat menjadi fraktur collum femur stadium IV8.Selain Garden, Pauwel

    5

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    8/20

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    9/20

    8

    avaskuler caput femoris. Komplikasi ini biasanya terjadi pada 30% pasien fraktur

    collum femoris dengan pergeseran dan 10% pada fraktur tanpa pergeseran.

    Apabila lokasilisasi fraktur lebih ke proksimal maka kemungkinan untuk terjadi

    nekrosis avaskuler menjadi lebih besar; (c) nonunionlebih dari1/3pasien fraktur

    collum femoristidak dapat mengalami union terutama pada fraktur yang bergeser.

    Komplikasi lebih sering pada fraktur dengan lokasi yang lebih ke proksimal. Ini

    disebabkan karena vaskularisasi yang jelek, reduksi yang tidak akurat, fiksasi

    yang tidak adekuat, dan lokasi fraktur adalah intraartikuler. Metode pengobatan

    tergantung pada penyebab terjadinya nonunion dan umur penderita; (d)

    Osteoartritis sekunder dapat terjadi karena kolaps caput femoris atau nekrosis

    avaskuler; (e) anggota gerak memendek; (f) malunion; (g) malrotasi berupa rotasi

    eksterna.

    b. Fraktur corpus femoris

    Pada patah tulang diafisis femur biasanya mengalami pendarahan dalam

    yang cukup luas dan besar sehingga dapat menimbulkan resiko syok. Secara klinis

    penderita tidak dapat bangun, bukan saja karena nyeri, tetapi juga karena

    ketidakstabilan fraktur. Biasanya seluruh tungkai bawah terotasi ke luar, terlihat

    lebih pendek, dan bengkak pada bagian proksimal sebagai akibat pendarahan ke

    dalam jaringan lunak dan adanya tarikan m. gluteus dan m. illiopsoas. Pertautan

    biasanya diperoleh dengan penanganan secara tertutup, dan normalnya

    memerlukan waktu 20 minggu atau lebih10

    .

    Gambar 4. Fraktur 1/3 tengah corpus femoris; (b) Fraktur corpusfemoris

    paska fiksasi internal

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    10/20

    9

    Berdasarkan klasifikasi Winguist-Hansen yang didasarkan pada pola dasar

    fraktur dan derajat kestabilannyameskipun sekarang lebih digunakan untuk

    menentukan derajat kominutif dari fraktur, fraktur corpus femoris dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut11

    : (1) tipe 0non kominutiftermasuk

    didalamnya fraktur transfersal, oblik, dan spiral, (2) tipe Ikominutif non

    signifikan atau fragmen kecil, (3) tipe IIfragmen besar dengan aposisi kortikal

    sampai dengan 50%, (4) tipe IIIfragmen besar dengan aposisi kortikal kurang

    dari 50%, (5) tipe IVfraktur segmental, tidak ada kontak antara fragmen distal

    dan fragmen proksimal.

    Gambar 5. dari kiri ke kanan.(a) tipe 0, (b) tipe I, (c) tipe II, (d) tipe III, (e) tipe IV

    c. Fraktur femur distal

    Yang meliputi fraktur femur distal adalah fraktur pada daerah

    supracondylar, condylar, dan intercondylar10

    .

    Gambar 5. Fraktur femur distal

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    11/20

    10

    Fraktur suprakondiler femur

    Daerah suprakondiler adalah daerah antara batas proksimal kondilus femur

    dan batas metafisis dengan diafisis femur. Fraktur terjadi karena tekanan varus

    atau valgus disertai kekuatan aksial dan putaran. Klasifikasi fraktur suprakondiler

    femur terbagi atas: tidak bergeser, impaksi, bergeser, dan komunitif5.

    Gambar 6. Klasifikasi fraktur suprakondiler

    Gambaran klinis pada pasien ditemukan riwayat trauma yang disertai

    pembengkakan dan deformitas pada daerah suprakondiler. Krepitasi mungkin

    ditemukan.

    Pengobatan dapat dilakukan secara konservatif, berupa: traksi berimbang

    dengan mempergunakan bidai Thomas dan penahan lutut Pearson, Cast-bracing,

    dan spika panggul. Terapi operatif dapat dilakuan pada fraktur terbuka atau

    adanya pergeseran fraktur yang tidak dapat direduksi secara konservatif. Terapi

    dilakukan dengan mempergunakan nail-plate dan screw dengan macam-macam

    tipe yang tersedia8.

    Komplikasi dini yang dapat terjadi berupa: penetrasi fragmen fraktur ke

    kulit yang menyebabkan fraktur menjadi terbuka, trauma pembuluh darah besar,

    dan trauma saraf. Komplikasi lanjut dapat berupa malunion dan kekakuan sendi

    C.

    Pemeriksaan Fraktur Femur

    Diagnosis fraktur femur dapat ditegakkan dengan anamnesis yang lengkap

    mengenai kejadian trauma meliputi waktu, tempat, dan mekanisme trauma; pemeriksaan

    fisik yang lengkap dan menyeluruh, serta pemeriksaan imejing menggunakan foto polos

    sinar-x.

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    12/20

    11

    1. Pemeriksaan Fisik

    Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya tanda-tanda syok,

    anemia atau pendarahan, kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum

    tulang belakang atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen.

    Apabila kondisi jiwa pasien terancam, lakukan resusitasi untuk menstabilkan kondisi

    pasien.

    Setelah kondisi pasien stabil, perlu diperhatikan faktor predisposisi lain, misalnya

    pada fraktur patologis5

    sebagai salah satu penyebab terjadinya fraktur.

    Pemeriksaan status lokalis dilakukan setelah pemeriksaan skrining awal

    dilakukan. Berikut adalah langkah pemeriksaan status lokalis:

    a. Inspeksi (Look)

    -

    Bandingkan dengan bagian yang sehat

    - Perhatikan posisi anggota gerak

    - Keadaan umum penderita secara keseluruhan

    - Ekspresi wajah karena nyeri

    - Lidah kering atau basah

    - Adanya tanda-tanda anemia karena pendarahan, Lakukan survei pada

    seluruh tubuh apakah ada trauma pada organ-organ lain

    - Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk membedakan

    fraktur tertutup atau terbuka

    - Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai beberapa hari

    - Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan kependekan

    - Perhatikan kondisi mental penderita

    - Keadaan vaskularisasi5

    b. Palpasi/Raba (Feel)

    Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya

    mengeluh sangat nyeri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

    palpasi adalah sebagai berikut:

    - Temperatur setempat yang meningkat

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    13/20

    12

    - Nyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial biasanya disebabkan

    oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang

    - Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara

    hati-hati

    - Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri

    femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan

    anggota gerak yang terkena Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna

    kulit pada bagian distal daerah trauma, temperatur kulit.

    - Pengukuran panjang tungkai untuk mengetahui adanya perbedaan panjang

    tungkai5

    c.

    Pergerakan (Move)

    Pergerakan dengan mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif

    dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma. Pada

    penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat

    sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu

    juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh

    darah dan saraf5.

    2. Pemeriksaan neurologis

    Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensoris dan motoris

    serta gradasi kelainan neurologis yaitu neuropraksia, aksonotmesis atau neurotmesis.

    Kelainan saraf yang didapatkan harus dicatat dengan baik karena dapat menimbulkan

    masalah asuransi dan tuntutan (klaim) penderita serta merupakan patokan untuk

    pengobatan selanjutnya5.

    3.

    Pemeriksaan radiologi

    Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat kecurigaan akan adanya fraktur

    sudah dapat ditegakkan. Walaupun demikian pemeriksaan radiologis diperlukan

    sebagai konfirmasi adanya fraktur, menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur,

    untuk melihat adakah kecurigaan keadaan patologis pada tulang, untuk melihat benda

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    14/20

    13

    asingmisalnya peluru, dan tentunya untuk menentukan teknik pengobatan atau

    terapi yang tepat5.

    Pemeriksaan radiologis dilakukan dengan beberapa prinsip rule of two, yaitu:

    dua posisi proyeksi, dilakukan sekurang-kurangnya yaitu pada antero-posterior dan

    lateral; dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, di atas dan di bawah

    sendi yang mengalami fraktur; dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya

    dilakukan foto pada ke dua anggota gerak terutama pada fraktur epifisis; dua kali

    dilakukan foto, sebelum dan sesudah reposisi5.

    D. Penatalaksanaan

    Tujuan terapi penderita fraktur adalah mencapai union tanpa deformitas dan

    pengembalian (restoration) fungsi sehingga penderita dapat kembali pada pekerjaan atau

    kegiatan seperti semula. Tujuan ini tidak selalu tercapai secara utuh yang diharapkan dan

    setiap tindakan untuk mencapai hal tersebut mempunyai resiko komplikasi. Sebagai

    contoh operasi pemasangan fiksasi dalam maka resiko terjadi infeksi dan lain sebagainya

    dapat terjadi. Oleh karena itu banyak variasi terjadi pada pengobatan fraktur akibat

    perbedaan interpretasi terhadap kondisi penderita.

    Energi yang menimbulkan fraktur selalu menyebabkan kerusakan jaringan

    lunak di sekitar fraktur. Tujuan utama dalam pengobatan kerusakan jaringan Iunak

    tersebut berhubungan erat dengan pengobatan fraktur itu sendiri yang dimulai dengan

    realignment pada fraktur yang mengalami pergeseran dan imobilisasi. Mengurangi edema

    seperti fastiotomi pada sindrom kompartemen guna meningkatkan perfusi ke jaringan

    yang mengalami kerusakan sehingga metabolisme sel tersebut aktif kembali. Perlu

    diketahui bahwa edema tersebut akan berdampak pengurangan bahkan tidak ada sama

    sekali distribusi oksigen dan material-material nutrisi ke jaringan bagian distal lesi

    tersebut Oleh karena itu pengobatan kerusakan jaringan Iunak merupakan tindakan awal

    dan proses penyambungan tulang.

    Opsi terapi untuk fraktur femur sangat bergantung terhadap keparahan dari

    cidera yang terjadi. Namun. secara garis besar terdapat dua jenis kategori terapi yaitu

    terapi konservatif/non operatif dan terapi operatif.

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    15/20

    14

    Baik terapi konservatif dan operatif, keduanya mengikuti prinsip dasar

    pengobatan penyakit lain yang berpedoman kepada hukum penyembuhan (law of nature),

    sifat penyembuhan, serta sifat manusia pada umumnya. Disamping pemahaman tentang

    prinsip dasar pengobatan yang rasional, metode pengobatan disesuaikan pula secara

    individu terhadap setiap penderita. Pengobatan yang diberikan juga harus berdasarkan

    alasan mengapa tindakan ini dilakukan serta kemungkinan prognosisnya5. Secara umum

    prinsip tata laksana fraktur adalah sebagai berikut: (1) Jangan membuat keadaan lebih

    buruk bagi penderita (Iatrogenik); (2) Pengobatan berdasarkan pada diagnosis dan

    prognosis yang tepat; (3) Pilih jenis pengobatan yang sesuai dengan keadaan penyakit

    penderita; (4) Ciptakan kerja sama yang baik tanpa melupakan hukum penyembuhan

    alami; (5) Pengobatan yang praktis dan logis; (6) Pilih pengobatan secara individu; (7)

    Jangan melakukan pengobatan yang tidak perlu5.

    Life savingdan life limbadalah tindakan prioritas utama pada penderita trauma

    multipel, mungkin keadaan pasien tidak menguntungkan untuk dilakukan pembiusan tapi

    demi kehidupan penderita tindakan operasi tetapi dijalankan demi life saving seperti

    perdarahan intra abdominal massive karena ruptur lien dan sebagainya. Tindakan

    pembebasan jalan nafas seperti yang diterangkan sebelumnya perlu dilakukan terhadap

    gangguan jalan nafas. Demikian juga penanganan sok karena perdarahan dengan

    mengontrol perdarahan secara balut menekan dan resusitasi cairan kristalloid maupun

    tranfusi.

    Setelah tindakan life saving dan life limb diatasi, tindakan awal untuk

    menangani fraktur dapat dilakukan. Tindakan awal yang dapat dilakukan adalah dengan

    memberikan pembidaian sementara untuk imobilisasi fraktur, selain itu dapat mengurangi

    rasa nyeri dan mengurangi perdarahan. Adanya deformitas yang hebat perlu dikoreksi

    secara perlahan-lahan dengan menarik bagian distal secara lembut. Pada fraktur femur

    terbuka, perlu dilakukan debridement dan irigasi cairan fisiologis kemudian luka ditutup

    dengan kasa steril untuk kemudian dilakukan pemeriksaan foto rongent.

    1. Terapi konservatif

    Terapi konservatif fraktur femur antara lain meliputi tindakan imobilisasi

    dengan bidai eksterna tanpa reduksi dan reduksi tertutup dan imobilisasi dengan

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    16/20

    15

    fiksasi kutaneus. Tindakan ini biasanya dilakukan jika fraktur terjadi pada daerah

    proksimal, suprakondilar, dan corpus femorisdengan menggunakan, Buck Extension,

    Weber Extensionsapparat, Well-leg traction, atau traksi 90/90 femoral.

    2. Terapi Operatif

    Terapi operatif dilakukan bila terapi konservatif gagal, maupun karena kondisi

    tertentu, misalnya pada fraktur terbuka, fraktur multipel, adanya interposisi jaringan

    di antara fragmen, fraktur pada collum femorisyang membutuhkan fiksasi yang rigit

    dan beresiko terjadinya nekrosis avaskuler, dan adanya kontraindikasi pada

    imobilisasi eksterna sedangkan diperlukan mobilisasi yang cepat, misalnya fraktur

    femur pada lansia.

    Untuk kasus-kasus tertentu, misalnya pada fraktur collumfemoris pada orang

    tua karena terjadi nekrosis avaskuler dari fragmen, maupun non union, dilakukan

    pemasangan protesis, yaitu alat dengan komposisi metal tertentu untuk menggantikan

    jaringan tulang yang nekrosis.

    E. Komplikasi

    Komplikasi dari fraktur femur cukup beragam tergantung lokasi dan tingkat

    keparahan fraktur. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi antara lain9:

    1. Infeksi

    Pada kasus fraktur terbuka, dimana tulang merobek jaringan kulit, ada

    kemungkinan resiko infeksi. Resiko infeksi ini dapat berkurang dengan pemberian

    antibiotik.

    2. Permasalahan dalam penyembuhan tulang

    Jika pada proses penyembuhan angulasi tulang tidak baik serta timbul iritasi pada

    bagian tulang yang patah akibat terjadinya infeksi, proses penyembuhan tulang dapat

    terhambat bahkan membutuhkan terapi operatif lebih lanjut.

    3. Kerusakan saraf

    Kerusakan saraf paska fraktur femur terbilang jarang, namun kerusakan saraf

    pada fraktur femur dapat menyebabkan mati rasa serta kelemahan yang persisten.

    4. Sindrom kompartemen

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    17/20

    16

    Sindrom kompartemen jarang terjadi pada fraktur femur, namun ini dapat terjadi

    sehingga resiko terjadinya sindrom kompartemen harus selalu diantisipasi. Sindrom

    kompartemen teradi akibat kompresi nervus, pembuluh darah, dan otot di dalam

    spatium tertutup atau kompartemen di dalam tubuh. Sindrom kompartemen terjadi

    pada tungkai yang mengalami inflamasi dan perdarahan selama trauma yang sering

    diasosiasikan dengan fraktur. Jika sindrom kompartemen terjadi, maka dibutuhkan

    tindakan bedah segera9.

    Berikut adalah hal yang perlu diperhatikan untuk identifikasi dini terjadinya

    sindrom kompartemen:

    a. Sindroma kompartemen dapat timbul perlahan dan berakibat berat

    b. Dapat timbul pada ekstremitas karena kompresi atau remuk dan tanpa cedera

    luar atau fraktur yang jelas

    c. Reevaluasi yang sering sangat penting

    d. Penderita dengan hipotensi atau tidak sadar meningkatkan resiko terjadinya

    kejadian sindrom kompartemen

    e. Nyeri merupakan tanda awal dimulainya iskemia kompartemen, terutama

    nyeri pada tarikan otot pasif

    f. Hilangnya pulsasi dan tanda iskemia lain merupakan gejala lanjut, setelah

    kerusakan yang menetap terjadi

    5. Komplikasi operatif

    Komplikasi operatif biasanya terjadi karena kegagalan plate atau piranti keras

    untuk menstabilisasi tulang, atau bagian piranti keras yang menonjol mengakibatkan

    iritasi dan nyeri9.

    Komplikasi yang spesifik pada fraktur femur antara lain:

    1. Fraktur femur distal

    Karena lokasi tipe fraktur ini, lutut dapat ikut terpengaruh. Seringkali muncul

    kekakuan pada lutut yang secara perlahan akan berkurang namun tidak dapat hilang

    sama sekali. Selain kekakuan pada lutut, fraktur pada femur distal menjadi faktor

    presdiposisi terjadinya osteoarthritis. Terutama pada fraktur yang melewati atikulasio

    genu, yang mengganggu lapisan kartilago yang melapisi sendi.

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    18/20

    17

    2. Fraktur corpus femoris

    Jenis fraktur ini juga dapat mempengaruhi lutut, tetapi dengan cara yang berbeda.

    Karena pergerakan femur ketika terjadi fraktur, seringkali merusak ligament pada

    lutut yang membutuhkan tindakan operatif untuk memperbaiki kerusakan yang

    terjadi. Fraktur corpus femoris yang terjadi pada anak-anak dan remaja yang masih

    dalam masa pertumbuhan beresiko mengalami perbedaan panjang tulang di satu

    tungkai dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena patah tulang tumbuh

    terlalu banyak, atau justru kurang tumbuh setelah fraktur.

    F. Prognosis

    Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses biologis yang menakjubkan. Tidak

    seperti jaringan lainnya, tulang yang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan

    parut. Pengertian tentang reaksi tulang yang hidup dan periosteum pada penyembuhan

    fraktur mulai terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan

    untuk penyembuhan memadai smapai terjadi konsolidasi. Faktor mekanis yang penting

    seperti imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam penyembuhan, selain

    faktor biologis yang juga merupakan suatu faktor yang sangat esensial dalam

    penyembuhan fraktur5.

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    19/20

    18

    BAB III

    KESIMPULAN

    Berdasarkan besarnya energy trauma, terdapat tiga penyebab utama terjadinya fraktur

    femur, yaitu (1) High energy trauma atau trauma karena energi yang cukup besar, (2) Low

    energy traumaatau trauma karena energi yang lemah, dan (3) Stress fractureatau fraktur karena

    tekanan yang berulang.

    Berdasarkan letak frakturnya, fraktur femur dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok

    besar, yaitu (1) fraktur Fraktur femur proksimal yang meliputi fraktur intracapsular termasuk

    caput femorisdan collum femoris, fraktur entracapsular termasuk trochanters; (2) fraktur corpus

    femoris; dan (3) Fraktur femur distalyang meliputi fraktur pada daerah supracondylar, condylar,

    dan intercondylar

    .

    .Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat fraktur femur antara lain adalah

    timbulnya infeksi, terutama pada fraktur terbuka, adanya permasalahan dalam penyembuhan

    tulang, kerusakan saraf, sindrom kompartemen, dan komplikasi operatif berupa iritasi maupun

    nyeri pasca operatif akibat plat yang menonjol.

  • 8/11/2019 Referat Bedah Fraktur Femur

    20/20

    19

    REFERENSI

    1. diakses pada 15 Agustus 2014

    2. Aukerman, Douglas F. Femur Injuries and Fractures.

    diakses pada 15

    Agustus 2014

    3. Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: ECG

    4. American College of Surgeon Committee of Trauma (ACSCOT). 2008. Advanced

    Trauma Life Support for Doctor. Chicago: ATLS Student Course Manual.

    5. Apley GA, Solomon L. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem Apley. Edisi ke-7. Jakarta,

    1995. Widya Medika;

    6. diakses pada 15 Agustus

    2014

    7. Behrman S W, Fabian T C, Kudsk K A, Taylor J C, J Trauma. 1990; 30: 792-798.

    Improved outcome with femur fractures: Early vs delayed fixation

    8. James E Keany, MD.Femur Fracture. In site

    diakses pada 15

    Agustus 2014

    9. Weissleder, R., Wittenberg, J., Harisinghani, Mukesh G., Chen, John W.

    Musculoskeletal Imaging in Primer of Diagnostic Imaging, 4thEdition. Mosby Elsevier.

    United States. 2007. Page 408-410

    10.Holmes, Erskin J., Misra, Rakesh R. A-Z of Emergency Radiology. Cambridge

    University, 2004. Page 140-143

    11. diakses pada 16

    Agustus 2014