fraktur femur makalah

21
Fraktur Femur Dextra Distal Fernia Stevani 10.2009.127 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat [email protected] Pendahuluan Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas di Indonesia baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas kemungkinan terjadinya fraktur adalah akibat kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas sering mengakibatkan trauma kecepatan tinggi dan kita harus waspada terhadap kemungkinan polytrauma yang dapat mengakibatkan trauma organ organ lain. Trauma trauma lain adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, cedera olah raga. Kita harus dapat membayangkan rekonstruksi terjadinya kecelakaan agar dapat menduga fraktur yang dapat terjadi. Setiap trauma yang dapat mengakibatkan fraktur juga dapat sekaligus merusak jaringan lunak disekitar fraktur mulai dari otot, fascia, kulit, tulang, sampai struktur neurovaskuler atau organ organ penting lainnya. Trauma dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, trauma secara langsung berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur di tempat itu sedangkan trauma tidak langsung terjadi bilamana titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. Fraktur itu sendiri adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma. Patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatakan bahwa patah tulang tertutup adalah suatu fraktur yang Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat [email protected] Page 1

description

fraktur femur makalah

Transcript of fraktur femur makalah

Page 1: fraktur femur makalah

Fraktur Femur Dextra Distal⅓

Fernia Stevani

10.2009.127

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat

[email protected]

Pendahuluan

Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas di Indonesia baik dari segi jumlah

pemakai jalan, jumlah kendaraan, jumlah pemakai jasa angkutan dan bertambahnya jaringan

jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas kemungkinan terjadinya fraktur adalah akibat

kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas sering mengakibatkan trauma kecepatan tinggi

dan kita harus waspada terhadap kemungkinan polytrauma yang dapat mengakibatkan trauma

organ – organ lain.

Trauma – trauma lain adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, cedera olah raga.

Kita harus dapat membayangkan rekonstruksi terjadinya kecelakaan agar dapat menduga

fraktur yang dapat terjadi. Setiap trauma yang dapat mengakibatkan fraktur juga dapat

sekaligus merusak jaringan lunak disekitar fraktur mulai dari otot, fascia, kulit, tulang,

sampai struktur neurovaskuler atau organ – organ penting lainnya.

Trauma dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, trauma secara langsung

berarti benturan pada tulang dan mengakibatkan fraktur di tempat itu sedangkan trauma tidak

langsung terjadi bilamana titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.

Fraktur itu sendiri adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma.

Patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan antara fragmen

tulang dengan dunia luar. Pendapat lain menyatakan bahwa patah tulang tertutup adalah suatu

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 1

Page 2: fraktur femur makalah

fraktur yang bersih (karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi. Lalu fraktur

femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung

(kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-

laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak,

mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok. Batang femur juga dapat mengalami fraktur oleh

karena trauma langsung, puntiran (twisting), atau pukulan pada bagian depan lutut yang

berada dalam posisi fleksi pada kecelakaan jalan raya. Femur merupakan tulang terbesar

dalam tubuh dan batang femur pada orang dewasa sangat kuat. Dengan demikian, trauma

langsung yang keras, seperti yang dapat dialami pada kecelakaan automobil, diperlukan

untuk menimbulkan fraktur batang femur. Perdarahan interna yang masif dapat menimbulkan

renjatan berat.

Rumusan Masalah

Nyeri pada regio femur dextra ⅓ distal, adanya krepitasi, deformasi, gerak tungkai

yang terbatas dan terlihat adanya memar.

Analisis Masalah

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 2

Nyeri pada regio femur dextra ⅓ distal yang

disertai oleh krepitasi, deformasi, gerakan tungkai terbatas &

tampak memarAnamesis

PemeriksaanPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang

DiagnosisWDDD

EtiologiEpidemiologi

Patofisiologi

PenatalaksanaanMedika mentosaNon- medika mentosa

Prognosis

Komplikasi

Page 3: fraktur femur makalah

Anamesis

Anamesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamesis dapat

dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut autoanamnesis, atau dilakukan terhadap

orang tua, wali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain, disebut sebagai

aloanamnesis. Termasuk didalam aloanamnesis adalah semua keterangan dokter yang

merujuk, catatan rekam medik, dan semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya

sendiri. Oleh karena bayi dan sebagian besar anak belum dapat memberikan keterangan,

maka dalam bidang kesehatan anak aloanamnesis menduduki tempat yang jauh lebih penting

dari pada autonamnesis. Yang perlu dilakukan pada anamnesis adalah sebagai berikut: 1

a. Identitas :

Nama (+ nama keluarga)

Umur/ usia

Jenis kelamin

Alamat

Umur/ pendidikan

Agama dan suku bangsa

b. Riwayat penyakit :

Keluhan utama

Keluhan/ gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat

Tidak harus sejalan dengan diagnosis utama

c. Riwayat perjalanan penyakit :

Cerita kronologis, rinci, jls ttg keadaan pasien sblm ada keluhan sampai dibawa

berobat

Pengobatan sebelumnya dan hasilnya (macam obat dll)

Tindakan sebelumnya (suntikan, penyinaran)

Reaksi alergi

Perkembangan penyakit – gejala sisa/ cacat

Riwayat penyakit pada anggota keluarga, tetangga

Riwayat penyakit lain yg pernah diderita sebelumnya

d. Hal – hal yang perlu ditanyakan tentang keluhan / gejala :

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 3

Page 4: fraktur femur makalah

Lama keluhan

Mendadak, terus-menerus, perlahan-lahan, hilang timbul, sesaat

Keluhan lokal: lokasi, menetap, pindah-pindah, menyebar

Bertambah berat/ berkurang

Yang mendahului keluhan

Pertama kali dirasakan/ pernah sebelumnya

Keluhan yang sama adalah pada anggota keluarga, orang serumah, sekelilingnya

Upaya yang dilakukan dan hasilnya

Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan setelah riwayat kesehatan dikumpulkan,

pemeriksaan fisik yang lengkap biasanya dimulai secara berurutan dari kepala sampai kejari

kaki. 2

- Look atau yang biasanya disebut inspeksi adalah dengan melakukan pengamatan

terhadap lokasi pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang abnormal,

angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting adalah

apakah kulit itu utuh; kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur,

cedera terbuka. 2,3

- Feel atau yang sering kita sebut palpasi yaitu pemeriksaan dengan cara perabaan,

apakah terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari

fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah

keadaan darurat yang memerlukan pembedahan. 2,3

- Movement :Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih penting untuk

menanyakan apakah pasien dapat menggerakan sendi – sendi dibagian distal cedera.2,3

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan dalam diagnosis fraktur adalah :

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 4

Page 5: fraktur femur makalah

Pemeriksaan Laboratorium

- Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui : Hb, hematokrit sering

rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan

jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P mengikat di

dalam darah.4

- Pemeriksaan leukosit urine.4

Bisa cenderung dapat terjadi formasi batu kemih yang menetap akibat

Program Immobilisasi.4

- Darah

Hitung darah lengkap: memotokrit mungkin meningkat, atau menurun karena

pendarahan bermakna pada sisi fraktur.4

- Hitung daerah lengkap : HT mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau

menurun (pendarahan sel darah putih adalah respon stress normal setelah

trauma).4

- Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal.4

 Radiologi

Pemeriksaan radiologis menggunakan foto Roentgen. Film foto polos merupakan

metode penilaian awal utama pada pasien dengan kecurigaan trauma skeletal.

Setiap tulang dapat mengalami fraktur walaupun beberapa diantaranya sangat

rentan. Tanda dan gambaran yang khas dari fraktur adalah:

o Garis fraktur : garis fraktur dapat melintang di seluruh diameter tulang

atau menimbulkan keretakan pada tepi kortikal luar yang normal pada

fraktur minor.5

o Pembengkakan jaringan lunak : biasanya terjadi setelah terjadi fraktur.5

o Iregularitas kortikal : sedikit penonjolan atau berupa anak tangga pada

korteks.5

- Scan tulang, tomogram, scan CT / MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat

digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak. 6

- Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai. 6

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 5

Page 6: fraktur femur makalah

- X-Ray dapat dilihat gambaran fraktur, deformitas dan metalikment.

Venogram/anterogram menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk

mendeteksi struktur fraktur yang kompleks. rontgent pada daerah yang

dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari :

Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral. 7

Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal. 7

Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera

maupun yang tidak terkena cidera (untuk membandingkan dengan

yang normal). 7

Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.7

Diagnosis

Working Diagnosis

Fraktur femur tertutup 1/3 distal dextra

Fraktur (patah tulang) adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Agar lebih sistematis, jenis fraktur dapat dibagi

berdasarkan :

1. Lokasi

Fraktur dapat terjadi pada tulang di mana saja seperti pada diafisis, metafisis,

epifisis, atau intraartikuler. Jika fraktur didapatkan bersamaan dengan dislokasi

sendi, maka dinamakan fraktur dislokasi.8

2. Luas

Terbagi menjadi fraktur lengkap (komplit) dan tidak lengkap (inkomplit). Fraktur

tidak lengkap contohnya adalah retak. 8

3. Konfigurasi

Dilihat dari garis frakturnya, dapat dibagi menjadi transversal (mendatar), oblik

(miring), atau spiral (berpilin/ memuntir seputar batang tulang). Jika terdapat lebih

dari satu garis fraktur, maka dinamakan kominutif, jika satu bagian patah

sedangkan sisi lainnya membengkok disebut greenstick. Fraktur dengan fragmen

patahan terdorong kedalam ( sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah)

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 6

Page 7: fraktur femur makalah

disebut depresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi ( terjadi pada tulang

belakang ) disebut kompresi. 8

4. Hubungan antar bagian yang fraktur

Antar bagian yang fraktur dapat masih berhubungan (undisplaced) atau terpisah

jauh (displaced). 8

5. Hubungan antara fraktur dengan jaringan sekitar

Fraktur dapat dibagi menjadi fraktur terbuka (jika terdapat hubungan antara tulang

dengan dunia luar) atau fraktur tertutup (jika tidak terdapat hubungan antara fraktur

dengan dunia luar). 8

a. Fraktur komplet

Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran. 8

b. Fraktur tidak komplet

Patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang. 8

c. Fraktur tertutup

Fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit. 8

d. Fraktur terbuka

Fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.

Dibedakan menjadi beberapa grade yaitu :

Grade I : luka bersih, panjangnya kurang dari 1 cm. 8

Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif. 8

Grade III : sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak

ekstensif. 8

e. Greenstick

Fraktur dimana hanya terdapat garis dan mengalami pembengkokan tulang. 8

f. Transversal

Fraktur sepanjang garis tengah tulang. 8

g. Kominutif

Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen. 8

h. Depresi

Fraktur dengan fragmen patahan yang terdorong ke dalam. 8

i. Kompresi

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 7

Page 8: fraktur femur makalah

Fraktur dimana tulang mengalami kompresi(biasaya terjadi pada tulang belakang).

j. Patologik

Fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah

perlekatannnya. 8

Ada 2 tipe dari fraktur femur, yaitu :

1. Fraktur Intrakapsuler femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan

melalui kepala femur (capital fraktur).

Hanya di bawah kepala femur.

Melalui leher dari femur.9

2. Fraktur Ekstrakapsuler;

- Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih

besar/yang lebih kecil /pada daerah intertrokhanter. 9

- Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di

bawah trokhanter kecil. 9

Differntial Diagnosis

-

Etiologi

Pada dasarnya tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan

daya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat :

a. Cedera traumatik

Peristiwa trauma tunggal

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba – tiba dan berlebihan,

yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuh dengan

posisi miring, pemuntiran, atau penarikan.10

Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena; jaringan

lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan fraktur

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 8

Page 9: fraktur femur makalah

melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya; penghancuran kemungkinan akan

menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas. 10

Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang

jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu; kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur

mungkin tidak ada. 10

Kekuatan dapat berupa :

1. Pemuntiran (rotasi), yang menyebabkan fraktur spiral. 10

2. Penekukan (trauma angulasi atau langsung) yang menyebabkan fraktur melintang. 10

3. Penekukan dan Penekanan, yang mengakibatkan fraktur sebagian melintang tetapi disertai

fragmen kupu – kupu berbentuk segitiga yang terpisah. 10

4. Kombinasi dari pemuntiran, penekukan dan penekanan yang menyebabkan fraktur obliq

pendek. 10

5. Penatikan dimana tendon atau ligamen benar – benar menarik tulang sampai terpisah. 10

Tekanan yang berulang – ulang

Retak dapat terjadi pada tulang, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat tekanan

berulang – ulang. 10

b. Fraktur Patologik

Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor dapat

mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan berikut :

1) Tumor tulang (jinak atau ganas) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkendali dan

progresif.

2) Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul

sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 9

Page 10: fraktur femur makalah

3) Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D yang

mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet, tetapi

kadang-kadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan

kalsium atau fosfat yang rendah. 10

c. Secara spontan : disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit

polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.

Epidemiologi

Klasifikasi alfanumerik pada fraktur, yang dapat digunakan dalam pengolahan

komputer, telah dikembangkan oleh . Angka pertama menunjukkan tulang yaitu :

1. Humerus

2. Radius/Ulna

3. Femur

4. Tibia/Fibula

Sedangkan angka kedua menunjukkan segmen, yaitu :

1. Proksimal

2. Diafiseal

3. Distal

4. Maleolar

Untuk fraktur femur yang terbagi dalam beberapa klasifikasi misalnya saja pada

fraktur collum, fraktur subtrochanter femur ini banyak terjadi pada wanita tua dengan usia

lebih dari 60 tahun dimana tulang sudah mengalami osteoporotik, trauma yang dialami oleh

wanita tua ini biasanya ringan (jatuh terpeleset di kamar mandi) sedangkan pada penderita

muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan. Sedangkan fraktur batang femur, fraktur

supracondyler, fraktur intercondyler, fraktur condyler femur banyak terjadi pada penderita

laki – laki dewasa karena kecelakaan ataupun jatuh dari ketinggian. Sedangkan fraktur batang

femur pada anak terjadi karena jatuh waktu bermain dirumah atau disekolah. Fraktur femur

distal relative tidak umum terjadi dan, bersamaan dengan fraktur diafisis femur, fraktur ini

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 10

Page 11: fraktur femur makalah

sekarang lebih banyak ditemukan pada pasien yang lebih tua. Deskripsi ketergantungan-usia

ini mengindikasikan kesamaan dengan fraktur proksimal humerus, dan oleh sebab itu fraktur

femur distal dimasukkan kedalam kategori fraktur osteopenia. 50% insidens terjadi pada usia

tua, dan 50% sisanya terjadi disebabkan karena jatuh. Namun, pada pasien yang lebih muda,

fraktur banyak terjadi akibat kecelakaan sepeda motor dan cedera olahraga. 10

Patofisiologi

Penyebab fraktur adalah trauma Fraktur patologis; fraktur yang diakibatkan oleh trauma

minimal atau tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu :

• Osteoporosis Imperfekta

• Osteoporosis

• Penyakit metabolik.11

Trauma Dibagi menjadi dua, yaitu :

• Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan

posisi miring dimana daerah trokhanter mayor langsung terbentur dengan benda keras

(jalanan). 11

• Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur berjauhan, misalnya

jatuh terpeleset di kamar mandi pada orangtua. 11

Tanda dan Gejala

• Nyeri hebat di tempat fraktur

• Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah

• Rotasi luar dari kaki lebih pendek

• Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, kripitasi,

sepsis pada fraktur terbuka, deformitas. 11

Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase yaitu :

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 11

Page 12: fraktur femur makalah

1. Fase hematum

• Dalam waktu 24 jam timbul perdarahan, edema, hematume disekitar fraktur.

• Setelah 24 jam suplai darah di sekitar fraktur meningkat. 11

2. Fase granulasi jaringan

• Terjadi 1 – 5 hari setelah injury.

• Pada tahap phagositosis aktif produk neorosis. 11

• Itematome berubah menjadi granulasi jaringan yang berisi pembuluh darah

baru fogoblast dan osteoblast. 11

3. Fase formasi callus

• Terjadi 6 – 10 harisetelah injuri. 11

• Granulasi terjadi perubahan berbentuk callus. 11

4. Fase ossificasi

• Mulai pada 2 – 3 minggu setelah fraktur sampai dengan sembuh. 11

• Callus permanent akhirnya terbentuk tulang kaku dengan endapan garam

kalsium yang menyatukan tulang yang patah. 11

5. Fase consolidasi dan remadelling

• Dalam waktu lebih 10 minggu yang tepat berbentuk callus terbentuk dengan

oksifitas osteoblast dan osteuctas. 11

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan fraktur mengacu kepada empat tujuan utama yaitu:

1. Mengurangi rasa nyeri,

Trauma pada jaringan disekitar fraktur menimbulkan rasa nyeri yang hebat

bahkan sampai menimbulkan syok. Untuk mengurangi nyeri dapat diberi obat

penghilang rasa nyeri, serta dengan teknik imobilisasi, yaitu pemasangan bidai /

spalk, maupun memasang gips. 12

2. Mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur.

Seperti pemasangan traksi kontinyu, fiksasi eksternal, fiksasi internal,

sedangkan bidai maupun gips hanya dapat digunakan untuk fiksasi yang bersifat

sementara saja. 12

3. Membuat tulang kembali menyatu

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 12

Page 13: fraktur femur makalah

Tulang yang fraktur akan mulai menyatu dalam waktu 4 minggu dan akan

menyatu dengan sempurna dalam waktu 6 bulan. 12

4. Mengembalikan fungsi seperti semula

Imobilisasi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan atrofi otot dan

kekakuan pada sendi. Maka untuk mencegah hal tersebut diperlukan upaya

mobilisasi.12

Medika Mentosa

1. X-Ray

2. Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans

3. Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

4. CCT kalau banyak kerusakan otot.

Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat diimobilisasi dengan

salah satu dan tiga cara berikut ini:

A. Traksi

Penyembuhan fraktur bertujuan mengembalikan fungsi tulang yang patah

dalam jangka waktu sesingkat mungkin

Metode Pemasangan traksi:

a. Traksi Manual

Yaitu perbaikan dislokasi untuk mengurangi fraktur pada keadaan emergency.

Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.

b. Traksi Mekanik

Ada dua macam, yaitu :

- Traksi Kulit

Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur yang lain, misalnya:

otot. Traksi kulit terbatas untuk 4 minggu dan beban < 5 kg. Untuk anak-

anak waktu beban tersebut mencukupi untuk dipakai sebagai fraksi

definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

- Traksi Skeletal

Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced

traction. Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat

metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 13

Page 14: fraktur femur makalah

Macam-macam traksi yang digunakan dalam reduksi fraktur adalah:

1. Traksi kulit

Biasanya menggunakan plester yang direkatkan sepanjang ekstremitas yang

kemudian dibalut, ujung plester dihubungkan dengan tali untuk ditarik. Penarikan

biasanya dilaksanakan dengan katrol dan beban. Beban tarikan pad traksi kulit tidak

boleh melebihi lima kilogram karena bila lebih, kulit dapat mengalami nekrosis akibat

tarikan karena iskemia kulit. Pada kulit yang tipis, beban bahkan lebih kecil lagi dan

pada orang tua tidak boleh dilakukan traksi kulit. Traksi kulit ini banyak dipakai pada

anak karena traksi skelet dapat merusak cakram epifisis anak. 13

2. Traksi skeletal

Dilaksanakan dengan pin Steinmann atau kawat Kirschner yang lebih halus

yang ditusukkan ke tulang. Kemudian pin tersebut ditarik dengan tali, katrol, dan

beban.

3. Traksi panggul

Disempurnakan dengan pemasangan sebuah ikat pinggang di atas untuk

mengikat puncak iliaka. 13

4. Traksi ekstension (Buck’s extention)

Lebih sederhana dari traksi kulit dengan menekan lurus satu kaki ke dua kaki.

Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk

mengurangi spasme otot. 13

5. Traksi servikal

Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme.

Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.

6. Traksi Russel

Traksi ini digunakan untuk frakstur batang femur. Kadang-kadang juga

digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah. Traksi kulit untuk skeletal

yang biasa digunakan. Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan

kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula. 13

7. Traksi khusus untuk anak-anak

Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan

steinman pen, dipasang staples pada steiman pen. Paha ditopang dengan thomas

splint, sedang tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment. Tarikan

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 14

Page 15: fraktur femur makalah

dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang

cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif. 13

Fraktur femur distal dapat dikelola secara konservatif dengan traksi skeletal

dengan lutut dalam posisi fleksi 900. Traksi ini juga memerlukan masa istirahat di

tempat tidur yang lama sehingga lebih disukai reposisi terbuka dan pemasangan

fiksasi interna dengan pelat suprakondiler yang kokoh, yang memungkinkan

mobilisasi segera dan menggerakkan sendi lutut. 13

Comminuted fracture dan fraktur yang tidak sesuai untuk intramedullary nailing

paling baik diatasi dengan manipulasi di bawah anestesi dan balanced sliding skeletal

traction yang dipasang melalui tibial pin. Traksi longitudinal yang memadai

diperlukan selama 24 jam untuk mengatasi spasme otot dan mencegah pemendekan,

dan fragmen harus ditopang di posterior untuk mencegah peleng-kungan. 14

B. Fiksasi Interna

Intramedullary nail ideal untuk fraktur transversal, tetapi untuk fraktur lainnya

kurang cocok. Fraktur dapat dipertahankan lurus dan terhadap panjangnya

dengan nail, tetapi fiksasi mungkin tidak cukup kuat untuk mengontrol

rotasi.Nailing diindikasikan jika hasil pemeriksaan radiologi memberi kesan

bahwa jaringan lunak mengalami interposisi di antara ujung tulang karena hal ini

hampir selalu menyebabkan non-union. 14

Keuntungan intramedullary nailing adalah dapat memberikan stabilitas

longitudinal serta kesejajaran (alignment) serta membuat penderita dápat

dimobilisasi cukup cepat untuk meninggalkan rumah sakit dalam waktu 2 minggu

setelah fraktur. Kerugian meliput anestesi, trauma bedah tambahan dan risiko

infeksi. 14

Closed nailing memungkinkan mobilisasi yang tercepat dengan trauma yang

minimal, tetapi paling sesuai untuk fraktur transversal tanpa

pemendekan.Comminuted fracture paling baik dirawat dengan locking nail yang

dapat mempertahankan panjang dan rotasi. 14

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 15

Page 16: fraktur femur makalah

C. Fiksasi Eksterna

Bila fraktur yang dirawat dengan traksi stabil dan massa kalus terlihat pada

pemeriksaan radiologis, yang biasanya pada minggu ke enam, cast brace dapat

dipasang. 14

Non- Medika Mentosa

Prinsip terapi fraktur adalah :

Reduksi

Pemulihan keselarasan anatomi bagi tulang fraktura disebut reduksi. Jelas

tidak diperlukan reduksi untuk fraktura yang tidak tergeser dan fraktura jepit stabil.

Fraktura geser terjadi akibat trauma etiologi dan tarikan otot yang menyilang tempat

fraktura. Reposisi memerlukan pemulihan panjang serta koreksi deformitas angular

dan rotasional. Reposisi manipulatif biasanya dapat dilakukan pada fraktura

ekstremitas distal, dimana spasme otot tidak berlebihan. Lebih proksimal, karena

tarikan kuadriseps dan tendo fosa poplitea dalam fraktura femur, serta bisep dan trisep

dalam fraktur humerus, maka penerapan traksi kontinyu mungkin diperlukan untuk

mengatasi otot yang lebih kuat serta mencapai reduksi. Traksi bisa diberikan dengan

plester felt melekat diatas kulit atau dengan memasang pin transversa melalui tulang,

distal terhadap fraktura. Fraktura tertentu mungkin tidak tepat untuk reduksi

manipulatif atau traksi, dalam kasus ini biasanya dilakukan reduksi terbuka bedah.

Reduksi terbuka biasanya disertai oleh sejumlah bentuk fiksasi interna dengan plat

pin, batang, atau sekrup. 15

Dalam keadaan spesifik, mungkin memuaskan membuang bagian tulang

daripada reduksi. Fraktura kominuta patella atau kaput radii, dimana putusnya

permukaan sendi menghalangi anatomi, paling tepat diterapi dengan pembuangan

patella atau kaput radii. 15

Imobilisasi

Bila reduksi telah dicapai, maka diperlukan imobilisasi tempat fraktura sampai

timbul penyembuhan yang mencukupi. Berbagai teknik digunakan untuk imobilisasi,

tergantung pada fraktura. Fraktura impaksi pada humerus proksimal biasanya stabil,

begitu juga dengan fraktura kompresi pada vetebra, sehingga hanya memerlukan

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 16

Page 17: fraktur femur makalah

balutan lunak, korset, atau brace. Fraktura yang memerlukan reduksi bedah terbuka

biasanya diimobilisasi dengan perangkat keras interna. Kebanyakan fraktura

ekstremitas dapat diimobilisasi dengan gips atau gips fiberglass atau dengan brace

yang tersedia secara komersial. Keakraban dengan teknik gips penting karena gips

yang terpasang tidak tepat bisa menimbulkan tekanan kulit, vaskular, ataupun saraf.

untuk fraktura ekstremitas, maka mobilisasi sendi diatas ekstremitas dan dibawahnya

diperlukan untuk pemindahan tekanan ke fraktura. 15

Sewaktu gips dipasang, maka pasien diingatkan untuk mengamati nyeri

progresif dan baal atau pucat, yang merupakan tanda pembengkakan kontinyu di

dalam batas kaku gips. Bila gejala ini timbul, maka perlu membelah gips untuk

menghilangkan tekanan. Bila traksi digunakan untuk reduksi, maka traksi juga

bertindak sebagai imobilisasi dengan ekstremitas disokong diatas ranjang atau diatas

bidai sampai reduksi dicapai. Kemudian traksi diteruskan sampai ada penyembuhan

yang mencukupi, sehingga pasien dapat dipindahkan memakai gips atau brace. 15

Rehabilitasi

Bila penyatuan tulang padat terjadi, maka rehabilitasi terutama merupakan

masalah pemulihan jaringan lunak. Kapsula sendi, otot dan ligamentum berkontraksi

membatasi gerakan sendi sewaktu gips atau bidai dilepaskan. Batas ini lebih terbukti

dalam fraktura dekat sendi dibandingkan fraktura pada pertengahan korpus tulang

panjang. Dianjurkan terapi fisik untuk gerakan aktif dan pasif serta penguatan otot.

Edema stasis, yang terjadi setelah gips dilepaskan, secara bertahap berkurang dengan

kembalinya gerakan dan tonus otot.15

Prognosis

Prognosis fraktur tergantung seberapa cepat fraktur tersebut ditangani, adanya infeksi

atau tidak serta seberapa parah fraktur yang dialami, dan apakah adanya penyakit sekunder

yang mengikuti seperti adanya penyakit penyerta lainnya.

Komplikasi

Kompikasi Umum

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 17

Page 18: fraktur femur makalah

Syok hipovolemia (karena perdarahan yang banyak), syok neurogenik (karena

nyeri yang hebat), koagulopati diffus, gangguan fungsi pernafasan. Komplikasi ini

dapat terjadi dalam waktu 24 jam pertama pasca trauma, dan setelah beberapa hari

atau minggu dapat terjadi gangguan metabolisme yaitu peningkatan katabolisme,

emboli lemak, tetanus, gas ganggren, trombosit vena dalam (DVT). 8

Komplikasi Lokal

Jika komplikasi yang terjadi sebelum satu minggu pasca trauma disebut

komplikasi dini, jika komplikasi terjadi setelah satu minggu pasca trauma disebut

komplikasi lanjut. 8

Ada beberapa komplikasi yang terjadi yaitu :

a. Infeksi, terutama pada kasus fraktur terbuka.

b. Osteomielitis yaitu infeksi yang berlanjut hingga tulang.

c. Atropi otot karena imobilisasi sampai osteoporosis.

d. Delayed union yaitu penyambungan tulang yang lama.

e. Non union yaitu tidak terjadinya penyambungan pada tulang yang fraktur.

f. Artritis supuratif, yaitu kerusakan kartilago sendi.

g. Dekubitus, karena penekanan jaringan lunak oleh gips.

h. Lepuh di kulit karena elevasi kulit superfisial akibat edema.

i. Terganggunya gerakan aktif otot karena terputusnya serabut otot.

j. Sindroma kompartemen karena pemasangan gips yang terlalu ketat sehingga

mengganggu aliran darah.8

Kesimpulan

Fraktur adalah terputusnya keutuhan tulang, umumnya akibat trauma. Fraktur femur

adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung

(kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-

laki dewasa. Patah pada daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak,

mengakibatkan pendertia jatuh dalam syok. Prognosis fraktur tergantung seberapa cepat

fraktur tersebut ditangani, adanya infeksi atau tidak serta seberapa parah fraktur yang dialami,

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 18

Page 19: fraktur femur makalah

dan apakah adanya penyakit sekunder yang mengikuti seperti adanya penyakit penyerta

lainnya.

Daftar Pustaka

1. Suresh, GK. Clark, RE. Cost-effectiveness of Strategies That are Intended to Prevent

Kernicterus in Newborn Infants. USA : Pediatrics ; 2004. p. 114:917-24.

2. Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC ; 2005.

3. Brunner. Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3. Jakarta : EGC ; 2002.

4. Fraktur. 2009. Diunduh dari http://ppnilaten.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=63:fraktur&catid=38:ppni-ak-

category&Itemid=66. 19 Maret 2011.

5. Patel, PR. Lecture notes radiologi. Edisi 2. Jakarta : Erlangga ; 2007.h. 222.

6. Dandy, DJ. Edwards , DJ. Essential Orthopaedics and Trauma. London : Churchill

Livingstone ; 2009. p. 169.

7. Rasad, S. Radiologi diagnostik. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKU I ; 2010. h. 31-3.

8. Hamilton,B. ilmu bedah gawat darurat. Yogyakarta :GADJAH MADA UNIVERSITY

PRESS ; 1992.

9. Djoko Simbardjo. Fraktur Batang Femur. Dalam: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Bagian

Bedah FKUI. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2001.

10. Bucholz, RW. Heckman, JD. Brown, CC. Fractures in Adults. Edisi 6. USA : Lippincott

William & Wilkins; 2006. p.14-111. Elizabeth J. Corwin. 2009.

11. Buku saku patofisiologi. Edisi 3.Jakarta: EGC;2003. h. 414-28

12. Reksoprodjo,S. Kumpulan kuliah ilmu bedah.Jakarta ; Bagian Bedah FKUI ;1992.

13. Sjamsuhidajat, R. Jong, DW. Buku ajar ilmu bedah.Edisi 2.Jakarta :EGC ; 2002 .h.840-

81.

14. Simbardjo,D. Fraktur Batang Femur. Dalam: Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta :

Bagian Bedah FKUI ; 1997

15. Sabiston, DC. Buku ajar bedah. Bagian 2.Jakarta:EGC;2004.h.370-3

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 19

Page 20: fraktur femur makalah

Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta [email protected] Page 20